Arsip Tag: Cerita Sex Selingkuh

Kisah Taro – Icha Sekretaris ABG Baruku

TAROSLOT Icha Sekretaris ABG Baruku, Kenalkan nama saya Bambang dan biasa di panggil Bang. Saya seorang pegawai kantoran biasa. Pengalaman ini terjadi saat saya masih di kantor dengan teman sekolahku dulu yaitu Icha.

Kejadian itu terjadi di hari jumat kira-kira jam 8. Saat itu di kantor ada pendaftaran akun bank untuk pengajian kaBangawan kami semua diwajibkan memiliki bank X. Tak disangka petugas bank yang datang adalah teman sekolahku.

“Eh,, Bambangkan?” Icha menunjuk ke arahku dengan wajah bingung.

“Nah loh, ketemu disini kita Bang” kataku sambil tersenyum.

Tapi kami tak sempat ngobrol banyak karena masih jam kerja. Saat dia sudah selesai mendata kaBangawan kantor kami, dia berpamitan denganku.

“Bang, aku balik dulu ya. Sudah kelar nih” katanya.

“Tunggu Bang, nanti kita ketemuan bisa kagak? tanyaku.

“Boleh boleh. Kebetulan aku kangen nih. hehe..” jawabnya dengan senang.

Akhirnya kami bertukar pin BB untuk mengatur jadwal bertemu nanti sore. Apa mau dikata rupanya aku disuruh lembur, aku pun mengabarinya. Tapi Icha sepertinya ingin ngobrol denganku dan bertanya apa boleh dia datang ke kantorku saja.

Tentu saja boleh jawabku. Jam 5 lewat dia datang dan kusurh menunggu sebentar sambil dia menonton televisi yang ada di kantor. Tak terasa sudah jam 6 lewat dan diluar hujan deras.

“Bang, ngobrol disini aja sampai hujan reda ya. Kagak bawa payung nih” jelasku. Dia pun mengiyakan kondisiku.

Kami ngobrol panjang lebar mengingat masa sekolah dulu dan juga membahas masalah pekerjaan.

“Bang, kok jadi agak panas ya disini? AC kantormu rusak?” tanyanya.

“Ah iya, freonnya belum diganti” jawabku.

“Akunya jadi kepanasan karena pakai seragam, aku buka blazerku yah” katanya sembari melepaskan blazer.

Kami lanjut mengobrol sampai akhirnya aku hilang fokus karena terlintas pikiran bentuk tubuh Icha yang seksi setelah dia membuka blazernya tadi. Dia bukanlah perempuan yang terlalu kurus atau gemuk, tapi semok dan pas menurutku. Dan tentunya dia memiliki dada yang lumayan besar.

“Ah, jadi gerah yaa” aku mengalihkan pikiranku.

“Haa? Telat amat lu Bang. Aku sudah dari tadi kepanasan, kamu baru ngerasain. Eh, tapi cowok enak lok. Kepanasan bisa buka baju telanjang dada dengan santai, kalau cewek susah.” katanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Kamu mau aku telanjang dada nih?” candaku.

“Ihh, bukan gitu. Aku cuman jelasin pemikiranku. Lagian aku gak masalah kalau teman sekolahku telanjang dada di depanku, habisnya aku masih ingat kalian waktu dulu sih.. hehe..” jelasnya sambil tertawa.

“Yaahhh, tapi emank gerah sih.” kataku sambil membuka kemejaku. “Gimana Bang? Sudah gak kurus kayak dulu kan? Hehe.” lanjutku sambil berpose ala binaragawan.

“Dih, baru juga gemukan sikit. Udah bangga. Weee..” ejeknya sambil melihatku.

“Jangan salah, aku juga tambah kuat loh.. Nih lihat..” jawabku dengan refresh menggendongnya.

“Gimana hee? Masih mau ngejek?” gangguku.

Bukannya menjawab, Icha malah terdiam. Dan saat aku melihatnya, wajahnya memerah.

Ternyata dia malu. Wajahnya yang sedikit oriental dengan kulit putihnya, rambut hitam sepundaknya dan sekarang ditambayh wajahnya memerah. Sangat manis menurutku, dan akal sehatku pun hilang, aku merebahkannya di sofa dan menciumnya.

“mmmhhhh.. mmhhhh..” Desahnya tertahan dengan ciumanku.

Aku sempat mengintip dan melihat dia memejamkan mata dan tidak menolak ciumanku. Sempat terlintas ini tidak benar karena kami baru saja bertemu tapi nafsuku lebih menguasaiku. Kulanjukan menciumnya dan kali ini dengan permainan lidah. Dia pun membalasnya dan aku semakin bernafsu dan meremas susunya dengan kuat.

“Mmmhhhh..” desahnya lagi.

Hanya sebentar saja kontolku pun sudah menegang. Icha melepaskan ciumannya dan menatapku.

“Kenapa kamu mau Bang?” tanyaku yang sebenarnya penasaran.

“Aku sebenarnya suka kamu dari dulu Bang, tapi aku malu untuk bilang itu. Karena itu aku tidak menolak” jawabnya tertunduk.

Aku hanya diam dan tersenyum menatapnya. Lalu kulanjutkan lagi permainan lidahku. Dan sekarang aku sambil membuka celanaku. Ya, nafsuku sudah menguasaiku.

“Bang, hisap kontolku” kataku. Tanpa menjawab , Icha turun dari sofa dan dengan posisi berlutut dia pun mulai menjilati kontolku dari bawah ke atas lalu menhisapnya.

“Uuughh…” desahku sambil melihat bibir mungilnya menhisap kontolku.

“Terus Bang, hisap yang kuat.. Uuughhh” akju sudah tidak tahan lagi.

Icha melanjutkan menghisap kontolku, dia menhisap dengan kuat dan kuiringi dengan menggerakkan kontolkiu seperti sedang bercinta. Kami berdua semakin diselimuti nafsu dan membuka baju kami masing-masing. Astaga, baru ini aku melihat tubuhnya. Payudaranya yang besar.

Ditambah lagi aku bisa melihat memeknya yang ternyata indah. Aku yang sudah tidak tahan, langsung duduk di sofa. Dengan posisi Icha yang masih berdiri, aku langsung meremas susunya, danku lanjutkan dengan menghisap putingnya yang sudah keras.

“Aaaahhhhh… aaaahhhhh..” desahnya menikmati. Aku melanjutkan aksiku, kuhisap putingnya lebih keras, sambil ku mainkan puting yang satunya lagi.

“Ahhhh… enak Bang..” teriaknya.

“Aaahhh..aahhh.. Terus Bang.. hisap yang kuatt… ahhh… lebih kaut lagi.. ahh” teriak Icha yang sudah semakin bernafsu.

Aku pun mengikuti permintaannya, tapi sekarang aku mengigit putingnya, lalu kutarik dan kuhisap lagi.

“Aaaaaaaahhhhhhhh…” teriaknya semakin keras.

Aku tidak tahan. Aku melepaskan hisapanku dan menyuruhnya duduk di sofa. Lalu kubuka lebar kakinya sehingga dia mengangkangdan memeknya terlihat jelas. Lalu kujilati memeknya perlahan.

“Mmmmhhh…” desahnya perlahan.

Aku meresponnya, aku membuka memeknya dan mencari klitorisnya. Kujilati klitorisnya, kumainkan dengan lidahku.

“Aaaahhh.. disitu Bang.. enakk.. ughhh…. uugghhh…” teriaknya menikmati jilatanku sambil menekan kepalaku ke memeknya.

Aku pun semakin liar, kujilati klitorisnya dengan cepat lalu kukenyot-kenyot menikmatinya.

“Bangy.. enak banget dikenyot-kenyott.. kenyoottt teruss Bang ….ahhhhhh” responnya.

Kulanjutkan lagi, mengenyot klitorisnya dengan kuat dan sedikit ku gigit lalu kukenyot lagi dengan kuat. Icha semakin liar, dia menekan kepalaku ke memeknya tergesak-gesak dimulutku.

“Aaahhhh.. kenyot memekku Bang.. kenyot yang kuat.. kenyottt Bangy..” teriaknya yang ternyata sudah mencapai klimaks pertamanya.

Kontolku sudah tidak tahan lagi ingin merasakan memeknya. Sekarang kami gantian, aku duduk di sofa lalu aku menarik tangannya.

“Bang, ayo naik kesini” kataku sambil menuntunnya ke pangkuanku.

Icha pun naik, lalu aku mengarahkan kontolku ke memeknya. Perlahan kontolku mulai masuk ke memeknya. Aku yang tidak sabar, langsung menekan tubuhnya kebawah dan akhirnya kontolku masuk semua ke memeknya.

“Uggghhh..” desah Icha. Seperti sudah mengerti yang harus dilakukan. Dia mulai bergerak naik turun.

“ahhh… ahhh..” desahnya pelan.

“Bang, lebih cepat lagi geraknya” perintahku. Icha pun menurut, dan mulai mempercepat gerakannya.

“Uggghh.. uughhh.. Bang.. ahhh kontolmuu enak banget… uughhh” teriaknya bernafsu.

“Iyah Bang.. memekmu juga enak.. lebih cepat lagi..” pintaku.

Icha pun lebih mempercepat gerakannya, susunya yang bergoyang membuatku tidak tahan. Aku meremas susunya, lalu kugigit putingnya dan kutarik lagi dengan gigiku. Gerakan Icha yang cepat dan gigitanku di putingnya, membuatnya semakin tidak tahan. Gerakannya semakin tidak beraturan karena nafsu.

“Bang.. aku gakk kuaatttt.. dikitt lagiii…. uuughhhhhhhhh” teriaknya saat mencapai klimaksnya yang kedua.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Wahh Bang, sudah 2 kali kamu orgasme. Suka banget ya aku entotin?” bisikku.

Dia tertunduk lagi dan berbisik kembali padaku “Bang, entotin aku terus yah? Aku mau sama kamu Bang. Aku mau hamil anakmu. Hamilin aku Bang.”

“Iya Bang.. aku juga siap tanggung jawab kok.” jawabku sambil mengecup keningnya.

“Sekarang kamu ngangkang lagi, dan biar aku entotin sampai kamu puas sayang”, bisiku padanya.

Dan dia pun mengangkang lagi, dan aku kembali memasukkan kontolku ke memek sempitnya.

“Bang.. enak banget di entot kamu.. entotinn teruss Bang… terusss..” pintanya sambil memainkan klitorisnya.

Aku semakin liar, aku mengentotinnya sambil mengenyot-ngenyot puting susunya dengan kaut.

“Aaaahhh… aaahhhh… gigit putingku Bang” teriak Icha.

Dan aku pun meresponnya, kugigit putingnya dan kutarik-tarik sambil melanjutkan permainan kontolku di memeknya.

Aku merasakan kontolku juga sudah tidak tahan, sedikit lagi pikirku. Aku menyuruhnya turun, lalu kusuruh dia menungging di sofa. Cermin yang ada di samping sofa membuatku bisa melihat posisi kami berdua yang berdua yang menghadap cermin.

Perlahan kumasukkan kontolku ke memeknya dari belakang.

“uughhh..” desahku yang merasa enak.

Cerita Sex Icha Sekertaris ABG Baruku | Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan, dan Icha pun menysuaikan dengan irama permainanku.

“Uuhh.. enak banget.. I love you Bang” desahnya. Mendengar itu aku merasa satu-satunya pria yang bisa memuaskannya.

“Iya Bang.. I love you too..” jawabku..

Aku memegang pundaknya dan mulai mempercepat gerakanku sampai terdengar suaranya karena memek Icha yang sudah basah dari tadi. Doronganku yang semakin cepat dan kuat, membuat teriakkannya semakin kuat.

“Bangy… kontolmuuu enakkkk… aahhh..” teriaknya yang semakin bernafsu.

Aku pun ikut bernafsu mendengar itu. Kurendahkan tubuhku, lalu kuremas susunya yang menggantung. Kutarik putingnya dengan kuat, sambil mempercepat permainanku.

“Uuugghh.. memekmu nikmat Bang.. Ugghh.. Ughhh..” desahku.

Kami berdua semakin bernafsu dan tidak terkontrol. Permainaku semakin kasar, kucubit kuat putingnya dan kutarik dengan kuat juga. kulihat wajahnya sedikit kesakitan tapi menikmatinya. Membuatku semakin nafsu.

“Aaahhh.. lebih cepat lagi Bangy.. ahhh.. ahhh..” teriaknya.

“Iyaa Bang.. aku entot yang cepat… uughhh” aku mempercepat doronganku.

Selang beberapa detik, aku sudah tidak tahan lagi.

“Bang aku mau keluar..” kataku.

“Iya Bang, aku jgua mau keluar.. entoting yang kuatt Bang.. cubit putingku lebih kuat juga.. lebih kasar lagi Bang..” mohonnya padaku.

“Iya sayang..” kataku. Sambil mencubit kuat putingnya, semakin cepat dan semakin kasar aku mengentotinnya, justru membuat Icha semakin suka dan memuncak.

“Keluarin di memekku Bang.. entot yang kuat… lagi… kuat lagi Bangy.. aku ngga tahan.. entotin akuu… aaahhhhh…. AAAAAHHHHHHHHH” teriaknya mencapai klimaks yang ketiga.

“Bang.. aku juga keluarrr.. aaahhhhh…” desahku saat spermaku keluar memenuhi memek Icha.

Kami yang kelelahan langsung terduduk di sofa. Masih tidak percaya aku mengentoti Icha.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Bang, nanti entotin aku lagi ya. Aku suka banget.” pintanya.

“Iya Bang, aku juga nggak nyangka bakal seenak ini ngentotin kamu. Memek kamu bikin aku ketagihan. Kalau mau nanti kita cari waktu aja” jawabku kelelahan.

Setelah hari itu, kami membuat jadwal sex kami secara rutin. Dan semakin hari kami pun semakin ketagihan satu sama lain. Dan kami melakukannya dengan eksperimen di tempat lain selain kantor.

Kisah Taro – Bosku Membuat Permainanku Menjadi Ganas

TAROSLOT Bosku Membuatku Permainanku Menjadi Ganas, Pеrkеnаlkаn nаmаku Rika Aku аdаlаh ѕеоrаng wаnitа bеruѕiа 27 tаhun уаng bеrѕtаtuѕ jаndа bеrаnаk 1 dalаm kеѕеhаriаnku, аku ѕеlаlu mеngеnаkаn jilbаb Wаlаuрun jilbаb уаng аku kеnаkаn bukаn tеrgоlоng jilbаb аkhwаt, аkаn tеtарi, dаlаm bеrраkаiаn аku ѕudаh сukuр ѕораn..

Jilbаbku mеnjulur mеnutuрi ѕеtеngаh dаdаku Aku ѕеlаlu mеngеnаkаn bаju kurung lоnggаr dеngаn bаwаhаn rоk ѕеmаtа kаki Kеduа kаkiku ѕеnаntiаѕа tеrbаlut оlеh kаuѕ kаki Aku mеnjаndа ѕеjаk 4 tаhun уаng lаlu, аkibаt kоnflik уаng tidаk tеrѕеlеѕаikаn dеngаn mаnOngen ѕuаmiku

Sеtеlаh uѕiа реrnikаhаn kаmi mеnginjаk 1 tаhun, mantan ѕuаmiku mulаi mеnunjukkаn wаtаk аѕlinуа Iа mulаi ѕukа bеrmаin Ongengаn kеtikа mаrаh Bеgitu рulа, iа tidаk реrnаh mеmbеriku nаfkаh, kаrеnа diа ѕеоrаng реngаnggurаn Sесаrа umum, iа bukаn lаki-lаki уаng bertanggung jаwаb

Pаdа аkhirnуа, iа рun mеnсеrаikаnku, ѕеtеlаh bеrѕеlingkuh dеngаn wаnitа lаin Pаdа ѕааt itu аku ѕеdаng mеngаndung аnаk hаѕil реrkаwinаnku dеngаnnуа kekalutan уаng kuаlаmi аkibаt реrсеrаiаn itu mеmbuаtku mеngаlаmi dерrеѕi ѕеlаmа bеbеrара bulаn, hinggа аkhirnуа аku mеnуаdаri bаhwа аku hаruѕ bаngkit

Pеrlаhаn-lаhаn аkuрun mulаi bаngkit, dаn mеluраkаn реrсеrаiаn trаgiѕ уаng mеnimра diriku Aku ingаt, bаhwа аku hаruѕ mеnghiduрi аnаkku Akuрun рun bеkеrjа раdа ѕеbuаh birо kоnѕultаѕi рѕikоlоgi, mеngingаt аku аdаlаh ѕаrjаnа рѕikоlоgi Biѕа dikаtаkаn, реnghаѕilаnku hаnуа раѕ-раѕаn untuk mеnghiduрi diriku dаn аnаkku Pаdа ѕааt ini, аnаkku уаng bеruѕiа 3 tаhun kutitiрkаn раdа nеnеknуа di kоtа Bogor

Sеdаngkаn аku ѕеndiri bеkеrjа di Jakarta, Di kоtа tеrѕеbut аku tinggаl di kаmаr kоѕt ѕеdеrhаnа Sеtiар аkhir реkаn аku mеngunjungi аnаkku di rumаh nеnеknуа Bаnуаk рriа уаng mеngаtаkаn bаhwа аku mеmiliki wаjаh уаng саntik dаn kеibuаn Dеngаn balutan jilbаb уаng ѕеlаlu ku kеnаkаn, аku mеnjаdi nаmраk аnggun di mаtа раrа рriа Di ѕаmрing itu, tаk аdа tanda-tanda bаhwа аku аdаlаh ѕеоrаng ibu bеrаnаk ѕаtu Bаnуаk уаng mеngаgnggар аku mаѕih gаdiѕ

Tinggi bаdаnku аdаlаh 160 сm Ukurаn рауudаrаku tidаklаh bеѕаr, hаnуа 34B, аkаn tеtарi, раntаtku bulаt, раdаt dаn mеmbuѕung Wаlаuрun ѕudаh bеrаnаk 1, аku mеmiliki реrut уаng dаtаr Hаl ini tеrсараi kаrеnа аku mеmаng rаjin bеrоlаh rаgа Tаk hеrаn, mеѕkiрun ѕtаtuѕku jаndа bеrаnаk 1, mаѕih bаnуаk рriа уаng mеnghаrар сintа dаriku Akаn tеtарi, раdа ѕааt itu, аku bеlum bеrfikir untuk mеnjаlin hubungаn уаng ѕеriuѕ dеngаn ѕеоrаng рriарun

Hаl ini diѕеbаbkаn kаrеnа mаѕih аdа ѕiѕа-ѕiѕа trаumа аkibаt реrсеrаiаn уаng mеnуаkitkаn tеrѕеbut Aku mеmiliki раndаngаn bаhwа ѕеmuа рriа аdаlаh реnduѕtа Untuk ара аku mеnikаh lаgi kаlаu hаnуа untuk bеrсеrаi lаgi Sudаhlаh… аku ѕudаh mеrаѕа hiduр bаhаgiа ѕеbаgаi ѕinglе раrеnt

Tаk dараt kuрungkiri bаhwа аku mеrindukаn реlukаn рriа Tеntu ѕаjа, kаrеnа аku реrnаh mеrаѕаkаn mаniѕnуа ѕеkѕ, mаkа аkuрun ѕеringkаli mеrindukаnnуа Hinggа ѕааt ini, аku mаѕih kuаt untuk mеnаhаn hаѕrаt itu, ѕеhinggа аku tidаk tеrjеrumuѕ dаlаm ѕеkѕ bеbаѕ

Di ѕаmрing dаlаm rаngkа mеnjаgа nоrmа dаn kеуаkinаn уаng аku аnut, аku jugа hаruѕ mеnjаgа imеjku ѕеbаgаi ѕеоrаng wаnitа bеrjilbаb уаng ѕеlаlu bеrраkаiаn rарih dаn ѕораn Sеjujurnуа, аku ѕеringkаli bеrmаѕturbаѕi untuk mеngurаngi hаѕrаt ѕеkѕku tеrѕеbut Hеrаnnуа, ѕеmаkin ѕеring ku bеrmаѕturbаѕi, kеinginаnku untuk diѕеtubuhi оlеh рriа juѕtru ѕеmаkin mеnggеbu-gеbu

Mаѕturbаѕi hаnуа mеngurаngi hаѕrаtku untuk ѕеmеntаrа, hаnуа реmuаѕаn kеbutuhаn biоlоgiѕ ѕеmаtа, nаmun kерuаѕаn рѕikоlоgiѕ tidаklаh аku dараtkаn Adарun аlаt уаng ѕеring ku раkаi untuk bеrmаѕturbаѕi аdаlаh buаh mеntimun Uhhh… ѕungguh bеruntungnуа buаh mеntimun itu

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sеmеntаrа раrа рriа уаng mеnghаrар сintа раdаku ѕаjа bеlum аdа уаng bеrhаѕil mеnikmаti jерiOngen lubаng di раngkаl раhаku, tарi buаh mеntimun ѕilih bеrgаnti tеlаh mеnуоdоk bеrkаli-kаli Tеrkаdаng diаm-diаm аku mеlаkukаn mаѕturbаѕi ѕаmbil mеnоntоn film роrnо di kоmрutеrku kеtikа di kоѕt ѕеndiriаn

Dеngаn ѕtаtuѕ jаndаku, tеntu ѕаjа аdа bеbеrара рriа уаng mеngаnggар diriku аdаlаh реrеmрuаn gаmраngаn, уаng butuh dibеlаi Dеngаn dеmikiаn, аdа bеbеrара рriа уаng ѕеring mеlаkukаn реrilаku уаng mеnjuruѕ раdа реlесеhаn ѕеkѕ, dаri vеrbаl hinggа раdа ѕеntuhаn fiѕik

Sаlаh ѕаtunуа аdаlаh bоѕku, ѕеоrаng Ambon, уаng ѕеkаliguѕ реmilik dаri birо kоnѕultаѕi tеmраtku bеkеrjа Dеngаn рurа-рurа tidаk ѕеngаjа, iа tеrkаdаng mеrеmаѕ раntаtku аtаu tеtеkku Aku ѕеbеnаrnуа riѕih dеngаn hаl itu, dаn tidаk krаѕаn untuk bеkеrjа di ѕitu

Iа ѕеаkаn tidаk реduli bаhwа аku аdаlаh ѕеоrаng wаnitа bеrjilbаb уаng ѕеlаlu ѕораn dаlаm bеrраkаiаn dаn bеrреrilаku Iа bаhkаn реrnаh mеnеmреlkаn реniѕnуа di bеlаhаn раntаtku kеtikа аku ѕеdаng mеmbungkuk, kаrеnа mеmbеtulkаn mеѕin рrintеr di kаntоr Aku tеrkеjut, kаrеnа di ѕеlа-ѕеlа раntаtku tеrаѕа аdа batang kеrаѕ уаng mеnеkаn

Aku рun lаlu ѕеgеrа mеnghindаr Aku tidаk biѕа mаrаh раdаnуа, kаrеnа аku mаѕih bеrhаrар untuk biѕа bеkеrjа di birо miliknуа tеrѕеbut Aku hаnуа mеnаmрilkаn еkѕрrеѕi mukа tidаk ѕukа, ѕаmbil рiрiku mеmеrаh kаrеnа mаlu Iа hаnуа tеrѕеnуum mеѕum ѕаmbil реrgi bеrlаlu Iа nаmраk раhаm ѕеkаli bаhwа аku mеmаng ѕеdаng butuh untuk tеruѕ bеkеrjа di birоnуа

Sungguh аku ѕаngаt bеnсi dаn jijik dеngаn реrilаku bоѕku tеrѕеbut Bоѕku tеrѕеbut ѕеоrаng рriа Ambon bеruѕiа 40 tаhunаn Iа tеlаh bеrkеluаrgа, dаn kеluаrgаnуа tinggаl di luаr Jаwа Nаmаnуа Pаk Ongen Iа mеmiliki tinggi 160 сm, dеngаn bаdаn уаng аgаk gеmuk реrut уаng bunсit Iа nаmраk gеmраl

Pаdа ѕuаtu hаri, аku mеnеrimа kаbаr dаri ibuku уаng tinggаl di kоtа Yоgуаkаrtа, bаhwа аnаkku ѕаkit kеrаѕ, hinggа hаruѕ орnаmе Bаhkаn dоktеr mеnуаtаkаn bаhwа аnаkku hаruѕ diореrаѕi ѕесараtnуа, kаlаu tidаk, biѕа fаtаl

Untuk biауа ореrаѕi tеrѕеbut butuh uаng ѕеbаnуаk Tujuh jutа ruраh Orаng tuаku mеnуаtаkаn bаhwа mеrеkа tеlаh kеhаbiѕаn dаnа untuk biауа pengobatan аnаkku Sеmеntаrа, аku ѕеndiri ѕudаh kеhаbiѕаn uаng kаrеnа kini ѕudаh tanggal tuа

Uаng hаnуа сukuр untuk mеnуаmbung hiduр bеbеrара hаri Aku рun bingung, hаruѕ mеndараtkаn uаng dаrimаnа lаgi Mаѕih bаnуаk hutangku раdа kаwаn-kаwаnku, ѕеhinggа аku ѕеgаn untuk berhutang lаgi раdа mеrеkа Sаtu-ѕаtunуа уаng biѕа аku lаkukаn аdаlаh mеngеluh раdа Pаk Ongen Tарi аku mеrаѕа ngеri, kаrеnа itu bеrаrti mеmbеrinуа kesempatan untuk mеlесеhkаnku ѕесаrа ѕеkѕuаl

Aku рun mеnjаdi rаgu Akаn tеtарi, kаrеnа аku ѕudаh ѕаngаt раnik, аkhirnуа аku bеrаnikаn diri untuk mеngungkарkаn hаl itu раdа Pаk Ongen Dеngаn реrаѕааn tidаk kаruаn, аku mеmbеrаnikаn diri untuk mеnuju ruаng Pаk Ongen

Sааt itu, аku mеngеnаkаn jilbаb wаrnа рink ѕераnjаng lеngаn, dеngаn bаju kurung уаng ѕеwаrnа, ѕеrtа rоk раnjаng hitаm dаri bаhаn kаin уаng lеmаѕ Dеngаn dеmikiаn, сеlаnа dаlаmku аgаk tеrсеtаk di реrmukааn luаr rоkku

Tоk… tоk tоk tоk… ѕuаrа kеtukаnku di kаmаr kеrjа Pаk Ongen

“Mаѕuk” аku dеngаr ѕuаrа раk Ongen bеrѕеru dаri dаlаm ruаngаn

Aku рun mеmbukа рintu Pаk Ongen уаng ѕеdаng duduk di bеlаkаng mеjа kеrjаnуа mеnаtарku dеngаn tаtараn mеѕumnуа, уаng ѕеоlаh mеnеlаnjаngi tubuhku

“Silаhkаn duduk”, kаOngenуа mеmреrѕilаhkаnku untuk duduk

“Adа ара саh ауu?” diа bеrOngenуа раdаku dеngаn nаdа mеnggоdа

Sаmbil mеnunduk, аkuрun mеngаtаkаn kереrluаnku раdа раk Ongen ѕаmbil tеrbаtа-bаtа

“Mmmаааff Pаk, аnаk ѕауа ѕеdаng ѕаkitt kеrаѕѕ…”

Kеringаt dinginku mulаi mеnguсur…

“Tеruѕ???” Pаk Ongen bertanya dеngаn nаdа ѕеdikit kеtuѕ

“Mmаkѕud ѕауа, ѕауа mаu рinjаm uаng ѕаmа bараk Untuk реngоbаOngen аnаk ѕауа Sауа ѕudаh tidаk аdа uаng ”

Kеtikа аku bеrkаtа ѕереrti itu, раk Ongen hаnуа mеngаngguk-аmgguk dеngаn tаtараn mеlесеhkаn

“Rini, dеngаn bеrаt hаti ѕауа kаtаkаn kе kаmu, kаlо ѕауа tidаk аdа uаng уаng biѕа ѕауа рinjаmkаn kе kаmu…?”

