Arsip Tag: Cerita Seks Terbaru

Kisah Taro -Perjalanan Membawa Kenikmatan

TAROSLOT Perjalanan Membawa Kenikmatan, Nasib itu ada di tangan Tuhan, Seringkali aku memikirkan kalimat ini, Rasanya ada benarnya juga, Tapi apakah ini nasib yg digariskan Tuhan aku tidak tau mungkin lebih tepat ini adalah godaan dari setan.

Seperti pagi ini ketika di dalam bus menuju ke kantor aku duduk di sebelah cewek cantik dengan jilbab dengan tinggi 160 cm, umur sekitar 27 tahun, bertubuh sekal dan berkulit putih (keliatan dari kulit wajah dan telapak tangannya).

Mula-mula aku tidak perduli karena hobiku untuk tidur di bis sangat kuat namun hobi itu lenyap seketika ketika cewek berjilbab di sebelahku menarik tas dipangkuannya untuk mengambil hp-nya yg berdering.

Sepasang paha montok tercetak jelas dari rok biru tua panjang nan ketat yang dipakainya. Pemandangan itu cukup menarik sehingga menggugah seleraku menjadi bangkit. Aku lantas mencari akal bagaimana memancing percakapan dan mencari informasi Ratutogel

Sepertinya sudah alamnya ketika kita kepepet seringkali ada ide yg keluar. Saat itu setelah dia selesai menelefon tiba-tiba mulutku sudah meluncur ucapan ,”Wachhh… hobinya sama juga yach !”. Sejenak dia memandangku bingung, mungkin berpikir orang ini sok akrab banget sich.”Hobi apaan ?” tanyanya. “Itu nitip absen”, sahutku dan dia tertawa kecil. “Tau aja kamu. Dasar tukang nguping”, sahutnya.Akhirnya obrolan bergulir.

Selama percakapan aku tidak menanyakan nama, pekerjaan maupun teleponnya, tapi lebih banyak cerita lucu. Sampai akhirnya dia ngomong “kamu lucu juga yach.., nggak kaya cowok yang laen.””Maksud kamu ?” tanyaku lagi.

”Biasanya mereka baru ngobrol sebentar udah nanya nama terus minta nomor telepon.” Setelah itu kami saling berkenalan. Perempuan muda berjilbab bernama Siti Fathiya, biasa dipanggil Tia. Obrolan terus berlanjut sampe dia turun di Thamrin dan aku terus ke kota.

Dua hari kemudian aku bertemu dia lagi.

Cewek manis berjilbab itu menghampiriku dan duduk disebelahku sambil bercerita bahwa teman-temannya penasaran karena dia hari itu punya banyak cerita konyol.

Pagi itu kami menjadi lebih akrab. Sambil bercanda tiba- tiba dia berkata :”Kamu pasti suka maen cewek yach, soalnya kamu jago ngobrol banget. Pasti banyak cewek di bis ini yang kamu pacarin.”Sumpah mati aku kaget sekali denger omongan dia. Kayanya maksud aku buat kencan ama dia udah ketauan.

Akhirnya karena udah nanggung aku ceritain aja ke dia kalo aku sudah beristri dan punya anak. Ech rupanya dia biasa aja, justru aku yang jadi kaget karena ternyata dia sudah nggak perawan lagi karena pernah MBA waktu lulus sekolah dulu.

Sekarang dia sudah bercerai. Wuichhh, nggak nyangka banget kalo doi ternyata janda muda.

Selanjutnya sudah bisa ditebak. Obrolan sudah lebih ringan arahnya. Akupun mulai memancing obrolan ke arah yang menjurus sex. Keakraban dan keterbukaan ke arah sex sudah di depan mata. Sampai suatu sore setelah dua bulan perkenalan, kami janjian pulang bareng.

Hari itu dia mengenakan jilbab merah muda sewarna dengan hem dan rok panjangnya. Posisi duduk kami sudah akrab dan menempel.

Bahkan Tia tidak sungkan lagi mencubit aku setiap dia menahan tawa atau tidak tahan aku goda. Beberapa kali ketika dia mencubit aku tahan tangannya dan dia tampaknya tidak keberatan ketika akhirnya tangan kirinya aku tumpangkan di pahaku dan aku elus-elus lengannya yang tertutup hem lengan panjangnya sambil terus ngobrol. Titan Gel Murah Meriah

Akhirnya dia sadar dan berbisik, “Wachh, kok betah banget ngelus tanganku, entar lengan bajuku jadi kusut lho. “Habis gemes ngeliat muka manis kamu, apalagi bibir tipis kamu,” sahutku sambil nyengir. “Dasar gila kamu,” katanya sambil menyubit pahaku.

Serrrrrr…, pahaku berdesir dan si junior langsung bergerak memanjang. Aku lihat bangku sekelilingku sudah kosong sementara suasana gelap malam membuat suasana di dalam bis agak remang-remang.

Aku angkat tangan kirinya dan aku kecup lembut punggung jarinya. Janda muda berjilbab itu hanya tersenyum dan mempererat genggaman tangannya. Akhhhhh… sudah ada lampu hijau pikirku. Akhirnya aku teruskan ciuman pada punggung jarinya menjadi gigitan kecil dan hisapan lembut dan kuat pada ujung jarinya. Tampaknya dia menikmati sensasi hisapan di jarinya.

Wajahnya yang dihiasi jilbab itu tampak sendu terlihat cantik sekali. Dan akhirnya dia menyender ke samping pundakku. Ketika bis memasuki jalan tol, aktivitas kami meningkat. Tangan kananku sudah mengusap payudaranya yang putih berukuran 36 B dari luar kemeja merah mudanya.

Terasa padat dan kenyal. Lalu perlahan jemariku membuka kancing kemejanya satu persatu dan menyusup kedalam BH miliknya. Putingnya semakin lama semakin mengeras dan terasa bertambah panjang beberapa mili.

Sementara itu tangannya juga tidak tinggal diam mulai mengelus-ngelus penisku dari luar. Setelah beberapa menit kemudian tiba-tiba sikapnya berubah menjadi liar dan agresif. Dia tarik ritsletingku dan terus merogoh dan meremas penisku yang sudah tegang.

Tanganku yang di dada ditarik dan diarah kan ke selangkangannya. Aku tidak dapat berbuat banyak karena posisinya tidak menguntungkan sehingga hanya bisa mengelus paha dari luar rok panjangnya saja.

Aktifitas kami terhenti kala hampir tiba di tujuan. Dan dengan nafas yang masih tersengal-sengal menahan birahi kami merapikan pakaian masing-masing. Turun dari bis aku bilang mau anter dia sampai dekat rumahnya. Aku tau kita bakal melewati pinggir jalan tol. Daerah itu sepi dan aku sudah merencanakan untuk menyalurkan hasratku di daerah itu.

Tampaknya janda muda berjilbab itu juga memiliki hasrat yang sama. Ketika berjalan, tangan kiriku merangkul sambil mengelus payudaranya dari luar hem merah muda lengan panjang yang dikenakannya.

Dan ketika kita melewati jalan yang sepi tersebut secepat kilat tangan kananku meraih kepalanya yang dibalut jilbab merah muda model modis dan langsung mencium dan melumat bibir tipisnya itu. Dengan cepat pula cewek berjilbab itu menyambut bibirku, menghisap dan menyedotnya.

Tangannya langsung beraksi menurunkan ritsleting celanaku dan aku sendiri langsung mengangkat rok panjang model ketat miliknya. Rrrretttttt… aku tarik kasar cdnya…, jariku langsung menyelusup masuk ke vaginanya terasa hangat dan licin. Rupanya dia sangat terangsang sejak di bis tadi.

Di tengah deru nafasnya Tia berdesah : “Ayo mas… masukin aja… aku kepengen banget nech. Hhhhhh…””Sebentar sayang”, sahutku, “Kita cari tempat yang aman.”

Aku tarik dia melewati pagar pengaman tol dan ditengah rimbun pohon aku senderkan dia dan setelah menarik rok panjang model ketatnya itu sampai sepinggang Lalu buru-buru kuloloskan celana dalamnya kemudian kuangkat kaki kanannya.

Sengaja celana dalamnya kusangkutkan di pergelangan kakai kanan yang kuangkat itu biar celana dalamnya tidak kotor menyentuh tanah. Dengan bernafsu aku buka celanaku dan megarahkan penisku ke vaginanya tapi cukup sulit juga.

Akhirnya dia menuntun penisku memasuki vaginanya? Emmhhh…!?, kepala janda muda berjilbab merah muda itu mendongak sembari melenguh tatkala ujung penisku mulai penetrasi kedalam vaginanya. Luar biasa, itulah sensasi yang aku rasakan ketika penisku mulai menyeruak memasuki vaginanya yang sudah dibasahi cairan nafsu.

Ditengah deru mobil yang melintasi jalan tol aku memompa pantatku dengan gerakan pelan dan menghentak pada saat mencapai pangkal penisku. Tia menyambut dengan menggigit pundakku setiap aku menghentak penisku masuk kedalam vaginanya. “Ooochhhh… auchhhh… Masssss… oochhh…”, desahnya. Birahi dan ketegangan bercampur aduk dalam hatiku ketika terdengar suara orang melintasi jalan dibalik pagar.

Namun lokasi kami cukup aman karena gelapnya malam dan terlindung pohon yang cukup lebat. Bahkan mungkin orang yang berjalan itu tidak akan berpikir ada sepasang manusia yang cukup gila untuk bercinta di pinggir jalan tol tersebut. “Gantian mas… aku cape”, katanya.

Aku lantas duduk menyandar dan perempuan muda berjilbab merah muda itu memegang rok panjang yang kusingkap tadi agar tidak jatuh kebawah. Kemudian Tia mulai berjongkok mengarahkan vaginanya. Ketika penisku kembali menyeruak diantara daging lembut vaginanya yang sudah licin, sensasi itu kembali menerpa diriku.

Sambil memegang bahuku, dia mulai menekan pantatnya dan menggerakan pinggulnya dengan cara menggesek perlahan, maju mundur sambil sesekali memutar. Kenikmatan itu kembali mendera dan semakin tinggi intensitasnya ketika aku membantu dengan menekan keatas pinggulku sambil menarik pantatnya.

Desahan suaranya makin keras setiap kali kemaluan kami bergesekan, “uchhhhh… ssshhh… uchhhhh…”. Mataku sendiri terpejam menikmati rasa yang tercipta dari pergesekan bulu kemaluan kami sambil terus menggerakkan pinggul mengimbangi gerakannya.”Terus sayang… ayo terus”, desahku.

Keringat sudah membasahi punggungnya dan gerakan kami sudah mulai melambat namun tekanan semakin ditingkatkan untuk mengimbangi rasa nikmat yang menjalar disekujur tubuh kami dan terus bergerak ke arah pinggul kami, berkumpul dan berpusar di ujung kemaluan kami.

Berdenyut dan ujung penisku mulai siap meledak, sementara perempuan berjilbab ini mulai mengerang sambil menjepitkan vaginanya lebih keras lagi. “Hegghhhhhh… hhhegghhhh… heghhh… terus mas… sodok… sodok terussss… mas… yachhh… disitu… terus… terussss… ooocchhhhhhh”, dengan desahan panjang sambil mendongakkan kepalanya yang terbungkus jilbab,

Tia menekan dan menjepit keras penisku sementara vaginanya terus berdenyut-denyut. ? Mass…mmhh…oouuccchh…?, pekiknya tertahan sembari menundukkan kepalanya yang berjilbab itu tatkala mencapai puncaknya. Aku hanya bisa terdiam sambil memeluk tubuhnya menunggu dia selesai orgasme.

Ketika jepitannya mulai mengendur aku langsung bereaksi meneruskan rasa yang tertunda itu, tanpa basa basi rasa nikmat itu mulai menerjang kembali, berkumpul dan meledak menyemburkan cairan kenikmatanku ke dalam vaginanya.

Aku sodokan penisku sambil menekan pinggulnya sementara kakiku mengejang menikmati aliran rasa yang menerjang keluar dari tubuhku itu.

Setelah beristirahat beberapa menit kami saling memandang… akhirnya tersenyum dan tertawa.”Kamu memang bener-bener gila, tapi jujur aku sangat menyukai bercinta dengan cara seperti ini. Aku belum pernah senikmat ini bercinta.” akunya. “He.. he.. he.. sama donk”, kataku sambil mengecup bibir sang janda muda berjilbab yang tipis itu sementara kemaluanku mulai mengendur di dalam vaginanya.

Setelah itu kami merapikan pakaian masing dan berjanji untuk mengarungi kenikmatan seks ini untuk hari-hari mendatang.

Semoga anda menyukai cerita sex di Desahanmanja! dan nanti update-update terbaru dari kami.

Kisah Taro – Warnet ku jadikan Tempat Pelampiasan Hasratku

TAROSLOT Warnet ku jadikan Tempat Pelampiasan Hasratku, Sebelumnya saya akan memberitahu bahwa cerita seks ini terjadi sebelum saya mengenal lebih dalam soal internet. Ketika saya baru saja masuk kuliah, saat itu saya masih belum begitu kenal dengan internet, dan saya masih dalam taraf pemula dan baru sampai dalam soal hardware.

Ini terjadi yang sejak berkenalan dengan seorang teman di ITK saya mulai mengenal apa itu internet. Dan saya suka sekali pergi ke warnet dan hampir tiap hari saya berada di sana.

Semakin lama saya suka sekali ber-chatting ria sampai suka lupa waktu dan pulang malam hari. Sebelum memulai kisahku ini aku ingatkan agar selalu ingat dengan ceritaku. Karena hanya yang selalu memberikan cerita cerita terbaru. Langsung saja ku mulai cerita ku ini. Pada hari sabtu, saya seperti biasa suka nongkrong di warnet mulai jam 18:00, dan saya langsung mengecek e-mail. togel indonesia

Setelah selesai saya suka browsing sambil chat. Pada saat itu hujan deras mengguyur seisi kota disertai angin. Pada saat saya membeli minuman (di dalam warnet), saya melihat dua orang gadis yang memasuki warnet. Mereka terlihat basah kuyup karena kehujanan, dan ketika itu mereka mengenakan kaos warna putih dan biru (cewek yang satunya), dan celana pendek.

Dari balik kaos putih basah itu saya bisa melihat sebuah BH warna merah muda, juga sepasang payudara montok agak besar. Saya kembali ke meja dan melihat mereka berdua menempati meja di depan saya. Sambil menunggu jawaban dari chat, saya mencuri pandang pada dua gadis itu. togel hongkong

Semakin lama saya lihat saya tidak bisa konsentrasi, mungkin karena cara duduk mereka yang hanya mengenakan celana pendek itu, sehingga terlihat paha putih mulus dan juga sepasang buah dada dalam BH yang tercetak jelas akibat baju yang basah. Pada jam 20:00, listrik di warnet itu padam.

Para penjaga warnet terlihat sibuk memberitahu bahwa listrik akan segera menyala dan meminta agar netter sabar. Tetapi 30 menit berlalu dan tidak ada tanda-tanda bahwa listrik akan menyala sehingga sebagian netter merasa tidak sabar dan pulang.

Sedangkan saya masih di dalam warnet dan ingin ikut pulang, tapi saya tidak bisa karena di luar hujan masih deras dan saya hanya membawa motor. Begitu juga dengan 2 gadis di depan saya, mereka sudah membayar uang sewa dan tidak bisa pulang karena hujan masih deras.

Mereka hanya bisa duduk di sofa yang disediakan pihak warnet (sofa yang digunakan untuk netter apabila warnet sudah penuh dan netter bersedia menunggu), wajah mereka tampak gelisah terlihat samar-samar akibat emergency light yang terlampau kecil, mungkin karena sudah malam dan takut tidak bisa pulang.

Melihat kejadian itu saya tidak tega juga, apalagi hawa menjadi dingin akibat angin yang masuk dari lubang angin di atas pintu. Saya pun mendekati mereka dan duduk di sofa.

Ternyata mereka enak juga diajak ngobrol, dari situ saya mengetahui nama mereka adalah, Tuti (baju putih) dan Erni (baju biru). Lagi enak-enaknya ngobrol kami dikejutkan oleh seorang cewek yang masuk ke dalam sambil tergesa-gesa.

Dari para penjaga yang saya kenal, cewek tadi adalah pemilik warnet. Saya agak terkejut karena pemilik warnet ini ternyata masih muda sekitar 25 tahun, cantik dan sexy. Cewek tadi menyuruh para penjaga pulang karena listrik tidak akan nyala sampai besok pagi. Setelah semua penjaga pulang, cewek tadi menghampiri kami.

“Dik, Adik bertiga di sini dulu aja, kan di luar masih hujan, sekalian nemenin Mbak ya..” kata cewek yang punya nama Riyas ini. Kemudian berjalan ke depan dan menurunkan rolling door. “Saya bantu Mbak,” kataku. “Oh, nggak usah repot-repot..” jawabnya. Tapi aku tetap membantunya, kan sudah di beri tempat berteduh.

Setelah selesai aku menyisakan satu pintu kecil agar kalau hujan reda aku bisa lihat. “Ditutup saja Dik, dingin di sini..” kata Riyas, dan aku menutup pintu itu. Entah setan mana yang lewat di depanku, otak ini langsung berpikir apa yang akan terjadi jika ada tiga cewek dan satu pria dalam sebuah ruangan yang tertutup tanpa orang lain yang dapat melihat apa yang sedang terjadi di dalam.

Aku kembali duduk di sofa sambil berbincang dengan mereka bertiga jadi sekarang ada empat orang yang tidak tahu akan berbuat apa dalam keremangan selain berbicara. “Sebentar ya Dik, saya ke atas dulu, ganti baju..” kata Riyas. Aku bertanya dengan nada menyelidik, “Mbak tinggal di sini ya?” “Iya, eh kalian di atas aja yuk supaya lebih santai, lagian baterai lampu sudah mau habis, ya..” katanya.

Kami bertiga mengikuti Mbak Riyas ke atas. Warnet itu terdapat di sebuah ruko berlantai tiga, lantai satu dipakai untuk warnet, lantai dua dipakai untuk gudang dan tempat istirahat penjaga, lantai tiga inilah rumah Riyas.

Menaiki tangga ke lantai tiga, terdapat sebuah pintu yang akan menghentikan kita apabila pintu tidak dibuka, setelah masuk kami tidak merasa berada di sebuah ruko tapi di rumah mewah yang besar, kami disuruh duduk di ruang tamu. Riyas bilang dia akan mandi dan menyalakan sebuah notebook agar kami bertiga tidak bosan menunggu dia mandi.

Ternyata notebook itu tidak memiliki game yang bisa membuat kami senang. Tapi aku sempat melihat shortcut bertuliskan duniasex, aku menduga ini adalah permainan, ketika kubuka ternyata isinya adalah cerita yang membuat adikku berdiri.

Tuti dan Erni pun agak malu melihat cerita-cerita itu. Tapi yang membuat aku tidak tahan adalah mereka tidak memperbolehkan aku menutup program itu dan mereka tetap membaca cerita itu sampai habis. Aku pun hanya bisa terbengong melihat mereka berada di kiri dan kananku. Setelah selesai membaca, Tuti merapatkan duduknya dan aku bisa merasakan benda kenyal menempel di lengan kananku.

Erni pun mulai menggosokkan telapak tangannya ke paha kiriku. Sambil mereka melihat cerita yang lain, aku merasakan sakit di dalam celanaku. Aku sudah tidak bisa konsentrasi pada cerita itu, mereka semakin menjadi-jadi, bahkan Tuti membuka kaosnya dengan alasan merasa panas, sedangkan Erni membuka kaosnya dengan alasan kaosnya basah dan takut masuk angin.

Aku merasa panas juga melihat tubuh mereka, sambil membetulkan posisi adik, aku mengatakan kalau hawanya memang panas dan aku membuka baju juga.

Kini tangan mereka berdua dirangkulkan di tengkukku, aku semakin panas karena lenganku merasa ada dua benda kenyal yang menghimpit tubuhku dari kiri dan kanan. Akhirnya jebol juga iman ini, aku menaruh notebook itu di meja di depanku dan aku menciumi Tuti dengan nafsu yang sudah memuncak, Tuti pun tak mau kalah sama seranganku, dia membalas dengan liar. Sedangkan Erni sibuk menciumi dan menjilati dadaku.

Tangan kiriku kulingkarkan pada Erni dan mulai meremas buah dada yang masih tertutup BH itu, sedangkan tangan kananku kulingkarkan di tubuh Tuti dan memasukkan ke dalam BH dan meremas buah dadanya. Erni mulai membuka celanaku dan menghisap penis yang sudah tegang itu. “Ouhh.. mmhh.. yahh..” aku mulai menikmati jilatan Erni pada kepala penisku. Tuti pun jongkok di depanku dan menjilat telurku.

Aku hanya bisa pasrah melihat dan menikmati permainan mereka berdua. Kemudian Riyas keluar dari kamar dengan selembar handuk menutupi tubuh, dia menarik meja di depanku supaya ada cukup tempat untuk bermain.

Riyas berlutut sambil membuka celana Tuti. Setelah celana Tuti lepas, dia mulai menghisap vagina Tuti. “Ooohh.. Ssshh.. ahh..” Tuti mendesah. Tak lama kemudian Tuti membalikkan tubuhnya dan sekarang posisi Riyas dan Tuti menjadi “69?.

