Arsip Tag: Cerita Sex Dewasa

Ketagihan di gangbang sama teman

Ketagihan di gangbang sama teman

Taroslot – Perkenalkan namaku Lila (16) tahun, kelas 2 SMA. Sebagai anak SMA, tinggiku relatif sedang, 165 cm, dengan berat 48 kg, dan cup bra 34B. Untuk yang terakhir itu, aku memang cukup pede. Walau sebenarnya wajahku cukup manis (bukannya sombong, itu kata teman-temanku…) aku sudah lumayan lama menjomblo, 1 tahun. Itu karena aku amat selektif memilih pacar… enggak mau salah pilih kayak yang terakhir kali.

Baca Juga : Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Di sekolah aku punya teman akrab namanya Stella. Dia juga lumayan cantik, walau lebih pendek dariku, tapi dia sering banget gonta-ganti pacar. Stella memang sangat menarik, apalagi ia sering menggunakan seragam atau pakaian yang minim… peduli amat kata guru, pesona jalan terus!

Saat darmawisata sekolah ke Cibubur, aku dan dia sekamar, dan empat orang lain. Satu kamar memang dihuni enam orang, tapi sebenarnya kamarnya kecil bangeeet… aku dan Stella sampai berantem sama guru yang mengurusi pembagian kamar, dan alhasil, kami pun bisa memperoleh villa lain yang agak lebih jauh dari villa induk.

Disana, kami berenam tinggal dengan satu kelompok cewek lainnya, dan di belakang villa kami, hanya terpisah pagar tanaman, adalah villa cowok.
“Lil, lo udah beres-beres, belum?” tanya Stella saat dilihatnya aku masih asyik tidur-tiduran sambil menikmati dinginnya udara Cibubur, lain dengan Jakarta.
“Belum, ini baru mau.” Jawabku sekenanya, karena masih malas bergerak.

“Nanti aja, deh. Kita jalan-jalan, yuk,” ajak Stella santai.
“Boljug…” gumamku sambil bangun dan menemaninya jalan-jalan. Kami berkeliling melihat-lihat pasar lokal, villa induk, dan tempat-tempat lain yang menarik. Di jalan, kami bertemu dengan Rio, Adi, dan Yudi yang kayaknya lagi sibuk bawa banyak barang.
“Mau kemana, Yud?” sapa Stella.
“Eh, Stel. Gue ama yang lain mau pindahan nih ke villa cowok yang satunya, villa induk udah penuh sih.” Rio yang menjawab. “Lo berdua mau bantu, nggak? Gila, gue udah nggak kuat bawa se-muanya, nih.” Pintanya memelas.
“Oke, tapi yang enteng ajaaa…” jawabku sambil mengambil alih beberapa barang ringan. Stella ikut meringankan beban Adi dan Yudi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sampai di villa cowok, aku bengong. Yang bener aja, masa iya aku dan Stella harus masuk ke sana? Akhirnya aku dan Stella hanya mengantar sampai pintu. Yudi dan Adi bergegas masuk, sementara Rio malah santai-santai di ruang tamu. “Masuk aja kali, Stel, Lil.” Ajaknya cuek.

“Ngng… nggak usah, Yud.” Tolakku. Stella diam aja.
“Stella! Sini dong!” terdengar teriakan dari dalam. Aku mengenalinya sebagai suara Feri.
“Gue boleh masuk, ya?” tanya Stella sambil melangkah masuk sedikit.
“Boleh doooong!!” terdengar koor kompak anak cowok dari dalam. Stella langsung masuk, aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya.

Di dalam, anak-anak cowok, sekitar delapan orang, kalo Rio yang diluar nggak dihitung, lagi asyik nongkrong sambil main gitar. Begitu melihat kami, mereka langsung berteriak girang, “Eh, ada cewek!! Serbuuuuu!!” Serentak, delapan orang itu maju seolah mau mengejar kami, aku dan Stella langsung mundur sambil tertawa-tawa.

Aku langsung mengenali delapan orang itu, Yudi, Adi, Feri, Kiki, Dana, Ben, Agam, dan Roni. Semua dari kelas yang berbeda-beda.

Tak lama, aku dan Stella sudah berada di antara mereka, bercanda dan ngobrol-ngobrol. Stella malah dengan santai tiduran telungkup di kasur mereka, aku risih banget melihatnya, tapi diam aja. Entah siapa yang mulai, banyak yang menyindir Stella.
“Stell… nggak takut digrepe-grepe lu di atas sana?” tanya Adi bercanda.

“Siapa berani, ha?” tantang Stella bercanda juga. Tapi Kiki malah menanggapi serius, tangannya naik menyentuh bahu Stella. Cewek itu langsung mem*kik menghindar, sementara cowok-cowok lain malah ribut menyoraki. Aku makin gugup.
“Stell, bener ya kata gosip lo udah nggak virgin?” kejar Roni.

“Kata siapa, ah…” balas Stella pura-pura marah. Tapi gayanya yang kenes malah dianggap seb-agai anggukan iya oleh para cowok. “Boleh dong, gue juga nyicip, Stell?” tanya Dio.
Stella diam aja, aku juga tambah risih. Apalagi pundak Feri mulai ditempelkan ke pundakku, dan entah sengaja atau tidak, tangan Agam menyilang di balik punggungku, seolah hendak merangkul. Bingung karena diimpit mereka, aku memutuskan untuk tidak bergerak.

“Gue masih virgin, Lila juga… kata siapa itu tadi?” omel Stella sambil bergerak untuk turun dari kasur. Tapi ditahan Roni. “Gitu aja marah, udah, kita ngobrol lagi, jangan tersinggung.” Bujuknya sambil mengelus-elus rambut Stella. Aku tahu Stella dulu pernah suka sama Roni, jadi dia membi-arkan Roni mengelus rambut dan pundaknya, bahkan tidak marah saat dirangkul pinggangnya.
“Lil, lo mau dirangkul juga sama gue?” bisik Agam di telingaku. Rupanya ia menyadari kalau aku memperhatikan tangan Roni yang mengalungi pinggang Stella. Tanpa menunggu jawaban, Agam memeluk pinggangku, aku kaget, namun sebelum protes, tangan Feri sudah menempel di pahaku yang terbungkus celana selutut, sementara pelukan Agam membuatku mau tak mau berbaring di dadanya yang bidang.

Teriakan protes dan penolakanku tenggelam di tengah-tengah sorakan yang lain. Rio bahkan sampai masuk ke kamar karena mendengar ribut-ribut tadi.
“Gue juga mau, dong!” Yudi dan Kiki menghampiri Stella yang juga lagi dipeluk Roni, sementara Adi, Ben, dan Rio menghampiriku. Berbeda denganku yang menjerit ketakutan, Stella malah kelihatan keenakan dipeluk-peluki dari berbagai arah oleh cowok-cowok yang mulai kegirangan itu.

“Jangan!” teriakku saat Rio mencium pipi, dan mulai merambah bibirku. Sementara Ben menjilati leherku dan tangannya mampir di dada kiriku, meremas-remasnya dengan gemas sampai aku ke-gelian.

Kurasakan genggaman kuat Feri di dada kananku, sementara Adi menjilati pusarku. Terny-ata mereka telah mengangkat kaosku sampai sebatas dada. Aku menjerit-jerit memohon supaya mereka berhenti, tapi sia-sia.

Kulirik Stella yang sedang mendapat perlakuan sama dari Roni, Yudi, dan Kiki, bahkan Dana telah melucuti celana jins Stella dan melemparnya ke bawah kasur.
Lama-kelamaan, rasa geli yang nikmat membungkus tubuhku. Percuma aku menjerit-jerit, akhir-nya aku pasrah. Melihatnya, Agam langsung melucuti kaosku, dan mencupang punggungku. Feri dan Rio bahkan sudah membuka seluruh pakaian mereka kecuali celana dalam.

Aku kagum juga melihat dada Feri yang bidang dan harumnya khas cowok. Aku hanya bisa terdiam dan meringis nikmat saat dada bdang itu mendekapku dan menciumi bibirku dengan ganas.
Aku membalas ciu-man Feri sambil menikmati bibir Adi yang tengah mengulum payudaraku yang ternyata sudah terl-epas dari pelindungnya. Vaginaku terasa basah, dan gatal. photomemek.com Seolah mengetahuinya, Rio membuka celanaku sekaligus CDku sehingga aku langsung bugil. Agak risih juga dipandangi dengan begitu liar dan berhasrat oleh cowok-cowok itu, tapi aku sudah mulai keenakan.

“Ssshh…. aaakhh…” aku mendesis saat Adi dan Ben melumat payudaraku dengan liar. “Mmmh, toket lo montok banget, Liiiil…” gumam Ben. Aku tersenyum bangga, namun tidak lama, karena aku langsung menjerit kecil saat kurasakan sapuan lidah di bibir vaginaku. “Cihuy… Lila emang masih perawan…” Agam yang entah sejak kapan sudah berada di daerah rahasiaku menyeringai. “Akkkhh… jangan Gam…” desahku saat kurasakan kenikmatan yang tiada tara.

“Gue udah kebelet, niih… gue perawanin ya, Lil…” Tak terasa, sesuatu yang bundar dan keras menyusup ke dalam vaginaku, ternyata penis Agam sudah siap untuk bersarang disana. Aku men-desah-desah diiringi jeritan kesakitan saat ia menyodokku dan darah segar mengalir. “Sakiiit…” erangku. Agam menyodok lagi, kali ini penisnya sudah sepenuhnya masuk, aku mulai terbiasa, dan ia pun langsung menggenjot dan menyodok-nyodok. Aku mengerang nikmat.

“Ssshh… terusss… yaaa, akh! Akh! Nikmat, Gam! Teruuss… sayang, puasin gue… Akkkhh…”
Sementara pantat Agam masih bergoyang, cowok-cowok lain yang sudah telanjang bulat juga mulai berebutan menyodorkan penis mereka yang sudah tegang ke bibirku.
“Gue dulu ya, Lil… nih, lu karaoke,” ujar Rio sambil menyodokkan penisnya ke dalam mulutku. Aku agak canggung dan kaget menerimanya, tapi kemudian aku mulai mengulumnya dan mempe-rmainkan lidahku menjelajahi barang Rio.

Ia mendesah-desah keenakan sambil merem-melek. Sementara Ben masih menikmati buah dadaku, Adi nampaknya sudah mulai beranjak ke arah Stella yang dikerubuti dan digenjot juga sama sepertiku.

Bedanya, kulihat Stella sudah nungging, ala doggy style, penis Dana tengah menggenjot vaginanya dan toketnya yang menggantung sedang dilahap oleh Kiki, sementara mulutnya mengoral penis Yudi. Stella nampak amat menikm-atinya, dan cowok-cowok yang mengerumuninya pun demikian.

Beberapa saat kemudian, kulihat Dana orgasme, dan kemudian Rio yang keenakan barangnya kuoral juga orgasme dalam mulutku, aku kewalahan dan hampir saja memuntahkan cairannya.
Mendadak, kurasakan vaginaku banjir, ternyata Agam sudah orgasme dan menembakkan sper-manya di dalam vaginaku, cowok itu terbaring lemas di sampingku, untuk beberapa menit, kukira ia tidur, tapi kemudian ia bangun dan menciumi pusarku dengan penuh nafsu. Kini, vaginaku suda-h diisi lagi dengan penis Beni.

Penisnya lebih besar dan menggairahkan, sehingga membuat mata-ku terbelalak terpesona. Beni menyodokkan penisnya dengan pelan-pelan sebelum mulai mengg-enjotku, rasanya nikmat sekali seperti melayang. Kedua kakiku menjepit pinggangnya dan bongka-han pantatku turut bergoyang penuh gairah. Kubiarkan tubuhku jadi milik mereka.

“Akkkhh…. ssshh… terus, teruuusss sayaaang… akh, nikmat, aaahhh…” erangku keenakan. Tok-etku yang bergoyang-goyang langsung ditangkap oleh mulut dan tangan Rio. Ia memainkan puting susuku dan mencubit-cubitnya dengan gemas, aku semakin berkelojotan keenakan, dan meracau tidak jelas, “Akkkhh… teruuuss… entot gue, entooott gue teruuss! Gue milik luu… aakhh…!!”
“Iya sayyyaangg… gue entot lu sampe puasss…” sahut Ben sambil mencengkeram pantatku dan mempercepat goyangan penisnya. Rio juga semakin lahap menikmati gunung kembarku, menjilat, menggigit, mencium, seolah ingin menelannya bulat-bulat, dan sebelum aku sempat meracau lagi, Agam telah mendaratkan bibirnya di bibirku, kami saling berpagutan penuh gairah, melilitkan lidah dengan sangat liar, dan klimaksnya saat gelombang kenikmatan melandaku sampai ke puncaknya.

“Aaakkhh…. gue mau…!” Belum selesai ucapanku, aku langsung orgasme. Ben menyusul beber-apa saat kemudian, dan vaginaku benar-benar banjir. Tubuh Ben langsung jatuh dengan posisi penisnya masih dalam jepitan vaginaku, ia memeluk pinggangku dan menciumi pusarku dengan lemas.

Sementara aku masih saja digerayangi oleh Agam yang tak peduli dengan keadaanku dan meminta untuk dioral, dan Rio yang menggosok-gosokkan penisnya di toketku dengan nikmat.
Beberapa saat kemudian, Agam pun orgasme lagi. Agam jatuh dengan posisi wajah tepat di sampingku, sementara Rio tanpa belas kasihan memasukkan penisnya ke vaginaku, dan mengge-njotku lagi sementara aku berciuman penuh gairah dengan Agam.

Selang beberapa saat Rio org-asme dan jatuh menindihku dengan penis masih menancap, ia memelukku mesra sebelum kemud-ian tertidur. Aku sempat mendengar erangan nikmat dari arah Stella, sebelum akhirnya benar-benar tertidur kecapekan, membiarkan Beni dan Agam yang masih menciumi sekujur tubuhku.

Selama tiga hari kami disana, kami selalu melakukannya setiap ada kesempatan. Sudah tak ter-hitung lagi berapa kali penis mereka mencumbu vaginaku, namun aku menikmati itu semua. Bahk-an, bila tak ada yang melihat, aku dan Stella masih sering bermesraan dengan salah satu dari mereka, seperti saat aku berpapasan dengan Agam di tempat sepi, aku duduk di pangkuannya sementara tangannya menggerayangi dadaku, dan bibirnya berciuman dengan bibirku, dan penis-nya menusuk-nusukku dari bawah.
Sungguh pengalaman yang mendebarkan dan penuh nikmat.,,,,,,,,,,,,,,,,,,

KISAH TARO BUDAK NAFSU HYPER

TAROSLOT Budak Nafsu Hyper . Hari ini, setelah yoga jam 08.30 aku harus langsung ke office untuk mempersiapkan pertemuan penting nanti siang jam 14.00. Kubelokkan kendaraanku, sex, pada toko buku untuk membeli perlengkapan office yang masih kurang, saat aku asyiik memilih mendadak pinggangku ada yang mencolek, saat kutoleh dia adalah Ardina kawan Noorah.

”Belanja Apa Ded…, kog serius banget”, Tanyanya dgn senyum manis.
”Ah gag hanya sedikit untuk kebutuhan office aja kok”. Akhirnya aku terlibat obrolan Dingan dgn Ardina. Matanya sipit namun alisnya tebal serta, Aku kembali melirik ke arah dasertaya…, alamak besar sekali, kira-kira 36C berbeda jauh dgn Noorah sahabatnya.

Ardina memakai pakaian ketat dgn rok mini warna merah darah sehingga sangat kontras sekali dgn kulitnya yang putih mulus. Aku jadi panas dingin melihat gayanya yang centil itu.
”Eh…, Ded aku ada yang ingin kubicarakan sama kamu tetapi jangan sampai tahu Noorah ya”, pintanya sambil melirikku penuh arti.
”Ngomong apaan sih…, serius banget Din…, apa perlu”, tanyaku penuh selidik.
”Iya penting sekali…, Tunggu aku sebentar ya…, kamu naik apa”, tanyanya lagi.
”Naik kendaraan umum kog aku”, timpalku penasaran.
“Masalah apa Din kamu kog serius banget sih”, tanyaku lagi.
”Tenang Ded…, ikuti arahku ya…, santai saja lah..”, pintanya.

Sesekali kulirik paha Ardina yang putih itu lagi. Dia tetap tak berusaha menutupi. Sesuai petunjuk arah dari Ardina akhirnya aku memasuki rumah besar mirip villa serta diceritakan oleh dia bahwa tempat itu biasa dipakai istirahat oleh keluarga besarnya dari luar kota.

“Ok Ded langsung aja ya…, Kamu pernah merasakan bersama Noorah ya”, tanyanya. Deg dadaku berguncang mendengar perkataan Ardina yang ceplas ceplos itu. Aku menangkis dgn menyatakan,
“Merasakan apaan sih Din”, tanyaku pura-pura bodoh.
”Alah Ded …. jangan mungkir aku dikasih tahu lho sama Noorah, dia merasa puas sekali dgn punyamu…, Hayoo masih mungkir”, desaknya sambil senyum serta mendekatiku manja.

Aku gag bisa ngomong lagi serta kurasakan ada rona merah di wajahku.
”Gila nih Noorah gag tahunya cerita juga sama kawannya kalau habis main sama aku” pikirku.Tak lama kemudian Ardina sudah mendekatiku sambil berbisik.

“Ded…, Aku mau juga kamu perlakukan seperti Noorah Ded…, bahkan lebih”. Aku terkejut mendengar pengakuannya serta dgn agresif Ardina memulai mempermainkan kancing kemejaku serta mulutnya menyergapku tanpa ampun. Kurasakan lidahku panas saat bibir kami berpagut erat.

Kesempatan ini tak kusia-siakan, tanganku langsung meraba buah dada yang ranum serta tersembul dari tadi. Ardina terkejut serta menggelinjang namun mulutnya senantiasa menghisap mulutku dgn rakus. Ardina orang yang tak sabar, dgn sigap ditariknya sabuk celanaku serta sreet kudengar suara retsletingku turun. Bola Tangkas Android

”Auuuuu…”, kudengar pekikan kecil mulut Ardina saat tangannya yang putih menyentuh kepala kemaluanku yang menyembul keluar dari CD-ku. Ardina menoleh ke arahku sambil matanya berbinar serta,
“Auhhhhhhmm… Kuperhatikan Ardina menunduk serta memasukkan kemaluanku dalam mulutnya, aku hanya bisa mengerang serta melenguh.

Semakin keras lenguhanku semakin kuat pula Ardina menghisap serta menyedot batang kemaluanku. Aku tak tinggal diam, aku duduk serta mulai menggerayangi pakaian Ardina. Kutarik keras pakaian itu sampai kancingnya terlepas kini dia tinggal memakai BH serta Rok saja.

Mulut Ardina masih senantiasa mengucek-ucek kemaluanku dgn ganas serta dia mengangkat rok merahnya CD-nya ditarik ke bawah. Aku tertegun melihat tingkahnya dgn tergesa memegang ujung kemaluanku serta diarahkan pada lubang kemaluannya.
“Blessss…, sreetttt…, srreetttt, perlahan-lahan kurasakan kemaluanku memasuki kemaluan yang sudak becek serta lembek. Dia mendesis saat kemaluanku menjarah perlahan lubang kemaluannya yang sempit. Sambil mendudukiku dia mulai menggerak-gerakkan bokongnya yang besar. Aku memegang pinggulnya sambil senantiasa ikut berputar.

Kuperhatikan buah dada nya bergoyang naik turun seirama dgn bokong serta kemaluannya yang kelihatan penuh saat kemaluanku membungkam kemaluannya. “Azzsssss…, uuhh. Lenguhnya semakin menjadi. Rambut Ardina terurai tak karuan menutupi sebagian wajahnya yang berkeDingat. Aku tak peduli, kutarik nafas panjang untuk menjaga agar spermaku tak buru-buru keluar, serta…, Tak sampai lima menit kudengar Ardina mengeluh panjang sambil memelukku erat.
”Ded…, Deddddd…, aaaaaku gag kuaaaat Deddd…, ahh…, zztt hh…, Suaranya tak karuan serta kurasakan kukunya menancap erat di dadaku.

Kaki Ardina melingkar kuat menandakan dia klimaks yang cukup hebat. Pelukannya tak lepas sampai akhirnya Ardina mulai melemas serta memansertagiku dgn mesra. Aku merasakan kemaluanku masih erat masuk dalam kemaluannya. Ardina berdiri sejenak serta mengambil tissue dimeja serta mengelap kemaluannya yang basah.