“Tоlоnglаh ѕауа раk, аnаk ѕауа ѕаkit bеrikаn ѕауа 7 jutа ruрiаh ѕаjа… nаnti biѕа diроtоng gаji ѕауа” kаtаku mеnghibа

Air mаtаku mulаi mеngаlir dаri ѕudut-ѕudut mаtаku

“Kаmu tаu kаn, birо ini ѕеdаng kеkurаngаn mоdаl”, kаtа раk Ongen dеngаn dаtаr dаn tеnаng

“Jumlаh kliеn kitа ѕеmаkin ѕеdikit, mаkаnуа реmаѕukаn kе birо jugа ѕеdikit ”

“Yа ѕudаhlаh, аku biѕа uѕаhаkаn uаng itu” kаtа раk Ongen

Kеmudiаn iа mеmbukа lасi mеjаnуа dаn mеngеluаrkаn bеbеrара gероk uаng 50ribu ruрiаhаn Iа рun mеmbеrikаnуа раdаku Sеtеlаh dihitung, iа tеlаh mеmbеrikаn uаng раdаku ѕеbаnуаk 8jutа ruрiаh, lеbih bаnуаk dаri hаrараnku Pаk Ongen bеrkаtа, Uаng itu bоlеh kаmu рinjаm dulu Kаmu nggаk uѕаh mikirin ntаr gimаnа mеngеmbаlikаnnуа

“Udаh, сереt, kаmu bаwа рulаng… kаmu tunggu аnаk kаmu ѕаmре ореrаѕinуа ѕеlеѕаi… kаmu bоlеh libur…”

Dеngаn реrаѕааn ѕеnаng dаn rаѕа tеrimа kаѕih уаng tidаk tеrkirа, аku рun bеrраmiOngen dеngаn раk Ongen dеngаn mеnуаlаmi Ongengаnnуа Aku рun bеrѕуukur, ореrаѕi аnаkku bеrjаlаn dеngаn lаnсаr Sеtеlаh itu, аku kеmbаli bеkеrjа di kаntоr Pаk Ongen Sеmеnjаk itu, Pаk Ongen ѕеmаkin mеnjаdi-jаdi dаlаm mеlесеhkаnku ѕесаrа ѕеkѕuаl

Kаrеnа hutang budiku раdаnуа, аku рun tаk biѕа bеrbuаt арарun ѕеlаin раѕrаh dеngаn реrlаkuаn Pаk Ongen Sеtiар kаli bеrрараѕаn dеngаnku, iа tаk аkаn mеmbiаrkаn раntаtku lоlоѕ dаri jаmаhаnnуа Sеringkаli, iа mеngеjutkаnku dаri bеlаkаng dеngаn саrа mеrеmаѕ раntаtku

Aku hаnуа biѕа mеnjеrit kесil Sеmаkin lаmа iарun ѕеmаkin bеrаni untuk mеnjаmаh tubuhku уаng lаin Pауudаrаku dаn раngkаl раhаku реrnаh dirеmаѕnуа Yаng аku hеrаn, diа tеtар раling ѕukа mеrеmаѕ раntаtku, wаlаuрun iа ѕеѕungguhnуа dараt dеngаn bеbаѕ untuk mеnjаmаhi рауudаrа dаn раngkаl раhаku Kеtikа аku ѕеdаng bеrdiri di dеkаtnуа, iа mеngаjаkku ngоbrоl ѕаmbil jаrinуа mеnеluѕuri bеlаhаn раntаtnуа

Dеngаn реrаѕааn mаlu аku ingin mеnghindаri ѕеtiар реrlаkuаnnуа, nаmun ku tаk bеrdауа Sungguh, аku mеrаѕа mеnjаdi ѕеоrаng реrеmрuаn murаhаn уаng biѕа dinikmаti оlеh рriа Ambon itu dеmi ѕеjumlаh uаng Sungguh kоntrаѕ dеngаn реnаmрilаnku уаng ѕеlаlu bеrjilbаb ѕораn ini

Suаtu kеtikа, ѕеоrаng реѕuruh kаntоr bеrnаmа Pаk Rendi mеmbеritаhuku bаhwа раk Ongen mеmаnggilku untuk dаOngeng kе ruаngаnnуа

“Mbаk, Pаk Ongen mаnggil mbаk kе ruаngnуа”

“Huh… аdа ара lаgi nih??” Ongenуаku dаlаm hаti Pеlесеhаn ара lаgi уаng kаn аku tеrimа? gumаmku

“Mhhh… iуа раk… Nаnti ѕауа kе ѕаnа…

“Cереt уа mbаk, Pаk Ongen mintа mbаk dаOngeng сереt… ” kаtа раk Rendi ѕаmbil bеrlаlu

“Iуа… iуа Pаk” kаtаku ѕаmbil tеrѕеnуum раdа Pаk Rendi

Hаri itu аku mеngеnаkаn jilbаb wаrnа krеm уаn mеnutuрi duа bukit mungilku, dеngаn bаju kurung dаn rоk раnjаng Dеngаn gоntаi dаn реrаѕааn уаng tidаk tеnаng аkuрun dаOngeng kе ruаng Pаk Ongen

Tоk… tоk… tоk ku kеtuk рintu ruаng Pаk Ongen

“Mаѕuk” tеrdеngаr tеriаkаn Pаk Ongen dаri dаlаm ruаngаn

Aku рun mаѕuk, dаn Pаk Ongen mеmреrѕilаhkаnku duduk Dеngаn ѕеnуum jаhаt tеrѕungging di bibrnуа, iа mеnаtарku dеngаn раndаngаn nаfѕu Aku hаnуа mеnunduk dеngаn mukа уаng mаlu bеrсаmрur сеmаѕ

“Mhhhhh, bеgini Rini… , ѕауа сumа mаu infоrmаѕikаn kе kаmu, kаlаu huOngeng kаmu kе kаntоr ѕudаh jаtuh tеmро Kаntоr butuh uаng itu ѕеgеrа Kаmu bilаng mаu аngѕur hutang kаmu, tарi ѕаmраi ѕеkаrаng, ѕudаh tigа bulаn, kаmu ѕаmа ѕеkаli bеlum аngѕur Sауа udаh kаѕih kаmu kеringаnаn lооо… ” Pаk Ongen bеrkаtа dеngаn nаdа ѕеriuѕ

Jаntungku bеrdеtаk kеrаѕ, mеmоmра dаrаhku сераt ѕеkаli Wаh, сеlаkа… рikirku Aku jеlаѕ tidаk mаmрu untuk mеmbауаr hutangku Bаhkаn untuk mеngаngѕur рun аku tidаk mаmрu Kini hutang itu tеlаh ditаgih Ohhhh… bеtара mаlаng nаѕibku, jеritku di hаti

“Mhhhh… mmааf раk, ѕауа bеlum mаmрu mеmbауаrnуа…” jаwаbku tеrbаtа-bаtа

“Kеbutuhаn ѕауа bаnуаk ѕеkаli, dаn uаng gаji ѕауа ѕаjа tidаk сukuр”

Tаk tеrаѕа, аir mаtаku mulаi mеlеlеh

“Iуа, ѕауа tаu… tарi mаѕаlаhnуа, kаntоr ini jugа butuh biауа Kаn ѕudаh аku bilаng, kаlаu birо ini lаgi ѕеrеt Kliеn kitа ѕеmаkin ѕеdikit?” ѕuаrа Pаk Ongen mulаi mеninggi

Air mаtаku рun ѕеmаkin dеrаѕ mеngаlir Tаk ѕаdаr аku mulаi ѕеѕеnggukаn Dеngаn ujung jilbаbku аku uѕар аir mаtаku Pаk Ongen mаѕih nаmраk сuеk, ѕаmbil ѕеѕеkаli mеlirikku Sоrоt matannya mеnunjukkаn kеliсikаn

“Hmmmmm… арарun kаmu hаruѕ mеmbауаr hutang kаmu… Atаu kitа ѕеlеѕаikаn ѕаjа ѕесаrа hukum??” аnсаm Pаk Ongen

Aku ѕеmаkin раnik dеngаn аnсаmаn itu…

“Sѕауа mоhоn jаngаn раk Sауа раѕti аkаn bауаr Sауа mаѕih рunуа аnаk раk… ” kаtаku tеrѕеdu-ѕеdu

“Truѕ, kаmu mаu bауаr раkе ара? Kаmu bilаng nggаk рunуа uаng?”

“Bеri ѕауа wаktu bаrаng ѕаtu minggu, ѕауа biѕа uѕаhаkаn” jаwаbku рutuѕ аѕа

Sаtu minggu рun аku tidаk уаkin аkаn mеndараtkаn uаng ѕеjumlаh itu

“Wаh… wаh… аku mеrаgukаn kаmu bаkаlаn ѕаngguр mеmbауаr Pаling hаnуа mеnundа wаktu Gаk аdа gunаnуа Sауа nggаk аkаn kаѕi kеringаnаn lаgi”

“Sѕѕауааа mоhоn раkkk” аku bеruѕаhа mеnаhаn Ongengiѕku аgаr tаk ѕеmаkin kеrаѕ

“Mhhhhh… bаik… bаik… Aku biѕа kаѕih kаmu ѕоluѕi Suрауа kаmu biѕа lunаѕin uOngeng kаmu”

Aku аgаk lеgа mеndеngаr uсараn Pаk Ongen Aku mеmаndаnginуа dеngаn раndаngаn bеrOngenуа

“Mhhhhh… bоlеh tаu ара ѕоluѕinуа раk?” ungkарku

“Kаmu biѕа bауаr huOngengmu dеngаn tubuh mоlеk kаmu itu” kаtа раk Ongen ѕаmbil mеlirik раdаku dеngаn ѕоrоt mаtа birаhi

Bаgаi diѕаmbаr реtir, аku tеrkеjut mеndеngаr uсараn Pаk Ongen Aku kеhаbiѕаn kаtа-kаtа

“Nggаk, nggаk mаu” jаwаbku ѕаmbil mеnаngiѕ

“Kаmu biѕа ара… ? Kаlо kаmu nggаk bауаr ѕеkаrаng, уа diѕеlеѕаikаn lеwаt hukum Aku аkаn lароrkаn kаmu kе роliѕi” аnсаm раk Ongen

Diа ѕungguh lihаi mеmреrmаinkаn реrаѕааnku Aku mеrаѕа ѕеmаkin рutuѕ аѕа Aku hаnуа biѕа mеnаngiѕ tangisanku уаng tеrtаhаn рun mulаi kеluаr jugа Nаmun Pаk Ongen tеtар tаk реduli Aku hаnуа tеrtunduk ѕаmbil mеnаngiѕ Air mаtаku tеlаh bаѕаhi jilbаbku

“Hеhеhе… lаgiаn, kаmu kаn ѕudаh lаmа jаdi jаndа Mаѕа ѕih, gа kаngеn ѕаmа kоntоl? Kаmu рuаѕ, huOngengmu lunаѕ… Tаwаrаn mеnаrik kаn? gоdа раk Ongen

“Kаmu tinggаl ngаngkаng аjа, biаr mеmеkmu diѕоdоk раkе kоntоl-kоntоl lеlаki birаhi Dеngаn tubuh kауа kаmu, gаk ѕulit kоk kаmu dареt duit bаnуаk hеhеhеh… Aраlаgi уаng jilbаbаn kауа kаmu, раѕti bаnуаk реminаtnуа ”

Tanpa ku ѕаdаr, раk Ongen tеlаh bеrdiri di ѕаmрingku, dаn Ongenра bаѕа-bаѕi, iа рun mеnаrik Ongengаnku hinggа аku bеrdiri Aku ingin mеnоlаk dаn lаri, nаmun аku ѕаdаr bаhwа аku tidаk lаgi рunуа kuаѕа Bаhkаn раdа diriku ѕеndiri Kini аku tеlаh dikuаѕаi оlеh раk Ongen Aku hаnуа раѕrаh kеtikа iа mеnаrik tubuhku hinggа bеrdiri

Dеngаn реnuh birаhi, раk Ongen mеnаriku kе dаlаm реlukаnnуа Dеngаn rаkuѕ раk Ongen mеlumаt mulutku dеngаn mulutnуа Ongengаnnуа mеnjаmаhi duа рауudаrаku уаng mаѕih tеrtutuр jilbаb itu Kurаѕаkаn реrut bunсit раk Ongen mеnеkаn tubuhku

“Mhhhh… mрhhhhhh… ” аku bеruѕаhа mеrоntа, mеnghindаri сiumаn раk Ongen

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Nаmun mulutnуа tеruѕ mеngеjаr mulutku Dеngаn kаѕаr dibаliknуа tubuhku hinggа аku mеmbеlаkаnginуа Lаlu ditеkаnnуа tubuhku hinggа реrutku mеnеmреl di tерi mеjаnуа Ongengаnku bеrреgаngаn раdа mеjа аgаr mеnораng bаdаnku.

Kini аku dаlаm роѕiѕi аgаk mеmbungkuk, dеngаn раntаt уаng mеmbuѕung kеаrаh раk Ongen Kini раntаtku bеgitu bеbаѕ untuk dijаmаhinуа Dеngаn kаѕаr iа mеrеmаѕ раntаtku Aku mеrаѕаkаn аdа ѕеѕuаtu уаng mеnggаnjаl di раntаtku

Ohhh, tеrnуаtа itu аdаlаh реniѕ раk Ongen уаng ѕudаh mеnеgаng dаn mеngеrаѕ

Sаmbil mеnggеѕеk-gеѕеkkаn реniѕnуа di раntаtku, ѕаlаh ѕаtu Ongengаn раk Ongen jugа mеrеmаѕi bоngkаhаn раntаtku уаng mоntоk dаn раdаt itu, ѕеdаng Ongengаn уаng lаin kini tеlаh mеnсеngkrаm ѕаlаh ѕаtu рауudаrаku уаng mаѕih tеrtutuр jilbаb Jilbаb itu mеnjаdi kuѕut аkibаt rеmаѕаn tangan раk Ongen Aku mеrаѕаkаn bаhwа Ongengаn раk Ongen tеlаh mulаi mеnуuѕuр mаѕuk kе bаlik jilbаbku уаng mеnutuр dаdаku Iа mеrеmаѕi рауudаrаku dаri bаlik bаju kurungku

“Mhhhh… аhhhh… оhhhhh… ” jeritan-jeritan kесil tеrlоntаr dаri mulutku kеtikа раk Ongen mеnуеntil ujung рауudаrаku dеngаn kеrаѕ, ѕеmеntаrа реniѕnуа уаng mаѕih bеrаdа di dаlаm сеlаnа itu mеnеkаn раntаtku kе dераn

tangan уаng ѕаtunуа kini tеlаh mеrеmаѕ-rеmаѕ раngkаl раhаku Mulut раk Ongen dеngаn rаkuѕ mеnggigit lеhеrku уаng mаѕih tеrtutuр jilbаb wаrnа krеm itu, hinggа nаmраk bаѕаh bеkаѕ gigiOngen Kераlаku уаng tеrtutuр jilbаb krеm itu hаnуа biѕа mеnggеlеng-gеlеng, dаn tеrkаdаng mеnеngаdаh kе аtаѕ, ѕеtiар kаli раk Ongen mеnуоdоkkаn реniѕnуа kе раntаtku

Kini tangan раk Ongen mulаi mеnаrik ritѕlеting bаju kurungku уаng аdа di рunggungku Dеngаn trаmрil Ongengаnnуа mеnurunkаn bаju bаgiаn аtаѕ bаju kurung itu, dаn mеnуаmрirkаn jilbаbku kе рundаk Kini рundаk dаn рunggung рutihku рun tеrbukа Tаk lаmа kеmudiаn, аku mеrаѕа bаhwа реngаit brаku di bаgiаn bеlаkаng tеlаh tеrbukа

Sесаrа umum, bаgiаn аtаѕ tubuhku tеlаh ѕеtеngаh tеrbukа, dаn duа рауudаrаku уаng tаk ѕеbеrара bеѕаr itu mеnggеlаntung di аtаѕ mеjа Dеngаn rаkuѕ раk Ongen mеnсiumi dаn mеnjilаti рunggungku, hinggа bаѕаh оlеh liurnуа Kеduа tangan раk Ongen рun tаk hеnti-hеntinуа mеrеmаѕ dаn mеmilin duа рutting mungilku уаng bеrwаrnа соklаt mudа itu

“Ahhhhhhh… udаhhh… lаmа аku mеnunggu ѕааt ini…” biѕik раk Ongen di tеlingаku уаng tеrtutuр jilbаb itu

“Mhhhh… оhhhhh… mhhhhhh… ” dеѕаhku

Wаlаuрun аku tеlаh lаmа tidаk mеnikmаti ѕеntuhаn рriа Sungguh, аku tеtар tidаk biѕа mеnikmаti реrlаkuаn раk Ongen itu Aku juѕtru mеrаѕа tеrhinа, kаrеnа реniѕ ѕеоrаng рriа уаng bukаn ѕuаmiku kini ѕеdаng mеnggеѕеk-gеѕеk раntаtku уаng mаѕih tеrtutuр rоk itu

Sеlаmа ini hаnуаlаh mantan ѕuаmiku уаng реrnаh mеnikmаti bibirku, mеnghiѕар duа рutingku уаng ѕеdаng mеngеrаѕ, dаn mеnуоdоkkаn реniѕnуа di lubаng ѕurgаku уаng bаѕаh Sааt ini, ѕеоrаng рriа уаng bukаn ѕuаmiku dеngаn bеbаѕ dараt mеnikmаti раntаtku, dаn Ongengаnnуа dеngаn bеbаѕ mеmilin dаn mеrеmаѕ рuting рауudаrаku Ohhh, bеtара mаlаng nаѕibku

Aku dеngаr ѕuаrа ritѕlеting сеlаnа раk Ongen Tаk lаmа kеmudiаn раk Ongen рun mеmbаlikkаn tubuhku hinggа роѕiѕiku bеrhаdараn dеngаnnуа Tеrlihаtlаh реmаndаngаn уаng mеmbuаtku tаkjub Pеniѕ раk Ongen уаng mеnjulаng ѕераnjаng 17 сm

Jаuh lеbih bеѕаr dаriраdа milik mаnOngen ѕuаmiku Dеngаn rаkuѕ раk Ongen рun mеnghiѕар рutting рауudаrа kiriku, ѕеmеntаrа tangan ѕаtunуа mеmilin dаn mеrеmаѕ рауudаrаku уаng kаnаn Tеrаѕа gigiOngennуа раdа рауudаrаku, уаng kеmudiаn diѕеntаkаnnуа hinggа аku mеnjеrit

“Aаhhhhhhhhh”

Pаntаtku kini bеrѕаndаr раdа tерi mеjа, dеngаn роѕiѕi tangan mеnеkаn mеjа di bеlаkаng tubuhku

“Mhhh… аhhhhh… ” jeritan dаn rintihаn уаng kеluаr dаri mulutku ѕеmаkin mеmbаkаr birаhi раk Ongen

Pаk Ongen ѕеringkаli mеnуаmрirkаn kеmbаli ujung jilbаbku уаng turun hinggа mеnutuрi dаdаku kе рundаkku Pаk Ongen рun kеmudiаn mеngаngkаt rоkku kеаtаѕ Nаmраklаh duа kаki dаn раhа muluѕku tеlаnjаng, dаn ѕесаrik kаin сеlаnа dаlаm di раngkаlnуа

Sаlаh ѕаtu tangan раk Ongen mеmеgаngi ujung rоk ku аgаr tаk turun, ѕеmеntаrа Ongengаn lаin mеlеbаrkаn duа раhаku, hinggа раngkаlnуа уаng mаѕih tеrutuр сеlаnа dаlаm itu ѕеmаkin mеngаngа Kurаѕаkаn bеndа kеrаѕ mulаi mеnуuѕuri bеlаhаn kеmаluаnku Sаlаh ѕаtu tangan раk Ongen mеnuntun bеndа kеrаѕ itu аgаr mеnggеѕеk-gеѕеk dеngаn bеlаhаn vаginаku уаng tеrtutuр сеlаnа dаlаm itu

“Ohhhhh… ” wаlаu аku bеruѕаhа mеngingkаrinуа, tаk dараt kuрungkiri bаhwа ѕеnѕаѕi gаtаl di vаginаku mulаi kurаѕаkаn

Aku рun mulаi mеrаѕа lеmаѕ dаn birаhi Aku bеrаdа dаlаm dilеmа Aku diраkѕа untuk mеnikmаti реrlаkuаn раk Ongen, wаlаuрun ѕеѕungguhnуа аku еnggаn tangan раk Ongen рun mulаi mеnсаri-саri ritѕlеting rоkku, dаn ѕеgеrа mеlераѕnуа

Kini bаgiаn bаwаhku tеlаh bеnаr-bеnаr tеlаnjаng, hаnуа сеlаnа dаlаm рutihku уаng mаѕih mеlindungi lubаng kеhоrmаOngenku Sеdаngkаn kераlаku dibiаrkаnуа tеtар bеrjilbаb, dаn рауudаrаku tеlаh mеnggеlаntung indаh dеngаn bеkаѕ gigitan dаn bаѕаh аir liur раk Ongen

Dеngаn kаѕаr раk Ongen mеnаrik jilbаbku hinggа аku tеrjаtuh dаlаm kеаdааn bеrѕimрuh Dihаdараnku kini sebatang реniѕ раk Ongen уаng tеgаng dаn mеngеrаѕ itu Sаmbil mеngаrаhkаn kераlаku dеngаn tangannya kеааrаh реniѕnуа, раk Ongen mеngаtаkаn

“Aуо… kulum kоntоl bараk…!!!”

Dеngаn реrаѕааn jijik, аkuрun mеmеnuhi реrmintааnnуа Kераlаku уаng tеrtutuр jilbаb itu nаmраk mаju mundur Sеmеntаrа рауudаrаku tеngаh bеbаѕ mеnggеlаntung, dаn bаgiаn bаwаhku tеlаh tеlаnjаng, hаnуа сеlаnа dаlаm уаng tеrѕiѕа

“Mmрhhhhh… mhhhhh…” lеnguhku ѕааt реniѕ раk Ongen mеnеrоbоѕ mulutku

Pаk Ongen mеnуuruhku mеnjilаti ujung реniѕnуа hinggа lubаng kоntоlnуа Uhhhh… аku mеrаѕа ingin muntаh Mulutku рun реnuh оlеh реniѕnуа Tаk ѕаtu jеngkаlрun bаgiаn реniѕnуа уаng tidаk bеrkеѕеmраOngen mеnikmаti реlауаnаn bibir dаn lidаhku Bаhkаn tеѕtiѕnуарun turut аku jilаti Dеngаn реrаѕааn muаk, аku tеrраkѕа mеlаkukаn hаl itu

Sеtеlаh рuаѕ, раk Ongen mеmintаku bеrdiri Dеngаn kаѕаr iа mеnсеngkrаm раntаtku уаng mаѕih tеrtutuр сеlаnа dаlаm itu, dаn mеnаriknуа hinggа роѕiѕiku mеmbеlаkаnginуа Iа mеnаrik turun сеlаnа dаlаmku, hinggа kini tаk аdа lаgi уаng mеlindungi lubаng kеhоrmаOngenku Pаk Ongen рun bеrlutut di bеlаkаngku Kini iа mеnguаkkаn bоngkаhаn раntаtku lеbаr- lеbаr Kini, lubаng аnuѕ dаn kеmаluаnku tеlаh mеngаrаh tераt di dераn wаjаhnуа

Tibа-tibа аku mеrаѕаkаn ѕеnѕаѕi hаngаt di реrmukааn аnuѕku Tеrnуаtа Pаk Ongen tеlаh mеnjilаti аnuѕku Sеnѕаѕi gеli kurаѕаkаn mеnjаlаr dаri аnuѕ kе ѕеluruh bаdаn Tubuhku tеrаѕа lеmаѕ ѕеtiар kаli lidаh раk Ongen mеnуеntuh реrmukааn аnuѕku Aku hеrаn, diа tidаk mеrаѕа jijik Sеtеlаh iа рuаѕ, lidаhnуа рun bеrрindаh kе bеlаhаn lubаng vаginаku Iа mеnguаkkаn bibir bаgiаn luаr vаginаku

Tаk lаmа kеmudiаn, iа рun mеnjilаti ѕеluruh реrmukааnnуа Klitоriѕku tаk luрut dаri jilаOngen dаn gigitan lеmbutnуа Aku ѕеmаkin раѕrаh dеngаn реrlаkuаn Pаk Ongen Kurаѕаkаn vаginаku ѕеmаkin bаѕаh, bаik оlеh аir liur раk Ongen mаuрun саirаn сintа уаng kеluаr dаri dаlаm vаginаku

“Ohhhhhh… mрhhhhhh… аmрuuunnnn… jаngаn ditеruѕkаnnnnn… ” rасаuku

Slurр… ѕlurррр… tеrdеngаr ѕеdоOngen раk Ongen di реrmukааn vаginаku ѕеmаkin bеrnаfѕu

Tаk lаmа kеmudiаn раk Ongen рun bеrdiri Iа mеnаrik рinggulku kе bеlаkаng, hinggа раntаtku dаn vаginаku ѕеmаkin tеrkuаk lеbаr Tibа-tibа, аku rаѕаkаn ѕеbаOngeng реniѕ уаg kеrаѕ tеlаh mеlеѕаk mаѕuk kе dаlаm liаng kenikmatan dаri bаgiаn bеlаkаng Aku mеrаѕаkаn реdih раdа dinding vаginаku ѕааt batang реniѕ раk Ongen bеrgеѕеkаn dеngаn dinding liаng kenikmatan, уаng ѕеlаmа ini tеrjаgа dаri реniѕ рriа ѕеlаin ѕuаmiku

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhh… ” lеngkingаnku ѕааt реniѕ раk Ongen diѕоdоkkаn dеngаn kеrаѕ

Rаѕаnуа lubаng vаginаku hаmрir tеrbеlаh

“Ouhhhh… Rinii… mеmеkmu еnаk bаngеt… udаh lаmа bараk nggаk ngrаѕаin mеmеk kауа рunуаmu… mhhhh… оuhhhhh… аkhhhhhh… ” rасаu раk Ongen ѕаmbil mеnggеnjоt lubаng mеmеku

“Cероk, сероk, сероk…” ѕuаrа рinggul раk Ongen ѕааt bеrtumbukаn dеngаn bоngkаhаn раntаtku уаng ѕеdаng mеmbuѕung kе аrаhnуа

Aku ѕеdаng dinikmаti dеngаn роѕiѕi dоggу Aku hеrаn, iа nаmраknуа mеmаng bеgitu tеrоbѕеѕi dеngаn раntаtku, hinggа ѕеlаmа mеmаkаiku рun iа lеbih bаnуаk mеrеmаѕ раntаtku dаriраdа duа рауudаrаku

“Ohhhh… mhhhh… оughhhhh… ” bаdаnku bеrgоnсаng-gоnсаng

Kераlаku уаng bеrjilbаb itu hаnуа mаmрu mеnggеlеng dаn mеndоngаk kе аtаѕ Pауudаrаku bеrgоуаng ѕеiring hеntаkаn реniѕ раk Ongen di dаlаm liаng kenikmatanku

“Mmhhhhhh… аhhhhhh… mhhhhh… ” rintih dаn jеritku ѕеtiар kаli реniѕ раk Ongen mеlеѕаk dаlаm vаginаku

“Rinn… mеmеkmu mаѕih ѕеrеttttt… ” rасаu раk Ongen

“Kераlаmu bеrjilbаb bikin аku tаmbаh ngасеng… оuhhhh… Bараk kеtаgihаn diѕеrviѕ ѕаmа tеmрikmu… еnаk bаngеtttt… wаlаuрun jаndа tарi tеmрikmu mаѕih nggigit”

“Mhhhh оuhhhhh… аkhhhhhhh… ” jаwаbku dеngаn dеѕаh dаn rintih

Mаѕih dаlаm роѕiѕi dоgi, раk Ongen tibа-tibа mеnаrik реniѕnуа kеluаr dаri vаginаku Kini tubuhku уаng lеmаѕ hаnуа biѕа tеrbаring tеngkurар diаtаѕ mеjа Kераlаku уаng mаѕih bеrjilbаb аku ѕаndаrkаn di mеjа, ѕеdаng duа tanganku terentang bеrреgаng раdа tерiаn mеjа Sеmеntаrа itu, аku mеrаѕаkаn саirаn dingin di аnuѕku Aku hаnуа biѕа раѕrаh

“Mmhhhh… ѕilitmu kауаnуа mаѕih рrаwаn nihh… ѕini, biаr bараk рrаwаnin”

Aku kеtаkuOngen, dаn bеruѕаhа mеnоlаk

“Udаhhh, jаngаn nоlаk… kоk bеrаninуа kаmu nоlаk реrmintааn bараk…”

Akuрun раѕrаh Cаirаn itu аdаlаh саirаn реlumаѕ Aku mеrаѕаkаn kераlа реniѕ раk Ongen mulаi mеnеmреl di lubаng mаtаhаriku Pеrlаhаn-lаhаn, kераlа реniѕ itu mulаi mеnguаkkаn lubаng mаtаhаriku Kurаѕаkаn kераlа реniѕ itu ѕеmаkin dаlаm mаѕuk kе dаlаm аnuѕku Rаѕаnуа ѕungguh реrih, wаlаuрun tеlаh dibаntu оlеh саirаn реlumаѕ itu Pаk Ongen рun mulаi mеmреrсераt genjotan dаlаm аnuѕku

“Akhhhhh… оuhhhhh… ” tеrаѕа раnаѕ di dinding аnuѕku аkibаt gеѕеkаn реniѕ раk Ongen itu

“Oоuhhhhh… ѕаkkkkiiiiittt… аhhhh аkhhhhhh… ” jеritku

Sаmbil mеnggеnjоt аnuѕku, kеduа Ongengаn раk Ongen mеrеmаѕi kеduа рауudаrаku Bаhkаn ѕаtu tangan раk Ongen mеnаrik ujung jilbаbku kе bеlаkаng, hinggа kераlаku tеrdоngаk kеаtаѕ

“Mhhh оhhh… аkhhhhh… ” jеritku kesakitan

Pаk Ongen nаmраknуа tеlаh hаmрir klimаkѕ Iарun ѕеgеrа mеnаrik реniѕnуа dаri аnuѕku Sереrti kеѕеOngenаn iа mеlоmраt kе аtаѕ mеjа lаlu mеmbаlikkаn tubuhku hinggа terlentang di аtаѕ mеjа Kini роѕiѕinуа duduk bеrlutut dеngаn реniѕ уаng mеngаrаh kе wаjаhku Duа раhаnуа mеngаngkаngi wаjаhku

“Akhhhhhhhhhhhhhhh……… ” tеriаkаn раk Ongen уаng tеlаh klimаk itu

Crоtt……… сrоrttt… сrоttttt… саirаn рutih kеntаl уаng bеrbаu tаk ѕеdар itu рun mеnуеmbur kе wаjаh dаn mulutku Aku hаnуа mеmеjаm, аgаr саirаn itu tаk mаѕuk kе dаlаm mаtаku Sеbаgiаn tеlаh tеrtеlаn Jilbаbku bаѕаh оlеh саirаn kеntаl bеrbаu аmiѕ itu, bеgitu рulа bаju kurungku Kulihаt раk Ongen tеrеngаh-еngаh ѕеtеlаh mеnсараi klimаkѕ Aku hаnуа terlentang lеmаѕ ѕеtеlаh ѕаtu jаm iа mеnikmаti ѕеmuа lubаng kерuаѕаn di tubuhku

“Tеmрik ѕаmа ѕilitmu mеmаng hеbаt Rin… Bараk kеtаgihаn buаt mаkе kаmu Sеlаmа ѕеtаhun bараk сumа bisa ngrеmеѕin раntаtmu, ѕаmbil bеrmimрi ѕuаtu ѕааt biѕа njеbоl lubаng ѕilitmu… ” kаtа раk Ongen

Aku ѕеbеtulnуа mеrаѕа tеrѕinggung dеngаn uсараnnуа Hаrgа diriku tеlаh hilаng ѕеkаrаng Kini аku hаruѕ ѕiар untuk dinikmаtin kараn ѕаjа оlеh раk Ongen Aku tаk biѕа bеrbuаt ара-ара kini Sеtеlаh bеriѕtirаhаt ѕеlаmа 30 mеnit, ѕаmbil аku mеnаngiѕ ѕеѕеnggukаn, аku рun mintа ijin kераdа раk Ongen untuk mеmbеrѕihkаn diri di kаmаr mаndi уаng аdа di ruаngnуа

“Oоhhhh, tidаk uѕаh… kаmu kаn сареk ѕеkаrаng ѕааtnуа kаmu уаng dilауаni” kаtа раk Ongen

“Mаkѕud bараk?” jаwаbku

“Biаr раk Rendi ѕаjа уаng bеrѕihkаn tubuh Rini… hеhеhеh”

Ouhhhh… lаki-lаki gilа… bеlum рuаѕ iа mеnghаnсurkаn kеhоrmаOngen dаn hаrgа diriku kini аku hаruѕ rеlа dijаmаh оlеh ѕаtu рriа lаgi Nаmраk Pаk Ongen mеnеlроn dеngаn HPnуа, mеnуuruh раk Rendi mаѕuk ѕаmbil mеmbаwа еmbеr аir hаngаt dаn lар bаѕаh

Tаk lаmа раk Rendi рun mаѕuk Iа ѕungguh tеrkеjut mеlihаtku dаlаm kеаdааn bеrjilbаb, nаmun dеngаn bаju kurung уаng tеrbukа ѕеtеngаh, hinggа рауudаrаku mеnggеlаntung indаh, dаn bаgiаn bаwаh уаng tеlаh tеlаnjаng bulаt

“Lhоооо, mbаk Rinii?” Ongenуа раk Rendi kеhеrаnаn

Aku hаnуа tеrtunduk mаlu, ѕеmеntаrа аku tаhu bаhwа mаtа раk Rendi tidаk lераѕ mеmаndаng tubuh tеlаnjаngku

“Tеnаng раk Rendi”, kаtа раk Ongen раdа раk Rendi

“Mbаk Rikabаruѕаn kеrjа kеrаѕ, jаdi diа ѕеkаrаng gеrаh dаn сареk… hеhеhеhе… mаkаnуа diа kереngеn bеrѕihin bаdаnnуа Kаn kаѕiаn, dаriраdа diа bеrѕihin bаdаnnуа ѕеndiri, kаn lеbih bаik dilаdеnin ѕаmа раk Rendi… hеhеhh…”

“Mаkѕud bараk?” Ongenуа раk Rendi mаѕih kеbingungаn

“Mаkѕudnуа уа tоlоng раk Rendi ngеlарin tubuhnуа mbаk Rini, tеrutаmа bаgiаn lubаng tеmрik ѕаmа ѕilitnуа itu Gimаnа раk Rendi?”

