Kisah Taro – Nino adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun yang sangat menyukai fotografi. Hobinya dalam dunia fotografi menjadikan profesinya sebagai fotografer. Hal ini berbeda dengan jurusan kuliahnya yaitu hukum, yang merupakan keinginan kedua orang tuanya. Sekarang Nino yang menguasai teknik-teknik fotografi sudah professional dengan bayaran yang lumayan. Hal ini membuat hidup Nino sudah berkecukupan di usia muda. Nino mempunyai perawakan yang cukup ideal, tubuh tinggi, badan kekar, wajah tampan. Fisik yang cocok untuk menjadi model majalah pria. Namun Nino tetap konsisten menjadi seorang fotografer disbanding menjadi model. Nino pun pandai bergaul dengan banyak orang, membuat karirnya semakin moncer. Dia juga banyak disukai gadis-gadis , bahkan model fotonya. Namun Nino benar-benar pilih-pilih dalam memilih pacar, dia ingin yang benar-benar perfect, oleh karena itu dia belum mau pacaran.
Sampai suatu hari dia akrab dengan salah seorang model selebgram yang jadi kliennya. Namanya Nadia, seorang calon dokter yang juga selebgram dengan follower ratusan ribu. Nadia adalah keturunan Arab, berwajah cantik dan berhijab. Dia kuliah di fakultas kedokteran di salah satu Universitas di Yogyakarta. Wajahnya yang cantik dan badan yang ideal membuat dia mencoba mengeksplor potensinya dalam bidang lain, yakni modeling. Namun Nadia memilih menjadi selebgram yang mengendorse produk-produk lalu menerima bayaran. Bagi Nadia menjadi selebgram lebih mudah mendapatkan uang daripada menjadi model professional. Selain itu menjadi selebgram juga lebih santai dan fleksibel, sehingga dia dapat menjalankan kuliah kedokteran dengan baik.
Awal perkenalan Nadia dengan Nino adalah saat dikenalkan temannya yang terlebih dahulu menjadi selebgram, yaitu Dian. Seiring dengan seringnya interaksi antara Nadia dan Nino, diam-diam Nadia mulai menyukai Nino. Nadia ingin Nino menjadi pacarnya, bahkan suaminya. Nadia menganggap Nino adalah sosok yang perfect dan ideal untuk mendampinginya. Di kamar Nadia senantiasa memandangi foto Nino dan membayangkan hal-hal erotis bersama Nino. Respon Nino biasa-biasa saja, Nino masih menganggap Nadia teman biasa. Walau Nino menyadari kalau ada gelagat yang berbeda dari Nadia kepadanya. Hal ini berlangsung selama 6 bulan.Sampai di bulan ke-6 Nadia ingin mngungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada Nino.
Namun masih ada yang mengganjal dalam diri Nadia, masa sih perempuan menyatakan cinta ke laki-laki, gengsi donk. Lagian menurut Nadia Nino gak peka, nyebelin pokoknya. Atau jangan-jangan memang Nino tidak punya perasaan apa-apa ke Nadia? Bagaimana kalau Nadia ditolak? Pasti hati Nadia hancur. Ah, Nadia punya ide, dia akan minta bantuan ke temannya Dian. Biar Dian dulu yang menanyakan kepada Nino.
“Eh, Nad, kemana aja lo? Gue cariin dari kemarin.” Ujar Dian.
“Yaelah, tinggal whatsapp gue apa susahnya sih” ujar Nadia.
“Gue ada kabar gembira buat lo, Nino katanya mau jadi pacar lo.” Ujar Dian.
“What? Serius lo? Lo kok langsung bilang kalau gue pengen jadi pacar Nino? Gue kan pengen tahu aja dia dah punya cewek atau belum.” Ujar Nadia.
“Yee.. Lo Nad, udah dibantuin bukannya makasih kek,” ujar Dian.
“Eh iya deh maaf. Iya makasih ya lu sukses bantuin gue,” ujar Nadia.
“Nah gitu donk, gue juga seneng temen baik gue udah gak jomblo lagi. Hihi” ujar Dian.
“Terus gue harus ngapain sekarang?” ujar Nadia.
“Ya lo kontak Nino lah. Terus ajak dia jalan.Hihi” ujar Dian
Dian adalah sahabat baik Nadia yang juga seorang selebgram. Wajahnya cantik juga, hanya Dian sudah punya pacar yaitu Toni. Mereka bersahabat dengan sangat dekat, sehingga tak ragu untuk saling bercerita soal hal-hal yang sifatnya pribadi.
“Dian, gue malam minggu ini mau jalan loh sama Nino.” Ujar Nadia.
“Wah, asyik, selamat ya. Gue juga mau jalan kok sama Toni.” Ujar Dian
“Lah kok, emang sebelumnya lo ga pernah pacaran Nad?” tanya Dian penasaran.
“Ya dulu banget pas SMA terakhir pacaran.” Ujar Nadia
“Ya biasa aja kali, lo ngobrol, makan, kalau bisa lo first kiss nanti sama Nino. Hihi” ujar Dian
“Ih lo ada-ada aja” ujar Nadia.
Nino lalu menjemput Nadia dengan motor ninja kepunyaannya. Sore itu Nadia mengenakan pakaian yang cukup ketat dan celana jeans, tak lupa hijabnya senantiasa menambah aura kecantikannya.
“Wow, Nad, kamu cantik banget mala mini. Mau jalan atau pemotretan?” ujar Nino.
“Yee.. Kan biar abang makin cinta sama aku. Hihi.” Ujar Nadia sambil malu-malu.
“Ngomong-ngomong rumah kamu kok sepi Nad, pada kemana?:” tanya Nino.
“Oh, lagi pada ke rumah saudara yang nikahan. Aku baru lusa nyusul mereka.” Ujar Nadia.
Mereka berdua pun pergi, Nadia dibonceng dengan motor Ninja Nino, yang membuat Nadia harus merelakan payudaranya menyentuh punggung Nino. Namun karena sudah cinta Nadia tidak keberatan, malahan sepanjang perjalanan Nadia menggunakan kesempatan ini untuk memeluk Nino. Nino pun langsung ngaceng melihat kelakuan Nadia, dan dia baru tahu ternyata Nadia nakal juga.
Mereka berdua menghabiskan malam minggu dengan menonton film di bioskop, makan lalu mengobrol. Mereka mengobrol tentang kehidupan masing-masing dan lebih saling mengenal lagi. Setelah itu mereka pulang, di tengah perjalanan turun hujan deras. Namun karena Nino lupa bawa jas hujan mereka memaksakan diri untuk menerjang hujan walau kondisi mereka basah kuyup. Untungnya perjalanan tidak terlalu lama.
“Nino kamu basah banget” ujar Nadia.
“Kamu juga basah Nad, hehe” ujar Nino.
“Aku kan bisa langsung ngeringin badan dan ganti baju di rumah. Kamu ke rumah aku dulu aja ya, ada baju cowok kok punya kakakku.” Ujar Nadia.
“Gak usah Nad, ga enak diliat orang.” Ujar Nino.
“Eh ayo, kasian kamu pulangnya kan jauh.” Ujar Nadia.
“Yaudah deh kalau kamu maksa. Makasih ya.” Ujar Nino
Nadia dan Nino masuk ke rumah kosong tersebut. Nadia segera mencari baju kakaknya dan sarung. Sementara Nadia masuk ke kamarnya lalu handukan dang anti baju. Nino pun segera memakai baju pemberian Nadia di kamar mandi dan handukan. Sarung dan kaos oblong, karena basah maka Nino tidak memakai celana dalam. Tentu saja Nino malu kalau harus meminta celana dalam kepada Nadia. Nadia pun sudah memakai baju piyama disertai jilbabnya.
“Say mau minum apa?” ujar Nadia.
“Hhm.. Susu hangat ada?” ujar Nino.
“Mau susu hangat atau susu Nadia?” ujar Nadia menggoda Nino.
“What? Kamu kok nakal sih Nad, hihi. Kirain aku kamu cewek alim.” Ujar Nino.
“Ya, kalau ke pacar sendiri gak apa-apa kan nakal.” Ujar Nadia
“Emang beneran kamu mau ngasih susu kamu buat aku?” ujar Nino
“Hhm.. kasih gak ya? Tapi ada syaratnya.” Ujar Nadia.
“Apa emang?” tanya Nino penasaran.
“Kamu nanti mau ya nikah sama aku, kamu jangan ninggalin aku.” Ujar Nadia.
“What? Say, masa pacaran itu kan masa penjajakan, masa berkenalan, tapi kamu dah ngomongin nikah. Gimana kalau ternyata di tengah masa pacaran kamu gak cocok sama aku?” ujar Nino.
“Say, aku udah merhatiin kamu sejak lama. Aku kagum sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku juga nyaman dengan kamu. Usiaku sekarang 24, dah pas kalau buat cewek buat nikah. Kamu 27 juga udah matang, terus kita mau nunggu apa lagi?” ujar Nadia.
“Iya sih, kamu bener juga. Oke deh kalau kamu maunya gitu. Berarti kamu mau ya ngasih susu. Hihi.” Ujar Nino menggoda Nadia.
“Ihh.. Dasar, susu terus fikirannya, aku kasih kamu lemes loh. Hihi” ujar Nadia.
“Yee.. kan kamu yang nawarin duluan.” Ujar Nino.
“Say, boleh aku cium kamu?” ujar Nino
“Boleh say.”Ujar Nadia.
Mereka pun kemudian berciuman, kedua bibir mereka bertemu.Lalu giliran lidah mereka yang bertemu. Gairah mereka mulai naik, perlahan tangan Nino pun mulai menggerayangi punggung dan pantat Nadia.Nadia diam saja dan menikmatinya.
“mmmhh.. mmmuachh.. mmmhhh.. slurp….” Kurang lebih selama 5 menit mereka menikmati French kiss.
“Say, aku sange nih, kamu harus tanggung jawab. Hihi.” Ujar Nino.
“Yaudah say, kita ke kamar yuk!” ujar Nadia dengan genit.
“Serius Nad? Ngapain kita ke kamar?” ujar Nino
“Iihh.. Kamu, ya kita ena-ena lah di kamar. Hihi.” Ujar Nadia.
“Aaawww..” jerit Nadia ketika tiba-tiba Nino menggendongnya masuk kamar. Lalu Nino meletakkan Nadia di kasur dan menutup pintu.
“Sayang, kamu yakin mau melakukan ini?” ujar Nino.
“Iya say, aku sayang kamu. Aku percaya kamu ga akan mengkhianati aku.”
“Kamu mau ga mewujudkan fantasi aku? Ujar Nino kepada Nadia.
“Eh, fantasi apa?” ujar Nadia.
“Aku ingin foto kamu dalam keadaan bugil.” Ujar Nino.
“Oh gitu, ayo, aku dandan dulu yang cantik ya.” Ujar Nadia.
Nadia kemudian membuka celana dan baju piyamanya di depan Nino, lalu menggantinya dengan baju modis yang biasa dia gunakan saat pemotretan. Tak lupa jilbabpun dia ganti dengan yang modis. Nino kaget melihat tubuh Nadia yang putih dan mulus, rasanya tak sabar bagi Nino ingin segera menggumuli Nadia. Namun dia harus bersabar karena saat itu pasti kan tiba, sebentar lagi.
Nadia pun kemudian memakai make upnya dari mulai bedak sampai lipstick.
“Gimana say, cantik gak?” ujar Nadia.
“Seperti biasanya kamu selalu cantik Nad.” Ujar Nino.
“Sekarang aku harus gimana say?” Tanya Nadia.
“Kamu aku foto dengan pose seksi ya.” Ujar Nino.
“Pose seksi kayak gimana say?” ujar Nadia.
“Aku akan pakai timer, nanti kamu pose seolah2 lagi bermesraan dan ngentot sama aku.” Ujar Nino.
“Wow, menggairahkan sekali.” Ujar Nadia.
Lalu mereka pun melakukan pemotretan, pose pertama adalah tangan Nino sedang meremas payudara Nadia yang besar. Pose kedua Nadia sedang memainkan kontol Nino. Pose ketiga Nadia sedang menyepong kontol Nino. Pose keempat Nino sedang menyedot susu Nadia. Pose kelima doggy Style.
“Wah, bagus-bagus hasilnya Nad. Bisa buat bacol aku nih.hihi” ujar Nino.
“Ah sayang, aku sange banget gara-gara pose itu. Kamu harus tanggungjawab.” Hihi
“Yee.. emangnya kamu aja yang sange, aku sange abis kali.” Ujar Nino.
“Ayo donk, aku udah siap nih.” Nadia berada di atas kasur dengan hanya menggunakan bra, celana dalam dan jilbab.
“Ayo” ujar Nino dengan segera membuka seluruh pakainnya sampai bugil.
Mereka berdua pun bergulat di atas kasur, Nino asik menyusu kepada payudara Nadia, sementara Nadia asik mengocok penis Nino yang tegang maksimal.
“Aaahhh.. sayang, susumu benar-benar nikmat, bikin aku tegang maksimal.” Ujar Nino.
“Aaahhhhh… kontolmu juga keras dan besar say, pengen segera dimasukin ke memekku.” Ujar Nadia.
“Say, kulum punyaku donk.” Nadia pun menurut, mereka sekarang melakukan posisi 69.
Nadia mengulum kontol Nino, sementara Nino pun menjilati memek Nadia yang sudah sangat becek. Suara desahan mereka bersahutan secara bergantian di sela-sela aktifitas mereka.
Setelah sekitar 10 menit, Nino kemudian menghentikan kulumannya, ia menaruh kontolnya di depan memek Nadia, bersiap menjebol gawang pacarnya tersebut.
“Kamu udah siap say? Ga akan menyesal kan?” ujar Nino.
“Miliki aku seutuhnya say,” ujar Nadia.
Perlahan-lahan kepala penis Nino mulai memasuki memek Nadia yang sangat sempit.
Kisah Taro – Jam menunjukkan pukul 15:00 ketika Jasmine berjalan di koridor sekolah, menuju gerbang sekolah sambil melihat pesan2 yang ada di hp nya. “Bye, Jasmine! See you Monday!” ucap beberapa temannya seraya menaiki mobil mereka berjalan pulang. Hari Jumat memang melelahkan, namun Jasmine tidak sabar untuk dapat menikmati weekend nya tanpa ada tugas2 sekolah. “Belum dijemput? Mau ikut gue pulang?” tiba2 Adrian muncul disamping Jasmine yang sedang menunggu sopirnya di gerbang sekolah. Jasmine tersipu mendengar ajakan Adrian, maklum, ia adalah salah satu cowok idaman para cewek di sekolah Jasmine, perawakannya sebagai anak basket dan wajah yang tampan menjadi idola setiap anak cewek di sekolah itu.. “Makasih, Adrian. Tapi sopir gue bentar lagi dateng kok…” jawab Jasmine. “Ya udah, gue temenin sampe supir lu dateng deh” jawab Adrian.. Jasmine pun terpesona akan sikap Adrian yang menurutnya begitu ‘gentleman’. “Mimpi apa gue semalem, ditemenin Adrian di Jumat siang begini” pikir Jasmine. Mereka pun duduk berdua di gerbang sekolah dekat pos satpam. Adrian beranjak ke kantin sekolah yang masih buka dan kembali membawa dua buah teh botol dingin untuk mereka. “Thank you… sweet banget sih lu” ujar Jasmine ketika Adrian memberikan teh botol itu kepadanya. “Ah biasa aja, yang sweet itu teh botol nya kali…” canda Adrian, yang disambut tawa oleh Jasmine. Percakapan mereka pun berlanjut: Adrian: “Weekend ini lu ada acara ga?” Jasmine: “Engga sih, dirumah aja. Capek gue, seminggu ini kan kita ulangan terus” Adrian: “Iya juga sih, sama gue juga capek. Gimana kalo besok malem kita refreshing bareng? Lu gue jemput di rumah lu, abis itu kita chill out dimana gitu… mau ga?” Jasmine: “Serius? Ga ada yang marah lu jalan sama gue?” Jantung Jasmine berdetak semakin keras, tak menyangka Adrian, cowok idaman para cewek di sekolah mereka, mengajaknya berkencan di malam minggu. Adrian: “Enggak lah, gue lagi ga sama siapa2.. santai aja. Gue emang pingin ajak lu jalan..” Jasmine: “Wow… oke. Besok malem ya… lu wa gue aja”
Tak lama kemudian sopir Jasmine datang, sembari membuka pintu mobil pak sopir berujar “Sorry saya agak telat, neng. Tadi disuruh ibu anter paket dulu sebelum jemput neng…” Dalam hati Jasmin berujar “gak papa, pak! Untung bapak telat… hehe” Jasmine memasuki mobilnya dengan senyum yang lebar, sementara Adrian melambaikan tangannya kepada Jasmine ketika mobil Jasmine mulai bergerak meninggalkan sekolah. “See you tomorrow!” ujar Adrian, dan Jasmine pun semakin tersenyum lebar.
“I’m home!” ujar Jasmine ketika memasuki rumahnya. Mama Jasmine pun menyambut putrinya dengan senyuman. “Kamu mau makan sore? Ini mama bikin cake coklat, enak lho sambil minum teh..” “Mau ma, tapi Jasmine mau ganti baju dan mandi dulu ya ma..” “Oke deh… mandi dulu sana” ujar mamanya. Jasmine pun bergegas menuju kamarnya. Ia menaruh tas nya di kursi meja belajarnya seraya mengambil hp dari dalam tasnya. Ia melihat ada sebuah pesan wa dari Adrian: ‘Hi, Jasmine… besok jangan lupa kasih tau alamat lu ya, sekitar jam 6 sore gue jemput. Gue tau tempat yang enak banget buat kita ngobrol2. See you!’ Alangkah girangnya Jasmine membaca pesan itu, ia pun membalas ‘Sip, besok gue kasih alamat gue ya… see you’.
Masih mengenakan seragam sekolahnya, Jasmine merebahkan diri ke atas tempat tidurnya sambil memandangi wa dari Adrian tersebut. Ia bertanya2, kenapa ya cowok seganteng Adrian mau jalan sama aku, sementara aku bukan cewek tercantik di sekolah ini. Dengan tubuh yang berisi namun tidak terlalu tinggi serta wajah Jasmine yang merupakan blasteran dari ayahnya yang orang Jawa dan ibunya yang keturunan Chinese, ia bukanlah cewek yang jelek, namun menurutnya masih banyak cewek yang lebih menarik untuk diajak jalan oleh Adrian. Ia pun memandangi foto profil Adrian dengan seksama, wow ganteng juga yah dia. Jasmine ingin memandangi foto Adrian lebih lama, ia pun membetulkan posisi berbaringnya di tempat tidur dengan sempurna, dengan masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia membaringkan kepalanya di atas bantal, berbaring dengan posisi terlentang sambil menaikkan kaki kanannya ke atas guling, membuat rok abu2nya tersingkap hingga ke pahanya. Ia terus memandangi foto Adrian. Karena makin penasaran, ia mulai membuka akun instagramnya dan mencari profile Adrian disana. Wah ternyata banyak sekali followers nya dan sebagian besar adalah cewek2 di sekolahnya. Ia menemukan sebuah foto Adrian dengan baju basketnya, penuh dengan keringat karena foto tersebut diambil setelah ia memenangkan sebuah pertandingan basket. Wow, seksi sekali, pikirnya. Ia terus memandangi foto itu, dan tanpa terasa tangan kanannya mulai meraba2 pahanya sendiri dari balik roknya yang tersingkap itu..
Ia terus memandangi setiap foto yang ada di profile Adrian, hingga ia menemukan sebuah foto yang istimewa. Foto Adrian di tepi kolam renang, dengan tubuhnya yang basah habis berenang dan hanya mengenakan celana renang yang sangat pendek. Jasmine pun terbelalak: “Gile.. kok gue gak pernah lihat foto ini sebelumnya ya?!” Jasmine terpesona dengan bentuk tubuh Adrian yang menampakkan dada serta perutnya yang rata, hampir terlihat otot2 sixpacks nya yang menandakan ia rajin berolahraga.. tiba2 ada getaran2 aneh yang Jasmine rasakan di tubuhnya. Ia mulai terangsang melihat foto cowok idamannya yang hampir telanjang itu. Bukan kali pertama Jasmine merasa terangsang, sebagai cewek remaja yang beranjak dewasa ia telah merasakan nafsu birahi yang kerap kali datang di saat2 tertentu, namun ia tidak menyangka akan merasakan nafsu ini ketika melihat foto Adrian, apalagi besok mereka akan bermalam minggu bersama..
Tanpa sadar, rok sekolah Jasmine yang tadinya tersingkap sampai pahanya, kini telah tersingkap sampai pinggangnya. Jasmine pun tetap memandangi foto Adrian dan tangan kanannya bergerak dari meraba2 pahanya hingga sampai ke celana dalamnnya. Jasmine mulai memainkan bibir vaginanya dari luar celana dalamnya. Ia semakin bergairah, dan terasa vaginanya mulai basah.. kemudian matanya tertuju kepada celana renang Adrian yang ketat, dimana terlihat tonjolan yang besar di daerah kemaluannya. “Anjrit, Adrian… penis lu gede banget… gue kepingin… aaaah aaaah..” Jasmine terus mendesah sembari ia melihat tonjolan di celana renang Adrian dan memainkan klitorisnya dari luar celana dalamnya. Merasa kurang puas, Jasmine pun melepaskan rok abu2nya hingga terjatuh ke lantai, kemudian ia pun melepas celana dalam putihnya hingga vaginanya kini tidak dibalut sehelai kain pun.. ia juga membuka kancing kemeja seragam sekolahnya tanpa melepasnya dan menarik beha nya keatas sehingga ia dapat memainkan payudaranya dengan bebas..
“Aaaaaah Adrian, gue mau lu mainin tete gue…..” Jasmine membayangkan Adrian sedang memainkan payudaranya sambil terus mengusap2 puting susunya sendiri. Lalu, sambil memandangi tonjolan besar dibalik celana renang Adrian, Jasmine mulai mengusap2 bibir vaginanya dan memainkan klitorisnya.. “Aaaah aaaaah, Adrian…. gue suka sama lu… gue kepingin lu giniin gue… aaah aaaaaaaaah” desah Jasmine sementara ia mempercepat gerakan jarinya diatas klitoris dan bibir vaginanya yang semakin becek itu.. cairan vaginanya pun mulai menetes membasahi pangkal pahanya… “aaaaaah Adriaaaan… buka celana renang lu… aaaaaah, kocok penis lu di depan gue.. aaaah” Jasmine mulai membayangkan Adrian melepas celana renangnya dan bermasturbasi dihadapannya.. “Adriaaan… masukin. Iya masukin penis lu ke sini…. please Adriaan.. aaaah aaaaaaaaaah”, tidak hanya memainkan klitorisnya, Jasmine pun mulai memasukkan jari tengahnya kedalam lubang kenikmatannya, sambil membayangkan penis Adrian lah yang memasuki vaginanya itu. Ia makin mempercepat gerakan jarinya, sambil mengusap2 klitorisnya dengan cepat, tak lama kemudian… “Aaaaaaaaaaah aaaaaah aaaaaaaaaaaah aaaaaahh enaaaaak bangeeet Adriaaan… I love youuuu Adriaaan. Aaaaaaaah…..” serrrrrrr serrrrrr serrrrrr, vagina Jasmine berdenyut2 sambil mengeluarkan cairan tanda ia mencapai orgasme yang hebat… Setelah itu, ketika badai orgasme mulai mereda, vagina Jasmine masih berdenyut2 pelan, ia masih memandangi foto Adrian sambil mengusap2 payudaranya… “Aaah gila, besok aku akan bermalam minggu dengan cowo ganteng ini..!” pikirnya sambil tersenyum.. tak lama kemudian ia merasa relax, dan tak terasa ia memejamkan matanya hingga hampir tertidur…
“Jasmine!!! Udah mandi belum? Jadi nggak kita makan cake sambil minum teh? Udah mau jam 5 sore loh…!” Tiba2 Jasmine dikejutkan oleh teriakan mamanya dari lantai bawah. Ia terbangun, untung pintu kamarnya dalam keadaan tertutup walaupun tidak terkunci, dan mamanya teriak dari bawah. “Oke maa, sebentar lagi aku turun!” balas Jasmine. Ia menutup akun instagramnya sambil berujar pada foto Adrian “thank you Adrian… see you tomorrow!” Tinggal kemeja sekolah dan beha yang tersisa di tubuhnya, ia kemudian melepasnya dan bergegas menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi ia tak lupa membersihkan cairan2 vagina hasil dari orgasmenya tadi.. dan setelah mandi dan berpakaian ia bergegas menuju ke bawah dimana mamanya telah menyiapkan beberapa potong kue dan secangkir teh hangat untuknya. “Yuk sini ngobrol2 sama mama….” ajak mamanya. “Ada cerita apa?” Sambil menikmati sepotong kue Jasmin bercerita “Ma, besok aku mau diajak cowo malam mingguan, boleh ya ma?” Mamanya pun tersenyum lebar dan berujar “Ah, Jasmine… kamu sudah dewasa. Tentu boleh doong… nah coba cerita soal cowok ini ya” mamanya pun mengambil sepotong kue dan duduk di sebelah Jasmine. Jasmine mulai bercerita..
