Arsip Tag: Kumpulan Cerita Sex

Kisah Taro – SPG Yang Terjebak Dalam Pergaulan Bebas

TAROSLOT SPG Yang Terjebak Dalam Pergaulan Bebas, Pagi ini aku duduk didepan rumah ketika tiba tiba liwat didepanku Adel, seorang cewek yg bekerja sebagai penjual kosmetik disebuah supermarket. Ia tersenyum manis melihatku, aku hanya bisa mengangguk saja ketika ia menyapaku. Padahal sebenarnya aku sangat tertarik sekali kepadanya. Adel benar benar cewek yg seksi sekali, badannya tdk terlalu tinggi, tetapi kulitnya putih dan montok.


Keberaniannya untuk memakai rok mini membuat aku selalu ingin mengetahui apa yg ada dibalik roknya yg sangat minim itu. Namun semuanya hanya menjadi lamunanku saja, karena selama ini kami hanya bertegur sapa dijalan saja. Namun saat ini , ketika isteriku tdk dirumah dan keadaan benar benar sepi, keberanianku mendadak muncul.


Saat itu Adel yg sudah berjalan agak jauh melewati rumahku aku kejar dan aku panggil, dia menoleh. Mulanya dia agak ragu, namun ketika aku memanggilnya lagi, ia segera kembali dan mendatangi aku. Didepan pintu pagar ia bertanya sopan ..ada apa Oom, kok tumben manggil. Aku hanya tersenyum dan membalasnya, kamu mau masuk kerja ya, kok udah rapi jam berapa sih masuknya…mampir dulu dong.


Saat itu memang dia sudah sangat rapi dan cantik sekali, wajahnya yg putih tdk terlalu kena makeup namun justru memancarkan keseksiannya sebagai akibat dari rok mini serta blouse yg dipakainya. Dia tersenyum dan mengatakan kalau memang dia berangkat agak pagi karena mau mampir kerumah temannya untuk suatu keperluan.


Aku mempersilahkan dia masuk dan dia menurut saja, bahkan dia tanya…Ibu dimana…kok sepi… Aku jawab dengan ringan kalau isteriku sedang keluar kota. Kulihat dia hanya mengangguk angguk saja, kugiring dia duduk diteras samping rumahku yg lebar dan rimbun itu. Kita duduk disini saja ya, biar santai, sambil saya ganti pakaian dulu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Dia segera duduk disofa sambil tangannya meraih majalah yg ada disitu. Aku jadi agak senang, karena majalah yg diraihnya itu adalah majalah porno yg aku dapat dari luar negeri. Didalam aku segera mengganti piyamaku dengan kaos dan celana pendek tanpa celana dalam, karena aku berniat memanfaatkan saat ini untuk menikmati keseksiannya.


Ketika aku keluar, kulihat dia masih asyik memperhatikan majalah porno itu, dari belakang kuperhatikan gambar apa yg menjadi perhatiannya, ternyata gambar cewek yg sedang dijilati memeknya. Dengan bergaya tdk tahu aku segera duduk didepannya. Adel tertawa menyeringai sambil berkata :
“aduh Oom majalahnya kok serem sekali ya”. Aku tdk menanggapi, tetapi aku hanya tersenyum saja.
Aku membuka omongan dengan menanyakan dimana dia bekerja sebenarnya, lalu produk apa saja yg kira kira bisa aku pakai dari omong omong itu aku tahu kalau dia bekerja di Sarinah dicounter kosmetik mahal untuk pria .
Dalam sekejap aku sudah menghabiskan uang 800 ribu untuk memesan kosmetik pada dia. Adel sangat senang karena aku demikian boros membelanjakan uangku untuk kosmetik itu, entah disengaja entah tdk, duduknya mulai tdk rapi sehingga pahanya agak renggang.
Saat itu aku sekilas melihat celana dalamnya yg berwarna kuning, penisku langsung bergetar karena pemandangan yg sekilas itu.Ketika kurasakan sudah cukup aku membuat dia masuk dalam pengaruhku, akupun mulai melaksanakan jebakan yg aku rencanakan tadi.
“Adel, kamu suka berenang nggak ?” Dia menjawab spontan..
“suka sekali Oom kenapa ya ?” Aku menjawab lagi,
“enggak Oom punya baju renang yg bagus sekali yg Oom beli di Amerika, tetapi Tante tdk berani memakainya, kamu mau ya ?”
“Mau saja Oom, asalkan tante nggak marah kan?” Aku segera mengambil pakaian renang yg aku maksudkan itu, memang aku pernah membeli beberapa baju renang yg seksi dan aku berikan kepada beberapa kenalanku yg berani memakainya, saat ini aku masih mempunyai beberapa buah dan aku pilih yg paling seksi buat Adel.


Meskipun pakaian renang ini bukan bikini, tetapi potongannya benar benar akan membuat tubuh yg memakainya jadi menonjolkan keseksiannya. Ketika kutunjukkan pada Adel, matanya berbinar binar..
“aduh Oom bagus sekali ya, tetapi ini pasti mahal sekali harganya” Aku hanya mengangguk kataku, biar mahal kalau yg memakai pantas kan jadi tambah bagus.


“Kalau Adel nggak keberatan, Oom kepengen lihat Adel pakai pakaian renang ini mau kan ?” Adel pertamanya agak ragu ragu mendengar tawaranku itu, tetapi akhirnya dia bertanya,
“dimana saya bisa ganti Oom”
“Disini saja diruang tamu”, aku sengaja menunjuk kedalam ruang tamuku.
“Oom tunggu disini ya” katanya.
Aku hanya mengangguk dan Adel masuk keruang tamuku untuk mencoba pakaian renang itu. Aku menahan diriku untuk tdk masuk kedalam melihat Adel ganti, karena aku kuatir dia lepas dari perangkapku itu. Dengan hati berdebar debar aku menunggunya keluar, namun ternyata ia tdk kunjung keluar juga. Tiba tiba kudengar Adel memanggilku…
“Oom , Oom kesini saja Adel malu keluar” Aku tergesa gesa masuk keruang tamuku. Kulihat pakaian Adel bergeletakan dilantai sementara tubuhnya sudah dibalut pakaian renang yg aku berikan itu.
Benar benar pas buat Adel, buah dadanya yg besar itu menggantung manja dibalik pakaian renang itu dan dari samping sebagian buah dadanya menyembul keluar.


Secara tiba tiba Adel mengangkat kedua tangannya untuk membetulkan letak rambutnya yg kacau, saat itu aku melihat kerimbunan bulu ketiaknya. Penisku langsung ngaceng penuh melihat ketiak Adel ini, Tetapi aku masih coba menahan nafsuku dulu, dengan tenang kutarik ia keluar ruang tamuku agar keluar keteras.
“Disini lebih jelas Adel, kan pakaian renang memakainya diluar ruangan bukan didalam”. Ia hanya tertawa tetapi menurut saja ketika kutarik itu.
Diluar kubiarkan ia berdiri sambil bersandar ditembok sementara mataku menatap keindahan tubuhnya yg hanya dilapisi pakaian renang itu. Ternyata pakaian renang itu tdk dapat menyembunyikan pentil susu Adel yg tampak menonjol itu dan juga potongannya yg berani menyebabkan sebagian bulu kemaluan Adel yg hitam keriting itu keluar disisi paha tanpa disadari oleh pemiliknya.
Aku tertawa sambil berkata,
“aduh Adel..bulumu luar biasa ya..sampai keluar semua tuh !” Adel agak terkejut dan melihat kearah yg kutunjuk, tangannya berusaha menutupi bagian itu tetapi aku segera mendekatinya dan kupegang bahunya sambil bertanya lagi. “Memangnya lebat ya Sar kok sampai keluar semua” Adel menjawab enteng juga,
“habis pakaian renangnya seksi sih jadi ya mestinya dicukur sedikit biar nggak keluar semua”.
Aku bilang pada Adel :
“Sudah Sar sana kamu ganti saja dengan pakaianmu sendiri”. Kalau tadi aku tdk mengikuti ketika Adel mencoba pakaian renang, saat ini aku ikut masuk dan menunggunya ganti. Adel berkata..
“lho Oom kenapa kok disini..Oom keluar dulu dong Adel mau ganti” katanya manja.
Aku diam saja..
“sudahlah apa bedanya telanjang dengan pakai pakaian renang ini, toh Oom sudah bisa membayangkan didalamnya”. Adel memang berani sambil menyeringai dia segera melepas pakaian renang itu semuanya sehingga tubuhnya jadi telanjang bulat.
Mataku terbelalak melihat buah dadanya yg montok dan bulu jembutnya yg lebat itu, benar benar diluar ukuran, super lebat dan gondrong. Aku sudah tak tahan lagi dengan sigap aku berdiri dan mendekati Adel, kuremas susunya dan kucium bibirnya.
Adel hanya pasrah saja, tanpa tunggu komando lagi celanaku langsung kupelorotkan dan kusuruh Adel memegang penisku. Adel langsung menggenggamnya dengan halus, aku yg sudah bernafsu segera menarik Adel pelan pelan kesofa sambil tetap berciuman dan Adel masih menggenggam penisku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Ketika aku sudah berhasil duduk disofa, kusuruh Adel duduk dipangkuanku dan kuselipkan penisku dibibir memeknya. Dengan sekali tekan, penisku amblas diliang memek Adel. Ternyata Adel memang betul betul sudah nggak PERAWAN, tetapi memeknya masih terasa seret.. mungkin masih jarang dipakai.


Gerakan pantat Adel cepat sekali naik turun sementara ia mencium dan memeluk aku erat erat. Kurasakan hangatnya liang memek Adel yg masih peret itu, geseran buah dadanya didadaku membuat aku makin bernafsu. Merasakan ganasnya Adel yg menduduki penisku, aku kuatir kalau aku akan cepat ambrol, dengan tergesa gesa kudorong Adel sehingga ia berdiri dan terlepaslah penisku dari liang memeknya.

Aku mendudukkan dia diatas sofa dan kuangkat kakinya keatas sehingga membuat memeknya terkuak lebar dengan bibirnya yg berwarna merah muda sudah mulai berkilat oleh lendir dari memeknya sendiri. Langsung saja lidahku menjilati itil Adel yg membengkak seperti kacang tanah itu. Adel menggeliat sambil merintih, jembutnya yg lebat kusisihkan kesamping sehingga lidahku makin leluasa menyusuri tepi bibir memek Adel untuk kemudian ujung lidahku kumasukkan keliang memeknya yg menganga itu.
Adel betul betul tdk tahan dengan jilatanku ini, tangannya meremas remas susunya sendiri, sedang mulutnya merintih rintih. Ketika kulihat lendir memek Adel sudah membanjir, aku berdiri untuk segera menyetubuhi Adel, saat itu tiba tiba saja Adel menangkap penisku dan langsung dimasukkannya kedalam mulutnya, dihisapnya penisku kuat kuat.
Kuluman Adel tdk terlalu enak, tetapi aku tertegun melihat Adel yg begitu rakus. Aku memuaskan mataku dengan pemandangan yg indah sekali buah dada Adel berjuntai montok dan kenyal sementara bibirnya yg dipulas lipstick tipis mengulum penisku.
Tak tahan dengan semua ini segera kucabut penisku dari bibir Adel dan kudorong Adel hingga terbaring , pelan pelan kuletakkan penisku dibibir memeknya yg berbulu lebat itu, Adel membantuku dengan menyibakkan jembutnya serta menguakkan memeknya, pelan pelan aku menusukkan penisku untuk merasakan liang memek Adel yg hangat itu sampai akhirnya penisku mencapai dasar memek Adel.

Adel mengangkat kakinya tinggi tinggi dan pantatnya mulai diputar kekiri dan berganti kekanan. Aku tdk sempat merojokkan penisku, karena goyangan Adel yg alami membuat aku tdk mampu menahan rasa nikmat yg luar biasa ini, aku hanya mampu menghisap pentil susu Adel sementara air maniku menyembur keluar oleh empotan dan goyangan Adel itu

Kisah Taro – Menikmati Hisapan Lara Pembantu Baru Yang Sangat Binal

TAROSLOT Menikmati Hisapan Lara Pembantu Baru Yang Sangat Binal, Sepeninggal Jenny, kami mendapat seorang pembantu baru dari sebuah yayasan penyalur tenaga kerja yaitu seorang wanita berumur 23 tahun bernama Lara. Lara berambut lurus sebahu, berperawakan sedang , berkulit sawo matang dengan wajah yang manis, tinggi sekitar 160 cm , badan ramping dengan berat badan sekitar 50 kg, dengan tetek yang besarnya sedang saja.

Yang agak istimewa dari penampilan Lara adalah matanya yang bagus dengan lirikan-lirikan yang kelihatannya sedikit nakal. Hari pertama kedatangannya , saat memperkenalkan diri , ia tampak tidak banyak bicara, hanya saya melihat bahwa matanya sering melirik dan memperhatikan celana saya terutama pada bagian kemaluan. Saya berpikir, ” akh, nakal juga nih… “. Ternyata Lara ini baru menikah dua bulan lalu dan karena desakan kebutuhan ekonomi saat ini sedang terpisah dari sang suami yang bekerja menjadi TKI di Timur Tengah.

Setelah beberapa hari bekerja pada kami, ternyata Lara cukup rajin dan dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Memasuki minggu kedua, saya mendapat gilirin kerja shift dari kantor, yaitu shift ke 2, sehingga saya harus mulai bekerja mulai dari jam 15:00 sampai dengan jam 23:00.

Jadi bila pulang telah larut malam, biasanya isteri saya sudah tidur dan bila ia tidur, ia mempunyai kebiasaan tidur yang sangat lelap dan sangat susah sekali untuk dibangunkan ; dan bila saya terbangun pada pagi hari, isteri sudah berangkat kerja, sehingga biasanya kami hanya berhubungan melalui telephone saja atau ia menuliskan pesan dan menempelkannya di kulkas.

Suatu malam sepulang kerja, Lara seperti biasa membuka pintu dan setelah itu ia biasanya menyiapkan air panas untuk saya mandi. Sedang saya asyik mandi dan menggosok-gosok tubuh saya, saya mendengar suatu bunyi halus dibalik pintu kamar mandi, sambil berpura-pura tidak tahu saya tiba-tiba menunduk dan mencoba melihat dari celah yang ada dibawah pintu tersebut.

” hah….” , saya kaget juga, karena disitu terlihat sepasang kaki yang dalam posisi sedang men-jinjit menempel dipintu kamar mandi. Wah, ternyata saya sedang diintip , oleh siapa lagi kalau bukan Lara. Saya tetap pura-pura tidak tahu saja dan mulai memasang aksi ; saya mulai menggosok-gosokan sabun kebagian saya, meremas-remas sehingga saya pun mulai bangun dan menjadi keras, sambil terus meng-kocok-kocok saya, saya juga berusaha untuk berkonsentrasi mendengar suara dibelakang pintu itu. Dari situ terdengar desahan halus yang sedikit lebih keras dari tarikan nafas.

“Naah…lo….rasain ” , kata saya dalam hati. Selesai mandi, saya langsung saja keluar dengan memakai handuk yang dililitkan kebadan bagian bawah saya, saya masih dalam posisi menegang keras, jadi terlihat menonjol dari balik handuk. Saya tetap berpura-pura tidak tahu apa-apa dan berjalan kearah belakang untuk menaruh pakaian kotor.

“pep…..pak….. bapak mau emm.. makan”, sapa Lara ,
“oh… enggak Lara, sudah makan… tolong bikinkan kopi saja”, jawab saya sambil saya perhatikan wajahnya. Ternyata wajah Lara terlihat pucat dengan tangan yang agak gemetaran.

“eeh…kamu kenapa Lara,…..sakit yaa ?”, tanya saya
“ah , tidak pak….. saya cuma sedikit pusing aja”, jawab Lara
“Iyaa…Lara….saya juga sedikit pusing… apa kamu bisa mijitin kepala saya”

“beb…bis…bisa pak”, jawab Lara tergagap, sembari matanya terus menerus melirik kearah saya yang menyembul. Sayapun masuk kekamar dan mengganti handuk dengan sarung tanpa memakai celana dalam lagi, dan tidak lupa memeriksa isteri saya; setelah saya perhatikan ternyata isteri saya tetap tertidur dengan pulas sekali. Sayapun duduk disofa didepan televisi sambil menunggu Lara membawa kopi, yang kemudian ditaruhnya dimeja didepan saya.
“Lara….tolong nyalakan tv-nya”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Lara berjalan kearah televisi untuk menyalakan , saat televisi telah menyala saya bisa melihat bayangan tubuh Lara dari balik dasternya. “wah….boleh juga”, terasa denyutan di saya, nafsu saya mulai memuncak.

“Lara…. tolong kecilkan sedikit suaranya”, kata saya, Saat ia mengecilkan suara televisi itu, Lara sedikit membungkuk untuk menjangkau tombol tv tersebut, langsung tubuhnya terbayang dengan jelas sekali , Lara ternyata tidak memakai BH dan puting teteknya terbayang menonjol bagaikan tombol yang minta diputar.

“lagi sedikit Lara….” kata saya mencari alasan untuk dapat melihat lebih jelas. Aduh , denyutan di saya pun makin keras saja.
“Ayo ..Lara..pijitin kepala saya” kata saya sambil bersandar pada sofa. Dengan agak ragu, Lara mulai memegang kepala saya dan mulai memijat-mijat kepala saya dengan lembut.
“nah..gitu….baru enak, kata saya lagi, “tapi film-nya kok jelek banget yaa…”
“iya..pak…film-nya film tua..” katanya.

“kamu mau lihat film baru”, kata saya sambil langsung berdiri dan menuju kearah lemari televisi untuk mengambil sebuah laser disk dan langsung saja memasangnya, film itu dibintangi oleh Kay Parker, sebuah film jenis hardcore yang sungguh hot. Lara kembali memijat kepala saya sambil menanti adegan film tersebut.

Saat adegan pertama dimana Kay Parker mulai melakukan french kiss dan meraba lawan mainnya , tangan Lara mengejang dikepala saya, terdengar ia menarik nafas panjang dan pijatan tangannya bertambah keras. Saya mengangkat kepala dan melihat keatas kearah Lara terlihat matanya terpaku pada adegan di layar, biji matanya kelihatan seperti tertutup kabut tipis, ia benar-benar berkonsentrasi melihat adegan demi adegan yang diperankan oleh Kay Parker.