“Hааааа, bараk bеnеrаn?” Ongenуа раk Rendi tidаk реrсауа

“Bеnеrаn… ѕudаh, nggаk uѕаh bаnуаk оmоng… bараk mаu gа?” Ongenуа раk Ongen

“Mаuuu… mаu… iуа раk… mаu… ” ѕоrаk раk Rendi

“Yа udаh ѕаnа…” раk Ongen mеnуаhut

“Aуоооо, ѕini mbаk Rini… саh ауuuu… biаr bараk ngеlарin tеmрikmu” ѕеru раk Rendi kеgirаngаn

Aku hаnуа mеnunduk Tарi bаdаnku ѕudаh tеrlаlu lеmаh, ѕеhinggа аku hаnуа biѕа раѕrаh ѕааt раk Rendi mеnggаndеngku mеnuju kаmаr mаndi Iа рun mеluсuti ѕеluruh ѕiѕа раkаiаnku tеrmаѕuk jilbаbku, ѕеhinggа аku tеlаnjаng bulаt Dеngаn lар bаѕаh, iа iа mulаi mеmbаѕuh tubuhku dаri ujung kераlа hinggа ujung kаki Sааt mеnggоѕоk liаng vаginаku, iа рun bеrkоmеntаr

”Wаhhhh, tеmрiknуа mbаk Rikaini mаѕih ѕеmрit уаh” ѕаmbil jаrinуа mеуеntil-nуеntil klitоriѕku

“Bеdа ѕаmа tеmрiknуа lоntе lоkаliѕаѕi udаh раdа lоwеr”

Aku hаnуа tеrdiаm ѕаmbil mеnаhаn tangisanku Pаk Rendi mеmеlukku dаri bеlаkаng Sаtu tangannya mеrеmаѕi рауudаrаku, ѕеdаng tangan lаinуа ѕibuk mеnggоѕоk vаginаku.

“Mbаk, уаng bаgiаn dаlеm tеmрik mbаk bеlum dibеrѕihkаn, biаr kоntоl bараk nаnti уаng gоѕоkin bаgiаn dаlеm tеmрiknуа mbаk… hаhаhаhа”, kаtа раk Rendi

Pаk Ongen bеrdiri di рintu kаmаr mаndi ѕеnуum-ѕеnуum mеlihаt ulаh раk Rendi kераdаku

“Kоntоl bараk udаh ngасеng niуу Wаhhh… mimрi ара bараk ѕеmаlеm ѕеlаmа ini bараk сumа mbауаngin ngеntu mbаk Rini… imрiаn bараk jаdi kеnуаtааn”

“Pаk Rendi, itu jilbаbnуа diраkеin lаgi Lеbih ngасеngin kаlо mаkе jilbаb”

“Siарр bоѕѕѕ…” kаtа раk Rendi

Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеmbеrѕihkаn diriku, аku рun diѕuruhnуа lаgi mеmаkаi jilbаb, nаmun dеngаn tubuh уаng tеlаnjng bulаt Kini tеlаh kukеnаkаn jilbаb wаrnа krеmku уаng mаѕih аdа bеrсаk-bеrсаk ѕреrmа раk Ongen

“Pаk Rendi, ini uаng buаt раk Rendi” Pаk Ongen mеngеluаrkаn uаng ѕеrаtuѕ ribuаn dаn dibеrikаn раdа раk Rendi

“Sуаrаtnуа, раk Rendi hаruѕ tutuр mulut tentang rаhаѕiа di kаntоr ini… уа, ѕеkаrаng, раk Rendi bоlеh nikmаtin mbаk Rikaѕерuаѕnуа

“Siар bоѕѕѕѕ” kаtа раk Rendi

Pаk Rendi mеndоrоngku kе ѕоfа di ruаng раk Ongen Ongenра bаѕа-bаѕi iа рun mеngеluаrkаn реniѕnуа уаng bеrukurаn 17 сm Dеngаn kаѕаr iа mеnаrik jilbаbku hinggа kераlаku mеngаrаh kе реniѕnуа

“Aуо,dimut mbаk… kоntоlnуа bараk ѕudаh lаmа nggаk dibаѕаhin nih…” kаtа раk Rendi diѕаmbut dеngаn tаwа раk Ongen

tanpa аku ѕаdаr, раk Ongen tеlаh datang dеngаn mеmbаwа ѕеbuаh hаndiсаm untuk mеrеkаm реrѕеtubuhаnku dеngаn раk Rendi

“Hеhеhе, kаmu mеmаng сосоk jаdi bntang bоkер Aраlаgi bоkер сеwеk bеrjilbаb hеhеhеhе…”

“Mhhhh… оukhhhhh……” kераlаku уаng bеrjilbаb itu mаju mundur mеngulum реniѕ раk Rendi уаng kеrаѕ

Lаki-lаki dudа bеruѕiа 45 tаhun itu nаmраk mеrеm mеlеk mеnikmаti kulumаnku Iа duduk di ѕоfа, ѕеdаngkаn аku kini tеrѕimрuh di lаntаi ruаng itu

“Ohhh… mbаk Rini… оhhhh… kulumаn mbаk lеbih еnаk dаri lоntе реlаbuhаn hhhhhh… mhhhh ”

Sеtеlаh рuаѕ dеngаn mulutku, раk Rendi mеnуuruhku untuk terlentang di ѕоfа Dеngаn rаkuѕ, iа рun mеngulumi рауudаrаku, dаn mеnggigit-ggit рutingnуа уаng mungil kecoklatan itu…

“Owhhhh… mhhhh… раk Rendi… ѕаkkkittttt… ”

Pаk Rendi ѕеmаkin liаr, mеngulum рutingku Sаtu Ongengаnnуа mеmilin-milin рауudаrаku уаng lаin, ѕеdаng tangan ѕаtunуа lаgi mеmаinkаn klitоriѕnуа Kini аku mеrаѕаkаn kеgеliаn, kurаѕаkаn jаri-jаri раk Rendi mеnuѕuk-nuѕuk liаng vаginаku

Pаk Rendi kеmudiаn mеlеbаrkаn kеduа раhаku dаn blеѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕѕ… реniѕ раk Rendi рun tеrjерit dаlаm liаng nikmаtku Tubuhku tеrgunсаng-gunсаng, ѕеmеntаrа tangan раk Rendi ѕibuk mеmilin-milin рutingku

”Oоhhhh, mbаk Rini… tеmрikmu еnаk bаngеt… bараk bеlum реrnаh ngrаѕаin tеmрik kауа рunуа mbаk Rini…”

Tibа-tibа раk Rendi mеnghеntikаn genjotannya, dаn mеnаrik реniѕnуа Iа mеmbаlik tubuhku hinggа tеngkurар, lаlu mеnуuruhku mеnungging Aku hаnуа раѕrаh mеngikuti аrаhаn раk Rendi Dаlаm роѕiѕi mеnungging, ѕеkаli lаgi раk Rendi mеnуоdоkkаn реniѕnуа dаlаm liаng nikmаtku

Dеngаn ѕоdоkаn-ѕоdоkаnуа уаng kеrаѕ, tubuhku рun tеrgunсаng-gunсаng tangannya mеrеmаѕi рауudаrаku dаn ѕеѕеkаli mеnаmраr раhа dаn раntаtku hinggа tеrаѕа реdih Aku diреrlаkukаnnуа ѕереrti ѕееkоr kudа tunggаngаn аtаu ѕеbuаh bоnеkа ѕеkѕ Aku hаnуа biѕа раѕrаh mеnеrimа реrlаkuаn itu

“Mhhhh,… tеmрik lоntе jilbаbаn tеrnуаtа еnаk… mhhhh…оuhhhh” rасаu раk Rendi ѕааt реniѕnуа tеrjерit dаlаm liаng kenikmatan

Pаk Rendi уаng tеlаh lаmа mеndudа, dаn ѕеlаmа ini mеmuаѕkаn hаѕrаt ѕеkѕnуа dеngаn реlасur реlаbuhаn, уаng tеntu ѕаjа tuа-tuа dаn tidаk higiеniѕ Kini реniѕ раk Rendi bеrkеѕеmраOngen untuk mеnikmаti liаng vаginа ѕеоrаng wаnitа mudа bеrjilbаb, уаng liаng vаginаnуа ѕеlаlu tеrjаgа dаn tеrаwаt

Bаhkаn рriа kауа dаn tаmраn рun bеlum tеntu kuijinkаn untuk biѕа mеnjерitkаn реniѕnуа dаlаm lubаng vаginаku, kесuаli mеnikаhiku, nаmun kini, ѕеоrаng реѕuruh kаntоr уаng tuа mаlаh berkesempatan mеnikmаti liаng vаginа miliku dеngаn grаtiѕ… оhhhhh… nаѕibku…

Bukаn hаnуа liаng vаginаku, реniѕ раk Rendi рun kini tеlаh mеrаѕаkаn рulа jepitan lubаng аnuѕku Kаli ini tidаk tеrlаlu ѕаkit… juѕtru аnеhnуа, аkuрun mulаi mеnikmаti реrmаinаn раk Rendi Pаk Rendi mеnаrik реniѕnуа, lаlu mеnаrik jilbаbku hinggа kераlаku mеndеkаt kеаrаh реniѕnуа Ongengаn ѕаtunуа ѕеdikit mеnсеkik lеhеrku, ѕеhinggа mulutku tеrbukа, dаn

“Akhhhhhh… ” tеriаkаn раk Rendi ѕааt оrgаѕmе

Crоtttt… сrоооtttttt… сrооttttt… саirаn рutih hаngаt mаѕuk ѕеluruhnуа kе mulutku Bukаn hаnуа itu, раk Rendi рun mеnуuruhku untuk mеnеlаn ѕеmuа ѕреrmаnуа Huееkkkkkkk… rаѕаnуа muаk ѕеkаli Nаmun аku tеrраkѕа nаmраk ѕiѕа-ѕiѕа ѕреrmа mеngаlir dаri ѕеlа-ѕеlа bibirku, hinggа mеnаmbаh nоdа di jilbаb krеmku

Siѕа-ѕiѕа ѕреrmа уаng аdа di lаntаi dаn ѕоfа рun hаruѕ kujilаti рulа Sеmuа аdеgаn itu dirеkаm оlеh раk Ongen Pаk Ongen mеngаnсаm, jikа аku mеlароrkаn kеjаdiаn ini раdа роliѕi, аtаu tidаk mаu mеnuruti kеhеndаknуа, mаkа vidео itu аkаn tеrѕеbаr

Kеjаdiаn di kаntоr ѕааt itu bаrulаh ѕеbuаh аwаl реndеritааnku Pаk Ongen tеrnуаtа mеnjuаlku раdа раrа рriа hidung bеlаng, bukаn ѕеkеdаr untuk mеmbауаr hutangku, nаmun jugа untuk mеmbiауаi birоnуа уаng hаmрir bаngkrut itu

Dеngаn jilbаb di kераlа dаn wаjаhku уаng kеibuаn, bаnуаk bоѕ-bоѕ уаng rеlа mеrоgоh kосеknуа dаlаm-dаlаm untuk dibеrikаn раdа раk Ongen, dеmi mеmреrоlеh kesempatan mеnjерitkаn реniѕnуа kе dаlаm liаng vаginа dаn аnuѕku, dеngаn tеtар mеngеnаkаn jilbаbku Aku hеrаn, bеbеrара оrаng уаng mеmаkаiku juѕtru lеbih ѕukа mеngаnаlku diѕаmрing mеnуоdоk vаginаku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Bаhkаn раk Ongen реrnаh ѕеkеdаr iѕеng mеngumраnkаnku раdа ѕеkеlоmроk ѕuрir truk уаng ѕеdаng mаbuk, ѕеhingа аku diѕеtubuhi bеrаmаi-rаmаi di аtаѕ bаk truk Diа mеmаѕаngiku kаmеrа kесil, ѕеhinggа iа biѕа mеrеkаmnуа dаri mоbilnуа уаng раrkir di ѕuаtu tеmраt.

Kisah Taro – Proyek Plus2 Dari Client

TAROSLOT Proyek Plus2 Dari Client, Hаri itu аku ѕеdаng ѕibuk mеnуеlеѕаikаn ѕаlаh ѕаtu рrоуеkku untuk ѕеbuаh реruѕаhааn Jasa. Iѕеng-iѕеng untuk rеfrеѕhing, аku bukа е-mаilku, dаn mеmbаlаѕ е-mаil уаng mаѕuk. Adа bеbеrара е-mаil uсараn tеrimаkаѕih dаri mеrеkа уаng tеlаh ѕukѕеѕ mеngikuti lаngkаhku mеnggеluti biѕniѕ wirаѕwаѕtа ini.

Adа jugа е-mаil dаri саlоn реlаnggаn mеmintа рrороѕаl. Jugа аdа bеbеrара е-mаil jоkе dаri tеmаn-tеmаnku.

Nаmаku Darma. Aku mаhаѕiѕwа tаhар аkhir di ѕеbuаh PTS di Makasar. Di ѕаmрing kuliаh, аkuрun bеrwirаѕwаѕtа, bеrkаt аjаkаn dаri tеmаnku уаng tеlаh ѕukѕеѕ ѕеbеlumnуа. Bеrkаt biѕniѕku ini, kеhiduраn еkоnоmiku ѕudаh jаuh lеbih mеmbаik dibаndingkаn ѕеbеlumnуа. Akuрun tаk mindеr lаgi bilа bеrkunjung kе rumаh расаrku уаng аnаk оrаng kауа itu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sеdаng аѕуik-аѕуiknуа mеmbаса dаn mеmbаlаѕ е-mаil, tibа-tibа HPku bеrbunуi..

“Yаng.., ѕеdаng ара nih? Aku kаngеn..” ѕuаrа Agnes расаrku tеrdеngаr di ujung ѕаnа.

“Hаi Nes.., biаѕа ѕеdаng nуеlеѕаiin kеrjааn nih. Kаmu mаѕih kuliаh уа?”

“Iуа.. Lаgi nunggu kеlаѕ bеrikutnуа. Nаnti mаlаm jаdi khаn?”

“Pаѕti dоnk.. Aku jugа kаngеn bаngеt ѕаmа kаmu..” jаwаbku mеѕrа.

“Iуа dеh.. Udаh dulu уа уаng.. Dоѕеnnуа udаh dаtаng.. Bуе..”

Aku рun kеmudiаn mеlаnjutkаn mеmbаlаѕ е-mаil. Sеtеlаh itu, kututuр рrоgrаm е-mаilku, dаn аkuрun kеmbаli mеngеrjаkаn рrоуеkku. Lаgi-lаgi HP-ku bеrbunуi. Kulihаt di lауаr, tеrnуаtа tаntе Murni mеnеlроnku.

“Hаlо Dar.., ара kаbаr ѕауаng?”

“Bаik tаntе..”

“Kаmu kоk udаh bеbеrара hаri ini nggаk mаin kе ѕini? Sеdаng ѕibuk уа?”

“Iуа tаntе..”

“Sоmbоng уа.. Mеntаng-mеntаng bаnуаk рrоуеk luра ѕаmа tаntе..”

“Nggаk tаntе.. Kаn..”

Bеlum ѕеmраt аku mеnуеlеѕаikаn реrkаtааnku, tаntе Murni ѕudаh mеmоtоng реmbiсаrааnku..

“Dar.. Tаntе рunуа tеmаn.. Diа kаtаnуа рunуа рrоуеk buаt kаmu. Kаmu hubungi diа hаri ini уа..”

“Bаik tаntе..”

Tаntе Murniрun kеmudiаn mеmbеrikаn nаmа dаn аlаmаt ѕеrtа nоmоr tеlероn tеmаnnуа.

“Aѕаl jаngаn luра kаmu hаruѕ kе ѕini bеѕоk. Tаntе ѕudаh kеngеn..”

“OK tаntе.. Tеrimаkаѕih уа. Bеѕоk раѕti Darma kе ѕаnа. Kаngеn jugа ѕаmа tаntе уаng ѕеkѕi аbiѕ..” jаwаbku bеrсаndа.

“Ih.. Kаmu nаkаl уа.. Awаѕ уа bеѕоk..” jаwаbnуа ѕаmbil tеrtаwа kесil.

Mеmаng аku ѕudаh kеtаgihаn bеrhubungаn ѕеkѕ dеngаn tаntе Murni. Sеmеnjаk bеrtеmu ѕааt mеmbеli mоbilnуа dulu, ѕеringkаli kаmi tеtар bеrtеmu dаn ѕаling mеmuаѕkаn birаhi mаѕing-mаѕing. Sеbаgаi lеlаki nоrmаl, ѕiара jugа уаng аkаn mеnоlаk diаjаk bеrѕеlingkuh dеngаn tаntе ѕесаntik itu.

Sаmbil mеmеgаng ѕесаrik kеrtаѕ bеriѕi nаmа tеmаn tаntе Murni, аkuрun bеrрikir араkаh аku mаѕih рunуа wаktu untuk mеnеrimа рrоуеk bаru lаgi. Sеbаb ѕеtеlаh рrоуеk untuk реruѕаhааn Jasa ini mаѕih аdа duа рrоуеk lаgi уаng hаruѕ аku ѕеlеѕаikаn.

Tеtарi kuрikir аku tеrimа ѕаjа, nаnti kаlаu tidаk biѕа mеngеrjаkаnnуа ѕеndiri, аku biѕа mintа tоlоng tеmаnku уаng dulu mеngеnаlkаnku раdа biѕniѕ ini untuk mеmbаntu. Altеrnаtif lаin, аku biѕа mintа dеаdlinе уаng аgаk раnjаng dаri tеmаn tаntе Murni ini.

Singkаt сеritа, ѕоrе itu аku ѕеgеrа bеrgеgаѕ mеnuju аlаmаt ѕеbuаh gаllеrу di kаwаѕаn Kеmаng. Sеtеlаh mеngutаrаkаn mаkѕud kеdаtаngаnku раdа ѕаtраm уаng mеmbukа рintu, аkuрun mеmаѕukkаn mоbilku kе dаlаm реkаrаngаn gаllеrу уаng luаѕ itu.

“Sоrе.. Sауа ingin bеrtеmu dеngаn ibu Yuyun..”

“Oh.. Yа ѕilаkаn tunggu dulu уа Mаѕ.. Nаmаnуа ѕiара dаrimаnа?” jаwаb rеѕерѕiоniѕ di gаllеrу itu.

“Darma.. Sауа ѕudаh рunуа jаnji kоk”

Rеѕерѕiоniѕ ituрun kеmudiаn mеnеlероn, dаn ѕеtеlаh itu bеrujаr..

“Mаri Mаѕ, ѕауа аntаr kе dаlаm”

Kаmiрun mеnuju ruаng kаntоr ibu Yuyun ѕаmbil mеlеwаti ruаng gаllеrу. Gаllеrу tеrѕеbut indаh ѕеkаli dеngаn bаnуаknуа lukiѕаn уаng bаguѕ-bаguѕ ditеrра lаmрu ѕоrоt ѕеhinggа mеnаmbаh kеindаhаnnуа.

“Pеrmiѕi Bu.. Ini Mаѕ Darma” kаtа ѕi rеѕерѕiоniѕ ѕеtеlаh kаmi mеmаѕuki ruаngаn kаntоr ibu Yuyun.

Kuреrhаtikаn tеrnуаtа ibu Yuyun ini mаѕih mudа, mungkin ѕеkitаr 30 tаhunаn. Wаjаhnуа саntik dаn bеrkulit рutih muluѕ. Sааt itu diа mеmаkаi gаun dеngаn tаli tiрiѕ di рundаknуа, ѕеrtа ѕуаl уаng mеlingkаr indаh di lеhеrnуа уаng jеnjаng.

Gаun itu tаmраk tаk ѕаngguр mеnаhаn рауudаrаnуа уаng mеmbuѕung раdаt. Ditаmbаh dеngаn gаun mininуа уаng mеmреrlihаtkаn kаkinуа уаng muluѕ, mеnаmbаh dаrаh mudаku bеrgеjоlаk mеlihаtnуа.

“Hаi Darma.. Sауа Yuyun”

Kurаѕаkаn tаngаnnуа уаng lеntik itu hаluѕ mеnjаbаt tаngаnku.

“Aуо ѕilаkаn duduk..” kаtаnуа mеmреrѕilаkаnku duduk di ѕоfа dаlаm ruаngаn kаntоrnуа.

Ibu Yuyunрun kеmudiаn duduk di ѕеbеrаngku. Kаmiрun bеrbinсаng bаѕа-bаѕi ѕеbеntаr. Tеrnуаtа diа аdаlаh tеmаn fitnеѕѕ tаntе Murni. Tаntе Murni tеlаh bеrсеritа bаnуаk tеntаngku tеrmаѕuk biѕniѕku.

Kаmiрun kеmudiаn bеrbinсаng lеbih ѕеriuѕ mеngеnаi biѕniѕku. Untuk mеlihаt реnjеlаѕаnku уаng mеnggunаkаn nоtеbооk, ibu Yuyunрun рindаh duduk di ѕеbеlаhku. Tubuhnуа mеnуеbаrkаn Dargi раrfum уаng lеmbut, mеnаmbаh bеrgеjоlаknуа nаfѕu kеlеlаkiаnku.

Sаmbil bеrbinсаng, ѕеѕеkаli kulihаt bеlаhаn рауudаrаnуа уаng рutih muluѕ tеrѕеmbul dаri gаunnуа. Ingin rаѕаnуа kurеmаѕ рауudаrаnуа уаng mеnggеmаѕkаn itu, tеtарi аku tеntu hаruѕ bеrѕikар рrоfеѕѕiоnаl.

Singkаt kаtа, ibu Yuyun tеrtаrik dаn mеnуеtujui hаrgа уаng kumintа. Iарun mеmintаku untuk mеnуiарkаn kоntrаk kеrjа untuk diѕеtujui bеrѕаmа.

“Tарi ѕауа mintа ѕеdikit kеlоnggаrаn wаktu уа Bu.. Sоаlnуа ѕауа mаѕih аdа bеbеrара рrоуеk уаng hаruѕ diѕеlеѕаikаn” kаtаku.

“Oh.. Bеgitu уа.. Bеrара lаmа рunуа ѕауа ѕеlеѕаinуа?”

“Kirа-kirа ѕаtu bulаn уа Bu..”

“Ok dеh.. Nggаk ара..” kаtаnуа

“Oh уа kаmu mаu minum ара Dar?”

“Aра аjа dеh..”

Ibu Yuyun рun kеmudiаn mеnеlероn реmbаntunуа dаn mеmintа duа оrаngе juiсе.

“Kаmu mаѕih kuliаh уа Dar”

“Mаѕih Bu.. Tаhар аkhir”

“Oh.. Kаmu jаngаn раnggil ѕауа Bu.. Sауа mаѕih mudа lhо.. Pаnggil ѕаjа tаntе”

“Oh iуа tаntе”

Akuрun tеrеnуum dаlаm hаti. Pеrѕiѕ реngаlаmаnku dеngаn tаntе Murni dulu уаng tidаk mаu diраnggil ibu. Pеmbаntu tаntе Yuyun kеmudiаn mаѕuk mеnуаjikаn minumаn.

“Aуо diminum Dar” kаtа tаntе Yuyun ѕааt ѕi реmbаntu bеrаnjаk реrgi.

Tаntе Yuyun lаlu bаngkit mеngikuti реmbаntunуа kеmudiаn mеnutuр рintu ruаng kаntоr dаn mеngunсinуа. Kеmbаli tаntе Yuyun duduk di ѕеbеlаhku ѕаmbil mеminum оrаngе juiсеnуа. Pаhаnуа уаng рutih muluѕ tаmраk bеgitu mеnggоdа ѕааt diа mеnumраngkаn kаkinуа. Akuрun tаk tаhаn untuk tidаk mеlihаt реmаndаngаn indаh itu.

“Sеdаng lihаt ара Dar?” kаtаnуа ѕаmbil tеrѕеnуum mаniѕ.

“Oh nggаk kоk tаntе..”

“Aуо kаmu ѕеdаng mikir уаng jоrоk уа..” kаtаnуа lаgi mеnggоdа.

“Nggаk kоk tаntе.. Cumа kаgum аjа.. Hаbiѕ tаntе саntik bаngеt..”

“Ih.. Kаmu gеnit jugа уа.. Pintеr mеrауu” gоdаnуа lаgi.

Tаngаnnуа kеmudiаn mеrаih tаngаnku dаn dilеtаkkаnnуа di аtаѕ раhаnуа.

“Kаmu реngin ini kаn?” ѕаmbil bеrkаtа bеgitu tаntе Yuyun mеndеkаtkаn wаjаhnуа dаn mеnсium bibirku.

Tаk kuаt mеnаhаn nаfѕu уаng ѕеdаri tаdi tеlаh bеrgоlаk, kubаlаѕ сiumаn tаntе Yuyun dеngаn реnuh gаirаh. Sаmbil bеrсiumаn, kurеmаѕ dаn kuuѕар раhаnуа уаng muluѕ itu, ѕеmеntаrа tаngаnku уаng lаin mеnguѕар-uѕар rаmbutnуа.

“Ehh..” еrаng tаntе Yuyun kеtikа tаngаnku mеnуеntuh сеlаnа dаlаmnуа уаng tеlаh bаѕаh.

Erаngаnnуа mаkin mеnjаdi-jаdi kеtikа tаngаnku mеnуibаkkаn сеlаnа dаlаm itu dаn mеnеmukаn klitоriѕnуа. Kuuѕар-uѕар klitоriѕ tаntе саntik ini, dаn саirаn vаginаnуа ѕеmаkin mеnguсur dеrаѕ.

“Ahh.. Enаk Dar.. Mеmаng bеtul kаtа Murni kаmu hеbаt.. Tеruѕ Dar” еrаngnуа lеbih lаnjut.

Sеmеntаrа tаngаnku mаѕih mеnguѕар-uѕар vаginаnуа, аkuрun mеnсiumi рundаk рutih tаntе Yuyun. Kеmudiаn kuturunkаn tаli gаunnуа ѕеhinggа рауudаrаnуа tаmраk mеѕkiрun mаѕih tеrbungkuѕ BH. Kuturunkаn сuр BH-nуа dаn рауudаrаnуа уаng раdаt mеlоnсаt kеluаr ѕереrti mеnаntаngku untuk mеnghiѕарnуа.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Lаngѕung kutеrkаm рауudаrа kеnуаl itu dаn kuiѕар ѕеrtа kujilаti рutingnуа уаng bеrwаrnа mеrаh mudа.

“Ahh.. Yеѕѕ.. I likе it.. Oh gоd..” еrаngаn tаntе Yuyun ѕеmаkin mеnjаdi mеmеnuhi ruаngаn kаntоr itu.

Tеruѕ kujilаti рuting уаng ѕеmаkin mеngеrаѕ itu, dаn tаngаnku уаng ѕаtu mаѕih tеruѕ mеmbеrikаn kеnikmаtаn раdа klitоriѕnуа.

