Arsip Tag: Cerita Dewasa Sex

Kisah Taro – Menikmati Tubuh Gemoy Pacar Kakak ku

TAROSLOT Menikmati Tubuh Gemoy Pacar Kakak ku, Siang itu aku sendirian. Papa, Mama dan Mbak Vina mendadak ke Jakarta karena nenek sakit. Aku nggak bisa ikut karena ada kegiatan sekolah yang nggak bisa aku tinggalin. Daripada bengong sendirian aku iseng bersih-bersih rumah. Pas aku lagi bersihin kamar Mbak Vina aku nemu sekeping VCD. Ketika aku merhatiin sampulnya.. astaga!! ternyata gambarnya sepasang bule yang sedang berhubungan sex. Badanku gemetar, jantungku berdegup kencang. Pikiranku menerawang saat kira-kira 1 bulan yang lalu aku tanpa sengaja mengintip Mbak Vina dengan pacarnya berbuat seperti yang ada di sampul VCD tsb.

Sejak itu aku sering bermasturbasi membayangkan sedang bersetubuh. Tadinya aku bermaksud mengembalikan VCD tersebut ke tempatnya, tapi aah.. mumpung sendirian aku memutuskan untuk menonton film tersebut. Jujur aja aku baru sekali ini nonton blue film. Begitu aku nyalain di layar TV terpampang sepasang bule yang sedang saling mencumbu. Pertama mereka saling berciuman, kemudian satu persatu pakaian yang melekat mereka lepas. Si cowok mulai menciumi leher ceweknya, kemudian turun ke payudara. Si cewek tampak menggeliat menahan nafsu yang membara.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sesaat kemudian si cowok mejilati vaginanya terutama di bagian klitorisnya. Si cewek merintih-rintih keenakan. Selanjutnya gantian si cewek yang mengulum penis si cowok yang sudah ereksi. Setelah beberapa saat sepertinya mereka tak tahan lagi, lalu si cowok memasukkan penisnya ke vagina cewek bule tadi dan langsung disodok-sodokin dengan gencar. Sejurus kemudian mereka berdua orgasme. Si cowok langsung mencabut rudalnya dari vagina kemudian mengocoknya di depan wajah ceweknya sampai keluar spermanya yang banyak banget, si cewek tampak menyambutnya dengan penuh gairah.

Aku sendiri selama menonton tanpa sadar bajuku sudah nggak karuan. Kaos aku angkat sampai diatas tetek, kemudian braku yang kebetulan pengaitnya di depan aku lepas. Kuelus-elus sendiri tetekku sambil sesekali kuremas, uhh.. enak banget. Apalagi kalo kena putingnya woww!! Celana pendekku aku pelorotin sampe dengkul, lalu tanganku masuk ke balik celana dalam dan langsung menggosok-gosok klitorisku. Sensasinya luar biasa!! Makin lama aku semakin gencar melakukan masturbasi, rintihanku semakin keras. Tanganku semakin cepat menggosok klitoris sementara yang satunya sibuk emremas-remas toketku sendiri. Dan, “Oohh.. oohh..” Aku mencapai orgasme yang luar biasa. Aku tergeletak lemas di karpet.

Tiba-tiba, bel pintu berbunyi. Tentu saja aku gelagapan benerin pakaianku yang terbuka disana-sini. Abis itu aku matiin VCD player tanpa ngeluarin discnya. “Gawat!” pikirku. “Siapa ya? Jangan-jangan pa-ma! Ngapain mereka balik lagi?”. Buru-buru aku buka pintu, ternyata di depan pintu berdiri seorang cowok keren. Rupanya Mas Beno pacar Mbak Vina dari Bandung. “Halo Ulfa sayang, Mbak Vinanya ada?” “Wah baru tadi pagi ke Jakarta.

Emang nggak telpon Mas Beno dulu?” “Waduh nggak tuh. Gimana nih mo ngasi surprise malah kaget sendiri.” “Telpon aja HP-nya Mas, kali aja mau balik” usulku sekenanya. Padahal aku berharap sebaliknya, soalnya terus terang aku diem-diem aku juga naksir Mas Beno. Mas Beno menyetujui usulku. Ternyata Mbak Vina cuman ngomong supaya nginep dulu, besok baru balik ke Bandung, sekalian ketemu disana. Hura! Hatiku bersorak, berarti ada kesempatan nih. Aku mempersilakan Mas Beno mandi. Setelah mandi kami makan malam bareng.

Aku perhatiin tampang dan bodi Mas Beno yang keren, kubayangkan Mas Beno sedang telanjang sambil memperlihatkan “tongkat kastinya”. Nggak sulit untuk ngebayangin karena aku kan pernah ngintip Mas Beno ama Mbak Vina lagi ml. Rasanya aku pengen banget ngerasain penis masuk ke vaginaku, abis keliatannya enak banget tuh. “Ada apa Ulfa, Kok ngelamun, mikirin pacar ya?” tanyanya tiba-tiba. “Ah, enggak Mas, Ulfa bobo dulu ya ngantuk nih!” ujarku salting. “Mas Beno nonton TV aja nggak papa kan?” “Nggak papa kok, kalo ngantuk tidur aja duluan!” Aku beranjak masuk kamar.

Setelah menutup kintu kamar aku bercermin. Bajuku juga kulepas semua. Wajahku cantik manis, kulitku sawo matang tapi bersih dan mulus. Tinggi 165 cm. Badanku sintal dan kencang karena aku rajin senam dan berenang, apalagi ditunjang toketku yang 36B membuatku tampak sexy. Jembutku tumbuh lebat menghiasi vaginaku yang indah. Aku tersenyum sendiri kemudian memakai kaos yang longgar dan tipis sehingga meninjolkan kedua puting susuku, bahkan jembutku tampak menerawang. Aku merebahkan diriku di atas kasur dan mencoba memejamkan mata, tapi entah kenapa aku susah sekali tidur.

Sampai kemudian aku mendengar suara rintihan dari ruang tengah. Aneh! Suara siapa malam-malam begini? Astaga! Aku baru inget, itu pasti suara dari VCD porno yang lupa aku keluarin tadi, apa Mas Beno menyetelnya? Penasaran, akupun bangkit kemudian perlahan-lahan keluar. Sesampainya di ruang tengah, deg!! Aku melihat pemandangan yang mendebarkan, Mas Beno di depan TV sedang menonton bokep sambil ngeluarin penisnya dan mengelusnya sendiri.

Wah.. batangnya tampak kekar banget. Aku berpura-pura batuk dengan tampang seolah-olah mengantuk aku mendekati Mas Beno. Mas Beno tampak kaget mendengar batukku lalu cepat-cepat memasukkan penisnya ke dalam kolornya lagi, tapi kolornya nggak bisa menyembunyikan tonjolan tongkatnya itu. “Eh, Ulfa anu, eh belum tidur ya?” Mas Beno tampak salting, kemudian dia hendak mematikan VCD player.

” Iya nih Mas, gerah eh nggak usah dimatiin, nonton berdua aja yuk!” ujarku sambil menggeliat sehingga menonjolkan pepaya bangkokku. “Oh iya deh.” Kamipun lalu duduk di karpet sambil menonton. Aku mengambil posisi bersila sehingga bawukku mengintip keluar dengan indahnya. “Mas, gimana sih rasanya bersetubuh?” tanyaku tiba-tiba. “Eh kok tau-tau nanya gitu sih?” Mas Beno agak kaget mendengar pertanyaanku, soalnya saat itu matanya asyik mencuri pandang ke arah selakanganku.

Aku semakin memanaskan aksiku, sengaja kakiku kubuka lebih lebar sehingga vaginaku semakin terlihat jelas. “Alaa nggak usah gitu! Aku kan pernah ngintip Mas sama Mbak Vina lagi gituan.. nggak papa kok, rahasia terjaga!” “Oya? He he he yaa.. enak sih.” Mas Beno tersipu mendengar ledekanku. Akupun melanjutkan, “Mas, vaginaku sama punya Mbak Vina lebih indah mana?” tanyaku sambil mengangkat kaosku dan mengangkangkan kakiku lebar-lebar so bawukkupun terpampang jelas.

“Ehh glek bagusan punyamu.” “Terus kalo toketnya montokan mana?” kali ini aku mencopot kaosku sehingga payudara dan tubuhku yang montok itu telanjang tanpa sehelai benang yang menutupi. “Aaanu.. lebih montok dan kencengan tetekmu!” Mas Beno tampak melotot menyaksikan bodiku yang sexy. Hal itu malah membuat aku semakin terangsang. “Sekarang giliran aku liat punya Mas Beno!” Karena sudah sangat bernafsu aku menerkam Mas Beno. Kucopoti seluruh pakaiannya sehingga dia bugil.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku terpesona melihat tubuh bugil Mas Beno dari dekat. Badannya agak langsing tapi sexy. penisnya sudah mengacung tegar membuat jantungku berdebar cepat. Entah kenapa, kalo dulu ngebayangin bentuk burung cowok aja rasanya jijik tapi ternyata sekarang malah membuat darahku berdesir. “Wah gede banget! Aku isep ya Mas!” Tanpa menunggu persetujuannya aku langsung mengocok, menjilat dan mengulum batang kemaluannya yang gede dan panjang itu seperti yang aku tonton di BF.
“Slurp Slurp Slurpmmh! Slurp Slurp Slurp mmh.” Ternyata nikmat sekali mengisap penis. Aku jepit penisnya dengan kedua susuku kemudian aku gosok-gosokin, hmm nikmat banget! Mas Beno akhirnya tak kuat menahan nafsu. Didorongnya tubuh sintalku hingga terlentang lalu diterkamnya aku dengan ciuman-ciuman ganasnya. Tangannya tidak tinggal diam ikut bekerja meremas-remas kelapa gadingku. “Ahh mmh.. yesh uuh.. enak mas” Aku benar-benar merasakan sensasi luar biasa.

Sesaat kemudian mulutnya menjilati kedua putingku sambil sesekali diisap dengan kuat. “Auwh geli nikmat aah ouw!” Aku menggelinjang kegelian tapi tanganku justru menekan-nekan kepalanya agar lebih kuat lagi mengisap pentilku. Sejurus kemudian lidahnya turun ke vaginaku. Tangannya menyibakkan jembutku yang rimbun itu lalu membuka vaginaku lebar-lebar sehingga klitorisku menonjol keluar kemudian dijilatinya dengan rakus sambil sesekali menggigit kecil atau dihisap dengan kuat.

“Yesh.. uuhh.. enak mas.. terus!” jeritku. “Slurp Slurp, vaginamu gurih banget Ulfa mmh”. Mas Beno terus menjilati vaginaku sampai akhirnya aku nggak tahan lagi. “Mas.. ayo.. masukin penismu.. aku nggak tahan..” Mas Beno lalu mengambil posisi 1/2 duduk, diacungkannya penisnya dengan gagah ke arah lubang vaginaku. Aku mengangkangkan kakiku lebar-lebar siap menerima serangan rudalnya.

Pelan-pelan dimasukkannya batang rudal itu ke dalam vaginaku. “Aauw sakit Mas pelan-pelan akh..” Walaupun sudah basah, tapi vaginaku masih sangat sempit karena aku masih perawan. “Au.. sakit” Mas Beno tampak merem menahan nikmat, tentu saja dibandingkan Mbak Vina tempikku jauh lebih menggigit. Lalu dengan satu sentakan kuat sang rudal berhasil menancapkan diri di lubang kenikmatanku sampai menyentuh dasarnya.

“Au.. sakit..” Aku melonjakkan pantatku karena kesakitan. Kurasakan darah hangat mengalir di pahaku, persetan! Sudah kepalang tanggung, aku ingin ngerasain nikmatnya bercinta. Sesaat kemudian Mas Beno memompa pantatnya maju mundur. “Jrebb! Jrebb! Jrubb! Crubb!” “Aakh! Aakh! Auw!” Aku menjerit-jerit kesakitan, tapi lama-lama rasa perih itu berubah menjadi nikmat yang luar biasa. vaginaku serasa dibongkar oleh tongkat kasti yang kekar itu. “Ooh.. lebih keras, lebih cepat” Jerit kesakitanku berubah menjadi jerit kenikmatan.

Keringat kami bercucuran menambah semangat gelora birahi kami. Tapi Mas Beno malah mencabut penisnya dan tersenyum padaku. cerita sex selingkuh bisa anda baca di ceritaserudewasa.info Aku jadi nggak sabar lalu bangkit dan mendorongnya hingga telentang. Kakiku kukangkangkan tepat di atas penisnya, dengan birahi yang memuncak kutancapkan batang bazooka itu ke dalam bawukku, “Jrebb.. Ooh..” aku menjerit keenakan, lalu dengan semangat 45 aku menaik turunkan pantatku sambil sesekali aku goyangkan pinggulku. “Ouwh.. enak banget tempikmu nggigit banget sayang.. penisku serasa diperas” “Uggh.. yes.. uuh.. auwww.. penismu juga hebaat, bawukku serasa dibor” Aku menghujamkan pantatku berkali-kali dengan irama sangat cepat.

Aku merasa semakin melayang. Bagaikan kesetanan aku menjerit-jerit seperti kesurupan. Akhirnya setelah setengah jam kami bergumul, aku merasa seluruh sel tubuhku berkumpul menjadi satu dan dan “Aah mau orgasme Mas..” Aku memeluk erat-erat tubuh atletisnya sampai Mas Beno merasa sesak karena desakan susuku yang montok itu. “Kamu sudah sayang? OK sekarang giliran aku!” Aku mencabut vaginaku lalu Mas Beno duduk di sofa sambil mememerkan ‘tiang listriknya’. Aku bersimpuh dihadapannya dengan lututku sebagai tumpuan.

Kuraih penis besar itu, kukocok dengan lembut. Kujilati dengan sangat telaten. Makin lama makin cepat sambil sesekali aku isap dengan kuat. “Crupp.. slurp.. mmh..” “Oh yes.. kocok yang kuat sayang!” Mas Beno mengerang-erang keenakan, tangannya meremas-remas rambutku dan kedua bola basket yang menggantung di dadaku. Aku semakin bernafsu mengulum. Menjilati dan mengocok penisnya. “Crupp crupp slurp!” “Ooh yes.. terus sayang yes.. aku hampir keluar sayang!” Aku semakin bersemangat ngerjain penis big size itu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Makin lama makin cepat cepat cepat, lalu lalu “Croot.. croot..” Penisnya menyemburkan sperma banyak sekali sehingga membasahi rambut wajah, tetek dan hampir seluruh tubuhku. Aku usap dan aku jilati semua maninya sampai licin tak tersisa, lalu aku isap penisnya dengan kuat supaya sisa maninya dapat kurasakan dan kutelan. Akhirnya kami berdua tergeletak lemas diatas karpet dengan tubuh bugil bersimbah keringat. Malam itu kami mengulanginya hingga 4 kali dan kemudian tidur berpelukan dengan tubuh telanjang. Sungguh pengalaman yang sangat mengesankan.

Kisah Taro – Goyangan Hot Tante Zhia Sangat Dasyat

TAROSLOT Goyangan Hot Tante Zhia Sangat Dasyat, Kejadian ini merupakan sebagian dari kisah yang kualami, kurang lebih 4 tahun yang lalu. Berawal dari aku sangat menyukai wanita yang berusia 30-40 tahun, dengan kulit mulus. Bagiku wanita ini sangat menarik, apalagi jika ‘jam terbangnya’ sudah tinggi. Sehingga pandai dalam bercinta.

Namun sebagai pegawai swasta yang bekerja, aku memiliki keterbatasan waktu, tidak mudah bagiku untuk mencari wanita tersebut. Hal ini yang mendorong aku untuk mengiklankan diriku pada sebuah surat kabar berbahasa Inggris, untuk menawarkan jasa ‘full body massage’. Uang bagiku tidak masalah, karena aku berasal dari keluarga menengah dan gajiku cukup, namun kepuasan yang ku dapat jauh dari itu. Sehingga aku tidak memasang tarif untuk jasaku itu, diberi berapapun kuterima.

Sepanjang hari itu, sejak iklanku terbit banyak respon yang kudapat, sebagian dari mereka hanya iseng belaka, atau hanya ingin ngobrol. Di sore hari, kurang lebih pukul 18.00 seorang wanita menelponku.

“Hallo dengan Tommy?” suara merdu terdengar dari sana.

“Ya saya sendiri” jawabku.

Dan seterusnya dia mulai menanyakan ciri-ciriku. Selanjutnya, “Eh ngomong-ngomong, berapa sich panjangnya kamu punya?” katanya.

“Yah normal sajalah sekitar 18 cm dengan diameter 6 cm.” jawabku.

“Wah lumayan juga yach, lalu apakah jasa kamu ini termasuk semuanya,” lanjutnya.

“Apa saja yang kamu butuhkan, kamu pasti puas dech..” jawabku. Dan yang agak mengejutkan adalah bahwa dia meminta kesediaanku untuk melakukannya dengan ditonton suaminya. Namun kurasa, wah ini pengalaman baru buatku.

Akhirnya dia memintaku untuk segera datang di sebuah hotel “R” berbintang lima di kawasan Sudirman, tak jauh dari kantorku. Aku menduga bahwa pasangan ini bukanlah sembarang orang, yang mampu membayar tarif hotel semahal itu. Dan benar dugaanku, sebuah president suite room telah ada di hadapanku. Segera kubunyikan bel di depan kamarnya. Dan seorang pria, dengan mengenakan kimono, berusia tak lebih dari 40 tahun membukakan pintu untukku.

“Tommy?” katanya.

“Ya saya Tommy,” jawabku. Lalu ia mencermatiku dari atas hingga bawah sebelum ia mempersilakan aku masuk ke dalam. Pasti dia tidak ingin sembarang orang menyentuh istrinya, pikirku.

“OK, masuklah” katanya. Kamar itu begitu luas dan gelap sekali. Aku memandang sekeliling, sebuah TV berukuran 52″ sedang memperlihatkan blue film.

Lalu aku memandang ke arah tempat tidur. Seorang wanita yang kutaksir umurnya tak lebih dari 30 tahun berbaring di atas tempat tidur, badannya dimasukkan ke dalam bed cover tersenyum padaku sambil menjulurkan tangannya untuk menyalamiku. “Kamu pasti Tommy khan? Kenalkan saya Donna” katanya lembut.

Aku terpana melihatnya, rambutnya sebahu berwarna pirang, kulitnya mulus sekali, wajahnya cantik, pokoknya perfect! Aku masih terpana dan menahan liurku, ketika dia berkata “Lho kok bingung sich”.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Akh enggak..” kataku sambil membalas salamnya.

“Kamu mandi dulu dech biar segar, tuch di kamar mandi,” katanya.

“Oke tunggu yach sebentar,” jawabku sambil melangkah ke kamar mandi. Sementara, suaminya hanya menyaksikan dari sofa dikegelapan. Cepat-cepat kubersihkan badanku biar wangi. Dan segera setelah itu kukenakan celana pendek dan kaos.

Aku melangkah keluar, “Yuk kita mulai,” katanya.

Dengan sedikit gugup aku menghampiri tempat tidurnya. Dan dengan bodohnya aku bertanya, “Boleh aku lepaskan pakaianku?”, dia tertawa kecil dan menjawab, “terserah kau saja..”.

Segera kulepaskan pakaianku, dia terbelalak melihatku dalam keadaan polos, “Ahk.. ehm..” dan segera mengajakku masuk ke dalam bed cover juga. “Kamu cantik sekali Donna” kataku lirih.

Aku tak habis pikir ada wanita secantik ini yang pernah kulihat dan suaminya memperbolehkan orang lain menjamahnya, ah.. betapa beruntungnya aku ini. “Ah kamu bisa saja,” kata Donna.

Segera aku masuk ke dalam bed cover, kuteliti tubuhnya satu persatu. Kedua bulatan payudaranya yang cukup besar dan berwarna putih terlihat menggantung dengan indahnya, diantara keremangan aku masih dapat melihat dengan sangat jelas betapa indah kedua bongkah susunya yang kelihatan begitu sangat montok dan kencang. Samar kulihat kedua puting mungilnya yang berwarna merah kecoklatan. “Yaa aammpuunn..” bisikku lirih tanpa sadar, “Ia benar-benar sempurna” kataku dalam hati.

“Van..” bisik Tante Donna di telingaku.

Aku menoleh dan terjengah. Ya Ampuun, wajah cantiknya itu begitu dekat sekali dengan wajahku. Hembusan nafasnya yang hangat sampai begitu terasa menerpa daguku. Kunikmati seluruh keindahan bidadari di depanku ini, mulai dari wajahnya yang cantik menawan, lekak-lekuk tubuhnya yang begitu seksi dan montok, bayangan bundar kedua buah payudaranya yang besar dan kencang dengan kedua putingnya yang lancip, perutnya yang ramping dan pantatnya yang bulat padat bak gadis remaja, pahanya yang seksi dan aah.., kubayangkan betapa indah bukit kemaluannya yang kelihatan begitu menonjol dari balik bed cover. Hmm.., betapa nikmatnya nanti saat batang kejantananku memasuki liang kemaluannya yang sempit dan hangat, akan kutumpahkan sebanyak mungkin air maniku ke dalam liang kemaluannya sebagai bukti kejantananku.

“Van.. mulailah sayang..” bisik Tante Donna, membuyarkan fantasi seks-ku padanya. Sorotan kedua matanya yang sedikit sipit kelihatan begitu sejuk dalam pandanganku, hidungnya yang putih membangir mendengus pelan, dan bibirnya yang ranum kemerahan terlihat basah setengah terbuka, duh cantiknya. Kukecup lembut bibir Tante Donna yang setengah terbuka. Begitu terasa hangat dan lunak. Kupejamkan kedua mataku menikmati kelembutan bibir hangatnya, terasa manis.

Selama kurang lebih 10 detik aku mengulum bibirnya, meresapi segala kehangatan dan kelembutannya. Kuraih tubuh Tante Donna yang masih berada di hadapanku dan kubawa kembali ke dalam pelukanku.

“Apa yang dapat kau lakukan untukku Van..” bisiknya lirih setengah kelihatan malu.

Kedua tanganku yang memeluk pinggangnya erat, terasa sedikit gemetar memendam sejuta rasa. Dan tanpa terasa jemari kedua tanganku telah berada di atas pantatnya yang bulat. Mekal dan padat. Lalu perlahan kuusap mesra sambil kuberbisik, “Tante pasti tahu apa yang akan Tommy lakukan.. Tommy akan puaskan Tante sayang..” bisikku pelan. Jiwaku telah terlanda nafsu.

Kuelus-elus seluruh tubuhnya, akhh.. mulus sekali, dengan sedikit gemas kuremas gemas kedua belah pantatnya yang terasa kenyal padat dari balik bed cover. “Oouuhh..” Tante Donna mengeluh lirih.