Baca Juga : Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Tanpa menunggu komando lagi Ardina tidur telentang di karpet serta kulihat dgn jelas bulu-bulu kemaluan yang lebat, selangkangannya agak kemerahan serta kemaluannya kecil menciut. Buah dadanya melebar serta ujungnya berwarna coklat kemerahan. Aku semakin tegang melihatnya. Mulutku mulai menjalar mulai leher sampai perutnya. Ardina hanya mengerang serta menggelinjang. Kakinya menyepak serta teriakannya semakin histeris, Aku tak peduli lagi.

Saat mulutku akan sampai pada kemaluannya Ardina menjambakku serta meminta kemaluanku langsung masuk ke kemaluannya.
”Dedddd…, aku gag betah Deddddd…, Cepet Dedddd…”, pintanya.Wuih, ada juga ya perempuan yang gag sabaran seperti Ardina ini. Tanpa menunggu permintaanya kedua kali aku langsung mengangkat kaki kiri Ardina serta menjauhkan dari kaki kanannya.

Kulihat kemaluan Ardina semakin merekah memerah serta, kepala kemaluanku kutuntun menuju lubang kemaluan Ardina. Aku menggoda dgn menggesek-gesekkan kemaluanku pada ujung lubang kemaluan Ardina. Kulihat Ardina semakin menjadi-jadi mengerang tak menentu. Diangkatnya bokong Ardina saat kemaluanku menjauh kemaluannya dia tak sabar.

Akhirnya kami berganti posisi kaki Ardina menggepit pinggangku kuat-kuat agar bokongku maju menuju kemaluannya. Aku tak bisa bergerak lagi kutuntun kepala kemaluanku menuju kemaluannya namun hanya menggeleng saja tak muat. Ardina menjerit saat kupaksakan, akhirnya kepala kemaluanku kuusap dgn ludahku biar licin serta, tangaku menyibakkan bibir kemaluannya agar kemaluanku bisa masuk dgn nikmat,

Sreet,… blessss,… perlahan namun pasti kemaluanku dikulum kemaluannya. Kudengar jeritan kecil saat kemaluanku menghunjam kemaluan Ardina.
”aauuhh…, zzzzzzz…, pelan dulu Ded”, pintanya sambil memelukku erat secara perlahan sesenti demi sesenti kudorongkan kemaluanku memasuki gua yang sempit tersebut serta…, Blessss…, goyangan terakhir serta cukup kuat berhasil membenamkan seluruh kemaluanku pada kemaluannya.
Ardina terdiam sejenak serta mulai bergoyang serta berputar, kemaluanku seakan dipijit ngilu namun geli. Kaki Ardina dinaikkan kepinggangku, aku merasa kemaluanku telah mentok masuk dalam kemaluannya, Ardina semakin histeris menggapai hal itu. Tanganku meremas susunya kuat-kuat Ardina tak peduli, matanya terpejam menikmati goyangan bokongku.

Saat kemaluanku masuk keras-keras kulihat kemaluannya tak sanggup menampung sehingga nampak bibir kemaluan Ardina ikut masuk kedalam, demikian pula saat keluar kurasakan bagian dalam kemaluannya ikut mengantar kemaluanku keluar. Goyanganku tambah lama tambah kuat serta Ardina dgn semangat mengimbangi.

Sesekali kupegang pinggulnya serta dia kegelian, mata Ardina terpejam serta tangannya meraba-raba seluruh tubuhku. Bokong serta pinggangku jadi sasaran remasan tangan Ardina tetapi semuanya itu menambah nikmat suasana.

“Dinnnn…, Aku mau keluar…, Dinn…, ahh”, Belum sempat aku berkata lagi kurasakan ada cairan hangat menembak kemaluannya dia dgn sekuat tenaga membalas dgn semakin banyaknya cairan yang keluar dari kemaluannya. Aku menjatuhkan didi di dada nya dia mengimbangi dgn memelukku erat sambil melenguh panjang.

Kembali kuku Ardina kurasakan menancap kuat pada punggungku serta kakinya kaku naik melingkar di pinggangku. Lama Ardina memelukku dgn mata terpejam seakan tak mau kalau kenikmatannya berakhir. Diluar dugaan Ardina terbangun serta duduk di karpet, aku didorongnya hingga tertidur. Dia merabaku perlahan serta memasukkan kejantananku yang mulai mengkerut dalam mulutnya.

“Gila nih anak kagak puas aja rupanya”, Kubiarkan Ardina berbuat semaunya dia berusaha membangunkan kemaluanku yang sudah layu sambil mulutnya menyedot serta menjilat, tangannya meraba seluruh tubuhku. serta kemaluanku mulai terangsang lagi. Kuraih juga kemaluan Ardina jadi kami pakai gaya 69. Ardina pintar menghisap serta menjilat hampir seluruh bagian kemaluanku tak luput dari jarahan mulutnya.

Aku juga mempermainkan kemaluannya yang merah. Saat clitoris kujilat dia teriak dgn mulut penuh kemaluanku. Kugigit perlahan clitoris yang lumayan panjang itu dia semakin bernafsu kurasakan cairan hangat banyak keluar dari kemaluannya, aku kini jadi tak betah mengalami sedotan serta jilatan panas lidahnya.

Dia menarik kemaluannya jauh dari mulutku, dia duduk menyedot serta menjilat kemaluanku sambil menghadapku, melirik serta menggoyang mulutnya naik turun. Kusibakkan rambutnya serta kulumat susunya dgn tanganku keras-keras untuk menahan geli saat kemaluanku diisapnya kuat. Aku mengangkat kaki kananku serta kutaruh pada pundaknya sehingga dia semakin leluasa mengemut serta mengulum seluruh bagian kemaluanku.

Tetapi sayang mulutnys tak sanggup menampung seluruh batang kemaluanku sehingga batang kemaluan yang tak muat di mulutnya dijilati dari luar secara merata. Mulutnyakulihat mengempis saat hisapan kuatnya diarahkan pada kepala kemaluanku. Kepalanya naik turun mengikuti keluar masuknya kemaluanku dari mulutnya serta tangannya juga membantu agar spermaku cepat keluar. Aku hanya bisa memansertag serta terpejam memperoleh perlakuan seperti ini.

Seakan tak merasa lelah Ardina senantiasa mengelomoh batang kemaluanku serta mempermainkan telor kemaluanku dgn jilatan lidahnya, Aku meDinding serta mengerang tetapi Ardina tak mempedulikan, justru eranganku menjadikan dia semakin kesetanan melahap kemaluanku. Kuusap-usap rambutnya serta manariknya, dia tetap bersikap ganas serta agresif. Kemaluanku tambah mengeras serta kurasakan spermaku sudah tak tahan berlama-lama di dalam. Cerita Sex, Cerita Dewasa, Cerita Hot – Hari ini Aku Menjadi Budak Seks Ardina.

Din…,udah Din…, Lepaskaaaan…, akau mau keluar…, auuhhzz”, mendengar teriakanku seperti itu justru sebaliknya Ardina tambah mempercepat hisapannya pada kemaluanku serta sambil tangannya naik turun membantu agar spermaku cepat keluar, …, Creet…, creet…, creet” Saat spermaku keluar mulut Ardina masih senantiasa menghisap kuat kuat. Akhirnya kemaluanku keluar dgn keadaan bersih dari mulut Ardina yang mungil. Ardina tersenyum bahagia melihat aku masih tergolek kelelahan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Deddd…”, sapanya manja setelah kami semua berpakaian rapi.
”Apaaaa…”, jawabku malas-malasan.”Sebenarnya aku tadi gag tahu lho kalau kamu udah sama Noorah, aku hanya mancing aja kog…, abis kulihat Noorah kalau lihat kamu mesra banget Ded…, Jadi…, kutaksirkan seperti itu.”
”Uh dasar…, jadi aku kepancing nih”, jawabku sambil menggaruk rambutku yang gag gatal.

”terusss kenapa…, Nyesel ya”, Tanya Ardina.
”Nyesel sih gag Din malah ingin terusss…, abisan kemaluan kamu kecil sih”, jawabku asal-asalan. Mendengar kataku dia seperti tertantang. Dikerjainnya kemaluanku sekali lagi. hari ini aku menjadi budak nafsunya dia. hebat betul perempuan ini. Benar-benar kuat staminanya

KISAH TARO GADIS CANTIK

TAROSLOT Gadis Cantik, Ini berawal ketika aku mengetahui sebuah rahasia tentang tetanggku yang begitu sex si dan menggoda. Namaku Bambam si anak pungut (cerita pemerkosaan). Nama-ku Bambam, semenjak berumur empat tahun aku diangkat anak oleh keluarga keturunan Chinese karena ibuku yang adalah pembantu keluarga mereka meninggal akibat kebocoran gas, sedangkan ayahku yang tidak bertanggung jawab telah pergi meninggalkannya sejak aku di kandungan ibuku, bahkan melihat wajahnya pun aku tidak pernah.

Keluarga ibuku di kampung terlalu miskin sampai mengurus keluarga mereka pun sulit sehingga keberatan menerimaku. Untunglah keluarga majikan ibuku cukup baik dengan mengangkatku sebagai anaknya, mereka sangat menyayangiku namun semenjak kelahiran anak perempuan mereka perlahan namun pasti perhatian dan kasih sayang mereka kepadaku mulai berkurang, nama anak perempuan mereka Feby, perhatian mereka yang berlebih kepada Feby membuat Feby tumbuh menjadi seorang gadis yang tinggi hati. Cerita dewasa terbaru hanya ada di Sini

Cerita Sex Gadis Cantik, Jika ada masalah orang tuaku selalu memenangkan Feby dan menyalahkanku. Oleh karena Orang tua angkatku sibuk berbisnis mereka tidak memperhatikan perkembangan Feby yang semakin hari semakin buruk dan walaupun aku berusia lebih tua dibandingkan usia Feby tetapi Feby tidak memandang sebelah mata kepadaku. Hal ini terus berlanjut sampai Feby berusia 15 tahun dan aku berusia 18 tahunan, Feby duduk di kelas 3 SMP sedangkan aku duduk dikelas 3 SMU.

Feby kini tumbuh menjadi seorang gadis yang benar benar cantik dan bodynya benar benar membuat jantung-ku selalu berdetak dengan kencang. Sedangkan aku sendiri tidak ada bedanya dengan pembantu seperti kedua orang tua kandungku.

Hari itu benar benar cerah dan aku mendengar langkah Feby yang baru pulang sekolah , seperti biasanya Feby melepas sepatunya dengan sembarangan dan juga kaus kakinya dengan sembarangan dilemparkan entah kemana ?Heh!!! Bambam beresin tuh , aku mau isitirahat dibelakang jangan berani ganggu!!!? Feby membentakku Aku dengan tenang membereskan sepatu dan kaus kaki Feby , semula jika Feby melakukan hal seperti itu aku selalu kesal namun kini aku tidak merasa kesal lagi kepada Feby, karena aku mengetahui rahasia Feby , bahkan Orang tua Feby tidak mengetahui rahasia ini.

Aku tahu bahwa sebentar lagi Feby akan mempertontonkan sesuatu yang bisa membuatku terhibur dengan perlakuannya yang memang benar benar kasar. Rahasia kecil Feby : gadis itu suka membaca majalah dewasa yang entah didapatkannya dari mana dan hal ini cuma aku saja yang tahu ! tapi ini cuma rahasia kecil masih ada rahasia yang lebih besar. Rahasia ini rahasia istimewa dengan pemeran utama wanitanya Feby , Feby lebih asik dan wah ketimbang pemain Film Blue.

Setelah selesai membereskan sepatu Feby aku cepat cepat menyelinap kebelakang, dan aku segera mengambil tempat biasa dibalik pohon besar yang ada dikebun belakang rumah itu.

Aku menanti dengan sabar dan aku melihat pemeran utama wanita sudah mulai kelihatan, Feby kulihat memeriksa keadaan sekeliling dan aku menggeser posisi-ku sehingga tidak kelihatan oleh Feby, setelah yakin aman kulihat Feby duduk dengan santai dibangku kebun sambil membuka sebuah majalah kesukaannya , sambil duduk Feby semakin mengangkangkan pahanya , hal ini tentu saja membuat mataku melotot melihat isi rok seragam feby dan kini Wow Feby membuka kancing bajunya satu persatu sehingga mataku semakin terbuka lebar melihat tingkah laku Feby yang semakin membuatku terangsang , Feby mulai meremas remas buah dadanya sendiri , tiba tiba aku-pun berpikir mungkin hal ini yang membuat buah dada dan body Feby semakin menggiurkan.

Cerita Sex Gadis Cantik, Aksi Feby semakin meningkat ia menarik kain segitiganya dan gilanya tangan Feby mulai mengusap ngusap dengan lembut daerah kemaluannya dan aku mendengar Feby mendesah desah dengan hebat ?Ahh?hhhhsshh!? Feby mengeliat geliat perlahan dan tubuh Feby tampak mengejang dengan kencang selanjutnya terkulai lemas, aku melihat sesuatu meleleh dari milik Feby. Aku bertanya ? tanya kenapa Feby enggak menyuruhku untuk membersihkan cairan putih kental yang pasti terasa enak dimulut-ku, kalau aku disuruh Feby aku pasti bersedia membersihkan daerah vagina Feby dengan lidahku sampai benar benar bersih.

Setelah selesai Feby dengan tenang bangkit dan merapikan pakaiannya, kemudian ia berlalu menuju kamarnya yang terletak dilantai dua. Rahasia Feby yang satu ini yang paling asik dan paling ku sukai, bisa dibilang aku adalah satu ? satunya orang yang mengetahui peristiwa hebat yang sudah dilakukan oleh Feby. Terus terang semenjak aku sering mengintip Feby aku sering masturbasi dengan membayangkan sedang melakukan hal ? hal yang mengasikkan bersama dengan Feby?duhhhh Febyy!!!!!!Pikiranku selalu ngeres jika mendengar nama itu disebut ! Ahhh.

Hari itu sepertinya hujan akan turun dengan lebat, untungnya aku sudah sampai dirumah terlebih dahulu, mata-ku memandang tidak tenang , bisa ? bisa batal dehh pertunjukan hari ini, walaupun batal cuma sehari tapi aku merasa was ? was. Hujan mulai turun disertai bunyi petir bersambutan , aku mendengar suara orang berlari ? lari ?Brengsekkk Bambam!!!? Aku mendengar Feby berteriak memanggil namaku ?Ambilinn handuk cepetttttt?.!!!!? Feby memerintahkan-ku mengambil air , aku menuruti keinginannya.

Feby tampak cemberut dan seperti biasanya melempar sepatunya dimana ? mana ?Huuuuhhh hujannn brengsekkkk?. Bambam cepeeett!!! Dasar? Feby dengan kasar merebut handuk yang kuambilkan. Aku melihat Feby tampak tidak tenang menunggu hujan berhenti dan ia sering menengok kebun dibelakang rumah , aku sudah tahu Feby pasti sudah enggak sabar untuk mengeluarkan sesuatu dari dalam isi rok SMPnya. Agak lama juga hujan baru berhenti dan aku melihat wajah Feby tampak senang melihat hujan sudah berhenti ?Hehh bambang kamu jangan berani mengganggu-ku, aku mau istirahat dikebun belakang Ngertiiiii!!! Awass kalau kamu menggangu?Feby membentakku.

Aku melihat Feby berlalu kekamarnya dan dengan tergesa gesa aku segera mengambil posisi mengintai karena hujan lebat maka tanah ditempatku mengintai menjadi becek dan licin tentu saja hal ini membuatku semakin berhati ? hati, tidak berapa lama aku melihat Feby , dengan santai ini duduk dibangku kebun dan mengeluarkan majalahnya, Aku melihat Feby mulai bergerak dengan erotis sambil meremas ? remas buah dadanya sendiri.

Baca Juga : Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Aku sudah tidak sabar ingin melihat yang lebih Syurrr!!!.. tapi entah kenapa kali ini Feby cuma meremas ? remas buah dadanya dengan gerakan yang erotis, Aku menunggu cukup lama sambil ngos ? ngosan melihat gerakan ? gerakan Feby dan akhirnya setelah lama sekali aku menunggu?.. Aku melihat Feby mulai membuka kancing bajunya satu persatu dan menyibakkan Rok Seragam SMPnya keatas? Glek aku menelan ludah menyaksikan Pemandangan yang selalu kutunggu ? tunggu bila Feby pulang sekolah , Uhh?rupanya Feby sudah siap melakukan sesuatu, Wow?mataku sampai melotot melihat Feby mulai mengelus ? ngelus bagian kemaluannya yang masih tertutup kain segitiga berwarna putih dengan lembut disertai erangan erangan yang benar benar membuatku terangsang berat , Feby semakin mengangkang dan tiba ? tiba ?Pleset? Blukkkk?? Aku terpeleset.

?Aaaawww!!? Feby menjerit karena kaget ia segera merapikan pakaiannya yang terbuka disana ? sini. ?Bambammmmmmm!!!! Brengsekkk daasarrr anak punguttt!!!?Feby memaki diriku yang tediam dan ?Plakkkkk? Plakkkkkkkkk?Feby menamparku sehingga aku terjatuh ditanah yang berlumpur tidak puas sampai disitu Feby meludahi wajahku ?Cuhhhhhhh? dasar monyet ngak tau diriii?? kemudian Feby dengan kesal berlalu meninggalkanku.

Perlahan ? lahan aku bangkit berdiri dan berjalan menuju kamar mandi, pakaianku kotor oleh Lumpur ,dikamar mandi sambil melamun aku membasuh diriku sampai benar ? benar bersih, aku memikirkan kata ? kata Feby yang sangat menyakiti hatiku , amarahku membara sepanas lahar gunung berapi, selain itu entah kenapa kemaluanku semakin panjang dan tegang karena selalu mengingat pemandangan yang benar-benar menggairahkan.

Cerita Sex Gadis Cantik, Entah apa yang kupikirkan , aku keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat dan naik kelantai dua menuju kamar Feby. Aku melihat Feby sedang memejamkan matanya sambil bermalas ? malasan diatas ranjang, pintu kamar Feby terbuka lebar , dengan perlahan aku mendekati kamar Feby dan dengan hati ? hati aku menutup dan mengunci pintu kamar Feby ?Klikkk?Suara kunci terdengar dengan cukup jelas, Feby terbangun karena mendengar kunci ?Ahh?..? ia terkejut melihatku berdiri dengan telanjang bulat namun itu Cuma sesaat selanjutnya ia marah besar ?Hehhh?. Bambamm kamu ngapainnn? keluarr!!!!!! Dasar kacung rendahan!? Feby menghampiriku dan hendak menamparku ?Aduh?. Brengsekkkkkk!!!!?Feby meringis ketika aku menangkis tamparannya rupanya ia kesakitan.

Aku tersenyum menangkap tangan Feby yang berusaha menamparku lagi kemudian aku bertarung dengannya , Feby mencakar ? cakar sampai tubuhku terluka dimana ? mana terutama dibagian pundak dan dadaku namun akhirnya aku menang karena Feby kini berhasil kutaklukkan dan kuikat kedua tangannya pada pinggiran ranjang dengan seutas kain yang kusobek dari kelambu di kamar Feby.

?Bambam lepasinnnnn?kurang ajar Bambam? Feby meronta ? ronta ?Hehhhh dasar tuliii? denger ngakk!!!!?Feby meronta dengan sekuat tenaga namun aku dengan tenang berlutut dipinggiran ranjang dekat kaki Feby , mataku menjelajahi tubuh Feby tanganku terjulur mengelus kaki Feby ?Aduhhh Hehhhh dasar ngak tahu diri? jangan kurang ajar kamu?. Anak pungut!!!!?Feby menendang tanganku dengan kakinya. Biarpun ditendang hal itu tidak membuatku jera aku kembali berusaha menjamah kaki Feby sambil kini menyibakkan rok seragam.

Mataku melotot melihat kemulusan paha Feby wahhh!?Feby berusaha menendang lagi kali ini aku menangkap pergelangan kaki kirinyanya, karena kaki kirinya tertangkap Feby menendanggkan kaki kanannya , tapi itu semuanya sia ? sia aku dengan mudah menangkap kaki Kanan Feby. Kedua tanganku mengangkangkan Kaki Feby dan mulutku menciumi paha dan kaki Feby yang masih meronta ? ronta dan berteriak teriak memaki diriku.