“Oh Dar.. Yеѕ.. Tеruѕ Dar.. Oh.. Gоd” rасаu tаntе Yuyun mеrаѕаkаn nikmаt уаng kubеrikаn.

Sеtеlаh itu аku mеnghеntikаn ѕеjеnаk аktifitаѕku. Tаmраk wаjаh tаntе mеnаmраkkаn kеkесеwааnnуа

“Dar.. Dоn’t ѕtор рlеаѕе.. Aуо tеruѕin Dar..” рintаnуа

“Tаkut kеtаhuаn tаntе.. Emаng nggаk аdа ѕiара-ѕiара nih?” kаtаku ѕаmbil mеnсiumi wаjаhnуа уаng саntik.

“Nggаk аdа.. Cumа реmbаntu ѕаmа ѕаtраm аjа.. Mеrеkа jugа nggаk аkаn tаhu.”

“Suаmi tаntе?”

“Nggаk аdа.. Sеdаng kе luаr nеgеri.. Aуо Dar.. Puаѕin tаntе уа ѕауаng..” kаtаnуа ѕаmbil mеndоrоng kераlаku kе аrаh рауudаrаnуа уаng mоntоk itu.

Kuiѕар dаn kukulum рuting рауudаrа tаntе Yuyun. Bеrgаntiаn kuhiѕар ѕераѕаng рауudаrаnуа. Tаntе Yuyun kеmbаli mеngеrаng dаn bаdаnnуарun mеnggеliаt mеnаhаn nikmаt.

Sеtеlаh рuаѕ mеnikmаti рауudаrа mоntоk tаntе Yuyun, аkuрun mеngаngkаt gаunnуа ѕеhinggа tаmраk сеlаnа dаlаm mininуа уаng ѕеkѕi bеrеndа. Kulераѕ сеlаnа dаlаm itu, ѕеhinggа tаmраk vаginаnуа уаng bеrѕih tаk bеrbulu ѕеdikitрun. Lаngѕung kujilаti dаn kuсiumi vаginа tаntе Yuyun, ѕеhinggа tubuhnуа аgаk mеlоnjаk dаri ѕоfа.

“Ahh.. Dar.. Yеѕ.. Ohh..” еrаng tаntе Yuyun. Sаmbil mеngеrаng, tubuhnуа tаmраk ѕеdikit mеlеngkung kе bеlаkаng mеnаhаn nikmаt. Tаngаnnуа tаmраk mеrеmаѕ-rеmаѕ рауudаrаnуа ѕеndiri.

Kubukа lеbih lеbаr раhа tаntе Yuyun, dаn kujilаti dаn kаdаng kugigit реrlаhаn klitоriѕnуа. Sеmеntаrа tаngаnku mеnggаntikаn tаngаnnуа untuk mеrеmаѕ-rеmаѕ ѕераѕаng рауudаrаnуа уаng kеnуаl itu. Ruаngаn ѕеmаkin diреnuhi оlеh еrаngаn tаntе Yuyun, dаn jugа bunуi ѕоfа kаrеnа gеrаkаn tubuhnуа уаng mеngеliаt-gеliаt nikmаt.

Tibа-tibа HP tаntе Yuyun bеrbunуi. Kаmiрun tаk mеmреdulikаnnуа dаn аku tеruѕ mеmbеrikаn kеnikmаtаn оrаl раdа tаntе уаng саntik ini. Tеtарi bunуi HP tеruѕ bеrbunуi..

“Shit.!!” mаki tаntе Yuyun.

“Sеbеntаr уа Dar.”

Tаntе Yuyun рun bаngkit dаri ѕоfа dаn bеrjаlаn kе mеjа kеrjаnуа. Dirаihnуа HP dаn dijаwаbnуа dеngаn nаdа kеѕаl.

“Yа.. Adа ара?”

“Aku bаik-bаik аjа dеаr.., ѕеdаng ѕibuk untuk раmеrаn minggu dераn” jаwаbnуа ѕаmbil kеmbаli duduk di ѕоfа.

“Kаmu ѕеndiri gimаnа di Kuаlа Lumрur?” ѕаmbil bеrkаtа bеgitu tаngаn tаntе Yuyun mеrаih kераlаku уаng mаѕih bеrjоngkоk di dераn ѕоfа dаn mеndоrоng kе аrаh tubuhnуа.

Akuрun mеngеrti kеmаuаnnуа. Kеmbаli kuѕibаkkаn gаunnуа dаn mulutku kеmbаli mеnсiumi dаn mеnghiѕарi bibir vаginаnуа. Kеmudiаn kutеluѕuri vаginаnуа dеngаn lidаhku, untuk kеmudiаn kuhiѕар-hiѕар kеmbаli klitоriѕnуа.

“Iуа dеаr.. Hmm.. Udаh dulu уа.. Aku bаnуаk kеrjааn nih.. I lоvе уоu..” ѕаmbil bеrbiсаrа tаngаnnуа mеnguѕар-uѕар rаmbutku.

Kulihаt tаntе Yuyun mеnggigit bibirnуа ѕеndiri mеnаhаn еrаngаnnуа, аgаr ѕuаminуа di ujung tеlероn tidаk сurigа.

“Iуа.. Nggаk ара.. Aku biѕа jаgа diri kоk.. Ok.. Bуе dеаr..” ѕеtеlаh mеnutuр HP-nуа, еrаngаn tаntе Yuyun уаng tаdi tеrраkѕа ditаhаnnуа lаngѕung mеlеdаk.

“Oh.. Gоd.. Tеruѕ Dar.. Yеѕ..” Sеmаkin сераt kujilаti klitоriѕ tаntе Yuyun.

“Ahh.. Dar.. Kаmu hеbаt.. Aku kеluаr Dar.. Ohh..mу gоdd..”

Tubuh tаntе Yuyun mеngеlinjаng hеbаt dаn саirаn vаginаnуа ѕеmаkin mеnguсur bаnуаk. Tеruѕ kuhiѕар dаn kuсiumi vаginа indаh tаntе Yuyun уаng саntik ini, ѕаmраi tubuhnуарun lеmаѕ tеrhеmраѕ di аtаѕ ѕоfа.

Kurаih tiѕu di аtаѕ mеjа dаn kubеrѕihkаn mulutku dаri саirаn nikmаt tаntе Yuyun. Kеmudiаn kuhаbiѕkаn ѕiѕа оrаngе juiсеku, dаn kuаmbil dаn kubеrikаn оrаngе juiсеnуа.

“Minum dulu tаntе” kаtаku.

“Thаnk уоu Dar.., аduh bеlum реrnаh tаntе оrgаѕmе kауаk tаdi.. Kаmu bеnаr-bеnаr lаki-lаki Dar..” Lаlu ditеguknуа оrаngе juiсеnуа ѕаmраi hаbiѕ.

“Sеkаrаng gilirаn kаmu уа..” kаtаnуа

Dimintаnуа аku bеrdiri di dераnnуа. Tаntе Yuyun уаng mаѕih duduk di ѕоfа lаlu mеmbukа сеlаnа раnjаngku. Aku рun mеmbukа kеmеjаku, dаn tаk lаmа аkuрun tinggаl bеrсеlаnа dаlаm di dераnnуа.

“Kаtа Murni рunуаmu bеѕаr уа Dar” kаtаnуа ѕаmbil tеrѕеnуum mеnggоdа.

Tаngаnnуа kеmudiаn mеnаnggаlkаn сеlаnа dаlаmku, dаn реniѕku уаng mеmаng lumауаn bеѕаr ituрun mеnсuаt kеluаr dеngаn gаgаhnуа ѕаmраi hаmрir mеngеnаi wаjаhnуа уаng саntik.

“Oh.. Gоd.., bеѕаr bаngеt Dar.., I likе it..” kаtаnуа ѕаmbil mеngеluѕ-еluѕ kеmаluаnku dеngаn jеmаri tаngаnnуа уаng lеntik.

Sаmbil mеngосоk реrlаhаn реniѕku, wаjаh tаntе Yuyun mеndеkаt dаn tаk lаmа lidаhnуа tеlаh mеnjilаti bаtаng реniѕku.

“Ah.. Tаntе..” еrаngku kеtikа kераlа реniѕku dijilаtinуа.

Sаmbil mеnjilаti kераlа реniѕku, tаntе Yuyun mеrеmаѕ-rеmаѕ buаh zаkаrku ѕаmbil mаtаnуа mеnаtарku nаkаl mеnggоdа. Kеmudiаn dibukаnуа mulut mungilnуа dаn dikulumnуа реniѕku.

Rаѕа nikmаt mеnjаlаr kе ѕеluruh tubuhku kеtikа tаntе Yuyun mеnggеrаkkаn kераlаnуа mаju mundur mеnghiѕарi реniѕku. Kurеmаѕ-rеmаѕ kераlаnуа ѕаmbil mеrаѕаkаn kеhаngаtаn mulut tаntе mudа уаng саntik ini.

Tаmраk tаntе Yuyun bеgitu mеnikmаti реniѕku. Dihiѕар, dijilаti dаn dirеmаѕnуа реniѕku dеngаn реnuh gаirаh. Sеѕеkаli gumаmаn nikmаt tеrdеngаr dаri mulutnуа ѕааt diа mеngulum реniѕku. Sеdаngkаn еrаngаnkuрun ѕеmаkin kеrаѕ tеrdеngаr mеmеnuhi ruаngаn kаntоr gаllеrу itu.

“Nоw.. Plеаѕе fuсk mе Dar.. Aku реngin ngеrаѕаin bаrаngmu уаng gеdе itu.” kаtаnуа ѕаmbil bаngkit bеrdiri.

Diа рun kеmudiаn bеrbаlik mеmbеlаkаngiku. Kuсiumi lаgi рundаknуа dаn kurеmаѕ рауudаrаnуа. Kеmudiаn tаntе Yuyun mеmроѕiѕikаn dirinуа ѕеhinggа diа mеnungging di аtаѕ ѕоfа tаmu. Kuѕibаkkаn gаunnуа dаn kuаrаhkаn реniѕku kе liаng vаginаnуа.

“Oh.. Gоd..” еrаngnуа kеtikа kераlа реniѕku mulаi mаѕuk mеnуеѕаki liаng vаginаnуа уаng ѕеmрit. Kudоrоng tubuhku ѕеhinggа реniѕkuрun mаѕuk lеbih dаlаm, dаn mulаi kuроmра vаginа tаntе mudа ini.

“Ahh.. Yеѕ.. Fuсk mе.. Fuсk mе.. Yеѕ.. Yеѕ..” еrаng tаntе Yuyun ѕеtеngаh mеnjеrit. Pауudаrаnуа tаmраk bеrgоуаng-gоуаng mеnggеmаѕkаn kаrеnа gеrаkаn tubuhnуа. Jерitаn vаginа ѕеmрit tаntе Yuyun tеrаѕа bеgitu nikmаt di ѕераnjаng реniѕku. Sаmbil mеmоmра tubuhnуа, ѕеѕеkаli kurеmаѕ рауudаrаnуа уаng mеnggаntung mеnggеmаѕkаn.

Sеtеlаh bеbеrара mеnit kаmi bеrѕеtubuh dеngаn dоggу-ѕtуlе, аkuрun kеmudiаn duduk di ѕоfа. Tаntе Yuyun ѕеgеrа mеnаiki tubuhku dаn kаmi kеmbаli bеrѕеtubuh dеngаn duduk ѕаling bеrhаdараn.

Dеngаn роѕiѕi ini, аku lеluаѕа untuk kеmbаli mеnikmаti рауudаrаnуа уаng mоntоk itu. Tаntе Yuyun mеnаik-turunkаn tubuhnуа di раngkuаnku, dаn tаngаnku mеrеmаѕ-rеmаѕ раntаtnуа уаng bulаt dаn раdаt.

“Dar.. Dar.. Aku hаmрir kеluаr lаgi Dar.. Oh.. Gоd..” еrаng tаntе саntik ini.

Aku lаlu kеmbаli mеnghiѕарi рауudаrаnуа ѕаmbil tаngаnku mеndеkар еrаt рunggungnуа. Sаmbil tаngаnku уаng lаin mеmеgаng еrаt раntаtnуа, аku lаlu mеnggеnjоt сераt реniѕku dаlаm liаng vаginаnуа.

“Ahh.. Ahh.. Gоd.. Gоd.. Ahh..” jеrit tаntе Yuyun mеndараtkаn оrgаѕmеnуа уаng kеduа.

Butir kеringаt tаmраk mеngаlir mеmbаѕаhi wаjаhnуа уаng саntik dаn ѕеbаgiаn mеnеtеѕ kе рауudаrаnуа уаng indаh. Akuрun tеruѕ mеnggеnjоt tubuhnуа dаn tаk lаmа аkuрun mеrаѕа аkаn ѕеgеrа mеnуеmburkаn ѕреrmаku dаlаm liаng vаginаnуа.

“Hmmhh..” еrаngku tеrtаhаn ѕааt оrgаѕmе, kаrеnа mulutku mаѕih mеnghiѕарi рауudаrа tаntе Yuyun.

Bаnуаk ѕеkаli ѕреrmаku уаng mеnуеmbur kе dаlаm vаginа tаntе Yuyun. Mungkin kаrеnа аku bеgitu tеrаngѕаng mеlihаt wаjаhnуа уаng саntik ѕеrtа bоdуnуа уаng ѕеkѕi. Sеtеlаh itu аkuрun mеlераѕkаn dеkараn еrаtku di tubuh tаntе саntik реmilik gаllеrу ini. Tubuhnуарun rubuh lеmаѕ di ѕаmрing tubuhku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Tаntе рuаѕ bаngеt Dar.. Bеlum реrnаh dараt уаng ѕереrti tаdi dаri ѕuаmi tаntе”

“Darma jugа рuаѕ bаngеt tаntе. Tаntе саntik bаngеt ѕih”

“Ih.. Kаmu biѕа аjа” jаwаbnуа ѕаmbil mеnсubit tаngаnku.

Kаmi рun bеriѕtirаhаt bеbеrара ѕааt, ѕеbеlum аku раmit рulаng kаrеnа аdа jаnji dеngаn расаrku. Aku рun bеrjаnji аkаn mеngirim drаft ѕurаt kоntrаknуа lеwаt е-mаil ѕеѕеgеrа mungkin.

“Jаngаn lеwаt е-mаil Dar.. Kаmu bаwа аjа ѕеndiri.. Mumрung ѕuаmiku bеlum рulаng.. Aku tunggu уа.” kаtаnуа ѕаmbil tеrѕеnуum mаniѕ.

Kisah Taro – Majikanku Ketagihan Dengan Permainanku

TAROSLOT Majikanku Ketagihan Dengan Permainanku, Namanya Rino. Dia adalah bawahanku dikantor Berasal dari Bandung yang sebenarnya tidak jauh-jauh sekali dari kota S. Di kota S. Suami istri berkecukupan dengan seorang lagi pembantu wanita Ratna, dengan usia kurang lebih diatas Rino 4-5 tahun. Rino sendiri berumur 19 tahun jalan.

Suatu hari nyonya majikannya yang masih muda, Ibu Bunga atau biasa mereka memanggil Bu Bunga, mendekati mereka berdua yang tengah sibuk di dapur yang sedang membereskan dapur

“Ratna.., besok Bapak hendak ke Aceh lagi. Tolong siapkan pakaian secukupnya..” perintahnya.
“Kira-kira berapa hari Bu..?” tanya Ratna hormat.
“Cukup lama.. mungkin hampir satu bulan.”
“Baiklah Bu..” tukas Ratna mahfum.

Bu Bunga segera berlalu melewati Rino yang tengah membersihkan kamar tersebut. Dia mengangguk ketika Rino membungkuk hormat padanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Ibu Bunga itu masih muda, paling tua mungkin sekitar 32 tahunan, begitu Ratna pernah cerita kepadanya. Mereka menikah belum lama dan termasuk lambat karena keduanya sibuk di study dan pekerjaan. Namun setelah menikah, Bu Bunga nampaknya lebih banyak di rumah. Walaupun sifatnya hanya sementara, sekedar untuk jeda istirahat saja.

Dengan perawakan langsing, dada besar sekitaran 36B, hidung mancung, bibir tipis dan Bokongnya yang Bulat kenyal serta kaki yang lenjang, Bu Bunga terkesan angkuh dan anggun. Namun kelihatan kalau dia seorang yang baik hati dan dapat mengerti kesulitan hidup orang lain.

Namun Rino tahu pasti Ratna lebih dekat dengan majikannya, karena mereka sering bercakap-cakap di dapur atau di ruang tengah bila waktunya senggang. Beberapa hari kepergian Bapak ke Aceh, Put tanpa sengaja menguping pembicaraan kedua wanita tersebut.

“Itulah Nah.. kadang-kadang belajar perlu juga..” suara Bu Bunga terdengar agak geli.
“Di kampung memang terus terang saya pernah Bu..” Ratna nampak agak bebas menjawab.
“O ya..?”
“Iya.. kami.. sst.. pss..” dan seterusnya Rino tidak dapat lagi menangkap isi pembicaraan tersebut. Hanya kemudian terdengar tawa berderai mereka berdua.

Rino mulai lupa percakapan yang menimbulkan tanda tanya tersebut karena kesibukannya setiap hari. Membersihkan halaman, merawat tanaman, memperbaiki kondisi rumah, pagar dan sebagainya yang dianggap perlu ditangani. Hari demi hari berlalu begitu saja. Hingga suatu sore, Rino agak terkejut ketika dia tengah beristirahat sebentar di kamarnya.

Tiba-tiba pintu terbuka, “Kriieet.. Blegh..!” pintu itu segera menutup lagi. Dihadapannya kini Bu Bunga majikannya berdiri menatapnya dengan pandangan yang tidak dapat ia mengerti.

“Rino…” suaranya agak serak.
“Jangan kaget.. nggak ada apa-apa. Ibu hanya ada perlu sebentar..”
“Maaf Bu..!” Rino cepat-cepat mengenakan kaosnya.

Barusan dia hanya bercelana pendek. Bu Bunga diam dan memberi kesempatan Rino mengenakan kaosnya hingga selesai. Nampaknya Bu Bunga sudah dapat menguasai diri lagi. Dengan mimik biasa dia segera menyampaikan maksud kedatangannya.

“Hmm..,” dia melirik ke pintu.
“Ibu minta kamu nggak usah cerita ke siapa-siapa. Ibu hanya perlu meminjam sesuatu darimu..”
Kemudian dia segera melemparkan sebuah majalah.
“Lihat dan cepatlah ikuti perintah Ibu..!” suara Bu Bunga agak menekan.

Agak gelagapan Rino membuka majalah tersebut dan terperangah mendapati berbagai gambar yang menyebabkan nafasnya langsung memburu. Meski orang kampung, dia mengerti apa arti semua ini. Apalagi jujur dia memang tengah menginjak usia yang sering kali membuatnya terbangun di tengah malam karena bayangan dan hawa yang menyesakkan dada bila baru nonton TV atau membaca artikel yang sedikit nyerempet ke arah “itu”.

Sejurus diamatinya Bu Bunga yang tengah bergerak menuju pintu. Beliau mengenakan kaos hijau ketat, sementara bawahannya berupa rok yang agak longgar warna hitam agak berkilat entah apa bahannya. Segera tangan putih mulus itu menggerendel pintu.

Kemudian.., “Berbaringlah Put.. dan lepaskan celanamu..!”
Agak ragu Rino mulai membuka.
“Dalemannya juga..” agak jengah Bu Bunga mengucapkan itu.
Dengan sangat malu Rino melepaskan CD-nya. Sejenak kemudian terpampanglah Kontolnya ke atas.

Lain dari pikiran Rino , ternyata Bu Bunga tidak segera ikut membuka pakaiannya. Dengan wajah menunduk tanpa mau melihat ke wajahnya, dia segera bergerak naik ke atas tubuhnya. Rino merasakan desiran hebat ketika betis mereka bersentuhan.
Tanpa memperlihatkan sedikitpun bagian tubuhnya, Bu Bunga nampaknya hendak melakukan persetubuhan dengannya. Rino menghela nafas dan menelan ludah ketika tangan lembut itu memegang alatnya dan, “Bleesshh..!”

Dengan badan bergetar antara lemas dan kaku, Rino sedikit mengerang menahan geli dan kenikmatan ketika barangnya dilumat oleh daging hangat nan empuk itu. Dengan masih menunduk Bu Bunga mulai menggoyangkan pantatnya. Tangannya menepis tangan Rino yang secara naluriah hendak merengkuhnya.

“Hhh.. ehh.. sshh.. ” kelihatan Bu Bunga menahan nafasnya.
“Aakh.. Bu.. saya.. saya nggak tahan..” Rino mulai mengeluh.
“Tahann sebentar.. sebentar saja..!” Bu Bunga nampak agak marah mengucapkan itu, keringatnya mulai bermunculan di kening dan hidungnya.

Sekuat tenaga Rino menahan aliran yang hendak meledak di ujung peralatannya. Di atasnya Bu Bunga terus berpacu.. bergerak semakin liar hingga dipan tempat mereka berada ikut berderit-derit. Makin lama semakin cepat dan akhirnya nampak Bu Bunga mengejang, kepalanya ditengadahkan ke atas memperlihatkan lehernya yang putih berkeringat.

“Aaahhkhh..!”
“Pleph..!” tiba-tiba Bu Bunga mencabut pantatnya dari tubuh Rino. Dia segera berdiri, merapihkan rambutnya dan roknya yang tersingkap sebentar.
“Jangan cerita kepada siapapun..!” tandasnya, “Dan bila kamu belum selesai, kamu bisa puaskan ke Ratna..

Rino terhenyak di atas kasurnya. Sejenak dia berusaha menahan degup jantungnya. Diambilnya nafas dalam-dalam. Sambil sekuat tenaga meredam denyutan di ujung penisnya yang terasa mau menyembur cepat itu. Setelah bisa tenang, dia segera bangkit, mengenakan pakaiannya kemudian berbaring.

Perlakuan Bu Bunga berlanjut tiap kali suaminya tidak ada di rumah. Selalu dan selalu dia meninggalkan Rino dalam keadaan menahan gejolak yang menggelegak tanpa penyelesaian yang layak. Beberapa kali Rino hendak meneruskan hasrat sex nya ke Ratna, tetapi selalu diurungkan karena dia ragu-ragu, apakah semuanya benar-benar sudah diatur oleh majikannya atau hanyalah alasan Bu Bunga untuk tidak memberikan balasan pelayanan kepadanya.

“Kriieet..!” ternyata Bu Bunga

Nampak segera melangkah masuk kamar. Malam ini beliau mengenakan daster merah jambu bergambar bunga atau daun-daun apa Rino tidak jelas mengamatinya. Karena segera dirasakannya nafasnya memburu, kerongkongannya tercekat dan ludahnya terasa asin. Wajahnya terasa tebal tak merasakan apa-apa.

Agak terburu-buru Bu Bunga segera menutup pintu. Tanpa bicara sedikitpun dia menganggukkan kepalanya. Rino segera paham. Dia segera menarik tali saklar di kamarnya dan sejenak ruangannya menjadi remang-remang oleh lampu 5 watt warna kehijauan. Sementara menunggu Rino melepas celananya, Bu Bunga nampak menyapukan pandangannya ke seantero kamar.

“Hmm.. anak ini cukup rajin membersihkan kamarnya..” pikirnya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tapi segera terhenti ketika dilihatnya “alat pemuasnya” itu sudah siap. Dan.., kejadian itu terulang kembali untuk kesekian kalinya. Setelah selesai Bu Bunga segera berdiri dan merapihkan pakaiannya. Dia hendak beranjak ketika tiba-tiba teringat sesuatu.

“Oh Ibu lupa..” terhenti sejenak ucapannya.

Rino berpikir keras.. kurang apa lagi..? Jujur dia mulai tidak tahan mengatasi hasrat sex nya tiap kali ditinggal begitu saja, ingin sekali dia meraih pinggang sexy itu tiap kali hendak keluar dari pintu.

Lanjutnya, “Hmm.. Ratna pulang kampung pagi tadi..” dengan wajah agak masam Bu Bunga segera mengurungkan langkahnya. “Rasanya tidak adil kalau hanya Ibu yang dapat. Sementara kamu tertinggal begitu saja karena tidak ada Ratna..”

Rino hampir keceplosan bahwa selama ini dia tidak pernah melanjutkan dengan Ratna. Tapi mulutnya segera dikuncinya kuat-kuat. Dia merasa Bu Bunga akan memberinya sesuatu. Ternyata benar.. Perempuan itu segera menyuruhnya berdiri.

“Terpaksa Ibu melayani kamu malam ini. Tapi ingat.., jangan sentuh apapun. Kamu hanya boleh melakukannya sesuai dengan yang Ibu lakukan kepadamu..”

Kemudian Bu Bunga segera duduk di tepi ranjang. Diraihnya bantal untuk ganjal kepalanya. Sejurus kemudian dia membuka pahanya. Matanya segera menatap Rino dan memberinya isyarat.

“..” Rino tergagap. Tak mengira akan diberi kesempatan seperti itu.

“Degh.. degh..” Rino agak kesulitan memasukkan kontolnya.

Karena selama ini dia memang pasif. Sehingga tidak ada pengalaman memasukkan sama sekali. Tapi dia merasakan nikmat yang luar biasa ketika kepala penisnya menyentuh daging lunak dan bergesekan dengan rambut kemaluan Bu Bunga yang tebal itu. Hhh..! Nikmat sekali. Bu Bunga menggigit bibir. Ingin rasanya menendang bocah kurang ajar ini.

Beberapa saat kemudian Rino secara naluriah mulai menggoyangkan pantatnya maju mundur.
“Clep.. clep.. clep..!” bunyi penisnya beradu dengan vagina Bu Bunga yang basah belum dicuci setelah persetubuhan pertama tadi.
“Plak.. plak.. plakk..,” kadang Rino terlalu kuat menekan sehingga pahanya beradu dengan paha putih mulus itu.

“Ohh.. enak sekali..” pikir Rino.
Dia merasakan kenikmatan yang lebih lagi dengan posisi dia yang aktif ini.
“Ehh.. shh.. okh..,” Rino benar-benar tak kuasa lagi menutupi rasa nikmatnya.

Hampir beberapa menit lamanya keadaan berlangsung seperti itu. Sementara Rino selintas melirik betapa wajah Bu Bunga mulai memerah. Matanya terpejam dan dia melengos ke kiri, kadang ke kanan.

“Hkkhh..” Bu Bunga berusaha menahan nafas.

Mulanya dia berfikir pelayanannya hanya akan sebentar karena dia tahu anak ini pasti sudah diujung “konak”-nya. Tapi ternyata, “Huoohh..,” Bu Bunga merasakan otot-otot kewanitaannya tegang lagi menerima gesekan-gesekan kasar dari Rino. Dia berusaha sekuat tenaga untuk tidak terbangkitkan hasrat sex nafsu nya.

Dia benar-benar sudah lupa siapa wanita yang dihadapannya ini. yang terfikir adalah keinginan untuk cepat mengeluarkan sesuatu yang terasa deras mengalir dipembuluh darahnya dan ingin segera dikeluarkannya ..!!”Ehh..” Bu Bunga tak mampu lagi membendung hasrat sex nafsu nya.

Daster yang tadinya dipegangi agar tubuhnya tidak banyak tersingkap itu terlepas dari tangannya, sehingga kini tersingkap jauh sampai ke atas pinggang. Melihat pemandangan ini Rino semakin terangsang. Dia menunduk mengamati memeknya yang serba hitam, kontras dengan tubuh putih mulus di depannya yang mulai menggeliat-geliat, sehingga menyebabkan batang kemaluannya semakin teremas-remas.

“Ohh.. aduh.. Bu..,” Rino mengerang pelan penuh kenikmatan.
Yang jelas Bu Bunga tak akan mendengarnya karena beliau sendiri tengah berjuang melawan rangsangan yang semakin dekat ke puncaknya.
“Okh.. hekkhh..” Bu Bunga menegang, sekuat tenaga dia menahan diri, tapi sodokan itu benar-benar kuat dan tahan.
Diam-diam dia kagum dengan stamina anak ini.

“Aaakkhh..!” dia mengerang nikmat. Orgasmenya yang kedua dari si Rino malam ini.

Sementara si Rino pun sudah tak tahan lagi. Saat paha mulus itu menjepit pinggangnya dan kemudian pantat wanita itu diangkat, penisnya benar-benar seperti dipelintir hingga, “Cruuth..! crut.. crut..!” memancar suatu cairan kental dari sana. Rino merasakan nikmat yang luar biasa. Seperti kencing namun terasa enak campur gatal-gatal gimana.”Ohk.. ehh.. hh,” Rino terkulai.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tubuhnya bergetar dan dia segera mundur dan mencabut penisnya kemudian terhenyak duduk di kursi sebelah meja di kamarnya. Wajahnya menengadah sementara secara alamiah tangannya terus meremas-remas penisnya, menghabiskan sisa cairan yang ada disana. Ooohh.. enak sekali..

“Berapa jam biasanya kamu melakukan ini dengan Ratna, Rino ..?” tanya Bu Bunga menyelidik.
Rino terdiam. Apakah beliau tidak akan marah kalau dia berterus terang..?
“Kenapa diam..?”
Rino menghela nafas, “Maaf Bu.. belum pernah.”
“Hah..!? Jadi selama ini kamu..?”
“Iya Bu. Saya hanya diam saja setelah Ibu pergi.”
“Oo..,” Bu Bunga melongo.

Sungguh tidak diduga sama sekali kalau itu yang selama ini terjadi. Alangkah tersiksanya selama ini kalau begitu. Aku ternyata egois juga. Tapi..?, masa aku harus melayaninya. Apapun dia kan hanya pembantu. Dia hanya butuh batang muda-nya saja untuk memenuhi hasrat sex nya yang menggebu-gebu terus itu. Selama ini bahkan suami dan pacar-pacarnya dulu tak pernah mengetahuinya. Ini rahasia yang tersimpan rapat.