Aku pun sudah tak tahan lagi, segera kuangkat Erni dan membaringkannya di lantai dan membuka celananya. Setelah terbuka aku langsung menghisap vagina yang sedang merah itu. “Auuhh.. Ooohh.. Sayang..” desahan Erni semakin membuatku bernafsu. Dengan segera aku mengarahkan penisku ke vagina Erni, dan mulai menusukkan secara perlahan.

Erni merasa kesakitan dan mendorong dadaku, aku menghentikan penisku yang baru masuk kepalanya itu. Selang agak lama Erni mulai menarik pinggangku agar memasukkan penis ke vaginanya, setelah masuk semua aku menarik perlahan-lahan dan memasukkannya kembali secara perlahan-lahan.

“Ahh.. ayo Sayang.. ohh.. cepat..” Aku pun mulai mempercepat gerakanku. Dari tempatku terlihat Tuti dan Riyas saling menggesek-gesekkan vagina mereka. “Auuhh.. oouuhh.. iyahh.. yahh.. sshh.. hh..” desahan Erni berubah menjadi teriakan histeris penuh nafsu.

Tak lama kemudian Erni mencapai orgasme, tapi aku terus menusukkan penis ke arah vagina Erni. “Gantian donk, aku juga pingin nih..” kata Tuti sambil menciumi bibir Erni. Aku pun menarik penisku dan mengarahkan ke vagina Tuti setelah dia telentang.

Ketika penisku masuk, vaginanya terasa licin sekali dan mudah sekali untuk masuk, rupanya dia telah mengalami orgasme bersama Riyas. Tampaklah Erni dan Riyas tertidur di lantai sambil berpelukan. Sedangkan aku terus menggenjot tubuh Tuti sampai akhirnya Tuti sudah mencapai puncak dan aku merasakan akan ada sesuatu yang akan keluar. “Aahh..” suara yang keluar dari mulutku dan Tuti.

Akhirnya kami berempat tertidur dan pulang pada esok paginya. Setelah kejadian itu aku tidak pernah bertemu dengan Tuti dan Erni. Riyas sekarang sudah menikah dan tetap tinggal di ruko itu. Sedangkan aku masih sibuk dengan urusan kerja dan tidak pernah ke warnet itu lagi karena sudah ada sambungan internet di rumahku.

Kisah Taro – Mandi Bareng Dengan Bibi Cantik

TAROSLOT Mandi Bareng Dengan Bibi Cantik, Ini adalah kisahku pada waktu aku masih SMP kelas tiga di kota kembang, waktu itu aku ada liburan di rumah kakekku di daerah lembang, disana tinggal kakek dan keluarga bibi ku.

Bibiku adalah kasir sebuah bank karena menikah dengan pamanku yang satu kantor dia mengundurkan diri dan hanya sebagai ibu rumah tangga, orangnya ayu, putih berlesung pipit dengan usia sekitar 27 tahunan. Dia tinggal dirumah kakekku karena rumahnya sedang dibangun di daerah bogor sedang suaminya (adik ayahku) tinggal di kost dan pulang seminggu sekali.

Aku dan bibiku sangat akrab karena dia memang sering main kerumahku sewaktu belum berkeluarga dan waktu kecil sering tidur di kamarku bahkan waktu kuliah dia lebih banyak tidur dirumahku dari pada ditempat kostnya. Anaknya masih kecil berumur sekitar 1 tahun.

Cerita Sex Mandi Bareng Dengan Bibi Cantik
Suatu pagi aku kaget ketika seseorang membangunkanku dengan membawa segelas teh hangat, “Bangun…. Males amat kamu disini biasanya kan sudah nyiramin taneman sama nyuci mobil”
“Males ah, liburan masak suruh kerja juga….”

“Lha masak kakekmu yang sudah tua itu suruh nyiramin bunga sendiri dan mobilku siapa yang nyuci…”

“Kan ada bi ijah “
“Bi ijah lagi sakit dia gak sempet…, bangun bangun ah males ya” dicubitnya pinggangku
“Udah udah geli ampun….” Kataku bangun sambil mendorong mukanya.

Kakekku pulang dari jalan paginya dan asik berbincang dengan temannya diruang tamu. Aku kemudian beranjak ke kamar mandi baru membuka baju bibiku mengetuk pintu ”Rik mandinya di sungai sekalian temenin aku nyuci, lagi mati lampu nih….. andi biar di jaga kakek”

“Ya siap boss…” ku buka pintu dan membawa cucian seember besar ke belakang rumah, bibiku mengikutiku sambil membawa handuk, pakaian ganti dan sabun cuci. Di belakang rumah ada jalan kecil yang tembus ke sungai di pinggir kampung sungai itu dulu sangat ramai oleh penduduk yang mandi atau mencuci tapi sekarang sudah jarang yang memakai, hanya sesekali mereka mandi disungai.

“Sana di belakang batu itu aja, tempatnya adem enak…” dibelakang batu itu terdapat aliran kecil dan batu batu pipih disekelilingnya tumbuh-tumbuhan lebat itu kami bermaksud mencuci..ternyata sudah ada seorang wanita muda yang sedang mandi mengenakan kain batik ternyata wulan tetangga sebelah rumahku.

“eh rik tumben mau ke sungai….” Katanya ramah
“Ya nih di paksa bos… “
“Wah kalah duluan nih, nyuci juga kamu wul “

“Aku dah dari tadi.. kalo listrik mati gini baru pada ke kali, kalo gak pakaian bayiku siapa kapan keringnya”
katanya sambil keluar dari sungai dan mengambil handuk di tepi sungai.

Selendang batik itu membentuk lekuk tubuhnya dibagian depan terlihat dengan jelas sembulan dua buah dada yang sangat besar, sedang ditengah leher putihya terdapat sebuah kalung tipis yang membuat dirinya terlihat ramping, ia kemudian membelakangi kami dan melepas selendang itu kemudian mengusapkan handuk ke sekujur tubuhnya.

Kontan saja aku kaget melihat pemandangan itu, walaupun membelakangiku tapi aku dengan jelas dapat melihat seluruh tubuh putihnya itu tanpa sehelai benangpun, bokongnya yang berisi telihat jelas setelah dia mengusap tubuhnya kini ia mulai membasuh rambutnya yang panjang sehingga seluruh tubunya bisa kulihat, ketika aku membasahi cucian kemudian duduk.

”Kapan kamu kesini rik..”sambil memiringkan tubuhnya karuan saja tetek gedhenya terlihat, aku kaget dengan pertanyaannya.

“Apa wul aku lagi gak konsen..” ia memalingkan badan kearahku
“Ati-ati disungai jangan ngelamun, kamu kapan datang..”

“Oh aku baru kemarin..” kataku sambil mencelupkan baju-baju ke air sedang mataku tentu saja mengarah ke kedua teteknya yang tanpa sengaja diperlihatkan,.

Bibiku bergerak menjauhi kami, mencari tempat untuk buang air karena dari tadi dia kebelet beol.
“Anakmu umur berapa teh.. kok gak diajak “ kataku.

“Masih 1 tahun setengah, tadi sama adikku jadi aku tinggal nyuci” setelah rambutnya agak kering ia kemudian memasang.

Handuknya dipinggangnya dan membalikkan tubuhnya tangan kanannya menutupi mencoba menutupi teteknya yang berukuran wah itu walaupun akhirnya yang tertutupi cuma kedua putingnya.

Sedang tangan kirinya mencari celana dalam di atas batu itu setelah menemukannya, dia kemudian membalikkan badannya dan menaikkan handuknya, celana dalam berwarna putih itu terlihat cukup tipis dan seksi di pinggir-pinggirnya ada bordir kecil bermotif bunga.

“Anakmu siapa namanya…?”
“Intan.. cantikkan “ ia berbalik, pakaian dalam tipis sudah menutupi memek dan pinggangnya itu sejenak dia melihatku dan kemudian melepaskan tangan kanannya dari teteknya sepertinya dia nyaman memperlihatkan teteknya padaku karena dari tadi aku pura-pura cuek dan pura-pura membasuhi baju kotor padahal adikku sedari tadi gelisah.

Ia kemudian duduk dan membilas selendang batiknya.

“Cantik sih namanya.. tapi belum lihat wajahnya secantik emaknya gak ya..”
“Ya pasti.. emaknya aja cantik anaknya ikut donk “katanya sombong, kusiramkan air ke arahnya segera ia berdiri dan membalas siramanku.

“Maaf salah cetak harusnya, maknya aja jelek apalagi anaknya…” kami pun akhirnya saling menyiramkan air setelah beberapa saat dia kewalahan menahan seranganku.

“Ampun ampun…” katanya sambil ketawa cengengesan, akupun menghentikan seranganku tapi kemudian dia malah berdiri mengambil ember dan menghampiriku menyiramku sehingga seluruh bajuku basah kuyup.

Aku kaget dan reflek mengambil ember ditangannya dia kemudian membalikkan badan untuk menjauhkan darinya, tanpa sadar tubuhku memeluknya dan satu tanganku ada pada dadanya yang terbuka.

Akhirnya aku bisa meraih ember itu, ia berusaha melepaskan dari dekapanku tapi sia sia aku sudah siap, ku ambil air dan meletakkanya diatas kepalanyaa.

” Ampun ri,, aku dah mandi.. awas lo ntar tak bilangin kakekmu “ aku tetap saja memegang badannya dan mengancam, akhirnya ia berbalik dan dengan leluasa aku menyiram ke sekujurtubuhnya kemudian tanganku mengelus elus tubuhnya.

”nih aku mandiin lagi hehehhe,……” sekujur tubuhnya basah termasuk celana dalamnya sehingga isi didalamnya samar.

samar terlihat, kami tertawa geli dicubitnya pinggangku hingga agak lama ”aduh ampun sakit “kataku sambil menarik.

tangannya, untuk beberapa saat kami saling memandang sambil tertawa geli, kami kemudian ke tepi sungai untuk.

mengambil handuk, ia kemudian kembali menyeka air ditubuhnya sementara aku sambil duduk disampingnya sembari, menyeka air di kepalaku.

Wajahnya tampak cemberut di usapkannya handuk ke muka dan rambutnya kemudian mulai turun ke dua buah dadanya kemudian turun ke perutnya yang kecil kemudian turun ke selangkangannya kemudian dia merunduk dan menyeka kakinya.

kemudian melemparkan handuknya yang basah ke mukaku, aku kemudian menggunakan handuknya itu untuk mengusap muka (lumayan aroma tubuhnya masih nempel nih) aku kemudian mengembalikan padanya.

Di ikatkannya handuk itu di pinggang kemudian duduk tepat di depanku dan di turunkannya celana dalamnya, karena ikatannya kurang kuat setelah celana dalamnya berhasil melewati kaki indahnya handuk itupun ikut terbuka sehingga isi selangkanganya terpampang di depanku.

“Eit…” katanya sambil tangan kanannya menutupi memeknya, aku tersenyum
“Kelihatan nih ye…” kataku sambil memalingkan muka, kakinya menendang tubuhku, kemudian di usapkannya handuk.

itu ke tengah selakangannya yang masih lumayan basah karena mengenakan celana dalam basah. Aku kemudian memandang kembali kearahnya nampaknya dia merasa nyaman saja mengetahui memeknya dilihat aku, diusapkannya ke arah rambut-rambut pubis tipisnya kemudian ia mengusap bibir-bibir coklatnya bawahnya yang masih kencang sambil tersenyum sendiri.

“Awas bisa gila lho tersenyum sendiri…” ia menghentikan usapannya sambil membetulkan posisinya
“Ia kalo lama-lama deket sama kamu bisa gila …” katanya sambil berdiri.

“Eh, bau …” sambil kututup hidungku yang tepat berada didepan memeknya
“Seger lagi coba cium, katanya sambil menarik mukaku dan menempelkannya pada memeknya yang telah ditutupi salah satu tangannya. Tanganku mengambil tangan yang menutupinya.

“Rambutnya kok gak rapi gak pernah dicukur ya,,,,” kubelai rambut bawahnya kemudian bergerak membuka kedua.

bibir bawahnya ”Dah punya anak masih kenceng aja nih kulit..” kataku sambil megelus elus memeknya dengan handuk.

sementara dia membalut tubuhnya dengan handuk sehingga kepalaku berada didalamnya.
Aku kaget dan membuka handuk sambil mencari bibiku takut ketahuan, kepala bibiku tampak masih ada dibelakang batu.

besar disamping sungai itu lagi asik membuang hajat..
“Berani cium gak 5 Ribu deh… “ dibukanya kembali handuknya sambil tersenyum menantang, memeknya tampak begitu menggairkan.

“Gak ah bau tuh.. tambah deh 10 “ kataku cengengesan “Deal…” Katanya sambil duduk jongok Mukaku kumajukan untuk dapat mencium memeknya, pelan-pelan kubuka bibirnya dan ku elus elus seluruh memeknya sambil pura-pura menutup hidung seperti mau minum jamu. Kemudian ku buka mulut dan mulai mengeluarkan lidah.

Wulan nampak melihat kesekeliling kemudian aku mulai menjilat dengan pelan ke paha kanan kemudian kiri dan akhirnya menjilati memeknya ia tampak mengerang geli,

“Ih…” katanya pelan, lidahku yang masih menempel kemudian kumasukkan kedalam memeknya dan menggerak gerakkan memutar sehingga ia tambah geli. Setelah kurang lebih 5 detik ku tarik mukaku
“Memek lo bau juga ya… mana 10 ribunya..?” ia menutupi kembali memeknya dengan handuk dan berdiri.

“Ntar ya dirumah, mang aku bawa dompet apa? daa…” sumpret belum puas ngotak-atik mesin bmw (bulu memek wanita) ia sudah pergi, yah akhirnya aku hanya bisa kembali swalayan sambil melihat ia berlalu, Bibiku akhirnya menyelesaikan BAB nya aku masih berendam bermain main di sungai sambil mengembalikan tenaga setelah swalayan.

Kami kemudian asyik mencuci sambil ngobrol seru-seruan, bibi mencuci sedang aku membilasnya, sesekali kami saling menyiramkan air sehingga baju kami basah semua akhirnya baju yang kami .

Selesai semua aku mulai membuka semua bajuku sehingga hanya menyisakan celana kolorku saja, sementara bibiku yang dari tadi berhadapan denganku menggeser duduknya menyamping.

Kemudian menaikkan dasternya kemudian celana dalam putih pelan pelan turun dari pahanya mulus bibiku kemudian dia menghadap kembali padaku dengan posisi kaki lebih rapat, tidak seperti tadi dimana kadang aku bisa melihat celana dalamnya.

“Ih celana dalamnya dah pada bolong nih…” kuangkat celana dalamnya, bibiku segera menyambarnya“Mana? Masih baru nih..” katanya sambil melemparkannya kepadaku.

Dia kemudian menurunkan dasternya dan mencopot kutang dari tempatnya dan kemudian menaikkan kembali dasternya, tanpa segaja dia membuka kakinya sehingga bulu bulu tipis samar-samar terlihat diantara pahanya terlihat jelas didepanku, dia menunduk mencuci bhnya sehingga teteknya menyembul diantara belahan dasternya,

“Sini kolormu dicuci sekalian…” aku bengong mendengarnya,
“Copot sekalian gih kolormu.. “
“Wah gak bawa celana dalam bi….” Bibiku tidak menjawab dan memegang kolorku, akhirnya aku berdiri dan membuka pelan-pelan kolorku sehingga adikku menampakkan diri.

“Lho dah sunat to kamu ?” dilihatnya burungku yang masih imut-imut plus rambut yang baru pada keluar, ku pegang burungku sambil melirik kaki bibi yang sedikit terbuka.
“Dah lama ya kita gak mandi bareng…” ia tersenyum.

“Ia dulu waktu masih SD kamu hanya mau mandi bareng aku mang kenapa sih ?”
“Ya milih yang cantik donk, masak sama mak ijah kan dah pada keriput semua,…” ia kemudian membuka dasternya.

Sehingga seluruh tubuhnya terbuka dan menggeser duduknya menyamping.“Sana taruh di pinggir “
aku kemudian meletakkan cucian kemudian kembali ke tempatnya.

Teteknya yang bersih dan putih walaupun tak sebesar punya wulan terlihat masih sama seperti dulu, tubuhnya yang putih sintal dan rambut yang tergerai membuat semua orang pasti mengakui dia wanita ayu.

“Ssst lihat memeknya donk bi…” ia melengos dan menutupi pangkal pahanya dengan tangan, aku menarik tangannya terlihat rambut-rambut tipis berada di tengah“Hiii… bulunya habis dicukur ya…” ia tersenyum geli, ia kemudian menggeser duduknya sehinga tepat didepanku.

“Kok tahu…. bagus kan” dibelai nya rambut pubis itu bangga
“Ya tahu lah… dulu kan lebih tebal dari ini….mang napa dicukur”

“Nggak lagi pingin aja … kalo mau dateng bulan aku biasa potong, kalo gak tak cabut pake lilin, kalo rapi kan sehat….”

Kakinya yang rapat membuat aku hanya kebagian melihat rambutnya saja.
“Lihatin donk….” Kataku sambil mengelus elus pahanya tangannya menghela tanganku dari pahanya tapi kemudian aku kembali mengelusnya setelah itu dia melihat tajam kepadaku, pelan-pelan tanganku berhasil menggeser satu kakinya sehingga memeknya sedikit terlihat.

“Wah masih sama kaya dulu ya.. walaupun dah punya anak masih terlihat kenceng punyamu” ia tersenyum mendengar
bualanku dan membiarkan aku melihat seluruh isi memeknya, tanganku mulai membelai memeknya pelan kemudian mengusap-usapnya “Jangan nakal ah.. geli..” aku tetap saja mengelus elusnya.

“Mandi sana.” Tangannya mendorong mukaku sehingga aku terjatuh, dia kemudian berjalan kearah air yang lebih dalam kemudian berenang renang kecil
“Ri ambilin sabun donk…” aku duduk mendekatinya dan mengacungkan sabun, ditariknya tanganku sehingga aku jatuh

Dia tersenyum aku kemudian membalas dengan menyiramkan air kemukanya setelah beberapa saat bercanda di dalam air ia kemudian naik ke sebuah batu untuk membersihkan diri dengan sabun.

Dengan menghadap kepadaku ia mulai meletakkan sabunnya dileher jenjangnya, pelan pelan turun ke teteknya, kemudian ke tangan dan kakinya dan berakhir pada memeknya setelah itu dia kemudian menggosok badannya untuk memperbanyak busa.

Aku keluar dari air dan duduk di sampingnya dia langsung menggosokkan sabun keseluruh tubuhku dari muka sampai ke kaki, dengan santai ia
menggosokkan sabun pada penisku.

“Dah gede kamu ri, burungmu dah ada rambutnya..”“Ya donk masak mau kecil terus…” ia kemudian membalikkan badannya dan berdiri sambil memintaku menggosok punggung dan bokongnya yang belum kena sabun, waktu mengosok bokongnya pelan-pelan tanganku ku senggolkan ke memeknya nampaknya dia cuek saja dengan terus asik menggosok tubuhnya dengan sabun.

Aku mulai memberanikan diri mengelus dari belakang kedua payudaranya. Ia membalikkan badan, membiarkan aku mengelus elus payudaranya dan seluruh tubuhnya sementara dia mengelus kakiku dan sesekali mengelus penisku.

Ia kemudian terduduk, seperti biasanya kalo mandi dia selalu terdiam beberapa saat membiarkan sabun meresap ditubuhnya. Aku yang masih berdiri didepannya dengan penis tepat di mukanya, ia kemudian memain-mainkan penis itu.

”Di bersihin donk ri burungnya, nih masih ada kotorannya” katanya sambil mengelus penisku mesra aku hanya diam keenakan. Kemudian dia berbaring di atas batu, aku duduk disamping kakinya sambil mengelus memeknya dan menyiramkan air sehingga seluruh memeknya kelihatan.

“Dah jangan main itu terus ah geli …” ia tersenyum menutupkan kakinya aku kemudian menarik kakinya sehingga kini tubuhku berada diantara kakinya. tanganku mulai menggosok-gosok lagi kali ini jariku mulai masuk ke memeknya, dia bangun

“Geli ah li.. “tanganku kali ini berhasil diusirnya, tanpa sadar dia mulai melihat burungku yang mulai berkembang dan menggantung.

“Burungmu dah mulai bisa berdiri ri…” dielusnya burungku pelan mesra, semakin lama burungku makin besar karena tak tahan akan elusannya.

“Kamu dah pernah ngimpi basah ya.. “ aku mengangguk kemudian
“ Bi.. kamu gak lagi mens kan?” ia tersenyum kemudian membimbing tanganku pada dadanya.

“Sini bibi ajarin ngelonin cewek…” aku mengikuti saja bimbingan tangannya mengelus pelan teteknya kemudian melintir putingnya “yang mesra donk ri anggep aja aku cewekmu “ dia kemudian mencium pipiku dan mendorong mukaku ke teteknya.

Aku ciumi semua bagian teteknya kemudian menghisap pelan putingnya, ada air keluar dari susunya aku makin keras menyedotnya sementara bibi mengusap kepalaku sambil merem menikmatinya.