“Namanya Adrian……..”
-bersambung-
Keesokan harinya, Jasmine bangun pagi dengan suasana hati yang riang, karena mengetahui ia akan bermalam minggu bersama Adrian, cowok tampan idaman semua cewek di sekolahnya. Sejak dari pagi ia sibuk memilih baju yang akan ia kenakan sore hari itu, ia tampak sibuk mencoba semua pakaian yang ia punya hingga Rachel, adiknya pun heran. “Cici emang mau keluar sama siapa sih, milih bajunya lama amat…” ujar Rachel. “Lu tau gak sih, kemaren Adrian itu bilang mau ngajakin gue keluar malem ini!” “Hah? Adrian yang terkenal itu? Yang jadi idaman cewek2 sekolah lu?” ujar Rachel tak percaya. Rachel memang tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan kakaknya, namun Rachel mengenal Adrian dari sebuah pertandingan basket antar sekolah yang pernah ia tonton. “Iyeee bener yang itu… makanya bantuin gue dong pilih baju yang cocok!” balas Jasmine. “Wow mimpi apa lu ci semalem sampe Adrian mau ngajak lu hehe…” goda Rachel. Sesuai waktu yang dijanjikan, Adrian pun datang menjemput Jasmine pada pukul 6 sore. “Selamat malam, tante. Saya Adrian, ingin menjemput Jasmine..” sapa Adrian ketika mama Jasmine membukakan pintu untuknya. “Oh ini yang namanya Adrian? Jasmine sudah cerita tentangmu kemarin. Yuk silakan masuk dulu, sebentar tante panggil Jasmine ya..” Tak lama kemudian Jasmine menuruni tangga dengan diikuti Rachel dari belakang, tak lupa Rachel berbisik pada Jasmine “Cie ciee gila ganteng loh dia.. nanti malem cerita ya kalian ngapain aja malam ini.. siapa tau udah dapet first kiss, atau malah lebih. Hihihi” goda Rachel. Jasmine membalas “Ssst apaan sih lu. Jadian juga belom udah mikir yg macem2 aja… udah balik keatas sana!”
“Permisi tante, kami pamit dulu” ujar Adrian berpamitan kepada mama Jasmine. “Silakan.. hati2 dan jangan kemalaman ya…” pesan mama Jasmine sambil tersenyum. Maklum, selama ini Jasmine adalah cewek yang dikenal introvert dan pemalu, baru kali ini mamanya melihat Jasmine berduaan dengan seorang cowok. Tak lama kemudian, Jasmine dan Adrian telah berada di mobil Adrian dan mereka meluncur ke suatu tempat. “Gue ga mau bawa lu ke mall, gue pingin kita makan malem di resto di pinggir danau di Serpong biar kita bisa ngobrol santai ya, abis itu kita bisa jalan2 di pinggir danau” ujar Adrian. Jasmine amat sangat terpukau, ternyata Adrian merupakan cowok yang romantis, bukan seperti cowok2 lain di sekolahnya yang ia kenal.
Sampai di resto tersebut, suasana yang dirasakan memang cukup tenang dan romantis, tidak begitu ramai dengan penerangan lampu kuning temaram membuat suasana semakin relax. Kebetulan malam itu Jasmine memilih terusan panjang berwarna putih yang casual, dimana ia mengenakan tali pengikat pinggang berwarna senada, seolah dia mengenakan rok mini. Memang ketika duduk, paha Jasmine yang putih mulus akan terlihat, namun untung suasana resto pinggir danau tersebut cukup remang2.. Setelah memesan makanan dan santap bersama, mereka mengobrol soal banyak hal, mulai dari kehidupan di sekolah, teman2 sekelas maupun guru2 mereka yang aneh2, hingga hobi dan aktivitas mereka masing2 diluar sekolah.. ketika makanan telah habis dan mereka menikmati minuman masing2, Jasmine memberanikan diri untuk bertanya pada Adrian..
J: Ngomong2, kenapa lu malam ini ngajak gue malam mingguan? A: Loh emangnya ga boleh? J: Hehe, bukan gitu. Gue ga nyangka aja cowo kaya lu ngajak gue keluar… A: Maksud lu? J: Ya lu tau laah, lu kan anak basket, cewek2 pada ngejar lu semua.. bahkan setau gue lu deket sama Stephanie yang anak cheerleader itu kan? A: Jujur, gue waktu itu deketin Stephanie karena gue tau lu temenan baik sama Stephanie. Makanya gue deketin dia karena gue mau tau banyak tentang lu.. J: Maksud lu? Jadi lu sama Stephanie bukan… A: Enggak.. gue emang udah lama suka sama lu sih, Jes… sorry ya gue baru bilang sekarang. J: (setengah nggak percaya dan tersipu) eh, gak papa kok.. A: So, gimana menurut lu Jes, mau lanjut nggak kita? J: Maksud lu? A: Lu mau nggak, jalan lagi sama gue? Tapi cuma sama gue aja… J: Eh, maksud lu…. A: Iya, lu mau nggak pacaran sama gue? (sambil tersenyum dan meraih tangan Jasmine) J: (entah getaran apa yang ia rasakan, seluruh tubuhnya serasa merinding..) lu yakin, Ian? A: Yakin, Jes. Gue suka sama lu.. J: Gue… juga suka sama lu.. A: So is it a yes? J: Yes it is…. (sambil tersenyum lebar)
Akhirnya resmilah mereka berpacaran. Jasmine tak percaya, cowok yang baru kemaren menemaninya di gerbang sekolah, cowok yang ia lihat foto seksinya sambil masturbasi di atas tempat tidurnya, kini menjadi pacarnya. Ketika Adrian pergi ke kasir untuk membayar makan malam mereka, muncul pikiran2 aneh di benak Jasmine. Wow, sekarang dia jadi pacarku, akankah aku melihat dia seperti di foto kemaren? Akankah aku bisa meraba tubuhnya yang seksi itu? Akankah aku bisa memeluknya, menciumnya, bahkan merasakan apa yang aku rasakan ketika masturbasi sendiri, bersama dia? Tanpa terasa Jasmine merasakan vaginanya mulai basah karena pikiran2 mesumnya sendiri… Ah sudah sudah, pikirnya. First kiss saja belum… sudah mikir yang aneh2.
“Kita jalan2 dulu keliling danau sebelum pulang yuk…” ajak Adrian setelah kembali dari kasir. Jam masih menunjukkan pukul 20:45, belum begitu malam. Jasmine pun menerima ajakan Adrian tersebut. Malam itu langit sangat bersih bersinarkan bulan purnama, minimnya lampu penerangan di sekeliling danau membuat suasana bertambah romantis dan intim. Mereka berjalan menyusuri danau, menjauh dari restoran. Sambil berjalan, Jasmine bertanya pada Adrian..
J: Apa sih yang bikin lu tertarik sama gue? A: Lu itu pendiam, ga banyak omong atau cari perhatian kaya Stephanie dan temen2 cheerleadernya itu, justru itu yang bikin gue tertarik sama lu selama ini.. J: Tapi… gue kan biasa aja, banyak yang lebih cantik daripada gue kan? A: Ah enggak, menurut gue lu cantik loh Jes, suer… gue suka banget liat wajah lu yang cantik ini.. J: (tersipu malu).. tapi, banyak yang lebih tinggi dari gue, yang lebih seksi dari gue… A: Siapa bilang, menurut gue tinggi badan lu sama body lu seimbang kok, gue suka… ini yang menurut gue seksi.. hehe. J: (semakin tersipu)… ah bisa aja lu..
Akhirnya mereka sampai di seberang danau, nun jauh dari resto tempat mereka makan malam tadi. Sekeliling danau sepi, hanya bersinarkan bulan purnama. Namun mereka dapat memandang satu sama lain dengan jelas. Adrian pun menggandeng Jasmine ke arah kursi taman yang ada di pinggir jalan setapak.. mereka duduk berdua berhadapan. Dengan tetap menggenggam tangan Jasmine, Adrian berkata “Lu jangan minder jadi cewek, gue serius dengan apa yang gue katakan tadi.. menurut gue lu adalah yang tercantik di sekolah, dan gue suka sama karakter lu.. karena itulah gue mau lu jadi pacar gue Jes..” Seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Adrian, Jasmine hanya bisa duduk menatap Adrian dengan rasa bangga, senang, dan pasrah. Getaran2 aneh yang ia rasakan tadi kini pun makin memuncak, apalagi Adrian semakin mendekatkan wajahnya ke Jasmine dan mengecup bibir Jasmine dengan lembut. Jasmine membalas kecupan tersebut dengan mengulum bibir Adrian, sementara tangan mereka merangkul pundak dan leher satu sama lain.. selama 5 menit mereka berciuman dan lidah Adrian mulai beradu dengan lidah Jasmine didalam mulut, tanpa sadar Jasmine mulai mendesah kenikmatan “mmmh… mmmh….”.
Karena mereka duduk saling berhadapan tanpa terasa terusan putih yang dikenakan Jasmine semakin tersingkap hingga mencapai paha bagian atasnya, dan Adrian dapat melihat paha Jasmine yang putih mulus tersebut dibawah sinar bulan purnama. Perlahan Adrian mulai menurunkan tangannya ke pangkuan Jasmine dan mulai meraba pahanya yang mulus.. nafsu birahi telah menyelimuti mereka berdua sehingga Jasmine membiarkan hal itu terjadi. Tanpa terasa Jasmine mengangkangkan kedua kakinya sehingga Adrian dapat meraba paha bagian dalam Jasmine yang mulus hingga menyentuh celana dalamnya.
“Aaaaah… mmmmh… mhhhh, oooh Adrian…” Jasmine terus mengulum bibir dan lidah Adrian sembari merasakan sensasi tangan Adrian yang meraba paha dan celana dalamnya. Tangan Jasmine pun mulai turun ke arah celana jeans Adrian dan meraba tonjolan dari luar celananya. Tonjolan yang kemarin hanya bisa ia lihat di foto sambil masturbasi. “Mmmhhh Jes…. gue suka sama lu Jes… mmmmhh” desah Adrian ketika Jasmine mulai meraba penisnya yang mengeras dari luar celananya. Melihat posisi kaki Jasmine yang mengangkang, Adrian memberanikan diri untuk meraba bibir vagina Jasmine dari luar celana dalamnya. Ternyata celana dalam Jasmine telah basah oleh cairan yang keluar dari vagina Jasmine… Adrian pun memberanikan diri untuk menggesek2 vagina Jasmine… “aaaaaah aaaaaaah aaaah enak Adrian…. mmmhh terus teruuusss… aaaaaahh..” Melihat Jasmine semakin terangsang, Adrian memberanikan diri untuk menyingkap terusan putih Jasmine hingga ke pangkal pahanya, kemudian ia menarik celana dalam putih Jasmine hingga turun ke pahanya… kemudian Adrian dengan leluasa dapat memainkan bibir vagina Jasmine yang basah itu sambil sesekali mengelus2 klitoris Jasmine dengan lembut…. “Aaaaaaaaah mmmmmh mmmmhhhh…. iyaaaa ituu… enak bangeeet….. aaaaaahh Adriaaaan!” Jasmine mendesah2 keenakan. Baru kali ini ada cowok yang memainkan vaginanya karena selama ini ia hanya biasa berfantasi dan masturbasi sendiri… Jasmine pun membuka kancing dan resleting celana jeans Adrian, memelorotkan celana tersebut dan celana dalam Adrian sekaligus, lalu menggenggam penis Adrian yang sudah sangat tegang. Di bawah sinar bulan purnama, Jasmine dapat melihat penis Adrian yang cukup panjang dan tegang tersebut… “Gimana, lu suka ga??” tanya Adrian.. “Suka banget laaah..” jawab Jasmine. Mereka kemudian melanjutkan french kiss mereka sambil memainkan penis dan vagina satu sama lain. Jasmine mengocok penis Adrian dengan lembut, sementara Adrian menggesek2 vagina dan klitoris Jasmine yang basah… “Mmmmmhhh mmmmmmh Jes jago banget lu ngocoknya….. mhhhhh mmmmhh… udh pernah ngocokin cowo ya?” desah Adrian. “Belom, cuma gue pernah lihat lah di filem2 gitu…” jawab Jasmine. Jasmine pun mempercepat kocokannya pada penis Adrian dan Adrian mempercepat gesekan jari2nya pada klitoris Jasmine, membuat mereka berdua semakin mendesah kenikmatan…. “Aaaaaaah aaaaaaaaah aaaaaah mmmmmmhh Jasmineee.. mmmmhhhh enaaaakk…” desah Adrian. “Mmmmmmh aaaah aaaaaaaaaah Adrian… iya ini enak bangeet….” balas Jasmine sambil terus berciuman dengan Adrian…
“Mmmmhh mmmmmh ooohhh Jes gue mau…. mmmhh mau kkkeluaaaarr… aaaah” “Mmmmmhh aaaaaah aaah iyaaa gggueee jugaa mau aaaah… kkeeluaar… aaah” Dan tiba2 crooooot crooooot crooooottttttt “Aaaaaaaaaahhh aaaaaaah Jasminneeee gue cinta sama luuu…. aaaaaah” Adrian mencapai orgasme nya dengan kocokan Jasmine di penisnya… Sssseeerrrrr ssserrrrr crrrttttrtr crrrrrottttt “Aaaaaaaaah aaaaaaaaaah aaaaaaah Adriaaaan guee juga cintaaaa aaaah sama luuu.. aaaaaah aaaaaaah..!” vagina Jasmine berdenyut2 dan mengeluarkan cairan tanda ia mencapai orgasme karena jari2 Adrian yang memainkan klitorisnya.
Mereka pun saling memandang satu sama lain sambil tersenyum lebar dan kemudian mereka berciuman mulut untuk beberapa saat… setelah itu Jasmine menaikkan lagi celana dalamnya dan membetulkan terusannya yang tersingkap ke posisi semula, sedang Adrian memasukkan penisnya kembali ke celana dalam dan mengancingkan kembali celana jeans nya.. “Wah ternyata horny juga ya lu….” canda Adrian pada Jasmine. “Hahaha, ya abis body lu seksi sih…” jawab Jasmine. “Tau dari mana? Kan gue belum buka baju tadi..” tanya Adrian. “Tau doong, kemaren pulang sekolah kan gue liatin foto di instagram lu yang di pinggir kolam renang itu…” jawab Jasmine. “Haha dasar luuu….” ejek Adrian. “Kapan dong gue bisa ngerasain sixpacks lu itu?” tanya Jasmine sambil meraba dada Adrian… “Yang jelas gak di pinggir danau gini lah hehe… eh, by the way minggu depan ortu gue pergi ke luar kota. Rumah gue kosong.. lu mau nggak kalau weekend depan kita…”
“Maaf kak, mengganggu!” tiba2 percakapan mereka terputus oleh sebuah suara yang mendekati mereka. Ternyata itu adalah pelayan resto dari seberang danau tadi. “Sudah jam 22:00 dan resto kami mau tutup, area danau ini harus kami tutup juga…. maaf ya mengganggu malam minggu kakak2 sekalian…” ujar pelayan resto itu setengah menggoda Jasmine dan Adrian.. “Oh nggak papa mas, hehe” jawab Adrian seraya menggandeng Jasmine pergi menuju tempat parkir untuk mengantarkan Jasmine pulang.
Jam menunjukkan pukul 22:25 ketika Jasmine memasuki rumahnya. Tampaknya mamanya sudah tidur. Ketika ia berjalan ke atas dan hendak memasuki kamarnya, tiba2 pintu kamar Rachel terbuka… “Woi, yang baru pulang pacaran..” ejek Rachel. “Ah bikin kaget aja lu.. kok belum tidur?” tanya Jasmine pada adiknya itu. “Belum doong, kan gue mau denger cerita dari lu.. gimana? Adrian nembak? Kalian pacaran?” lanjut Rachel penasaran. “Iye, kita jadian hehe…” jawab Jasmine. “Waaah ayo cerita cerita! Udah first kiss belum? Yuk sini lanjut cerita di kamar gue, biar mama gak bangun!” ujar Rachel sambil menarik Jasmine masuk ke kamarnya.
Jasmine duduk di kursi meja belajar Rachel dan Rachel berbaring di tempat tidurnya sambil mendengarkan Jasmine bercerita: “Jadi, kita makan di resto di pinggir danau, lalu dia……………..”
-Bersambung-
Seminggu telah berlalu sejak Adrian menemani Jasmine di pintu gerbang sekolah untuk kemudian mengajaknya bermalam minggu bersama. Teman2 di sekolah mereka belum ada yang tahu bahwa Adrian, cowok ganteng idaman para cewek di sekolah itu, telah menjalin hubungan asmara dengan Jasmine, seorang cewek yang pendiam dan pemalu yang memang telah cukup lama mengagumi Adrian. Setelah kencan pertama mereka berakhir romantis dan bergairah di pinggir danau, hari2 mereka dilalui bersama di sekolah tanpa ada yang mengetahui kisah tersebut, kecuali Rachel, adik Jasmine. Namun hari yang ditunggu telah tiba. Hari Jumat lagi, dimana setelah pulang sekolah Adrian berencana mengajak Jasmine untuk ikut ke rumahnya. Jam menunjukkan pukul 15:00 ketika bel sekolah berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas. Adrian telah menunggu Jasmine di gerbang sekolah… A: Akhirnya… Jumat lagi. J: Iya nih… gak sabar weekend lagi. Ulangan2 banyak banget yak minggu ini. A: Iya.. pusing gue. Untunglah semua lewat dengan baik.. J: Kita langsung nih? A: Iya dong… lu udah bilang nyokap lu kan kalo pulang maleman hari ini? J: Iya, gue bilang mau sekalian ngerjain tugas dan makan malam di rumah lu. Abis itu baru pulang hehe… A: Mantapp… nanti makan malam kita gojekin aja, ga ada yang masak abis gue sendirian hari ini hehe. J: Emang ortu lu pada kemana? A: Weekend ini tuh ada nikahan saudara gue di Semarang, makanya mereka udah berangkat tadi pagi dan baru pulang Minggu sore… gue sendirian deh dirumah.. J: Aaah enak banget… apa gue nginep aja ya di rumah lu? A: Emang boleh sama nyokap lu? J: Hmm… belom berani bilang gue haha….
Kemudian mereka memasuki mobil Adrian dan meluncur bersama menuju rumah Adrian. Sesampainya disana, Adrian langsung mengambil minuman segar dari dalam kulkas dan Jasmine menikmati minuman tersebut sambil mengagumi rumah Adrian..
J: bagus juga ya rumah lu. Nyaman banget… A: Iya.. lumayan lah.. yuk duduk di sofa..
Dengan masih berseragam sekolah lengkap, mereka duduk di sofa ruang tengah dan mulai berciuman. Mereka saling melumat bibir masing2 sambil sesekali saling beradu lidah didalam mulut… “Mmmmhh mmmmmhh ssrrrllppp…” desah Jasmine mulai keenakan.. tangan Adrian pun mulai meraba2 seluruh tubuh Jasmine dan ia memainkan payudara Jasmine dari balik seragam sekolahnya hingga Jasmine merintih keenakan…”oooh mmmmmhh mmmmmhhh.. Adrian…” Jasmine pun tak ingin melewatkan kesempatan berdua ini dan ia mulai melepaskan kancing kemeja seragam Adrian satu persatu. Terlihatlah otot sixpacks Adrian yang selama ini menjadi daya tarik Jasmine kepada pacarnya ini… uuuhh, seksinyaaa pikir Jasmine. Ia pun segera menggerayangi tubuh pacarnya itu sambil terus melumat bibir Adrian. “Mmmmmhh mmmmmmmmh Adriaaan seksi banget sih luu.. mmmmmhh” erangnya.
