Arsip Tag: Cerita Sex Tante

Kisah Taro – Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ris

TAROSLOT Kesempatan Bercinta Dengan Tante Ris, Pada Sabtu malam, saya mendengar pertengkaran di rumah dan itu tidak lain adalah om dan tante saya. Ternyata penyakit ‘gatel’ om saya kambuh lagi yang sering pergi ke diskotik bersama teman. Ini sangat menyakitkan Tante saya, karena di sana saya akan mabuk dan kadang pulang pada hari Minggu malam. Saya tidak tahu harus berbuat apa dengan teman-temannya.

Dan saat itu saya adalah satu-satunya di rumah ini: saya, Om Bram dan Tante Ris.

“Brak ..” suara pecahan kaca membentur pintu, cukup membuatku kaget, dan om aku dengan marah berjalan keluar ruangan. Dari dalam ruangan, Tante saya terdengar berteriak, “Tidak perlu pulang, cepet menceraikan saya.” Di hati saya berkata, “Gee ribut lagi.” Om Bram segera keluar rumah, mulai mobil Taruna-nya dan pergi ke suatu tempat.

Di dalam ruangan, aku mendengar Tante Ris menangis. Saya ingin masuk ke dalam tapi takut diintimidasi olehnya (kesalahan Om Bram diberikan pada saya). Tapi aku juga penasaran. Takut nantinya akan terjadi pada Tante Ris. Maksud saya karena kekecewaan yang sama Om Bram dia langsung bunuh diri.

Aku perlahan membuka pintu kamarnya. Dan aku melihatnya menangis di depan meja rias. Saya berinisiatif perlahan sambil menghindari pecahan kaca yang telah dilempar oleh Tante Ris. Aku mendekatinya dan perlahan.

Saya bertanya, “Mengapa Tan? Kambuh lagi?”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dia tidak menjawab, diam-diam dan sesekali mendengar isak tangis. Sudah lama aku berdiri di belakangnya. Saat itu saya hanya menatapnya dari belakang, dan saya melihat Tante Ris mengenakan baju tidur yang cukup menggoda. Saat itu saya belum memikirkannya. Saya baru saja menyimpulkan mungkin Tante Ris mengajak Om Bram, keduanya sendiri di rumah, karena anak-anak mereka akan tinggal di rumah adik Tante Ris. Dan mungkin juga Tante Ris mengajak Om untuk bercinta (karena pakaian yang dikenakan cukup menggoda, baju tipis, dengan pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut). Tapi Om Bram tidak mau, dia lebih peduli dengan teman-temannya daripada Tante Ris.

Tiba-tiba Tante Ris berkata, “Om, kupikir aku tidak lagi mencintai Tante, sekarang dia pergi dengan teman-temannya ke depok, tetap di rumah Tante sendirian di rumah, apa yang Tante tidak lucu lagi.”

Ketika Tante Ris berkata bahwa dia berpaling ke Lihat saya. Aku setengah terkejut, saat mataku tanpa sengaja menatap payudaranya (sekitar 34 ukurannya). Terdengar puting susu dari saus yang dikenakannya. Aku cukup terkejut melihat tubuh Tanteku.
Saya terdiam beberapa saat dan saya ingat bahwa Tante Ris menanyakan sesuatu kepada saya, saya segera menghampirinya (berharap bisa melihat payudaranya lebih dekat).

“Tante masih cantik, dan Om akan pergi dengan temannya, jadi jangan khawatir dengan Tan!”

“Yeah, tapi teman-temannya sial, mereka akan mabuk dan bermain anak perempuan di sana.”

Aku jadi bingung. Secara refleks saya pegang tangannya dan berkata, “Tenang Tan aja, Om tidak akan macem-macem kok” (tapi pikiran saya sudah mulai segala macam).

“Tapi Tante denger dia punya pacar di Surabaya, malah Tante kemarin ketemu cewek telponnya, kalo gak salah nama Della.”

“Masak Om alah ninggalin Tante untuk cewek yang baru tahu, mungkin ini teman Tan kali, dan anyways Tante masih cantik.”

Tanpa Tante sadar tangan kananku ada di paha Thante Ris karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan pahanya lembut, saya melakukan ini karena saya menyimpulkan bahwa Tante saya belum tersentuh dengan lembut oleh pria.

Tiba-tiba tanganku memegangi pahanya diusir ke samping oleh Tante Ris, dan berdiri dari kursinya, “Kuharap kau tidak basa-basi dengan Tante, sekarang kuharap kau keluar dari kamar Tanteku sekarang juga!” Dengan nada marah, Ris mendorongku pergi.

Cukup terkejut juga saya mendengarnya, dan dengan malu saya berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Ris karena pengalaman saya. Aku berjalan perlahan untuk keluar dari kamar Tanteku. Saat berjalan saya pikir, saya benar-benar terangsang dan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak saya putus dengan pacar saya, terus terang kebutuhan biologis saya dilewatkan melalui tangan saya.

Setelah sampai di pintu aku berpaling ke Tante Ris lagi. Dia hanya berdiri menatapku, terengah-engah (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu). Aku berbalik lagi dan dalam pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini. Dengan bodoh aku menutup pintu ruangan dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik ke Tanteku. Tante Ris cukup kaget melihat apa yang saya lakukan. Otak saya penuh dengan nafsu binatang.

“Apa yang kamu inginkan?” Dia bertanya dengan gugup karena terkejut.
“Tante, sekarang mungkin Om sedang bersenang-senang dengan pacar barunya, sebaiknya kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante”. Dengan nafsu saya menarik tubuh Tanteku ke tempat tidur, dia berjuang, Tante Ris memiliki tinggi sekitar 165 cm dan beratnya 50kg saya bisa mendorongnya ke tempat tidur, lalu tumpang tindih.

“Lepasin Tante, deh,” suara itu keluar dari mulutnya tapi aku tidak peduli dengan kemarahannya. Kastor ditarik ke atas. Ternyata Tante Ris tidak mengenakan celana dalam sehingga gundukan itu memahat lubang bukitnya yang tamak, dan aku menariknya perlahan-lahan ke atas sampai payudara terpampang di depanku. Dengan nafsu saya langsung mengisap putingnya, tubuh Tante saya masih berjuang, dengan tidak sabar saya segera merobek dasternya dan dengan segan kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, tubuh Tante yang cukup harum.

Akibat kemarahannya, aku kesulitan membuka bajuku, tapi perlahan aku bisa melepaskan bajuku dan celana. Sambil melepas bajuku dan celana, bergantian tanganku mengelap kemaluan ayamnya yang kurasa mulai basah (mungkin Tante Ris sudah mulai terangsang meski tetap turun tapi frekuensinya sedikit sedikit menurun).

Poros saya telah berdiri teguh dan tegas nafsu telah menyelimuti semua kesadaran saya bahwa ini adalah istri paman saya sendiri … itu adalah Tante saya.

Dengan tidak sabar saya segera mencoba membenamkan pria saya ke dalam lubang tanteku.
Saya memiliki sedikit kesulitan untuk menemukan anggota tubuh feminin saya, terkadang fucking saya terjatuh ke atas dan kadang-kadang merindukan sumbu anus saya.

Ini karena Tante saya bergerak di sekitar sini mencoba menghindari dan menghalangi selangkangan saya yang siap untuk tempur ini.

“Heh, tidak, saya tolong bantu saya, maafkan saya, saya tidak peduli lagi dengan rengekannya, saya pura-pura dan harus sukses,karena kegagalannya mungkin saja Hasil yang sama,
Mungkin konsekuensi malah lebih fatal.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Bila lubang senggamanya menurut saya pas dengan cairan bantu yang keluar dari liang kewanitaan saya segera menghujamkan senjata.

“Tante, sakit, ouch .. Tante minta ampun .. tolong jangan lakukan .drink Tante ..” Ketika saya mendengar erangannya, saya minta maaf, tapi senjata saya ada di dalam, “Sorry Tante, saya bisa Tidak berdiri dan aku sudah datang kemari, “bisikku ke telinganya. Tante Ris tidak mengatakan apa-apa. Dan tidak mengatakan apa-apa.

Perlahan dan pasti aku mulai memompa alurku naik turun, aesthetic brawling ku, pasti masih sedikit pemberontakan di dalam dirinya.

Ssshhhhhhhhh ,peluitku hanya mendesis pelan sambil membalikkan kepalanya ke kiri dan kanan tidak mau melihat wajahku. Lalu dia hanya diam mengundurkan diri dan aku melihat air mata berlinang. Aku mencium kening dan Tanternya, berbisik, “Tante, Tante masih cantik dan tetap bersemangat, aku cinta Tante, jika Om bukan cinta lagi, biarkan aku yang mencintai Tante.” Tante Ris diam saja, dan aku merasa pinggulnya juga bergoyang mengikuti irama. Dengan goyanganku.

Alur saya saya mendorong perlahan … seolah-olah untuk menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama.

Cllkk .clllkkkk.cclkkkk suara tubuhku berbenturan dengan tubuh Tanteku sama keluar dari pintu kemaluanku ke lubang senggamanya yang enak banget.

Kira-kira 10 menit saya merasakan feminitas wanita saya semakin basah dan kakinya melintang di atas pinggul saya dan ditekan dengan kuat sehingga Tanteku sedang orgasme.

Biarkan aku sejenak … .. biarkan Tante saya menikmati orgasme. Saya membenamkan lebih dalam pada pangkal paha, memeluk tubuhnya erat-erat dia membalasnya dengan erat … ..kurasakan tubuh Tante gemetar.

Kesenangan telah didapat.

Aku membalikkan tubuh Tanteku dan sekarang dia berada di posisi teratas …… tubuhku masih terbenam dalam kewanitaan Tanteku …… tapi dia tetap diam saat berbaring di atas tubuhku,. … lalu aku mengangkat pinggul Tanteku perlahan … ..dan menurunkannya lagi …. Kuturunkan lagi.

Bungkangku yang berdiri tegak menusuk menuangkan ke bawah … teras yang menyenangkan.

Ahirnya tanpa bantuan … Tante saya menggoyang pantatnya naik turun.

Oooooooccchhhhhhhh …… saya sebuah kenangan indah.

Sepertinya Tante saya mahir dengan dia bergoyang.

Kenikmatan maksimal yang saya dapatkan dalam posisi ini.

Ternyata Tante saya tahu situasi ini … dia menambahkan goyang menggoyangkan pantatnya yang dipelintir hanya pantat anisa sangar penyanyi dangdut dengan patah goyang yang patah.

Oooooochhhhhh, ………… sshhh …… kali ini aku seperti orang yang pedas.

Aku mengangkat kepalaku … kuhisap puting Tanteku.

Dia mengerang …… .. gerakannya bertambah cepat.

Dan 5 menit berjalan ……. Gigi saya bergetar lagi …… dia sudah orgasme kedua nya ……
Bahu saya erat mencengkeram.

Ssshhhhhhh ……… Tanter bawahnya digigit … sementara kepalanya mendongak.

“…. * kamu ……. bisakah kamu benar-benar gini … ..ssssshhhh

… .tante sudah 2 kali kluarrrrrrrr … “… ..

Aku hanya tersenyum.

“Rasa tulang saya longgar semua untuk ….”

Aku tersenyum kembali …

“Tante tidak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu ..”

Aku berbalik tubuh Tanteku dengan posisi konvensional.

Kugenjot dengan femininnya.Oooohhh oohhh … .ssshhhhh

Tante saya menggeliat pinggulnya mulai bergoyang juga menyeimbangkan genjoto saya.

Aku sudah nyampe nyeng.

Dan segera saya akan mengeluarkan sperma saya di lubang senggama.

Ssshhhhhh …… aaachhhhhhh ……………… ..

Sperma saya tumpah dengan cepat ke dalam lubang persahabatan Tanteku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Mata Tante saya menatapku klimaks.

Sebuah permainan yang panjang dan melelahkan …… yang dimulai dengan paksaan dan pemerkosaan tak berujung tanpa henti dengan kenikmatan yang sama dari puncak yang sama.

Aku melihat ekspresi yang sangat kuat di wajah Tanteku.

“Anda harus merahasiakan rahasia ini … ..”

Aku hanya mengangguk.

Dan sekarang Tante saya tidak peduli apakah om saya mau pulang atau tidak, Karena kalau om saya keluar malam ini maka Tante saya akan menghubungi saya via HP untuk segera kerumahnya.

Kisah Taro – Tantri, Assisten Dokter Gigi

TAROSLOT Tantri, Assisten Dokter Gigi, Aku, Reihan Suyanto (Nama Samaran), dipanggil singkat Rei Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindahtugaskan ke kota B ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri. Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.

Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.

Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter gigi, Diolla, ditemani asistennya, Tantri. Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu. Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.

Sementara itu, Diolla menugaskan Tantri untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah….

Sudah dua minggu Tantri tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Tantri berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya. Tantri berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus. Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.

Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.

Nah, pagi hari itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor. Tantri pergi ke klinik dokter gigi Diolla dengan motor, biasanya jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, bergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing membawa kunci rumah sendiri.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Tantri baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu. Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun. Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Tantri tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah. “Sudah lama kamu datang, Tantri?” Dia mengangguk. “Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.”

Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi. Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan telanjang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Tantri ada dalam kamar tidurku. “Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” Aku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan seksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?” Tantri tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.” Tantri keluar kamar.

Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Tantri di sofa, duduk di sebelahnya. Dia menjauh. “Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..” Aku cuma senyum saja. “Ada pelu bicara apa, Tantri…?” Dia bimbang sebentar, lalu, “Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…” Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya. Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…” Tantri tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki membuang kesempatan.” Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya. “Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.

Dua puluh menit berlalu, Tantri sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku. “Eh, Rei, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?” Segera aku mengiyakan.

Lima menit kemudian Tantri dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya. Sepulangnya, tangan Tantri menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah dada kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk, “Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?” Tantri tertawa kecil. Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Tantri, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Tantri melayani salahsatu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi. Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Tantri. Pantes kliniknya ramai setiap hari.

Pulang rumah, aku dan Tantri duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke dadanya. Tetap tidak kelihatan apapun. Tantri seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang erotis. Tantri menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel). Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Tantri untuk sikat gigi di sampingnya.

Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh bokongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Tantri seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.

Tantri berkata, “Jangan mulai nakal… “ Lalu dia membalas mencubit bokongku dan meninju punggungku. “Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga. Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa. Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya. “Kamu masih marah, Tantri?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk dadaku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. Dadamu basah ya, dengan air mataku. Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku, lidahnya menjilati putingku. Bibirnya menciumi dadaku ke kiri dan ke kanan samapi ke lipatan ketiakku. Ketika lidahnya mau menjilat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa. Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?” Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki. Tantri, aku ada permintaan…” Tantri menjawab lirih, “Minta apa? “ Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?” Tantri diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah. Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?” Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”

Tiba-tiba Tantri bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya. “Kamu saja yang tidur di sini, mau?” Aku menggelengkan kepala. “Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…” Tantri tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.” Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Tantri mau lho, tidur denganku…!)

Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya. Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kemaluanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.

Belum satu menit, Tantri sudah berdiri di depan pintu kamar. Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai. Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Tantri. Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang dada sampai pinggang. Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Tantri keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian dada sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk BH dan celana dalam kuning, di meja. Dia melirik lalu tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku lalu memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, tetapi dengan cepat dia menariknya sambil tertawa.

Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku melihat wajahnya, berpandang-pandangan selama beberapa puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga kini mulutku bisa mengisap mulutnya sambil bergoyang ke kiri ke kanan, lalu lidahku bertemu lidahnya. Tantri menghembuskan napasnya seperti tersengal, lalu kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Tantri yang kencang mencuat dan berputing keras. Dalam berahi yang makin membara, aku dan Tantri sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sehingga tubuh Tantri yang telanjang bulat sudah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sehingga telungkup di atas tubuhku yang telentang, sambil terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut seraya bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya menekan menggeser-geser di dadaku. Aku sudah terbawa ke awan yang tinggi. Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Tantri bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Tantri. Kemaluanku yang sudah keras itu bergesekan dengan bibir kemaluan Tantri, pahanya bergerak-gerak sebentar menjepit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sebelas menit kemudian Tantri melepaskan diri, mengangkat tubuhnya sambil memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?” Aku jawab, “Bukan main… Tantri, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut kita beradu? Jembutmu yg lebat, menambah nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai, Tantri sudah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sehingga lidahku bisa menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut. Kuciumi ketiak Tantri beberapa saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh, Yan… Rei… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Tantri kembali menggelinjang. “Kamu doyan ya, menilat ketiak cewek?” Kujawab, “Ketiakmu harum dan indah bukan main. … Siapa bisa tahan membiarkan tidak dicium?” Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Tantri mengaduh-aduh penuh nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser. Pinggulnya bergoyang terus, sampai suatu ketika, dia setengah berteriak, “Rei… aku nggak tahan…. Ayo kamu di atasku…”

Aku memutar tubuhku sehingga kini berada di atas tubuh Tantri. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku sangat menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, sambil mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Tantri masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku menelusuri mulutnya. Tantri mengggelinjang, lalu membuka kedua pahanya. “Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… sudah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun makin cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku. Terasa kemaluanku dijepit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Tantri, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya dijepit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Tantri…” Dia menjawab, “Yan… jangan keluar dulu ya…. Aku masih ingin lama nih, menikmati … persetubuhan ini..” Lalu menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan mengeluarkan suara lenguhan seorang perempuan yang sedang penuh nikmat.