Wangi tubuh Feby semakin membuatku bernafsu, aku kini menerkam tubuh Feby sambil mebukai kancing baju seragamnya satu persatu ?Awww!!?Feby menjerit ketika kutindih tubuhnya , Feby meronta ? ronta dan berteriak teriak berusaha melakukan perlawanan , aku semakin kuat memeluk pinggang Feby yang ramping sambil membenamkan wajahku pada bagian tengah buah dadanya yang sudah terbuka , nafasku memburu , mengendus ngendus harumnya bagian buah dada Feby , mulutku mulai menciumi kesana kemari. Dengan kasar tanganku menarik kedua cup penutup dada Feby sehingga buah dadanya tersembul dengan bebas ?Awww? kuranggg ajar bambammmmmmm.. kamuuuu hehhhh brengsekk Setann?Feby terus meronta ? ronta. Mataku sampai berkunang kunang melihat buah dada Feby yang halus , putih dan harum dihadapan wajahku, tanpa buang waktu aku langsung menyantap buah dada Feby bahkan sesekali aku menggigit dengan gemas buah dada Feby yang menjerit kesakitan ?Aduhhhhh aww sakit aaakkhh!? Feby menjerit dan memakiku tapi aku tidak peduli aku terus melumat sambil sesekali menggigit puting susu Feby yang berwarna kemerahan, puting susu Feby sudah tegak dan juga bulatan dada Feby sudah semakin kencang tanda kalau Feby mulai terangsang namun Feby masih melakukan perlawanan.

Kepalaku semakin turun dan kini berada di hadapan kemaluan Feby yang masih terbungkus kain segitiga putih. Aku menghirup dalam dalam aroma kain itu yang terasa membangkitkan birahiku, lama sekali aku menghirup hirup wanginya daerah kemaluan Feby yang aromanya lembut , aku mulai bosan dan ingin melihat penghuni kain segitiga Feby dengan sejelas jelasnya maka kedua tanganku berusaha menyentakkan kain itu kebawah.

?Ahhh?jangan! Bajingan kau!? Feby semakin kuat meronta ronta. Dalam hati aku kagum juga dengan tenaga Feby, untungnya aku mengikat kedua tangannya. Wow jantungku berdetak dengan kencang melihat permukaan kemaluan Feby yang masih botak (seharusnya Cewe SMP kelas tiga sudah ada bulu jembutnya tapi punya Feby belum tumbuh!!!!). Agen Bola Terpercaya

Cerita Sex Gadis Cantik, Aku menjilat bibir Vagina Feby , Feby berontak dan terus berontak, aku yang merasa terganggu kini mengikat kedua kaki Feby keatas , aku mengikat kedua kaki Feby pada tangan Feby sehingga kini ia benar ? benar merupakan mangsa yang empuk, aku kembali mendekati bagian Vagina Feby tanganku mencengkram pinggulnya dan menjilati vagina Feby dengan kasar.. sambil berkali ? kali aku menghisap kuat ? kuat lubang vagina Feby semakin kuat aku menghisap semakin kuat Feby mengerang dan ?Bammbam Brenggg sekkk?. Lepasiinnnnn? Arhhhhhhhh?.?Tubuh Feby tiba tiba bergetar dengan kuat?. ?Cret?? Crot?.. Crott?Air kental itu keluar dan meleleh dari sela sela Vagina Feby , Feby terkulai lemas, tenaganya juga mulai banyak berkurang, keringat mengucur dengan deras dari tubuhnya.

Aku menjilati vagina Feby sampai kering dan bersih, setelah itu aku menciumi pangkal paha Feby dan mengelus ngelus paha Feby yang terasa lembut dan mengasikkan. Dalam pikiran-ku mendadak terlintas sesuatu. Aku ingat waktu aku menonton Film Blue aku melihat pemain pria memasukkan penisnya kedalam anus pemain wanita dan akupun berencana melakukan hal itu maka Aku mulai menggunakan telunjukku menekan ? nekan anus Feby, Anus Feby mendadak berkerut ketika kusentuh dan hal ini membuatku tersenyum menyaksikan anus Feby yang berkali kali berkerut, aku semakin senang mempermainkan anus Feby dan kini aku menekan kuat kuat jari telunjukku pada tengah tengah anus Feby

?Aoww?. Aduh jangannnn sakit heggghhh?Feby mulai menangis terisak isak , aku terus menekan jari telunjukku kuat ? kuat, kini jari telunjukku dengan pasti mulai masuk semakin dalam dan dalam dan Feby semakin terisak-isak. Aku mulai mengeluar masukkan jari telunjukku kedalam anus Feby kini aku memasukkan dua jariku mengocok ngocok anus Feby ?Aduhhhh?.duhhhhh Aouuuh?Feby meringis ? ringis, Aku kini menggeser tubuhku dan mendekatkan kepala kemaluanku pada lubang anus Feby dengan paksa aku mendobrak lubang anus Feby ?Bam jangannnn Aduhh aaggggghh?ampun!?

Feby mengerang sambil memejamkan matanya rapat ? rapat ketika kepala kemaluanku membongkar liang Anus Feby, tapi Ehhhhhh? Feby jadi agak anehhh waktu aku tusuk semakin dalam dengan penisku, lidah Feby sedikit menjulur keluar.. dan wajah Feby menjadi semakin sensual. Aku benar-benar bernafsu, aku semakin lama semakin kuat mengeluar masukkan penisku kedalam anusnya, apalagi kini Feby enggak menangis lagi malah ia memandangiku dengan tatapan matanya yang sayu dan juga lidahnya yang secara tidak sengaja menjadi terjulur ? julur ketika kusodok sodok dengan kuat liang anusnya.

Cerita Sex Gadis Cantik, Tanganku meremas remas buah dadanya feby sambil terus mengocok ? ngocok dan tidak berapa lama ?Unggghhhh?. Mmm.. Crottt?crott!? Feby terkapar kembali. Aku biarkan Feby beristirahat sebentar kemudian aku mencabut penisku dari dalam anusnya kini aku mengarahkannya pada liang vagina Feby ?Ahhh? jangannn Bam ?jangan?ampun? ngakkkk mau? Feby kembali menangis dengan tiba tiba. ?Udah coba aja dulu? pasti kamu suka koq?Aku menjawab dengan santai sambil menggesek gesekkan kepala kemaluanku pada lubang vagina Feby.

Aku mulai menekan dengan kuat namun kepala kemaluanku malah terpeleset karena daerah vagina Feby terlalu licin tapi aku tidak putus asa aku terus menekan ? nekan, setelah mencoba sebanyak 5 kali akhirnya kepala kemaluanku mulai dapat menyelam kedalam jepitan bibir vagina Feby ?Bambam jangan? ahhh jangannn enggakk!!!!!!?Feby benar ? benar ketakutan dan ia menjerit jerit.

Jeritan Feby malah membuatku semakin mendorongkan penisku sampai terasa ada sesuatu didalam vagina Feby yang menahal lajunya kepala kemaluanku. Hmmmmm?. Aku yakin inilah dinding pusaka milik Feby yang cuma ada satu satunya didunia dan enggak bisa digantikan atau diperbaiki, aku mengambil ancang ? ancang dan ?Jrebbb? Jrebb?sekuat tenaga aku menghentak-hentakkankan penisku berusaha menjebol dinding pusaka itu dan berhasil! Sementara Feby menangis dengan kencang sampai terisak ? isak Aku tetap memompa penisku sambil menciumi Feby.

Uhhhh?nikmatnya?dan aku semakin kencang memompa ? mompa liang vagina Feby, lama kelamaan tangisan Feby berubah menjadi erangan dan kemudian menjadi desahan desahan dan rintihan. Mata Feby yang masih basah memandangiku yang masih terus memompanya dengan kuat sehingga tubuh Feby tersentak ? sentak diatas ranjang, Feby memandangiku dengan tatapan matanya sayu dan kurasakan sinar mata Feby menjadi lembut.

Aku balas memandanginya mata Feby yang terpejam pejam ketika kusentak-sentakkan penisku dengan kuat dan ?Serrrrrr?. Crot.. Achhh? Feby menggelepar dalam terkaman nafsu birahiku. Aku menarik keluar penisku dari dalam vagina Feby, Aku melihat ada cairan meleleh keluar ketika aku mencabut penisku dan itu adalah cairan kenikmatan Feby yang tercampur dengan merahnya darah keperawanan Feby. Penisku tampak masih segar bugar dan terasa tegang maka aku kali ini kembali menusukkan kepala penisku pada liang anus Feby, basahnya penisku oleh air mani Feby yang licin mempermudah kepala penisku untuk kembali menyelinap pada liang anus Feby ?Unggghh?? Feby mengeluh ketika kusentakkan kepala penisku , aku semakin menekan penisku kedalam dan mengunjungi kembali lubang anus Feby.

Cerita Sex Gadis Cantik, Air Mani Feby yang menempel pada penisku seakan akan menjadi pelumas sehingga aku merasakan pergesekan antara lubang anus Feby yang sempit terasa semakin mengasikkan dan akupun semakin cepat memacu penisku maju mundur menggesek liang anus Feby.

?Hhhh? nnnhhhhh? ngggghh?Suara Feby benar benar mengasikkan untuk didengar ketika aku memompa ? mompa semakin kuat dan cepat, aku mencengkram pinggul Feby dan terus mempercepat kocokanku, mataku melihat buah dada Feby bergerak dalam irama yang mengasikkan apalagi tubuh Feby kini berkeringat sehingga air keringat membuat kulitnya yang putih dan mulus bagaikan mengkilap , benar ? benar pemadangan yang sedap dipandang oleh mata.

Lama kelamaan aku merasakan ada sesuatu yang mendesak ingin keluar tapi aku tetap bertahan aku tidak rela jika hanya keluar sendirian maka sambil terus menyentak ? nyentakkan penisku menyodomi Feby aku menggosok ? gosok klitoris Feby dengan agak kuat. ?Ouch? Nggggg? Mhhhhh?Feby tidak dapat menahan seranganku.

?Sert?cret?crot???tidak berapa lama aku juga memuntahkan sesuatu yang terasa sangat enak dan nikmatnya dari dalam penisku didalam anus Feby. Aku memeluk kuat kuat tubuh Feby yang masih terengah ? engah karena kecapaian. Benar ? benar luar biasa kenikmatan yang bisa kunikmati dari tubuh Feby, perlahan ? lahan nafas kami berdua berubah menjadi tenang, dengan santai aku mencabut penisku dari dalam liang anus Feby.

Aku tersenyum melihat Feby yang memandangiku dengan tatapan matanya yang tampak kecapaian, aku bangkit dari atas tubuh Feby dan keluar dari dalam kamar Feby, dari dalam kulkas aku mengambil sebotol air dingin dan dengan lahap aku meneguk air dingin yang menyegarkan, setelah beristirahat sebentar aku kembali kekamar Feby, aku melihat Feby yang mengeliat ? geliat pertamanya sihhh aku curiga Feby hendak melepaskan diri namun Feby hanya mengeliatkan tubuhnya.

Hmm?mungkinkah Feby merasa pegal karena kuikat? he he hehehe?. Aku mendekati Feby kembali lalu aku menyodorkan botol minuman kedekat mulutnya dan Feby meminum habis tanpa sisa setetespun. Aku kini membaringkan tubuhku disisi Feby tanganku bergerak melepaskan ikatan pada kaki Feby dan Feby mengeliat ? geliatkan tubuhnya , aku membantu memijat mijat bagian pinggul Feby yang pasti terasa sangat pegal, terutama pinggul bagian belakang, mataku melirik vagina Feby, rupanya Feby baru menyadari kalau sedari tadi ia mengangkang sehingga mataku dapat menikmati keindahan Vagina Feby yang mengasikkan makanya ia langsung merapatkan kedua paha serapat mungkin dan berusaha menggeser posisi pinggul seakan ? akan hendak menyembunyikan wilayah terpenting pada tubuhnya.

Cerita Sex Gadis Cantik, Aku merasakan penisku kembali tegang kini tanganku meraba ? raba ketiak Feby dan mulai mendekatkan mulutku pada ketiak Feby yang terbuka lebar karena kedua tangan Feby kuikat keatas, aku menjilati ketiak Feby sampai Feby mengeluh dan merintih ? rintih kegelian aku berusaha untuk membangkitkan gairah Feby , Duhhhh ketiak Feby harum dan terasa lembut dilidahku, akupun tidak segan ? segan lagi menghisap ? hisap ketiak Feby dengan agak kasar, sambil menghisap ? hisap, tanganku mulai membelai ? belai buah dada Feby, kuremas buah dada Feby dengan lembut , Feby semakin sering merintih ? rintih, Aku melihat Feby terpejam ? pejam dan mulutnya setengah terbuka sehingga menambah cantik wajahnya aku mulai menggeluti tubuh Feby tanganku melingkar memeluk pinggang Feby dan yang satu lagi memeluk punggung Feby.

Aku mendekatkan wajahku pada wajah Feby dan langsung mencium bibirnya yang agak terbuka, aku mengisap dengan lembut namun semakin lama hisapanku semakin kuat dan membara ?Hmm?Mmmhh?suara mulut Feby tersumpal mulutku yang sedang asik menghisap dan mengait ? ngait lidah Feby, Feby agak meronta dan nafasnya semakin memburu rupanya Feby mulai kehabisan nafas tapi aku malah semakin kuat memeluk tubuh Feby dan semakin kuat menghisap mulutnya aku ingin menghisap dan membersihkan mulut Feby yang sering dipakai untuk memakiku. Lama juga aku bertarung mulut dengan Feby aku akhirnya melepaskan mulutku dari mulut Feby,

?Ahh?Hhh?hhhhhhh?Aku melihat Feby menarik nafasnya panjang ? panjang , mata Feby memandangiku dengan tatapannya yang sayu.Aku melepaskan tangannya sebelah kiri dan kemudian yang sebelah kanan, tubuh Feby mengeliat dalam pelukanku , aku memijat mijat bagian pundak Feby yang pasti terasa pegal, Aku merasa senang berhasil menjinakkan Feby yang semula begitu garang melakukan perlawanan, tangannya yang sering dipakai menampar wajahku kini terkulai lemah tanpa tenaga , mulutnya yang sering memakiku kini merintih rintih dan terasa sangat merdu ditelingaku.

Aku mulai mempermainkan buah dada Feby yang terasa semakin mengeras dan semakin kenyal, jari tanganku juga semakin sering menarik ? narik perlahan puting susu Feby kemudian kulanjutkan aksiku meremas ? remas buah dada Feby dengan telapak tanganku berada dibagian bawah buah dadanya yang lembut.

Tanganku kemudian meraba bagian kemaluan Feby dan ternyata Feby sudah basah, aku lalu menggeser posisiku. Aku berlutut diatas ranjang, kedua tanganku menarik kedua kaki Feby dalam posisi mengangkang dan menaruhnya dipundakku sebelah kiri dan sebelah kanan, aku mengeser posisiku sehingga kini kepala kemaluanku berada dihadapan bibir vagina Feby, aku menggesek ? gesekkan kepala penisku sampai terasa geli karena licinnya bibir vagina Feby.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku menekan memasukkan kepala penisku dan bibir vagina Feby tanpa banyak komentar langsung menelan kepala penisku , aku memegangi kedua kaki Feby dan menghentakkan penisku kuat kuat ?Ahhhhhhhhhhhhhh?. ?Feby menjerit kecil ketika aku menyentakkan penisku kedalam vaginanya selanjutnya aku memacu penisku dengan cepat dan kuat.

?Engggggg? Unghhhh Ahh!?tangan Feby menahan perutku dan aku berhenti sambil memandanginya , selanjutnya aku kembali menghajar vagina Feby habis ? habisan sampai Feby menjerit ? jerit kecil menahan seranganku yang semakin hebat , tangan Feby menggapai ? gapai mencari pegangan dan meraih guling sambil memeluk guling itu kuat ? kuat, aku terus melakukan serangan serangan dan melesatkan penisku dengan kuat ? kuat memanah lubang vagina Feby yang semakin lama semakin terasa mengasikkan untuk dipanah dan ?Crottt?. Crrttt?.. crrtttt&#82#8221;aku melihat Mata Feby terpejam rapat disertai tubuhnya yang menggelepar merasakan rasa nikmat, aku membiarkan Feby menikmati rasa nikmat itu sampai tuntas, kemudian aku menurunkan kedua kaki Feby , tanganku menarik guling yang sedang dipeluk oleh Feby dan melemparkan guling itu kelantai selanjutnya aku menjatuhkan tubuhku dan memeluk punggung Feby dan menghentak ? hentakkan penisku, kaki Feby yang biasanya dipakai untuk menendang tulang keringku kini menjepit tubuhku yang semakin kuat menghentak ? hentakkan, kedua tangannya yang tadinya dipakai memeluk guling kini dipakainya untuk memelukku , agak lama aku merasakan pelukan Feby semakin kuat dan kedua kakinya semakin kencang menjepit tubuhku , aku mendengar dengar suara ? suara yang merdu keluar dari mulutnya ?Engghhh Owwhhh crottttttt?. Crrt?Aku merasakan pelukan Feby yang semula kencang kini melemah, aku terus menghentak ? hentak dengan kuat karena aku merasakan sesuatu akan keluar dari penisku dan ?Crrt.. Croottt?kini gantian aku yang memeluk kuat ? kuat tubuh Feby, nafasku tersengal-sengal bergabung dengan nafas Feby yang juga memburu dengan kencang dan kuat bagaikan sedang habis berlari.

Cerita Sex Gadis Cantik, Hari itu aku tertidur sambil menindih tubuh Feby dan rasanya sangat menyenangkan, keesokan harinya aku bangun lebih dahulu dari Feby yang memang pemalas, Aduhhh!!!!! Begitu turun dari ranjang rasanya kedua kakiku lemas, dengkulku terasa akan lepas dari sendirnya, tiba- tiba aku teringat hari ini hari Rabu , biasanya orang tua angkatku pulang, aku langsung bangkit dan memakaikan pakaian tidur untuk Feby yang masih tertidur, setelah beres kini giliranku yang pakai baju?.namun aku mendengar suara mobil dari kejauhan dan itu suara mobil orang tua angkatku!!! aku panik dan berlari menuju kamarku dalam keadaan telanjang bulat.

Hari Rabu itu Feby mendadak demam , aku dimarahi karena tidak menjaga Feby dengan baik, aku disuruh menunggu rumah sedangkan orang tua angkatku mengantar Feby ke dokter. Feby diberi izin untuk beristirahat dirumah oleh dokter sedangkan orang tua angkatku dengan penuh perhatian merawat Feby sampai demam Feby sembuh selama tiga hari. Pada hari yang keempat kondisi Feby berangsur membaik tapi ia masih harus istirahat, kedua orang tua angkatku harus segera pergi lagi menyelesaikan urusan bisnisnya dan kembali mempercayakan anak gadisnya padaku.

Dengan girang aku memasuki ke kamar tidurnya, kubuka perlahan-lahan pintu itu. Feby masih tertidur, aku berdiri di pinggir ranjang mengguncang tubuhnya. Ia membuka-matanya perlahan-lahan lalu matanya membelakak kaget, wajahnya ketakutan sambil menggeleng-geleng kepalanya melihat diriku yang berdiri di sampingnya sambil menyeringai jahat.

Kisah Taro – Kado Ulang Tahun Terindah

TAROSLOT Kado Ulang Tahun Terindah, Pada suatu hari di kantorku, ketika aku sedang tidak begitu ada kerjaan, tiba-tiba aku teringat kalau 3 hari lagi adalah ultahnya Ayu. Wah, kayaknya perlu diberi kejutan nih selama 2 hari 2 malam di hari jadinya. Di otakku langsung saja terbayang hal-hal yang berbau seksual. Kupikir aku perlu ambil cuti 2 hari nanti, begitu juga Ayu. Lebih baik kutelpon dia sekarang.

Halo, selamat siang, bisa bicara dengan Ayu?
Tak lama kemudian, ?Halo Tono sayang, ada apa nih?, Ayu bermanja-manja padaku.
Enggak ada apa-apa, cuma pengen ngajak kamu keluar makan siang nanti, bisa enggak nih?, tanyaku.
Oh kalau itu sih pasti bisa, kemana nih?
bagaimana kalau di kantin deket kantor kamu, oke???
Oke boss, saya tunggu yah, awas, jangan sampe telat!?, sambil ketawa-ketawa.