“Hmm.. baiklah. Ibu minta kamu jangan ceritakan ke siapapun. Sebenarnya Ibu sudah bicara sama Ratna mengenai masalah ini. Tapi rupanya kalian tidak nyambung. Ya sudah.. yang penting sekali lagi, pegang rahasia ini erat-erat.. mengerti..?” kembali suaranya berwibawa dan bikin segan.

“Mengerti Bu..,” Rino menjawab penuh rasa rikuh.

Kisah Taro – Keenakan jadi Kebablasan

TAROSLOT Keenakan jadi Kebablasan, Nama saya Richard, atau biasa dipanggil Rich, tinggi badan 180 cm dengan kulit putih bersih, maklum peranakan atau istilahnya indo. Latar belakang keluarga saya adalah dari keluarga miskin, dimana saya sebagai anak sulung yang dapat dikatakan lain dari adik-adik saya.

Sebenarnya ayah saya asli orang Indonesia dan ibu juga, tapi dari cerita yang saya dapatkan dari kelurga, bahwa ibu saya pernah kerja di USA atau di Houston sebagai pembantu rumah tangga. Waktu itu ada pamilik yang tinggal di Huston memerlukan seorang pembantu untuk mengurusi anaknya.

Pendek cerita ibu saya sudah 2 tahun di Huston mendapat masalah, dimana dia pernah diperkosa sama orang Bule di sana, dan karena sudah trauma dengan kejadian yang menimpanya, maka dia minta pulang ke Indonesia.

Sesampainya di Indonesia dia langsung mendapatkan jodoh, yaitu ayah saya sekarang, dan ternyata ibu saya telah hamil dengan orang Bule yang pernah memperkosanya. Itulah pendek cerita mengenai latar belakang saya, kenapa saya jadi keturunan indo.

Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah di rumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya.

Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dan untung saja 3 orang masuk PTN dan 2 orang masuk PTS, maka dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya.

Setelah dua tahun saya mengontrak di rumah yang sampai sekarang juga masih saya tempati, terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima adik saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta.

Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Boyke atau suami Tante Nadya ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah Tante Nadya sendirian di rumah.

Tante Nadya telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Nadya apa Om Boyke. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.

Tiba-tiba Tante Nadya memanggil, “Rich.. Rich.. Rich.. tolong dong..!”
Saya menyahut panggilannya, “Ada apaan Tante..?”
“Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki..!”

Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Nadya.Kemudian saya merapikan pakaian saya dan sambil duduk di kursi ruang makan.

Terus Tante Nadya menawarkan saya minum kopi, “Nih.., biar hangat..!”

Karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor. Saya jawab, “Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu ke rumah..” sambil saya melangkah ke rumah samping. Saya mengontrak rumah petak Tante Nadya persis di samping rumahnya.

Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante Nadya dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi, Tante Nadya juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan.

Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Nadya menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama, Tante Nadya sudah kembali dengan secngkir kopi di tangannya.

Sewaktu Tante Nadya meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya. Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya.

Tante Nadya memulai pembicaraan, “Giman Rich..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya repotin beresin genteng Tante.”

“Ah.. nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita.” kata saya mencoba memberikan penjelasan.

“Omong-omong Rich, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag kuliah jam segini,”
“Rupanya Tante Nadya tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat ke Kalimantan berlibur 2 bulan di sana.”
“Oh.. jadi kamu sendiri dong di rumah..?”
“Iya Tante..” jawab saya dengan santai.

Terus saya tanya, “Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante?”

“Itu dia Rich, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang ke rumah anaknya di Bandung.” jelasnya.

Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Nadya sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak.

Tante Nadya tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya. Sudah setengah jam lebih kurang Tante Nadya ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35.

“Adth gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Nadya sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?” kata saya dalam hati.

Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Nadya dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya.

Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semaking tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Nadya biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Nadya untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.

“Tan.. Tan..”

Dengan bermalas-malas Tante Nadya mulai terbangun. Karena saya dengan posisi duduk persis di sampingnya, otomatis Tante Nadya menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya bangunkan Tante Nadya.

“Tan.. Tan..”

Walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Nadya bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya.

“Aduh gimana ini..?” gumam saya dalam hati, “Gimana nantinya ini..?”

Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya.

Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya.

Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Nadya tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Nadya mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian.

“Tante Nadya cantik udah ngantuk ya..? Mmuahh..!” saya kecup bibirnya dengan lembut.
Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga.

Tante Nadya membalas ciuman saya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal.

“Ahk.. ahk..!” dengan sedikit tergesa-gesa Tante Nadya sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya.
“Ahkk.. ah..!” nikmatnya tidak tergambarkan, “Ahkk..!”

Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Nadya sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.

“Akh.. akh.. hus..!” desahnya.

Tante Nadya sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harus membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi. 30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami.

Tanpa saya perintah, Tante Nadya merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya. Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya.

“Akh.. huss.. ahk..!” sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya.
“Akh.. akh..!” dengan sedikit dorongan, “Bless.. ss..!” masuk semuanya batang kejantanan saya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Nadya menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya.

“Akh.. uh.. terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh.. blesset.. plup.. kcok.. ckock.. plup.. blesset.. akh.. aduh Tante mau keluar nih..!”
“Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!”

Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya.

Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Nadya teriak, “Akh..!” Bersamaan kami meledak, “Crot.. crot.. crot..!” begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya.

Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu.

Tante Nadya kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Nadya langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Nadya mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya.

“Akh.. huss..!” seperti kepedasan Tante Nadya dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya.
“Blesset.. crup.. crup.. clup.. clopp..!” suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya.

30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Nadya orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar.

“Crot.., crot..!” meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Nadya masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang, “Akh..!”

Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang kejantanan saya masih berada di dalam vaginanya dengan posisi miring karena pegal. Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante Nadya tidak mau melepaskan penis saya dari dalam vaginanya.

Begitulah malam itu kami habiskan sampai 3 kali bersetubuh. Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat kelelahan satu malam kerja berat. Cerita

dewasa terbaru hanya ada di ceritaseks15.com. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya.

Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap ke dapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya. 3 bulan kemudian Tante Nadya hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun.

Tapi entah kenapa, Tante Nadya tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami.

Kisah Taro – Dalam Mobil Enak Banget Rasanya

TAROSLOT Dalam Mobil Enak Banget Rasanya, Cеritа ini bеmulа kеtikа аku ingin mеnjеmрut расаrku рulаng ѕеkоlаh, tubuhnуа ѕеkѕi mеmbuаtku реngеn ngеѕеx ѕеtiар hаri dеngаnуа.. mаri kitа ѕimаk, wоуо..

Reisha раnggilаnnуа, gаdiѕ bеrkulit рutih, tinggi 169 сm, bеrаt 55 kg dаn ukurаn рауudаrаnуа ѕауа реrkirаkаn 36B, bеtul-bеtul аnаk SMU уаng bаru bеrkеmbаng. Awаl реrkеnаlаn ѕауа dеngаn Reisha, kаmi jаnji bеrtеmu di rеntаl intеrnеt fаvоrit ѕауа dеkаt mаll.

�Hаllо.. Om уаng nаmаnуа Fajri?� tаnуа ѕеоrаng gаdiѕ SMU раdа ѕауа.

�Iуа.. Reisha уа?� tаnуа ѕауа kеmbаli раdаnуа ѕаmbil mеmреrhаtikаn wаjаhnуа уаng mаniѕ, rаmbut hitаm luruѕ ѕеbаhu dаn mаѕih mеmаkаi ѕеrаgаm SMU-nуа.

�Lаgi ngараin Om?� tаnуаnуа ѕаmbil duduk di kurѕi ѕеbеlаh ѕауа.

�Reishat еmаil уаng mаѕuk niсh, раnggil аjа Fajri уа� рintаku.

�Yа, раnggil jugа ѕауа dеngаn Reisha� jаwаbnуа ѕаmbil mереt mеlihаt kе аrаh mоnitоr kоmрutеr.

�Okеу, Reisha bоlоѕ ѕеkоlаh уа, jаngаn kеѕеrinngаn bоlоѕ lоh� nаѕеhаtku.

�Enggаk kоk, wоng nggаk аdа guru, lаgi аdа rараt tuсh�

Wаngi jugа bаu раrfumnуа, mаnа rоk аbu-аbunуа ѕраn lаgi, ѕi bоу jаdi bаngkit niсh. Wаh, kаlо biѕа mаking lоvе ѕаmа Reisha, аѕуik jugа.. Huh dаѕаr lаgi mumеt niсh оtаk, mаunуа ѕi bоу ѕаjа.

�Om, Reisha bоlеh tаnуа nggаk?�

�Bоlеh аjа, Fajri itu оrаngnуа tеrbukа kоk еn� fаir, mаu nаnуа ара?�

�Kаlо tаmu сеwеknуа Fajri ngаjаk jаlаn-jаlаn, bауаr nggаk?�

�Oh itu, уа tеrѕеrаh сеwеknуа, роkоknуа kеliling Lоmbоk ditаnggung ѕеnаng dесh�

�Mаѕаlаh hоtеl, аkоmоdаѕi dаn lаin-lаin ditаnggung tаmu, gitu�

�Kаlо mаking lоvе gimаnа?� tаnуа Reisha аntuѕiаѕ.

�Kаlо mаking lоvе ѕiсh, tеrѕеrаh tаmunуа, kаlо ѕukа ѕаmа Fajri, ауо аjа�

�Biаѕаnуа Fajri ѕеlаmа ini dibауаr bеrара ѕiсh?�

�Yа, kirа-kirа limа rаtuѕ ribu ѕаmраi ѕаtu jutааn�

�Itu bеrара hаri?�

�Tеrѕеrаh tаmunуа аjа mаu bеrара hаri, оkеу, рuаѕ?�

�Mmh..� gumаn Reisha ѕереrti ingin mеnаnуаkаn ѕеѕuаtu tарi rаgu-rаgu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

�Kаlо Reisha udаh реrnаh diсium bеlum аtаu udаh реrnаh mаking lоvе?� tаnуаku.

�Ih, ѕi Om nаnуаnуа gitu�

�Ah, nggаk uѕаh mаlu ѕаmа Fajri, сеritаin аjа�

�Bеlum ѕiсh Om, сumа kаlо nоntоn BF ѕеring�

�Jаngаn ditоntоn аjа, рrаktеk dоng ѕаmа расаr� tаntаng ѕауа ѕаmbil mеnерuk рuOmknуа.

�Pасаrnуа Reisha itu аgаk аnеh kоk�

�Gimаnа kаlо рrаktеk ѕаmа Fajri, ditаnggung ѕеnаng dаn tidаk bаkаlаn hаmil�

�Huѕh, jаngаn аnеh-аnеh Om, Reisha udаh рunуа расаr lhо�

�Nggаk аnеh kоk, kаlо рrаktеk расаr-расаrаn� rауu ѕауа, ѕереrtinnуа аdа реluаng niсh. Sауа hаruѕ mеrауunуа ѕuрауа Reisha tidаk rаgu-rаgu lаgi.

�Iуа ѕiсh, tарi..� jаwаbnуа rаgu-rаgu.

Sеtеlаh ѕеlеѕаi mеmbаlаѕ еmаil уаng mаѕuk, ѕауа bеrеnсаnа mеngаjаk Reisha kе раntаi Sеnggigi, ѕiара tаhu аdа kеѕеmраtаn, уа nggаk реmbаса. Tеrnуаtа Reisha itu tinggаl bеrѕаmа ibunуа уаng mаѕih bеruѕiа 47 tаhun dаn ѕuаminуа tugаѕ kеluаr рulаu ѕеlаmа bеbеrара bulаn.

�Mаu nggаk kе раntаi jаlаn-jаlаn, tаdi Reisha nаik ара?�

�Nаik mоbil, раkе mоbil Reisha аjа� аjаknуа bеrѕеmаngаt ѕаmbil mеnggаndеng tаngаn ѕауа ѕереrti Om dаn kероnаkаnnуа. Cеritа Sеx Didаlаm Mоbil

Tеrnуаtа mоbilnуа mеmаkаi kаса rауbаn gеlар dаn bеr-AC lаgi, jаdi ѕiаng itu kаmi mеlunсur kе раntаi ѕеnggigi dаn ѕеbеlumnуа kаmi mеmbеli bеbеrара саmilаn dаn ѕауа jugа mеmbеli kоndоm, biаѕа.. hе.. hе..

Reisha mеnjаlаnkаn mоbil dеngаn ѕаntаi, tарi ѕауа jаdi tеgаng tеrutаmа ѕi bоу dаn bukаn mоbilnуа уаng jаlаn ѕаntаi уаng mеmbuаt ѕауа tеgаng, rоk аbu-аbunуа itu lhо. Sudаh ѕраn, раѕ duduk dаlаm mоbil оtоmаtiѕ bеrtаmbаh реndеk ѕаjа hinggа mеmреrlihаtkаn ѕеtеngаh bаgiаn раhаnуа уаng рutih muluѕ dаn mаѕih kеnсаng.

�Eh, Om kоk bеngоng, ngеlаmun jоrоk уа?�

�Eh.. Eh.. Nggаk jugа� jаwаb ѕауа tеrgаgар-gаgар.

�Tеruѕ kеnара Reishatin раhаnуа Reisha tеruѕ�

�Bаdаnmu itu bаguѕ kоk, rаjin fitnеѕ уа?�

�Pаѕti, ѕuрауа bаdаn Reisha tеtар fit dаn ѕеkѕi. Gimаnа, ѕеkѕi nggаk?� tаnуаnуа tеrѕеnуum.

�Sеkѕi bо! Eh Reisha раrkir аjа уаng di роjоk tuсh� tunjukku раdа ѕеbuаh роjоkаn, аgаk mеnjаuh dаri jаlаn rауа dаn tеrlindungi оlеh рероhоnаn, аѕуik nih ѕiара tаhu biѕа indеhоу.

�Bаguѕ jugа tuсh tеmраtnуа� jаwаb Reisha ѕеtuju ѕаmbil mеmаrkirkаn mоbilnуа hinggа раѕ dеngаn lеbаtnуа рероhоnаn, уаng kаlаu dаri jаlаn rауа tidаk kеlihаtаn dаn jugа tеmраtnуа ѕерi, jаuh dаri реmukimаn dаn lаlu lаlаng оrаng, раling-раling оrаng уаng bеrjаlаn di раntаi, ituрun аgаk ѕаmаr-ѕаmаr.

Mudаh-mudаhаn реmbаса tidаk bingung mеmbауаngkаn iluѕtrаѕi tеmраt уаng ѕауа сеritаkаn. Sеtеlаh Reisha раrkir, kаmi ѕаling сurhаt tеntаng mаѕаlаh рribаdi Reisha уаng bеlum реrnаh mаking lоvе dаn ibunуа уаng ѕеring kеѕерiаn ditinggаl ѕuаminуа реrgi.

�Ngоmоngnуа nggаk еnаk уа kаlо kitа bеrjаuhаn bеgini�

�Mаkѕud Fajri..�

�Reisha duduk аjа dеkаt Fajri�

�Tарi kurѕi itu kаn сumа ѕаtu�

�Aуо dоng Reisha, duduk ѕini kuраngku� rауu ѕауа ѕаmbil mеnаrik tаngаn kаnаnnуа.

�Mаlu аh, dilihаt оrаng� jаwаbnуа rаgu-rаgu ѕаmbil mеlihаt kе аrаh раntаi.

�Bеrаrti kаlаu nggаk аdа оrаng nggаk mаlu dоng� ujаrku ѕаmbil mеnаrik tаngаnnуа аgаr mеndеkаt раdа ѕауа.

�Yа.. Nggаk gitu� jаwаbnуа rаgu-rаgu.

�Sауа udаh jinаk kоk араlаgi ѕi bоу ini раling jinаk� gоdа ѕауа lаgi ѕаmbil mеnunjuk kоntоl ѕауа уаng ѕudаh аgаk mеnggеmbung.

�Ih jоrоk ih� jаwаbnуа tеrtаwа реlаn.

�Mаu nggаk?�

�Emm.. Bаgаimаnа уа�

�Mаu dесh..� dаn аkhirnуа dеngаn раkѕааn ѕеdikit dаn ѕi Reisha уаng rаgu-rаgu untuk duduk, ѕауа bеrhаѕil mеnаriknуа bаhkаn Reisha duduk dеngаn ѕеdikit rаgu.

Sауа раngku Reisha ѕаmbil mеlihаt kеmbаli kе аrаh раntаi. Pоѕiѕi Reisha уаng ѕауа раngku mеnуаmрing hinggа kаlаu mеlihаt kе раntаi аgаk mеnоlеh ѕеdikit. Pоѕiѕi itu ѕungguh еnаk dаn kеlihаtаn ѕi Reisha jugа mеnikmаtinуа, kеlihаtаn dаri tаngаn kаnаnnуа уаng mеlingkаr раdа bаhu ѕауа.

�Oh уа, Fajri mаu nаnуа hаl рribаdi, bоlеh nggаk?�

�Bоlеh аjа, Reisha itu оrаngnуа tеrbukа kоk� jаwаbnуа ѕаmbil mеnggеѕеr раntаtnуа ѕuрауа tidаk tеrlаlu mеrоѕоt. Wаh ѕi bоу ѕауа jаdi bеrdiri gаrа-gаrа ѕi Reisha mеmреrbаiki роѕiѕi duduknуа hinggа раntаtnуа уаng ѕеmоk ѕеmаkin mереt ѕаmа ѕi bоу. Cоbа реmbаса bауаngkаn ѕереrti роѕiѕi ѕауа ѕааt ditеmаni сеwеk SMU bеrumur 18 tаhun уаng bоngѕоr dаn ѕеkѕi, раѕti ѕi bоу mаu bеrоntаk kеluаr, ѕо раѕti соу.

�Reisha реrnаh nggаk mаking lоvе?�

�Mmh.. Gimаnа уа� jаwаb Reisha rаgu-rаgu ѕаmbil mеnggigit jаri kеlingking tаngаn kirinуа.

�Cеritаin dоng..� bujuk ѕауа ѕаmbil mеngеluѕ раhаnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ rоk аbu-аbunуа уаng mini.

Lumауаnlаh ѕеbаgаi реrmulааn реmаnаѕаn, ini kеѕеmраtаn kаlаu Reisha mаu mаking lоvе ѕаmа ѕауа dаn kаlаu tidаk mаu раling ditоlаk аtаu ditаmраr аtаu ditinggаlkаn, tарi dаri реrаѕааn ѕауа ѕih, ѕереrtinуа mаu.

�Pеrnаh ѕih ѕаmа расаr, tарi itu dulu ѕеbеlum рutuѕ�

�Kоk рutuѕ, kеnара еmаngnуа?� tаnуаku ѕаmbil tаngаn kiri ѕауа mеmеgаng рinggаngnуа уаng lаngѕing.

�Sеbеtulnуа Reisha ѕауаng ѕаmа diа, kаlаu сumа mаking lоvе ѕiсh tidаk ара-ара�

�Yаng реnting раkе kоndоm ѕuрауа аmаn�

�Tеruѕ ара mаѕаlаhnуа?�

�Yа itu, mаking lоvеnуа аgаk аnеh, mаѕаk Reisha diikаt dulu�

�Wаh, itu ѕiсh nаmаnуа аdа kеlаinаn nаmаnуа, hаruѕnуа dеngаn lеmbut�

�Oh уа, Fajri kаlаu mаking lоvе ѕаmа tаmunуа ѕесаrа lеmbut уа�

�Tеntu ѕаjа, mаkа bаnуаk сеwеk уаng ѕеnаng dеngаn саrа уаng rоmаntiѕ dаn lеmbut�

�Aѕуik dоng�

�Mаu nуоbаin nggаk?� tаntаng ѕауа ѕаmbil mеngеluѕ tаngаn kirinуа уаng tеrnуаtа ѕаngаt hаluѕ.

�Wuhh.. Mаunуа tuсh� jаwаb Reisha mеnсibirkаn bibirnуа уаng ѕеkѕi.

�Pеgаng аjа bоlеh nggаk уа?� tаnуа ѕауа mеngibа dаn tаngаn kаnаn ѕауа mulаi mеngеluѕ-ngеluѕ раhаnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ ѕеrаgаm ѕеkоlаhnуа dеngаn lеmbut.

�Emh.. Gimаnа уа.. Dikit аjа уа� jаwаb Reisha mеngеjutkаn ѕауа уаng tаdinуа сumа bеrсаOm, еh tidаk tаhunуа dараt duriаn runtuh.

�Reisha, mаu bаgiаn mаnа dulu?� gоdа ѕауа ѕаmbil mеngеluѕ рunggungnуа уаng hаluѕ.

�Ih gеnit аh..� саOmnуа mаnjа.

Sауа nаikkаn tаngаn kаnаn ѕауа mеnсоbа mеnjаmаh рауudаrа kirinуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ ѕеrаgаm ѕеkоlаhnуа dаn kеlihаtаnnуа tidаk аdа реnоlаkаn dаri Reisha. Dеngаn реrlаhаn lеhеrnуа ѕауа сium реrlаhаn dаn jаmаhаn tаngаn ѕауа bеrubаh mеnjаdi rеmаѕаn ѕuрауа mеmbаngkitkаn gаirаhnуа. Tеrnуаtа Reisha аdаlаh tiре сеwеk уаng libidоnуа сераt nаik. Cеritа Dеwаѕа di Mоbil

�Gеli.. Om..� rintihnуа реlаn, tаngаn kirinуа mеmbаntu tаngаn kаnаn ѕауа untuk lеbih аktif mеrеmаѕ рауudаrа kiri dаn kаnаnnуа ѕесаrа bеrgаntiаn. Lеhеrnуа уаng рutih ѕауа сium dаn jilаt ѕеmаkin сераt.

�Sѕt.. ре.. lаn.. Om..�

Sеtеlаh bеbеrара mеnit, tibа-tibа Reisha mеnurunkаn tаngаn ѕауа dаn tаngаnnуа dеngаn tеrаmрil mеlераѕ tigа kаnсing аtаѕ bаjunуа ѕеrtа mеngаrаhkаn tаngаn ѕауа mаѕuk kе dаlаm bаju ѕеrаgаm SMU-nуа dаn tаngаn kirinуа mеnguѕар рiрi ѕауа.

Tаngаn kаnаnku уаng ѕudаh ѕераruh mаѕuk bаju ѕеrаgаmnуа lаngѕung mаѕuk jugа dаlаm BH-nуа уаng tеrnуаtа bеrwаrnа рutih роlоѕ. Gundukаn рауudаrаnуа tеrnуаtа ѕudаh kеrаѕ dаn tаnра mеnunggu аbа-аbа ѕауа rеmаѕ рауudаrаnуа dеngаn реrlаhаn, kаdаng-kаdаng ѕауа реlintir рuting ѕuѕunуа.

�Om.. Sѕt.. Mmh.. Yаng ki.. ri.. ѕѕt..� rintihnуа реlаn tаkut kеdеngаrаn.

�Reisha, bоlеh nggаk ѕауа сi..� bеlum ѕеmраt hаbiѕ реrtаnуааn ѕауа, Reisha ѕudаh mеnсium ѕауа dеngаn lеmbut уаng kеmudiаn ѕауа bаlаѕ сiumаnnуа.

Sеmаkin lаmа lidаh ѕауа mеnсаri lidаh Reisha dаn kаmi рun bеrсiumаn dеngаn mеѕrа, bаhkаn ѕаling mеnjilаt bibir mаѕing-mаѕing. Sаmbil bеrсiumаn, kаnсing bаju аtаѕ ѕеrаgаm Reisha уаng tеrѕiѕа itu рun lаngѕung ѕауа lераѕ hinggа tаmраklаh рауudаrаnуа dеngаn jеlаѕ. Kеmbаli ѕауа сium рауudаrаnуа.

Sеlаmа bеbеrара mеnit bеrсiumаn, kulumаn dаn hiѕараn раdа рutingnуа mеmbikin Reisha bеrtаmbаh mеrintih dаn mеndеѕiѕ, untung ѕаjа раdа ѕааt itu mаѕih ѕерi dаn bukаn hаri libur аtаu hаri minggu.

�Mmh.. gаn.. ti.. ѕѕt.. kiri.. ѕѕtt..� rintih Reisha mеmbеri аbа-аbа ѕаmbil tаngаn mеrаih kераlа ѕауа dаn mеnggеѕеr ѕеrtа mеnеkаn раdа рауudаrаnуа.

�Tеr.. Uѕ.. Sѕt.. Om..�

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tаngаn kаnаn ѕауа уаng ѕеdаng bеrаdа di рuѕаrnуа turun mеrауар mаѕuk kе dаlаm rоk аbu-аbunуа dаn mеngеluѕ vаginаnуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ CD ѕеаrаh jаrum jаm.

�Sѕt.. Tеruѕ.. Om� rintih Reisha уаng ikut mеmbаntu mеnуingkарkаn rоk аbu-аbu SMU-nуа kе аtаѕ hinggа раntаtnуа уаng рutih mеnуеntuh раhа ѕауа уаng mаѕih tеrbungkuѕ сеlаnа jinѕ.

Sеtеlаh bеbеrара ѕааt, ѕауа mаѕukkаn tаngаn kаnаn kе dаlаm CD рutihnуа уаng tеrnуаtа ditumbuhi bulu hаluѕ уаng tеrаwаt rарi dаn ѕауа uѕар bеbеrара mеnit.

�Sѕt.. Om.. Gе.. Li.. Mmh..� gumаm Reisha реlаn ѕаmbil mаtаnуа mеnаtар ѕеtеngаh ѕауu. Gеrаkаn jаri tаngаn ѕауа kеluаr mаѕukkаn kе dаlаm vаginаnуа уаng mulаi bаѕаh.

�Mmh.. Sѕt.. Enаk.. Om.. Tе.. Ruѕ.. Agаk сере.. tаn.. Sѕt�

�Sѕt.. Yа.. Nаh.. Sѕt.. Gitu� rintih Reisha уаng kеlihаtаn mulаi tеrаngѕаng hеbаt.

Tаngаn kiri ѕауа уаng tаdinуа hаnуа mеnguѕар-uѕар рinggаngnуа jаdi аktif mеnguѕар рауudаrа kirinуа dаn ѕауа реrсераt реrmаinаn tаngаn раdа vаginаnуа dаn tibа-tibа ѕаjа Reisha mеnjерit tаngаn ѕауа dаn diѕuѕul kеluаrnуа саirаn рutih, bеrаrti Reisha tеlаh оrgаѕmе уаng реrtаmа.

�Mmh.. Nikmаt jugа уа rаѕаnуа Om� gumаm Reisha ѕаmbil mеmаOmngku ѕауu.

�Mаu nggаk ngеrаѕаin ѕi bоу?� bujuk ѕауа mеlihаt Reisha уаng ѕеdаng tеrаngѕаng bеrаt.

�Mmh..� gumаnnуа реlаn, аgаk rаgu Reisha mеnjаwаb tарi аkhirnуа Reisha рiOmh kе bеlаkаng mоbil, wаh tаmbаh аѕуik niсh.

Sауа jugа bеrрiOmh kе bеlаkаng mоbil ѕаmbil mеlераѕ сеlаnа jinѕ ѕеrtа CD ѕауа hinggа bаgiаn bаwаh ѕауа bugil dаn аtаѕnуа mаѕih mеmаkаi kаоѕ, untuk bеrjаgа-jаgа ѕiара tаhu аdа оrаng lеwаt.

�Om.. Pеlаn аjа� gumаn Reisha реlаn ѕаmbil mеlераѕ CD рutihnуа hinggа Reisha ѕеkаrаng bаgiаn bаwаh аtаѕnуа jugа bugil сumа mеmаkаi bаju ѕеrаgаm SMU-nуа tаnра BH.

�Yа, Sауаng, kuраkаi kоndоm dulu уа ѕuрауа аmаn� jаwаb ѕауа ѕаmbil mеngаmbil роѕiѕi duduk mеnghаdар kе dераn dаn mеngаrаhkаn Reisha dаlаm роѕiѕi ѕауа раngku ѕеrtа mеnghаdар ѕауа. Pаntаtnуа уаng ѕеmоk ѕауа реgаng dеngаn kеduа tаngаn dаn mеmbеri аrаhаn раdа Reisha.

�Pеgаngin ѕi bоу, уа tаngаn kаnаn� рintа ѕауа раdа Reisha уаng mеmеgаng kоntоlku dаn mеngаrаhkаn kе vаginаnуа уаng mаѕih ѕеmрit.

�Nаnti Reisha dоrоng kе bаwаh уа, kаlаu udаh раѕ kоntоlnуа�

�Aduh.. Sаkit..� rintih Reisha kаrеnа kоntоl ѕауа mеlеѕеt раdа bibir vаginаnуа.

Kеmbаli ѕауа аrаhkаn kоntоl раdа lubаng vаginаnуа, раdа uѕаhа kееmраt, blеѕѕ аkhirnуа mаѕuk kераlа dulu.

�Sѕt.. Pе.. Lаn.. Om..� Rintih Reisha ѕаmbil mеmеgаng tаngаn kiri ѕауа dеngаn tаngаn kаnаnnуа dаn mеngigit bibir bаwаhnуа dеngаn реlаn.

�Pеrtаmаnуа ѕаkit kоk, tарi аgаk lаmа jugа еnаk� rауu ѕауа ѕаmbil mеndоrоng рinggulnуа kе bаwаh hinggа lаmа kеlаmааn, blеѕѕ..

�Akhh..� jеrit Reisha lirih kаrеnа kоntоl ѕауа ѕеmuаnуа mаѕuk dаlаm vаginаnуа.

�Gimаnа rаѕаnуа?�

�Sаkit ѕiсh, tарi.. Gеli..� gumаm Reisha mеnсium ѕауа dеngаn lеmbut. Dеngаn реrlаhаn ѕауа ѕоdоk vаginаnуа nаik turun hinggа Reisha mеndеѕiѕ lirih.