Sekitar seperempat jam kemudian, terasa pijatan dikepala saya berkurang, karena hanya satu tangannya saja yang dipakai untuk memijat sedangkan setelah saya tengok kebelakang ternyata tangannya yang satu lagi terjepit diantara selangkangannya dengan gerakan menggosok-gosok. Desahan nafasnya menjadi keras buru memburu. Lara terlihat bagai orang sedang mengalami trance dan tidak sadar akan perbuatannya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Saya langsung saja berdiri dan menuju kebelakangnya; sarung saya jatuhkan kelantai dan dalam keadaan telanjang saya tekan saya ke arah belahan pantatnya sedangkan mulut saya mulai menjalar ke leher Lara, menjilat-jilat sambil menggigit pelahan-lahan. Kedua tangan saya bergerak kearah teteknya yang menantang dan meremas-remas sambil sesekali memuntir-muntir putingnya yang cukup panjang. Lara tetap seperti orang yang tidak sadar, matanya hanya terpaku kelayar kaca melihat bagaimana Kay Parker menjepit pinggang lawan mainnya sambil mengayunkan pinggulnya ke kanan kekiri.

Dengan cepat saya membuka dasternya sampai terlepas; Lara diam saja juga saat saya memelorotkan celana dalamnya. Sambil tetap memeluknya dari belakang, saya menggeser kakinya agar selangkangannya lebih terbuka sehingga saya bisa mengarahkan saya ke lubang memeknya. Saat kepala saya mulai memasuki memeknya yang sudah basah, Lara sedikit tersentak, tapi saya terus menyodok kedalam sehingga saya terbenam seluruhnya.

“aaaaaaaakh…..pak” , desah Lara lirih, “ennnaaaak….paaaaak”
Saya tetap menekan dan kemudian mulai menarik saya. Waah…. memek Lara bagaikan menjepit saya dan seperti tidak mau melepaskan saya. Memek Lara ternyata sempit sekali dan saya terasa bagaikan dihisap-hisap dan diremas-remas dengan denyutan-denyutan yang sungguh nikmat sekali. Saya menarik dan menekan dengan kuat secara berulang-ulang sehingga biji saya terdengar beradu dengan pantat Lara yang mulus, plak….plak….plak….. saya tetap memeluknya dari belakang dengan tangan kiri yang tetap berada di tetek sedangkan jari tangan kanan saya berada di dalam mulut Lara.

Mulut Lara menghisap-hisap jari saya bagaikan anak bayi yang telah kelaparan mendapatkan susu ibunya , matanya terpejam bagai orang sedang bermimpi. Badannya separuh , dari pinggang keatas condong kedepan, membungkuk pada sandaran sofa, sedangkan pinggangnya berusaha untuk mengimbangi gerakan maju mundur yang saya lakukan. Bila saya menekan saya untuk membenamkannya lebih dalam kelubang memeknya, Lara segera mendorong pantatnya kebelakang untuk menyambut gerakan saya dan kemudian secara cepat mengayunkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan bergantian.

Baca Juga : Melayani dua wanita STW yang punya nafsu besar

Aah ….. Lara, ternyata luar biasa enaknya memek kamu. Saya benar-benar menikmati tubuh dan memek Lara. Kami melakukan gerakan-gerakan seperti ini selama beberapa waktu, sampai suatu saat badan Lara mengejang , kedua kaki nya juga mengejang serta terangkat kebelakang . Memeknya meremas dan menghisap-hisap saya dengan keras dan berusaha untuk menelan saya seluruhnya.

“aaaaaaaaaaaaahhhhh …..” desah Lara panjang Akhirnya saya juga tidak tahan lagi, saya peluk badannya dan saya tekan saya kuat-kuat kedalam memek Lara. Saya pun melepaskan cairan mani saya kedalam lubang memek Lara yang begitu hangat dan menghisap.

“hhhhheeeeeeeeeh” creeet…….creettt…..creet tttt Kami berdua langsung lunglai dan tertekuk kearah sandaran sofa dengan posisi saya masih ada di dalam jepitan memek Lara. Setelah kami recover, saya buru-buru memungut sarung, mematikan televisi dan berdua berjalan kearah belakang ; Lara langsung berbelok kekamarnya, tapi sebelumnya ia berkata halus, ” terima kasih yaa… pak” dan sambil tersenyum nakal ia meremas saya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Saya langsung mandi lagi untuk membersihkan keringat yang mengalir begitu banyak, setelah itu ke kekamar berbaring sambil memeluk isteri saya dan tertidur lelap dengan puas. Dipagi hari saya tersentak bangun karena merasakan sepasang tangan yang mengelus-elus saya, secara refleks saya melihat jam dinding dan melihat jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.

” looo ..” , pikir saya ” kok isteri saya tidak bekerja hari ini”
Langsung saya mengangkat kepala melihat kebawah; lho…. ternyata bukan isteri saya yang sedang mengelus-elus saya tetapi Lara yang sedang menunduk untuk mencium saya, yang sudah keras dan tegang.

“Lara….. ayo naik kesini”, kata saya kepadanya, sambil bangun terduduk saya menarik badannya dan mulai membuka dasternya, ternyata Lara sudah tidak memakai apa-apa dibalik dasternya. Langsung saya balikkan badannya dan mulai mencium memeknya yang wangi, sedangkan Lara langsung juga mengulum saya dimulutnya yang kecil; waah Lara langsung cepat belajar dari tontonan film tadi malam rupanya.

Saya mulai menjilat-jilat memeknya dan sesekali mengulum serta mempermainkan klentitnya dengan lidah saya, Lara tergelinjang dengan keras dan terdengar desahannya, “hheeeh….heeeehhh” Dari lubang memeknya mengalir cairan hangat dan langsung saja saya jilat ….. mmmh…enaknya… Setelah itu saya tarik Lara untuk jongkok di atas badan saya, sedangkan saya tetap terlentang dan Lara mulai menurunkan badannya dengan lubang memeknya yang sempit itu tepat kearah batang saya yang sudah sangat tegang sekali.

“hhhheeehhhh”….cleeeep, batang saya masuk langsung kedalam lubang memeknya dan terbenam sampai keujung biji saya, “oooohh enak bener Lara….memek kamu” kata saya, Lara sudah tidak menjawab lagi, dia menaikkan pantatnya dan kemudian dengan cepat menurunkannya dan memutar-mutar pinggulnya dengan cepat sekali berkali-kali, sambil terpejam dia mendesah-desah panjang terus menerus karena keenakkan….. Batang saya terasa mau putus karena enaknya memek Lara, benar-benar nikmat sekali permainan dipagi hari ini; Sesekali saya duduk untuk memeluknya dan terus meremas-remas teteknya yang keras.

“ooooh …. Lara….ennaaaak” Lara kemudian berhenti sebentar dan memutarkan badannya sehingga pantatnya menghadap wajah saya, sambil terus menaik-turunkan pantatnya, memeknya tetap menjepit batang saya dengan jepitan yang keras dan berdenyut-denyut…..Akh , akhirnya saya tidak tahan lagi, sambil memeluk pinggangnya saya berusaha menekan batang saya sedalam-dalamnya dilubang memek Lara , badan Lara pun mengejang dan bersama-sama kita mencapai orgasme. Pagi hari itu saya dan Lara bermain sampai jam 13:00 siang, berkali-kali dan berbagai-bagai gaya dengan tidak bosan-bosannya.

Sejak pagi itu, saya selalu dibangunkan oleh isapan lembut dari mulut mungil Lara, kecuali bila hari libur dimana isteri saya berada di rumah.

Kisah Taro – Akhirnya Terpuaskan Oleh Pria Polos

TAROSLOT Akhirnya Terpuaskan Oleh Pria Polos, Sebut saja namaku Ghea, aku seorang wanita berusia 35 tahun dan sudah bersuami. Suamiku adalah seorang dokter muda yang usianya dibawahku 1 tahun. Usia perkawinan kami sudah 5 tahun ini namun belum juga dikaruniai seorang anak. Yah mungkin saja yang diatas belum mempercayakannya pada kami.

Sebagai seorang dokter yang mengabdi pada negara, suamiku sering sekali berpindah dari daerah satu kedaerah lain. Sebagai seorang istri aku-pun selalu ikut dengan suamiku di rumah dinas yang disiapkan untuk suamiku. Sampai suatu saat suamiku dipindahkan kesebuah puskesmas di desa yang menurutku sangat terpencil.

Bisa dibayangkan para pembaca, rumah dinas di desa terpencil pastilah sangat sepi dan jauh dari kota. Semenjak berpindahnya suamiku didesa terpencil itu, rasanya aku bosan sekali dengan situasi didesa itu. Sampai pada suatu pada puncak kejenuhanku, kebetulan sekali ada seorang wakil dari perusahaan farmasi tdak lain adalah relasi suamiku, datang mengunjungiku.

Aku yang mempunyai pengalaman ijasah S1 dan mempunyai cuku banyak pengalaman kerja ketika aku belum menikah, maka aku diminta untuk menjadi seorang manager produksi obat-obatan produksi di perusahaannya. Yah mungkin saja suamiku kasihan padaku lalu mereferesikan aku pada perusahaan farmasi.

Singkat cerita aku-pun sudah bekerja 1 bulan diperusahaan farmasi itu, nampaknya perusahaan farmasi itu puas dengan kinerjaku walaupun aku abru bekerja 1 bulan. Sampai pada suatu hari aku, aku diperintahkan dari pihak perusahaan untuk melakukan kunjungan ke kota kecil di Jawa Barat. Dalam kunjunganku itu aku ditemani oleh seorang asisten laki-laki.

Dia bernama Ryo, seorang pria single, bertubuh standart, cukup tampan dan umurnya berkisar 27 tahun. Sesuai rencana awal, untuk malam pertama kami harus menginap di Bandung. Di Bandung kami menginap disebuah hotel bintang 3. Sesampainya di hotel aku-pun membooking 2 Superior room, yang satu untuku dan satu untuk Ryo.

Setelah menyelesaikan pembookingan, kami-pun segera dinatarkan kekamar oleh room boy. Akhirnya sampilah kami dikamar masing-masing yang letaknya berseblahan. Saat itu kami hanya pergi berdua, selain sebagai asisten Ryo juga merangkapa sebagai driver. Sesampainya dikamar aku-pun segera mandi karena sbadanku terasa lengket sekali.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Selesai mandi seperti biasa, aku-pun memakai celana pendek berbahan tipis dengan atasan lingerie namun mirip daster yang panjangnya sampai diatas perut saja. Jika dirumah aku mengenakan lingerie untuk memancing nafsu suamiku. Rasanya tubuhku pegal sekali malam itu, walaupun lelah entah mengapa aku sulit untuk memejamkan mataku.

Karena aku tidak bisa tidur pada akhirnya aku-pun menelefon Ryo untuk menemaniku mengobrol di balkon kamar hotelku. Saat itu kebetulan sekali dia juga belum tidur. Beberapa menit setelah aku menelefon pada akhirnya diapun datang. Malam itu kamimengobrol banyak dari masalah pekerjaan hingga masalah pribadi, kami dengan cepatnya akrab satu sama lain.

Ditengah tengah kami mengobrol, aku yang hanya memakai lingerie dan celana pendek tipis merasa dingin karena cuaca bandung terkenal dengan cuaca dinginya. Aku perhatikan wajahnya disela kami mengobrol. Ternyata dia benar-benar manis, apalagi dia memiliki kumis tipis, makin manis saja dia. Saat itu karena aku merasa dingin aku mengajaknya masuk kekamar,

“ Ryo, ngobrolnya kita teruskan dikamar saja yuk, dingin banget nih di balkon, ” ucapku sembari berdiri.

“ Iya yah buk dingin sekali, yaudah mari buk, ” ucapnya lalu bergeas berdiri juga.

Kemudian kami-pun segera masuk dan tak lupa aku menutup pintu yang ada dibalkon angina yang dingin tidak masuk kekamar. Saat itu kamipunmengobrol di sofa yang ada dikamarku. Lama-kelamaan mengobrol denganya, akupun merasa nyaman, aku merasa bahwa dia berbeda sekali dengan suamiku, dia tipe pria yang romantic dan perhatian kepada wanita.

Cuaca yang dingin nampaknya membuat birahiku tiba-tiba saja datang, bisa dibayangkan jika seorang pria dan wanita dalam satu kamar pada cuaca yang dingin,hhe. Birahiku sexs-ku yang mulai membuatku resah, tiba-tiba saja dalam fikiranku terlintas fikiran, andai saja mala mini aku bercinta dneganya,pasti akan nikmat sekali, Oughhh.

Merasa seperti itu aku-pun mencari ide untuk memancing birahi sex Ryo,

“ Ryo, badan aku pegal-pegal nih, kamu mau nggak pijitin aku,” ucapku dengan memegang tengkukku.

Sesat dia dia diam, mungkin saja dia bingung untuk menjawabnya,

“ Kog diem sih, kamu mau nggak tolongin manager kamu ini, ” ucapku lagi.

“ Eummm… ya buk saya mau, bagian mana buk yang mau dipijat ?, ” tanyanya dengan wajah sungkan.
“ Bagian punggung sama pundak dulu aja,tapi mijitnya dikasur aja yah biar enak, ” ucapku lalu merebahkan tubuhku dikasur dengan posisi tengkurap.

“ Iya Buk, ” jawabnya singkat kemudian dia duduk ditepian kasur dengan kakinya berada dilantai.
Saat itu sengaja lingerieku yang mirip daster sengaja sedikit aku singkapkan keatas agar dia melihat punggungku dan melihat sedikit celana dalamku. Saat itu dia masih diam saja, lalu,

“ Kog diem aja, ayo buruan dipijat dong Ki !!!, ” pintaku.

“ Iya Buk, ” jawabnya singkat.

Setelah aku suruh dia baru mulai memijat pundaku secara perlahan namun enak. Terus dipijatnya dengan hati-hati diiringi rasa sungkan. Beberapa saat dia meijat bagian pundaku,

“ Kog kurang kerasa yah pijatan kamu, mendingan sekrang duduk diatas pahaku deh, biar tenaga kamu terasa saat memijat punggung aku, ” ucapku mencari alasan agar dia terpancing dengan tubuhku yang putih mulus dan ramping ini.

“ Naik diatas paha Ibuk ??? Ini serius buk ??, ” ucapnya heran lalu bertanya untuk memastikan apakah aku serius.

“ Iya naik aja, nggak usah sungkan lagiankan Cuma sekedar memijat saja, buruan gih !!!, ” perintahku.

“ Ii..iya buk, maaf ya Buk, ” ucapnya sembari naik diatas pahaku.

Saat itu aku masih dengan posisi tengkurap, dan Ryo duduk tepat diatas pahaku. Persisnya dibawah pantatku. Setaleh dia duduk diatasku mulailah dia memijatku lagi,

“ Nah.. kalau ginikan enak, terasa banget tenaga kamu, ” ucapku sembari merasakn nikmatnya dipijat Ryo.

Sembari terus memijat kami-pun mengobrol dengan asiknya, nampaknya Ryo sudah tidak sungkan lagi berada diatas pahaku. Saat itu dia meijat dari pundak hingga berakhir pada pinggangku. Saat dia memijat pinggangku berpura-pura kesakitan dengan mengangkat pantatku keaatas hingga mengenai kejantananya yang terbungkus celana pendek itu,

“ Aow… pelan-pelan ya Ki kalau memijat bagian itu, ” ucapku.

“ Maaf ya Buk, iya saya pelankan pijatan saya, ” ucapnya.

Hahaha, pasti dia tidak lama lagi dia akan ereksi kalau aku sering mengangkat pantatku, ucap dalam hatiku. Saat itu berpura-pura sakit dan beberapa kali aku mengangkat pantatku hingga mengani kejantanannya. Sampai pada akhirnya aku-pun meminta Ryo agar duduknya naikkeatas lagi hingga kejantanannya menempel pada pantatku.

Disaat memijat dengan posisi duduknya yang sperti itu pastilah ketika bergerak kejantanan Ryo sering terkena pantatku. Setelah beberapa saat pada akhirnya kurasakan ada benda keras yang menyodok-nyodok pantatku ketika memijat. Hahaha, akhirnya kejantanan Ryo ereksi juga. Saat itu aku biarkan saja kejantananya mengenai pantatku.

Aku yang dari awal sudah horny melihat Ryo pada akirnya aku-pun memberanikan diri untuk berkata,
“ Ki, adik (penis) kamu berdirikan, ” ucapku tegas semabari menolehkan wajahku kearah Ryo.
Mendengar pertanyaanku yang seperti itu seketika wajah Ryo-pun nampak pucat dan takut,

“ Kog diem sih ditanya, aku tahu kog dari tadi adik (penis) kamu berdiri gara-gara sering menyentuh pantatku, udah nggak usah pucat gitu mukanya, aku nggak marah kog, ” ucapku menenangkanya.

Setelah aku berkata seperti itu nampak wajah Ryo kembali rileks,

“ I.. Iya Buk, maf yah Buk saya nggak bermaksud………, ”

Belum selesai dia berbicara, aku yang sudah terlanjur bernafsu-pun langsung memegang kejantannya dengan posisi tengkurap,

“ Shhhhh…. Buk… jangan Buk…, ” ucapnya menolak namun mulutnya mendesah.

“ Sudahlah Ki kamu nggak usah sungkan denagn Ibu, sejak kita ngobrol Dibalkon tadi ibu sudah terangsang sekalimelihat kamu, Kita nikmati malam yang dingin ini yah, ” ucapku sembari meremas kejantananya dari luar celananya.

Terlihat saat itu dia sangat kaget sekali dengan perlakuanku padanya. Saat itu-pun aku meminta Ryo untuk menyingkir dari atas pahaku agar aku bisa membalikan tubuhku. Ryo yang polos itu menuruti semua perintahku. Saat itu aku segera membalikan badanku sehingga posisiku menjadi terlentang. Risky yang duduk disampingku aku tarik tubuhnya hingga menindih tubuhku,

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“ Ki kita bercinta yuk, aku ingin kamu puaskan mala mini, ” ucapku.