Bye? lalu Ayu menutup teleponnya.
Lalu aku pun kembali bekerja, tapi di kepalaku sedang terbayangkan kira-kira apa yang bakal aku belikan buat dia nanti. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11.35. Wah, aku harus cabut nih, tak boleh telat. Untung boss sedang keluar kantor, jadi aku tak perlu minta ijin dulu.

Akhirnya sampailah aku di kawasan perkantoran di daerah Sudirman. Setelah parkir, buru buru aku pergi ke kantin yang sudah dijanjikan. Kulihat Ayu melambaikan tangannya dari jauh.
Hai Ton!? Kami lalu mencari tempat makan yang sepi, namanya juga berduaan, mana enak makan di tempat yang rame banget. Setelah memesan makanan dan duduk di pojokan, lalu akupun berkata
Eh, Yu, di kantor kamu lagi banyak kerjaan nggak?
Emangnya kenapa? Ayu terlihat penasaran
kalau enggak sibuk, bagaimana kalau kamu minta cuti sama boss kamu selama 2 hari mulai tgl 12?
Buat apa Ton, apa kamu sedang merencanakan sesuatu??
Sesuatu yang akan membuat kamu tergila-gila?
Apa tuhh?
Tunggu aja tanggal mainnya sayang? sambil kucubit lembut pipinya.

Selesai makan, kuantar Ayu ke kantornya, lalu akupun balik ke kantorku dan menyelesaikan pekerjaanku. Kira-kira 2 jam kemudian, Ayu menelepon.
Halo Ton, saya udah ngomong sama bossa? katanya dengan suara lemas.
Lalu apa katanya? tanyaku penasaran.
Saya tidak dapet cuti 2 hari?
Yah payah boss kamu, Yu. Kalau begitu nanti saya culik kamu pas harinya?
Nah, kabar baiknya, saya dikasih cuti 3 hari, ha ha ha, kena kamu?, Ayu tertawa terbahak-bahak.
Hey, dasar kurang ajar kamu, dasar setan cantik, ngerjain orang aja bisanya?
Biarin, daripada kamu setan jelek?
Yah udah, entar surprisenya kagak jadi deh?
Jangan ngambek dong sayang, setan cantik khan cuma bercanda?
Yah udah, 2 hari lagi saya ke tempat kamu abis pulang kerja?
Oke deh, kutunggu dikau nanti, bye bye sayang?
Bye bye? ?klik?, lalu aku menemui bossku untuk minta cuti, dan untungnya dapet juga, mumpung bossku mood-nya lagi bagus hari ini.

Tak terasa, 3 hari pun berlalu. Sepulang kerja, kujemput Ayu di kantornya, lalu kami pergi ke supermarket untuk membeli makanan selama 3 hari, soalnya kami merencanakan untuk tidak kemana-mana selama liburan. Tidak lupa aku membeli madu 1 botol.

Lho Ton, buat apa beli gituan? Ayu menatapku dengan heran.
Itu bagian dari surprise tersebut, tunggu aja, yang pasti kamu bakalan merem melek nantinya? kataku mantap.
Wah, saya jadi penasaran nih sama surprise kamu?
Just wait ?n see, honey? Selesai belanja lalu kami bergegas menuju apartemen Ayu.

Sesampainya di apartemen, aku langsung menarik Ayu menuju kamar mandi.
Sabar dong boss, kayak enggak ada hari esok aja? katanya manja.
Ultah kamu khan hari ini, so pasti memang tidak ada hari esok? kataku sambil melepas bajunya satu persatu.

Setelah ia bugil total, lalu kujilat buah dadanya, mulai dari putingnya ke dasarnya. Kuhisap-hisap putingnya dengan lembut.
Ooohh Ton, enak sekali, teruss? desah Ayu
Ketika Ayu ingin membuka bajuku, kutahan tangannya.
Sayang, buka dong, nggak adil nih?
Lalu kulepaskan semua pakaianku sehingga terlihat senjataku mengacung sangat tegak, ketika Ayu ingin meraihnya, kukatakan padanya,
Say, jangan dulu, hari ini kamu akan menjadi ratu, biarkan daku melayanimu sampai puas?
Setelah itu, lalu kubasahi seluruh badannya, dan kusabun seluruh lekuk tubuhnya, tak lupa buah dadanya kuremas lembut lebih lama. Kuputar-putar putingnya, Ayu hanya bisa mendesah nikmat. Lama juga aku bermain di dadanya, kira-kira ada 15 menit. Setelah itu tanganku mulai turun ke selangkangannya. Kumainkan klitorisnya, Ayu semakin mengerang hebat.

Toonn, teerruss, teruss, auughh, enak sekali, terruss?
Ton, masukin dong penis kamu, saya udah gak tahan nihh?
Oh, yang itu nanti sayang, sabar aja?
Tapi saya pengen banget nih, oohh?
Sabar aja, pokoknya hari ini kamu jadi ratuku, Aku bakalan membuat kamu orgasme ratusan kali selama 3 hari ini?
Saayy, tulang saya bisa copot nih orgy ratusan kali?
Biarin, salah sendiri punya body seksi sekali?
Ahh aahh aahh, seesstt, guaa kayaknya pengen nyampe nih sayy? Ayu meracau tak menentu.
Kupercepat gerakan jariku memainkan klitorisnya, sementara jariku yang lain sedang dihisap-hisapnya seolah-olah ia sedang menghisap penisku.
Aaarrgghh, I?m comminngg, honey, commiingg, commiingg, ohh?
Pinggulnya bergerak maju mundur sementara badannya melengkung kaku ke belakang, sepertinya Ayu sangat menikmatinya.
Ton, tadi rasanya enak sekali seolah olah kamu lagi meng-onani vagina saya, ohh? Ayu mendesah pelan.


Oh, itu masih belum apa-apa, nanti masih ada lagi yang lebih hebat sayy ? kataku sambil meremas-remas buah dadanya.
Wah, mati aku deh, bisa bisa nanti kagak bisa kerja?

Kubilas tubuhnya dari busa yg masih melekat, terutama di bagian vaginanya karena banyak sekali cairannya yang mengalir keluar. Setelah tubuh Ayu bersih, lalu akupun mulai menyabuni diriku sendiri. Tapi tanpa kusadari tiba-tiba Ayu memelukku dari belakang dengan kuat lalu satu tangannya menangkap penisku.
Eh kenapa say, kan saya bilang nanti? sambil aku melawan sedikit.
Khan hari ini ultahku, kamu mesti nurut sama saya, kalau kamu bisa bikin saya orgy ratusan kali, saya juga mesti sedot sperma kamu sampai habis, baru adil? kata Ayu sambil menyeringai manis.
Ya udah deh, saya nyerah sama ratuku, tapi bilas dulu dong sabunnya?

Lalu Ayu membersihkan sabun terutama di sekitar penisku, lalu ia mulai mengocok-ngocok dan memainkan penisku, kadang pelan kadang cepat, ia mengocok sambil matanya menatapku dan tersenyum manis sekali.
Bagaimana sayang, enak khan seperti ini?? Ayu tersenyum manis sekali
Ohh, aduuh, enak sekali sayang, ohh, uhh, wajah kamu maniss sekali sayangku? kataku sambil menahan rasa nikmat yang tidak terkira.

Saayy, ganti dong pake mulut kamu?
Lalu dia dekatkan kepalanya, dan dijulurkan lidahnya. Kepala batang kejantananku dijilatinya perlahan, seolah olah sedang menjilati es krim. Lidahnya mengitari kepala senjata meriam aku. Semilyard dollar.. rasanya.. wow.. enak sekali. Aku hanya bisa merem melek menikmatinya sambil bersandar di bath tub. Lalu dikulumnya batang kejantananku. Aku melihat mulutnya sampai penuh rasanya, tetapi belum seluruhnya tenggelam di dalam mulutnya yang mungil. Bibirnya yang tipis terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur.

Ayu memasukkan dan mengeluarkan kejantananku dari dalam mulutnya berulang-ulang, naik-turun. Gesekan-gesekan antara kemaluanku dengan dinding mulutnya yang basah membangkitkan kenikmatan tersendiri bagi diriku.

Auuh.. aahh..? akhirnya aku sudah tidak tahan lagi.
Batang kemaluanku menyemprotkan sperma kental berwarna putih ke dalam mulutnya. Bagai kehausan, Ayu meneguk semua cairan kental tersebut sampai habis.
Duh, masa baru begitu saja sudah keluar.? Ayu meledek aku yang baru bermain oral saja sudah mencapai klimaks.

Yu.., saya.. udah 3 hari nih.. tidak bercumbu dengan kamu..? jawabku terengah-engah.
Tapi lumayan banyak juga sperma kamu, kayaknya boleh nih tiap 3 hari saya isep penis kamu, biar saya tambah awet muda? katanya tanpa melepas pegangannya dari penisku.

Whatever you want, my queen? kataku sambil mencium bibirnya.
Lalu Ayu mulai menyabuni seluruh tubuhku, terutama di sekitar penisku agak lama, sehingga mau tidak mau penisku bangun lagi. Ayu mulai memainkannya lagi. Tapi aku tidak mau keluar lagi, jadi harus kustop dia.
?Eh, Yu, stop dulu, entar saya keluar lagi nih? kataku sambil menahan nikmat.
?Biarin aja, salah sendiri kenapa penis kamu gampang terangsang? katanya sambil tertawa.

Lalu ia melanjutkan menyabuniku, setelah itu ia membilas tubuhku, oh rasanya segar sekali, nikmat sekali rasanya dimandikan oleh pacarku ini, sesekali ia menjilat-jilat kepala penisku, sesekali ia menghisapnya, sambil matanya menatapku, oh manis sekali wajahnya. Selesai itu, aku mengambil handuk mengelap seluruh tubuhku dan tubuhnya, tak lupa aku melakukan gerakan memijat ketika sedang mengelap buah dadanya, ia hanya bisa merem melek sambil mulutnya megap-megap Lalu kutarik dia ke kamarnya, kuambil selimut baru lalu kugelar di atas lantainya. Kulihat Ayu sepertinya penasaran dengan tindakanku ini.
Lho Ton, ngapain kamu?
Ini surprisenya, sayang, nah sekarang kamu baring aja di atas selimut, saya ambil madu dulu?
Wah kayaknya saya bakalan orgy gila-gilaan nih?
Iya say, tunggu aja? teriakku sambil mengambil madu dari kulkasnya.

Sekembalinya ke kamar, kulihat Ayu masih berbaring, lalu aku duduk di atas pahanya, kubuka botol madu lalu kutuang di atas badannya, kulihat dia terkejut sedikit, mungkin akibat dinginnya madu tersebut, kugosok-gosok madu tersebut di seluruh tubuhnya, terutama di buah dadanya.
Aaahh.. Ton.. sshhss..? erang si Ayu ketika kuusap-usap permukaan dadanya rata terbungkus madu kecuali putingnya.
Sshh.. teruss.. Ton ciumin dong..? Dia menggigit bibirnya sendiri.
Wah, ternyata dia suka surprisenya, aku cium putingnya sambil memainkan lidahku melilit-lilit puting merah muda itu, kemudian kugigit manja.
Aahh.. sshhss.. aku mao keluar Ton.. sshshh bagaimana nih..? erangnya.
Segera kugosokkan madu ke arah paha dalamnya secara perlahan terus sampai mendekati daerah lipatan yang sangat hangat itu.
Ahh.. sshshs.. Ton.. jilat dong.. udah nggak tahan nih.. ss..? lirihnya.
Sshh hmm.. kok diam.. please..? rengek Ayu.
Tunggu ya..? jawabku.

Kemudian segera kujilati lubang kemaluannya sambil mengusap-usap payudaranya, dan mulai kujilati bibir luar vaginanya
Ahh.. Ton.. terus sshh.. kamu.. di situ.. sshh,? erangnya.
Dengan lidah kukait-kait klitorisnya sambil kutelusuri garis bibir vaginanya. Sambil menggoyangkan pinggulnya kiri-kanan Ayu berkata,
Yess.. di situ.. ahh.. sshs..? katanya ketika mulai kuhisap dan menjilati klitorisnya.
Setelah membesar, aku tusuk-tusukkan lidahku di liang senggamanya tetapi tak kuduga reaksinya.
Aahh.. shshshsh mmhh ss.. teruss hhmm,? Ayu menggelinjang-gelinjang sambil memaju-mundurkan pinggulnya, vaginanya seolah-olah merebut lidahku untuk masuk lebih dalam kerongga nikmat itu, sementara batang kemaluanku sudah merah padam dari tadi ingin segera menggantikan lidahku.
Ahh.. teruuss.. teruuss.. lebih cepaat.. ssh..? gelinjang Ayu semakin cepat.
Shshss.. aku hampiirr.. shshh.. mmyamyam memem.. ss,? suaranya semakin kacau.

Pantatnya semakin cepat mengocok lidahku, sehingga selimut di lantai itu berantakan. Ketika gerakan lubang kemaluannya makin rutin, segera kuhentikan dan kutarik lidahku, terlihat alis si Ayu mengkerut seperti sedang bertanya-tanya, sementara dadanya masih naik-turun dengan cepat. Tanpa menunggu lebih lama lagi, secepatnya kuposisikan kepala penisku ke lubang hangat dan basah itu.
Ahh.. sshsh mm..? erang manja si Ayu. Memang penisku tidak terlalu besar, hanya kepalanya agak besar dan melengkung ke atas seperti terompet tapi panjang.

Badan Ayu menjadi kaku seakan menantikan sesuatu

Rileks sayang.. sebentar kita lanjutkan perasaanmu,? bisikku.
Kemudian kudorong perlahan kepala penisku. Setelah kepala penisku masuk, secara bertahap kudorong batangku agak dalam, kutarik lagi sedikit, dorong lebih dalam, tarik sedikit, sampai.. ?Bluess.. duk..? kiranya sudah mentok kebentur ujung rahimnya, padahal belum semuanya masuk lho. Terasa di tangan kiriku kira-kira masih tiga lebar jariku tapi efeknya
Ssshh.. mmhh.. aahh.. auh!? jerit tertahan Ayu.

Kurasakan agak banjir di dalam sana dan jepitan di sepanjang kepala penis sampai hampir seluruh batangku itu makin erat.
?Ahh.. ssh shshss..? aku coba konsentrasi karena vagina yang nikmat dan sangat sempit ini mencoba menarik semua spermaku sehingga kepala penisku membesar dan berdenyut-denyut menahan kenikmatan yang nyaris memancar. Agen Judi Maxbet

Kemudian aku coba goyang secara perlahan, makin lama makin cepat. Kupraktekkan rumus ini-itu sambil membuatnya menikmati setiap gesekan penisku serta mengalihkan pikiranku untuk melupakan nikmatnya lubang kemaluan Ayu, sempitnya vaginanya. Tubuhnya yang sempurna, payudaranya yang ranum dan kencang yang tertekan dadaku.

Ouch.. sshh.. hemm..? sulit rasanya menghadapi kenyataan nikmat ini, apalagi setelah puncak kenikmatannya yang tertunda itu kembali melanda Ayu, ini terbukti dengan goyangan pinggul dan pantatnya berputar dan sekarang maju-mundur, menentang setiap gerakanku yang semakin cepat tusuk dan tarik.
Aahh..?
Kucium dan kulumat bibirnya, kulilit lidahnya, kulihat dia tidak bisa menahan kenikmatan yang melanda itu, sehingga Ayu pun membalas ciumanku dengan ganasnya. Geregetan, rangsangan, kenikmatan, itu yang mungkin ada di pikirannya.

Setelah hampir setengah jam kami goyang (kurasa Ayu sudah mau orgasme) dan akhirnya vaginanya mulai menjepit dan mengurut penisku cepat sekali. Dengan nafasnya yang memburu dan gerakan pinggulnya,

Aaahh.. aku.. keluar.. sshhmm.. aku keluar sayang.. sshs hh shsh,?

Ayu mulai meracau tidak karuan sambil kakinya melingkari pinggangku dan menekan pantatku keras seakan-akan dia sanggup menelan penis panjangku sehingga kurasa bahwa setiap kutusuk vaginanya terasa ada benturan dan terus memutar di ujung dalam kenikmatannya.

Sshshs aasshh.. enak sekali.. sshh.. aduhh.. sshshsh..? jerit tertahan Ayu.

Aku pun semakin mempercepat gerakanku, aku goyang dan memaju-mundurkan agak kasar liang vagina sempit ini,
Duk..bluess.. duuk.. bluess..? kulihat pangkal penisku agaknya nyaris semuanya masuk,
Sssh shh shh.. teruss.. Ton.. sshh,?
Aku puas.. sshh hmm.. Ton.. cepat.. sshh,? lanjutnya.
Tubuhmu seksi.. dan sempurna.. sayang..apa boleh..? aku berbicara ngos-ngosan.
Di.. dalam.. saja.. shsh shh mmhh..? Ayu memotong sambil menaikkan pinggulnya sambil menekan pantatku serta membenamkan seluruh penisku seluruhnya
Aaahh.. ssmmhh hhmm..?
Kurasakan vaginanya berdenyut-denyut keras membuat suara becek goyangan kami yang makin keras.

Aku sudah tidak kuat lagi, ilmuku seakan hilang, kesadaranku melayang. Kemudian sambil melenguh kutarik pinggulnya lengket ke pangkal penisku dan kujilat serta kugigit putingnya, kulepas semua spermaku,
Aaahh.. sshh..?
Crot.. crot.. crot..? Hampir enam atau delapan kali semprotan maniku melesat ke dalam rahimnya.
Aaahh ss mm.. hmm.. enak.. hangat..? Ayu mengerang-erang, sambil terus menggoyangkan pinggulnya berputar-putar.

Dalam keheningan nikmat, kubiarkan penisku di dalam vaginanya yang masih terasa sempit, kucium lembut bibirnya dan Ayu pun membalas manja, kemudian kutatap matanya sambil tersenyum. Sambil bersikap manja Ayu memeluk diriku serta menggigit hisap leherku. Wah.. merah nih jadinya.

Aku kemudian mengangkat tubuhnya dan mengajaknya ke balkon untuk cari angin.
Mau ngapain di balkon Ton??, tanya Ayu terheran-heran.
Aku pengen menutup surprise-ku dengan mandi?in kamu?, kataku lagi.
bagaimana mandi?innya?, tanya Ayu tambah heran tapi nurut saja ketika kurebahkan tubuhnya di atas kursi panjang tanpa senderan di balkon yang sepi itu. Tanpa menunggu lama, segera kuakhiri surpriseku dengan mandi kucing, yaitu dengan menjilat-jilat lembut seluruh permukaan tubuhnya yang bermandi peluh bercampur madu dan berkilat terkena sinar rembulan yang membuatnya makin indah dengan posisinya yang menelentang pasrah itu. Ayu senang sekali dengan perlakuanku itu, dan sambil mendesah kenikmatan dia berkata,
Ton, kalau bisa kamu sering-sering nginap di sini, saya suka dijilati seperti ini.?
Kira kira ada 10 menit aku menjilatnya, lalu kugendong dia ke kamar mandi, dan kami pun saling membersihkan badan, saling menggosok satu sama lain. Setelah selesai, kami pun masuk ke kamarnya, karena sudah lelah sekali kami tidur nyenyak sambil berpelukan dalam keadaan bugil.

Keesokan paginya, antara sadar dan tidak, aku merasa seperti ada sesuatu yang aneh pada diriku. Ketika kubuka mataku, eh, ternyata Ayu sudah bangun, dan lebih kaget lagi kulihat Ayu sedang menghisap-hisap penisku. Melihatku sudah bangun, Ayu berhenti sejenak dan tersenyum.
Selamat pagi kekasihku, bagaimana tidurnya? tanya Ayu manja sambil tangannya tetap mengocok penisku.
Wah enak banget, tapi kok kamu curang sih, saya khan nggak ngerasain isepan kamu waktu tidur? kataku sambil mengusap-usap buah dadanya.?Abis kamu tidurnya lelap sekali, saya kagak tega bangunin kamu, tapi siapa tahu kamu mimpi lagi diisepin ha ha ha? ia tertawa sambil terus mengocok penisku.
Eh Ton, kok waktu kamu tidur, saya ngocokin kamu kok penis kamu bisa bangun sih?
Ya bisa lah yaw, namanya juga penis orang, emangnya penis plastik, bisa aja kamu, tapi terusin dong pake mulut kamu, Yu?
Oooke boss, tapi kalau kamu mau keluar, bilang yah?
Lho, emangnya kenapa?? tanyaku heran.
?saya mau pake sperma kamu buat olesin muka dan dada saya, biar kulit saya tambah kencang? Agen Judi Sbobet

Lalu Ayu kembali mengkaraoke penisku, oh, rasanya nikmat sekali, sesekali ia menatapku sambil tersenyum manis. Mulutnya bergerak maju mundur, sambil lidahnya menggelitik lubang kencingku, rasanya geli-geli nikmat. Tak lama kemudian, aku merasa akan keluar lagi.
Yu, saya mau keluar lagi, ohh aduuh? kataku sambil menahan gemuruh di dadaku.
Langsung ia mengganti tangannya untuk mengocokku, dan akhirnya, ?Aduuh ohh, Yu terruuss, enaakk?