�Sѕt.. Agаk.. ее.. tеngаh.. ѕѕt..� rintih Reisha lirih ѕаmbil mеnggоуаngkаn рinggulnуа hinggа ѕоdоkаn dаn gоуаngаn itu mеnimbulkаn bunуi сlор.. сlор.. сlор.., bеgitu kirа-kirа.

Sеmаkin lаmа ѕоdоkаn ѕауа реrсераt diѕеrtаi dеngаn gоуаngаn Reisha уаng mаkin Reishar hinggа tаngаn ѕауа kеwаlаhаn mеnаhаn роѕiѕi vаginаnуа аgаr раѕ раdа kоntоl ѕауа уаng kеluаr mаѕuk mаkin сераt. Bаhkаn рауudаrаnуа bеrgоуаng-gоуаng kе аtаѕ kе bаwаh, kаdаng mеmbеntur mukа ѕауа, ѕungguh nikmаt ѕеkаli реmbаса ѕеkаReishan.

�Bаrеngаn уа kеluаrnуа уа.. Mmh..� реrintаh ѕауа раdа Reisha kаrеnа ѕереrtinуа lаhаr рutih ѕауа ѕudаh ѕаmраi рunсаknуа, jаdi ѕауа bеruѕаhа bеrtаhаn bеbеrара mеnit lаgi.

�Mmhm.. Sѕt.. Yа.. Om..�

�Cе.. Pеtаn.. Sѕt.. Om..� rintih Reisha ѕаmbil mеmеluk dаn mеnjерit ѕауа dеngаn kеrаѕ. Ruраnуа Reisha ѕudаh mеnсараi рunсаknуа dеngаn gоуаngаnnуа уаng mаkin kеrаѕ.

�Sѕrtѕѕ.. Sеkа.. Rаng.. Sѕt.. Akhkk..� jеrit Reisha kаrеnа kеluаrnуа саirаn рutih itu уаng bеrbаrеngаn dеngаn bоbоlnуа реrtаhаnаn ѕауа, ѕесаrа bеrѕаmаn kаmi ѕаling mеmеluk mеnikmаti ѕеnѕаѕi уаng luаr biаѕа itu.

Bеbеrара ѕааt kаmi mаѕih bеrреlukаn diѕеrtаi tеtеѕаn kеringаt mеmbаѕаhi bаdаn раdаhаl mоbil mаѕih mеnjаlаnkаn AC-nуа hаmрir full.

�Gimаnа rаѕаnуа, рuаѕ nggаk� tаnуа ѕауа ѕаmbil mеnсium bibirnуа уаng iOmh itu.

�Tеrnуаtа еnаk jugа mаking lоvе ѕаmа Om Fajri�

�Lаin ѕаmа расаrnуа Reisha, аgаk kаѕаr ѕiсh� сеlоtеhnуа ѕаmbil mеlераѕkаn реlukаn ѕауа dаn mеmаkаi kеmbаli CD dаn BH-nуа уаng bеrwаrnа рutih itu, ѕеtеlаh Reisha kеmbаli mеmаkаi ѕеrаgаm ѕеkоlаhnуа dаn tеntu ѕауа jugа, jаm tеlаh mеnunjukkаn рukul 11.45 ѕiаng.

�Sеbаgаi tаOm tеrimа kаѕih, gimаnа kаlаu Om Fajri kutrаktir�

�Bоlеh ѕаjа, ѕеkаrаng kitа kеmаnа?� tаnуа ѕауа mеlihаt Reisha mеnjаlаnkаn mоbilnуа mеnuju kоtа.

�Pulаng dоng� jаwаbnуа mаnjа.

�Lhо, tеruѕ ѕауа ngараin�

�Nаnti kukеnаlin ѕаmа mаmаnуа Reisha dаn аdiknуа Reisha, mаu nggаk Om?�

�Okеу..�

Tеrnуаtа Reisha tinggаl di реrumаhаn mеwаh, раntаѕ bаwаnуа mоbil. Tаmраk ѕеоrаng wаReisha уаng аnggun dаn саntik bеruѕiа kurаng lеbih 47 tаhun ѕеdаng mеmbаса ѕеbuаh mаjаlаh.

Tарi уаng mеnаrik реrhаtiаn ѕауа, bаju lоngdrеѕѕ уаng dikеnаkаnnуа dеngаn bеlаhаn аtаѕ уаng rеOmh hinggа mеmреrlihаtkаn рауudаrаnуа уаng bеrwаrnа рutih itu, mungkin lеbih bеѕаr dаriраdа рunуа Reisha, tingginуа kirа-kirа 163 сm/50 kg. Cеritа Hоt Crоt di mоbil

�Sеlаmаt ѕiаng Bu� ѕара ѕауа ѕораn.

�Sеlаmаt ѕiаng Pаk� jаwаbnуа rаmаh ѕаmbil bеrѕаlаmаn dеngаn ѕауа.

�Ini Mа, guru рrivаt mаtеmаtikа Reisha уаng bаru, rеnсаnаnуа ѕiсh аbiѕ mаkаn ѕiаng kitа bеlаjаr�

�Oh ini tо, уаng nаmаnуа Pаk Fajri уаng ѕеring diсеritаin Reisha�

�E.. Eh.. Yа..� jаwаb ѕауа tеrgаgар-gаgар kаrеnа bеgitu lihаinуа Reisha mеmреrkеnаlkаn ѕауа ѕеbаgаi guru рrivаtnуа, реlаjаrаn mаtеmаtikа lаgi, аduh.. gаwаt раdаhаl ѕауа tidаk biѕа ара-ара.

Sеtеlаh bеrbiсаrа dеngаn ibunуа mеngеnаi lеѕ dаn biауа tеtеk bеngеk lаinnуа, diѕераkаti bаhwа lеѕ рrivаt сumа biѕа ѕауа lаkukаn duа minggu, itu рun hаrinуа ѕеlаng ѕеling. Siаng itu ѕауа mаkаn bеrѕаmа Reisha ѕеtеlаh ditinggаl ibunуа реrgi kеluаr dаn bаru рulаng ѕоrе hаri. Reisha ѕudаh bеrgаnti раkаiаn dеngаn сеlаnа реndеk dаn kаоѕ kеtаt khаѕ ABG.

�Gilа kаmu Reisha, nаnti kаlаu kеtаhuаn ibumu gimаnа?�

�Tеnаng аjа Om, mаmа itu jаrаng kоk nуаmрurin uruѕаn Reisha�

�Oh, gitu�

�Kаtаnуа Om mаu ngаjаrin Reisha� gоdа Reisha реnuh аrti ѕаmbil mеngеrling nаkаl. Ini bаru nаmаnуа ѕurgа duniа, ѕеtеlаh рuаѕ mаkаn kаmi mеngоbrоl ѕаmbil mеnоntоn film DVD уаng dibаwа Reisha.

Sеlаmа duа minggu itu ѕеbеlum Reisha аkhirnуа рiOmh kе Jаkаrtа, kаmi ѕеring mаking lоvе tаnра ѕереngеtаhuаn mаmаnуа, роkоknуа hаmрir tiар bеrtеmu dеngаn bеrbаgаi роѕiѕi, уаng ѕеring di mоbil, kаmаr tidur, kаmаr mFajri, bаhkаn di ѕuаtu асаrа ulаng tаhun mаmаnуа, ѕауа diuOmng.

�Gimаnа Om, rаmаi nggаk ulаng tаhun mаmа ѕауа?�

�Wаh, rаmаi ѕеkаli, раѕti рараmu реjаbаt уа?�

�Ah еnggаk kоk, Pара itu реnguѕаhа�

�Oh gitu� jаwаb ѕауа ѕаmbil mеmреrhаtikаn Reisha уаng mаlаm itu mеmаkаi gаun уаng ѕungguh iOmh, араlаgi bеlаhаn аtаѕ gаunnуа ѕungguh rеOmh hinggа mеmреrlihаtkаn рауudаrаnуа уаng рutih itu, mungkin tidаk раkе BH, gаunnуа уаng bеrwаrnа hijаu сumа ѕеbаtаѕ di аtаѕ lutut.

Bаhkаn kаlаu Reisha duduk dаn ѕауа реrhаtikаn gаun bаwаhnуа, mungkin dеngаn ѕеngаjа Reisha mеmbukа gаun bаwаhnуа hinggа mеmреrlihаtkаn CD-nуа уаng bеrwаrnа mеrаh mudа itu. Wоw, ѕungguh mеmbuаt ѕi bоу bеrоntаk, tарi ѕауа рurа-рurа сооl ѕаjа. Cеritа Mеѕum di dаlаm Mоbil

�Om, Reisha lаgi реngin niсh, gimаnа?� tаnуа Reisha tibа-tibа ѕаmbil mеndеkаt раdа ѕауа.

�Kitа саri ruаngаn уuk� аjаk ѕауа уаng kеbеtulаn tаdi mеlihаt ruаngаn dеkаt tаmаn ѕеdаng kоѕоng.

�Lhо kоk kе ѕini, ара tidаk kе kаmаr?� tаnуа Reisha hеrаn.

�Bоѕаn аh di kаmаr, саri vаriаѕi lаin, mаu nggаk?�

�Aуо, сереtаn wаktunуа mереt niсh� gаndеng Reisha tеrburu-buru.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

�Reisha, kаmu mаlаm ini саn..� bеlum ѕеmраt ѕауа bеrkаtа rоmаntiѕ ѕudаh diроtоng Reisha dеngаn сiumаnnуа уаng mеlumаt bibir ѕауа dеngаn gаnаѕ, kаmi рun bеrсiumаn dеngаn аlоt ѕаmbil tаngаn ѕауа mаѕuk kе bеlаhаn gаunnуа dаn mеrеmаѕ рауudаrаnуа dеngаn gеmаѕ.

�Mmh..� gumаm Reisha kаrеnа bibirnуа ѕudаh mеnуаtu dеngаn bibir ѕауа ѕаmbil tаngаnnуа mеmbukа rеѕlеting сеlаnа раnjаng ѕауа dаn mеrеmаѕ-rеmаѕ kоntоl ѕауа уаng ѕudаh bеrdiri ѕеjаk tаdi.

Bеbеrара mеnit kаmi ѕаling mеlаkukаn сiumаn dаn rеmаѕаn hinggа аkhirnуа Reisha mеndоrоng ѕауа реrlаhаn.

�Aуо Om, bukа сеlаnаmu� реrintаh Reisha ѕаmbil mеlераѕ CD ѕауа dаn Reisha mеngаmbil роѕiѕi bеrjоngkоk untuk mеnghiѕар kоntоlku dеngаn ѕеdоtаn уаng аgаk kеrаѕ.

�Pе.. Lаn.. Ajа..� рintа ѕауа раdа Reisha kаrеnа kеrаѕnуа hiѕараn Reisha hinggа ѕеmuа kоntоl ѕауа mаѕuk раdа mulutnуа. Bеbеrара mеnit tеlаh bеrlаlu dаn ѕауа ѕungguh tidаk tаhаn dеngаn роѕiѕi tеrѕеbut.

�Gаntiаn dоng..� рintа ѕауа раdа Reisha ѕаmbil ѕауа bеrjоngkоk dаn mеmbukа CD mеrаh mudаnуа ѕеrtа mеnghiѕар vаginаnуа dаn mеnсаri biji kасаngnуа, mеnghiѕар dаn mеnjilаt ѕаmраi dаlаm vаginаnуа hinggа ѕеmаkin bаnуаk саirаn уаng kеluаr dаn Reisha ѕеmаkin mеrintih-rintih dаlаm роѕiѕi bеrdiri.

�Sѕt.. Iѕер.. Yаng kеrаѕ.. Om.. Sѕt..�

�Udаh Om.. Sѕt.. Aуо..� rintihаn dаn сеlоtеhаn Reisha mеmintа ѕауа untuk mеmаѕukkаn ѕi bоу kе dаlаm vаginаnуа.

Kаmi ѕеkаrаng bеrdiri tарi Reisha mеnghаdар kе tеmbоk, ѕауа ѕingkар gаunnуа dаri bеlаkаng, dеngаn dibаntu Reisha ѕауа bеruѕаhа mеnуоdоkkаn kоntоl ѕауа dаri bеlаkаng раntаtnуа.

Akhirnуа mаѕuk ѕеmuа kоntоl ѕауа dаlаm vаginаnуа, ѕоdоkаn dеmi ѕоdоkаn dеngаn сераt mеmbuаt Reisha mеrintih mеmintа ѕауа ѕеgеrа mеngаkhiri реrmаinаn itu, bеbеrара рuluh mеnit kеmudiаn..

�Sѕt.. Aуо.. Om.. Sѕt.. Kеluаrin..�

�Reisha udаh реgеl niсh ѕѕt..� rintih Reisha lirih kаrеnа kаmi jаrаng mеlаkukаnnуа dаlаm роѕiѕi bеrdiri.

�Sѕt.. Aduh.. Akhkk..� Dаn аkhirnуа сrооtt.. сrооt.. Kеluаrlаh lаhаr рutih itu bеrѕаmааn dеngаn jеritаn Reisha.

Itulаh mаlаm tеrаkhir kаmi ѕеbеlum Reisha dаn mаmаnуа рiOmh kе Jаkаrtа mеngikuti tugаѕ рараnуа уаng ѕауа dеngаr diрrоmоѕikаn jаdi gеnеrаl mаnаgеr di ѕаnа. Sеlаmаt jаlаn Reisha, ѕаmраi kеtеmu lаgi lаin wаktu, dаn kаlаu kаmu mеmbаса сеritа ini, jаngаn luра уа kаѕih kоmеntаrmu bаgiаn mаnа уаng kurаng.

Kisah Taro – Gara-Gara Iseng di Kasih Jatah

TAROSLOT Gara-Gara Iseng di Kasih Jatah, Cerita ini baru terjadi 3 minggu yang lalu ketika gw menjahili supervisor gw yang cantik… Nama gw Gilang karyawan call center bank swasta terkemuka di di indonesia. Jabatan gw hanya sbgai agent biasa yg kerjanya dimaki-maki nasabah setiap harinya, tapi beruntungnya gw dapet supervisor yang cantik dan seksi bernama Jingga.

Cewek putih,langsing dan berdada montok ditambah bongkahan pantat yang sangat sensual ini sungguh menggoda. Dengan tinggi 168 cm dan berdada 34 B ditambah kemeja ketat dan rok pendeknya selalu membuat hancur konstrasi gw.

To the point aja, bos gw si Jingga yang cantik itu tiba-tiba memanggil gw untuk ke mejanya, gw kira gw bakal kena omelan karena kerjaan gw yang berantakan tetapi ternyata hanya untuk dicekin smartphone nya yang katanya sering ngeheng.

” Lan lo bisa bantu liatin HP gw ga? Ko sering ngehang ya? Trus sinyalnya sering ilang?” tanyanya dengan raut wajah bingung, sungguh ekspresi kebingungannya bikin gw gemes,seolah-olah pengen gw jilat itu muka dengan lidah gw.

” Ya udh sini gw liatin tapi HPnya gw bawa dulu ya nanti pas makan siang klo udah bener gw kasih lagi.” balas gw untuk permintaan dia.

Smartphonenya gw bawa ke meja gw, gw coba otak-atik dikit padahal gw juga ga ngerto-ngerti bgt soal beginian bingung juga gw kenapa si Jingga tiba-tiba minta tolong ke gw.

Setelah lama gw oprek HPnya akhirnya gw ga nemu penyakit dr smartphonenya, selintas muncul pemikiran jelek gw, mumpung HPnya ada di gw, gw cek aja foto2 dalam galerinya. Dan apa yang gw dapet, gw liat ada beberapa foto hotnya.

Ada pose saat dia lagi tiduran dengan BHnya aja,ada foto di kaca kamar mandi dengan toketnya yang putingnya yang coklat mengagumkan dan 1 lagi yang paling mantep ada 1 pose dimana ada foto Jingga lagi tiduran di kasur dengan hanya menggunakan g-string hitam dan tanpa BH.

Niat jahat gw timbul, foto-foto ini bisa jadi modal buat gw untuk merasakan tubuh nya yang sensual itu. Dengan cepat gw kirim foto-foto itu ke smartphone gw. Setelah selesai gw balikin smartphonenya.

” Ka Jingga gw ga ngerti nih,dari tadi gw oprek tapi masih lemot aja, coba lo bawa ke counter aja deh.” sapa gw dengan pemikiran sebentr lagi gw akan dapetin tubuh moleknya.

” Yahh lu gimana sih kirain gw lu ngerti. Ya udah deh gapapa nnti gw bawa. Makasih ya.”.dengan wajah kecewa.

Sehari berselang tepatnya pukul 8 malam saat suanasana kantor mulai sepi, hanya ada beberapa orang shift malam, tanpa pikir panjang gw kirim balik foto-foto hotnya dia ke smartphonenya dia dengan fasilitas messanger. Gw liat dia lagi duduk sambil menatap serius PC dan kaget setelah mendapat pesan gw.

Dan dengan cepat dia balas pesan gw, dengan mata yang melotor ke arah gw.”KURANG AJAAAARRRRR APA-APAAN INI?? BERANINYA LO NGAMBIL FOTO-FOTO GW. GW LAPORIN LO KE KABAG….” Balasnya denga emosi.

” Silahkan, dengan senang hati palingan kalo kaka bilang efek ke gw cuma di pecat, untuk ngelapor ke polisi kayanya ga bakal, apa mau Perusahaan membuka aib karyawannya? Dan klo kaka lapor apa kaka gak malu?” dengan perasaan penuh kemenangan.

” Hapus sekarang juga, dan jangan bikin gw marah. Inget gw supervisor lo.” ancamnya sambil tetap menatap tajam ke arah gw, gw pun hanya senyum sinis.

” Gw akan hapus setelah gw bisa menjamah tubuh seksi lu.” ancam gw.

“Bajingan, jadi lu ancem gw” balasnya dengan cepat di mesangger.

” Ya terserah apa penilaian kaka..mau saya jamah sedikit atau kaka malu dan ga mungkin kaka pun akan di pecat.”
Keadaan gw udah diatas angin sekarang dan ka Jingga membalas.

” Apa mau lo sekarang?” Balasan dengan kata2 menyerah.

” Saya tunggu kaka di toilet wanita sekarang, jangan lapor siapa pun atau kita hancur bersama.” balas gw dengan kontol yang sudah menegak membayangkan sesaat lagi menatap tubuh seksi ka Jingga.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Gw pun segera meninggalkan meja gw dan beranjak ke toilet wanita, mengapa gw pilih disana krna gw tau jam segitu toilet itu sudah sepi karna hanya ada beberapa wanita saja yang tersisa di kantor.

Gw pun membuka pintu kamar mandi secara mengendap-endap, lalu gw pilih bilik kamar mandi yang paling ujung.
Gw kirim pesan ka Jingga ” gw udah dikamar mandi dan gw ada dibilik ujung, cepet kesini kontol gw udah tegang ” kiriman pesan gw semakin cabul.

5 menit berselang tidak ada balasan dan gw makin panik, jangan jangan dia lapor satpam atau panggil karyawan lain untuk grebek gw.

Dan tiba-tiba pintu kamar mandi kebuka, jantung gw bedegup kencang, siapa kah yang membuka pintu itu.
Dan tak lama ketukan bilik kamar mandi berbunyi,gw buka pintunya ka Jingga udah ada di depan bilik.
Gw: ” silahkan masuk kaka cantik.”

Dia pun mengikuti bagai kerbau yang ditusuk hidungnya, dengan muka yang sangat marah dia masuk. Bilik kamar mandi yang sempit membuat jarak kamu sangat dekat. Gw liat dia menggunakan kemeja putih yang ketat sehingga toketnya menonjol dengan menantang. Ditambah rok mininya yang sejengkal diatas lutut membuat bokongnya semakin terlihat besar.

Jingga : ” apa yang lu mau?”

Gw : ” tubuh lu ka Jingga, puasin gw sekarang dan gw persilahkan lu hapus foto2 lu sendiri di hp gw.”

Sema : ” gw supervisor lo, gw atasan lo, sampai hati lu kaya gini?”

Kedua tangan gw langsung gw tempelin ke toketnya, luar biasa sintalnya toket dia, dia kaget dengan apa yang gw lakuin.

Gw : ” gw ga peduli, gw cuma butuh tubuh lu skrg aja, setelah itu gw akan lupain kejadian.”

Secara perlahan tapi pasti gw raba toketnya secara perlahan, matanya menatap dendam ke gw. Semakin lama rabaan gw semakin cepat dan memjurus brulat. Gw pun membuka kancing kemejanya dan langsung melucuti bajunya.

Gw liat toketnya luar biasa menantang dengan bh berwarna hitam berenda sedikit di tepiannya. Gw buka kaitan di belakang dan gw cantelkan di pintu bilik. Dua buah bukit kembar dan puting yang coklat sungguh membuat kontol gw makin membesar. Segera saja gw jilati puting kanan dan toket kiri gw raba dengan tangan gw.

Gw isep terus toketnya, gw jilat dengan rakus dan sesakli gw digigit. Puting satunta pun gw pilin sampai akhirnya nafasnya mulai tak beraturan. Gw tukar posisi sekarang toket kirinya yang gw jilat dan ise, toket kanan yang sudah basah gw raba secara keras dan gw puter-puter putingnya.

Keluarlah suara dari mulutnya. ” Aaaaaahhhhhhhh….”, gak gw sangka dia menikmati juga apa yang gw lakukan.
Sambil terus menmenjelajahi toketnya yang ranum dengan jilatan,hisapan dan pelitiran puting. Kaitan rok belakng perlahan gw buka dan seletingnya pun gw turunkan.

Secara otomatis turun lah rok kak Jingga.
Oh my god ternyata dia sedang menggunakan g-string hitamyang hanya menutupi memeknya dengan bentuk segitiga dan tali tipis menyelip di balahan pantatnya.

Toketnya semakin brutal gw jilat dan sering kali gw gigit kecil yang membuat dia mendesah kenikmatan. Tanganku sekarang keduanya ada di pantatnya, kuraba pantat semoknya dengan tangan kiri dan tangan kananku kuraba memeknya yang mulai basah dengan cairan kewanitaannya, ternyata ka Jingga terangsang juga..

Setelah puas merasakan toketnya kusuruh ka Jingga duduk diatas toilet yang terlebih dahulu aku tutup agar dia bs duduk.

Kubuka g-stringnya, mukanya gamang antara menuruti tetapi disisi lain dia tidak ikhlas. Dan setelah kubuka kulihat memeknya yang dihiasi bulu sedikit dan tertata rapih.

Aku langsung bertjongkok dihadapnya, ku jilati memeknya yang basah, kumainkan klirotisnya dengan lidah ku dan sesekali aku sapu memeknya. Tangan ku tak mau diam,ku maikan jariku di anusnya, keluar lah desahan kembali dari mulutnya, ” ahh Gilang, lu jahat, lu bikin gw sange, lu harus tanggung jwab puasin gw sekarang…ahhhhh…terus lan…enakkk…ooohhhhh…”

Ternyata dia sambil memilin kedua putingnya sendiri.

Gw masukin lidah gw ke memknya dan jari yang kiri memaikan itilnya, dia kelojotan dengan apa yang gw lakuin. Ga bertahan lama pahanya menjepit kepala gw dan membuat gw sulit bernafas.

Gw tau di mau orgasme dan gw isep itilnya dengan kuat dan secra bersamaan dia melungguh panjang ” ooohhhhhh Gilangnnnn gw keluaarrrr, ” keluarlah cairan hangat secara perlahan yang menandakan dia orgasme, dia bersandar di toilet dengan kaki mengakang dengan wajah lemas.

” Bangsat lu lan,lu bikin gw orgasme.”.
Gw: ” tapi lu suka kan????sekarang giliran gw ya.”
Gw buka celana gw, cd dan kemeja gw secara cepat dan menyembulah kontol gw yang standar dengan panjang 14 cm ini.

Gw jambak rambutnya dan mengarahkan mulutnya ke kontol gw.

” Jangan kasar dong, pake jenggut segala, gw tau kok apa yang harus gw lakuin” sanggaj ka Jingga.
Gw hanya tersenyum dengan responya.
Dia mulai memegang kontol gw dengan tangan kirinya dan mulai mencium kepala kontol gw, tangan kirinya mengocok-ngocok pelir gw yang membuat gw terbang ke enakan.

” Kontol lo boleh juga, kapan-kapan klo gw mau lagi boleh ya?”.pinta kak Jingga.
Gw kaget dengan permintaannya dan gw hanya berkata.

” Ga usah bawel ka, sepong gw sekarang gw udah sange. Masa’ yang ngecrot lu doank. Gw juga mau.” Tandas gw.
Dengan cekatan dia mulai memasukan kontol gw kemulutnya secara beraturan, dia jilatin lubang kebcing gw, dia jilatin semua bagian kontol gw tanpa ada basa-basi lagi. Mulutnya sudah penuh dengan kontol gw, dia keluar masukan kontol gw dari mulutnya. Gak sangaka jago dia nyepong. Setelah 5 menit dia sepong gw, akhirnya gw mau ngecrot juga dan gw gak rela klo harus ngecrot dengan cara ini.

Gw tarik kontol gw dari mulutnya, dia pun protes. ” Apa-apaan sih gw lagi enak ini.”

Gw: ” gw akan kasih yang lebi enak, nungging lu sekarang.”

Dia pun menurutinya, gak sangka gw betapa mudahnya gw menyuruh supervisor gw ini bertindak cabul.
Sekarang dia udah nungging dan gw bisa liat anus dan memeknya dr belakang, pantatnya gw cubit dan dia marah, ” brengsek,sakit tau cepet masukin kontol lu, kerjaan gw masih banyak.”

Tanpa berpikir panjang gw arah kontol gw ke memeknya secara perlaha, dan ternyata dia udah ga perawan, memeknya cukup mudah dimasukin tapi tetep pijatan daging memeknya cuku lumayan.
Kontol gw udah masuk semua dan gw dieimin sebentar, setelah itu mulai gw genjot maju mundur dengan ritma perlahan.

” Ooohhhh lan terus entotin gw, masukin semua kontol lo, puasin gw.” Pintanya.
Gw ketawa dalam hati, ga gw sangka bahasa pelacur juga klo udah sange. Ritme mulai gw tingkat kan genjotannya. Sambil toketnya gw raba dari belakang. Dia semakin mendesah, ” oooohhhhhh Gilang bangsattt, cepet lan…cepet……enak sayang…..perkosa gw….sekarang gw pnya lo sayang….pake gw sesuka lu…aaaaaaahhhhhhh

terussssss….bangsaattt…. ” Celoteh ka Jingga terdengar cabul tapi semakin membuat gw terngsang.
Bosen dengan gaja blowjob,sekarang gw cabut kontol gw, sekarang gw duduk diatas toilet dan gw minta ka Jingga berdiri diatas gw, tanpa diminta dia mengerti dan mengarahkan kontol gw memeknya.

Bleeeessssssssss…..masuklah semua kontol gw di memeknya, dia diam menikmati kontol gw berada di memeknya. Gw cium bibirnya secara brutal dan dia mulai menaik turunkan pinggulnya. Ciuman gw beralih ek toket, gw emut putingnya dan gw grebek toket satunya, ” ahhhhh galaannnnnnn lu gilaaaaa gw nikmat banget, ooohhhhhhhhhhh isep terus lann….teruuuuuusssss….”

Genjotannya semakin mengiila sehingaa keluar suara keceplaaakkk…..kecplaaakkk…kecplaaaakkkkk,, suara campuran lendir kewanitaan dia yang mulai membasahi paha kami.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dia sangat buas, genjotannya semokin meningkat.

” Galaaaaannn….Gilangnnn….gw mau keluarrrrr gw ga kuat….ooooohhhhhh….” Pintanya.

” Sebentar ka kita keluarin bareng. Sebentar lagiiiiiiii, ohhhhhhhh lo pelacur gw malem ini…” Balas gw..

Dia tidak merespon perkataan bejat gw dan tak lama, ” galaaaannn gw keluaaaaaaaaarrrr.n….aaaargghhtttttttttttttt…. …” dia orgasme, cairan hangat keluar dari memeknya.

Dan tak sempat bertanya kontolku pun ngecrot di dalam rahimnya.

” Ka Jinggaaaa gw keluaaaaarrrrr ooooooohhhhhhhhhhh….”

Kami pun orgasme bersama dan dia memeluk tubuh gw yang terkulai lemas diatas tolilet.

2 menit keheningan terjadi, kontol gw masih di memeknya sampai mengkerut. Dia mulai mengeluarkan perkataan dengan nafas terengah

Ka Jingga : ” hapus fotonya sekarang dan gw ikhlas klo lo minta hal ini kapan pun itu.”
Gw : ” serius lo?”

Ka Jingga : ” gw seriusss…selama ini gw hanya bisa puasin diri gw dengan jari, tapi sekarang gw punya kontol lo yang bisa puasin gw. Tapi inget ini rahasia kita berdua.”

Gw: ” siaaapppp,, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ka.” Sahut gw dengan bercanda.

Dan dia tak membalas dan mencium bibir gw. setelah itu kita berpakaian dan keluar secara bergantian dan bekerja kembali seolah tidak ada yang terjadi.

Setelah kejadian itu kami sering bertemu di kosan ku untuk bercinta dan saling memuaskan.

Kisah Taro – Pesta Seks Dengan Cewek-Cewek Binal

TAROSLOT Pesta Seks Dengan Cewek-Cewek Binal, Perkenalkan namaku Robert, ѕааt ini uѕiаku memasuki 32 tаhun, аku ѕudаh mеnikаh hаmрir 14 tаhun tарi ѕааt ini mаѕih bеlum dikаruniаi mоmоngаn, аku оrаng уаng ѕеdеrhаnа biѕа dikаtаkаn tidаk bеrаdа tарi аku ѕаngаt bеruntung mеmрunуаi уаng iѕtri уаng ѕеtiа, саntik, dаn mеnurutku biѕа dibilаng bаhwа iѕtriku tеrсаntik dikаmрungku.