Tanpa aku beri kesempatan berbicara mulut Ryo-pun segera aku lahap,

“ Eummmm… Euhhhhh…, ” lenguhku sembari melumat bibr Ryo.

Melihat keagresifanku dia-pun segera menyambut ciumanku dengan penuh nafsu. Dilumatnya bibirku dengan kuatnya. Sembari terus berciuman tanganku meremas kejantananya, sebaliknya, Ryo juga memainkan vaginaku yang masih terbungkus celana tipis. Malam itu kami tenggelam dalam hasrat sex kami yang menggebu-gebu.

Beberapa menit kami saling berciuman dan memainkan alat vital kami yang masih terbungkus celana. Aku meremas dengan gemas kejantanan Ryo begitu pula Ryo yang memainkan vaginaku dengan gemas juga. Dibalik wajah polosnya ternyata Ryo lumayan berpengalaman dalam hal bercinta. Bahkan Ryo juga menjilati bagian-bagian senitifku.

Dijilatinya dengan penuh nafsu bagian leher hingga berakir pada belahan payudaraku yang masih terbungkus lingerie.,

“ Oughhhh Ki… Ssshhhh… kamu pandai sekali merangsang aku, nikmat sekali ki jilatanmu… Ahhhh…, ” ucapku nikmat.

“ Ki aku udah ggak tahan nih.. Oughhhh… kita ML yuk… Oughhh…, ” sambungku.

Saat itu aku sudah tidak tahan lagi dengan rangsangan rangsannganyang diberikan Ryo. Tanpa banyak berfikir kami-pun segera membuka semua pakain kami. Serempak kami-pun malam itu telanjang bulat. Setelah telanjang bulat Aku-pun meminta Ryo merebahkan tubuhnya dibawahku,

“ Ki aku diatas dulu yah, kamu yang dibawah, ” pintaku dengan penuh nafsu.

“ Iya Buk, terserah ibu aja, ” ucapnya.

Kemudian Ryo-pun terlentang dan aku langsung memposisikan tubuhku diatas tubuhnya. Vagina-ku yang sudah lumayan basah dan terus berkedut-kedut pertanda aku sudah Horny sekali. Dengan cepatnya aku-pun segera meraih kejantanan Ryo dan aku arahkan pada liang senggamaku. Karena vaginaku sudah becek denganlendir kawinku maka aku kejantanan Ryo segera aku benamkan pada laing senggamaku,

“ Zlebbbbbbbbbbbbbbbb… Sssssshhh… Aghhhhhhhhh…, ”

Akhirnya kejantanan Ryo memenuhi vaginaku juga, Ouhhhh nikmatnya. Tanpa membuang waktu aku-pun segera bergoyang diatas kejantanan Ryo. Aku merasa seperti koboi yang sedang menunggang kuda jantan yang perkasa. Kugoyang penis Ryo dengan penuh birahi sex dan fantasi sex liarku,

“ Oughhh… penis kamu enak sekali Ki, rasanya penis kamu menyodok sampai perutku… Ssssshhh… Ahhhh…, ” ucapku sembari terus bergoyang.

Saat itu riski hanya tersenyum saja, nampaknya dia menikmati sekali permainan sexs kami. Sembari terus bergoyang Ryo-pun meremas-remas payudaraku dengan kedua tanganya. Sesekali dia memijat-mijat putiing susuku, Oughhh… hal itu membuat aku semakin liar saja. Goyanganku saat itu semakin cepat dan tidak beraturan.

Terkadang maju mundur, naik turun, dan juga aku bergoyang memutar seperti artis dangdut diatas tubuh Ryo. Desahanku dan Ryo malam itu saling bersahut-sahutan diriingi dengan suara beceknya vaginaku dengan lendir kawinku. Beberapa menit aku menggunakan posisi women on top, aku yang sudah lepas kendali pada akhirnya,

“ Aghhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh ….. Eummmmm… Syurrrrrrrrrrrrrrrr……., ”

Seketika kuhentikan goyanganku dan tubuhnku mengsejang diiringi aliran lendir kawinku yang keluar lumayan banyak. Aku mendapatkan Orgasme pertamaku. Melihat aku sudah mendapatkanklkmaksku Ryo-pun berkata,

“ Buk, sekarang aku yang diatas yah, ” pintanya.

Tanpa menjawab aku-pun segera berganti posisi dengan merebahkan tubuhku dibawah Ryo. Setelah aku terlentang Ryo-pun segera menindihku kemudian meraih kejantanya dan segera memasukan kejantanya ke liang senggamku,

“ Blesssssssssss….., ”

Saat itu vaginaku kembali dipenuhi oleh kejantanan Ryo,

“ Eughhhhhhhhhh…, ” lenguhku.

Ryo yang belum mendapatkan klimaks-nya dengan penuh nafsu dia-pun membuka lebar-lebar pahaku. Setelah terbuka lebar, lalu dia-pun mengayunkan penisnya dengan gemasnya didalam laing senggamaku,
“ Oughhh… kamu liar sekali sayang, Aghhhh… kamu bernfasu sekali…Aghhhh…, ” ucapku nikmat merasakan tusukan penis Risky yang perkasa itu.

Dikeluar masukanlah penis Ryo dengan penuh nafsu. Benar-benarluar biasa genjotan penis Ryo yang menusuk liang senggamaku. Aku yang merasakan itu semakin basah saja vaginaku, lendir kawinku semakin banyak saja. Nampaknya sudah basah kuyup vaginaku. Setelah kira-kira 10 menit aku merasakan tusukan Ryo semakin cepat.

Ryo nampaknya akan mendapatkan klimaksnya, saat itu menindih tubuhku dengan tubuhnya. Mulutnya mencimi bibirku dengan terus menggenjot vaginaku dengan kejantananya. Ditengah nikmatnya permainan sexs kami, tiba-tiba Ryo menusukan penisnya dalam-dalam dan menghentikan ayunan penisnya,

“ Crottttttttttttttttt….. Crotttttttttttttt… Crotttttttttttttttt…, ”

“ Oughhhh… Aku keluar Buk… Aghhhhhhhhhhhhhhh….,” desah Ryo mndapatkan klimaksnya.

“ Iya sayang keluarkan semua sperma kamu dalam vaginaku, Oughhhhhhhh…., ” ucapku sembari menikmati derasnya semburan sperma Ryo didalam liang senggamaku.

Rasanya hangat sekali laing senggamaku, derasnya air mani Ryo membuat fikiranku melayang layang. Sungguh tidak kusangka Pria berwajah polos itu pandai dan kuat sekali dalam berhubungan sex. Malam itu kami meghabiskan malamkami dengan berhubungan sex sebanyak 3 kali. kami melakukan hubungan sex yang kedua disofa dan yang ketiga di bathup kamar mandi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sungguh puas sekali kami malam itu. Setelah puas kami-pun terkapar lemas dan kami tertidur pulas dengan berpelukan dan telanjang bulat. Pada pagi harinya kamipun bangun lalu segera mandi dan setalah mandi kami-pun segera merapikan diri untuk persiapan kunjungan kami. Singkat cerita kami-pun telah menyelesaikan kunjungan kami.

Setelah selesai kami kembali kehotel untuk mengambil barang-barang kami lalu check out dan kami kembali pulang kerumah. Semenjak kejadian itu jika ada kunjungan diluar kota aku-pun selalu ditemani oleh Ryo. Selain kami bekerja kami juga bisa bersenang-senang dengan berhubungan sex. Hubungan kami terus terjadi hingga kini tanpa sepengetahuan siapapun.

Kisah Taro – Bercinta Dengan Sahabat Ayahku

TAROSLOT Bercinta Dengan Sahabat Ayahku, Hai para pembaca Kisah Taro perkenalkan namaku Lestri aku wanita umur 28 tahun kata orang tubuhku proposional dari tinggiku 169 cm dan berat badanku 56 kg ukuran payudaraku 36B didukung dengan wajah cantikku berkulit putih, memang aku dulu sering jadi SPG dalam acara pameran mobil jadi bisa dibayangkan secara singkat tentang diskripsiku.
Aku sudah mempunyai suami namanya Alfred umurnya lebih tua dari aku 2 tahun, sementara ditahun ini kami memang sepakat untuk menunda momongan dulu, kalau masalah seks kehidupan kami baik baik saja, Suamiku bisa dibilang Hypersex malah bisa jadi dalam sehari minta jatah 3 kali.

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Alfred bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya aku bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan ini harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat kami sering bertengkar karena kadang Alfred harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Alfred mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Rino dari luar kota. Pertama diperkenalkan Rino langsung seperti terkesima dan sering menatapku, hal itu membuatku risih.

Rino cukup tampan gagah dan kekar. Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Alfred memutuskan agar Rino tinggal di rumah kami utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah kami.

Rino tidur di kamar persis di seberang kamar kami. Sering di malam hari aku berpamitan tidur matanya yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang aku kenakan. Aku memang senang tidur bertelanjang agar jika Alfred datang bisa langsung bercinta.

Pernah suatu saat ketika pagi hari kami aku dan Alfred bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisiku duduk di meja dan Alfred dari depan, tiba-tiba Rino muncul dan melihat kami, dia menempelkan telunjuk dimulutnya agar aku tidak menghentikan kegiatan kami, karena kami sedang dalam puncaknya dan Alfred yang membelakangi Rino dan aku juga tidak tega menghentikan Alfred.

Akhirnya ku biarkan Rino melihat kami bercinta tanpa Alfred sadari hingga kami berdua orgasme. Dan aku tahu Rino melihat tubuh telanjangku ketika Alfred melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah kejadian itu Rino lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuhku. Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Alfred benar2 sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuhku. Di hari Jum’at kantor tempat Alfred bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Alfred.

Rumahnya terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang2 antik. Kami datang bertiga dan malam itu aku mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH.

Bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu saya merasa sangat seksi dan Rino pun sempat terpana melihatku keluar dari kamar. ceritasexdewasa.org Sebelum berangkat aku dan Alfred sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan kami ternya Rino mengintip lewat pintu yang memang kami ceroboh tidak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untu melihat kami dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Alfred orgasme terlebih dahulu dan aku dibiarkannya tertahan.

Dan Rino mengetahui hal itu. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Alfred dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan oleh customer. Alfred berkata padaku untuk menunggu sebentar, sambil menunggu aku ke lantai 2 untuk melihat barang2 antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu.

Aku sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut aku melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin, tanpa ku sadari di sampingku sudah berada Rino .

“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Rino

“Ah bisa aja kamu BRino”,balasku tersipu.

Setelah berbincang2 di depan cermin cukup lama Rino meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasnya dan gelasku.

“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”,katanya sambil langsung memegang rambutku yang tergerai dengan sangat lembut.

Tanpa bisa mengelak dia telah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang jenjang dan mulus dan terus terang aku seperti terpesona oleh keadaan diriku yang seperti itu. dan memang benar aku terlihat lebih seksi.
Dan saat terpesona itu tiba-tiba tangan Rino meraba leherku dan membuatku geli dan detik berikutnya Rino telah menempelkan bibirnya di leher belakangku, daerah yang paling sensitif buatku sehingga aku lemas dan masih dengan memegang gelas Rino yang telah menyudutkanku di dinding dan menciumi leherku dari depan.

“Rino apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Rino..lepas..!”,rontaku tapi Rino tahu aku tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.

Rino terus menyerangku dengan kedua tanganku memegang gelas dia bebas meraba buah dadaku dari luar dan terus menciumi leherku, sambil meronta-ronta aku merasakan gairahku meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Rino mulai meraba belahan bawah gaunku hingga ke selangkanganku.

“Rino..hentikan Rino aku mohon..tolong Rino..jangan lakukan itu..”,rintihku, tapi Rino terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vaginaku yang ternyata telah basah karena serangan itu.

Dia menyadari kalau aku hanya mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan dia menariknya dan terlepaslah G-stringku. Aku terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahaku.

Ketika Rino sudah semakin liar dan akupun tidak dapat melepaskan, tiba-tiba terdengar suara Alfred memanggil dari pinggir tangga yang membuat pegangan himpitan Rino terlepas, lalu aku langsung lari sambil merapikan pakaian ku menuju Alfred yang tidak melihat kami dan meninggalkan Rino dengan G-string hitamku.

Aku sungguh terkejut dengan kejadian itu tapi tanpa disadari aku merasakan gairah yang cukup tinggi merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.

Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Alfred mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan aku untuk pulang bersama Rino.

Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu aku diantar Rino, diperjalanan dia hanya mengakatakan

“Maaf Lestri..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan kami tidak berbicara apaun. Hingga sampai dirumah aku langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, aku merasakan hal yang aneh antara malu aku baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa aku terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar ternyata Rino telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamarku, aku terkejut ketika mendengar suaranya’,

“Lestri aku ingin mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri aku ambil G-stringku dengan cepat, tapi saat itu juga Rino telah menyergapku lagi dan langsung menciumiku sambil langsung menarik kaitan gaun malamku, maka bugilah aku diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu aku langsung dijatuhkan di tempat tidur dan dia langsung menindihku.

Aku meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Rino..lepaskan aku Rino..ingat kau teman suamiku Rino..jangan..ahh..aku mohon”, erangku ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Rino terus menekan hingga aku berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, ternyata dia sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Rino..kau..:’ Lalu mulailah dia memompaku dan lepaslah perlawananku, akhirnya aku hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok..aku mendengar suara penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak.

Lama sekali dia memompaku dan aku hanya terbaring mendengar desah nafasnya di telingaku, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam aku akhirnya melenguh panjang

“Ahhh?..” ternyata aku orgasme terlebih dahulu, sungguh aku sangat malu mengalami perkosaan yang aku nikmati.

Sepuluh menit kemudian Rino mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Rino di telingaku “Ahhh..hmmfff?” aku merasakan vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh deti kemudian Rino terkulai di atasku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Maaf Lestri aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkanku terbaring dan menerawang. hinga tertidur Aku tak tahu jam berapa Alfred pulang hingga pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti biasa aku berenang di kolam renang belakang Alfred dan Rino berpamitan untuk nerangkat ke kantor.
Karena tak ada seorang pun aku memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Rino ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Alfred sangat mempercayainya maka dia izinkan Rino pulang sendiri.

Rino masuk dengan kunci milik Alfred dan melihat aku sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renag dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah aku sadari kedatangannya,

“Rino..kenapa kau ada di sini?” tanyaku,

“Tenang Lestri suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, aku melihat tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam

“Pantas sajaku semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Aku buru-buru berenang menjauh tetai tidak berani keluar dr dalam kolam karena tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat aku bersandar di pingiran sisi lain kolam, aku tidak melihat ada tanda2 Rino di dalam kolam.
Aku mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba aku merasakan vaginaku hangat sekali, ternyata Rino ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil memegang kedua kakiku tanpa bisa meronta.

Akhirnya aku hanya bisa merasakan lidahnya merayapai seluruh sisi vaginaku dan memasuki liang senggamaku..aku hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama dia mengerjai vaginaku, nafasnya kuat sekali pikirku.

Detik berikutnya yang aku tahu dia telah berada di depanku dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantian lidahnya?

“Arrgghh..” erangku menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Alfred. Akhirnya aku membiarkan dia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

Sekarang aku hanya memeluknya saja dan membiarkan dia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.

Bahkan saat dia tarik aku ke luar kolam aku hanya menurutinya saja, gila aku mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, tapi ternyata gairahku telah menutupi kenyataan bahwa aku sedang diperkosa oleh teman suamiku.

Dan di pinggir kolam dia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kau sangat cantik dan seksi Lestri..ahh” bisiknya ditelingaku.

Aku hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal kalau aku jujur aku sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Hanya suara eranggannya dan suara penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..dia tahu bahwa aku sudah berada dalam kekuasaannya.

Beberapa saat kemudian kembali aku yang mengalami orgasme diawali eranganku

“Ahhh..” aku menggigit keras bibirku sambil memegang keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari aku mengalami orgasme. Sebentar kemudian Rino lah yang berteriak panjang,

“Kau hebat Lestri..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan aku merasakan semburan kuat di dalam vaginaku.

Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya pikirku. Setelah dia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, aku reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Aku tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau karena dia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Setelah Alfred pulang herannya aku tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, aku berharap Alfred dapat memberikan kepuasan padaku.

Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan aku dekati Alfred yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu aku buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap da berbalik dan menyerangku.

Ternyta yang kudapatkan adalah bentakannya “Lestri..apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk?

Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Aku yakin Rino juga mendengar teriakannya. Aku terkejut dan menangis, lalu aku keluar kamar dengan membanting pintu, lalu aku pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu.

Dari kolam aku bisa melihat bayangan di Alfred di depan komputer dan lampu di kamar Rino. Tampak samar-samar Rino keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin dia melihatku.
Tanpa sadar aku mendekat ke jendelanya dan memperhatikan Rino mengeringkan tubuh. Gila kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku adalah penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.
Aku malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

Perlahan aku membelai-belai vaginaku hingga terasa basah, akhirnya aku memutuskan untuk memintanya pada Rino, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadaran, aku nekat masuk ke dalam kamar Rino dan langsung mengunci pintu dari dalam.

Rino sangat terkejut “Tyas..apa yang kamu lakukan?”, aku hanya menempelkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Alfred ada di kamar seberang.

Langsung aku membuka pakaian tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Rino hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuhku. Rino tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot.

Dengan segera aku langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Rino yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya aku kulum dan hisap dengan nafsuku yang sudah memuncak.

Sambil mulutku tetap di dalam penisnya aku perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Rino yang sudah terbaring, dia mengerti maksudku dan langsung saja lidahnya melahap vaginaku yang sudah sangat basah, cukup lama kami dalam posisi itu, terinat akan Alfred yang bisa saja tiba-tiba datang aku langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang.

Perlahan aku arahkan dan masukan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya, perlahan tapi pasti aku merasaskan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Rino masuk ke dalam vaginaku

“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku perlahan menahan suara gairahku agar tidak terdengar, aku merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginaku dan menyentuh rahimku.

Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan, dan sensasi itu semakin bertambah saat aku mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Rino dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku hingga berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami perlahan mengiringi suara penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tak tahan dengan nafsunya mendadak Rino duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Aku sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam. Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Alfred mendengar tak kuasa aku melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Rino dan menggigit pundaknya agar tidak bersuara.

Kudekap erta Rino seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Rino merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa aku mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya sangat erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai aku orgasme sekiat 30 detik, Rino membalikan aku dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Rino mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku perlahan, entah mengapa aku kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Rino merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vaginaku sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya.

Dan Rino langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan kami berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan aku bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Rino.

Dan benar saja 10 menit kemudian aku sampai pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras pantatnya hingga penisnya menyentuh rahimku. Kupeluk Rino dengan erat yang membiarkan aku menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali bersamaan keluarnya cairanku.
Kugigit bibirku agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama aku dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai aku berada dalam puncak ternyata aku sudah kembali mengimbangi gerakan Rino dengan menaik turunkan pantatku.

Saat itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Rino diketuk Alfred, “Rino..kau sudah tidur?”, demikian ketuk Alfred.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Langsung saja Rino melepaskan pelukannya dan menyuruhku bersembunyi di kamar mandi. Sempat menyambar pakaian tidurku yang tergeletak di lantai aku langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

Sungguh hatiku berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika aku ketahuan suamiku. Rino dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Alfred masuk, Alfred sempat terkejut melihat Rino telanjang,

”Sedang apa kamu Rino” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Rino hanya tersenyum dan mengatakan,”Mau tau aja..”

Dasar Alfred dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdebar-debar tapi anehnya dengan keadaan ini nafsuku sungguh semakin menjadi-jadi.

Setelah Alfred keluar, Rino kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,”Lestri buka pintunya..sudah aman”.

Begitu aku buka pintunya Rino langsung menarik aku dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Rino melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Rino semakin cepat sehingga aku tahu dia akan mencapai puncaknya, dan akupun merasakan hal yang sama

“Rino lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desahku

“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku aku mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.

“Rinoz..,” desahku tertahan.

“Ahhh Lestri..kau hebat..” demikian katanya.

Akhirnya kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Saat kulirik jam ternyata sudah dua jam kami bergumul.

“Terima kasih Rino..kau hebat..” kataku dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Alfred tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukanku yang langsung berbaring tanpa melepas pakaianku seperti biasanya karena aku tahu ada bekas ciuman Rino di sekujur buah dadaku.

Malam itu aku merasa sangat bersalah pada Alfred tapi di lain sisi aku merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti biasa di hari Minggu aku dan Alfred berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Rino.

Kami yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renag, aku syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadaku yang masih memar karena gigitan Rino. Saat kami berenang aku menyadari bahwa Rino sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan saat Alfred sedang asyik berenang kulihat Rino memanggilku dengan tangannya dan yang membuat aku terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis aku nekat berjalan ke dalam.

”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Alfred, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Alfred memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Aku dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Rino. Di sana Rino sudah menunggu dan tak sabar dia melucuti pakain renangku yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.

“Gila kamu Rino..bisa ketahuan Alfred lho,” protesku tanpa perlawanan karena aku sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar dia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Rino sambil mencium leher belakangku.

Dan aku hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Rino menarikku ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung hingga pantatku,

“Gila kau Rino, Alfred bisa melihat kita,” tapi anehnya aku tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Alfred yang benar-benar sangat menikamti renangnya.

Di kamar Rino pun aku sangat menikmati sentuhan Rino.

“Lestri kamu suka ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

“AHH..Rino..” teriakku kaget dan nikmat, sekarang aku berani bersuara lebih kencang karena tahu Alfred tidak akan mendengarnya.

Langsung saja Rino memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

”Ahh.. Rino lebih kencang..fuck me Rino..puaskan aku Rino..penismu sungguh luar biasa..Rino aku sayang kamu..” teriakku tak keruan dengan masih memperhatikan Alfred.

Rino mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

”Lestria..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, kalau saja Alfred melihat sejenak ke kamar Rino maka dia akn sangat terkejut meilhat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya.

Ternyata kami memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami sudah mencapai puncak secara bersamaan

“Teruuus Rino lebih khheeenncang..ahhhh aku keluar Rinoz”, teriaku.

“Aaakuu juga Lestria..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan.

Setelah itu aku langsung mencium bibirnya dan kembali mengenakan pakaian renangku dan kembali berenang bersama Alfred yang tidak menyadari kejadian itu.

Setelah itu hari-hari berikutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercinta bersama Rino.

Pernah suatu saat ketika akhirnya Alfred mau bercinta denganku di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, aku hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam aku nekat tidak mengenakan pakaian apapun.

Saat aku membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayangan di belakangku sebelum aku menyadari Rino sudah di belakangku dan langsung menubruku dari belakang.

Penisnya langsung menusuk vaginaku yang membuatku hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu dia mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku aku,

“Rino kamu nakal” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercinta hingga hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Rino kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Akhirnya ketika proyek kantor Alfred selesai Rino harus pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi aku dan Rino menyempatkan bercinta kembali.

Kisah Taro – Menikmati Tubuh Gemoy Pacar Kakak ku

TAROSLOT Menikmati Tubuh Gemoy Pacar Kakak ku, Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Vina mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Vina aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Vina dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tsb.

Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.

Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin VCD player tanpa ngeluarin discnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Beno pacar Mbak Vina dari Bandung. “Halo Ulfa sayang, Mbak Vinanya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta.

Emang nggak telpon Mas Beno dulu?” “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.” “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Beno. Mas Beno menyetujui usulku. Ternyata Mbak Vina cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Beno mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng.

Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Beno yang keren, kubayangkan Mas Beno sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Beno ama Mbak Vina lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. “Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba. “Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting. “Mas Beno nonton TV aja nggak papa kan?” “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.

Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur.

Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari VCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Beno menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Beno di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri.

Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Beno. Mas Beno tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu. “Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?” Mas Beno tampak salting, kemudian dia hendak mematikan VCD player.

” Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku. “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya. “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba. “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Beno agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku.

Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas. “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Vina lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!” “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Beno tersipu mendengar ledekanku. Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Vina lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas.

“Ehh glek bagusan punyamu.” “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi. “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Beno tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang. “Sekarang giliran aku liat punya Mas Beno!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Beno. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Beno dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir. “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Beno akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku. “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa.

Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat. “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.

“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku. “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”. Mas Beno terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..” Mas Beno lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya.

Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku. “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan. “Au.. sakit” Mas Beno tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Vina tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

“Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Beno memompa pantatnya maju mundur. “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu. “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan.

Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Beno malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. cerita sex selingkuh bisa anda baca di ceritaserudewasa.info Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku, “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. “Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas” “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.

Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Beno merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu. “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Beno duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan.

Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat. “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Beno mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya. “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Makin lama makin cepat cepat cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

Kisah Taro – Goyangan Hot Tante Zhia Sangat Dasyat

TAROSLOT Goyangan Hot Tante Zhia Sangat Dasyat, Kejadian ini merupakan sebagian dari kisah yang kualami, kurang lebih 4 tahun yang lalu. Berawal dari aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi. Sehingga pandai dalam bercinta.

Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.

Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

“Hallo dengan Tommy?” suara merdu terdengar dari sana.

“Ya saya sendiri” jawabku.

Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.

“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.

“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.

“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

“Tommy?” katanya.

“Ya saya Tommy,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.

“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Tommy khan? Kenalkan saya Donna” katanya lembut.

Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.

“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.

“Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.

Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.

Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.

Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Donna.

Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.

“Van..” bisik Tante Donna di telingaku.

Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

“Van.. mulailah sayang..” bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

“Apa yang dapat kau lakukan untukku Van..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.

Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Tommy lakukan.. Tommy akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.

Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Donna mengeluh lirih.

Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.

Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.

“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.

“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Tommy..” lirih Tante Donna.

Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.

“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.

Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.

“Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

“Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.

“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh,” desah Tante Donna.

“Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”

“Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Donna sedikit teriak.

“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Donna.

“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.

“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna.

“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

“Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Donna,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

Kisah Taro – Menjadi Kekasih gelap Tetanggaku

TAROSLOT Menjadi Kekasih gelap Tetanggaku, Suatu hari, seperti biasa semenjak sore aku membantu Bi Lenmelayani pembeli kupon judi. Sampai akhirnya harus membuat rekapan angka-angka yang dibeli para pemasang. Namun hingga pukul 22.00 malam Pak Ndra tak kunjung datang. Padahal dia yang biasanya menyetor uang dan datang rekapan pada agen. “Kok Pak Ndrajud belum datang Bi?” Bi Len tengah menidurkan Karni, si bungsu anaknya di kamarnya.

“Pak Ndra diajak Pak Del nonton wayang. Paling mereka pasang judi kopyok sampai pagi. Nanti yang setor Bibi. Dibonceng kamu ya Rin pakai sepedanya Pak Del?” Aku mengangguk. Inilah kesempatan itu, pikirku membathin. Ya kesempatan meminta layanan dari Bi Nah. Tetapi bagaimana caranya? Apa dia tidak marah? Sebab mungkin di matanya aku masih remaja ingusan kendati sosokku tinggi besar. Ah, yang penting aku berani menyampaikan, pikirku lagi tanpa terucapkan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dalam perjalanan pulang dari menyetor ke agen kupon judi aku sengaja memperlambat kayuhan pedal. “Kalau Pak Del dan Pak Ndra nonton wayang jadi tidak ada acara makan sate ya Bi?” Ujarku memberanikan diri.

“Iya memang. Kalau kamu pengin sate, upahmu kan bisa digunakan untuk membeli beberapa tusuk. Nanti biar Bi Lentambahi sedikit,” jawa Bi Nah, tak tahu arah pembicaraanku.
“Tetapi kan kurang asyik,” ujarku lagi.
“Kurang asyik bagaimana?”
“Kalau yang beli sate Pak Ndra kan aku bisa asyik nonton film BF-nya Bi Lendan Pak Del,” kataku lebih menegaskan.

Jleg! Bi Lenlangsung turun dari boncengan tetapi sambil memegangi sepeda yang kukendarai. “Maksudmu soal film BF itu apa Rin, Bibi benar tidak tahu,” ujarnya keras. Ia agak panik.

“Anu lho Bi, sebenarnya aku sering ngintip Bibi saat begituan dengan Pak Del,”

Reaksinya seperti yang kukira. Ia sangat kaget. Dan dengan merajuk dipeganginya tanganku sambil berucap, “Rin Bibi minta tolong. Kamu jangan cerita sama siapa-siapa apalagi pada Pak Ndra. Tolong ya Rin. Nanti Bibi lah yang belikan sate,”

“Aku tidak kepingin sate kok Bi. Tetapi kepingin begituan sama Bi Nah,” aku menandaskan. Ia terperanjat, tetapi cuma sesaat. Beberapa saat ia terdiam sambil menatapiku, sampai akhirnya, “Kalau maumu begitu, nanti kamu boleh melakukannya sepuasmu,” katanya dan kembali membonceng sepedaku.

Sepanjang perjalanan ia banyak bertanya. Soal apakah aku pernah berhubungan dengan perempuan lain dan sebagaimanya. Bahkan tangannya sempat iseng menggerayang ke selangkanganku dan membelai-belai milikku. “Rupanya punya kamu besar juga ya Rin. Belum berdiri saja sudah begini besar.” Aku senang dengan pujian Bi Nah. Pedal sepeda kukayuh kencang agar cepat sampai dan dapat melakukan segala yang ingin kulakukan.

Di rumah, Bi Lenlangsung menarikku ke kamarnya. Tetapi aku jadi bingung harus memulai dari mana. Canggung karena belum pernah punya pengalaman intim dengan wanita. Apalagi perbedaan usia kami yang cukup jauh karena saat itu aku belum genap 19 tahun. Hingga aku cuma duduk tercenung di tepian ranjang, sedang Bi Lenduduk di sisi yang lain mengawasiku. Mungkin ia menunggu reaksi dan keberanianku.

Lama aku tak bergeming, Bi Lenakhirnya mengambil insiatif. Ia turun dari ranjang dan mulai mepreteli sendiri pakaiannya. Setelah melepasi kancing-kancingnya, dipelorotkannya daster lusuh yang dikenakannya. Terjatuh dan dibiarkannya teronggok di lantai. Busung dadanya yang besar nampak menggunung karena masih tersangga oleh kutang hitam yang dipakai. Namun begitu BH-nya dilepas, ketahuan bahwa bukit kembar itu telah agak melorot. Putingnya yang coklat kehitaman nampak mencuat menantang. Aku jadi ingat adegan penari striptease dalam film porno karena Bi Lenseperti sengaja mempertontonkan bagian-bagian tubuhnya yang merangsang secara perlahan.

Aku menjadi tidak sabar untuk melihat semuanya karena setelah membuka kutangnya, Bi Len tidak segera melanjutkan dengan membuka celana dalamnya. Ia asyik meraba dan meremasi sendiri buah dadanya. Ia tahu mataku mulai tertuju gundukan di selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam. Namun seperti sengaja ia tidak segera memelorotkan celana dalamnya yang berwarna hitam itu. “Kalau ingin melihat yang ini, kamu harus membuka sendiri celana dalam Bi Nah,” ujarnya tersenyum sambil merabai sendiri kemaluannya dari luar CD-nya.

Bi Len mendekatiku yang tetap duduk di bibir ranjang. Di hadapanku, dalam jarak yang sangat dekat, sepasang buah dadanya nyaris menyentuh wajahku. Maka aku langsung menyambutnya dengan mengecup salah satu puting dari susu montok itu. Lalu dengan rakus kukulum dan kupermainkan dengan lidahku. “Ssshh.., aahh.., ookkhh..,” Bi Lenmendesah, ketika aku mulai menghisapnya. Tubuhnya kian merapat dan diraihnya kepalaku untuk dibenamkan di kehangatan payudaranya.

Sambil terus melumati puting susunya bergantian kiri dan kanan, tanganku meliar ke bagian lain tubuh bahenolnya. Kuraba-raba pinggulnya dan kemudian beralih dengan meremasi pantatnya. Sedikit demi sedikit kuturunkan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Celana dalam Bi Lensangat longgar, mungkin karena terlalu sering dipakai. Maka setelah karetnya melewati pinggul dan bongkahan bokongnya, celana dalam itu merosot turun dengan sendirinya.

Benar rambut kemaluan istri Pak Ndra itu tumbuh sangat lebat. Terdengar bunyi kemerisik saat telapak tanganku mengusap-usapnya. Mungkin karena gesekan tanganku pada rambut lebat dan keriting kecil-kecil itu. Perhatianku jadi beralih ke vaginanya. Turun dari ranjang, aku langsung berjongkok. Sementara Bi Lenmengangkat salah satu kakinya untuk bertumpu pada bibir ranjang. Dalam posisi seperti aku jadi bisa melihat memeknya sampai ke detilnya. Lubangnya yang sedikit menganga dengan bibir kemaluan yang telah berkerut-kerut, juga tonjolan daging kelentitnya. Berbeda dengan bibir luar memeknya yang berwarna kehitaman, di bagian dalam lubang nikmatnya nampak memerah.

“Ayo Rin.., memek Bi Lenbukan tontonan. Jangan cuma dilihati saja. Kamu bisa menjilati atau menghisapnya,” ujarnya tak sabar. Maka kembali kuturuti perintahnya. Tanpa diminta, sebenarnya aku sudah mau melakukannya.

Dengan penuh nafsu kujilati memek wanita setengah baya itu. Baunya sangat khas, sulit kutemukan padanannya. Ketika lidahku menyapu lebih ke dalam bagian lubang nikmatnya, sedikit terasa asin dan berlendir. Tetapi tidak kupedulikan. Lidahku terus kugunakan untuk menyapu sampai ke bagian yang dapat dijangkau. Bahkan kelentitnya yang menonjol berkali-kali kuhisap. “aahhkkhh.., enak sekali Rin. Ternyata kamu sangat pintar. Ya.., ya.. begitu.., aahh.., sshh,.. oohh,”

Bi Lenmemintaku melanjutkan adegan itu sambil berbaring di ranjangnya. Tetapi sebelumnya dibantunya aku melepasi pakaianku. Dan atas perintahnya posisi kepalaku diminta berada di bagian bawah tubuhnya dengan bagian tubuhku yang lain berada dekat kepalanya. Seperti membentuk hurup 69. Rupanya dengan posisi itu, kami jadi sama-sama memperoleh nikmat. Aku bisa tetap menilat dan menghisapi kemaluannya, namun ia juga bisa mengulum dan menjilati kontolku sekaligus. Lidah Bi Lenyang menyapu ujung kepala penisku terasa panas, namun sangat nikmat. Terlebih saat mulutnya mulai mengulum dan menghisap-hisapnya. Maka setelah ia telentang dalam posisi mengangkang, aku segera menubruknya dan kembali menjilati kemaluannya.

Cukup lama kami tenggelam dalam kenikmatan posisi 69. Seperti menari lidahku menyapu dan menjilat di kebasahan memek Bi Nah. Menimbulkan bunyi kecipak yang sangat khas, craap.., croop.., srusuup.. Bi Lenterengah, aku pun sesekali mengerang manahan nikmat karena sedotan-sedotan mulut wanita itu pada penisku. Terlebih saat ia mengulum dan melumasi biji pelirku dari luar kantongnya. Sampai akhirnya, tubuh wanita itu mengajang dan kepalaku dijepitnya kencang dihimpit kedua pahanya. “Aahh..ahh..aauuhh, enak sekali Rin, akhh Bi Lensudah keluar Rin,..sshh..aahhkkhh,” rintihnya sambil menggoyang pantat dan pinggulnya. Ia telah mendapatkan puncak kepuasannya.

Dan tak lama berselang, aku pun mulai merasakan dorongan sangat kuat di penisku. Dorongan yang telah lama kutahan agar tidak jebol. “aa.., aku juga Bi. Akhh.. sshh.. auhh,” aku merintih. Berbarengan dengan itu, dari ujung penisku memancar kuat air maniku. Rupanya Bi Lenterlambat mengeluarkan penisku dari mulutnya saat aku mendapatkan itu hingga sebagian air maniku yang kental berwarna keputihan masuk ke dalam mulutnya. Sebagian yang lainnya berleleran di wajahnya. Wajah Bi Lentampak puas dengan apa yang diperolehnya.