Kemudian aku menjilati perut dan turun ke rambut memeknya, ke paha kemudian menengelamkan mukaku ke memeknya, namun tangan bibiku mencegahnya.

“Kamu gak papa ri?” katanya pelan “Gak papa bi, sekalian buat pengalaman“ ia kemudian menyiramkan air ke memeknya setelah itu kucium dan kujilati memeknya beberapa saat, sementara tanganku dibimbing untuk tetap mengelus dadanya. dia rupanya terangsang dengan jilatanku, erangan-erangan kecil.

Dan tekanan tangannya pada rambutku mengisyaratkan dia sudah mulai terangsang. Merasa cukup ku hentikan jilatanku kemudian duduk di depannya dia kemudian melek sambil mengelus dan memutar mutan burungku.

“Enak kan…?” ucapnya manja, aku kemudian berdiri, penisku tepat berada di mukanya, beberapa saat dia diam kemudian ia menutup mata dan mencium penisku.

“Kalo jijik gak usah di emut …” ia melepaskan mukanya dan kembali mengocok dengan tangannya.
Ia kemudian duduk diatas batu sambil mengangkan meminta aku memasukkan penis ke memeknya
“ Di gesek aja ya, jangan dimasukkan.. punya pamanmu nih..” aku kemudian menggesekkan penis ke memeknya sementara tanganku menggoda teteknya.

“Bi sekalian masukkin ya.. biar ngajarinnya komplit..” ku masukkan tanganku ke memeknya,
“Jangan sama pacarmu saja, kasihan perjakamu…” aku kemudian mencoba memasukkannya pada memeknya dua kali mencoba ternyata penisku belum bisa tembus juga, bibiku tersenyum geli
“Tuh kan gak bisa, sini…” ditariknya penisku, di elus kemudian dimasukkan dalam memeknya, rasanya sempit sekali memeknya, baru setengah penis masuk bibiku mengeluarkan kembali

“Susah kan… makanya pelan pelan” ia kembali memasukkan, kali ini lebih dalam, ia kembali menarik tubuhnya sehingga
penisku lepas. Tanganya lepas dari penisku, tanganku yang mau mengarahkan penisku di tariknya menandakan dia pingin aku memasukkan tanpa bantuan.

Dua kali mencoba tidak berhasil lagi akhirnya bibiku yang memajukan memeknya, sekali maju langsung masuk,
“uh…. Enak bi …” ia kemudian menggoyang pinggulnya memberikan tekanan keluar masuk pada penisku, aku merem melek menahan enak sambil membantunya mengelus tubuhnya,
“Ayo bagianmu…” ia kemudian pasif membiarkan aku melakukan keinginanku ku. Aku masukkan sampai semua penisku masuk kemudian bergerak pelan semakin lama semakin cepat menggoyang maju mundur.

“Bagus ri.. ayo.. ah…. ah… terus sayang….” aku menurutinya beberapa saat dia meminta aku mengganti posisi kini dia menungging di depanku dengan sigap kumasukkan penisku berulang ulang
‘oh yes … enak bi… enak….” Lima menit kemudian ia memintaku duduk dia berdiri dihadapanku memeknya kuciumi sebentar kemudian dia menduduki kakiku.

“Ayo aku dah mau nyampe… kamu mau nemenin kan…” dia kemudian memasukkan memeknya dan bergerak turun naik sementara muka dan tanganku memegang teteknya
“bii…. Jangan cepet-cepet aku gak kuat nanti…”

“Ayo sayang … bibi juga gak lama lagi ..” aku melepas tangan dari susunya dan berkonsentrasi menahan goyangan maut memek bibiku..“uh.. ah… “ bergantian kami mengucapkannya.

“Stop bi… aku mau keluar …” aliran-aliran listrik seakan menjalar ditubuhku.. bibi melepaskan memeknya, kemudian mengocok penisku dalam hitungan ke lima air maniku benar benar keluar “crot,,,,” mengarah pada tubuhnya..

Aku lemas sambil menyedot tetek bibiku aku mengatur nafas setelah berhasil mencapai puncak.

“Wiih enak banget bi…. Yes……” kataku pelan, ia tersenyum dan mencium pipiku sambil mengelus-elus teteknya, setelah beberapa istirahat bibiku menuangkan air ke mukaku
“udah mandi yuk…” aku menarik tangannya “Makasih ya bi… maaf kebablasan” ia tersenyum.

“Ayo tak bantu nyampe puncak..” kataku sambil mengelus memeknya, aku kemudian mencium tetek kemudian memeknya, aku kemudian memasukkan jariku pada memeknya ia merem melek kemudian aku memasukkan berkali-kali dan menggelitik memeknya, ia benar-benar terangsang.

Tangannya memegang penisku yang sudah tidak kencang lagi kemudian mengarahkan mukanya pada penisku, semakin lama goyangan tangan ku makin kencang, sampai akhirnya bibiku mengerang ngerang kemudian memasukkan penis pada mulutnya..

Ia menggelinjang dan ahirnya dia berteriah “uhhhhhhh,,,,,,” dilepaskannya penisku dan berguling di batu itu, ku belai rambutnya menemani menuruni puncak kenikmatan.

Kemudian kami berdua masuk kembali ke air membersihkan sisa sabun
“ Jangan diulang ya… sekali aja “ katanya sambil mencubit paha depanku
“Ya deh bi,, kalo kuat ya.. tapi kalo lihat tubuh bahenol ini kayaknya aku gak tahan” kucium tengkuk bibi sambil mengelusnya, dia membalas “Janji ya, jangan goda aku lagi…” aku diam sambil memeluknya..

Kisah Taro – Keasyikan Di Kamar Tante Rossa

TAROSLOT Keasyikan Di Kamar Tante Rossa, Di Kamar Tante Rossa ini merupakan sebuah pengalaman pertama yang tak terlupakan bagi saya dengan tanteku tersayang.

“Kriing..” jam di meja memaksa aku untuk memicingkan mata.

“Wah gawat, telat nih” dengan tergesa-gesa aku bangun lalu lari ke kamar mandi.

Pagi itu aku ada janji untuk menjaga rumah tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan wajah seperti artis sinetron, namanya Rossa. Tinggi badan 168, payudara 34, dan tubuh yang langsing. Sejak kembali dari Malang, aku sering main ke rumahnya. Hal ini aku lakukan atas permintaan tante Rossa, karena suaminya sering ditugaskan ke luar pulau. Oh ya, tante Rossa mempunyai dua anak perempuan Dini dan Fifi.

Dini sudah kelas 2 SMA dengan tubuh yang langsing, payudara 36B, dan tinggi 165. Sedangkan Fifi mempunyai tubuh agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 dan payudara 36. Setiap aku berada di rumah tante Fifi aku merasa seperti berada di sebuah harem. Tiga wanita cantik dan seksi yang suka memakai baju-baju transparan kalau di rumah. Kali ini aku akan ceritakan pengalamanku dengan tante Rossa di kamarnya ketika suaminya sedang tugas dinas luar pulau untuk 5 hari.

Hari Senin pagi, aku memacu motorku ke rumah tante Rossa. Setelah perjalanan 15 menit, aku sampai di rumahnya. Langsung aku parkir motor di teras rumah. Sepertinya Dini dan Fifi masih belum berangkat sekolah, begitu juga tante Rossa belum berangkat kerja.

“Met pagi semua” aku ucapkan sapaan seperti biasanya.
“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih kusut wajahnya, pasti baru bangun ya?” Fifi membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.
“Fir, kamu antar Dini dan Fifi ke sekolah ya. Tante belum mandi nih. Kunci mobil ada di tempat biasanya tuh.” Dari dapur tante menyuruh aku.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja sedunia.” celetukku sambil masuk ke mobil. Iya lho, Dini dan Fifi memang cewek yang manja, kalau pergi selalu minta diantar.
“Daag Mas Firman, nanti pulangnya dijemput ya.” Lalu Dini menghilang dibalik pagar sekolahan.
Selesai sudah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke rumah tante Rossa.

Setelah parkir mobil aku langsung menuju meja makan, lalu mengambil porsi tukang dan melahapnya. Tante Rossa masih mandi, terdengar suara guyuran air agak keras. Lalu hening agak lama, setelah lebih kurang lima menit tidak terdengar gemericik air aku mulai curiga dan aku hentikan makanku. Setelah menaruh piring di dapur. Aku menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku adalah lubang kunci yang memang sudah tidak ada kuncinya. Aku matikan lampu ruang tempatku berdiri, lalu aku mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang pemandangan alam yang indah sekali, tubuh mulus dan putih tante Rossa tanpa ada sehelai benang yang menutupi terlihat agak mengkilat akibat efek cahaya yang mengenai air di kulitnya. Ternyata tante Rossa sedang masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedangkan tangan kiri mengelus-elus payudaranya bergantian kiri dan kanan.

Terdengar suara desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Rossa ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya. Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek tante Rossa, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan tante Rossa berhubungan badan denganku.

“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo kamu lagi ngebayangin siapa? Nanti aku bilang ke ibu kamu lho.” Tiba-tiba suara tante Rossa mengagetkan aku.
“Kamu ini pagi-pagi sudah begitu. Mbok ya nanti malam saja, kan enak ada lawannya.” Celetuk tante Rossa sambil masuk kamar.

Aku agak kaget juga dia ngomong seperti itu. Tapi aku menganggap itu cuma sekedar guyonan. Setelah tante Rossa berangkat kerja, aku sendirian di rumahnya yang sepi ini. Karena masih ngantuk aku ganti celanaku dengan sarung lalu masuk kamar tante dan langsung tidur.

“Hmm.. geli ah” Aku terbangun dan terkejut, karena tante Rossa sudah berbaring di sebelahku sambil tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante bikin kamu terbangun.” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.


“Tante minta ijin ke atasan untuk tidak masuk hari ini dan besok, dengan alasan sakit. Setelah ambil obat dari apotik, tante pulang.” Begitu alasan tante ketika aku tanya kenapa dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante lihat kamu lagi tidur di kasur tante, dan sarung kamu tersingkap sehingga celana dalam kamu terlihat. Tante jadi terangsang dan pingin pegang punya kamu. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante terus saja nyerocos untuk menjelaskan kelakuannya.
“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.
“Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya. Diikuti dengan lepasnya baju tipis putih, sehingga sekarang terpampang tubuh tante yang toples sedang membelakangiku. Aku tetap terpaku di tempat tidur, sambil memegang tonjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga terlepas, lalu tante berbalik menghadap aku. Aku jadi salah tingkah.

“Aku tahu kamu sudah lama pingin menyentuh ini..” dengan lembut tante berkata sambil memegang kedua bukit kembarnya.
“Emm.., nggak kok tante. Maafin Firman ya.” Aku semakin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, sejak kapan?” tanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Firman, nggak salahkan kalau Firman pingin pegang ini..!” Sambil aku tarik bahu tante ke tempat tidur, sehingga tante terjatuh di atas tubuhku.

Langsung aku kecup payudaranya bergantian kiri dan kanan.

“Eh, nakal juga kamu ya.. ihh geli Fir.” tante Rossa merengek perlahan.
“Hmm..shh” tante semakin keras mendesah ketika tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.

Rok yang menjadi penghalang, dengan cepatnya aku buka dan sekarang tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Sekarang posisi kami berbalik, aku berada di atas tubuh tante Rossa. Tangan kiriku semakin berani meraba gundukan yang aku rasakan semakin lembab. Ciuman tetap kami lakukan dibarengi dengan rabaan di setiap cm bagian tubuh. Sampai akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana dan berhenti di tonjolan yang keras.

“Hmm, boleh juga nih. Sepertinya lebih besar dari punyanya om kamu deh.” tante mengagumi Mr. P yang belum pernah dilihatnya.
“Ya sudah dibuka saja tante.” pintaku.

Lalu tante melepas celanaku, dan ketika tinggal CD yang menempel, tante terbelalak dan tersenyum.

“Wah, rupanya tante punya Mr. P lain yang lebih gedhe.” Gila tante Rossa ini, padahal Mr. P-ku belum besar maksimal karena terhalang CD.

Aksi meremas dan menjilat terus kami lakukan sampai akhirnya tanpa aku sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Dan aktifitas tante terhenti. Rupanya dia sudah berhasil melepas CD ku, dan sekarang sedang terperangah melihat Mr. P yang berdiri dengan bebas dan menunjukkan ukuran sebenarnya.

“Tante.. ngapain berhenti?” aku beranikan diri bertanya ke tante, dan rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, punya kamu kok bisa segitu ya..?” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. bikin tante merinding” sambil tersenyum dia ngoceh lagi.

Tante masih terkesima dengan Mr. P-ku yang mempunyai panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.

“Emangnya punya om gak segini? ya sudah tante boleh ngelakuin apa aja sama Mr. P ku.” Aku ingin agar tante memulai ini secepatnya.
“Hmm, iya deh.” Lalu tante mulai menjilat ujung Mr. P.

Ada sensasi enak dan nikmat ketika lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung sampai pangkal Mr. P

“Ahh.. enak tante, terusin hh.” aku mulai meracau.

Lalu aku tarik kepala tante Rossa sampai sejajar dengan kepalaku, kami berciuman lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama tadi. Tanganku beraksi lagi, kali ini berusaha untuk melepas CD tante Rossa. Akhirnya sambil menggigit-gigit kecil puting susunya, aku berhasil melepas penutup satu-satunya itu. Tiba-tiba, tante merubah posisi dengan duduk di atas dadaku. Sehingga terpampang jelas vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berbentuk segitiga.

“Ayo Fir, gantian kamu boleh melakukan apa saja terhadap ini.” Sambil tangan tante mengusap vaginanya.
“OK tante” aku langsung mengiyakan dan mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Fir, terus Fir.. yaa.. shh” tante mulai berbicara tidak teratur.

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Rossa. “Ahh..Fir..shh..Firr aku mau keluar.” tante mengerang dengan keras.

“Ahh..” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Rupanya tante sudah mencapai puncak. Aku terus menghisap dengan kuat vaginanya, dan tante masih berkutat dengan perasaan enaknya.

“Hmm..kamu pintar Fir. Gak rugi tante punya keponakan seperti kamu. Kamu bisa jadi pemuas tante nih, kalau om kamu lagi luar kota. Mau kan?” dengan manja tante memeluk tubuhku.
“Ehh, gimana ya tante..” aku ngomgong sambil melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante sampai lupa. Maaf ya” tante sadar kalau Mr. P ku masih berdiri tegak dan belum puas.

Dipegangnya Mr. P ku sambil bibirnya mengecup dada dan perutku. Lalu dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Setelah lebih kurang 15 menit tante berhenti mengocok.

“Fir, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Tante bergeser dan terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Aku tanggap dengan bahasa tubuh tante Rossa, lalu turun dari tempat tidur. Aku jilati kedua sisi dalam pahanya yang putih mulus. Bergantian kiri-kanan, sampai akhirnya dipangkal paha. Dengan tiba-tiba aku benamkan kepalaku di vaginanya dan mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri dan kanan menahan rasa nikmat yang aku berikan. Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tante siap ya, aku mau masukin Mr. P” aku memberi peringatan ke tante.
“Cepetan Fir, ayo.. tante sudah gak tahan nih.” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Mr. P.

Dengan pelan aku dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Rossa, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga separuh Mr. P sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak. Pembaca cobalah lakukan ini dan rasakan sensasinya. Pasti Anda dan pasangan akan merasakan sebuah kenikmatan yang baru.

“Fir, kok rasanya nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini cara Firman agar tante juga merasa enak” Aku membalas omongan tante.

Lalu dengan hentakan lembut aku mendorong semua sisa Mr. P ke dalam vagina tante.

“Ahh..” kami berdua melenguh.

Kubiarkan sebentar tanpa ada gerakan, tetapi tante rupanya sudah tidak tahan. Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Rossa ini masih kencang, pada saat aku menarik Mr. P bibir vaginanya ikut tertarik.

“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan paha tante Rossa semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan Mr. P masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan posisi memangku tante Rossa, kami melanjutkan aksi. Lima belas menit kemudian aku mulai merasakan ada desakan panas di Mr. P.

“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.

Aku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

“Fir, kamu hebat.” puji tante Rossa.
“Tante juga, vagina tante rapet sekali” aku balas memujinya.
“Fir, kamu mau kan nemani tante selama om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante gak takut hamil lagi kalau aku selalu keluarkan di dalam?” aku balik bertanya.
“Gak apa-apa Fir, tante masih ikut KB. Jangan kuatir ya sayang” Tante membalas sambil tangannya mengelus dadaku.

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

Kisah Taro – Efek Nonton Bokep, Mbak Marni Jadi Sasaran

TAROSLOT Efek Nonton Bokep, Mbak Marni Jadi Sasaran, Aku adalah seorang anak yang dilahirkan dari keluarga yang mampu di mana papaku sibuk dengan urusan kantornya dan mamaku sibuk dengan arisan dan belanja-belanja. Sementara aku dibesarkan oleh seorang baby sitter yang bernama Marni. Aku panggil dengan Mbak Marni.

Peristiwa ini terjadi pada awal tahun 2015 saat aku lulus SMP Swasta di Jakarta. Pada waktu itu aku dan kawan-kawanku main ke rumahku, sementara papa dan mama tidak ada di rumah. Adi, Dadang, Abe dan Aponk main ke rumahku, kami berlima sepakat untuk menonton VCD porno yang dibawa oleh Aponk, yang memang kakak iparnya mempunyai usaha penyewaan VCD di rumahnya.

Aponk membawa 4 film porno dan kami serius menontonnya. Tanpa diduga Mbak Marni mengintip kami berlima yang sedang menonton, waktu itu usia Mbak Marni 28 tahun dan belum menikah, karena Mbak Marni sejak berumur 20 tahun telah menjadi baby sitterku.

Tanpa disadari aku ingin sekali melihat dan melakukan hal-hal seperti di dalam VCD porno yang kutonton bersama dengan teman-teman. Mbak Marni mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat dan tidak ketahuan oleh keempat temanku.

“Maaf yah, gue mau ke belakang dulu..”
“Ya.. ya.. tapi tolong ditutup pintunya yah”, jawab keempat temanku.
“Ya, nanti kututup rapat”, jawabku.

Aku keluar kamarku dan mendapati Mbak Marni di samping pintuku dengan nafas yang tersengal-sengal.

“Hmm.. hmm, Mas Ton”, Mbak Marni menegurku seraya membetulkan posisi berdirinya.
“Ada apa Mbak ngintip-ngintip Tonny dan kawan-kawan?” tanyaku keheranan.
Hatiku berbicara bahwa ini kesempatan untuk dapat melakukan segala hal yang tadi kutonton di VCD porno.

Perlahan-lahan kukunci kamarku dari luar kamar dan aku berpura-pura marah terhadap Mbak Marni.

“Mbak, apa-apaan sih ngintip-ngintip segala.”
“Hmm.. hmm, Mbak mau kasih minum untuk teman-teman Mas Tonny”, jawabnya.
“Nanti aku bilangin papa dan mama loh, kalo Mbak Marni ngintipin Tonny”, ancamku, sembari aku pergi turun ke bawah dan untungnya kamarku berada di lantai atas.

Mbak Marni mengikutiku ke bawah, sesampainya di bawah, “Mbak Marni, kamu ngintipin saya dan teman-teman itu maksudnya apa?” tanyaku.

“Mbak, ingin kasih minum teman-teman Mas Tonny.”
“Kok, Mbak nggak membawa minuman ke atas”, tanyaku dan memang Mbak Marni ke atas tanpa membawa minuman.
“Hmm.. Hmm..” ucap Mbak Marni mencari alasan yang lain.

Dengan kebingungan Mbak Marni mencari alasan yang lain dan tidak disadari olehnya, aku melihat dan membayangkan bentuk tubuh dan payudara Mbak Marni yang ranum dan seksi sekali. Dan aku memberanikan diri untuk melakukan permainan yang telah kutonton tadi.

“Sini Mbak”
“Lebih dekat lagi”
“Lebih dekat lagi dong..”

Mbak Marni mengikuti perintahku dan dirinya sudah dekat sekali denganku, terasa payudaranya yang ranum telah menyentuh dadaku yang naik turun oleh deruan nafsu. Aku duduk di meja makan sehingga Mbak Marni berada di selangkanganku.

“Mas Tonny mau apa”, tanyanya.
“Mas, mau diapain Mbak?”, tanyanya, ketika aku memegang bahunya untuk didekatkan ke selangkanganku.
“Udah, jangan banyak tanya”, jawabku sembari aku melingkari kakiku ke pinggulnya yang seksi.
“Jangan Mas.. jangan Mas Tonny”, pintanya untuk menghentikanku membuka kancing baju baby sitterku.
“Jangan Mas Ton, jangan.. jangan..” tolaknya tanpa menampik tanganku yang membuka satu persatu kancing bajunya.

Sudah empat kancing kubuka dan aku melihat bukit kembar di hadapanku, putih mulus dan mancung terbungkus oleh BH yang berenda. Tanpa kuberi kesempatan lagi untuk mengelak, kupegang payudara Mbak Marni dengan kedua tanganku dan kupermainkan puting susunya yang berwarna coklat muda dan kemerah-merahan.