Jasmine kemudian menaikkan kaki kanannya ke atas sofa agar dapat lebih berhadapan dengan Adrian, membuat kedua belah pahanya mengangkang lebar dan menyibakkan rok seragam abu2nya hingga ke pangkal paha.. Adrian pun tidak melewatkan kesempatan ini dan langsung meraba kedua paha Jasmine hingga meraba celana dalam Jasmine. Ia merasakan bahwa celana dalam Jasmine telah basah oleh cairan vaginanya. “Mmmmmhhh mmmmmh Jes gila lu seksi jugaa… gue pingin banget… mmmhh mmmhhh..” ujar Adrian penuh nafsu sambil menggesek2 vagina Jasmine dari luar celana dalamnya.. “Mmmmmhhh iya gue juga….. mmmmhh pingin… mmmmhh lu masukin… ooooooh kesitu… mmhh” balas Jasmine penuh nafsu.. Jasmine pun segera melepas kemeja seragam Adrian hingga jatuh ke lantai dan mulai meraba seluruh tubuh bagian atas Adrian, hingga menciumi leher, bahu, dada, hingga perut Adrian dengan penuh nafsu.. “Mmmmmhhhhh Jes nikmaaat banget…..: mmmmhhh mhhhhhh” rintih Adrian keenakan.. Tak mau kalah, Adrian pun membuka kancing baju Jasmine dan menggeser beha Jasmine keatas hingga ia dapat memainkan payudara Jasmine yang kini telah telanjang… “Sorry ya, punya gue gak gede….” ujar Jasmine malu. “Wah gila, justru ini yang gue suka Jes… pas banget buat digenggam, enak buat dijilat nih….” balas Adrian sambil langsung menjilat kedua puting susu Jasmine dan meremas2 payudaranya… “ooooooh oooooooh Adriaaaan… mmmmhhh mmmhhhh” erang Jasmine keenakan. Tak sampai disitu, rok Jasmine yang telah tersingkap dan paha Jasmine yang mengangkang lebar memudahkan Adrian untuk menyibak celana dalam Jasmine dan memainkan vagina serta klitoris Jasmine dengan jari2 nya. “Aaaaaaaah mmmmmmhhh mmmmmmhhhhhh iyaaaa iyaaaaa eeehhhhhh aaaaahhh… enaaaakkk…” rintih Jasmine keenakan. Adrian pun membaringkan Jasmine di sofa sambil mengulum bibirnya, sesekali menjilat puting susunya sambil meremas2 payudaranya.. namun jari tangan kanannya terus mengocok memek Jasmine dengan cepat…. hingga tak lama kemudian Jasmine meraih orgasme yang hebat…. “Aaaaaaaaaaah aaaaaaash aaaaaaaaah aaaaaaaaah Aaadiriaaan aaaaaaah…..” crrrrtttttr serrrrttt sererrrrrrrrr cairan vagina Jasmine berhamburan melalui celah bibir vagina Jasmine yang berdenyut2 keras…
Setelah 2 menit menenangkan diri, Jasmine berkata “Lu jago banget sih colmekin gue…. enak banget. Udh berapa cewek yg lu colmekin?” tanyanya pada Adrian. “Baru dua… lu yang ketiga sih.. Yang pertama si Adni, adek kelas kita itu, yang terakhir si Stephanie anak cheerleader temen lu itu Jas….” jawab Adrian… “oooh..” balas Jasmine agak kecewa… “Sama Stephanie lu udah pernah……” “Belum!” jawab Adrian memotong Jasmine… “Gue mau nunggu dengan orang yang gue sayang, dan itu elu Jes…..” Jasmine merasa senang akan jawaban Adrian tersebut… “Mau lanjut di kamar gue gak?” tanya Adrian…. Jasmine mengangguk dengan senyum yang lebar…
Secepat mungkin mereka menuju kamar Adrian yang berada di lantai atas… tanpa sempat berkata apa2 Adrian membaringkan Jasmine diatas tempat tidurnya. Karena kemejanya telah dilepas oleh Jasmine ketika mereka bercumbu di sofa tadi, Adrian dengan cepat melepas celana panjang abu2nya dan celana dalam boxer nya sehingga ia kini telanjang bulat di depan Jasmine yang terbelalak melihat tubuh seksi Adrian beserta penisnya yang sudah tegang itu dihadapannya… “Wow Adriaaan… gila lu, lu seksi banget sih… lu bener2…..” belum selesai Jasmine memuji tubuh Adrian, Adrian langsung lompat diatas tubuh Jasmine dan kembali melumat bibir Jasmine dengan penuh nafsu… “Mmmmmhh mmmmmhhh mmmmhh sssrrrllpppttt mmmhh” suara bibir dan lidah mereka beradu di atas kasur. Sambil berciuman, Adrian menanggalkan kemeja sekolah Jasmine, membuka kaitan beha nya, melepas behanya dan menjatuhkannya ke lantai… kini Jasmine telah bertelanjang dada. Tak sampai situ, Adrian membuka kaitan rok abu2 Jasmine, kemudian melepas rok tersebut dan menjatuhkannya ke lantai. Tak lupa, celana dalam putih Jasmine ia lucuti juga sehingga tampak vagina Jasmine yang memiliki bulu2 halus yang jarang. “Aaaaaah gilaaa… Jasmine lu seksi bangeettt” ujar Adrian memandangi tubuh Jasmine yang telanjang bulat diatas tempat tidurnya..
Dengan posisi Jasmine terlentang dan Adrian berada di atas Jasmine, mereka kembali beradu mulut dan lidah, sambil Adrian meremas2 payudara Jasmine dan sesekali menjilat puting susunya.. Jasmine pun meraih penis Adrian yang sudah amat sangat tegang dan mengocoknya dengan lembut, lama2 Jasmine makin mengarahkan penis Adrian kearah vaginanya yang basah dan mulai menggesek2 kan ujung penis Adrian ke klitorisnya… “Mmmmmmmh aaaaaah aaaaaaah aaaaaaaaah enaaak, Adriaaan gue pingin…. mmmmh” desah Jasmine. “Aaaaaaah mhhhhhhh iya gue aaaaah jugaaa pingin…. mmmmmmhhhh masukinn…. mmmhhh” balas Adrian yang sudah merasakan kehangatan vagina Jasmine di penisnya… Jasmine kemudian mengarahkan penis Adrian menuju liang vaginanya, Adrian mulai mengayunkan pinggulnya perlahan hingga kepala penisnya memasuki liang vagina Jasmine… “mmmmmhh mmmmmh iyaaaa teruusssss” rintih Jasmine seraya Adrian makin memperdalam penetrasi penisnya kedalam vagina Jasmine… “oooooh oooooooih Jas enaaaak banget memek lu…. mmmmmhhh mmmmhhhhh sempit banget…. mmmhhhh aaaaah… “ erang Adrian ketika penisnya sudah masuk setengahnya. Ia terus menaik turunkan pinggulnya…. “Aaaaaah teruussss mmmmmhhh teruuuss masuk lagi…. mmmmh Adriaaan” rintih Jasmine.. Adrian terus menaik turunkan pinggulnya hingga blessss… masuklah seluruh penis Adrian kedalam vagina Jasmine…. “aaaaaaaah…. Jasmine….” erang Adrian, “aaaaaaaaaah pelan2 Adrian…. mmmmhh mmmmhhh” rintih Jasmine sedikit kesakitan, karena penis Adrian telah menembus selaput keperawanan Jasmine… terlihat ada sedikit noda darah mengalir dari vagina Jasmine… “Jes.. gue udah jebolin elu….” ujar Adrian.. “Ga papa Ian… gue sayang sama elu kok…” balas Jasmine. “Gue juga sayang sama elu Jes….” balas Adrian.
Perlahan Adrian mulai menaik turunkan pinggulnya… gerakan itu makin lama makin cepat, dan rasa sakit yang dirasakan Jasmine di awal kini berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa… “Cplok cplok cplok…!” Suara penis Adrian yang bergerak keluar masuk vagina Jasmine yang becek membuat mereka semakin bergairah… Sambil terus mengulum bibir Jasmine dan menjilati kedua puting susunya, Adrian terus mempercepat genjotan penisnya didalam vagina Jasmine. “Aaaaaaah aaaaaaaash aaaaaaaah teruuusss aaaaaah enaaaaaak Adriaaaan aaah aaaaaaaaah” erang Jasmine. “Ooooooh ooooohhh mmmmhhhh ooooohhh ennaaaak banget memeek luuuuu eeeeeh Jess aaaahh…” erang Adrian kenikmatan. Selama 10 menit mereka bersenggama, Adrian hampir mencapai orgasmenya dan ingin mencabut penisnya dari vagina Jasmine, namun justru kedua tangan Jasmine menggenggam erat pantat Adrian dan menahan penis Adrian untuk tetap berada didalam vaginanya… “Aaaaah aaaaah teruusss Adriaaan aaaah…” “Tapi Jes…. aaaah aaaah gue mau… aaaaaah aaaaah keluaaaar…” balas Adrian. “Aaah udaaah ga papaaa aaaaah gue juga… aaaaah udah gak tahaaan aaaaaah teruusss aaaah” lanjut Jasmine. Tak lama kemudian…. croooooooott croooooooottt croooooooootttt “Aaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaahhhhh Jaasssminnne aaaaaaaaah” Adrian mencapai orgasme dan menyemprotkan seluruh spermanya didalam vagina Jasmine. Ssserrrrr seeerrrr crrrrtttttt crrrtttt “Aaaaaaah aaaaaaaaaaaah aaaaaaaah Adriaaaan aaaaah…!” Jasmine mencapai orgasmenya secara bersamaan, bibir vaginanya berdenyut2 menjepit penis Adrian yang masih keluar masuk vaginanya itu….
Setelah orgasme yang hebat, mereka berdua menenangkan diri dan berbaring bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat di tempat tidur Adrian. Mereka berciuman mulut dan Adrian berkata “I love you, Jes…” Jasmine membalas “I love you too, Ian..” tak lama kemudian mereka tertidur dengan pulas dan puas…
Jam menunjukkan pukul 18:05 ketika mereka tiba2 terbangun. “Wih udah gelap aje…” ujar Adrian sambil membangunkan Jasmine. Mereka saling tersenyum penuh kepuasan ketika menyadari keduanya bangun dengan keadaan telanjang bulat. Jasmine pun segera mengenakan beha, celana dalam, serta seragam sekolahnya yang berserakan di lantai, sementara Adrian mengenakan boxer dan celana panjangnya serta mengenakan kaos yang ia ambil dari lemari bajunya. Kemudian mereka memesan makanan melalui aplikasi online, makan malam bersama sambil mengobrol2 dan tak terasa waktu menunjukkan pukul 19:30.
J: “Kayanya gue harus balik deh” A: “ Iye, gue anterin… “ J: “Besok masih Sabtu.. rumah lu masih kosong kan?” A: “Iye… mau kesini lagi? Atau gimana kalau gue yang ke rumah lu?” J: “Boleh… besok nyokap gue juga pergi kayanya. Tapi ada adik gue Rachel.. ga papa?” A: “No problem…..”
Tak lama kemudian Adrian mengantarkan Jasmine pulang. Di rumah Jasmine mereka disambut oleh mama Jasmine yang berkata “Nah akhirnya pulang juga anak mama… udah selesai ngerjain tugas barengnya?” “Sudah tante.. sudah beres!” jawab Adrian sambil mengedipkan mata ke arah Jasmine. “Besok Adrian mau lanjut bikin tugas disini ma, boleh kan?” lanjut Jasmine. “Oh boleh dong, tapi besok mama pergi.. apa nggak digangguin adikmu Rachel nanti?” tanya mama Jasmine. “Nggak papa tante, gak masalah kok” jawab Adrian.. kemudian Adrian pun pamit pulang.
(Ilustrasi adik Rachel (kiri) dan kakak Jasmine (kanan))
Ketika Jasmine hendak memasuki kamarnya, tiba2 pintu kamar Rachel terbuka… “Woi, kemana aja lu jam segini baru pulang? Masi pake seragam pula!” tanya Rachel penasaran… “Haha, ya dari rumah Ian lah… dari mana lagi..” jawab Jasmine, kemudian Rachel menarik Jasmine kedalam kamarnya.. “Oke gue harus denger… ngapain aja lu sama dia sampe malem gini?”
Kisah Taro – Namaku vania,usiaku saat ini menjelang 25 tahun ,saat ini aku tinggal di salah satu kota di kota jateng sebenarnya aku bingung ingin menceritakan hal ini kepada siapa ,namun akhirnya ku putuskan menceritakan pengalaman nyata ku ini di forum ini cerita ini berawal dari berakhirnya kisah cintaku dengan seseorang bernama irfan yang sebenarnya telah menjalin cinta denganku selama kurang lebih 2 tahun,terus terang hubunganku dengannya sangat berkesan krn irfan adalah tipe pria yang sangat memanjakan aku dan penuh kasih sayang bahkan selama 2 tahun itu kami tidak pernah melakukan hubungan badan ,paling jauh hanya melakukan petting yaitu irfan menggesekan dan menempelkan kontolnya pada memek ku meskipun sebenarnya aku ingin sekali irfan memasukan kontolnya tapi dia selalu menahan krn alasanya ingin melakukannya setelah menikah denganku.
namun rencana tinggal rencana krn hubunganku dengan irfan harus berakhir krn ternyata irfan ketahuan selingkuh dibelakangku.. aku yang patah hati dan hancur saat itu,namun disaat kegalauanku aku berkenalan dengan seorang pria bernama heru mas heru ini sangatlah dewasa,dia adalah salah satu anggota tni yang kebetulan markasnya dekat dengan komplek perumahanku selain itu perawakannya yang gagah dan atletis itu menjadi daya tarik yang mampu membuatku jatuh cinta padanya akhirnya kami pun berpacaran dan berniat ke jenjang seriuz dalam hubungan kami mas heru sangatlah dewasa dan terbuka dia jujur mengenai masa lalunya dan aku pun diminta jujur dengan masa laluku salah satunya menceritakan masa laluku dengan irfan,memang harus kuakui meski sudah bersama mas heru terkadang bayangan dengan irfan selalu saja tergiang di kepalaku dengan mas heru yang sudah dewasa aku sering ml dengannya ,jauh beda dengan irfan yang tidak pernah melakukan ml denganku dan paling hanya petting danku kocok kontolnya saja mengenai permainan seks harus kuakui mas heru ini sangat kuat staminanya,dia selalu membuatku puas,namun sejujurnya jika dibamdingkan kontol irfan masih jauh lebih besar dibanding mas heru terkadang aku membayangkan jika kontol mas heru yang berukuran biasa saja dpat memuaskanku bagaimana dengan kontol irfan yang luar biasa besar itu terkadang memek ku tanpa sadar basah jika membayangkan itu semua hingga akhir aku dan mas heru sepakat utk utk melangkah ke jenjang lebih serius lagi,dia melamarku dan ingin menikahiku dlm beberapa bulan kedepan,sesuai tradisi militer maka sebelum nikah resmi maka ada namanya nikah kantor..dan setelah kami nikah kantor secara administrasi mas heru berkata kepadaku utk jujur jika ada hal yang belum diselesaikan dengan mantan2ku dahulu krn dia tidak mau setelah menikah ada pria lain di hatiku jujur aku tidak mengatakan yang sesunguhnya pada mas heru krn aku ingin menjaga perasaanya tapi aku berencana utk menemui irfan utk terakhir kalinya dan meminta restu darinya maka beberapa hari setelah nikah kantor aku pun mencari kontak wa irfan dan menghubunginya lagi niatku hanya ingin bertemu dan berpamitan utk terakhir kalinya sebelum aku menikah dengan mas heru dan hari itu pun tiba,setelah beberapa hari aku chat dengan irfan kami janji bertemu di sebuah rumah makan tempat kami dulu pacaran, awalnya aku begitu canggung bertemu dengan irfan apalagi irfan kali ini jauh lebih tampan dibanding dulu setelah makan dia mengajaku bernostalgia ke tempat2 yang dulu pernah kami singgahi dan tanpa sadar aku pun memeluk nya di boncengan motornya selama kami di perjalanan,saat itu jalanan begitu sepi dan tanpa sadar tangan irfan menuntun tanganku menyentuh tonjolan kontolnya,aku yang terbawa suasana akhirnya ikut meremas2 kontolnya dan akhirnya irfan menarik tanganku untuk masuk ke dalam jaket dan celananya..alhasil selama perjalanan itu aku mengocok kontol irfan dibalik jaketnya sungguh ini merupakan hal baru bagiku dimana pengalaman ini begitu eroti menurutku,kontol irfan begitu tegang dan basaah selama perjalanan dan aku juga menjadi sangat bergairah lalu aku berpkir untuk memberikan kenangan terakhir sebelum aku menikah denga mas heru yaitu mengijinkan irfan merasakan dan menikmati tubuhku
irfan pun membawaku ke menuju tempat kosannya,begitu sampai di kamar kosan irfan langsung mencium bibirku,leherku aku yang diserang dengan begitu nafsunya pun akhirnya bangkit juga birahiku dan melayani semua permainan irfan dengan nafsu apalagi saat irfan meremas payudaraku dan menciumi kedua putingku, “aaaahh irfaaann teriakku tertahan manahan nafsu” irfan tak puas2nya mencium dan menghisap kedua puting payudaraku yang membuat aku meremas2 rambutnya utk terus menjaga kepala irfan tetap di kedua payudaraku saat itu aku benar2 lupa dengan mas heru,yang ada dipikiranku hanyalah bagaimana bisa memberikan kepuasan kepada irfan… irfan melucuti semua pakaianku dan dia mulai menciumi seluruh tubuhku dan aku pun tak mau kalah me ciumi leher irfan dan dadanya yang bidang aaahh yessss teruss irfan..kataku irfan turun menciumi perutku dan akhirnya lidahnya menyusuri memekku dan dia menjilati memekku aahhhh..enaaakk irfaann ini hal yang tidak pernah kami lalukan selama pacaran dulu lidah irfan begitu lincah menjelajah daerah memekku sungguh rasanya nikmat sekali tanganku ku pun dituntunnya utk meremas2 kontolnya kontolnya ternyata sudah demikian tegang dan besar,tanganku tak berhenti mengocok kontol irfan dan aaahhh lidah irfan begitu nikmat di memekku trussss irfan..terusss syaang aahhhhh lalu secara refleks aku menarik kontol irfan utk kudekatkan dengan mulutku,perlahan kontol irfan kuciumi ,kujilati cairan percum nya..ahhh sungguh nikmat sekali krn kontol irfan lebih besar dri mas heru lalu kubuka mulutku dan mulai menghisap kontol irfan kudengar irfan melenguh keenakan saat kontolnya mulai kuhisap dalam mulutku dan itu menbuat ku semakin beesemangat utk memaju mundurkan kepalaku,memutar2 lidahku di kontolnya aahhhh..aahhhhh enak vania lenguh irfan aku semakin kesetanan dan memberikan servis luar biasa pada mantan kekasihku ini dengan cara terus menghisap kontolnya dlam mulutku.. karena aku pun semakin keenakan karena irfan pun makin menggila menjilati memekku dibawah sana,terkadang jarinya pun dimasukan kedlam memekku,awalnya hanya 1 jari namun lama2 menjadi 2 jari dan itu membuat ku semakin terangsang karena rangsangan nikmat yang begitu dahsyat dari irfan aaahhhhh irfaannn..memek aku diapain sih bisa enak begini??? aku enakin kok syang..sebelum kamu dimiliki orang lain ,jawab irfan
Kisah Taro – Selamat siang para sahabat sedulur semua. Kali ini ijinkan ane untuk kembali berkontribusi di forum tercinta ini, sebelumnya ane mohon maaf apabila tulisan ane ini masih berantakan, karena memang ane sebenarnya bukan penulis, hanya hobi membaca saja di sela kesibukan ane di RL. Semua cerita ini adalah fiktif belaka, semua murni dari hasil pemikiran ane yang ane coba gambarkan lewat sebuah tulisan, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu sungguh merupakan suatu kebetulan dan ane mohon maaf sebelumnya apabila pembaca kurang berkenan nantinya. Sekali lagi ane masih menunggu komentar, saran dan masukan dari para suhu disini untuk kemajuan ane dalam menulis di cerita selanjutnya.. Sebelum memulai, Siapkan kopi, rokok dan duduk santai ya hu..
Part 1
Hidup dengan layak dan mempunyai banyak uang seolah sudah menjadi impianku sejak kecil. Dulu aku selalu iri apabila melihat teman – temanku mempunyai mainan baru, lalu aku merengek ke bapak untuk dibelikannya agar aku tidak kalah dengan teman – teman, akan tetapi bapak selalu menolaknya dengan alasan yang sama seperti sebelum – sebelumnya, “Bapak tidak punya uang untuk membeli mainan seperti itu..”. Jadi seakan sudah tertanam dibenakku sejak kecil, kalau nanti punya banyak uang, aku akan bisa membeli apa saja yang aku inginkan. Tetapi harapan untuk hidup layak seakan pupus setelah bapak meninggal, ditambah suamiku yang kabur begitu saja. Sebagai anak semata wayang, seakan menambah beban hidupku semakin berat.
Suara ibu terdengar serak disaat aku sibuk mengemasi pakaian kedalam tas. Dan seketika itu kumenghentikan aktifitasku lalu menoleh kearahnya, terlihat ibu duduk dikursi kayu yang seprtinya sudah lama memperhatikanku sejak tadi.
“Iya bu, kapan lagi ada kesempatan yang baik seperti ini, “ jawabku sambil menatap wajah Ibu yang sudah kelihatan mulai keriput
“Apa gak sebaiknya kamu cari kerja yang dekat dengan rumah saja ndhuk? Biar setiap hari bisa pulang,” lanjutnya
Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan ibu, aku bergegas menghampiri ibu dan duduk disampingnya, ku genggam tangan ibu dengan dengan erat,
“Bu, aku ini hanya lulusan SD, mendapat tawaran kerja sebagai pembantu rumah tangga dikota itu sudah luar biasa bu, apalagi setelah bapak meninggal, sebagai anak semata wayang maka kebutuhan sehari – hari akan menjadi tanggung jawabku. Dikota gajinya besar bu,” Suaraku menenangkannya,
“Atau gak sebaiknya kamu menikah lagi saja ndhuk, biar kamu tidak harus bekerja?” tanya ibu lagi
“Kalau masalah itu aku belum memikirkanya bu, aku masih ingin sendiri sekarang,” Suaraku berubah lirih
“Udahlah bu, ibu tidak usah khawatir, doakan saja aku akan meraih sukses di kota,” Aku kembali menatap wajah ibu dengan senyum. Ibu terlihat hanya mengangguk dan sedikit senyum terpaksa di bibirnya, sesaat aku memeluknya dengan erat
“Ya sudah, kamu selalu hati – hati ya ndhuk selama dikota, kalau ada kesempatan pulang, pulanglah.” Ucapnya sambil menatapku teduh dan aku hanya mengangguk.
Memang selama ini aku tinggal hanya berdua bersama ibu, setelah ayahku meninggal ditambah aku bercerai dengan suamiku. Mungkin ibu merasa berat apabila aku tinggal sendiri untuk berangkat ke kota. Aku sendiri sebenarnya tidak tega untuk meninggalkan beliau sendirian dirumah, akan tetapi kebutuhan ekonomi yang mengharuskan aku untuk bekerja, karena selama aku menjadi buruh tani dikampung seakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, ditambah ibu yang kini sering sakit – sakitan sehingga aku harus mengeluarkan biaya lebih untuk periksa ke klinik dan membeli obat.
Usiaku kini baru menginjak 21 tahun, aku bercerai dengan suamiku hampir setahun yang lalu, mungkin hal ini seakan sudah biasa terjadi dikampungku. Aku tinggal di sebuah kampung terpencil yang jauh dari kota, memasuki kampung tempatku tinggalpun harus melewati hutan sekitar lima kilometer. Menikah muda dengan anak tetangga seakan sudah menjadi adat kebiasaan dikampung, dan angka perceraianpun juga lebih sering terjadi disini. Mungkin ini akibat dari perkawinan muda yang secara mental belum siap untuk menjalin rumah tangga ditambah ilmu pengetahuan kami sangatlah terbatas. Gedung sekolahpun disini hanya sampai SD. Apabila ada anak yang ingin melanjutkan ke SMP dan ke jenjang yang lebih tinggi, maka harus sekolah dikota yang apabila ditempuh dari kampung sini sekitar satu setengah jam perjalanan dengan sepeda, itupun kita harus melewati jalanan tengah hutan sepanjang lima kilometer.
Kehidupan rata – rata masyarakat dikampung kami bisa dibilang jauh dari layak, rumah kayu dan berlantai tanah adalah tempat tinggal kami sehari – hari, jadi jangankan untuk membangun rumah gedung yang lebih layak, untuk kebutuhan hidup sehari – hari kami sangat pas – pas an. Oleh karena itu, kebanyakan para orang tua memilih mempekerjakan anak – anaknya apabila telah lulus SD untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Aku sendiri menikah di usia 18 tahun, dan baru memasuki tahun kedua usia pernikahanku, suamiku pamit untuk merantau keluar pulau dengan harapan kerja disana akan memperoleh gaji yang besar dan kita akan hidup layak. Akan tetapi belum lama dia diperantauan, dia malah menceraikanku dengan alasan sudah menikah lagi disana.
Setelah itu, aku dan ibu bertahan hidup dengan menjadi buruh tani. Sampai suatu waktu ada tawaran dari mbak Narti, tetanggaku. Tawaran bekerja ditempatnya sebagai pembantu rumah tangga dan akupun menyanggupinya. Selama aku pergi ke kota, ibuku akan ditemani bulikku, atau adik dari ibuku yang rumah kami saling berdampingan, sehingga aku sedikit lebih tenang selama aku tidak tinggal dirumah.