Sesuai dengan bentuk tubuhnya yang bongkok udang, nafsu Bi Lentergolong besar. Terbukti beberapa saat setelah itu, ia kembali melancarkan serangannya. Kontolku yang kembali mengecil dan layu mulai dihisap-hisapnya dengan mulutnya. Bahkan entah disengaja atau, tanpa merasa jijik sapuan lidahnya sampai ke lubang anusku. Geli dan rasanya sangat aneh, namun sungguh sangat nikmat.

Rudalku kembali mendongak tegak. Besar, keras dan siap tempur. Senang karena hanya sesaat bisa membangkitkan kembali, dengan gemas dikocok-kocoknya pelan tonggak daging milikku itu. Wajah Bi Lentampak puas, senyumnya terlihat mengembang. Adegan berikutnya, sesuatu yang sangat kunanti akhirnya terjadi. Ia bangkit lalu mengambil posisi berjongkok persis di atas pinggangku yang terbaring telentang. Tepatnya persis pada posisi di atas batang zakarku yang mengacung. Saat itu, di mataku, sosok Bi Lenmenjadi sangat indah. Belahan memeknya nampak terbuka di antara kaki dan kedua pahanya yang kekar menyangga.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku dibuatnya sedikit tegang dan berdebar saat dengan pelan ia mulai menurunkan pantatnya. Ujung penisku terasa mulai menyentuh bukit kemaluannya yang membusung. Sambil menggenggam batang penisku diarahkannya ujungnya tepat di liang sanggamanya. Ssslleesseepp.., bbllees..! Sedikit demi sedikit kontolku masuk di lubang memeknya. Rasanya hangat dan basah. Aku mendesis menahan nikmat yang baru pertama kali kurasakan.
“Enak Rin..,” ujarnya.

Aku mengangguk. Terlebih saat ia mulai menggoyang pelan pantatnya. Milikku serasa diremas-remas dalam kehangatan lubang memeknya. Sepasang payudaranya yang besar dan menggelantung terlihat ikut bergoyang mengundang. Menarikku untuk kembali memegang dan membelai susu-susunya itu. Putingnya kupilin-pilin dan di saat yang lain kuremas-remasnya daging yang terasa kenyal di tangkupan telapak tanganku.

“Ayo Rin.., remas terus susu Bi Nah.., ah.., ah,..shh akh, enaknya kontolmu,” ia terus mendesah sambil menggoyang-goyang pantatnya. Aku jadi kian bersemangat. Saat posisinya kian membungkuk, langsung kusambar putingnya dengan mulutku. Kujilat-jilat dan kuhisap dengan rakus. Bi Lentambah histeris. Goyangan pinggul dan pantatnya kian menjadi. Keringatnya berleleran, ikut membasahi tubuhku. Baunya sangat khas, bau wanita dewasa yang entah kenapa sangat kusuka.

Beberapa saat dalam posisi di atas, rupanya membuatnya cepat kehabisan tenaga. Ia akhirnya meminta berganti posisi. “Gantian Rin, kamu yang di atas. Mungkin karena Bi Lensudah tua ya, jadi cepat cape,” katanya.

“Bi Lenbelum tua, kok. Masih cantik dan montok..,”
“Ah bisa saja kamu,”
“Bener. Saya pengin terus bisa begini sama Bi Nah,” kataku lagi.
“Bisa Rin, bisa. Pokoknya kalau lagi tidak ada Pak Ndra dan Pak Del, Bi Lenpasti siap ngentot sama kamu kapan saja,” ujarnya.

Masih di atas tempat tidur, kini aku bersiap menindih Bi Lenyang telentang mengangkang. Namun tidak seperti sebelumnya, penisku kali ini sulit masuk kendati telah kutekan ke lubang vaginanya. Ia memang sempat menyeka dan membersihkan memeknya menggunakan kain sprei. Mungkin karena itu lubang kemaluannya jadi kering dan menjadi sulit diterobos.

“Sini Rin kontolmu Bi Lenkulum dulu biar basah. Jadi nanti masuknya mudah,” kata Bi Lensetelah aku berkali tak berhasil menusuk liang sanggamanya. Ia bangkit dan mulai mengulum batang penisku yang keras dan berotot melingkar di sekujurnya. Oleh Bi Nah, sekujur batang penisku seolah diguyurinya dengan ludah.

Hasilnya, saat kutusukkan, penis berlumur ludah itu jadi lebih gampang masuk. Maka mulailah aku menggoyang dan memain-mainkan penisku di lubang nikmatnya. Hempasan tubuhku yang mulai naik-turun di atas tubuhnya menimbulkan bunyi seperti decakan karena kemaluan kami yang beradu. Dan sambil melakukan itu, tidak puas-puasnya aku meremasi sepasang susunya yang besar. Putingnya kujilati dan kusedot-sedot penuh nikmat. Variasi sodokan kontolku dan remasan di payudaranya membuat Bi Lenmenggelinjang dan merintih.

“Aauuhh.., aauuhh.., oohh.., oohh enak sekali kontol kamu Rin. Ya.. terus sedot susu Bi Nah.., aahh.. ookkhh,” rintihnya sambil menahan nikmat yang dirasakan. Ia terus merintih dan mendesah setiap kali batang penisku kusentakkan di lubang vaginanya.

Serangan balik Bi Lentak kalah garang. Mengikuti irama turun naik penisku di lubang memeknya, pantatnya kembali digoyang. Bahkan dinding-dinding vaginanya seperti ikut bekerja. Menjepit dan meremas mengikuti irama goyangannya. Akibatnya kami sama-sama terbuai dengan kenikmatan yang tengah kami ciptakan. Kepala penisku mulai berdenyut setiap menerima reaksi jepitan dinding vaginanya.

Sampai akhirnya, gerakan kami menjadi liar. Goyangan pinggul dan pantat Bi Lensemakin cepat dan seolah kehilangan irama. Sama dengan gerakan turun naik tubuhku yang kian terpacu. Dan puncaknya, pertahanan kami sama-sama ambrol. Bi Lenmemeluk erat tubuhku setelah mengejang hebat dan cengkeraman di lubang memeknya berubah menjadi menyedot dengan kuat. Maka seiring dengan itu, muncrat pula mani yang kutahan. Kami sama-sama mengerang menahan nikmat yang tiada tara dan akhirnya ambruk terkulai. Saat itu sungsum tulangku serasa dilolosi dan tenagaku habis terkuras.

Sejak malam itu, seperti halnya Pak Del, aku menjadi kekasih gelap Bi Nah. Dan seperti janjinya, Bi Lenmemang tidak pernah menolak setiap aku meminta layanannya. Bahkan ia yang lebih sering mengajak bila tengah tidak melayani Pak Ndra suaminya atau Pak Del. Kami leluasa melakukannya di siang hari saat keduanya mencari nafkah.

Hubunganku dengan Bi Lenterputus setelah aku merantau dan menetap di kota lain. Ah, Bi Nah..

TAMAT

Suatu hari, seperti biasa semenjak sore aku membantu Bi Lenmelayani pembeli kupon judi. Sampai akhirnya harus membuat rekapan angka-angka yang dibeli para pemasang. Namun hingga pukul 21.00 malam Pak Ndra tak kunjung datang. Padahal dia yang biasanya menyetor uang dan datang rekapan pada agen. “Kok Pak Ndrajud belum datang Bi?” Bi Lentengah menidurkan Karni, si bungsu anaknya di kamarnya.

“Pak Ndra diajak Pak Del nonton wayang. Paling mereka pasang judi kopyok sampai pagi. Nanti yang setor Bibi. Dibonceng kamu ya Rin pakai sepedanya Pak Del?” Aku mengangguk. Inilah kesempatan itu, pikirku membathin. Ya kesempatan meminta layanan dari Bi Nah. Tetapi bagaimana caranya? Apa dia tidak marah? Sebab mungkin di matanya aku masih remaja ingusan kendati sosokku tinggi besar. Ah, yang penting aku berani menyampaikan, pikirku lagi tanpa terucapkan.

Dalam perjalanan pulang dari menyetor ke agen kupon judi aku sengaja memperlambat kayuhan pedal. “Kalau Pak Del dan Pak Ndra nonton wayang jadi tidak ada acara makan sate ya Bi?” Ujarku memberanikan diri.

“Iya memang. Kalau kamu pengin sate, upahmu kan bisa digunakan untuk membeli beberapa tusuk. Nanti biar Bi Lentambahi sedikit,” jawa Bi Nah, tak tahu arah pembicaraanku.
“Tetapi kan kurang asyik,” ujarku lagi.
“Kurang asyik bagaimana?”
“Kalau yang beli sate Pak Ndra kan aku bisa asyik nonton film BF-nya Bi Lendan Pak Del,” kataku lebih menegaskan.

Jleg! Bi Lenlangsung turun dari boncengan tetapi sambil memegangi sepeda yang kukendarai. “Maksudmu soal film BF itu apa Rin, Bibi benar tidak tahu,” ujarnya keras. Ia agak panik.

“Anu lho Bi, sebenarnya aku sering ngintip Bibi saat begituan dengan Pak Del,”

Reaksinya seperti yang kukira. Ia sangat kaget. Dan dengan merajuk dipeganginya tanganku sambil berucap, “Rin Bibi minta tolong. Kamu jangan cerita sama siapa-siapa apalagi pada Pak Ndra. Tolong ya Rin. Nanti Bibi lah yang belikan sate,”

“Aku tidak kepingin sate kok Bi. Tetapi kepingin begituan sama Bi Nah,” aku menandaskan. Ia terperanjat, tetapi cuma sesaat. Beberapa saat ia terdiam sambil menatapiku, sampai akhirnya, “Kalau maumu begitu, nanti kamu boleh melakukannya sepuasmu,” katanya dan kembali membonceng sepedaku.

Sepanjang perjalanan ia banyak bertanya. Soal apakah aku pernah berhubungan dengan perempuan lain dan sebagaimanya. Bahkan tangannya sempat iseng menggerayang ke selangkanganku dan membelai-belai milikku. “Rupanya punya kamu besar juga ya Rin. Belum berdiri saja sudah begini besar.” Aku senang dengan pujian Bi Nah. Pedal sepeda kukayuh kencang agar cepat sampai dan dapat melakukan segala yang ingin kulakukan.

Di rumah, Bi Lenlangsung menarikku ke kamarnya. Tetapi aku jadi bingung harus memulai dari mana. Canggung karena belum pernah punya pengalaman intim dengan wanita. Apalagi perbedaan usia kami yang cukup jauh karena saat itu aku belum genap 19 tahun. Hingga aku cuma duduk tercenung di tepian ranjang, sedang Bi Lenduduk di sisi yang lain mengawasiku. Mungkin ia menunggu reaksi dan keberanianku.

Lama aku tak bergeming, Bi Lenakhirnya mengambil insiatif. Ia turun dari ranjang dan mulai mepreteli sendiri pakaiannya. Setelah melepasi kancing-kancingnya, dipelorotkannya daster lusuh yang dikenakannya. Terjatuh dan dibiarkannya teronggok di lantai. Busung dadanya yang besar nampak menggunung karena masih tersangga oleh kutang hitam yang dipakai. Namun begitu BH-nya dilepas, ketahuan bahwa bukit kembar itu telah agak melorot. Putingnya yang coklat kehitaman nampak mencuat menantang. Aku jadi ingat adegan penari striptease dalam film porno karena Bi Lenseperti sengaja mempertontonkan bagian-bagian tubuhnya yang merangsang secara perlahan.

Aku menjadi tidak sabar untuk melihat semuanya karena setelah membuka kutangnya, Bi Lentidak segera melanjutkan dengan membuka celana dalamnya. Ia asyik meraba dan meremasi sendiri buah dadanya. Ia tahu mataku mulai tertuju gundukan di selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam. Namun seperti sengaja ia tidak segera memelorotkan celana dalamnya yang berwarna hitam itu. “Kalau ingin melihat yang ini, kamu harus membuka sendiri celana dalam Bi Nah,” ujarnya tersenyum sambil merabai sendiri kemaluannya dari luar CD-nya.

Bi Lenmendekatiku yang tetap duduk di bibir ranjang. Di hadapanku, dalam jarak yang sangat dekat, sepasang buah dadanya nyaris menyentuh wajahku. Maka aku langsung menyambutnya dengan mengecup salah satu puting dari susu montok itu. Lalu dengan rakus kukulum dan kupermainkan dengan lidahku. “Ssshh.., aahh.., ookkhh..,” Bi Lenmendesah, ketika aku mulai menghisapnya. Tubuhnya kian merapat dan diraihnya kepalaku untuk dibenamkan di kehangatan payudaranya.

Sambil terus melumati puting susunya bergantian kiri dan kanan, tanganku meliar ke bagian lain tubuh bahenolnya. Kuraba-raba pinggulnya dan kemudian beralih dengan meremasi pantatnya. Sedikit demi sedikit kuturunkan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Celana dalam Bi Lensangat longgar, mungkin karena terlalu sering dipakai. Maka setelah karetnya melewati pinggul dan bongkahan bokongnya, celana dalam itu merosot turun dengan sendirinya.

Benar rambut kemaluan istri Pak Ndra itu tumbuh sangat lebat. Terdengar bunyi kemerisik saat telapak tanganku mengusap-usapnya. Mungkin karena gesekan tanganku pada rambut lebat dan keriting kecil-kecil itu. Perhatianku jadi beralih ke vaginanya. Turun dari ranjang, aku langsung berjongkok. Sementara Bi Lenmengangkat salah satu kakinya untuk bertumpu pada bibir ranjang. Dalam posisi seperti aku jadi bisa melihat memeknya sampai ke detilnya. Lubangnya yang sedikit menganga dengan bibir kemaluan yang telah berkerut-kerut, juga tonjolan daging kelentitnya. Berbeda dengan bibir luar memeknya yang berwarna kehitaman, di bagian dalam lubang nikmatnya nampak memerah.

“Ayo Rin.., memek Bi Lenbukan tontonan. Jangan cuma dilihati saja. Kamu bisa menjilati atau menghisapnya,” ujarnya tak sabar. Maka kembali kuturuti perintahnya. Tanpa diminta, sebenarnya aku sudah mau melakukannya.

Dengan penuh nafsu kujilati memek wanita setengah baya itu. Baunya sangat khas, sulit kutemukan padanannya. Ketika lidahku menyapu lebih ke dalam bagian lubang nikmatnya, sedikit terasa asin dan berlendir. Tetapi tidak kupedulikan. Lidahku terus kugunakan untuk menyapu sampai ke bagian yang dapat dijangkau. Bahkan kelentitnya yang menonjol berkali-kali kuhisap. “aahhkkhh.., enak sekali Rin. Ternyata kamu sangat pintar. Ya.., ya.. begitu.., aahh.., sshh,.. oohh,”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Bi Lenmemintaku melanjutkan adegan itu sambil berbaring di ranjangnya. Tetapi sebelumnya dibantunya aku melepasi pakaianku. Dan atas perintahnya posisi kepalaku diminta berada di bagian bawah tubuhnya dengan bagian tubuhku yang lain berada dekat kepalanya. Seperti membentuk hurup 69. Rupanya dengan posisi itu, kami jadi sama-sama memperoleh nikmat. Aku bisa tetap menilat dan menghisapi kemaluannya, namun ia juga bisa mengulum dan menjilati kontolku sekaligus. Lidah Bi Lenyang menyapu ujung kepala penisku terasa panas, namun sangat nikmat. Terlebih saat mulutnya mulai mengulum dan menghisap-hisapnya. Maka setelah ia telentang dalam posisi mengangkang, aku segera menubruknya dan kembali menjilati kemaluannya.

Cukup lama kami tenggelam dalam kenikmatan posisi 69. Seperti menari lidahku menyapu dan menjilat di kebasahan memek Bi Nah. Menimbulkan bunyi kecipak yang sangat khas, craap.., croop.., srusuup.. Bi Lenterengah, aku pun sesekali mengerang manahan nikmat karena sedotan-sedotan mulut wanita itu pada penisku. Terlebih saat ia mengulum dan melumasi biji pelirku dari luar kantongnya. Sampai akhirnya, tubuh wanita itu mengajang dan kepalaku dijepitnya kencang dihimpit kedua pahanya. “Aahh..ahh..aauuhh, enak sekali Rin, akhh Bi Lensudah keluar Rin,..sshh..aahhkkhh,” rintihnya sambil menggoyang pantat dan pinggulnya. Ia telah mendapatkan puncak kepuasannya.

Dan tak lama berselang, aku pun mulai merasakan dorongan sangat kuat di penisku. Dorongan yang telah lama kutahan agar tidak jebol. “aa.., aku juga Bi. Akhh.. sshh.. auhh,” aku merintih. Berbarengan dengan itu, dari ujung penisku memancar kuat air maniku. Rupanya Bi Lenterlambat mengeluarkan penisku dari mulutnya saat aku mendapatkan itu hingga sebagian air maniku yang kental berwarna keputihan masuk ke dalam mulutnya. Sebagian yang lainnya berleleran di wajahnya. Wajah Bi Lentampak puas dengan apa yang diperolehnya.

Sesuai dengan bentuk tubuhnya yang bongkok udang, nafsu Bi Lentergolong besar. Terbukti beberapa saat setelah itu, ia kembali melancarkan serangannya. Kontolku yang kembali mengecil dan layu mulai dihisap-hisapnya dengan mulutnya. Bahkan entah disengaja atau, tanpa merasa jijik sapuan lidahnya sampai ke lubang anusku. Geli dan rasanya sangat aneh, namun sungguh sangat nikmat.

Rudalku kembali mendongak tegak. Besar, keras dan siap tempur. Senang karena hanya sesaat bisa membangkitkan kembali, dengan gemas dikocok-kocoknya pelan tonggak daging milikku itu. Wajah Bi Lentampak puas, senyumnya terlihat mengembang. Adegan berikutnya, sesuatu yang sangat kunanti akhirnya terjadi. Ia bangkit lalu mengambil posisi berjongkok persis di atas pinggangku yang terbaring telentang. Tepatnya persis pada posisi di atas batang zakarku yang mengacung. Saat itu, di mataku, sosok Bi Lenmenjadi sangat indah. Belahan memeknya nampak terbuka di antara kaki dan kedua pahanya yang kekar menyangga.