Bagaimanapun juga anehnya aku saat itu masih bisa menahan diri untuk tidak bersikap over atau kasar terhadapnya, walau nafsu seks-ku saat itu terasa sudah diubun-ubun namun aku ingin sekali memberikan kelembutan dan kemesraan kepadanya. Lalu dengan gemas aku kembali melumat bibirnya. Kusedot dan kukulum bibir hangatnya secara bergantian dengan mesra atas dan bawah. Kecapan-kecapan kecil terdengar begitu indah, seindah cumbuanku pada bibir Tante Donna. Kedua jemari tanganku masih mengusap-usap sembari sesekali meremas pelan kedua belah pantatnya yang bulat pada dan kenyal. Bibirnya yang terasa hangat dan lunak berulang kali memagut bibirku sebelah bawah dan aku membalasnya dengan memagut bibirnya yang sebelah atas. ooh.., terasa begitu nikmatnya. Dengusan pelan nafasnya beradu dengan dengusan nafasku dan berulang kali pula hidungnya yang kecil membangir beradu mesra dengan hidungku. Kurasakan kedua lengan Tante Donna telah melingkari leherku dan jemari tangannya kurasakan mengusap mesra rambut kepalaku.

Batang kejantananku terasa semakin besar apalagi karena posisi tubuh kami yang saling berpelukan erat membuat batang kejantananku yang menonjol dari balik celanaku itu terjepit dan menempel keras di perut Tante Donna yang empuk, sejenak kemudian kulepaskan pagutan bibirku pada bibir Tante Donna.

Wajahnya yang cantik tersenyum manis padaku, kuturunkan wajahku sambil terus menjulurkan lidah di permukaan perutnya terus turun dan sampai di daerah yang paling kusukai, wangi sekali baunya. Tak perlu ragu.

“Ohh apa yang akan kau lakukan.. akh..” tanyanya sambil memejamkan mata menahan kenikmatan yang dirasakannya. Beberapa saat kemudian tangan itu malah mendorong kepalaku semakin bawah dan.., “Nyam-nyam..” nikmat sekali kemaluan Tante Donna. Oh, bukit kecil yang berwarna merah merangsang birahiku.

Kusibakkan kedua bibir kemaluannya dan, “Creep..” ujung hidungku kupaksakan masuk ke dalam celah kemaluan yang sudah sedari tadi becek itu.

“Aaahh.. kamu nakaal,” jeritnya cukup keras. Terus terang kemaluannya adalah terindah yang pernah kucicipi, bibir kemaluannya yang merah merekah dengan bentuk yang gemuk dan lebar itu membuatku semakin bernafsu saja. Bergiliran kutarik kecil kedua belah bibir kemaluan itu dengan mulutku. “Ooohh lidahmu.. ooh nikmatnya Tommy..” lirih Tante Donna.

Sementara aku asyik menikmati bibir kemaluannya, ia terus mendesah merasakan kegelian, persis seorang gadis perawan yang baru merasakan seks untuk pertama kali, kasihan wanita ini dan betapa bodohnya suaminya yang hanya memandangku dari kegelapan.

“Aahh.. sayang.. Tante suka yang itu yaahh.. sedoot lagi dong sayang oogghh,” ia mulai banyak menggunakan kata sayang untuk memanggilku. Sebuah panggilan yang sepertinya terlalu mesra untuk tahap awal ini.

Lima menit kemudian.. “Sayang.. Aku ingin cicipi punya kamu juga,” katanya seperti memintaku menghentikan tarian lidah di atas kemaluannya.

“Ahh.. baiklah Tante, sekarang giliran Tante,” lanjutku kemudian berdiri mengangkang di atas wajahnya yang masih berbaring. Tangannya langsung meraih batang kemaluan besarku dan sekejap terkejut menyadari ukurannya yang jauh di atas rata-rata.

“Okh Van.. indah sekali punyamu ini..” katanya padaku, lidahnya langsung menjulur kearah kepala kemaluanku yang sudah sedari tadi tegang dan amat keras itu.

“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm,” belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan burungku kearah mulutnya dan, “Croop..” langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya menatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat senjataku tegang dan keras.

“Aduuh enaak.. oohh enaknya Tante oohh..” sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya, “Mm.. hmm..” hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya. Aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserbu dan kusedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir kemaluannya.

“Aoouuhh.. Tante nggak tahan lagi sayang ampuun.. Vann.. hh masukin sekarang juga, ayoo..” pintanya sambil memegang pantatku. Segera kuarahkan kemaluanku ke selangkangannya yang tersibak di antara pinggangku menempatkan posisi liang kemaluannya yang terbuka lebar, pelan sekali kutempelkan di bibir kemaluannya dan mendorongnya perlahan, “Ngg.. aa.. aa.. aa.. ii.. oohh masuuk.. aduuh besar sekali sayang, oohh..” ia merintih, wajahnya memucat seperti orang yang terluka iris.

Aku tahu kalau itu adalah reaksi dari bibir kemaluannya yang terlalu rapat untuk ukuran burungku. Dan Tante Donna merupakan wanita yang kesekian kalinya mengatakan hal yang sama. Namun jujur saja, ia adalah wanita setengah baya tercantik dan terseksi dari semua wanita yang pernah kutiduri. Buah dadanya yang membusung besar itu langsung kuhujani dengan kecupan-kecupan pada kedua putingnya secara bergiliran, sesekali aku juga berusaha mengimbangi gerakan turun naiknya diatas pinggangku dengan cara mengangkat-angkat dan memiringkan pinggul hingga membuatnya semakin bernafsu, namun tetap menjaga ketahananku dengan menghunjamkan kemaluanku pada setiap hitungan kelima.

Tangannya menekan-nekan kepalaku kearah buah dadanya yang tersedot keras sementara burungku terus keluar masuk semakin lancar dalam liang senggamanya yang sudah terasa banjir dan amat becek itu. Puting susunya yang ternyata merupakan titik nikmatnya kugigit kecil hingga wanita itu berteriak kecil merintih menahan rasa nikmat sangat hebat, untung saja kamar tidur tersebut terletak di lantai dua yang cukup jauh untuk mendengar teriakan-teriakan kami berdua. Puas memainkan kedua buah dadanya, kedua tanganku meraih kepalanya dan menariknya kearah wajahku, sampai disitu mulut kami beradu, kami saling memainkan lidah dalam rongga mulut secara bergiliran. Setelah itu lidahku menjalar liar di pipinya naik kearah kelopak matanya melumuri seluruh wajah cantik itu, dan menggigit daun telinganya. Genjotan pinggulnya semakin keras menghantam pangkal pahaku, burungku semakin terasa membentur dasar liang senggama.

“Ooohh.. aa.. aahh.. aahh.. mmhh gelii oohh enaknya, Vann.. ooh,” desah Tante Donna.

“Yaahh enaak juga Tante.. oohh rasanya nikmat sekali, yaahh.. genjot yang keras Tante, nikmat sekali seperti ini, oohh enaakk.. oohh Tante oohh..” kata-kataku yang polos itu keluar begitu saja tanpa kendali. Tanganku yang tadi berada di atas kini beralih meremas bongkahan pantatnya yang bahenol itu. Setiap ia menekan ke bawah dan menghempaskan kemaluannya tertusuk burungku, secara otomatis tanganku meremas keras bongkahan pantatnya. Secara refleks pula kemaluannya menjepit dan berdenyut seperti menyedot batang kejantananku.

Hanya sepuluh menit setelah itu goyangan tubuh Tante Donna terasa menegang, aku mengerti kalau itu adalah gejala orgasme yang akan segera diraihnya, “Vann.. aahh aku nngaak.. nggak kuaat aahh.. aahh.. oohh..”

“Taahaan Tante.. tunggu saya dulu ngg.. ooh enaknya Tante.. tahan dulu .. jangan keluarin dulu..” Tapi sia-sia saja, tubuh Tante Donna menegang kaku, tangannya mencengkeram erat di pundakku, dadanya menjauh dari wajahku hingga kedua telapak tanganku semakin leluasa memberikan remasan pada buah dadanya. Aku sadar sulitnya menahan orgasme itu, hingga aku meremas keras payudaranya untuk memaksimalkan kenikmatan orgasme itu padanya. “Ooo.. ngg.. aahh.. sayang sayang.. sayang.. ooh enaak.. Tante kelauaar.. oohh.. oohh..” teriaknya panjang mengakhiri babak permainan itu. Aku merasakan jepitan kemaluannya disekeliling burungku mengeras dan terasa mencengkeram erat sekali, desiran zat cair kental terasa menyemprot enam kali di dalam liang kemaluannya sampai sekitar sepuluh detik kemudian ia mulai lemas dalam pelukanku.

Sementara itu makin kupercepat gerakanku, makin terdengar dengan jelas suara gesekan antara kemaluan saya dengan kemaluannya yang telah dibasahi oleh cairan dari kemaluan Tante Donna. “Aaakhh.. enakk!” desah Tante Donna sedikit teriak.

“Tante.. saya mau keluar nich.. eesshh..” desahku pada Tante Donna.

“Keluarkanlah sayang.. eesshh..” jawabnya sambil mendesah.

“Uuugghh.. aaggh.. eenak Tante..” teriakku agak keras dengan bersamaannya spermaku yang keluar dan menyembur di dalam kemaluan Tante Donna.

“Hemm.. hemm..” suara itu cukup mengagetkanku. Ternyata suaminya yang sedari tadi hanya menonton kini telah bangkit dan melepas kimononya. “Sekarang giliranku, terima kasih kau telah membangkitkanku kau boleh meninggalkan kami sekarang,” katanya seraya memberikan segepok uang padaku.

Aku segera memakai pakaianku, dan melangkah keluar. Tante Donna mengantarkanku kepintu sambil sambil menghadiahkanku sebuah kecupan kecil, katanya “Terima kasih yach.. sekarang giliran suamiku, karena ia butuh melihat permainanku dengan orang lain sebelum ia melakukannya.”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Terima kasih kembali, kalau Tante butuh saya lagi hubungi saya saja,” jawabku sambil membalas kecupannya dan melangkah keluar.

“Akh.. betapa beruntungnya aku dapat ‘order’ melayani wanita seperti Tante Donna,” pikirku puas. Ternyata ada juga suami yang rela mengorbankan istrinya untuk digauli orang lain untuk memenuhi hasratnya.

Kisah Taro – Menjadi Kekasih gelap Tetanggaku

TAROSLOT Menjadi Kekasih gelap Tetanggaku, Suatu hari, seperti biasa semenjak sore aku membantu Bi Lenmelayani pembeli kupon judi. Sampai akhirnya harus membuat rekapan angka-angka yang dibeli para pemasang. Namun hingga pukul 22.00 malam Pak Ndra tak kunjung datang. Padahal dia yang biasanya menyetor uang dan datang rekapan pada agen. “Kok Pak Ndrajud belum datang Bi?” Bi Len tengah menidurkan Karni, si bungsu anaknya di kamarnya.

“Pak Ndra diajak Pak Del nonton wayang. Paling mereka pasang judi kopyok sampai pagi. Nanti yang setor Bibi. Dibonceng kamu ya Rin pakai sepedanya Pak Del?” Aku mengangguk. Inilah kesempatan itu, pikirku membathin. Ya kesempatan meminta layanan dari Bi Nah. Tetapi bagaimana caranya? Apa dia tidak marah? Sebab mungkin di matanya aku masih remaja ingusan kendati sosokku tinggi besar. Ah, yang penting aku berani menyampaikan, pikirku lagi tanpa terucapkan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dalam perjalanan pulang dari menyetor ke agen kupon judi aku sengaja memperlambat kayuhan pedal. “Kalau Pak Del dan Pak Ndra nonton wayang jadi tidak ada acara makan sate ya Bi?” Ujarku memberanikan diri.

“Iya memang. Kalau kamu pengin sate, upahmu kan bisa digunakan untuk membeli beberapa tusuk. Nanti biar Bi Lentambahi sedikit,” jawa Bi Nah, tak tahu arah pembicaraanku.
“Tetapi kan kurang asyik,” ujarku lagi.
“Kurang asyik bagaimana?”
“Kalau yang beli sate Pak Ndra kan aku bisa asyik nonton film BF-nya Bi Lendan Pak Del,” kataku lebih menegaskan.

Jleg! Bi Lenlangsung turun dari boncengan tetapi sambil memegangi sepeda yang kukendarai. “Maksudmu soal film BF itu apa Rin, Bibi benar tidak tahu,” ujarnya keras. Ia agak panik.

“Anu lho Bi, sebenarnya aku sering ngintip Bibi saat begituan dengan Pak Del,”

Reaksinya seperti yang kukira. Ia sangat kaget. Dan dengan merajuk dipeganginya tanganku sambil berucap, “Rin Bibi minta tolong. Kamu jangan cerita sama siapa-siapa apalagi pada Pak Ndra. Tolong ya Rin. Nanti Bibi lah yang belikan sate,”

“Aku tidak kepingin sate kok Bi. Tetapi kepingin begituan sama Bi Nah,” aku menandaskan. Ia terperanjat, tetapi cuma sesaat. Beberapa saat ia terdiam sambil menatapiku, sampai akhirnya, “Kalau maumu begitu, nanti kamu boleh melakukannya sepuasmu,” katanya dan kembali membonceng sepedaku.

Sepanjang perjalanan ia banyak bertanya. Soal apakah aku pernah berhubungan dengan perempuan lain dan sebagaimanya. Bahkan tangannya sempat iseng menggerayang ke selangkanganku dan membelai-belai milikku. “Rupanya punya kamu besar juga ya Rin. Belum berdiri saja sudah begini besar.” Aku senang dengan pujian Bi Nah. Pedal sepeda kukayuh kencang agar cepat sampai dan dapat melakukan segala yang ingin kulakukan.

Di rumah, Bi Lenlangsung menarikku ke kamarnya. Tetapi aku jadi bingung harus memulai dari mana. Canggung karena belum pernah punya pengalaman intim dengan wanita. Apalagi perbedaan usia kami yang cukup jauh karena saat itu aku belum genap 19 tahun. Hingga aku cuma duduk tercenung di tepian ranjang, sedang Bi Lenduduk di sisi yang lain mengawasiku. Mungkin ia menunggu reaksi dan keberanianku.

Lama aku tak bergeming, Bi Lenakhirnya mengambil insiatif. Ia turun dari ranjang dan mulai mepreteli sendiri pakaiannya. Setelah melepasi kancing-kancingnya, dipelorotkannya daster lusuh yang dikenakannya. Terjatuh dan dibiarkannya teronggok di lantai. Busung dadanya yang besar nampak menggunung karena masih tersangga oleh kutang hitam yang dipakai. Namun begitu BH-nya dilepas, ketahuan bahwa bukit kembar itu telah agak melorot. Putingnya yang coklat kehitaman nampak mencuat menantang. Aku jadi ingat adegan penari striptease dalam film porno karena Bi Lenseperti sengaja mempertontonkan bagian-bagian tubuhnya yang merangsang secara perlahan.

Aku menjadi tidak sabar untuk melihat semuanya karena setelah membuka kutangnya, Bi Len tidak segera melanjutkan dengan membuka celana dalamnya. Ia asyik meraba dan meremasi sendiri buah dadanya. Ia tahu mataku mulai tertuju gundukan di selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam. Namun seperti sengaja ia tidak segera memelorotkan celana dalamnya yang berwarna hitam itu. “Kalau ingin melihat yang ini, kamu harus membuka sendiri celana dalam Bi Nah,” ujarnya tersenyum sambil merabai sendiri kemaluannya dari luar CD-nya.

Bi Len mendekatiku yang tetap duduk di bibir ranjang. Di hadapanku, dalam jarak yang sangat dekat, sepasang buah dadanya nyaris menyentuh wajahku. Maka aku langsung menyambutnya dengan mengecup salah satu puting dari susu montok itu. Lalu dengan rakus kukulum dan kupermainkan dengan lidahku. “Ssshh.., aahh.., ookkhh..,” Bi Lenmendesah, ketika aku mulai menghisapnya. Tubuhnya kian merapat dan diraihnya kepalaku untuk dibenamkan di kehangatan payudaranya.

Sambil terus melumati puting susunya bergantian kiri dan kanan, tanganku meliar ke bagian lain tubuh bahenolnya. Kuraba-raba pinggulnya dan kemudian beralih dengan meremasi pantatnya. Sedikit demi sedikit kuturunkan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Celana dalam Bi Lensangat longgar, mungkin karena terlalu sering dipakai. Maka setelah karetnya melewati pinggul dan bongkahan bokongnya, celana dalam itu merosot turun dengan sendirinya.

Benar rambut kemaluan istri Pak Ndra itu tumbuh sangat lebat. Terdengar bunyi kemerisik saat telapak tanganku mengusap-usapnya. Mungkin karena gesekan tanganku pada rambut lebat dan keriting kecil-kecil itu. Perhatianku jadi beralih ke vaginanya. Turun dari ranjang, aku langsung berjongkok. Sementara Bi Lenmengangkat salah satu kakinya untuk bertumpu pada bibir ranjang. Dalam posisi seperti aku jadi bisa melihat memeknya sampai ke detilnya. Lubangnya yang sedikit menganga dengan bibir kemaluan yang telah berkerut-kerut, juga tonjolan daging kelentitnya. Berbeda dengan bibir luar memeknya yang berwarna kehitaman, di bagian dalam lubang nikmatnya nampak memerah.

“Ayo Rin.., memek Bi Lenbukan tontonan. Jangan cuma dilihati saja. Kamu bisa menjilati atau menghisapnya,” ujarnya tak sabar. Maka kembali kuturuti perintahnya. Tanpa diminta, sebenarnya aku sudah mau melakukannya.

Dengan penuh nafsu kujilati memek wanita setengah baya itu. Baunya sangat khas, sulit kutemukan padanannya. Ketika lidahku menyapu lebih ke dalam bagian lubang nikmatnya, sedikit terasa asin dan berlendir. Tetapi tidak kupedulikan. Lidahku terus kugunakan untuk menyapu sampai ke bagian yang dapat dijangkau. Bahkan kelentitnya yang menonjol berkali-kali kuhisap. “aahhkkhh.., enak sekali Rin. Ternyata kamu sangat pintar. Ya.., ya.. begitu.., aahh.., sshh,.. oohh,”

Bi Lenmemintaku melanjutkan adegan itu sambil berbaring di ranjangnya. Tetapi sebelumnya dibantunya aku melepasi pakaianku. Dan atas perintahnya posisi kepalaku diminta berada di bagian bawah tubuhnya dengan bagian tubuhku yang lain berada dekat kepalanya. Seperti membentuk hurup 69. Rupanya dengan posisi itu, kami jadi sama-sama memperoleh nikmat. Aku bisa tetap menilat dan menghisapi kemaluannya, namun ia juga bisa mengulum dan menjilati kontolku sekaligus. Lidah Bi Lenyang menyapu ujung kepala penisku terasa panas, namun sangat nikmat. Terlebih saat mulutnya mulai mengulum dan menghisap-hisapnya. Maka setelah ia telentang dalam posisi mengangkang, aku segera menubruknya dan kembali menjilati kemaluannya.

Cukup lama kami tenggelam dalam kenikmatan posisi 69. Seperti menari lidahku menyapu dan menjilat di kebasahan memek Bi Nah. Menimbulkan bunyi kecipak yang sangat khas, craap.., croop.., srusuup.. Bi Lenterengah, aku pun sesekali mengerang manahan nikmat karena sedotan-sedotan mulut wanita itu pada penisku. Terlebih saat ia mengulum dan melumasi biji pelirku dari luar kantongnya. Sampai akhirnya, tubuh wanita itu mengajang dan kepalaku dijepitnya kencang dihimpit kedua pahanya. “Aahh..ahh..aauuhh, enak sekali Rin, akhh Bi Lensudah keluar Rin,..sshh..aahhkkhh,” rintihnya sambil menggoyang pantat dan pinggulnya. Ia telah mendapatkan puncak kepuasannya.

Dan tak lama berselang, aku pun mulai merasakan dorongan sangat kuat di penisku. Dorongan yang telah lama kutahan agar tidak jebol. “aa.., aku juga Bi. Akhh.. sshh.. auhh,” aku merintih. Berbarengan dengan itu, dari ujung penisku memancar kuat air maniku. Rupanya Bi Lenterlambat mengeluarkan penisku dari mulutnya saat aku mendapatkan itu hingga sebagian air maniku yang kental berwarna keputihan masuk ke dalam mulutnya. Sebagian yang lainnya berleleran di wajahnya. Wajah Bi Lentampak puas dengan apa yang diperolehnya.

Sesuai dengan bentuk tubuhnya yang bongkok udang, nafsu Bi Lentergolong besar. Terbukti beberapa saat setelah itu, ia kembali melancarkan serangannya. Kontolku yang kembali mengecil dan layu mulai dihisap-hisapnya dengan mulutnya. Bahkan entah disengaja atau, tanpa merasa jijik sapuan lidahnya sampai ke lubang anusku. Geli dan rasanya sangat aneh, namun sungguh sangat nikmat.

Rudalku kembali mendongak tegak. Besar, keras dan siap tempur. Senang karena hanya sesaat bisa membangkitkan kembali, dengan gemas dikocok-kocoknya pelan tonggak daging milikku itu. Wajah Bi Lentampak puas, senyumnya terlihat mengembang. Adegan berikutnya, sesuatu yang sangat kunanti akhirnya terjadi. Ia bangkit lalu mengambil posisi berjongkok persis di atas pinggangku yang terbaring telentang. Tepatnya persis pada posisi di atas batang zakarku yang mengacung. Saat itu, di mataku, sosok Bi Lenmenjadi sangat indah. Belahan memeknya nampak terbuka di antara kaki dan kedua pahanya yang kekar menyangga.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku dibuatnya sedikit tegang dan berdebar saat dengan pelan ia mulai menurunkan pantatnya. Ujung penisku terasa mulai menyentuh bukit kemaluannya yang membusung. Sambil menggenggam batang penisku diarahkannya ujungnya tepat di liang sanggamanya. Ssslleesseepp.., bbllees..! Sedikit demi sedikit kontolku masuk di lubang memeknya. Rasanya hangat dan basah. Aku mendesis menahan nikmat yang baru pertama kali kurasakan.
“Enak Rin..,” ujarnya.

Aku mengangguk. Terlebih saat ia mulai menggoyang pelan pantatnya. Milikku serasa diremas-remas dalam kehangatan lubang memeknya. Sepasang payudaranya yang besar dan menggelantung terlihat ikut bergoyang mengundang. Menarikku untuk kembali memegang dan membelai susu-susunya itu. Putingnya kupilin-pilin dan di saat yang lain kuremas-remasnya daging yang terasa kenyal di tangkupan telapak tanganku.

“Ayo Rin.., remas terus susu Bi Nah.., ah.., ah,..shh akh, enaknya kontolmu,” ia terus mendesah sambil menggoyang-goyang pantatnya. Aku jadi kian bersemangat. Saat posisinya kian membungkuk, langsung kusambar putingnya dengan mulutku. Kujilat-jilat dan kuhisap dengan rakus. Bi Lentambah histeris. Goyangan pinggul dan pantatnya kian menjadi. Keringatnya berleleran, ikut membasahi tubuhku. Baunya sangat khas, bau wanita dewasa yang entah kenapa sangat kusuka.