—
Dengan berbekal secarik kertas bertulisan sebuah alamat, aku bertekad untuk berangkat ke kota menemui mbak Narti. Setelah hampir seharian perjalanan yang aku tempuh, akhirnya aku sampai juga di sebuah stasiun pusat kota Surabaya. Semenjak aku kecil nama kota ini hanya bisa kudengar dari cerita teman atau tetangga, dan baru kali ini aku baru bisa menginjakkan kakiku di salah satu kota terbesar di Jawa Timur ini. Panas terik matahari siang ini ditambah lalu lalang kendaraan yang sangat padat disetiap penjuru jalanan seakan menyambutku.
“Disinilah aku akan merubah hidupku,” Gumamku dalam hati,
Tukang ojek menghentikan motornya tepat didepan sebuah rumah mewah dengan pagar minimalis bercat hitam. Dia mengamati sekali lagi secarik kertas yang telah aku berikan untuk memastikan bahwa alamat yang dituju benar,
“Benar, ini mbak rumahnya yang mbak cari,” Ucap tukang ojek itu dengan menunjuk rumah itu
“Oh, baik pak. Terima kasih ya pak.” Ucapku sembari memberikan ongkosnya
Setelah tukang ojek itu berlalu, aku berdiri mematung didepan pagar rumah tersebut. Dari luar terlihat rumah yang begitu megah berlantai dua dengan taman bunga berbagai warna dihalaman rumahnya membuatku berdecak kagum. Pohon – pohon yang rindang berjajar rapi di pinggir taman dan beberapa kolam lengkap dengan air mancur menghiasi pelataran rumah membuat suasana terlihat semakin nyaman.
“Mau cari siapa mbak?” Suara lelaki yang tiba – tiba membuyarkan lamunanku
Pandanganku beralih kesuara itu. Terlihat seorang pria berpakaian seragam scurity didepan pintu pagar berdiri dengan gagahnya segan memperhatikanku.
“Eh..anu pak, apa benar ini rumah ibu Arini?” Kataku dengan sedikit gugup sambil menyerahkan secarik kertas yang berisikan alamat kepada pria itu.
“Kalau benar, saya ini tetangganya mbak Narti, yang beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk datang kesini,”
“Oh, mbak ini yang mau bekerja disini ya?” Kata pria ini sambil merhatikan secarik kertas kemudian menatapku ramah
“Iya pak, “ Jawabku singkat dengan mengangguk
“Baik, Mari ikut saya mbak, saya akan panggilkan mbak Narti dulu,” Ucapnya,
Dipersilahkannya aku untuk duduk di sebuah kursi kayu di teras rumah, pria itu berlalu memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, seorang wanita keluar dari pintu ruang tamu, aku sangat mengenal wanita ini, dia mbak Narti tetanggaku.
“Wulan, sejak kapan datangnya?” Suara wanita itu dengan sedikit berbinar melihat aku yang sedang duduk di kursi teras
Seketika aku berdiri dan memeluknya untuk beberapa saat.
“Aku kira kamu tidak jadi kesini, karena sudah hampir seminggu aku menunggu kamu tidak ada kabar juga,” Mbak Narti membuka obrolan dan kemudian mempersilahkan aku untuk duduk kembali
“Maafkan Wulan ya mbak, aku harus meyakinkan ibu dulu, awalnya beliau tidak berkenan kalau aku kerja di kota,” Kataku
“Oh iya, gimana kabar ibumu? Sehat?”
“Ya akhir – akhir ini sering sakit – sakitan mbak, mungkin kecapekan karena beliau selalu memaksa untuk bekerja disawah. Aku sebelumnya mau ucapkan terima kasih pada mbak sudah mengabari aku tentang tawaran ini,” Kataku
“Sudah, kita ini tetangga dan harus saling membantu,”
“Kamu sudah benar – benar siap kan untuk bekerja disini?” Tanyanya dengan menatapku lekat
Aku hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaannya,
“Semua penghuni rumah ini sangat lah baik, tinggal kamu mau telaten saja, aku yakin kamu akan betah disini” Jelas mbak Narti
“Aku akan usahakan mbak..”
“Ayo masuk dulu. akan kupertemukan kamu dengan ibu Arini pemilik rumah ini, kebetulan beliau ada dirumah sekarang,” Kata Mbak Narti sambil beranjak dari duduknya dan seketika menggandeng tanganku untuk mengikuti masuk kedalam ruang tamu.
“Kamu duduk dulu ya, aku mau panggilkan ibu Arini,” Katanya sambil berlalu meninggalkanku
Setelah sekitar lima menit kemudian, seorang wanita yang berusia sekitar 45 an tahun keluar dari ruang tengah di ikuti oleh mbak Narti yang berjalan dibelakangnya. Meskipun wanita ini sudah berumur, akan tetapi tubuhnya begitu sangat terawat dan terlihat masih sangat kencang. Aku langsung berdiri dari tempat dudukku dan menyalami wanita ini dengan mencium tangannya,
“Oh, ini yang kamu ceritakan,” Kata bu Arini yang menoleh ke arah mbak Narti, mbak Narti hanya mengangguk dan tersenyum,
“Mari – mari silahkan duduk, kamu ini cantik sekali, siapa namamu ndhuk?” tanyanya
“Aduh, ibu terlalu berlebihan. Nama saya Wulandari bu, dan biasa di panggil Wulan,” jawabku dengan kepala tertunduk menatap kedua tanganku yang saling meremas diatas paha
“Apa benar kamu sudah siap untuk bekerja disini?” Tanyanya lagi, terlihat dari sudut mataku bu Arini kini menatapku, aku tetap menunduk
“Iya bu, saya sudah siap untuk bekerja disini,”
“Baiklah kalau begitu, Narti sudah cerita banyak tentang kamu jadi aku tidak akan bertanya lebih banyak lagi. Kamu bisa bekerja mulai hari ini. Pekerjaannya tidak berat, dan kamu akan tinggal disini. Akan tetapi ibu minta kamu harus serius dengan pekerjaanmu nanti,” Ucapnya sedikit tegas,
“Oh iya, perbulan kamu minta digaji berapa Wulan?” Tanyanya
Aku terdiam dan sedikit terkejut mendengar pertanyaan ini dari bu Arini, karena sebelumnya mbak Narti juga tidak pernah membahas masalah ini, yang aku tahu dari cerita orang – orang kalau gaji dikota lebih besar dari pada dikampung.
“Em..Kalau masalah itu saya ngikut ibu saja,” Kataku pelan
“Sudah gak papa, sebut nominal saja agar kita sama – sama enak,” Sahutnya dengan suara semakin tegas
“Hm..ba..bagai mana kalau satu juta bu,” Suaraku sedikit gemetar dan semakin menunduk
Karena nominal yang aku sebutkan memang besar menurutku, karena setahuku gaji pembantu rumah tangga waktu itu hanya sekitar 800 ribu, nominal itu sudah sangat besar apa bila dibawa kekampungku.
Aku beranikan diri untuk melirik ke arah bu Arini, dia hanya tersenyum mendengar jawabanku dan aku tak tahu apa maksud dari senyuman itu.
“Baik, aku akan gaji kamu satu juta dengan tambahan bonus lima ratus ribu rupiah per bulan,” Jawabnya
“ma..maksud ibu?, ” Kataku tidak mengerti maksudnnya
“Iya, aku akan berikan satu juta lima ratus ribu per bulannya, asalkan kamu bekerja dengan serius,”
“Apa itu tidak kebanyakan bu, saya disini hanya seorang pembantu,” Jawabku lirih
“Tidak, aku akan berterima kasih bahkan apabila kamu mau menerimanya,” Ucapnya
“Baa..baik bu, saya yang harusnya sangat berterima kasih kepada ibu..”
“Oke, kamu bisa mulainya sekarang, biar Narti akan menjelaskan apa saja tugasmu selama disini,” kata ibu Arini seraya beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang tamu,
—
“Itu serius mbak, gaji yang diberikan bu Arini kepadaku?” Tanyaku ke mbak Narti dengan heran disaat kita berjalan keruang belakang menuju sebuah kamar yang bersebelahan dengan dapur, yang mana nantinya kamar itu akan aku tempati selama disini. Terlihat mbak Narti hanya tersenyum mendengar pertanyaanku.
“Nominal segitu sangat sedikit sekali kalau disini Wulan, jangan disamakan dengan kampung kita,” Jawabnya enteng
“Dan tugas kamu juga berhubungan dengan orang yang paling disayang oleh ibu Arini, jadi tidak ada artinya nominal segitu buat beliau,” Lanjutnya,
“Maksud mbak? Berhubungan dengan orang yang disayang?” Tanyaku tidak paham maksud perkataannya
“Sini ikut aku,” Ucap mbak Narti langsung menyamber tanganku menuju tangga untuk naik kelantai atas.
“Ibu Arini ini seorang janda, dia adalah seorang pengusaha wanita yang sangat sukses meneruskan usaha mendiang suaminya sehingga dia bisa kaya seperti ini. Dua perusahaan yang dimilikinya sekarang sedang berkembang pesat. Dia punya seorang anak laki – laki, ya paling usianya hampir sama dengan kamu. Tahu sendirilah, bagaimana sayangnya orang tua kepada anak semata wayangnya, toh kamu juga merasakan itu kan.”
“Beberapa waktu yang lalu anaknya ini mengalami kecelakaan yang sangat serius, tulang kaki kiri dan tangan kirinya patah, ditambah beberapa tulang dipunggungnya juga retak, sehingga dia sekarang hanya bisa berbaring ditempat tidur. Kamu disini tidak perlu memasak, karena tugas memasak dan belanja kebutuhan rumah tangga sepenuhnya tugasku. Kamu hanya bersih – bersih rumah sewajarnya, karena tugas utama kamu adalah merawat anak lelakinya ini dan menemani dia di masa penyembuhannya,” Jelas Mbak Narti panjang lebar hingga tak terasa kita sudah berada didepan pintu sebuah kamar,
“Tok..tok..tok..”
Mbak Narti mengetuk pintu kamar itu pelan, kemudian membukanya perlahan. Setelah pintu terbuka, terlihat kamar yang begitu luas dan mewah lengkap dengan kamar mandi didalamnya. Pandanganku terhenti pada seorang pemuda yang tak berdaya terbaring di atas tempat tidur dengan memejamkan mata. Tak lama setelah kami mendekati tempat tidurnya, pemuda itu membuka matanya,
“Maaf mas Bima, telah menggangu istirahatnya,” Ucap mbak Narti pelan, terlihat pemuda itu hanya tersenyum
“Mas, perkenalkan ini pembantu baru rumah ini yang akan merawat dan menemani mas Bima, apapun yang mas Bima perlukan bisa bilang ke dia,” Kata mbak Narti sambil menoleh ke arahku,
“Panggil saya Wulan mas,” Kataku lirih sambil menunduk dengan suara sedikit bergetar
“Namaku Bima, Wulan gak perlu sungkan begitu. Saya akan sangat senang sekali kamu mau merawatku yang sudah tidak berdaya ini, dan anggap saja disini seperti rumah sendiri,” Ucapnya yang seakan tahu kalau aku sedang sangat gugup saat ini.
Aku yang mendengar itu hanya tersenyum, terlihat mbak Narti pun juga demikian.
—
Seminggu sudah aku bekerja disini, semua penghuni rumah sangatlah baik, termasuk para pekerja yang lain dirumah ini. Ada pak Kardi seorang tukang kebun yang berusia sekitar 50 an tahun, baru beberapa hari aku disini, beliau sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri, mas Imam sopir pribadi keluarga ini dan pak Shobirin scurity yang jaga didepan, keduanya denganku sangatlah baik dan ramah.
Tugasku memang tidaklah berat, aku hanya fokus merawat mas Bima, apapun kebutuhannya aku penuhi, termasuk menyuapi makan, menyiapkan obat, memandikannya dengan air hangat dan mengganti baju. Terkadang mas Bima hanya inigin ditemani hanya sekedar untuk teman bercerita.
Sore ini seperti biasanya sudah kupersiapkan se ember air hangat lengkap handuk kecil, aku mau menyeka mas Bima. Dia menyambutku dengan senyum disaat aku memasuki kamarnya,
“Mas, Wulan seka dulu ya, biar mas Bima kembali segar,” Kataku yang sudah duduk disamping ranjangnya, mendengar itu mas Bima hanya mengangguk dengan bertebar senyum.
Ditengah aku menyeka leher dan dada mas Bima dengan lap basah, mas bima Bima membuka obrolan,
“Wulan, aku dengar dari cerita mbak Narti, kamu ini sudah pernah menikah ya?” Tanyanya tiba – tiba
“i..iya mas. Hm..mbak Narti sudah cerita semuanya tentang aku?” Tanyaku dengan tetap menggosok dadanya yang bidang dengan kain lap
“Iya mbak Narti sudah cerita. Kalau boleh tau kenapa kok bisa bercerai? Padahal kamu ini cantik dan aku yakin kamu ini adalah istri yang baik?” katanya yang dari sudut mataku terlihat mas Bima memperhatikanku.
“Wah, mas Bima ini terlalu berlebihan. Aku hanya wanita kampung mas, jauh dari kata cantik. Mungkin karena itu juga suamiku meninggalkanku dan memilih kawin dengan wanita lain,”
“Mas juga baru saja kenal aku kan, kok ya bisa – bisa nya mas nilai aku ini istri yang baik,” lanjutku
“Ya dari tatapan wajah kamu yang teduh, aku sudah menebak itu Wulan..”
“Mas Bima ini pandai ngeramal juga ya..Hehehe.” Candaku, mas Bima hanya tersenyum mendengarnya
kini tanganku hendak menggosok bagian perutnya yang masih ditutupi selimutnya.
“Permisi ya mas,” Kataku lirih sambil menyingkap selimutnya sampai dengan perut bagian bawah.
Aku sedikit terkejut setelah sadar dibalik selimut mas Bima sudah tidak memakai apa – apa. Terlihat dengan begitu jelas rambut kemaluannya bagian atas, dan penisnya sedikit menggembung di balik selimut. Biasanya hari – hari sebelumnya mas Bima masih memakai celana kolor pendek dan itupun penisnya tidak bereaksi ketika aku memandikannya. Melihat itu tubuhku terasa merinding, setelah beberapa saat aku menggosok bagian perut semakin terlihat penis itu berdiri tegak, mas Bima seakan sengaja membiarkan itu agar terlihat olehku. Walaupun masih dibalik selimut, penisnya terlihat sangat besar dan panjang. Sangatlah jauh kalau dibanding dengan batang mantan suamiku. Entah hari ini aku juga lain dari biasanya, nafsu birahiku seakan menyala melihat pemandangan ini.
“Dibuka saja selimutnya gak papa, biar Wulan bisa leluasa bersihkannya” Kata mas Bima tiba – tiba
“Ta..tapi mas..” Kataku gugup dengan nafas yang tersengal,
Kulirik dia hanya tersenyum, lalu tiba – tiba telapak tangan kanannya menyentuh punggungku dengan sedikit diusapkan disana. Diperlakukan seperti itu, perasaanku menjadi campur aduk antara nafsu dan sangat takut.
Memang semenjak aku bercerai, aku sudah tidak pernah dijamah oleh laki – laki, bahkan pikiran untuk kesana sudah nyaris terlupa karena kesibukan mencari uang dengan kerja disawah agar bisa bertahan hidup. Akan tetapi setelah melihat penis mas Bima yang tegak menantang dibalik selimut, hasrat wanitaku seakan ikut menyala, dinding – dinding vaginaku terasa sangat gatal disana bersamaan dengan cairan yang sudah terasa merembes dari liangnnya.
Dengan tangan sedikit gemetar aku singkap selimut yang menutupi tubuh mas Bima, dan benar saja setelah tersingkap terlihat penisnya sudah tegak menantang dengan kerasnya, terlihat urat – urat dibatang penisnya membuatku menelan ludah. Setelah beberapa saat aku mematung melihat itu, tangan kanan mas Bima berpindah ketanganku dan diarahakan ke batang penisnya. Seakan paham akan maksudnya, kini aku genggam batang itu yang sudah sekeras tongkat kayu. Aku elus perlahan dari atas sampai bawah secara berulang dan sesekali aku gelitik lubang ujung penisnya dengan jariku.
“ahhh…..terus Wulan…” Mas Bima mulai mendesah
Setelah beberapa saat kemudian, terasa tangan mendorong punggungku kedepan, sehingga aku sedikit menunduk dan otomatis wajahku semakin medekat dengan batang penisnya. Aku sedikit terkejut, dan terdiam sesaat sambil menoleh kewajahnya,
“Cium itu Wulan…” kata mas Bima dengan nafas tersengal
Mendengar kata – katanya aku sangat terkejut, karena aku memang belum pernah melakukan hal ini dengan mantan suamiku. Selama setelah menikah, suamiku tidak pernah memperlakukanku macam – macam, hanya berciuman bibir beberapa saat, dan di saat terasa vaginaku sudah mulai basah, dengan cepat dihujamkan penisnya kedalam liang vaginaku sampai dia mengalami ejakulasi, lalu setelah itu dia langsung tertidur disampingku. Begitu kehidupan sex ku selama bersama suami, mungkin aku dan suami dikampung saat itu sangatlah kurang pendidikan tentang hubungan sex. Dalam pikiran kami berhubungan suami istri hanya sebatas memasukkan sperma laki – laki kedalam vagina pasangannya dan sudah selesai sampai disitu. Akan tetapi meskipun begitu, aku sangat menikmatinya dengan suamiku saat itu.
“Apa mas, di cium?” Tanyaku heran
“Kamu belum pernah melakukannya?” Mas Bima bertanya dengan mengernyitkan dahi
Mendengar itu, aku hanya menggelengkan kepala. Mas Bima hanya tersenyum melihatku,
Diarahakannya kepalaku lebih dekat hingga ujung bibirku menyentuh ujung penisnya. Kubuka mulutku perlahan bersamaan dengan dorongan tangan mas Bima yang mendorong kepalaku, sehingga batang penisnya mulai menyeruak masuk kedalam mulutku. Aku diamkan disana beberapa saat. Terasa tangannya kini memaju mundurkan kepalaku sehingga otomatis batang penisnya terlihat keluar masuk disana. Seakan paham akan maksunya, kini aku maju mundurkan dengan pelan dan lama – lama semakin cepat,
“Ahhh….Sshhhh, teruss Wulan….” Mas Bima terdengar mulai mendesah
Semakin cepat aku memaju mundurkan kepalaku suara erangan mas Bima semakin terdengar jelas, terkadang dia meringis karena gigiku menyentuh bagian batang penisnya. Disaat aku mengulum penisnya, kini tangannya yang semula mengelus punggungku beralih ke payudaraku. Tangan mas Bima meremas dengan lembut secara bergantian dari luar baju lalu menelusup masuk kedalam dari lubang leher. Merasakan ini tiba – tiba tubuhku terasa terbakar,aku merasa semakin bernafsu. Terlebih ketika jari mas bima memilin puting payudaraku, aku tanpa sadar ikut mendesah, akan tetapi suara desahanku tertahan karena batang penis mas Bima telah memenuhi mulutku,
“Ahhh…arrrghhh…”
Kini aku benar – benar terangsang, bibir vaginaku terasa sangat gatal dan cairan dari liang vaginaku terasa semakin mengalir hingga meleleh di paha atas. Kupercepat ritme kulumanku, setelah beberapa saat mas Bima terasa mengejang, dan pinggulnya sedikit terangkat,
“aaaah…….”
Terdengar suara desahannya begitu jelas disertai semburan sperma keluar dari ujung penisnya terasa didalam mulutku. Karena dia mengejang bersamaan pinggulnya terangkat, maka batang penis itu seakan masuk semakin dalam ditenggorokanku sampai aku tersedak dan terbatuk, beberapa cairannya ikut masuk tertelan. Mas Bima segera melepaskan batang penisnya dari mulutku.
“Kamu gak papa Wulan?” Tanya mas Bima dengan senyum disertai nafas yang masih tersengal
Aku hanya menggelengkan kepala dan ikut tersenyum sambil jariku mengusap ceceran cairan sperma yang keluar dari mulutku.
“Terima kasih ya, aku udah gak kuat lagi Wulan,” Katanya
“Tidak perlu berterima kasih begitu mas, tugasku disini adalah melayani mas Bima. Aku juga minta maaf, karena mungkin ini baru pertama kali mas, “ Kataku, mendengar ini mas Bima hanya tersenyum.
Kisah taro – “mak mak minta tolong ambilin handuk ” ucap haryanto anak semata wayang nya kusti atau bisa kita sebut yanto
“iya tunggu sebentar nak ” ucap kusti berjalan mengambilkan handuk”ini handuknya ” kemudian tangan yanto keluar di balik pintu kamar mandi
yanto keluar tubuhnya terbalut handuk berjalan ke kamar nya untuk bersiap siap sekolah..
“nak kalo sudah selesai pakai seragam nya langsung sarapan ya udah mak buatin telor ceplok ini ” ucap kusti di balik pintu kamar anaknya
“iya mak ” jawab yanto
tak lama kemudian yanto keluar mengenakan seragam SMP kebanggaan nya ini..
“mak bapak kemana ??” tanya yanto “bapak mu lagi di rumah budhe mu tadi padi di telfon ..pakdhe bangun tidur tidak bisa apa2 seperti orang stroke kata budhe ” ucap kusti menemani anaknya makan
” hallo assalamualaikum ” “wa.alaikum salam ..bu aku mau mengantar kang asep ke rumah sakit dulu sama mbak siti sebelum kang asep lebih parah ” ucap joko suami kusti “iya pak ..gimna keadaan nya kang asep pak” tanya kusti “kang asep tidak bisa apa2 mangka nya mau tak bawa ke RS dulu…yasudah ini mau berangkat …asalamualaikum ” “wa.alaikum salam.” tut tut tut ”
siang harinya yanto kerumah budhe siti tapi rumahnya kelihatan sepi di ketuk pintu nya berkali kali tidak ada yang menyaut..yanto akhirnya pulang ingin memberi tahu emaknya kalo rumahnya bude siti sepi
“assalamualaikum mak aku dah pulang” “wa.alaikum salam ” “mak rumah bude kok sepi ya…tadi aku mampir dulu kesana ” “pak dhe asep di bawa ke RS ..tadi bapakmu telfon setelah kamu berangkat ” “oalah ,.nanti kita ke RS ya mak nengokin pakdhe ” “iya nak nunggu bapakmu pulang nanti sekalian kesana nya ”
yanto masuk ke kamar mengganti sergamnya dengan baju oblong biasa
oh iya budhe siti dan pak dhe asep ini sangat sayang kepada yanto setiap habis keluar kota atau acara selalu memberikan oleh2 kepada yanto… anaknya budhe siti sedang bekerja di luar negeri tepatnya di HENGKENG sudah ada 4 tahun belum pulang namanya mbak midah
oh iya budhe siti ini kakak kandung dari joko bapaknya yanto…
habis maghrib yanto dan orang tuanya ke RS menengok asep mengobrol ini dan itu sampai tak terasa sudah jam 9 lebih yanto yang besok masih sekolah harus pamit pulang,..