Aku dibuatnya sedikit tegang dan berdebar saat dengan pelan ia mulai menurunkan pantatnya. Ujung penisku terasa mulai menyentuh bukit kemaluannya yang membusung. Sambil menggenggam batang penisku diarahkannya ujungnya tepat di liang sanggamanya. Ssslleesseepp.., bbllees..! Sedikit demi sedikit kontolku masuk di lubang memeknya. Rasanya hangat dan basah. Aku mendesis menahan nikmat yang baru pertama kali kurasakan.
“Enak Rin..,” ujarnya.

Aku mengangguk. Terlebih saat ia mulai menggoyang pelan pantatnya. Milikku serasa diremas-remas dalam kehangatan lubang memeknya. Sepasang payudaranya yang besar dan menggelantung terlihat ikut bergoyang mengundang. Menarikku untuk kembali memegang dan membelai susu-susunya itu. Putingnya kupilin-pilin dan di saat yang lain kuremas-remasnya daging yang terasa kenyal di tangkupan telapak tanganku.

“Ayo Rin.., remas terus susu Bi Nah.., ah.., ah,..shh akh, enaknya kontolmu,” ia terus mendesah sambil menggoyang-goyang pantatnya. Aku jadi kian bersemangat. Saat posisinya kian membungkuk, langsung kusambar putingnya dengan mulutku. Kujilat-jilat dan kuhisap dengan rakus. Bi Lentambah histeris. Goyangan pinggul dan pantatnya kian menjadi. Keringatnya berleleran, ikut membasahi tubuhku. Baunya sangat khas, bau wanita dewasa yang entah kenapa sangat kusuka.

Beberapa saat dalam posisi di atas, rupanya membuatnya cepat kehabisan tenaga. Ia akhirnya meminta berganti posisi. “Gantian Rin, kamu yang di atas. Mungkin karena Bi Lensudah tua ya, jadi cepat cape,” katanya.

“Bi Lenbelum tua, kok. Masih cantik dan montok..,”
“Ah bisa saja kamu,”
“Bener. Saya pengin terus bisa begini sama Bi Nah,” kataku lagi.
“Bisa Rin, bisa. Pokoknya kalau lagi tidak ada Pak Ndra dan Pak Del, Bi Lenpasti siap ngentot sama kamu kapan saja,” ujarnya.

Masih di atas tempat tidur, kini aku bersiap menindih Bi Lenyang telentang mengangkang. Namun tidak seperti sebelumnya, penisku kali ini sulit masuk kendati telah kutekan ke lubang vaginanya. Ia memang sempat menyeka dan membersihkan memeknya menggunakan kain sprei. Mungkin karena itu lubang kemaluannya jadi kering dan menjadi sulit diterobos.

“Sini Rin kontolmu Bi Lenkulum dulu biar basah. Jadi nanti masuknya mudah,” kata Bi Lensetelah aku berkali tak berhasil menusuk liang sanggamanya. Ia bangkit dan mulai mengulum batang penisku yang keras dan berotot melingkar di sekujurnya. Oleh Bi Nah, sekujur batang penisku seolah diguyurinya dengan ludah.

Hasilnya, saat kutusukkan, penis berlumur ludah itu jadi lebih gampang masuk. Maka mulailah aku menggoyang dan memain-mainkan penisku di lubang nikmatnya. Hempasan tubuhku yang mulai naik-turun di atas tubuhnya menimbulkan bunyi seperti decakan karena kemaluan kami yang beradu. Dan sambil melakukan itu, tidak puas-puasnya aku meremasi sepasang susunya yang besar. Putingnya kujilati dan kusedot-sedot penuh nikmat. Variasi sodokan kontolku dan remasan di payudaranya membuat Bi Lenmenggelinjang dan merintih.

“Aauuhh.., aauuhh.., oohh.., oohh enak sekali kontol kamu Rin. Ya.. terus sedot susu Bi Nah.., aahh.. ookkhh,” rintihnya sambil menahan nikmat yang dirasakan. Ia terus merintih dan mendesah setiap kali batang penisku kusentakkan di lubang vaginanya.

Serangan balik Bi Lentak kalah garang. Mengikuti irama turun naik penisku di lubang memeknya, pantatnya kembali digoyang. Bahkan dinding-dinding vaginanya seperti ikut bekerja. Menjepit dan meremas mengikuti irama goyangannya. Akibatnya kami sama-sama terbuai dengan kenikmatan yang tengah kami ciptakan. Kepala penisku mulai berdenyut setiap menerima reaksi jepitan dinding vaginanya.

Sampai akhirnya, gerakan kami menjadi liar. Goyangan pinggul dan pantat Bi Lensemakin cepat dan seolah kehilangan irama. Sama dengan gerakan turun naik tubuhku yang kian terpacu. Dan puncaknya, pertahanan kami sama-sama ambrol. Bi Lenmemeluk erat tubuhku setelah mengejang hebat dan cengkeraman di lubang memeknya berubah menjadi menyedot dengan kuat. Maka seiring dengan itu, muncrat pula mani yang kutahan. Kami sama-sama mengerang menahan nikmat yang tiada tara dan akhirnya ambruk terkulai. Saat itu sungsum tulangku serasa dilolosi dan tenagaku habis terkuras.

Sejak malam itu, seperti halnya Pak Del, aku menjadi kekasih gelap Bi Nah. Dan seperti janjinya, Bi Lenmemang tidak pernah menolak setiap aku meminta layanannya. Bahkan ia yang lebih sering mengajak bila tengah tidak melayani Pak Ndra suaminya atau Pak Del. Kami leluasa melakukannya di siang hari saat keduanya mencari nafkah.

Hubunganku dengan Bi Lenterputus setelah aku merantau dan menetap di kota lain. Ah, Bi Nah..

Kisah Taro – Keindahan Tubuh Mbak Rini

TAROSLOT Keindahan Tubuh Mbak Rini, Namaku Rinto, umurku memasuki usia kurang lebih 21 tahun bulan ini. Awalnya aku pikir bersetubuh dengan wanita adalah hal yg biasa-biasa saja, atau kenikmatannya sama saja dengan waktu kita beronani dikamar mandi saat kita lagi butuh kepuasan, itu pendapatku waktu itu. Kebiasaanku beronani atau kata orang ” nyoli ” dimulai waktu usiaku masih 17 tahun ketika aku duduk dikelas tiga S M P. Telah menjadi kebiasaanku sepulang sekolah aku harus pergi kesawah untuk mencari sekarung rumput makanan dua ekor kambingku saat masih dikampung, kini aku tinggal di Jakarta bersama budeku. Memang kedua orang tuaku adalah peternak yg kurang sukses.

Karena terbentur utang yg tak kunjung lunas akhirnya hewan perliharaanya tersisa dua ekor lagi. Teman setiaku adalah Rudi, rumahnya persis didepan rumahku hanya dibatasi sebuah jalan kecil yg menghubungkan kesebuah danau diantara rumah kami berdua.

Waktu itu hari menjelang sore, aku bergegas berganti pakaian sehabis makan sore sepulang sekolah lalu ku ambil sabit yg terselip didinding dapur rumahku yg terbuat dari anyaman bambu, serta tak lupa kutarik karung yg tergeletak dibawah meja makan, kemudian kutaruh keduanya diatas sadel belakang sepeda kesayanganku sambil makan pisang aku bergegas kerumah Rudi untuk meminjam asahan menajamkan sabitku supaya mudah menebas rumput, setelah sampai didepan pintu aku masuki rumahnya lalu kupanggil dia
” Rud..”
”iya..” jawab Rudi dari kamar.
” pinjam asahnya dong Rud “, sembari trus berjalan
” dibelakang Rin, di kamar mandi, ambil aja, saya lagi ganti pakaian” jawab Rudi dari kamar.
” cepatan Rud..udah sore nih..” Pintaku ke Rudi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku lalu kedapur karena memang kamar mandinya ada diluar, dibelakang rumah. Kamar mandi dikampungku umumnya hanya terbuat dari terpal yg dililitkan diempat tiang yg terpancang ditanah, itupun hanya sepatas pinggul, pendek. Pabila kita mau mandi ya harus duduk supaya nggak kelihatan. Pintu kamar mandinya pun hanya di tutupi dengan handuk, sebagai simbol menandakan kalo didalam kamar mandi ada yg sedang mandi. Kubuka pintu dapur yg menuju keluar – kekamar mandi, memang kamar mandinya di keliling pohon pisang dan rambutan jadi kurang begitu jelas kalo terlihat dari pintu dapur rumah Rudi.

Setelah beberapa langkah mendekati kamar mandi byur..suara orang sedang mandi betapa kagetnya ketika kulihat kearah kamar mandi, aku pikir tak ada orang dikamar mandi karena tak ada handuk yg terjuntai dipintunya. Sungguh pemandangan yg spektakuler waktu itu, betapa tdk Mbak Rini kakaknya Rudi yg masih kelas 3 SMU Negeri 1 di kampungku itu sedang asik mandi tanpa sehelang benangpun yg menutupi indah tubuhnya.

Dibawah kuncuran air yg tertampung dalam kotak segi empat terbuat dari semen yg digantung diatas kamar mandi ia asik membersihkan pantat dan pinggangnya yg ramping, karena ia membelakangiku ia tak tahu kehadiranku aku tertengun kuperhatikan dari ujung kakinya lalu naik kepahanya mulus, putih gempal ditumbuhi bulu lembut diatas lututnya, aku tak tahan pandanganku trus naik kearah pantat luar biasa padat dan berisi ujung pantatnya yg menyembul bergoyang ? goyang ketika Mbak Rini mengoyangkan kepalanya yg sedang ia keramasi.

Dia membalikkan badannya, semetara aku telah bersembunyi dilebatnya pohon pisang kulihat toketnya membusung keatas indah dan sekal berjuntai kesana kemari seperti balon yg terisi air, diujung toket sebelah bawah ada daging kecil warna coklat muda yg agak menonjol dan astaga..!! pandanganku turun kebawah perutnya, ramping sekali dan pusarnya indah serta bersih ..apa itu.. disela-sela kedua panggkal pahanya ada tonjolan daging yg belah ditengahnya ditumbuhi bulu ? bulu halus hampir sampai lubang pusarnya. Aku tetap diam dibalik pohon pisang sembari mataku tak lepas dari pandangan kearah kamar mandi. Aku nikmati pemandangan itu sampai Mbak Rini selesai mandi, baru aku mengambil asahan kemudian mengajak Rudi pergi kesawah untuk mencari rumput.

Malam harinya pikiranku nggak bisa tenang, selalu terbayang dengan busungan kedua toket dan bulu-bulu halus diselangkangan Mbak Rini, sambil terbaring dikamar yg telah kukunci kucoba untuk memejamkan mata tetap saja terbayang, akhirnya pikiranku tak bisa tenang perlahan kumasukan jari-jari tangan kananku dibalik sarung, trus kebawah diantara kedua panggkal pahaku lalu tanganku kususupkan kebalik CD merk Sony yg sedang kukenakan, kupegangi bulu-bulu dipangkal kemaluanku, walau baru tumbuh sedikit namun terasa kasar kutarik-kutarik perlahan-lahan bulu yg tumbuh disekitar pangkal k0ntol, k0ntolku menegang beberapa urat terasa menyembul dipinggir batang kemaluanku, kutarik tanganku kemudian kuludahi permukaan tanganku lalu kumasukan kembali kebalik sarung sementara CDku telah kulepas tapi masih tersangkut dimata kakiku.

Ku urut pelan-pelan sembari kuremas-remas k0ntolku, makin lama terasa nikmat sekali. Namun baru beberapa urutan genggaman tanganku pada k0ntol terasa mulai seret dan panas karena ludahku mengering. Disamping ranjangku diatas meja belajar ada sebotol handbody lotion yg selalu kupakai sehabis mandi, ku ambil dan kutuangkan dipermukaan tanganku, ku oleskan diseluruh batang kemaluanku setelah itu ku genggam seraya kemudian posisi tubuh kuberbalik dan sekarang aku tengkurap sembari menggenggam batang kemaluanyg makin membesar kupejamkan kedua mataku seolah ? olah aku sedang menindih Mbak Rini, kutekan perlahan-lahan pantatku sangat teratur naik turun, tanganku kubiarkan saja menempel dikasur sembari tetap menggenggam batang k0ntolku.

Napasku mulai tersengal gerakanku semakin cepat ku kuremas ? remas batang kemaluanku kubayangkan kalau kemaluanku terjepit diantara selangkangan Mbak Rini yg berbulu halus itu makin lama kurasakan makin
“nikmat oughh.. Mbak Rini.. enaakk..” desahku ada sesuatu yg terasa makin memuncak makin dekat kelubang k0ntolku dan akhirnya
“oughh..croott.. crott.. enakk Mbak Rinih..”segumpal cairan warna kuning-kecoklatan agak kental keluar mengalir dari ujung k0ntolku, aku terkulai lemas, kubalikkan tubuhku sekarang aku terlentang keringat mengucur disekitar dada dan wajahku, pelan ?pelan ku urut batang kemaluanku ke arah atas ku peras sisa ? sisa buih kenikmatan yg masih tersisa, mungkin aku lelah karena kegiatan itu ku ulangi sampai tiga kali malam itu sampai-sampai handbody lotionku habis..akhirnya ku tertidur pulas..

Tepatnya malam tanggal 17 Agustustus 1995 Rudi datang kerumahku, lalu mengajakku main kerumahnya tujuannya untuk menyelesaikan pe-er bahasa inggris dari Bu guruku, memang pelajaran yg paling kusuka disekolah adalah bahasa inggris. Sesampai dirumahnya kulihat diruang tamu Mbak Rini sedang tidur terlentang sambil menonton TV,
” kok sendiri mbak, Bapak sama Ibu pada kemana??” tanya ku kepadanya sembari kulirik buah dadanya menonjol dibalik t-shirt warna ungu yg sangat ketat melekat ditubuhnya serta memperlihatkan lubang pusarnya.
” lagi ke rumah saudara Rin, ada yg nikahan di Jakarta ” ujarnya ” ada pr malem ini Rin?”, tanya dia
” iya mbak, pr bahasa inggris, Mbak mau bantuin??”, ku pancing dia.
” nggak ah, filmnya bagus entar aja Rin, coba aja dulu entar kalo nggak bisa Mbak bantuin deh ” jawab Mbak Rini,
” iya deh mbak, saya permisi dulu kekamar Rudi nggak enak sama Rudi udah nungguin” kataku, padahal aku masih ingin mengobrol bersamanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dikamar aku sibuk menyelesaikan pr dimeja belajar Rudi sementara Rudi malahan baca majalah diatas ranjang yg terbuat dari papan tapi diatasnya ada kasur busanya, pe-er kali ini membuat kepalaku benar-benar pusing, akhirnya setelah pukul 11 malam baru pe-er itu dapatku selesaikan, karena asiknya membuka dan menutup kamus sampai-sampai aku lupa pada Rudi, kutengok kearah ranjang kulihat ia telah terlelap tidur. Kututup kamus dan kurapikan meja belajar Rudi.

Kuselimuti dia, ahh lebih baik aku kedapur cari makanan pikirku karena rumah Rudi sudah seperti rumahku sendiri, ketika ku melintas ruang tamu kulihat Mbak Rini masih tidur terlentang didepan TV, hanya saja kini ia telah berganti pakain memakai baju tidur longgar bercorak bunga-bunga.
” Mbak belum tidur “, tanyaku
” belum Rin, habis filmnya bagus, udah beres pe-ernya?” Mbak Rini balik bertanya seraya ku duduk disampingnya tetapi aku menghadap ke TV sementara ia masih tidur-tiduran.
” mana Rudi? “, tanya Mbak Rini
” udah tidur dari tadi mbak, mungkin capek?” jawabku.
” Rin kata Rudi kamu pintar ngurut kepala ya?”, sembari Mbak Rini menekan kepalanya seolah ? olah sedang pusing, atau memang pusing beneran aku tak tahu waktu itu.
” tolong pijitan kepala Mbak Rin ” pintanya
” bisa sih sedikit mbak, kenapa?, kepala Mbak sakit, yg sebelah mana yg sakit Mbak ” sembari mulai kupegang kepalanya tepat diatas jidatnya, kutekan perlahan-perlahan.

Tapi pandanganku tetap ke arah TV, tapi sumpah enggak tahu pikiranku mulai porno, sementara dibalik celana hawaiku, k0ntolku nggak bisa diajak kompromi makin menegang. Aku tetap memijat disekitar kening Mbak Rini, kulirik ia ternyata matanya tertutup mungkin menikmati pijitan tanganku.
” enak Rin, kamu pintar mijatnya” kata Mbak Rini.
Aku hanya tersenyum.
” udah Rin, pijitin pinggang Mbak iya” tanpa menunggu persetujuan dari ku kemudian ia membalikan tubuhnya.
” sebelah sini Rin ” Mbak Rini memegang pinggangnya menjelaskan letak yg harus ku pijat.

Ku pegang pigangnya, ku urut dari mulai dari atas kebawah sambil ku tekan perlahan-lahan
permukaan pigangnya tapi hanya sebatas pinggulnya tak lebih dari itu, aku takut dibilang kurang ajar. Tapi beberapa kali tanganku tersangkut baju tidurnya.
” susah ya Rin, kamu ngurutnya, sebentar Rin biar bajunya Mbak angkat keatas ” Mbak Rini pegang ujung bajunya yg menutupi punggungnya hingga pinggulnya kemudian ia tarik hingga sebatas tali branya, tapi Mbak Rini masih dalam posisi tengkurap. Ia letakkan tangan yg sebelah kiri diatas punggungnya.