Gerakan tubuhku dan Tantri menimbulkan bunyi kecupak-kecupak saat kemaluanku menembus jembut dan kemaluannya yang sudah basah. Aku bertanya, “Tantri, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, meski mulutnya masih dalam mulutku. “Jangan sekarang,… jangan dilepasss… nanti saja… oohh,… nikmatnya…” Aku menggeserkan tubuh Tantri kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku. Dia berbaring disampingku sambil lidahnya terjulur minta diisap. “Tantri,…. Aku minta ludahmu…” Dia menjulurkan lidahnya, kali ini penuh ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua. Tantri menggelinjang. “Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Tantri seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya kembali bergeser-geser. Kemaluanku berhasil masuk dari bawah, dibantu tangan Tantri. Tantri mengdesah, “Ooohh… aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi…. Kemaluanku penuh kemaluanmu, ohhh… terus, Rei, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, …. “Gerakan tubuh Tantri dan aku makin cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… Rei…! Aku sudah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi.. Rei…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu jembut, nambah nikmat…. Aku mau keluar lagiiiii…! Rei, aku … nggak tahan, …keluar lagi, sudah dua kali… sekarang kamu dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Rei, kamu harus puasss…” Aku bergerak terus, tetapi pengaruh krim tahan lama membuatku tidak gampang keluar.

Aku berbisik, sambil lidahku menjilati lehernya, “Tantri, masih nikmat… atau mau ke kamar mandi dulu, lalu berbaring sambil istirahat 30 menit dan ….. mulai babak kedua…?” Tantri berbisik mesra. “Aku mau, Rei, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu…. Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut mau turun ranjang, tangannya menggapai tissue lalu mengelap kemaluannya. Llau berjalan beringsut sambil terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Tantri, tetapi tidak sampai mengucur.

Di kamar mandi, Tantri berbisik, “Rei, kamu… hebat… sebagai laki-laki, bisa memuaskan aku berkali-kali.” Aku menjawab, “Baru dua kali, Tantri… “ Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk bisa berapa kali, ya? Aku kepningin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, sudah ditahan berhari-hari. Untung mbok pergi ya, jadi kita bebas ….” Aku menunduk, lalu kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya sampai dia kembali mengeluh nikmat. “Duhh, Rei, … kamu merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… ayo balik ranjang… tapi, aku mau mengisap kemaluanmu dulu… waduh, sudah tegang lagi…” Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku beberapa menit. “Tantriaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…” Tantri tertawa, “Nggak kuat ya? Pakai krim lagi? Biar kuat berjam-jam?” Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Tantri, buah dadanya kembali nempel dipinggangku. “Tantri,… merasakan buah dadamu, sungguh nikmat…”

Sampai di ranjang, kembali dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum pakai krim?” Aku beringsut ke meja lalu mengoleskan krim di kepala kemaluanku. “Nih, sudah pakai krim. Tidak takut crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Tantri, mulutnya kembali menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali. “Kamu nafsu lagi, Tantri?” Dia mengangguk, “Ya, kali ini sampai sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”

Aku menikmati posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) selama sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Tantri, menelan ludahnya, merangkul erat tubuhnya, mencengkeram bokongnya yang aduhai, dan seterusnya. Tantri juga menikmati perannya, memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya menelusuri seluruh rongga mulutku, mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan, maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku supaya kemaluanku bisa menggeser-geser kemaluannya yang sudah basah itu.

Setelah sekitar 25 menit itu, Tantri melenguh dan mendorongku supaya bergeser ke samping, lalu berbisik, “Kamu naik ke atas ya… aku sudah nggak tahan, ingin dimasuki kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… jangan cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya, Rei, terus… nikmatttt sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … sekarang kemaluanmu… benamkan ke dalam kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…” Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia membalas sedotanku, jadi cuma bisa mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh.. Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah dada yang mencuat dan kencang. Tiap lelaki pasti akan menikmatinya dalam posisiku ini. Aku sendiri mendesah kencang sambil menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar. “Tin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?” Tantri mendesah dalam mulutku, mmm… lalu menjawab, “Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku… nikmat sekali, Reiooo… aku nggak tahan lagi… aku mau keluar lagi … Reioo…. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang. “Rei,… tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. jangan lepas dulu ya…. teruskan, Reiooo… aku masih bisa lagi, … “ Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan dijepit kemaluan Tantri… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku pakai krim tahan lama. Siapa sih bisa tahan kemaluannya dijepit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Tantri kembali mengeluh panjang dalam mulutku, lalu pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat membasahi kemaluanku di dalam kemaluan Tantri. Dia terengah-engah, sambil mengisap mulutku dia berbisik, “Rei… aku sudah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih mau empat kali lagi sampai pagi?”

Tantri berbisik, “Istirahat dulu yuk, setelah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar juga air manimu. Nanti aku mau mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, kalau sudah keluar dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi sambil menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku sudah tidak karuan, lelaki menghadapi perempuan yang nafsunya besar dan tidak dapat dibendung lagi. Di kamar mandi, Tantri mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil menjilati pipi dan leherku. “Rei…. kamu jantan tulen… aku ingin terus dipeluk dan diapakan saja sampai pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan mengusap kemaluanku, dan menyirami lalu mengelap dengan handuk. Tantri berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, takut ngecrot di kamar mandi, lalu kepeluk dia menuju ranjang lagi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kembali dia telungkup di atas tuuhku, lalu berbisik, “Mau main 69?” Aku mau, lalu dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang persis berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat. Begitu juga dia, mulutnya menelusuri biji kemaluanku, lalu batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan penuh gairah. Dia mendesah ketika merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah itu kujilati dengan sama gairahnya. Posisi ini berlangsung selama sekitar 10 menit, ketika aku merasakan puncak kenikmatanku nyaris sampai, lalu kuminta dia balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah penuh dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk keluar untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dibandingkan tubuh Tantri. Lenganku melingkari punggung Tantri, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Tantri mengerang, “Aku nafsu lagi, Rei…. kamu begitu pinter… membangkitkan berahiku…”

Dia mendorongku ke samping lalu menarik tubuhku sampai menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya. Pinggulku naik turun, perlahan lalu tambah kencang. Selang lima menit, Tantri sudah kelojotan, mengerang dalam mulutku, lengannya mencengkeram punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Tantri menjerit tertahan dalam mulutku. Kemaluannya kembali memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku disiram cairan hangat. Dia sampai puncaknya lagi.

Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memeluk aku. “Reioo… terus yuk… aku masih bisa keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu juga kan? Aku merasakan kemaluanmu sudah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?” Aku mendesah sambil terus bergerak pelan, pinggulku naik turun. “Kamu ini, Tantri… manis sekali… wajahmu bikin aku nafsu, buah dadamu bikin aku nggak tahan…. Tin, rasanya aku mau keluar nih, mana tahan sih, merasakan nikmatnya semua ini?” Tantri senyum mendengar kata-kataku, lalu memandangku. “Aduhai, Rei… kamu pemuda ganteng… jantan, … pandai membangkitkan nafsu perempuan … ayo terus… aku mau nih…. ooh… nikmatnya…” Tubuh Tantri menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.

Aku sudah tidak tahan lagi. Tadi lupa mengolesi krim tahan lama sekembali dari kamar mandi. Tuuhku bergerak naik turun dengan cepat, mengeluarkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak ketika mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan jembutnya. “Tantri,… buah dadamu… bikin akau tidak tahannn… aku mau keluar nih…” Tantri mendesah, “Ayo, terus…. Aku juga mau keluar lagi… oohhh…. Rei… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “ Aku sampai puncaknya. “Tantriaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh… nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “ Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya supaya disisakan air mani untuk masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air mani dalam mulut Tantri.

Beberapa menit aku tergolek di atas tubuh Tantri, mengatur napas. Tantri juga begitu. Tantri puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berkata sambil senyum manis, “Rei, kita sama-sama keluar ya? Sama-sama puas? Besok malam mau lagi? Saban malam… Aku ini perempuan penuh nafsu, ya? Aku sayang kamu, bakal jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, membersihkan tubuh, lalu tidur sampai subuh.

Kisah Taro – Aku di Puaskan Oleh Mantan Muridku

TAROSLOT Aku di Puaskan Oleh Mantan Muridku, Namaku Debby, tinggi 164 sentimeter, berat 55 kilogram, lingkar pinggang 65 sentimeter. Secara keseluruhan, sosokku kencang, garis tubuhku tampak bila mengenakan pakaian yang ketat terutama pakaian senam. Aku adalah Ibu dari dua anak berusia 45 tahun dan bekerja sebagai seorang guru disebuah SLTA di kota B.

Kata orang mirip seperti Bella Saphira, dan bentuk tubuhku mirip Five V yang tetap kencang di usia yang semakin menua. Mungkin mereka ada benarnya, tetapi aku memiliki payudara yang lebih besar sehingga terlihat lebih menggairahkan dibanding artis yang kedua. Semua karunia itu kudapat dengan olahraga yang teratur.

Kira-kira 6 tahun yang lalu saat usiaku masih 37 tahun salah seorang sehabatku menitipkan anaknya yang ingin kuliah di tempatku, karena ia teman baikku dan suamiku tidak keberatan akhirnya aku menyetujuinya. Nama pemuda itu Sanusi, kulitnya kuning langsat dengan tinggi 173 cm. Badannya kurus kekar karena Sandi seorang atlit karate di tempatnya. Oh ya, Sanusi ini pernah menjadi muridku saat aku masih menjadi guru SD.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Sanusi sangat sopan dan tahu diri. Dia banyak membantu pekerjaan rumah dan sering menemani atau mengantar kedua anakku jika ingin bepergian. Dalam waktu sebulan saja dia sudah menyatu dengan keluargaku, bahkan suamiku sering mengajaknya main tenis bersama. Aku juga menjadi terbiasa dengan kehadirannya, awalnya aku sangat menjaga penampilanku bila di depannya. Aku tidak malu lagi mengenakan baju kaos ketat yang bagian dadanya agak rendah, lagi pula Sanusi memperlihatkan sikap yang wajar jika aku mengenakan pakaian yang agak menonjolkan keindahan garis tubuhku.

Sekitar 3 bulan setelah kedatangannya, suamiku mendapat tugas sekolah S-2 keluar negeri selama 2, 5 tahun. Aku sangat berat melepasnya, karena aku bingung bagaimana menyalurkan kebutuhan sex-ku yang masih menggebu-gebu. Walau usiaku sudah tidak muda lagi, tapi aku rutin melakukannya dengan suamiku, paling tidak seminggu 5 kali. Mungkin itu karena olahraga yang selalu aku jalankan, sehingga hasrat tubuhku masih seperti anak muda. Dan kini dengan kepergiannya otomatis aku harus menahan diri.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Awalnya biasa saja, tapi setelah 2 bulan kesepian yang amat sangat menyerangku. Itu membuat aku menjadi uring-uringan dan menjadi malas-malasan. Seperti minggu pagi itu, walau jam telah menunjukkan angka 9. Karena kemarin kedua anakku minta diantar bermalam di rumah nenek mereka, sehingga hari ini aku ingin tidur sepuas-puasnya. Setelah makan, aku lalu tidur-tiduran di sofa di depan TV. Tak lama terdengar suara pintu dIbuka dari kamar Sanusi.

Kudengar suara langkahnya mendekatiku.

“Bu Debby..?” Suaranya berbisik, aku diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Setelah beberapa saat lengang, tiba-tiba aku tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mataku, ternyata Sanusi sudah berdiri di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang bagian bawah gaunku, aku lupa kalau aku sedang mengenakan baju tidur yang tipis, apa lagi tidur telentang pula. Hatiku menjadi berdebar-debar tak karuan, aku terus berpura-pura tertidur.

“Bu Debby..?” Suara Sanusi terdengar keras, kukira dia ingin memastikan apakah tidurku benar-benar nyeyak atau tidak.

Aku memutuskan untuk pura-pura tidur. Kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai keleher.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Lalu kurasakan Sanusi mengelus bibirku, jantungku seperti melompat, aku mencoba tetap tenang agar pemuda itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, karena tanganku masuk ke dalam bantal otomatis ketiakku terlihat. Kuintip lagi, wajah pemuda itu dekat sekali dengan wajahku, tapi aku yakin ia belum tahu kalau aku pura-pura tertidur kuatur napas selembut mungkin.

Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, aku mencoba bertahan, aku ingin tahu apa yang ingin dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemuadian aku merasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH berwarna hitam, mula-mula ia cuma mengelus-elus, aku tetap diam sambil menikmati elusannya, lalu aku merasakan buah dadaku mulai diremas-remas, aku merasakan seperti ada sesuatu yang sedang bergejolak di dalam tubuhku, aku sudah lama merindukan sentuhan laki-laki dan kekasaran seorang pria. Aku memutuskan tetap diam sampai saatnya tiba.

Sekarang tangan Sanusi sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan dingin pemuda itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti amalah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar saat memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Sanusi mendekatkan wajahnya ke arah buah dadaku. Lalu ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, aku terus bertahan. Kulirik puting susuku yang berwarna merah tua sudah mengkilat oleh air liurnya, mulutnya terus menyedot puting susuku disertai gigitan-gigitan kecil. Perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Tangan kanan Sanusi mulai menelusuri selangkanganku, lalu kurasakan jarinya meraba vaginaku yang masih tertutup CD, aku tak tahu apakah vaginaku sudah basah apa belum. Yang jelas jari-jari Sandi menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, lalu kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku. Jantungku berdetak keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku. Jari-jari Sandi mencoba memasuki lubang vaginaku, lalu kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri Sandiwaraku, aku sudah tak tahan lagi, kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku.

” Sanusi!! Ngapain kamu?”

Aku berusaha bangun duduk, tapi tangan Sanusi menekan pundakku dengan keras. Tiba-tiba Sanusi mecium mulutku secepat kilat, aku berusaha memberontak dengan mengerahkan seluruh tenagaku. Tapi Sanusi makin keras menekan pundakku, malah sekarang pemuda itu menindih tubuhku, aku kesulitan bernapas ditindih tubuhnya yang besar dan kekar berotot. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, tapi aku pura-pura menolak.

“Bu.., maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya Bu… ” Sanusi melepaskan ciumannya lalu memandangku dengan pandangan meminta.

“Kamu kan bisa denagan teman-teman kamu yang masih muda. Ibukan sudah tua,” Ujarku lembut.

“Tapi saya sudah tergila-gila dengan Bu Debby… Saat SD saya sering mengintip BH yang Ibu gunakan… Saya akan memuaskan Ibu sepuas-puasnya,” jawab Sanusi.

“Ah kamu… Ya sudah terserah kamu sajalah”

Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tidak tahan ingin dijamah olehnya.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Lalu Sanusi melumat bibirku dan pelan-pelan aku meladeni permainan lidahnya. Kedua tangannya meremas-remas pantatku. Untuk membuatnya semakin membara, aku minta izin ke WC yang ada di dalam kamar tidurku. Di dalam kamar mandi, kubuka semua pakaian yang ada di tubuhku, kupandangi badanku di cermin. Benarkah pemuda seperti Sanusi terangsang melihat tubuhku ini? Perduli amat yang penting aku ingin merasakan bagaimana sich bercinta dengan remaja yang masih panas.

Keluar dari kamar mandi, Sanusi persis masuk kamar. Matanya terbeliak melihat tubuh sintalku yang tidak berpenutup sehelai benangpun.

“Body Ibu bagus banget.. ” dia memuji sembari mengecup putting susuku yang sudah mengeras sedari tadi. Tubuhku disandarkannya di tembok depan kamar mandi. Lalu diciuminya sekujur tubuhku, mulai dari pipi, kedua telinga, leher, hingga ke dadaku. Sepasang payudara montokku habis diremas-remas dan diciumi. Putingku setengah digigit-gigit, digelitik-gelitik dengan ujung lidah, juga dikenyot-kenyot dengan sangat bernafsu.