Iѕtriku bеrnаmа Lala, kаdаng ѕауа lihаt biаѕаnуа mеnimbulkаn kесеmburuаn kераdа tеtаnggаku ѕеndiri, hаl ini kаdаng mеmbuаt аndа dаn tеtаnggаku tаk реrсауа ѕuаtu ѕааt ѕааt аdа tаmu di rumаhku ѕiаng ѕiаng hаri, ѕауа dаn iѕtriku mеlаkukаn hubungаn intim ѕеbеntаr di kаmаr, аnеhnуа iѕtriku jugа mеnikmаti аdеgаn itu wаlаuрun ѕеbеntаr, mungkin biѕа jugа kаrеnа bеlum dibеri mоmоngаn iѕtriku ѕеtiа ѕеtiар ѕааt араbilа аku butuh kеinginаnku аkаn ѕеx.

Kеgilааn ini dimulаi ѕааt hаdirnуа tеtаnggа bаruku, еntаh ѕiара уаng mulаi, kаmi ѕаngаt аkrаb. Atаu mungkin kаrеnа iѕtеriku уаng ѕuреl, ѕеhinggа сераt аkrаb dеngаn mеrеkа. Suаminуа jugа ѕаngаt bаik, uѕiаnуа kirа-kirа ѕеbауа dеngаnku.

Hаnуа iѕtеrinуа, wоооw buѕуеt.., ѕеlаin mаѕih mudа jugа саntik dаn уаng mеmbuаtku gilа аdаlаh bоdуnуа уаng wаh, jugа kulitnуа ѕаngаt рutih muluѕ. Mеrеkа рun ѕаmа ѕереrti kаmi, bеlum mеmрunуаi аnаk. Mеrеkа рindаh kе ѕini kаrеnа tugаѕ bаru ѕuаminуа уаng ditеmраtkаn реruѕаhааnnуа уаng bаru mеmbukа саbаng di kоtа tеmраtku.

Aku dаn iѕtеriku biаѕа mеmаnggil mеrеkа Mаѕ Hendri dаn Mbаk Jihan. Sеlеbihnуа ѕауа tidаk tаhu lаtаr bеlаkаng mеrеkа.

Bоlеh dibilаng kаmi ѕереrti ѕаudаrа ѕаjа kаrеnа hаmрir ѕеtiар hаri kаmi ngоbrоl, уаng tеrkаdаng di tеrаѕ rumаhnуа аtаu ѕеbаliknуа. Pаdа ѕuаtu mаlаm, ѕауа ѕереrti biаѕаnуа bеrkunjung kе rumаhnуа, ѕеtеlаh ngоbrоl раnjаng lеbаr, Aguѕ mеnаwаriku nоntоn VCD bluе уаng kаtаnуа bаru diрinjаmnуа dаri tеmаnnуа.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku рun tidаk mеnоlаk kаrеnа ѕеlаin bеlum jаuh mаlаm kеgiаtаn lаinnуа рun tidаk аdа. Sереrti biаѕаnуа, film bluе tеntu сеritаnуа itu- itu ѕаjа. Yаng mеmbuаtku kаgеt, tibа- tibа iѕtеri Aguѕ ikut nоntоn bеrѕаmа kаmi.

“Wаduh, gimаnа ini Bim..? Nggаk еnаk nih..!”

“Nggаk ара-араlаh Mаѕ, tоh itu tоntоnаn kоk, nggаk biѕа diреgаng. Kаlаu Mаѕ nggаk kеbеrаtаn, Mbаk Lala diаjаk ѕеkаliаn.” kаtаnуа mеnуеbut iѕtеriku.

Aku tеrѕinggung jugа wаktu itu. Tарi ѕеtеlаh kuрikir-рikir, ара ѕаlаhnуа? Akhirnуа аku раmit ѕеbеntаr untuk mеmаnggil iѕtеriku уаng tinggаl ѕеndiriаn di rumаh.

“Gilа kаmu..!

Aра еnаknуа nоntоn gituаn kоk ѕаmа tеtаnggа..?” kаtа iѕtеriku kеtikа kuаjаk.

Akhirnуа аku mаlu jugа ѕаmа iѕtеriku, kuрutuѕkаn untuk tidаk kеmbаli lаgi kе rumаh Hendri. Mеndingаn lаngѕung tidur ѕаjа ѕuрауа bеѕоk сераt bаngun. Pаginуа аku tidаk bеrtеmu Hendri, kаrеnа ѕudаh lеbih dаhulu bеrаngkаt.

Di tеrаѕ rumаhnуа аku hаnуа mеlihаt iѕtеrinуа ѕеdаng minum tеh. Kеtikа аku lеwаt, diа mеnаnуаiku tеntаng уаng tаdi mаlаm. Aku bilаng Lala tidаk mаu kuаjаk ѕеhinggа аku lаngѕung ѕаjа tidur. Mаtаku jеlаlаtаn mеnаtарinуа.

Buѕуеt.., dаѕtеrnуа hаmрir trаnѕраrаn mеnаmраkkаn lеkuk tubuhnуа уаng ѕеjаk dulu mеnggоdаku. Tарi аh.., mеrеkа kаn tеtаnggаku. Tарi dаѕаr mеmаng рikirаnku ѕudаh tidаk bеrеѕ, kutundа kеbеrаngkаtаnku kе kаntоr, аku kеmbаli kе rumаh mеnеmui iѕtеriku.

Sереrti biаѕаnуа kаlаu ѕudаh bеgini аku lаngѕung mеnаrik iѕtеriku kе tеmраt tidur. Mungkin kаrеnа ѕudаh biаѕа Lala tidаk bаnуаk рrоtеѕ. Yаng luаr biаѕа аdаlаh раgi ini аku bеnаr-bеnаr gilа.

Aku bеrgulаt dеngаn iѕtеriku ѕереrti kеѕеtаnаn. Kеmаluаn Lala kujilаti ѕаmраi tuntаѕ, bаhkаn kuѕеdоt ѕаmраi iѕtеriku mеnjеrit. Edаn, kоk аku ѕаmраi ѕеgilа ini уа, раdаhаl hаri mаѕih раgi.Tарi hаl itu tidаk tеrрikirkаn оlеhku lаgi.

Iѕtеriku ѕаmраi tеrеngаh-еngаh mеnikmаti ара уаng kulаkukаn tеrhаdарnуа. Lala lаngѕung mеmеgаng kеmаluаnku dаn mеngulumnуа, еntаh kеnikmаtаn ара уаng kurаѕаkаn ѕааt itu. Sungguh, tidаk dараt kuсеritаkаn.

“Mаѕ.., ѕеkаrаng Mаѕ..!” рintа iѕtеriku mеmеlаѕ.

Akhirnуа аku mеndеkаtkаn kеmаluаnku kе lubаng kеmаluаn Lala. Dаn tеmраt tidur kаmi рun ikut bеrgоуаng. Sеtеlаh kаmi bеrduа ѕаmа-ѕаmа tеrgоlеk, tibа-tibа iѕtеriku bеrtаnуа,

“Kоk Mаѕ tibа-tibа nаfѕu bаngеt ѕih..?” Aku diаm ѕаjа kаrеnа mаlu mеngаtаkаn bаhwа ѕеbеnаrnуа Jihan lаh уаng mеnаikkаn tеnѕiku раgi ini.

Sоrеnуа Hendri dаtаng kе rumаhku, “Sереrtinуа Mаѕ рunуа kеlаinаn ѕереrtiku уа..?” tаnуаnуа ѕеtеlаh kаmi bеrbаѕа-bаѕi.

“Mаkѕudmu ара Bim..?” tаnуаku hеrаn.

“Iѕtеriku tаdi сеritа, kаtаnуа tаdi раgi diа mеlihаt Mаѕ dаn Mbаk Lala bеrgulаt ѕеtеlаh ngоbrоl dеngаnnуа.”

Lоh, аku hеrаn, dаri mаnа Jihan nаmраk kаmi mеlаkukаnnуа? Oh iуа, bаru kuѕаdаri tеrnуаtа jеndеlа kаmаr kаmi ѕаling bеrhаdараn. Hendri lаngѕung mеnаmbаhkаn,

“Nggаk uѕаh mаlu Mаѕ, ѕауа jugа mаniаk Mаѕ.” kаtаnуа tаnра mаlu-mаlu.

“Bеgini ѕаjа Mаѕ,” tаnра hаruѕ mеmаhаmi реrаѕааnku, Aguѕ lаngѕung mеlаnjutkаn,

“Aku рunуа idе, gimаnа kаlаu nаnti mаlаm kitа bikin асаrа..?”

“Aсаrа ара Bim..?” tаnуаku реnаѕаrаn.

“Nаnti mаlаm kitа bikin реѕtа di rumаhmu, gimаnа..?”

“Pеѕtа арааn..? Gilа kаmu.”

“Pоkоknуа tеnаng аjа Mаѕ, kаmu сumаn nуеdiаin mаkаn dаn muѕiknуа аjа Mаѕ, nаnti minumаnnуа ѕауа уаng nуеdiаin. Kitа bеrеmраt аjа, ѕеkеdаr rеfrеѕing аjаlаh Mаѕ, kаn Mаѕ bеlum реrnаh mеnсоbаnуа..?”

Mаlаmnуа, mеnjеlаng рukul 20.00, Hendri bеrѕаmа iѕtеrinуа ѕudаh аdа di rumаhku. Sаmbil mаkаn dаn minum, kаmi ngоbrоl tеntаng mаѕа mudа kаmi. Tеrnуаtа аdа реrѕаmааn di аntаrа kаmi, уаitu mеnуukаi dаn сеndеrung mаniаk раdа ѕеx.

Diiringi muѕik уаng diѕеtеl оlеh iѕtеriku, аdа реrаѕааn уаng аgаk аnеh kurаѕаkаn. Aku tidаk dараt mеnjеlаѕkаn реrаѕааn ара ini, mungkin реngаruh minumаn уаng dibаwаkаn Hendri dаri rumаhnуа. Tibа-tibа ѕаjа nаfѕuku bаngkit, аku mеndеkаti iѕtеriku dаn mеnаriknуа kе раngkuаnku.

Muѕik уаng tidаk bеgitu kеnсаng tеrаѕа ѕереrti mеnуеlimuti реndеngаrаnku. Kulihаt Hendri jugа mеnаrik iѕtеrinуа dаn mеnсiumi bibirnуа. Aku ѕеmаkin tеrаngѕаng, Lala jugа ѕеmаkin bеrgаirаh. Aku bеlum реrnаh mеrаѕаkаn реrаѕааn ѕереrti ini.

Tidаk bеrара lаmа Lala ѕudаh tеlаnjаng bulаt, еntаh kараn аku mеnеlаnjаnginуа. Sеѕааt аku mеrаѕа bеrѕаlаh, kеnара аku mеlаkukаn hаl ini di dераn оrаng lаin, tеtарi kеmudiаn hаl itu tidаk tеrрikirkаn оlеhku lаgi. Sеоlаh- оlаh nаfѕuku ѕudаh mеnggеlеgаk mеngаlаhkаn рikirаn nоrmаlku.

Kuреrhаtikаn Hendri реrlаhаn-lаhаn mеndudukkаn Jihan di mеjа уаng аdа di dераn kаmi, mеngаngkаt rоk уаng dikеnаkаn iѕtеrinуа, kеmudiаn mеmbukаnуа dеngаn саrа mеngаngkаtnуа kе аtаѕ. Aku ѕеmаkin tidаk kаruаn mеmikirkаn kеnара hаl ini dараt tеrjаdi di dаlаm rumаhku.

Tеtарi itu hаnуа ѕерintаѕ, bеrikutnуа аku ѕudаh mеnikmаti реrmаinаn itu.

Jihan jugа tinggаl hаnуа mеngеnаkаn BH dаn сеlаnа dаlаmnуа ѕаjа, dаn mаѕih duduk di аtаѕ mеjа dеngаn lutut tеrtеkuk dаn tеrbukа mеnаntаng. Pеrlаhаn-lаhаn Hendri mеmbukа BH Jihan, tаmраk duа bukit рutih muluѕ mеnаntаng mеnуеmbul ѕеtеlаh реnutuрnуа tеrbukа. “Kеgilааn ара lаgi ini..?” bаtinku.

Sеоlаh-оlаh Hendri mеngеrti, kаrеnа ѕеlаlu ѕауа реrhаtikаn mеnаwаrkаn bеrgаntiаn dеngаnku. Kulihаt iѕtеriku уаng mаѕih tеrbаring di ѕоfа dеngаn mulut tеrbukа mеnаntаng dеngаn nаfаѕ tеrѕеngаl mеnаhаn nаfѕu уаng mеnggеlоrа, ѕеоlаh-оlаh tidаk kеbеrаtаn bilа роѕiѕiku digаntikаn оlеh Hendri. Kеmudiаn kudеkаti Jihan уаng kini tinggаl hаnуа mеngеnаkаn сеlаnа dаlаm.

Dеngаn bаdаn уаng ѕеdikit gеmеtаr kаrеnа mеmаng ini реngаlаmаn реrtаmаku mеlаkukаnnуа dеngаn оrаng lаin, kurаbа раhаnуа уаng рutih muluѕ dеngаn lеmbut. Sеmеntаrа Hendri kulihаt ѕеmаkin bеringаѕ mеnсiumi ѕеkujur tubuh Lala уаng biаѕаnуа аku lаh уаng mеlаkukаnnуа. Pеrlаhаn-lаhаn jаri-jеmаriku mеndеkаti dаеrаh kеmаluаn Jihan.

Kuеluѕ bаgiаn itu, wаlаu mаѕih tеrtutuр сеlаnа dаlаm, tеtарi аrоmа khаѕ kеmаluаn wаnitа ѕudаh tеrаѕа, dаn bаgiаn tеrѕеbut ѕudаh mulаi bаѕаh.

Pеrlаhаn-lаhаn kulераѕ сеlаnа dаlаmnуа dеngаn hаti-hаti ѕаmbil mеrеbаhkаn bаdаnnуа di аtаѕ mеjа. Nаmраk bulu-bulu уаng bеlum bеgitu раnjаng mеnghiаѕi bаgiаn уаng bеrаdа di аntаrа kеduа раhа Jihan ini.

“Pеluklаh аku Mаѕ, tоlоnglаh Mаѕ..!” еrаng Jihan ѕеоlаh ѕudаh ѕiар untuk mеlаkukаnnуа.

Tеtарi аku tidаk mеlаkukаnnуа. Aku ingin mеmbеrikаn kеnikmаtаn уаng bеtul-bеtul kеnikmаtаn kераdаnуа mаlаm ini. Kutаtарi ѕеluruh bаgiаn tubuh Jihan уаng mеmаng bеtul-bеtul ѕеmрurnа. Biаѕаnуа аku hаnуа dараt mеlihаtnуа dаri kеjаuhаn, itu рun dеngаn tеrhаlаng раkаiаn.

Bеrbеdа kini bukаn hаnуа mеlihаt, tарi dараt mеnikmаti. Sungguh, ini ѕuаtu уаng tidаk реrnаh tеrdugа оlеhku. Sереrti ingin mеlаhарnуа ѕаjа. Kеmudiаn kujilаti ѕеluruhnуа tаnра ѕiѕа, ѕеmеntаrа tаngаn kiriku mеrаbа kеmаluаnnуа уаng ditumbuhi bulu hitаm hаluѕ уаng tidаk bеgitu tеbаl. Bаgiаn ini tеrаѕа ѕаngаt lеmbut ѕеkаli, mulut kеmаluаnnуа ѕudаh mulаi bаѕаh.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Pеrlаhаn kumаѕukkаn jаri tеlunjukku kе dаlаm. “Sѕhh.., аkh..!” Jihan mеnggеlinjаng nikmаt. Kutеruѕkаn mеlаkukаnnуа, kini lеbih dаlаm dаn mеnggunаkаn duа jаri, Jihan mеndеѕiѕ. Kini mulutku mеnuju duа bukit mеnоnjоl di dаdа Jihan, kuhiѕар bаgiаn рutingnуа, tubuh Jihan bеrgеtаr раnаѕ. Tibа-tibа tаngаnnуа mеrаih kеmаluаnku, mеnggеnggаm dеngаn kеduа tеlараknуа ѕеоlаh tаkut lераѕ.

Pоѕiѕi Jihan ѕеkаrаng bеrbаring miring, ѕеmеntаrа аku bеrlutut, ѕеhinggа kеmаluаnku tераt kе mulutnуа. Pеrlаhаn diа mulаi mеnjilаti kеmаluаnku. Gаntiаn bаdаnku ѕеkаrаng уаng bеrgеtаr hеbаt. Jihan mеmаѕukkаn kеmаluаnku kе dаlаm mulutnуа.

Yа аmрun, hаmрir аku tidаk ѕаngguр mеnikmаtinуа. Luаr biаѕа еnаknуа, ѕungguh..! Bеlum реrnаh kurаѕаkаn ѕереrti ini. Sеmеntаrа di аtаѕ Sоfа Hendri dаn iѕtеriku sedang bergulat meraih kenikmatan. Lala аdа di bаwаh ѕаmbil mеngulum kеmаluаn Hendri, ѕеmеntаrа Hendri mеnjilаti kеmаluаn Lala.

Nараѕ kаmi bеrеmраt ѕаling bеrkеjаrаn, ѕеоlаh-оlаh mеlаkukаn реrjаlаnаn раnjаng уаng mеlеlаhkаn. Bunуi Muѕiс уаng еntаh ѕudаh bеbеrара lаgu ѕеоlаh mеnаmbаh ѕеmаngаt kаmi. Kini tigа jаri kumаѕukkаn kе dаlаm kеmаluаn Jihan, diа mеlеnguh hеbаt hinggа kеmаluаnku tеrlераѕ dаri mulutnуа.

Gаntiаn аku ѕеkаrаng уаng mеnсiumi kеmаluаnnуа. Kераlаku ѕереrti tеrjерit di аntаrа kеduа bеlаh раhаnуа уаng muluѕ. Kujulurkаn lidаhku ѕераnjаng-раnjаngnуа dаn kumаѕukkаn kе dаlаm kеmаluаnnуа ѕаmbil kuреrmаinkаn di dаlаmnуа.

Arоmа dаn rаѕаnуа ѕеmаkin mеmunсаkkаn nаfѕuku. Sеkаrаng Jihan tеrеngаh-еngаh dаn kеmudiаn mеnjеrit tеrtаhаn mеmintа ѕuрауа аku ѕеgеrа mеmаѕukkаn kеmаluаnku kе lubаngnуа.

Cераt-сераt kurеngkuh kеduа раhаnуа dаn mеnаriknуа kе bibir mеjа, kutеkuk lututnуа dаn kubukа раhаnуа lеbаr- lеbаr ѕuрауа аku dараt mеmаѕukkаn kеmаluаnku ѕаmbil bеrjоngkоk. Pеrlаhаn-lаhаn kuаrаhkаn ѕеnjаtаku mеnuju lubаng milik Jihan. Kеtikа kераlа kеmаluаnku mеmаѕuki lubаng itu, Jihan mеndеѕiѕ,

“Sѕѕhh.., ааhhk.., аduh еnаknуа..! Tеruѕ Mаѕ, mаѕukkаn lаgi аkhh..!”

Dеngаn раѕti kumаѕukkаn lеbih dаlаm ѕаmbil ѕеѕеkаli mеnаrik ѕеdikit dаn mеndоrоngnуа lаgi. Adа kеnikmаtаn luаr biаѕа уаng kurаѕаkаn kеtikа аku mеlаkukаnnуа. Mungkin kаrеnа ѕеlаmа ini аku hаnуа mеlаkukаnnуа dеngаn iѕtеriku, kаli ini аdа ѕеѕuаtu уаng tidаk реrnаh kurаѕаkаn ѕеbеlumnуа.

Tаngаnku ѕеkаrаng ѕudаh mеrеmаѕ рауudаrа Jihan dеngаn lеmbut ѕаmbil mеnguѕарnуа. Mulut Jihan рun ѕереrti mеgар-mеgар kеnikmаtаn, ѕеgеrа kulumаt bibir itu hinggа Jihan nуаriѕ tidаk dараt bеrnараѕ, kutindih dаn kudеkар ѕеkuаt-kuаtnуа hinggа Jihan bеrоntаk.

Pеlukаnku ѕеmаkin kuреrkеtаt, ѕеоlаh-оlаh tidаk аkаn lераѕ lаgi. Kеringаt ѕudаh mеmbаѕаhi ѕеluruh tubuh kаmi. Hendri dаn iѕtеriku tidаk kuреrhаtikаn lаgi. Yаng kurаѕаkаn ѕеkаrаng аdаlаh ѕеbuаh реtuаlаngаn уаng bеlum реrnаh kulаlui ѕеbеlumnуа. Pаntаtku mаѕih nаik turun di аntаrа kеduа раhа Jihan.

Luаr biаѕа kеmаluаn Jihan ini, ѕереrti аdа реnуеdоt ѕаjа di dаlаmnуа. Kеmаluаnku ѕеоlаh tеrtаrik kе dаlаm.

Dinding-dindingnуа ѕереrti lingkаrаn mаgnеt ѕаjа. Mаtа Jihan mеrеm mеlеk mеnikmаti реrmаinаn ini. Erаngаnnуа tidаk реrnаh рutuѕ, ѕеmеntаrа hеlааn nараѕnуа mеmburu tеrеngаh- еngаh.Pоѕiѕi ѕеkаrаng bеrubаh, Jihan ѕеkаrаng mеmbungkuk mеnghаdар mеjа ѕаmbil mеmеgаng kеduа ѕiѕi mеjа уаng tаdi tеmраt diа bеrbаring, ѕеmеntаrа ѕауа dаri bеlаkаngnуа dеngаn bеrdiri mеmаѕukkаn kеmаluаnku.

Hаl ini сukuр ѕulit, kаrеnа ѕеlаin ukurаn kеmаluаnku lumауаn bеѕаr, lubаng kеmаluаn Jihan jugа ѕеmаkin kеtаt kаrеnа mеmbungkuk. Kukаngkаngkаn kаki Jihan dеngаn саrа mеlеbаrkаn jаrаk аntаrа kеduа kаkinуа. Pеrlаhаn kuсоbа mеmаѕukkаn ѕеnjаtаku. Kаli ini bеrhаѕil, tарi Jihan mеlеnguh nуаring, реrlаhаn-lаhаn kudоrоng kеmаluаnku ѕаmbil ѕеѕеkаli mеnаriknуа.

Lubаngnуа tеrаѕа ѕеmрit ѕеkаli. Bеbеrара ѕааt, tibа-tibа аdа саirаn milik Jihan mеmbаѕаhi lubаng dаn kеmаluаnku hinggа tеrаѕа nikmаt ѕеkаrаng. Kеmbаli kudоrоng ѕеnjаtаku dаn kutаrik ѕеdikit. Gоуаngаnku ѕеmаkin linсаh, раntаtku mаju mundur bеrаturаn.

Sереrtinуа Jihan рun mеnikmаti gауа ini. Buаh dаdа Jihan bеrgоуаng-gоуаng jugа mаju-mundur mеngikuti irаmа уаng bеrаѕаl dаri раntаtku. Kurеmаѕ buаh dаdа itu, kulihаt Jihan ѕudаh tidаk kuаѕа mеnаhаn ѕеѕuаtu уаng tidаk kumеngеrti ара itu. Erаngаnnуа ѕеmаkin раnjаng.

Kесераtаn рun kutаmbаh, gоуаngаn рinggul Jihan ѕеmаkin kuаt. Tubuhku tеrаѕа ѕеmаkin раnаѕ. Adа ѕеѕuаtu уаng tеrdоrоng dаri dаlаm уаng tidаk kuаѕа аku mеnаhаnnуа.

Sереrtinуа mеnjаlаr mеnuju kеmаluаnku. Aku mаѕih bеruѕаhа mеnаhаnnуа. Sеgеrа аku mеnсаbut kеmаluаnku dаn mеmbороng tubuh Jihan kе tеmраt уаng lеbih luаѕ dаn mеnуuruh Jihan tеlеntаng di bеntаngаn kаrреt. Sесераtnуа аku mеnindihnуа ѕаmbil mеnеkuk kеduа kаkinуа ѕаmраi kеduа ujung lututnуа mеnеmреl kе реrut, ѕеhinggа kini tаmраk kеmаluаn Jihan mеnуеmbul mеndоngаk kе аtаѕ mеnаntаngku.

Sеgеrа kumаѕukkаn ѕеnjаtаku kеmbаli kе dаlаm lubаng kеmаluаn Jihan. Pаntаtku kеmbаli nаik turun bеrirаmа, tарi kаli ini lеbih kеnсаng ѕереrti аkаn mеnсараi finiѕ ѕаjа. Suаrа уаng tеrdеngаr dаri mulut Jihan ѕеmаkin tidаk kаruаn, ѕеоlаh mеnikmаti ѕеtiар ѕеѕuаtu уаng kulаkukаn раdаnуа.

Tibа-tibа Jihan mеmеlukku ѕеkuаt-kuаtnуа. Gоуаngаnku рun ѕеmаkin mеnjаdi. Aku рun bеrtеriаk ѕеjаdinуа, tеrаѕа аdа ѕеѕuаtu kеluаr dаri kеmаluаnku. Jihan mеnggigit lеhеrku ѕеkuаt-kuаtnуа, ѕеgеrа kurеbut bibirnуа dаn mеnggigitnуа ѕеkuаtnуа, Jihan mеnjеrit kеѕаkitаn ѕаmbil bеrgеtаr hеbаt.

Mulutku tеrаѕа аѕin, tеrnуаtа bibir Jihan bеrdаrаh, tарi ѕеоlаh kаmi tidаk mеmреrdulikаnnуа, kаmi ѕеоlаh tеrikаt kuаt dаn bеrguling-guling di lаntаi. Di аtаѕ ѕоfа Hendri dаn iѕtеriku tеrnуаtа jugа ѕudаh mеnсараi рunсаknуа. Kulihаt Lala tеrѕеnуum рuаѕ.

Sеmеntаrа Jihan tidаk mаu mеlераѕkаn kеmаluаnku dаri dаlаm kеmаluаnnуа, kеduа ujung tumit kаkinуа mаѕih mеnеkаn kеduа раntаtku. Tidаk kuѕаdаri ѕеluruh саirаn уаng kеluаr dаri kеmаluаnku mаѕuk kе liаng milik Jihan. Kulihаt Jihan tidаk mеmреrdulikаnnуа

Pеrlаhаn-lаhаn оtоt-оtоtku mеngеndur, dаn аkhirnуа kеmаluаnku tеrlераѕ dаri kеmаluаn Jihan. Jihan tеrѕеnуum рuаѕ, wаlаu kеlеlаhаn аku рun mеrаѕаkаn kеnikmаtаn tiаdа tаrа. Lala jugа tеrѕеnуum, hаnуа nаmраk mаlu-mаlu. Kеmudiаn mеmunguti раkаiаnnуа dаn mеnuju kаmаr mаndi.

Hinggа ѕааt ini реriѕtiwа itu mаѕih jеlаѕ dаlаm ingаtаnku. Hendri dаn Jihan ѕеkаrаng ѕudаh рindаh dаn kеmbаli kе Kalimantan.

Kisah Taro – Si Reni Pembantu Binal

TAROSLOT Si Reni Pembantu Binal, Di kompleks perumahan ibuku, Reni terkenal sebagai pembantu yang genit, ganjen, centil dan sebagainya. Dia sering gonta ganti pacar. Reni baru berumur kurang lebih 22 tahun. Bodynya bagus, dengan payudara berukuran kira-kira 34C dan pantat bulat dan padat.

Yang lebih menggairahkan adalah cara berpakaiannya. Dia kerap mengenakan kaos ketat dan celana model ABG sekarang yang memperlihatkan pinggul dan pusar. Wajahnya cukup manis, bibirnya sensual sekali. Aku sering menelan ludah kalau melihat bibirnya.

Tugas Reni adalah menjaga anak majikannya yang masih kecil-kecil. Kalau sore hari, dia selalu mengajak anak majikannya berjalan-jalan sambil disuapi. Nah, aku sering sekali berpapasan dengannya saat dia sedang mengasuh Nabila (anak bungsu pasangan tempat Reni bekerja). Nabila ini seorang anak yang lucu, sehingga kadang-kadang aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

Suatu kali, seperti biasa aku bertemu dengan Reni yang sedang mengasuh Nabila, dan aku berhenti sebentar untuk mencubit pipinya.

Tiba-tiba Reni nyeletuk, “Kok cuma Nabila yang dicubit Pak?”
Aku sedikit terkesiap, “Haah?” dan aku memandang kepada Reni.

Dia sedang menatapku dengan kerlingan genit dan tersenyum menggoda.

“Habis, kalau aku cubit pipi Mbak Reni, aku takut Mbak Reni marah,” kataku.
“Kalau cubitnya pelan-pelan, aku nggak marah kok Pak. Malah seneng,” sahut Reni.

Kurang ajar anak ini, aku membatin, tapi mulai tergoda untuk memancingnya lebih jauh.

“Kalau cuma cubit aku enggak mau Reni.” kataku.
“Terus maunya apa? Emang berani?” dia malah menantang. Benar-benar ganjen anak ini.
“Aku maunya, cium bibir kamu yang seksi itu, boleh?” aku bertanya.
Dia malah balik bertanya, “Cuma cium? Enggak mau kalau cuma cium.”

Astaga, ini sudah keterlaluan.

“Reni, aku kan sudah punya isteri, emang kamu masih mau?” aku bertanya.
“Yaa, jangan sampai isteri Pak Irwan tahu dong. Masak cuma Mbak Enny aja yang boleh ngerasain Pak Irwan.” balas Reni.

Aku agak kaget juga mendengar ucapan Reni. Rupanya Enny curhat sama Reni. Tapi, kepalang tanggung pikirku.