3 hari kemudian asep sudah di perbolehkan pulang oleh dokter spesialis nya ..siti menelpon joko untuk menjemputnya dengan mobil carry pick up milik joko yang buat jualan ssayuran…
meski sudah di perbolehkan pulang asep tetap tidak bisa apa2 karena tubuhya sudah stroke harus selalu di terapi kata dokter spesialisnya…
singkat cerita… tiga bulan dari kepulangannya asep ke rumah hari itu hari minggu yanto libur sekolah berencana main ke rumah bude nya ..pagi jam 8 yanto pergi ke rumah bude nya pintu rumah masih tertutup kemudian di ketuk oleh yanto “tok tok asalamulaikum bude bude ” ucap yanto kemudian di ketuk lagi dengan keras akhirnya ada jawaban dari bude siti “wa.alaikum salam iya le bentar ” tak lama kemudian di buka oleh bude siti ,.yanto kaget saat itu bude siti hanya menggunakan BH khas wanita berumur di desa bawahanya menggunakan celana pendek selutut yang basah ..susu besar bude tak bisa di tutupi oleh bh nya yang sepertinya kekecilan itu membuat yanto terus mengamati nya
“maaf to bude gak dengar …lagi nyuci soalnya ” ucap siti
“kirain sedang ngrontrolin pakhde ke RS ” “besok jatah kontrol terapi nya le” “pakdhe sedang apa budhe??” “langsung ke kamar pak dhe mu aja le …soalnya tdi habis bude suapin sarapan trus bude tinggal nyuci ” ” iya bude ” “bude lanjut nyucinya ya kalo mau ngeteh ambil saja sendiri di dapur seperti biasa ” ucap bude berjalan ke belakang
yanto berjalan ke kamar pakdhe nya ternyata sedang tidur tak mau mengganggu pak dhe nya tidur yanto ke ruang tamu lagi…
“mending lihatin bude nyuci aja ” pikir yanto
yanto berjalan ke belakang rumah “pakdhe tidur kok bude” “oalah malah tidur di bangunin aja le ” “ngga usah bude …tak disini aja nemani bude nyuci ” “iya sudah le ”
yanto terus mengamati susu besar bude nya yang sudah berumur itu …umur bude siti sekitar 52 tahunan sedangkan pakdhe asep 54 tahun
siti merasa risih keponakannya yanto melihat diri nya seperti menelanjanginya disisi lain dia terangsang karrna sudah lama tak ada yang menjamah tubuhnya.
Kisah Taro – Di hari keberangkatan, Novi bergegas menuju kampus dahulu untuk mengambil surat-surat yang dibutuhkan dan ongkos yang memang telah dipersiapkan pihak kampus sebagai pemacu mahasiswanya dapat bekerja optimal selama program tersebut. Novi kemudian berangkat dengan menggunakan Bus menuju lokasi pabrik teh pada malam hari sabtu dan sampai di terminal bus kota tujuan pada pagi buta hari minggu, lalu ia melanjutkan dengan kendaraan elf menuju kawasan pabrik tersebut da akhirnya sampai di kawasan pabrik tersebut menjelang siang.
Novi : “hmmm udaranya lumayan seger nih, beda sama di kota” katanya.
“semoga gue betah disini selama 1,5 bulan”
Sebelum sampai di kawasan pabrik, ia telah mengontak pak Ardi dan telah dijemput di tempat yang telah mereka setujui. Setelah turun dari elf, Novi pun lalu bertemu Pak Ardi karena telah saling mengenal dan ia tak menyangka kalau Pak Ardi itu masih muda, sekitar usia menjelang 30 tahun.
Mereka berdua lalu segera menuju rumah dinas Pak Ardi dan Novi lalu mengistirahatkan badan setelah dari semalam naik bus.
Novi : “iya pak lumayan, dari malem baru sampe sekarang hehe”
Ardi : “ah jangan panggil bapak ah, masih usia 28 juga hehehe, panggil aja abang atau mas, gapapa”
Novi : “hmmm yaudah deh tapi kalau pas nanti praktik nanti panggil bapak aja yaa. Sungkan sama
Pegawai yang lain bang hehe”
Ardi : “oooh iya gapapa gapapa”
Dari perbincangan itu Novi baru tau kalu ardi itu sudah menikah dan tak lama setelah menikah ia harus ditugaskan ke pabrik teh ini, karena ardi dan istrinya berdomisili di Jakarta, mau tak mau ardi harus meninggalkan istrinya demi tugas yang telah diemban ini. Ardi sendiri sekarang menjabat sebagai kepala bidang administrasi disini. Ia hanya diizinkan pulang ke rumahnya tiap 4 bulan dan hanya diizinkan selama 1 minggu cutinya.
Ardi : “dek Novi capek gak?? Mau disiapkan minum dulu sebelum saya antar ke rumah dinas buat
adek?”
Novi : “ah takut ngerepotin bang pake disiapin minum segala”
Ardi : “ah gak papa kok. Keliatannya capek sekali adek ini. Diambilin ya? Teh manis hangat gapapa?
Masih dingin disini soalnya hehe”
Novi : “ iya deh gapapa bang” Novi pun mau
Ardi : “ oke tunggu dulu ya dek, aku siapkan dulu”
Akhirnya ardi menyiapkan minuman untuknya dan novi berupa teh manis hangat, setelah selesai, Novi dan ardi pun melanjutkan perbincangannya sambil meminum teh manisnya. Akan tetapi setelah hampir 20 menit bercengkrama, Novi merasa sangat mengantuk dan ia menganggap ini efek dari kecapekan yang diakibatkan perjalanan jauh, akan tetapi ia merasa tak kuat lagi dan tiba-tiba saja ia tertidur di sofa tamu milik ardi. Ardi ternyata menyiapkan jebakan berupa obat tidur yang melebihi dosis yang memang ia persiapkan untuk Novi.
Yap, memang ardi sudah kepincut dengan Novi melalui foto profil Whatsapp chatting dengan Novi terkait administrasi praktek lapangnya dan ia sudah lama tidak pulang ke rumah bertemu istri yang baru dinikahinya, lalu ia punya niat untuk membuat Novi menjadi budak seks nya selama ia melakukan kegiatan praktek lapang ini di pabrik teh itu.
Tak lama setelah ia mengecek Novi apakah benar sudah sangat terlelap, ia pun lalu membopong Novi ke kasur kamar tidurnya, tak pakai basa basi, ardi langsung membuka celana jeans milik Novi dan membuka seluruh pakaian dan celananya sendiri hingga telanjang bulat, terlihat novi masih memakai celana pendek dan ia langsung melepaskan hingga terlihat celana dalam pink Novi. Ardi memainkan jari jarinya di dalam celana dalam itu dan mulutnya langsung mencium bibir Novi yang sudah tidak sadarkan diri. Ardi yang posisinya berada di samping Novi mencium bibir Novi dan memainkan jarinya diantara celana dalam Novi. Sudah merasa memek Novi sudah agak basah, ia pun berpindah posisi menindih Novi dengan sebelumnya melepas celana dalam Novi hingga terlihatnya miss V yang sedikit berbulu dan kelihatannya masih rapat. Setelah memasukkan penisnya ke dalam miss V Novi, ia pun menyadari kalau ternyata Novi sudah tidak perawan terlihat dari mudahnya ia memasukkan dan mengeluarkan penisnya maju mundur dan tidak ada darah keluar.
Ardi : “bangsat emang kelakuan remaja jaman sekarang, muka alim gak menentukan perawan apa
enggak “ ardi sambil tertawa pelan.
Sambil maju mundur penisnya didalam memompa miss V Novi, ia lalu membuka kancing kemeja biru Novi dan terlihat lah pemandangan tanktop biru muda juga yang dibungkus bra putih untuk menutupi payudara berukuran 34 B yang sangat menggoda milik Novi. Ardi lalu melepas bra putih Novi tanpa melepas tanktopnya dan terlihat lah puting susu yang masih coklat muda dengan payudara yang putih berukuran 34 B yang sangat menggoda, ardi lalu sambil memompa miss V Novi, ia menggigit puting kanan Novi yang masih dibalut tanktop dan meremas payudara sebelah kiri dengan tangannya, Novi yang tidak sadar karena obat tidur yang melebihi dosis, dibuat tak berdaya oleh ardi yang sangat bebas menjamah tubuhnya tanpa ia sadari.
Selama hampir 1 jam ardi memompa miss V Novi dan ia sudah klimaks ingin mengeluarkan spermanya, ia lalu memuncratkan sperma nya di rambut dan muka Novi. Lalu ia pun lemas tertidur sambil menghisap puting susu milik Novi. Pukul 15:00 Novi tiba-tiba terbangun karena efek obatnya sudah selesai, dan ia sangat kaget karena tiba tiba ia diperkosa, dan alangkah lebih kaget setelah ia melihat di puting kiri nya Pak Ardi yang ia jadikan pembimbing terlihat tidur bersamanya dan ia menangis sejadi-jadinya hingga ardi terbangun.
Ardi : “hey dik, sudah bangun ya? Hehe”
Novi : “bapak, kenapa bapak tega melakukan ini ke saya !!!!” novi menangis
Ardi : “habisnya saya sudah lama gak dapat jatah istri dan kamu seksi sekali sih pas aku liat fotonya”
Novi : “ bapaaak kenapa saya dibuat begini paaaaak !!!!!!!”
Lalu Ardi pun mengancam Novi dengan cara menindihnya, lalu ia mengucapkan.
Ardi : “hey mahasiswi gak tau diri!!! Kamu pokoknya tidak boleh lapor ke pihak siapapun mau itu
kampus atau keluargamu!! Aku tadi sambil ngentot kamu saya sudah memotret dan
memvideokan adegan seks nya!! Kalau kamu lapor, nanti tentu akan saya sebarkan foto dan
video ini dan mungkin kampus juga akan malu dengan mahasiswi nya seperti ini!!”
Novi : tertegun dengan ancaman itu
Ardi : “oleh karena itu, kamu harus buat perjanjian dengan saya, kamu selama 1,5 bulan ini di sini,
harus menjadi budak seks bagi saya, dan juga mungkin bagi pekerja disini atau warga sini
mungkin, mengerti !!! “
Novi : mengangguk kecil dan tetap menangis
Mendengar seperti itu, ardi lalu pun menyuruh Novi untuk berpakaian kembali dan ia mengantarkan Novi ke rumah dinasnya yang akan ia tempati selama 1,5 bulan. Ardi berpesan besok senin sebagai hari pertama mulai kegiatan, Novi akan berada di satu ruangan dengan Ardi dan dia bisa bebas melakukan apa pun terhadap Novi. Sebelum meninggalkan rumah dinas Novi, ardi tiba tiba memeluk Novi dari belakang dan memainkan kedua payudara Novi yang sudah banyak gigitan ardi tadi siang sambil memaksa Novi menoleh agar ardi dapat menciumnya. Setelah puas memainkan payudara Novi, ia lalu pamit meninggalkan Novi yang lemas dan bingung hal apa yang akan didapatinya hari esok.
Kisah Taro – Nama saya BAGOES SUPRIYATNA (26) berprofesi sebagai Perwira menengah dalam Hal keamanan sejak Lulus sekolah, tentunya sebuah keBanggaan dalam keluarga. Apalagi semenjak merebaknya Sistim Kerja Outsourcing dan Karyawan Kontrak, tentunya memiliki pendapatan UMR KOTA serta menanggung Biaya Pendidikan Universitas Adik perempuan ku tentu mendapat Respect tinggi dikeluarga besar ku.
Ayah ku seorang Jurnalis salah satu Surat Kabar sedangkan Ibu ku adalah Ibu Rumah tangga, secara suku aku terlahir dari campuran Jawa dari ayah Serta Sunda dari Ibu.
Tak heran keGagahan Ayah serta Manisnya wajah ku diwariskan dari Ibu ku, setidaknya itulah yang digambarkan oleh Mantan maupun para wanita sempat dekat dengan Ku. Kehidupan ku berjalan Normal, terbiasa Kerja keras hingga mendapat Kepercayaan Pengawalan mengisi Uang di ATM. Rutinitas yang semakin melambungkan Profesi ku.
Tak heran, sebagai SENIOR disalah satu Guard Tersohor diNegri ini aku sudah bisa diHampir samakan dengan Level Komandan. Apalagi diTunjang dengan penampilan serta postur tubuh atletis. Tak heran, andai aku iseng atau sedang jail masyarakat awam tentunya percaya dengan penampilan ku yang selalu rambut cepak kalau aku ini Perwira.
Tapi seUmur hidup ku tak pernah bermain main apalagi mempermainkan Wanita………
Hingga Suatu saat, jalan Hidup serta Karir ku yang tengah memuncak mau tak mau Kantor Pusat menempatkan ku diKantor Wilayah Yogyakarta. Awalnya ku pikir akan membosankan berada disana, terlebih lagi aku sebenarnya Sudah nyaman berada diBandung.
DiBandung sendiri aku cukup dekat bersama Junior ku yang terjun langsung keLapangan, terutama disaat saat mereka butuh Anggota Extra memasuki wilayah wilayah Kabupaten yang rawan BEGAL. Tapi kali ini, aku ditugaskan Kantor Pusat untuk Mengisi sementara Sebagai Anggota Extra Pngamanan diKota Yogyakarta.
“Siap, Mohon Izin lapor pak…….” Saat ku menghadap atasan ku bernama Pak Haryanto diKantor baru ku wilayah Yogya.
“Siap, Silahkan duduk Gus …..” Ucapnya dengan nada santai tapi tetap terdengar tegas.
“Sebelumnya saya berterima kasih kamu udah mau beberapa bulan ini membantu kantor cabang kita…… Saya juga ga nyangka, kamu akan seFormal ini…… Hehehehe…..” Ucap pak Haryanto yang kalau digambarkan Mirip Mas Adam Suami Pedangdut Inul Dara*.
“Izin komandan, hari pertama saya agak tegang mendapat kabar situasi disini tak Kondusif……” Kata ku, yang sebenarnya masih segan kepada Beliau.
“Semua ini bukan sepenuhnya salah mereka Gus, Mereka lapar….. Belum lagi diTambah biyaya hidup yang semakin mahal pasca setelah Pandemi……” Ucap Pak Haryanto yang dengan Bijak menilai makin maraknya Aksi Begal belakangan ini.
“Tapi dengan pengalaman dan Keterampilan mu, saya yakin kamu bisa mengambil Tindakan Melumpuhkan kawanan BEGAL mereka dengan Cepat…….” Ucap pak Haryanto lebih lanjut.
“Terima Kasih atas kepercayaannya pak, setelah pulihnya Tim Inti Semoga kita bisa lebih solid lagi……”
“Yo wes Gus, capek aku serius terus ngobrol serius sama kamu….. Mau ngopi??? Ngrokok apa nih……” Ucap Pak Haryanto yang meski sepintas Seram tapi nyatanya ia type Lelaki Familyman.
Obrolan perkenalan ku dengan Pak Haryanto atau akrab ia minta aku memanggil ku Pak Yanto, berujung menjadi seperti pembicaraan Sahabat Profesional. Benar benar Pak Har tak percaya bahwa aksi kawanan BEGAL belakangan ini akan menjadi senekat ini…….. Hingga berani Melukai bahkan menyerang dengan senjata rakitan guna merampok Uang yang diAmanahkan kepada kami untuk pengawalan.
Singkat cerita, beberapa hari saat aku ditugaskan tak ada hal hal yang dikhawatirkan terjadi disana. Apalagi kami sudah berkordinasi bersama Polres maupun Polsek dibeberapa titik RAWAN Serta sempat terjadi penyerangan BEGAL diwilayah terakhir beberapa Minggu lalu terjadi penyerangan.
Sekitar 2 orang dari Kantor, ditambah 1 perwakilan Polres dan 1 Operator bersama kami menjadi TIM dalam pengamanan isi Keuangan MESIN ATM saat itu. Dalam tim KK yang kadang mengalami pergantian, kami sudah layaknya Keluarga yang siap perang.
Sampai suatu hari, terjadilah sebuah kejadian yang dimana semenjak saat itu merubah Jalan Hidup ku. Semua itu bermula saat Kendaraan dinas Tim kami, yang kebetulan berada diBelakang Kendaraan Sedan Mewah AUDI Keluaran terbaru. Kemudian dilalui sekelompok anak Muda Ugal ugalan mengenakan Sepeda motor Matic bising, yang membawa Sajam serta Senjata Benda Tumpul.
Melihat gerombolan anak muda bersama kelompoknya mulai memepet Sedan Mewah yang sempat kami Puji tersebut, Naluri Insting kami berkata bahwa tindak kejahatan akan terjadi didepan mata. Hingga tiba tiba……
“PRANG!!!!” Pukul 21.30 Malam itu, salah satu Pemuda yang bersama kelompok berandalan memecahkan Kaca Belakang Sedan mewah yang berada didepan kami.
“Siap tempur cuk…..” Ucap Mas Bayu, yang saat itu perwakilan dari Polsek bersama Tim Kami berada 1 mobil Dinas yang kebetulan Mobil Dinas dengan berbahan Bakar Solar.
“Yoon, ni kamu bekel ini….. Begitu sedan depan berhenti kamu langsung menepi ke kiri….. Dor aja jangan takut kalau mereka nyerang mobil kita…..” Ucap Pak Bayu, sambil menahan geram menyerahkan Pistol kepada Yono.
“Siap Pak…..” Ucap Yono yang sempat mngelami penyerangan kawanan BEGAL seperti gerombolan yang berbuat onar didepan kami.
“Ikuti terus Yon, Korban kayaknya Panik……” Ucap Bayu, melihat sedan didepan kami melaju makin cepat sambil terus dipepet motor kawanan berandalan.
Saat dipersimpangan jalan……
“PRAAAANG!!!” kali ini Kaca Belakang Sedan tersebut salah satu pemuda pecahkan dengan Stick Base Ball.
“Aaaaaaawwwwhhh……!!” Teriak histeris Seorang Wanita, yang seketika Yono langsung memepet keKiri Mobil korban.
Berbekal Kamera CCTV serta Pengalaman Pait Tim Security, tanpa tembakan peringatan berTiga Kami keluar Pintu Mobil Panter lalu Melepaskan beberapa Tembakan Gerombolan Begal malam itu.
“Cover!! Cover…..!!!! Selamatkan Korban…..!!!” Pinta ku kepada kedua rekan ku, setelah Menumbangkan beberapa anak JAMET yang mengacungkan dan merusak mobil korban.
“Tetap menunduk mba…..!!!” Saat kusadari sepintas wanita didalam sedan Itu adalah Wanita Muda.
Sesuai amanah atasan ku diKantor, berbekal keahlian menembak dengan Peluru tajam Tak kurang dari 7 tembakan ku lepaskan keArah bahu dan lengan mereka. Gerombolan BEGAL Berkedok pemuda ugal ugalan, tumbang bergeletakkan diAspal seketika.
“Korban Selamat Korban Selamat……” Kata ku saat dengan cepat Gadis Cantik itu dalam keadaan Sadar, serta menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.
“10 Menit Regu bantuan Tiba…..” Ucap Pak Bayu, sambil terus mengarahkan senapan Laras panjang kearah gerombolan BEGAL yang kini Merintih kesakitan.
Mendengar hal itu, Masyarakat sekitar langsung Menghakimi belasan pemuda yang terkapar ditengah jalan. Belum lagi sisanya yang kalang kabut melarikan diri tanpa mengenakan Helm, tentu saja hal itu Viral. Karna dalam 1 Tindakan, malam itu Puluhan Anggota Geng serta Belasan Begal kami berantas.
“Gus….!! Kamu diminta nyusul Pak Har Nemuin Pak Kapolres sekaligus diTunggu keluarga Korban…..” Ucap Pak Bayu lewat sambungan Telfon lewat sambungan telfon.
“Siap pak laksanakan…..” Ucap ku, yang seharusnya malam itu menyerahkan Laporan atas tindakan kami malam itu.
Setibanya diRumah sakit, Rupanya Mas Bayu menceritakan kronologi Awal sesuai Fakta dan Bukti Rekaman Kamera diDash Board Mobil dinas Kami. Lebih dalam Mas Bayu menjelaskan kepada Pak Har Atasan ku, Atasannya diKantor, serta Anggota Keluarga Korban yang Rupanya Keturunan NINGRAT, bahwa Saat kejadian Sayalah orang pertama yang Melindungi Korban.
Adalah Sosok mantan Putri Indonesia baru ku ketahui bernama AYUMI MAHARANI (23) yang Aktif diKaryawan Kantor Pemda, yang Semalam hampir menjadi Korban lalu langsung Ku Lindungi sebelum melepaskan Rentetan tembakan melumpuhkan Puluhan Kawanan Begal bersama Tim ku Semalam.
Secara langsung malam itu juga Bapak SOEKARTHO WIRYOSO, mengapresiasi sekaligus mengatakan berhutang Budi kepada kami berEmpat. Terlebih lagi Video itu begitu VIRAL diMedia Sosial, Karna kawanan BEGAL tersebut sudah sangat meresahkan Beberapa Minggu belakangan ini.
Komandan Bagoes adalah julukan baru ku, saat kamera ponsel merekam jelas bagaimana aku pasang badan diluar Pintu Mobil Sang Putri, lalu memberondong beberapa kali kawanan BEGAL yang kami kira kawanan pemuda ugal ugalan malam itu.
Tak heran, Wakil Rakyat pun menangguhkan Jenis Senapan serta Peluru tajam untuk Perwira yang berpatroli Malam. Apalagi Tingkat pengangguran semakin tinggi Pasca Pandemi belakangan ini.
Ku acuhkan Viralnya aksi Heroik ku malam itu, apalagi undangan beberapa Stasiun TV serta Reality Show yang menjanjikan Komisi cukup Tinggi. Bukannya Saya Sombong Coy…..
Karna setelah kejadian itu, Pak Karto berhubungan Baik dan mencari tau Bibit, Bebet, Bobot keluarga ku diBandung yang sebenarnya Biasa saja.
Awalnya, aku sendiri tak begitu paham dan acuh mengenai garis keturunan Ningrat diJawa. Setelah mengenal Pak Karto, aku baru paham mengapa mereka ini termasuk dalam golongan Keturunan keluarga Ningrat. Karna selain memiliki kekayaan yang Fantastis, ketiga putra putri Pak Karto yang usianya menjelang kepala 6 namun terlihat sangat Bugar. Memiliki Background Pendidikan yang paling Minimal S2 dibidangnya.
Tak heran Sedan Mewah keluaran Pabrikan Jerman menjadi kendaraan sehari hari Ayumi yang sesuai penuturan Pak Karto menjadi Sosok Introvert.
Hingga Ayah dan Ibu dibandung melangsungkan pertemuan di Yogya bersama keluarga Pak Karto, bagai mendapat Bintang Jatuh saat Ayah dan Ibu ku membahas perjodohan ku dengan Ayumi yang ku selamatkan malam itu. Senang?? Pasti….. Bahagia?? Ya jangan ditanya ……. Namun disinilah letak awal kesalahan ku sesungguhnya yang terbuai akan masuk menjadi anggota keluarga Ningrat pak Karto………
Saat pertemuan keluarga Inti ku bersama keluarga Pak Karto, selain berkenalan dengan Bu Oktavia (39) Mantan Senam Trainer yang Awet muda serta selisih umur tak begitu Jauh dengan Putra Pertamanya. Belakangan tergambar kecantikan Bu Octavia Ibu Tiri dari Ayumi ini keCantikan Wajahnya mirip Fan** Ghas* secara wajah, Tinggi serta membentuk bagai Influencer gym Anind* Hida*** …..
Kemudian Saat itu aku diPerkenalkan kepada kakak Dari Ayumi bernama Helina Damayanti kakak kedua Ayumi. Secara Wajah yang hampir mirip dengan sang Ibu Tiri, namun kakak Kandung lebih cenderung mirip Aktor Senior pemeran Zaenab……….