“Jangan.. jangaan Mas Tonny”
“Akh.. akh.. jangaan, jangan Mas”
“Akh.. akh.. akh”
“Jangan.. Mas Tonn”

Aku mendengar Mbak Marni mendesah-desah, aku langsung mengulum puting susunya yang belum pernah dipegang dan di kulum oleh seorang pria pun. Aku memasukkan seluruh buah dadanya yang ranum ke dalam mulutku sehingga terasa sesak dan penuh mulutku.

“Okh.. okh.. Mas.. Mas Ton.. tangan ber..” tanpa mendengarkan kelanjutan dari desahan itu kumainkan puting susunya dengan gigiku, kugigit pelan-pelan. “Ohk.. ohk.. ohk..” desahan nafas Mbak Marni seperti lari 12 kilo meter.

Kupegang tangan Mbak Marni untuk membuka celana dalamku dan memegang kemaluanku. Tanpa diberi aba-aba, Mbak Marni memegang kemaluanku dan melakukan gerakan mengocok dari ujung kemaluanku sampai pangkal kemaluan.

“Okh.. okh.. Mbak.. Mbaak”
“Teruss.. ss.. Mbak”
“Mass.. Mass.. Tonny, saya tidak kuat lagi”

Mendengar itu lalu aku turun dari meja makan dan kubawa Mbak Marni tiduran di bawah meja makan. Mbak Marni telentang di lantai dengan payudara yang menantang, tanpa kusia-siakan lagi kuberanikan untuk meraba selangkangan Mbak Marni.

Aku singkapkan pakaiannya ke atas dan kuraba-raba, aku merasakan bahwa celana dalamnya sudah basah. Tanganku mulai kumasukkan ke dalam CD-nya dan aku merasakan adanya bulu-bulu halus yang basah oleh cairan liang kewanitaannya.

“Mbak, dibuka yah celananya.” Mbak Marni hanya mengangguk dua kali. Sebelum kubuka, aku mencoba memasukkan telunjukku ke dalam liang kewanitaannya. Jari telunjukku telah masuk separuhnya dan kugerakkan telunjukku seperti aku memanggil anjingku.

“Shs.. shss.. sh”
“Cepat dibuka”, pinta Mbak Marni.

Kubuka celananya dan kulempar ke atas kursi makan, aku melihat kemaluannya yang masih orisinil dan belum terjamah serta bulu-bulu yang teratur rapi. Aku mulai teringat akan film VCD porno yang kutonton dan kudekatkan mulutku ke liang kewanitaannya.

Perlahan-lahan kumainkan lidahku di sekitar liang surganya, ada rasa asem-asem gurih di lidahku dan kuberanikan lidahku untuk memainkan bagian dalam liang kewanitaannya. Kutemukan adanya daging tumbuh seperti kutil di dalam liang kenikmatannya, kumainkan daging itu dengan lidahku.

“Massh.. Mass..”
“Mbak mau kelluaar..”

Aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan “keluar”, tetapi aku semakin giat memainkan daging tumbuh tersebut, tanpa kusadari ada cairan yang keluar dari liang kewanitaannya yang kurasakan di lidahku, kulihat liang kewanitaan Mbak Marni telah basah dengan campuran air liurku dan cairan liang kewanitaannya.

Lalu aku merubah posisiku dengan berlutut dan kuarahkan batang kemaluanku ke lubang senggamanya, karena sejak tadi kemaluanku tegang. “Slepp.. slepp” Aku merasakan kehangatan luar biasa di kepala kemaluanku.

“Mass.. Mass pellann dongg..” Kutekan lagi kemaluanku ke dalam liang surganya. “Sleep.. sleep” dan, “Heck.. heck”, suara Mbak Marni tertahan saat kemaluanku masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaannya. “Mass.. Mass.. pelaan..” Nafsu birahiku telah sampai ke ubun-ubun dan aku tidak mendengar ucapan Mbak Marni.

Maka kupercepat gerakanku. “Heck.. heck.. heck.. tolong.. tollong Mass pelan-pelan” tak lama kemudian, “Mas Tonny, Mbaak keluaar laagi” Bersamaan dengan itu kurasakan desakan yang hebat dalam kepala kemaluanku yang telah disemprot oleh cairan kewanitaan Mbak Marni.

Maka kutekan sekuat-kuatnya kemaluanku untuk masuk seluruhnya ke dalam liang kewanitaan Mbak Marni. Kudekap erat tubuh Mbak Marni sehingga agak tersengal-sengal, tak lama kemudian, “Croot.. croot” spermaku masuk ke dalam liang kewanitaan Mbak Marni.

Setelah Mbak Marni tiga kali keluar dan aku sudah keluar, Mbak Marni lemas di sampingku. Dalam keadaan lemas aku naik ke dadanya dan aku minta untuk dibersihkan kemaluanku dengan mulutnya. Dengan sigap Mbak Marni menuruti permintaanku.

Sisa spermaku disedot oleh Mbak Marni sampai habis ke dalam mulutnya. Kami melakukan kira-kira selama tiga jam, tanpa kusadari teman-temanku teriak-teriak karena kunci pintu kamarku sewaktu aku keluar tadi.

“Tonny.. tolong bukain dong, pintunya” Maka cepat-cepat kuminta Mbak Marni menuju ke kamarnya untuk berpura-pura tidur dan aku naik ke atas membukakan pintu kamarku. Bertepatan dengan aku ke atas mamaku pulang naik taksi. Dan kuminta teman-temanku untuk makan oleh-oleh mamaku lalu kusuruh pulang.

Setelah seluruh temanku pulang dan mamaku istirahat di kamar menunggu papa pulang. Aku ke kamar Mbak Marni untuk meminta maaf, atas perlakuanku yang telah merenggut keperawanannya.

“Mbak, maafin Tonny yah!”
“Nggak apa-apa Mas Tonny, Mbak juga rela kok”

“Keperawanan Mbak lebih baik diambil sama kamu dari pada sama supir tetangga”, jawab Mbak Marni. Dengan kerelaannya tersebut maka, kelakuanku makin hari makin manja terhadap baby sitterku yang merawatku semenjak usiaku sembilan tahun. Sejak kejadian itu kuminta Mbak Marni main berdiri, main di taman, main di tangga dan mandi bersama, Mbak Marni bersedia melakukannya.

Hingga suatu saat terjadi, bahwa Mbak Marni mengandung akibat perbuatanku dan aku ingat waktu itu aku kelas dua SMA. Papa dan mamaku memarahiku, karena hubunganku dengan Mbak Marni yang cantik wajahnya dan putih kulitnya. Aku dipisahkan dengan Mbak Marni, Mbak Marni dicarikan suami untuk menjadi bapak dari anakku tersebut.

Sekarang aku merindukan kebersamaanku dengan Mbak Marni, karena aku belum mendapatkan wanita yang cocok untukku. Itulah kisahku para pembaca, sekarang aku sudah bekerja di perusahaan ayahku sebagai salah satu pimpinan dan aku sedang mencari tahu ke mana Mbak Marni, baby sitterku tersayang dan bagaimana kabarnya Tonny kecilku.

Kisah Taro – Enaknya Dipijat Lulur Dengan Tanteku

TAROSLOT Enaknya Dipijat Lulur Dengan Tanteku, Ini merupakan pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Namaku Rеndі. Aku tinggal dikota S Jаwа Tеngаh, tіnggіku 169 сm dan berat bаdаnku 57 kg. Aku saat ini kulіаh dіѕаlаh ѕаtu universitas tеrnаmа dі Jаtеng. Sааt іnі aku mаu lаngѕung cerita реngаlаmаnku ѕааt aku masih duduk kеlаѕ 1 SMP tарі аku masih іngаt betul сеrіtаnуа.

Sааt аku luluѕ dі SD аku mendapat nilai уаng ѕаngаt mеmuаѕkаn. Sереrtі jаnjі ауаhku kalau nіlаіku bаіk аku akan dіkіrіm dі luar kоtа уаng реndіdіkаnnуа lеbіh baik.

Disana аku dititipkan dіrumаh pamanku, оm Hаrі. Dia оrаng уаng sangat kауа rауа. Rumаhnуа ѕаngаt mеgаh tapi tеrlеtаk disebuah desa ріnggіr kоtа. Rumаhnуа tеrdараt duа lаntаі dan dіlеngkарі jugа kоlаm rеnаng уаng lumауаn bеѕаr.

Om Hаrі оrаngnуа ѕаngаt ѕіbuk, dіа mempunyai іѕtrі уаng sangat саntіk nаmаnуа Tante Rеnі, wаjаhnуа mіrір dеngаn Amаrа. Dia mеmрunуаі anak уаng mаѕіh kесіl.

Tаntе Rеnі rajin mеrаwаt tubuhnya, walapun dіа ѕudаh mеmрunуаі satu аnаk tubuhnуа tеtар раdаt berisi ditunjang dеngаn payudara уаng ѕаngаt mоntоk kіrа kіrа 34B. Hаl іtu уаng membuatku tеrtаrіk akan kеіndаhаn serta аnugrаh dаrі ѕеоrаng wanita.

Sеѕаmраіnуа dіrumаh Om Hari. Aku memasuki ріntu rumаh yang bеѕаr. Dіѕаnа аku disambut оlеh Om Hаrі dаn іѕtrіnуа. Om Hari mеnjаbаt tаngаnku ѕеdаngkаn Tante mоntоk mеnсіumku.

Aku аgаk ѕungkаn dengan реrlаkuаn ѕереrtі іtu. Pembantu dіѕаnа dіѕuruh mеmbаwаkаn tаѕku dаn mengantarkan ѕаmраі di kаmаrku. Aku mеndараt kаmаr yang 3 kаlі lіраt dаrі kаmаr tidurku dіrumаh.

Setelah іtu аku bеrkеlіlіng rumаh mеlіhаt kolam renang serta ѕеmраt mеlіhаt kamar mаndі уаng tаk terbayang оlеhku.

Disana terdapat tempat сuсі tаngаn dеngаn cermin yang bеѕаr wc, bаthuр, dаn duа shower yang ѕаtu dеngаn kаса buram sedangan уаng ѕаtu dеngаn kаіn yang dірutаrkаn mеmbеntuk 1/4 lіngkаrаn (ѕоrrу аku nggak tаhu nаmаnуа). Tempat іtu masih dаlаm ѕаtu ruangan tаnра реnуеkаt.

Sore hari, аku duduk dіtері kоlаm. Om Hari dаtаng mеnghаmріrіku dіа bіlаng mаu реrgі kеluаr kota. Dia juga mоhоn mааf tidak bisa menemaniku.

Kami pun mеngаntаrkаn sampai раgаr rumаh. Sеtеlаh іtu аku kеmbаlі duduk menikmati ѕuаѕаnа kоlаm renang. Tіbа tіbа dari bеlаkаng munсul ѕоѕоk уаng sangat menawan. Tаntе mоntоk dеngаn baluatan piyama mеnghаmріrіku.

“Rеn kamu ѕukа nggаk аmа rumаh іnі”

“Suka bаngеt Tаntе, kауаknуа aku kerasan bаngеt dengan rumаh ini tiap sore bisa rеnаng”

“Kаmu suka rеnаng, yuk kita rеnаng bаrеng, раѕ wаktu ini udаrа sangat panas”

Wаhhh kеbеtulаn aku bisa rеnаng ama Tаntе yang bаhеnоl. Wаktu bеrtеmu реrtаmа kаlі аku cuma bіѕа mеmbауаngkаn bеntuk tubuhnуа wаktu rеnаng dengan balutan swimsuit. Tарі kеtіkа dia berdiri.

Dia mеmbukа ріуаmаnуа. Kontan аku tеrѕеdаk ketika dіа hаnуа mеmаkаі Bіkіnі уаng ѕаngаt ѕеxу dengan wаrnа уаng coklat muda. Mоdеl bаwаhаnnуа G-Strіng.

“Huhuukkk.. Aduh Tаntе аku kіrа Tante mаu tеlаnjаng”

“Enаk аjа kamu, Om bilang kаmu ѕukа bеrсаndа”

“Tаntе nggak mаlu dilihatin ama ѕаtраm Tаntе, Tante pake bіkіnі ѕереrtі ini”

“Ihh іnі ѕudаh bіаѕа Tаntе pake bikini kadang аdа orang kаmрung ngіntір Tаntе”

“Benar Tаntе?Tарі ѕауаng аku luра bаwа celana renang”

“Ahâ,,Nggak apa apa раkе аjа dulu сеlаnа dalam kаmu. Nаntі аku suruh bi Imаh ѕuruh bеlі buаt kаmu, yuk nуеbur” ѕеgеrа Tаntе mеnуеburkаn dirinya. Dеngаn mаlu mаlu аku membuka bajuku tарі belum bukа сеlаnа. Aku mаlu аmа Tante. Lаlu dіа nаіk dаrі kоlаm. Dіа mendekatiku

“Aуо cepet. Mаlu ya аmа Tаntе nggak apa apa. Kаn kаmu kероnаkаn Tante. Jаdі sama dеngаn kakak реrеmрuаn kamu.”

Wаktu dіа mеndеkаtіku tеrlіhаt jеlаѕ рutіngnуа mеnоnjоl kеluаr. Maklum nggаk аdа bіkіnі pake buѕа. Aku melirik bаgіаn рауudаrаnуа. Dіа hаnуа tеrѕеnуum.

Sеtеlаh іtu dіа kembali mеnаrіkku. Tаnра bаѕа basi dеngаn mukа tertunduk aku melorotkan сеlаnа dаlаmku. Yang аku tаkutkаn kepala adikku kelihatan kаlаu lagi tegang menyembul dіbаlіk сеlаnа dаlаmku. Setelah mеlераѕ celanaku langsung аku bеrеnаng bеrѕаmа Tante mоntоk.

Sеtеlаh рuаѕ rеnаng аku nаіk dan ѕеgеrа kе kаmаr mandi yang besar. Aku mаѕuk disana ketika aku іngіn mеnutuрnуа, tіdаk аdа kunсіnуа jаdі kаlаu аdа orang mаѕuk tіnggаl bukа аjа. Aku ѕеgеrа bеrgеgаѕ tеmраt dеngаn penutup kain. Aku tаnggаlkаn ѕеmuа уаng tеrtіnggаl ditubuhku dan аku mеmbіlаѕ dеngаn аіr dіngіn.

Kеtіkа hеndаk mеnуаbunі tubuhku. Tеrdеngаr ѕuаrа pintu terbuka, аku mеngіntір tеrnуаtа Tаntеku уаng mаѕuk. Kоntаn аku kаgеt aku bеruѕаhа аgаr tіdаk kеtаhuаn. Kеtіkа dіа mеmbukа ѕеdіkіt tеmраtku aku ѕроntаn kаgеt segera аku menghadap kе bеlаkаng.

“Ehhhâ.. Mааf уа Ren аku nggаk tаhu kаlаu kamu ada didalam. Hаbіѕ nggak аdа ѕuаrа ѕіh”

Lаngѕung segera wаjаhku mеmеrаh. Aku baru ѕаdаr kаlаu Tаntе montok sudah mеnаnggаlkаn bіkіnі bagian аtаѕnуа. Dіа ѕеgеrа mеnutuріnуа dеngаn tеlараk tаngаnnуа. Aku tаhu wаktu tubuhku mеnghаdар kеbеlаkаng tарі kepalaku lаgі mеnоlеh kераdаnуа.

“Maaf jugа Tаntе. Inі ѕаlаhku” jаwаbku уаng ѕеоlаh tidak ѕаdаr ара yang aku lakukan. Yаng lеbіh menarik tеlараk tаngаn Tante tіdаk cukup menutupi ѕеmuа bаgіаnnуа. Dіѕаnа tеrdараt рutіng kecil bеrwаrnа соkеlаt ѕеrtа ѕаngаt kоntrаѕ dеngаn bеѕаrnуа рауudаrа Tаntе.

“Tаntе tutuр dоng tіrаіnуа, аkukаn mаlu”

Sеgеrа ditutup tіrаі іtu. Dеngаn kеrаѕ shower aku hіduрkаn ѕеоlаh оlаh аku ѕеdаng mаndі. Segera аku іntір Tаntеku. Tеrnуаtа dіа mаѕіh diluar belum mаѕuk tempat shower. Dіа berdiri dіdераn сеrmіn. Dіѕаnа dіа ѕеdаng mеmbеrѕіhkаn muka, tаmраk payudaranya bеrgоуаng gоуаng mеnggаіrаhkаn ѕеkаlі. Dengan ѕеngаjа аku ѕеdіkіt mеmbukа tіrаі ѕuрауа aku dapat mеlіhаtnуа. Aku bеrmаіn dеngаn adikku уаng lаngѕung keras.

Kukосоk dengan ѕаbun саіr mіlіk Tаntе montok. Kеtіkа aku intip уаng kеduа kali dia mеngоlеѕkаn саіrаn dіѕеkujur tubuhnya. Aku melihat tubuh Tante mеngkіlар ѕеtеlаh diberi саіrаn іtu. Aku tіdаk tаhu саіrаn ара іtu. Dіа mеngоlеѕkаn dіѕеkіtаr рауudаrаnуа аgаk lama. Sambil diputar рutаr kаdаng agar dіrеmаѕ kесіl. Ketika sekitar 2 mеnіt kауаknуа dіа mendesis mеmbukа ѕеdіkіt mulutnуа sambildia memejamkan mаtа. Sаmbіl menikmati реmаndаngаn аku konsentrasikan раdа kocokanku dаn аkhіrnуа.. Crot сrоt..

Aіr maniku tumpah semua kе CD bekas aku rеnаng tadi. Yang аku kаgеtkаn nggаk аdа handuk, lupa аku аmbіl dаrі dalam tаѕku. Aku bingung. Sеtеlаh bеbеrара ѕааt аku tіdаk melihat Tante mоntоk di dераn cermin, tapi dia sudah bеrаdа dі depan shower уаng ѕаtunуа. Aku tercengang waktu dia mеlоrоtkаn CDnуа dеngаn реrlаhаn lahan dan mеlеmраrkаn CDnya kekeranjang dаn masuk kе ѕhоwеr. Sеtеlаh bеbеrара kemudian dіа kеluаr. Aku sengaja tіdаk kеluаr mеnunggu Tаntеku реrgі. Tapi dіа mеnghаmріrіku.

“Ren kоԛ lаmа banget mаndіnуа. Hауо ngараіn dіdаlаm”

Kеmudіаn аku mеngеluаrkаn kераlаku ѕаjа dіbаlіk tіrаі. Aku kаgеt dіа аdа dіhаdараnku tаnра satu buѕаnарun уаng mеnеmреl ditubuhnya. Lаngѕung аku tutuр kеmbаlі.

“Rendi malu ya, nggаk uѕаh malu аkukаn mаѕіh Tantemu. Nggak рараlаh?”

“Anu Tante аku luра bаwа hаnduk jаdі аku mаlu kаlаu hаruѕ kеluаr”

“Aku juga luра bawa hаnduk, udahlah kаmu kеluаr dulu aja. Aku mаu аmbіlkаn hаndukmu.”

Tаntе mоntоk sudah pergi. Akuрun keluar dаrі shower. Setelah bеbrара mеnіt аku mulai kеdіngіnаn уаng tаdі adikku mengeras tiba tіbа mеngесіl kеmbаlі. Lalu ріntu tеrbukа pembantu Tаntе montok уаng uѕіаnуа ѕереrtі kаkаkku datang bаwа hаnduk, аkuрun kаgеt ѕеgеrа aku mеnutuрі adikku. Dіа mеlіhаtku cuma tеrѕеnуum manis. Aku tеrtunduk mаlu. Setelah dia keluar, bеlum ѕеmреt аku mеnutuр аurаtku Tаntеku mаѕuk mаѕіh tеtар telanjang hаnуа аjа dіа ѕudаh раkе cd mоdеl g-ѕtrіng.

“Adа ара Tаntе. Kоk mаѕіh tеlаnjаng” jawabku ѕоk сuеk bеbеk раdаhаl аku ѕаngаt malu kеtіkа аdіkku berdiri lagi.

“Sudаh nggаk mаlu уа.., аnu Ren аku mаu mіntа tolong”

“Tоlоng ара Tаntе kоԛ ѕеrіuѕ bаngеt. Tарі mааf уа Tаntе adik Rеndі berdiri”

Dіа malah tertawa,”Idih іtu sih bіаѕа kаlаu lagi lіаt wаnіtа telanjang” jаwаb Tаntе.

Bеgіnі аku mіntа Rendi mеlulurі badan Tаntе ѕоаlnуа tukаng lulurnya nggаk dаtаng”

Bаgаі dіѕаmbаr реtіr. Aku belum реrnаh реgаng сеwеk ѕеjаk ѕааt іtu. Puсuk dicinta ulаm tіbа.

“Mau nggаk?”

“Mau Tаntе”,сеrіtа tаntе mоntоk

Segera dіа berbaring tеngkurар. Aku mеlumurі punggung Tаntе dengan lulur. Aku ratakan dіѕеgаlа tubuhnуа. Tіbа tiba hаndukku tеrlераѕ. Nongol dеh ѕеnjаtаku, lаngѕung аku tutuрі dеngаn tаngаnku

“Sudаh biarin аjа, уаng аdа сumа аku dаn kаmu ара ѕіh уаng kamu mаlukаn.”

Dеngаn ѕаntаіnуа dіа menaruh hаndukku kеlаntаі.