Penisku akhirnya memuntahkan sperma, tapi tidak sebanyak kemarin, dan Ayu langsung mengarahkan dadanya ke penisku, sehingga dadanya terkena muncratan spermaku, langsung dia oleskan ke seluruh permukaan dadanya.
Yaahh Ton, kok dikit banget sayang, muka saya kagak dapet nih? Ayu sedikit merenggut.

Abis tiap hari bercumbu terus sih, ya udah sayang, mumpung penis saya masih tegak, sekarang kamu nunggangin saya aja, khan kamu dapet enaknya juga?
Nah begitu dong Ton, itu baru namanya pacar saya? Ayu tersenyum lagi.

Lalu ia duduk di atas pahaku sambil mengarahkan penisku ke lubang vaginanya. Perlahan tapi pasti, penisku mulai memasuki lubang kenikmatannya. Aku sendiri heran juga kenapa hari ini penisku perkasa banget, tapi aku tidak memikirkannya lagi, yang penting enaknya, bung. Ayu sendiri mulai bergoyang-goyang sambil meracau tak menentu, seolah olah sedang menunggang kuda.

Sementara aku meremas remas dadanya yang bergerak naik turun. Lumayan lama juga aku bertahan, kira kira ada satu jam, sementara kulihat Ayu sepertinya sudah orgasme 2 kali, tapi kulihat Ayu tidak berhenti juga, mungkin dipikirnya kapan lagi bisa dapat kesempatan seperti ini. Tak lama kemudian, setelah Ayu orgasme ketiga kalinya, barulah aku mulai merasakan akan orgasme.
Yu, bangun sayang, saya udah mau keluar nih?

Langsung Ayu bangun dan mendekatkan mukanya ke penisku sambil tangannya mengocokku. Dan akhirnya,
Aaarrgghh, aduuh, haahh? aku ngos-ngosan menahan nikmat.

Akhirnya penisku menyemprotkan spermanya ke wajahnya, lalu ia menggosoknya ke seluruh wajahnya sampai rata.
Terima kasih sayang, saya puas banget hari ini, saya tidak menyangka bisa orgy sampe 3 kali, kamu perkasa sekali? kata Ayu sambil berbaring memelukku.
Abis bodi kamu seksi banget sih, terutama dada kamu, apalagi pas lagi nunggang saya, kelihatannya seperti dewi dari langit yang lagi goyangin saya.?
ah ah, bisa aja kamu? kata Ayu sambil mencubit hidungku.

Tanpa terasa, kami tertidur lagi sambil berpelukan, mungkin saking lelahnya bersenggama tanpa henti.
Begitulah seterusnya, setiap ada waktu kosong aku dan Ayu langsung main lagi, seolah-olah nafsu kami tidak pernah terpuaskan. Selama 3 hari yang kami lakukan hanya makan, main, tidur. Selama 3 hari itu pula kami seperti Tarzan dan Jane, bugil terus. Rasanya anda para pembaca bisa membayangkannya sendiri bagaimana nikmatnya hidup seperti itu. Tapi yang paling penting bagiku adalah cintaku padanya dan cintanya padaku, walaupun aku masih belum tahu sampai kapan kami bisa hidup bersama.

– Kisah Taro – Salah Kirim SMS Membawa Kenikmatan

TAROSLOT Salah Kirim SMS Membawa Kenikmatan, Hallow pengemar setia situs Kisah Taro perkenalkan, nama gw adalah Nala (bukan nama asli tentunya). Gw lulusan sebuah perguruan tinggi ternama di Jogya. Bagiku, sex adalah hal yang tabu, yang benar-benar tak terjamah. Terpikirkan pun tidak, sampai kisah ini gw alami. Cerita Sex ini dimulai dari salah kirim SMS. Saat itu, gw berniat mengirim SMS ke seorang teman cewek yang sudah lama kukenal.

Karena sudah tidak lama berhubungan, dan gw tidak punya catatan tentang nomor HP temanku tersebut, maka gw menuliskan nomor HP dengan agak mereka-reka. Segera kukirimkan SMS tersebut, berisi pesan yang kira-kira menyatakan bahwa gw kangen dan ingin bertemu dengannya! Hallow Jun How Are U? I MISS U JUN Satu kali SMS kukirim kepadanya, dia tidak menjawab. Aneh, pkirku. Tak mungkin temanku itu tidak membalas kalau tahu SMS tersebut dariku. Kemudian kukirimkan sekali lagi, dan kucantumkan nama gw. Tak lama kemudian, ia membalas dengan miss call. Karena saat itu gw sedang sibuk, kubalas saja miss call nya dengan pesan SMS yang menyatakan bahwa gw akan meneleponnya sore nanti.

Pukul 5 langsung kutelepon temanku itu, seperti yang kujanjikan. Halo, Juny?, Tanya gw sejenak, ragu. Saya pikir anda salah orang, begitu tanggapan lawan bicara gw. Oh, maaf. Saya pikir anda adalah teman saya. Memang saya tidak ingat betul nomor HP-nya. Maaf kalau telah mengganggu, jawabku sambil menahan malu. Oh, tidak apa-apa, jawab lawan bicaragw lagi. Saat itu juga hendak kumatikan teleponku, namun lawan bicaragw segera bertanya. Memang yang mau kamu telepon ini siapa sih? Kok pake kangen2 segala?, ungkapnya, menggoda. Lalu kujawab bahwa Juny adalah teman lamagw, dan kami telah berkawan selama 6 tahun. Singkat kata, akhirnya kami berkenalan. Dari telepon itu, gw tahu bahwa nama wanita tersebut adalah Fitri.

Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex. Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Fitri mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex.

Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Fitri. Segera kutemui Fitri yang sedang berdiri menunggu. Hai, Fitri ya?, tanyagw. Fitri segera tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera kuperkenalkan diriku. Gua Nala, katagw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image). Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court.

Nala, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya Fitri setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain. tanya Fitri. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.

Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Fitri permisi kepadagw untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Fitri kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak kupedulikan.

Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Fitri memesan lagu yang lembut, dan agak romantis. Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Fitri. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Fitri pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Dingin ya?, tanya Fitri, kepadagw, sambil melihat tanganku. Iya, jawabku mengangguk lemah. Segera Fitri mendekatkan tanganku ke tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya. Kami bernyanyi sambil menikmati kehangatan tersebut. Pelan-pelan, naluriku mulai berjalan. Ingin sekali gw mengelus pipinya yang lembut, namun gw agak takut-takut. Perlahan-lahan Fitri mendekatkan bahunya ke bahuku sehingga kami duduk sangat dekat.

Wangi aroma tubuh Fitri segera membius diriku. Tak kupedulikan lagi ketakutanku. Segera kubelai pipi dan kening Fitri. Ia menatapku. Gw balas menatapnya. Lalu kuusap lembut rambutnya. Darah kelelakianku segera berdesir. Kukecup keningnya. Fitri diam saja. Kukecup rambut dan pipinya, segera aroma tubuhnya kembali membius diriku. Fitri benar-benar kuperlakukan seperti pacarku sendiri. Tiba-tiba timbul gelora yang besar untuk memeluknya. Fitri sepertinya mengerti karena dia segera mengubah posisi duduknya sehingga memudahkanku untuk memeluknya. Segera kupeluk Fitri dengan rasa sayang.

Tiba-tiba Fitri menarik tanganku ke dada kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya yang lembut itu. Fitri diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya. Gw semakin berani. Tangan kananku kumasukkan ke dalam sweater merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya. Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas dengan lembut. Fitri mendesah. Ssshh, desahnya.

Kulanjutkan penjelajahanku ke dada kanannya. Kuulangi hal yang sama. Lagi-lagi Fitri mendesah. Segera ia memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami. Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum terlebih dulu oleh Fitri. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu, dikutip berdasarkan cerita hot.

Kuteruskan permainan tanganku dengan lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Fitri. Fitri kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Fitri menarik tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. Pelan-pelan kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya gua?, begitu ungkap Fitri saat tanganku mengelus lembut vaginanya. Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. Kuusap terus vaginanya, seraya desahan Fitri mengiringi gerakanku. Sssh.. Oh, Nala. Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukanku dengan lembut, begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.

Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu. Nala, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Fitri kepadagw. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera kuingat ajaran2 agama yang melarangku melakukannya. Namun sepertinya Fitri mengerti ketakutanku. Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Nala?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya. Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawabku. Iya, gua janji deh, kata Fitri lagi.

Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku. Fitri menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Fitri membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Nala, sini dong, kata Fitri. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Fitri. Gw dalam posisi duduk, sementara Fitri sudah telentang. Nala, belai gw lagi ya, kata Fitri. Segera tanganku mengelus dahi Fitri. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.

Fitri menikmati gerakanku sambil menutup mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan dahinya. Fitri membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya. Fitri benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Fitri menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Fitri segera menghisap bibirku tersebut. Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian dalam daun telinganya dengan lidahku.

Fitri meronta-ronta dan mendesah. Aduh Nala, geli sekali. Teruskan Nala, katanya. Kucumbu Fitri terus di telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Fitri mendesah hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Fitri. Gw tidak bisa menahan diriku lagi. Fitri, boleh kubuka bajumu?, tanyagw pelan kepada Fitri. Fitri mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya. Tak lupa kukecup pelan ketiaknya yang bersih tanpa bulu. Fitri mengerang. Nala, buka BH gua dong, pinta Fitri. Segera kuarahkan tanganku ke punggungnya untuk membuka BHnya. Sulit sekali membuka BHnya. Maklum, belum pernah gw membuka BH wanita.

Setelah terbuka, pelan-pelan kutanggalkan BHnya. Segera tampak bukit indahnya yang putih bersih, tanpa cacat, dengan puting kecoklatan. Indah sekali, pikirku. Ingin sekali gw menciumnya. Kupindahkan BHnya dan bajunya ke meja supaya tidak kusut. Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar wajahku memutari tokednya. Fitri mendesah lagi. Gerakan itu terus kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toked kanannya. Di sana kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum, dan kuhisap. Fitri mengerang-ngerang. Aduh, Nala..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Nala… Sambil mengulum putingnya, pelan2 kuelus bagian perutnya. Auw.. enak Nala.., Fitri menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira 15 menit Fitri kuperlakukan seperti itu.

Nala, bukain celanaku dong.., pinta Fitri. Segera kubuka kancing celananya, dan kupelorotkan ke bawah. Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Kuelus-elus perlahan. Kugerakan tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Fitri menahan kenikmatan yang kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Fitri meronta-ronta, dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Fitri. Gantian tangan Fitri yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya.. Nala, buka celana dalam gua.., pinta Fitri. Jangan Fitri, gua gak berani melakukan itu.. kata gw..

Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak apa-apa, Nala, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja, pinta Fitri memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Fitri. Kunikmati pemandangan indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikirku. Elus lagi, Nala.., pinta Fitri. Perlahan-lahan, tanganku mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan lembut di sana. Lagi-lagi Fitri meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Nala. Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Fitri membimbing tanganku ke klitorisnya.

Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris. Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Fitri langsung mengepit tanganku dengan pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuanku. Nala, tolong hisap klitorisku, yah?, pinta Fitri. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan aja yah, Fitri.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Nala. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Fitri. Gw masih berat hati menghisapnya. Fitri, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti… Belum selesai gw bicara, Fitri segera memotongku. Kemaluanku bersih kok, Nala. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok, pinta Fitri lagi.

Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke memeknya Fitri. Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Nala..ohh.. enak sekali, desah Fitri. Kuulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijikku hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya. Fitri makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh. Fitri menggenggam jari telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak kesakitan?, tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar jariku di dalam vaginanya. Ahh.., Fitri menjerit kecil. Kuputar jariku tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya.

Saat kuarahkan jariku ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian tersebut, berkali-kali. ‘Ya, terus di situ Nala.. ahh.. enak sekali.. Kuteruskan untuk beberapa saat. Fitri makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Fitri menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatanku. Ah Nala.. gw mau keluaar.. erang Fitri. Fitri makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepalagw dengan pahanya. Ahh.. Nala..gw keluar, desahnya. Segera kupeluk tubuh Fitri, dan kugenggam tangannya erat. Kubiarkan Fitri menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, kuelus-elus dahi dan rambutnya. Nala, enak sekali, kata Fitri. Gw diam saja.

Sekarang gantian, ya, kata Fitri. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga tubuhnya menindih tubuhku sekarang. Dibukanya celana dan celana dalamku. Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih terduduk lemas. Sepertinya Fitri mengerti perasaanku. Ia segera mematikan lampu kamar. Gw merasa lebih tenang jadinya. Lalu, dibukanya pahagw yang menutupi Kontolku. Fitri segera meraba-raba Kontolku. Oh, geli sekali rasanya. Rasa geli itu membuatku secara refleks menggelinjang. Fitri tertawa. Enak kan, Nala? tanyanya menggodagw. Sial nih orang, pikirku. Dikerjain gua. Mau diterusin gak, Nala? tanya Fitri sambil menggoda lagi. Gw hanya mengangguk.

Saat itu Kontolku belum berdiri. Aneh sekali. Padahal biasanya kalo melihat adegan yg sedikit porno, punyagw langsung keras. Akhirnya Fitri mendekatkan mulutnya ke Kontolku. Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. Ada getaran dashyat dalam diriku saat kecupannya mendarat di sana. Nala, punya kamu enak. Bersih dan terawat, ujar Fitri. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontolku, lalu Fitri mulai menjilati Kontolku. Ya ampun, pikirku. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Fitri. Kenapa, Nala?, tanya Fitri. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, katagw protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Fitri. Gw mengangguk lagi. Fitri mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman.

Kuperhatikan Fitri menjilati Kontolku, tak terasa Kontolku segera mengeras. Fitri senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya. Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak kuasa gw menahan desahanku. Nala, kumasukan ya punyamu?, tanya Fitri. Nanti kamu sakit, gak?, tanyagw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi. Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Fitri. Ya udah, kamu yang di atas aja, katagw kepadanya.

Fitri segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontolku menuju liang Kontolnya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Didiamkan punyagw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punyagw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya. Sudah sepertiga dari panjang Kontolku yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa saat. Ia sedikit mengernyit. Sakit?, kutanya. Iya, tapi gak apa2. , jawab Fitri. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Fitri mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Fitri.

Gerakan pantat Fitri membuat Kontolku terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Fitri pun seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Fitri mengerang-ngerang. Fitri terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Fitri tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Fitri sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh.., desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Fitri makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Nala .

Makin lama gerakan Fitri makin cepat. Nala, gw mau keluar lagi, Nala.. rintihnya. Gw pun merasa Kontolku berdenyut kencang. Fitri, tolong lepaskan, gw mau keluar, katagw. Gw takut sekali kalau sampai Fitri hamil. Tapi Fitri tidak mau melepaskan Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Fitri, jangan.. nanti kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya. Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali.

Fitri dengan kecewa melepaskan Kontolku. Fitri, kalo kamu hamil gimana, tanyagw dengan setengah takut. Tenang aja, Nala. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?, kata Fitri menenangkan diriku. Kemudian, Fitri segera memijat-mijt Kontolku. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi. Tak lama, Kontolku segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Fitri ke vaginanya. Kembali Fitri melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh.. ohh.. oohh, erangnya. Kuremas lembut tokednya. Ssshh.. sshh.. sshh, begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Fitri mengocok Kontolku dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Nala, gw hampir keluar, desah Fitri.

Segera Fitri mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah gerakannya. Ahh.. Nala, gw keluar, desahnya agak keras. Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh fitri dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama fitri walaupun kini gw gat au kabarnya si Fitri ini!

-Kisah Taro -Pramugari First Class

TAROSLOT Pramugari First Class, Waktu itu aku sedang dalam sebuah perjalanan menuju US atau amerika untuk keperluan bisnis, Mungkin ini keberuntungan ku kali ya, karena aku dilahirkan menjadi anak orang kaya dan mengurusi bisnis yang diluar negri sehingga aku sering pergi ke luar negri untuk tujuan bisnis, saat itu aku duduk di sebuah kursi bisnis, tak lama setelah aku merasa bosan terbang, karena waktunya sangat lama kudengar suara merdu di telingaku..

” Excuse me, sir… ” sebuah suara halus menyapaku dengan ramah. Ternyata seorang pramugari muda berwajah manis sedang tersenyum padaku.
” Are you from upper deck? ” Aku mengangguk, ” Yeah… why? ” aku mengintip name tag di dadanya.

Yufairana Sastri… wah nama Indonesia nih ! ” I am just checking to see whether you need anything, because you have been looking out for quiet a long time… ” jawabnya dengan sopan.

” Dari Indonesia ya kamu? ” todongku.
” Lho… iya ! Bapak dari Indo juga? ” tanya lagi.
” Uh kok Bapak sih… belum juga tua, kok dipanggil Bapak… panggil nama aja… aku Joe… ”
” Oh… saya Faira… Bapak eh… kamu mau ke LA ya? ” kemudian kami ngobrol ngalor ngidul selama tiga puluh menit.

Ia sudah tinggal di luar negeri selama lebih dari empat tahun. Aslinya dari Bandung. Umurnya baru 23. Belum punya pacar katanya. Kami ngobrol sambil berdiri, lalu tiba-tiba seorang pramugari lain menghampirinya dan sementara mereka mengobrol, aku mengambil segelas wine yang disiapkan di galley (dapur) mereka.

” Yah… aku ditinggal sendiri deh, hehe… ” katanya setelah temannya pergi. ” Lho, kenapa? ” ” Jam istirahat… tadi aku uda istirahat 3 jam… dan habis ini giliran shift kedua istirahat. mestinya berdua-berdua, tapi supervisorku katanya migraine jadi dia istirahat di first class. Mungkin 2 jam lagi baru balik. Untung aja gak penuh… ”

” Oh… gitu… ya… gapapa deh… aku temani… aku bosen banget dari tadi di atas… sebelahku oom gendut yg ngorok melulu lagi… ”

Faira tertawa. Manis sekali wajahnya kalau tertawa. Dan aku mulai meneliti tubuhnya. Sekitar 165 cm, berat badannya mungkin 55 dan kulitnya putih sekali seperti orang Jepang. ” Kamu beneran nih belum punya cowok?” tanyaku iseng.

” Lagi gak ada… soalnya cowok terakhir membosankan banget. Dia gak fun dan old fashion… ” Lalu ia mulai bercerita tentang mantannya yang masih menganut adat kuno, yang gak suka clubbing, pesta, minum dan tentu saja seks. Wajahnya memerah ketika ia bercerita.

” Maaf ya, aku kok jadi cerita kayak gini… hihi… habis memang mantanku itu orangnya aneh. Atau mungkin dia gak tertarik sama aku ya… mungkin aku terlalu jelek ya… ” katanya menerawang.

” Gak, kok… kamu cantik banget… dan… ” aku menatap matanya, ” seksi… bodi kamu seksi banget. Dari tadi aku membayangkan bodi kamu di balik seragam itu… ” tambahku dengan berani. Mungkin aku mulai mabuk karena dua gelas white wine.

” Masa? Kamu bohong ya… Joe… aku kan gak seksi. Toket ku aja cuma 34B, hmmm gak seksi sama sekali deh… ” Aku menatapnya dengan penuh napsu. 34B, boleh juga… ” Kalau kamu kasi aku kesempatan, aku mungkin bisa menilai apa bodi kamu seksi beneran atau gak… ” tantangku.

Faira tampak terkejut. Tapi ia lalu melihat ke kiri ke kanan, sekeliling kami agak gelap karena semua penumpang kelas bisnis nampaknya tengah terlelap. Ia tersenyum padaku ,” Beneran nih? ” ” Sumpah… ” Lalu Faira si pramugari hot memberi isyarat agar aku mengikutinya.