Beruntung sekali SuBhakti (26) Buisness Property, suami dari Herlina Damayanti (25) berProfesi Dokter Gigi. Karna selain istrinya cantik, Subakti kini berprofesi super sibuk sebagai Kontraktor Properti disalah satu Kota Besar. Dalam hati ku berpikir, tak heran andai Herlina kini belum sempat memiliki keturunan. Karna, mungkin mereka sibuk dengan karir mereka masing masing.
Dalam perjamuan makan malam keluarga ku atas undangan Pak Karto, disana juga keluarga ku dikenalkan kepada Sosok anak Sulung Pak Karto bernama Soeseno (29) tak terlalu ku ingat nama tengahnya namun nama diakhiri Mangku Negoro…….
Sekuat tenaga ku menahan Tawa mendengar Nama serta melihat Sosok Suseno, dalam ejaan Soeseno yang mengingatkan ku Tokoh Kartun yang ga pernah Tamat DORAEMON. Prilaku dan Wajah dari Suseno ini percis banget dengan tokoh SUNEO…..!!!!
Jadi gak perlu heran lah, sama tingkah tengil Soeseno yang kuliah diLuar Negri (tapi belum lulus lulus) dan punya Pacar yang ia kenalkan berUsia belia umur 22 tahun bernama Kartika ini bisa dibilang mudah ku tebak MANJA hanya dengan melihat Orangnya.
Sepintas ku lihat Kartika ini bagai aktris Ari** Ta*** secara body, namun lebih tinggi dan lebih muda. Apalagi ia cantik Alami tanpa Make up. Tak heran diAcara ini siSuneo eh Soeseno mengenalkan calonnya kepada sang Ayah.
Hingga puncak perjamuan sebelum hidangan pembuka dimulai, sosok AYUMI MAHARANI 23 Tahun turun bergabung terlihat sangat Anggun malam itu. Jujur saja dalam hati ku masih belum percaya andai ia mau diJodohkan oleh ayahnya agar menikah dengan ku……..
Seminggu kemudian, Karna Silau dengan kecantikan Ayumi serta Harta Melompah Pak Karto. Ku setujui Acara pernikahan ku bersama Ayumi diGelar……
Saat sebelum menikah, hanya dua kali aku Jelan berdua dengan Ayumi. Pertama saat makan malam berdua, kedua kalinya saat kami memilih dekorasi, menu, dan fitting pakaian acara resepsi nanti. Itupun tak begitu Intens kami mengobrol atau mengenal sifat kami satu sama lain, atau bahasa simplenya Kagak ada ngedate atau pacaran dulu Lah…..
Apalagi kami sama sama sibuk dengan Aktifitas kami masing masing, sampai tanpa sadar semua telah diatur oleh EO Weeding pilihan Pak Karto.
“Uda Goooes!!!! Jangan banyak mikir!!! Kalu lu ga mau, biar saya gantikan…… Mantan PUTRI INDONESIA Lho Goes…. Kapan lagi….” Pendapat OB kantor, yang masih remaja Karna ku bingung dengan semua bisa jadi secepat ini
“Atau, Aku mau deh sama Bu Okta…… Uuuh…. Pasti jarang banget tuh disentuh Pak Karto yang sibuk terus keluar Negri……” Ucap Mono, teman dekat ku di Yogya yang Emang rasa Somplak otaknya setelah melihat foto foto Instagram keluarga pak Karto.
Kebanyakan teman teman ku juga heran kenapa aku bisa dekat dengan Mono, yang mereka tau level Mesumnya sudah Melebihi Tingkat DEWA…….
“Elu ya emang Nafsu Nooo……. Tapi masalahnya Bu Oktanya mau engga Ama elu……????? Bhahaahahaha……” Ucap ku, mulai bercanda dengannya.
“Nah ini…… Ini….. Jangan macem macem Ama aku Goes, ga kuat pake ini……” Sambil mengacungkan lengan bagai batang penis.
“Ya berarti aku pakai ini…….Bhahaahahahahahhaa…….” Sambil menunjukkan kepala yang hanya ditumbuhi rambut 1 cm.
Bersama Mono aku tertawa terbahak bahak membayangkan kepalanya yang gundul, ia masukkan keVagina Bu Okta……. Dasar Bocah Guendeng…. Mungkin itulah yang biasa umpatan Guyonan Yono.
Siswono (20), adalah karyawan paling Junior OB dikantor ku bekerja. Selain fans berat, ia sudah ku anggap teman baik ku. Penulis cerita ku ini adalah salah satu sahabat dekat, namun seiring karir ku melesat kami jarang berbicara hal hal kritis sekaligus Kocak seperti bersama Mono kini.
Menggapa disebut Mono, Karna banyak karyawan suka jadikan karyawan baru ini objek Candaan. Sikapnya yang cuek dan suka melucu membuat rekan rekan kerja yang rata rata Maskulin dan Sangar betah melepas stress stelah mengawal uang berjumlah Ratusan Juta Bahkan sampai Milyaran Rupiah dijalan, Tak heran kami akhiri dengan bersenda gurau bersamannya saat kembali keKantor ini.
Hanya satu hal yang sulit terganti saat ku berbicara dan nongkrong bersama Penulis, ia lah berbicara serta membahas sesuatu hal yang KRITIS, Sesuatu hal yang tak pernah ku mengalaminya……… Apalagi diKota ini, bisa ku hitung dengan jari orang orang yang ku kenal baik selain Pak Har dan si Mono ini……
Gemulai lekuk tubuh benar benar sempurna, siapa mengira dibalik pakaian hijab ataupun pakaian sederhananya yang sehari hari mengenakan kebaya sederhana. Tonjolan Payudara serta Bongkahan pantatnya begitu sempurna……
Awalnya ku kira Tonjolan Payuradara maupun Pinggulnya hanyalah pembawaan dari pakaian dalamnya semata, namun kali ini…….
“Ayo dong guus…… Tunggu apalagi……??” Pintanya lembut menarik lembut tangan ku agar merasakan kulit tubuhnya.
Pelan perlahan hingga terasa talapak tangan ku ini mendarat mulus diPerutnya yang Ramping. Benar benar tak akan ku percaya Calon Mertua ku Bu Okta ini, memiliki tubuh yang sempurna meski warna kulitnya tak sePutih dan secerah kedua Putri tirinya.
Karna mungkin paham aku sama sekali belum pernah punya pengalaman Sex, kedua lengannya melingkar keleher kekar ku sembari mulai sedikit berjinjit agar bisa mulai mencumbu bibir ku.
‘aaaah, sungguh lembut Cumbuan calon mertua tiriku ini….. Bahkan lebih lembut dan terasa menggairahkan ketimbang Cumbuan Mantan kekasih ku Tira……’ ucap ku dalam hati.
Setelah bibir tebal sexynya melumat bibir ku mesra, Bu Okta mendorong perlahan diriku hingga terduduk diBangku setelah dengan lihai ia menurunkan celana training yang ku kenakan, hingga penis ku melompat keluar dari balik Kolor yang ku kenakan. Kembali kami berciuman mesra sambil kini ia melepas bra yang ia kenakan.
Lebih dari itu, kedua tangan ku hanya berani perlahan menurunkan celana dalam yang ia kenakan sambil fokus mengimbangi lumatan Bibirnya……
Setelah kami berdua bertelanjang, terasa dengan lembut tangan mulus berwarna kuning Langsat mendorong tubuh ku agar duduk diBangku. Manis senyum Bu Okta mengembang, sambil berusaha ia mengangkangi diatas pangkuan ku…….
Lalu selanjutnya, sambil menahan bibir ku dengan jari telunjuknya ia mulai mengarahkan penis ku agar tenggelam didalam Vaginanya……
“Aaaahhh……..” Desah ku keluar saat berkali kali proses Penis ku mulai membelah liang kawinnya.
Lembut beliau mendorong dada ku agar punggung ku bersandar, lalu ia kembali bergerak naik turun perlahan agar Vaginanya benar benar menelan semua batang penis ku………
“Hmmfftt emmmfftt……. Hmmmfftt……..” Cumbuan kembali ia berikan keBibir ku, setelah seutuhnya Penis ku tertelan diVaginanya….
“Guuuusss…… Ibu mulai yaaaah….” Ucapnya Lirih, lalu belum sempat ku Jawab ucapan wanita yang mengambil perjaka ku ini ia mulai bergoyang erotis sehingga kedua payudaranya melonjak naik turun dihadapan wajah ku.
“Aaaah……. Buu…. Bagus ga kuat ……” Ucap ku lirih, sambil memandang Wajah Ayunya serta kedua payudaranya yang bergerak naik turun dihadapan wajah ku.
“Lepasin guuus…… Lepasin sayaaaang, keluarin semuanya jangan ragu diDalem memek ibu ……..” Ucapnya lirih sambil menatap wajah ku penuh nafsu.
Hingga tak lama kemudian ………
“Baguuus keluar Bu…….” Sambil memeluk erat tubuhnya merapat pada ku, dan…..
“Jrrrrooth… Croooth….. Croooth…….” Terasa banyak dan kental sperma ku berhamburan.
Pelukan erat ku ditubuh Bu Oktavia terasa menjadi selembut bisa guling dikamar ku, saat ku buka mata perlahan rupanya ini adalah MIMPI BASAH KU bulan ini.
‘sial….!! Apa ini gara gara guyon mesum sama siMono kemarin sore ya …??’ pikir ku dalam hati, saat berfikir entah mengapa bukan Ayumi calon Istri ku atau Herlina yang tubuhnya bisa dibilang bersaing dengan sexynya dengan Bu Okta.
Apalagi ia belum melahirkan setelah hampir Satu Tahun menikah….
Segera ku tunaikan Mandi Besar setelah Mimpi basah, setelah Mandi ku tunaikan Ibadah Sholat Subuh dan berDoa akan kelancaran Acara pernikahan ku Pagi itu. Benar benar tak habis pikir, bagaimana bisa aku mimpi basah bersama Calon Mertua Tiri ku yang memang pandai menjaga kecantikan diUsia tak muda lagi.
Setelah melaksanakan prosesi Ijab Kabul yang menegangkan, serta terasa lega MENANDATANGANI buku nikah dan beberapa dokumen yang tak sempat ku Baca. Senyum Manis mengembang serta perlakuan mesra Ayumi kepada ku sepanjang Acara Pesta Resepsi pernikahan terasa begitu indah. Siapa menduga, setelah hampir 5 tahun fokus ku tempa tubuh serta waktu untuk karir. Kini Saat pesta pernikahan ku bersama Ayumi, terasa begitu Puncak Manis kehidupan ku.
Kedua orang tua ku terlihat Bangga dan Bahagia tentunya, meskipun tak sempat diHadiri beberapa Anggota keluarga besar diBandung. Namun Doa serta Rasa Bahagia mereka sampaikan kepada kami berdua.
Kecerdasan Ayumi, terasa begitu mengagumkan Dimata ku saat acara ia bisa memberi arahan terbaik kepada Event Organizer. Begitu pula sikapnya yang lembut kepada kedua Orang tua ku, saat acara sungkeman. Tapi betapa sialnya Penis ku tak mau Kompromi saat ku Sungkeman kepada Ibu Mertua Tiri ku Oktaviana…….!!!
“Shiit……!!!” Mudah mudahan Tamu serta orang orang sekitar tak menyadari perubahan drastis diArea Selangkangan ku …….
“Dingin ya Mas, Ampe berasa ada yang tegang gitu…….” Bisik Ayumi, sepertinya sadar akan perubahan diselangkangan ku.
“Bukan dingin….. Malah panas liat kamu secantik ini……” Kata ku berkilah yang padahal aku teringat mimpi ku subuh tadi memangku tubuh Ibu Mertua Tiri ku.
“Tahan ya sayang, kamu lupa ya aku ini lagi dapet…….” Bisik Ayumi kepada ku, namun sikapnya sangat mesra dengan memeluk tubuh ku.
Kehangatan sikap Istri ku Ayumi yang tak pernah pacaran dengan ku, benar benar membuat hati ku luluh saat itu. Apalagi bisa dibilang, dalam lingkaran kehidupan ku sehari hari sangat sulit berkomunikasi atau bahkan bertemu Wanita Secantik perwakilan Putri Indonesia ini.
Hingga acara usai, ku Manfaatkan berolah raga melatih tubuhku saat Istri ku Ayumi sepertinya tak bisa menjalani malam pertama pernikahan dengan ku. Suasana malam pengantin, jauh lebih terasa seperti acara pendekatan kepadanya. Malam itu, banyak hal yang ku pelajari mulai dari Makanan Favorite serta hal hal yang ia sukai dari Istri ku ini.
Benar benar malam yang indah yang saat itu ku pikir awal dari memiliki Ayumi SeUtuhnya………. Serta merasakan Nikmatnya Sex seperti cerita cerita mereka yang sudah lebih dulu menikah dari ku.
Seperti biasa, meski tak terdengar Adzan Subuh saat itu aku bangun pagi lalu menunaikan Sholat Subuh. Ku selimuti Istri ku Ayumi, sebelum beranjak dari Ranjang pengantin kami yang bertabur Bunga. Setelah melaksanakan Ibadah Sholat Subuh, dari kamar pengantin ku beranjak berolah raga lari pagi.
Benar benar bahagia rasanya sebelum Matahari benar benar bersinar sudah berlari mengelilingi Mansion Mewah Ayah Karto pagi itu. Apalagi cukup banyak Kandungan Gizi serta Protein yang ku jadikan Otot setelah semalam cukup banyak ku Konsumsi.
Saat ku kembali keMansion Mewah keluarga Mertua ku, tak langsung saat itu ku kembali keKamar pengantin. Melainkan aku berjalan menuju lokasi Ruang Private Gym keluarga yang terletak dekat Kolam renang.
Namun saat ku Melangkah melalui Kamar Bilas……..
“Aaah, iyaaah … terush…… Garuk memek Via disitu sama lidah kamu…..” Desah lirih samar terdengar, yang tentunya membuat ku merinding tak karuan.
Apalagi andai dilihat sepintas, salah satu Bilik kamar bilas disana Jelas seperti tak ada orang didalam sana. Masa iya sih Hantu merintih keEnakan pagi pagi….. Pikir ku dalam hati.
Setelah ku lepas sepatu lari dan ku sembunyikan, mengendap ngendap ku berjalan memutar guna bisa mengintip siapa gerangan diBilik Kamar Bilas melalui Ventilasi. Saat kedua mata ku terbuka sangat lebar melalui celah kecil diVentilasi……
Sungguh benar benar terasa mimpi Pagi itu sambil berdiri menungging, Mama mertua ku Oktavia tengah Asyik merintih keEnakan merasakan ‘perlakuan special’ seorang pria yang berjongkok dibelakangnya.
‘gila…… Tubuh Mama mertua jauh lebih Indah ketimbang dari mimpi basah ku kemarin…….’ pikir ku, sambil lekat lekat memandang kedua Payudaranya yang sekal membulat.
“Eeemmh…… Ssshhh aaaah……..” Wajah Ayunya khas Wanita Jawa, kuning Langsat Kini kembali merintih keEnakan saat gerakan dibawah sana semakin liar.
Jelas ku lihat ia Sambil kedua tangannya bertumpu Kedinding, malah menggerakkan Pinggulnya yang indah membulat Lembut meliuk Naik Turun, maju mundur perlahan mengikuti gerakan pria yang tengah merangsangnya sambil memejamkan mata kearah ku mengintip.
Benar benar Cantik Mertua tiri ku ini, pantas saja ia yang berprofesi menjadi Pelatih Senam kini diNikahi Bapak Mertua ku yang kaya raya.
Selanjutnya samar terlihat kedua tangan pria yang sepertinya tengah tenggelam dibelahan Pantat Membentuk kencang Sempurna, kini sepitas samar berusaha menggapai sepasang Payudara Sekal Sempurna milik Mama mertua ku Oktavia yang sedari tadi bergerak tanpa Arah.
Hingga beberapa menit kemudian, Ia terlihat jelas dari tempat ku mengintip melenguh Panjang, merintih, bergetar tubuhnya sambil mendesah panjang yang belakangan ku tau ia mengalami Orgasme.
Bergerak mundur ku saat itu, Karna terasa keringat ku semakin banyak membasahi tubuh ku. Lalu ku menenangkan diri berusaha meredakan Konak ku setelah mengintip tadi….. Benar benar Indah, lebih Indah dari gambaran mimpi ku….. Apalagi membayangkan lekuk Tubuh yang kulihat dengan ‘mata telanjang’ dari celah kecil tadi, benar benar tanpa sadar aku akhirnya menelan ludah.
Setelah beberapa menit berlalu dan fokus dengan Aktifitas ku hari ini, aku mengenakan sepatu lalu berjalan menuju tempat Gym yang tersedia diMansion Mertua ku ini. Tapi……..
“Heh Guuus!!!! Dah bangun ….??? Hebat kamu Habis malam Pertama masih Kuat Olah Raga……” Sapa Bapak Mertua ku, yang membuat ku Pucat serta lutut ku tiba tiba terasa meleleh seperti melihat Hantu.
“Kenapa Guus??? Kq kayak liat hantu gitu sih…..” Tanya Bapak Mertua ku sambil berhenti menggunakan Mesin Tread meal.
“Ohh …. Ga apa apa pak, saya kagum….. Ternyata Bapak Masih sebugar ini…….” Kata ku berusaha memujinya.
“Ya harus dong, masa Bapak kalau sama yang Muda……” Uacpnya sambil melangkah mendekati ku.
“JADI…….” Ucap ku meninggikan Suara, sambil melihat lengkapnya alat olah raga disana.
“BAPAK UDAH LAMA, Membangun Private Gym disini……” Kata ku, sambil kepala ku terasa pusing memikirkan Siapa tadi yang bersama Mama mertua ku?????
“Yaaa lumayan guss, sebenarnya kebanyakan ini semua Hadiah dari rekan rekan bisnis bapak…..” Ucapnya, sambil berjalan kearah ku menjauh dari lokasi bilas dan kolam renang.
“Kamu mandi Keringat Gusss….?? Emang tadi olah raga dimana???” Ucap Bapak Mertua ku Pak Karto, saat sadar Mandi keringat ku sudah mengering.
“Tadi setelah sholat subuh saya langsung Joging keliling Komplek pak……” Ucap ku kepada beliau sambil berharap cemas, bagaimana andai keributan besar terjadi diPagi ini.
“Mantab kamu, semoga kamu dan Ayumi segera beri Bapak cucu ya…. Jangan kayak siBhakti sama Herlina….. Masa lama banget ngasih Bapak Cucu…..” Ucap Bapak Mertua ku, sambil mulai mengangkat Barbel 8 KG dengan Kedua Tangan Kekarnya, tak bisa ku bayangkan apa jadinya telapak tangan itu Menggampar habis habisan Wajah Manis Ibu Mertua ku.
“Ia pak, Insya Allah mudah mudahan ya pak….. Lebih bagus kalau Nanti bisa berbarengan Ayumi dan Kakaknya Herlina Hamilnya Pak……” Kata ku berharap ia turut mendoakan, sambil ku berusaha agar Bapak tetap betah berOlah raga pagi ini bersama ku. Lalu……
“Amiin…… Mama juga doakan kalian cepat Isi ya nak…. Supaya Rumah ini makin rame…..” Ucap Ibu mertua ku, berjalan mengenakan pakaian Olah raga ketat serta terlihat sedikit keringat diDahinya.
Benar benar pandai beliau bermain Sandiwara, lalu sepintas ku lihat sosok pemuda remaja seperti mengintip kearah kami bertiga.
“Kenapa nak??? kq liat Priyanto kayak kaget gitu…… Hihihi…..” Ucap Ibu mertua ku Karna mungkin melihat reaksi ku yang kaget saat itu.
‘apa ia bocah itu selingkuhan Mama mertua ku…..??’ pikir ku dalam hati.
“Maklum dong Ma….. DiMansion mewah ini pasti Bagus belum tau siapa saja penghuninya……” Ucap Bapak mertua ku, yang terlihat kembali Fokus berOlah Raga Karna tak sadar dan melihat apa yang ku Intip tadi.
“Oh, jadi Priyanto bagian keluarga kita ya Pak……” Tanya ku kepada bapak.
“Ia itu, putra keDua Bu Lasmi….. Sebelum berangkat sekolah, pagi pagi ia rutin membantu Ibu Lasmi Art disini…….” Ujar Ibu Mertua ku, sambil menuangkan Air Mineral untuk Bapak.
“Ya sudah ma, nanti sekalian kamu kenalkan keluarga Art diRumah kita. Bisa berabe kalo sampe DiTinju Baguss Karna salah paham mereka ada diRumah ini…… Hehehehe…….. ” Ucap Bapak mertua ku, yang sebenarnya terlihat Kekar dan Segar untuk Usianya.
Didalam hati ku benar benar heran, mengapa Ibu mertua ku ini Selingkuh darinya…..??? Apa sih yang kurang dari beliau……?? Apa iya dia tadi bergumul ria diBilik kamar bilas samam bocah seumuran Priyanto…..???
Hingga jujur saja saat itu mood ku hilang menerka nerka pikiran Mertua ku yang Cantik dan berbody bahenol bagai gitar Spanyol ini…..
Apalagi kepala ku semakin pusing saat Ibu mertua tiri ku ini, berjalan didepan ku sehingga jelas terpampang Bongkahan Pantat yang menyerupai Angka Delapan namun posisi miring ……
‘astaga guuus….. Sabar…. Sabar……!!!’ ucap ku dalam hati sambil mengurut penis ku dari luar celana yang ku kenakan.
Setelah berkenalan dengan Priyanto dan Bibi Lasmi keluarga art Mansion Mewah ini, dengan alasan lupa membawa ponsel aku pamit undur diri menuju kamar pengantin. Sepintas terdengar suara lirih tawa lembut Ibu Mertua Tiri ku bersama Bi Lasmi, tak ku hiraukan hal itu yang penting aku harus segera menenangkan diri.
Karna terlihat belum ada tanda tanda Istri ku terjaga dari tidurnya, setelah mandi dan sarapan aku berpamitan kepada Bapak dan Ibu mertua ku yang Sexy akan keberangkatan ku menemui Orang Tua ku serta Keluarga dari Bandung diVilla Bapak mertua ku. Karna kebetulan tak jauh dari Komplek Perumahan ini.
Sesuai amanah yang ia berikan kepada ku, Bapak sangat takut dan tak rela hal serupa terjadi kepada setiap anggota keluarganya. Selain beliau menilai diri ku Kayak, laporan pak Bayu akan sikap ku yang taat Agama menjadikan keputusannya Bulat menjodohkan ku dengan Putri Bungsunya yang Introvert.
Ku akui Hidup ku kini berubah bagai Cinderella, apalagi Bisnis serta Harta Bapak mertua ku ini, ku rasa tak akan habis hingga diBagikan kepada Cucunya kelak. Walaupun ada hal ku dapati saat pagi tadi selsai Joging pagi hari…….
Saat Istri ku menyusul keVilla keluarga ku Istirahat di Yogya…..
“Ya ampun Maas, aku ini Istri mu sayang …… Kenapa ga bangunin aku lho, jadi barengan kita keSininya……” Ucap Istri ku Ayumi, yang terlihat Cantik Pagi itu saat menyusul ku keVilla Orang tua dan keluarga ku berIstirahat.
“Kamu tadi tidur pules banget, Keliatan kecapean sayang….. Mama tega aku bangunin kamu, apalagi kamu masih ‘dapet’ kan….??” Kata ku, yang saat itu melihat Expresi Istri ku seperti tertegun dengan alasan ku tak membangunkannya..
Adalah penggalan perasaan Janggal atau sesuatu yang menggangu hati ku saat itu, namun tetap ku mencoba berfikir Positif kepada Istri ku Ayumi yang cantik jelita. Setelah berbelanja Oleh oleh dan mengantar kedua Orang Tua ku menuju Stasiun, kami pun berpisah setelah mengantarkan Istri ku keRumah teman baiknya.
“Bener ga apa apa aku ga sampe masuk kedalam….??”
“Ga apa apa mas, lagi pula kamu takutkan Office Boy mu itu keburu ganti Shift jam kerja……” Ucapnya lembut serta senyumnya mengembang saat itu, hmm….. Mimpi apa aku bisa menikahi Wanita Secantik Bidadari ini.
“Mas, kq bengong…..??” Tanya Ayumi, saat aku memandanginya penuh kekaguman.
“Ah, ga apa apa ga apa …..” Kata ku, yang seingat ku sahabatnya Hesty ini tak kalah cantiknya dengan Istri ku ini.
“Aku masih terpesona sama kecantikan kamu…..” Ucap ku apa adanya.
“Kamu ini mas, dari semalem…. Pinter banget ngrayu aku….. Hihihi….” Kata Istri ku mengambil tas serta Ponselnya.
“Kalau gitu, aku pamit dulu ya mas…..” Tambahnya sambil mencium Punggung tangan ku..
Lalu ia turun dari mobil, melambaikan tangan sebelum mengetuk Rumah Mewah Hesty yang ku pikir sama sama Tajirnya dengan Keluarga Istri ku ini. Mulai ku lajukan kendaraan roda empat menuju Kantor, meskipun sebenarnya jalan dari Komplek perumahan Elit Hesty Asing bagi ku jika ku lalui menuju Kantor ku berada..
Hingga saat ku lewati Ruko perkantoran ……….
‘itu kan Herlina…… Ngapain dia disini ya……” Pikir ku dalam Hati yang andai digambarkan kecantikan Herlina memang seperti Mau** Koesna*** pemeran tokoh Zaenab.
Namun bodynya, kakak ipar ku jauh berisi diBagian Payudara dan Pinggulnya. Kalau ku ingat ingat, saat ini sang Dokter seharusnya berada diJam kerja sekarang. Tapi, kenapa ada diRuko Perkantoran Property??
Karna penasaran, ku tepikan kendaraan ku keKiri dan ku perhatikan melalui Spion. Dan tiba tiba…….
Terlihat jelas, sosok pria Chinese dengan pakaian Perlente dan Bertubuh Atletis datang menghampirinya dengan senyum mengembang. Yang membuat kedua mata ku terbelalak serta terkejut, dengan cepat dalam beberapa detik dia menCium Kening Herlina Kakak Ipar ku……!!!!
Lembut terlihat jelas kakak ku mendorong tubuh kekarnya namun sambil tersenyum manja……..
Sampai Akhirnya ia berjalan berdua masuk kedalam gedung Ruko tersebut.
Lagi lagi Jantung ku berdebar cepat, berfikir siapa gerangan Pria tersebut. Andai dibandingkan dengan Bakthi Suaminya. Lelaki tadi ku rasa memang lebih muda, setelah berpikir dan ku amati bentuk bangunan Ruko tersebut. Lebih baik ku parkirkan Mobil setelah ku amati ada gang sempit yang bisa ku manfaatkan menyelinap masuk kedalam.
Tak banyak kesulitan ku memanjat gedung Ruko 3 lantai tesebut, apalagi diluar sisi gedung ada Blower yang dipasang diluar menjorok kearah gang yang bisa ku jadikan pijakan.
Setelah ku masuk melalui Jendela lantai 2………
“Aaaaah……aaah iyaaaah Mike…… Teruush….. Nikmaaath……” Kedua telinga ku mendengar jelas Rintihan suara Herlina kakak Ipar ku disalah satu Ruangan dilantai 3 yang seperti Tempat Tinggal.
Setelah membuka lebih lebar arah suara dari pintu yang tak tertutup rapat, kedua mata ku diSajikan pemandangan Dokter Cantik berhijab dan berbody Sexy ini berbaring Pasrah mengangkang dengan Rok longgarnya tersikap hingga Pinggang diatas Kursi sofa segi Empat.
Pria Chinese yang sempat ia sebut bernama Mike, kini tengah berjongkok diantara selangkangan atau tepatnya Vagina Herlina kakak Ipar ku tak mengenakan T – Shirt yang awal ku lihat saat menjemput Herlina ia kenakan.
KeDua kalinya, kali ini ku lihat Anggota keluarga Istri ku main ‘Gila’ dibelakang Pasangannya……
‘gila…..!! Keluarga macam apa mereka ini sebenarnya……..’ pikir ku dalam hati.
Lalu kembali mengintip kedalam, saat kembali terdengar Rintihan serta celoteh Helina dari dalam ruangan tersebut…….
“Awh…..aaaaaah……. Aaaaah …….” Jerit dan desahan Herlina terdengar Jelas, sambil sesekali ia melihat kearah Mike yang menusuk Vaginanya dengan jari Telunjuk dan Tengah cukup kasar.
“Enak mama Service gue Ama siBakhti……?? Enak mana……?? Jawab Her!!!!” Ucap Mike sambil terus bergerak mencolok Vagina Herlina lebih cepat lagi.
“Enaaaaks kamuuu Mikke….. Aaaaaaahh…….” Ucap Lina sambil bergetar Karna tak tahan merasakan Rangsangan yang Mike berikan.
“Hehehe….. Nih, gue kasih Double nikmat Karna udah jawab jujur….. Hap…..!!” Sambil Terus mengorek Vagina Lina dengan Jarinya, kini dengan rakus Mike mencaplok area atas yang belakangan ku tau itu Area Kloritisnya.
Jelas ku lihat Lina semakin bergerak liar tak karuan diatas kursi sofa tanpa sandaran tersebut, Karna aku semakin tersihir dan semakin penasaran. Kali ini aku menyelinap masuk, tanpa peduli lagi resiko apa yang akan terjadi andai mereka tau keberadaan ku diRuangan ini.
Apalagi saat ini tindakan ku Ilegal dan tentunya melanggar Hukum……..
Kisah Taro – Kisah ini sedikit ada hubungannya dengan tempat dimana aku dulu bertemu Yuni. Aku kadang-kadang masih nongkrong di tempat dulu aku bertemu dengannya dengan harapan bisa bertemu dengannya. Saat aku duduk di sana dan berharap untuk bertemu lagi dengannya, peristiwa ini terjadi.
Selagi duduk-duduk di halte sambil baca koran dan sesekali memperhatikan sekelilingku, ternyata sudah ada wanita setengahbaya duduk di sebelahku. Kelihatannya baru pulang kerja. Tidak sulit untuk membuka percakapan.
Kusapa dia dan setelah ngobrol beberapa saat aku tahu namanya Windy, umurnya empat puluhan, tubuh mungil 155 cm, kulit agak gelap, rambut tebal agak lurus. Berasal dari Nusa Tenggara Barat, sekarang tinggal di Ciputat. Secara umum dari keadaan fisiknya paling tinggi kunilai 6,5.
Rasa penasaran dan fantasi tentang kuda Sumbawa yang sangat terkenal serta iklan khasiat susu kuda liar dari Nusa Tenggara tiba-tiba saja memenuhi benakku.
Dengan memutar otak aku berpikir bagaimana caranya aku dapat merasakan tubuhnya. Orangnya tidak cantik memang, tapi karena ingin merasakan sensasi naik kuda Sumbawa aku jadi cari akal untuk mengarahkan pembicaraan dan membuka jalan.
“Eiihh, lapar juga..”, kataku bergumam agak keras seolah-olah berbicara sendiri.
Ia menatapku sejenak, tanpa mengeluarkan komentar. “Nggak lapar?” tanyaku padanya.
“Nggak tuh, saya biasanya makan malam nanti setelah jam sembilan malam”, katanya.
“Mau temani aku makan?” kataku memintanya.
Sekilas dia melihat jam tangannya, dan akhirnya, “Boleh, tapi saya tidak ikut makan”.
Kami berjalan ke warung tenda Soto Betawi, tempat aku dulu juga pernah makan dengan Yuni. Kutawari makan, tetapi kembali dia menolaknya.
“Aku minum sajalah”, katanya.
Sambil makan kembali kami ngobrol. Kini aku tahu dia bekerja pada sebuah hotel berbintang. Aku lupa apa namanya dalam dunia perhotelan, yang jelas dia bertugas membantu chef untuk menyiapkan pesanan makanan dari kamar hotel. Aku masih juga berpikir bagaimana mengarahkan pembicaraan kami, tapi belum ketemu juga caranya.
“Sudah yuk, sudah mulai gelap tuh. Aku mau pulang, takut kemalaman dan kelihatannya mau hujan”, ia mengajak keluar warung setelah kami selesai makan.
Kami kembali ke halte dan duduk diatas bangku semen. Aku sudah kehabisan akal bagaimana cara mengajaknya main kuda-kudaan. Aku sudah gelisah. Akhirnya kuputuskan tembak langsung saja. Untung-untungan.
Kalau dapat ya aku untung, kalau ditolak bahkan didamprat atau dimaki ya buntung. Paling kalau dimaki, tinggalin pulang saja. Toh dia juga tidak tahu alamatku, hanya tahu namaku saja.
“Yan, jangan marah ya! Aku mau ngajak kamu check in..”, kataku dengan suara berbisik di dekat telinganya.
Gila juga aku, sudah ngajak orang yang baru kenal untuk check in, bilang jangan marah lagi. Gambling cing! Ia nampak terkejut. Mungkin shock mendengar ajakanku. Ia menatapku dengan ekspresi yang sulit untuk kutafsirkan. Antara kaget, marah dan bertanya-tanya.
Kubalas tatapannya dengan sedikit senyum. Kutunggu reaksi berikutnya. Ia tidak beranjak dari tempat duduknya. Kepercayaan diriku mulai timbul, peluang fifty-fifty! Kami saling berdiam diri. Kusenggol lengannya dan kuajak lagi.
“Ayolah..”, rayuku.
“Ti.. Dak..!”
“Ngapain di sini kalau begitu?” kataku memancing agar dia marah.
“Suka-suka orang dong”, katanya dengan tenang dan senyum sinis.
“Tuh, mobilnya sudah datang”, kataku sambil menunjuk ke arah mikrolet yang menuju ke arah rumahnya.
“Entar aja. Kenapa sih dari tadi sibuk ngurusin aku terus?” tanyanya ketus.
Aku diam saja. Tapi melihat situasinya, peluang meningkat jadi 70:30. Setengah jam lebih berlalu dan kami masih di situ. Berdiam diri dan memandang ke arah deretan kemacetan lalu lintas di depan kami. Aku sengaja menunggu sampai dia pulang atau menyerah. Toh pada jam-jam begini jalan masih macet juga.
“Benar nih, nggak mau..”, pancingku.
Windy diam saja sambil memainkan tali tasnya.
“Ya sudah aku mau pulang, sudah gelap”, kataku sambil berdiri.
Ia kelihatan ragu-ragu. Aku semakin yakin dapat menguasai keadaan. Aku masih berdiri sambil pura-pura melihat ke arah mikrolet yang mendekat.
“To.. Anto..”, dia memanggilku pelan. Aku menoleh dan kulihat air mukanya masih menampakkan keraguan.
“Kenapa..?” tanyaku sambil duduk di sebelahnya lagi. Kutatap dia dan ia mengangguk pelan.
“Tapi sebentar saja ya, aku nanti pulangnya kemalaman nggak dapat kendaraan”, katanya lemah.
Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras.
“Akhirnya..”, kataku dalam hatii.
Kami berjalan berdampingan. Kusentuh tangannya dengan jariku. Ia menoleh dan tersenyum kecil. Tidak berapa lama kami sudah berada di dalam kamar hotel.
Aku membuka sepatu dan kemejaku lalu membaringkan badan ke atas ranjang yang empuk. Lumayan, dari tadi duduk di bangku semen yang keras. Rasanya ada kenikmatan tersendiri bisa memenangkan situasi ini. Windy ikut membaringkan tubuhnya disampingku.
“Kamu tadi kok begitu gigih ngajakin aku tidur di sini sih?” tanyanya memecah kesunyian.
“Namanya juga usaha, kali-kali aja berhasil. Ternyata kan..”.
“Iya sih, aku tadinya ragu-ragu. Tapi melihat kegigihanmu aku mulai berpikir lain. Sudah tiga tahun aku tidak pernah melakukannya lagi.
Selama ini tidak ada yang tertarik padaku, maklum sudah tua dan kendor. Kalaupun ada yang naksir, paling-paling duda yang sudah di atas lima puluhan. Kamu sendiri masih muda kenapa begitu gigih merayuku?”
“Jujur saja, aku belum pernah naik kuda Sumbawa dan minum susu kuda liar yang fresh, dan sekarang aku bisa merasakannya”, kataku menggodanya.
“Hussh, .. Kebanyakan berkhayal dan termakan iklan kamu ini”, katanya sambil tertawa.
Ia membuka pakaiannya. Meskipun dia membuka pakaiannya di dalam kamar sehingga aku bisa melihatnya secara utuh seluruh tubuhnya, namun karena bentuk tubuhnya yang sudah kendor dan jika dinilai secara obyektif sebenarnya tidak menarik, maka adik kecilku belum bereaksi. Pantat dan payudaranya sudah turun, tapi perutnya lumayan, masih datar.
Kembali fantasi tentang kuda Sumba dan susu kuda liar melintas. Adrenalinku mulai naik. Kususul dia ke kamar mandi setelah aku membuka celana dan celana dalamku yang kulemparkan saja ke lantai kamar. Kubuka pintu kamar mandi, Windy terkejut. Ia sedang menikmati guyuran shower dan tangannya sedang menyabuni selangkangannya.
Kupeluk dia dari samping dan kuciumi belakang telinganya. Kuremas payudaranya. Kurapatkan selangkanganku di pinggangnya. Ia menggelinjang. Di bawah siraman shower kami saling berpelukan dan berciuman. Ciumannya tidak dalam.
Kucoba untuk melumat bibirnya. Ia hanya membalas saja tanpa berusaha untuk mengambil inisiatif lainnya. Kujilat dan kulumat puting payudaranya. Meskipun payudaranya sudah kendor, namun putingnya yang besar masih keras dan kenyal.
Windy selesai mandi dan kubiarkan ia keluar dari kamar mandi duluan. Aku masih menyabuni tubuhku dan mulai mengocok penisku. Tentu saja sekedar pemanasan. Alangkah konyolnya jika ada sasaran tembak namun peluru ditembakkan sembarangan percuma.
Setelah selesai mandi, aku keluar kamar mandi dengan hanya dibalut handuk dan ternyata Windy sedang tiduran terlentang.
Sebelah kakinya ditekuk ke atas dan lututnya dilipat. Saya menikmati pemandangan itu dan kejantananku mulai mengeras. Kuterkam tubuhnya dan kuciumi telinga, leher dan payudaranya. Handuk di tubuhku terlepas dengan sendirinya. Windy memegang penisku sambil memelukku, nafasnya menderu.
“Anto.. Tapi tolong puasin saya malam ini, saya sudah lama tidak merasakan nikmatnya kepuasan bercinta.. Ohh..”.
Kulumat bibirnya dengan rakus, tangannya bergerak ke bawah dan sebentar kemudian sibuk mengocok penisku.
Aku melepas lumatanku pada bibirnya. Kedua tanganku mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting tanpa menyentuh putingnya. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai dia merasa kegelian.
“Ohh.. Anto.. Nikmat To..!!”
Windy menancapkan mulutnya di dadaku dengan keras kemudian mengisap dan mengigitnya. Ketika mulutnya dilepas tampak bekas kemerahan daerah gigitannya tadi. Lidahnya kemudian mencari putingku dan menjilatinya.
“Ooohh.. Windy.., Eeeihh.. Nikmat..”.
Kedua tangannya meremas remas pantatku. Windy mengangkangkan kakinya sehingga kaki dan pinggangku bisa dijepitnya. Windy menatapku tajam, sebelah tangannya menggantung dileherku, nafasnya memburu. Ia memejamkan matanya, kucium kening, pipi dan kujilati daun telinganya.
“Windy aku akan memuaskanmu terlebih dahulu baru nanti kuambil bagianku..”.
“Terimakasih To.. Ohh..”.
Kulumat payudaranya dan tangan kananku meremas remas panyudaranya yang lain, sedangkan tangan kiriku menyusup di antara kedua pahanya, memainkan memeknya.
“Ouuoh.. To.. Nikmatnya.. Anto..”.,
Tangannya memainkan penisku dan buah pantatku.
Oh.. Aku tidak tahan lagi.., Anto sayy.. Oh.. Aku tidak kuat. Ssshh..”.
Kakinya yang terangkat dan mengangkang membuatku semakin bernafsu. Windy mengangkat pantatnya. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan memeknya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis.
“Aahh..”, Windy melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan. Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.
“Too.. A n t o.. Kamu.. Oh.., sudah.. Aku enggak tahan..”.
Ditariknya kepalaku ke atas dan didekapkan ke dadanya kemudian diraihnya penisku dan diarahkan ke memeknya yang becek, dan.. Blesshh..
“Ouuhh.. Ohh..”.
Kutekan pantatku perlahan dan akhirnya masuklah semua penisku ke dalam memeknya.
“Aahh.. To Ayo.. To Berikan aku..”.
Windy menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.
“Aku mau keluar..” Windy memekik.
Aku semakin kencang mengocok memeknya dengan penisku. Dia diam sejenak sambil memegang lenganku.
“Sudah Yan?”
“Sebentar lagi.. Ohh..”
Tiba-tiba digerakannya pantatnya naik turun agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah.
“Ah..”. Windy meremas remas payudaranya dan menjambak rambutnya sendiri dan matanya terpejam. Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding memeknya terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit.
Ia memelukku dan mengulum bibirku, “An.. To.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt..” Windy bergerak liar.
Kutekankan penisku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding memek serta dasar rahimnya. Kurebahkan tubuhku ke atas tubuhnya. Ia masih terus menciumiku dengan lembut. Kubiarkan penisku terendam dalam cairan memeknya.
“Kamu belum keluar ya..?” Ia mendesah.
Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang memeknya dengan gerakan pada otot kemaluanku. Ia mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.
“Sayyang.. Kini giliranku..” kataku berbisik. Ia mengangguk dan tersenyum.
Kugerakkan lagi pantatku naik turun dan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan memeknya lebih becek dari semula, namun aku tidak mau menghentikan permainan untuk mengeringkannya.
Gesekan kulit penis dengan dinding memeknya masih terasa nikmat. Gairahnya mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan.
Setelah beberapa saat kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kuangkat pantatku sampai tinggal kepala penisku saja yang menyentuh bibir memeknya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badannya terguncang.
Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya. Aku menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak. Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menarik turunkan penisku sampai setengahnya saja. Jepitan memeknya lebih terasa. Kurasakan aliran darah di penisku semakin cepat.
“.. Windy.. Aku mau keluar..”.
“Tunggu.. Kita bareng.. A.. Nnto..”
Kukangkangkan kakinya kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka memeknya terbuka lebar sekali.
“Anto..”. Tubuh Windy menegang.
“Windy aku juga.. Mau.. Ohh..”.
“Ahh.. Nikmatt”.
Cairan memeknya bertambah banyak, sementara itu ujung penisku berdenyut denyut. Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yang melonjak-lonjak liar.
“Windy.. Oh.. Kukeluarkan.. Dimana..?”
“Di dalam saja.. Aku sedang dalam masa tidak subur..”
Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di dalam guanya sampai menetes-netes keluar.
“Tahan sebentar.. Ahh..”.
Iapun mendapatkan orgasmenya setelah berusaha sesaat sebelum penisku berhenti menyemprotkan pelurunya. Kutekankan lagi penisku, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling memberikan kenikmatan ekstra. Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat.
“Makasih To.. Yach”, Windy lagi melumat bibirku.
Kubalas dengan ganas, tetapi ia melepaskan lumatannya dan berkata “Sudah malam, lain kali pasti akan kuberikan lagi”.
Selama beberapa bulan kemudian, setiap dua minggu sekali ia menelponku untuk mengajak berpacu. Sengaja kubiarkan dia yang meminta. Bukannya aku tidak butuh, namun aku berpikir kadang-kadang bisa saja tiba-tiba aku mendapatkan pengalaman bersama wanita lain, sehingga biar Windy saja yang aktif meminta kupacu. Setiap kali bertemunya, fantasi kuda Sumbawa selalu ada dalam pikiranku.,
Kisah Taro – Perkenalkan gw Midun 16 tahun, gw tinggal di daerah jakarta barat yg masih kental dengan adat dan suku budaya betawi, Postur gw kurus dan agak pendek sekitar 160 cm,, setelah tamat SMP gw gak ngelanjutin sekolah lagi karna keadaan biaya,,Gw tinggal bersama babe gw Naipin 43 tahun yg hanya bekerja sebagai supir bajay, dengan penghasilan pas pasan,, dipotong lagi dengan setoran bakal bos pemilik bajay dan Itulah yg membuat babe gw tidak sanggup mengeluarkan biaya bakal gw masuk SMA.., Enyak gw wafat karena penyakit lambung yg sudah kronis dan meninggalkan gw 7 tahun yg lalu sewaktu gw masih SD,, Kalo teringat enyak, Air mata gw takkan pernah habis, karna enyaklah yg sewaktu kecil mengurus gw dan masakin semur jengkol kesukaan gw,, Tapi kalo ajal ape mau dikate semuanye udh takdir yg kuase.., Beberapa bulan setelah putus sekolah gw cuma bengong doank dirumah, tapi kelamaan akhirnye gw bosen juga dan coba kerja ape aje asalkan ade hasil,, bakal bantu2 babe dan sisanye bisa buat gw sendiri, Lagian kasian juga lihat babe yg makin kelihatan lesu tiap pulang narik,,
Gw coba cari2 kerjaan dan nanya sma bang jeki salah satu pengelola pasar yg letaknya dekat rumah gw,, Berhubung bang jeki udh kenal sama gw ya akhirnya dia nawarin gw jadi tukang bersih pasar,, Setelah gw pertimbangin boleh juga deh, kan hasilnya klo di itung2 lumayan dan lebih dari cukup bakal gw jajan sama ngerokok..,
Akhirnye jadi deh tuh mulai besok pagi gw sapuin pasar klo udh agak siang,, karna tukang yg biasa nyapuin udh kisut sering sakit pinggang makanya dia ngundurin diri gak kerja lagi..,
Beberapa hari setelah gw nyapu pasar sih biasa aja, tapi lama kelamaan baru mulai kerasa capeknye,, tapi setelah dapet hasil dari bang jeki capek gw seakan hilang sendiri,, apalagi setelah nyantai sambil ngopi, ngerokok plus gorengan,, makin adem deh bawaannye, Hehee
Dirumah juga babe gw senang, karna gw udh bisa kerja meskipun cuma bersihin pasar kasaran nye,, Tapi gak ape2 lah buat kegiatan aje biar gak dokem mulu di rumah makan tidur,, ape lagi setelah gw kasih duit hasil kerja gw ke babe makin senang dah dia karena ngelihat gw bisa mandiri..,
Sebulan berlalu gw kerja jadi tukang sapu pasar, skrng gw udh bisa beli hp nih,, Ya biarpun cuma second tapi gak apa apalah seenggaknya bisa buat dengar lagu, internetan, nyetel video biarpun cuma bokep yg suka gw bloetooth dari Hp teman2 gw yg punya,, maklum namanya juga lelaki.., Hehee
Di pasar gw sering juga tuh lihatin cewek atau ibu2 belanja yg kadang bikin gw anteng ngeliatnye,, Apalagi pas lagi milih sayur yg digelar di terpal, kadang ibu2 lagi nunduk karna cuma pake kaos longgar keliatan deh tuh belahan toketnye yg bikin gw jadi sange, mana gede bgt tuh toket emak2,, Belum lagi yg pake baju lengan pendek, kalo angkat tangannye gw demen bgt tuh lihat keteknye, ade yg licin, ade yg bulu pendek, yg keteknya item di tengah juga ade,, gaceng pokoknye dah, ditambah lagi si mpok tukang warung yg biasa jadi tempat gw ngopi,, udh bodi demplon biarpun gemuk dikit, toketnye gede kaya buah nangka,, klo bikin kopi nunduk2 pengen gw endus aja tuh belahan toketnye yg curam, Makin gak turun2 deh nih peler gw.., Hehee
Oh iya, si mpok tukang warung itu namanya Juleha 29 tahun, tapi org2 biasa manggil mpok leha,, tingginye 165 cm Beratnye sekitar 55 kilo dengan ukuran kutang 38 D,, kulitnye kuning langsat dan sering pake kaos longgar klo jualan di warung,,
mpok leha udah punya suami dan anak 1 kelas 2 SD, suaminya bang Salim yg kadang suka nongkrong bareng gw klo di warung,, cuma tuh abang2 kebanyakan molor di rumah kerjanye cuma nganggur2 aje, terlalu ngandelin dari jualan mpok leha…
Itu sebabnye klo suaminye molor dan kebetulan gw belum nyapuin pasar atau lagi istirahat gw canda candain deh tuh mpok leha sampe dia ketawa kegirangan, imbasnya dia jadi terhibur klo ada gw di warung,, bahkan utang gw yg numpuk gak pernah di inget2 lagi,, Hehee Tapi tetap gw bayar,, gk enak juga dong kalo pura2 gak nyadar..,
Waktu itu kejadiannye siang hari setelah gw bersihin pasar,, seperti biasa gw ke warung mpok leha untuk ngopi dan disitu warungnye sepi maka langsung aja gw bilang???