Aku benar-benar terpesona melihat permukaan kulit pinggul Mbak Rini yg kamarin lusa hanya mampu kupandangi dari jauh kini ada di depan mataku, dapat ku sentuh dan kuraba.
” cepatan Rin ” suara Mbak Rini mengagetkanku.
” iya Mbak ” aku tergagap, kucoba tetap bersikap wajar ku tekan sebisa mungkin pikiran pornoku setelah sekian menit aku dan Mbak Rini hanya diam sementara aku hanya mengurut dan Mbak
Rini sesekali mengeluh menahan tekanan tanganku, kucoba membuka pembicaraan
” kulit Mbak putih ya ” pujiku tetapi aku tetap mengurut dibagian pinggang Mbak Rini pelan-pelan.
Pijatanku kuarahkan kebagian bawah pertama kuberanikan memijat gundukan daging pantatnya, rasanya padat dan kenyal lalu kupegang dengan kedua tanganku kuremas-remas, aku hampir nggak bisa menguasai diri sepertinya Mbak RiniPun menikmati pijatan-pijatanku, desahan nafas Mbak Rini makin jelas kudengar iramanya seperti orang sehabis lari pagi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tiba-tiba Mbak Rini berbalik kini ia terlentang. Aku kaget setengah mati, mati aku..pikirku aku pasti akan dicaci oleh Mbak Rini atas ulahku yg kurang ajar. Tapi aneh Mbak Rini justru tersenyum melihatku. Mbak Rini bangun dari tidurnya, kulihat matanya sayu, dan bibirnya setengah terbuka dan basah sangat mengoda.
” sini tanganmu Rin ” Mbak Rini meraih kedua tanganku, aku diam saja aku bagai terhipnotis hanya desah napasku makin tak teratur.

Diletakkannya kedua tanganku diatas toketnya, ia bimbing kedua tanganku untuk meremas kedua toket dibalik bajunya. Aku tak tahan ku angkat ujung bajunya lalu aku berdiri dan kutarik keatas melewati kepalanya hingga akhirnya bajunya terlepas dari tubuhnya, aku duduk lagi dihadapannya kupeluk dia, kupegang tali pengait BH warna ungu dipunggungnya, kutarik secara paksa,
“aduhh, pelan-pelan Rin sakit” ketika tali BH itu terlepas secara paksa.

Kini toket itu menyembul keluar, membusung indah ku pegang perlahan-lahan lalu kuremas-remas,
“aughh..geli..enak..Rin, auhghh pelan-pelan Rin..” Mbak Rini memegang lenganku semakin kecang pegangannya, mata Mbak Rini kadang terbuka kadang tertutup.
Ku pegang bagian bawah toketnya kuangkat lalu kuarahkan mulutku kebagian puting toket Mbak Rini sebelah kiri, kumasukan kemulutku lalu ku gigit pelan-pelan,
” auhghh..enakk..Rin..geli..Rin, terus teruss enakk Rinnn“, Mbak Rini memeluk kepalaku, ia tarik rambutku sementara tangan kanannya membuka kancing celanaku lalu trus kebawah hingga masuk kebalik CDku dan..auhh..ia pegang batang kemaluanku yg dari tadi telah menegang.
Ia tarik kebawah celana hawaiku hingga terlepas, akupun tak tinggal diam ku pegang celana tidur Mbak Rini kutarik hingga terpelorot sampai bawah.

Ku baringkan Mbak Rini diatas tilam warna ungu kemudian kepalanya kuangkat lalu kuselipkan bantal dibawah kepalanya. Tubuhku merosot kesebelah bawah sementara kini posisiku diatas Mbak Rini sedangkan kedua pahanya mengapit pinggangku, tubuhku makin kebawah. Kusentuh bagian vital Mbak Rini trus kubelai rambut ? rambut halus disekitar lubang kewanitaanya kucium perlahan lalu kugigit bagian daging yg menyembul keluar sebesar biji sirsak berwarna merah, Mbak Rini merintih..uaghh..kamu pintar Rinnn.. sementara kedua pahanya mengapit kepalaku menahan geli bercampur nikmat, kurasakan kini liang yg ada dipangkal Mbak Rini itu makin lama makin mengeluarkan cairan yg memenuhi lubang kemaluanya.

Posisiku kini berubah perlahan aku duduk didepan selangkangan Mbak Rini ku pegang kedua pahanya Mbak Rini kutaruh diatas lututku, kini didepanku terlihat jelas belahan lubang memek
Mbak Rini makin membelah hingga didalamnyapun terlihat jelas olehku karena terpaan sinar lampu diruang tengah itu, perlahan-lahan kumasukan jari tengahku kedalam lubang kemaluan Mbak Rini, lalu kukocokkan perlahan-lahan jari tengahku di dalam kemaluannya,
” Aughh..truss..Rin..nikmat sekali..Rinnn”,
Mbak Rini merintih-rintih semetara kedua tangannya berputar kesana kemari meraih apa yg bisa ia pegang, ku lihat Mbak Rini bagai cacing kepanasan menggeliat kesana kemari. Ia berusaha meraih batang kemaluanku.
” Rintoo masukin punyamu Rin” suara Mbak Rini terdengar parau akibat tekanan birahi yg kian memuncak.

Ku genggam batang k0ntolku yg sudah mengencang dari tadi lalu tanganku yg sebelah kiri merenggangkan paha Mbak Rini, terlihat jelas lubang memek Mbak Rini makin menganga, batang kamaluanku makin dekat dengan lubang selangkangan Mbak Rini lalu kuarahkan tepat ditengah dan bluuss..
” aauu..sakit Rin jangan kuat ?kuat nekannya,” teriak Mbak Rini.
” enaakk mbak, aughh punya Mbak Rini enakk.. aku tak menghiraukan lagi teriakan Mbak Rini. Awalnya lubang kemaluan Mbak Rini terasa serat tapi lama kelamaan ada cairan yg mengalir hangat mengalir keluar dari rahim Mbak Rini, hingga kini batang k0ntolku dapat lancar keluar masuk kedalam lubang kenikmatan itu.

” Cepat..Rinnnn..tekan yg kuat punya Mbak mau keluar.. rintihan Mbak Rini makin menjadi-jadi..sementara dekapannya dipunggungku makin kecang auhghh cepatt Rinnn yg kuat nusukk nya..” rintih Mbak Rini…
“aughh..mbak punya saya mau keluaarr ..enaakk..enaakk..mbakk,..saya..sayang..mbak..auhghh..mbak kerluarr..enakk..enakk..mbak..”kugigit toket Mbak Rini, lalu ku sedot-sedot puting Mbak Rini..ada sesuatu yg kian memuncak mendekati..
” enaakk Rin truss Rinn Mbak sayang Rinto juga..” dan akhirnya crott..crott..air maniku tumpah diatas perut Mbak Rini..aku terkulai lemas ku kecup lembut bibir Mbak Rini..mbak Rini hanya diam dan tersenyum..puas walau disela matanya kulihat ada air mata.

Kulirik jam dinding ternyata tengah malam telah terlewati, ku kenakan kembali celanaku, sementara Mbak Rini habis membenahi pakaian dan rambutnya yg acak-acakan lalu menuju makar mandi. Ku langkahkan kaki menuju kamar dan aku tidur disamping sahabat karibku Rudi.

Sebulan setelah kejadian itu Mbak Rini lulus sekolah kemudian atas saran kedua orang tuanya ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Salam sayang ku buat Mbak Rini yg cantik jika sempat baca cerita ini semoga engkau tetap sayang padaku

Kisah Taro – Enaknya Dikocok Rika

TAROSLOT Enaknya Dikocok Rika, Indra merupakan namaku dan aku kini sudah menjadi seorang kepala keluarga hingga aku mempuyai seorang istri yang cantik dan dengan body yang sexy aduhai banyak sekali tetanggku yang tergila-gila dengan istriku tapi dia sedang kerja keluar negri mengurusih proyekku, sedangkan aku sedang mengurusih Pembangunan Terbesar ku di Semarang. Singkat cerita aku bertemu dengan Rika Seorang Janda 1 anak yang ditinggal oleh suaminya karena suaminya selingkuh.

Aku bertemu dengannya karena dia barusan pindah saja kedaerah komplekku jadi aku terkesima melihatnya dari bawah hingga keatas sungguh mulus wanita ini aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya langsung dan ingin mendekatinya mana tau dapat ^^ heheh

“Selamat Siang Mbak? Baru pindahan kemari yah?”

“Iyah Mas, Kenapa yah mas?”

“Ohh tidak apa kok mbak, pantesan kayak jarang aja ngelihat mbak gelis disini.” Candaku memecahkan suasana

“Ah mas bisa aja, Ohyah mas mau mampir kerumah? itung itung silaturami aja.” Tawarnya

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ehm gimana yah ? Ntar suami kamu marah lagi?”

“Aku sudah tidak punya suami mas, Dia udah pergi ninggalin aku sama anakku”

“Ohh begitu, yasuudah ntar malam aku kerumah kamu main main”

“Janjii yah mas? Aku tunggu yah byee~!”

Lalu aku pulang tidur ketika sudah jam 7 aku bergegas mandi dan bersiap siap dengan pakaian Rapi dan janganlupa Wangi^^hehe

Ketika aku sudah sampai didepan rumah Rika Kuketok pintunya
Tok Tok Tok Permisii

“Kamu sudah datang yah, Selamat datang ke rumahku. Silakan masuk mas”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Mas”, katanya

“Sudah tidak usah Mbak, Aku juga sebentar lagi pergi”

“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

Ketika akhirnya ia muncul, Rika membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna abuabu dipadu celana berenda berwarna merah.

Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

Ia lalu mencium pipiku. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tanganku mulai meraba tubuhnya. Aku mendapatkan Buah dadanya yang besar dan pentil sudah mengeras

Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Rika Mendesah “Aaahh” Membuah tubuhku panas

Kontolku sudah mengacung keluar dari celanaku Tangan lembut Rika memegang batangku yang besar dan dikocokan lembut seperti masih terkejut dengan ukuran yang tidak standart itu

“Lumayan.. Besarnya”, kata Rika sambil mengelus lembut kemaluanku.

“Kita pindah kekamar aja yuk?”, katanya sambil menarik tanganku

Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

“Kok Diam? Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu.

Buah dadanya juga mengeras diiringi. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku.

Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima gesekan gesekan kontolku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak.

mulutnya dibungkam. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepatt Tonn, Aku udah nggak tahan nih” jeritnya.

Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESSSSHH!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memeknya miliknya.

Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding lubang kemaluannya menyedot batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya.=

Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

“Ohhh Ohhhh Ehmmm ..”, erangnya, “Lebih keras sayang, Lebihh dalammm sayang sodoknya. Lebih keras.. Oooaah!”

Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya. kurasahkan spermaku akan meledak didalam mekinya.

“Aku mau keluarr Tann”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

“Kita Bareng..ann yahh, Aku mau Kamu ngeluarinnya didalamm sayang” Pintahnya memelas

Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. kuhentakkan pantatku dan kontolku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

“Aaahh Aahhh Ohhh sayangg enakk Aaahh” Jeritannya

Sekitar sepuluh menit kami diam. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Indrao kamu benar benar hebat sekali sampai aku nggak tahan”, katanya,”

“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Bolehh dong, serah kamu aja deh”, balasku cepat.

“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Ia lalu mengajakku mandi. Terus menerus kami melakukannya kapanpun kami mau. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu.

Kisah Taro – Cemburu Membawa Sensasi Kenikmatan Luar Biasa

TAROSLOT Cemburu Membawa Sensasi Kenikmatan Luar Biasa, Namaku Dirly. Usiaku 28 tahun. Aku akan menceritakan tentang kisah kehidupanku yang kemudian mengubah pola pikirku dalam memahami cinta dan nafsu.

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat aku mempunyai seorang pacar yang sedang mengerjakan skripsi guna menyelesaikan studi S1-nya. Sebagai seorang pacar aku selalu mencoba menemaninya mengerjakan skripsi namun di sisi lain sebagai seorang karyawan aku pun harus mengutamakan pekerjaanku. Kisah ini terjadi pada 28 Juli 2004 di suatu senja di kota K.

“Hallo Dirly.. ‘Met sore” Riana pacarku meneleponku.

O ya, sebagai gambaran, aku mempunyai pacar yang sangat cantik, wajahnya hampir mirip artis yang sering tampil di layar televisi, bodynya sexy, montok, serta ukuran BH-nya 36 B.

“Hallo juga Riana, lagi dimana nih?”
“Aku di rumah, eh kamu ada acara nggak?”
“kalau ya kenapa dan kalau nggak kenapa”
“Eku mau minta tolong dong, ortuku kan lagi pergi ke Jakarta. Di rumah aku sendirian, aku mau garap skripsi. Mau nggak nemenin aku?”
“Kapan?”
“Setahun lagi.. Gimana sih ya sore ini dong”
“Yah kalau sore ini aku nggak bisa, aku udah janjian ama temen bisnisku untuk merancang pembuatan proposal proyek”
“Ya udah kalau nggak bisa aku minta temenin temen kampusku aja biar sekalian busa diskusi”

Aku kemudian bergegas untuk pergi dengan teman bisnisku, sebenarnya ingin sekali aku menemani Riana, namun apa boleh buat karena aku berpikir bisnis ini kan juga untuk masa depan kami berdua, jadi nggak mungkin aku batalkan. Sementara Riana kemudian mengajak temennya Rico yang memang sudah kukenal untuk menemaninya mengerjakan skripsi. Rico ini adalah sahabat Riana, teman sekampusnya. Kalau kulihat dari tatapan matanya aku tahu betul kalau Rico itu naksir kepada Riana, apalagi memang Riana orangnya sangat friendly dan cantik lagi sehingga siapapun lelaki pasti tak akan menolaknya ketika diajak menemani.

Acara dengan rekan bisnisku ternyata tidak berlangsung lama, karena ternyata ia ada saudaranya yang meninggal sehingga harus segera pergi. Di satu sisi aku girang juga karena aku segera dapat menemani kekasihku Riana. Segera kupacu mobilku menuju ke rumahnya. Sengaja aku tidak meneleponnya karena aku akan memberi kejutan kalau aku bisa menemaninya. Terbayang wajahnya yang cantik, aku ingin memeluknya dan segera berduaan dengannya. Tiba-tiba di tengah jalan aku teringat kalau ia tadi sudah menelepon temannya Rico. Entah mengapa tiba tiba aku jadi cemburu membayangkan mereka lagi berduaan dan bercanda ria. Padahal aku biasanya tidak merasakan ini karena aku paham betul siapa Rico.

Pukul 20.00 tepat sampailah aku di rumah Riana. Sayup-sayup kudengar orang tertawa-tawa dari dalam, sepertinya mereka tidak menyadari ada orang yang datang. Kuurungkan niatku untuk menekan bel, aku ingin tahu apa yang sedang mereka lakukan, sehingga aku mencoba mengintip dari jendela kaca. Kulihat mereka lagi bercanda, apalagi Rico orangnya memang pintar melawak. Ada perasaan cemburu dalam dadaku melihat keasyikan mereka berdua. Sesekali kulihat Riana mencubit Rico karena saking gemasnya. Aku betul-betul tak tahan melihatnya. Langsung kubuka pintu depan rumahnya, hingga membuat mereka terkejut.

“E Dirly..” Serempak mereka mengucapkan itu melihat kedatanganku.
“Katanya garap skripsi kok malah asyik berduaan gitu?” bentakku ke Riana, karena cemburukku yang tidak terkontrol.
“Iya.. Kita kan lagi istirahat dulu” jawab Riana sambil tergagap. Kulihat Rico hanya diam saja mematung. Nampaknya ia tidak mau terlalu ikut campur karena “internal” kami.
“Kok nggak ada buku-bukunya?” tanyaku dengan kesal.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tanpa menunggu jawaban kemudian aku keluar sembari membanting pintu menuju mobilku yang kuparkir di halaman. Aku sendiri tidak paham kenapa aku bisa secemburu ini padahal aku juga sudah kenal baik dengan Rico dan aku pun paham meski pun kadang Riana agak sedikit genit namun dia tidak mungkin melakukan hal yanhg aneh-aneh dan melebihi batas.

Aku masuk ke mobilku dan kustarter mobilku, tiba-tiba Riana keluar dari rumah dan berteriak-teriak memanggil namaku.

“Dirly.. Dirly..” Ia langsung masuk ke mobillku.
“Kamu kenapa sih Dirly kok nggak biasanya kamu begitu?”
“Gak usah banyak tanya, kan udah jelas kamu ini nggak tahu diri, aku lagi susah-susah untuk berusaha mengerjakan bisnis untuk masa depan kita berdua tapi kamu malah enak-enakan, bermesra-mesraan dengan Rico”
“Kamu jangan salah paham Dirly.. Kok tega kamu menganggap aku serendah itu, aku kan hanya minta tolong sama rico apalagi dia yang lebih paham masalah skripsi ini.. Kamu jahat Dirly” Riana mencoba menjelaskan sambil menangis.

Melihatnya menangis aku menjadi iba, teringat aku akan kebaikannya, lucunya, keceriannya, bibir seksinya.
Sejenak aku diam, kemudian kurengkuh badannya dalam pelukanku.

“Tapi kamu nggak selingkuh kan sayang?”

Riana menggeleng, kuseka air matanya, kuelus pipinya kemudian kukecup bibirnya. Ia membalas, lidah kami saling bertautan.

“Uhh.., ogh..” ia melenguh ketika sambil kucium bibirnya tangan bergerilya ke payudaranya.
“Uhh Dirly.. Aku sayang kamu” ciuman lidahnya makin panas dalam mulutku, sementara tanganku terus bergerilya pada dua buah dadanya yang montok.

Aku tahu betul kalau Riana ini paling tidak tahan ketika dadanya di sentuh, apalagi kalau putingnya di pegang pasti langsung mengeras bagaikan tersengan listrik 3000 volt.

“Ahh.. Uh.. Dirly.. Aku nggak tahan, kita lanjutin di kamar yuk.. Gak enak kalau kelihatan orang”

Wajah Riana memerah, nampak sekali kalau ia menahan gairah yang luar biasa. Tanpa banyak bicara langsung kupapah Riana sambil terus berangkulan menuju kamarnya. Kulihat di ruang tengah Rico tak ada, mungkin ia sedang di belakang. Tapi kami tak ambil pusing, langsung kubawa Riana ke kamarnya. Tanpa sempat menutup pintu sehingga agak terbuka sedikit. Kurebahkan tubuh Riana di kasur, kuciumi bibirnya, pipinya dan tak ingun kulepaskan.