Ia lalu mulai berjalan ke arah toilet untuk orang handicapped, yang lebih luas daripada toilet biasa. Ia menarikku masuk dan mengunci pintunya dari luar. Di dalam toilet ternyata lebih bising daripada di luar, mungkin karena suara mesin.

Aku langsung membuka seragam pramugarinya yang bagian atas. Dan tampaklah dadanya yang indah menantang. Ia memakai bra seksi tanpa busa berwarna hitam, putingnya tampak tegang dari balik bra itu.

” Faira… kamu seksi banget… ” desisku sambil lebih mendekatinya, dan langsung mencium bibirnya yang ranum berlipstick pink. Faira membalas ciumanku dengan penuh gairah, dan aku mendorong tubuhnya ke dinding toilet.

Tanganku membekap dadanya dan memainkan putingnya dari luar bra nya. Faira mendesah pelan. Ia menciumku makin dalam. Aku lalu berusaha menarik roknya sampai lepas, dan kini tampaklah tubuh ramping seksinya.

Tinggalah celana dalam dan bra berwarna hitam transparan serta sepatu hak tingginya. Ia tampak amat seksi. ” God, u re so sexy, baby… ” bisikku di telinganya.

Lalu tanganku langsung sibuk membuka kaitan bra nya, dan menciumi lehernya yang indah.Faira mulai meraba bagian depan celana jeansku, dan tampak senang menyentuh bagian itu sudah tegang. Setelah branya lepas, aku langsung menciumi seluruh payudaranya.

Kujilati putingnya yang mengeras dan ia melenguh nikmat. Aku ingat, pacarku paling suka kalau aku berlama-lama di putingnya. Tapi kali ini tidak ada waktu, karena siapa saja bisa mengetuk pintu toilet, dan itu membuatku bergairah.

Faira si pramugari hot mulai berusaha membuka ikat pinggangku, dan kemudian melorotkan celanaku sampai ke lantai. Ia menyentuh kontol ku yang keras dari balik boxer kainku, dan mengusap biji pelirku. Kunaikan tubuh Faira ke westafel dan kubuka celana dalamnya.

Kuciumi perutnya dan kubuka pahanya. Bulu kemaluannya rapi sekali. Mungkin ia suka bikini waxing seperti cewek-cewek di luar pada umumnya.

Kujilati memek nya dengan nikmat, sudah sangat basah sekali. ia mengelinjang dan kulihat dari cermin, ia meraba putingnya sendiri, dan memilin-milinnya dengan kuat. Mungkin memang benar dia terlalu hyper, makanya mantannya bosan.

Kumasukan dua jari tanganku ke dalam mem*knya, dan ia menjerit tertahan. Ia tersenyum padaku, tampak sangat menyukai apa yg kulakukan. Jari telunjuk dan tengahku menyolok-nyolok ke dalam fairangnya, dan jempolku meraba-raba kasar klitorisnya.

Ia makin membuka pahanya, membiarkan aku melakukan dengan leluasa. Semakin aku cepat menggosok klitorisnya, semakin keras desahannya. Sampai-sampai aku khawatir akan ada orang yg mendengar dari luar.

Lalu tiba-tiba ia meraih kepalaku, dan seperti menyuruhku menjilati mem*knya.
” Ahhh… ahhh… I’m gonna come… Arghhhh… uhhh… yes… yes… baby… ” ia mendesah-desah girang ketika lidahku menekan klitorisnya kuat2.

Dan jari-jariku makin mengocok mem*knya. Semenit kemudian, Faira si pramugari hot benar-benar orgasme, dan membuat mulutku basah kuyub dengan cairannya. Ia tersenyum lalu mengambil jari2ku yang basah dan menjilatinya sendiri dengan nikmat.

Ia lalu mendorongku duduk di atas toilet yg tertutup, dan mencopot boxerku dengan cepat. Ia duduk bersimpuh dan mengulum kontol ku yang belum tegak benar. Jari-jarinya dengan lihay mengusap-ngusap bijiku dan sesekali menjilatnya.

Baru sebentar saja, aku merasa akan keluar. Jilatan dan isapannya sangat kuat, memberikan sensasi aneh antara ngilu dan nikmat. Faira melepaskan pagutannya, dan langsung duduk di atas pangkuanku. Ia bergerak- gerak sendiri mengocok kontol ku dengan penuh gairah.

Dadanya naik turun dengan cepat, dan sesekali kucubit putingnya dengan keras. Ia tampak sangat menyukai sedikit kekerasan. Maka dari itu, aku memutuskan untuk berdiri dan mengangkat tubuhnya sehingga sekarang posisiku berdiri, dengan kakinya melingkar di pinggangku.

Kupegang pantatnya yang berisi dan mulai kukocok dengan kasar. Faira si pramugari hot tampak sangat menyukainya. Ia mendesah-desah tertahan dan mendorong kepalaku ke dadanya. Karena gemas, kugigit dengan agak keras putingnya. Ia melenguh ,

” Oh… gitu Joe… gigit seperti itu… I feel .. ” Kugigit dengan lebih keras puting kirinya, dan kurasakan asin sedikit di lidahku. Tapi tampaknya Faira makin terangsang. kontol ku terus memompa memknya dengan cepat, dan kurasakan memknya semakin menyempit… ” gila… mem*k lo kok menyempit gini, sih Faira… Oh… gila… ” Ia tersenyum senang.

Mungkin ia suka latian body language, soalnya dulu mantanku yang guru BL, bisa mengatur memknya jadi sempit jadi gini, dengan latihan rutin. kontol ku keluar masuk memknya dengan lebih cepat, dan tiba-tiba mata Faira merem melek, dan ia semakin menggila, lenguhan dan desahannya semakin kencang hingga aku harus menutup mulutnya dengan sebelah tangannku.

” Ah joe… You’re so… soo… Ohh… i am gonna come… i m gonna come… again… Arghhh… Ohhhhh uhhhhhh… ” Faira orgasme untuk kedua kalinya dan terkulai ke bahuku. Karena aku masih belum keluar, aku mencabut kontol ku dari mem*knya yang banjir cairannya,

Dan membalikan tubuhnya menghadap westafel. Biasa kalau habis minum staminaku memang suka lebih gila. Faira si pramugari hot tampak mengerti maksudku, ia menunggingkan pantatnya, dan langsung kutusuk kontol ku ke mem*knya dari belakang.

Ia mengeram senang, dan aku bisa melihat seluruh tubuhnya dari cermin di depan kami. Ia tampak terangsang, seksi dan acak-acakan. Make upnya luntur karena keringat, tapi tubuh seksinya tampak sangat indah.

Aku mulai memompa memknya dengan pelan, lalu makin cepat, dan tangan kiriku meraih puting payudaranya, dan memilinnya dengan kasar, sementara tangan kananku sesekali menepuk keras pantatnya. ” yeah… I am your bitch… fuk me real hard… please… ”

Buset… ga nyangka penampilan manisnya ternyata hanya di luar. Aslinya dia kasar dan gila seks, kaya bule di bokep aja, pikirku makin terangsang. kontol ku makin cepat menusuk2 mem*knya yang semakin lama semakin terasa licin.

Tanganku berpindah-pindah, kadang mengusap-ngusap klitorisnya dengan cepat. Badan Faira si pramugari hot naik turun sesuai irama kocokanku, dan aku semakin horny melihatnya menggumamkan kata-kata kasar. kontol ku semakin tegang dan terus menghantam mem*knya dari belakang.

Ia mau orgasme lagi, rupanya, karena wajahnya menegang dan ia mengarahkan tanganku mengusap klitorisnya dengan lebih cepat. ” Ah… baby… yeah… oh yeah… ” kontol ku terasa makin becek oleh cairan mem*knya.

“Faira… aku juga mau keluar nih… ” ” oh tahan dulu… kasih aku… kont*lmu… tahan!!!!” Faira langsung membalikan tubuhnya, dan mencaplok kontol ku dengan rakus. Ia mengulumnya naik turun dengan cepat seperti permen, dan dalam itungan detik, menyemprotlah cairan maniku ke dalam mulutnya.

” ArGGGhhhh!! Oh yes !! ” erangku tertahan. Faira si pramugari hot menyedot kontol ku dengan nikmat, menyisakan sedikit rasa ngilu pada ujung kontol ku, tapi ia tidak peduli, tangan kirinya menekan pelirku dan kanannya mengocok kontol ku dengan gerakan makin pelan. Kakiku lemas dan aku terduduk di kursi toilet yg tertutup. Faira berlutut dan menjilati seluruh kontol ku dengan rakus.

” Kamu takut gak, kalau aku bilang, aku suka banget sama sperma cowok ?” bisiknya dengan suara manis sekali. Di sela-sela engahanku, aku menggeleng penuh kenikmatan. Gila kali mantannya, ga mau sama cewek hot begini… !!

Setelah Faira si pramugari hot menjilat bersih kontol ku, ia memakaikan celana jeansku, lalu memakai seragamnya sendiri. Ia membuka kompartemen di belakangnya, dan mengeluarkan sisir dan makeupnya dari sana. Dalam waktu 5 menit, ia sudah tampak seperti pramugari manis yang tadi pertama kulihat, bukan wanita gila seks seperti barusan. Ia memberi isyarat agar aku tidak bersuara, lalu perlahan-lahan membuka pintu toilet.

Setelah yakin aman, ia keluar dan aku mengikutinya dari belakang.

” Baiklah, Pak Joe… saya harus siap-siap untuk meal service berikutnya, mungkin Bapak mau istirahat sejenak? ” godanya dengan nada seksi. Aku tersenyum dan mengangguk setuju. Sebelum aku ke upper deck, kucubit pantatnya dan ia memberiku ciuman yang sangat panas.

Habis flight itu, ia memberiku nomer telpon hotelnya di LA, dan kami ngeseks gila-gilaan tiap hari. Ternyata Faira si pramugari hot sangat hyper sex dan bisa orgasme sampai sembilan kali seharinya. Sedangkan aku hanya mampu buat 2 kali sehari.

Dalam flight kembali ke LA, aku mengupgrade kursiku ke first class , karena ia bertugas di first class. Dan sekali lagi kami have sex di toilet, dan kali ini hampir ketauan teman kerjanya. Kami masih sering ketemu sampai hari ini. Kalau aku ke kota dimana dia tinggal.

Pacarku? Masih jalan juga lah… jadi punya dua cewek, yang satu lagi baru pramugari hot ini deh…

-Kisah Taro – Gara Gara Ketinggalan Kunci Kamar

TAROSLOT Gara Gara Ketinggalan Kunci Kamar, Saat itu aku tinggal di sebuah gang di pusat kota Jember. Di depan rumahku tinggalah seorang wanita, Nia Ramawati namanya, tapi ia biasa dipanggil Ninik. Usianya saat itu sekitar 24 tahun, karena itu aku selalu memanggilnya Mbak Ninik. Ia bekerja sebagai kasir pada sebuah departemen store di kotaku. Ia cukup cantik, jika dilihat mirip bintang sinetron Sarah Vi, kulitnya putih, rambutnya hitam panjang sebahu.

Namun yang paling membuatku betah melihatnya adalah buah dadanya yang indah. Kira-kira ukurannya 36B, buah dada itu nampak serasi dengan bentuk tubuhnya yang langsing.

Keindahan tubuh Mbak Ninik tampak semakin aduhai saat aku melihat pantatnya. Kali ini aku tidak bisa berbohong, ingin sekali kuremas-remas pantatnya yang aduhai itu. Bahkan jika Mbak Ninik memintaku mencium pantatnya akan kulakukan. Satu hal lagi yang membuatku betah melihatnya adalah bibirnya yang merah. Ingin sekali aku mencium bibir yang merekah itu. Tentu akan sangat nikmat saat membayangkan keindahan tubuhnya.

Setiap pagi saat menyapu teras rumahnya, Mbak Ninik selalu menggunakan kaos tanpa lengan dan hanya mengenakan celana pendek. Jika ia sedang menunduk, sering kali aku melihat bayangan celana dalamnya berbentuk segi tiga. Saat itu penisku langsung berdiri dibuatnya. Apalagi jika saat menunduk tidak terlihat bayangan celana dalamnya, aku selalu berpikir, wah pasti ia tidak memakai celana dalam. Kemudian aku membayangkan bagaimana ya tubuh Mbak Ninik jika sedang bugil, rambut vaginanya lebat apa tidak ya. Itulah yang selalu muncul dalam pikiranku setiap pagi, dan selalu penisku berdiri dibuatnya. Bahkan aku berjanji dalam hati jika keinginanku terkabul, aku akan menciumi seluruh bagian tubuh Mbak Ninik. Terutama bagian pantat, buah dada dan vaginanya, akan kujilati sampai puas.

Malam itu, aku pergi ke rumah Ferri, latihan musik untuk pementasan di sekolah. Kebetulan orang tua dan saudaraku pergi ke luar kota. Jadi aku sendirian di rumah. Kunci kubawa dan kumasukkan saku jaket. Karena latihan sampai malam aku keletihan dan tertidur, sehingga terlupa saat jaketku dipakai Baron, temanku yang main drum. Aku baru menyadari saat sudah sampai di teras rumah.

“Waduh kunci terbawa Baron,” ucapku dalam hati. Padahal rumah Baron cukup jauh juga. Apalagi sudah larut malam, sehingga untuk kembali dan numpang tidur di rumah Ferri tentu tidak sopan. Terpaksa aku tidur di teras rumah, ya itung-itung sambil jaga malam.

“Lho masih di luar Hen..” Aku tertegun mendengar sapaan itu, ternyata Mbak Ninik baru pulang.

“Eh iya.. Mbak Ninik juga baru pulang,” ucapku membalas sapaannya. “Iya, tadi setelah pulang kerja, aku mampir ke rumah teman yang ulang tahun,” jawabnya.

“Kok kamu tidur di luar Hen.”

“Anu.. kuncinya terbawa teman, jadi ya nggak bisa masuk,” jawabku. Sebetulnya aku berharap agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya. Selanjutnya Mbak Ninik membuka pintu rumah, tapi kelihatannya ia mengalami kesulitaan. Sebab setelah dipaksa-paksa pintunya tetap tidak mau terbuka. Melihat hal itu aku segera menghampiri dan menawarkan bantuan.

“Kenapa Mbak, pintunya macet..”

“Iya, memang sejak kemarin pintunya agak rusak, aku lupa memanggil tukang untuk memperbaikinya.” jawab Mbak Ninik.

“Kamu bisa membukanya, Hen.” lanjutnya.

“Coba Mbak, saya bantu.” jawabku, sambil mengambil obeng dan tang dari motorku.

Aku mulai bergaya, ya sedikit-sedikit aku juga punya bakat Mc Gayver. Namun yang membuatku sangat bersemangat adalah harapan agar Mbak Ninik memberiku tumpangan tidur di rumahnya.

“Kletek.. kletek…” akhirnya pintu terbuka. Aku pun lega.

“Wah pinter juga kamu Hen, belajar dari mana.”

“Ah, nggak kok Mbak.. maklum saya saudaranya Mc Gayver,” ucapku bercanda.

“Terima kasih ya Hen,” ucap Mbak Ninik sambil masuk rumah.

Aku agak kecewa, ternyata ia tidak menawariku tidur di rumahnya. Aku kembali tiduran di kursi terasku. Namun beberapa saat kemudian. Mbak Ninik keluar dan menghampiriku.

“Tidur di luar tidak dingin. Kalau mau, tidur di rumahku saja Hen,” kata Mbak Ninik.

“Ah, nggak usah Mbak, biar aku tidur di sini saja, sudah biasa kok, “jawabku basa-basi.

“Nanti sakit lho. Ayo masuk saja, nggak apa-apa kok.. ayo.”

Akhirnya aku masuk juga, sebab itulah yang kuinginkan.

“Mbak, saya tidur di kursi saja.”

Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa yang terdapat di ruang tamu.

“Ini bantal dan selimutnya Hen.”

Aku tersentak kaget melihat Mbak Ninik datang menghampiriku yang hampir terlelap. Apalagi saat tidur aku membuka pakaianku dan hanya memakai celena pendek.

“Oh, maaf Mbak, aku terbiasa tidur nggak pakai baju,” ujarku.

“Oh nggak pa-pa Hen, telanjang juga nggak pa-pa.”

“Benar Mbak, aku telanjang nggak pa-pa,” ujarku menggoda.

“Nggak pa-pa, ini selimutnya, kalau kurang hangat ada di kamarku,” kata Mbak Ninik sambil masuk kamar.

Aku tertegun juga saat menerima bantal dan selimutnya, sebab Mbak Ninik hanya memakai pakaian tidur yang tipis sehingga secara samar aku bisa melihat seluruh tubuh Mbak Ninik. Apalagi ia tidak mengenakan apa-apa lagi di dalam pakaian tidur tipis itu. Aku juga teringat ucapannya kalau selimut yang lebih hangat ada di kamarnya. Langsung aku menghampiri kamar Mbak Ninik. Ternyata pintunya tidak ditutup dan sedikit terbuka. Lampunya juga masih menyala, sehingga aku bisa melihat Mbak Ninik tidur dan pakaiannya sedikit terbuka. Aku memberanikan diri masuk kamarnya.

“Kurang hangat selimutnya Hen,” kata Mbak Ninik.

“Iya Mbak, mana selimut yang hangat,” jawabku memberanikan diri.

“Ini di sini,” kata Mbak Ninik sambil menunjuk tempat tidurnya.

Aku berlagak bingung dan heran. Namun aku mengerti Mbak Ninik ingin aku tidur bersamanya. Mungkin juga ia ingin aku.., Pikiranku melayang kemana-mana. Hal itu membuat penisku mulai berdiri. Terlebih saat melihat tubuh Mbak Ninik yang tertutup kain tipis itu.

“Sudah jangan bengong, ayo sini naik,” kata Mbak Ninik.

“Eit, katanya tadi mau telanjang, kok masih pakai celana pendek, buka dong kan asyik,” kata Mbak Ninik saat aku hendak naik ranjangnya.

Kali ini aku benar-benar kaget, tidak mengira ia langsung memintaku telanjang. Tapi kuturuti kemauannya dan membuka celana pendek berikut cekana dalamku. Saat itu penisku sudah berdiri.

“Ouww, punyamu sudah berdiri Hen, kedinginan ya, ingin yang hangat,” katanya.

“Mbak nggak adil dong kalau hanya aku yang bugil, Mbak juga dong,” kataku.

“OK Hen, kamu mau membukakan pakaianku.”

Kembali aku kaget dibuatnya, aku benar-benar tidak mengira Mbak Ninik mengatakan hal itu. Ia berdiri di hadapanku yang sudah bugil dengan penis berdiri. Aku memang baru kali ini tidur bersama wanita, sehingga saat membayangkan tubuh Mbak Ninik penisku sudah berdiri.

“Ayo bukalah bajuku,” kata Mbak Ninik.

Aku segera membuka pakaian tidurnya yang tipis. Saat itulah aku benar-benar menyaksikan pemandangan indah yang belum pernah kualami. Jika melihat wanita bugil di film sih sudah sering, tapi melihat langsung baru kali ini.

Cerita Seks- Setelah Mbak Ninik benar-benar bugil, tanganku segera melakukan pekerjaannya. Aku langsung meremas-remas buah dada Mbak Ninik yang putih dan mulus. Tidak cuma itu, aku juga mengulumnya. Puting susunya kuhisap dalam-dalam. Mbak Ninik rupanya keasyikan dengan hisapanku. Semua itu masih dilakukan dengan posisi berdiri.

“Oh, Hen nikmat sekali rasanya..”

Aku terus menghisap puting susunya dengan ganas. Tanganku juga mulai meraba seluruh tubuh Mbak Ninik. Saat turun ke bawah, tanganku langsung meremas-remas pantat Mbak Ninik. Pantat yang padat dan sintal itu begitu asyik diremas-remas. Setelah puas menghisap buah dada, mulutku ingin juga mencium bibir Mbak Ninik yang merah.

“Hen, kamu ahli juga melakukannya, sudah sering ya,” katanya.

“Ah ini baru pertama kali Mbak, aku melakukan seperti yang kulihat di film blue,” jawabku.

Aku terus menciumi tiap bagian tubun Mbak Ninik. Aku menunduk hingga kepalaku menemukan segumpal rambut hitam. Rambut hitam itu menutupi lubang vagina Mbak Ninik. Bulu vaginanya tidak terlalu tebal, mungkin sering dicukur. Aku mencium dan menjilatinya. Tanganku juga masih meremas-remas pantat Mbak Ninik. Sehingga dengan posisi itu aku memeluk seluruh bagian bawah tubuh Mbak Ninik.