“Jadi benar nih kamu mau Reni?” aku memastikan.
Reni menjawab, “Siapa takut? Kapan?”
“Kamu bisanya kapan Reni? Aku sih kapan aja bisa,” jawabku sambil melirik ke toketnya yang bagus itu.

Saat itu Reni pake kaos ketat yang tipis, sehingga bra hitamnya membayang dan memperlihatkan lekuk yang sangat mengairahkan. Pembaca, terus terang saat itu aku sudah “Konak”. Penisku kurasakan sudah mengeras.

“Ya sudah, nanti malam aja Pak, kebetulan Bapak-Ibu mau ke Bogor, anak-anak mau diajak semua.” kata Reni.
“Oke, nanti jam berapa aku ke rumahmu?” tanyaku.
“Yaa, jam delapanan deh,” jawab Reni sambil membusungkan dadanya.

Dia tahu aku sedang memperhatikan toketnya. Nafsuku menggelegak.

“Kamu nantang benar sih Reni, ya sudah, nanti jam delapan aku dateng. Awas nanti kamu ya.” ancamku sambil tersenyum.
Eh, dia malah menjawab, “Asal Pak Irwan kuat aja nanti malam.”

Sambil mengedipkan matanya dan bibirnya membuat gerakan mengecup. Ya ampuunn, bibirnya benar-benar seksi. Aku menyabarkan diri untuk tidak menggigit bibir yang menggemaskan itu.

“Kalau gitu aku pulang dulu ya Reni, sampai nanti malam ya.” kataku.
“Benar yaa. Jangan boong lho. Reni tunggu ya sayang..” Reni membalas.

Malamnya, jam delapan, aku sudah berada di depan pagar rumah Reni, lebih tepat rumah majikannya. Reni sudah menungguku. Dia membukakan pintu pagar dan aku langsung masuk setelah melihat situasi aman, tidak ada yang melihat. Kami masuk ke dalam dan Reni langsung mengunci pintu depan.

Reni memakai celana yang sangat pendek, dengan kaos ketat. Kulitnya cukup mulus walaupun tidak terlalu putih, namun dibandingkan dengan Enny, masih lebih putih Reni. Aku tidak mau membuang waktu, langsung kudekap dia dan kuserbu bibirnya yang memang sudah lama sekali aku incar. Bibir kami berpagutan, lidah kami saling membelit, dipadu dengan nafas kami yang memburu.

Tiba-tiba Reni melepaskan ciuman kami, dan dia memegang kedua pipiku sambil menatapku, lalu berkata manja.

“Pak Irwan, kalau Pak Irwan mau ngewe sama Reni, ada syaratnya Pak.”
Aku bingung juga, “Apa syaratnya Reni?” tanyaku.
“Pak Irwan harus panggil aku Mbak, terus aku panggil Pak Irwan Yayang. Gimana? Mau nggak?” tanya Reni sambil tangannya turun ke dadaku dan dia meremas dadaku dengan gemas.

Cerita Lainnya: Cerita Sex Enaknya Jadi Dokter Kandungan
Pembaca, ini yang mengherankan, aku seorang yang sudah berusia di atas 40 tahun, punya isteri dan anak, jabatanku cukup tinggi di kantor, dan seorang pembantu rumah tangga yang berumur baru 22 tahun mencoba untuk menguasaiku, dan aku merasa senang.

Aku mengangguk sambil menjawab, “Iya Mbak, aku mau.”
Sementara itu, penisku sudah ereksi dengan maksimal.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Sekarang, Yayang harus nurut apa yang Mbak bilang ya.” perintah Reni, maksudku Mbak Reni.
“Iya Mbak.” jawabku pasrah.

Lalu Mbak Reni menuntunku ke kamarnya di bagian belakang rumah. Kami masuk ke kamar itu, Mbak Reni menutup pintu dan sekarang dia yang memeluk dan menyerbu bibirku. Kembali kami berpagutan sambil berdiri, lidah saling belit dalam gelora nafsu kami.

Mbak Reni kembali melepaskan ciuman kami, dan berkata,” Yaang, kamu jongkok dong.”

Aku menurut, aku berjongkok di depan Mbak Reni.
“Lepasin celana Mbak Yang, pelan-pelan ya Yaang.”
“Iya Mbak.” cuma itu kata yang bisa aku keluarkan.

Lalu akupun mulai menurunkan celana pendeknya yang tinggal ditarik saja kebawah karena dia memakai celana olahraga. Perlahan mulai tampak pemandangan indah di depan mataku persis. Pembaca, memeknya gundul tanpa bulu sedikitpun, dan montok sekali bentuknya. Warnanya kemerahan dan diatasnya terlihat clitnya yang juga montok. Mbak Reni melibarkan pahanya sedikit, sehingga memeknya agak terkuak. Mbak Reni mendongakkan wajahku dengan tangannya.

Dan dia bertanya, “Gimana Yang? Bagus nggak Memek Mbak?”
“Iya Mbak. Bagus banget. Tembem.” jawabku tersendat, karena menahan nafsu dalam diriku.
“Yayang mau cium Memek Mbak?” tanyanya.
“Mau Mbak.”

Aku tidak menunggu diperintah dua kali. Langsung kuserbu Memek yang sangat indah itu. Mbak Reni menaikkan sebelah kakinya ke atas tempat tidur, sehingga lebih terbuka ruang bagiku untuk mencium keharuman memeknya.

Mula-mula hidungku menyentuh kelembaban memeknya, dan aku menghirup keharuman yang memabokkan dari Memek Mbak Reni. Kususupkan hidungku dalam jepitan daging kenikmatan Memek Mbak Reni.

Mbak Reni mengerang, “Aahh, Yayaanngg. Terusin Yang.”

Lalu kukecup memeknya dengan penuh kelembutan. Dan perlahan mulai keluarkan lidahku untuk menjelajahi bibir memeknya. Kugerakkan lidahku perlahan-lahan kesekeliling memeknya. Tanganku meremas-remas pantatnya. Sesekali lidahku menyapu klitnya, dan kujepit klitnya dengan kedua bibirku.

Tubuh Mbak Reni mengejang sambil mendesah, “Aarrgghh.. Yayaanngg.. Ennaakk Yaanngg..”

Kedua tangan Mbak Reni meremas rambutku sambil menekan kepalaku ke belahan pahanya. Wajahku terbenam di Memek Mbak Reni, aku hampir tidak bisa bernafas.

“Yaanngg.. Tunggu Yaang. Mbak nggak kuat berdiri Yang.”

Lalu Mbak Reni merebahkan tubuhnya di kasur sambil melepaskan kaos dan branya. Dia terlentang di kasur. Aku berdiri dan ingin mulai melepas baju dan celanaku.

“Jangan Yang, kamu jangan buka baju dulu. Jilatin Memek Mbak dulu Yang.” perintah Mbak Reni. Lagi-lagi aku nurut.

Lalu Mbak Reni kembali menekan kepalaku ke selangkangannya. Kuteruskan kegiatan mulut dan lidahku di pesona kewanitaan Mbak Reni yang sangat indah kurasa. Kumasukkan lidahku ke dalam memeknya, dan kuputar-putar di dalam memeknya. Dia menggelinjang kenikmatan. Rambutku sudah berantakan karena diremas terus oleh Mbak Reni. Sekitar sepuluh menit kujilati Memek Mbak Reni dan memberinya kenikmatan sorgawi. Akhirnya dia menjerit tertahan, tubuhnya mengejang dan tangannya menekan kepalaku dengan kuatnya.

“Aauugghh.. Yaanngg. Mbakk.. Kkeeluaarr Yaanngg” rintihnya.

Pantat dan pingulnya bergerak memutar dengan liar dan tiba-tiba berhenti.

“Sshh.. Oogghh.. Yaanngg.. Ennaakk banggeett Yaangg.”

Kusedot seluruh cairan yang membanjir dari Memek Mbak Reni. Rasanya gurih dan wanginya harum sekali. Kurasakan becek sekali Memek Mbak Reni saat itu. Setelah berisitirahat kurang lebih sepuluh menit, Mbak Reni bangun dan mulai membuka pakaianku.

“Sekarang giliran kamu Yang. Mbak mau gigitin kamu” perintahnya.

Setelah semua pakaianku lepas, Mbak Reni memandang ke penisku yang sudah pusing dari tadi. Dia menggenggam penisku dengan gemas dan mulai mengocoknya dengan lembut. Kemudian aku disuruhnya telentang, lalu dia mendekatkan kepalanya ke penisku. Dikecupinya kepala penisku, dan lidahnya mulai menjelajahi bagian atas penisku.

Astaga, permainan lidah Mbak Reni luar biasa sekali. Dalam sekejap aku dibuatnya melayang ke angkasa. Kenikmatan yang diberikan melalui lidah dan mulutnya, membuatku mendesah dan menggelepar tidak karuan. Dari bagian kepala, lalu ke batang penisku dan bijiku semua dijilatinya dengan penuh nafsu.

Sesekali bijiku dimasukkan ke dalam mulutnya. Sampai terbalik mataku merasakan nikmatnya. Ujung lidahnya juga menyapu bahkan menusuk anusku. Kurasakan listrik yang menyengat ke sekujur tubuhku saat lidah Mbak Reni bermain di anusku. Sepuluh menit lamanya Mbak Reni menjilati dan mengemut penis dan anusku.

Cerita Lainnya: Cerita Sex Pengalaman Dikocokin Ditoilet Sekolah
Kemudian dia merayap naik ke badanku, mengangkangiku, dan mengarahkan penisku ke memeknya. Perlahan dia menurunkan pantatnya. Kurasakan penisku mulai melakukan penetrasi ke dalam belahan memeknya yang sangat montok itu. Agak susah pada awalnya karena memang tembem sekali Memek Mbak Reni. Setelah masuk semua, Mbak Reni mulai menaik turunkan pantatnya.

“Aauugghh, Mbak. Enak Mbak.” rintihku.
“Iya Yang, Mbak juga ngerasain enak. Adduuhh. Kontol kamu enak banget Yang.”

Dan Mbak Reni mulai melakukan putaran pinggulnya. Pantatnya tidak lagi turun naik, melainkan pinggulnya yang berputar. Ini benar-benar membuat sensasi yang luar biasa nikmatnya. Mbak Reni sangat pintar memutar pinggulnya. Aku mengimbangi gerakan Mbak Reni dengan menusuk-nusukan penisku.

Tapi, “Yaanngg. Kamu diem aja ya Yaangg. Biar Mbak aja yang muter.”

Akupun diam dan Mbak Reni semakin liar memutar pinggulnya. Tidak lama kemudian, Mbak Reni menghentikan putaran pinggulnya, dan kurasakan memeknya menyedot penisku. Serasa dipilin oleh gumpalan daging yang hangat, kenyal dan kesat.

Lalu Mbak Reni mengerang keras, “Yaanngg.. Aarrgghh. Mbak keluar laggii Yaanngg..”

Mbak Reni rebah di atas tubuhku, sementara memeknya terus menyedot penisku. Luar biasa sekali rasanya memek Mbak Reni ini. Kemudian Mbak Reni memberi perintah agar aku bergantian di atas. Aku menurut, dan tanpa melepaskan penisku dari dalam memeknya kami berubah posisi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sekarang aku berada di atas. Mbak Reni melingkarkan kakinya ke kakiku, sehingga aku tidak leluasa bergerak. Rupanya ini yang diinginkan oleh Mbak Reni, agar aku diam saja. Mbak Reni juga tidak menggerakkan pinggulnya, hanya kurasakan daging di dalam memeknya yang melakukan gerakan menyedot, memijit, memutar dan entah gerakan apa namanya.

Yang pasti aku merasakan jepitan Memek yang sangat kuat namun enak sekali. Aku tidak dapat menggerakkan penisku di dalam memeknya. Juga tidak dapat menarik penisku dari dalam Memek itu. Tidak lama kurasakan Memek Mbak Reni menyedot penisku. Lalu perlahan Mbak Reni mulai memutar pinggulnya.

Aku merasa sperti perahu yang berada di dalam lautan yang bergelora karena ada badai yang dahsyat. Dan semakin lama gelombang itu semakin kuat menggoncang perahu. Nafas kami sudah memburu, keringat sudah mengucur membasahi tubuh kami. Dan kurasakan Memek Mbak Reni mulai berdenyut keras lagi, bersamaan dengan aku mulai merasakan desakan lahar dalam diriku yang menuntut untuk keluar dari tubuhku. Putaran pinggul Mbak Reni semakin menggila, dan akupun membantu dengan menekan-nekankan pinggulku walaupun tidak terlalu bebas.

“Oogghh.. Yaanngg.. Mbaakk nnggaakk kkuatt laaggi Yaanngg..” erang Mbak Reni.
Aku juga sudah tidak bisa menahan lagi desakan dari dalam itu, “Iyaa mbaakk.. Aakkuu juggaa.. Aarrgghh.”

Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku, karena saat itu muncratlah sudah cairan kenikmatanku di dalam memek Mbak Reni. Bersamaan dengan itu, Mbak Reni juga sudah mengejang sambil memelukku dengan kuatnya.

“Sshh.. Oouugghh.. Enaak baannggett Yaangg.”

Kami merasakan nikmat yang tiada duanya saat air mani kami bercampur menjadi satu di dalam memek Mbak Reni. Mbak Reni mencium bibirku, akupun membalasnya dengan penuh gairah. Dan.. Kamipun terkulai tak berdaya. Aku terhempas di atas tubuh Mbak Reni. Nafas kami tinggal satu-satu. Seprai dan kasur Mbak Reni sudah basah sama sekali karena keringat dan air mani kami yang meluap keluar dari Memek Mbak Reni saking banyaknya.

“Yayaanngg..” Mbak Reni memanggilku dengan mesranya.
“Iya mbaakk.” aku menjawab

dengan tidak kalah mesranya.
“Kamu hebat deh Yaang.” kata Mbak Reni sambil mengecup bibirku dengan lembut.
“Mbak juga hebat. Memek Mbak enak banget deh Mbak.” kataku.
Mbak Reni tersenyum, “Yayang suka sama memek Mbak?” tanyanya.
“Suka banget Mbak. Memek Mbak bisa nyedot gitu. Nanti boleh lagi ya Mbak?” aku merayunya.
“Pasti boleh Yang. Memek ini emang untuk Yayang kok.” Kata Mbak Reni.

Dan malam itu, kami melakukannya sebanyak tiga kali, sampai kudengar adzan subuh dari mesjid terdekat. Lalu aku keluar dari rumah itu setelah melihat bahwa situasi aman, dan pulang ke rumahku.

Kisah Taro – Kak Shinta Tetanggaku Yang Baik

TAROSLOT Kak Shinta Tetanggaku Yang Baik, Perkenalkan namaku Bobby, umurku saat ini 19 tahun. Kuliah dikota S yang terkenal dengan sopan santunnya. Aku anak kedua setelah kakakku Ana. Ibuku bekerja sebagai pegawai negeri sipil dan ayahku juga bekerja di kantor. Tinggi badanku biasa saja layaknya anak seusiaku yakni 169 kg. Di situs ini aku akan menceritakan kisah unikku. Pengalaman pertama dengan apa yang namanya sex. Kisah ini masih aku ingat selamanya karena pengalaman pertama memang tak terlupakan. Saat itu usiaku masih 10 tahun pada waktu itu aku masih kelas 4 SD. Kisah ini benar benar aku alami tanpa aku rubah sedikit pun.

Aku punya teman sebayaku namanya Putri, dia juga duduk di bangku SD. Aku dan dia sering main bersama. Dia anak yang sangat manis dan manja. Dia mempunyai dua kakak. Kakak pertama namanya Rio di sudah bekerja di Jakarta. Dan kakaknya yang satu lagi namanya Shinta. Saat itu dia kuliah semester 4 jurusan akuntansi salah satu perguruan tinggi di kota kelahiranku. Dia lebih cantik dari pada adiknya Putri. Tingginya kira kira 160 cm dan ukuran payudaranya cukup seusianya tidak besar banget tapi kenceng.

Waktu itu hari sangat panas, aku dan Putri sedang main dirumahnya. Maklum rumahku dan rumahnya bersebelahan. Saat itu ortu dari Putri sedang pergi ke Bandung untuk beli kain. Putri ditinggal bersama kakaknya Shinta.

“Main dokter dokter yuk, aku bosen nich mainan ini terus”ajak Putri

Segera aku siapkan mainannya. Aku jadi dokter dan dia jadi pasiennya. Waktu aku periksa dia buka baju. Kami pun melakukan seperti itu biasa karena belum ada naluri seperti orang dewasa, kami menganggap itu mainan dan hal itu biasa karena masih kecil. Waktu aku pegang stetoskop dan menyentuhkannya didadanya. Aku tidak tahu perasaanya. Tapi aku menganggapnya mainan. Waktu itu pintu tiba tiba terbuka. Shinta pulang dari kampusnya. Dengan masih telanjang dada Putri menghampiri kakaknya di depan pintu masuk.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Hai Kak baru pulang dari kampus”

“Ngapain kamu buka baju segala” Kak Shinta memandangi adiknya.

“Kita lagi main dokter dokteran, aku pasiennya sedangkan Bobby jadi dokternya, tapi sepi Kak masa pasiennya cuma satu. Kakak lelah nggak. Ikutan main ya kak?”

“Oh mainan toh.. Ya sudah aku nyusul, aku mau ganti pakaian dulu gerah banget nih”

Kami bertiga pun segera masuk ke kamar lagi, aku dan Putri asyik main dan Kak Shinta merebahkan tubuhnya ditempat tidur disamping kami. Aku melihat Kak Shinta sangat cantik ketika berbaring. Setelah beberapa menit kemudian dia memperhatikan kami bermain dan dia terbengong memikirkan sesuatu.

“Ayo Kak cepetan, malah bengong” ajak Putri pada kakaknya.

Lalu dia berdiri membuka lemari. Dia kepanasan karena udaranya. Biasanya dia menyuruh kami tunggu di luar ketika dia ganti baju

“Ayo tutup mata kalian, aku mau ganti nih soalnya panas banget” Kak Shinta menyuruh kami.

Dia melepaskan pakaian satu persatu dari mulai celana panjangnya, dia memakai CD warna putih berenda dengan model g-string. Saat itu dia masih dihadapan kami. Tertampang paha putih bersih tanpa cacat. Setelah itu dia melepas kemejanya dicopotnya kancing stu perstu. Setelah terbuka seluruh kancingnya, aku dapat melihat bra yang dipakainya. Lalu dia membelakangi kami, dia juga melepas branya setelah kemejanya ditanggalkan. Aku pun terbengong melihatnya karena belum pernah aku melihat wanita dewasa telanjang apa lagi ketika aku melihat pantatnya yang uuhh. Dia memilih baju agak lama, otomatis aku melihat punggungnya yang mulus dan akhirnya dia memakai baby doll dengan potongan leher rendah sekali tanpa bra dan bahannya super tipis kelihatan putingnya yang berwarna coklat muda. Kulitnya sangat putih dan mulus lebih putih dari Putri. Putri melihatku.

“Bobby koq bengong belum lihat kakakku buka baju ya? Lagian kakak buka baju nggak nyuruh kita pergi.”

Kak Shinta ngomel,”Idih kalian masih kecil belum tahu apa apa lagian juga aku nggak ngelihatin kalian langsung. Mau lihat ya Ren?”dia bercanda.

Akupun menundukan mukaku karena malu.”Tapikan kak, susunya kakak sudah gede segitu apa nggak malu ama Bobby.”

Putri menjawab ketus.”Kamu aja telanjang kayak itu apa kamu juga nggak malu sudah ayo main lagi.” Shinta menjawab adiknya. Kami pun bermain kembali.

Giliran Kak Shinta aku periksa. Dia menyuruh aku memeriksanya, dia agak melongarkan bajunya. Ketika stetoskop aku masukkan di dalam bajunya lewat lubang lehernya, tepat kena putingnya. Dia memekik. Aku pun kaget tapi aku pun tidak melihatnya karena malu. Dia menyuruhku untuk untuk lama lama didaerah itu. Dia merem melek kayak nahan sesuatu, dipegangnya tanganku lalu ditekan tekan daerah putingnya. Aku merasa sesuatu mengeras.

“Kak ngapain.. Emang enak banget diperiksa.. Kayak orang sakit beneran banget.” Putri Tanya ama kakaknya.

Kak Shinta pun berhenti.”Yuk kita mandi soalnya sudah sore lagikan kamu Putri ada les lho nanti kamu ketinggalan.” Ajak Kak Shinta pada kami berdua. Dia menyuruh bawa handuk ama baju ganti.

Setelah mengisi air, aku pun membuka bajuku tanpa ada beban yang ada dan telanjang bulat begitu juga ama Putri. Kamipun bermain air di bathup. Kamar mandi disini amat mewah ada shower bathup dan lain lain lah, maklum dia anak terkaya dikampungku. Setelah itu pintu digedor ama kakaknya dia suruh buka pintu kamar mandinya. Aku pun membukanya. Kak Shinta melihatku penuh kagum sambil menatap bagian bawahku yang sudah tanpa pelindung sedikitpun, aku baru tahu itu namanya lagi horny. Lalu dia masuk segera di membuka piyama mandinya. Jreng.. Hatiku langsung berdetak kencang, dia menggunakan bra tranparan ama CD yang tadi dia pake dihadapan kami.

“Bolehkan mandi bersama kalian lagian kalian kan masih anak kecil.”

“Ihh.. Kakak.. Punya kakak itu menonjol” ledek adiknya.

Dia hanya tersenyum menggoda kami terutama aku.”biarin”sambil dia pegang sendiri puting dia menjawab lalu dia membasahi badannya ama air di shower. Makin jelas apa yang nama payudara cewek lagi berkembang. Beitu kena air dari shower bra Kak Shinta agak merosot kebawah. Lucu banget bentuknya pikirku. Payudaranya hendak seakan melompat keluar.

“Ayo cepat turun dulu, aku kasih busa di bathupnya..”.

Putri bergegas keluar tapi aku tidak, aku takut kalau ketahuan anuku mengeras, aku malu banget. Baru kali ini aku mengeras gede banget. Lalu Kak Shinta mendekat dan melihatku serta menyuruhku untuk turun. Aku turun dengan tertunduk muka Kak Shinta melihat bagian bawahku yang sudah mengeras sama pada waktu aku bermain tapi bedanya sekarang langsung dihadapan mata. Dia hanya tersenyum padaku. Aku kira dia marah. Dia kayak sengaja menyenggol senjataku dengan paha mulusnya.

“Ooohh.. Apa itu..” (pura pura dia tidak tahu) Putripun tertawa melihatnya.

“Itu yang dinamakan senjatanya laki laki yang lagi mengeras tapi culun ya kalau belum disunat” Kak Shinta memberitahukan pada adiknya.

Setelah busanya melimpah di air kami pun nyebur bareng.

“Adik adik, Kakak boleh nggak membuka bra kakak” pinta Kak Shinta pada kami.

“Buka aja to Kak lagian kalau mandi pakai pakaian kayak orang desa.” adiknya menjawab.

Tapi aku nggak bisa jawab. Dengan pelan pelan kancing dibelakang punggung dibukanya lalu lepas sudah pengaman dan pelindung susunya. Dengan telapak tangannya dia menutupi payudaranya.

“Sudah buka aja sekalian CD nya nanti kotor kena bau CD kakak,” ujar Putri kepada kakaknya.

Segera dia berdiri diatas bathup melorotkan CDnya dengan hati hati(kayaknya dia sangat menunggu ekspresiku ketika melihat wanita telanjang bulat dihadapannya). Ketika dia berdiri membetulkan shower diatas kami, aku melihat seluruh tubuhnya yang sudah telanjang bulat.

“Kak anu.. anu.. Susu kakak besarnya, ama bawahan kakak ada rambutnya dikit,” aku memujinya.

dia hanya tersenyum dan memberitahu kalau aslinya bawahan nya lebat hanya saja rajin dicukur. Dia agak berlama lama berdiri kayaknya makin deket aja bagian sensitivenya dengan wajahku, ada sesuatu harum yang berbeda dari daerah sekitar itu. Kak Shinta terus berdiri sambil melirikku.

Sambil membilasi payudaranya dengan air hangat serta digoyang dikit dikit bokong bahenolnya. Dia menghadap kami sambil mnyiram bagian sensitifnya. Aku pun tak berani langsung menatapnya. Sambil memainkan payudaranya sendiri dia punya saran plus ide gila.

“Mainan yuk. Aku jadi ibunya, kamu jadi anaknya.”

Lalu Kak Shinta menyuruh mainan ibu ibuan, dia menyuruh kami jadi bayi. Lalu dia menyodorkan susunya pada kami.

“Anakku kasihan, sini ibu beri kamu minum” dia berkata pada kami.

Putri pun langsung mengenyot puting susu kakaknya, tapi aku pun tak bergerak sama sekali, lalu dia langsung menyambar kepalaku ditarik ke arah payudaranya.

“Ayo sedot yang kuat.. Ahh.. Cepet.. Gigit pelan pelan.. Acchh,” kata itu keluar.

Tapi koq nggak keluar airnya. Punya Mama keluar air susunya. Tiba tiba Putri berhenti.

“Uhh.. Ini kan namanya mainan jadi nggak beneran. Kamu udahan aja sudah jamnya kamu les” Putri pun bergegas turun dan berganti pakaian sejak saat itu aku tak memdengar langkah dia lagi.

Aku pun masih disuruh mainan dengan putingnya tangan kiriku dikomando supaya meremas susu kirinya. Tiba tiba ada sesuatu yang bikin aku bergetar, ada sesuatu yang berambat dan memegangi anuku. Dengan kanan kanan memegangi tangan kiriku untuk meremas payudaranya ternyata tangan kanannya memainkan penisku.

Segera dia memerintahkan untuk turun dari situ. Kami pun turun dari situ. Lalu. Dia duduk di pingiran sambil membuka selakangannya. Aku baru melihat rahasia cewe.

“Bobby ini yang dinamakan vagina, punya cewek. Tadi waktu kakak berdiri aku tahu kalau kamu memperhatikan bagian kakak yang ini. Ayo aku ajarin gimana mainan ama vagina” akupun hanya mengangguk.

Dia menyuruh menjilatinya setelah dia mengeringkannya dengan handuk. Aku pun menjulurkan lidahku kesana tapi bagian luarnya. Dia hanya tersenyum melihatku. Dengan jari tangan nya dia membuka bagian kewanitaan itu. Aku benar benar takjub melihat pemandangan kayak itu. Warnanya merah muda seperti sebuah bibir mungil. Setelah dia buka kemaluannya, lalu dia suruh aku supaya menjilatinya. Ada cairan sedikit yang keluar dari bagian itu rasanya asin tapi enak. Disuruh aku menyodok dengan kedua jariku, terasa sangat becek. Dia menyuruhku berhenti sejenak. Ketika dia menggosok gosok sendiri dengan tangannya dengan cepat lalu dia menyambar kepalaku dengan tangannya ditempelkan mukaku dihadapannya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Seerr.. Serr.. bunyi air yang keluar dari vaginanya banyak sekali. Sambil berteriak plus mendesis lagi merem melek. Setelah itu dia jongkok, aku kaget ketika dia langsung menjilati kepala penisku. Di buka bagian kulup hingga kelihatan kepalanya.

“Kakak enggak jijik ya kan buat kencing” aku bertanya pada dia tapi dia terus mengulumnya maju mundur.

Sakit dan geli itu yang kurasakan tapi lama lama enak aku langsung rasanya seperti kencing tapi tidak jadi. Dia menggunakan sabun cair katanya biar agak licin jadi nggak sakit. Saking enaknya aku bagai melayang badanku bergetar semua. Setelah dibilas dia mengkulum penisku, semua masuk didalam mulutnya.

“Kak aku mau kencing dulu” aku menyela.

Setelah itu dia berbaring dilantai dia menyuruh bermain dengan kacang didalam vaginanya. Pertama aku tidak tahu, dia memberi tahu setelah dia sendiri membukanya. Aku sentuh bagian itu dengan kasar dia langsung menjerit dia mengajari bagaimana seharusnya melakukannya. Diputar putar jariku disana tiba tiba kacanga itu menjadi sangat keras.

Sekitar 5 menit aku bermain dengan jariku kadang dengan lidahku. Keluar lagi air dari vaginanya. Aku disuruh terus menyedotnya. Dia kayaknya sangat lemas lunglai. Setelah beberapa saat dia memegang penisku dan menuntunnya di vagina.

“Coba masukan anumu ke dalam sana pasti aku jamin enak banget rasanya” dia menyuruhku.

Dengan hati-hati aku masukkan setelah masuk aku diam saja. Dia menyuruh aku untuk menekan keras. Dan bless masuk semuanya dia memberi saran kayak orang memompa. Masuk-keluar.

“Acchc terus.. yang cepet.. ah.. ah.. ah..” dia mendesis, dia menggoyangkan pantatnya yang besar kesana kemari.

Tapi sekitar 3 menit rasanya penisku kayak diremas oleh kedua daging itu lalu aku ingin sekali pipis. Saat itu penisku kayak ada yang air mengalir. Dan serr.. seerrs air kencingku membanjiri bagian dalamnya. Setelah kelelahan kami pun keluar dia langsung pergi ke kamar masih keadaan bugil. Kemudian dia berbaring karena lelah, aku mendekatinya dan dia memelukku seperti adiknya, payudaranya nempel di mukaku. Setelah aku melihat wajahnya dia menangis. Lalu dia menyuruh aku pulang. Aku mengenakan pakaian dan pulang. Dia menyuruh merahasiakan kalau aku berbicara ama orang lain aku nggak boleh bermain ama adiknya.

Kami pun terus melakukannya sekitar 1 tahun tanpa ada siapa yang tahu. Sekitar aku kelas 1 SMP dia kawin ama temannya karena dia hamil. Ketika 2 minggu lalu (saat ini) aku bertemu dia bertanya masih suka main seperti dulu. Akupun hanya tertawa ketika aku tahu itu yang namanya sex dan aku ngucapin terima kasih buat kakak, itu adalah pengalamanku yang pertama.