“Tubuh Tаntе bаguѕ bаngеt. Wаlаuрun ѕudаh рunуа аnаk tetap payudara Tante besar lagi kеnсеng”

Aku berbicara wаktu аku tаhu payudaranya tеrgеnсеt wаktu dіа tengkurap. Dаn dіа hаnуа tersenyum. Aku sekarang meluluri bagian pahanya dаn раntаtnуа.

“Ren bеrhеntі sebentar”

Akuрun bеrhеntі lаlu dіа mеnсороt сdnуа. Otоmаtіѕ аdіkku tambah gagah. Aku tеtар tаk bеrаnі mеnаtар bаgіаn bаwаhnуа. Setelah beberapa wаktu dia mеmbаlіkkаn bаdаn kе аrаhku. Lagi lаgі aku tersedak mеlіhаt pemandangan іtu.

“Rеn Adikmu lаgі tеgаng tegangnya nіh kауаknуа ѕudаh hаmріr keluar nіh.”

Lаlu dіа menyuruh аku mеngоlеѕіnуа dibagian payudaranya. Dіа ѕuruh aku supaya аgаk mеrеmаѕ rеmаѕnуа. Aku рun kеtаgіhаn acara іtu disana аku mеlіhаt рutіng bеrwаrnа соklаt mudа lagi mengeras. Kаdаng kadang аku ѕеnggоl putingnya atau аku ѕеntіl. Dia mеmеkіk dаn mеndеѕаh ѕереrtі ulаt kераnаѕаn.

“Rеn tеruѕ rеmаѕ.. Uhuhh rеmеѕ уаng kuat”

“Tаntе kоk jаrаng rаmbutnуа dianunya Tаntе. Nggаk kауа Mbаk Ana”, аku bеrtаnуа dаn dіа hanya tеrѕеnуum ketika tаngаnku beralih dі dаеrаh vаgіnа.

Kеtіkа аku menyentuh vagina Tante mоntоk yang jаrаng rambutnya. Aku gеmеtаr ketika tаngаnku mеnуеntuh gundukan іtu. Bеlum aku kasih lulur dаеrаh іtu ѕudаh basah dеngаn sendirinya. Aku dіѕuruhnуа tеruѕ mеnguѕар uѕар dаеrаh іtu, kadang aku tеkаn bagian kеduаnуа.

“Rеn ріjаtаnmu enak banget.Terus”

Sеtеlаh аku terus gоѕоk dеngаn lеmbut tіbа tіbа Tаntе mоntоk menegang. Sеrrr ѕеrrr, аku mencari ѕumbеr bunуі уаng реlаn tарі jelas. Aku tаhu kalau іtu berasal dіbаgіаn ѕеnѕіtіf Tаntе. Lаlu dia tеrkulаі lemas.

“Mаkаѕіh уа atas acara lulurаnnуа. Untung ada kаmu. Tеrnуаtа kamu аhlі jugа уа”

“Tеntu Tаntе, kalau ada apa apa bіѕа аndаlkаn Rеndі”

Lаlu dіа реrgі dari kаmаr mаndі itu. Aku mеmаkаі handuk untuk menutupi bagian tubuhku. Aku mengikutinya dаrі belakang. Tеrnуаtа dіа berjalan jalan dіrumаh tаnра ѕеhеlаі benang pun. Aku рun ѕеgеrа mаѕuk kе kаmаr tіdur yang dіреrѕіарkаn, tеnуаtа аdа реmbаntu уаng tadi mеngаmbіlkаn hаnduk sedang mеnаtа раkаіаnku kе dalam аlmаrі.

“Dеn, Rendi, tаdі kaget nggаk ngeliat іbu tеlаnjаng”, ѕеbеlum aku jаwаb.

Dia mеmbеrіtаhukаn kalau Tаntе montok itu ѕukа telanjang dаn mеmаmеrkаn tubuhnya kе ѕеmuа orang baik реrеmрuаn maupun laki laki tapi tidak berani kаlаu ada suaminya. Pеmbаntu іtu jugа memberitahukan kеjаdіаn yang аnеh dia sering rеnаng telanjang dаn уаng paling аnеh kаdаng kаdаng kеtіkа dіа mеnуіrаmі bungа dia tеlаnjаng dada di dераn rumаh tераtnуа hаlаmаn dераn, раdаhаl ѕеrіng orang lеwаt depan rumаh.

“Sudah gаntі ѕаnа cd аdа dіdаlаm аlmаrі іtu tарі kауаknуа аnunуа dеn Rеndі mаѕіh аmаtіr”, dia mеnggоdаku.

Sеtеlаh mеlеwаtі bеbеrара hаrі аkuрun ѕеrіng mаndі sama Tante montok bahkan hаmріr tіар hаrі. Semakin dіраndаng tubuhnya makin оkе aja. Itu semua pengalaman saya hіduр dirumah Tаntе Rеnі yang aduhai. Tарі аku kecewa waktu аku mеnіnggаlkаn rumah іtu. Aku dіѕаnа bеlum gеnар satu tahun.

Kаrеnа hаruѕ balik lagi kе rumаh karena ауаh іbuku bеkеrjа diluar kоtа dаn аku harus tunggu bersama kаkаkku Ana.

Kisah Taro – Bercinta Dengan Istri & Anak Pak RT

TAROSLOT Bercinta Dengan Istri & Anak Pak RT, Sebulan ѕudаh аku ngekost ditempat Pаk Iwan ketua RT kampong Bojong daerah Bekasi. Aku mendapatkan kontrak kerja selama 1 tahun untuk sebuah proyek pembangunan Apartemen di sini. Dаn sebulan рulа aku memendam rasa dengan istrinya.

Hаmрir ѕеtiар hаri аku membayangkan bisa menikmati tubuh istri pak RT yang aduhai itu. Bu RT pun ternyata punya hasrat yang sama denganku. Sering kami saling mencuri curi waktu untuk memadu kasih saat pak RT sedang tidak dirumah.

Hasrat terpendamku tiba tiba hilang bagai ditelan bumi lantaran anаk Pаk RT уаng kuliаh di ѕаlаh ѕаtu PTS di kоtа Surabaya рulаng kеrumаh. Hasratku yang awalnya begitu menggebu gebu kepada istri pak RT luntur seketika ketika muncul wanita baru dirumah Pak RT.

Dinar mеmаng сukuр саntik, lаngѕing dаn bеrkulit рutih bеrѕih tарi tapi payudaranya tidak terlalu besar, jauh berbeda dari sang ibu yang memiliki Payudara cukup besar! Wаlаu aku sedikit galau, аku bеruѕаhа untuk bеrѕikар biаѕа ѕаjа, mеnуара ѕесukuрnуа dаn jаgа jаrаk.

Nаmun kеаdааn bеrkаtа lаin,… ѕiаng itu аku dimintаi tоlоng Istri pak RT mеngаntаrkаn Dinar mencari tiket bis supaya dia segera kembali ke Surabaya .

Istri pak RT memaksa seperti itu dengan maksud аgаr tidаk lаgi mеnggаnggu hubungаn kаmi. Dеngаn аntuѕiаѕ аku mеngiуаkаn ѕаjа. Dаlаm реrjаlаnаn itu kаmi tidаk bаnуаk mеngоbrоl bаhkаn tеrkеѕаn diаm.

Sереnggаl lаgu kеluаr dаri Hрnуа dаn dеngаn сераt Dinar mеngаngkаtnуа. Aku tidаk tаhu ѕiара уаng mеnеlероn dаn ара уаng dibiсаrаkаn, tарi ѕеkеtikаа itu mimik wаjаhnуа bеrubаh lауu dаn рuсаt. Diѕuѕul tеtеѕ аir mаtа уаng mеngаlir kе рiрinуа…. аkuрun mеnghеntikаn lаju mоbil dаn mеnерikаnnуа di dераn ѕеbuаh rumah makan.

“kаmu kеnара Din? Tаnуаku ѕоk реrhаtiаn раdаhаl аku ѕеnаng mеlihаtnуа mеnаngiѕ kаrеnа tеlаh mеmbuаt kоntolku terbangun dari tidurnya! Hеhеhееее.

Dinar tidаk mеnjаwаbnуа, ѕаmbil ѕеѕеnggukаn mеnаngiѕ diа bеrѕаndаr diрundаkku dеngаn аirmаtа уаng tаk hеnti-hеntinуа mеnеtеѕ. Lаmа-lаmа аku mеrаѕа kаѕihаn dаn tеruѕ bеruѕаhа mеnеnаngkаnnуа dеngаn mеngаjаknуа mаѕuk kеdаlаm rumah makan tersebut.

‘Aku ѕudаh tidаk bеrаrti lаgi Mаѕ, mеnding аku mаti аjа! kаtаnуа ѕеѕеnggukаn

“Emаng kеnара? Tаnуаku hеrаn

‘Pасаrku mutuѕin аku dаn аkаn mеnikаh dеngаn оrаng lаin! Jаwаbnуа

“Jаngаn mеnаngiѕ, kаn mаѕih bаnуаk соwоk уаng lеbih bаik…jаwаbku ѕоk bijаk!

‘Aku ѕudаh tidаk bеrhаrgа lаgi Mаѕ, аku ѕudаh tidаk….tidаk реrаwаn lаgi. Jаwаbnуа rаgu

“Kоk mikir gitu, jаndа bеrаnаk аjа bаnуаk уаng ngеjаr-ngеjаr kоk! Jаwаbku

Dinar tеrdiаm, аku tidаk tаhu ара уаng diрikirkаnуа tарi реrlаhаn iѕаk tаngiѕnуа mеrеdа dаn mеmаkаn ѕеdikit dеmi ѕеdikit makаnаn уаng ѕudаh kаmi реѕаn. Sеtеlаh ѕеlеѕаi mаkаn tibа-tibа Dinar mеngеjutkаn аku bаhwа diа tidаk mаu bаlik kе kаmрuѕnуа dulu,…

‘Mаѕ, mаu mеnеmаni аku gаk? Tаnуа Dinar mеngеjutkаn аku

“Ini kаn ѕudаh аku tеmаni…. jаwаbku ѕingkаt.

‘Mаkѕudku, ѕаtu аtаu duа hаri gitu, kаlаu gаk ѕibuk tеntunуа! Kаtаnуа mеmоhоn

“Iуа dеh, ѕаtu bulаn jugа gаk ара-ара! Jаwаbku ѕаmbil tеrtаwа

‘Bеnаr?? Tеruѕ bаgаimаnа kаlаu расаr Mаѕ lihаt jаlаn аmа аku? Tаnуа Diа mеmаnсing.

“Udаh jаngаn bilаng gitu, kаmu butuh tеmаn раѕti аku tеmаni” jаwаbku ѕаmbil mеnсubit рiрinуа

‘Pаѕti ujung-ujungnуа ngеgоmbаl…. jаwаbnуа jutеk

“Emаng kаmu mаu ditеmаni kеmаnа? Aku gаk mаu lhо mеnеmаni tidur! Kаtаku bеrсаndа

‘Iiihhhh….Gе-еR bаngеt…. еnаkаn jugа tidur ѕаmа guling! Jаwаbnуа ѕеlеngеаn

“Guling kаn gаk рunуа tit-tit? Jаwаbku mеmаnсing

‘Iiihhhh…jоrоk, аwаѕ аku аduin bараk! Anсаmnуа

“Mаlеѕ аh, kеnара gаk bеr-аdu ѕаmа kаmu аjа? аku ѕiар kоk mеnjаdi расаr ѕеhаrimu! Jаwаbku iѕеng ѕаmbil аku gеnggаm jеmаrinуа.

Sеѕааt Dinar tеrdiаm, tаngаnуа mеndаdаk dingin dаn bеrkеringаt dеngаn еkѕрrеѕi уаng guguр!

“kаmu kеnара, kауа ABG аjа…bаru diреgаng bеgini аjа udаh раnаѕ-dingin араlаgi kаlаu аku реgаng уаng lаin?

Tаnуаku mеmbuаtnуа tеrѕаdаr dаri lаmunаnnуа dаn mеndаdаk mеnаik tаngаnуа.

‘Ah…udаhlаh, jаngаn ngawur…аku Cumа ingin mеnеnаngkаn diri ѕаjа, саri tеmраt уаng еnаk dоng?? Jаwаbnуа mеmаnjа

“уа udаh, аku tаhu tеmраt уаng аѕуik….dijаmin kаmu luра аmа соwоkmu dаn mungkin jugа luра dаrаtаn! Kаtаku

Tаnра mеnunggu jаwаbnуа аku mеnggаndеng tаngаnnуа mаѕuk mоbil dаn lаngѕung mеnuju sebuah apartemen yang bisa disewa harian. Sеkitаr 30 mеnit аku ѕаmраi jugа dilokasi. Diѕini аku biаѕа mеngаdаkаn pesta bersama dengat teman temanku.

‘ini dimаnа Mаѕ, kоk ѕереrti diѕkоtik? Tаnуа Andini hеrаn

“аnggар аjа rumаh ѕеndiri, ауо kitа nikmаti…. kаtаku ѕаmbil mеnuаngkаn ѕеbuаh minumаn rасikаn ѕеndiri .

Akuрun mеmutаr musik dilауаr lеbаr уаng bеrаdа didераnku. Ruаngаn уаng rеduр ѕеаkаn mеmреrtеgаѕ kеrоmаntiѕаn kаmi. Hаnуа butuh 10 mеnit, ramuan ѕudаh mеngаmbil аlih kеѕаdаrаnnуа.

Tаnра ѕаdаr kini tаngаn kаnаn Dinar bеrаdа di jерitаn kеduа раhаnуа, jаrinуа mеnggеlitik dаn mеngеluѕ mеmеknуа уаng mаѕih tеrbungkuѕ сеlаnа. Sесераt kilаt аku mеnуаmbаr tubuhnуа hinggа tеrjаtuh diѕоfа dаn lаngѕung аku tindih.

“аku bаntu уа, biаr lеbih bеrаѕаа nikmаtnуа? Tаnуаku раdаnуа!

Sаtu реrѕаtu аku buаng ѕеmuа раkаiаn уаng mеlеkаt dibаdаn, tеrmаѕuk CDku kеmudiаn mеlераѕkаn bаjunуа. Awаlnуа dоi mеnоlаk dаn соbа mеngеlаk tарi ѕеѕааt ѕеtеlаh mеlihаt kоntolku уаng mеnggаntung раnjаng Dinar раѕrаh dеngаn mеmеk mеnеlаdаh. Tаnра mеnunggu реrѕеtujuаnуа аku lаngѕung mеngаmbil роѕiѕi 69.

Bibirku mеnghiѕар dаn mеnggigit bibir vаginаnуа уаng gundul tаnра rеrumрutаn hitаm уаng biаѕаnуа mеnghiаѕi. Aku bukа mеmеknуа dеngаn jаri jеmаriku dаn lidаhku lаngѕung mеliuk dilеkuk rоnggа mеmеknуа.

Sudаh biѕа ditеbаk bаgаimааnа rаѕа nikmаt dаn gеli tеrѕаji ѕесаrа bеrѕаmааn, араlаgi dеngаn аdаnуа ramuan perangsang уаng ѕudаh diminumnуа. Erаngаn dаn dеѕаhаn Dinar bеgitu kеrаѕ tеrdеngаr, ruаngаn ini mеmаng сосоk untuk mеngеkѕрrеѕikаn dеѕаhаn dаn rintihаn kеnikmаtаn

Aаааhhhh…..оооuuhhhhh……Mаааа ааѕѕѕ, gеliiiiii……….

Gеliiiiiii,……..lаgiiii…..lаgiiiiiiiiiii lеbih dаlаm Mаааѕ,…………

Hmmmm………mmmmm…..mеmеkku bеrаѕа аdа kеmbаng арinуа Mаѕ,…..

Suаrаnуа ѕеmаkin kеrаѕ ѕеirirng dеngаn kосоkаn lidаhku уаng ѕеmаkin сераt mеngоbоk-оbоk bесеknуа mеmеk. Sереrti ingin mеmbаlаѕ, Dinar mеmреrlаkukаn kоntolku dеngаn jilаtаn, gigitаn, hiѕараn dаn kосоkаn уаng ѕеmаkin liаr, bаhkаn lidаhnуа tidаk ѕеgаn-ѕеgаn mеnуuѕur hinggа аnuѕku.

Kаkiku dibuаt mеngеjаng оlеhnуа, kоntolku ѕеmаkin bеrаѕа раnаѕ dаn mеngеrаѕ!

Aаааhhh…….teruѕѕѕ….Diiinn, еnаk bаngеt ѕероngаn kаmu…….jаngаn bеrhеnti уа, mаѕukin ѕеmаkin dаlаmmm…….mmhhhhhh………

Dinar mеnuruti реrkаtааnku dеngаn mеnghiѕарnуа ѕеmаkin kuаt dаn ѕеmаkin dаlаm hinggа lеmbut dаn hаngаt tеnggоrоkаnnуа аku rаѕаkаn diѕеlа-ѕеlа tаrikаn nаfаѕnуа! Sungguh lеbih nikmаt dаri раdа mеmеk…. tарi аku gаk tеgа mеlihаt wаjаh Dinar bеgitu рuсаt, tеrеngаh dаn tеrѕеdаk ѕеjаdi-jаdinуа.

Sерintаѕ аku mеlihаt Iyem ѕеdаng mеngintiр аkѕi kаmi dаri раntulаn ѕеbuаh сеrmin. Awаѕ аjа nаnti! Anсаmku dаlаm hаti..

Aku mеmintа Dinar untuk bersandar diѕоfа dаn реrlаhаn kоntolku аku gеѕеk-gеѕеkkаn kе bibir mеmеknуа dаn ѕеѕааt ѕеbеlum аku mаѕukkаn kе dаlаm mеmеk, аku mеnуеmраtkаn mеlumuri kоntolku dеngаn baby oil ѕеrtа kе dаlаm mеmеknуа.

Ini аku lаkukаn kаrеnа mеmеknуа mаѕih ѕаngаt ѕеmрit, wаlаu ѕudаh tidаk реrаwаn lаgi. Dеngаn sedikit tеnаgа аku hеntаkkаn kоntolku kеdаlаm mеmеk bаѕааhnуа, tарi tеrnуаtа mаѕih bеgitu ѕuѕаh….

Aаaahhh….аааuuuuww…аuw. …аuw….. rеngеknуа mеmаnjа

Aku tеruѕ bеruѕаhа ѕеdikit dеmi ѕеdikit, mаju-mundur tеruѕ dаn tеruuuuuuuѕѕѕѕ…

BLESSSSS..BLEEEESSSSSS. ………

Aku mеmоmра mеmеknуа dеngаn penuh gairah, tidаk mеmреrdulikаn tеriаkаn dаn еrаngаnnуа уаng ѕеbеnаrnуа ѕаngаt kеrаѕ. Bаhkаn kаrеnа gеmаѕ, аku mеrеmаѕ tоkеtnуа dеngаn kеrаѕ, mеmilin рutingnуа dаn ѕеѕеkаli mеmukuli раntаtnуа lауаknуа di film bоkер bаrаt.

Aaahhhhh….аааааа ааhhhh……..

Erаngаn Dinar ѕеmаkin mеnjаdi-jаdi dаn itu mеbuаtku ѕеmаkin ingin mеngаѕаrinуа, mumрung ѕеdаng diruаng kеdар ѕuаrа gumаmku dаlаm hаti.

Untuk mеnаmbаh ѕеnѕаѕi, аku mаѕukkаn jаri tеngаhku kе lubаng аnuѕnуа уаng tеrlеbih dаhulu аku lumuri baby oil. Aku tidаk mеmреrdulikаn ара уаng dirаѕаkаn Dinar, араkаh ѕаkit аtаukаh nikmаt kаrеnа hasrat birahiku ѕеmаkin menggebu gebu.

Duа lubаngnуа аku kосоk bеrѕаmааn, kоntolku dimеmеknуа dаn jаri tеngаhku di аnuѕnуа.

‘ауо ѕауаааааааааnngg….рuаѕkаnlаh аku….hаri ini kаu аdаlаh milikku! Kаtаku dеngаn nаdа kеrаѕ

“аааааааааhhhh….ааааааmрun Mаѕ, аku gаk kuааааааааttttt…. jеrit Dinar

Entаh ѕudаh bеrара kаli Dinar mеnсараi оrgаѕmе аku tidаk mеmреrdulikаnnуа, ѕеlаmа аku bеlum nуеmрrоt аku tidаk аkаn bеrhеnti mеnggоуаng mеmеk dаn аnuѕnуа ѕеrtа аku tidаk аkаn bеrgаnti роѕiѕi itulаh tеkаdku dаlаm hаti. Dаn bеnаr ѕаjа, ѕеtеlаh hаmрir ѕаtu jаm аku mеnggоуаngnуа bаru kurаѕаkаn tаndа-tаndа kоnt*lku аkаn еjаkulаѕi. Aku ѕеmаkin mеmреrсераt kосоkаnku….

PLAK..PLAKKK……….PLAKKKK. ….

Aаhhhhhh………..аhhhhhhhhh……

Sеmuа ѕuаrа bеrсаmрur diruаng tеrѕеbut, mеnаndаkаn bеgitu ѕеngitnуа реrtеmрurаn birаhi kаmi dаn mеnjеlаng dеtik-dеtik еjаkulаѕi аku mеngаngkаt kаki kirinуа tingi-tingi hinggа mеmbuаtnуа tеrѕungkur diѕоfа.

CROT..CROTTTT………CROOTTTT ….

Sеluruh ѕреrmа аku tumраhkаn kеdаlаm mеmеknуа dаn аku tаhаn kоntolku аgаr tеtар аdа dаlаm mеmеknуа. Hаri itu kаmi bеnаr-bеnаr menikmati sensasi bersetubuh.

Hinggа kееѕоkаn hаrinуа kami pulang ke rumah karena sudah ditunggu oleh pak RT dan Bu Rt. Sepanjang perjalanan pulang Dinar menangis. Yа… ѕереrti раdа kеbаnуаkаn соwоk, hаnуа rауuаnlаh уаng mаmрu mеnеnаngkаnnуа.

Aku ѕеmраt bеrjаnji аkаn bеrtаnggung jаwаb араbilа diа hаmil. Tарi untungnуа ѕаmраi аku menyelesaikan kontrak kerjaku,Dinar tidаk tеrlаmbаt bulаn dаn аkuрun aman

Kisah Taro – Bercinta Dengan Sepupuku Yang Lagi Tengah Hamil Hot

TAROSLOT Bercinta Dengan Sepupuku Yang Lagi Tengah Hamil Hot, Nama sepupu gue ini adalah citra dan suaminya Budi. gue memanggil sepupu gue itu dengan sebutan mbak citra karena dia lebih tua dari gue. dia adalah pengantin baru dan tengah hamil. gue berangkat ke kota S pada hari sabtu dan langsung menuju rumah mbak citra.

sampai dirumahnya gue langsung disambut dengan baik. “lama ya gak jumpa” ucap gue. “ya, terakhir kali kita ketemu 1 tahun lalu”. “waahh… sudah hamil mbak?” tanya gue ke dia. “iya nih, udah jalan 5 bulan” jawab dia. “tambah seksi aja mbak” canda gue.

“hehe.. bisa aja kamu ini”.. “ngomong-ngomong mas budi kemana? kok sepi amat”, tanya gue. “oh.. dia lagi kerja, ntar lagi pulang” jawab dia. “oh ya.. kamar kamu di belakang ya” tambahnya.

“oke.. aku langsung kekamar ya”.. sampai dikamar, gue langsung tiduran, tiba-tiba setan menghampiri pikiran gue. gue langsung menghayal mbak citra tadi yang lagi hamil, “seksi dan montok banget.. gimana ya rasanya kalau gue entotin dia? pasti mantap” ucap gue dalam hati.

tak terasa gue ketiduran dan tiba-tiba gue dibangunin oleh mas budi untuk makan malam, kamipun langsung makan malam bertiga. selesai makan gue pamit untuk melanjutkan tidur, karena masih ngantuk habir perjalanan tadi siang.

gue langsung kekamar untuk tidur. tengah malam gue terbangun karena kebelet ke kamar mandi. setelah selesai dari kamar mandi, gue mendengar suara wanita yang sedang mendesah seperti sedang ML. gue cari sumber suara tadi dan ternyata suara itu berasal dari kamar mbk citra dan mas budi.

gue langsung lihat apa yang sedang terjadi didalam kamar, gue lihat dari atas pintu yang ada celah kecil sambil berdiri diatas kursi. dan ternyata yang gue lihat adalah mbak citra yang sedang telanjang bulat sedang nungging dan mas budi yang sama-sama telanjang sedang entotin mbak citra dari belakang.

pemandangan yang sangat indah. gue tontonin mereka berdua yang sedang bersenggama sampai tak terasa jika gue sedang nonton mereka selama 1 jam sambil berdiri. setelah selesai gue langsung ke kamar mandi lagi untuk onani karena seudah tidak tahan lagi dengan yang gue lihat barusan.

setelah hasrat gue tersalurkan gue langsung tidur kembali. pagi harinya gue lihat mas budi lagi bersiap-siap kerja. tiba-tiba mas budi berkata “di.. titip mbak citranya ya, mas mau keluar kota ada tugas kerja selama 2 minggu” . “oke mas” ucap gue.

setelah mas budi pergi, gue pun pergi untuk magang didaerah itu. gue pulang sore sampai dirumah gue ketuk pintu karena pintunya terkunci, lama sekali mbak citra membuka pintunya. setelah 10 menit mbak citra membuka pintu dengan hanya memakai handuk yang melilit tubuh seksinya itu. hal itu membuat gue jadi bengong melihat tubuhya.

“heh.. liat apa? seksi kan?” tanya mbak citra mengagetkan gue “hehe… iya mbak, seksi banget” jawab gue… sampai di kamar gue masih membayangkan mbak citra yang memakai handuk tadi, gue langsung membuka laptop dan gue tonton film porno yang memenuhi laptop gue.

gue tonton sambil onani dikamar dan membayangkan gue lagi ngentot dengan mbak citra. malam harinya gue makan malam bersama mbak citra, setelah makan gue langsung ke kamar lagi.

pada jam 9 gue keluar kamar dan gue pun terkejut banget dengan apa yang gue lihat sekarang. mbak citra lagi telanjang sambil nonton film porno diruang tamu sambil meremas-remas toketnya dan meraba-raba selangkangannya, tampaknya dia sangat menikmatinya sampai-sampai dia tidak menyadari kalo gue sedang asik menonton apa yang dia lakukan.

gue langsung hampiri dia dari belakang dan gue langsung meremas-remas toket gedenya dari belakang. dia terkejut karena ada yang meremas toketnya dari belakang “di.. apa yang kamu lakukan” tanya dia. “tenang mbak, aku akan memuaskan mbak malam ini” jawab gue sambil meremas toketnya. dan nampaknya dia setuju, karena dia menikmati apa yang gue lakukan.

gue remas-remas toketnya dan gue pilin putingnya. “ahh…” desahnya. gue langsung pindah kesampingnya, gue langsung melumat toketnya seperti bai yang sedang menyusu. gue melumat toketnya sambil meraba-raba perut buncitnya, sampailah tangan gue keselangkangannya, gue raba-raba dan dia tampak sangat menikmatinya.

gue pindah ke depannya sambil jongkok gue jilati memeknya, tercium bau khas memek wanita. gue masukkan lidah gue ke memeknya sambil gue remas toketnya. 5 menit gue diposisi itu dan diapun orgasme yang pertama.

kami beristirahat sejenak mengumpulkan tenaga. setelah selesai istirahat dia yang gantian menjilati kontol gue, dia masukkan kontol gue ke mulutnya. rasanya seperti melayang diposisi itu. “pindah kekamar yuk mbak?” ucap gue.. “oke, tapi gendong ya?” jawab dia dengan manja.

Gue langsung gendong dia menuju kamarnya. sampai dikamar gue tidurin dia dikasurnya. gue lumat bibirnya. kami saling melumat bibir. gue lepas lumatan gue dibibirnya dan gue tanya “Sudah siap mbak?” sambil menunjuk kontol gue. dan dia mengerti apa yang gue katakan “oke,, puasin mbak malam ini ya?” jawab dia.

Gue langsung mengambil posisi, gue angkat kedua kakinya keatas dan gue langsung tancapkan kontol gue yang lumayan besar ke memeknya. blesss… langsung menancap semua diikuti erangan dia. langsung due entot dia dengan tempo lambat. perlahan gue tingkatkan tempo, semakin cepat gue entot memeknya sambil meremas kedua tokenya

“aahhhh…… hmmmm… lebih cepat sayaaaaangg…” ucap dia… Gue langsung percepat genjotan gue, 5 menit kemudia dia orgasme yang kedua. gue cabut kontol gue, dan suruh mbak citra untuk nungging, karena gue ingin mencoba posisi kesukaan gue “doggy style”.

dari belakang terlihat semua, pantatnya yang semok banget, anusnya, dan memeknya yang sudah memerah membuat gue bergairah lagi. gue langsung tancapkan kontol gue dari belakang. sambil gue remas toketnya, gue langsung genjot dengan tempo cepat. mbak citra sangat menikmati permainan ini.

dia hanya mengeluarkan erangan-erangan kenimatan. 30 berlalu kami masih diposisi itu, tampaknya mbak citra sekarang kuat banget. beberapa menit kemudian dia berkata “sayang…. aa…a..aku mau nyampeeekk.. nih…” mendengar seperti itu langsung gue percepat lagi genjotan gue, dan tiba-tiba kontol gue serasa dijepit keras banget dan terasa hangat sekali, rupanya dia orgasme lagi yang ketiga.

tapi gue masih belum orgasme sekalipun, gue tidak memikirkan mbak citra yang sudah lelah gue masih genjot dia dengan cepat, dan 5 menit kemudian “aahhh….” gue semburin sperma gue semua kedalam memeknya. merasa kelelahan kamipun tidur bersama dalam keadaan telanjang.

pagi harinya gue terbangun dan mbak citra sudah tidak ada lagi, setelah ku cari ternyata dia sedang didapur menyiapkan sarapan pagi. gue menghampiri dia masih dalam keadaan telanjang bulat karena ku pikir hanya kami yang ada dirumah ini.

dari belakang kulihat mbak citra hanya memakai daster tipis transparan dan tidak memakai apa-apa lagi. gue langsung peluk dia dari belakang, gue remas-remas toketnya, gue tempelin kontol gue yang sudah mengeras ke belahan pantatnya, terasa sekali karena dia tidak memakai celana dalam. dari belakang gue cium dia.

gue angkat daster bawahnya, gue masukin kontol gue dari belakang. kamipun bercinta lagi didapur, gue genjot dia dari belakang dan dia sambil memasak. gue genjot selama 10 kamipun sampai klimaks bersamaan, gue semburin sprema gue ke memeknya lagi. setelah itu kami memutuskan untuk mandi bersama. didalam kamar mandi gue sabunin mbak citra gue sambil gue remas-remas toketnya.

Setelah mandi kami sarapan bersama. masih dalam keadaan telanjang bulat kami sarapan. jam 8 gue berangkat untuk magang, sebelum berangkat kami saling cium. layaknya suami istri. kami melakukan percintaan ini hampir setiap hari selama 2 minggu. sebelum sarapan pagi, setelah pulang magang, malam hari kami terus melakukan percintaan ini.

minimal kami melakukannya 2 kali sehari, entah itu diruang tamu, dapur, kamar mandi, kamar mbak citra, atau dikamar gue. kami melakukannya. sampai 2 minggu dan mas budi pulang dia tidak tahu apa yang sudah kami lakukan selama 2 minggu tanpa dirinya.kadang kami masih melakukannya ketika mas budi dirumah. kami melakukannya secara diam-diam. ketika mas budi kerja atau pada malam hari ketika mas budi terlelap tidur.

pernah kami melakukannya setelah mas budi dan mbak citra selesai bercinta, karena mbak citra tidak puas dengan permainan mas budi, mbak citra diam-diam ke kamar gue dan membangunkan gue untuk bercinta lagi dengan gue. Gue dirumah mbak citra selama 3 bulan dan selama itu gue dan mbak citra hampir setiap hari bercinta.

itu juga berguna untuk membantu kelancaran kelahiran bayinya nanti karena wanita yang melakukan senggama saat sedang hamil bisa membantu proses persalinannya nanti. setelah 3 bulan gue pamit pulang ke mereka berdua, tapi sebelum pulang gue minta hadiah perpisahan dari mbak citra untuk bercinta lagi dengan gue.

Untunglah mas budi kerja sampai malam hari ini jadi, kami bisa bercinta seharian, ketika lelah kami berhenti istirahat lalu melakukannya lagi sampai mas budi pulang malam harinya.

Kisah Taro – Menikmati Tubuh Indah Kakak Iparku

TAROSLOT Menikmati Tubuh Indah Kakak Iparku, Dulu semasa pacaran dengan istri gw yang sekarang, sebenarnya gw juga udah kesengsem berat ama Mbak Epi (kakak iparku). Gimana tidak, dibandingkan dengan isteri gw, Mbak Epi memiliki tubuh yang lebih proporsional sedangkan istri gw memiliki tubuh mungil. Terkadang saat masa pacaran dulu. Gw sempat-sempatin ngintip Mbak Epi lagi mandi di sumur belakang rumah.

Gw paham betul kapan Mbak Epi pulang kerja, dan jam dia mandi gw pun hapal, gw catat dalam otak gw. Apalagi rumah mertua gw ini memiliki 2 ruang kamar mandi, keduanya hanya d batasi oleh sekat triplek dan sumur yang dipake oleh kedua kamar mandi tsb. Ini sangat mendukung sekali buat aksi gw. Btw… Mbak Epi selalu menjadi fantasiku, bahkan saat gw mencumbu isteri, gw juga selalu membayangkan sedang mencumbui Mbak Epi.

Pendek cerita, saat gw telah menikahi adiknya. Dan begitu pula Mbak Epi, udah menikah dan d karunia anak. Kami sama-sama menyewa rumah sederhana di komplek yang sama, hanya beda beberapa blok aja.

Hari itu gw senang banget, ketika istri gw minta tolong ke gw untuk menemanin Mbak Epi berbelanja ke salah satu swalayan di kota, kebetulan suaminya lagi merantau ke Jakarta. “ Mas tolong temenin Mbak Epi dong belanja!” pinta istri gw. “Lho kenapa gak kamu aja” gw bilang dengan pura2 jual mahal. “ Loh nanti yang jaga anak2nya siapa? Mas mau jaga anak2nya? Lagian Mbak Epi butuh tenaga laki2 buat ngangkatin belanjaannya,” jelas istri gw. “Ya udah deh,” gw pun mengalah. “ ya udah mas ke Mbak Epi dulu ya..” Mama jaga rumah ama anak2 aja,”…gw pun segera berjalan kaki menelusuri blok di komplek menuju rumah Mbak Epi.

Tok Tok Tok, Assalammualaikum!! Teriak gw dari luar rumah Mbak Epi. “Waalaikum salam, masuk aja To…., Mbak lagi mandi nih,” Mbak Epi menyahut dari kamar mandinya. “Waduh, asyik si Mbak lagi mandi, titit gw kegirangan neh,”…gw langsung aja masuk kedalam rumahnya yang hanya berukuran 5 X 6…dan kamar mandinya itu dari pintu masuk rumah juga udah kelihatan.

Gw dengar suara siraman air dari dalam kamar mandi, sayup-sayup suara merdu Mbak Epi melantunkan lagu Si Jablay..lay…lay..panggil aku si Jablay….gw agak geli juga dengar lagu itu….koq kayaknya Mbak Epi..sedang menceritakan keadaan dirinya ya..bisik hatiku.

Wah kalo dipikir2 Mbak Epi ini emang lagi Jablay, bayangin aja ada perempuan yang udah 3 bulan belum di gituin, ada didekat gw, lagi mandi, dan lantunin lagu Jablay…loe semua pasti langsung mikirin yang ngeres2 kan? Gw pun gitu….

Plak, plak, plak, pelan2 gw dekatin pintu kamar mandi, gw yakin bener kalo rumah type Perumnas kayak gini, pasti pintu kamarmandinya ada yg cacat. Dag dig dug jantung gw, rasanya masih belum percaya gw berdua didalam rumah bersama Mbak Epi Sang Fantasi gw. Perlahan namun pasti gw mulai membuka jeju4d untuk mencari celah, sebesar lubang semut pun gw telusuri…..Nah Kena deh! Pekik hati gw….ada lubang yang cukup buat ngintip neh…buru2 aja gw tempelin mata gw ke lubang itu…

Dan..hasilnya…astaga..bener2 pemandangan yang indah, tubuhnya gak pernah berubah sedikit pun, tetap putih, molek dan bahenol, wuih ,,apalagi kalo lagi basah begitu, titit gw langsung ngaceng. Gw bisa ngelihat sangat jelas rambutnya yang panjang lagi dilumurinya dengan shampoo, wajahnya yang mirip Sophia Latjuba itu smakin cantik kalo lagi basah, tubuhnya yang montok mirip KD sama seperti dulu saat masih gadis, padahal anaknya sudah dua org loh…wuih,..gw telusurin pandangan gw mengikuti alur garis tubuhnya dari atas kepala..wow…semua basah, lehernya jenjang, dan tokednya, wuih…..36D yang sempurna dengan putting yang kemerahan…bersyukur sekali suaminya punya istri kayak Mbak Epi ini, pikir gw.

Perutnya rata walaupun ada sedikit goresan selulit, tapi itu tidak menjadi halangan fantasiku. Ku telusuri lagi kulit perutnya yang putih ditambah pusar yang sexy dan bulu-bulu yang halus yang menghiasi dari pusar hingga memeknya. Tidak terlalu lebat dan sepertinya terawatt. Gw langsung membayangin, kapan ya gw bias ngisep memeknya itu…wuih..pasti enak..dan so pasti pejunya akan gw sedot sampe habis.

Tanpa dikendalikan sendiri tangan gw udah mulai mengelus2 titit gw, sambil ngebayangin kalo titit gw udah masuk k memeknya Mbak Epi. Oh…nikmat sekali, kalo fantasiku terkabul.

Selagi gw menghayal gitu, tiba-tiba “To….sabar ya To…Mbak lagi keramasan dulu, kamu nonton2 TV aja dulu,” teriak Mbak Epi, yang mengira aku masih duduk di ruang tamu.

Gw pun terkejut, dengan segera gw agak berlari kecil menuju kursi di depan TV, dan duduk, lalu “Ya Mbak, santai aja, lagian Swalayannya kan gak lari kemana-mana,” jawab gw. Trus gw balik k pintu kamarmandi lagi, ngintip lagi….

Wah…lagi ngapain sih mbak…Oh…lagi ngolesin lotion khusus kewanitaan di memeknya,…wow…gw terkesima banget…memeknya..liang memeknya merah muda…bersih sekali..apa Mbak Epi jarang di entot ama suaminya ya, piker gw.

Satu persatu tumpahan lotion di tapak tangannya diolesinya ke memeknya, jari2nya pun ikut andil, bermain2 disekitar memeknya. Ku lihat Mbak Epi, agak merem melek..wah wah Mbak Epi mau mastrubasi neh, koq gak ngajak2 gw mbak, bisik hati gw. Beberapa kali gw lihat tubuhnya menggelinjang kegelian, “Mbak..ajak gw dunk’” bisik hati gw lagi.

Ah, gw jadi kepikiran, jangan2 Mbak Epi tadi malam juga masturbasi sendiri, soalnya koq dia keramasan, gw curiga neh,…puranya gw selidiki kamarnya jangan2 dia ada maen ama tetangga tadi malam,

Gw cek meja di ruang tamunya, siapa tahu ada puntung rokok, ternyata gak ada, terus gw beraniin kekamar tidurnya, siapa tahu ada barang bukti di situ. Hmm…gak ada yang ada bra ama celana dalamnya yang teronggok sembarangan di lantai….gw..iseng neh…gw ambil bra dan celana dalamnya itu…

Wow…lihat pakaian dalamnya aja gw dah ngaceng neh, gimana neh, langsung aja gw cium2in pakaian dalamnya, hmmm…harum tubuhnya masih melekat di bra ama celaa dalamnya…gw..pun berbaring di kasurnya. Gw cari bantal guling, gw bentangin bra ama celana dalamnya, gw ikat di bantal guling, seolah2 gw lagi masangin pakaian dalam kebantal guling….gw makin semangat,..gw cumbuin bantal guling…itu …seolah2 gw lagi cumbuin Mbak Epi.

Gw..ciumin bra dan celana dalamnya, pas waktu cium celana dalam, astaga apa ini…wah..wah ini cairan peju Mbak Epi nempel di celana dalamnya…wah gw yakin Mbak Epi tadi malem masturbasi neh..gw makin semangat gw langsung telanjang menindih sambil menggesek2 titit gw di bantal guling itu.

Gw semakin beringas mneciumin celana dalam Mbak Epi yang terkena noda pejunya. Gw makin bernafsu gw isep noda yang sedikit lengket itu dengan lidah gw..kemudian gw kulum2 dan gw telan,…gw nafsu banget…oh.. Mbak Epi desisku…..Gw…semaikin mempercepat goyangan titit gw di bantal guling, lagi asyiknya menggoyang, “Blek…sebuah tangan halus mencengkram titit gw yang lagi ngaceng,”…To….” Sini biar yang aslinya aja kamu entot…”Astaga suara halus itu, gw tanda benar, itu suara Mbak Epi yang menyapa dan memegang titit gw dari belakang.

“Eh Mbak,” gw malu smalunya….”Kamu ngapain To,” Tanya Mbak Epi sambil mesem-mesem. “Eh anu Mbak…anu..ku..” gw gelagapan banget. “Kenapa Anumu, sini biar Mbak aja,” Mbak Epi tiba2 aja sudah mengulum bibir sembari tetap meremas titit gw.

M..m..m..….gw…kebingungan campur kesenangan….hmm…h..orang yang selama ini menjadi fantasi gw sekarang ada didepan gw..menciumin bibir gw dengan buas sambil meraba2 titit gw….”To..kamu tadi ngayalin Mbak ya?” tanyanya sambil tak melepas pagutan bibirnya…”Ng..ng..…iya mbak, udah lama sih, gw ngayalin mbak.” Terang gw jujur.

“Mbak dah tau koq, udah dari dulu kan, kamu kayak gini,” sekarang bibirnya menciumin leher gw. “Lho mbak koq tau,” gw kaget. “Tau dong, kamu kan sering ngintipin mbak mandi,” jelasnya…Ouh…tangannya udah mulai membuka kancing baju gw….”Lho mbak dah tau koq gak ngelarang,” tanyaku sambil meraba2 bokongnya yang padat di balik handuknya yang belum sempat dilepasnya. “Ngapain dilarang, wong Mbak suka diintipin sama kamu, wong waktu kamu onani, mbak juga lagi bayangin kamu saat mandi,” Mbak Epi menatap gw dalam, seolah2 dia juga mau ngungkapin bahwa gw juga adalah fantasinya.

“Lho mbak selama ini juga berfantasi tentang gw,” tanyaku tak percaya sembari mengelus dagunya yang mulus. “Ia To, udah ah, jgn banyak omong aja, ayo entotin mbak, to,” pintanya. Pastilah… Mbak akan gw hajar habis2an pekik gw kegirangan, ternyata gayung bersambut neh.

Buru-buru gw tarik handuk merah mudanya, wow….tubuhnya, beda banget ama istri gw, putih, montok, sintal dan sexy…gw..ciumin kembali lekuk2 tubuhnya dari leher hingga kepundak…wow…aroma shampoo dan sabun yang dipakai nya tadi serasa sebagai pembangkit libido gw…gw..semakin berani…gw balikin tubuhnya yang tadi menindih gw , sekarang giliran gw diatas

Gw, remas2 tokednya…hmmm….”oouh,,,mbak toked mbak bagus banget,” bisik gw ditelinganya, Mbak Epi hanya tersenyum, “Lho adikku kan juga bagus tokednya To”. “Tapi gak sebagu toked mbak,” balas gw lagi , sekarang gw lagi ngulum2 putingnya…OOuh…To….enak To…ooouh…kamu pinter banget ngulumin putting ya…canda dan rengekan Mbak Epi membuat gw semakin membabi buta, gw kenyot2 tokednya, “Awas keluar susunya loh To, ntar nyembur ke mulut kamu,” pintanya. Oh iya, gw baru teringat anak Mbak Epi yang bungsu kan masih bayi, pasti masih banyak Asi dalam tokednya. “Nyot nyot….gw gak pedulu yg dikatakan Mbak Epi, tokednya semakin kencang gw kenyot, Mbak Epi pun menggelinjang, tokednya mengeras..dan crot…susunya keluar,…wow…ge pun makin lupa diri, gw isep dalam2 air susu yang keluar dari tokednya…gw..telan..gw..isep lagi…gw..telan lagi…Mbak Epi pun….oouh…To..oouh..to…ebak banget…..lebih kencang lagi….karena keenakan tangan Mbak Epi pun mulai geraangin resleting gw….

Gw…pasrahin diri gw buat loe mbak, bisik gw….”To gentian ya, sekarang Mbak yang isep titit kamu,” pinta Mbak Epi manja. “ Y wes Mbak, hajar aja,” kata gw.

Mbak Epi pun bangkit dari tindihan, kembali lagi gw dibawah posisinya. Dia udah membuka celana, dimulainya dengan mengelus titit gw dibalik celana dalam gw. Elusannya nikmat sekali, sekali2 dia menggigit titit yang masih tertutup celana dalam itu, dan mungkin saking gak sabaran dia tarik celana dalam ku sampai lutut.

“Wow…To, bener yang Mbak hayalin selama ini, indah sekali titit mu, gak gede, tapi bersih, enak nguluminnya..gak jorok..” Mbak kulum ya…tanpa menunggu jawabanku…titit gw udah berada didalam mulutnya…lidahnya bemain2 di palkon gw…ooouh mbak enak banget….desis gw….”Enakkan saying…….,” Mbak Epi menyapa gw seperti itu…”Slurp Slurp..Oumm..ghehjwae…” suara Mbak Epi semakin gak jelas….kayaknya dia sangat bernafsu memainkan titit gw.

“Enak banget To…”Slurp Slurp..Oumm..ghehjwae…” “emang selama ini ama suami mbak gak seenak ini?” Tanya gw. “Bukannya gak enak, tapi mbak gak pernah mau kalo disuruh ngemut tititnya, jorok, item, bau lagi,” jawab Mbak Epi sekenanya aja.

Oh..ak pun terdiam menikmati permainan lidah dan mulut Mbak Epi….Ouh..semakin lama semakin nikmat…” To masukin aja To,” ntar bini kamu datang kemari pula…cepatan diselesaikan aja…To..udah gak tahan pengen disiram ama sperma kamu.”
“Wow….ini ditunggu2 lho Mbak, gw pun gak mau diema, takut nanti pernyataannya ditarik kembali, gw telentangin Mbak Epi, gw kangkagin pahanya…..oouh my god…..ternyata ini bukan mimpi…akhirnya…dapat juga….bisik gw…Gw pun langsung aja…masukin titit gw ke memeknya…Bless…..”Ouh…” terdengar rintihan Mbak Epi halus. Hm…To…..hmm…agak d cepat aja…To….hmm….aaouh……To….cepat… aja..To..” Mbak takut ketahuan istri mu nanti.

“Tenang Mbak gak asyik dong kalo buru-buru” bisik gw ditelinganya Mbak Epi sembari mempercepat goyangan gw…Gw lihat Mbak Epi merem melek sambil mengigit kedua bibirnya…tangannya pun meremas pantat gw sangat kencang, sekali2 tangganya ikutmembantu pantat gw untuk maju mundur..bles..bles..bles…titit gw pun makin kencang amles dimemeknya….OOuh..To….Gak Tahannn….Too…..cepat…makin kencang….gw….pun semakin semangat….kayaknya Mbak Epi mau keluar..nih….gw tambah kecepatan maju mundurnya…Bles, Bles, Bles,….OOOuhhh……..To……….Mbak,… ….KeluaaaAAArrrrr….!!! AAh,,,,,,

Ah…Gw…kaget…gw…juga belum apa2 Mbak……desah gw….Mbak Epi terkulai lemas….dibawah gw….tokednya ama dada gw pun beradu…gw pompa Mbak Epi dengan halus….

“Ouh To…Mbak kan udah keluar, masa di goyang lagi sih?” Tanyanya. Tapi Gw kan belum mbak,jelas gw…Mbak Epi hanya geleng2 mesem…Ya udah deh, kata Mbak Epi halus. Gw pun mulai serius di ayunan titit gw…sekali-kali titit gw, gw hentak kedalam memek Mbak Epi, Mbak Epi terkejut sembari mekik..” OOOuh….”..gw…perhalus lagi goyangannya..ge hentak lagi..”OOuh” teriak Mbak Epi….oouh To ku pinter banget bangkitin libido mbak lagi…tangannya mncubit pantat gw…..Ya iyalah Mbak…..masa ya iya dong,” canda gw.

OOuch….to..enak …..banget….ouch….ka….oouc h…..” cplo cplo cplot…suara lender dari titit gw yang beradu ama memek Mbak Epi terdengar jelas..memeknya yang tadi banjir, sekarang semakin banjir….gw…semakin semangat aja….Mbak…..gw..percepat ya..mbak biar cepat selesai…iya To..cepatan ah…..CPLOT.. CPLOT.. CPLOT… CPLOT… CPLOT… CPLOT…diringi desahan Mbak Epi…AHHH…CPLOT… AHHH…CPLOT… AHHH…CPLOT… AHHH…CPLOT…….aauh..mbak….aku udah mau keluar……..Crooottt…..gw pun terkulai lemas diatas tubuh Mbak Epi. Keringat mengucur di tubuh kami berdua….. Mbak Epi pun dengan lembut membelai rambut gw, “Makasih ya To, kamu udh muasin Mbak,…walau kita ngelakuinnya buru2,” bisiknya. “Lain kali kita buat dengan santai aja ya To, tanpa ada rasa takut ketahuan,” Mbak Epi meminta. “Wah Mbak siapa yang mau nolak, wong gw aja udah bayangin pengen entotin Mbak dari dulu,” kata gw semangat. “ Hi hi hi kitakoq sama ya To…” kami pun tertawa pelan berdua di kamar……….

Setelah berbenah, gw dan Mbak Epi pun segera keluar dari rumah. “Mbak jadi kan kita shoopingnya?” Tanya gw. “Ya iyalah To.., nanti Mbak mau makan apa?” Stok bulanan udah habis nih.” Yuk kita berangkat.” Mbak Epi menarik tangan gw menuju pintu depan. “Mbak tunggu” gw buru-buru mendaratkan ciuman kebibir Mbak Epi yang merah karena lipstick. Kami pun berpagutan sekenanya.TIba-tiba. “Mbak! Mbak!” suara itu suara isteriku.

Gw dan Mbak Epi gelagapan, Mbak Epi menyeka bibirku yang memerah karena lipstiknya, “To usap dulu lipstick di bibirmu itu.” “Oh ya, thanx ya Mbak,” bisik gw. Gw pun segera membuka pintu. Di luar tampak istri gw sedang duduk di kursi teras. “Lho Mas koq belum berangkat, lama sekali pergi shoppingnya?” tanyanya.

Mulut gw gagu, bingung mau jawab apa, untung aja Mbak Epi buru-buru menimpal, “ Itu loh dik, Mbak tadi nyetrika bentar, soalnya gak ada baju yang pantas buat jalan2 ke Mall, pada kusut semua.” “Wah syukur Alhamdulillah,” bisik gw.

“Oh…ya wis mbak, aku juga tadi mau nanya, Mbak ntar malem mau gak makan malam di rumah kami, soale Mbak kan belum sempat masak, ini kan udah sorean,” Tanya isteri gw. “Waduh senangnya kalo Mbak Epi makan malam di rumah,” bisik gw lagi.

Singkat cerita, selama kami berdua shopping, kami berdua bagai kan pasangan suami isteri, sepanjang rak-rak swalayan yang kami lintasi, rangkulan gw di pundak Mbak Epi gak pernah lepas. Kami sempat-sempatin minum Es Krim di Fountain Café di Plaza M. Kami pun bercengkrama sambil menyusut siasat, gimana caranya bisa ‘fight’ lagi ntar malem, tanpa diketahui ama isteri gw.

Malam pun tiba, gw dirumah udah mulai dandan serapi dan sewangi mungkin, untung aja isteri gw gak curiga, hanya saja dia geleng-geleng kepala, sembari nyeletuk, “Mas ini loh, mau makan malam bareng Mbak Epi, kayak mau makan malam sama mantan pacarnya aja.” Gw cuma balas ringan, “ Ah mama ini, gw make baju rapi dan wangi gini, karena tadi tuh emang keringatan banget dan bau, habis belanjaan Mbak Epi banyak banget.

“Assalammualaikum…!” sekarang suara Mbak Epi terdengar merdu ditelinga gw. “Masuk Mbak,” sahut istri gw. Pintu pun dibuka. Diluar sana tampak Mbak Epi berdiri dengan anggunnya. Walau hanya dengan baju daster tanpa celana tidur. Rambutnya diikat kucir kuda, bibirnya hanya dipoles dengan lipsgloss, tampak perona pipi menyapu lembut di pipinya yang mulus. Baju dasternya yang berwarna hijau muda, membuat Mpak Epi tampak semakin sexy, apalagi baju dasternya hanya sebatas lutut. Mbak Epi tersenyum pada gw yang sedang duduk menunggu di slot online.

“Eh masuk Mbak…” gw pun menggeser kan kursi yang posisinya berada diseberang sisi kursi gw, dengan kata lain kursi gw ama kursi Mbak Epi berhadap-hadapan. “Wah gw heran, koq gw dag dig dug begini ya, kegirangan bagai ABG yang baru pacaran aja,” desis gw. Mbak Epi pun mengambil posisi yang udah gw atur sedemikian rupa tadi. “Hmm….parfum yang dia gunakan, semakin menambah keinginan gw melalap habis tubuhnya semakin kuat, sabar ya Mbak..ntar lagi loe akan gw ‘habisin’” gw celoteh sendiri dalam hati.

Gw perhatiin aja Mbak Epi sedari tadi ngobrol bareng isteri gw, sementara gw deg deg ser sendirian, gw udah gak tahan nih, Mbak Epi kayaknya keasyikan ngobrol, hingga lupa sama rencana yang udah kami susun tadi, “ Ah ngapain nunggu lama-lama, mending gw aja yang duluan action nih.” Perlahan kaki gw yang sedari tadi gelisah, gw arahan menuju kursi yang di dudukin Mbak Epi. Mulanya gw coba mencubit betis Mbak Epi dengan jempol kaki gw, buat ngasih kode aja, eit, Mbak Epi noleh, dan senyum, kayaknya ia baru tersadar kalo dia tadi kelupaan dengan rencan kami.

Senyumannya seakan sebagai pertanda, kalo gw boleh memulai aksi selanjutnya. Dari betisnya, gw naikkin lagi jari-jari kaki gw kearah lututnya, gw main-mainin disekitar lutut dulu, kemudian dilipatan lutut dan betis, gw lihat Mbak Epi merem-merem sembari ngobrol, isteri gw gak merhatiin, soalnya w ngelakuinnya sambil pura-pura makan.

Dari lutut, jari-jari kaki gw bergerak kearah pahanya, disana agak lama gw mainin jari-jari kaki gw, soalnya gw lagi berusaha menjepit kain dasternya pake jempol kaki gw, agak sulit sih, tapi untung aja gak makan waktu lama. Akhirnya kain dasternya terjepit juga, gw geser kain dasternya keatas pahanya, stengah pahan Mbak Epi sekarang sudah teraba oleh tapak kaki gw.

Sekarang kaki gw berada tepat diatas pahanya. Disitu gw mainin sedikit dengan memaju mundurkan tapak kaki gw, seperti tangan yang sedang mengelus-elus, tampak mata Mbak Epi kembali merem melek, sekali-kali dia melirik keg w terus ke isteri gw, mungkin takut ketahuan, tapi kelhatannya isteri gw tidak curiga sama sekali.

Gw gak sabaran, gw singkap aja ujung kain dasternya ke pangkal paha, “Hap” tiba-tiba tangan Mbak Epi menangkap kaki gw, gw agak kaget, gw kira dia marah, namun tiba-tiba, kaki gw diarahinnya langsung tepat disleangkangannya, “Oh my god” Mrs Vnya montok terasa banget. Mrs Vnya sangat membukit, gundukan nya amat terasa di ujung jari kaki gw. Tanpa ba bi bu..gw mainin aja jari-jari gw disekitar Mrs Vnya Mbak Epi. Terasa oleh jari-jari gw, Mbak Epi, pake daleman yang terbuat dari bahan satin, agak lembut, dan terasa kayak gak pake.

Mbak Epi mulai membuka pahanya agak lebar, mungkin supaya aksi gw lebih nyaman. Gw pun mulai mengangukkan jari jempol gw turun naik turun naik, “Ssss…” Mbak Epi kelepasan mendesis. Isteri gw mendengarnya, ” Lho kenapa Mbak?” Tanya istri gw. “Oh ini anu, bibir Mbak kegigit,” jawab Mbak Epi spontan. “Oh…pelan-pelan loh Mbak makannya.” Kata istri gw.

Agak dua menit juga gw mainin jari jempol gw di sekitar Mrs V Mbak Epi, Mbak Epi pun kelihatannya udah gak tahan, soalnya tangan kirinya juga ikut-ikutan membelai kaki gw, seakan member sinyal kalo Mbak Epi juga udah gak tahan pengen gw entot malem ini juga.

Gak lama kemudian kami pun selesai makan malam, Mbak Epi pun pergi ke ruang tamu, isteri gw pergi kedapur mau nyuci piringnya, sebenarnya tadi Mbak Epi pengen nyuci piring juga, supaya kami bias action didapur dalam rencana kami. Tapi ditolak istri gw. Mau gak mau rencana B harus dijalankan, Mbak Epi memberikan kode agar gw mau ngikutinnya ke ruang tamu. Bagai kerbau dicocok hidung, gw ngikut aja.

Diruang tamu Mbak Epi berbisik,”To, gimana nih gak bisa maen di dapur kita To, kamu puny aide?” tanyanya. “Waduh Mbak gak punya nih,” gw pun bingung. Didalam hati gw nyumpah-nyumpah, moga-moga aja ada keajaiban yang bisa memuluskan rencana gw ama Mbak Epi.

Eh, sepertinya doa gw didengerin ama Yang Kuasa, tiba-tiba diluar hujan sederas-derasnya, gw ama Mbak Epi pandang-pandangan sambil senyum. “Mbak nginap disini aja” bisik gw. “Apa boleh ama istrimu,” tanyanya. “Ya pasti boleh lah, Mbak Epi kan Kakak kandungnya,” jelas gw biar Mbak Epi gak berubah pikiran. Gw nyusun siasat, biar gw yang bilangin ke isteri kalo Mbak Epi tuh, tadi sedang Flu, jadi gak mungkin pulang kerumah ntar Flunya kambuh, biarkan Mbak Epi tidur di ruang tamu, besok pagi dia kan pulang, eh…gak disangka-sangka isteri gw menyetujuin. “Asyik…”

Tepat jam 12 malem, diluar hujan deras sederasnya memekikkan telinga. Isteri gw udah tertidur lelap. Perlahan-lahan gw tinggalin isteri gw dikamar yang lagi ngorok itu. Gw menuju ruang tamu, disana gw lihat Mbak Epi spertinya pun udah terlelap, sudah berselimut tebal, diatas sofa, mungkin karena kedinginan atawe karena takut dengar suara gledek diluar.

Perlahan gw dekatin sosok yang sedang berselimut tebal, gw singkap selimutnya, gw lihat Mbak Epi sdang memunggungi gw, wajahnya tengkurap disofa. Tampak rambutnya sudah tergerai, suara nafasnya penuh irama, seakan mengiringi setiap denyut nafsu gw untuk menggaulinya. Tampak lehernya yang putih mulus dan jenjang, serta bahunya yang indah, dengan dibungkus daster ijo muda bertali satu, gw geser lagi selimutnya kea rah kaki, tampak pinggangnya yang ramping, terus,…pinggulnya yang aduhai, makin kebawah semakin pandangan gw dibikin gak berkedip, ujung baju daster Mbak Epi tersingkap, bokongnya yang mulut padat, membuat jantung gw…gelagapan…wuiih…Mbak..Mbak. .sambil membelai pahanya yang mulus, gw membangunin Mbak Epi.

Mbak Epi cuma mendehem, gw langsung aja beri kecupan dilehernya, dengan penuh perasaan, gw kali ini gak mau buru-buru, gw jilatin telinganya sampe kelubangnya sekali pun, Mbak Epi sedikit bergeliat, gw yakin banget kalo Mbak Epi sedang sudah bangun dan sedang menikmati permainan gw. Ciuman gw menjalar kebahunya, gw geser dikit tali baju dasternya, sehingga memberikan pemandangan bahunya yang indah dan sexy itu.

Tangan gw pun mulai bereaksi, menyentuh tokednya yang masih tersembunyi dibalik daster itu. Kenyal, dan sedikit toge, “Gila suaminya Mbak Epi ini, bini kayak gini dimubazirin,” bisik gw. “Hmmm…To…jangan melamun terusin dong To…” Mbak Epi buyarin lamunin gw. Ternyata Mbak Epi sudah pengen cepat-cepat aja gw embat neh.

Tangan gw masih gerayangan sekitar tokednya, Mbak Epi tiba-tiba menarik tangan gw kearah Mrs Vnya, “To, jangan lama-lama foreplay, yang bawah ini udah gak tahan,” Mbak Epi berbisik lembut. Spontan aja gw nurut apa yang dimintanya, tangan gw mulai bekerja disekitar Mrs Vnya Mbak Epi, pertama gw hanya muter-muterin jari gw dibalik CDnya Mbak Epi, lama-lama gak tahan juga nih pengen masukin celana kelubangnya. Langsung aja tangan gw menyentuh MrsV Mbak Epi, “Hmmm…enak To…” desis Mbak Epi. Gw makin berani, gw sentuh jembinya, gw sentuh liangnya, “Wah mulai basah nih,” Kemudian jari gw udah mulai menerobos keliang wanita yang indah itu…”Wah, Mbak udah duluan basah ya..?” Tanya gw pelan. “Iya To..makanya buruan aja, takut isterimu entar bangun,” katanya. “Tenang Mbak, adik Mbak itu kalo udah tidur, bakalan bangun kalo ada azan subuh aja,” bujuk gw.

Mbak Epi Cuma terdiam, dia sangat menikmati permainan jari-jari gw disekitar Mrs Vnya, sekali-kali Mbak Epi tersentak, mungkin klitorisnya udah mulai terangsang. Gw mulai maju mundurin jari gw keliang MRsVnya…Ooh…To…OOhh…enaaak….Mb ak Epi menggelinjang. Ooh….lagiii………

Semakin kencang gw sodok jari gw ke MrsVnya Mbak Epi, semakin kencang pula desahannya, sehingga tubuh yang molek itu tersentak-sentak di sofa…Oh..Ooh…Ooh…To…enak..To…t erusiiiiin…ooouh…mendengar desahan Mbak Epi segitu dahsyatnya, gw gak tahan lagi. Buru-buru gw buka daster Mbak Epi, Mbak Epi pun membantu gw untuk membuka pakaian gw..nafsu kami sama-sama memburu….Mbak Epi dengan sigapnya membuka tali pinggang, terus celana gw…gw pun begitu, tangan gw gak henti-hentinya meremas-remas tokednya.

Kami masih setengah bugil, Mbak Epi gw tindih, gw ciuman setiap inchi wajahnya, tubuhnya, tokednya, Mbak Epi hanya melenguh sambil meremas-remas rambut gw, sekali-kali tangannya mencengkram bahu gw, tangannya memeluk pundak gw dengan erat. “To…masukin aja To…Mbak udah gak tahan…pengen rasain anumu itu,” Mbak Epi terengah-engah.

Mbak Epi langsung membuka cd gw, tangannya dengan sigap menggenggam rudal kesayangan gw itu, dengn sigap pula, dia membuka pahanya lebar-lebar…terus masukin rudal gw keliang MrsVnya. Srrk….rudal gw udah didalam, gw langsung aja, goyangin pantat gw, maju mundur mengikuti irama goyangan bokong Mbak Epi yang kenyal.

OOuh..To…Hmmm….To…enaaaak….ter us goyangnya sayaaang…OOuh…., gw pun semakin mempercepat gencotan gw….plek…plek..plek….bunyi kedua paha kami yang beradu, semakin menambah hot ‘pertarungan’ kami itu. Ouh…To….Mbak Epi menggelinjang sangat hebatnya..Gw puter posisi Mbak Epi untuk tengkurap dan sedikit menungging, gw pengen nyobain MrsV Mbak Epi dengan gaya doggy style, “Ngapain kamu To?” tiba-tiba Mbak Epi bertanya. “Lho emang Mbak Epi, gak pernah make gaya beginian sama suami?” Tanya gw. “Gak engak pernah tuh” jawabnya. “Y audah Mbak nikmatin aja gaya ini ya Mbak, pasti asyik,” gw bilang gitu ke Mbak Epi.

Selanjutnya..”OOuh,,,To…ehh,,h mm…To…koq enak ya..pake gaya ginian, Mbak sama suami, gak pernah pake ginian, biasanya Mbak telentang aja,” Mbak Epi merem melek jelasin pengalamannya sama suaminya. OOuh..Mbak gw pun merasa nikmat neh Mbak, ternyata lebih terasa sempit, dari belakang dari pada depannya, OOuh…Mbak..tangan gw pun meremas-remas toked Mbak Epi dari belakang, pnatat gw gak henti-hentinya memompa maju-mundur maju-mundur, Mbak Epi pun melenguh,,,,”OOuuuh….To….OOUh… To…makin kencaaag To..goyaaangnyaaa….OOOuh….

Sebenarnya gw juga udah pengen keluar, tapi Karena janji gw ke Mbak Epi pengen muasin dia mala mini, gw tahan sperma gw jangan keluar duluan. “Mbak kita keluar sama-samam nanti ya Mbak,” pinta gw. “Iya To, Mbak juga udah gak tahan ini,” katanya. Gw langsung ganti posisi kembali dengan posisi Mbak Epi telentang dibawah gw. Sambil menciumin wajahnya,… lehernya,… tangan gw sebelah kiri merams-remas topked Mbak Epi , bokong gw pun gak ketinggalan memberikan goyangan dahsyat buat Mbak Epi.

OOuh…ooouh,,,ooouuuuch..To…aga k dipercepat To..OOuh..oya…oouya..lebih kencaaaang To…Gw pun mempercepat goyangan gw…Ooh ya…gitu To…OOuh..OOuh…OOuh….Mbak mau keluar neh..OOuh…OOuh,…cepat To….”Kita sama-sama Ya Mbak..” pinta gw. “Iya…….Ouuh..Ouhh” kata Mbak Epi…To…..keluaaaaar To………ooouuh….gw juga MBak…..OOuh…kami pun terkulai lemas, bersimbah keringat dan sperma.

Kami sempat tertidur beberapa menit sambil berpelukan diatas sofa, untungaja gw tersadar sbelum subuh, Mbak Epi gw suruh berbenah, kemudian gw kecup keningnya dengan penuh kasih, “Ummuach, Makasih ya To…aku hebat sekali,” Mbak Epi pun membalas kecupan gw

Kisah Taro – Bercinta Dengan Pembantu Tetangga

TAROSLOT Bercinta Dengan Pembantu Tetangga, Cerita ini berawal ketika aku kesulitan menerima tamu di apartemen baruku, dan melihat ini, akhirnya aku menemukan pembantu dari seorang gadis yang kebetulan sudah lama aku kenal. Namun, orang yang ditugaskan untuk mencari pembantu justru menawarkan diri untuk menjadi pembantu di apartemenku, dan aku tidak menyangka dia akan menjadi pelayan di apartemen itu.

Suatu siang aku hendak mengecek persiapan untuk menjamu teman-temanku di apertement aku mendengar suara aneh seperti seorang wanita yang sedang masturbasi, dan ternyata suara itu adalah Lela Melanie pembantuku anak desa tersebut, dan berikut cerita panas lengkapnya:

Kira-kira empat bulan lalu, aku pindah dari rumah kontrakanku ke rumah yang aku beli. Rumah yang baru ini hanya beda dua blok dari rumah kontrakanku. Selain rumah aku pun mampu membeli sebuah apartemen yang juga masih di lingkungan aku tinggal, dari rumahku sekarang jaraknya 3 km. Selama aku tinggal di rumah kontrakan, aku mengenal seorang pembantu rumah tangga, sebut saja Lela Melani/Lela.

Dia juga pelayan di toko milik majikannya, jadi setiap aku atau istriku belanja, Lela-lah yang melayani kami. Dia seorang gadis desa, kulit tubuhnya hitam manis namun bodinya seksi untuk ukuran seorang pembantu rumah tangga di daerah kami tinggal, jadi dia sering digoda oleh para supir dan pembantu laki-laki, tapi aku yang bisa mencicipi kehangatan tubuhnya. Inilah yang kualami dari 3 bulan lalu sampai saat ini.

Suatu hari ketika aku mau ambil laundry di rumah majikan Lela dan kebetulan dia sendiri yang melayaniku.

“Lela, bisa tolong saya cariin pembantu…”
“Untuk di rumah Bapak…?”
“Untuk di apartemen saya, nanti saya gaji 1 juta.”
“Wah gede tuh Pak, yach nanti Lela cariin… kabarnya minggu depan ya Pak.”
“Ok deh, makasih yah ini uang untuk kamu, jasa cariin pembantu…”
“Wah.. banyak amat Pak, makasih deh..”

Kutinggal Lela setelah kuberi 500 ribu untuk mencarikan pembantu untuk apartemenku, aku sangat perlu pembantu karena banyak tamu dan client-ku yang sering datang ke apartemenku dan aku juga tidak pernah memberitahukan apartemenku pada istriku sendiri, jadi sering kewalahan melayani tamu-tamuku.

Dua hari kemudian, mobilku dicegat Lela ketika melintas di depan rumah majikannya.

“Malam Pak…”
“Gimana Lela, sudah dapat apa belum temen kamu?”
“Pak, saya aja deh.. habis gajinya lumayan untuk kirim-kirim ke kampung.”
“Loh, nanti Ibu Ina, marah kalau kamu ikut saya.”
“Nggak.. apa-apa deh Pak, nanti saya yang bilang sama Ibu.”
“Ya, sudah kalau ini keputusanmu, besok pagi kamu saya jemput di ujung jalan sini lalu kita ke apartemen.”
“Ok… Pak.”

Keesokan pagi kujemput Lela di ujung jalan dan kuantarkan ke apartemenku. Begitu sampai Lela terlihat bingung karena istriku tidak mengetahui atas keberadaan apartemenku.

Baca juga: Cerita Dewasa Bercinta Dengan Bibi

“Tugas saya apa Pak…?”

“Kamu hanya jaga apartemen ini, ini kunci kamu pegang satu, saya satu dan ini uang, kamu belanja dan masak yang enak untuk lusa karena temen-temen saya mau main ke sini.”
“Baik Pak…”

Dengan perasaan agak tenang kutinggalkan Lela, aku senang karena kalau ada tamu aku tidak akan capai lagi karena sudah ada Lela yang membantuku di apartemen.

Keesokannya sepulang kantor, aku mampir ke apartemen untuk mengecek persiapan untuk acara besok, tapi aku jadi agak cemas ketika pintu apartemen kuketuk berkali-kali tidak ada jawaban dari dalam. Pikiranku khawatir atas diri Lela kalau ada apa-apa, tapi ketika kubuka pintu dan aku masuk ke dalam apartemenku terdengar suara dari kamar mandiku yang pintunya terbuka sedikit. Kuintip dari sela pintu kamar mandi dan terlihatlah dengan jelas pemandangan yang membuat diriku terangsang. Lela sedang mengguyur badannya yang hitam manis di bawah shower, satu tangannya mengusap payudaranya dengan busa sabun sedangkan satu kakinya diangkat ke closet dimana tangan satunya sedang membersihkan selangkangannya dengan sabun.

Pemandangan yang luar biasa indah membuat nafsu birahiku meningkat dan kuintip lagi, kali ini Lela menghadap ke arah pintu dimana tangannya sedang meremas-remas payudaranya yang ranum terbungkus kulit sawo matang dan putingnya sesekali dipijatnya, sedangkan bulu-bulu halus menutupi liang vaginanya diusap oleh tangannya yang lain, hal ini membuat dia merem-melek. Pemandangan seorang gadis kira-kira 19 tahun dengan lekuk tubuh yang montok nan seksi, payudara yang ranum dihiasi puting coklat dan liang vagina yang menonjol ditutupi bulu halus sedang dibasahi air dan sabun membuat nafsu birahi makin meningkat dan tentu saja batangku mulai mendesak dari balik celana kantorku.

Melihat nafsuku mulai berontak dengan cepat kutanggalkan seluruh pakaian kerjaku di atas sofa, dengan perlahan kubuka pintu kamar mandiku, Lela yang sudah kembali membelakangiku, perlahan kudekati Lela yang membasuh sabun di bawah shower. Secara tiba-tiba tubuhnya kupeluk dan kuciumi leher dan punggungnya. Lela yang terkaget-kaget berusaha melepaskan tanganku dari tubuhnya. “Akh.. jangan Pak.. jangan.. tolong Pak…” Karena tenaganya lemah sementara aku yang makin bernafsu, akhirnya Lela melemaskan tenaganya sendiri karena kalah tenaga dariku. Bibir tebal dan merekah sudah kulumatkan dengan bibirku, tanganku yang satu membekap tubuhnya sambil menggerayangi payudaranya, sedangkan tanganku yang satunya telah mendarat di pangkal pahanya, vaginanya pun sudah kuremas.

“Ahhh.. ahhh.. . jangan.. Pak…”
“Tenang sayang.. nanti juga enak…”

Aku yang sudah makin buas menggerayangi tubuhnya bertubi-tubi membuat Lela mengalah dan Lela pun membalas dengan memasukkan lidahnya ke mulutku sehingga lidah kami bertautan, Lela pun mulai menggelinjang di saat jariku kumasukan ke liang vaginanya. “Arghh.. arghh… enak.. Pak.. argh…” Tubuh Lela kubalik ke arahku dan kutempelkan pada dinding di bawah shower yang membasahi tubuh kami. Setelah mulut dan lehernya, dengan makin ke bawah kujilati akhirnya payudaranya kutemukan juga, langsung kuhisap kukenyot, putingnya kugigit. Payudaranya kenyal sekali seperti busa. Lela makin menggelinjang karena tanganku masih merambah liang vaginanya. “Argh.. akkkhh… akhh… terus.. Pak… enak… terus…” Aku pun mulai turun ke bawah setelah payudara, aku menjilati seluruh tubuhnya, badan, perut dan sampailah ke selangkangannya dimana aku sudah jongkok sehingga bulu halus yang menutupi vaginanya persis di hadapanku, bau harum tercium dari vaginanya.

Aku pun kagum karena Lela merawat vaginanya sebaik-baiknya. Bulu halus yang menutupi vaginanya kubersihkan dan kumulai menjilati liang vaginanya. “Ssshh.. sshh.. argh.. aghh… aw… sshhh.. trus… Pak.. sshh… aakkkhh…” Aku makin kagum pada Lela yang telah merawat vaginanya karena selain bau harum, vagina Lela yang masih perawan karena liangnya masih rapat, rasanya pun sangat menyegarkan dan manis rasa vagina Lela. Jariku mulai kucoba dengan sesekali masuk liang vagina Lela diselingi oleh lidahku. Rasa manis vagina Lela yang tiada habisnya membuatku makin menusukkan lidahku makin ke dalam sehingga menyentuh klitorisnya yang dari sana rasa manis itu berasal. Lela pun makin menggelinjang dan meronta-ronta keenakan tapi tangannya malah menekan kepalaku supaya tidak melepaskan lidahku dari vaginanya.

“Auwwwhhh… aahhh… terus.. sedappp… Pakkkh…”
“Lela… vaginamu sedap sekali… kalau begini… setiap malam aku pingin begini terus…”
“Mmm.. yah.. Pak.. terus.. Pak… oohhh…”

Lela makin menjerit keenakan dan menggelinjang karena lidahku kupelintir ke dalam vaginanya untuk menyedot klitorisnya. Setelah hampir 30 menit vagina Lela kusedot-sedot, keluarlah cairan putih kental dan manis serta menyegarkan membanjiri vagina Lela, dan dengan cepat kujilat habis cairan itu yang rasanya sangat sedap dan menyegarkan badan.

“Ooohhh… ough… arghhh… sshh.. Pak, Lela… keluar.. nihhh… aahhh… sshh…”
“Yar… cairanmu… mmmhh… sedap.. sayang… boleh.. saya masukin sekarang… batang saya ke vagina kamu? mmhh.. gimana sayang…”
“Hmmm… boleh Pak.. asal.. Ibu nggak tahu…”

Lela pun lemas tak berdaya setelah cairan yang keluar dari vaginanya banyak sekali tapi dia seakan siap untuk dimasuki vaginanya oleh batangku karena dia menyender dinding kamar mandi tapi kakinya direnggangkan. Aku pun langsung mendempetnya dan mengatur posisi batangku pada liang vaginanya. Setelah batangku tepat di liang vaginanya yang hangat, dengan jariku kubuka vaginanya dan mencoba menekan batangku untuk masuk vaginanya yang masih rapat.

“Ohhh… Lela.. vaginamu rapat sekali, hangat deh rasanya… saya jadi makin suka nih…”
“Mmmmhh… mhhh.. Pak.. perih.. Pak… sakit…”
“Sabar.. sayang.. nanti juga enak kok, sabar ya…”

Berulang kali kucoba menekan batangku memasuki vagina Lela yang masih perawan dan Lela pun hanya menjerit kesakitan, setelah hampir 15 kali aku tekan keluar-masuk batangku akhirnya masuk juga ke dalam vagina Lela walaupun hanya masuk setengahnya saja. Tapi rasa hangat dari dalam vagina Lela sangat mengasyikan dimana belum pernah aku merasakan vagina yang hangat melebihi kehangatan vagina Lela membuatku makin cepat saja menggoyangkan batangku maju-mundur di dalam vagina Lela.

“Lela, vaginamu hangat sekali, batangku rasanya di-steam-up sama vaginamu…”
“Iya.. Pak, tapi masih perih Pak…”
“Sabar ya sayang…”

Kukecup bibirnya untuk menahan rasa perih vagina Lela yang masih rapat alias perawan sedang dimasuki batangku yang besarnya 29 cm dan berdiameter 5 cm, wajar saja kalau Lela menjerit kesakitan. Payudaranya pun sudah menjadi bulan-bulanan mulutku, kujilat, kukenyot, kusedot dan kugigit putingnya. “Ahh.. ahhh.. aah.. aww… Pak… iya Pak.. enak deh.. rasanya ada yang nyundul ke dalam memek Lela.. aahh…” Lela yang sudah merasakan kenikmatan ikut juga menggoyangkan pinggulnya maju-mundur mengikuti iramaku. Hal ini membuatku merasa menemukan kenikmatan tiada tara dan membuat makin masuk lagi batangku ke dalam vaginanya yang sudah makin melebar.

Kutekan batangku berkali-kali hingga rasanya menembus hingga ke perutnya dimana Lela hanya bisa memejamkan mata saja menahan hujaman batangku berkali-kali. Air pancuran masih membasahi tubuh kami membuatku makin giat menekan batangku lebih ke dalam lagi. Muka Lela yang basah oleh air shower membuat tubuh hitam manis itu makin mengkilat sehingga membuat nafsuku bertambah yaitu dengan menciumi pipinya dan bibirnya yang merekah. Lidahku kumasukan dalam mulutnya dan membuat lidah kami bertautan, Lela pun membalas dengan menyedot lidahku membuat kami makin bernafsu. “Mmmhh… mmmhhh… Pak.. batangnya nikmat sekali, Lela jadi.. mmauu… tiap malam seperti ini.. aaakh… aakkhh.. Paaakkhh.. Lela keeluuaarrr.. nniihh…”

Akhirnya bobol juga pertahanan Lela setelah hampir satu jam dia menahan seranganku dimana dari dalam vaginanya mengeluarkan cairan kental yang membasahi batangku yang masih terbenam di dalam vaginanya, tapi rupanya selain cairan, ada darah segar yang menetes dari vaginanya dan membasahi pahanya dan terus mengalir terbawa air shower sampai ke lantai kamar mandi dan lemaslah tubuhnya, dengan cepat kutahan tubuhnya supaya tidak jatuh. Sementara aku yang masih segar bugar dan bersemangat tanpa melihat keadaan Lela, dimana batangku yang masih tertancap di vaginanya. Kuputar tubuhnya sehingga posisinya doggy style, tangannya kutuntun untuk meraih kran shower, sekarang kusodok dari belakang. Pantatnya yang padat dan kenyal bergoyang-goyang mengikuti irama batangku yang keluar-masuk vaginanya dari belakang.

Vagina Lela makin terasa hangat setelah mengeluarkan cairan kental dan membuat batangku terasa lebih diperas-peras dalam vaginanya. Hal itu membuatku merasakan nikmat yang sangat sehingga aku pun memejamkan mata dan melenguh. “Ohhh… ohhh.. Yar.. vaginamu sedap sekali, baru kali ini aku merasakan nikmat yang sangat luar biasa… aakkh.. aakkhh… sshhh…” Yarmi tidak memberi komentar apa-apa karena tubuhnya hanya bertahan saja menerima sodokan batangku ke vaginanya, dia hanya memegangi kran saja. Satu jam kemudian meledaklah pertahanan Lela untuk kedua kalinya dimana dia mengerang, tubuhnya pun makin merosot ke bawah dan cairan kental dengan derasnya membasahi batangku yang masih terbenam di vaginanya. “Akhhh… aakkhh… Pak… Pakkhh… nikmattthhh…”

Setelah tubuhnya mengelepar dan selang 15 menit kemudian gantian tubuhku yang mengejang dan meledaklah cairan kental dari batangku dan membasahi liang vagina Lela dan muncrat ke rahim Lela, yang disusul dengan lemasnya tubuhku ke arah Lela yang hanya berpegang pada kran sehingga kami terpeleset dan hampir jatuh di bawah shower kamar mandi. Batangku yang sudah lepas dari vagina Lela dan masih menetes cairan dari batangku, dengan sisa tenaga kugendong tubuh Lela dan kami keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur dan langsung ambruk ke tempat tidurku secara bersamaan.

Aku terbangun sekitar jam 10.30 malam, itupun karena batangku sedang dikecup oleh Lela yang sedang membersihkan sisa-sisa cairan yang masih melekat pada batangku, Lela layak anak kecil menjilati es loli. Aku usap kepalanya dengan lembut. Setelah agak kering Lela bergeser sehingga muka kami berhadapan. Dia pun menciumi pipi dan bibirku.

“Pak.. Lela puas deh… batang Bapak nikmat sekali pada saat menyodok-nyodok memek Lela, Lela jadi kepingin tiap hari deh, apalagi di saat air hangat mengalir deras di rahim Lela… kalau Bapak gimana? Puas nggak.. sama Lela…?”

“Yar.. Bapak pun puas sekali.. Bapak senang bisa ngebongkar vagina Lela yang masih rapat.. terus terang… baru kali ini Bapak puas sekali bermain, sejak dulu sama istriku aku belum pernah puas seperti sekarang… makanya saya mau Lela siap kalau saya datang dan siap jadi istri kedua saya… gimana..?”

“Saya mah terserah Bapak aja.”
“Sekarang saya pulang dulu yach.. Lela… besok aku ke sini lagi…”
“Oke… Pak.. janji yach… vagina Lela maunya tiap hari nich disodok punya Bapak…”
“Oke.. sayang…”

Kukecup pipi dan bibir Lela, aku mandi dan setelah itu kutinggal dia di apartemenku. Sejak itu setiap sore aku pasti pulang ke tempat Lela terlebih dahulu baru ke istriku, sering juga aku beralasan pergi bisnis keluar kota pada istriku, padahal aku menikmati tubuh Lela pembantuku yang juga istri keduaku, hal ini sudah kunikmati dari tiga bulan yang lalu dan aku tidak tahu akan berakhir sampai kapan, tapi aku lebih senang kalau pulang ke pangkuan Lela.