“Ibu hebat…,” desisnya.

“Apanya yang hebat..?” Tanyaku sambil mangacak-acak rambut Sanusi yang panjang seleher.

“Badan Ibu enggak banyak berubah dibandingkan saya SD dulu” Katanya sambil terus melumat puting susuku. Nikmat sekali.

“Itu karena Ibu teratur olahraga” jawabku sembari meremas tonjolan kemaluannya. Dengan bergegas kuloloskan celana hingga celana dalamnya. Mengerti kemauanku, dia lalu duduk di pinggir ranjang dengan kedua kaki mengangkang. DIbukanya sendiri baju kaosnya, sementara aku berlutut meraih batang penisnya, sehingga kini kami sama-sama bugil.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Agak lama aku mencumbu kemaluannya, Sanusi minta gantian, dia ingin mengerjai vaginaku.

“Masukin aja yuk, Ibu sudah ingin ngerasain penis kamu San!” Cegahku sambil menciumnya.

Sanusi tersenyum lebar. “Sudah enggak sabar ya ?” godanya.

“Kamu juga sudah enggak kuatkan sebenarnya San,” Balasku sambil mencubit perutnya yang berotot.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Sanusi tersenyum lalu menarik tubuhku. Kami berpelukan, berciuman rapat sekali, berguling-guling di atas ranjang. Ternyata Sanusi pintar sekali bercumbu. Birahiku naik semakin tinggi dalam waktu yang sangat singkat. Terasa vaginaku semakin berdenyut-denyut, lendirku kian membanjir, tidak sabar menanti terobosan batang kemaluan Sandi yang besar.

Berbeda dengan suamiku, Sanusi nampaknya lebih sabar. Dia tidak segera memasukkan batang penisnya, melainkan terus menciumi sekujur tubuhku. Terakhir dia membalikkan tubuhku hingga menelungkup, lalu diciuminya kedua pahaku bagian belakang, naik ke bongkahan pantatku, terus naik lagi hingga ke tengkuk. Birahiku menggelegak-gelegak.

Sanusi menyelipkan tangan kirinya ke bawah tubuhku, tubuh kami berimpitan dengan posisi aku membelakangi Sanusi, lalu diremas-remasnya buah dadaku. Lidahnya terus menjilat-jilat tengkuk, telinga, dan sesekali pipiku. Sementara itu tangan kanannya mengusap-usap vaginaku dari belakang. Terasa jari tengahnya menyusup lembut ke dalam liang vaginaku yang basah merekah.

“Vagina Ibu bagus, tebel, pasti enak ‘bercinta’ sama Ibu…,” dia berbisik persis di telingaku. Suaranya sudah sangat parau, pertanda birahinya pun sama tingginya dengan aku. Aku tidak bisa bereaksi apapun lagi. Kubiarkan saja apapun yang dilakukan Sanusi, hingga terasa tangan kanannya bergerak mengangkat sebelah pahaku.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Mataku terpejam rapat, seakan tak dapat lagi membuka. Terasa nafas Sanusi semakin memburu, sementara ujung lidahnya menggelitiki lubang telingaku. Tangan kirinya menggenggam dan meremas gemas buah dadaku, sementara yang kanan mengangkat sebelah pahaku semakin tinggi. Lalu…, terasa sebuah benda tumpul menyeruak masuk ke liang vaginaku dari arah belakang. Oh, my God, dia telah memasukkan rudalnya…!!!

Sejenak aku tidak dapat bereaksi sama sekali, melainkan hanya menggigit bibir kuat-kuat. Kunikmati inci demi inci batang kemaluan Sanusi memasuki liang vaginaku. Terasa penuh, nikmat luar biasa.

“Oohh…,” sesaat kemudian aku mulai bereaksi tak karuan. Tubuhku langsung menggerinjal-gerinjal, sementara Sandi mulai memaju mundurkan tongkat wasiatnya. Mulutku mulai merintih-rintih tak terkendali.

“Saann, penismu enaaak…!!!,” kataku setengah menjerit.

Sanusi tidak menjawab, melainkan terus memaju mundurkan rudalnya. Gerakannya cepat dan kuat, bahkan cenderung kasar. Tentu saja aku semakin menjerit-jerit dibuatnya. Batang penisnya yang besar itu seperti hendak membongkar liang vaginaku sampai ke dasar.

“Oohh…, toloongg.., gustii…!!!”

Sanusi malah semakin bersemangat mendengar jerit dan rintihanku. Aku semakin erotis.

“Aahh, penismu…, oohh, aarrghh…, penismuu…, oohh…!!!”

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Sanusi terus menggecak-gecak. Tenaganya kuat sekali, apalagi dengan batang penis yang luar biasa keras dan kaku. Walaupun kami bersetubuh dengan posisi menyamping, nampaknya Sanusi sama sekali tidak kesulitan menyodokkan batang kemaluannya pada vaginaku. Orgasmeku cepat sekali terasa akan meledak.

“Ibu mau keluar! Ibu mau keluaaar!!” aku menjerit-jerit.

“Yah, yah, yah, aku juga, aku juga! Enak banget ‘bercinta’ sama Ibu!” Sanusi menyodok-nyodok semakin kencang.

“Sodok terus, Saann!!!… Yah, ooohhh, yahh, ugghh!!!”

“Teruuss…, arrgghh…, sshh…, ohh…, sodok terus penismuuu…!”

“Oh, ah, uuugghhh… “

“Enaaak…, penis kamu enak, penis kamu sedap, yahhh, teruuusss…”

Pada detik-detik terakhir, tangan kananku meraih pantat Sanusi, kuremas bongkahan pantatnya, sementara paha kananku mengangkat lurus tinggi-tinggi. Terasa vaginaku berdenyut-denyut kencang sekali. Aku nembak (orgasnme)!

Sesaat aku seperti melayang, tidak ingat apa-apa kecuali nikmat yang tidak terkatakan. Mungkin sudah ada lima tahun aku tak merasakan kenikmatan seperti ini. Sanusi mengecup-ngecup pipi serta daun telingaku. Sejenak dia membiarkan aku mengatur nafas, sebelum kemudian dia memintaku menungging. Aku baru sadar bahwa ternyata dia belum mencapai orgasme.

Kuturuti permintaan Sanusi. Dengan agak lunglai akibat orgasme yang luar biasa, kuatur posisi tubuhku hingga menungging. Sanusi mengikuti gerakanku, batang kemaluannya yang besar dan panjang itu tetap menancap dalam vaginaku.

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Lalu perlahan terasa dia mulai mengayun pinggulnya. Ternyata dia luar biasa sabar. Dia memaju mundurkan gerak pinggulnya satu-dua secara teratur, seakan-akan kami baru saja memulai permainan, padahal tentu perjalanan birahinya sudah cukup tinggi tadi.

Aku menikmati gerakan maju-mundur penis Sanusii dengan diam. Kepalaku tertunduk, kuatur kembali nafasku. Tidak berapa lama, vaginaku mulai terasa enak kembali. Kuangkat kepalaku, menoleh ke belakang. Sandi segera menunduk, dikecupnya pipiku.

“San.. Kamu hebat banget.. Ibu kira tadi kamu sudah hampir keluar,” kataku terus terang.

“Emangnya Ibu suka kalau aku cepet keluar?” jawabnya lembut di telingaku.

Aku tersenyum, kupalingkan mukaku lebih ke belakang. Sanusi mengerti, diciumnya bibirku. Lalu dia menggenjot lebih cepat. Dia seperti mengetahui bahwa aku mulai keenakan lagi. Maka kugoyang-goyang pinggulku perlahan, ke kiri dan ke kanan.

Sanusi melenguh. Diremasnya kedua bongkah pantatku, lalu gerakannya jadi lebih kuat dan cepat. Batang kemaluannya yang luar biasa keras menghunjam-hunjam vaginaku. Aku mulai mengerang-erang lagi.

“Oorrgghh…, aahh…, ennaak…, penismu enak bangeett… Ssann!!”

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Sanusi tidak bersuara, melainkan menggecak-gecak semakin kuat. Tubuhku sampai terguncang-guncang. Aku menjerit-jerit. Cepat sekali, birahiku merambat naik semakin tinggi. Kurasakan Sanusi pun kali ini segera akan mencapai klimaks. Maka kuimbangi gerakannya dengan menggoyangkan pinggulku cepat-cepat. Kuputar-putar pantatku, sesekali kumajumundurkan berlawanan dengan gerakan Sanusi. Pemuda itu mulai mengerang-erang pertanda dia pun segera akan orgasme.

Tiba-tiba Sanusi menyuruhku berbalik. Dicabutnya penisnya dari kemaluanku. Aku berbalik cepat. Lalu kukangkangkan kedua kakiku dengan setengah mengangkatnya. Sanusi langsung menyodokkan kedua dengkulnya hingga merapat pada pahaku. Kedua kakiku menekuk mengangkang. Sanusi memegang kedua kakiku di bawah lutut, lalu batang penisnya yang keras menghunjam mulut vaginaku yang menganga.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Aarrgghhh…!!!” aku menjerit.

“Aku hampir keluar!” Sanusi bergumam. Gerakannya langsung cepat dan kuat. Aku tidak bisa bergoyang dalam posisi seperti itu, maka aku pasrah saja, menikmati gecakan-gecakan keras batang kemaluan Sanusi. Kedua tanganku mencengkeram sprei kuat-kuat.

“Terus, Sayang…, teruuusss…!”desahku.

“Ooohhh, enak sekali…, aku keenakan…, enak ‘bercinta’ sama Ibu!” Erang Sanusi

“Ibu juga, Ibu juga, vagina Ibu keenakaan…!” Balasku.

“Aku sudah hampir keluar, Buu…, vagina Ibu enak bangeet… “

“Ibu juga mau keluar lagi, tahan dulu! Teruss…, yaah, aku juga mau keluarr!”

“Ah, oh, uughhh, aku enggak tahan, aku enggak tahan, aku mau keluaaar…!”

“Yaahh teruuss, sodok teruss!!! Ibu enak enak, Ibu enak, Saann…, aku mau keluar, aku mau keluar, vaginaku keenakan, aku keenakan ‘bercinta’ sama kamu…, yaahh…, teruss…, aarrgghh…, ssshhh…, uughhh…, aarrrghh!!!”

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Tubuhku mengejang sesaat sementara otot vaginaku terasa berdenyut-denyut kencang. Aku menjerit panjang, tak kuasa menahan nikmatnya orgasme. Pada saat bersamaan, Sanusi menekan kuat-kuat, menghunjamkan batang kemaluannya dalam-dalam di liang vaginaku.

“Oohhh…!!!” dia pun menjerit, sementara terasa kemaluannya menyembur-nyemburkan cairan mani di dalam vaginaku. Nikmatnya tak terkatakan, indah sekali mencapai orgasme dalam waktu persis bersamaan seperti itu.

Lalu tubuh kami sama-sama melunglai, tetapi kemaluan kami masih terus bertautan. Sanusi memelukku mesra sekali. Sejenak kami sama-sama sIbuk mengatur nafas.

“Enak banget,” bisik Sanusi beberapa saat kemudian.

“Hmmm…” Aku menggeliat manja. Terasa batang kemaluan Sanusi bergerak-gerak di dalam vaginaku.

“Vagina Ibu enak banget, bisa nyedot-nyedot gitu…”

“Apalagi penis kamu…, gede, keras, dalemmm…”

Aku dipuskan Oleh Bekas Muridku Sanusi bergerak menciumi aku lagi. Kali ini diangkatnya tangan kananku, lalu kepalanya menyusup mencium ketiakku. Aku mengikik kegelian. Sanusi menjilati keringat yang membasahi ketiakku. Geli, tapi enak. Apalagi kemudian lidahnya terus menjulur-julur menjilati buah dadaku.

Sanusi lalu menetek seperti bayi. Aku mengikik lagi. Putingku dihisap, dijilat, digigit-gigit kecil. Kujambaki rambut Sanusi karena kelakuannya itu membuat birahiku mulai menyentak-nyentak lagi. Sanusi mengangkat wajahnya sedikit, tersenyum tipis, lalu berkata,

“Aku bisa enggak puas-puas ‘bercinta’ sama Ibu… Ibu juga suka kan?”

Aku tersenyum saja, dan itu sudah cukup bagi Sanusi sebagai jawaban. Alhasil, seharian itu kami bersetubuh lagi. Setelah break sejenak di sore hari malamnya Sanusi kembali meminta jatah dariku. Sedikitnya malam itu ada 3 ronde tambahan yang kami mainkan dengan entah berapa kali aku mencapai orgasme. Yang jelas, keesokan paginya tubuhku benar-benar lunglai, lemas tak bertenaga.

Hampir tidak tidur sama sekali, tapi aku tetap pergi ke sekolah. Di sekolah rasanya aku kuyu sekali. Teman-teman banyak yang mengira aku sakit, padahal aku justru sedang happy, sehabis bersetubuh sehari semalam dengan bekas muridku yang perkasa.

Kisah Taro – 2x Crot Bersama Tante Keisha

TAROSLOT Kisah Taro – 2x Crot Bersama Tante Keisha, Tante Nani adalah tateku yang memberikanku kepuasan dan kenikmatan dalam Sex. Karena sejak aku tinggal dirumahnya aku selalu menjadi pelampiasan nafsu Sex tante Nani yang besar. Pertama kali aku berhubungan Sex dengan tante Nani adalah ketika aku memepergoki tante Nani sedang masturbasi, namun bukannya tante Nani malu kepadaku malah tante Nani menggeretku masuk dalam kamarnya dan menyuruhku untuk memuaskan nafsu Sex nya itu.

sementara aku sudah tidak bisa menolak karena tante Nani langung memegang penisku dan langung membuka celana dan celana dalamku dan langsung mengulumnya. Aku pun tak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan memuaskan tante Nani.

Setelah kejadian itu, tante sering memintaku memuaskan nafsunya kapan saja ketika tante Nani sedang sange. Dan aku pun menurutinya karena semua kehidupanku tante Nani yang memenuhinya. Hingga sampai sekarang aku masih menjadi pemuas nafsu tanteku Nani. Sampai suatu ketika siang hari setelah aku memuaskan nafsu tante Nani, tiba-tiba ada seseorang datang mengetok pintu. Setelah aku membuka pintu, nampaklah seorang wanita setengah baya dengan umur yang gak jauh beda dengan tante Nani sangat seksi sekali.

Dengan pakaian yang sangat indah sekali tubuh tante itu terlihat sangat seksi sekali dan wajahnya juga terlihat sangat cantik sekali. Buah dadanya lumayan besar sekitar 36B dan pantat yang bulat padat menghiasi tubuh tante itu.

Sapaan tante itu membuyarkan pandanganku, dan kemudian tante itu mencari tante Nani. Aku memepersilahkan masuk tante itu dn langsung memanggilkan tante Nani dan tak lama tante Nani pun keluar dan mereka tampak karab sekali. Ternyata setelah aku mendengar percakapanya ternyata tante cantik tante eksi itu namanya adalah tante Keisha dan dia adalah adik perempuan tante Nani. Gilaaak bener, kakak adik dengan wajah cantik dan tubuh yang sangat bahenol sekali untuk dinikmati.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dirumah, tante Nani sudah beberapa kali berpesan padaku jangan sampe aku perlakukan Tante Keisha sama sepertinya, rupanya Tante Nani cemburu karena ngeliat kemungkinan itu ada. Sampai suatu ketika tante sedang pergi dengan om ke Surabaya selama dua hari. Sehari sebelum berangkat aku sempat melampiaskan nafsuku bersama tanteku di sebuah motel deket rumah, biar aman. Disana sekali lagi tante Nani berpesan Aku mengiyakan, aku bersusaha meyakinkan.

Setelah tante dan om berangkat aku mulai menyusun rencana. Dirumah tinggal aku, Tante Keisha dan seorang pembantu. Hari pertama niatku belom berhasil. Beberapa kali aku menggoda Tante Keisha dengan cerita-cerita menjurus porno tapi Tante nggak bergeming. Saking nggak tahan nafsu ingin menyetubuhi Tante Keisha, malamnya aku coba mengintip saat dia mandi. Dibelakang kamar mandi aku meletakkan kursi dan berencana mengintip dari lubang ventilasi.

Hari mulai malam ketika Tante Keisha masuk kamar mandi, aku memutar kebelakang dan mulai melihat aktifitas seorang wanita cantik didalam kamar mandi. Perlahan kulihat Tante Keisha menanggalkan daster merah jambunya dan menggantungkan di gantungan. Ups! Ternyata Tante Keisha tidak memakai apa-apa lagi dibalik daster tadi. Putih mulus yang kuidam-idamkan kini terhampar jelas dibalik lubang fentilasi. Pertama Tante Keisha membasuh wajahnya. Sejenak dia diam dan tiba-tiba tangannya mengelus-elus lehernya, lama.