“Ohh.. Dirly.. Uh.. Nikmat sekali” Riana terus menggelinjang ketika kubuka bajunya.

Tersembul di depan mukaku dua buah gunung yang masih terbungkus kain meski tidak menutupi semuanya. Putih bersih begitu indah dan menggairahkan. Kuciumi kembali ‘buah’ yang masih tertutup itu.

“Uh.. Ogh.. Uh.. Ogh..”

Desahan suara Riana semakin menggairahkan aku untuk terus memainkan payudaranya. Perlahan kubuka kait tali BH nya dari belakang, sedikit demi sedikit kutarik semua BH nya.

“Oh..”

Lenguhan Riana semakin kencang. Sejenak kupandangi dua buah gunung yang sudah tak berkain lagi, tampak putingnya yang kecoklatan mengeras tegak seolah memanggilku untuk segera menjilatnya

“Kok dipandangi aja sih.. Cium dong”.

Riana memintaku seakan tak sabar untuk segera memintaku melumat habis putingnya. Kudekatkan perlahan kepalaku di dadanya. Kujilat-jilat kulit di sekitar putingnya sembari menggodanya untuk memberikan sensasi yang luar biasa.

“Oh.. Oh, ogh,” Riana merintih ketika lidahku tepat berada di putingnya. Kubasahi putingnya dengan ludahku.
“Aughh.. Ohh.. Ogh..” Rintihan dan lenguhannya makin keras saat kutarik putingnya dengan mulutku..
“Ohh.. Ambil semua Dirly.. Ambil semua.. Aku milikmu Dirly” napas risa semakin tak beraturan menggelinjang ke kanan ke kiri bagai cacing kepanasan.

Sementara itu akibat kelalaian kami tak menutup pintu, sepasang mata terus mengamati aktivitas yang aku dan Riana lakukan. Di luar sepengetahuanku, Rico ternyata mengintip perbuatan kami. Memang bukan sepenuhnya dia yang salah tapi juga karena keteledoran kami yang karena terlalu asyik tidak sempat menutup pintu.

Aku terus mencumbu Riana, kujilat perutnya dan terus kebawah. Pelan namun pasti kubuka celana jeans Riana, tangannya secara refleks juga ikut membantu menurunkan celananya. Terlepaslah celana jeans biru Riana, kini yang tertinggal hanyalah celana dalam warna pink yang di dalamnya tampak gundukan hitam yang ditumbuhi rambut ynag cukup lebat.

“Oh.. Rico..” Teriak tertahan Riana yang makin terangsang, sambil menggigit bibir menahan gelora nafsu yang kian panas.
“CD-mu lepas sekalian yah?”
“Ehm..” Ungkap Riana sembari menggangguk, seakan tak mampu lagi untuk mengeluarkan kata-kata.

Kini Riana telah telanjang bulat di depanku, bodynya betul-betul menggairahkan membuat ‘adik’ kecilku yang masih tersimpan di celana berontak meminta untuk keluar ikut bergabung.

“Kamu lepasin juga dong pakaianmu.. Kan nggak adil kamu masih lengkap aku dah telanjang bulat gini”

Tanpa banyak bicara kulepaskan seluruh pakaianku, hingga keluarlah senjataku yang telah berdiri tegak dan bersiap menjemput mangsanya. Kutundukkan kepalaku untuk menciumi gundukan bukit kecil Riana yang ditumbuhi hutan hitam yang lebat.

“Ohh.. Uhh.. Ugh” teriakan Riana makin tak beraturan, apalagi saat kutemukan benda kecil bagai kacang berwarna merah dan basah. Sejenak kupandangi kemudian kembali kusapu dengan lidahku meminum sari-sari kacang itu dengan nikmatnya.
“Ah.. Dirly.. Kamu pintar sekali, terusin Dirly.. Terusin” sambil menggelinjang tangan Riana mencari-cari sesuatu. Ups.. Akhirnya ia dapatkan juga tongkatku yang sudah tegak.
“Oh.. Oh..” aku pun mendesah geli ketika tongkatku dipegang tangan halusnya, perlahan tongkatku dikocoknya.
“Uh.. Uh..” Aku semakin tak tahan merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Tiba-tiba Riana bergerak memutar tubuhnya hingga mulutnya persis berada di ‘adik’ kecilku seolah ia mau berdiskusi lebih jauh dengan ‘adik’ku yang gagah. Sedangkan mulutku juga tepat berada di bukit yang di tengahnya terdapat lorong ditutup kacang. Kami bermain dengan gaya 69.

“Oh.. Uhh.. Ogh..”
“Ah.. Uh.. Slurp.. Slurp..” Bunyi gesekan mulut dan tongkat serta mulut dan gua makin keras terdengar. Kami asyik dengan mainan kami masing-masing hingga berlangsung sekitar 20 menit.
“Dirly.. Aku nggak tahan lagi, masukin dong tongkatmu ke guaku” Rengek Riana sambil terus berdiskusi dengan tongkatku, dijilatnya tongkatku hingga licin, bahkan sesekali telornya pun ia cicipi juga.
“Dirly.. Please.. Cepetan donk.. Aku nggak tahan lagi..”
“He eh..” Jawabku sambil terus menikmati kacangnya..
Beberapa saat kemudian kuputar badanku pada posisi semula. Riana mengangkangkan kakinya hingga gundukan bukit itu nampak jelas sekali. Hutannya yang hitam dan rimbun membuat pemandangan tampak begitu indah, begitu pula ‘kacang basahnya’ yang melambai-lambai. Wajahnya yang merah, bibirnya yang seksi menahan gairah semakin menambah kecantikannya malam ini.

“Cepetan dong Dirly..” Perlahan namun pasti kugerakkan tongkatku menuju gua yang lebat itu
“Ouhh..” Riana merintih saat kepala tongkatku mulai masuk kemulut gua yang sudah basah dan licin.
“Ah.. Ouh.. Ohh.”
“Oh.. Oh.. Uhh..”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Desahannya dan desahanku bersahutan tatkala pelan-pelan batang tongkatku masuk ke dalam gua. Sejenak tongkat itu kutarik keluar kemudian kumasukkan lagi dengan sangat perlahan.

“Ahh.. Ouhh.. Nikmat sekali Dirly.. Ohh”
“Aku sayang kamu Riana”
“Aku juga Dirly.. Oh nikmat sekali.. Ohh”

Tongkatku terus bersenam maju mundur di dalam gua Riana. Sementara itu mulutku juga terus bergerilya di gunung kembar Riana.

“Ahh.. Dirly.. Oh.. Terus Dirly.. Dalem lagi.. Ohh” Riana terus menggelinjang ke sana ke mari, pantatnya juga terus bergoyang bagaikan Inul di atas panggung.
“Oh.. Oh.. Aku tak tahan lagi Dirly.. Tongkatmu enak sekali, aku hampir sampai.. Terus Dirly lebih keras lagi.. Ohh”
“Ahh.. Uhh.. Uh.. Aku juga hampir keluar sayang, dikeluarkan dimana? Di luar apa di dalam?”

Tiba-tiba ada sesuatu lahar panas yang akan segera muntah dari tongkat kenikmatanku.

“Di dalam aja biar nikmat.. Oh.. Uh..” Cret.. Cret.. Crett.. Keluarlah lahar panas dari tongkatku.
“Ohh.. Aku sampai..” Pada saat yang bersamaan Riana juga sampai pada puncaknya.
“Uhh.. Ogh..”

Lolongan panjang kami mengakhiri pertempuran pertama yang luar biasa nikmatnya. Perlahan nafas kami teratur kembali seperti turun dari puncak kenikmatan yang sensasional.

Prakk.. Tiba-tiba terdengar suara vas bunga tersenggol, aku dan Riana saling berpandangan, terkejut sekaligus sadar kalau Rico masih ada di ruang tengah.

“Riana.. Rico kan belum pulang?”
“Belum.. Kamu sih terlalu bernafsu..”
“Habis kamu juga sih.. Terlalu menggairahkan he he..”
“Jangan-jangan dia lihat kita?”
“Biarin aja deh, kan malah lebih sensasional”
“Dasar Gabrut kamu..”
“Eh Riana, aku punya ide”

Tiba tiba muncul dalam benakku untuk mengajak Rico ikut serta dalam permainan kami, seolah aku sudah lupa kalau tadi sempat merasa cemburu dengan keberadaannya.

“Ide apaan?”
“Gimana kalau Rico kita ajak sekalian main dengan kita”
“Maksudmu?”
“Kita ajak dia untuk bercinta bersama, kan lebih asyiik.. Pasti jauh lebih nikmat”
“Ah gila kamu.. Gak mau emangnya aku cewek apaan..”
“Bukan begitu, pasti lebih sensasional. Percayalah ini tidak akan mempengaruhi hubungan kita. It’s just sex not love. Aku juga tetap mencintaimu”

Sejenak Riana berpikir, mungkin ia menganggap ideku sangat gila, tapi entah kenapa tiba-tiba bulunya merinding dan tampak wajahnya bergairah, mungkin ia membayangkan permainan tersebut. Namun ia juga tidak mau kalau tampak menggebu menginginkan permainan itu karena bagaimana pun kami memang saling mencintai.

“Apa kamu serius Dirly?”
“Serius” aku coba meyakinkan Riana.
“Kamu nggak cemburu kalau aku main seks juga dengan Rico?”
“Ya enggaklah kan aku yang minta, asalkan ada aku”
“Kamu nggak ngambek lagi kayak tadi saat liat aku hanya bercanda dengan Rico”
“Enggak.. Percayalah.. Ini mungkin malah akan membuat hubungan kita semakin dewasa”
“Terserah kamulah” Riana akhirnya pasrah, yang penting tak mengubah apapun pada hubungan kami, karena tiba-tiba ia pun mulai bergairah.
“Ok kalau gitu aku akan bicara ama Rico”

Aku segera turun dari ranjang, kupakai celanaku kemudian aku keluar dari kamar. Kulihat Rico lagi merokok di ruang tengah, dari wajahnya nampak ia sangat gelisah melihat permainan tadi, mungkin ia juga sangat terangsang tapi tak ada pelampiasan. Kaget ia ketika melihatku melangkah ke arahnya.

“Eh Dirly..”
“Ric.. Sori ya perlakuanku tadi, aku agak emosi karena badanku lagi capek, pikiranku juga stress akibat kerjaan”
“Gak pa-pa kok Dirly.. Aku paham, biasalah dalam setiap berhubungan, cemburu itu kan tanda sayang” ungkapnya sok bijak dan arif.
“Sori juga tadi kamu kami tinggal sendirian di ruang tengah”
“Gak pa-pa kok”
“Tapi tadi kamu lihat kan aku ngapain dengan Riana?”
“Enggak.. Aku nggak.. Tahu..” Katanya agak gugup.
“Gak usah bohong Ric.. Aku nggak pa-pa kok, kita kan udah sama-sama dewasa, malah kalau kamu mau boleh kok kalau kamu ikutan”
“Maksudmu?”
“Iya kalau kamu mau, kamu boleh kok ikutan”
“Ikutan apaan?”
“Ikutan bermain seperti yang kamu lihat tadi”
“Apa aku nggak salah denger?
“Enggak.. Tadi aku juga udah bicarakan ama Riana, Riana juga setuju kok, itung-itung ini sebagai tanda maaf kami berdua, lagian kamu kan juga udah lihat semuanya”

Rico tercenung, mungkin ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, ia seolah sedang bermimpi. Tapi aku segera menyadarkannya.

“Yuk kita ke kamar.. Kasihan Riana dah menunggu lama” kutarik tangan Rico untuk ikut ke kamar Riana.

Begitu masuk kamar, nampaklah Riana sedang telentang di tempat tidur sambil diselimuti sedikit di bagian bawah perutnya. Rico melongo melihat pemandangan yang luar biasa, paha yang putih mulus, dada yang indah membusung, pemandangan yang mungkin selama ini hanya ia bayangkan saat melakukan onani karena aku pun tahu kalau memang sudah sejak lama ia sangat tertarik dan bernafsu ketika melihat Riana. Namun sejauh ini ia cukup tahu diri karena Riana sudah ada yang punya. Tapi kini Rico melihat Riana yang betul-betul dalam posisi menantang, atas ajakanku sendiri yang merupakan pacarnya Riana.

“Kok diem Ric, kenapa?” Sapa Riana memecahkan kesunyian.

Kulihat sebenarnya Riana agak gugup dipandangi seperti itu. Apalagi kini di depannya ada dua lelaki yang selama ini memang dekat dengannya yang satu sahabatnya yang satu adalah pacarnya. Atau mungkin ia juga membayangkan sebentar lagi kedua orang dekatnya itu akan menjamah tubuhnya dan memberikan kenikmatan kepadanya. Kulihat pancaran wajahnya sangat bergairah. Sedangkan aku sendiri juga tidak tahu kenapa, saat ini sama sekali tidak ada rasa cemburu sedikit pun, malah yang justru aku sangat terangsang menghadapi permainan yang akan segera kami mulai.

“Yuk Ric kita mulai pestanya” Kuajak Rico segera mendekat ke Riana.

Kulepas semua baju yang ada di tubuhku, juga kuminta hal yang sama dengan Rico. Kini kami bertiga dalam keadaan yang sama-sama telanjang. Kulirik tongkat Rico yang sudah tegak, dari sisi ukuran memang tak jauh beda. Namun masing-masing punya kekhasan tersendiri. Punyanya agak melengkung sedangkan punyaku menjulang dengan kokohnya.

Aku memulai duluan dengan merundukkan kepalaku pada bagian bawah perut Riana. Hutannya yang lebat kuciumi dengan seksama.

“Ouh.. Ouh..” Riana merintih kenikmatan.

Rico pun tidak mau ketinggalan, ia mengambil bagian pada wajah Riana. Ia ciumi bibir Riana dengan lembutnya. Bibir sensual yang selama ini hanya ada dalam bayangannya.

“Ouh.. Ogh.. Uh..” Riana tak tahan menahan sensasi serangan bawah atas, tubuhnya menggeliat ke sana ke mari, pantatnya bergoyang bagai tampah yang sedang diputar-putar.

Sambil terus beradu bibir dengan Riana, tangan Rico bergerilya ke dalam payudara Riana yang ranum.

“Ouh.. Ou..” sensasi yang Riana rasakan makin menjadi-jadi.
“Hh.. Uh..” Desah nafas kami makin tak beraturan.

Sambil terus kujilati ‘kacang basah’ Riana, kulihat Rico mengubah posisi. Tongkatnya yang melengkung itu ia sodorkan ke mulut Riana. Dan Riana pun menyambutnya dengan antusias.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ouhh.. Ups..” Pelan dan pasti tongkat Rico keluar masuk dari mulut Riana.. Terkadang Riana melahapnya hingga hampir mengenai telurnya.
“Ohh..” Kudengar erangan Rico menahan kenikmatan dari mulut yang selama ini ia bayangkan. Sementara aku sendiri juga mengubah posisi, tongkatku yang sudah tegak kucoba untuk kumasukkan ke dalam tempat ‘kacang basah’ Riana.
“Aauuww.. Ohh.. Auww” Riana berteriak tertahan menahan kenikmatan tongkatku, namun tertahan suaranya oleh tongkat Rico yang sedang maju mundur.

Kulihat wajah pacarku ini benar-benar cantik dan menggairahkan dengan dua buah tongkat yang sedang memasuki lubang atas dan bawahnya. Kugerakkan tongkatku maju mundur mengikuti gerakan Rico yang juga maju mundur dalam mulut Riana.

“Ohh.. Ua.. Uuaoww” berbagai suara-suara tertahan serta desahan nafas memecah kesunyian malam itu.

Setelah berlangsung selama 10 menit, kemudian Rico menoleh ke arahku, meski ia tak bicara tapi aku mengerti kalau ia minta ijin kepadaku untuk tukar posisi, karena ia ingin merasakan juga nikmatnya ‘kacang basah’ Riana. Kami pun bertukar tempat. Tongkat Rico di bawah, sedangkan tongkatku di mulut Riana.

“Ouhh.. Ohh..” Tongkatku maju mundur dalam mulut Riana, kadang kepalanya ia jilat, kadang batangnya bahkan kadang seluruhnya ia telan.
“Ouhh enak sekali Ris.. Punya kamu masih seret.. Ohh” Terdengar Rico meracau merasakan nikmatnya gua Riana.
“Ris, kamu makin cantik sekali, dengan wajah penuh permen gitu.. Ohh” matanya melotot kugodain seperti itu, tapi makin tambah nikmat.
“Ohh Ris.. Dada kamu montok sekali.. Ohh”
“Ahh.. Kamu menggairahkan sekali Ris..”
“Auh.. Ohh” sensasi yang kami rasakan makin menjadi.

Mata Riana berkejap-kejap tanda ia sudah mau mencapai orgasme, aku hapal betul tanda-tanda ini karena aku sering bermain cinta dengan Riana.

“Ohh.. Ohh..” Di saat yang sama akupun juga merasakan hal serupa, akhirnya kutumpahkan seluruh lahar panasku kemulutnya. Crutt.. Crutt..
“Ups.. Ohh..”

Mulut Riana belepotan oleh cairan lahar panasku. Sebagian ia telan karena ia mempercayai akan membuatnya awet muda. Sedangkan Rico masih terus memompa, tapi kulihat ia pun hampir mengeluarkan lahar panasnya.

“Ohh.. Huu.. Ohhghh..”

Cret.. Cret.. Crret.. Tumpahlah lahar panas Rico yang ia keluarkan di perut Riana, sengaja ia tidak mau mengeluarkan di dalam karena takut resiko pada kehamilan Riana, meski sebenarnya Riana sudah meminum obat anti hamil.

Kami bertiga kemudian tergeletak lemas, namun puas setelah mencapai puncak bersama-sama. Karena Riana di rumah sendirian, maka semalam kami terus berpesta. Kadang aku dengan Riana, kadang Rico dengan Riana, kadang juga bertiga. Tapi yang pasti aku tidak dengan Rico karena aku masih waras bukan gay. Dan kulihat Riana sangat menyukai permainan ini.

Sejak saat itu hubunganku dengan Riana semakin mesra, tanpa ada rasa cemburu tapi semakin cinta. Dan rencananya kami juga akan segera menikah.