“Naik ranjang yuk,” ucap Mbak Ninik.

Aku langsung menggendongnya dan merebahkan di ranjang. Mbak Ninik tidur dengan terlentang dan paha terbuka. Tubuhnya memang indah dengan buah dada yang menantang dan bulu vaginanya yang hitam indah sekali. Aku kembali mencium dam menjilati vagina Mbak Ninik. Vagina itu berwarna kemerahan dan mengeluarkan bau harum. Mungkin Mbak Ninik rajin merawat vaginanya. Saat kubuka vaginanya, aku menemukan klitorisnya yang mirip biji kacang. Kuhisap klitorisnya dan Mbak Ninik menggeliat keasyikan hingga pahanya sedikit menutup. Aku terjepit diantara paha mulus itu terasa hangat dan nikmat.

“Masih belum puas menjilatinya Hen.”

“Iya Mbak, punyamu sungguh asyik dinikmati.”

“Ganti yang lebih nikmat dong.”

Tanpa basa-basi kubuka paha mulus Mbak Ninik yang agak menutup. Kuraba sebentar bulu yang menutupi vaginanya. Kemudian sambil memegang penisku yang berdiri hebat, kumasukkan batang kemaluanku itu ke dalam vagina Mbak Ninik.

“Oh, Mbak ini nikmatnya.. ah.. ah..”

“Terus Hen, masukkan sampai habis.. ah.. ah..”

Aku terus memasukkan penisku hingga habis. Ternyata penisku yang 17 cm itu masuk semua ke dalam vagina Mbak Ninik. Kemudian aku mulai dengan gerakan naik turun dan maju mundur.

“Mbak Ninik.. Nikmaat.. oh.. nikmaattt seekaliii.. ah..”

Semakin lama gerakan maju mundurku semakin hebat. Itu membuat Mbak Ninik semakin menggeliat keasyikan.

“Oh.. ah.. nikmaatt.. Hen.. terus.. ah.. ah.. ah..”

Setelah beberapa saat melakukan maju mundur, Mbak Ninik memintaku menarik penis. Rupanya ia ingin berganti posisi. Kali ini aku tidur terlentang. Dengan begitu penisku terlihat berdiri seperti patung. Sekarang Mbak Ninik memegang kendali permainan. Diremasnya penisku sambil dikulumnya. Aku kelonjotan merasakan nikmatnya kuluman Mbak Ninik. Hangat sekali rasanya, mulutnya seperti vagina yang ada lidahnya. Setelah puas mengulum penisku, ia mulai mengarahkan penisku hingga tepat di bawah vaginanya. Selanjutnya ia bergerak turun naik, sehingga penisku habis masuk ke dalam vaginanya.

“Oh.. Mbak Ninik.. nikmaaatt sekali.. hangat dan oh..”

Sambil merasakan kenikmatan itu, sesekali aku meremas-remas buah dada Mbak Ninik. Jika ia menunduk aku juga mencium buah dada itu, sesekali aku juga mencium bibir Mbak Ninik.

“Oh Hen punyamu Oke juga.. ah.. oh.. ah..”

“Punyamu juga nikmaaat Mbaak.. ah.. oh.. ah…”

Mbak Ninik rupanya semakin keasyikan, gerakan turun naiknya semakin kencang. Aku merasakan vagina Mbak Ninik mulai basah. Cairan itu terasa hangat apalagi gerakan Mbak Ninik disertai dengan pinggulnya yang bergoyang. Aku merasa penisku seperti dijepit dengan jepitan dari daging yang hangat dan nikmat.

“Mbak Ninik.. Mbaaakk.. Niiikmaaattt..”

“Eh.. ahh.. ooohh.. Hen.. asyiiikkk.. ahh.. ennakk.. nikmaaatt..”

Setelah dengan gerakan turun naik, Mbak Ninik melepas penisku. Ia ingin berganti posisi lagi. Kali ini ia nungging dengan pantat menghadapku. Nampak olehku pantatnya bagai dua bantal yang empuk dengan lubang nikmat di tengahnya. Sebelum kemasukan penisku, aku menciumi dahulu pantat itu. Kujilati, bahkan hingga ke lubang duburnya. Aku tak peduli dengan semua hal, yang penting bagiku pantat Mbak Ninik kini menjadi barang yang sangat nikmat dan harus kunikmati.

“Hen, ayo masukkan punyamu aku nggak tahaan nih,” kata Mbak Ninik.

Kelihatannya ia sudah tidak sabar menerima hunjaman penisku.

“Eh iya Mbak, habis pantat Mbak nikmat sekali, aku jadi nggak tahan,” jawabku.

Kemudian aku segera mengambil posisi, kupegang pantatnya dan kuarahkan penisku tepat di lubang vaginanya. Selanjutnya penisku menghunjam dengan ganas vagina Mbak Ninik. Nikmat sekali rasanya saat penisku masuk dari belakang. Aku terus menusuk maju mundur dan makin lama makin keras.

“Oh.. Aah.. Hen.. Ooohh.. Aah.. Aaahh.. nikmaaatt Hen.. terus.. lebih keras Hen…”

“Mbak Ninik.. enak sekaliii.. niiikmaaatt sekaaliii..”

Kembali aku meraskan cairan hangat dari vagina Mbak Ninik membasahi penisku. Cairan itu membuat vagina Mbak Ninik bertambah licin. Sehingga aku semakin keras menggerakkan penisku maju mundur.Mbak Ninik berkelonjotan, ia memejamkan mata menahan rasa nikmat yang teramat sangat. Rupanya ia sudah orgasme. Aku juga merasakan hal yang sama.

“Mbak.. aku mau keluar nih, aku nggak tahan lagi..”

Kutarik penisku keluar dari lubang duburnya dan dari penisku keluar sperma berwarna putih. Sperma itu muncrat diatas pantat Mbak Ninik yang masih menungging. Aku meratakan spermaku dengan ujung penisku yang sesekali masih mengeluarkan sperma. Sangat nikmat rasanya saat ujung penisku menyentuh pantat Mbak Ninik.

“Oh, Mbak Ninik.. Mbaak.. nikmat sekali deh.. Hebat.. permainan Mbak bener-bener hebat..”

“Kamu juga Hen, penismu hebat.. hangat dan nikmat..”

Kami berpelukan di ranjang itu, tak terasa sudah satu jam lebih kami menikmati permainan itu. Selanjutnya karena lelah kami tertidur pulas. Esok harinya kami terbangun dan masih berpelukan. Saat itu jam sudah pukul 09:30 pagi.

“Kamu nggak sekolah Hen,” tanya Mbak Ninik.

“Sudah terlambat, Mbak Ninik tidak bekerja.”

“Aku masuk sore, jadi bisa bangun agak siang..”

Kemudian Mbak Ninik pergi ke kamar mandi. Aku mengikutinya, kami mandi berdua dan saat mandi kembali kami melakukan permainan nikmat itu. Walaupun dengan posisi berdiri, tubuh Mbak Ninik tetap nikmat. Akhirnya pukul 14:30 aku pergi ke rumah Baron dan mengambil kunci rumahku. Tapi sepanjang perjalanan aku tidak bisa melupakan malam itu. Itulah saat pertama aku melakukan permainan nikmat dengan seorang wanita.

Kini saat aku kuliah dan bekerja di Denpasar, aku masih sering mengingat saat itu. Jika kebetulan pulang ke Jember, aku selalu mampir ke rumah Mbak Ninik dan kembali menikmati permainan nikmat. Untung sekarang ia sudah pindah, jadi kalau aku tidur di rumah Mbak Ninik, orang tuaku tidak tahu. Kubilang aku tidur di rumah teman SMA.

-Kisah Taro – Nafsuku Memuncak Gara -Gara Kecantikannya

TAROSLOT Nafsuku Memuncak Gara -Gara Kecantikannya, Saat aku sedang menonton tv dikamarku tiba tiba Tika keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju tidur yang transparan , waooowww dia habis cuci muka dan bersih bersih siap untuk tidur, dikamar tidur
kami memang ada tv dan kamar mandi dalammnya jadi kami dapat menonton tv dengan tiduran , saat ini Tia
yang sedang tidur disampingku.

Melihat tubuh Tia yang seksi aku sungguh horny, dengan mata tepejam aku mengajak Tia bicara.
Lho kok udah tidur sih??tanyaku

Dengan nada bergumam Tia hanya menjawab ?Hmmmmmmm?

Sambil membuka matanya dan tersenyum kecilnya, uhh membuat burungku semakin tegang tangannya sambil

mengelus pipiku kemudia dia mecium pipiku
Tidur yang nyenyak yaa..? katanya perlahan.

Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial
benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.

Tia!..!? aku mengguncang-guncang tubuhnya.

Umm.. udah maleem.. Tia ngantuk niih..?

Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh
pernyaluran. Si ?ujang? masih tegang dan penasaran minta jatah.

Begitulah Tia. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup.

Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat ?hemat?. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Tia, entah
kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks.

Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Tia bukannya tidak tahu.

Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa saja Tia untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega.

Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Tia. Siapa tahu dalam mimpi, Tia mau memuaskanku? Hehehe..

Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall.
Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Andri, sahabatku dan Tia semasa kuliah dahulu.

Kulihat Andri bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Andri tidak punya adik.
Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Andri.

Fitri namanya. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya
kami makan satu meja.

Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fitri seperti juga Andri, tipe yang mudah akrab dengan orang
baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku.

Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Andri, sahabatku semasa kuliah), Andri bilang bahwa Joe
sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan. Paling juga disana dia main cewek!? begitu komentar Andri.

Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan hal yang aneh kalau Joe ada main
dengan wanita lain disana.

Saat Fitri permisi untuk ke toilet, Andri langsung bertanya padaku.
Van, loe ama Tia gimana??
Baek. Kenapa??
Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Tia?? Aku diam saja.

Aku dan Tia memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti
setiap hari aku minta jatah dari Tia.

Tapi kalau Tia dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa.
Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Tia.

Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?
Kok diem, Van?? pertanyaan Andri membuyarkan lamunanku.
Nggak kok..?
Loe lagi punya masalah ya??

Nggaak..?

Jujur aja deh..? Andri mendesak.

Kulirik Andri. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah
sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

Cerita doong..!? Andri kembali mendesak.

Mi.., loe mau pesta ?assoy? lagi nggak?? aku memulai. Andri kelihatan kaget.

Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!? kecam Andri.

Aduh.., kelihatannya dia marah.

Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..? aku sedikit panik.

Tiba-tiba Andri tertawa kecil.

?Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di
rumah nggak ada kerjaan.?

Saat itu Fitri kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke
kantor.

Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku
menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering.

Dari Andri, menanyakan dimana aku berada. Setelah bertemu, Andri langsung mengajakku naik ke mobilnya.
Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Andri langsung menanyaiku tanpa basa-basi.

Van, loe lagi butuh seks ya??

Aku kaget juga ditanya seperti itu. ?Maksud loe??

Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Tia kenapa??

Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.

Mi.. Tia itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu
nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon.

Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong!

Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.?

Andri tertawa. ?Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri
diperkosa sih??

Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.?

Mana ada perkosa nggak kasar?? Andri tertawa lagi. ?Dan kalo dia nggak
marah, perkosa aja dia tiap hari.?

Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..?
Jadi kalo sekali-sekali tega ya??

Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Tia lagi ya??

Oke.. kita juga hampir sampe nih..?

Aku heran. Ternyata Andri menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat.
Dari tadi aku tidak menyadarinya.

Mi, apartemen siapa nih??

Apartemennya Fitri. Pokoknya kita masuk dulu deh..?

Fitri menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fitri dan Andri masuk
ke kamar. Tidak lama kemudian Andri memanggilku dari balik pintu kamar tersebut.

Dan ketika aku masuk, si ?ujang? langsung terbangun, sebab kulihat Andri dan Fitri tidak memakai
pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang
wajahnya mirip sedang bertelanjang.

bulat di depanku.

Mimpi apa aku?

Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!? panggil Andri lembut.
Aku menurut bagai dihipnotis. Fitri duduk bersimpuh di ranjang.

Ayo berbaring disini, Mas Ivan.?

Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fitri. Kulihat dari
sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fitri yang menggantung
mempesona.

Ukurannya lumayan juga. Fitri langsung melucuti pakaian atasku, sementara Andri melucuti akaianku
bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan
nafsuku yang bergolak.

Gue pijat dulu yaa..? kata Andri.

Kemudian Andri menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan
daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Andri tersenyum kepadaku.

Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Andri yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.

Enak kan, Van?? Andri bertanya.
Aku mengangguk. ?Enak banget. Lembut..?

Fitri meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia
membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku.

Van, perah susu gue ya?? pintanya nakal.

Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti
memerah susu sapi, sehingga Fitri merintih-rintih.

Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..?

Payudara Fitri terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik.
Akhirnya Andri menghentikan pijatan spesialnya.

Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si ?ujang?.

Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?? kata Andri, dan kemudian
dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si ?ujang? tepat di bagian bawah lubangnya.

Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan
basah pada batang kemaluanku. Si ?ujang? telah berada di dalam mulut Andri, tengah disedot dan
dimainkan dengan lidahnya.

Tidak hanya itu, Andri juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang
nikmat. Sedotan mulut Andri benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung
kemaluanku dengan kuat.

Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan
sperma.

Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..?
Andri semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluank menyemprotkan sperma berkali-
kali ke dalam mulut Andri. Lemas badanku dibuatnya.

Tanganku yang beraksi pada payudara Fitri pun akhirnya berhenti. Andri terus mengulum dan menyedot
kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

Aahh.. Andri.. udahan dulu dong..!?

Kok cepet banget keluar?? ledeknya.

Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.?
aku membela diri.

Oke deh, kita istirahat sebentar.?

Andri lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat
menerpa wajahku. Fitri mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku.

Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Andri hingga akhirnya aku menemukan
daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Andri mendesah perlahan. Kugunakan
jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk
mengorek liang sanggamanya.

Desahan Andri semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fitri terus saja
menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fitri mengosok-gosok mulut dan leher si ?ujang?, sehingga
sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku,
menindih Andri yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang
kemaluanku.

Andri mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim
Andri. Aku mulai mengocok maju mundur. Andri melingkarkan tangannya memeluk tubuhku.

Fitri yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam
kenikmatan bersetubuh. Andri mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat
mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.

Kucabut batang kemaluanku dari vagina Andri, dan langsung kuraih tubuh Fitri. Untuk mengistirahatkan
si ?ujang?, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fitri.

Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fitri mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur
payudaranya, kanan dan kiri. Fitri meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu. Setelah kurasakan cukup merangsang Fitri, aku bersedia untuk main course.

Fitri nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya
yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak sudah basah kuyup.

Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fitri merintih-rintih
keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk
menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fitri.

Hangat sekali, lebih hangat dari milik Andri. Setelah itu kumulai menyodok
Fitri maju mundur.

Fitri memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang.
Tapi aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan
kami.

Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan angsung
kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat
Fitri semakin keras mengeluarkan suara.

?Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..? teriak Fitri dengan lantang.

Fitri terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat
kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.

Fit.. gue mau keluar nih..?

Fitri langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga
akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fitri, yang ditelan oleh Fitri sampai habis

Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Andri berbaring di sisiku.

Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Fitri masih membersihkan batang
kemaluanku dengan mulutnya.

Gimana Van? Puas?? Andri bertanya.
Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.?
Gue mandi dulu ya?? Fitri memotong pembicaraan kami.
Lalu ia menuju kamar mandi.

Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi.
Nggak tau baliknya kapan.? Andri menjelaskan.

Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue
nggak keberatan.?

Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia
suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!?

Aku diam saja. Andri bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.

Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Tia bingung lho!?

Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamiit dengan
Fitri, Andri mengantarku kembali ke Citraland.

Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Tia enanyakan
darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.

Yaa.. padahal Tia udah siapin makan malem.? Tia kelihatan kecewa.

Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.
Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.? kataku
sambil mencium dahinya.

-Kisah Taro – Berebut Buku, Berakhir di Motel

TAROSLOT Berebut Buku, Berakhir di Motel, Perkenalkan namaku Danang, aku seorang Pria berumur 25 tahun, aku adalah seorang Pria yang biasa-biasa saja menurutku, dengan berat badan 67 kg, tinggi badan 173 cm, bertubuh tegap dan bidang. Pada suatu hari, pada pukul jam 13.00 wib saat itu aku berada di sebuah toko buku Gramedia di jalan Gatsu (Gatot Subroto) jakarta. Aku di gramedia aku bermaksud untuk membeli majalah yang stocknya terbatas.

Pada hari itu aku mengenakan kaos dan celana pendek berbahan katun. Pada siang hari itu suasana toko buku itu sepi, waalaupun pada saat itu waktu jam istirahat para pekerja maupun para pelajar. Pada saat itu toko buku itu hanya ada pengunjung sekitar 10 orang, dan amu segera bergegas menuju rak yang berisikan khusus majalah. Ketia aku akan mengambil majalah tersebut, tiba-tiba ada seseorang wanita yang juga akan mengambil majalah yang sama.
Saat itu kami sempat saling berebut , namun setelah beberapa detik akmi-pun kemudian kemudian saling melepaskan pegangan kami dari majalah tersebut sehingga majalah itu-pun jatuh ke lantai, lalu,
“ Ma.. Maf yah Tante… ”, ucapku sembari mengambil majalah tersebut dan memberikannya kepada wanita separuh baya orang tersebut.
Kalau aku melihat sekilas sih wanita itu berusia kisaran 32 sampai 35 tahun. Wanita separuh baya itu berwajah oval, mempunyai panadangan mata sinis, dan tingginya badanya hampir sama denganku karena dia memakai sepatu highhills. Pada saat itu aku tidak berani menatap wajahnya lama-lama, tapi pada saat itu mataku tertuju pada paydara-nya yang membusung montok dan bentuk tubuhnya yang bisa dibilang semok. Kemudian wanita itu berkata,

“ Iya Dek, nggak papa kog, Adik cari majalah ini juga yah ?? ”, tanyanya.
“ Iya Tante, hhe… ”, jawabku singkat.
“ Ini majalah sudah lama saya cari Dek, giliran nemu eh.. sekrang malah berebut sama adek, hhe ”, ucapnyanya sembari tersenyum manis.
“ Hhe, nggak papa kog tante, kata Mbak penjual bukunya sih buku edisi ini sih limited edision Tante ”, ucapku menerangkanya.
“ Eumm… Ngomong-ngomong, kamu juga suka juga fotografi ya Dek ? ”, tanyanya.
“ Nggak juga sih Tante, saya beli cuma sekedar untuk koleksi saja kok… ”, ucapku.
Setelah itu kami-pun berbincang banyak tentang fotografi sampai pada akhirnya obrolan kami-pun berakhir,

“ Bun, bunda, Salma udah dapet komik nih, salma beli’in 2 komik ini ya Bun ”, obrolan kami terpotong oleh seorang gadis cilik yang mengenakan seragam SD.
“ Ouh udah dapet ya Nak, yaudah, iya itu Bunda belikan 2 ”, ucapnya pada anaknya.
“ Oh iya dek Tante duluan ya dek ”, ucapnya sembari menggandeng anaknya pergi.
Pada akhirnya kau-pun mengalah dengan tante itu, dan pada akhirnya aku tidak mendapat majalah itu. yasudahlah, nggak dapet majalah nggak papa,toh aku masih bisa beli buku terbitan yang baru lainya saja. Singkat cerita sekitar 30 menit kemudian ketika aku sedang asik membca buku, dari belakangku ada yang menegurku,
“ Duh yang lagi asyik baca bukunya nih… ”, tegur seorag wanita kepadaku.
Setelah aku menengok ternyata suara wanita itu adalah tante yang berebut buku denganku tadi, hhe. Tidak kusangka dia kembali lagi ke toko ini, dan kini dia tidak bersama anaknya. Kemudian aku berbasa-basi bertanya,
“ Loh kog balik lagi sih Tante, memangnya ada ketinggalan Tante ? ”, tanyaku.
“ Nggak kog dek ”, balasnya singkat.
“ Ouh kirain. Ngomong-ngomong anak Tante dimana ? ”, tanyaku basa basi.


“ Anak tante les Les musik dek ” jawabnya.
“ Lah, memangnya anak tante berangkat sesayangri ? ”, tanyaku lagi.
“ Nggaklah dek, anak tante di antar sama supir Tante ”, jawabnya menerangkan padaku.