Perlahan tangan itu mulai merambah buah dadanya yang besar. Aku berdebar, lututku gemetaran melihat adegan sensual didalam kamar mandi. Jemari Tante Keisha menjelajah setiap jengkal tubuhnya yang indah dan berhenti diselangkangannya. Badan Tante Keisha bergetar dan dengan mata menutup dia sedikit mengerang ohh! Dan tubuhnya kelihatan melemas. Dia orgasme. Begitu cepatkah? Karena penisku juga sudah menggeliat-geliat, aku menuntaskan nafsuku dibelakang kamar mandi dengan mata masih memandang ke dalam. Nggak sadar aku juga mengerang dan spermaku terbang jauh melayang.

Dalam beberapa detik aku memejamkan mata menahan sensasi kenikmatan. Ketika kubuka mata, wajah cantik Tante Keisha sedang mendongak menatapku. Wah ketahuan nih. Belum sempat aku bereaksi ingin kabur, dari dalam kamar mandi Tante Keisha memanggilku lirih.

“Bayu, nggak baik mengintip,” kata tante Keisha.
“Aduh mati aku ketahuan deh,” gumamku dalam hati.
“Maaf, tante ga sengaja,” kataku pelan
“Nggak apa-apa, dari pada disitu mendingan..,” kata Tante Keisha lagi sambil tangannya melambai dan menunjuk arah ke dalam kamar mandi.

Tante Keisha Aku paham maksudnya, dia memintaku masuk kedalam. Tanpa hitungan ketiga aku langsung loncat dan berlari memutar kedalam rumah dan sekejap aku sudah stand by di depan pintu kamar mandi. mataku sedikit melongok sekeliling takut ketahuan pembantu. Hampir bersamaan pintu kamar mandi terbuka dan aku bergegas masuk. Kulihat Tante Keisha melilitkan handuk ditubuhnya. Tapi karena handuknya agak kecil maka paha mulusnya jelas terlihat, putih dan sangat menggairahkan.


“Kamu pake ngitip aku segala,” ujar Tante Keisha.
“Aku kan nggak enak kalo mau ngomong langsung, bisa-bisa aku kena tampar, hehehe,” balasku.

Tante Keisha memandangku tajam dan dia kemudian menerkam mulutku. Dengan busanya dia mencumbuku. Bibir, leher, tengkuk dan dadaku nggak lepas dari sapuan lidah dan bibirnya. Melihat aksi ini nggak ada rasa kalo Tante Keisha tuh orang desa. Ternyata keahlian bercinta itu tak memandang desa atau kota yah.

Sekali sentak kutarik handuknya dan wow! Pemandangan indah yang tadi masih jauh dari jangkauan kini bener-bener dekat, bahkan menempel ditubuhku. Dalam posisi masih berdiri kemudian Tante Keisha membungkuk dan melahap Penisku yang sudah tegak kembali. Lama aku dihisapnya, nikmat sekali rasanya. Tante Keisha lebih rakus dari tante Nani. Atau mungkin disinilah letak ‘kampungan’nya, liar dan buas. Beberapa menit kemudian setelah puas menghisap, tante Keisha mengambil duduk dibibir bak mandi dan menarik wajahku. Kutau maksudnya. Segera kusibakkan rambut indah diselangkangannya dan bibir merah labia mayora menantangku untuk dijilat. Jilatanku kemudian membuat Tante Keisha menggelepar. Erangan demi erangan keluar dari mulut Tante Keisha.

“Bayu kamu hebat, pantesan si Nani puas selalu,” cerocos Tante Keisha.
“Emangnya Tante Keisha tau?” jawabku disela aktifitas menjilat.
“Ya tantemu itu cerita. Dan sebelum ke Surabaya dia berpesan jangan menggodaku, dia cemburu tuh,” balas Tante Keisha.

Ups, rupanya rahasiaku sudah terbongkar. Kuangkat wajahku, lidahku menjalar menyapu setiap jengkal kulit putih mulus Tante Keisha.

“Sedari awal aku sudah tau kamu mengintip, tapi kubiarkan saja, bahkan kusengaja aja tadi pura-pura orgasme untuk memancingmu, padahal sih aku belum keluar tadi, hehehe kamu tertipu ya, tapi yo, sekarang masukin yuk, aku bener-bener nggak tahan mau keluar,” kata Tante Keisha lagi.
Aku sedikit malu juga ketahuan mengintip tadi.

Lalu aku bilang padanya “Sebentar lagi tante belom juga apa-apa masa mau langsung sih”.
“Creeep…” secara tiba-tiba ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah vaginanya itu.
“Aaahh… kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang vaginanya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir vaginanya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir vagina itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. oooh nikmatnya Bayu…” lirih Tante Keisha.

“Aahh.. sayang… Tante suka yang itu yaahh.. sedooot lagi dong sayang oooggghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.
Lima menit kemudian… “Sayang.. Aku ingin cicipin punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di vaginanya.
“Ahh… baiklah Tante, sekarang giliran Tante lagi yah..,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang tepat di depan wajahnya . Tangannya langsung meraih Penisku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

“Okh Bayu… indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala Penisku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm… ngggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan kearah mulutnya dan, “Crooop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu.

Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Aduuuh enaak… ooohh enaknya Tante ooohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok Penisku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak.

Tante Keisha Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu.
Sesekali ia menggigit kecil kepala Penisku dalam mulutnya, “Mm… hmmm…” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.
“Crop…” ia mengeluarkan Penisku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir vaginanya.

“Aoouuuhh… Tante nggak tahan lagi sayang ampuuun… Bayuooo… hh masukin sekarang juga, ayooo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan Penisku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang vaginanya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir vaginanya dan mendorongnya perlahan.

“Nggg… aa.. aa.. aa.. iii.. ooohh masuuuk… aduuuh besar sekali sayang, ooohh…” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.
“Ooohh.. aa… aahh… aahh… mmhh geliii ooohh enaknya, Baaayyyy… oooh,” desah Tante Keisha.
“Yaahh enaak juga Tante.. ooohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, ooohh enaakk… ooohh Tante ooohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali.

Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan vaginanya yang tertusuk Penisku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula vaginanya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Keisha terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Bayuoo… aahh aku nngaak… nggak kuaat aahh.. aahh.. ooohh…”

“Taahaan Tante… tunggu saya dulu nggg.. oooh enaknya Tante.. tahan dulu … jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Keisha menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya.

Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo… nggg… aahh… sayang sayang.. sayang.. oooh enaak..

Tante kelauaar.. ooohh.. ooohh…” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan vaginanya disekeliling Penisku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang vaginanya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

Tante Keisha Kemudian aku genjot lagi tanpa memberikan waktu untuk istirahat untuk Tante Keisha. Selang tak berapa lama Tante Keisha mengerang nikmat dan merem melek setiap kali kugenjot dengan batang kejantananku yang sudah besar dan memerah.

Lama kami bertarung dalam posisi ini, sesekali dia menarik tubuhku biar lebih dalam. Setelah puas dengan sensasi ini kami coba ganti posisi. Kali ini dalam posisi dua-duanya berdiri, kaki kanannya diangkat dan diletakkan diatas toilet.

Agak sedikit menyamping kuarahkan Penisku ke vaginanya. Dengan posisi ini kerasa banget gigitan vaginanya ketika kugenjot keluar masuk. Kami berpelukan dan berciuman sementara Penisku masih tetep aktif keluar masuk.

Puas dengan gaya itu kami coba mengganti posisi. Kali ini doggie style. Sambil membungkuk, tante Keisha menopangkan tangan di bak mandi dan dari belakangnya kumasukkan kemaluanku. Uhh terasa nikmatnya karena batang Penisku seakan dijepit dengan daging yang kenyal. Kutepuk tepuk pantatnya yang mulus dan berisi. Tante Keisha mendesis-desis seperti kepedesan. Lama kami mengeksplorasi gaya ini.

Dalam beberapa menit kemudian Tante Keisha memintaku untuk tiduran di lantai kamar mandi. Walaupun agak enggan, kulakuin juga maunya, tapi aku tidak bener-bener tiduran karena punggungku kusenderkan didinding sementara kakiku selonjoran.

Dan dalam posisi begitu aku disergapnya dengan kaki mengangkangi tubuhku. Dan perlahan tangan kanannya memegang Penisku, sedikit dikocoknya dan diarahkan ke vagina yang sudah membengkak. Sedetik kemudian dia sudah naik turun diatas tubuhku. Rupanya Tante Keisha sangat menikmati posisi ini. Buktinya matanya terpejam dan desisannya menguat.

Lama kubiarkan dia menikmati gaya ini. Sesekali kucium bibirnya dan kumainkan pentil buah dadanya. Dia mengerang nikmat. Dan sejenak tiba-tiba raut mukanya berubah rona.
Dia meringis, mengerang dan berteriak.

“Bayu, aku mau nyampe lagi nih, oh, oh, oh, ah, ah nikmatnya,” erangnya.
Tangannya meraih tubuhku dan aku dipeluknya erat. Tubuhnya menggeliat-geliat panas sekali.
“Ohh,” ditingkah erangan itu, kemudian tubuhnya melemah dipangkuanku.

Dalam hatiku curang juga nih Tante, masak aku dibiarkan tidak tuntas. Masih dalam posisi lemas, tubuhnya kutelentangkan di lantai kamar mandi tanpa mencabut mr happy dari vaginanya. Dan perlahan mulai kugenjot lagi. Dia mengerang lagi mendapatkan sensasi susulan. Uh tante Keisha memang dahsyat, baru sebentar lunglai sekarang sudah galak lagi. Pinggulnya sudah bisa mengikuti alur irama goyanganku. Lama kami menikmati alunan irama seperti itu, kini giliranku mau sampai.
“Tante aku mau keluarin ya”, kataku menahan gejolak, bergetar suaraku.

“Sama-sama ya Bayu, aku mau lagi nih, ayo, yok keluarin, yok, ahh”.

Dibalik erangannya, akupun melolong seperti megap-megap. Sejurus kemudian kami sudah berpelukan lemas dilantai kamar mandi. Persetan dengan lantai ini, bersih atau nggak, emangnya gue pikirin. Kayaknya aku tertidur sejenak dan ketika sadar aku segera mengangkat tubuh Tante Keisha dan kamipun mandi bersama.

Selesai mandi, kami bingung gimana harus keluar dari kamar mandi. Takut Bi Ijah tau. Kubiarkan Tante Keisha yang keluar duluan, setelah aman aku menyusul kemudian. Namun bukannya kami kekamar masing-masing,

Tante Keisha langsung menyusul ke kamarku setelah mengenakan daster. Aku yang masih telanjang di kamarku langsung disergapnya lagi. Dan kami melanjutkan babak babak berikutnya. Malam itu kami habiskan dengan penuh nafsu membara.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kuhitung ada sekitar 10 kali kami keluar bersama. Aku sendiri sudah terbiasa dengan orgasme sebanyak itu. Walaupun di ronde-ronde terakhir spermaku sudah tidak keluar lagi, tapi rasa puas karena multi orgasme tetap jadi sensasi.

Selama 2 hari Tante Nani di Surabaya, aku habiskan segala kemampuan sexualku dengan Tante Keisha. Sejak kejadian itu masih ada sebulan tante Keisha tinggal dirumah Tante Nani. Selama itu pula aku kucing-kucingan bermain cinta.

Aku harus melayani Tante Nani dan juga bermain cinta dengan Tante Keisha. Semua pengalaman itu nyata kualami. Aku nggak merasa capek harus melayani dua wanita STW yang dua-duanya punya nafsu tinggi karena aku juga menikmatinya.

Kisah Taro – Keindahan Tubuh mama Tiriku

TAROSLOT Keindahan Tubuh mama Tiriku, Hampir 8 tahun ibuku meninggal dunia, akupun sudah terbiasa tanpa kehadiran sesosok ibu dalam hidupku. Tapi tidak bagi ayahku, dia merasa sangat kesepian, ayah selalu saja meminta izin padaku untuk menikah lagi dan dengan terpaksa aku mengiyakan permintaan dari ayahku. Karena aku juga kasian pada ayah bagaimana perasaan batinnya tanpa kehadiaran seorang istri sebagai pelengkap hidupnya.

Selang beberapa bulan setelah mendapat izin dariku untuk menikah lagi, akhirnya ayah memberanikan diri mengajak calon ibu tiriku ke rumah, Sebut saja namanya Tiara. Umurnya sekitar 40 tahun lebih muda dari ayahku 8 tahun. Tubuhnya agak berisi dan wajahnya terlihat masih muda. Dia bekerja sebagai staff di kantor ayahku. Aku memanggilnya dengan sebutan Tante Tiara.

Saat Tante Tiara main ke rumah, aku sering melihat ayah dan Tante Tiara berpelukan saat sedang menonton tv, terkadang tangan ayah dengan nakalnya mengelus buah dada Tante Tiara dengan penuh gairah. Bagaimana tidak bergairah, tubuh Tante Tiara sangat semok dan mempunyai buah dada yang besar bak gunung. Semenjak ayah sering membawa Tante Tiara ke rumah, aku menjadi hobi coli dengan membayangkan Tante Tiara.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Pada hari minggu pagi aku bangun karena kaget mendengar suara gelas pecah di dapur, saat kulihat ada tanet Tiara sedang membersihkan serpihan kaca. “Awas jangan mendekat ada banyak pecahan kaca, tadi tak sengaja aku menjatuhkan gelas dan pecah…” katanya sambil jongkok mengambil serpihan kaca.

Aku yang masih sedikit mengantuk dengan sekita mataku jadi terbuka lebar karena melihat pemandangan pantat yang besar Tante Tiara yang saat itu memakai daster tipis. “Kak, tolong deh Tante diambilkan sapu…” ujarnya memerintahku. “Baik Tante akan aku ambilkan, tunggu sebentar…” kataku lantas berjalan mencari sapu yang ada di halaman depan. Sembari berjalan aku membayangkan bulatan empuk yang kulihat tadi, kontolku pun langsung menegang dibalik celana kolor yang kupakai. Saat sudah mendapatkan sapu dan berjalan kembali ke dapur, tanganku mengelus-elus kontolku dari luar celana kolorku.

“Ini tan sapunya…oya ayah mana tan?” tanyaku. “Ayahmu sudah berangkat kerja dari subuh tadi, dia dapet tugas mendadak dan harus ke kantor pusat yang ada di Jakarta, Tante disuruh diem disini nemenin kamu dan disuruh memasak juga…oya kamu mau dimasakin apa biar nanti Tante masakin…” katanya sambil menyapu serpihan kaca. “Aku mau nasi goreng aja tan…” kataku dan lalu aku berjalan menuju kamar mandi. Aku semakin bernafsu ketika kulihat lagi pantatnya yang bergoyang ketika sedang menyapu, ditambah buah dadanya yang ikut bergoyang mengimpangi pantatnya. Di kamar mandi aku langsung saja coli seperti biasa tanpa sabun dan saat sudah mencapai punjak aku langsung mandi.

Usai mandi dengan hanya melilitkan handuk seperti rpok wanita aku menuju dapur bermaksud menanyakan apakah nasi goreng pesananku sudah jadi apa belum. tapi ketika sampai di dapur aku malah melihat pemandangan lain yang lebih indah, kulihat bongkahan pantat Tante Tiara yang terlihat menggairahkan ketika sedang masak. Entah kemasukan setan dari mana, aku memberanikan diri memeluk Tante Tiara dari belakang, kuelus pantatnya dan kuciumi lehernya dari belakang. Tanta Tiara mencoba berontak, tapi aku semakin brutal.

“Iiihhh…kakak ngapain sih…jangan perkosa Tante donk…aku ini calaon ibu tirimu…” katanya. “Udah diam aja Tante…kamu gak cocok jadi ibuku…kamu cocoknya jadi pelucur ayah…” kataku geram. “Kamu ngomong apa sih kak…aku mohon hentikan kak…” katanya semakin pelan sepertinya dia sudah terangsang juga karana lehernya terus kuciumi. “Tante diam aja ya…nurut sama aku…aku lagi nafsu banget nih…lagian di rumah cuma ada kita berdua ja kog…oya aku juga tau kalau tadi malem Tante habis ngentot sama ayah kan…aku dengar erangan ayah tapi aku sama sekali tak mendengar erangan Tante, pasti Tante gak terpuaskan oleh ayah ya?” bisikku pelan di telinganya sambil terus kuelus pantat dan buah dadanya dari belakang. “Aku mohon kak, lepasin Tante…” pintanya memohon sambil mengerang dan menolak elusanku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tak kupedulikan omongan Tante. aku terus saja mencumbu Tante Tiara. Aku tahu kalau Tante Tiara sangat liar kalau ngentot hanya saja saat ini dia belum begitu nafsu, Tiaray butuh waktu sebentar saja untuk membangkitkan gairah nafsunya. Terus saja kuciumi dan kujilati lehernya sambil tanganku meremas-remas buah dadanya dari belakang. Setan yang merasukiku menginginkan aku lebih dari sekedar meremas dan menciuminya saja. Secara naluri aku segera membuka dasternya dengan cara mereboknya dari belakang.

Dan terlihatlah punggungnya yang putih mulus, juga pantatnya yang saat itu tak memakai CD membuatnya menjadi semakin cantik dan otomatis membuat kontolku semakin mengeras. Tak berlama-lama, kupaksa dia untuk menungging, dia terus saja meronta memberikan perlawanan. Tapi aku tak memperdulikannya dan malah membuatku semakin liar. Kumulai memasukkan kontolku dari belakang. “Hentikan kak…aku calon ibumu…” jaritnya lagi. “Sudah diam saja Tante…kamu belum jadi ibuku…” kataku sambil menyodokan kontolku dan kupegang punggungnya agar kontolku bisa masuk lebih dalam. Kurasakan memek Tante Tiara belum terlalu basah, nampaknya dia belum begitu terangsang dengan apa yang sudah kulakukan tadi.

Kemudian kucabut kontolku lalu kuposisikan badanku berjongkok dari belakang pantatnya dan kujilati memeknya dari bawah. “Aahhh…mau kamu apain lagi…” katanya dengan suara khas wanita yang sedang menahan nikmat. Kujilati memeknya seperti layaknya anjing yang sedang kehausan. Aku mencium bau memek yang khas. Aku bisa merasa kalau dia sudah mulai bernafsu, dia tak lagi berontak bahkan dia malah berpegangan ke meja kompor menahan nikmat karena jilatanku yang liar. Dam akhirnya dia pun ikut kerasukan setan. Dia semakin menunggingkan pantatnya dan mengoyangkannya kearah mukaku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku benar-benar menikmatinya apa yang dia lakukan, sesekali kujilati bongkahan pantatnya yang bulat seksi. “Aku menyerah kak, kalau niatmu ingin menikmati tubuhku dan memuaskan aku, aku persilakan tapi tolong jaga rahasia ini ya…jangan sampai ayahmu tahu…aku sayang ayahmu…aku tak mau pernikahan kita batal, aku mau tetap mau jadi ibu tirimu…tapi aku minta ini hanya sekali ini saja ya…aku tak mau mengkhianati ayahmu…” keluhnya.

Kemudian Tante Tiara membalikan badan dan aku berdiri dihadapannya sambil kutatap tajam matanya. Tak kusangka dia tiba-tiba menciumi bibirku dengan liarnya seolah tak ada hari esok lagi. AKupun lantas membalas ciumanya sambil meremas buah dadanya. Tak lama setelah itu langsung saja menganngkat tubuhnya kududukkan diatas meja makan, lalu aku mulai memasukan kontolku ke dalam lubang memeknya. “Sssttthhhh…aaahhh…nikmat kak…kontolmu benar-benar besar dan keras beda sama punya ayahmu…” rancunya keenakan.

Genjotankupun semakin ganas. Hampir 10menit aku menggenjotnya hingga akhirnya dia meraih orgasme. Tapi aku belum juga mencapai klimaksku. “Tante aku belum bisa keluar….” keluhku padanya. Seperti orang kelaparan dia langsung turun dari meja dan menjilati kontolku dengan ganasnya. Dia benar-benar mahir sponge kontol. Kontolku hampir habis ditelannya. Tak lama kemudian kutekan kepalanya dan… “Ooooohhh…Tanteee aku keluaaaarrr….aahhh…” erangku. Kumuntahkan semua spermaku ke dalam tenggorokannya

Kisah Taro – Gairah Sex Guru Biologi

TAROSLOT Gairah Sex Guru Biologi, Hari itu aku berangkat mengajar pagi-pagi ke sekolah. Habis mau bagaimana lagi, tempat tinggalku agak jauh dari tempatku mengajar. O,ya aku mengajar di SMA negeri di kota X. Sekolah ini termasuk unggulan, namun bukan dalam hal akademisnya melainkan dalam hal ekskulnya.

Setiap pulang para siswa terlebih dahulu mengikuti ekskul hingga sore hari. Karena termasuk sekolah baru, guru yang mengajar umumnya masih muda. Mereka rata-rata tidak ada yang berumur lebih dari 30 tahun. Sedangkan aku sendiri termasuk guru senior karena yang pertama masuk sejak pertama kali sekolah ini didirikan (disamping umurku juga yang mendekati 40-an).

Jam 6 pagi aku sudah berada di ruangan guru. Disitu baru nampak beberapa pengajar yang sudah hadir bersamaan. Diantara mereka ada yang amat menarik perhatianku dari semenjak ia pertama kali bergabung bersama staf pengajar di sekolah ini. Namanya Firdhayanti biasa dipanggil oleh lingkungan sekolah Bu Firdha dan dia mengajar biologi. Selain mengajar biologi, dia juga menjadi pengurus UKS maklum sekolah kami masih baru 2 tahun berdiri jadinya minim SDM. Bagiku dia termasuk kategori perempuan yang manis, umurnya terpaut 15 tahun lebih muda dariku. Tingginya dibawah beberapa senti dariku dengan berat badan yang ideal.

Perempuan itu selalu berpenampilan rapi dengan secarik kain jilbab menghiasi kepalanya. Dia baru mulai mengajar sekitar 2 bulan yang lalu. Pagi itu Firdha datang memakai baju lengan panjang berwarna biru muda dipadu dengan rok panjang sewarna pula sedangkan jilbab yang dikenakanannya berwarna putih bermotifkan bunga, amat serasi. Sejujurnya, yang membuat aku begitu tertarik padanya diluar wajahnya yang manis menggemaskan itu tidak lain karena bentuk tubuhnya yang aduhai mengundang birahiku.

Pakaian yang dikenakannya selalu terlihat agak ketat entah disengaja atau tidak. Dan walaupun jilbab yang dikenakannya panjang selengan namun ukuran payudaranya yang montok selalu tersembul dari balik baju dan jilbabnya. Belum lagi kalau memperhatikan saat ia berjalan, pantatnya yang montok itu selalu bergoyang naik turun membuat selalu tidak konsen.

Akibat sering membayangkan Firdha jadinya aku sering berfantasi sedang menyetubuhinya dalam keadaan dia telanjang namun tetap mengenakan jilbabnya. Tentu merupakan hal yang menarik apabila wanita berjilbab namun tidak berbusana. Selama ini aku hanya bisa mengkhayal Firdha yang berjilbab telanjang di depanku. Memikirkan hal itu aku jadi sering merasa horny. Sampai-sampai aku bertekad untuk bisa melancarkan hasrat terpendam yang begitu menyiksa ini.

Pukul 1 siang dan bel pulang berbunyi dan aku masih berada di lingkungan sekolah ini sampai sore karena memang hari itu aku punya jadwal untuk mengajar les tambahan untuk anak kelas 2. mulai jam 2 siang hingga 4 sore.

Tak terasa sudah jam 4 sore. Semua murid les pulang, sedangkan aku masih ada di sekolah untuk membereskan perlengkap an mengajarku.

Aku berjalan menuju ruang guru untuk beres-beres pulang.
Sore hari itu sekolah yang tadinya ramai kini menjadi sepi.

kulihat nampak tas kepunyaan Firdha masih ada di ruangan. Nampaknya guru lainnya sudah pulang sedangkan dia masih di sekolah. Aku penasaran mencari tahu keberadaan perempuan cantik itu . Tapi sebelumnya aku ingin sekali cuci muka melepas kepenatan selama mengajar tadi. Segera aku menuju kamar mandi dekat ruang guru. Di sana hanya ada 2 kamar mandi satu untuk pria satu untuk wanita. Namun dindingnya tidak membatasi dengan sempurna, ada sekitar 30 cm celah di atas dinding yang membatasi kamar mandi itu.

Perlahan kubuka pintu kamar mandi khusus guru pria dan belum lagi kututup pintunya aku mendengar suara desahan pelan dari kamar mandi sebelah. Terkesima dengan suara yang aku dengar, segera kuberjingkat-jingkat menaiki bak mandi untuk mengintip ke kamar mandi sebelah. Saat mengintip aku terkejut bukan kepalang karena ternyata di sana kulihat Firdha, guru berjilbab yang mempunyai wajah manis nan menggemaskan itu sedang berjongkok tanpa mengenakan rok panjangnya. Terlihat roknya berada di gantungan kamar mandi. Saat itu dia memandangi gambar di ponselnya. Aku menduga dia tengah menonton blue film, karena terlihat dia tidak bisa mengendalikan diri dan menggosok-gosok vaginanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tak kusangka walaupun berjilbab, Firdha terlihat sangat birahi. Kuabadikan masturbasi guru berjilbab tersebut dalam ponsel kameraku. Firdha tidak sampai mengerang, mungkin dia takut ketahuan apabila terdengar orang lain. Melihat ia sedang bermasturbasi membuat gairah birahi mulai menguasai pikiranku. Tak dinyana, kesempatan untuk melampiaskan hasratku padanya telah muncul dengan sendirinya.

Kira-kira 15 menit setelah Firdha guru biologi berjilbab yang “alim” itu baru keluar dari kamar mandi. Sekali lagi kulihat-lihat rekaman video dan foto hasil jepretanku tadi. Kulihat seeorang wanita manis berjilbab dengan tangan yang sedang asyik memainkan jemarinya di vaginanya. Kakinya terlihat putih dan mulus sekali. Ini menjadikan birahiku semakin meluap-luap. Segera aku bergegas menuju ruangan guru seraya menghampirinya yang sedang duduk. Kemudian dengan tanpa basa-basi kuelus-elus kepalanya yang berjilbab putih dengan motif bunganya. Dengan gerak refleks guru berjilbab itu terlompat dari duduknya.

“Astaga! Kurang ajar! Apaan sih maksud pak Dino!”, hardik Firdha yang terkaget-kaget dengan kelakuanku terhadapnya tadi dengan wajah memerah karena marah.
Tanpa banyak omong kutunjukkan fotonya saat bermasturbasi tadi, kulihat dia sangat shock.
“Dengar sayang, kalo kamu sampai berani menolak melayaniku, foto dan video ini akan kusebar luaskan”, ancamku seraya mendekatinya lalu mengelus-elus jilbabnya.
Dia hanya bisa terdiam tanpa kata-kata. Sekilas kemudian kujambak jilbabnya agar dia mengikutiku menuju ruang UKS. Sesampainya di sana pintu kukunci.
“Firdha meskipun kamu pakai jilbab ternyata libidonya tinggi juga yah?”, kataku sembari tersenyum penuh kemenangan.

Guru cantik berjilbab itu hanya bisa diam tertunduk sambil duduk di kursi. Air matanya hampir keluar. Kudekati ia seraya menjamah dan mengelus kepalanya yang berjilbab. “Sudahlah sayang kamu tidak usah banyak tingkah. Yang penting kamu tinggal ikut saja apa mauku semuanya pasti beres. Yakinlah kamu akan segera tahu apa bedanya main sendirian dengan main berpasangan”, ucapku lagi seraya menurunkan ritsluiting celanaku. Melihat hal itu wajah Firdha semakin tertunduk. Aku hanya bisa tertawa kecil melihat ia serasa tidak berdaya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah celanaku melorot seluruhnya kebawah segera kuperintah Firdha untuk menurunkan celana dalamku seraya memintanya untuk mulai mengoral penisku. Mulanya ia berontak namun karena ancamanku yang akan menyebarkan gambar dan video yang memalukan itu akhirnya dengan sangat terpaksa dia menurutiku karena takut gambarnya tersebar. Dari tempatnya duduk, sambil berdiri kuusap-usap kepalanya yang berjilbab itu saat mulut Firdha perlahan mulai memainkan penisku. Air matanya terlihat menetes membasahi jilbabnya.

Namun aku hanya tersenyum lebar penuh kemenangan sambil mengusap-usap jilbabnya. “Sshh…mmmhh…ennak sekallii sayaangg..”, desahku saat penisku keluar masuk mulutnya. “Mmmh…slurp…cupp..”, desah suara dan bunyi yang dari mulut guru berjilbab itu menahan birahi yang nampaknya mulai merasuki dirinya. Ya, sepertinya ia mulai terangsang karena saat ia sedang mengoralku tanganku yang satu lagi asik meremas-remas payudara montok miliknya dari luar busananya.

Sekitar 10 menit kemudian kurasakan gejolak yang tidak tertahankan di ujung penisku. Nampaknya aku tak mampu lagi menahan lebih lama dan, “Croot…croott”, spermaku keluar dengan deras. Karena kaget Firdha melepas hisapannya sehingga spermaku tidak hanya menodai wajah manisnya namun juga jilbabnya. Kulihat jilbabnya yang bermotif bunga kini bertambah dengan bercak-bercak spermaku. Namun aku belum puas. Kuperintahkan dia melepas semua bajunya namun tetap mamakai jilbabnya. Dan aku juga segera melepas bajuku.

Fantasiku melihat Firdha yang berjilbab namun tidak berbusana akhirnya terpenuhi” kataku dalam hati.

Kulihat dugaanku tidak salah, Firdha terlihat menantang walau telanjang tanpa melepas jilbabnya. Dadanya montok seolah minta untuk diemut. Segera kuraih dada kanannya dan kukulum dengan rakus.

“Ohh…ah..ah…ah..”, walau kupaksa ternyata Firdha terdengar amat menikmatinya. Kulihat wajahnya di balik jilbab ketika sedang horny, hal itu segera membuat penisku kembali tegang. Lalu kubaringkan Firdha di ranjang yang berada dalam ruangan UKS dan kuserbu mulut guru berjilbab itu dengan nafsunya. Sembari menciuminya tangan kananku meremas buah dada montok miliknya itu sedangkan tanganku yang kiri mulai mengelus dan memainkan vaginanya. Sekitar 10 menit kulakukan hal itu. Kemudian kupandangi wajahnya yang cantik masih terbalut jilbab nampak sedang terangsang karena ulahku.

Terasa jemariku yang bermain di vaginanya mulai kebasahan akibat cairan kewanitaan yang keluar dari dalam. “Hmm…nampaknya dia benar-benar sudah terangsang” ujarku dalam hati. Sejurus kemudian kubalik tubuhnya seraya menunggingkan bokongnya yang sekal itu. Lalu kulebarkan kedua paha putih mulus guru berjilbab itu. Sembari mencengkeram pantatnya dengan tangan kananku, tangan kiriku membimbing penisku menyodok perlahan ke dalam belahan vagina Firdha.

“Ouhh…”, desahnya dengan tubuh bergetar kala kupenetrasi liang surgawi miliknya. Perlahan tapi pasti penisku masuk sesenti demi sesenti dan rasanya sempit sekali. Dan akhirnya setelah berjuang beberapa menit penisku bisa menembus dalam-dalam sampai menyentuh dinding rahim miliknya.

“UUhhhh..”, hela nafasku sembari melirik kebawah. Kulihat batang penisku tidak seluruhnya masuk tersisa sesenti. Dan yang tidak kusangka-sangka ternyata dari situ tidak terlihat adanya darah tanda keperawanan. “Hmm…Sepertinya Firdha sudah tidak lagi perawan”, ujar batinku namun tidak kupedulikan karena yang penting sekarang menuntaskan birahi yang selama ini kupendam padanya habis-habisan. Perlahan kugenjot tubuh sintal guru berjilbab ini seraya kedua tanganku mencengkram bongkahan pantatnya yang montok. Seperti joki yang memacu kuda. “Ohhh…nikmat sekali milikmu sayang…”, racauku seraya menggenjot penisku keluar masuk.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ouuhhh…uuuhh…ahhhh…ppakkk…dinnoo…”, balasnya mendesah penuh nikmat. Dari belakang dapat kulihat jelas kedua tangannya meremas-remas kasur menahan nikmat. Sedangkan kepalanya yang terbungkus jilbab menggeleng ke kanan dan ke kiri dengan wajahnya yang cantik nampak seperti terbuai oleh nikmatnya sodokanku dari belakang. “Plak…plakk…”, bunyi selangkanganku beradu dengan pantatnya yang sekal ini.

Sekitar 15 menit dapat kurasakan penisku sudah tidak dapat lagi menahan gejolak sperma yang akan keluar.

“Sayyanggh…akkkuuu…keluarr…nnih…!”, seruku yang akan klimaks. “Akkhh…ppakk…Dinn…”, sahut Firdha dengan wajah mendongak keatas yang ternyata juga akan mencapai puncak orgasmenya. “Ooohhh…”, desahku panjang saat kubenamkan penisku dalam-dalam bersamaan dengan keluarnya spermaku kedalam vaginanya. Setelah keluar semua. kuambil rok panjang biru milik guru jilbab ini untuk membersihkan penisku dan vaginanya dari cairan yang keluar baik dari milik kami berdua.

Setelah aku merasa kembali mendapatkan tenaga menggenjot Firdha, kuminta dia untuk berbaring telentang. Tanpa membuang waktu segera kuaduk-aduk vaginanya. Dia terlihat sangat menikmati permainanku ini. Puas dengan posisi itu, gantian aku yang telentang, kemudian kuminta dia menggenjot penisku dari atas. Jepitan vaginanya terasa nikmat sekali. Genjotannya yang liar membuatku tidak bisa bertahan lama. Tujuh menit kemudian aku memuncratkan spermaku di lubang kenikmatan Firdha. Terlihat wajahnya yang manis menunjukkan ekspresi kepuasan.

Sehabis itu kami ngobrol sebentar sambil memakai pakaian kami kembali. Dan dari situ muncul pengakuan kalau dulu Firdha pernah nge-seks dengan pacarnya sebelum pakai jilbab. Sebelum berpisah aku mendapatkan kesepakatan dengan guru berjilbab ini apabila aku berjanji tidak akan pernah menyebarkan foto dan video yang kuambil di kamar mandi tadi, dia bersedia berhubungan seks denganku lagi. Tentunya lain kali dengan menggunakan pengaman! Setelah memeluk dan melumat bibirnya yang manis itu kami segera keluar sekolah karena takut ketahuan orang lain.

Tak terasa hari hampir gelap kulihat Firdha segera menuju tempat parkir dan menutupi jilbabnya yang penuh sperma dengan helm sepeda motor, mungkin dia malu bila ketahuan ada sperma di jilbabnya. Akupun segera pulang dengan senyum kepuasan di wajah karena kutahu, mulai besok aku akan menjalani hari dengan penuh gairah birahi!

Kisah Taro – Efek Lama Sudah Tak Disentuh Suami

TAROSLOT Efek Lama Sudah Tak Disentuh Suami, Dengan Awal cerita kejadian dua tahun yang lalu yaitu tepatnya 2013.nama ku neng Elsha suami ku irfan yang sama2 dari Bogor punya anak satu yudi namanya pindah kontrakan ke jakarta timur karna irfan suami ku dapat borongan proyek perumahan di sana.tinggallah aku dengan anak ku simata wayang berdua.

Kami ngontrak di kawasan dekat industri jadi agak ramai kalau malam hari karna karyawan pabrik memang pada kerja siang hari jarang di sipe.kontrakan yang berhadapan sekitar dua pulih pintuan berpenghuni kebanyakan sudah keluarga.suamiku tidak kwatir meninggalkan aku dan anak sendiri berminggu minggu paling dia pulang setor kebutuhan sehari2 dan penyaluran sekejap.namun justru dengan jarangnya pulang suami membuat aku gak kerasan di kontrakan apalagi di kontrakan g ada hiburan TV.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Maklum hasil proyek suami ku pas pasan.kalau anak pengen nonton terpaksa nimpang tetangga sebelah.ada seorang tetangga yang istrinya lagi pulang kampung namanya Dhika dia orang sumatra putih kuning langsat badannya tegap karna memang dia Security yang jadwal kerja kadang malam kadang siang.

tak terasa seminggu kami tinggal di kontrakan dan empat hari sudah suami ku gak pulang karna desakan proyek yg harus di selesaikan.mas Dhika orangnya baek sama anak saya kalau pulang kerja selalu dibeliin jajanan.hingga anak ku sangat dekat dengan nya kalau nonton Tv dirumahnya sering anakku ketiduran.. tinggallah aku dan Dhika yang nonton sampai larut.aku pun sudah biasa saling ledek sama Dhika karna pasangan kami berjauhan

neng biasanya kalau malam malam gini orang2 terbuai di pelukan suami atau istri seperti tetangga kita malah asik nonton hahaha tiba2 Dhika ngomong gitu.emang kenapa mas …? mas kangen pelukan ya cetus ku.ya neng sayang istri lagi dikampung.. terpaksa nampung jadi dodol dulu.

iiihh mas Dhika nakal.. hehehe kan normal neng.. normal pa normal ledek ku.lengan ku di colek mesra seeeeerrr…rasanya nyaman sekali kupandang muka Dhika agak merah padam… tiba tiba pundak ku dirangkul mas Dhika pelan tapi pasti aku diciumnya .. mungkin aku memang naksir sama dia atau memang sudah empat hari gak di jamah suami sehingga aku biarkan bibirku dilumat Dhika.

Dengan diam nya aku mas Dhika tambah nekat tangannya merayap ke selanggkangan ku sengaja ku buka paha lebar lebar memberi peluang buat mas Dhika.. tiba tiba nas Dhika berdiri aku agak heran ko tanggung banget sampai di sini..ternyata mas Dhika menutup pintu yg memang tidak ditutup… aku cekikikan hampir saja mas ada hansip lewat… kalau gak kita di arakluu… ya neng sih… gak kontrol…

Neng pindah dalam yuk tangan ku ditariknya kedalam kamarsambil dipeluk nya bibir ku di lumat dan tangannya Dhika meremas bukit kembarku yang sudah mengeras dirangsang dari tadi.”aahhgg… mas….eeeenak…mas puasin aku mas isilah kesepian kita..hmmmm…aagghhh rasanya neng mau pinsan sicumbu mas Dhika… ya …neng sabar malam ini kita maen sepuas puasnya.. yam ..mas

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Baju neng dilepas satu persatu sanpai tinggal Bh dan CD saja neng pun tak tinggal diam melepas pakaian kaos dan celenanya mas Dhika perkulatan tambah seru selirih badan neng dijilatin dari bibir turun ke dau bkit neng dan terus kebawah menuju selanggkangan nen..aaahhhggg maaaas…. neng memekik saat lidah Dhika menemukan itil neng dan mencolok colok Elshang kawin neng… sampai neng kenlingsatan mencapai puncak yang pertama… mas Dhika jago ….curang aku kebobolan duluan..neng gengsi rasanya sampai dia nekat membalik tubuh Dhika kebawah…kuat juga ni perempuan bati Dhika..nikmatilah mas dendam ku cekatan penis Dhika di gengam neng dijilati dikocok dan disedot sedot biji penisnya tapi Dhika hanya menikmati sambil tangan nya meremas bukit kembar neng…sudah 10 menitan batang pelir mas Dhika di kerjain belum ada tanda2 orgasme Agen Sbobet Terpercaya…

Mas kuat banget siiih minum jamu ya .. gak ko nen sengaja pengen lama biar neng puas.. Dhika membalik tubuhnya hingga posisi 69 sama neng.. memek neng di limat abis dengan kasr membuat neng mau bobol lagi tp di tahan nya demi gengsi..aahhgg… mas .. cepatan mas masukin mas,,, neng mengangkang mempersilahkan Dhika mehujam memeknya..cepat..mas gak tahan lagiii… digenggamnya penis Dhika ditarik menujuElshang kawingnya… aduuuh sakiit neng.. teriak Dhika ternyata jembutnya ketarik juga.. buru mas jangan siksa neng seperti ini ,,, Dhika mengikuti kemauan nen Elsha detekan nya pinggul kedepan dengan sabar .neng Elsha gak sabar ditariknya pinggul Dhika ke depan selankangan nya hingga peis itu masuk separu..

neng Elsha melirik kebawah sambil meliukkan badan membuat sensasi ternikmat buat Dhika bagan neng Elsha didekapnya dengan erat pinggulnya di hentakkan ke depan dengan kasar..’aahhgg…nikmaaaatzzzzt ..mas goyangmaaaas.Dhika lupa akan mengerjain neng dengan caranya sendiri hilang karna merasa penisnya digilas disedoot memex neng Elsha hingga posisi gak beraturan lagi kadang Dhika dibawah kadang diatas sambil meliuk liuk memcapai kenikmatan sampai secara berbarengan.. tanta suara lagi kecuali dengusan nafas dan bunyi cipratan kedua kelamin.. maaas…enak say… tanfa sadar neng memanggil sayang ..teruuuus mas puasiiin aaa…ku…aku ..mau keluar lagi..mas uuuhhh,,nikmaaaat… ya neng tunggu mas …mas juga pengeeeen sampee… rupanya neng Elsha mencapai orgasme kedua berbarengan mas Dhika..lama Dhika diam mendekap neng Elsha sabil mengecup bibir

makasih ya mas neng belum pernah sepuas ini sama suami……badan mas Dhika mengendor lepas terguling kesamping…tertidur…pules..

menjelang subuh neng Elsha membangunkan mas Dhika..mas subuh mas ..neng mau pulang tar ada yang Elshat neng tidur disini.. nas Dhika bangun dengan bermalas ..ya udah.. sambil mendekap neng Elsha mas Dhika meraba memek … jangan mas semalam belum dicuci bau.. bisik neng Elsha di telinga mas Dhika. neng Elsha bangun memakai pakaian luar tanfa BH dan CD lalu keluar meninggalkan mas Dhika sendiri dikamar.Jam 10 siang mas Dhika keluar mau nyari makan siang entah kebetulan apa lagi keberuntungan mas Dhika ketemu neng Elsha di warteg…e.. mas Dhika mau beli makan ya kata neng Elsha sambil mengedipkan mata..ya neng lapar lagi gak ada yang masakin..

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

hahaha oya sekaElshan ni tar mas bayar .. ahh dak usah mas ngerepotin..aja ..gak kok neng sama tetangga harus saling memberi jangan pelit pelit.. ya deh . seusai membayar sayur mereka pulang hampir barengan sengaja mas Dhika jalan pelan karna ada yang mau disampai kan.. neng tar malam lagi ya.. bisik mas Dhika. ya kalau suamiku gak pulang ya mas soalnya dah lima hari gak pulang..ya janji ya.. ya mas..,,,,,,

mas Dhika memberikan no HP ke neng Elsha untuk mempermudah hubungan.kalau situasinya aman mas Dhika kerumah neng Elsha atau sebalik nya.

Kisah Taro – Memberi Kepuasaan Kepada Tante Neisha

TAROSLOT Memberi Kepuasaan Kepada Tante Neisha, Namaku Tono Aku seorang Maniak Sex, Aku selalu mendapatkan apa yang kuinginkan karena rupaku Tampan, Atletis, Putih, Bersih Rata2 semua Wanita Tertarik kepadaku. Suatu hari aku sedang duduk sendirian di sebuah Cafe, Saat itu ada aja wanita yang mendekatiku dan meminta berkenalan Rentan usia sekitar 30-40an. Darisitulah aku mulai terpikir untuk mencari ataupun bermain2 dengan yang namanya Tante2 Kesepian.

“Hai, Kamu sendirian? Boleh duduk ngak?” Kata

Aku melihat seorang wanita yang berpenampilan menawan Berwajah Cantik, Sexy Dan Montok membuatku terpanah padanya

“Ohiya Silakan” jawabku

Kupandangi tubuhnya dari atas sampai bawah bener2 membuatku terbakar nafsu aku sudha tau maksud wanita ini menemuiku, Lalu aku mengambil sebatang rokok tetapi tidak kuhidupkan hanya kupegang begitu saja sambil kumain2kan

“ikut Saya yuk? Daripada kamu sendirian disini” katanya mengengam tanganku

Yes rencanaku berhasil dengan mulus Wanita ini sudah mengerti apa yang kulakukan itu artinya aku Seorang gigolo sedang mencari Tante2 kesepian

“Oke!” kataku dengan cepat

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kami pun keluar dari cafe dan naik kemobil Tante ini, dia membawaku kesebuah Hotel yang lumayan terkenal di Kota (B) Lalu Check In dan mencari kamar kebeneran kami mendapat dilantai 20. Aku memperhatikan Tubuhnya sungguh Menawan dan Memanjakan Mata melihat pantatnya yang bulat dan semok membuatku tidak sabaran untuk melihat isi dalamnya Tante Hanya tersenyum nakal melihatku liar sekali memandangi tubuhnya

“Tante namanya siapa yah?” kataku sambil mengelus pantatnya yang kenyal dan lembut

“Eei kamu nakal sekali, Panggil saja aku Neisha” katanya

Tante Neisha punya suami yang bekerja keluar negri dan jarang sekali pulang, Karena itu pernyebabnya Tante Neisha Jarang sekali diberikan Kenikmatan. tante Neisha sempat curhat juga denganku saat dimobil. kami pun sampai dikamar dan langsung masuk, Aku duduk diranjang dan bertanya padanya

“Tante jarang disentuh yah?”.kataku

“Iyah Tante Sudah lama tidak merasakan Orgasme, Tante berharap kamu bisa puasin tante yah. Berapapun kamu minta Tante Berikan” katanya penuh harapan

“Tante tenang saja, aku bakalan buat tante Puas dan ketagihan” kataku sambil langsung melumat bibirnya Tante monika pun membalas lumatanku kami berciuman begitu mesra aku perlahan membuka baju dan celana Tante Neisha kuraba semua lekukan tubuhnya yang sexy sampai aku mendapatkan bongkahan toketnya yang gede sekitaran 36B kuremas2 membuat tante monika semakin nafsu memainkan lidahnya

Tante Neisha langsung mengeluarkan Kontolku dari balik celana jeansnya, aku pikir Tante sudah tidak tahan lagi.

“Kontol kamu gede juga So, Kayaknya bakalaan enak bener nih” tangannya mengocok kontolku dengan kencang awal pemanasan

Aku langsung mendekat dan memeluk Tante Neisha, kuciumi lehernya sambil tanganku menggesekkan klitorisnya.

“Tante Udah horny yah, Itilnya bengkak nih. aku jilatin yah”kataku membuat dia buru2 tiduran dan mengangkang lebar

“Aaw.. terus sayang, Ndre isep tetek Tantee..” Aku langsung menuju ke teteknya dan dengan rakus kuhisap putingnya sambil lidahku menggelitik. Tante Neisha semakin menggelinjang dan dia menarik-menarik penisku dengan kuat, sempat kaget dan sakit, tetapi lama kelamaan terasa enak. Setelah puas menghisap payudaranya lalu aku pindah menjilati perutnya, pusarnya dan akhirnya tiba dibukit kecil yang lebat hutannya, mulai kujilati bukit itu dan kuhisap klitorisnya sambil sesekali kugigit pelan.

“Aah..! Aaahh..Uuuh! Buat tantee puas yah sayang!” sambil tangannya menjambak rambutku, Tante Neisha terus mendesah. Kuhisap terus klitoris itu,sambil tanganku meremas-remas payudaranya yang besar. Terus kulakukan ‘foreplay’ itu, Kulanjutkan mengisap klitorisnya dan kumasukkan jariku kedalam vaginanya.

“Aaahh..Ooaah…Aaahh…Mmhh teruss Sayang Eenaakk” desahnya

“Ughh.. yang kuat say, Tante rasanya mau keluar!” desahnya lagi

Aku semakin semangat memainkan lidahku di klitorisnya dan tidak lama kemudian terdengar erangan yang panjang,

“Ahh.. Tonooooo!!!… Hisaapp terussss Taaanteee Munncaraatt!!” tubuhnya mengelinjang dan bergetar menerima jilatanku Terasa di mulutku cairan yang terasa asin dan langsung kujilat sampai habis.

“Enaak kan tan? Taaante aku udah nggak tahan banget! Kontolku pengen masuk kememek tante” rayuku

“Ayukk sayangg Masukin atuh, Tantee juga udah nggak tahan”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kepalaku ditarik Tante Neisha dan dilengketkan dengan payudaranya, lalu tangannya meraih penisku dan diarahkan kebibir memeknya awalnya digesek2 dengan bibir memeknya karena Tante Neisha sudah tidak tahan akhirnya dimasukan kelubang kwanitaaannya

“Uuuh sayangg!” desisnya

“Oohh tantte Becek dan sempit sekalii”

Tante Neisha begitu lihay memasukan kontolku kedalam memeknya , dengan sekali tekanan saja kontolku ambles ditelan oleh memknya yang ternyata masih enak dan sempit

“Uh.. enak sekali Tante.”

“Goyang yah sayang, Tante pengen muncrat dengan kontol kmau ” kata Tante Neisha.

Sambil mendesah manja, Aku merasakan kontolku dipijat2 oleh dingding memeknya sangat terasa seperti dihisap kedaalam rahimnya

“Tante sudah.. nanti aku keluarr..!”

Aku mempercepat goyanganku dan hujaman penisku ke memeknya,

“Aawww…Aaaww…Aaahh…Ooohh..Gillaa Kamuu entot tantee Nikmat bangett” rancaunya

Tante monika langsung menganti posisi Ngentotnya dengan Doggy Style tanpa mencabut kontolku dari memeknya, Tante Neisha memaju mundurkan pantatnya seirama dengan goyanganku serasa nikmat sekali seperti aku membuat kontolku mentok sampai kerahimnya yang terdalam

“Aahh..aah..Aaauuu…Sayangg Lebih kuatt yah.. tantee Bentar lagi Orgasmee sayangg”

“Uuuhh…tante Binall….mmhhh tantee enaak kan” rancauku

“Uuhh uhhh Eee..nakk bangeett Tantee Mucnratttt!!!!!!” Akhirnya disemburlah semua Cairan kewanitaaan yang segar dan banyak membanjiri kontolku semakin cepat aku entot memeknya semakin lama Akhirnya Pertahananku goyang aku pun ingin muncratt didalam rahimnya

“Tannn!! Sarsoo Keluarrinn didaalamm yah!! AAaaah…Aaaahh” kataku

“Iyahh keluarin aja, Tantee mau Spermamu sayang”

“Croot.. croott..! Cccrrroottt!!” kubenamkan kontolku didalam memknya sambil kutekan2 perrlahan memeknya yang msih berkedut.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kemudian kami beristirahat dalam keadaan bugil, 1/2 jam kemudian birahiku timbul kembali, kucumbui secara perlahan Tante Neisha yang masih tertidur, lama-lama terdengar desahan yang sangat menggairahkan,

“Tante?? Aku siap kok muasin tante walaupun nggak dibayar” kataku

“Aah sayang Tante juga pengen dientot kamu setiap hari!” katanya

“Memek Tante enaak bangett!! Buat Kontol Tono jadi ngaceng lagi nih! Sekarang gantian tante yang muasin Tono” pintahku

Kami melakukan 69 style, Tante Neisha melepaskan kocokannya dan berdiri diatas selangkanganku. Lalu ia mulai jongkOk sambil mencari penisku untuk dimasukkan ke dalam lubang vaginanya yang telahbasah, setelah posisi kami enak dan penisku telah didalam vaginanya dia mulai naik turun dan mendesah dengan hebat.

“Aah.. ahh.. Karrrsoo enak sekali!”

“Say.. terus masukin penismu..!”

“Ahh! croot.. croot..”

Keluar semua spermaku ke dalam mulutnya dan dia terus mengisap penisku, ngilu rasanya tetapi nikmat sekali.

Kisah Taro – Bercinta Dengan Teman Kost Paling Cantik

TAROSLOT Bercinta Dengan Teman Kost Paling Cantik, Meskipun tinggal di Jakarta dan digaji besar, aku lebih suka tinggal di perkampungan. Kosku berada di wilayah Jakarta Selatan dekat perbatasan Tangerang. Lokasinya yang nyaman dan tenang, jau dari hiruk pikuk kota, membuatku betah tinggal lama disini sejak tahun 2002. Sudah 7 tahun lebih aku belum pernah pindah.

Tetangga-tetangga pun heran mengapa aku betah tinggal disitu padahal bu kostku terkenal orangnya kolot dan masih memegang tradisi lama. Orangnyapun alim dan tidak suka anak kostnya berbuat macam-macam dan kalau ketahuan sudah pasti diusir dari rumah kostnya. Rumah kostku 2 lantai yang disewakan hanya 5 kamar dengan ukuran sedang dan kostnya baik untuk putra maupun putri, yang masih single maupun yang sudah berkeluarga.

Kamar mandi untuk anak kost disedakan ada 2 didalam rumah satu dan yang diluar juga ada. Ibu koskupun tinggal disitu cuman tinggal di kamar sebelah dalam bersama anak semata wayangnya Mas Rano. Kejadian ini terjadi sekitar tahun 2005, Rumah kost hanya terisi dua satu untukku dan sebelahnya lagi keluarga Mas Tarno berasal dari Yogyakarta.

Mas Tarno umurnya 2 tahun diatasku jadi waktu itu sekitar 26 tahun. Istrinya bernama Dilla seumuran denganku. Dilla orangnya manis putih tinggi sekitar 165 cm ukuran payudara sekitar 34-an. Mereka sudah dikaruniai satu orang anak masih berumur 2 tahun bernama Rara. Mas Tarno orangnya penggangguran.

Jadi untuk keperluan, Dilla-lah yang bekerja dari pagi sampai malam di sebuah Supermarket terkenal (supermarket ini sering dikenai sanksi oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha lho!!!….hayo tebak siapa bisa..hahahaha….) sebagai SPG sebuah produk susu untuk balita. Karena keperluannya yang begitu banyak, Dilla (menurut pengakuannya) sampai meminta pihak manajemen untuk bisa bekerja 2 shift.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tentunya keluarga macam ini sering cek-cok. Dilla mengganggap Mas Tarno orangnya pemalas bisanya hanya minta duit untuk beli rokok. Padahal jerih payah Dilla seharusnya untuk beli susu buat Rara putrinya. Mas Tarno pun sering membalas omelan-omelan Dilla dengan tamparan dan tendangan bahkan dilakukan didepan anaknya.

Aku sendiri tidak betah melihat pertengkaran itu. Suatu saat, Mas Tarno dapat pekerjaan sebagai ABK dan tentunya harus meninggalkan keluarganya dalam waktu yang cukup lama. Dilla senangnya bukan main mendengarnya. Akan tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pada malam itu, aku ngobrol dengan Dilla dikamarnya sambil nonton TV.

Si Rara muter-muter sambil bermain maklum umur segitu masih lucu-cucunya. “Sekarang sepi ya, Nit….nggak ada Mas Tarno.” kataku “Lebih baik gini, Ted. Enakan kalo Mas Tarno nggak ada.” Keluh Dilla kepadaku. “Emangnya Kenapa?” tannyaku. “Mas Tarno tuh kerja nggak kerja tetep nyusahin. wajar khan kalo aku minta duit ke Mas Tarno? Aku khan istrinya. Eh, Dianya marah-marah. Besoknya aku diomelin juga ama ibu mertuaku. Katanya aku nggak boleh minta duitnya dulu biar bisa buat nabung. Gombal!!! Aku nggak percaya Mas Tarno bisa nabung!!!” Dia jawab dengan marah-marah. “Sabar ya…” Aku mencoba untuk menenangkannya apalagi Rara dah minta bobo’. “Seandainya Mas Tedy yang jadi suamiku mungkin aku tidak akan merana. Mas Tedy dah dapat pekerjaan tetap dan digaji besar sedangkan suamiku, Mas Tarno hanya pekerja kasar di kapal itupun baru sebulan sebelumnya penggangguran.” Keluhnya. “Udah…jangan berandai-andai….biarkan hidup mengalir saja.” Jawabku sekenanya. “Mas, ….. Tiba-tiba Dilla duduk disebelahku mengapit tangganku dan menyandarkan kepalanya. Aku sungguh terkejut.

Aku tahu Dilla butuh kasih sayang, butuh belaian, butuh perhatian. Bukan tendangan dan tamparan. Aku balas dia dengan pelukan di bahunya. Sayang sekali WaDilla semanis Dilla disia-siakan oleh laki-laki. Tapi Aku juga laki-laki normal punya nafsu terhadap waDilla. Justru inilah kesempatanku untuk mengerjai Dilla apalagi ibu kostku menjengguk keluarganya di Surabaya selama seminggu dan baru berangkat kemarin malam dan Mas Rano dapat jatah kerja Shift malam di sebuah Mall. Yuhuyyy…akhirnya kesempatan itu tiba!!!

Kutoleh Dilla yang saat itu sedang memakai daster, tanpa basa basi aku langsung merengkuh tubuh Dilla yang montok itu kedalam pelukanku dan langsung kucium bibirnya yang tipis itu. Dilla memeluk tubuhku erat erat, Dilla sangat pandai memainkan lidahnya, terasa hangat sekali ketika lidahnya menyelusup diantara bibirku.

Tanganku asyik meremas susu Dilla yang tidak seberapa besar tapi kencang, pentilnya kupelintir membuat Dilla memejamkan matanya karena geli. Dengan sigap aku menarik daster Dilla, dan seperti biasanya Dilla sudah tak mengenakan apa apa dibalik dasternya itu ternyata Dilla memang sudah merencanakannya tanpa sepengetahuanku.

Tubuh Dilla benar benar aduhai dan merangsang seleraku, tubuhnya semampai, putih dengan susu yang pas dengan ukuran tubuhnya ditambah nonok yang tak berambut mencembung. “Eh gimana kalo si Rara bangun?” tanyaku. “Tenang aja Mas Tedy, Susu yang diminum Rara tadi dah aku campurin CTM.” Jawabnya dengan gaya yang manja.

Benar-benar persiapan yang sempurna. Ketika kubentangkan bibir nonoknya, itilnya yang sebesar biji salak langsung menonjol keluar. ketika kusentuh dengan lidahku, Dilla langsung menjerit lirih. Aku langsung mencopot baju dan celanaku sehingga penisku yang sepanjang 12 cm langsung mengangguk angguk bebas.

Ketika kudekatkan penisku ke wajah Dilla, dengan sigap pula Dilla menggenggamnya dan kemudian mengulumnya. Kulihat bibir Dilla yang tebal itu sampai membentuk huruf O karena penisku yang berdiameter 3 cm itu hampir seluruhnya memadati bibir mungilnya, Dilla sepertinya sengaja memamerkan kehebatan kulumannya, karena sambil mengulum penisku ia berkali kali melirik kearahku.

Aku hanya dapat menyeringai keenakan dengan servis Dilla ini. Mungkin posisiku kurang tepat bagi Dilla yang sudah berbaring itu sementara aku sendiri masih berdiri disampingnya, maka Dilla melepaskan kulumannya dan menyuruhku berbaring disebelahnya. Setelah aku berbaring dengan agak tergesa gesa Dilla merentangkan kedua kakiku dan mulai lagi menjilati bagian peka disekeliling penisku, mulai dari pelirku, terus naik keatas sampai keliang kencingku semuanya dijilatinya, bahkan Dilla dengan telaten menjilati liang duburku yang membuat aku benar benar blingsatan.

Aku hanya dapat meremas remas susu Dilla serta merojok nonoknya dengan jariku. Aku sudah tak tahan dengan kelihaian Dilla ini, kusuruh dia berhenti tetapi Dilla tak memperdulikanku malahan ia makin lincah mengeluar masukkan penisku kedalam mulutnya yang hangat itu. Tanpa dapat dicegah lagi air maniku menyembur keluar yang disambut Dilla dengan pijatan pijatan lembut dibatang penisku seakan akan dia ingin memeras air maniku agar keluar sampai tuntas.

Ketika Dilla merasa kalau air maniku sudah habis keluar semua, dengan pelan pelan dia melepaskan kulumannya, sambil tersenyum manis ia melirik kearahku. Kulihat ditepi bibirnya ada sisa air maniku yang masih menempel dibibirnya, sementara yang lain rupanya sudah habis ditelan oleh Dilla. Dilla langsung berbaring disampingku dan berbisik “Mas Tedy diam saja ya, biar saya yang memuaskan Mas !” Aku tersenyum sambil menciumi bibirnya yang masih berlepotan air maniku sendiri itu.

Dengan tubuh telanjang bulat Dilla mulai memijat badanku yang memang jadi agak loyo juga setelah tegang untuk beberapa waktu itu, pijatan Dilla benar benar nyaman, apalagi ketika tangannya mulai mengurut penisku yang setengah ngaceng itu, tanpa dihisap atau diapa apakan, penisku ngaceng lagi, mungkin karena memang karena aku masih kepengen main beberapa kali lagi maka nafsuku masih bergelora.

Aku juga makin bernafsu melihat susu Dilla yang pentilnya masih kaku itu, apalagi ketika kuraba nonoknya ternyata itilnya juga masih membengkak menandakan kalau Dilla juga masih bernafsu hanya saja penampilannya sungguh kalem . Melihat penisku yang sudah tegak itu, Dilla langsung mengangkangi aku dan menepatkan penisku diantara bibir nonoknya, kemudian pelan pelan ia menurunkan pantatnya sehingga akhirnya penisku habis ditelan nonoknya itu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah penisku habis ditelan nonoknya, Dilla bukannya menaik turunkan pantatnya, dia justru memutar pantatnya pelan pelan sambil sesekali ditekan, aku merasakan ujung penisku menyentuh dinding empuk yang rupanya leher rahim Dilla. Setiap kali Dilla menekan pantatnya, aku menggelinjang menahan rasa geli yang sangat terasa diujung penisku itu.

Putaran pantat Dilla membuktikan kalau Dilla memang jago bersetubuh, penisku rasanya seperti diremas remas sambil sekaligus dihisap hisap oleh dinding nonok Dilla. Hebatnya nonok Dilla sama sekali tidak becek, malahan terasa legit sekali, seolah olah Dilla sama sekali tak terangsang oleh permainan ini.

Padahal aku yakin seyakin yakinnya bahwa Dilla juga sangat bernafsu, karena kulihat dari wajahnya yang memerah, serta susu dan itilnya yang mengeras seperti batu itu. Aku makin lama makin tak tahan dengan gerakan Dilla itu, kudorong ia kesamping sehingga aku dapat menindihinya tanpa perlu melepaskan jepitan nonoknya.

Begitu posisiku sudah diatas, langsung kutarik penisku dan kutekan sedalam dalamnya memasuki nonok Dilla. Dilla menggigit bibirnya sambil memejamkan mata, kakinya diangkat tinggi tinggi serta sekaligus dipentangnya pahanya lebar lebar sehingga penisku berhasil masuk kebagian yang paling dalam dari nonok Dilla.

Rojokanku sudah mulai tak teratur karena aku menahan rasa geli yang sudah memenuhi ujung penisku, sementara Dilla sendiri sudah merintih rintih sambil menggigiti pundakku. Mulutku menciumi susu Dilla dan menghisap pentilnya yang kaku itu, ketika Dilla memintaku untuk menggigiti susunya, tanpa pikir panjang aku mulai menggigit daging empuk itu dengan penuh gairah, Dilla makin keras merintih rintih, kepalaku yang menempel disusunya ditekan keras keras membuatku tak bisa bernafas lagi, saat itulah tanpa permisi lagi kurasakan nonok Dilla mengejang dan menyemprotkan cairan hangat membasahi seluruh batang penisku.

Ketika aku mau menarik pantatku untuk memompa nonoknya, Dilla dengan keras menahan pantatku agar terus menusuk bagian yang paling dalam dari nonoknya sementara pantatnya bergoyang terus diatas ranjang merasakan sisa sisa kenikmatannya. Dengan suara agak gemetar merasakan kenikmatannya, Dilla menanyaiku apakah aku sudah keluar, ketika aku menggelengkan kepala, Dilla menyuruhku mencabut penisku.

Ketika penisku kucabut, Dilla langsung menjilati penisku sehingga cairan lendir yang berkumpul disitu menjadi bersih. Penisku saat itu warnanya sudah merah padam dengan gagahnya tegas keatas dengan urat uratnya yang melingkar lingkar disekeliling batang penisnya. Dilla sesekali menjilati ujung penisku dan juga buah pelirku.

Ketika Dilla melihat penisku sudah bersih dari lendir yang membuat licin itu, dia kembali menyuruhku memasukkan penisku, tetapi kali ini Dilla yang menuntun penisku bukannya ke liang nonoknya melainkan ke liang duburnya yang sempit itu. Aku menggigit bibirku merasakan sempit serta hangatnya liang dubur Dilla, ketika penisku sudah menyelusup masuk sampai kepangkalnya, Dilla menyuruhku memaju mundurkan penisku, aku mulai menggerakkan penisku pelan pelan sekali.

Kurasakan betapa ketatnya dinding dubur Dilla menjepit batang penisku itu, terasa menjalar diseluruh batangnya bahkan terus menjalar sampai keujung kakiku. Benar benar rasa nikmat yang luar biasa, baru beberapa kali aku menggerakkan penisku, aku menghentikannya karena aku kuatir kalau air maniku memancar, rasanya sayang sekali jika kenikmatan itu harus segera lenyap.

Dilla menggigit pundakku ketika aku menghentikan gerakanku itu, ia mendesah minta agar aku meneruskan permainanku. Setelah kurasa agak tenang, aku mulai lagi menggerakkan penisku menyelusuri dinding dubur Dilla itu, dasar sudah lama menahan rasa geli, tanpa dikomando lagi air maniku tiba tiba memancar dengan derasnya, aku melenguh keras sekali sementara Dilla juga mencengkeram pundakku. Aku jadi loyo setelah dua kali memuntahkan air mani yang aku yakin pasti sangat banyak.

Tanpa tenaga lagi aku terguling disamping tubuh Dilla, kulihat penisku yang masih setengah ngaceng itu berkilat oleh lendir yang membasahinya. Dilla langsung bangun dari tempat tidur, dengan telanjang bulat ia keluar mengambil air dan dibersihkannya penisku itu, aku tahu kali ini dia tak mau membersihkannya dengan lidah karena mungkin dia kuatir kalau ada kotorannya yang melekat.

Setelah itu, disuruhnya aku telungkup agar memudahkan dia memijatku, aku jadi tertidur, disamping karena memang lelah, pijatan Dilla benar benar enak, sambil memijat sesekali dia menggigiti punggungku dan pantatku. Aku benar benar puas menghadapi perempuan satu ini. Aku tertidur cukup lama, ketika terbangun badanku terasa segar sekali, karena selama aku tidur tadi Dilla terus memijit tubuhku.

Ketika aku membalikkan tubuhku, ternyata Dilla masih saja telanjang bulat, penisku mulai ngaceng lagi melihat tubuh Dilla yang sintal itu, tanganku meraih susunya dan kuremas dengan penuh gairah, Dilla pun mulai meremas remas penisku yang tegang itu. “Yuk kita ke kamar mandi” ajakku “Sapa takut…..” Aku menarik tangan Dilla keluar kamar sambil bugil tapi aku sempatkan menyambar 2 buah handuk kemudian berjalan mengendap masuk , takut ketahuan tetangga sebelah rumah dan mengunci pintu kamar mandinya dari dalam. ” Nit…kamu seksi banget..” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum.

Dilla membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding kamar mandi. Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya. Dilla mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya.

Tapi kali ini tidak ada waktu, karena sudah menjelang pagi. Dilla mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Dilla ke bak mandi. Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Kujilati liangnya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam liangnya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam liangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya. Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan tetangga sebelah rumah dengar karena dinding kamar mandi bersebelahan tepat dengan dinding rumha tetangga.

Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati liangnya. ” Ahhh…ahhh….Mas…Arghhhh..uhhh….Maaasss….” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2. Dan jari-jariku makin mengocok liangnya. Semenit kemudian, Dilla benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya.

Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat. Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, Ia duduk bersimpuh dan mengulum penisku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya. Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Dilla melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Ia bergerak- gerak sendiri mengocok penisku dengan penuh gairah. Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Dilla tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,” Oh…gitu Mas..gigit seperti itu…aghhh…” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku.

Tapi tampaknya Dilla makin terangsang.Penisku terus memompa liangnya dengan cepat, dan kurasakan liangnya semakin menyempit… Penisku keluar masuk liangnya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Dilla merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku. ” Ah Maass…Ehmm… Arghh…Arghhh…Ohhhhh uhhhhhh…” Dilla orgasme untuk kesekian kalinya dan terkulai ke bahuku.

Karena aku masih belum keluar, aku mencabut penisku dari liangnya yang banjir cairannya, dan membalikan tubuhnya menghadap toilet. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Dilla tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk penisku ke liangnya dari belakang.

Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Aku mulai memompa liangnya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya.

Penisku makin cepat menusuk2 liangnya yang semakin lama semakin terasa licin. Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Dilla naik turun sesuai irama kocokanku, dan penisku semakin tegang dan terus menghantam liangnya dari belakang.

Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. Penisku terasa makin becek oleh cairan liangnya. “Dilla..aku juga mau keluar nih….” ” oh tahan dulu…kasih aku….penismu….tahan!!!! “Dilla langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok penisku dengan rakus.

Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya. ” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Dilla menyedot penisku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung penisku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok penisku dengan gerakan makin pelan.

Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Dilla berlutut dan menjilati seluruh penisku dengan rakus. Setelah Dilla menjilat bersih penisku, ia memakaikan handukku, lalu memakai handuknya sendiri. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu kamar mandi. Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang. Setelah kejadian itu aku sama Dilla semakin gila-gilaan dalam bermain seks sampai dengan ibu kosku kembali dari Surabaya tentunya aku hanya bisa melakukannya di malam hari.

Kisah Taro – Maafkan Aku Suamiku Tercinta

TAROSLOT Maafkan Aku Suamiku Tercinta, Aku adalah seorang wanita karier berumur 29 tahun dan memiliki sebuah keluarga yang sangat saya sayangi. Suamiku bukan orang Indonesia, dia adalah orang Taiwan dan kami memiliki seorang anak perempuan yang sangat cantik dan sudah berusia 8 tahun sekarang ini.

Hubungan perkawinan kami sangat rukun dan kami tidak pernah mengalami masalah dengan hubungan seksual ataupun keuangan karena walau bagaimanapun baik aku dan suamiku mempunyai posisi yang sangat bagus di perusahaannya masing masing. Suamiku sering pulang pergi dari Taiwan ke Indonesia dan selalu singgah ke Singapore sebelum ke Jakarta, hal ini disebabkan karena dia bekerja di Taiwan apalagi dia tidak begitu bisa dalam bercakap-cakap bahasa Indonesia sehingga di dalam kehidupan pernikahan kami, kami selalu menggunakan bahasa mandarin atau bahasa Inggris, sehingga anak kami yang bernama Melissa mengusai 3 bahasa.

Aku sangat menyayangi suamiku. Dia selalu pulang ke Jakarta setiap 2 minggu sekali tetapi walaupun demikian, aku tidak merasa kesepian dan tidak ada keinginan untuk melakukan affair dengan laki-laki lain walaupun percaya atau tidak, banyak teman laki-lakiku di sini sering mengajakku kencan dan ada juga yang mengajak bercinta secara terang-terangan sewaktu suamiku tidak ada di Indonesia, tetapi aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan karena aku sangat menyayanginya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Suatu hari di malam hari tanggal 31 Oktober 2000 (beberapa hari yang lalu), aku baru saja menyajikan sarapan malam untuk Melissa dan untuk diriku sendiri. Melissa melahap masakan char siew buatanku yang menjadi salah satu kegemarannya sehingga membuat tubuhnya semakin gemuk.

Sewaktu kami sedang makan, tiba-tiba telepon berdering dan saya menunda sarapan malam saya untuk menerima telpon tersebut. Ternyata, orang di telepon itu adalah suamiku sendiri yang mengatakan bahwa malam ini dia berada di Taiwan airport bersama teman bisnisnya. Dia berkata bahwa dia kangen sekali untuk bercinta denganku dan dia berkata bahwa setelah bisnisnya di Taiwan selesai, dia akan langsung ke Jakarta untuk bercinta denganku. Percakapan 30 menit kami terpaksa berhenti karena adanya suara wanita di latar belakangnya bahwa dia mesti “boarding” karena pesawat akan diberangkatkan. Dengan perasaan sedih dan kesal, aku terpaksa mengakhiri percakapan kami.

Untuk menghilangkan perasaan kesalku, aku mendekati anak perempuanku yang sedang asyik bermain dengan Play Station dan aku ikut bermain dengannya. Sewaktu aku sedang bermain-main dengan anakku, telepon berdering kembali dan aku menyangka itu dari suamiku, ternyata orang yang meneleponku adalah adik kandungku dan dia seperti hendak berkata sesuatu dengan perasaan sedih dan aku mengetahuinya karena dia gugup sekali sewaktu hendak berbicara denganku.

Tak lama, akhirnya dia menceritakan bahwa dia baru saja mendengar dan menyaksikan sebuah kecelakaan pesawat terbang di CNN dan dia menyebutkan sebuah nomor pesawat SQ006 yang membuat hatiku menjadi hancur berkeping-keping karena suamiku yang sangat kusayangi berada di dalamnya. Aku mendadak menangis dan merasa lemas di seluruh badan, kemudian aku tidak ingat apa-apa setelah itu.

Setelah aku sadar dari pingsanku, adik perempuanku yang meneleponku tadi berada di sisiku bersama suaminya dan anakku. Melihat mereka, aku menjadi menangis kembali dan mereka menyarankan agar aku pergi ke Taiwan saat itu juga, aku mengiyakan mereka dan setelah aku siap, aku langsung pergi ke Airport dengan menggunakan taksi sementara adikku dan suaminya menemani Melissa untuk beberapa hari selama aku pergi ke Taiwan.

Selama perjalanan, aku tidak henti-hentinya menangis di dalam hati karena aku tidak mau orang-orang di sekitarku tahu bahwa aku sedang menangis. Akhirnya aku sampai juga di Taiwan dan aku langsung mencari kantor Singapore Airline dan mencari orang yang mengetahui secara jelas apa yang terjadi dalam insiden tersebut dan mengkorfimasikan pada mereka bahwa suamiku adalah salah satu korban di dalam kecelakaan tersebut.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah aku mengidentifikasi jenazah suamiku yang sudah tidak berbentuk lagi, aku duduk seorang diri di salah satu bangku dan badanku lemas semuanya. Aku masih bengong saja dan tak tahu mesti berbuat apa apa setelah mengidentifikasikan jenazah suamiku sampai seseorang pria Taiwan menegurku. Setelah kami bercakap-cakap, aku mengetahui bahwa laki-laki yang mengaku bernama Lee Yam ini kehilangan istri dan anaknya di dalam kecelakaan yang juga dialami oleh suamiku.

Aku juga semakin lama semakin tidak mengerti mengapa akhirnya aku akrab dengan Lee Yam yang baru saja kukenal. Dia mengajakku ke sebuah restaurant yang tidak jauh dari Chiang Khai Sekh Airport. Kami saling bercakap-cakap mengenai kehidupan kami masing-masing dan Lee memesan 2 botol anggur merah dan kami berdua sama-sama meminum anggur merah yang dia pesan untuk menghilangkan kesedihan dan kedukaan yang kami alami masing masing.

Aku memang tidak pernah minum anggur selama hidupku sehingga beberapa teguk anggur merah itu membuatku menjadi mabuk. Aku masih ingat bahwa Lee menggendongku ke mobilnya di saat aku sudah mabuk sambil aku ngomong ngalor-ngidul tidak karuan.

Selama di mobil Lee, aku kembali menangis, tertawa dan menggoda Lee yang sedang menyetir dan disaat itu aku benar-benar tidak tahu ke mana Lee akan membawaku pergi. Akhirnya aku merasakan mobil Lee berhenti di suatu tempat dan aku masih mabuk dan aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digendong oleh Lee ke apartemen dan akhirnya tiba di suatu ruangan kamar yang aku yakin itu adalah kamar tidurnya karena kemudian aku dibaringkan oleh Lee di ranjang tersebut.

Lee pergi meninggalkanku seorang diri di ranjang tersebut dan aku terus berteriak-teriak memanggil nama suamiku dalam bahasa Mandarin dan kadang-kadang aku tertawa dan kadang-kadang aku menangis. Aku benar-benar tidak sadar atas apa yang terjadi dengan diriku dan yang aku tahu bahwa aku sudah seperti orang gila yang tertawa dan berbicara pada diri sendiri.

Beberapa menit kemudian, Lee datang kembali ke ranjang di mana aku sedang berbaring karena aku melihatnya samar-samar dalam keadaan mabuk. Aku memperhatikan bahwa dia sedang membalut wajahku dengan kain yang sudah bercampur dengan es. Aku tahu bahwa dia ingin membuatku sadar dari perasaan mabuk dan teler akibat red wine itu.

Dikala Lee sedang melap wajahku dengan kain merah itu, aku langsung memeluk Lee tentunya dalam keadaanku yang masih tidak sadar. Saat itu, aku menyangka bahwa Lee adalah Wang Hui (suamiku) sehingga aku terus saja menciumnya dengan penuh nafsu dan sepertinya Lee ikut hanyut dalam ciumanku dan mulai menciumku dengan penuh mesra dan mungkin juga dia menganggap aku seperti istrinya yang telah meninggal. Tanganku mulai turun dan mengelus kejantanannya yang telah mengeras seperti baja. Lee mulai menyambutnya dengan mencium seluruh wajahku seperti orang yang sudah lama tidak melakukan seks. Mulai dari keningku, kemudian hidung, dan akhirnya mulutku. Aku membalas ciumannya dan akhirnya kami French Kissing. Lidah kami bertemu dan bergelut.

Badan kami mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa permainan ini akan menjadi menarik. Tangannya mulai membuka baju piyamanya. Tanpa melepaskan French Kiss kami, dia membuang bajunya dan mulai melepaskan BH-ku ke lantai. Tangan nakalnya mulai memainkan payudaraku yang indah. Tangannya mulai melepaskan pakaianku dan tak lama celana dalamku juga menyusul terhempas di lantai apartemennya. Ciuman kami terlepas untuk mengambil nafas. Nafas kami mulai menjadi berat dan kami bergerak menurut insting kami.

Lee mulai menciumi leherku dan terus turun ke arah payudaraku. Lee menciumi payudaraku dan menjilati puting susuku. Setelah lumayan puas dengan payudaraku, tangannya mulai bermain di bibir kewanitaanku. Lee memasukkan satu jari dan merasakan bibir kemaluanku mulai membasah. Lee tidak mau buang-buang waktu lagi. Lee terus menjilati bibir kemaluan dan klitorisku. Langsung saja aku mengerang dengan nada penuh kepuasan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Lee terus menjilati klitorisku, Lee memasukkan dua jari ke liang kewanitaanku. Tangan Lee yang satunya menemukan payudaraku dan mulai mencubit-cubit ringan puting susuku. Aku mengerang dengan gembira dan cairanku mulai tumpah dan aku telah mencapai orgasme yang keras. Lee tidak peduli, dengan ganas dia dorong maju mundur jemarinya dan dangan keras dia jilati klitorisku. Aku mendapat orgasmeku yang aku sendiri tidak tahu itu yang keberapa. Batang kemaluannya yang sejak tadi keras dan online siap-siap dimasukkan lubang cintaku. Aku menciumnya sambil terus menyebut nama suamiku yang telah meninggal.

Setelah itu, aku langsung mengulum batang kemaluannya dan aku langsung meletakkan kemaluanku di atas wajahnya. Langsung saja kujilati. Dalam posisi 69 ini, kami saling memuaskan satu sama lainnya. Tak lama, aku merasa cairan wanitaku akan keluar. “Wang Hui, I’m cumming..” aku terus menyebut nama suamiku tanpa menyadari bahwa laki-laki yang sedang kusetubuhi adalah orang asing yang baru kukenal dalam 1 hari.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kami sangat kecapaian dan berbaring sebentar. Rupanya Lee masih hot. Aku masih memegang-megang batang kemaluannya dan genggamanku mulai bergerak naik turun. batang kemaluannya yang masih belum kuat langsung saja berdiri tegap. Aku duduk mengangkang dan mengendarai batang kemaluannya. Badanku naik turun berirama. Tangannya memainkan puting susuku yang mulai mengeras dalam pegangannya. Dia mulai mengerang dan berteriak, “Enak!”. Pinggulku juga turut bergerak naik mengikuti irama Lee.

Tanda-tanda ejakulasi mulai muncul dan irama kami semakin lebih cepat. “Ooh.. ooh..” Kami berdua mengerang bersamaan dan akhirnya aku merasakan otot-otot liang kewanitaanku mengeras dan cairan manisku tumpah ke atas batang kemaluannya. Pada saat itu juga batang kemaluannya menembakkan cairan laki-lakinya ke dalam liang kewanitaanku dan aku merasakan sensasi yang selalu kurindukan.

Kami tidak berpakaian kembali. Kami berdua tidur berpelukan. Esok paginya, aku sungguh terkejut ketika melihat tubuhku yang dalam keadaan telanjang. Aku membangunkan Lee yang tidur sambil memeluk tubuhku dengan mesranya. Aku menanyakan apa yang terjadi dengan diri kami.

Lee menceritakan seluruh kejadian yang dialami oleh kami selama semalam dan aku langsung terkejut dan meninggalkan rumah Lee dengan berjuta penyesalan. Dengan beribu ribu penyesalan, aku langsung kembali ke Airport untuk menemui jenazah suamiku dan aku berharap dia mau memaafkan apa yang terjadi antara aku dengan orang yang baru saja kukenal, Lee Yam.

Maafkan aku, suamiku sayang dan selamat tinggal sayangku. Aku berjanji bahwa aku tidak akan melakukan hal itu lagi.