Beberapa saat dalam posisi di atas, rupanya membuatnya cepat kehabisan tenaga. Ia akhirnya meminta berganti posisi. “Gantian Rin, kamu yang di atas. Mungkin karena Bi Lensudah tua ya, jadi cepat cape,” katanya.

“Bi Lenbelum tua, kok. Masih cantik dan montok..,”
“Ah bisa saja kamu,”
“Bener. Saya pengin terus bisa begini sama Bi Nah,” kataku lagi.
“Bisa Rin, bisa. Pokoknya kalau lagi tidak ada Pak Ndra dan Pak Del, Bi Lenpasti siap ngentot sama kamu kapan saja,” ujarnya.

Masih di atas tempat tidur, kini aku bersiap menindih Bi Lenyang telentang mengangkang. Namun tidak seperti sebelumnya, penisku kali ini sulit masuk kendati telah kutekan ke lubang vaginanya. Ia memang sempat menyeka dan membersihkan memeknya menggunakan kain sprei. Mungkin karena itu lubang kemaluannya jadi kering dan menjadi sulit diterobos.

“Sini Rin kontolmu Bi Lenkulum dulu biar basah. Jadi nanti masuknya mudah,” kata Bi Lensetelah aku berkali tak berhasil menusuk liang sanggamanya. Ia bangkit dan mulai mengulum batang penisku yang keras dan berotot melingkar di sekujurnya. Oleh Bi Nah, sekujur batang penisku seolah diguyurinya dengan ludah.

Hasilnya, saat kutusukkan, penis berlumur ludah itu jadi lebih gampang masuk. Maka mulailah aku menggoyang dan memain-mainkan penisku di lubang nikmatnya. Hempasan tubuhku yang mulai naik-turun di atas tubuhnya menimbulkan bunyi seperti decakan karena kemaluan kami yang beradu. Dan sambil melakukan itu, tidak puas-puasnya aku meremasi sepasang susunya yang besar. Putingnya kujilati dan kusedot-sedot penuh nikmat. Variasi sodokan kontolku dan remasan di payudaranya membuat Bi Lenmenggelinjang dan merintih.

“Aauuhh.., aauuhh.., oohh.., oohh enak sekali kontol kamu Rin. Ya.. terus sedot susu Bi Nah.., aahh.. ookkhh,” rintihnya sambil menahan nikmat yang dirasakan. Ia terus merintih dan mendesah setiap kali batang penisku kusentakkan di lubang vaginanya.

Serangan balik Bi Lentak kalah garang. Mengikuti irama turun naik penisku di lubang memeknya, pantatnya kembali digoyang. Bahkan dinding-dinding vaginanya seperti ikut bekerja. Menjepit dan meremas mengikuti irama goyangannya. Akibatnya kami sama-sama terbuai dengan kenikmatan yang tengah kami ciptakan. Kepala penisku mulai berdenyut setiap menerima reaksi jepitan dinding vaginanya.

Sampai akhirnya, gerakan kami menjadi liar. Goyangan pinggul dan pantat Bi Lensemakin cepat dan seolah kehilangan irama. Sama dengan gerakan turun naik tubuhku yang kian terpacu. Dan puncaknya, pertahanan kami sama-sama ambrol. Bi Lenmemeluk erat tubuhku setelah mengejang hebat dan cengkeraman di lubang memeknya berubah menjadi menyedot dengan kuat. Maka seiring dengan itu, muncrat pula mani yang kutahan. Kami sama-sama mengerang menahan nikmat yang tiada tara dan akhirnya ambruk terkulai. Saat itu sungsum tulangku serasa dilolosi dan tenagaku habis terkuras.

Sejak malam itu, seperti halnya Pak Del, aku menjadi kekasih gelap Bi Nah. Dan seperti janjinya, Bi Lenmemang tidak pernah menolak setiap aku meminta layanannya. Bahkan ia yang lebih sering mengajak bila tengah tidak melayani Pak Ndra suaminya atau Pak Del. Kami leluasa melakukannya di siang hari saat keduanya mencari nafkah.

Hubunganku dengan Bi Lenterputus setelah aku merantau dan menetap di kota lain. Ah, Bi Nah..

TAMAT

Suatu hari, seperti biasa semenjak sore aku membantu Bi Lenmelayani pembeli kupon judi. Sampai akhirnya harus membuat rekapan angka-angka yang dibeli para pemasang. Namun hingga pukul 21.00 malam Pak Ndra tak kunjung datang. Padahal dia yang biasanya menyetor uang dan datang rekapan pada agen. “Kok Pak Ndrajud belum datang Bi?” Bi Lentengah menidurkan Karni, si bungsu anaknya di kamarnya.

“Pak Ndra diajak Pak Del nonton wayang. Paling mereka pasang judi kopyok sampai pagi. Nanti yang setor Bibi. Dibonceng kamu ya Rin pakai sepedanya Pak Del?” Aku mengangguk. Inilah kesempatan itu, pikirku membathin. Ya kesempatan meminta layanan dari Bi Nah. Tetapi bagaimana caranya? Apa dia tidak marah? Sebab mungkin di matanya aku masih remaja ingusan kendati sosokku tinggi besar. Ah, yang penting aku berani menyampaikan, pikirku lagi tanpa terucapkan.

Dalam perjalanan pulang dari menyetor ke agen kupon judi aku sengaja memperlambat kayuhan pedal. “Kalau Pak Del dan Pak Ndra nonton wayang jadi tidak ada acara makan sate ya Bi?” Ujarku memberanikan diri.

“Iya memang. Kalau kamu pengin sate, upahmu kan bisa digunakan untuk membeli beberapa tusuk. Nanti biar Bi Lentambahi sedikit,” jawa Bi Nah, tak tahu arah pembicaraanku.
“Tetapi kan kurang asyik,” ujarku lagi.
“Kurang asyik bagaimana?”
“Kalau yang beli sate Pak Ndra kan aku bisa asyik nonton film BF-nya Bi Lendan Pak Del,” kataku lebih menegaskan.

Jleg! Bi Lenlangsung turun dari boncengan tetapi sambil memegangi sepeda yang kukendarai. “Maksudmu soal film BF itu apa Rin, Bibi benar tidak tahu,” ujarnya keras. Ia agak panik.

“Anu lho Bi, sebenarnya aku sering ngintip Bibi saat begituan dengan Pak Del,”

Reaksinya seperti yang kukira. Ia sangat kaget. Dan dengan merajuk dipeganginya tanganku sambil berucap, “Rin Bibi minta tolong. Kamu jangan cerita sama siapa-siapa apalagi pada Pak Ndra. Tolong ya Rin. Nanti Bibi lah yang belikan sate,”

“Aku tidak kepingin sate kok Bi. Tetapi kepingin begituan sama Bi Nah,” aku menandaskan. Ia terperanjat, tetapi cuma sesaat. Beberapa saat ia terdiam sambil menatapiku, sampai akhirnya, “Kalau maumu begitu, nanti kamu boleh melakukannya sepuasmu,” katanya dan kembali membonceng sepedaku.

Sepanjang perjalanan ia banyak bertanya. Soal apakah aku pernah berhubungan dengan perempuan lain dan sebagaimanya. Bahkan tangannya sempat iseng menggerayang ke selangkanganku dan membelai-belai milikku. “Rupanya punya kamu besar juga ya Rin. Belum berdiri saja sudah begini besar.” Aku senang dengan pujian Bi Nah. Pedal sepeda kukayuh kencang agar cepat sampai dan dapat melakukan segala yang ingin kulakukan.

Di rumah, Bi Lenlangsung menarikku ke kamarnya. Tetapi aku jadi bingung harus memulai dari mana. Canggung karena belum pernah punya pengalaman intim dengan wanita. Apalagi perbedaan usia kami yang cukup jauh karena saat itu aku belum genap 19 tahun. Hingga aku cuma duduk tercenung di tepian ranjang, sedang Bi Lenduduk di sisi yang lain mengawasiku. Mungkin ia menunggu reaksi dan keberanianku.

Lama aku tak bergeming, Bi Lenakhirnya mengambil insiatif. Ia turun dari ranjang dan mulai mepreteli sendiri pakaiannya. Setelah melepasi kancing-kancingnya, dipelorotkannya daster lusuh yang dikenakannya. Terjatuh dan dibiarkannya teronggok di lantai. Busung dadanya yang besar nampak menggunung karena masih tersangga oleh kutang hitam yang dipakai. Namun begitu BH-nya dilepas, ketahuan bahwa bukit kembar itu telah agak melorot. Putingnya yang coklat kehitaman nampak mencuat menantang. Aku jadi ingat adegan penari striptease dalam film porno karena Bi Lenseperti sengaja mempertontonkan bagian-bagian tubuhnya yang merangsang secara perlahan.

Aku menjadi tidak sabar untuk melihat semuanya karena setelah membuka kutangnya, Bi Lentidak segera melanjutkan dengan membuka celana dalamnya. Ia asyik meraba dan meremasi sendiri buah dadanya. Ia tahu mataku mulai tertuju gundukan di selangkangannya yang masih terbungkus celana dalam. Namun seperti sengaja ia tidak segera memelorotkan celana dalamnya yang berwarna hitam itu. “Kalau ingin melihat yang ini, kamu harus membuka sendiri celana dalam Bi Nah,” ujarnya tersenyum sambil merabai sendiri kemaluannya dari luar CD-nya.

Bi Lenmendekatiku yang tetap duduk di bibir ranjang. Di hadapanku, dalam jarak yang sangat dekat, sepasang buah dadanya nyaris menyentuh wajahku. Maka aku langsung menyambutnya dengan mengecup salah satu puting dari susu montok itu. Lalu dengan rakus kukulum dan kupermainkan dengan lidahku. “Ssshh.., aahh.., ookkhh..,” Bi Lenmendesah, ketika aku mulai menghisapnya. Tubuhnya kian merapat dan diraihnya kepalaku untuk dibenamkan di kehangatan payudaranya.

Sambil terus melumati puting susunya bergantian kiri dan kanan, tanganku meliar ke bagian lain tubuh bahenolnya. Kuraba-raba pinggulnya dan kemudian beralih dengan meremasi pantatnya. Sedikit demi sedikit kuturunkan celana dalamnya yang juga berwarna hitam. Celana dalam Bi Lensangat longgar, mungkin karena terlalu sering dipakai. Maka setelah karetnya melewati pinggul dan bongkahan bokongnya, celana dalam itu merosot turun dengan sendirinya.

Benar rambut kemaluan istri Pak Ndra itu tumbuh sangat lebat. Terdengar bunyi kemerisik saat telapak tanganku mengusap-usapnya. Mungkin karena gesekan tanganku pada rambut lebat dan keriting kecil-kecil itu. Perhatianku jadi beralih ke vaginanya. Turun dari ranjang, aku langsung berjongkok. Sementara Bi Lenmengangkat salah satu kakinya untuk bertumpu pada bibir ranjang. Dalam posisi seperti aku jadi bisa melihat memeknya sampai ke detilnya. Lubangnya yang sedikit menganga dengan bibir kemaluan yang telah berkerut-kerut, juga tonjolan daging kelentitnya. Berbeda dengan bibir luar memeknya yang berwarna kehitaman, di bagian dalam lubang nikmatnya nampak memerah.

“Ayo Rin.., memek Bi Lenbukan tontonan. Jangan cuma dilihati saja. Kamu bisa menjilati atau menghisapnya,” ujarnya tak sabar. Maka kembali kuturuti perintahnya. Tanpa diminta, sebenarnya aku sudah mau melakukannya.

Dengan penuh nafsu kujilati memek wanita setengah baya itu. Baunya sangat khas, sulit kutemukan padanannya. Ketika lidahku menyapu lebih ke dalam bagian lubang nikmatnya, sedikit terasa asin dan berlendir. Tetapi tidak kupedulikan. Lidahku terus kugunakan untuk menyapu sampai ke bagian yang dapat dijangkau. Bahkan kelentitnya yang menonjol berkali-kali kuhisap. “aahhkkhh.., enak sekali Rin. Ternyata kamu sangat pintar. Ya.., ya.. begitu.., aahh.., sshh,.. oohh,”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Bi Lenmemintaku melanjutkan adegan itu sambil berbaring di ranjangnya. Tetapi sebelumnya dibantunya aku melepasi pakaianku. Dan atas perintahnya posisi kepalaku diminta berada di bagian bawah tubuhnya dengan bagian tubuhku yang lain berada dekat kepalanya. Seperti membentuk hurup 69. Rupanya dengan posisi itu, kami jadi sama-sama memperoleh nikmat. Aku bisa tetap menilat dan menghisapi kemaluannya, namun ia juga bisa mengulum dan menjilati kontolku sekaligus. Lidah Bi Lenyang menyapu ujung kepala penisku terasa panas, namun sangat nikmat. Terlebih saat mulutnya mulai mengulum dan menghisap-hisapnya. Maka setelah ia telentang dalam posisi mengangkang, aku segera menubruknya dan kembali menjilati kemaluannya.

Cukup lama kami tenggelam dalam kenikmatan posisi 69. Seperti menari lidahku menyapu dan menjilat di kebasahan memek Bi Nah. Menimbulkan bunyi kecipak yang sangat khas, craap.., croop.., srusuup.. Bi Lenterengah, aku pun sesekali mengerang manahan nikmat karena sedotan-sedotan mulut wanita itu pada penisku. Terlebih saat ia mengulum dan melumasi biji pelirku dari luar kantongnya. Sampai akhirnya, tubuh wanita itu mengajang dan kepalaku dijepitnya kencang dihimpit kedua pahanya. “Aahh..ahh..aauuhh, enak sekali Rin, akhh Bi Lensudah keluar Rin,..sshh..aahhkkhh,” rintihnya sambil menggoyang pantat dan pinggulnya. Ia telah mendapatkan puncak kepuasannya.

Dan tak lama berselang, aku pun mulai merasakan dorongan sangat kuat di penisku. Dorongan yang telah lama kutahan agar tidak jebol. “aa.., aku juga Bi. Akhh.. sshh.. auhh,” aku merintih. Berbarengan dengan itu, dari ujung penisku memancar kuat air maniku. Rupanya Bi Lenterlambat mengeluarkan penisku dari mulutnya saat aku mendapatkan itu hingga sebagian air maniku yang kental berwarna keputihan masuk ke dalam mulutnya. Sebagian yang lainnya berleleran di wajahnya. Wajah Bi Lentampak puas dengan apa yang diperolehnya.

Sesuai dengan bentuk tubuhnya yang bongkok udang, nafsu Bi Lentergolong besar. Terbukti beberapa saat setelah itu, ia kembali melancarkan serangannya. Kontolku yang kembali mengecil dan layu mulai dihisap-hisapnya dengan mulutnya. Bahkan entah disengaja atau, tanpa merasa jijik sapuan lidahnya sampai ke lubang anusku. Geli dan rasanya sangat aneh, namun sungguh sangat nikmat.

Rudalku kembali mendongak tegak. Besar, keras dan siap tempur. Senang karena hanya sesaat bisa membangkitkan kembali, dengan gemas dikocok-kocoknya pelan tonggak daging milikku itu. Wajah Bi Lentampak puas, senyumnya terlihat mengembang. Adegan berikutnya, sesuatu yang sangat kunanti akhirnya terjadi. Ia bangkit lalu mengambil posisi berjongkok persis di atas pinggangku yang terbaring telentang. Tepatnya persis pada posisi di atas batang zakarku yang mengacung. Saat itu, di mataku, sosok Bi Lenmenjadi sangat indah. Belahan memeknya nampak terbuka di antara kaki dan kedua pahanya yang kekar menyangga.

Aku dibuatnya sedikit tegang dan berdebar saat dengan pelan ia mulai menurunkan pantatnya. Ujung penisku terasa mulai menyentuh bukit kemaluannya yang membusung. Sambil menggenggam batang penisku diarahkannya ujungnya tepat di liang sanggamanya. Ssslleesseepp.., bbllees..! Sedikit demi sedikit kontolku masuk di lubang memeknya. Rasanya hangat dan basah. Aku mendesis menahan nikmat yang baru pertama kali kurasakan.
“Enak Rin..,” ujarnya.

Aku mengangguk. Terlebih saat ia mulai menggoyang pelan pantatnya. Milikku serasa diremas-remas dalam kehangatan lubang memeknya. Sepasang payudaranya yang besar dan menggelantung terlihat ikut bergoyang mengundang. Menarikku untuk kembali memegang dan membelai susu-susunya itu. Putingnya kupilin-pilin dan di saat yang lain kuremas-remasnya daging yang terasa kenyal di tangkupan telapak tanganku.

“Ayo Rin.., remas terus susu Bi Nah.., ah.., ah,..shh akh, enaknya kontolmu,” ia terus mendesah sambil menggoyang-goyang pantatnya. Aku jadi kian bersemangat. Saat posisinya kian membungkuk, langsung kusambar putingnya dengan mulutku. Kujilat-jilat dan kuhisap dengan rakus. Bi Lentambah histeris. Goyangan pinggul dan pantatnya kian menjadi. Keringatnya berleleran, ikut membasahi tubuhku. Baunya sangat khas, bau wanita dewasa yang entah kenapa sangat kusuka.

Beberapa saat dalam posisi di atas, rupanya membuatnya cepat kehabisan tenaga. Ia akhirnya meminta berganti posisi. “Gantian Rin, kamu yang di atas. Mungkin karena Bi Lensudah tua ya, jadi cepat cape,” katanya.

“Bi Lenbelum tua, kok. Masih cantik dan montok..,”
“Ah bisa saja kamu,”
“Bener. Saya pengin terus bisa begini sama Bi Nah,” kataku lagi.
“Bisa Rin, bisa. Pokoknya kalau lagi tidak ada Pak Ndra dan Pak Del, Bi Lenpasti siap ngentot sama kamu kapan saja,” ujarnya.

Masih di atas tempat tidur, kini aku bersiap menindih Bi Lenyang telentang mengangkang. Namun tidak seperti sebelumnya, penisku kali ini sulit masuk kendati telah kutekan ke lubang vaginanya. Ia memang sempat menyeka dan membersihkan memeknya menggunakan kain sprei. Mungkin karena itu lubang kemaluannya jadi kering dan menjadi sulit diterobos.

“Sini Rin kontolmu Bi Lenkulum dulu biar basah. Jadi nanti masuknya mudah,” kata Bi Lensetelah aku berkali tak berhasil menusuk liang sanggamanya. Ia bangkit dan mulai mengulum batang penisku yang keras dan berotot melingkar di sekujurnya. Oleh Bi Nah, sekujur batang penisku seolah diguyurinya dengan ludah.

Hasilnya, saat kutusukkan, penis berlumur ludah itu jadi lebih gampang masuk. Maka mulailah aku menggoyang dan memain-mainkan penisku di lubang nikmatnya. Hempasan tubuhku yang mulai naik-turun di atas tubuhnya menimbulkan bunyi seperti decakan karena kemaluan kami yang beradu. Dan sambil melakukan itu, tidak puas-puasnya aku meremasi sepasang susunya yang besar. Putingnya kujilati dan kusedot-sedot penuh nikmat. Variasi sodokan kontolku dan remasan di payudaranya membuat Bi Lenmenggelinjang dan merintih.

“Aauuhh.., aauuhh.., oohh.., oohh enak sekali kontol kamu Rin. Ya.. terus sedot susu Bi Nah.., aahh.. ookkhh,” rintihnya sambil menahan nikmat yang dirasakan. Ia terus merintih dan mendesah setiap kali batang penisku kusentakkan di lubang vaginanya.

Serangan balik Bi Lentak kalah garang. Mengikuti irama turun naik penisku di lubang memeknya, pantatnya kembali digoyang. Bahkan dinding-dinding vaginanya seperti ikut bekerja. Menjepit dan meremas mengikuti irama goyangannya. Akibatnya kami sama-sama terbuai dengan kenikmatan yang tengah kami ciptakan. Kepala penisku mulai berdenyut setiap menerima reaksi jepitan dinding vaginanya.

Sampai akhirnya, gerakan kami menjadi liar. Goyangan pinggul dan pantat Bi Lensemakin cepat dan seolah kehilangan irama. Sama dengan gerakan turun naik tubuhku yang kian terpacu. Dan puncaknya, pertahanan kami sama-sama ambrol. Bi Lenmemeluk erat tubuhku setelah mengejang hebat dan cengkeraman di lubang memeknya berubah menjadi menyedot dengan kuat. Maka seiring dengan itu, muncrat pula mani yang kutahan. Kami sama-sama mengerang menahan nikmat yang tiada tara dan akhirnya ambruk terkulai. Saat itu sungsum tulangku serasa dilolosi dan tenagaku habis terkuras.

Sejak malam itu, seperti halnya Pak Del, aku menjadi kekasih gelap Bi Nah. Dan seperti janjinya, Bi Lenmemang tidak pernah menolak setiap aku meminta layanannya. Bahkan ia yang lebih sering mengajak bila tengah tidak melayani Pak Ndra suaminya atau Pak Del. Kami leluasa melakukannya di siang hari saat keduanya mencari nafkah.

Hubunganku dengan Bi Lenterputus setelah aku merantau dan menetap di kota lain. Ah, Bi Nah..

Kisah Taro – Keindahan Tubuh Mbak Rini

TAROSLOT Keindahan Tubuh Mbak Rini, Namaku Rinto, umurku memasuki usia kurang lebih 21 tahun bulan ini. Awalnya aku pikir bersetubuh dengan wanita adalah hal yg biasa-biasa saja, atau kenikmatannya sama saja dengan waktu kita beronani dikamar mandi saat kita lagi butuh kepuasan, itu pendapatku waktu itu. Kebiasaanku beronani atau kata orang ” nyoli ” dimulai waktu usiaku masih 17 tahun ketika aku duduk dikelas tiga S M P. Telah menjadi kebiasaanku sepulang sekolah aku harus pergi kesawah untuk mencari sekarung rumput makanan dua ekor kambingku saat masih dikampung, kini aku tinggal di Jakarta bersama budeku. Memang kedua orang tuaku adalah peternak yg kurang sukses.

Karena terbentur utang yg tak kunjung lunas akhirnya hewan perliharaanya tersisa dua ekor lagi. Teman setiaku adalah Rudi, rumahnya persis didepan rumahku hanya dibatasi sebuah jalan kecil yg menghubungkan kesebuah danau diantara rumah kami berdua.

Waktu itu hari menjelang sore, aku bergegas berganti pakaian sehabis makan sore sepulang sekolah lalu ku ambil sabit yg terselip didinding dapur rumahku yg terbuat dari anyaman bambu, serta tak lupa kutarik karung yg tergeletak dibawah meja makan, kemudian kutaruh keduanya diatas sadel belakang sepeda kesayanganku sambil makan pisang aku bergegas kerumah Rudi untuk meminjam asahan menajamkan sabitku supaya mudah menebas rumput, setelah sampai didepan pintu aku masuki rumahnya lalu kupanggil dia
” Rud..”
”iya..” jawab Rudi dari kamar.
” pinjam asahnya dong Rud “, sembari trus berjalan
” dibelakang Rin, di kamar mandi, ambil aja, saya lagi ganti pakaian” jawab Rudi dari kamar.
” cepatan Rud..udah sore nih..” Pintaku ke Rudi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku lalu kedapur karena memang kamar mandinya ada diluar, dibelakang rumah. Kamar mandi dikampungku umumnya hanya terbuat dari terpal yg dililitkan diempat tiang yg terpancang ditanah, itupun hanya sepatas pinggul, pendek. Pabila kita mau mandi ya harus duduk supaya nggak kelihatan. Pintu kamar mandinya pun hanya di tutupi dengan handuk, sebagai simbol menandakan kalo didalam kamar mandi ada yg sedang mandi. Kubuka pintu dapur yg menuju keluar – kekamar mandi, memang kamar mandinya di keliling pohon pisang dan rambutan jadi kurang begitu jelas kalo terlihat dari pintu dapur rumah Rudi.

Setelah beberapa langkah mendekati kamar mandi byur..suara orang sedang mandi betapa kagetnya ketika kulihat kearah kamar mandi, aku pikir tak ada orang dikamar mandi karena tak ada handuk yg terjuntai dipintunya. Sungguh pemandangan yg spektakuler waktu itu, betapa tdk Mbak Rini kakaknya Rudi yg masih kelas 3 SMU Negeri 1 di kampungku itu sedang asik mandi tanpa sehelang benangpun yg menutupi indah tubuhnya.

Dibawah kuncuran air yg tertampung dalam kotak segi empat terbuat dari semen yg digantung diatas kamar mandi ia asik membersihkan pantat dan pinggangnya yg ramping, karena ia membelakangiku ia tak tahu kehadiranku aku tertengun kuperhatikan dari ujung kakinya lalu naik kepahanya mulus, putih gempal ditumbuhi bulu lembut diatas lututnya, aku tak tahan pandanganku trus naik kearah pantat luar biasa padat dan berisi ujung pantatnya yg menyembul bergoyang ? goyang ketika Mbak Rini mengoyangkan kepalanya yg sedang ia keramasi.

Dia membalikkan badannya, semetara aku telah bersembunyi dilebatnya pohon pisang kulihat toketnya membusung keatas indah dan sekal berjuntai kesana kemari seperti balon yg terisi air, diujung toket sebelah bawah ada daging kecil warna coklat muda yg agak menonjol dan astaga..!! pandanganku turun kebawah perutnya, ramping sekali dan pusarnya indah serta bersih ..apa itu.. disela-sela kedua panggkal pahanya ada tonjolan daging yg belah ditengahnya ditumbuhi bulu ? bulu halus hampir sampai lubang pusarnya. Aku tetap diam dibalik pohon pisang sembari mataku tak lepas dari pandangan kearah kamar mandi. Aku nikmati pemandangan itu sampai Mbak Rini selesai mandi, baru aku mengambil asahan kemudian mengajak Rudi pergi kesawah untuk mencari rumput.

Malam harinya pikiranku nggak bisa tenang, selalu terbayang dengan busungan kedua toket dan bulu-bulu halus diselangkangan Mbak Rini, sambil terbaring dikamar yg telah kukunci kucoba untuk memejamkan mata tetap saja terbayang, akhirnya pikiranku tak bisa tenang perlahan kumasukan jari-jari tangan kananku dibalik sarung, trus kebawah diantara kedua panggkal pahaku lalu tanganku kususupkan kebalik CD merk Sony yg sedang kukenakan, kupegangi bulu-bulu dipangkal kemaluanku, walau baru tumbuh sedikit namun terasa kasar kutarik-kutarik perlahan-lahan bulu yg tumbuh disekitar pangkal k0ntol, k0ntolku menegang beberapa urat terasa menyembul dipinggir batang kemaluanku, kutarik tanganku kemudian kuludahi permukaan tanganku lalu kumasukan kembali kebalik sarung sementara CDku telah kulepas tapi masih tersangkut dimata kakiku.

Ku urut pelan-pelan sembari kuremas-remas k0ntolku, makin lama terasa nikmat sekali. Namun baru beberapa urutan genggaman tanganku pada k0ntol terasa mulai seret dan panas karena ludahku mengering. Disamping ranjangku diatas meja belajar ada sebotol handbody lotion yg selalu kupakai sehabis mandi, ku ambil dan kutuangkan dipermukaan tanganku, ku oleskan diseluruh batang kemaluanku setelah itu ku genggam seraya kemudian posisi tubuh kuberbalik dan sekarang aku tengkurap sembari menggenggam batang kemaluanyg makin membesar kupejamkan kedua mataku seolah ? olah aku sedang menindih Mbak Rini, kutekan perlahan-lahan pantatku sangat teratur naik turun, tanganku kubiarkan saja menempel dikasur sembari tetap menggenggam batang k0ntolku.

Napasku mulai tersengal gerakanku semakin cepat ku kuremas ? remas batang kemaluanku kubayangkan kalau kemaluanku terjepit diantara selangkangan Mbak Rini yg berbulu halus itu makin lama kurasakan makin
“nikmat oughh.. Mbak Rini.. enaakk..” desahku ada sesuatu yg terasa makin memuncak makin dekat kelubang k0ntolku dan akhirnya
“oughh..croott.. crott.. enakk Mbak Rinih..”segumpal cairan warna kuning-kecoklatan agak kental keluar mengalir dari ujung k0ntolku, aku terkulai lemas, kubalikkan tubuhku sekarang aku terlentang keringat mengucur disekitar dada dan wajahku, pelan ?pelan ku urut batang kemaluanku ke arah atas ku peras sisa ? sisa buih kenikmatan yg masih tersisa, mungkin aku lelah karena kegiatan itu ku ulangi sampai tiga kali malam itu sampai-sampai handbody lotionku habis..akhirnya ku tertidur pulas..

Tepatnya malam tanggal 17 Agustustus 1995 Rudi datang kerumahku, lalu mengajakku main kerumahnya tujuannya untuk menyelesaikan pe-er bahasa inggris dari Bu guruku, memang pelajaran yg paling kusuka disekolah adalah bahasa inggris. Sesampai dirumahnya kulihat diruang tamu Mbak Rini sedang tidur terlentang sambil menonton TV,
” kok sendiri mbak, Bapak sama Ibu pada kemana??” tanya ku kepadanya sembari kulirik buah dadanya menonjol dibalik t-shirt warna ungu yg sangat ketat melekat ditubuhnya serta memperlihatkan lubang pusarnya.
” lagi ke rumah saudara Rin, ada yg nikahan di Jakarta ” ujarnya ” ada pr malem ini Rin?”, tanya dia
” iya mbak, pr bahasa inggris, Mbak mau bantuin??”, ku pancing dia.
” nggak ah, filmnya bagus entar aja Rin, coba aja dulu entar kalo nggak bisa Mbak bantuin deh ” jawab Mbak Rini,
” iya deh mbak, saya permisi dulu kekamar Rudi nggak enak sama Rudi udah nungguin” kataku, padahal aku masih ingin mengobrol bersamanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dikamar aku sibuk menyelesaikan pr dimeja belajar Rudi sementara Rudi malahan baca majalah diatas ranjang yg terbuat dari papan tapi diatasnya ada kasur busanya, pe-er kali ini membuat kepalaku benar-benar pusing, akhirnya setelah pukul 11 malam baru pe-er itu dapatku selesaikan, karena asiknya membuka dan menutup kamus sampai-sampai aku lupa pada Rudi, kutengok kearah ranjang kulihat ia telah terlelap tidur. Kututup kamus dan kurapikan meja belajar Rudi.

Kuselimuti dia, ahh lebih baik aku kedapur cari makanan pikirku karena rumah Rudi sudah seperti rumahku sendiri, ketika ku melintas ruang tamu kulihat Mbak Rini masih tidur terlentang didepan TV, hanya saja kini ia telah berganti pakain memakai baju tidur longgar bercorak bunga-bunga.
” Mbak belum tidur “, tanyaku
” belum Rin, habis filmnya bagus, udah beres pe-ernya?” Mbak Rini balik bertanya seraya ku duduk disampingnya tetapi aku menghadap ke TV sementara ia masih tidur-tiduran.
” mana Rudi? “, tanya Mbak Rini
” udah tidur dari tadi mbak, mungkin capek?” jawabku.
” Rin kata Rudi kamu pintar ngurut kepala ya?”, sembari Mbak Rini menekan kepalanya seolah ? olah sedang pusing, atau memang pusing beneran aku tak tahu waktu itu.
” tolong pijitan kepala Mbak Rin ” pintanya
” bisa sih sedikit mbak, kenapa?, kepala Mbak sakit, yg sebelah mana yg sakit Mbak ” sembari mulai kupegang kepalanya tepat diatas jidatnya, kutekan perlahan-perlahan.

Tapi pandanganku tetap ke arah TV, tapi sumpah enggak tahu pikiranku mulai porno, sementara dibalik celana hawaiku, k0ntolku nggak bisa diajak kompromi makin menegang. Aku tetap memijat disekitar kening Mbak Rini, kulirik ia ternyata matanya tertutup mungkin menikmati pijitan tanganku.
” enak Rin, kamu pintar mijatnya” kata Mbak Rini.
Aku hanya tersenyum.
” udah Rin, pijitin pinggang Mbak iya” tanpa menunggu persetujuan dari ku kemudian ia membalikan tubuhnya.
” sebelah sini Rin ” Mbak Rini memegang pinggangnya menjelaskan letak yg harus ku pijat.

Ku pegang pigangnya, ku urut dari mulai dari atas kebawah sambil ku tekan perlahan-lahan
permukaan pigangnya tapi hanya sebatas pinggulnya tak lebih dari itu, aku takut dibilang kurang ajar. Tapi beberapa kali tanganku tersangkut baju tidurnya.
” susah ya Rin, kamu ngurutnya, sebentar Rin biar bajunya Mbak angkat keatas ” Mbak Rini pegang ujung bajunya yg menutupi punggungnya hingga pinggulnya kemudian ia tarik hingga sebatas tali branya, tapi Mbak Rini masih dalam posisi tengkurap. Ia letakkan tangan yg sebelah kiri diatas punggungnya.

Aku benar-benar terpesona melihat permukaan kulit pinggul Mbak Rini yg kamarin lusa hanya mampu kupandangi dari jauh kini ada di depan mataku, dapat ku sentuh dan kuraba.
” cepatan Rin ” suara Mbak Rini mengagetkanku.
” iya Mbak ” aku tergagap, kucoba tetap bersikap wajar ku tekan sebisa mungkin pikiran pornoku setelah sekian menit aku dan Mbak Rini hanya diam sementara aku hanya mengurut dan Mbak
Rini sesekali mengeluh menahan tekanan tanganku, kucoba membuka pembicaraan
” kulit Mbak putih ya ” pujiku tetapi aku tetap mengurut dibagian pinggang Mbak Rini pelan-pelan.
Pijatanku kuarahkan kebagian bawah pertama kuberanikan memijat gundukan daging pantatnya, rasanya padat dan kenyal lalu kupegang dengan kedua tanganku kuremas-remas, aku hampir nggak bisa menguasai diri sepertinya Mbak RiniPun menikmati pijatan-pijatanku, desahan nafas Mbak Rini makin jelas kudengar iramanya seperti orang sehabis lari pagi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tiba-tiba Mbak Rini berbalik kini ia terlentang. Aku kaget setengah mati, mati aku..pikirku aku pasti akan dicaci oleh Mbak Rini atas ulahku yg kurang ajar. Tapi aneh Mbak Rini justru tersenyum melihatku. Mbak Rini bangun dari tidurnya, kulihat matanya sayu, dan bibirnya setengah terbuka dan basah sangat mengoda.
” sini tanganmu Rin ” Mbak Rini meraih kedua tanganku, aku diam saja aku bagai terhipnotis hanya desah napasku makin tak teratur.

Diletakkannya kedua tanganku diatas toketnya, ia bimbing kedua tanganku untuk meremas kedua toket dibalik bajunya. Aku tak tahan ku angkat ujung bajunya lalu aku berdiri dan kutarik keatas melewati kepalanya hingga akhirnya bajunya terlepas dari tubuhnya, aku duduk lagi dihadapannya kupeluk dia, kupegang tali pengait BH warna ungu dipunggungnya, kutarik secara paksa,
“aduhh, pelan-pelan Rin sakit” ketika tali BH itu terlepas secara paksa.

Kini toket itu menyembul keluar, membusung indah ku pegang perlahan-lahan lalu kuremas-remas,
“aughh..geli..enak..Rin, auhghh pelan-pelan Rin..” Mbak Rini memegang lenganku semakin kecang pegangannya, mata Mbak Rini kadang terbuka kadang tertutup.
Ku pegang bagian bawah toketnya kuangkat lalu kuarahkan mulutku kebagian puting toket Mbak Rini sebelah kiri, kumasukan kemulutku lalu ku gigit pelan-pelan,
” auhghh..enakk..Rin..geli..Rin, terus teruss enakk Rinnn“, Mbak Rini memeluk kepalaku, ia tarik rambutku sementara tangan kanannya membuka kancing celanaku lalu trus kebawah hingga masuk kebalik CDku dan..auhh..ia pegang batang kemaluanku yg dari tadi telah menegang.
Ia tarik kebawah celana hawaiku hingga terlepas, akupun tak tinggal diam ku pegang celana tidur Mbak Rini kutarik hingga terpelorot sampai bawah.

Ku baringkan Mbak Rini diatas tilam warna ungu kemudian kepalanya kuangkat lalu kuselipkan bantal dibawah kepalanya. Tubuhku merosot kesebelah bawah sementara kini posisiku diatas Mbak Rini sedangkan kedua pahanya mengapit pinggangku, tubuhku makin kebawah. Kusentuh bagian vital Mbak Rini trus kubelai rambut ? rambut halus disekitar lubang kewanitaanya kucium perlahan lalu kugigit bagian daging yg menyembul keluar sebesar biji sirsak berwarna merah, Mbak Rini merintih..uaghh..kamu pintar Rinnn.. sementara kedua pahanya mengapit kepalaku menahan geli bercampur nikmat, kurasakan kini liang yg ada dipangkal Mbak Rini itu makin lama makin mengeluarkan cairan yg memenuhi lubang kemaluanya.

Posisiku kini berubah perlahan aku duduk didepan selangkangan Mbak Rini ku pegang kedua pahanya Mbak Rini kutaruh diatas lututku, kini didepanku terlihat jelas belahan lubang memek
Mbak Rini makin membelah hingga didalamnyapun terlihat jelas olehku karena terpaan sinar lampu diruang tengah itu, perlahan-lahan kumasukan jari tengahku kedalam lubang kemaluan Mbak Rini, lalu kukocokkan perlahan-lahan jari tengahku di dalam kemaluannya,
” Aughh..truss..Rin..nikmat sekali..Rinnn”,
Mbak Rini merintih-rintih semetara kedua tangannya berputar kesana kemari meraih apa yg bisa ia pegang, ku lihat Mbak Rini bagai cacing kepanasan menggeliat kesana kemari. Ia berusaha meraih batang kemaluanku.
” Rintoo masukin punyamu Rin” suara Mbak Rini terdengar parau akibat tekanan birahi yg kian memuncak.

Ku genggam batang k0ntolku yg sudah mengencang dari tadi lalu tanganku yg sebelah kiri merenggangkan paha Mbak Rini, terlihat jelas lubang memek Mbak Rini makin menganga, batang kamaluanku makin dekat dengan lubang selangkangan Mbak Rini lalu kuarahkan tepat ditengah dan bluuss..
” aauu..sakit Rin jangan kuat ?kuat nekannya,” teriak Mbak Rini.
” enaakk mbak, aughh punya Mbak Rini enakk.. aku tak menghiraukan lagi teriakan Mbak Rini. Awalnya lubang kemaluan Mbak Rini terasa serat tapi lama kelamaan ada cairan yg mengalir hangat mengalir keluar dari rahim Mbak Rini, hingga kini batang k0ntolku dapat lancar keluar masuk kedalam lubang kenikmatan itu.

” Cepat..Rinnnn..tekan yg kuat punya Mbak mau keluar.. rintihan Mbak Rini makin menjadi-jadi..sementara dekapannya dipunggungku makin kecang auhghh cepatt Rinnn yg kuat nusukk nya..” rintih Mbak Rini…
“aughh..mbak punya saya mau keluaarr ..enaakk..enaakk..mbakk,..saya..sayang..mbak..auhghh..mbak kerluarr..enakk..enakk..mbak..”kugigit toket Mbak Rini, lalu ku sedot-sedot puting Mbak Rini..ada sesuatu yg kian memuncak mendekati..
” enaakk Rin truss Rinn Mbak sayang Rinto juga..” dan akhirnya crott..crott..air maniku tumpah diatas perut Mbak Rini..aku terkulai lemas ku kecup lembut bibir Mbak Rini..mbak Rini hanya diam dan tersenyum..puas walau disela matanya kulihat ada air mata.

Kulirik jam dinding ternyata tengah malam telah terlewati, ku kenakan kembali celanaku, sementara Mbak Rini habis membenahi pakaian dan rambutnya yg acak-acakan lalu menuju makar mandi. Ku langkahkan kaki menuju kamar dan aku tidur disamping sahabat karibku Rudi.

Sebulan setelah kejadian itu Mbak Rini lulus sekolah kemudian atas saran kedua orang tuanya ia melanjutkan kuliahnya di Yogyakarta. Salam sayang ku buat Mbak Rini yg cantik jika sempat baca cerita ini semoga engkau tetap sayang padaku

Kisah Taro – Astri Kegelian di Cium

TAROSLOT Astri Kegelian di Cium, Astri yang merupakan seorang penyanyi dangdut, Sebenernya musik dangdut bukan seleraku. Bagiku yang berasal dari keluarga berada, dangdut kuanggap sebagai hiburan kelas rendah. Namun tak kusangka aku bisa mempunyai petualangan tak terlupakan dengan seorang penyanyi dangdut. Inilah ceritaku dengan Astri, seorang penyanyi dangdut yang montok.

Namaku Derry. aku sudah tinggal dan bekerja di Australia selama 15 tahun. Di bulan Agustus ini, kebetulan aku sedang liburan pulang ke tanah air selama sebulan. aku berencana untuk membuka peluang bisnis di Indonesia. Maka di kesempatan liburan ini aku berkunjung ke kediaman paman ku yang ada dipinggiran kota Bogor. Untung saja paman ku ini cukup kaya, dan beliau mempunyai banyak kediaman, lahan dan bisnis di daerah ini.

Demikianlah akhirnya aku tinggal selama seminggu ditempat ini. aku tinggal di salah satu kediaman kontrakan milik paman ku yang memang kebetulan sedang kosong. Dia pun memberikan aku seorang pembantu perempuan yang masih muda bernama Nurul untuk membantu mengurus kediaman dan merawatku. Tentu saja aku mempunyai cerita ‘petualangan’ juga dengan Nurul yang akan aku ceritakan dilain kesempatan.

Aku tiba di tempat ini pada hari sabtu pagi. Setelah aku selesai merapihkan barang-barang dari koper, aku pergi kekediaman paman ku untuk beramah tamah. Disaat aku masuk ke kediaman nya yang cukup besar, aku melihat sudah ada beberapa orang di ruang tamu. Dan paman ku pun menjelaskan bahwa malam nanti, akan ada pentas dangdut untuk para warga di daerah sini. Memang paman ku ini adalah businessman yang sangat sukses, tapi juga ramah dan selalu memperhatikan para pekerja nya. Beliau juga sering mengadakan hiburan sebagai kontribusi kembali dia kepada para warga. Tak heran semua orang disini sangatlah hormat dan ramah kepada keluarga kita.

Akhirnya aku pun diperkenalkan kepada seorang lelaki setengah baya yang bernama bapak Udin. Ternyata bapak Udin ini adalah pemimpin kelompok dangdut yang akan berpentas malam hari nanti. Kita bertiga bercakap-cakap sejenak di ruang tamu. Tak lama kemudian, bapak Udin memanggil beberapa orang dari luar kediaman. Dan masuklah empat orang perempuan muda kedalam kediaman paman aku. Mereka pun diperkenalkan sebagai para penyanyi yang akan berpentas nanti. Satu persatu aku menyalami mereka yang bernama Norma, Astri, Ratna dan Ririn. Jujur saja, tipe seperti mereka bukanlah tipe yang biasa aku suka, sehingga aku pun tak mempunyai pikiran apa-apa. Tetapi ada salah satu dari mereka yang cukup menarik perhatian aku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Astri umurnya 19 tahun dan mempunyai tinggi sekitar 160cm. Rambut nya hitam, lurus panjang dan dia mempunyai wajah yang biasa saja. Tetapi yang paling menarik perhatianku adalah badannya yang sangat montok. Pinggulnya ramping, tapi aku bisa melihat lekukan dada dan pantatnya yang menonjol besar dan kencang dibalik bajunya yang ketat itu. aku sempat memperhatikan badannya untuk beberapa saat. Bapak Udin pun tersenyum kepada aku. Tak lama, mereka pun keluar dari kediaman dan kita kembali berbincang-bincang lagi untuk membahas rencana pentas nanti dengan paman aku.

Selesai nya makan malam, kira-kira jam 8, aku pun mulai berjalan ke tempat acara dangdut ini akan berpentas. Memang sebenarnya dangdut itu bukanlah selera aku, namun apa boleh buat aku juga tak ada kerjaan di tempat ini. Sesampainya disana, aku pun dipersilahkan duduk ke meja paling dekat dengan panggung, dimana paman aku dan bapak Udin sudah menunggu.

Para warga sudah memenuhi daerah penonton, dan tak lama pun acara dimulai. Lagu dangdut mulai bermain, para penonton sudah mulai berjoget ria. Norma, Astri, Ratna dan Ririn pun sibuk bergoyang dan bernyanyi diatas panggung itu. Mereka berempat bergoyang bersama dengan seksinya di atas sana, dengan pakaian yang sungguh menggoda iman.

Beda dengan disaat aku bertemu mereka siang tadi, saat ini mereka sudah memakai make up yang menor ala penyanyi dangdut, serta memakai pakaian yang seperti kekurangan bahan. Mataku pun kembali terpaku kepada Astri. Kali ini aku benar-benar bisa melihat sungguh kemontokan badannya yang sangat indah. Dia memakai dress ketat bewarna merah yang memamerkan lengannya. Roknya juga sangat pendek, hampir tak mampu menutupi pantatnya yang bulat itu. Muncullah pikiran-pikiran di kepalaku membayangkan keelokan badan Astri ini.

Para penyanyi pun bergilir pentas sendiri-sendiri, dan disaat giliran Astri, aku tak melepaskan pandangan aku sedetik pun dari dia. Gerakan jogetnya yang sungguh seksi,dia memamerkan badannya yang gemulai. Dia pun sempat bergaya mengangkangkan kaki dan bergerak maju mundur, yang membuat para pemuda disana berteriak-teriak. Beberapa kali aku menangkap pandangan Astri yang melirik kepada aku. akupun memberikan senyuman balik kepadanya dan bahkan memberanikan diri mengedipkan mata. Bapak Udin pun tertawa melihat kelakuan aku. Beberapa jam kemudian, acarapun selesai dan para warga tampak sangat puas dengan hiburan malam ini. Bapak Udin datang menghampiri aku dan beramah tamah. aku memuji dia dan grup nya yang sudah berpentas tadi. Dia tiba-tiba berbisik kepadaku,

“Mas Derry, sepertinya ada yang mas suka yah dari tadi?” aku pun tertawa mendengar itu dan menjawab sambil bergurau,

“Bapak Udin tau saja.” Kita berdua tertawa dan aku mengaku bahwa aku memang tertarik dengan Astri. Dengan aku tak duga diapun menjawab,

“Ya sudah tenang saja mas Derry, aku pastiin nanti malam mas nggak akan kesepian.” aku tersenyum dan mengerti maksud nya. Setelah negosiasi harga, aku pun memberikan uang 300 ribu kepada bapak Udin. Murah sekali untuk selimut hidup semalaman, pikirku. Biasa di Australia, selimut yang jelek saja paling sedikit bisa 3 juta rupiah. Ternyata memang benar gosip-gosip yang beredar, para penyanyi dangdut seperti ini memang kebanyakan bispak alias bisa dipakai.

Cerita Sex– Sekitar pukul 11 malam, aku mendengar suara bel kediaman berbunyi. aku berjalan kedepan untuk membukakan pintu karena pembantu memang sengaja aku suruh tidur duluan. Ternyata Astri sudah menunggu didepan kediaman, masih lengkap dengan pakaian pentas dan make up tebalnya. Dia tersenyum-senyum kecil saat melihat aku membukakan pintu. aku menyuruh dia masuk dan kita pun duduk berdua di sofa ruang tamu. Dia duduk merapat disebelah aku sambil melipatkan kakinya. Rok nya yang mini pun tersingkap dan memamerkan pahanya yang putih dan mulus. Dari sebelahnya aku bisa melihat belahan dadanya dengan jelas dari dress merah ketatnya yang mempunyai belahan cukup rendah.

“Kata pak Udin tadi katanya mas Derry mau minta ditemenin yah?” dia bertanya dengan wajah yang sengaja dipasang imut. aku pun menjawab, “Iya nih, habis aku lumayan kesepian disini.

”Dia membalas dengan polos “Kenapa Astri? Emangnya mas Derry mau yah ditemenin Astri?” aku membalas

“Ya iya dong, masa aku gak mau ditemenin wanita imut dan seksi kaya gini.” Dia tertawa dan mencubit aku. Kita pun mulai ngobrol dan bercanda ria, dan aku beranikan diri memegang dan mengusap pahanya yang mulus itu. Ternyata dia tak keberatan, dan malah semakin merapatkan diri kebadan aku.

Aku sibak rambut Astri dari lehernya, dan langsung kuserbu dia dengan ciuman dilehernya yang putih dan jenjang itu. Desahan kecil mulai keluar dari mulut Astri. Tanganku mulai aku naikan dari pahanya, melewati perutnya dan naik ke gundukan dada montoknya yang masih terbungkus baju. aku remas-remas dadanya dari luar dress Astri. Badannya mulai meliuk kegelian dan desahannya pun semakin membesar.

Tangan Astri mulai meraba pahaku dan akhirnya menemukan kemaluanku yang sudah menonjol keras dari dalam celana. Astri meremas dan mengocok gagangku dari luar celana pendek yang aku pakai. Lidahku bergerak keatas menjilati lehernya sampai aku menemukan bibirnya yang tebal itu. Astri pun menyambut ciumanku dengan liar. Lidahnya didorong masuk kedalam mulutku dan tak mau kalah aku balas juga dia dengan lidahku.

Tanganku menurunkan tali lengan dress yang dia pakai itu sampai turun kebawah. aku sekarang bisa lihat BH tipis bewarna merah dengan ronda yang kelihatan susah payah menampung buah dada Astri yang sungguh montok itu. Dengan tak sabar langsung aku copot BH yang dipakainya, dan terlihat jelas lah dua gunung besar milik Astri. Ukurannya mungkin kurang lebih 36C, dan putingnya hitam lumayan besar sesuai ukuran payudaranya.

Kedua tanganku langsung bermain-main di payudara Astri. aku pijat dan remas kedua gunung kembar ini yang sangat membangkitkan nafsu. Tak lupa juga aku mainkan putingnya yang sudah tegang itu. Astri mendesah

“Ohhhh mas… Isep susu Astri dong mas…” Tentu saja aku tak perlu dua kali disuruh, langsung aku serbu kedua payudara Astri yang montok ini dengan mulutku. aku hisap putingnya, kumainkan juga dengan lidahku, bahkan dengan gigitan-gigitan kecil yang membuat badan Astri semakin menggelinjang keenakan. Astri menekan kepalaku ke dadanya

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ahhh… Enak banget masss…” Ada kira-kira 5 menit mulutku bergerilya didadanya Astri. Sampai akhirnya Astri pun menghentikan aksi ku dan berbisik

“Mas Derry, gantian yah biar Astri yang bikin mas Derry enak.” aku pun tersenyum mendengar itu.

Astri bangun dari sofa dan berlutut diantara kedua kakiku. Pelan-pelan dia buka celanaku dan juga dipelorotinya celana dalamku. ‘Adik’ku pun mencuat tegak di depan mukanya. Sesaat aku bisa melihat raut mukanya yang nampak kaget disaat melihat kemaluanku ini.

“Wah… Gagang mas Derry kok gede banget yah? Astri gak pernah lihat yang kaya gini.” aku tersenyum kecil. Memang ukuran kemaluanku lumayan besar dan tebal dibandingkan pria lain pada umumnya. Kira-kira setara dengan ukuran para aktor bule di film-film bokep yang aku tonton.

Tangan Astri mulai mengocok gagangku yang sudah sangat keras ini, sambil matanya masih takjub melihat kemaluanku. Akhirnya aku bisa merasakan lidah Astri yang seperti kelaparan menjilati gagangku. Mulai dari ujung atas, samping, sampai biji pelerku dibawah, semua habis disapu lidahnya.

“Uhhh… Astri…” aku mendesah, “Isepin kemaluanku dong…” aku minta kepada Astri. Langsung tanpa ragu, dimasukannya ujung kepala kemaluanku kedalam mulutnya. aku bisa merasakan lidahnya bermain di dalam mulut, membuat ujung kemaluanku kegelian. Dan pelan-pelan akhirnya dia semakin turun, mencoba untuk memasuki semua kemaluanku kedalam mulutnya. Namun apa daya, mulut Astri hanya sanggup menerima sebagian dari gagangku yang besar itu. Tapi memang mungkin Astri sudah profesional, dia mulai memompa mulutnya naik turun, sambil mengocok sisa gagangku yang tak muat masuk dengan tangannya.

Sungguh aku dibuat keenakan, apalagi saat aku melihat sang penyanyi dangdut ini ada diantara kakiku, berlutut dan mengenyoti kemaluan aku sekarang. Mukanya yang penuh make up itu naik turun, bibirnya erat menghisap gagangku. Tiba-tiba dari pinggir mataku, aku melihat sebuah gerakan. Disaat aku melirik ke pinggir ruangan, aku bisa melihat pintu kamar pembantu terbuka sedikit. Sepertinya Nurul mau keluar untuk ke toilet, tapi tak jadi karena mungkin kaget dan takut melihat aku dan Astri disini. aku pun tersenyum karena aku bisa melihat dia masih mengintip dari balik sela pintu. aku pun berpura-pura tak tahu dan cuek sengaja membiarkan Nurul untuk melihat aksiku dengan Astri malam ini.

Setelah beberapa lama Astri terus menghisap kemaluanku, aku mulai bisa merasakan kemaluanku berdenyut sudah siap untuk keluar. aku langsung pegang kepalanya dengan kedua tanganku dan menggerakkan kepalanya semakin cepat naik turun kemaluanku. Sepertinya dia pun mengerti dan melepaskan genggaman tanganya dari kemaluanku, hingga aku semakin gampang memompa Astri. Sampai akhirnya aku pun menekan dia kebawah sambil memasukan kemaluanku sedalam-dalamnya kedalam mulut Astri dan mengeluarkan spermaku didalam mulut Astri yang imut itu. aku semprot berkali-kali didalam mulutnya.

Tak lama, Astri pun mulai bangkit mengeluarkan kemaluanku dari dalam mulutnya dan menelan habis semua spermaku itu. Astri berdiri di depanku sambil tersenyum,

“Wah mas Derry ini, sudah keluar banyak di mulut Astri tapi masih tetap aja keras yah.” katanya sambil menunjuk gagangku yang memang masih berdiri tegak. Maklum, aku sudah biasa bermain ronde lebih dari sekali dengan para wanita.

Cerita Sex– Tanpa disuruh lagi, Astri langsung melepaskan celana dalamnya hingga jatuh ke lantai. Dia mau melepaskan semua bajunya, tapi aku tepis tangannya, aku hanya angkat roknya sehingga dress Astri terlilit dipinggangnya. Biar lebih erotis pikirku. Tanpa basa-basi, Astri naik ke pahaku. Tangannya memegang kemaluanku untuk diarahkan ke kemaluan nya. Astri berbisik

“aku masukin yah mas… Udah gak tahan nih.” aku pun mengangguk dan membiarkan badan Astri turun/ Kepala kemaluanku sudah menemui memek Astri yang sangat basah. Pelan-pelan Astri menekan badannya kebawah. aku bisa merasakan sempitnya memek Astri yang mulai menyelimuti kemaluanku. Astri melirih

“Aduh mas Derry, gede banget ini… Pelan-pelan yah, Astri gak tau bisa muat apa nggak…” aku biarkan saja Astri mengambil waktu sesukanya.

Sampai akhirnya “bless…” masuk juga semua kemaluanku kedalam memek Astri. Dia diam sebentar sambil meringis, aku bisa merasakan kehangatan luar biasa di kemaluanku ini. Astri pelan-pelan mulai menggerakan badannya naik turun. Dia masih meringis untuk beberapa pompaan pertama ini.

“Gila mas, kemaluan mas Derry gede banget… Astri berasa penuh dimasukin punya mas.” Tak berapa lama sepertinya Astri sudah mulai terbiasa. Gerakannya semakin dipercepat naik turun. Tak hanya itu, Astri pun mulai memainkan pinggulnya berputar d pangkuanku. Sungguh luar biasa memang penyanyi dangdut satu ini pikirku. Sensasinya sangat nikmat, belum pernah kemaluanku dimainkan seperti ini, mengingatkanku akan gerakan joget Astri tadi disaat manggung.

Aku pegang payudara Astri yang bergerak naik turun dan langsung aku hisap kedua putingnya. Astri pun mendesah semakin keras diiringi dengan gerakan pinggulnya yang semakin liar. Badan Astri terus bergerak naik turun semakin cepat, sambil aku mainkan kedua buah dadanya yang montok itu. Sampai akhirnya badan Astri pun bergetar kencang dan berteriak

“Ahhh mas, aku keluar masss…” aku bisa merasakan banjir kehangatan di dalam memeknya. Orgasme pertama Astri. Dia bertumpu lemas di badanku walaupun kemaluanku ini masih terbenam didalam kemaluan Astri. Tentu saja aku masih belum puas, dan langsung aku balikkan badannya ke sofa. Aaku rebahi dia ke sofa sambil kubuka kakinya lebar-lebar.

Tanpa diberi aba-aba, langsung aku tancap lagi memek Astri dan kupompa badannya yang lemas itu. aku bisa melihat muka Astri yang kaget dicampur keenakkan,

“Ahhh mas Derry, pelan-pelan dong mas.” pinta Astri. Tapi aku tak menggubris dan justru birahiku semakin meningkat. Langsung aku naikkan tempoku, badanku bergerak semakin cepat diatas badan sang penyanyi dangdut montok ini. Astri berusaha mencengkram sofa menerima tusukkan ku, sambil berdesah kencang dan matanya juga merem melek,

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ohhhh… Terus… Genjot terus mas, jangan stop. Aahhh…”

Semakin menggilalah aku mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Astri itu. Dia lilitkan kakinya ke pinggangku, badannya mulai basah berkeringat

“Masss, Astri mau keluar lagi nih…” aku percepat gerakan pinggangku sampai akhirnya dia pun menarik pinggangku dengan kakinya dan kembali bergetar

“Ohhhh… Mas Derry… aku keluar lagiii…” Tubuh Astri langsung terbaring lemas di sofa setelah orgasme keduanya ini.

Aku cabut kemaluanku yang masih keras ini dan sudah basah dengan lendiran Astri. aku masih belum puas, gairahku masih belum terpenuhi. aku ambil badan Astri, dan aku balikkan dia sehingga pantatnya mencuat dihadapanku. Astri yang nafasnya masih memburu menoleh kebelakang dengan tatapan sayu dan pasrah. Oh sungguh indah pantat semok si penyanyi dangdut yang seksi ini.

Langsung aku tancapkan gagang kerasku kedalam memek basah Astri lagi. Dengan nafsuku yang sangat membara, aku cengkeram pantat bulat Astri. Dengan setiap sodokanku, tubuh Astri terombang-ambing diatas sofa.

“Ssshhh… Ahhh… Enak banget massss…Kemaluan mas Derry gede banget!” teriak Astri lagi. Kira-kira 10 menit kita di posisi ini, akhirnya aku pun mulai merasakan sensai luar biasa di penisku. aku berkata kepadanya,

“Astri..aaa… aku mau keluar nih…” Astri membalas,

“Iya mas… Ohh… Astri juga mau keluar lagi…” Astri semakin liar menggoyangkan pantatnya. Sampai akhirnya aku pun menancapkan kemaluanku sedalam-dalamnya di memek Astri, dan aku semburkan spermaku. Hampir dalam waktu bersamaan, Astri pun menggelinjang lagi menandakan dia orgasme yang ketiga kalinya.

Kedua badan kita tergulai lemas diatas sofa ini. Astri perlahan-lahan merapatkan badannya kepadaku. Kita berduapun tertidur lelap sampai pagi dalam keadaan telanjang. Di pagi keesokan harinya, kita melanjutkan aktivitas kita lagi dikamar mandi sambil membersihkan diri bersama. Akhirnya Astri berpamitan diri denganku untuk pulang bersama grup dangdutnya. Sungguh puas aku menikmati tubuh Astri, sang penyanyi dangdut yang montok ini.

Kisah Taro – Enaknya Dikocok Rika

TAROSLOT Enaknya Dikocok Rika, Indra merupakan namaku dan aku kini sudah menjadi seorang kepala keluarga hingga aku mempuyai seorang istri yang cantik dan dengan body yang sexy aduhai banyak sekali tetanggku yang tergila-gila dengan istriku tapi dia sedang kerja keluar negri mengurusih proyekku, sedangkan aku sedang mengurusih Pembangunan Terbesar ku di Semarang. Singkat cerita aku bertemu dengan Rika Seorang Janda 1 anak yang ditinggal oleh suaminya karena suaminya selingkuh.

Aku bertemu dengannya karena dia barusan pindah saja kedaerah komplekku jadi aku terkesima melihatnya dari bawah hingga keatas sungguh mulus wanita ini aku memberanikan diri untuk berkenalan dengannya langsung dan ingin mendekatinya mana tau dapat ^^ heheh

“Selamat Siang Mbak? Baru pindahan kemari yah?”

“Iyah Mas, Kenapa yah mas?”

“Ohh tidak apa kok mbak, pantesan kayak jarang aja ngelihat mbak gelis disini.” Candaku memecahkan suasana

“Ah mas bisa aja, Ohyah mas mau mampir kerumah? itung itung silaturami aja.” Tawarnya

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ehm gimana yah ? Ntar suami kamu marah lagi?”

“Aku sudah tidak punya suami mas, Dia udah pergi ninggalin aku sama anakku”

“Ohh begitu, yasuudah ntar malam aku kerumah kamu main main”

“Janjii yah mas? Aku tunggu yah byee~!”

Lalu aku pulang tidur ketika sudah jam 7 aku bergegas mandi dan bersiap siap dengan pakaian Rapi dan janganlupa Wangi^^hehe

Ketika aku sudah sampai didepan rumah Rika Kuketok pintunya
Tok Tok Tok Permisii

“Kamu sudah datang yah, Selamat datang ke rumahku. Silakan masuk mas”, katanya.

Ia mengembangkan tangannya dan aku dirangkulnya. Sebuah ciuman mendarat di pipiku. Aku berdebaran. Ia menggandengku ke ruang tengah dan duduk di sofa yang empuk. Mulutku seakan terkunci. Beberapa saat bercakap-cakap, si pembantu rumah tangga datang menghantar minuman.

“Silahkan diminum, Mas”, katanya

“Sudah tidak usah Mbak, Aku juga sebentar lagi pergi”

“Ayo minum. Santai aja, aku mandi dulu”, katanya sambil menepuk pahaku.

Tersenyum-senyum ia berlalu ke kamar mandi. Di saat itu kuperhatikan. Pakaian santai yang dikenakannya cukup memberikan gambaran bentuk tubuhnya. Buah dadanya yang montok itu menonjol ke depan. Pantatnya yang besar dan bulat berayun-ayun lembut mengikuti gerak jalannya. Pahanya padat dan mulus ditopang oleh betis yang indah.

Ketika akhirnya ia muncul, Rika membuatku terkesima. Rambutnya yang panjang sampai di punggungnya dibiarkan tergerai. Wajahnya segar dan manis. Ia mengenakan baju tidur longgar berwarna abuabu dipadu celana berenda berwarna merah.

Tetapi yang membuat mataku membelalak ialah bahan pakaian itu tipis, Pemandangan yang menggairahkan ini spontan mengungkit nafsu birahiku. Kemaluanku mulai bergerak-gerak dan berdenyut-denyut.

Ia lalu mencium pipiku. Dalam hitungan detik mulut kami sudah lekat berpagutan. Aku merengkuh tubuh montok itu ketat ke dalam pelukanku. Tanganku mulai meraba tubuhnya. Aku mendapatkan Buah dadanya yang besar dan pentil sudah mengeras

Peralahan-lahan tanganku menyentuh gundukan kemaluannya yang masih tertutup celana dalam tipis. Jariku menelikung ke balik celana dalam itu dan menyentuh bibir kemaluannya. Rika Mendesah “Aaahh” Membuah tubuhku panas

Kontolku sudah mengacung keluar dari celanaku Tangan lembut Rika memegang batangku yang besar dan dikocokan lembut seperti masih terkejut dengan ukuran yang tidak standart itu

“Lumayan.. Besarnya”, kata Rika sambil mengelus lembut kemaluanku.

“Kita pindah kekamar aja yuk?”, katanya sambil menarik tanganku

Masuk ke kamar tidurnya, kurebahkan tubuh itu ke ranjang yang lebar dan empuk. Aku menariknya berdiri dan mulai melepaskan BH dan celana dalamnya.

“Kok Diam? Semuanya ini milikmu”, katanya sambil merentangkan tangan dan mendekatiku.

Kuserga buah dada kanannya sembari tangan kananku meremas-remas buah dada kirinya. Bibirku mengulum puting buah dadanya yang mengeras itu.

Buah dadanya juga mengeras diiringi. Puas buah dada kanan mulutku beralih ke buah dada kiri. Lalu perlahan tetapi pasti aku menuruni perutnya. Ia menggelinjang-linjang menahan desakan birahi yang semakin menggila. Aku menjilati perutnya yang rata dan menjulurkan lidahku ke pusarnya.

“Auu..” erangnya, “Oh.. Oh.. Oh..” jeritnya semakin keras.

Mulutku semakin mendekati pangkal pahanya. menampakkan lubang surgawinya yang telah merekah dan basah. Rambut hitam lebat melingkupi lubang yang kemerah-merahan itu. Kudekatkan mulutku ke lubang itu dan perlahan lidahku menyuruk ke dalam lubang yang telah basah membanjir itu.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Ia menjerit dan spontan duduk sambil menekan kepalaku sehingga lidahku lebih dalam terbenam. Tubuhnya menggeliat-geliat seperti cacing kepanasan. Pantatnya menggeletar hebat sedang pahanya semakin lebar membuka.

“Aaa.. Auu.. Ooo..”, jeritnya keras.

Aku tahu tidak ada sesuatu pun yang bakalan menghalangiku menikmati dan menyetubuhi si canting bahenon nan seksi ini. Tapi aku tak ingin menikmatinya sebagai orang rakus. Sedikit demi sedikit tetapi sangat nikmat. Aku terus mempermainkan klitorisnya dengan lidahku.

Tiba-tiba ia menghentakkan pantatnya ke atas dan memegang kepalaku erat-erat. Pada saat itu kurasakan banjir cairan vaginanya. Ia sudah mencapai orgasme yang pertama. Aku berhenti sejenak membiarkan ia menikmatinya. Sesudah itu mulailah aku menjelajahi kembali bagian tersensitif dari tubuhnya itu.

Kembali erangan suaranya terdengar tanda birahinya mulai menaik lagi. Tangannya terjulur mencari-cari batang kejantananku. Kemaluanku telah tegak sekeras beton. Ia meremasnya. Aku menjerit kecil, karena nafsuku pun sudah diubun-ubun butuh penyelesaian.

Ia membuka pahanya lebar-lebar siap menerima gesekan gesekan kontolku. Kepalanya bergerak-gerak di atas rambutnya yang terserak.

mulutnya dibungkam. Matanya terpejam. Kuturunkan pantatku. Batang kemaluanku berkilat-kilat dan memerah kepalanya siap menjalankan tugasnya. Kuusap-usapkan kemaluanku di bibir kemaluannya. Ia semakin menggelinjang seperti kepinding.

“Cepatt Tonn, Aku udah nggak tahan nih” jeritnya.

Kuturunkan pantatku perlahan-lahan. Dan.. BLESSSSHH!

Kemaluanku menerobos liang senggamanya diiringi jeritannya. Aku berhenti sebentar membiarkan dia menikmatinya. Lalu kutekan lagi pantatku sehingga kemaluanku yang panjang dan besar itu menerobos ke dalam dan terbenam sepenuhnya dalam liang memeknya miliknya.

Ia menghentak-hentakkan pantatnya ke atas agar lebih dalam menerima diriku. Lalu perlahan-lahan aku mulai menggerakkan kemaluanku. Balasannya juga luar biasa.

Dinding-dinding lubang kemaluannya menyedot batang kemaluanku. Rasanya seberti digigit-gigit. Pantatnya yang bulat besar itu diputar-putar untuk memperbesar rasa nikmat. Buah dadanya tergoncang-goncang seirama dengan genjotanku di kemaluannya.=

Matanya terpejam dan bibirnya terbuka, berdesis-desis mulutnya menahankan rasa nikmat. Lidahku bertemu lidahnya. Sementara di bawah sana kemaluanku leluasa bertarung dengan kemaluannya, di sini lidahku pun leluasa bertarung dengan lidahnya.

“Ohhh Ohhhh Ehmmm ..”, erangnya, “Lebih keras sayang, Lebihh dalammm sayang sodoknya. Lebih keras.. Oooaah!”

Pahanya semakin lebar mengangkang. Terdengar bunyi kecipak lendir kemaluannya. kurasahkan spermaku akan meledak didalam mekinya.

“Aku mau keluarr Tann”, bisikku di sela-sela nafasku memburu.

“Kita Bareng..ann yahh, Aku mau Kamu ngeluarinnya didalamm sayang” Pintahnya memelas

Kedua tanganku mencengkam kedua buah dadanya. kuhentakkan pantatku dan kontolku membenam sedalam-dalamnya. Spermaku memancar deras. Ia pun melolong panjang dan menghentakkan pantatnya ke atas menerima diriku sedalam-dalamnya.

“Aaahh Aahhh Ohhh sayangg enakk Aaahh” Jeritannya

Sekitar sepuluh menit kami diam. Lalu perlahan-lahan aku mengangkat tubuhku. Aku memandangi wajahnya yang berbinar karena birahinya telah terpuaskan. Ia tersenyum dan membelai wajahku.

“Indrao kamu benar benar hebat sekali sampai aku nggak tahan”, katanya,”

“Kalau kamu lagi pingin, telepon saja aku,” lanjutnya, “Tapi kalau aku yang pingin, boleh kan aku nelpon?”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Bolehh dong, serah kamu aja deh”, balasku cepat.

“Mulai sekarang kamu bisa menyetubuhi aku kapan saja. Tinggal kabarkan”, katanya.

Aku mencabut kemaluanku dan rebah di sampingnya. Ia lalu mengajakku mandi. Terus menerus kami melakukannya kapanpun kami mau. Kami terus berpacu dalam birahi untuk memuaskan nafsu.

Kisah Taro – Cemburu Membawa Sensasi Kenikmatan Luar Biasa

TAROSLOT Cemburu Membawa Sensasi Kenikmatan Luar Biasa, Namaku Dirly. Usiaku 28 tahun. Aku akan menceritakan tentang kisah kehidupanku yang kemudian mengubah pola pikirku dalam memahami cinta dan nafsu.

Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu saat aku mempunyai seorang pacar yang sedang mengerjakan skripsi guna menyelesaikan studi S1-nya. Sebagai seorang pacar aku selalu mencoba menemaninya mengerjakan skripsi namun di sisi lain sebagai seorang karyawan aku pun harus mengutamakan pekerjaanku. Kisah ini terjadi pada 28 Juli 2004 di suatu senja di kota K.

“Hallo Dirly.. ‘Met sore” Riana pacarku meneleponku.

O ya, sebagai gambaran, aku mempunyai pacar yang sangat cantik, wajahnya hampir mirip artis yang sering tampil di layar televisi, bodynya sexy, montok, serta ukuran BH-nya 36 B.

“Hallo juga Riana, lagi dimana nih?”
“Aku di rumah, eh kamu ada acara nggak?”
“kalau ya kenapa dan kalau nggak kenapa”
“Eku mau minta tolong dong, ortuku kan lagi pergi ke Jakarta. Di rumah aku sendirian, aku mau garap skripsi. Mau nggak nemenin aku?”
“Kapan?”
“Setahun lagi.. Gimana sih ya sore ini dong”
“Yah kalau sore ini aku nggak bisa, aku udah janjian ama temen bisnisku untuk merancang pembuatan proposal proyek”
“Ya udah kalau nggak bisa aku minta temenin temen kampusku aja biar sekalian busa diskusi”

Aku kemudian bergegas untuk pergi dengan teman bisnisku, sebenarnya ingin sekali aku menemani Riana, namun apa boleh buat karena aku berpikir bisnis ini kan juga untuk masa depan kami berdua, jadi nggak mungkin aku batalkan. Sementara Riana kemudian mengajak temennya Rico yang memang sudah kukenal untuk menemaninya mengerjakan skripsi. Rico ini adalah sahabat Riana, teman sekampusnya. Kalau kulihat dari tatapan matanya aku tahu betul kalau Rico itu naksir kepada Riana, apalagi memang Riana orangnya sangat friendly dan cantik lagi sehingga siapapun lelaki pasti tak akan menolaknya ketika diajak menemani.

Acara dengan rekan bisnisku ternyata tidak berlangsung lama, karena ternyata ia ada saudaranya yang meninggal sehingga harus segera pergi. Di satu sisi aku girang juga karena aku segera dapat menemani kekasihku Riana. Segera kupacu mobilku menuju ke rumahnya. Sengaja aku tidak meneleponnya karena aku akan memberi kejutan kalau aku bisa menemaninya. Terbayang wajahnya yang cantik, aku ingin memeluknya dan segera berduaan dengannya. Tiba-tiba di tengah jalan aku teringat kalau ia tadi sudah menelepon temannya Rico. Entah mengapa tiba tiba aku jadi cemburu membayangkan mereka lagi berduaan dan bercanda ria. Padahal aku biasanya tidak merasakan ini karena aku paham betul siapa Rico.

Pukul 20.00 tepat sampailah aku di rumah Riana. Sayup-sayup kudengar orang tertawa-tawa dari dalam, sepertinya mereka tidak menyadari ada orang yang datang. Kuurungkan niatku untuk menekan bel, aku ingin tahu apa yang sedang mereka lakukan, sehingga aku mencoba mengintip dari jendela kaca. Kulihat mereka lagi bercanda, apalagi Rico orangnya memang pintar melawak. Ada perasaan cemburu dalam dadaku melihat keasyikan mereka berdua. Sesekali kulihat Riana mencubit Rico karena saking gemasnya. Aku betul-betul tak tahan melihatnya. Langsung kubuka pintu depan rumahnya, hingga membuat mereka terkejut.

“E Dirly..” Serempak mereka mengucapkan itu melihat kedatanganku.
“Katanya garap skripsi kok malah asyik berduaan gitu?” bentakku ke Riana, karena cemburukku yang tidak terkontrol.
“Iya.. Kita kan lagi istirahat dulu” jawab Riana sambil tergagap. Kulihat Rico hanya diam saja mematung. Nampaknya ia tidak mau terlalu ikut campur karena “internal” kami.
“Kok nggak ada buku-bukunya?” tanyaku dengan kesal.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tanpa menunggu jawaban kemudian aku keluar sembari membanting pintu menuju mobilku yang kuparkir di halaman. Aku sendiri tidak paham kenapa aku bisa secemburu ini padahal aku juga sudah kenal baik dengan Rico dan aku pun paham meski pun kadang Riana agak sedikit genit namun dia tidak mungkin melakukan hal yanhg aneh-aneh dan melebihi batas.

Aku masuk ke mobilku dan kustarter mobilku, tiba-tiba Riana keluar dari rumah dan berteriak-teriak memanggil namaku.

“Dirly.. Dirly..” Ia langsung masuk ke mobillku.
“Kamu kenapa sih Dirly kok nggak biasanya kamu begitu?”
“Gak usah banyak tanya, kan udah jelas kamu ini nggak tahu diri, aku lagi susah-susah untuk berusaha mengerjakan bisnis untuk masa depan kita berdua tapi kamu malah enak-enakan, bermesra-mesraan dengan Rico”
“Kamu jangan salah paham Dirly.. Kok tega kamu menganggap aku serendah itu, aku kan hanya minta tolong sama rico apalagi dia yang lebih paham masalah skripsi ini.. Kamu jahat Dirly” Riana mencoba menjelaskan sambil menangis.

Melihatnya menangis aku menjadi iba, teringat aku akan kebaikannya, lucunya, keceriannya, bibir seksinya.
Sejenak aku diam, kemudian kurengkuh badannya dalam pelukanku.

“Tapi kamu nggak selingkuh kan sayang?”

Riana menggeleng, kuseka air matanya, kuelus pipinya kemudian kukecup bibirnya. Ia membalas, lidah kami saling bertautan.

“Uhh.., ogh..” ia melenguh ketika sambil kucium bibirnya tangan bergerilya ke payudaranya.
“Uhh Dirly.. Aku sayang kamu” ciuman lidahnya makin panas dalam mulutku, sementara tanganku terus bergerilya pada dua buah dadanya yang montok.

Aku tahu betul kalau Riana ini paling tidak tahan ketika dadanya di sentuh, apalagi kalau putingnya di pegang pasti langsung mengeras bagaikan tersengan listrik 3000 volt.

“Ahh.. Uh.. Dirly.. Aku nggak tahan, kita lanjutin di kamar yuk.. Gak enak kalau kelihatan orang”

Wajah Riana memerah, nampak sekali kalau ia menahan gairah yang luar biasa. Tanpa banyak bicara langsung kupapah Riana sambil terus berangkulan menuju kamarnya. Kulihat di ruang tengah Rico tak ada, mungkin ia sedang di belakang. Tapi kami tak ambil pusing, langsung kubawa Riana ke kamarnya. Tanpa sempat menutup pintu sehingga agak terbuka sedikit. Kurebahkan tubuh Riana di kasur, kuciumi bibirnya, pipinya dan tak ingun kulepaskan.

“Ohh.. Dirly.. Uh.. Nikmat sekali” Riana terus menggelinjang ketika kubuka bajunya.

Tersembul di depan mukaku dua buah gunung yang masih terbungkus kain meski tidak menutupi semuanya. Putih bersih begitu indah dan menggairahkan. Kuciumi kembali ‘buah’ yang masih tertutup itu.

“Uh.. Ogh.. Uh.. Ogh..”

Desahan suara Riana semakin menggairahkan aku untuk terus memainkan payudaranya. Perlahan kubuka kait tali BH nya dari belakang, sedikit demi sedikit kutarik semua BH nya.

“Oh..”

Lenguhan Riana semakin kencang. Sejenak kupandangi dua buah gunung yang sudah tak berkain lagi, tampak putingnya yang kecoklatan mengeras tegak seolah memanggilku untuk segera menjilatnya

“Kok dipandangi aja sih.. Cium dong”.

Riana memintaku seakan tak sabar untuk segera memintaku melumat habis putingnya. Kudekatkan perlahan kepalaku di dadanya. Kujilat-jilat kulit di sekitar putingnya sembari menggodanya untuk memberikan sensasi yang luar biasa.

“Oh.. Oh, ogh,” Riana merintih ketika lidahku tepat berada di putingnya. Kubasahi putingnya dengan ludahku.
“Aughh.. Ohh.. Ogh..” Rintihan dan lenguhannya makin keras saat kutarik putingnya dengan mulutku..
“Ohh.. Ambil semua Dirly.. Ambil semua.. Aku milikmu Dirly” napas risa semakin tak beraturan menggelinjang ke kanan ke kiri bagai cacing kepanasan.

Sementara itu akibat kelalaian kami tak menutup pintu, sepasang mata terus mengamati aktivitas yang aku dan Riana lakukan. Di luar sepengetahuanku, Rico ternyata mengintip perbuatan kami. Memang bukan sepenuhnya dia yang salah tapi juga karena keteledoran kami yang karena terlalu asyik tidak sempat menutup pintu.

Aku terus mencumbu Riana, kujilat perutnya dan terus kebawah. Pelan namun pasti kubuka celana jeans Riana, tangannya secara refleks juga ikut membantu menurunkan celananya. Terlepaslah celana jeans biru Riana, kini yang tertinggal hanyalah celana dalam warna pink yang di dalamnya tampak gundukan hitam yang ditumbuhi rambut ynag cukup lebat.

“Oh.. Rico..” Teriak tertahan Riana yang makin terangsang, sambil menggigit bibir menahan gelora nafsu yang kian panas.
“CD-mu lepas sekalian yah?”
“Ehm..” Ungkap Riana sembari menggangguk, seakan tak mampu lagi untuk mengeluarkan kata-kata.

Kini Riana telah telanjang bulat di depanku, bodynya betul-betul menggairahkan membuat ‘adik’ kecilku yang masih tersimpan di celana berontak meminta untuk keluar ikut bergabung.

“Kamu lepasin juga dong pakaianmu.. Kan nggak adil kamu masih lengkap aku dah telanjang bulat gini”

Tanpa banyak bicara kulepaskan seluruh pakaianku, hingga keluarlah senjataku yang telah berdiri tegak dan bersiap menjemput mangsanya. Kutundukkan kepalaku untuk menciumi gundukan bukit kecil Riana yang ditumbuhi hutan hitam yang lebat.

“Ohh.. Uhh.. Ugh” teriakan Riana makin tak beraturan, apalagi saat kutemukan benda kecil bagai kacang berwarna merah dan basah. Sejenak kupandangi kemudian kembali kusapu dengan lidahku meminum sari-sari kacang itu dengan nikmatnya.
“Ah.. Dirly.. Kamu pintar sekali, terusin Dirly.. Terusin” sambil menggelinjang tangan Riana mencari-cari sesuatu. Ups.. Akhirnya ia dapatkan juga tongkatku yang sudah tegak.
“Oh.. Oh..” aku pun mendesah geli ketika tongkatku dipegang tangan halusnya, perlahan tongkatku dikocoknya.
“Uh.. Uh..” Aku semakin tak tahan merasakan sensasi yang begitu nikmat.

Tiba-tiba Riana bergerak memutar tubuhnya hingga mulutnya persis berada di ‘adik’ kecilku seolah ia mau berdiskusi lebih jauh dengan ‘adik’ku yang gagah. Sedangkan mulutku juga tepat berada di bukit yang di tengahnya terdapat lorong ditutup kacang. Kami bermain dengan gaya 69.

“Oh.. Uhh.. Ogh..”
“Ah.. Uh.. Slurp.. Slurp..” Bunyi gesekan mulut dan tongkat serta mulut dan gua makin keras terdengar. Kami asyik dengan mainan kami masing-masing hingga berlangsung sekitar 20 menit.
“Dirly.. Aku nggak tahan lagi, masukin dong tongkatmu ke guaku” Rengek Riana sambil terus berdiskusi dengan tongkatku, dijilatnya tongkatku hingga licin, bahkan sesekali telornya pun ia cicipi juga.
“Dirly.. Please.. Cepetan donk.. Aku nggak tahan lagi..”
“He eh..” Jawabku sambil terus menikmati kacangnya..
Beberapa saat kemudian kuputar badanku pada posisi semula. Riana mengangkangkan kakinya hingga gundukan bukit itu nampak jelas sekali. Hutannya yang hitam dan rimbun membuat pemandangan tampak begitu indah, begitu pula ‘kacang basahnya’ yang melambai-lambai. Wajahnya yang merah, bibirnya yang seksi menahan gairah semakin menambah kecantikannya malam ini.

“Cepetan dong Dirly..” Perlahan namun pasti kugerakkan tongkatku menuju gua yang lebat itu
“Ouhh..” Riana merintih saat kepala tongkatku mulai masuk kemulut gua yang sudah basah dan licin.
“Ah.. Ouh.. Ohh.”
“Oh.. Oh.. Uhh..”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Desahannya dan desahanku bersahutan tatkala pelan-pelan batang tongkatku masuk ke dalam gua. Sejenak tongkat itu kutarik keluar kemudian kumasukkan lagi dengan sangat perlahan.

“Ahh.. Ouhh.. Nikmat sekali Dirly.. Ohh”
“Aku sayang kamu Riana”
“Aku juga Dirly.. Oh nikmat sekali.. Ohh”

Tongkatku terus bersenam maju mundur di dalam gua Riana. Sementara itu mulutku juga terus bergerilya di gunung kembar Riana.

“Ahh.. Dirly.. Oh.. Terus Dirly.. Dalem lagi.. Ohh” Riana terus menggelinjang ke sana ke mari, pantatnya juga terus bergoyang bagaikan Inul di atas panggung.
“Oh.. Oh.. Aku tak tahan lagi Dirly.. Tongkatmu enak sekali, aku hampir sampai.. Terus Dirly lebih keras lagi.. Ohh”
“Ahh.. Uhh.. Uh.. Aku juga hampir keluar sayang, dikeluarkan dimana? Di luar apa di dalam?”

Tiba-tiba ada sesuatu lahar panas yang akan segera muntah dari tongkat kenikmatanku.

“Di dalam aja biar nikmat.. Oh.. Uh..” Cret.. Cret.. Crett.. Keluarlah lahar panas dari tongkatku.
“Ohh.. Aku sampai..” Pada saat yang bersamaan Riana juga sampai pada puncaknya.
“Uhh.. Ogh..”

Lolongan panjang kami mengakhiri pertempuran pertama yang luar biasa nikmatnya. Perlahan nafas kami teratur kembali seperti turun dari puncak kenikmatan yang sensasional.

Prakk.. Tiba-tiba terdengar suara vas bunga tersenggol, aku dan Riana saling berpandangan, terkejut sekaligus sadar kalau Rico masih ada di ruang tengah.

“Riana.. Rico kan belum pulang?”
“Belum.. Kamu sih terlalu bernafsu..”
“Habis kamu juga sih.. Terlalu menggairahkan he he..”
“Jangan-jangan dia lihat kita?”
“Biarin aja deh, kan malah lebih sensasional”
“Dasar Gabrut kamu..”
“Eh Riana, aku punya ide”

Tiba tiba muncul dalam benakku untuk mengajak Rico ikut serta dalam permainan kami, seolah aku sudah lupa kalau tadi sempat merasa cemburu dengan keberadaannya.

“Ide apaan?”
“Gimana kalau Rico kita ajak sekalian main dengan kita”
“Maksudmu?”
“Kita ajak dia untuk bercinta bersama, kan lebih asyiik.. Pasti jauh lebih nikmat”
“Ah gila kamu.. Gak mau emangnya aku cewek apaan..”
“Bukan begitu, pasti lebih sensasional. Percayalah ini tidak akan mempengaruhi hubungan kita. It’s just sex not love. Aku juga tetap mencintaimu”

Sejenak Riana berpikir, mungkin ia menganggap ideku sangat gila, tapi entah kenapa tiba-tiba bulunya merinding dan tampak wajahnya bergairah, mungkin ia membayangkan permainan tersebut. Namun ia juga tidak mau kalau tampak menggebu menginginkan permainan itu karena bagaimana pun kami memang saling mencintai.

“Apa kamu serius Dirly?”
“Serius” aku coba meyakinkan Riana.
“Kamu nggak cemburu kalau aku main seks juga dengan Rico?”
“Ya enggaklah kan aku yang minta, asalkan ada aku”
“Kamu nggak ngambek lagi kayak tadi saat liat aku hanya bercanda dengan Rico”
“Enggak.. Percayalah.. Ini mungkin malah akan membuat hubungan kita semakin dewasa”
“Terserah kamulah” Riana akhirnya pasrah, yang penting tak mengubah apapun pada hubungan kami, karena tiba-tiba ia pun mulai bergairah.
“Ok kalau gitu aku akan bicara ama Rico”

Aku segera turun dari ranjang, kupakai celanaku kemudian aku keluar dari kamar. Kulihat Rico lagi merokok di ruang tengah, dari wajahnya nampak ia sangat gelisah melihat permainan tadi, mungkin ia juga sangat terangsang tapi tak ada pelampiasan. Kaget ia ketika melihatku melangkah ke arahnya.

“Eh Dirly..”
“Ric.. Sori ya perlakuanku tadi, aku agak emosi karena badanku lagi capek, pikiranku juga stress akibat kerjaan”
“Gak pa-pa kok Dirly.. Aku paham, biasalah dalam setiap berhubungan, cemburu itu kan tanda sayang” ungkapnya sok bijak dan arif.
“Sori juga tadi kamu kami tinggal sendirian di ruang tengah”
“Gak pa-pa kok”
“Tapi tadi kamu lihat kan aku ngapain dengan Riana?”
“Enggak.. Aku nggak.. Tahu..” Katanya agak gugup.
“Gak usah bohong Ric.. Aku nggak pa-pa kok, kita kan udah sama-sama dewasa, malah kalau kamu mau boleh kok kalau kamu ikutan”
“Maksudmu?”
“Iya kalau kamu mau, kamu boleh kok ikutan”
“Ikutan apaan?”
“Ikutan bermain seperti yang kamu lihat tadi”
“Apa aku nggak salah denger?
“Enggak.. Tadi aku juga udah bicarakan ama Riana, Riana juga setuju kok, itung-itung ini sebagai tanda maaf kami berdua, lagian kamu kan juga udah lihat semuanya”

Rico tercenung, mungkin ia tak percaya dengan apa yang barusan ia dengar, ia seolah sedang bermimpi. Tapi aku segera menyadarkannya.

“Yuk kita ke kamar.. Kasihan Riana dah menunggu lama” kutarik tangan Rico untuk ikut ke kamar Riana.

Begitu masuk kamar, nampaklah Riana sedang telentang di tempat tidur sambil diselimuti sedikit di bagian bawah perutnya. Rico melongo melihat pemandangan yang luar biasa, paha yang putih mulus, dada yang indah membusung, pemandangan yang mungkin selama ini hanya ia bayangkan saat melakukan onani karena aku pun tahu kalau memang sudah sejak lama ia sangat tertarik dan bernafsu ketika melihat Riana. Namun sejauh ini ia cukup tahu diri karena Riana sudah ada yang punya. Tapi kini Rico melihat Riana yang betul-betul dalam posisi menantang, atas ajakanku sendiri yang merupakan pacarnya Riana.

“Kok diem Ric, kenapa?” Sapa Riana memecahkan kesunyian.

Kulihat sebenarnya Riana agak gugup dipandangi seperti itu. Apalagi kini di depannya ada dua lelaki yang selama ini memang dekat dengannya yang satu sahabatnya yang satu adalah pacarnya. Atau mungkin ia juga membayangkan sebentar lagi kedua orang dekatnya itu akan menjamah tubuhnya dan memberikan kenikmatan kepadanya. Kulihat pancaran wajahnya sangat bergairah. Sedangkan aku sendiri juga tidak tahu kenapa, saat ini sama sekali tidak ada rasa cemburu sedikit pun, malah yang justru aku sangat terangsang menghadapi permainan yang akan segera kami mulai.

“Yuk Ric kita mulai pestanya” Kuajak Rico segera mendekat ke Riana.

Kulepas semua baju yang ada di tubuhku, juga kuminta hal yang sama dengan Rico. Kini kami bertiga dalam keadaan yang sama-sama telanjang. Kulirik tongkat Rico yang sudah tegak, dari sisi ukuran memang tak jauh beda. Namun masing-masing punya kekhasan tersendiri. Punyanya agak melengkung sedangkan punyaku menjulang dengan kokohnya.

Aku memulai duluan dengan merundukkan kepalaku pada bagian bawah perut Riana. Hutannya yang lebat kuciumi dengan seksama.

“Ouh.. Ouh..” Riana merintih kenikmatan.

Rico pun tidak mau ketinggalan, ia mengambil bagian pada wajah Riana. Ia ciumi bibir Riana dengan lembutnya. Bibir sensual yang selama ini hanya ada dalam bayangannya.

“Ouh.. Ogh.. Uh..” Riana tak tahan menahan sensasi serangan bawah atas, tubuhnya menggeliat ke sana ke mari, pantatnya bergoyang bagai tampah yang sedang diputar-putar.

Sambil terus beradu bibir dengan Riana, tangan Rico bergerilya ke dalam payudara Riana yang ranum.

“Ouh.. Ou..” sensasi yang Riana rasakan makin menjadi-jadi.
“Hh.. Uh..” Desah nafas kami makin tak beraturan.

Sambil terus kujilati ‘kacang basah’ Riana, kulihat Rico mengubah posisi. Tongkatnya yang melengkung itu ia sodorkan ke mulut Riana. Dan Riana pun menyambutnya dengan antusias.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ouhh.. Ups..” Pelan dan pasti tongkat Rico keluar masuk dari mulut Riana.. Terkadang Riana melahapnya hingga hampir mengenai telurnya.
“Ohh..” Kudengar erangan Rico menahan kenikmatan dari mulut yang selama ini ia bayangkan. Sementara aku sendiri juga mengubah posisi, tongkatku yang sudah tegak kucoba untuk kumasukkan ke dalam tempat ‘kacang basah’ Riana.
“Aauuww.. Ohh.. Auww” Riana berteriak tertahan menahan kenikmatan tongkatku, namun tertahan suaranya oleh tongkat Rico yang sedang maju mundur.

Kulihat wajah pacarku ini benar-benar cantik dan menggairahkan dengan dua buah tongkat yang sedang memasuki lubang atas dan bawahnya. Kugerakkan tongkatku maju mundur mengikuti gerakan Rico yang juga maju mundur dalam mulut Riana.

“Ohh.. Ua.. Uuaoww” berbagai suara-suara tertahan serta desahan nafas memecah kesunyian malam itu.

Setelah berlangsung selama 10 menit, kemudian Rico menoleh ke arahku, meski ia tak bicara tapi aku mengerti kalau ia minta ijin kepadaku untuk tukar posisi, karena ia ingin merasakan juga nikmatnya ‘kacang basah’ Riana. Kami pun bertukar tempat. Tongkat Rico di bawah, sedangkan tongkatku di mulut Riana.

“Ouhh.. Ohh..” Tongkatku maju mundur dalam mulut Riana, kadang kepalanya ia jilat, kadang batangnya bahkan kadang seluruhnya ia telan.
“Ouhh enak sekali Ris.. Punya kamu masih seret.. Ohh” Terdengar Rico meracau merasakan nikmatnya gua Riana.
“Ris, kamu makin cantik sekali, dengan wajah penuh permen gitu.. Ohh” matanya melotot kugodain seperti itu, tapi makin tambah nikmat.
“Ohh Ris.. Dada kamu montok sekali.. Ohh”
“Ahh.. Kamu menggairahkan sekali Ris..”
“Auh.. Ohh” sensasi yang kami rasakan makin menjadi.

Mata Riana berkejap-kejap tanda ia sudah mau mencapai orgasme, aku hapal betul tanda-tanda ini karena aku sering bermain cinta dengan Riana.

“Ohh.. Ohh..” Di saat yang sama akupun juga merasakan hal serupa, akhirnya kutumpahkan seluruh lahar panasku kemulutnya. Crutt.. Crutt..
“Ups.. Ohh..”

Mulut Riana belepotan oleh cairan lahar panasku. Sebagian ia telan karena ia mempercayai akan membuatnya awet muda. Sedangkan Rico masih terus memompa, tapi kulihat ia pun hampir mengeluarkan lahar panasnya.

“Ohh.. Huu.. Ohhghh..”

Cret.. Cret.. Crret.. Tumpahlah lahar panas Rico yang ia keluarkan di perut Riana, sengaja ia tidak mau mengeluarkan di dalam karena takut resiko pada kehamilan Riana, meski sebenarnya Riana sudah meminum obat anti hamil.

Kami bertiga kemudian tergeletak lemas, namun puas setelah mencapai puncak bersama-sama. Karena Riana di rumah sendirian, maka semalam kami terus berpesta. Kadang aku dengan Riana, kadang Rico dengan Riana, kadang juga bertiga. Tapi yang pasti aku tidak dengan Rico karena aku masih waras bukan gay. Dan kulihat Riana sangat menyukai permainan ini.

Sejak saat itu hubunganku dengan Riana semakin mesra, tanpa ada rasa cemburu tapi semakin cinta. Dan rencananya kami juga akan segera menikah.

Kisah Taro – Putus Cinta Membawa Kenikmatan

TAROSLOT Putus Cinta Membawa Kenikmatan, Nama saya Beno (Bukan nama sebenarnya), saya asli anak kampung lahir di lereng pegunungan Bandung Barat (Jawa Barat). Kisah nyata ini berawal sejak saya masuk PSD1 (Pendidikan Setara Diploma) di Bandung, nama gadis itu Siti (Bukan nama sebenarnya), kelahiran PB (RIAU) yang dikirim orangtuanya ke Bandung untuk menuntut ilmu. Singkat cerita setelah kenal selama kurang-lebih tiga bulan, saya dengan Siti pulang dari kuliah bareng seperti biasanya. Sebelum pulang Siti meminta saya untuk mencium keningnya (Jelas saya lakukan, saya cinta). Tiba-tiba setelah saya melangkahkan kaki beberapa langkah, tiba-tiba Siti memanggilku,

“Beno.. kesini bentar”, langkahku terhenti dan membalikan badan untuk menghampirinya. Serta dia berbisik,

“Kedalam aja dulu yuk.., di dalam nggak ada siapa-siapa”, saya berhenti sejenak lalu masuk. Di rumahnya hanya bertiga (Kakaknya, Siti, dan Adiknya). Kemudian saya dipersilakan duduk kemudian Siti berkata, “Sebentar yah saya ganti baju dulu.” 3 menit kemudian Siti datang dengan membawa air minum dan duduk di samping saya. Kemudian dengan sedikit keberanian saya mencium bibir Siti, dia hanya tertunduk malu sambil berkata “Ich.. Beno jangan gitu ach..” dan pipinya memerah menambah kecantikannya. Saya bilang, “Siti.. kamu cantik deh kalau pipi kamu merah..” lalu Siti menyubit pas di kemaluan, saya sedikit teriak“Aduh.. sakit donk.” Kemudian Siti langsung memegang kemaluan saya dan berkata,“Coba saya lihat..” sambil membuka resleting celana saya.“Jangan ach malu..” kata saya. Tanpa memikirkan hal apapun saya merelakan kemaluanku dilihat sama Siti, Siti bilang “Bagus yah.. gede dan rada bengkok.” Saya bilang

“Siti.. kamu mau?” tanpa menjawab ia hanya merebahkan badannya di kursi panjang tempat saya duduk, tanpa berpikir panjang saya lalu menindih dia, saya ciumi dia, saya buka kancing bajunya dan saya buka juga BH-nya. Susunya masih kecil seukuran dengan kepalan tangan. Saya julurkan lidah saya diputar ke kiri dan kanan, ke atas dan ke bawah untuk memainkan puting yang masih kecil. Payudaranya semakin lama semakin mengeras dan kepala saya semakin ditekan ke payudaranya, sambil memanggil-manggil nama saya “Terus.. Ben, terus Ben.., nikmat.. sekali Ben” dan terdengar desahan kecil

“aacchh..” barengan itu pula saya ingin ke belakang, rasanya kepingin pipis, sambil mengangkat kepala dari payudaranya. Saya bertanya berbisik “Ech.. kamar kecilnya dimana”, dia menjawab sambil mengangkat tangannya menunjukan arah,

“Masuk ke situ.. lurus lalu belok kanan”, tanpa berpikir panjang saya langsung lari ke kamar kecil dan keluarlah “cairan perjaka” yang pertama. Tanpa sepengetahuan saya Siti ternyata mengikuti dari belakang, lalu masuk ke kamar kecil itu dan bertanya sambil melihat kemaluank Ben.. kamu kok tiba-tiba lari, kenapa?” Aku hanya terdiam dan aku tak tahu apa yang terjadi, badanku terasa lemas seperti yang sudah menempuh perjalanan jauh. Kemudian Siti membuka baju dan BH-nya yang sudah terlepas tadi. “Mandi ah..” Siti bilang, tanpa rasa malu dia membuka seluruh pakaiannya di depan saya dan di gantungkannya di paku dinding kamar mandi. Kemudian saya berpikir “Apa yang sedang saya lakukan?”, Siti dengan tiba-tiba sangat bernafsu menciumi bibir dan leher saya, serta tangannya yang terampil mengocok kemaluan saya yang dari tadi nongol dari resleting yang belum saya tutup sampai terasa ngilu. Tangan Siti yang sebelah kiri memegang pundak saya dan tangan yang sebelahnya lagi tangan kanan menuntun kemaluan saya yang tadi dikocok-kocok untuk dimasukan ke dalam vaginanya. Siti berbisik, “Ben.. kok nggak masuk-masuk..”, saya bilang

“Nggak tahu atuh, saya nggak bisa memasukannya, kayaknya terlalu sempit nih..” Lalu Siti berbisik,

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Kita pindah aja yuk kekamar, biar nggak susah”, sebelum kaki melangkah kami dikejutkan oleh bunyi bel pintu depan “Ding-Dong” (Waduh kagetnya minta ampun, jantung rasanya nggak karuan). Kami berdua saling bertatapan sejenak, kemudian dengan spontan Siti meraih baju, BH serta CD-nya yang digantung di paku, saya langsung lari ke depan untuk membuka pintu, ternyata yang dateng orangtuanya dari Riau (kakaknya ternyata jemput orangtuanya dari Airport)

Pas buka pintu langsung kakaknya bertanya, “Dimana si Siti, kok nge-bel dari tadi nggak di buka-buka pintunya, lagi pada ngapain sih kalian?” Saya menjawab “Dari tadi Siti ada dibelakang, saya disini.. lalu Siti teriak meminta agar saya membukakan pintunya, maafkan saya kak.., karena saya selaku tamu di sini tidak ada hak untuk membuka pintu tanpa seizin tuan rumah. Dan saya kira tadi bukan kakak, jadi tidak saya buka.” Kemudian sambil masuk ke dalam kakaknya bergumam,

“Ah.. dasar kamu pintar cari alasan.” Setelah itu orangtuanya Siti berbincang-bincang dengan saya (Interogasi), tanya asal-usul, orangtua, pekerjaan orangtua, rumah, pokoknya segalanya. Dan saya jelaskan semuanya, saya di Bandung ini sejak masuk SMP (yah.. inilah nasib anak kampung). Kemudian terdengar suara ibunya memarahi Siti, “Ngapain kamu pacaran sama anak kampung gitu.., mau diberi makan apa kamu sama dia, pokoknya Mama nggak setuju kamu berhubungan sama dia.”

Beberapa menit kemudian Siti datang dengan mata berkaca-kaca, merah tanda mau menangis dan ia meminta saya untuk meninggalkan rumah itu. Tidak banyak berkata saya langsung pulang tanpa pamit dan saya mengerti, serta mendengar apa yang ibunya bilang. Waktu itu menjelang pukul 18:00, aku pulang ke rumah dengan 1001 pikiran dan pertanyaan, mengapa hal ini terjadi pada saya? Di tempat tidur kira-kira pukul 19:25 saya melamun memikirkan apa yang sudah saya alami siang tadi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tiba-tiba terdengar ketukan pintu sambil mengucapkan “salam”, dalam pikiranku “perasaan saya hafal suara itu” pas saya buka ternyata Siti datang dengan wajah dan rambut lusuh dibasahi dengan keringat dan air mata, kemudian tanpa banyak bicara saya peluk, saya cium keningnya dan saya minta untuk menceritakan kenapa bisa begini. Sambil tersedu-sedu Siti menjelaskan semuanya, bahwa setelah saya pulang Siti bertengkar hebat dengan orangtuanya, lantas ia minta izin untuk tidur di rumah temannya yang bernama Wiwik (bukan nama sebenarnya, yang sudah ia hubungi).

Film Bokep – Jika ortunya telepon bilangin Siti ada disini, tapi sudah tidur, padahal sebenarnya Siti ke rumah saya “Dengan dalih nginap dirumah Wiwik.” Kemudian saya siapkan air hangat, saya bikin nasi goreng dan saya siapkan juga baju piyama (maklum saat itu ortu masih di kampung dan rumah itu hanya cukup buat sendiri, jadi apa-apa melakukan sendiri). Kemudian kami makan nasi goreng yang saya buat, lalu Siti mengeluarkan air mata lagi. Saya bilang, “Sudah dong ah.., jangan nangis lagi..” lalu Siti berkata

“Ben.., saya minta maaf atas omongan dan perlakuan orang tua saya terhadap kamu tadi siang. Saya bilang, “Walaupun saya marah sama orang tua kamu, tapi kalau melihat kamu senyum saya nggak bisa marah lho..” sambil sedikit merayu. Sampailah pada pukul 21:00, kita berdua pergi ke kamar rasanya lelah sekali, saat itu Dunia Dalam Berita, Siti meminta saya untuk memeluknya dan berkata “Ben.. apa yang bisa membuat kamu percaya bahwa saya betul-betul sayang sepenuhnya sama kamu”, lalu saya berkata berikanlah “kesucian” kamu, setelah kau berikan baru saya akan percaya.

(Perlu pembaca ketahui, bahwa saya belum pernah mencium “bau” wanita sebelumnya, mungkin karena saya tertutup atau karena saya masuk STM (Sekolah Teknik Menengah)dan teman-teman saya tidak ada perempuannya, hanya omong yang besar yang ada kalau membicarakan masalah wanita). Tapi setelah permintaan itu Siti hanya berdiam saja, tanpa banyak komentar saya pegang payudaranya, kemudian saya buka kancing baju piyamanya serta celana dan CD-nya. Siti seolah-olah pasrah dengan apa yang saya lakukan, kemudian saya mengulangi yang siang tadi saya lakukan.

Saya hisap puting payudaranya, kemudian saya mainkan dengan lidah, lalu menyusuri leher, perut, tali pusar terus sampai bawah ke “hutan homogen” yang belum begitu banyak tumbuh bulu. Dia tertawa manja sambil memanggil, “Ben.. jangan geli Ben.., ih.. Beno.. kamu apa-apaan geli ah..” Saya berhenti sejenak dan saya tatap matanya yang penuh gairah, lalu saya berkata “Tapi kamu suka kan..” ia cuma mengangguk sambil tersenyum. Lantas saya lebih gila, saya jilati daging yang ada di dalam bibir memek yang sempit itu, Siti semakin ganas dan liar, dengan keras ia mendorong-dorong kepala saya ke lubang memek sambil menikmati jilatan lidahk

Lalu Siti memintaku untuk memasukan penisku ke dalam memeknya, kemudian aku membuka celana dan CD, aku berikan penis yang lumayan gede dan agak bengkok ketangan Siti lalu di masukannya penisku ke vaginanya. Mulanya susah masuk, tapi atas kegigihan dan bantuan tangan Siti akhirnya bisa masuk “Blessh” terdengar sedikit rintihan Siti

– Sakit Ben.., sakit.” Saya berpikir “Baru saja 1/2 yang masuk sudah begini.., bagaimana kalau semuanya masuk”, kemudian aku perlahan-lahan menaik-turunkan pinggangku berkali-kali, sambil memasukan penis saya lebih dalam lagi, tidak terdengar rintihan hanya bisikan-bisikan mesra yang meminta agar saya memperdalam tusukan kontolku, saking begitu nikmatnya Siti memejamkan kedua matanya dan meminta lebih dalam lagi “Ben.., terus Ben.., lebih dalam lagi.., terus..” beberapa saat kemudian terasa badan saya mengejang dan saya memeluk tubuh Siti, tiba-tiba mata Siti terbuka dan bertanya, “Ada apa Ben.., kok kamu berhenti.. eh.. apa ini, kok terasa seperti ada yang menembak didalam memek ku gung”, lalu dia berkata lagi

“Ben.., tapi nikmat terusin dong.., ayo dong..” Kemudian saya coba untuk mengangkat penis saya tapi terasa ngilu sekali sampai saya nyengir. Siti bertanya, “Ben.. kenapa, sakit?” Aku jawab,

“Tidak..” Dan aku mulai menaik-turunkan pinggang untuk melanjutkan permainan walaupun ada rasa ngilu. Beberapa menit Siti meminta mempercepat tempo gerakan “Cepatin dikit..” sambil memegang pantatku dan akhirnya ia mengejang kurang lebih 6 detik sambil memeluk erat badan saya dan melepaskan nafas yang sepertinya tertahan dari tadi, perasaan lemas dan ada sesuatu yang sepertinya membuat aku menyesal, tapi apa yah (saya berpikir) apakah karena saya telah melakukan ini atau ada perasaan takut?

Akhirnya kami tertidur lelap, pagi harinya setelah kami mandi kemudian sarapan dan bersiap-siap berangkat ke kampus, Siti memberitahukan bahwa dirinya telah dijodohkan oleh ortunya di Riau dengan anak pengusaha. Katanya “Ben.., aku betul-betul minta maaf ya, bukan maksud Siti mau menyakiti kamu, karena setelah kuliah kita nanti selesai, mungkin kita tidak akan bertemu lagi sebab, aku harus kembali ke Riau dan menikah dengan lelaki pilihan ortu Siti.

” Waktu itu juga aku seperti tidak ada tenaga, lemas, menyesal campur marah. Saya menangis dan berkata, “Mengapa.., Siti.., mengapa kau lakukan ini semua, kalau seandainya aku tahu kamu sudah dijodohkan dengan pilihan ortu kamu, aku tidak akan menyentuh bahkan tidur dan melakukan di luar batas-batas kewajaran dengan kamu? lantas apa yang harus aku lakukan.” Dia menjawab dengan berlinang air mata “Ben.., aku sayang sama kamu.., aku rela Kegadisanku diberikan kepadamu dan aku bangga bisa memberikan sesuatu yang berharga pada diri aku dan berarti untuk orang yang aku sayangi dan cintai, aku mohon setelah kejadian ini kamu harus bisa melupakan aku, waktu semalam aku kan bertanya, apa yang membuat kamu percaya bahwa aku sayang sama kamu, kamu kan yang mengiginkan semua ini?” Aku bantah,

“Tapi kenapa kamu tidak bilang bahwa kamu sudah dijodohkan dengan orang kaya pilihan ortu kamu?” Ia jawab lagi, “Pokoknya kamu tenang saja Ben.., dan aku juga sekarang akan berusaha untuk melupakan kamu kok..? izinkanlah aku untuk pergi. Aku mau pulang sekarang”, aku tidak menjawab, ia mencium bibir saya dan berkata “Aku sayang kamu kok” aku bentak Siti.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Jika kamu sayang.., tinggalah bersama aku.” Siti tersenyum manja dan berkata,

“Jika aku menikah dengan kamu.., kamu mau memberi makan apa..” Rupanya Siti memancing supaya aku benci dan kesal terhadap dia, tapi aku nggak bisa marah, hanya menangis, lalu ia duduk dan berkata la “Maafkan aku Ben.., bukan itu masalahnya.., bukan kamu nggak bisa memberi makan dan aku yakin serta percaya kamu bisa membahagiakanku, tapi yang jadi tujuan utama hidup aku, aku hanya ingin membahagiakan orang tuaku, biarlah aku berkorban, walaupun kita melanjutkan hubungan kita ini dan tanpa restu orang tua.., pasti kita tidak akan bahagia. Sejak itu saya sadar, hatinya memang suci, ingin membahagiakan kedua orang tuanya dan menikah dengan “lelaki kaya” serta ia rela berkorban walau harus kehilangan “mahkotanya” demi seseorang yang sayanginya. Para pembaca sekalian.., itulah kisah nyata yang menimpa saya sebagai anak kampung.. Cerita ini dulu saya alami 4 tahun yang lalu.

‘kemarin bulan September 1999, saya dengar dari teman bahwa dia melahirkan seorang bayi perempuan dan kenangan saya sewaktu bersamanya terbayang kembali. Ingin saya menengok Siti, tapi saya takut merusak kebahagiaan rumah tangga mereka. Saya merasa bersalah, merasa dibohongi, saya merasa ditipu. Mungkin setelah saya berbagi kisah nyata ini, beban dan rasa bersalah saya bisa sedikit berkurang.

Kisah Taro – Setubuhi ABG Doyan Mabok

TAROSLOT Setubuhi ABG Doyan Mabok, Kisah sex kali ini adalah cerita sex yang benar terjadi apa adanya, aku alami sendiri dengan tetanggaku yang masih SMA. Sementara saat itu umurku sudah 35 tahunan sudah dibilang om om. Tapi aku gak mau kalah sama anak muda jaman sekarang. Penampilanku masih maudis dengan dirunjang tinggiku sekitar 170cm dengan badan putih bersih terawat dan face yang tidak menua karena aku sering minum jamu tradisional.

Ohh ya tak lupa aku perkenalkan sosok tetanggaku yang masih belia tersebut. Aku sering memanggilnya Tantri. Dia gadis yang berparas cantik. Dia memiliki perawakan tinggi sekitar 167cm dan berat badan sekitar 50kg. disamping itu sia juga mempunyai rambut yang bagus,panjang, lurus, hitam aku sangat menyukainya. Yang tak kalah payudaranya lumayan besar kutafsir sekitar 34B. meskipun pantatnya kurang menarik agak sedikit kerempeng tapi dengan hanya memandang wajahnya saja setiap orang pasti akan tertarik padanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sudah seringkali aku menggodanya, mencoba ngajak jalan dia tapi selalu Tantri menolak (tanpa sepengatuhan istriku). Penolakan itu semakin membuat aku penasaran dan semakin bernafsu untuk bias mendapatkan tubuh seksinya itu. Mulai dari aku kirim bunga, aku kirim coklat, dan lain-lainnya dengan aku menyuruh temanku. Aku terus berfikir apa yang bias membuat Tantri mau jalan denganku.

Sampai suatu saat aku iseng-iseng jemput Tantri. Pukul 13.30 tepat aku nyampai di depan sekolah nya,pas aku liat dah ada sebagian sudah pada kluar dari sekolahanya nya, gak sampai 15 menit aku nungguin Tantri, akhir nya aku liat Tantri berjalan menghampiri aku.

“Tumben om jemput Tantri atau gak sengaja lewat trus mampir om” kata Tantri nyamperin. “Enggak kok, om sengaja jemput Tantri om mau ajakin Tantri jalan-jalan ke malioboro Tantri mau kan”?? “Tapi Tantri masih pake seragam sekolah om, takut ntar klau ada pak guru atau bu guru yang liat di mall”. “Aahh…Tantri tenang aja nih kan dah jam pulang sekolah biarin aja kalau ada pak guru atau bu guru yang liat kita jalan2 diluar” jawabku santai.

Akhirnya Tantri mau aku ajakin jalan-jalan ke malioboro, setelah sampai di ramai malioboro Tantri minta di beliin jaket sama celana buat ganti seragam sekolah nya. Sambil nunggu Tantri beli jaket ma celana aku nongkrong di area permainan. Setelah kurang lebih 20 menitan aku nungguin Tantri beli jaket ma celana, Tantri nyamperin aku yg baru asyik nongkrong. “Om uangnya mana Tantri udah dapetin jaket ma celananya cuma tinggal ngebayar di cassir aja” kata Tantri sambil ajak aku ke Kasir tempet di beli jaket ma celana, brapa mbak total semua nya sapa aku ke mbak-mbak yang jaga di Kasir.

Totalnya semua habis Rp.200,000 kata mbak-mbak nya dengan gaya acuh tak acuh. Setelah aku bayar di Kasir langsung aku ajak Tantri makan di rumah makan yang ada di sebelah took. Sampai di rumah makan aku suruh sekalian Tantri ganti baju seragam sekolahnya dengan jaket ma celana yang baru aja dia beli, di kamar mandi rumah makan itu. busyeettt pas aku liat Tantri dah selesai ganti baju, tampak lah kecantikan dan kepolosan seorang abg yang sangat cantik dan benar2 seksi.

Habis makan terus aku ajakin ke warnet, mau nengokin forum cerita dewasa. Pas nyampe di depan warnet aku tanyain Tantri “kamu minum gak nich”, “Vodka sama calpico aja om yang segar kata Tantri” biasa lah Tantri tuh suka nya minum kayak gitu cuma ma aku doank, kalau sama org lain gak mau gak tau knap. Ya dah sekarang Tantri login dulu di net,om nyari minuman nya dulu. Okey om kata Tantri…

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah kurang lebih 5 menitan aku ke fortran net sambil aku bawa Vodka pesanan Tantri. Ternyata sewaktu aku tinggal nyari minum Tantri sedang dowload bokep yang aduhai, loh kok cepet bgt om beli minum nya kata Tantri kaget sewaktu aku datengin di bok net. Iya nich,kebetulan warung nya yang jualan minuman baru sepi jadi langsung di layani.

Singkat cerita Vodka+calpico dah aku abisin berdua sama Tantri, aku liat Tantri sudah mulai mabok kebanyakan minum. “Om dowloatan Tantri tadi dah selesai belom ya”kata Tantri dengan genit nya.

Oww,kayak nya dah selesai sambil aku liatin emang dowload nya dah selesai. langsung aku play aja tuh bokep hentai yang tadi di dowload ma Tantri,, busyyeettt,bagus juga nich anak milih film bokep yang bagus walaupun bokep hentai. om,klau di kayak gitu kan nikmat gak seh kata Tantri sambil nunjukin jari nya ke arah layar maunitor, di layar maunitor tampak cartoon naruto dan sakura yang lagi becinta/making love. wah klau cuma liat doank gak nikmat ,nikmatan klau praktek langsung aja kata aku yang sudah agak mabok tapi Tantri takut,cewek nya kan teriak-teriak kayak nya sakit gitu om,balas Tantri.

Tuh teriak-teriak keenakan bukan nya teriak kesakitan kata aku. sambil liat bokep pelan-pelan tangan aku masukin ke dalam jaket Tantri,pelan tapi pasti akhir nya tangan aku menyentuh buah dada Tantri yang masih tertutup dengan jaket,aku remas-remas buah dada nya kadang-kadang aku pelintir puting nya. occhhhh,,,oochhh,,om geli,desah Tantri sewaktu puting susu nya aku pelintir,bosan dengan buah dada nya perlahan aku arahin tangan aku ke daerah selangkangan Tantri,pelan tapi pasti sampai juga tangan aku di selangkangan nya,aku gesek-gesekin tangan aku di luar selangkangan walau masih terbungkus celana tampak nya Tantri mulai terbawa birahi nya. eh,pas asyik-asyik nya aku mencumbui Tantri.

Tiba2 lampu di net nya padam sekilas terlintas dalam pikiran aku,nih waktu pas bgt buat nerusin lebih hot lagi,tapi lebih baik sekarang aku ajakin Tantri chek in di hotel aja. Yuk pindah ke hotel aja yang lebih nyaman ya Tantri,kata aku sambil ajakin Tantri kluar dari net, langsung aja aku cabut ke hotel yang dah biasa aku pake buat eksekusi.

Sampai di kamar hotel tanpa basa basi lagi aku tindih Tantri yang tergeletak di atas ranjang hotel, aku bukain semua pakaian nya hinggal bugil. aku jilatin buah dada nya sambil jari aku gesekin ke memiaw nya. ooouuugghh,,,oouuugghhh,,ommm,desah Tantri sewaktu jari aku masukin ke memiaw nya yang masih sempittt. ooccchh,oocchh,,,nikmatt om,memiaw Tantri di apain kok rasanya nikmat banget om,oochhh,,occhhh,,,ouuuchh ka,gantian dunk oralin Penis om,dah gak tahan nih pengen ngerasain emutan Tantri yang nikmat,kata aku sambil naik ke atas tubuh Tantri.

Sambil aku arahin Penis aku ke mulut nya yang mungil, perlahan Tantri menjilatin Penis aku dari batang nya dari bawah ke atas,dan mulai memasukkan Penis aku ke mulut nya yang mungil,oochhh nikmat bgt ketika Penis aku di sedot pake mulut mungil nya Tantri,aku pegangin kepala Tantri sambil aku kocokin Penis aku ke dalam mulut nya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kurang lebih 30 menitan berlalu aku merasa sudah mau mencapai klimaks dan “oooohhh…oohhh….sedott yang kenceng….om dah mau nyampe” sambil penisku aku masukin lebih dalam ke mulut nya. “Crooot…croot…croott…sperma aku berhamburan masuk ke mulut mungil nya, aku tahan kepala Tantri saat aku klimaks.

Kisah Seks Ngentot Abg Doyan Mabok – Sesudah semprotan terakhir aku cabut Penis aku pelan-pelan dari mulut Tantri, tampak sebagian sperma aku yang gak sempat di telan Tantri meleleh membasahi bibir mungil Tantri, aku suruh Tantri ngejilatin sisa sperma yang masih menempel di Penis aku sampai bersih.

Setelah itu kita mandi dan saling berpakian. Sejenak kami beristirahat setelah kecapekan akibat pertempuran yang baru saja terjadi. Dan sambil menunggu Tantri benar-benar sadar dari maboknya dan barulah aku mengantarkannya pulang. Tapi aku mengantarkannya tidak sampai depan rumahnya

Kisah Taro – Berselingkuh Dengan Anak Abangku

TAROSLOT Kisah Taro – Berselingkuh Dengan Anak Abangku, Saya ibu rumah tangga berumur 30 tahun yang sehari-sehari mempunyai kegiatan terkait dengan kegiatan sosial yang kadang-kadang menyelenggarakan kegiatan di luar rumah, termasuk rapat-rapatnya. Suami bekerja di pemerintahan. Anak kami dua yang tertua berumur 16 tahun. Saya sewaktu masih muda kadang-kadang ikut sebagai peragawati dan kadang-kadang juga foto model, dengan tinggi badan 160 cm. Dengan bagian-bagian tubuh depan dan belakang termasuk bagus. Berat badan sekitar 45 kg.

Orang bilang saya punya penampilan yang menarik dan seksi terutama juga bibir saya. Apa yang saya akan ceritakan adalah pengalaman saya yang menarik yang telah menjadikan hidup saya terpuaskan lahiriah dan batiniah. Dan telah memperkuat kehidupan perkawinan kami.

Ceritanya berawal pada suatu peringatan ulang tahun suami kakak saya kurang lebih dua tahun yang lalu, dimana banyak sudara-saudara yang membantu dalam persiapannya. Ikut pula membantu keponakan saya Dika, anak kakak saya yang lain lagi.

Dika berumur 23 tahunan, masih kuliah, berperawakan tegap atletis tinggi kurang lebih 170 Cm. Tampangnya cakep dengan rambut hitam bergelombang. Termasuk seksi juga. Genit juga. Suka mencuri-curi memandangi saya, seperti mau menelan.

Kalau bertatap pandang matanya sepertinya tersenyum. Kurang ajar juga pikiran saya, tetapi terus terang saya juga senang. Anaknya simpatik sih. Kadang-kadang ada juga pikiran, enak barangkali kalau mencium Dika atau memeluknya/dipeluk. Kelihatannya ada setrum dan chemistry di antara kami.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sore itu kakak meminta saya untuk mengambilkan kue tart, karena tidak ada yang bisa dimintai tolong. Karena tidak ada yang lain juga terpaksa Dika yang mengantarkan dengan mobilnya. Apa yang terjadi adalah ketika secara bersama Dika dan saya memungut dompet saya yang terjatuh di garasi. Dika memegang tangan saya menarik dan mencium pipi saya dengan senyum.

Saya tidak bereaksi tetapi juga tidak marah tetapi berusaha memberikan kesan kalau saya juga senang. Sikap saya yang tidak menentang membuatnya kemudian mengulangi ciumannya dalam mobil ketika berhenti di lampu merah. Kali ini ciumannya di mulut sambil menekankan tangannya pada paha. Dika mencium dengan melumat dan memainkan lidahnya.

Meski ini bukan pengalaman saya pertama untuk dicium tetapi saya tergetar seluruh tubuh dan merasakan ada rasa menggelitik dan mengalir di kemaluan saya. Selintas terjadi pertempuran antara ya dan tidak, antara pertahanan kejujuran terhadap suami melawan spontanitas keindahan kemunculan gairah, dan nampaknya kejujuran akan terkalahkan.

Getaran terus menggebu sampai kesadaran muncul dengan reaksi mendorong sambil menggumam, “Jangan di sini, jangan di sini, dilihat orang.” Terus terang keinginan sangat besar untuk tidak menghentikannya, tetapi memang tempatnya tidak tepat. Babak awal telah terbuka, dan cerita tidak ingin terputus dan babak berikut perlu dipanggungkan secara berkelanjutan.

Sepanjang proses pengambilan kue tart Dika pada kesempatan yang memungkinkan selalu mencuri untuk mencium dan sesekali membisikkan kata-kata, “You are beautiful,” dan terakhir menjelang sampai kembali ke rumah dia bisikkan,

“I want you,” sambil mencium telinga saya. Sekali lagi saya tergetar sampai ke bawah. Melirik ke arah dia sambil senyum. Saya harap Dika bisa menangkap senyum saya dan pandangan mata saya sebagai tanda “OK”. Kami diam.

Sesampai di pagar rumah saya bisikkan pada Dika, “Telepon saya besok pagi.” Pesta ulang tahun berjalan dengan lancar. Dika tetap mencuri-curi pandang pada setiap kesempatan. Akhirnya semua pulang, saya pun pulang, bersama suami, dengan berbagai perasaan seperti gadis yang jatuh cinta.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Malam hari menjelang tidur pikiran tidak bisa terlepas dari Dika. Gelitik dan kelembaban terasa disela-sela paha. Karena pikiran dipenuhi Dika mata pun tidak bisa terpejam. Mengharap pagi hari lekas datang. Gila kalau dipikir, kok bisa tergoda, hanyut.

Keesokan harinya pagi-pagi Dika sudah menelepon. Untung bukan suami yang mengangkat. Singkatnya siang itu Dika dan saya lunch, menikmati keberduaan dan kedekatan yang merangsang. Kami meninggalkan dengan Dika memegang inisiatip yang kemudian berakhir di salah satu motel di timur Jakarta, tanpa ada sikap keberatan atau protes dari saya.

Tanpa menunggu pintu kamar motel tertutup rapat, sambil berdiri saya telah berada dipelukan Dika, melumat mulut dengan ciuman yang berapi-api. Tangannya menjelajah keseluruh bagian tubuh saya. Ke bawah rok menekan pantat saya dan menekankan badannya dan burungnya.

Saya menyerah, tangan saya pun jadi ikut menjelajah ke burungnya yang telah sangat keras. Meremasnya dari luar dengan keinginan yang makin menggebu untuk membukanya. “Gila nih, gila nih!” terngiang di benak, tetapi tak mampu menyetop gairah yang sudah memuncak ini.

Setelah memastikan bahwa tidak akan ada gangguan dari room service Dika menggiring saya ke tempat tidur tanpa melepaskan pelukannya. Pelan-pelan dia tidurkan saya dan secara lembut mulai menciumi dari telinga leher mulut, sambil kancing bacu dibuka, dan terus menciumi buah dada saya secara bergantian kanan kiri, BH dilepas, dihisapnya puting dan dijilatnya secara halus. Seluruh badan terasa kena setrum, terangsang.

Kewanitaan saya terasa basah karena memang saya mempunyai kekhasan produksi cairan kewanitaan yang banyak. Dika pun memulai membuka satu persatu bajunya, masih tertinggal CD-nya. Secara pelahan Dika membuka bagian bawah rok sambil tak hentinya menciumi seluruh bagian yang terbuka.

Perut saya dia ciumi bermesra-mesra. Tangannya menjalar juga keseluruh badan dan mendekap pada kewanitaan saya yang telah membasahi CD, sambil mulut Dika mendesah penuh gairah. Saya sudah tak bisa menahan kenikmatan yang rasanya sudah lama tak saya alami lagi.

Tangan Dika mulai dimasukkan ke dalam CD menulusuri kewanitaan saya dengan menggerakkan jarinya. Gila setengah mati rasanya. Mau teriak rasanya. Dika secara halus dan pandai memainkan seluruh badan dan bagian-bagian peka saya. Kewanitaan saya mulai banjir merespon pada rangsangan yang selangit. Gila benar rasanya.

Dika berlanjut dengan membuka CD dan memulai mengkonsentrasikan perhatiannya pada kewanitaan saya. Diciumnya secara perlahan dengan memainkan lidahnya dari atas ke bawah. Paha saya ditegakkan dan dibukanya lebar-lebar.

Diciumnya bibir kemaluan dengan bibirnya secara penuh, dihisapnya secara berkali-kali sambil lidahnya memasuki celah-celah kemaluan saya. Aduh gila rasanya selangit. Ganti dia hisap klitoris secara halus. Dihisapnya, terus. Sampai saya tidak tahan dan sampailah saya pada puncak. Terasa cairan mengalir.

Disertai dengan teriakan ringan tangan memeras rambut Dika. Ini menjadikan Dika lebih lagi menggumuli lubang kemaluan saya. Dia benamkan dan usapkan seluruh wajahnya pada kemaluan saya yang basah dengan desahan kepuasan.

Saya sudah tidak bisa lagi menguasai diri dan terasa selalu tercapai puncak-puncak yang nikmat. Gila benar. Belum pernah saya dibeginikan. Pintar sekali si Dika ini, sepertinya pengalamannya sudah banyak. Saya hanya bisa menggerakkan kepala ke kanan kiri dengan mata terpajam mulut terbuka, dengan suara mendesah keenakan. Gila benar. Selangit.

Kini giliran saya. Dika saya tarik ke atas. Kini batang kemaluannya terasa menekan paha saya. Dika saya balikkan dan batang kemaluannya saya genggam. Wah besar juga dan kencang lagi, sudah basah pula. Langsung saya hisap dengan gairah.

Lidah saya permainkan di ujung kemaluannya sambil dikeluar-masukkan. Dika mengerang. Setelah kurang lebih sepuluh menit Dika melepaskannya. Dia lebih menghendaki keluar di liang kemaluan saya. Kini dia di atas saya lagi dengan posisi batang kemaluan di depan lubang kemaluan.

Dengan ujungnya digerak-gerakkan di bibir kemaluan ke atas ke bawah. Enak sekali. Mabok benar. Kemudian secara perlahan masuklah batang kemaluan ke lubang kemaluan saya dan terus menekan sampai terasa penuh sekali, dan terasa sampai di dasar rahim.

Gila rasanya benar-benar selangit. Tidak pernah rasanya seenak seperti ini. Dika menekan terus sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Gila! Enak benar! Terus dia putar-putar sambil keluar masuk. Sampai saya lebih dulu tidak tahan dan sampai di puncak, keluar dengan meledak-ledak terasa melayang kehilangan nafas sampai terasa hampa saking nikmatnya. Kemaluan saya terasa basah sekali. Dika masih terus memompa dan belum mau menyelesaikan cepat-cepat.

Batang kemaluannya masih diputar dengan keluar masuk di lubang kemaluan, sehingga saya pun tidak tahan keluar lagi, yang ketiga atau yang keenam dengan yang keluar karena dihisap tadi. Gila benar! Seluruh badan basah rasanya. Sprei sudah basah betul dari cairan kewanitaan saya.

Dika masih terus menekan, memutar, menggaruk-garuk dan mencium sekali-sekali. Ciumannya di telinga bersamaan dengan tekanan batang kemaluan di dalam lubang kemaluan saya sungguh membuat seluruh badan menggigil nikmat dan membuat saya keluar secara dahsyat. Kemaluan saya terangkat menyongsong tekanan batang kemaluan Dika. Gila benar, sungguh nikmat tiada tandingan. Akhirnya Dika mulai menggerang-ngerang berbisik mau keluar.

Dengan tekanan yang mantap keluarlah dia dengan semprotan yang keras ke dalam liang kemaluan saya. Hangat, banyak dan terasa mesra dan memuaskan. Oh Tuhan, sungguh tak ada tandingannya. Dia remas badan saya dengan menekankan bibirnya pada bibir saya.

Hampir habis nafas. Kehangatan semprotan Dika menggelitik lagi kemaluan saya sehingga orgasme saya pun keluar lagi yang kedelapan menyusul semprotan Dika. Kami bersama-sama keluar dengan nikmat sekali. Sesaat terasa pingsan kami. Setelah selesai terasa kepuasan yang menyeluruh terasakan di badan.

Pikiran terasa terlepas dari semua masalah dan hanya keindahanlah yang ada. Kami masih berpelukan menikmati tanpa kata-kata, sambil memulihkan kembali energi yang telah tercurahkan secara intensif. Kami tertidur sejenak. Siuman setelah sepuluh menit dengan perasaan yang lega, dan puas.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Meski demikian rasa mengelitik, gatal-gatal kecil masih terasa di kemaluan saya, seolah belum puas dengan kenikmatan yang begitu hebat. Tangan saya mendekap batang kemaluan Dika mengusap-usapnya sayang. Ingin rasanya batang kemaluan Dika memenuhi lagi di lubang kemaluan saya.

Bibir tidak bisa menahan, saya tarik batang kemaluan Dika dan mulai meluncur ke bawah dan menghisapnya lagi dengan kasih sayang, diliputi bau campuran antara cairan saya dan mani yang terasa sedap. Kemaluan Dika terasa sangat lunak tidak segagah tadi. Serasa menghisap marshmallow.

Tetapi hal itu tidak berlangsung lama karena secara perlahan batang kemaluannya mulai membengkak dan menyesaki mulut. Sekali lagi kewanitaan saya tergelitik. Tanpa bertanya saya bangkit jongkok di atas Dika dan memasukkan Dika pelan-pelan. Seluruhnya masuk terasa sampai di ujung perut dan mulai menggelitik G-spot.

Ganti saya pompa ambil kadang merunduk memeluk Dika dan menciumnya. Kadang sambil duduk menikmati penuhnya di kemaluan saya. Rasanya enak sekali karena saya yang mencari posisi yang terenak untuk saya. Setelah beberapa waktu merasakan kenikmatan yang masih datar, kenikmatan mulai memuncak lagi dan terus memuncak sampai akhirnya sampai puncak tertinggi. Meledak-ledak lagi orgasme dengan teriakan-teriakan nikmat. Yang ternyata diikuti oleh Dika dengan semprotan kedua.

Tangannya memeluk erat-erat dengan gerangan pula. Gila enaknya sungguh sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya. Ini kali rasanya surga dunia. Kalau bisa maunya seharian begini terus rasanya. Gila! Gila benar, sungguh nikmat memuaskan.

Tetapi kami harus pulang. Saya kembali ke rumah, ke suami dan keluarga saya. Dengan suatu pengalaman yang tak terlupakan selama hidup. Sepanjang jalan kami diam tetapi tangan saling memegang. Malamnya menjelang tidur, sekali lagi kemaluan saya menggelitik dengan ingatan pengalaman siang tadi tidak bisa hilang. Ini memang pembawaan saya yang orang barangkali mengatakannya sebagai maniak seks, histeris, multi orgasme, kelaparan terus. Sekali terbuka lebar dan dirangsang maunya terus dipenuhi oleh pemuas seks.

Sejauh ini dengan suami tidak pernah tercapai apa yang Dika si pemuas seks bisa lakukan. Kepuasan dengan suami sama-sama tercapai tetapi kepuasan yang tidak mendalam seperti Dika si pemuas seks. Suami yang lekas selesai menjadikan “bakat” saya tidak berkembang. Sekarang yang ada hanya suami di samping saya.

Saya merengek minta pada suami dengan tangan meraba burungnya dan memijat-mijatnya halus. Dia tertawa sambil mengejek, “Gatel nih ya.” Dalam hati saya bilang memang gatal. Saya mencoba menikmati penetrasi kemaluannya dengan membayangkan kemaluan Dika. Kewanitaan saya, saya goyangkan mencari spot yang nikmat sambil mendekap. Dia menekan menarik beritme sampai kemudian saya mencapai puncak dulu diikuti dengan semprotan maninya. Selesailah sudah.

Kemaluan saya masih ingin sebetulnya, tetapi dia biasanya sudah tidak bisa lagi. Jadinya tanganlah yang bergerak “Self Service”. Memang penyakit saya (atau karunia) ya itu. Sekali sudah diobok-obok tidak bisa berhenti. Saya tidur dengan nyenyak malam itu.

Seperti yang bisa diduga pertemuan saya dengan Dika si pemuas seks berlanjut. Semua fantasi seks dan impian-impian tak ada yang tidak kami wujudkan. Sungguh sangat-sangat nikmat. Teknik kami makin sempurna dan Dika si pemuas seks bisa membuat saya orgasme sampai tiga belas kali.

Pada kesempatan lain akan saya ceritakan pengalaman-pengalaman kami yang aduhai. Semoga saya tidak jatuh cinta dan menghendaki hubungan yang lebih dalam, dan mengacaukan rumah tangga saya yang sudah ada. Saya hanya mau pemuas seks darinya.

Sama seperti Dika si pemuas seks juga. Sehingga dari luar, partner seks saya resmi adalah suami. Dibalik itu Dika lah yang menjadi pemuas seks dan fantasi saya dan ini telah berjalan selama dua tahunan. Dua kali dalam seminggu paling sedikit. Suami tetap dilayani seminggu sekali, kadang sepuluh harian sekali. Saya merasa bahagia dengan pengaturan sedemikian. Keluarga tetap tidak terganggu.

Hubungan dengan anak-anak dan suami tetap seperti biasa, bahkan kehidupan seks dengan suami menjadi lebih baik. Ternyata selingkuh dengan pemuas seks ada manfaat dan kebaikannya juga.