“Mpok biasa dong, kopi susu ame filter setengah” “Stok rokok ame kopi lagi habis dun, paling tinggal kopi item nih” “Kok bisa, mpok” “iya soalnye bang salim tadi mpok suruh belanja dulu, sekalian jemput anak sekolah” “Wah, berarti mpok sendiri dong,, biar gw aja deh yg temenin, Hehee” “Ah, elu dun, biasa juga dimari,, Tinggal kopi item nie, mau gak” “Yah, klo kopi gk ada susunye gk enak mpok,, Susu yg lain aja deh, emg gk ade mpok” “Ade nie susu demenannye bang salim, Hehee” “Boleh mpok, gw pengen nyobain klo dibagi,, beneran nih yeee, nyok mpok di belakang aje” “Masih kecil lu dun, entar ade yg lihat lagi,, eh tpi lu jgn bilang siape2 yeh” “Beres deh mpok, sma gw mah aman deh,, nyok mpok di belakang aje bentaran” “udh, duluan ke belakang sono lu dun” “Jgn lama2 mpok, keburu bang salim balik” “Iyaaa, bawel amat lu”
Tanpa ngomong lagi gw pun langsung ke belakang warung tempat mpok leha masak, setelah gw intip ternyata mpok leha lagi tutup warung sebagian dengan terpal,, setelah itu baru dia jalan ke belakang nyamperin gw,, Peler gw udh gaceng angguk aggukan nungguin mpok leha, karena gk kebayang bisa di izinin ngenyot toketnye yg gede bgt..,
Begitu mpok leha sampe, langsung gw remas2 itu toketnye, tinggi gw cuma sehidung nye, mpok leha saat itu memakai kaos longgar dan celana pendek,, gw remas itu toketnye sambil gw peluk2,, dia pun diam aje, Karna gw juga udah gak tahan gw angkat kaosnya dan gw tarik kebawah cup kutangnye mpok leha,, melompatlah toketnye mpok leha yg putih dengan pentil dan aerola berwarna kehitaman dan udh mengacung..,
“Pelan2 napa dun” “Anjriiit sange gw mpok,, tuh toket gede amat” “Yah, gede lah demenan nye bang salim,, hampir tiap malem di tetein” “gw netek ya mpok,, sluuuurp sluuuurp kenyal bgt pentilnye mpok” “Uuuuhh geli dun”
gw kenyot sepuasnye toket mpok leha, puas yg satu gw buka lagi yg sebelah sampai basah ludah gw di pentilnye,, karena gemas gw cium dan tenggelamin muka gw di belahan toket mpok leha yg berkeringat, baunye kecut2 gimane gitu bikin gw tambah sange,, Tangan mpok leha pun mulai memegang peler gw yg gaceng dari luar celana..,
“Mpok, ngewe aja nyok,, udh gk tahan nih gw” “Ntar keburu bang salim balik bisa berabe” “Gk lama kok mpok, udh gatel bgt peler gw nih” “Lu sangean sih, ya udh buruan tapi jgn rusuh yeh” “Iya, mpok siip deh”
gw langsung buka pakaian gw sampe telanjang, begitu juga dengan mpok leha,, begitu udh sama2 telanjang gw peluk2 lagi mpok leha,, badannya yg berkeringat terasa nempel2 enak di badan gw, langsung gw raba memeknya yg memang sudah becek..,
tanpa pikir panjang gw masukin peler gw yg ukuran sedang ke memeknye, awalnya mpok leha teriak tpi lama2 cuma merintih, gw ngewein mpok leha sambil berdiri dan berhadapan ame mpok leha, gw kenyot toketnye penuh nafsu sambil gw mendesah keenakan karena peler gw kerasa nikmat bgt di dalam memeknye..,
Puas di toket, ciuman gw naik ke leher dan dengan agak berjinjit gw cium mulutnye dia,, walaupun dia lebih tua kalo udah sange semuanye kerasa nikmat bgt, sambil gw peluk erat badan demplonnye..,
beberapa menit berselang peler gw terasa mau bucat, begitu juga dengan mpok Leha yg sudah terengah engah,, gw kenyot dan jilati toket gede dan lehernya secara membabi buta,, gw angkat tangan kirinya keatas dan langsung gw endus dalam2 lembah keteknye yg lebar dengan sedikit bulu, Bau ketek mpok leha yg asem2 kecut bikin gw makin sange..,
“Dun, ketek mpok jgn di cium2 jorok lu iiiihh” “Biarin mpok,, makin sange gw sama baunya,,, duuuuh mpok aaahhh” “Ketek mpok asem gini masa doyan lu, dun” “Iya mpok, udh diem dah,, Hmmmzz” “Eeemmmzz”
Kembali gw lumat bibirnye mpok leha biar diam dan gw peluk erat2,, gw jilat seluruh keringat dia yg asin di belahan toketnye..,
“Ahhhh, gw mau bucat mpok aahhhh” “Keluarin aja dun di dalam, barengan,, mpok lagi gk dalam masa subur, aduuuuh duuuh”
langsung gw peluk badannye erat2, sambil kembali gw cium keteknya dan Croooot croooot crooot “Aaaahhh Hmmmhh” gw muncratin peju gw banyak2 sampe badan gw kejang2 nikmat melukin mpok leha yg mengerang karena orgasme yg dia dapatkan..,
Ada sekitar 2 menit gw diam memeluk dan mencium ketek mpok leha sambil nuntasin kenikmatan peler gw yg masih berkedut kedut nikmat,, setelah selesai gw lepas badannye dan mpok leha langsung kekamar mandi untuk bersih2, setelah itu kita sama2 memakai baju kembali dan gw kembali duduk di depan warungnye..,
Tak lama kemudian suami mpok leha bang salim pun datang membawa belanjaan bersama anak mereka yg abis dijemput dari sekolah..,
“Eh lu Dun,, dari kapan lu dimari” “Baru aja duduk gw bang, pengen ngerokok sambil ngopi katanye si mpok stoknya lagi abiz” “iya nih dun,, baru juga gw belanja ke pasar”
Setelah itu bang salim pun masuk, lalu mpok leha menyeduh kopi susu kesukaan gw sambil senyum2 penuh arti ngelihatin gw..,
Kisah Taro – Seorang hansip tampak sibuk berkeliling kampung sembari mengawasi keadaan yang tampak sepi. Setelah yakin di sekitarnya dalam keadaan aman, sang hansip segera masuk kedalam mushola. Sementara itu di dalam mushola Bang Jack sedang tertidur lelap.
Sang hansip berbadan kurus ceking itu menggelengkan kepalanya, ketika melihat Bang Jack yang tengah mengigau tidak jelas.
“Aarrrtt… Aaarrtt….”
“Bang… Bangun bang… Bangun.” Panggil Udin si Hansip.
“Eh…” Kaget Bang Jack.
“Subuh bang subuh… Ayo bangun, molor Mulu kayak kebo.” Ucap Udin sembari menyeringai kearah Bang Jack yang baru saja terjaga dari tidurnya.
“Astaga… Ane mimpi buruk Din.” Ujar Bang Jack.
“Ada-ada aja Lo Bang…” Udin menggelengkan kepalanya.
————
Di depan gerbang sebuah lembaga permasyarakatan tampak tiga orang mantan narapidana baru saja keluar menjalankan hukuman mereka dari penjara.
“Akhirnya kita harus berpisah sampai di sini.”
“Gak kerasa sudah lima tahun gue di tahan di sini, akhirnya bebas juga.”
“Oke bro, semoga kita bisa bertemu kembali, hahaha…”
Setelah berbincang-bincang sebentar, mereka memutuskan untuk membubarkan diri, kembali ke hidupkan mereka masing-masing
———–
“Jucki….”
“Ampun Mak… Ampun!” Jucki bersembunyi di balik pohon pisang yang tumbuh di sekitar rumah kontrakan Emaknya.
“Gak usah pulang lo… Malu-maluin Mak Lo Juk!” Bentak seorang wanita paruh baya sembari melemparkan beberapa perabotan rumah tangga.
“Maafin Juki Mak, Juki kangen sama Emak…”
“Sana pergi Lo Jucki, Mak gak punya anak seorang perampok…”
“Jangan usir Jucki Mak…. Itu fitnah yang di sebarkan orang-orang buat ngejelekikn Juki Mak.”
“Bohong, Mak gak percaya lagi sama lo.”
“Sumpah Mak, Juki cuman seorang pencopet.”
“Sama aja kriminal, pergi lo.”
“Jangan usir Juki Mak.”
“Pergi… Mak bilang pergi….” Si Mak kembali melempar ember kearah Juki, hingga Juki akhirnya menyerah membujuk Maknya, dan pergi pontang panting menghindari setiap lemparan ember kearahnya.
——–
Sementara itu di tempat yang berbeda, nasib Barong hampir sama dengan nasib Juki. Seorang pria berkumis tebal mendorong Barong hingga terjungkal menabrak tumpukan kardus. Barong berusaha kembali berdiri, dengan wajah ditekuk.
Pria tersebut melipat kedua tangannya di depan dadanya, sembari memandangnya dengan tatapan melotot penuh amarah.
“Maafin saya Bang…”
“Maaf… Maaf… Kenapa Lo nyanyi di penjara? Noh liat, teman-teman Lo jadi ketangkep satu persatu, semua itu gara-gara elo…” Ujarnya marah.
“Saya di bius Bang.”
“Alasan aja Lo… Sana pergi Lo dari sini, cari kerja tempat lain, nyusahin gue aja Lo.” Usirnya.
Barong menghela nafas berat. “Bang… Kalau gue gak boleh kerja lagi ke sini, gue mau kerja di mana Bang.” Ujar Barong frustasi.
“Percuma gue sekolahin Lo tinggi-tinggi sampe SMP.”
“Bang…”
“Pergi loh…” Pria tersebut mencabut goloknya.
Alhasil Barong langsung lari rerbirit-birit sangking takutnya terhadap pria tersebut.
———-
“Abang…” Panggil seorang wanita.
Chelsea tersenyum menyambut seorang wanita yang baru saja membukakan pintu rumahnya. “Apa kabar Marni?” Tanya Chealse.
“Alhamdulillah baik Bang, kok Abang ada di sini? Bukannya Abang masih di penjara.” Tanya Marni.
“Abang baru keluar Marni.”
“Ooo… Silakan duduk Bang.” Ujar Marni mempersilahkan mantan Suaminya untuk duduk di teras rumahnya, yang dulu mereka tempati bersama.
“Terimakasih Marni…”
“Hmmm… Abang kesini mau apa ya?” Tanya Marni heran melihat mantan Suaminya yang datang kerumahnya.
Chelsea menghela nafas pelan. “Kedatangan Abang ke sini mau minta maaf. Abang mau kita rujuk Marni.” Pinta Chealsea kepada mantan Istrinya.
“Maafin Marni Bang.”
“Maksud Marni.”
“Maaf Bang, tapi Marni sudah gak bisa lagi kalau Abang minta rujuk.” Jawab Marni, dari wajahnya ia terlihat murung, dan menyesal.
“Kenapa Marni, Abang masih cinta sama Marni.” Chelsea menggenggam tangan Marni.
Buru-buru Marni menarik tangannya dari genggaman Chelsea. “Maaf Bang Chelsea, sebenarnya Marni sudah menikah lagi Bang.” Jawab Marni, ia takut kalau nanti mantan Suaminya marah.
“Hah… Kamu serius Marni?” Chelsea tampak kaget.
“Iya Bang, Marni serius.”
“Kapan?”
“Waktu Abang di penjara.” Jawab Marni.
Chelsea menepuk jidatnya. “Marni… Marni… Kenapa Marni gak bilang ke Abang?” Tanya Chelsea.
“Udah kok Bang.”
“Kapan?”
“Marni sudah sms Abang sepuluh kali, tapi SMS-nya pending terus Bang, kebiasaan hpnya Abang matiin.” Jawab Marni polos.
“Marni… Marni… Abang di penjara mana boleh Bawak Hp, Abang ini penjahat biasa, bukan koruptor..” Kesal Chelsea, ia tidak menyangka kalau wanita yang pernah mengisi hidupnya telah menikah kembali.
“Maafkan Marni Bang.” Mereka kembali berdiam diri. “Bang, Marni bikinkan minuman dulu ya.” Ujar Marni, lalu Marni segera meninggalkan mantan Suaminya yang masih tampak murung, ia sangat terkejut mendengar cerita mantan Istrinya yang telah menikah kembali.
Sejenak Chealse teringat saat awal pernikahan mereka dulu, semua tampak indah, membuatnya ingin sekali mengulanginya. Ia menyesal karena telah mengecewakan Istrinya dulu.
Ia melihat sekitar komplek rumah Istrinya yang tampak sunyi, dan tanpa sadar ia mendengar bisikan syetan di telinganya yang membuatnya bergairah.
Melihat suasana sepi yang sangat mendukung, Chelsea segera menyusul masuk kedalam rumah mantan Istrinya, tak lupa ia mengunci pintu rumah yang dulu ia tinggali bersama Marni.
Marni yang sedang membuatkan minuman untuk mantan Suaminya, tidak menyadari kalau Mantan Suaminya sedang menyusul dirinya.
Wanita berusia 27 tahun itu tampak mengingat-ingat kembali momen bahagia saat masih hidup bersama Chelsea. Satu hal yang tidak bisa ia lupakan dari Suaminya, yaitu kejantanan Suaminya yang selalu mampu membuat birahinya terpuaskan.
“Seandainya saja Mas tidak di penjara! Huh… Marni masih sangat mencintaimu Mas.” Gumam Marni, yang tanpa sadar di dengar oleh Chelsea.
Dari belakang tiba-tiba Chelsea memeluk Marni, membuat Marni tersentak kaget, bahkan gelas yang saat ini sedang ia aduk nyaris jatuh. “Jangan Bang…” Tolak Marni, ia hendak melepas tangan Suaminya.
“Aku juga mencintaimu Marni, maafkan Abang.”
“Bang… Hmmppss…!” Tiba-tiba Chelsea sudah menyergap bibir Marni. Ia melumat lembut bibir Marni sembari meremas lembut payudara Marni.
“Aahkkk… Aaahkk…” Desah Marni di sela-sela pagutannya..
Perlahan tapi pasti benteng pertahanan Marni mulai kendor, sisa-sisa cintanya terhadap Chelsea dan gairahnya yang selama ini menggantung akibat ketidak mampuan Suaminya yang baru dalam memuaskan hasrat birahinya yang besar.
Sadar kalau mantan Istrinya sudah dalam keadaan setengah sadar, Chelsea semakin meningkatkan rangsangannya. Jemari Chelsea menyusup masuk kedalam sela-sela kaos yang dikenakan Marni, terus naik menuju payudaranya. Lalu dia meremas lembut payudaranya Marni dari balik bra-nya.
“Aaahkk… Aaahkkk…”
“Kamu cantik sekali Marni, Abang kangen sama kamu Marni…” Rayu Chelsea, sembari menciumi tengkuk Marni yang mulus.
Chelsea memutar tubuh Marni, lalu membantu Marni untuk duduk di meja dapur. Marni berusaha menahan kaosnya yang hendak di buka Chelsea, dia menggelengkan kepalanya, tapi tatapan Mantan Suaminya, membuatnya bimbang antara mempertahankan kesucian pernikahannya, atau hanyut akan belaian mantan Suaminya.
Godaan demi godaan yang di lancarkan Chelsea perlahan semakin melunturkan kesetiaannya terhadap Suaminya yang baru.
Perlahan dia berhasil membuka kaosnya Marni, lalu dia menyingkap bra hitam yang di kenakannya, dan tampak payudara Marni berukuran 36B melompat keluar, membuat kedua bola mata Chelsea berbinar, sudah lama sekali ia tidak melihat puting mantan Istrinya.
“Indah sekali putingmu Marni.” Puji Chelsea.
Dia meremas lembut payudara Marni, lalu dia mendekatkan wajahnya ke payudara Marni. Dengan perlahan ia mencucup puting Marni yang sudah sangat ia rindukan.
Perlahan ia menghisap lembut puting Marni yang mulai mengeras, menandakan kalau ia terangsang.
“Aaahkkk… Aaahkk… Bang… Berhenti.”
Sluuuuppss… Sluuuuuppss…. Sluuuuppss…
Chelsea menyingkap rok panjang yang di kenakan mantan Istrinya, hingga tampak tungkai kaki Marni yang putih mulus. Perlahan, Chelsea menjamah kulit mulus Marni, membuat bulu kuduk Marni berdiri.
Setengah mati Marni berusaha menahan roknya yang sedikit tersingkap. “Jangan Bang, Marni gak mau…” Tolak Marni.
“Kenapa Marni, Abang sangat mencintaimu.”
“Sadar Bang, kita bukan Suami Istri lagi.” Kata Marni, memohon.
“Abang sayang sama Marni.”
Semakin lama rok Marni tersingkap semakin tinggi, hingga menampakkan paha mulusnya. Dan semakin tinggi, celana dalam Marni semakin terlihat.
Kini Chelsea dapat melihat celana dalam Marni yang berwarna cream. Segaris senyuman di bibir Chelsea ketika melihat celana dalam mantan Istrinya yang kini telah basah, menandakan kalau mantan Istrinya kini sudah benar-benar berada di dalam genggamannya.
Cup… Cup… Cup… Chelsea mengecup paha Mulus Marni, membuat Marni makin tidak kuat.
Tanpa sadar tangan Marni semakin mengendor dan semakin pasrah roknya di angkat. Sementara ciuman Chelsea semakin tinggi, hingga akhirnya bibirnya mendarat di celana dalam Marni.
“Oughkkk… Aaahkkk… Abang Chelsea…” Teriak Marni.
“Wangi sekali memekmu Marni.” Puji Chelsea.
Dia menyibak celana dalam Marni, hingga bibir kemaluan Marni yang berbulu lebat dan tampak berlendir terhampar di hadapannya. Sebuah ladang yang sudah lama tidak ia sentuh, kini ada dihadapannya.
Ia menghirup aroma kemaluan Marni yang sangat menyengat, membuat dada Chelsea bergemuruh.
Sluuuppss… Sluuuupss… Sluuupsss….
Chelsea menjilati bibir kemaluan Marni, yang kian banyak mengeluarkan lendir kewanitaannya. Sementara jarinya menggosok clitorisnya.
“Aahkkk… Aaaahkk… Aaahkk…”
Lidahnya menari-nari di bibir kemaluan Marni, menusuk masuk kedalam memek Marni, mengorek-ngorek liang memek Marni, membuat mantan Istrinya merem melek keenakan merasakan sapuan lidah Chelsea.
Sluuuupss… Sluuuuuppss… Sluuuuppss…
Kedua jari Chelsea menusuk kemaluan Marni, mengoreknya hingga pantat Marni tersentak-sentak, sanking nikmatnya.
“Bang… Marni sampe Bang….” Erang Marni.
Tubuh Marni tersentak-sentak, seiring dengan ledakan orgasme yang ia dapatkan.
Seeeeeeeeeeeeerrr….
“Oughkkk…” Erangnya.
Mata Marni merem melek, menikmati sisa-sisa orgasme yang baru saja ia dapatkan.
————
Chelsea menurunkan Marni dengan perlahan, hingga Marni berlutut di hadapannya. Dengan perlahan Chelsea membuka celananya, dan mengeluarkan penisnya yang berukuran besar, berurat dan tampak sangat menantang sekali.
Tentu saja Marni masih ingat apa yang harus ia lakukan saat ini, karena dulu ketika mereka menikah, mereka sering melakukannya.
Walaupun masih ada keraguan di hatinya, tapi Marni memberanikan diri menyentuh penis mantan Suaminya. Perlahan ia mengocok penis Chelsea yang ukurannya lebih besar di bandingkan milik Suaminya yang sekarang.
“Aaahkk… Nikmat sekali Marni.”
Dia mengecup lembut kepala penis Chelsea, lalu menjilatinya dengan perlahan.
Perlahan ia membuka mulutnya dan melahap penis Suaminya, dia menghisap penis Suaminya dengan rakus, hingga membuat tubuh Chelsea gemetaran menahan rasa nikmat dari mulut Marni.
Karena tidak ingin keluar lebih cepat, Chelsea kembali membantu Marni berdiri, ia memutar tubuh Marni hingga membelakanginya. Dengan perlahan Chelsea menuntun penisnya di depan lipatan memek Marni yang tampak merekah indah.
“Jangan Bang… Jangan…” Tangan Marni menghalangi laju penis Chelsea.
“Gak apa-apa sayang, nanti juga enak.” Bujuk Chelsea.
Perlahan ia menekan penisnya hingga dengan perlahan menusuk masuk kedalam vagina Marni, membuat tubuh Marni kembali menegang.
Tubuhnya menegang nikmat, merasakan penis mantan Suaminya yang sangat keras.
“Aaahkk… Aaahkk….”
“Nikmat sekali memekmu Marni, Aahkk… Kontol Abang rasanya di hisap oleh memekmu Marni.” Racau Chelsea keenakan.
Sembari mencengkram pantat Marni, sembari terus menghentak pinggulnya, menghujami vagina Marni dengan kontol besarnya yang berotot. Dan senjatanya ini yang dulu membuat Marni selalu ngulet-ngulet setiap malam di dalam kamarnya.
Dan kali ini ia kembali merasakan rasa nikmat itu, membuatnya tak bisa berhenti untuk terus mendesah, menikmati penis mantan Suaminya.
“Aaahkkk… Bang, Marni gak kuat….”
Tangan Chelsea meraih payudara Marni. “Abang juga Marni… Kita bareng sayang.” Racau Chelsea.