Saat itu kami-pun melanjutkan pembicaraan kami yang sempat terpurtus tadi. kami membicarakan tentang fotografi cukup lama, sekitar 20 menit kami ngobrol sambil berdiri sehingga sampai kaki ini pegal dan tenggorokan-pun menjadi kering. Dari obrolan kami, pada akhirnya aku mengetahui nama beliau adalah Tante Rissa. Karena saat itu kami sama-sama merasa haus dan capek, pada akhirnya Tante Rissa-pun mengajak aku ke restoran fast food.
Restoran itu kebetulan letaknya berada di lantai bawah toko gramedia ini. Saat itu aku mendapat tempat duduk di dekat jendela dan Tante Rissa di bangku sampingku. Karena aku dekat denganya, saat itu terciumlah harum parfum dari tubuhnya yang tiba-tiba membuat Penisku ereksi. Saat itu aku merasa, semakin lama dia semakin mendekatkan badannya padaku, aku juga merasakan tubuhnya sangat hangat. Aduh bro, makin nggak kuat nih si otong, hha. Sering sekali lengan kananku selalu bergesekan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tapi sehalus mungkin. Agen Bola Terpercaya
Kemudian, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku sehingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan paha kirinya. Terlihat dia beberapa kali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya, kena nih ni tante-tante, ucapku dalam hati. Pada akhirnya dia-pun mengajakku pergi meninggalkan restoran tersebut,

“ Yuk kita hangout aja yuk dari sini dek !! ”, ajaknya.
“ Eumm… emang kita mau kemana tante? ” tanyaku.
“ kemana yah, terserah kamu aja deh, tante nurut ”, ucapnya mesra.
“ Eummm… kemana yah tante, ngomong-ngomong tante tahu nggak tempat yang private biar kita ngobrolnya enak ”, ucapku.
Aku berkata seperti itu dengan maksud sebuah kesebuah hotel, motel ata semacamnyalah, hhe. Semoga saja Tante Rissa mengerti maksudku,
“ Oh kamu maunya ditempat ngobrol Private, ya Tante tahu tempat yang private dan enak buat ngobrol, hhe…”, katanya sambil tersenyum.

Setelah itu kamip-pun segera meninggalkan restoran itu. Saat itu kami pergi menggunakan taksi, dan di dalam taksi itu kami hanya berdiam diri lalu kuberanikan untuk meremas-remas jemarinya dan dia pun membalasnya dengan cukup hot. Sambil meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Kini hawa tubuh kami meningkat dengan tajam, aku tidak tahu apakah karena AC di taksi itu sangat buruk apa nafsu kami sudah sangat tinggi.
Kami tiba di sebuah motel di kawasan kota dan langsung memesan kamar standart. Kami masuk lift diantar oleh seorang room boy, dan di dalam lift tersebut aku memilih berdiri di belakang Tante Rissa yang berdiri sejajar dengan sang room boy. Dari belakang aku mengesek-gesekan dengan perlahan burungku ke pantat Tante Rissa, Tante Rissa pun memberi respon dengan menggoyang-goyangkan pantatnya berlawanan arah dengan gesekanku.
Ketika room boy meninggalkan kami di kamar, langsung kepeluk Tante Rissa dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya,

“ Hemmm… kamu nakal deh dari tadi dek, kini tante jadi nggak tahan nih ”, ucapnya genit.
Setelah itu Tante Rissa-pun dengan cepat dia membuka bajunya dan dilanjutkan dengan membuka roknya. Ketika tangannya mencari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas batang Penisku. Dia segera membalikkan tubuhnya, buah dada-nya yang berada di balik BH-nya telah membusung,
“ Ayo dong buka bajumu Nang ”, pintanya dengan penuh nafus dan kemesraan.
Dengan cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Dia sempat terbelalak ketika melihat batang kejantananku yang sudah keluar dari CD-ku. Kepala batangku cuma 1/2 cm dari pusar. Aku sih tidak mau ambil pusing, segera kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, segera terjadi pertempuran lidah yang cukup dahsyat sampai nafasku ngos-ngosan dibuatnya. Sambil berciuman, kutarik kedua cup BH-nya ke atas.

Alhasil, taraaaaaaaaaa… terlihatlah buah dada-nya sangat besar dan bulat, dengan puting yang kecil warnanya coklat dan terlihat urat-uratnya kebiruan. Tangan kananku segera memilin puting sebelah kiri dan tangan kiriku sibuk menurunkan CD-nya. Ketika CD-nya sudah mendekati lutut segera kuaktifkan jempol kaki kananku untuk menurunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku terus turun melalui lehernya yang cukup jenjang.
Kini Nafas Tante Rissa semakin mendengus-dengus dan kedua tangannya meremas-remas buah pantatku dan kadang-kadang memencetnya. Pada akhirnya mulutku sampai juga ke buah dada-nya. Gila, besar sekali.. ampun deh, kurasa bra-nya diimpor secara khusus kali. Kudorong tubuhnya secara perlahan hingga kami akhirnya saling menisayangh di atas kasur yang cukup empuk.

Tabpa buang waktu aku segera menikmati buah dada-nya dengan menggunakan tangan dan lidahku bergantian antara kiri dan kanan. Setelah cukup puas, aku segera menurunkan ciumanku semakin ke bawah, ketika ciumanku mencapai bagian iga, Tante Rissa menggeliat-geliat, saya tidak tahu apakah ini karena efek ciumanku atau kedua tanganku yang memilin-milin putingnya yang sudah keras.
Dan semakin ke bawah terlihat bulu kewanitaanya yang tercukur rapi, dan wangi khas wanita yang sangat merangsang membuatku bergegas menuju liang senggamanya dan segera kujilat bagian atasnya beberapa kali. Kulihat Tante Rissa segera menghentak-hentakkan pinggulnya ketika aku memainkan klitorisnya. Dan sekarang terlihat dengan jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat.
Tante Rissa bergoyang maju mundur dengan cepat, jadi sasaran jilatanku nggak begitu tepat, segera kutekan pinggulnya. Kujilat lagi dengan cepat dan tepat, Tante Rissa ingin menggerak-gerakkan pinggulnya tapi tertahan. Tenaga pinggulnya luar biasa kuatnya. Aku berusaha menahan dengan sekuat tenaga dan erangan Tante Rissa yang tadinya sayup-sayup sekarang menjadi keras dan liar.
Lalu kuhisap-hisap clitorisnya, dan aku merasa ada yang masuk ke dalam mulutku, segera kujepit diantara gigi atasku dan bibir bawahku dan segera kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kiri dan ke kanan sambil menarik ke atas. Tante Rissa menjerit-jerit keras dan tubuhnya melenting tinggi, aku sudah tidak kuasa untuk menahan pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Terasa liang kewanitaannya sangat basah oleh cairan kenikmatannya.
Kini segera kupersiapkan batang penis-ku, kuarahkan ke liang senggamanya dan,
“ Zleb…”

Sayang sekali penisku belum masuk sepenuhnya, saat itu hanya ujung batang penis-ku saja yang masuk dan Tante Rissa merintih kesakitan,

“ Aow… sakit sayang, pelan-pelan ya sayang ”, ucapnya lemah lembut.
“ Iya Ya deh Tante, aku masukin pelan-pelan, maaf ya tante ”, ucapku.
Kini akupun mengulangi lagi, dan masih tidak tidak masuk juga. Buset nih tante, sudah punya anak tapi masih kayak perawan begini. Akhirnya akupun menggunakan ludahku untuk untuk melumuri kepala penisku, lalu perlahan-lahan kudorong lagi kejantananku, dan
“ Zlebbb… Aghhhhhhh.. pelan-pelan sayang… ”, erangnya kesakitan.
Padahal baru kepalanya saja, sudah susah masuknya. Kemudian aku menarik perlahan, dan lalau kumasukan lagi dengan perlahan. Pada saat itu aku mencoba menusukan kejantananku dengan agak keras, dan,
“ Zlebbbbbbbbbbbbb… Aoww… Sssss… Aghhhhhh…. ” erang Tante Rissa diiringi air matanya yang menetes di sisi matanya.
“ Kog tante nagis sih, sakit ya, apa kita hentikan dulu ? ”, ucapku pada Tante Rissa setelah melihatnya kesakitan.
“ Jangan Sayang, udah kamu terusin aja, Ssshhhh… ”, balasnya manja.
Kemudian kumainkan maju mundur dan pada hitungan ketiga kutancap dengan keras. Yah, bibir kewanitaanya ikut masuk ke dalam. Wah sakit juga, habis sampai bulu kewainitaanya ikut masuk, bayangkan aja, bulu kewanitaaan kan kasar, terus menempel di batang penis-ku dan dijepit oleh bibir kewanitaan Tante Rissa yang ketat sekali. Dengan usaha tersebut, akhirnya mentok juga batang penis-ku di dalam liang senggama Tante Rissa.

Terus terang saja, usahaku ini sangat menguras tenaga, hal ini bisa dilihat dari keringatku yang mengalir sangat deras. Setelah Tante Rissa tenang, segera penisku kugerakkan maju mundur dengan perlahan dan Tante Rissa mulai menikmatinya. Mulai ikut bergoyang dan suaranya mulai ikut mengalun bersama genjotanku. Akhirnya liang senggama Tante Rissa mulai terasa licin dan rasa sakit yang diakibatkan oleh kasar dan lebatnya bulu kewanitaanya sedikit berkurang.
Kita-kira sekitar 15 menit aku menggenjot vagina tante Rissa, tiba-tiba Tante Rissa memelukku dengan kencang dan,
“ Oughhhhhhhh….”, jeritannya sangat keras, dan beberapa detik kemudian dia melepaskan pelukannya dan terbaring lemas. Ternyata tante Rissa sudah mendapatkan orgasme pertamanya, lalu,
“ Tante udah keluar yah, yaudah kita break sebentar dulu aja Tante ”, ucapku.
“ Iya Danang sayang, tante ingin istirahat sebentar, tulang-tulang Tante terasa mau lepas rasanya ”, ucapnya dengan manja.
“ Baiklah Tante sayang, kita lanjutkan nanti aja… ”, balasku tak kalah mesranya.
“ Sayang, kamu sering ya ML sama wanita lain… ”, , pancing Tante Rissa.
“ Nggak kok Tante malahan aku baru pertama kalinya sama tante ini ”, jawabku berbohong.
“ Masak sih, tapi dari caramu tadi terlihat kamu mahir sekali, Kamu hebat Sayang banget ain sex-nya, benar-benar kuat ”, puji Tante Rissa.

“ Ah tante bisa aja, tante juga hebat kog, liang senggama tante masih sempit banget sich, padahal kan Tante udah punya anak ”, balasku balik memuji.

“ Ah kamu bisa aja deh sayang, kalau masalah sempit dan mengimpit itu rahasia, hhe ”, balasnya manja.
Beberapa saat kami bercanda, kami-pun merasa lelah, dan tanpa sadar kami berdua tertidur pulas dengan posisi telanjang dan berpelukan. Kira-kira 1 jam kami tertidur, saat terbangun kami kaget, rupanya kami tertidur sudah lumayan lama. Sejenak kami mengumpulkan nyawa kami, lalu kami-pun melanjutkan permainan sex kami yang tertunda tadi. Kali ini permainan sex kami lebih buas dan liar, saat itu kami bercinta dengan bermacam-macam posisi sex.
Kini pada ronde 2 ini aku sangat senang sekali, karena pada permainan ronde 2 ini kami tidak menemui kesulitan seperti permainan sex pertama kami tadi. Hal itu disebabkan karena ungkin kami sudah sama-sama berpengalaman, dan saat itu liang senggama Tante Rissa tidak sesempit yang pertama tadi. Mungkin saja karena tadi liang senggama Tante Rissa sudah tertembus oleh keris empu gondrongku ini (penis).

Saat itu terjadilah permaina sex yang sungguh luar biasa liar dan hot. Namun permainan ini tidak berlangsung lama karena Tante Rissa harus segera pulang menemui anaknya yang sudah pulang dari les musik. Saat itu akupun segera memompa kejantananku dengan tenaga penuh, dan kira sekitar 5 menit pada akhirnya penisku merasakan seperti ada yang akan menyembur, dan kemudian,

“ Crotttttttttttttttttttt… Crotttt… Crottt… Crottt ”,
Pada akhrinya aku-pu mendapatkan klimaksku. Saatb itu aku menancapkan dalam-dalam kejantananku di dalam liang senggama Tante Rissa. Air maniku membanjiri liang senggamanya sampai-sampai air maniku keluar lagi dari liang senggamnya itu. Singkat cerita karena tante Rissa terburu-buru, maka Tante Rissa dan aku-pun segera memebersihkan diri di kamar mandi hotel. Setelah selesai, kamipun segera bergegas check out.

Namun sebelum kami berpisah kami saling bertukar alamat dan nomer handphone agar kami komunikasi kami berlanjut dan begitu juga hubungan terlarang kami ini. Setelah itu kamipun segera mencari taksi, dan pulang dengan taksi masing-masing.

-Kisah Taro – Nikmatnya Goyangan Mertuaku

TAROSLOT Nikmatnya Goyangan Mertuaku Namaku Novianti. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Sudah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat bahagia. Memang kami berdua kawin dalam umur agak terlambat sudah diatas 30 tahun.

Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu melahirkan. Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali.

Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat. Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri.

Ketika itu kami mendapat kabar bahwa ayah mertuaku yang berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami. Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dengan anak perempuan mereka yang menikah dengan orang sana. Dia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menyelesaikan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak bisa ikut karena katanya kakinya sakit.

Ketika sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku langsung mencari-cari ayahnya. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka.

Ayah mertuaku masih nampak muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua adalah seorang perwira angkatan darat.
“Hei nak Novi. Apa khabar…!”, sapa ayah mertua padaku ketika selesai berpelukan dengan suamiku.
“Ayah, apa kabar? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana keadaan Ibu di Amerika..?” balasku.
“Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”
“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian.

Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. Dengan adanya ayah mertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.

Akan tetapi pada hari-hari tertentu, tetap saja pekerjaan kantornya menyita waktunya sampai malam, sehingga dia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin setiap minggu. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga sejak kedatangan ayah mertua dari Amerika.
Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, aku mulai giat lagi bersenam kembali, karena memang sebelum hamil aku termasuk salah seorang yang amat giat melakukan senam dan itu biasanya kulakukan pada sore hari. Setelah merasa cukup kuat lagi, sekarang aku mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku bisa cepat kembali ke bentuk semula yang langsing, karena memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tetapi padat.

Setelah mandi aku langsung makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil kenyang dan tidur, aku menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian aku berbaring di tempat tidur. Saking sudah sangat mengantuk, tanpa terasa aku langsung tertidur. Bahkan aku pun lupa mengunci pintu kamar.

Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang. Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yang menerpa bagian-bagian peka di tubuhku.

Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, aku bermimpi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tidak berhubungan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yang berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sangat agresif menjelajahi bagian-bagian sensitif dari sudut tubuhku.

Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Malah belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa nyata. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yang telah kembali dari kantor. Ketika aku membuka mataku, terlihat cahaya terang masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, seharusnya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang sedang mencumbuku…

Aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat orang yang sedang menggeluti tubuhku. Ternyata… dia adalah mertuaku sendiri. Melihat aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yang putih mulus.
“Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.
“Nov, maafkan Bapak…. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang….!!” Ia malah berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.

“Ayah nggak boleh begitu, cepat keluar, saya mohon….!!”, pintaku menghiba, karena kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayang ke sekujur tubuhku. Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.


“Nov… Kamu nggak kasihan melihat Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan sudah lama merindukan untuk bisa menikmati badan Novi yang langsing padat ini….!!!!”, desaknya.
“Jangan berbicara begitu. Ingat Yah… aku kan menantumu…. istri Toni anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.
“Jangan menyebut-nyebut si Toni saat ini, Bapak tahu Toni belum lagi menggauli nak Novi, sejak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.
Rupanya entah dengan cara bagaimana dia bisa memancing hubungan kita suami istri dari Toni. Ooooh…. benar-benar bodoh si Toni, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya.

Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah berhubungan dengan banyak wanita lain selain ibu mertua dan dia tak pernah mendapatkan wanita yang mempunyai tubuh yang semenarik seperti tubuhku ini. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dengan rayuan murahan dan menganggap aku akan merasa tersanjung.

Aku mencoba menghindar… tapi sudah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, aku melihat mimik mukanya yang nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Aku mulai berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat birahi mertuaku yang kelihatan sudah menggebu-gebu. Melihat caranya, aku sadar mertuaku akan berbuat apa pun agar maksudnya kesampaian.

Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, sehingga nafsunya bisa tersalurkan tanpa harus memperkosa aku. Akhirnya dengan hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.
“Yahh… biar Novi mengocok Ayah saja ya… karena Novi nggak mau ayah menyetubuhi Novi… Gimana…?”
Mertuaku diam dan tampak berpikir sejenak. Raut mukanya kelihatan sedikit kecewa namun bercampur sedikit lega karena aku masih mau bernegosiasi.

“Baiklah..”, kata mertuaku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yang dimintanya.
Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam keganasannya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.
Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku sangat kaget dan terkesima melihat batang kemaluan mertuaku itu….
Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Toni suamiku. Mana hitam lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar sangat tegang berdiri dengan gagah perkasa, padahal usianya sudah tidak muda lagi.

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku, mana sangat besar lagi sehingga hampir tak bisa muat dalam tanganku. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.
“Ooooohhh…..sssshhhh…..Noviii…eee..eeena aak. .. betulll..!!!” Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yang besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu dia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Sebentar lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai tenang.

Dua menit, tiga… sampai lima menit berikutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.
“Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.

Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku. Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis.
Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini. Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai dia tidak akan berbuat lebih jauh lagi padaku.


“Novi sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.
“Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.


“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas mertuaku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.

“Oh.., Novii kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan.

Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukkan batang kemaluan mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak mempedulikan perbuatan mertuaku pada tubuhku. Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk segera menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.

Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yang sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dengan mertuaku ini? Apa ia memakai obat kuat?

Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat!

Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tidak seperti yang kurencanakan. Aku terlalu sombong dengan keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.

Mertuaku dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus. Aku malah ingin mengimbangi permainannya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui.

Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya. Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau mertuaku memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tak berdaya.

Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yang mengalir begitu cepat.
“Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhh hhhh hh..!!!!!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.

Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku sudah tidak mempunyai cukup tenaga lagi untuk mempertahankan kehormatanku, aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat mertuaku mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.
“Noviii…..kau sungguh cantik. Tubuhmu indah dan langsing tapi padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku entah mengapa semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’. Diwajah mertuaku kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dengan warna kultiku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.

Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Mertuaku menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya `KO’. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.
“Yah..?” panggilku menghiba.
“Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.
“Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”
“Sabar sayang. Kamu ingin Bapak berbuat apa…….?” tanyanya pura-pura tak mengerti.

Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun mertuaku sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.
“Novii….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.
Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta-minta. Perempuan macam apa aku ini!?
“Apanya yang dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.
“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan siksa Noviiii..!!!”
“Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayang……!!”
“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi…… uugghhhh..!!!”

Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkannya segera.
“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.
“Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol mertuaku sangat panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.
Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.

Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan.

Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang mertuaku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.
Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Toni suamiku tidak ada apa-apanya dibandingkan ayahnya yang bejat ini. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami.

Mertuaku bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.
Melihat reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.

Aku mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.
Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.

“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”
Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.
“Sayang nikmatilah semua ini. Bapak ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang sesungguhnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dengan mesranya.

“Bapak sayang padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak ingin melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis.
Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari anaknya yang menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.

“Novi sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.
“Maafkan Bapak kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.
“Bapak tidak salah. Novi yang salah..”, kataku kemudian.
“Tidak sayang. Bapak yang salah…”, katanya besikeras.
“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.

“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.
Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.

Aku tak sadar kenapa diriku jadi begitu antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tidak akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke Amerika. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yang terakhir kalinya.

Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

“Akh sayang!” pekik mertuaku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi.

Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!
“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!!” jerit mertuaku merasakan hebatnya permainanku.

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya.
Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yang berlumuran air susuku dan akhirnya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya.

Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.

Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai memperlihatkan tanda-tanda.

Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma.

Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yang sedang birahi.
“Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.


Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayah mertuaku.

Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.
“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.

Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 2 jam!
Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.

Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Karena mendengar suara ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi aku sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari