Arsip Tag: Cerita Dewasa Sex

-Kisah Taro -Ku Buat Cha-Cha Mencapai 3 Kali Klimaks

TAROSLOT Ku Buat Cha-Cha Mencapai 3 Kali Klimaks, Satu hari saya chatting dgn memakai nickname yg menantang kaum wanita untuk privacy saya.

Sampai masuklah seseorang ibu muda yg berusia 32 th. sebut saja namanya ChaCha.

ChaCha yg bekerja di satu diantara perusahaan swasta jadi sekretaris dgn paras yg cantik dgn bentuk badan yg baik (itu semuanya saya kenali sesudah Vina seringkali kirim photo Vina e-mail saya).

Aktivitas kantor saya akan tidak lengkap tanpa ada on-line sama dia tiap-tiap jam kantor serta dari sini ChaCha seringkali sharing mengenai kehidupan tempat tinggal tangganya.

Karna kita berdua seringkali on-line, Dia tidak beberapa enggan bercerita kehidupan seks nya yg relatif tidak dapat nikmati serta mencapai kenikmatan.

Kami berdua berbagi tiap-tiap peluang on-line atau mungkin saja saya luangkan untuk call dia.

Sampai satu hari, kami putuskan untuk jumpa darat sepulang jam kantor, saya lupa tanggal berapakah namun yg tentu hari pertemuan kami tetapkan dengan hari Jum’at.

Sesudah memastikan di mana saya ingin jemput, sepulang kantor saya segera kendarai mobil butut starletku untuk meluncur ditempat yg janjikan.

Dengan perasaan deg-deg an, selama perjalanan saya berpikir secantik apakah ChaCha yg usianya lebih tua dari saya 2 th..

Cerita Bokep-Ibu Muda Yang Seksi.Serta fikiranku merasa makin amburadul saat saya bener-bener ketemu dgn ChaCha.
Wow! Saya berdecak mengagumi akan dgn kecantikan , badannya yg Seksi dgn penampilannya yg anggun buat tiap-tiap kaum pria berdesir memandangnya.

Tidak tampak dia seseorang ibu muda dgn 3 orang anak, yaitu sosok cewek favorite saya.

Dari mulai berwajah, dadanya, pinggulnya serta alamak.. pantatnya yg Seksi buat saya menelan ludahku dalam-dalam waktu membaygkan bagaimana bila saya dapat bercinta dgn .

Tanpa ada fikir panjang serta menutupi kegugupan saya.

Saya memancing untuk tawarkan pergi ke satu diantara motel di pojok kota (yg saya tahu dari rekanku).

Selama perjalanan menuju hotel, jantungku berdetak kencang tiap-tiap melirik paras yg cantik sekali serta saya membayangkan bila saya bisa nikmati bibirnya yg tidak tebal..

Serta selama itu juga “adik kecilku” mulai bangkit dari tidurnya.
Tidak lama sampailah kami di satu diantara Motel, saya segera memasukan mobilku dalam satu diantara kamar 102.

Di dalam kamar saya begitu grogi sekali bertatapan dgn muka ….

“Met kenal Indra, ” buka percakapan.

“hey .., ” saya jawab dgn gugup.

Saya betul-betul tidak yakin dgn yg saya hadapi, seseorang ibu muda, ibu rumah-tangga yg cantik sekali, hingga pernah saya berpikir cuma suami yg bego bila tidak dapat menyaygi wanita secantik .

Kami bicara cuma intermezo saja karna memanglah kami berdua terlihat gugup waktu pertemuan pertama itu.

Sedang jantungku berdetak keras dibareng “adik kecilku” yg telah meronta menginginkan unjuk gigi.

Narasi Mesum dengan Ibu Muda

“Indra walau kita disini, tidak apa-apakan bila kita tidak bercinta, ” kata .

Saya tidak menjawab sepatah katapun, dgn lembut saya capai lengannya untuk duduk di pinggir ranjang.

Dengan lembut juga saya rangkul dia untuk rebahan diranjang serta tanpa ada merasa jantungku berdetak keras, seperti dikomando saya menciumi leher yg tampak sanagt bersih serta putih.

anda begitu cantik sayaang.., ” saya berbisik.

“Dann.. janganlah please.., ” desahan buat saya terangsang.

Lidahku makin nakal menelusuri leher yg tahap.

“Akhh Indra.. ”

Tanpa ada merasa tanganku mulai nakal untuk menggeraygi payudara Vina yg saya rasakan mulai mengencang ikuti jilatan lidahku di balik telinganya.

“Ooohh.. Danddyy.. ”

si ibu muda mulai ikuti rangsangan yg saya kerjakan di dadanya.

Saya makin berani untuk lakukan yg lebih jauh..

“, saya buka jas anda ya, agar tidak kusut.., ” pintaku.

Baca Juga : Suster Lin Lin Terus Mengocok Batangku
cuma ikuti gerakan tanganku untuk memreteli jasnya, hingga pada akhirnya dia cuma kenakan tanktop warna hitam.

semok 16
Dadaku makin naik turun, saat pundaknya yg putih terlihat dgn terang dimukaku.

Sesudah jas terbuka, saya berupaya naik di badan dia, saya ciumi bibir yg tidak tebal, lidahku menelusuri bibirnya serta memburu lidah yg mulai terangsang dgn kesibukan saya.

Tanganku yg nakal mulai menarik tanktop warna hitam serta..

Wow.. tersembul puting yg kencang.. Tanpa ada fikir panjang saya melepas lumatan di bibir untuk lalu mulai melpeas BH serta menjilati puting yg berwana kecoklatan.

Satu 2 x hisapan buat puting berdiri dgn kencang.. sedang tangan kananku memilin puting si ibu muda yg beda nya.

“Ooohh Danndyy.. anda nakal sekali sayaang.., ” rintih .

Serta waktu saya mulai menegang..

“Tok.. tok.. tok.. room service. ” Ahh.. sialan fikirku, menganggu saja roomboys ini.

Saya mencapai uang 50. 000-an dikantong bajuku dgn keinginan agar dia cepat pergi

Sesudah roomboy’s pergi, saya tidak memberi peluang untuk bangkit dari tepi.

Minyak wangi yg harum menaikkan gairah saya untuk makin berani menelusuri semua badannya.

Dengan bekal pengetahuan seks yg saya kenali (baik dari majalah, film BF ataupun bebrapa percakapan rekan kantor), saya makin berani melakukan perbuatan lebih jauh dgn .

Saya beranikan diri untuk mulai buka CD yg dipakai , serta darahku mendesir waktu lihat tak ada sehelai rambutpun dibagian vagina .

Tanpa ada berpikir lama, saya segera menjilati, mengisap serta kadang-kadang memasukkan lidahku kedalam lubang vagina .

“Oohh.. Serta.. nikmat.. sayaang, ” si ibu muda merintih kesenangan tiap-tiap lidahku menghujam lubang vaginanya serta kadang-kadang menghimpit kepalaku tidak untuk melepas kesenangan itu.

Serta sewaktu dia tengah nikmati jilatan lidahku, telunjuk jari kiriku saya masukan dalam lubang vagina serta saya makin tahu bila dia semakin dapat nikmati bila diperlakukan sesuai sama itu.

Dapat dibuktikan menggeliat serta mendesah disetiap pergerakan jariku keluar masuk.

“Aakkhh Dann.. anda memanglah pandai sayaang.., ” desah si ibu muda.

Sewaktu kocokkan jariku makin cepat, telah mulai memerlihatkan tanda-tanda orang yg ingin orgasme serta sesat lalu..

“Dann.. sayaang.. saya tidak tahan.. oohh.. Serta.. saya ingin.. ” visa menggelinjang hebat sembari menggapit ke-2 pahanya hingga kepalaku merasa sesak dibuatnya.

“Daann.. ookkhh.. aakuu keluaarr.. crut-crut-crut. ”

merintih panjang waktu clitorisnya memuntahkan cairan kental serta berbarengan dgn itu, saya buka mulut saya lebar-lebar, hingga carian itu tak ada yg menetes sedikitpun dalam mulutku.

Saya biarlah terlentang nikmati orgasmenya yg pertama, sembari buka semuanya baju yg saya gunakan, saya memerhatikan Vina demikian senang dgn foreplay saya barusan, itu tampak dari raut berwajah yg demikian berbinar-binar.

Tanpa ada berikan saat panjang, saya selekasnya hampiri badannya yg masih tetap lemas serta menarik pinggulnya di tepi ranjang, serta tanpa ada fikir panjang penisku yg memiliki ukuran 19 cm dgn bentuk melengkung, segera menghujam celah kesenangan serta sontak meringis…

“Aaakhh.. Indra.., ” desah waktu penisku melesak dalam lubang vaginanya.
“indra.. penis anda besar sekali.. aakkh.. ”

Saya rasakan tiap-tiap gapitan bibir vaginanya yg demikian seret, hingga saya berpikir suami jenis apa yg tidak dapat rasakan kesenangan lubang senggama ini?

Saya berpacu dgn nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi serta menetes diwajah yg mulai saya rasakan begitu nikmati permainan ini.

“Danddyy.. telah.. sayaang.. akhh.. ” sambil berteriak panjang saya rasakan denyutan bibir vagina mengapit batang penisku. Serta saya rasakan cairan hangat mulai meleleh dari vagina si ibu muda.

Saya tidak memedulikan desahan yg makin jadi, saya cuma berupaya memberi kenikmatan bercinta, yg kata belum juga sempat rasakan sepanjang berumah tangga.

Tiap-tiap pergerakan maju mundur penisku, senantiasa buat badan menggelinjang hebat karna memanglah bentuk penisku agak bengkok ke kiri.

Mendadak mendekap badanku erat serta saya tahu itu tanda dia menjangkau orgasme yg ke-2 kalinya. Penisku bergerak keluar masuk dgn cepat serta..

“Dann.. saya.. ingin.. keluarr sekali lagi.. aakk.. Anda hebat sayaang, saya.. tidak tahan..,

” bersamaan jertian itu, saya rasakan cairan hangat meleleh disepanjang batang penisku serta saya biarlah sesaat penisku dalam vaginanya.

Tidak lama kemudian saya melepas penisku serta mengarahkan ke mulut si ibu muda yg masih tetap terlentang.

Saya biarlah dia oral penisku.

“Ahh.., ” kadang-kadang saya merintih waktu giginya tentang kepala penisku. Sewaktu dia asyik nikmati batang penisku,

jariku yg nakal, mulai menelusuri dinding vagina yg mulai basah sekali lagi.

“Creek.. crekk.. crek.., ” bunyi jariku keluar masuk dilubang vagina .

“Ohh.. indra.. enak sekali sayaang.. ”

1.. 2.. 3.. jariku masuk berbarengan ke lubang vagina .

Saya kocok keluar masuk.., hingga pada akhirnya saya tidak tahan sekali lagi untuk mulai memasukkan penisku, untuk menukar 5 jariku yg telah “memperkosa” lubang kewanitaannya.
Serta..

“Ohh.. sayaang saya keluar sekali lagi.. ”

Orgasme yg ke-3 dicapai oleh dalam permainan itu serta saya segera melanjutkan gagasan menindih badan Vina, berulang-kali saya masukan hingga mentok.

Aaakhh.. sayaang.. enak sekali.. ohh.., ” rintih . Seperti orang mandi, keringatku kembali berkucuran, menindih …

Baca Juga : Ku Aduk Aduk Jari Tengahku Di Dalam MeMeknya
“sayaang saya bisa keluarin didalam.., ” saya bertanya .

“Jangan.. saya tidak mau, entar saya hamil, ” terang .

“Nggak deh sayaang janganlah cemas.., ” rengekku.

“Jangan Indra.. saya tidak mau.., ” rintihan buat saya makin bernafsu untuk memberi orgasme yg selanjutnya.

“Akhh.. oohh.. Indra.. sayaang keluarin anda sayaang.. aakkhh.., ” memohonku.

“Kamu janganlah tunggulah saya keluar Indra.. please, ” pinta .

Sewaktu saya mulai menjangkau klimaks, si ibu muda memohon bertukar tempat di atas.

“Indra saya ingin di atas.. ”

Saya melepas penisku serta segera terlentang. bangkit serta segera menancapkan penisku dlam-dalam di lubang kewanitaannya.

“Akhh hilang ingatan, penis anda hebat banget Indra asik.. oohh.. enak.., ” merintih sembari menggoygkan pinggulnya. Narasi Hot dengan Ibu muda

“Aduhh enak Indra.. “

Goygan pinggul buat gelitikan halus di penisku..

“Chaa.. Chaa.. akh.., ” saya mengerang kesenangan waktu menggoyg pinggulnya.

“Andra.. saya ingin keluar sayaang.., ” sembari merintih panjang, mengutamakan dalam-dalam badannya sampai penisku “hilang” ditelan vaginanya serta berbarengan dgn itu saya telah mulai rasakan klimaks telah diujung kepala.

“Chaa.. Chaa. ahh..

Saya biarlah spermaku muncrat didalam vagianya.

“Croot.. croot.. ” semprotan spermaku segera muncrat dalam lubang , namun mendadak berdiri.

“Aakhh indra nakal.. ”

Serta lari berhamburan ke kamar mandi untuk selekasnya membersihkan spermaku yg baru keluar dalam vaginanya, karna memanglah dia tidak memakai sempat memakai KB.

Permainan itu selesai dgn penuh kesenangan dalam diri kami berdua, karna baru waktu bercinta dgnku, dia alami multi orgasme yg tidak dapat digambarkan dgn kalimat.

Pertemuan pertama ini kita mengakhiri dgn perasaan yg tidak dapat digambarkan dengn kalimat, serta cuma kami berdua yg dapat rasakan itu.

Saya memanglah termasuk juga orang yg senantiasa berupaya buat pasanganku senang serta saya mempuyai fantasi seks yg tinggi hingga banyak beberapa abg, mahasiswi serta ibu muda yg hubungi saya sekedar untuk menolong memberi kenikmatan untuk mereka.

Tersebut Narasi Sex dengan Ibu Muda paling baru.. makin semangat dalam bercinta serta, merajut hubungan.. woyoo

-Kisah Taro – Vaginaku Di Sedot sampai Jerit

TAROSLOT Vaginaku Di Sedot sampai Jerit, Pada suatu liburan sekolah yang panjang, kami dari sebuah SLTA mengadakan pendakian gunung di Jawa Timur. Rombongan terdiri dari 5 laki-laki dan 5 wanita. Diantara rombongan itu satu guru wanita ( guru biologi) dan satu guru pria ( guru olah raga ). Acara liburan ini sebenarnya amat tidak didukung oleh cuaca. Soalnya, acara kami itu diadakan pada awal musim hujan. Tapi kami tidak sedikitpun gentar menghadapi ancaman cuaca itu.

Ada yang sedikit mengganjal hati saya, yakni Ibu Guru Anisa ( saya memanggilnya Anisa ) orangnya terkenal galak dan judes itu dan anti cowok ! denger-denger dia itu lesbi. Ada yang bilang dia patah hati dari pacarnya dan kini sok anti cowok. Bu Anis umurnya belum 30 tahun, sarjana, cantik, tinggi, kulit kuning langsat, full press body. Sedangkan teman – teman cewek lainnya terdiri dari cewek-cewek bawel tapi cantik-cantik dan periang, cowoknya, terus terang saja, semuanya bandit asmara ! termasuk pak Martin guru olah raga kami itu.

Perjalanan menuju puncak gunung, mulai dari kumpul di sekolah hingga tiba di kaki gunung di pos penjagaan I kami lalui dengan riang gembira dan mulus-mulus saja. Seperti biasanya rombongan berangkat menuju ke sasaran melalui jalan setapak. Sampai tengah hari, kami mulai memasuki kawasan yang berhutan lebat dengan satwa liarnya, yang sebagian besar terdiri dari monyet-monyet liar dan galak. Menjelang sore, setelah rombongan istirahat sebentar untuk makan dan minum, kami berangkat lagi.

Kata pak Martin sebentar lagi sampai ke tujuan. Saking lelahnya, rombongan mulai berkelompok dua-dua. Kebetulan aku berjalan paling belakang menemani si bawel Anisa dan disuruh membawa bawaannya lagi, berat juga sih, sebel pula! Sebentar-sebentar minta istirahat, bahkan sampai 10 menit, lima belas menit, dan dia benar-benar kecapean dan betisnya yang putih itu mulai membengkak.

Kami berangkat lagi, tapi celaka, rombongan di depan tidak nampak lagi, nah lo ?! Kami kebingungan sekali, bahkan berteriak memanggil-manggil mereka yang berjalan duluan. Tak ada sahutan sedikitpun, yang terdengar hanya raungan monyet-monyet liar, suara burung, bahkan sesekali auman harimau. Anisa sangat ketakutan dengan auman harimau itu. Akhirnya kami terus berjalan menuruti naluri saja. Rasa-rasanya jalan yang kami lalui itu benar, soalnya hanya ada satu jalan setapak yang biasa dilalui orang.

Sial bagi kami, kabut dengan tiba-tiba turun, udara dingin dan lembab, hari mulai gelap, hujan turun rintik-rintik. Anisa minta istirahat dan berteduh di sebuah pohon sangat besar. Hingga hari gelap kami tersasar dan belum bertemu dengan rombongan di depan. Akhirnya kami memutuskan untuk bermalam di sebuah tepian batu cadas yang sedikit seperti goa.

Hujan semakin lebat dan kabut tebal sekali, udara menyengat ketulang sumsum dinginnya. Bajuku basah kuyup, demikian juga baju Anisa. Dia menggigil kedinginan. Sekejap saja hari menjadi gelap gulita, dengan tiupan angin kencang yang dingin. Kami tersesat di tengah hutan lebat.

Tanpa sadar Anisa saking kedinginan dia memeluk aku. “Maaf” katanya. Aku diam saja, bahkan dia minta aku memeluknya erat-erat agar hangat tubuhnya. Pelukan kami semakin erat, seiring dengan kencangnya deras hujan yang dingin. Jika aku tak salah, hampir tiga jam lamanya hujan turun, dan hampir tiga jam kami berpelukan menahan dingin.

Setelah hujan reda, kami membuka ransel masing-masing. Tujuan utamanya adalah mencari pakaian tebal, sebab jaket kami sudah basah kuyup. Seluruh pakaian bawaan Anisa basah kuyup, aku hanya punya satu jaket parasut di ransel. Anisa minta aku meminjamkan jakaetku. Aku setuju. Tapi apa yag terjadi ? wow…Anisa dalam suasana dingin itu membuka seluruh pakaiannya guna diganti dengan yang agak kering. Mulai dari jaket, T. Shirt nya, BH nya, wah aku melihat seluruh tubuh Anisa. Dia cuek saja, payudaranya nampak samar-samar dalam gelap itu. Tiba-tiba dia memelukku lagi.

“Dingin banget” katanya. “Terang dingin , habis kamu bugil begini” jawabku.
“Habis bagaimana? basah semua, tolong pakein aku jeketmu dong ?” pinta Anisa.

Aku memakaikan jaket parasut itu ketubuh Anisa. Tanganku bersentuhan dengan payudaranya, dan aku berguman

” Maaf Nisa ?”
“Enggak apa-apa ?!”: sahutnya.

Hatiku jadi enggak karuan, udara yang aku rasakan dingin mendadak jadi hangat, entah apa penyebabnya. Anisa merangkulku, “Dingin” katanya, aku peluk saja dia erat-erat. ” Hangat bu ?” tanyaku ” iya, hangat sekali, yang kenceng dong meluknya ” pintanya. Otomatis aku peluk erat-erat dan semakin erat.
Aneh bin ajaib, Anisa tampak sudah berkurang merasakan kedinginan malam itu, seperti aku juga. Dia meraba bibirku, aku reflex mencium bibir Anisa. Lalu aku menghindar. “Kenapa?” tanya Anisa

” Maaf Nisa ? ” Jawabku.
” Tidak apa-apa Rangga, kita dalam suasana seperti ini saling membutuhkan, dengan begini kita saling bernafsu, dengan nafsu itu membangkitkan panas dalam darah kita, dan bisa mengurangi rasa dingin yang menyengat.

Kembali kami berpelukan, berciuman, hingga tanpa sadar aku memegang payudaranya Anisa yang montok itu, dia diam saja, bahkan seperti meningkat nafsu birahinya. Tangannya secara reflek merogoh celanaku kedalam hingga masuk dan memegang penisku. Kami masih berciuman, tangan Anisa melakukan gerakan seperti mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku. Tanganku mulai merogoh ‘Ms. Veggy’nya Anisa, astaga ! dia rupanya sudah melepas celana dalamnya sedari …
tadi.Karena remang-remang aku sampai tak melihatnya. ‘Ms. Veggy’nya hangat sekali bagian dalamnya, bulunya lebat.
Anisa sepontan melepas seluruh pakaiannya, dan meminta aku melepas pula . Aku tanpa basa basi lagi langsung bugil. Kami bergumul diatas semak-semak, kami melakukan hubungan badan ditengah gelap gulita itu. Kami saling ganti posisi, Anisa meminta aku dibawah, dia diatas. Astaga, goyangnya!! Pengalaman banget dia ? kan belum kawin ?

” Kamu kuat ya?” bisiknya mesra.
” Lumayan sayang ?!” sahutku setengah berbisik.
” Biasa main dimana ?” tanyanya
“Ada apa sayang?” tanyaku kembali.
” Akh enggak” jawabnya sambil melepas ‘Ms. Veggy’nya dari ‘Mr. Penny’ku, dan dengan cekatan dia mengisap dan menjilati ‘Mr. Penny’ku tanpa rasa jijik sedikitpun.

Anisa meminta agar aku mengisap payudaranya, lalu menekan kepalaku dan menuntunnya ke arah ‘Ms. Veggy’nya. Aku jilati ‘Ms. Veggy’ itu tanpa rasa jijik pula. Tiba-tiba saja dia minta senggama lagi, lagi dan lagi, hingga aku ejakulasi.

Aku sempat bertanya, “Bagaimana jika kamu hamil ?”

” Don’t worry !” katanya.

Dan setelah dia memebersihkan ‘Ms. Veggy’nya dari spermaku, dia merangkul aku lagi. Malam semakin larut, hujan sudah reda, bintang-bintang di langit mulai bersinar. Pada jam 12 tengah malam, bulan nampak bersinar terang benderang. Paras Anisa tampak anggun dan cantik sekali. Kami ngobrol ngalor-ngidul, soal kondom, soal sekolah, soal nasib guru, dsb. Setelah ngobrol sekian jam, tepat pukul 3 malam, Anisa minta bersetubuh denganku lagi, katanya nikmat sekali ‘Mr. Penny’ku. Aku semakin bingung, dari mana dia tahu macam-macam rasa ‘Mr. Penny’, dia kan belum nikah ? tidak punya pacar ? kata orang dia lesbi.

Aku menuruti permintaan Anisa. Dia menggagahi aku, lalu meminta aku melakukan pemanasan sex (foreplay). Mainan Anisa bukan main hebatnya, segala gaya dia lakukan. Kami tak peduli lagi dengan dinginnya malam, gatalnya semak-semak. Kami bergumul dan bergumul lagi. Anisa meraih tanganku dan menempelkan ke payudaranya. Dia minta agar aku meremas-remas payudaranya, lalu memainkan lubang ‘Ms. Veggy’nya dengan jariku, menjilati sekujur bagian dagu. Tak kalah pula dia mengocok-ngocok ‘Mr. Penny’ku yang sudah sangat tegang itu, lalu dijilatinya, dan dimasukkannya kelubang vaginanya, dan kami saling goyang menggoyang dan hingga kami saling mencapai klimaks kenikmatan, dan terkulai lemas.

Anisa minta agar aku tak usah lagi menyusul kelompok yang terpisah. Esoknya kami memutuskan untuk berkemah sendiri dan mencari lokasi yang tak akan mungkin dijangkau mereka. Kami mendapatkan tempat ditepi jurang terjal dan ada goa kecilnya, serta ada sungai yang bening, tapi rimbun dan nyaman. Romantis sekali tempat kami itu. Aku dan Anisa layaknya seperti Tarzan dan pacarnya di tengah hutan. Sebab seluruh baju yang kami bawa basah kuyup oleh hujan.

Anisa hanya memakai selembar selayer yang dililitkan diseputar perut untuk menutupi kemaluannya. Aku telanjang bulat, karena baju kami sedang kami jemur ditepi sungai. Anisa dengan busana yang sangat minim itu membuat aku terangsang terus, demikian pula dia. Dalam hari-hari yang kami lalui kami hanya makan mi instant dan makanan kaleng.

Tepat sudah tiga hari kami ada ditempat terpencil itu. Hari terakhir, sepanjang hari kami hanya ngobrol dan bermesraan saja. Kami memutuskan esok pagi kami harus pulang. Di hari terakhir itu, kesmpatan kami pakai semaksimal mungkin. Di hari yang cerah itu, Anisa minta aku mandi bersama di sungai yang rimbun tertutup pohon-pohon besar. Kami mandi berendam, berpelukan, lalu bersenggama lagi. Anisa menuntun ‘Mr. Penny’ku masuk ke ‘Ms. Veggy’nya. Dan di menggoyangkan pinggulnya agar aku merasa nikmat. Aku demikian pula, semakin menekan ‘Mr. Penny’ku masuk kedalam ‘Ms. Veggy’nya. Video Bokep Jepang

Di atas batu yang ceper nan besar, Anisa membaringkan diri dengan posisi menantang, dia menguakkan selangkangngannya, ‘Ms. Veggy’nya terbuka lebar, disuruhnya aku menjilati bibir ‘Ms. Veggy’nya hingga klitoris bagian dalam yang ngjendol itu. Dia merasakan nikmat yang luar biasa, lalu disuruhnya aku memasukkan jari tengahku ke dalam lubang ‘Ms. Veggy’nya, dan menekannya dalam-dalam. Mata Anisa merem melek kenikmatan. Tak lama kemudian dia minta aku yang berbaring, ‘Mr. Penny’ku di elus-elus, diciumi, dijilati, lalu diisapnya dengan memainkan lidahnya, Anisa minta agar aku jangan ejakulasi dulu,

“Tahan ya ?” pintanya. ” Jangan dikeluarin lho ?!” pintanya lagi.

Lalu dia menghisap ‘Mr. Penny’ku dalam-dalam. Setelah dia enggak tahan, lalu dia naik diatasku dan memasukkan ‘Mr. Penny’ku di ‘Ms. Veggy’nya, wah, goyangnya hebat sekali, akhirnya dia yang kalah duluan. Anisa mencubiti aku, menjambak rambutku, rupanya dia ” keluar”, dan menjerit kenikmatan, lalu aku menyusul yang “keluar” dan oh,,,,oh…oh….muncratlah air maniku dilubang ‘Ms. Veggy’ Anisa.

“Jahat kamu ?!” kata Anisa seraya menatapku manja dan memukuli aku pelan dan mesra. Aku tersenyum saja. ” Jahat kamu Rangga, aku kalah terus sama kamu ” Ujarnya lagi. Kami sama-sama terkulai lemas diatas batu itu.

Esoknya kami sudah berangkat dari tempat yang tak akan terlupakan itu. Kami memadu janji, bahwa suatu saat nanti kami akan kembali ke tempat itu. Kami pulang dengan mengambil jalan ke desa terdekat dan pergi ke kota terdekat agar tidak bertemu dengan rombongan yang terpisah itu. Dari kota kecil itu kami pulang ke kota kami dengan menyewa Taxi, sepanjang jalan kami berpelukan terus di dalam Taxi. Tak sedikitpun waktu yang kami sia-siakan. Anisa …
menciumi pipiku, bibirku, lalu membisikkan kata

” Aku suka kamu ” Aku juga membalasnya dengan kalimat mesra yang tak kalah indahnya. Dalam dua jam perjalanan itu, tangan dan jari-jari Anisa tak henti-hentinya merogoh celana dalamku, dan memegangi ‘Mr. Penny’ku. Dia tahu aku ejakulasi di dalam celana, bahkan Anisa tetap mengocok-ngocoknya. Aku terus memeluk dia, pak Supir tak ku ijinkan menoleh kami kebelakang, dia setuju saja. Sudah tiga kali aku ” keluar” karena tangan Anisa selalu memainkan ‘Mr. Penny’ku sepanjang perjalanan di Taxi itu.

” Aku lemas sayang ?!” bisikku mesra
” Biarin !” Bisiknya mesra sekali. ” Aku suka kok !” Bisiknya lagi.

Tidak mau ketinggalan aku merogoh celana olah raga yang dipakai Anisa. Astaga, dia tidak pakai celana dalam. Ketika jari-jari tanganku menyolok ‘Ms. Veggy’nya, dia tersenyum, bulunya ku tarik-tarik, dia meringis, dan apa yang terjadi ? astaga lagi, Anisa sudah ‘keluar’ banyak, ‘Ms. Veggy’nya basah oleh semacam lendir, rupanya nafsunya tinggi sekali, becek banget. Tangan kami sama-sama basah oleh cairan kemaluan.

Ketika sampai di rumah Anisa, aku disuruhnya langsung pulang, enggak enak sama tetangga katanya. Dia menyodorkan uang dua lembar lima puluh ribuan, aku menolaknya, biar aku saja yang membayar Taxi itu. Lalu aku pulang.Hari-hari berikutnya di sekolah, hubunganku dengan Anisa guru biologiku, nampak wajar-wajar saja dari luar. Tapi ada satu temanku yang curiga, demikian para guru. Hari-hari selanjutnya selalu bertemu ditempat-tempat khusus seperti hotel diluar kota, di pantai, bahkan pernah dalam suatu liburan kami ke Bali selama 12 hari.

Ketika aku sudah menyelesaikan studiku di SLTA, Anisa minta agar aku tak melupakan kenangan yang pernah kami ukir. Aku diajaknya ke sebuah Hotel disebuah kota, yah seperti perpisahan. Karena aku harus melanjutkan kuliah di Australia, menyusul kakakku. Alangkah sedihnya Anisa malam itu, dia nampak cantik, lembut dan mesra. Tak rela rasanya aku kehilangan Anisa. Kujelaskan semuanya, walau kita beda usia yang cukup mencolok, tapi aku mau menikah dengannya.

Anisa memberikan cincin bermata berlian yang dipakainya kepada aku. Aku memberikan kalung emas bermata zamrud kepada Anisa. Cincin Anisa hanya mampu melingkar di kelingkingku, kalungku langsung dipakainya, setelah dikecupinya. Anisa berencana berhenti menjadi guru, “sakit rasanya” ujarnya kalau terus menjadi guru, karena kehilangan aku. Anisa akan melanjutkan S2 nya di USA, karena keluarganya ada disana. Setelah itu kami berpisah hingga sekian tahun, tanpa kontak lagi.

Pada suatu saat, ada surat undangan pernikahan datang ke Apartemenku, datangnya dari Dra. Anisa Maharani, MSC. Rupanya benar dia menyelesaikan S2 nya.Aku terbang ke Jakarta, karena resepsi itu diadakan di Jakarta disebuah hotel bintang lima. Aku datang bersama kakakku Rina dan Papa. Di pesta itu, ketika aku datang, Anisa tak tahan menahan emosinya, dia menghampiriku ditengah kerumunan orang banya itu dan memelukku erat-erat, lalu menangis sejadi-jadinya.

“Aku rindu kamu Rangga kekasihku, aku sayang kamu, sekian tahun aku kehilangan kamu, andai saja laki-laki disampingku dipelaminan itu adalah kamu, alangkah bahagianya aku ” Kata Anisa lirih dan pelan sambil memelukku.

Kamu jadi perhatian para hadirin, Rina dan Papa saling tatap kebingungan. Ku usap airmata tulus Anisa. Kujelaskan aku sudah selesai S1 dan akan melanjutkan S2 di USA, dan aku berjanji akan membangun laboratorium yang kuberi nama Laboratorium “Anisa”. Dia setuju dan masih menenteskan air mata.

Setelah aku diperkenalkan dengan suaminya, aku minta pamit untuk pulang, akupun tak tahan dengan suasana yang mengharukan ini. Setelah lima tahun tak ada khabar lagi dari dia, aku sudah menikah dan punya anak wanita yang kuberi nama Anisa Maharani, persis nama Anisa. Ku kabari Anisa dan dia datang kerumahku di Bandung, dia juga membawa putranya yang diberi nama Rangga, cuma Rangga berbeda usia tiga tahun dengan Anisa putriku. Aku masih merasakan getaran-getaran aneh di hatiku, tatapan Anisa masih menantang dan panas, senyumnya masih menggoda. Kami sepakat untuk menjodohkan anak kami kelak, jika Tuhan mengijinkannya.

-Kisah Taro – Perselingkuhanku Dengan Istri Tetangga

TAROSLOT Perselingkuhanku Dengan Istri Tetangga, Aku seoarang karyawan swasta umurku 28 tahun namaku Dante, aku orangnya supel mudah bergaul dgn siapa saja, dilingkunganku bekerja aku mendapat perhatian karena badanku yg atletis dgn postur tubuh tinggi 171 cm berat 69 kg masih single, tidak susah untuk mencari teman apalagi teman kencan hehe.

Ada salah satu wanita yg menyita perhatianku saat akau bekerja yaitu namanya Nisa, dgn sifat yg luwes dan kalau Website Judi Online 303 diajak ngobrol enak, dia ditempatkan oleh pimpinannya sebagai marketing, duklu dia satu bagian dgnku.

Awal tahun yg lalu Nisa melangsungkan pernikahannya dgn seorang teman kuliahnya. Walaupun sekarang sudah menikah, Nisa tetap seperti yg dulu, luwes dan anggun. Walaupun postur tubunya bukanlah tipe seorang yg bertubuh tinggi dan langsing, tapi dia memiliki kharisma tersendiri.
dgn kulit yg putih, payudara sekitar 35b serta betis yg indah, senyumnya yg menawan, tidak mengherankan bila menjadi perhatian para lelaki. Kedekatan diriku dgn Nisa berawal sejak dia bekerja pada bagian yg sama dgnku 3 tahun yg lalu.

Sejak dia pindah bagian (lantai berbeda walaupun dalam satu gedung) dan menikah, aku jadi jarang sekali bertemu. Agen Judi Slot Pulsa Paling hanya berbicara melalui telepon atau saling kirim e-mail. Kami sering bercakap-cakap mengenai kDanter dan kadang-kadang menjurus ke hal yg pribadi.
Karena Nisa kadang-kadang berkeluh kesah mengenai masalah-masalah kantor, yg sering membuat pikirannya cemas. Dan hal itu terbawa dalam keluarga. Rasa cemas Nisa terkadang memang berlebihan, yg membuat sampai awal tahun 2005 ini belum ada tanda-tanda bahwa dirinya hamil.
Setiap ada anggota keluarga atau temannya yg bertanya mengenai hal itu, menambah gundah dirinya. Segala upaya termasuk konsultasi kepada dokter sudah dilakukan, tetapi hasilnya tetap nihil. Rasa cemas dan bersalah timbul pada diri Nisa, karena selalu menjadi bahan pertanyaan khususnya dari pihak keluarga.

Aku sering kali memberi semangat dan dukungan kepadanya untuk selalu belajar menerima apa adanya dalam situasi apapun. Bila ada sesuatu pikiran yg membuat gundah Nisa, aku selalu dapat membuat dirinya lupa dgn masalahnya.

Aku selalu dapat membuat dirinya tertawa, dan terus tertawa. Pernah suatu ketika, Nisa tertawa sampai berlutut dilantai sambil memegang perutnya karena tertawa sampai keluar air mata dan sakit perut!! Suatu hari (aku lupa persisnya) minggu ke 2 di bulan Februari 2016 yg lalu, Nisa menelponku melalui HP. Pada saat itu aku baru saja sampai di rumah, setelah seharian bekerja. Haloo Nitaa.. Lagi dimana lu Tumben nih malem-malem nelpon, hehehehe.. kataku kemudian. Lagi di rumaah.
Lagi bengong-bengong, laper and cuapek buanget nih, tadi gw ada meeting di Kuningan (jalan kuningan-Jakarta) dari siang, lu sendiri masih dikDanter kata Nisa kemudian. Nggak laah, baru aja sampai di rumah. Eh, lu dirumah bengang-bengong ngapain sih Emang di rumah lu kaga ada beras, sampai kelaperan gituh candaku kemudian. Disana Nisa terdengar tertawa renyah sekali, Hehehehe..
Emang benar-benar nih anak!! gw capek karena kerja! Terus belum sempet makan dari pulang kantor!! Ooo, Agen Judi Online Wallet gitu. gw kira lu capek karena jalan kaki dari kuningan ke rumah! kataku kemudian. Eee, enak aja!! Ntar betis gw besar sebelah gimana Lhaa kan, tadi gw bilang jalan kaki, bukan ngangkat sebelah kaki terus loncat-loncat Kenapa betis lu bisa besar sebelah Disana Nisa hanya bisa tertawa, mendengar kata-kataku tadi. Sudah lu istirahat dulu Nit, jangan lupa makan, mandi biar wangi.

Seharian kan sudah kerja, capek, ntar kalau lu dikerjain ama laki lu gimana, sementara sekarang aja lu masih capek aku bicara seenaknya saja sambil meneguk minuman juice sparkling kesukaanku. Kalau itu mah laeen.. gw enjoy aja!! Nggak usah mandi dulu laki gw juga tetep nempel.
Lagian sekarang laki gw nggak ada, kok. Lagi ke Australia.. kata Nisa kemudian. Ke Autralia Wah, enak amat! Gini hari jalan-jalan kesono sendirian, lu kok kaga ikut Ngapain Nit, beli kangguru ya tanyaku seenaknya. Eh, ni anak dodol amat sih!! Urusan kantornya lah!! kata Nisa sengit, sementara aku hanya cekikikan mendengar Nisa berkata sengit kepadaku. So anyway, seperti pertanyaan gw tadi, lu tumben Nit, malem-malem gini telepon. Baru kali ini kan tanyaku. Iya, gw mau ngobrol aja ama lu.

Abis disini sepi.. nggak ada yg bisa diajak ngomong lalu Nisa menceritakan apa-apa saja yg menjadi pembicaraan dalam meeting tadi. Seperti biasa, aku diminta pendapat dalam masalah kDanter yg sedang ditangani, dalam sudut pandang aku tentunya.
Tak terasa, kami berbicara sudah satu setengah jam yg kemudian kami berniat mengakhiri, dan berjanji akan di teruskan esok harinya di kantor. Sebelum aku menutup telepon, tiba-tiba Nisa menanyakan sesuatu kepadaku, Eh, gw mau tanya dikit dong, boleh nggak Tapi kalau lu nggak mau jawab, nggak apa-apa.. Apa tanyaku kemudian. Maaf Nto, kalau gw boleh tanya, Hmm..
Lu pernah ML nggak. Mendengar pertanyaan seperti itu aku sedikit kaget, karena walaupun pembicaraan aku dan Nisa selalu apa adanya dan kadang bersifat pribadi, tapi belum pernah seperti ini. Ngg, pernah.. Kenapa Dintanyaku ingin tahu. Nggak, cuma tanya doang.. Lu pertama kali ML kapan, pasti ama cewe lu yah tanya Nisa.

gw pertama kali ML waktu SMA, sama teman bukan ama cewe gw, lu sendiri kapan Mendengar jawaban ku tadi Nisa langsung berkata, gw sih, waktu kuliah. Itu juga setelah TA, sama Randy (suaminya). Rasanya gimana Nto, ML pertama kali tanya Nisa.
Lhaah, lu sendiri waktu ML pertama kali gimana. Awalnya sih, sakit. Tapi enak juga.. Hehehe. Abis Waktu itu Randy buru-buru amat. Maklum waktu itu kami takut ketauan… Emang lu ML dimana, di kantor RW Hahaha, nggak lah!! gw lakuin di ruang tamu rumah gw sendiri. Waktu itu lagi nggak ada orang lain. Pembantu gw juga lagi keluar rumah Wah, ternyata waktu gw ke rumah lu kemarin, gw nggak sangka duduk di sofa yg pernah digunain untuk perang antar kelamin.
Nisa hanya tertawa mendengar celotehanku itu. Kemudian kami saling bercerita mengenai pengalaman kami masing-masing, sampai dgn masalah posisi yg paling disukai dan yg tidak disukai dalam berhubungan intim.

Kami juga sama-sama bercerita kalau kadang-kadang melakukan masturbasi apabila keinginan sudah menggebu dan tidak tertahankan. Wah, Nto.. kalau lu abis mastur, jangan dibuang sembarangan dong, kasiankan, anak lu pada teriak-teriak di got.

Mending lu bungkus terus kirim ke gw aja, kali-kali bermanfaat Emang lu mau sperma gw, bawanya gimana Dibungkus Kaya bawa nasi rendang! Kirim lewat apa dong Mending langsung tuang ke lu langsung. Praktis dan nyaman, hehehehe. Week, mengharap amat! Lu yg nyaman, tapi gw yg nggak aman!! Nggak, gw cuma mau sperma lu aja celetuk Nisa dgn sengit. Sudah ah, gw mau mandi dulu terus tidur, besok kita kan masih kerja.. kata Nisa kemudian.
Setelah itu kami sama-sama berpamitan untuk menutup telepon. TGF (Thanks God is Friday), hari itu aku melakukan seperti biasanya. Walaupun aku terasa mengantuk, tapi aku senang dan bekerja dgn semangat sekali karena besok dan lusa libur.

Seperti janji semalam, aku makan siang dgn Nisa untuk melanjutkan pembicaraan masalah kDanter yg sedang dihadapinya. Aku dan Nisapun berangkat bersama, menuju restoran yg menyajikan masakan Thailand di bilangan Jakarta Selatan.

Baca Juga: Cerita Seks Adinda Siswi Yang Kuperkosa
Sepanjang perjalanan dan di tempat tujuan pembicaraan kami hanya berkisar masalah pekerjaan yg serius, Judi Online Terpercaya 303 sekali-kali bercanda dan tertawa. Tidak ada satupun topik yg mengungkit-ungkit pembicaraan akhir di telepon semalam. Sampai pada saat kami diperjalanan pulang, kami hanya diam seribu bahasa.

Mungkin karena Nisa masih mengingat pembicaraan yg tadi dibicarakan. Kalau aku sih, sedang mengingat-ingat rencana apa yg akan dilakukan liburan nanti. Entah apa yg ada di benak Nisa, mungkin pusing liat kemacetan lalu lintas yg sedang dihadapi, maklum dia yg jadi sopir. Sementara aku bersantai-ria disampingnya sambil mendengarkan lagu slow R&B.
Kenapa sih, kok ngelirik gw terus kata aku tiba-tiba, karena aku perhatikan dari sudut mataku, Nisa sering melirik ke arah aku. Ge-Er aja sih lu gw cuma liatin jalan, bukan liat lu! Jalan kan macet, jadi gw bingung mau ambil arah mana celetuk Nisa. Weleh, muka liat jalan, kok biji mata lu ke arah gw Emang, tampang gw kaya pengamen yah. Nisa tertawa mendengar celotehan aku tadi.


Kemudian dia berkata, Nto, lu benar mau kirimin ke gw. Kirimin apa sih. Itu-tu, .. Pembicaraan kita semalem.. kata Nisa. Tentang mastur.. Aku langsung memalingkan wajahku ke Nisa, bingung Mastur Ooo, yg itu.

Emang kenapa sih DinLu emang ingin benih gw. Sebenernya bukan itu, gw cuma ingin punya anak doang. Cuma gw bingung harus gimana Mungkin sekarang belum rezeki lu, kali Nit. Lu jangan nyerah gitu donk! Suatu saat nanti, kalau rezeki lu sudah dateng, pasti juga dapet kok.
Sabar ajah, ya Dinkataku. Jadi maksudnya, lu nggak mau kasih kesempatan ke gw Maaf ya, Nto Bukannya gw sudah kehilangan akal sehat, gw cuma mau tes aja. gw tahu lu orangnya bisa dipercaya. Apapun yg terjadi nanti, gw percaya lu nggak berubah memandang diri gw. Tetep bisa jadi teman gw. Makanya gw perlu lu. Wah Nita, kalau nanti hamil beneran gimana Serem aja kalau sampai ketauan.
gw kan, jadi nggak enak ama keluarga lu. Biarin aja, itung-itung sebagai bukti kalau gw bisa hamil!. Setelah Nisa berkata tadi aku berpikir, si Nisa gila juga nih, pikirku. Aku tahu, kami memang sama-sama dekat, tapi hanya sebatas teman biasa.
Aku hanya takut, nanti setelah kejadian, salah satu dari kami bisa muncul perasaan berbeda. Walupun Nisa percaya aku tidak seperti itu, tetap saja aku ragu. Memang aku tidak memungkiri, ingin sekali tidur dgnnya.

Tapi perasaan itu aku tahan, karena bisa merusak hubungan kami nantinya. Paling kalau sudah tidak terbendung, ujungnya hanya masturbasi. Aku memang doyan sekali dgn yg namanya sex. Tapi aku tidak mau obral cinta demi sex semata. Oleh sebab itu, permintaan Nisa ini bisa saja mengubah suasana.

Tapi setelah aku pikir-pikir, apa salahnya aku coba. Toh, dari dulu memang aku ingin sekali melihat lekuk tubuhnya.. gimana To, bisa nggak kata Nisa tiba-tiba yg membuyarkan lamunanku. Bisaa.. Ya pasti gw bisa aja dong! Wong enak kok, main perang-perangan.
Heh, enak aja! Kata sapa lu, kita ML gw kan cuma bilang minta sperma lu Bukan berarti kita main sex! Dan gw minta kita bersikap obyektif yah, ingat gw sudah punya keluarga. Jadi kita nggak nge-sex Gimana caranya Emang lu mau minum sperma gw, yg ada sih lu cuma kenyg, bukannya bunting! kataku mulai bingung. Website Judi Bola 303 Hush, jijik ah, omongan lu.

Gimana caranya lu hanya keluarin sperma lu nanti, terus langsung masukin ke punya gw. Waah, susah amat proyeknya! Tapi okelah, kita coba aja yah akupun menyggupi, karena aku berpikiran, akan berusaha paling tidak bisa melihat bentuk tubuhnya yg membuat penasaran selama ini.
Kemudian dalam pembicaraan selanjutnya, kamipun sepakat untuk bertemu esok harinya di salah hotel bintang 3 di arah yg berbeda dgn daerah rumah kami di wilayah Jakarta selatan. Hari Sabtu pun tiba. Setelah istirahat yg cukup, pagi-pagi sekali aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya untuk tujuanku nanti.

Setelah aku tiba di hotel tersebut, aku langsung check-in. Kemudian menunggu di kamar hotel setelah sebelumnya aku memberitahu Nisa bahwa aku sudah sampai. Lama sekali Nisa tidak muncul, sudah hampir 3 jam aku menunggunya sambil menonton acara music di TV kamar.
Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, ketika tiba-tiba ada ketukan halus dari pintu kamarku. dgn berdebar-debar akupun bergegas mengintip dari pintu, ternyata Nisa! Ketika aku bukakan pintunya, Nisa langsung bergegas masuk meninggalkan aku di depan pintu sambil terbengong-bengong.


Hari itu Nisa menggunakan kaus hitam berkerah rendah dilapisi dgn bleser coklat tua, dgn rok berbahan kulot bercorak coklat tua. Begitu sudah di dalam Nisa langsung membuka blesernya yg ternyata memperlihatkan kausnya berlengan buntung.
Menambah kontras dgn warna kulitnya yg putih bersih. Sementara aku hanya menggunakan T-Shirt dan bercelana pendek. Kemudian dia duduk di tepi tempat tidur, menghadap ke TV. Kenapa sih lu, bengong gitu liatin gw kata Nisa.

Nggak, cuma heran aja sama lu, masuk ke dalam tanpa ngomong, buka bletser terus duduk nonton TV Siapa yg mau nonton, gw kan cuma baru dateng. Sori, yah, gw nggak nyapa lu dulu. Malah nyelonong masuk. Terus terang gw bingung, jantung gw deg-degkan nih kata Nisa.
Akupun menyadari suasana seperti itu, kemudian aku menawarkan minum kepada Nisa untuk mengendurkan suasana yg kaku. Setelah aku membuatkan teh yg diminta Nisa, akupun duduk di bawah sambil bersandar ke tempat tidur. Nisa yg berada didekatku meminum teh suguhanku sambil tetap duduk di pinggir tempat tidur.
Posisi ini membuat aku bisa mudah memperhatikan lekuk kakinya yg bagus, yg sejak dulu aku kagumi, karena tepat berada di samping mukaku. Putih bersih tanpa noda. Sekali kali aku membuka pembicaraan dgn topik yg umum saja. Maksud aku hanya untuk mengendurkan suasana, dan ternyata aku berhasil.

Aku dapat melihat bahwa Nisa sudah dapat rilex dgn susasana ini karena dapat menimpali pembicaraanku dgn cepat dan sekali-sekali tertawa mendengar celotehanku. Setelah Nisa minum teh, dia berdiri dan meletakkan gelasnya di atas meja di samping TV, kemudian duduk dibawah, disamping kananku dgn bersandar pada tempat tidur.
Sambil terus berbicara, aku mencoba memeluk pundaknya dari samping, dan tangan kiriku memegang tangan kirinya. Sambil terus kami berbicara, aku mencoba merasakan kehalusan kulitnya dgn sentuhan-sentuhan halus ujung jariku yg aku lakukan.
Dari pundak aku sentuh turun ke telapak tangannya, silih berganti. Sentuhan-sentuhan lembut yg aku lakukan tidak di pungkiri membuat Nisa terpengaruh, walaupun dia tetap saja berbicara. Terbukti bulu-bulu pada tengkuknya terlihat berdiri, karena ulahku itu.
Ditambah lagi sekali-kali aku mencium pundaknya. Sentuhan tangan kananku yg tadi dgn tangan kiriku menyentuh tanganganya, kini berpindah ke perutnya, sementara tangan kiriku masih memberi sentuhan pada tangan kirinya.

Sentuhan pada perutnya terus beranjak naik, sampai aku menyentuh payudaranya walau masih di balut dgn bra dan kausnya. Lama aku melakukan aksi tersebut sambil memberikan sentuhan dari luar. Kemudian tanganku itu turun kembali kebawah yg kemudian meyusupkan ke dalam kaus Nisa. Sentuhan pada perutnya aku langsung berikan tanpa halangan dari kausnya.
Terus naik ke atas sampai aku menemukan payudaranya yg masih terbungkus payudara. Begitu kenyal dan nikmat sekali rasanya, meremas-remas payudaranya dgn lembut, kemudian aku berusaha mencari-cari putingnya sambil terus meremas lembut serta memberi kecupan pada pundaknya.
Nisa yg sudah mulai merasakan perbuatanku itu sambil memejamkan matanya, sudah terdiam sejak tadi tiba-tiba menepis ulahku itu sambil menarik tanganku dari balik kausnya, Sudah, yah.. kemudian dia mengecup bibirku, yg di jawab dgn lumatanku sambil terus memberi sentuhan. Kali ini yg manjadi sasaranku adalah kakinya, karena posisi Nisa agak sedikit miring ke arah aku. Sedikit demi sedikit tanganku meraba, dan menyentuh kakinya sampai aku menyusupkan dibalik roknya.
Didalam roknya tanganku mulai mencari-cari pangkal pahanya yg masih tertutup dgn celana dalamnya. Rangsangan yg aku berikan mungkin menambah panas suasana, karena Nisa menyambut lumatanku dgn bergairah.

Baca Juga: Cerita Seks Lucu Ngentotnya Sama Tante
Kemudian tanganya mulai meraba-raba gundukan di balik celana pendekku yg sejak dari tadi menegang hebat, yg kemudian aku membimbing tangannya untuk memasukkan ke dalam celanaku. Terus aku melanjutkan aksiku di dalam roknya. Aksinya yg memijat nikmat penisku dari dalam celana, membuat aku bernafsu sekali.

Akupun menyudahi lumatanku dan kecupanku pada lehernya, dan langsung menurunkan kepalaku ke bawah, untuk memberi kecupan dan jilatan kecil pada kedua kakinya. Dari bawah, terus ke arah pangkal kaki, sedikit demi sedikit aku memberi sentuhan, kecupan dan jilatan pada kedua kakinya.
Sampai akhirnya di pangkal kakinya, dgn menyibakkan roknya sedikit demi sedikit, akhirnya aku dapat melihat celana dalamnya yg berwarna coklat yg sangat muda. Akupun lebih bernafsu untuk memberikan jilatan disekitar pangkal pahanya. Begitu aku berniat untuk menurunkan celana dalamnya, Nisa tiba-tiba berdiri dan duduk di pinggir tempat duduk.
Posisi aku yg sudah terlanjur memegang karet CD-nya, malah membuat turun agak kebawah karena Nisa berdiri. Nisa yg tahu hal itu langsung menurunkan roknya dan duduk di samping tempat tidur. Kita jangan sampai ML, yah kata Nisa.

Memangnya kenapa Tuang spermanya gimana Gini aja, gw akan merangsang lu sampai keluar, setelah itu gw masukin punya gw dan tumpahkan sperma gw didalem, gimana Soalnya kalau numpain doang mah, yg enak gw aja dong pintaku kemudian. Sama aja donk kita ML. Nggak lama kok, paling kalau gw sudah nafsu banget kaya gini, paling lama semenit! sergahku. Makanya lu gw buat klimaks dulu, baru gw masukin.

Tapi.. belum sempat Nisa meneruskan aku sudah melumat bibirnya yg seksi itu, sambil tangan kiriku meraba-raba selangkangannya dari balik rok. Terasa basah disitu. Kerena lumatanku dibibirnya dan rangsanganku dari bawah, Nisa merebahkan dirinya diatas kasur dgn posisi kaki yg menjuntai ke bawah tempat tidur.

Akupun masih terus bergerilya, atas-bawah. Kemudian aku menurunkan arah seranganku ke bagian bawahnya. Dari leher, pundak, aku remas payudaranya, terus ke perutnya, sampai dgn aku menyibakkan kembali roknya.
Disitu aku melihat posisi celana dalamnya yg sudah merosot ke bawah, walaupun masih diatas dengkul, tapi sudah memperlihatkan bulu-bulu yg hitam dan halus serta terawat dgn rapi. Untuk beberapa saat aku masih kagum dan takjub dgn pemandangan itu.
Dari posisi di samping Nisa, akhirnya aku memberi sentuhan halus melalui bibir dan kecupanku di sekitar selangkangannya. Sedikit demi sedikit memberi kecupan dan sentuhan, dan terus turun ke kakinya, sampai aku turun dari atas tempat tidur memberi kecupan pada kakinya yg menjuntai kebawah.

Kemudian masih terus mengecup kakinya dari bawah terus ke atas lagi, dan sedikit demi sedikit aku menarik turun celana dalamnya sambil memberi kecupan dan jilatan kecil pada sekujur kaki indahnya yg aku kagumi itu.

Setelah celananya aku lepas, dalam posisi duduk di bawah dan menghadap ke arah selangkangan Nisa, aku membuka kakinya lebar-lebar kemudian dgn meletakkan kedua pahanya di atas pundakku, dan aku langsung melahap vaginanya yg terawat sangat rapih sekali.
dgn kulit bersih, bulu yg halus, vagina yg dimiliki Nisa sangat bagus sekali. yg membuat diriku jadi bernafsu sekali dan ingin sekali menyutubuhinya. Aku melumat vaginanya dgn sangat bernafsu sekali, sampai terdengar erangan lepas Nisa yg sudah tidak tertahankan sambil menggeliat kekiri dan kekanan.
Erangan-erangan Nisa tersebut membuat diriku lupa, dan terus melumat dan menjilat vagina nan indah itu, sambil memberi elusan kepada kedua pahanya dgn kedua tanganku. Elusanku itu kemudian beralih ke atas.
Dari balik kausnya aku memberi sentuhan-sentuhan ke perutnya, sampai akhirnya aku memeras halus kedua payudaranya yg sebelumnya sudah aku keluarkan dari cup yg hanya menutup setengah dari payudaranya.

Remasan halus yg aku berikan memberikan nuansa kenikmatan tersendiri bagiku. Karena selain kulitnya yg sangat halus, ukuran dan kekenyalannya membuat aku makin bernafsu untuk menyetubuhinya. Walaupun aku belum melihat payudaranya secara langsung, karena masih tertutup di balik kaus.
Setelah beberapa menit, tiba-tiba Nisa mengangkat pantatnya tinggi-tinggi dan kedua kakinya menjepit kepalaku ke arah selangkanganku. Sambil setengah teriak yg tertahan Nisa berkata, Nnnto, .. Aku mau keluarr.. Aduhh!! kemudian Nisa mengejang untuk beberapa saat. Aku yg masih terus melahap vaginanya, merasakan ada cairan yg keluar dari dalam vaginanya.
Setelah Nisa terhempas lemas, aku masih saja membersihkan cairan cinta yg keluar dari dalam vaginanya. Setelah itu baru aku merangkak naik sambil menyibakkan kausnya untuk melihat payudaranya, setelah terlihat, aku menjilatinya dgn lahap.

Nisa yg masih keletihan setelah orgasme yg pertama, hanya terlihat pasrah saja. Karena aku sudah sangat bernafsu sekali, aku langsung melepas celanaku. Rotanku yg sudah sangat keras memang sedari tadi sudah membuat aku tidak nyaman. Dalam keadaan Nisa yg pasrah tersebut, Aku langsung memasukkan penisku dalam lubang cinta milik Nisa.

Seret, tapi nikmat sekali. Aduh! Ahh.. desah Nisa sambil memejamkan matanya. Sedikit demi sedikit aku masukkan, kemudian aku tarik sedikit, aku masukkan lagi yg lebih dalam, yg akhirnya aku menyodoknya dalam-dalam sampai mentok dgn pangkal penisku.
Kamipun menyatu, dan keinginan aku tadi untuk menyutubuhinya sudah terpenuhi. Karena desahan-desahan Nisa yg membuat aku sangat bernafsu sekali, sambil memeluk tubuh Nisa yg masih berpakaian lengkap aku segera menggenjot tubuhnya dgn cepat.

Akhirnya dgn hitungan cepat pula, akupun sudah tidak tahan untuk menyemburkan lahar panasku. Aku langsung mendekap Nisa kencang-kencang sambil menekan dalam-dalam penisku ke dalam vaginanya. Ahh, .. gw keluar akupun menyemburkan cairan cintaku di dalam rahim Nisa.
Perasaan nikmat menjalar di dalam tubuhku. Untuk beberapa saat aku masih mendekap tubuh Nisa karena belum mau melepaskan rasa nikmatku itu. Beberapa saat kemudian akupun bergulir terlentang disamping Nisa. Sambil memegang tangannya, akupun berkata, Enak banget punya lu, Nit. Untung lu bukan istri gw.

-Kisah Taro – Desahan Babysitter Ketika Orgasme

TAROSLOT Desahan Babysitter Ketika Orgasme, Aqu pernah kost disebuah rumah mewah di Makassar, pemilik rumah tergolong elite dan termasuk sibuk dgn bisnisnya. sedangkan si isteri kerja disalah satu bank swasta.

Suatu hari sehabis 1 bulan si nyonya melahirkan panggilannya Mbak Wulandari, maka datanglah seorang baby sitter yg melamar pekerjaan sesuai iklan dari koran, sehabis bercakap-cakap dgn Wulandari, maka baby sitter tsb yg bernama Murni diterima sebagai pengasuh bayi mereka.

Aqu pandangi terus itu baby sitter, wah…setelah pakai baju putih kelihatan sexy banget, guratan celana dalamnya tampak samar-samar…. esoknya, dikala aqu mau berangkat kekantor, tiba-tiba ibu kost ku mengenalkan si Murni kepadaqu, sekilas kulihat buah dadanya yg terbungkus bajuputih dibalik BH wow…seru…kira-kira 36 lah..

Si Murni berumur sekitar 30 tahun, sedangkan ibu kost ku (ibunya si bayi gres sekitar 26 tahun, suaminya kira-kira 30 tahun). Bang…tolong ya..ikut awasin rumah alasannya ada penghuni gres ( maksudnya baby sitter) sementara aqu sudah harus masuk kerja lagi, maklum kerja di swasta cutiku melahirkan cuma 1 bulan, ucapnya kepada ku…
Baik Mba, saya jagain lah…Cerita Mesum Seks,Kisah Ngentot Panas,Cerita Dewasa Terbaru , 2018,Kisah Birahi Terbaru,Ngentot Abg Mesum,Cerita Seks Tante Buguil Toket Gede.

setelah sekitar 1 minggu si Murni tinggal di rumah kost bersama aqu dan pemilik rumah, aqu mulai curiga dgn gerak-gerik suami Wulandari beberapa hari terakhir ini, Aqu sering melihat dari sela pintu kamar kost ku,sang suami panggilannya mas Adi suka mencuri pandang tubuh si Murni yg sedang ngurus bayi di Box bayi, tentunya tubuhnya membungkuk posisi hampir nungging sehingga guratan CD nya semakin tampak terang dan bentuk pinggul serta betis yg bikin mupeng semua lelaki, ternyata di usia 30 tahun, si Murni justru bikin gairah lelaki meningkat.

Suatu hari, Wulandari tak pulang, ia tugas ke jakarta untuk 3 hari, mas adi kelihatannya seneng banget ditinggal isterinya, semakin saja ia menggoda si Murni, dan sempat mengelus punggung si Murni sambil berkata ” emh kasihan Mbak ya…kok masih anggun jadi janda…” si Murni cuma menjawab ” ya nasib mas…” sambil tersenyum. aqu terus mengintip dari celah pintu kamar kost ku apa yg dilaqukan mas adi, ia mulai melaqukan jurusnya alasannya sudah ber bulan2 tak ketemu lobang kemaluan Wulandari, maklum hamil besar dan gres melahirkan.

” Mbak Murni anaknya berapa? tanya mas adi, 1 mas…jawab Murni. sudah berapa tahun menjada..? tanya adi lagi, yah sudah 3 tahunan lah mas…. jawab Murni.

Mas Adi duduk di sofa bersahabat box bayi anaknya, sementara tangan kanannya mulai menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spak yg ia gunakan, sementara si Murni masih tetap membungkuk membelakangi mas adi memberi susu botol kepada sang bayi.

Tiba-tiba terdengar suara mas adi memanggil aqu,seakan mengajakku untuk nonton TV menyerupai biasanya, aqu pura-pura tidur dgn pintu tetap ku buka satu senti untuk mengintai apa yg terjadi, kemudian mas Adi manggil si-mbok pembantunya yg sudah diatas 50 tahun, ya…den..kata simbok, bikinkan saya kopi terus mbok tidur aja ya istirahat, ya..den…jawab simbok. sehabis kopi dihidangkan,

keMbali Adi menggosok-gosok batang kemaluannya dibalik training spaknya, aqu terus mengintai dgn lampu kamar yg aqu matikan, sehabis si bayi tertidur, adi ngajak Murni untuk duduk disofa sambil lihat TV, si Murni menolak, malu mas…kata si Murni, gak apa-apa ….kata Adi.

Kamu kan ngerti dong saya sudah 3 bulan tak bersentuhan dgn wMurnita, sini…..ajak adi lagi. dgn ragu-ragu si Murni mulai duduk dilantai bersahabat sofa tempat adi duduk, aqu semakin nilik-nilik mereka, Murni…sususmu kok masih kencang ya…ucap Adi, ah…masa mas, masih manis punya Mbak Wulandari dong…jawab Murni, kenapa mas bilang begitu…? tanya Murni. ah…enggak cuma pingin tau aja bila susu yg sudah pernah di isep bayi berubah bentuk atau tak…? kilah Adi. ya..tergantung perawatan…kata Murni. boleh aqu raba susumu ni…tanya adi. ah…jangan mas…saya kan sudah tua, juga saya malu….jawab Murni.

Aqu mulai yakin pasti jurus si Adi mengena. sini geser duduknya…kata adi, ah…sudah disini saja mas… kata Murni.gak apa-pa…sini… saya penasaran dgn susu yg sudah di isep bayi, pingin lihat…kata adi lagi, jangan mas ah… malu, nanti Mbak Wulandari tau aqu dimarahin… kata Murni, tak ada yg tau, semua sudah tidur. kata adi, kemudian adi menarik lengan si Murni, dan mulai meraba susu Murni dgn halus,si Murni kelihatan berigidig-an, adi terus gencar berusaha memegang susu Murni, sementara Murni terus menangkis tangan adi, dikala si Murni sibuk menangkis tangan adi, aqu melihat kedua paha si Murni yg kadang terkangkang alasannya sibuk menangkis tangan adi, wow…mulus pahanya, aqu mulai jreng juga, alasannya ruang tengah cukup terang sehingga sering banget aqu melihat CD Murni yg berwarna ungu muda, dan gundukan kemaluan dibalik CD yg begitu menggiurkan menciptakan aqu jadi keasyikan nonton dar celah pintu kamar.

Akhirnya si Murni menyerah di tangan Adi, dan membiarkan tangan adi meng-griliya susunya, dan si Murni pun mulai kegelian sehingga pahanya semakin terang kulihat alasannya Murni sudah tak kontrol cara duduknya.

Aqu mulai terangsang melihat tangan adi dibalik baju putih Murni bergerak-gerak, kebayg empuk dan halus susu yg sedang diobok. kemaluan ku mulai tegang, si Murni semakin meringis dgn sesekali membungkukkan punggunya, kegelian. adi mulai memetik kancing baju si Murni, maka terlihat susu si Murni dibungkus BH warna merah jambu alasannya si Murni menghadap kamarku dan Adi dibelakang si Murni. tangan adi kemudian mengeluarkan sebelah susu Murni dari BHnya,

aqu semakin tegang alasannya aqu melihat susu yg begitu mulus, puntingnya coklat muda, bahkan aqu lebih terfokus ke celah paha si Murni yg sudah semakin terang alasannya rok putihnya sudah sediki demi sedikit tersingkap.

kelihatannya si Murni sudah mulai terangsang alasannya aqu melihat pecahan celah kemaluan pada CD si Murni sudah mulai berwarna ungu tua, berarti sudah basah. dikala si Murni agak bergeser duduknya aqu melihat tangan Adi yg kiri memegang kemaluannya yg sudah tegang banget,

sementara tangan kanannya mulai meremas halus susu Murni, kelihatannya adi bukan pemain sex brutal, ia mempermainkan susu si Murni begitu lembut sehingga si Murni mulai mendesah dan tangannya mulai mencengkram tangan Adi yg sedang mengelus susu nya.

Sudah mas…aqu sudah gak tahan…kata si Murni. aqu juga sudah gak tahan Ni…kata si Adi, bantu saya dong Ni…saya pingin keluarkan Sperma yg sudah mengental nih….kata adi dgn nada merayu…jangan mas…aqu gak mau, taqut hamil….kata Murni. tak ni…kita jangan bersetubuh, saya gesek aja ya di antara celana dalam dan kemaluan mu….rayu adi, si Murni pun sudah kelihatan sangat terangsang, tapi ia tak menjawab. sementara aqu sudah semakin tegang aja nih si ujang…dibalik pintu.

Adi hasilnya turun dari sofa, dan duduk disebelah si Murni di atas karpet, tangan adi mulai mengarah ke kemaluan si Murni, keMbali si Murni meronta, jangan mas…nanti aqu gak tahan…kata si Murni, hening aja…nanti kita sama-sama enak…kata Adi sambil mulai mengelus CD pas di kemaluan si Murni , Murni mulai kelihatan kejang-kejang kedua kakinya merasakan nikmat, adi terus mengelus kemaluan Murni dari luar CDnya sementara bibirnya mulai menciumi susu kiri si Murni,

Adegan ini terus berlangsung sekitar hampir 10 menit, kemudian adi melepas training spaknya, dan kelihatan ujang nya si adi yg sudah tegak lurus, tapi si Murni malah membuang pandangannya ke TV, kemudian Adi menyingkap rok putih Murni semakin keatas, dan si Murni direbahkan dikarpet, jangan mas…kata si Murni. nggak kok cuma mau dijepitin diantara CD dan Kemaluan kamu…gak dimasukin kok…kata Adi sambil terus menggosok kemaluannya. janji ya..mas…kata Murni. bener kok saya janji kata Adi, kemudian adi berbaring disebelah kiri si Murni,dan benar saja, adi julai menaiki separuh tubuh Murni dan paha sampai kaki kirinya adi menindih paha dan kaki kiri si Murni dan kemaluan adi diselipkan dari samping CD basahnya Murni bersahabat pangkal paha Murni sementara si Murni tetap terlentang, aqu mulai gak tahan lihatinnya, aqupun mulai meraba-raba kemaluan ku, terus adi mulai mengesek-gesekan kemaluannya diantara CD dan Kemaluan Murni secara perlahan,Cerita Mesum Seks,Kisah Ngentot Panas,Cerita Dewasa Terbaru , 2018,Kisah Birahi Terbaru,Ngentot Abg Mesum,Cerita Seks Tante Buguil Toket Gede.

Murni mulai kelihatan menikmati, sambil mengisap punting susu si Murni yg sebelah kiri dan meremas susu Murni yg sebelah kanan adi terus menggesek kemaluannya dicelah CD dan Kemaluan si Murni, Murni mulai mengerak-gerakkan pinggulnya keatas kebawah mengikuti gerakan Adi, aqu yakin bahwa kelentitnya si Murni sudah tersentuh oleh ujung kemaluan si adi, aqu pun taMbah terangsang melihatnya, aqu mulai mempercepat kocokan tangan di kemaluanku, dadaqu terasa semakin dag-dig-dug….semakin lama si Adi semakin mempercepat gerakannya, terus menggesek kemaluan si Murni dgn kemaluannya yg sudah semakin keras, dan si Murni pun mulai mengeluarkan suara desahannya, mas…mas…mas…aduh geli sekali…mas…. aduuuuh… yummy sekali mas….lirih si Murni, tekan sedikit mas…biar ujung nya kena kemaluanku…..

Adi mulai merubah gerakannya, dari menggesek menjadi agak menekan kemaluan si Murni, tangan kanan si Murni mencengkram tangan adi yg sedang meremas susu kanannya, berarti si Murni sudah begitu menikmati gesek-tekan kemaluan si adi. teruuuus… mas…aqu nikmat sekaaaaali…. desah si Murni.
iyaaa… saya juga Ni….nikmat sekali, punyamu begitu licin dan hangat….adi terus melaqukan gesek-tekan…hingga kurang lebih 15 menit.

Sudah mau keluar…nih…kata si Adi dgn suara tersendat-sendat, jangan keluarkan dulu mas….tahaaaann…tahan….kata si Murni sambil terus menggerakan pinggulnya…..aduuuh…mas…saya mau keluar juga mas…..kata si Murni (maksudnya mau orgasme). mas..masukin sedikit ujungnya….kata si Murni memohon, terus adi agak menaikin lagi tubuh si Murni hampir menindihnya, dan tangan kanannya menuntun kemaluan menuju lubang kemaluan si Murni, dan ah…aaaahh…jangan dimasukin semua mas…aqu lebih geli bila ujungnya saja….kata si Murni.
adi terus menggesek-tekan, dan kelihatan si adi mulai menekan-nekan pantanya dan si Murni semakin bergoyg kekiri dan kekanan dan kadang kala menaikan pinggulnya keatas..lalu Murni mulai agak menjerit kecil…Mas…aqu mau keluar mas….
ya..ya…keluarkan saja ni…biar taMbah licin sahut si Adi…

Tak terasa kemaluan ku juga mulai mengeluarkan cairan kental sedikit diujungnya…. aqu terus menyaksikan tabrakan kemaluan adi di celah antara CD dan Kemaluan si Murni, pinggul Murni semakin cepat bergerak keatas kebawah, bahkan sesekali diangkatnya cukup tinggi…dan…ah..aaaahh…aaaaaaaahhh….mas aqu ke..ke..ke…luaaaaarr…mas ….ah….aduuuuuh…mas yummy sekaliiiiii……
aqu juga ni….aqu juga mau keluar…ni…sambil semakin memepercepat gerakan gesek-geseknya, …aduhh..ni…saya keluar ni….oh…oh…oh….adi menyentak-nyentakkan gesekannya sampai lebih dari 3 kali, aduuuh…mas….hangat sekaliiiii….mas.., gerakan adi mulai semakin pelan dan hasilnya adi tertelungkup diatas tubuh si Murni.

aqupun mulai terasa gatal diujung kemaluan ku…dan akh….croooot…croooot….sperma kupun muncrat ke daun pintu. aqu jadi lemes..dan mulai aqu berbaring di tempat tidurku sambil tetap meMbaygkan sejoli main tabrak gesek.

Sememtara Wulandari belum tiba, kebetulan Adi tugas ke Manado, so…di rumah hanya tinggal siMbok, si Murni, si orok dan aqu.
Saat si orok tidur, aqu coba godain Murni, hem..ehem…Ni…kelihatannya kau kesepian yah..ditinggal Mas Adi…? Tanyaqu. Ah…enggaaaaakk…biasa aja…..jawab Murni sambil agak malu-malu.
Memangnya kenapa Mas….? Tanya balik Murni.
Kelihatannya kau sama mas adi kok semakin mesra sih…? Tanya ku lagi.
Kasihaaannn..mas adi kan sudah lama…eh…maksud saya ditinggal Mbak Wulandari, gak apa-apa kok….jawab si Murni.

Aqu mulai merasa si Murni agak khawatir bila aqu mengetahui affairnya dgn Adi.
Sambil baca majalah dan nonton TV, aqu pandangi tubuh si Murni. Mulai dari kulit lengan, susu, perut, bentuk pinggul, paha dan betis. Wow….memang segar dan cukup bikin mupeng, apalagi alasannya gak ada bos, si Murni gak pake baju Putih Seragam Baby Sitter, ia Cuma pakai baju tidur kulot dan blus bahan katun biasa, jadi aqu bisa melihat kurang terang lekuk tubuh dan baygan bra and CDnya.
Si Murni duduk bersahabat Box bayi sambil menggoyg box, sesekali ia curi pandang kepadaqu menyerupai ada rasa cemas taqut tertangkap berair affairnya. Dia agak gelisah. Dalam pikiranku, baikan di “selok” aja dech…..

Ni, aqu mau pindah kost, kata ku…., lho kenapa mas…..kan Mas adi dan Mbak Wulandari orangnya baik, dan Mas sudah diaqui menyerupai keluarganya, juga ini rumah manis dan harga kost nya katanya kekeluargaan…. Jawab si Murni.
Iya…Ni, tapi aqu gak tahan lihatin kau ama mas Adi, kok bersahabat banget…..kata ku.
Akrab gimana……? Tanya Si Murni agak ketus, ya lah….emang aqu gak tahu bila kau sering tiduran di karpet ama mas adi, dan bila gak salah kau pernah jalan ama mas adi bawa bayi, ya kan….?

Si Murni gelagapan, dan ia langsung berdiri dari duduknya menghampiriku, aqu melihat bentuk perut yg sudah agak kendur tapi malah terkesan sexy, kemudian ia duduk disebelahku. Dia bilang : Mas…tolong jangan bilang Mbak Wulandari, aqu kasihan mas Adi dan aqu juga terpengaruh alasannya aqu sudah lama tak disentuh lelaki, tolong ya mas…. Jawab si Murni memelas. Aqu sementara pura-pura terus baca majalah tapi mata terkadang ngincer-ngincer juga tuh susu yg masih sintal dan kelihatan mulus walau gres tampak separuhnya alasannya tertutup BRA.

Ya…kamu harus ingat Ni, alasannya nila setitik rusak susu dua-dua-nya. Jawabku sambil godain. Yeee si mas, rusak susu sebelanga…ah…jawabnya sambil menyembunyikan malunya.
Ya…dua-dua-nya Ni…..kalau terus di-uwel-uwel mah….jawab ku.
Si Murni mencubit perutku, ah..si mas bisa aja. Nih tak cubit…..hayoooo kapok…!!! Si Murni kayak yg greget campur kesel.
Tapi mas, walaupun bagaimana, aqu belum pernah kok bersetubuh dgn mas Adi, yah….hanya sekedar begitu-begitu aja, yg penting mas Adi bisa “keluar”……bener mas aqu gak bohong. Kata si Murni agak serius.
Lho….sudah apa belum bagi saya gak persoalan Ni, jawab ku.
Mas kok gitu sih….? Jawab si Murni sambil meraba-raba kedua susunya. Belum mas belum rusak nih…jawab si Murni sambil mengusap kedua susunya. Ya….percaya deh….jawabku. sehabis bengong beberapa dikala kemudian :
Ni…pijitin dong bahu saya, tadi saya main golf 18 hole, cukup capek juga…
Weee…maaf ya…aqu bukan tukang pijat kok….jawab si Murni agak sengit.
Yah…sudah gak apa-apa, tapi saya juga bukan tukang yg cendekia nyimpen belakang layar lho…..jawab ku.
Eeeemmmm….si mas ngancam ya…..ya sudah sini, awas bila ngomong Mbak Wulandari…..jawab si Murni.

Aqu duduk di karpet, sementara si Murni berlutut dibelakangku, tangannya mulai pijitin bahu dan bahu pecahan atasku, dan selang beberapa menit, aqu merasa ada yg nempel hangat di punggungku, terasa empuk dan kenyal, aqu tebak aja deh ini pasti perut si Murni, aqu pura-pura gak merasa apa-apa walau sudah sekitar 10 menit. Lalu si Murni bertanya : mas kepalanya mau dipijit gak….., o…ya…iya Ni. Jawab ku, kemudian si Murni memijit kepala ku…wah yummy banget lho Ni. Kamu kok cendekia mijit sih…..
Ah..biasa aja mas jawab si Murni.

Kemudian Aqu merasakan ada yg agak lebih empuk lagi menekan dipunggungku, aqu dah nebak deh…ini pasti pubis si Murni, gundukan daging antara perut dan kemaluan. Dia terus menekan…menekan..semakin terasa hangat dan empuk, aqu merasakan kedua pahanya semakin menempel, ia menekan terus dan aqu agak sedikit membungkuk sehingga punggung ku semakin menekan pubis nya.

Aduh…Ni. Yg dipijit kepala kok yg yummy punggungku ….. terus Ni tekan lagi, kata ku. Ah si mas bisa aja…..mau ditekan lagi? Kata si Murni.
Ya…iya…dong, si Murni terus menekan-nekan pubisnya di punggungku.
Napasnyapun mulai terdengar mendesah, dan pijitan dikepalaqu mulai melemah, tapi pijitan pubis di punggungku semakin terasa kuat.

Apanya yg yummy mas…tanya si Murni. Punggung ku yummy banget Ni, punyamu begitu berdaging dan terasa hangat di punggungku, jawab ku. Sementara si ujang dibalik celana pendek ku mulai menegang dan si Murni secara sengaja terus menekankan pubis nya dipunggung ku.

Aduh Ni. Punyaqu jadi tegang Ni…….mau pegang nih….? Tanya ku.
Manaaaa….tanya si Murni. Nih….sudah mulai keras gara-gara punggung keenakan…. Jawab ku.
Iya…mas, kok tegang ya….tanya si Murni.
Aqu juga gara-gara mas adi jadi sering cepet geli di anu ku. Aqu jadi sering simpel terangsang, padahal sudah tahunan gak begini, kata si Murni.
Ni, pijit aja punya ku…..tapi yg yummy ya….

Tanpa bicara lagi si Murni pindah duduk disebelahku, tangannya mulai masuk kesela celana pendekku, ia mulai meraba-raba dgn lembut kemaluan ku, ah….mulai terasa geli, si Murni meremas pecahan helm kemaluan ku, dipijit-pijit lembut yg menciptakan kemaluanku terasa semakin geli dan nikmat sekali, oh….Ni, yummy banget, teruuuus Ni, desah ku. Tanganku mulai menyusur kebalik Bra si Murni, perlahan ku elus lembut susunya, pelan-pelan ujung jariku menyusur terus sampai kerasa puting susu yg sudah mengeras tapi lembut kulitnya, aqu elus terus susunya, sesekali agak ku remas lembut, si Murni nafasnya mulai agak tersengal-sengal, aduuuuh…mas, sentuhan tangannya kok lembut banget, aqu semakin nikmat mas….terus tangan kanan si Murni membuka kaitan Bra pecahan belakang, dan tangan kirinya masih terus memijit-mijit ujung kemaluan ku.Cerita Mesum Seks,Kisah Ngentot Panas,Cerita Dewasa Terbaru , 2018,Kisah Birahi Terbaru,Ngentot Abg Mesum,Cerita Seks Tante Buguil Toket Gede.

Kemudian ku singkap blusnya dari sekitar perut agar bisa kuraih kedua susunya sementara bra dibukanya pelan-pelan melalui sela-sela lengan bajunya. Wah…benar aja, susunya masih mulus, walaupun sudah agak jatuh, namun kekenyalan dan kelembutan kulitnya masih menyerupai anak-ABG. Ku singkap terus keatas blusnya, punting susu si Murni yg kiri mengarah agak kesamping kiri dan yg kanan agak kesamping kanan, wah ini tanda susu yg masih berkelenjar bagus, walaupun agak turun tapi masih kencang. Isap mas….pinta si Murni, perlahan kuisap lembut puntingnya, mulai dgn isapan perlahan lama-lama isapanku semakin besar lengan berkuasa sehingga si Murni menjerit perlahan Aaaahhh……aduh mas….kok yummy sekali….teruuuus…mas….

Kuisap puntingnya pelan-pelan tapi nyelekit, sampai si Murni terbaring alasannya tak besar lengan berkuasa menahan nikmatnya isapan ku. Dan aqupun meMbaringkan tubuhku di karpet, sementara aqu terus mengisap punting susunya, si Murni mengambil posisi diatas ku dan mulai menempelkan kemaluannya ke kemaluan ku, ia masih mengenakan kulot tipisnya, ia tekan kemaluannya ke kemaluanku, terasa tubuh si Murni agak bergetar dikala ia tekan kemaluannya ke kemaluanku, aqu merasakan begitu empuk dan hangatnya daging kemaluan si Murni, aqu merasakan semakin geli di kemaluanku,

Murni mulai menggerakan pinggulnya sehingga tekanan berubah jadi gesekan-gesekan yg perlahan tapi serasa ujung kemaluanku mulai nyelip dibelahan kemaluannya walaupun masih terbungkus kulot dan CD, tanganku mulai meraba buah pantatnya dgn menyusurkan tangan diantara celana kulotnya, wah…..lembut dan empuk, pantatnya bukan kencang tapi empuk, kulitnya masih halus. Aqu mulai menyelipkan tanganku kesela CD pecahan pantanya, aqu mulai meraba halusnya pantat si Murni, dikala pantatnya ku elus,

si Murni malah semakin menekan tabrakan kemaluannya ke kemaluanku, aqu yakin “G-spot” si Murni disekitar pantatnya, kemudian elusan dipantat si Murni ku coba rubah dgn pijitan-pijitan ujung jari ku, ternyata si Murni semakin terangsang semakin mengesek agak cepat….dan oh….oh….oh….mas….aqu mau keluar mas…….mendengar rintihan si Murni, aqu bantu proses keluar nya si Murni, aqu tekan pantatnya dgn kedua tanganku agar kemaluannya semakin keras menekan kemaluanku, dan aaaaahhh…aaahhh…seeeeepp..seeeppppp…seperti kepedasan makan lombok, maaaasss…..aqu keluar mas…..ah…aaaahhh….si Murni menyerupai setengah menangis, terasa dikemaluanku kemaluannya berdenyut-denyut beberapa kali, sementara ia menekan susu kirinya ke dadaqu, ia terus merintih…mendesah….kemudian denyutan kemaluannya terasa lagi, nyut..nyuut…nyut…
wah si Murni mengalami orgasme panjang nih…pikir ku.

Kemudian sejenak si Murni merebahkan tubuhnya di atas tubuhku, sekitar kira-kira belum semenit, ia mulai menekan-nekan-kan lagi kemaluannya ke kemaluan ku kebetulan kemaluanku masih keras, ia mulai mendesah lagi. Seeeeppp….. seeeppp….. menyerupai orang kepedasan.
Ni, nanti dilihat simBok, kekamar aja yuukkk….ajak ku. Ah tak mas, simBok sudah tidur, lagian ini bayi bila bangun gimana….? Jawab si Murni.
Ya…sudah buka saja celanamu Ni….. perintahku.
Jangan mas….gini aja ya….sementara di selipkan kemaluanku kesela CDnya, dan si Murni masih berposisi di atas ku.

Ketika kemaluanku mulai menyusup disela CD dan kemaluannya, tersa lendir hangat dan licin diujung kemaluanku, ia mulai menggoygkan pinggulnya dan tabrakan pecahan kemaluan yg hangat dan licin mulai merangsang kemaluan ku, aqu merasakan betapa enaknya kemaluan si Murni, tapi disisi kemaluanku terasa agak sakit kena sisi CD nya si Murni, aduh Ni, CDmu sakit nih….

Kemudian ia melepas celana kulotnya dan agak menarik CDnya ke bawah, sedangkan aqu mulai melepas celana pendek dan CDku maka kemaluanku mulai nyaman banget, apalagi ia mengambil posisi menyerupai kodok yg mau loncat, ia mulai lagi menggoygkan pinggulnya perlahan kekiri kekanan..tangan ku mencengkram buah pantatnya dan sesekali kutekan sehingga kemaluanku terasa berada dimuka gawang, kudorong-dorongkan pinggulku naik turun sementara si Murni mengoyg kiri-kanan, variasi goygan semacam ini telah menciptakan rasa geli yg berbeda dgn rasa bila bersetubuh biasa, kemaluan ku semakin keras, kemaluan si Murni terasa semakin berair kuyup, namun berair kuyup yg menciptakan rasa geli dikemaluanku semakin nikmat,

Murni terus bergerak sementara ke dua susunya semakin terasa menggiling dadaqu, kenyalnya hangatnya terasa sekali alasannya T-shirt ku aqu angkat ke leher dan blusnya si Murnipun sudah terangkat sehingga kedua susunya terasa nempel langsung dikulit dadaqu, dan tangan si Murni yg sedang menahan tubuhnya dilantai kemudian berubah memeluk tubuhku, sehingga susunya semakin menekan di dadaqu, gerakan pinggulnya semakin lembut seolah memposisikan titik-titik tertentu dari kemaluannya di kemaluanku, kelihatannya si Murni berusaha agar kelentitnya tergesek oleh ujung kemaluanku. Dia begitu aktif mencari titik-titik kenikmatan dikemaluannya. Kemudian aqu mulai menekan nekan ujung kemaluanku dikala terasa bila sudah berada aMbang lubang nikmat, aqu tak tahan lagi, ingin sekali aqu menancapkan kemaluanku ke kemaluannya. Ni…kamu dibawah Ni…. Pinta ku.
Jangan dulu mas, agar lama nikmatnya, soalnya bila mas di atas pasti mas cepet keluar. Jawabnya dgn kata terputus-putus alasannya napas si Murni menyerupai orang yg sedang aerobic.

Ya…tapi masukan dong Ni. Aqu sudah gak tabah nih….
Iya…iya…tapi pelan-pelan ya mas….biar terasa nikmat. jawab si Murni.
Kemudian si Murni menghentikan gerakan pinggulnya. Dan memposisikan ujung kemaluanku tepat dilubang kemaluan yg licin dan hangat. Dia mulai menekan pinggulnya ke bawah, dan kemaluanku pun perlahan mulai menyusup, perlahan banget si Murni menarik lagi pinggulnya keatas, aqu merasakan tabrakan lubang kemaluan yg halus, licin dan lembut, ia menekan lagi, dan kira-kira sekitar 5 cm kemaluanku masuk, ia tarik lagi pinggunya keatas, aqu mulai penasaran alasannya cara menyerupai ini menyebabkan kenikmatan yg khas banget, gregel-gregel dinding kemaluan si Murni begitu terasa menggelitik alasannya gerakan perlahan seolah-olah kemaluanku meraba-raba tiap mili dinding lubang kemaluan si Murni, aqupun semakin menikmatinya.

Kemudian desahan demi desahan terus keluar dari lisan si Murni, dan……ah…aaaahhh….. pelan-pelan si Murni menekan pinggulnya sampai kemaluanku masuk seluruhnya, kemudian ia tarik lagi pelan-pelan…ditekan lagi…..blessss…lagi kemaluanku masuk, begitu terus berulang-ulang sampai sekitar 15 menit, ah… begitu lembutnya permainan si Murni, sesekali terasa olehku denyutan-denyutan halus didalam kemaluan si Murni yg terasa seolah menjepit-jepit ujung kemaluan ku. Kemudian si Murni memasukan lagi kemaluanku dgn menekan pinggulnya, ia tak lagi menarik pinggulnya keatas, tapi ia tekan terus agak lama sehingga begitu dalamnya kemaluanku tertanam didalam kemaluan hangat si Murni, kemudian denyutan-denyutan kemaluannya…aw..terasa begitu nikmat, cenut-cenut….kemudian ada denyutan panjang yg rasanya begitu menjepit ujung kemaluan ku. Ah..mungkin ini yg disebut empot-empot madura dalam pikirku.
Gaya ML menyerupai ini terus belangsung sampai kurang lebih ¼ jam, aqu benar-benar merasakan nikmat yg gres kali ini kurasakan dibanding dgn kenikmatan dikala ML dgn pacarku.

Diujung lubang kemaluanku mulai terasa geli sekali menyerupai hendak keluar sperma, sementara si Murni terus mengayuh pinggulnya perlahan dan tangan kirinya menarik susunya kearah lisan ku, kemudian kuisap-isap pelan sampai isapan kuat, si Murni mulai tak bisa mengkontrol gerakannya, ia menggoyg semakin cepat…cepat lagi dan hasilnya jeritan kenikmatan si Murni muncul lagi, ia mencapai orgasme lagi alasannya terasa oleh kemaluanku jepitan-jepitan kemaluan dan denyutan-denyutannya yg tak beraturan. Dia mendesah dan menggigit dadaqu, ia orgasme panjang.

Dan dikala kemaluanku dijepit-jepit oleh kemaluan orgasmenya si Murni, aqupun gak tahan, geli sekali dikemaluan ku, sekujur tubuhku terasa geli linu, merinding dan ah…rasanya nikmat sekali, aqu berusaha terus menggerakan pinggulku keatas dan kebawah agar kemaluanku tetap menggesek kemaluan si Murni yg sedang orgasme dan berdenyut-denyut itu,

Murni pun sadar bila aqu mau keluar maka ia langsung mengisap punting susuku dan memainkan ujung lidahnya di punting susuku maka kemaluanku semakin terasa geli sekali dan terasa gatal yg teramat sangat diujungnya seolah ingin digaruk terus oleh pecahan terdalam kemaluan si Murni,

ia semakin aktif mengisap dan memainkan lidahnya di punting susuku dan aqu terus menaik turunkan pinggulku hasilnya aqu pun crot-crot-crot spermaqu muncrat didalam kemaluan si Murni, tanpa sadar si Murni mengaduh keenakan, aduuuuhh…mas…hangat sekali……rintih si Murni, dan aqu merasakn enaknya dikala pertama crot…kemaluan si Murni menjepit, crot kedua kemaluan si Murni berdenyut, dan dikala aqu menekan kemaluan sampai maksimal maka disitulah kenikmatan puncaknya dan tak sadar aqu menarik pinggul si Murni agar kemaluanku menancap semakin dalam dan crot yg terakhir menciptakan tubuhku bergetar-getar sepeti kejang-kejang, dan si Murni yg sedang orgasme aqu teMbak dgn semprotan spermaqu, maka disinilah keinginan kenikmatan yg didaMbakan semua wMurnita, sampai selesai proses semprotan spermaqu, kemaluan si Murni masih terus berdenyut-denyut dan terdengar suara si Murni menyerupai orang menagis, ia benar-benar merasakan orgasme yg luar biasa, begitu juga aqu.

-Kisah Taro – Bercinta Semalaman Di Kereta Api

TAROSLOT Bercinta Semalaman Di Kereta Api, Ini kisah pertama kaliku ML di kereta api. Saat liburan kuliah aku balik ke Jakarta. Untuk bepergian aku lebih memilih naik kereta bisnis karena dekat dengan rumah, kalau naik pesawat malas karena lama dalam perjalanan ke rumah. Karena diminta cepat sampai ke rumah aku naik kereta Taksaka malam.

Tak kusangka aku duduk bersebelahan dengan seorang wanita, menarik pula. Tingginya sekitar 160-170 cm, tubuhnya ramping, sexy, kulitnya putih, rambut lurus sepunggung, dan wajahnya seperti orang Manado. Dia datang duluan, sedang aku datang 5 menit sebelum kereta berangkat. Aku ambil kursi di wilayah tengah. Perlahan aku merapikan barang bawaanku.

Setelah selesai aku duduk dan sesaat kemudian aku berkenalan dengan wanita itu. Aku memperkenalkan namaku terlebih dahulu, sedang dia mengaku bernama Angel dengan suara dan tangannya yang lembut. Angel berpakaian sexy menurutku, bawahannya rok jeans 15 cm di atas lutut, atasannya tank top pink dan cardigan putih. Sexy sekali, tank topnya menutupi payudaranya yang bulat, kira-kira ukuran 32B. Ini ukuran favoritku. Angel memiliki aroma tubuh yang menggoda malam itu.

Kami mulai mengobrol tanpa memperhatikan kereta yang telah melaju kencang. Angel adalah seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Yogyakarta dan baru kuliah dua semester. Kami pun bertukar nomor HP kami. Dia pulang karena belum punya teman banyak di Yogya, dan teman-temannya pulang kampung semua. Angel suka dengan suasana di Yogya yang relatif tenang.

Di tengah pembicaraan, aku baru sadar kalau kedua puting payudara Angel menonjol, rupanya Angel tak memakai bra. Terus terang aku mulai terangsang, membayangkan payudaranya yang OK banget walau tak memakai bra. Ketika kutanya soal cowok, rupanya Angel sudah tak punya cukup lama. Terakhir dia berpacaran, cowoknya menduakan dia hingga Angel trauma, karena dia sungguh menyayangi cowoknya itu. Aku menyayangkan hal itu terjadi, lalu kuberanikan diri menanyakan soal kelanjutannya setelah itu, apakah dia menjadi lesbian. Ternyata Angel memang sempat menjadi lesbian beberapa saat setelah dia putus dan saat itu pula dia merasakan rangsangan seksual pada vaginanya untuk pertama kali dengan dimasuki jari oleh wanita pasangannya.

Pernyataannya sungguh mengejutkanku. Kutanya dia bagaimana hal itu bisa terjadi. Ternyata Angel tak keberatan menceritakannya dengan syarat aku akan merahasiakannya. Tentu saja ini akan kurahasiakan karena terus terang, aku suka padanya.

Ketika itu Angel berpacaran dengan cowoknya sudah 2 tahun. Pada tahun kedua, Angel penasaran dengan sikap cowoknya yang berubah. Akhirnya dia tahu kalau dia diduakan. Menurut Angel dia sudah memberikan segala perhatian pada cowoknya, bahkan setiap minggu mereka selalu petting di kamarnya. Ketika Angel tahu dia diduakan, Angel memutuskan pacarnya. Untuk menghilangkan rasa kesalnya, beberapa hari setelah itu Angel dugem bersama seorang teman wanitanya hingga tanpa disadari mereka mulai terpengaruh alkohol.

Angel pulang ke rumah dan temannya menginap. Sesaat setelah masuk kamar, Angel langsung menanggalkan pakaian dan branya lalu memakai piyama. Demikian pula dengan temannya yang bernama Erika. Angel curhat kepada temannya itu. Tanpa disadarinya, Angel terangsang sebab temannya mengelus-elus putingnya sambil mendengarkannya curhat. Angel membalas dengan meremas-remas payudara temannya yang lebih besar daripada miliknya, yang menurutnya berukuran 34A sedang miliknya hanya 32B.

Perlahan tapi pasti mereka saling berciuman dan saling mengelus-elus puting lawannya. Angel melucuti CD temannya demikian pula sebaliknya, menurutnya pussy temannya gundul sedangkan miliknya rambutnya jarang tak terlalu lebat jadi tak dicukur.

Vagina mereka telah basah, lalu mereka melakukan posisi 69 dengan Erika di atas. Angel menjilati vagina temannya seperti yang dia rasakan saat cowoknya dulu menjilati miliknya. Erika pun tak mau kalah. Mereka berdua mendesah keenakan, sesaat kemudian Angel menjerit kesakitan saat Erika menusukkan jari tengahnya perlahan ke dalam vagina Angel yang masih perawan. Erika perlahan menusukkan jarinya masuk dan perlahan pula Angel merasakan keenakan dan menikmati gerakan jari Erika.

Vaginanya berdarah sedikit, tapi sensasi ini belum pernah Angel rasakan sebelumnya, katanya sungguh nikmat dan membuatnya melayang. Karena keenakan, Angel mengelus-elus putingnya sendiri sambil mendesah-desah keenakan dan Erika sudah berjongkok di depan vagina Angel, menjilati vagina dan menusuk-nusukkan jarinya. Ketika vaginanya berdenyut kencang Angel menjepit kepala temannya dan menekannya ke vagina. Sesudah itu, Angel tidur bersama Erika.

Setelah menceritakan pengalamannya Angel menitikkan air mata, rupanya hal ini mengingatkannya kembali akan kenangan buruknya. Kuberanikan diri untuk menghibur dengan memeluknya, setelah mengangkat sandaran tangan. Angel menangis di dadakku, kuelus-elus rambutnya untuk melegakan hatinya. Tanpa kusadari aku terangsang oleh aroma tubuh Angel yang sungguh menggoda.

Angel mulai tenang. Kuelus-elus pipinya yang mulus. Karena suasana sekitar sudah mulai sepi, kuberanikan diri untuk memeluknya dengan seizin Angel. Angel mengizinkanku, dan kupeluk dia menghadap jendela kereta, yang tertutupi kerai. Kucoba menghiburnya dengan mengatakan bahwa dirinya sungguh cantik, kubisikan di telinganya dan tanganku mengelus-elus perutnya yang rata. Aroma tubuh Angel makin membuatku terangsang, dan kukatakan padanya bahwa aku saat ini terangsang oleh aroma dan keindahan tubuhnya sambil tanganku perlahan meremas-remas payudara dan mengelus-elus putingnya. Lalu kami beradu mata.

Angel lalu memejamkan matanya, ini tanda bagiku bahwa dia ingin kucium. Kuberanikan diriku mencium bibirnya sambil kedua tanganku mengelus-elus putingnya yang mulai mengeras, lalu lidah kami pun beradu. Sesaat kemudian kami melepaskan ciuman kami, dan kami pun saling tersenyum. Selepas Purwokerto, Angel berbisik ke telingaku, dia mengajakku ke kamar mandi. Sesampainya di depan pintu kamar mandi, Angel memberitahuku kalau ia ingin melakukannya di dalam WC ini. Angel masuk dulu, dan baru setelah kulihat keadaan sekitar aman, aku ikut masuk.

Tanpa banyak bicara kumulai saja, Angel merangkulku dan kuciumi bibirnya, lidah kami beradu dan saling sedot. Tanganku masuk ke dalam tank topnya, kuremas-remas boobsnya perlahan dan memainkan putingnya. Ciumanku turun ke lehernya, tanganku menikmati kedua boobsnya, Angel memeluk kepalaku. Sesaat kemudian kutanggalkan cardigan dan kunaikkan tank topnya hingga tampaklah sepasang payudara yang bulat, kencang dan putingnya berwarna cerah, pink serta wajah pemiliknya yang terangsang menggairahkan.

Angel langsung kupeluk dan aku ‘menetek’ padanya. Perlahan kunikmati kedua payudaranya, kujilati putingnya, kusedot-sedot, dan kugigit-gigit lembut. Angel hanya bisa memeluk kepalaku dan mendesah-desah keenakan. Sambil ‘menetek’, aku mengelus-elus pantatnya yang montok dan halus. Saat kujelajahi pantatnya, ternyata Angel memakai CD bikini, yang hanya ditalikan kanan kirinya. Tanganku yang nakal melepaskan temalinya dan kulepaskan lalu kulihat tanda di CD-nya yang basah oleh cairan vaginanya. Langsung aku berjongkok dan meminta Angel mengangkat salah satu kakinya dan meletakkannya di atas kloset.

Tampaklah vagina basah yang berambut jarang. Kukatakan pada Angel bahwa vaginanya sangat sexy hingga langsung kulibas saja. Kujilati klitorisnya perlahan, lalu kesedot-sedot dan kugigit-gigit lembut hingga Angel melenguh agak keras dan memegangi kepalaku. Kurasakan vaginanya yang berkedut kencang saat Angel orgasme. Rangsangan tak kuhentikan, kutelan cairan vaginanya dan terus menikmati vaginanya. Kedua kaki Angel melemas hingga dia mencari pegangan dan aku menahan kedua kakinya di pundakku. Kutangkupkan mulutku di vaginanya hingga Angel pun orgasme lagi. Kujilati cairan vaginanya yang keluar dari vaginanya yang berkedut lalu kududukkan dia di atas kloset.

Angel tersenyum keenakan dan puas. Kutanya padanya apakah dia sudah puas. Angel menjawabnya dengan melucuti celana pendekku dan CD-ku dilanjutkan dengan menjilati penisku. Dengan wajah penuh nafsu Angel menikmati penisku. Mulutnya menjilati batang penisku dan memainkan kepala penisku yang seperti jamur sedang jari-jari lembutnya memainkan kedua zakarku. Aku mendesah keenakan karena baru kali ini ada yang dapat menyaingi Ani, mantan kekasihku, dalam mengoral penisku.

Aku memegangi kepala Angel ketika ia mengocok penisku di dalam mulutnya, sesaat kemudian juga kuremas-remas boobsnya yang mengkal. Kusuruh Angel menungging saat dia mengambil nafas setelah menyedot-sedot penisku dengan nikmatnya, kugesek-gesekkan kepala penisku yang sudah basah oleh liurnya ke bibir vagina dan klitorisnya. Angel mendongak keenakan dan menatapku seakan memberi isyarat untuk segera menyodokkannya ke dalam.

Perlahan kumasukkan penisku ke dalam vaginanya. Vaginanya yang licin dan hangat membuat adrenalinku terpompa keluar. Perlahan tapi mantap kusodokkan penisku, lalu kuberikan hentakan kencang saat hampir seluruh penisku telah masuk ke dalamnya. Memang penisku tak terlalu besar, rata-rata saja ukurannya. Bukan masalah ukuran tapi bagaimana cara saya melakukannya mulai saat foreplay hingga klimaks yang dicapainya pada saat orgasme.

Angel menjerit, lalu menatapku dan tersenyum. Kudekatkan wajahku dan mencium bibirnya sebelum mulai. Perlahan aku mulai menggerakkan pinggulku maju mundur, kuvariasi gerakan pinggulku. Maju-mundur, melingkar-lingkar dan membentuk angka 8. Sambil menyodok, sesekali kuelus-elus putingnya dan tangan yang lain menyentuh klitorisnya. Angel yang hanya memakali rok dan aku hanya memakai kaos menikmati setiap goyangan dan sodokan.

Setelah bosan dengan gaya doggy, aku duduk dan Angel kupangku menghadap wajahku. Kami berciuman lagi sebelum memulai kocokan. Angel manggoyangkan pinggulnya naik-turun, titik-titik keringat keluar dari pori-pori kami. Sambil bergoyang aku kembali ‘menetek’ padanya hingga Angel makin menggila. Vaginanya makin basah, dan seakan-akan memijat penisku dengan kedutannya.

Angel mengatakan padaku kalau dia hampir sampai dan kuminta untuk orgasme bersama. Kutanya padanya di mana aku harus mengeluarkannya, Angel menyatakan dirinya aman malam itu, dan dia ingin aku melepaskannya di dalam. Vagina Angel makin berkedut, lalu dia memelukku erat dan mendesah panjang, goyangannya terhenti, vaginanya berkedut hebat dan basah. Spontan aku berdiri dan Angel menjepitkan kakinya di pinggangku. Perlahan kugoyangkan pinggul hingga aku pun orgasme, beberapa kali penisku menembakkan spermanya di dalam vagina Angel.

Setelahnya aku duduk dan berpelukan erat dengan Angel. Cukup lama kami berada dalam posisi ini. Angel berbisik padaku mengatakan bahwa dirinya tak akan melupakan malam ini, dan ini adalah penis pertamanya yang memasuki vaginanya. Aku hanya bisa tersenyum menjawab pernyataannya. Angel berdiri hingga dapat kulihat ada bercak darah di penisku, aku terkejut karena rupanya dia bersungguh-sungguh.

Lalu kami merapikan diri dan bersiap kembali ke tempat duduk kami. Dengan cuek kami keluar, anggap saja kami sepasang pengantin baru. Aku keluar duluan dengan tanganku menggandeng Angel, walaupun cuek tapi aku cukup terkejut ketika ada seorang wanita muda seumuran Angel, berpapasan dengan kami saat kami membuka pintu untuk masuk ke ruang duduk. Wanita yang ternyata segerbong dengan kami itu tersenyum penuh arti. Kami tetapi cuek saja. Sesampainya di tempat duduk kami, aku semakin hangat dengan Angel. Dia tertidur dalam pelukanku.

Selepas Cirebon aku ke pergi ke WC lagi untuk buang air kecil. Ketika aku keluar, ternyata wanita yang tadi telah menunggu. Wanita itu mendorongku ke dalam WC hingga aku sempat memberontak sedikit, lalu ketika tahu dia sedang horny dengan melucuti celana dan pakaiannya sendiri, aku diam saja. Kutanya namanya, dia menjawab Rosa. Rambutnya pendek, sawo matang kulitnya, tingginya 170-an cm, menarik dan sexy, payudaranya lebih besar daripada punya Angel, kira-kira 34B, mengkal, putingnya coklat muda.

Setelah dia menanggalkan celana panjangnya, Rosa melepaskan atasannya. Aku pun mengelus-elus pussynya dari luar CD, ternyata sudah basah dan lembab, horny sekali dia rupanya. Kuturunkan CD-nya saat dia melepaskan branya. Wow, gundul dan basah. Rosa berpegangan di pundakku saat aku mengerjakan dirinya. Kutusukkan jari tengahku dan kuremas-remas boobsnya yang mengkal kanan-kiri. Rosa melenguh-lenguh keenakan. Vaginanya berkedut cepat bagai memijat jariku. Kuhentikan rangsanganku, dan dia berjongkok melucuti celanaku. Penisku sudah mengacung rupanya.

Rosa langsung mengajak bermain kuda-kudaan. Agak mudah juga penisku masuk ke dalam vaginanya, rupanya dia sudah sering dimasuki penis, tapi walaupun demikian masih kencang juga cengkeraman vaginanya. Rosa mulai menggoyangkan pinggulnya, dan aku mulai ‘menetek’ padanya. Cewek ini cukup sexy, batinku, dan mudah terangsang rupanya. Tak lama kemudian Rosa memelukku erat saat dia orgasme. Rosa tersenyum padaku, dan membisikkan terima kasih. Lalu kuminta dia untuk menenangkan penisku. Rosa melakukan blow job. Lumayan juga, hingga aku keenakan dibuatnya. Lalu tanpa peringatan sebelumnya, aku menembakkan spermaku ke dalam mulutnya. Rosa membersihkan sisa-sisa sperma di penisku. Aku langsung merapikan diriku dan mencium pipi Rosa sambil mengucapkan terima kasih kembali.

Di dalam gerbong, aku kembali memeluk Angel. Kebetulan kami menyewa selimut, tanganku bergerilya masuk ke dalam CD Angel. Kuelus-elus kitorisnya hingga Angel terkejut dan kembali terangsang. Vaginanya menjadi lembab, perlahan kumasukkan jari tengahku lalu kukocok vaginanya. Angel memegangi dengan erat tanganku yang meremas-remas boobsnya. Untuk menahan agar suaranya tak keluar dia menggigit bibirnya sendiri. Tak lama kemudian Angel orgasme, lalu dia mengatakan kalau diriku nakal sekali. Aku menjawabnya dengan sebuah ciuman di bibirnya yang mungil.

Sesampainya di Jakarta, kutemani dia menunggu jemputannya. Ternyata ayahnya yang menjemput. Aku dikenalkan padanya sebagai teman selama di perjalanan. Untung saja ayahnya tak menaruh curiga apapun. Setelah selesai merapikan barang bawaannya ke mobil, Angel berbisik padaku agar segera meneleponnya hari itu juga. Aku menyanggupinya sebelum akhirnya kami berpisah.

-Kisah Taro – Pengalamanku Dengan Sohibku

TAROSLOT Pengalamanku Dengan Sohibku, Saat Jalan-jalan-dimulai dari Suasana meredam kepedihan saatnya di lakukan’dengan pergi wisata kulinar “asyik juga. sekian lama tidak berkunjung ke salah satu sohipku yang sudah lengket banget boleh dibilang duluk kayak prangko,nempel mulu.hem…! gimana ya keadaannya sekarang apakah sama seperti tahun sebelumnya atau dia sudah mengalami perubahan yang signifikan, Ah tak tahu rasa penasaranku semakin menguat,ingin cepat-cepat bertemu dia pokoknya, langsung kemas2 ke esokan paginya aku langusng berangkat dengan Namaku Doni, aku tinggal di kota Q.

Tanggal 22 April 1999 yang lalu aku pergi ke Surabaya untuk liburan, sambil refreshinglah. Setelah berputar-putar sebentar, sorenya aku menuju rumah temanku yang sudah sangat akrab di kawasan DK. Keluarganya sudah sangat akrab dengan keluargaku, sudah seperti satu keluarga sejak aku lahir. Di rumah ini ada Mas Zani yang umurnya 22 tahun, adiknya (cewek, masih SMU), sepupunya (cewek sudah sekitar 23 tahun), dan tentu saja kedua orang tua mereka. Hari itu biasa saja, tidak ada something spesial yang terjadi.

Keesokan harinya, Mas Zani mengajakku pergi makan dan jalan-jalan di mall. Eh.., ternyata dia mengajak ceweknya. Ternyata ceweknya ini kost cuma sekitar 300 meter dari rumah Mas Zani. Namanya Yeni tapi panggilannya Yeyen. Anaknya cakep juga, masih kuliah, umurnya 21 tahun. Kulitnya putih kekuningan meskipun keturunan Jawa tulen, tingginya sekitar 164 cm, beratnya 46 kg, tapi pinggulnya cukup besar, bodinya asyik juga, dan payudaranya lebih besar dari rata-rata cewek Indonesia. So, dengan mobil Panther itu Mas Zani dan Yeyen duduk berdua di depan sedangkan aku yang duduk di bagian tengah dicuekin oleh mereka. Kami berputar-putar di Tunjungan Plaza, makan di sebuah restoran sea food sampai kenyang lalu kembali lagi ke tempat kos Yeyen.

Lalu setelah mobil diparkir, kami bertiga masuk ke tempat kosnya dan langsung masuk kamarnya. Hmm.., sempat terpikir olehku, sebenarnya itu tempat kos cewek atau cowok, soalnya ada beberapa ciban (banci) yang nongkrong di situ. Di dalam kamar Yeyen, aku disetelin sebuah VCD porno, sambil diberi coklat Silver Queen, sementara Mas Zani dan Yeyen bermesraan berdua, berciuman dan bercumbu. Ah.., aku juga sempat berkenalan dengan adik Yeyen yang bernama Lenny, yang mondar-mandir keluar masuk kamar. CeritaDewasa

Lenny bertubuh lebih pendek dari Yeyen, lebih coklat kulitnya, dan bodinya lebih langsing, cuma sayangnya payudara dan pantatnya juga lebih “tidak menantang” dibandingkan Yeyen. Cuma yang lebih disayangkan lagi Lenny seorang perokok berat dan hari itu dia sedang sakit tenggorokan. Setelah selesai menyetel VCD-nya sampai 45 menit non-stop, Aku matikan TV dan playernya. Eh, tiba-tiba Mas Zani nyeletuk, “Don.., kasih waktu 5 menit, dong..?”

Aku sudah mulai merasakan gelagat kurang baik dari pasangan itu. Tapi ya terpaksa, aku melenggang keluar kamar, tapi baru sampai di pintu, aku lihat di ruang tamu banyak ciban yang lagi ngobrol dengan Lenny sambil merokok. kemudian akupun kembali ke kamar Yeyen. Lalu aku berkata, “Ah tidak usah dech, aku di sini saja, lagi tidak mood ngobrol sama orang-orang itu. Lakuin saja deh, aku tidak ngeliat”. Terus terang saja Mas Zani kaget, “Heh! Kon ‘jik cilik ngono kok..” (kamu itu masih kecil gitu kok). Kesel juga aku dibilang masih kecil. Lalu aku berusaha meyakinkan mereka, “Jangan kuatir lah.., aku sudah biasa kok ngeliatin ginian..”
Akhirnya setelah beberapa perdebatan ringan dan berkat kelihaianku berdiplomasi mereka mengijinkan juga aku untuk di dalam kamar saja, tapi dengan syarat aku tidak boleh macam-macam apalagi melaporkan ke orang tuanya. Setelah pintu kukunci, aku cuma bersandar saja di pintu dengan perasaan gembira.

Mas Zani lalu tidur telentang di ranjang, lalu Yeyen mulai jongkok di atasnya dan menciumi wajah Mas Zani, sedangkan Mas Zani cuma diam saja, matanya merem, tangannya mengusap-usap punggung Yeyen. Sesekali Yeyen melihat ke arahku, mungkin memeriksa apakah aku mulai terangsang, dan memang benar aku terangsang. Dan juga melihat gerakan Yeyen yang kelihatannya sudah “professional” dan ciuman-ciumannya yang ganas seperti di film BF, sepertinya Yeyen ini bukan pertama kalinya making love. Yeyen mulai menciumi Mas Zani langsung ke mulutnya, dan beberapa kali mereka bersilat lidah dan terlihat jelas karena jarakku dan jarak mereka berdua cuma sekitar 3 meter.

“Hmmhh.., hmmhh..”, mereka berciuman sambil mendesah-desah, membuatku yang sejak tadi sudah tegang memikirkan hal yang tidak-tidak jadi semakin tegang saja. Setelah puas melumat bibir dan lidah Mas Zani, Yeyen mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya. Mas Zani ketika itu mengenakan T-Shirt yang di bagian kerahnya cuma ada dua kancing, so karena Mas Zani terlalu besar badannya (gemuk) maka Yeyen cuma menyingkapkannya dari bawah lalu menciumi dadanya yang montok dan putih. Mas Zani ini memang WNI Keturunan Cina. “Hmmhh.., aduh Yen nikmat Yen..”, begitu rintihan Mas Zani. Yeyen menciuminya kadang cepat, lalu lambat, cepat lagi, memang sepertinya begitu style anak yang satu ini. Sedangkan aku semakin tidak tahan saja, kepingin juga dadaku diciumin oleh cewek, uhh.., tapi aku masih menahan diri dan terus menempel pada pintu.

“Ihh.., hmmh.., hh.., ihh..”, Mas Zani terus mendesah sementara Yeyen mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali Mas Zani berteriak kecil kegelian. Karena aku sangat terangsang, aku mulai meraba-raba diriku sendiri. “Sialan!” pikirku, “Ngapain juga gitu ahh..

Akhirnya Yeyen mulai membuka risleting Mas Zani, pertamanya pelan sekali, namun tiba-tiba “wrett” ditarik dengan cepat sekali sehingga Mas Zani kaget, matanya terbuka sebentar, lalu tersenyum dan merem kembali, sedangkan kedua tangannya mengelus-elus rambut Yeyen. Yeyen langsung memegang-megang kemaluan Mas Zani dan digosok-gosok dengan tangannya dari luar, “Ahh.., hh.., Hmmhmh.., Ohh Yenn..”, Mas Zani cuma bisa mendesah. Lalu setelah puas menggosoknya dari luar, dia mulai menyingkap celana dalam Mas Zani dan tersembullah kemaluan Mas Zani yang sudah tegang keluar dari sarangnya. CeritaDewasa

“Nylupp!”, Kemaluan Mas Zani langsung dikulum oleh Yeyen. Stylenya masih seperti tadi, kadang pelan, lalu cepat, kadang pelan, lalu cepat, bikin kaget saja ini anak main seksnya. Sementara Mas Zani sibuk meremas-remas rambut Yeyen saking enaknya, aku yang tidak kuasa menahan nafsu sibuk meremas-remas kemaluanku sendiri sambil tetap bersadar di pintu. Ahh.., aku benar-benar merasa serba salah waktu itu, dan mereka tidak mengacuhkanku sama sekali. Dasar.., Yang membuataku nyaris tertawa karena kemaluan Mas Zani yang sepertinya keseretan gara-gara Yeyen tidak melepaskan celana dalam Mas Zani terlalu ke bawah, jadi seperti tercekik dech.

“Ehmm.., Ehmm..” Mungkin sekitar 5 menit Yeyen mengulum kemaluan Mas Zani, ternyata selama itu juga dia belum keluar sama sekali, Yeyen bilang, “Zan.., sekarang giliran kamu yach?” Mas Zani cuma tersenyum, lalu dia bangkit sambil melepaskan celana panjang dan celana dalamnya, sedangkan Yeyen sekarang yang ganti tiduran, lalu memejamkan mata. Sedangkan aku benar-benar kebingungan dan tidak tahu mau berbuat apa, aku benar-benar pingin buka baju dan join dengan mereka tapi ahh.., kacau sekali pikiranku ketika itu.

Mas Zani mulai melakukan persis apa yang dia lakukan ke Yeyen sebelumnya. Nyaris persis sama, aku sampai heran apa memang sudah janjian ya mereka. Mas Zani mulai mencium bibir Yeyen, cuma Mas Zani menciumnya dengan stabil, pelan terus, berbeda dengan Yeyen yang style seksnya aku akui lumayan unik. “Hmmh.., mymmynm..”, Sayang Mas Zani sepertinya tidak profesional, cara menciumnya walau pelan, terlalu tergesa menuju ke bawah. Yeyen mencoba melepaskan t-shirt Mas Zani, lalu Mas Zani langsung melepasnya dan meletakkan di sebelahnya.

Mas Zanipun mulai menciumi leher Yeyen. Sementara tangannya meraba-raba payudara Yeyen yang aduhai, “Hmhmhhm.., Hmhmhmh..” Mereka berdua terus mendesah keenakan. Aduh, pemandangan yang cukup menggelikan sekaligus menggairahkan itu benar-benar membuatku kewalahan pada diriku sendiri, diam-diam aku mulai melepaskan t-shirt yang kupakai dan menggerayangi tubuhku sendiri.

Mas Zani mulai tidak sabar dan langsung mencopoti kancing demi kancing yang ada di kemeja yang dikenakan Yeyen. Tersembullah payudara Yeyen yang begitu aduhai, putih mulus sekali seperti payudara Chinese, Yeyen segera mengangkat punggungnya, lalu Mas Zani mencopot kancing BH-nya yang berwarna krem. Wah.., payudara Yeyen benar-benar besar dan menggairahkan dengan puting susunya yang tebal dan berwarna coklat tua. “Ahh.., Hmm.., Hmm..”, Mereka berdua saling melenguh setiap kali Mas Zani memainkan lidahnya di atas payudara dan puting susu Yeyen.

“Hmmh.., Hmhh..”, Setelah puas melumat puting susu Yeyen bergantian, Mas Zani akhirnya menjilati perut Yeyen dan ingin melepaskan roknya. Yeyen mengangkat pantatnya, lalu Mas Zani membuka risleting roknya dan pelan-pelan melepaskan rok yang dipakai Yeyen. Setelah sampai di lutut, Mas Zani berhenti dan langsung menciumi kemaluan Yeyen yang masih tertutup celana dalam itu dengan cepat dan ganas. “Ahh.., Ahh..”, Yeyen mengerang dan mendesah keras keenakan. Aku yang sejak tadi terangsang menjadi semakin terangsang mendengar desahan Yeyen yang sangat menggairahkan, membuatku tidak tahan dan mulai memegangi kemaluanku sendiri, menggesek-gesekkannya dengan tanganku.

Akhirnya Mas Zani melepaskan celana dalam Yeyen dan langsung menciumi kemaluannya dengan ganas sekali. Rambut di kemaluan Yeyen cukup tipis, sehingga memudahkan Mas Zani menjilatinya sepuasnya. Sesekali kudengar “Slurrp.., slurrp..”, sepertinya Mas Zani suka sekali menyedot kemaluan Yeyen. “Ahh.., Zan.., Ahh.., Zan.., Enak Zan..”, desahan Yeyen semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tidak peduli kalau terdengar orang di luar.

Tidak berapa lama kemudian, Mas Zani berhenti lalu bertanya, “Yen, boleh sekarang?” Sambil tetap merem, Yeyen cuma tersenyum dan mengangguk. “Pelan-pelan yach..”, bisik Yeyen mesra. Kemudian Mas Zani memasukkan penisnya ke dalam kemaluan Yeyen, “Uh.., uhh.., Ahh..”, Sedikit kesulitan yang mereka hadapi, sekarang Mas Zani sudah mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vagina Yeyen. “Ahh.., ahh..,

CeritaDewasa aduh.., ahh..”, Mereka berdua saling mendesah sambil terus melanjutkan permainannya. Yeyen masih tetap dengan stylenya, kadang menarikan pinggulnya pelan-pelan, lalu cepat, pelan lagi. “Ahh.., Ahh.., Ahh..”, Mas Zani memaju-mundurkan badannya pelan-pelan sedangkan Yeyen asyik menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan tempo yang tidak beraturan. Aku jadi semakin tidak tahan melihat apa yang mereka lakukan, aku segera berjalan menuju kamar mandi, langsung kulepas celana panjang dan celana dalamku dan kugesek-gesek kemaluanku sendiri cepat-cepat.

“Ahh.., Hmmh.., Ahh..”, Aku mendesah-desah kecil dengan apa yang kulakukan terhadap diriku sendiri. Lalu.., “aahh..”, Aku orgasme, spermaku semuanya terjatuh di lantai kamar mandi. Tubuhku rasanya nikmat sekali beberapa saat, lalu terasa lemas dan sepertinya aku merasa bersalah telah melakukannya. Aku segera menyiram ceceran sperma di lantai kamar mandi, melepas seluruh bajuku dan mandi.

Setelah segar, aku hampir tidak percaya waktu keluar ternyata mereka masih saja bermesraan bersetubuh. Aku langsung berjalan keluar kamar, sedangkan mereka tidak menghiraukanku sama sekali, benar-benar gila..!
Di luar, aku duduk-duduk saja di ruang tamu sambil ngobrol dengan Lenny dan teman-temannya yang kebetulan ciban semua. Mereka menawariku rokok tapi aku tolak. Setelah beberapa menit melakukan percakapan yang membosankan dan bikin mual, aku cuek saja dan asyik melihat TV, sambil menunggu Mas Zani dan Yeyen selesai melakukan aktivitasnya. Menit demi menit berlalu, gila.., lama sekali.

Sekitar satu jam kemudian, muncullah mereka berdua dari pintu kamar Yeyen. “Gilaa..”, pikirku, lama sekali mereka begituan. Mas Zani dan Yeyen tersenyum geli pertama kali melihatku, mungkin mereka menganggap tingkahku di dalam kamar tadi lucu, lalu Mas Zani bertanya. “Don, kamu mau ikut renang?”. “Mau sich.., tapi aku tidak bawa celana renang tuch..”, jawabku agak kecewa. “Tidak pa-pa kok, ntar kita bisa pinjam celana renang di sana..”. Ya sudah, akhirnya jadi dech.., Setelah berpamitan, Mas Zani dan aku pulang. Di rumah kami langsung mempersiapkan segala kebutuhan renangnya.

Jam menunjukkan sekitar pukul 16.30, kami bersiap pergi. Tepat waktu Mas Zani hendak menyalakan mobil, ada suara teriakan. Ternyata sepupu Mas Zani, “Mobilnya mau dibawa papanya lho..”, katanya. “Sial!” gerutu Mas Zani. Terus akhirnya Mas Zani telepon taksi, beberapa menit kemudian datang, lalu kami ke tempat kos Yeyen dulu untuk menjemput Yeyen. Eh, ternyata tidak hanya Yeyen yang ikut, tapi adiknya, Lenny, diajak serta. Aku tanya pada Lenny, “Lho, kok kamu ikut, katanya sakit tenggorokan. Nanti ikut renang?”. “Iya dong.., tidak Papa, nemenin Yeyen nich..” jawabnya enteng. Wah, nekat juga ini anak, pikirku.

Taksi kami langsung meluncur ke Graha Residen, di sana ada kolam renangnya yang cukup besar dan ramai, termasuk para turis. Yeyen, Lenny, dan aku yang belum bisa berenang cuma berputar-putar saja di pinggiran, sedangkan Mas Zani berkelana ke sana ke mari dengan bebasnya.
Waktu ada kesempatan, aku tanya pada Mas Zani soal Yeyen. Ternyata dia baru kenal Yeyen dua minggu, dan pertemuan pertamanya di kolam renang. Seminggu kemudian mereka langsung pacaran, lalu besoknya mereka melakukan hubungan badan. Mas Zani baru pertama kali itu bersenggama, sedangkan Yeyen sepertinya sudah berkali-kali, soalnya kata Mas Zani, Yeyen sudah tidak perawan lagi. Mas Zani juga bilang, “Kata Yeyen tuh si Lenny masih perawan, dianya agak menyesal juga pacaran sama Yeyen, bukan sama Lenny yang masih perawan”.

Aku sempat ngobrol juga sama Lenny, yang sepertinya cuma bersandar saja di pinggiran. Sekitar jam 19.00 kami selesai renang dalam keadaan menggigil kedinginan, lalu setelah itu memanggil taksi Zebra, karena entah kenapa, Graha Residen hanya menyediakan taksi Zebra. Tidak kuduga, ternyata taksinya lama sekali datangnya, kami ngobrol-ngobrol lama juga. Mas Zani asyik ngobrol dengan Yeyen, sedangkan Lenny yang kelihatannya dicuekin mulai kuajak ngobrol.

Ternyata Lenny ini masih SMU kelas 2. Selain suka rokok, katanya dia juga suka minuman keras. Hmm, aku jadi mikir apakah dia juga suka obat-obatan dan.., free seks. Tapi aku tidak berani menanyakannya, terlalu dini ah. cuma yang aku perhatikan, Lenny agak tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, dan dia tidak berani menatapku secara langsung, malah sepertinya menunduk terus. Good sign, pikirku. Mungkin sekitar setengah jam kemudian baru taksinya datang. Lama banget sich.. Akhirnya sampai juga, setelah mengantarkan Yeyen dan Lenny, saya dan Mas Zani pulang. Aku asyik memikirkan pengalamanku barusan, memperhatikan orang melakukan hubungan seks.

Sekitar jam 20.30, Mas Zani mengajakku pergi, mau mengembalikan VCD. Ya sudah, aku ikut saja, siapa tahu diajak makan juga, berhubung perutku mulai lapar nich. Walau naik sepeda motor, kami tidak pakai helm, katanya tempat persewaan VCD-nya dekat. Eh, ternyata memang dekat sekali dan tidak melewati jalan raya. Setelah itu Mas Zani bertanya, “Don, aku mau mampir ke tempat Yeyen nich.. Kamu ikut tidak?”. Walau perutku agak keroncongan, berhubung aku “kangen” juga sama Lenny, pingin ngerjain gitu, akhirnya aku setuju.
Sesampainya di sana, ternyata banyak orang nongkrong di ruang tamu rumah kos itu. Uniknya, yang cewek cuma dua, Yeyen dan Lenny, lainnya ciban semua, ada 4 orang. Aneh sekali, pikirku. Begitu sampai, Mas Zani langsung berciuman dengan Yeyen lalu mereka langsung masuk kamar dan.., klik, Aduh.., mau ngapain lagi mereka, gila bener..

Terpaksa, karena aku sudah telanjur di sana, aku ngobrol dengan orang-orang di situ. Aku sebetulnya lebih suka mengobrol dengan Lenny, tapi sayang teman-temannya selalu menggangguku. “Ih kamu ganteng dech, kita main seks yuk..”. Agak senang juga aku dipuji tapi main seks dengan mereka, mimpi saja tidak. Lalu akhirnya aku punya ide, aku tanya Lenny, “Kamu satu kamar sama Yeyen, yach?” “Tidak tuch, aku sewa kamar sendiri”, jawabnya. Kebetulan, pikirku, “Hmm.., di mana tuch, aku lihat dong..”

Sesuai perkiraanku, akhirnya dia mau menunjukkan kamarnya. Kamarnya persis di depan kamar Yeyen, dan lebih tidak rapi dibanding kamar Yeyen. Sambil pura-pura mengamati kamarnya, aku lalu menutup pintu agar dia tidak curiga, aku langsung bertanya padanya, “Kamu suka tinggal di sini?”. Lalu akhirnya kami ngobrol dan bercanda di atas ranjangnya, bersandar di tembok. Seperti yang kuduga, dia masih terus menunduk tersipu-sipu menjawab pertanyaanku, tidak seperti waktu dia ngobrol dengan teman-temannya, menguatkan istingku kalau sebetulnya dia suka padaku. CeritaDewasa

Di tengah-tengah obrolan, aku tanya, “Lenny, kamu kan suka ngerokok, apa tidak dimarahi cowokmu tuh?”. Dia tertawa kecil, lalu menjawab, “Suka-suka aku dong, Don, aku belum punya cowo tuch..”. Ahh.., kebetulan sekali, pikirku, lalu aku menggodanya, “Ah masa..? Aku tidak percaya ah.., Kamu kan cantik.., pasti banyak cowok yang ngelirik kamu..” Rupanya dia agak GR juga dengan pujianku, lalu sambil ketawa lirih dia cuma bilang, “Ah kamu..”. “Iya bener lhoh..” Dia diam sebentar, lalu dia menoleh ke arahku, dan mulai memandangku. Aku menatapnya, lalu aku tersenyum. Kami berpandangan beberapa saat. Hmm, betapa cantiknya dia, pikirku.

Merasa ada kesempatan, segera kuarahkan tangan kananku pelan-pelan ke tangan kirinya, lalu kugenggam dan kuremas pelan-pelan. Dia agak kaget dan menghela napas panjang, seolah tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Pelan-pelan pula, badanku kuhadapkan ke arahnya dan kutaruh tangan kiriku di pinggangnya, lalu wajahku mulai mendekati wajahnya. Aku mulai bisa merasakan nafasnya yang semakin cepat dan tidak beraturan. Akhirnya dia memejamkan mata, lalu kucium lembut keningnya, lalu pipi kanannya, lalu pipi kirinya. Aku terdiam sebentar. Matanya masih tetap terpejam. lalu perlahan-lahan kucium bibirnya yang lembut itu. Dia membalas dengan menggerak-gerakkan mulutnya. Aku memeluknya, lalu kami saling mengulum bibir, lalu memainkan lidah.., Hmm nikmat sekali.

Beberapa saat kemudian, aku hentikan permainan bibir itu lalu aku terdiam. Matanya terbuka, tatap matanya serasa seperti bertanya-tanya. Lalu aku menciumi bibirnya lagi sambil pelan-pelan merebahkannya di atas ranjang. Dia menurut saja, membuatku semakin bernafsu. Lalu aku cium dia pelan-pelan sedangkan tanganku meraba-raba dan meremas-remas payudaranya yang cukup besar, “Emhh.., Emh..” dia cuma melenguh saja membuat gairahku menjadi semakin naik saja.
Segera kusingkapkan T-Shirt yang dipakainya ke atas, lalu kuciumi dan kujilati dadanya yang aduhai itu, “Ahh.., Emhh..”, badannya bergoyang-goyang kecil, membuat nafsuku semakin naik. Waktu mau kubuka kancing BH-nya, dia mengangkat badannya sehingga memudahkanku, lalu kujilati putingnya dan kuhisap-hisap selama beberapa menit, “Emhh.., Ahh.., Ahh..”

Aku sudah tidak tahan lagi, langsung kubuka celana panjangnya lalu kupelorotkan, kujilati kemaluannya dari luar sebentar, lalu segera kupelorotkan juga. Hmm.., ternyata rambut kemaluannya masih lebat, jauh lebih lebat daripada kakaknya, sedangkan lubang kemaluannya masih sangat rapat. Ahh.., baru percaya aku kalau dia masih perawan. Kujilati clitoris vaginanya yang sangat menggairahkan itu, dia terengah-engah, “Ahh.., Ahh..”, dan sesekali tubuhnya menggelinjang. Kuhisap-hisap dan kujilati bagian dalam lubangnya. Hmm.., nikmat sekali, cairan yang keluar langsung saja kutelan.

Aku sudah tidak sabar lagi, tidak sampai 5 menit aku menjilati vaginanya, segera kupelorotkan celana panjang dan celana dalamku lalu pelan-pelan kumasukkan penisku ke dalam lubang senggama Lenny. Uhh.., agak sulit juga tapi berhubung cairannya sudah cukup banyak, akhirnya masuk juga, kurasakan ada sesuatu yang menghalangi laju penisku, sepertinya selaput daranya namun kuteruskan saja pelan-pelan.

“Aduh!”, pekiknya. “Lenny, sakit ya? Tahan ya..”, Aku terdiam sebentar, menunggu agar sakitnya hilang, lalu mulai kumasukkan lebih dalam lagi pelan-pelan. “Lenny, masih sakit..?”. “Iya.., tapi sudah agak.., ahh..”, Pelan-pelan sekali kumaju-mundurkan penisku di dalam vaginanya. Hmm, benar-benar nikmat.., benar-benar rapat sekali vaginanya, menjepit penisku yang merasa keenakan. “Ahh.., ahh.., hmmhh..” akhirnya dia mulai merasa nikmat, aku jadi berani mempercepat gerakanku. “Ahh.., Ahh.., Ahh..” Mungkin cuma sekitar 3 menit, dia sudah mulai terangsang sekali.”Ah.., Don.., Ah Don.., Aku sepertinya mau.., ahh..”, Sepertinya dia mau orgasme, akhirnya kupercepat gerakanku dan, “Ahh.., Ahh nikmat Don.., aduh nikmat sekali Don..”. Aku belum orgasme, lalu kutarik penisku dan kugesek-gesek sendiri dengan cepat dengan tanganku. “Ahh..”, akhirnya aku orgasme juga, spermaku bertebaran di perutnya.

Setelah kami membersihkan spermaku, kami mandi bersama-sama, setelah itu kami ngobrol-ngobrol juga di atas ranjang, sambil bermesraan layaknya orang pacaran. Tapi sungguHPun begitu, aku tidak mencintai dia sama sekali dan tidak menganggapnya sebagai pacar, walaupun sebetulnya aku sendiri juga belum punya pacar, jahat juga yah aku. Beberapa puluh menit kemudian pintu diketuk oleh Mas Zani dan akhirnya kamipun pulang, sampai di rumah sudah sekitar jam 11 malam. Begitu melelahkan.., namun begitu nikmat. Aku baru bisa tidur sekitar jam 2 pagi, entahlah, membayangkan macam-macam.

Semenjak itu aku sudah tidak pernah lagi bertemu dengannya, pernah aku mencoba meneleponnya tapi karena ada gangguan Telkom (suara tidak jelas, crosstalk) maka terpaksa tidak dilanjutkan, dan aku tidak pernah meneleponnya lagi. Tanggal 26 Mei kemarin aku pulang ke kota K. Mungkin nanti awal Juni aku mau ke Surabaya lagi, bertemu dengan dia. “Ahh..”, akan kunantikan saat itu

-Kisah Taro – Bercinta Dengan Teman Kecilku

TAROSLOT Bercinta Dengan Teman Kecilku, Saya bertemu dengan sahabat saya Naralita sekarang setelah dia berkeluarga dan tinggal di Palembang, suatu hari saya bertemu lagi dengannya ketika dia bermain Yogya dengan seorang anak kecil dan suaminya, rona merah menghiasi rambut panjang dan tubuhnya yang terawat.

Perjumpaan di Yogya ini mengingatkan peristiwa sepuluh tahun lalu ketika ia masih kuliah di sebuah perguruan tinggi ternama di Yogya. Selama kuliah, ia tinggal di rumah bude, kakak ibunya yang juga kakak ibuku. Rumahku dan rumah bude agak jauh dan waktu itu kami jarang ketemu Naralita.

Aku mengenalnya sejak kanak-kanak. Ia memang gadis yang lincah, terbuka dan tergolong berotak encer. Setahun setelah aku menikah, isteriku melahirkan anak kami yang pertama. Hubungan kami rukun dan saling mencintai.

Kami tinggal di rumah sendiri, agak di luar kota. Sewaktu melahirkan, isteriku mengalami pendarahan hebat dan harus dirawat di rumah sakit lebih lama ketimbang anak kami. Sungguh repot harus merawat bayi di rumah. Karena itu, ibu mertua, ibuku sendiri, tante (ibunya Naralita) serta Naralita dengan suka rela bergiliran membantu kerepotan kami. Semua berlalu selamat sampai isteriku diperbolehkan pulang dan langsung bisa merawat dan menyusui anak kami.

Hari-hari berikutnya, Naralita masih sering datang menengok anak kami yang katanya cantik dan lucu. Bahkan, heran kenapa, bayi kami sangat lekat dengan Naralita. filmbokepjepang.net Kalau sedang rewel, menangis, meronta-ronta kalau digendong Naralita menjadi diam dan tertidur dalam pangkuan atau gendongan Naralita.

Sepulang kuliah, kalau ada waktu, Naralita selalu mampir dan membantu isteriku merawat si kecil. Lama-lama Naralita sering tinggal di rumah kami. Isteriku sangat senang atas bantuan Naralita. Tampaknya Naralita tulus dan ikhlas membantu kami.

Apalagi aku harus kerja sepenuh hari dan sering pulang malam. Bertambah besar, bayi kami berkurang nakalnya. Naralita mulai tidak banyak mampirke rumah. Isteriku juga semakin sehat dan bisa mengurus seluruh keperluannya. Namun suatu malam ketika aku masih asyik menyelesaikan pekerjaan di kantor, Naralita tiba-tiba muncul.

“Ada apa Na, malam-malam begini.”

“Mas Danu, tinggal sendiri di kantor?”

“Ya, Dari mana kamu?”

“Sengaja kemari.”

Naralita mendekat ke arahku. Berdiri di samping kursi kerja. Naralita terlihat mengenakan rok dan T-shirt warna kesukaannya, pink. Tercium olehku bau parfum khas remaja.

“Ada apa, Naralita?”

“Mas.. aku pengin seperti Mbak Tari.”

“Pengin? Pengin apanya?” Naralita tidak menjawab tetapi malah melangkah kakinya yang putih mulus hingga berdiri persis di depanku. Dalam sekejap ia sudah duduk di pangkuanku.

“Naralita, apa-apaan kamu ini..” Tanpa menungguku selesai bicara, Naralita sudah menyambarkan bibirnya di bibirku dan menyedotnya kuat-kuat. Bibir yang selama ini hanya dapat kupandangi dan bayangkan, kini benar-benar mendarat keras.

Kulumanya penuh nafsu dan nafas halusnya menyeruak. Lidahnya dipermainkan cepat dan menari lincah dalam rongga mulutku. Ia mencari lidahku dan menyedotnya kuat-kuat. Aku berusaha melepaskannya namun sandaran kursi menghalangi. Lebih dari itu, terus terang ada rasa nikmat setelah berbulan-bulan tidak berhubungan intim dengan isteriku.

Naralita merenggangkan pagutannya dan katanya, “Mas, aku selalu ketagihan Mas. Aku suka berhubungan dengan laki-laki, bahkan beberapa dosen telah kuajak beginian. Tidak bercumbu beberapa hari saja rasanya badan panas dingin. Aku belum pernah menemukan laki-laki yang pas.”

Kuangkat tubuh Naralita dan kududukkan di atas kertas yang masih berserakan di atas meja kerja. Aku bangkit dari duduk dan melangkah ke arah pintu ruang kerjaku. Aku mengunci dan menutup kelambu ruangan.

“Na.. Kuakui, aku pun kelaparan. Sudah empat bulan tidak bercumbu dengan Tari.”
“Jadikan aku Mbak Tari, Mas. Ayo,” kata Naralita sambil turun dari meja dan menyongsong langkahku.

Ia memelukku kuat-kuat sehingga dadanya yang empuk sepenuhnya menempel di dadaku. Terasa pula penisku yang telah mengeras berbenturan dengan perut bawah pusarnya yang lembut.

Naralita merapatkan pula perutnya ke arah kemaluanku yang masih terbungkus celana tebal. Naralita kembali menyambar leherku dengan kuluman bibirnnya yang merekah bak bibir artis terkenal. Aliran listrik seakan menjalar ke seluruh tubuh. Aku semula ragu menyambut keliaran Naralita. Namun ketika kenikmatan tiba-tiba menjalar ke seluruh tubuh, menjadi mubazir belaka melepas kesempatanini.

“Kamu amat bergairah, Naralita..” bisikku lirih di telinganya.

“Hmm.. iya.. Sayang..” balasnya lirih sembari mendesah.

“Aku sebenarnya menginginkan Mas sejak lama.. ukh..” serunya sembari menelan ludahnya.

“Ayo, Mas.. teruskan..”

“Ya Sayang. Apa yang kamu inginkan dari Mas?”

“Semuanya,” kata Naralita sembari tangannya menjelajah dan mengelus batang kemaluanku. Bibirnya terus menyapu permukaan kulitku di leher, dada dan tengkuk. Perlahan kusingkap T-Shirt yang dikenakannya.

Kutarik perlahan ke arah atas dan serta merta tangan Naralita telah diangkat tanda meminta T-Shirt langsung dibuka saja. Kaos itu kulempar ke atas meja. Kedua jemariku langsung memeluknya kuat-kuat hingga badan Naralita lekat ke dadaku.a

Kedua bukitnya menempel kembali, terasa hangat dan lembut. Jemariku mencari kancing BH yang terletak di punggungnya. Kulepas perlahan, talinya, kuturunkan melalui tangannya. BH itu akhirnya jatuh ke lantai dan kini ujung payudaranya menempel lekat ke arahku.

Aku melorot perlahan ke arah dadanya dan kujilati penuh gairah. Permukaan dan tepi putingnya terasa sedikit asin oleh keringat Naralita, namun menambah nikmat aroma gadis muda.

Tangan Naralita mengusap-usap rambutku dan menggiring kepalaku agar mulutku segera menyedot putingnya.

“Sedot kuat-kuat Mas, sedoott..” bisiknya. Aku memenuhi permintaannya dan Naralita tak kuasa menahan kedua kakinya. Ia seakan lemas dan menjatuhkan badan ke lantai berkarpet tebal. Ruang ber-AC itu terasa makin hangat.

“Mas lepas..” katanya sambil telentang di lantai. Naralita meminta aku melepas pakaian. Naralita sendiri pun melepas rok dan celana dalamnya. Aku pun berbuat demikian namun masih kusisakan celana dalam. Naralita melihat dengan pandangan mata sayu seperti tak sabar menunggu.

Segera aku menyusulnya, tiduran di lantai. Kudekap tubuhnya dari arah samping sembari kugosokkan telapak tanganku ke arah putingnya. Naralita melenguh sedikit kemudian sedikit memiringkan tubuhnya ke arahku. Sengaja ia segera mengarahkan putingnya ke mulutku.

“Mas sedot Mas.. teruskan, enak sekali Mas.. enak..” Kupenuhi permintaannya sembari kupijat-pijat pantatnya. Tanganku mulai nakal mencari selangkangan Naralita. Rambutnya tidak terlalu tebal namun datarannya cukup mantap untuk mendaratkan pesawat “cocorde” milikku. Kumainkan jemariku di sana dan Naralita tampak sedikit tersentak.

“Ukh.. khmem.. hss.. terus.. terus,” lenguhnya tak jelas. Sementara sedotan di putingnya kugencarkan, jemari tanganku bagaikan memetik dawai gitar di pusat kenikmatannya.

Terasa jemari kanan tengahku telah mencapai gumpalan kecil daging di dinding atas depan vaginanya, ujungnya kuraba-raba lembut berirama. Lidahku memainkan puting sembari sesekali menyedot dan menghembusnya. Jemariku memilin klitoris Naralita dengan teknik petik melodi.

Naralita menggelinjang-gelinjang, melenguh-lenguh penuh nikmat. “Mas.. Mas.. ampun.. terus, ampun.. terus ukhh..” Sebentar kemudian Naralita lemas. Namun itu tidak berlangsung lama karena Naralita kembali bernafsu dan berbalik mengambil inisitif.

Tangannya mencari-cari arah kejantananku. Kudekatkan agar gampang dijangkau, dengan serta merta Naralita menarik celana dalamku. Bersamaan dengan itu melesat keluar pusaka kesayangan Tari. Akibatnya, memukul ke arah wajah Naralita.

“Uh.. Mas.. apaan ini,” kata Naralita kaget. Tanpa menunggu jawabanku, tangan Naralita langsung meraihnya. Kedua telapak tangannya menggenggam dan mengelus penisku.

“Mas.. ini asli?”

“Asli, 100 persen,” jawabku.

Naralita geleng-geleng kepala. Lalu lidahnya menyambar cepat ke arah permukaan penisku yang berdiameter 6 cm dan panjang 19 cm itu, sedikit agak bengkok ke kanan. Di bagian samping kanan terlihat menonjol aliran otot keras.

Bagian bawah kepalanya, masih tersisa sedikit kulit yang menggelambir. Otot dan gelambiran kulit itulah yang membuat perempuan bertambah nikmat merasakan tusukan senjata andalanku.

“Mas, belum pernah aku melihat penis sebesar dan sepanjang ini.”

“Sekarang kamu melihatnya, memegangnya dan menikmatinya.”

“Alangkah bahagianya MBak Tari.”

“Makanya kamu pengin seperti dia, kan?”

Naralita langsung menarik penisku. “Mas, aku ingin cepat menikmatinya. Masukkan, cepat masukkan.”
Naralita menelentangkan tubuhnya. Pahanya direntangkannya. Terlihat betapa mulus putih dan bersih. Diantara bulu halus di selangkangannya, terlihat lubang vagina yang mungil. Aku telah berada di antara pahanya. Exocet-ku telah siap meluncur. Naralita memandangiku penuh harap.

“Cepat Mas, cepat..”

“Sabar Naralita. Kamu harus benar-benar terangsang, Sayang..”

Namun tampaknya Naralita tak sabar. Belum pernah kulihat perempuan sekasar Naralita. Dia tak ingin dicumbui dulu sebelum dirasuki penis pasangannya. filmbokepjepang.net “Cepat Mas..” ajaknya lagi. Kupenuhi permintaannya, kutempelkan ujung penisku di permukaan lubang vaginanya, kutekan perlahan tapi sungguh amat sulit masuk, kuangkat kembali namun Naralita justru mendorongkan pantatku dengan kedua belah tangannya. Pantatnya sendiri didorong ke arah atas.

Tak terhindarkan, batang penisku bagai membentur dinding tebal. Namun Naralita tampaknya ingin main kasar. Aku pun, meski belum terangsang benar, kumasukkan penisku sekuat dan sekencangnya. Meski perlahan dapat memasukirongga vaginanya, namun terasa sangat sesak, seret, panas, perih dan sulit. Naralita tidak gentar, malah menyongsongnya penuh gairah.

“Jangan paksakan, Sayang..” pintaku.

“Terus. Paksa, siksa aku. Siksa.. tusuk aku. Keras.. keras jangan takut Mas, terus..” Dan aku tak bisa menghindar. Kulesakkan keras hingga separuh penisku telah masuk. Naralita menjerit, “Aouwww.. sedikit lagi..” Dan aku menekannya kuat-kuat.

Bersamaan dengan itu terasa ada yang mengalir dari dalam vagina Naralita, meleleh keluar. Aku melirik, darah.. darah segar. Naralita diam. Nafasnya terengah-engah. Matanya memejam. Aku menahan penisku tetap menancap.

Tidak turun, tidak juga naik. Untuk mengurangi ketegangannya, kucari ujung puting Naralita dengan mulutku. Meski agak membungkuk, aku dapat mencapainya. Naralita sedikit berkurang ketegangannya.

Beberapa saat kemudian ia memintaku memulai aktivitas. Kugerakkan penisku yang hanya separuh jalan, turun naik dan Naralita mulai tampak menikmatinya. Pergerakan konstan itu kupertahankan cukup lama. Makin lama tusukanku makin dalam. Naralita pasrah dan tidak sebuas tadi.

Ia menikmati irama keluar masuk di liang kemaluannya yang mulai basah dan mengalirkan cairan pelicin. Naralita mulai bangkit gairahnya menggelinjang dan melenguh dan pada akhirnya menjerit lirih, “Uuuhh.. Mas.. uhh.. enaakk.. enaakk.. Terus.. aduh.. ya ampun enaknya..” Naralita melemas dan terkulai. Kucabut penisku yang masih keras, kubersihkan dengan bajuku. Aku duduk di samping Naralita yang terkulai.

“Naralita, kenapa kamu?”

“Lemas, Mas. Kamu amat perkasa.”

“Kamu juga liar.”

Naralita memang sering berhubungan dengan laki-laki. Namun belum ada yang berhasil menembus keperawanannya karena selaput daranya amat tebal. Namun perkiraanku, para lelaki akan takluk oleh garangnya Naralita mengajak senggama tanpa pemanasan yang cukup. Gila memang anak itu, cepat panas.

Sejak kejadian itu, Naralita selalu ingin mengulanginya. Namun aku selalu menghindar. Hanya sekali peristiwa itu kami ulangi di sebuah hotel sepanjang hari. Naralita waktu itu kesetanan dan kuladeni kemauannya dengan segala gaya. Naralita mengaku puas.

Setelah lulus, Naralita menikah dan tinggal di Palembang. Sejak itu tidak ada kabarnya. Dan, ketika pulang ke Yogya bersama anaknya, aku berjumpa di rumah bude.

“Mas Danu, mau nyoba lagi?” bisiknya lirih.

Aku hanya mengangguk.

“Masih gede juga?” tanyanya menggoda.

“Ya, tambah gede dong.”

Dan malamnya, aku menyambangi di hotel tempatnya menginap. Pertarungan pun kembali terjadi dalam posisi sama-sama telah matang.

“Mas Danu, Mbak Tari sudah bisa dipakai belum?” tanyanya.

“Belum, dokter melarangnya,” kataku berbohong.

Dan, Naralita pun malam itu mencoba melayaniku hingga kami sama-sama terpuaskan.

-Kisah Taro – Gejolak Nikmat Dari Mr P

TAROSLOT Gejolak Nikmat Dari Mr P, Aku Dewi, sehabis lulus SMA aku dinikahkan ortu ke temen ortu, dah agak berumur si, tapi suamiku itu tampan, tajir karena memiliki beberapa perusahaan yang berhasil dalam bisnisnya, dan juga sangat workholik. Aku sangat menikmati kehidupan suami istri ketika berbulan madu. Suamiku menggarap aku setiap saat dia bernapsu, tetapi begitu kembali ke dunia nyata, diapun kembali ke kebiasaannya yaitu workholik, dia sangat sibuk ngurusi semua perusahaan. Aku secara materi berkecukupan, tapi secara batin sangat kesepian. Apalagi aku menikah masi umur belasan dan ini tahun pernikahanku yang kedua.

Aku memang nurut aja apa kata ortu sehingga ketika dijodohkan ya iya aja. Kebetulan aku sejak kecil suka ikut masak ma ibuku sehingga kebiasaan itu terbawa sampe sekarang walaupun aku masak hanya untuk diriku sendiri karena suami gak pernah makan dirumah. Pulang selalu dah larut malem sehingga dah cape dianya dan gak ada niat menyentuh aku. Kalo weekend dan dia ada dirumah, kami selalu makan diluar. Itupun jarang kami bermesraan karena abis makan malem biasanya dia tenggelem ma kerjaannya sampe aku tertidur duluan dan dia nyusul karena dah ngantuk berat.

Aku suka makanan segar sehingga bahannya juga kudu segar, kalo beli di supermarket itu sudah tidak segar karena dah lama dipetiknya, makanya aku nunggu tukang sayur aja kalo mau masak. Aku si gak punya langganan tukang sayur yang tetap, tapi suatu pagi kuliat ada tukang sayur yang lagi berdiri depan rumahku, dia menghadap ke rumahku, rupanya dia lagi kencing. Aku kaget banget liat kontolnya, item besar panjang padahal lagi gak ngaceng. Apalagi kalo lagi ngaceng tu, kaya apa gedenya. membayangkan itu memekku jadi basah.

Karena gak mau mempermalukan si tukang sayur, aku nunggu dia selesai pipis baru keluar rumah. Itu bapak tampangnya kaya orang timteng, pantes kontolnya gede panjang gitu, tapi logat ngomongnya sunda pisan. Ku panggil ja Budi. “Budi orang sunda ya, atau orang arab”. “Bapak saya arab tapi ibu sunda pisan neng, kenapa nanya gitu”. “Gak apa, iseng ja nanya bud”. Aku beli beberapa sayuran dan dia nawarain nanas jualannya. Kubilang aku males ngupasnya, trus dia jawab nanti dia kupasin, cuma sehabis dia dagang nanti dia balik lagi.

Wah kesempatan ni, pikirku. Kali2 bisa nikmati kontol jumbonya, aku jadi ngeres karena masih terbayang terus kontolnya yang besar panjang dalam keadaan lemes gitu. “Ya boleh deh bud, nanasnya aku ambil semua, tapi bener ya nanti Budi balik lagi buat ngupasin nanasnya”.

Transaksi selesai dan dia pergi sementara aku masuk dan mulai mengolah sayur yang kubeli ditambah beberapa bahan laen dari lemari es, sehingga tersajilah beberapa lauk untuk aku makan siang dan makan malem, nasi masi ada sisa kemaren sehingga cukup diangetin aja. Makan siang selesai, dia belom dateng juga, aku ngantuk dan tertidur, sampe aku bangun rasanya gak ngedenger ada orang ngetok pintu pager. Aku mandi, ketika ditengah acara cuci rambut terdengar ada bel berbunyi, wah nanggung ni, cuci rambut  belom beres dia dah datang.

Ya dah ku balut tubuhku pake jas kamar dan membungkus rambutku dengan handuk, Aku gak pake apa2 dibawah jas kamar, ikat pinggang ku ikatkan asal aja sehingga bagian dada tersingkap kalau ku bergerak. Aku keluar membukakan pintu pagar dan segera kembali masuk rumah. Kuminta dia ngunci pintu pager dan kupersilah kan dia masuk langsung ke dapur tempat aku meletakkan nanas2 yang tadi kubeli.

Ku liat dia rapi gak acak2an kaya waktu dagang tadi, rambutnya juga rapi disisirnya, kayanya dia dah mandi dulu sebelom ke tempatku. Biar tukang sayur dia cukup kerenlah sebagai lelaki. Matanya membelalak meliat aku yang cuma terbungkus jas kamar yang mini banget. Dadaku tersingkap cukup lebar karena ikatan dipinggang longgar aja, sehingga belahan toketku nampak. Biar aja deh dia napsu ma aku, kali ja dia mau garap aku setelah beres kupas nanasnya. Aku balik ke kemar mandi untuk menuntaskan acara keramasku. Aku jadi horny sendiri, sambil mandi aku menggosok2 toketku sampe pentilku mengeras. Aku ngilik bagian klitorisku sendiri sampe aku nyampe.

Aku kaget karena cukup lama aku berswalayan, sampe lupa si tukang sayur lagi motongin nanas. Segera aku memakai daster tanpa daleman sama sekali dan keluar. “Sori ya bud, lama ya, sekalian nyuci sih”, kataku. “Nyuci apaan neng, kan ada mesin cuci”. “Nyuci yang gak bisa pake mesin cuci. Dah beres ya bud ngupasnya”, kataku. “Udah neng, tinggal dipotong kecil2 aja kalo mo dimakan.

Mo sekalian dipotong2”. “Gak usah deh bud, biar nanti ku potong sendiri kalo mo dimakan”. “Perempuan kan gak bole makan nanas banyak2 neng”. “Mangnya kenapa bud”. “Bisa becek”, jawabnya sambil nyengir. “becek apanya bud”, tanyaku pura2 gak ngerti. “Itunya neng, jadi gak seret lagi kan kalo becek”. “apanya yang becek dan seret si”, aku masi terus bersandiwara. Dia mandangi dadaku terus, emang si dasternya tipis jadi pentilku membayang jelas di dasterku. Aku hanya mengenakan daster mini, sehingga paha mulusku menjadi tersingkap, matanya bergantian menelusuri dada dan pahaku. “Ih Budi matanya jelalatan gitu”. “Bisnya neng ngasi liat gitu si”. Wah dah konak ni, itu yang kutunggu2, ku jadi nunggu aja ni apa tindakan dia lebih lanjut.

Aku memasukkan nanas yang sudah dikupas ke lemari es, kemudian menarik tangannya untuk duduk di sofa. Ketika duduk dasterku naik keatas. Aku membiarkan ketika tangannya diletakkan perlahan didengkulku. Dia mulai mengelus2 pahaku. Makin lama elusannya makin keatas, dasterku disingkapnya sehingga pahaku terkespose semuanya.

Elusannya mengarah ke selangkanganku, aku mengangkangkan pahaku secara otomatis. Ketika jarinya mulai mengelus memek dari luar cdku, aku melenguh nikmat, “budd”. “Napa neng”, katanya sambil mencium pipiku. “Geli budd”. Elusannya menjadi gerakan mencongkel, memekku basah dengan sendirinya dan nyerap ke cdku. itilku menjadi sasaran berikutnya. “Neng dah basah gini, kamu dah napsu ya”, kembali dia mencium pipiku. “Budi nakal sih tangannya”, jawabku manja. Akhirnya dia menghadapkan tubuhnya ke arahku. kurasakan bibirnya sudah menyentuh leherku, terus menyusur ke pipiku.

Tubuhnya bergeser merapat, bibirku dilumatnya dengan penuh napsu. Sedang kunikmati lidahnya yang menjelajah di mulutku, kurasakan tangan besarnya membuka kancing daster ku dan kemudian menyelusup kedalam dan meremas toketku. Toketku tercakup seluruhnya dalam tangannya. aku rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsuku, padahal baru awal pemanasan. Bibirnya mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan dasterku, leherku dikecup, dijilat kadang digigitnya.

Aku mengangkat tanganku keatas untuk mempermudah dia melepaskan dasterku. Sambil tangannya terus meremas-remas toketku. Bibirnya terus menelusur di permukaan kulitku. Dan mulai pentil kiriku tersentuh lidahnya dan dihisap. Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketku akan dihisap. Dan tangan satunya mulai turun dan memainkan puserku, terasa geli tapi nikmat, napsuku makin berkobar karena elusan tangannya. Kemudian tangannya turun lagi dan menjamah selangkanganku. Memekku yang pasti sudah basah sekali. Dibelainya celah memekku lagi dengan perlahan. Sesekali jarinya kembali menyentuh itilku. Bergetar semua rasanya tubuhku, kemudian CD ku yang sudah basah itu dilepaskannya.

Aku mengangkat pantatku agar dia bisa melepas pembungkus tubuhku yang terakhir. Jarinya mulai sengaja memainkan itilku. Dan akhirnya jari besar itu masuk ke dalam memekku. Oh, nikmatnya, bibirnya terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan dan sesekali dihisap dan terus menjalar ke perutku. Dan akhirnya sampailah ke memekku. Kali ini diciumnya jembutku dan aku rasakan bibir memekku dibuka dengan dua jari.

Dan akhirnya kembali memekku dibuat mainan oleh bibirnya, kadang bibirnya dihisap, kadang itilku, namun yang membuat aku tak tahan adalah saat lidahnya masuk di antara kedua bibir memekku sambil menghisap itilku. Dia benar benar mahir memainkan memekku. Hanya dalam beberapa menit aku benar-benar tak tahan.

Dan.. Aku mengejang dan dengan sekuatnya aku berteriak sambil mengangkat pantatku supaya merapatkan itilku dengan mulutnya, kuremas-remas rambutnya. Dia terus mencumbu memekku, rasanya belum puas dia memainkan memekku hingga napsuku bangkit kembali dengan cepat. “Budi pinter banget ngerangsang aku. Biasanya sama siapa bud maennya. Aku sudah pengen dientot.” kataku memohon sambil kubuka pahaku lebih lebar.

Dia tidak menjawab, bangkit dan mengangkat badanku yang sudah lemes dan dibawanya ke kamarku. Aku dibaringkan di ranjang dan dia mulai membuka bajunya, kemudian celananya. Aku terkejut melihat kontolnya yang besar dan panjang nongol dari bagian atas CDnya. Kemudian dia juga melepas CD nya.

Sementara itu aku dengan berdebar terbaring menunggu dengan semakin berharap. Kontolnya yang besar dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Aku merinding apakah muat kontol segitu besarnya di memekku. Dan saat dia pelan-pelan menindihku, aku membuka pahaku makin lebar, rasanya tidak sabar memekku menunggu masuknya kontol extra gede itu. Aku pejamkan mata.

Dia mulai mendekapku sambil terus mencium bibirku, kurasakan bibir memekku mulai tersentuh ujung kontolnya. Sebentar diusap-usapkan dan pelan sekali mulai kurasakan bibir memekku terdesak menyamping. Terdesak kepala kontolnya yang besar itu. Ohh, benar benar kurasakan penuh dan sesak liang memekku dimasuki kontolnya. Aku menahan nafas. Dan nikmat luar biasa. Mili per mili. Pelan sekali terus masuk kontolnya. Aku mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus.. Akhirnya ujung kontol itu menyentuh bagian dalam memekku. Terasa sangat mengganjal sekali rasanya, besar, keras dan panjang. Dia terus menciumi bibir dan leherku.

Dan tangannya tak henti-henti meremas-remas toketku. Tapi konsentrasi kenikmatanku tetap pada kontol besar yang mulai dienjotkan halus dan pelan. Aku benar benar cepat terbawa ke puncak nikmat yang belum pernah kualami. Nafasku cepat sekali memburu, terengah-engah. Aku benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan kontol besar itu. Maka hanya dalam waktu yang singkat aku makin tak tahan. Dan dia tahu bahwa aku semakin hanyut. Maka makin gencar dia melumat bibirku, leherku dan remasan tangannya di toketku makin kuat.

Dengan tusukan kontolnya yang agak kuat dan dipepetnya itilku dengan menggoyang goyangnya, aku menggelepar, tubuhku mengejang, tanganku mencengkeram kuat-kuat badannya memekku menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat-kuat, benar-benar puncak kenikmatan yang luar biasa. Aku tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan kenikmatan. “Budd, aku nyampe buudd”, Aku sendiri terkejut atas teriakkan kuatku. Setelah selesai, pelan pelan tubuhku lunglai, lemas.

Setelah dua kali aku nyampe dalam waktu relatif singkat, namun terasa nyaman sekali, Dia membelai rambutku yang basah keringat. Kubuka mataku, Dia tersenyum dan menciumku penuh napsu, tak henti hentinya toketku diremas-remas pelan. Tiba tiba, serangan cepat bibirnya melumat bibirku kuat dan diteruskan ke leher serta tangannya meremas-remas toketku lebih kuat.

Baca Juga >> Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Napsuku naik lagi dengan cepat, saat kembali dia mengenjotkan kontolnya semakin cepat. Uhh, sekali lagi aku nyampe, yang hanya selang beberapa menit, dan kembali aku berteriak lebih keras lagi. Dia terus mengenjotkan kontolnya dan kali ini dia ikut menggelepar, wajahnya menengadah. Satu tangannya mencengkeram lenganku dan satunya menekan toketku. Aku makin meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan peju yang kuat di dalam memekku, menyembur berulang kali.

Oh, terasa banyak sekali peju kental dan hangat menyembur dan memenuhi memekku, hangat sekali dan terasa sekali peju yang keluar seolah menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai, dia memiringkan tubuhnya dan tangannya tetap meremas lembut toketku sambil mencium wajahku. “Neng luar biasa, memeknya sempit dan nikmat sekali. Gak apa kan aku ngecrot didalem”, pujinya sambil membelai dadaku. “Gak apa kok bud, lebih nikmat lagi kusemprot peju anget. Budi juga hebat. Bisa membuat aku nyampe beberapa kali, dan baru kali ini aku bisa nyampe dan merasakan kontol raksasa. Hihi..” “Jadi neng suka dengan kontolku?” godanya sambil menggerakkan kontolnya dan membelai belai wajahku. “Ya Bud, kontol Budi nikmat, besar , panjang dan keras banget” jawabku jujur. Dia memang sangat pandai memperlakukan wanita. Dia tidak langsung mencabut kontolnya, tapi malah mengajak mengobrol sembari kontolnya makin mengecil.

Dan tak henti-hentinya dia menciumku, membelai rambutku dan paling suka membelai toketku. Aku merasakan pejunya yang bercampur dengan cairan memekku mengalir keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan kontol yang telah menghantarkan aku ke awang awang itu dicabut sambil dia menciumku. Tak lama kemudian tertidurlah aku dalam pelukannya, merasa nyaman dan benar-benar aku terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya kubayangkan saja.

Aku bangun masih dalam pelukannya. Katanya aku tidur nyenyak sekali, sambil membelai rambutku. Hari dah menjelang sore. Kurang lebih setengah jam kami berbaring berdampingan. Ia lalu mengajakku mandi. Dibimbingnya aku ke kamar mandi, saat berjalan rasanya masih ada yang mengganjal memekku dan ternyata masih ada peju yang mengalir di pahaku, mungkin saking banyaknya dia mengecrotkan pejunya di dalam memekku. Dalam bathtub yang berisi air hangat, aku duduk di atas pahanya. Dia mengusap-usap menyabuni punggungku, dan akupun menyabuni punggungnya. Dia memelukku sangat erat hingga dadanya menekan toketku.

Sesekali aku menggeliatkan badanku sehingga pentilku bergesekan dengan dadanya yang berbulu dan dipenuhi busa sabun. Pentilku semakin mengeras. Pangkal pahaku yang terendam air hangat tersenggol2 kontolnya. Hal itu menyebabkan napsuku mulai berkobar kembali. Aku di tariknya sehingga menempel lebih erat ke tubuhnya. Dia menyabuni punggungku. Sambil mengusap-usapkan busa sabun, tangannya terus menyusur hingga tenggelam ke dalam air. Dia mengusap-usap pantatku dan diremasnya. Kontolnya pun mulai ngaceng ketika menyentuh memekku. Terasa bibir luar memekku bergesekan dengan kontolnya. Dengan usapan lembut, tapak tangannya terus menyusuri pantatku. Dia mengusap beberapa kali hingga ujung jarinya menyentuh lipatan daging antara lubang pantat dan memekku. “Budi nakal!” desahku sambil menggeliat mengangkat pinggulku.

Walau tengkukku basah, aku merasa bulu roma di tengkukku meremang akibat nikmat dan geli yang mengalir dari memekku. Aku menggeliatkan pinggulku. Ia mengecup leherku berulang kali sambil menyentuh bagian bawah bibir memekku. Tak lama kemudian, tangannya semakin jauh menyusur hingga akhirnya kurasakan lipatan bibir luar memekku diusap-usap. Dia berulang kali mengecup leherku. Sesekali lidahnya menjilat, sesekali menggigit dengan gemas. ”Aarrgghh.. Sstt.Sstt..” rintihku berulang kali. Lalu aku bangkit dari pangkuannya. Aku tak ingin nyampe hanya karena jari yang terasa kesat di memekku.

Tapi ketika berdiri, kedua lututku terasa goyah. Dengan cepat dia pun bangkit berdiri dan segera membalikkan tubuhku. Dia tak ingin aku terjatuh. Dia menyangga punggungku dengan dadanya. Lalu diusapkannya kembali cairan sabun ke perutku. Dia menggerakkan tangannya keatas, meremas dengan lembut kedua toketku dan pentil ku dijepit2 dengan jempol dan telunjuknya. Pentil kiri dan kanan diremas bersamaan.

Lalu dia mengusap semakin ke atas dan berhenti di leherku. “Budd, lama amat menyabuninya” rintihku sambil menggeliatkan pinggulku. Aku merasakan kontolnya semakin keras dan besar. Hal itu dapat kurasakan karena kontolnya makin dalam terselip di pantatku. Tangan kiriku segera meluncur ke bawah, lalu meremas biji pelernya dengan gemas. Dia menggerakkan telapak kanannya ke arah pangkal pahaku.

Sesaat dia mengusap usap jembutku, lalu mengusap memekku berulang kali. Jari tengahnya terselip di antara kedua bibir luar memekku. Dia mengusap berulang kali. itilku pun menjadi sasaran usapannya. “Aarrgghh..!” rintihku ketika merasakan kontolnya makin kuat menekan pantatku. Aku merasa lendir membanjiri memekku. Aku jongkok agar memekku terendam ke dalam air. Kubersihkan celah diantara bibir memekku dengan mengusapkan 2 jariku.

Ketika menengadah kulihat kontolnya telah berada persis didepanku. kontolnya telah ngaceng berat. “Bud, kuat banget sih, baru aja ngecrot di memekku sekarang sudah ngaceng lagi”, kataku sambil meremas kontolnya, lalu kuarahkan ke mulutku. Kukecup ujung kepala kontolnya. Tubuhnya bergetar menahan nikmat ketika aku menjilati kepala kontolnya. Dia meraih bahuku karena tak sanggup lagi menahan napsunya.

Setelah berdiri, kaki kiriku diangkat dan letakkan di pinggir bath tub. Aku dibuatnya menungging sambil memegang dinding di depanku dan dia menyelipkan kepala kontolnya ke celah di antara bibir memekku. ”Argh, aarrgghh..,!” rintihku. Dia menarik kontolnya perlahan-lahan, kemudian mendorongnya kembali perlahan-lahan pula. Bibir luar memekku ikut terdorong bersama kontolnya. Perlahan-lahan menarik kembali kontolnya sambil berkata “Enak neng?”. ”Enaak banget budd”, jawabku!” Dia mengenjotkan kontolnya dengan cepat sambil meremas bongkah pantat ku dan tangan satunya meremas toketku. “Aarrgghh..!” rintihku ketika kurasakan kontolnya kembali menghunjam memekku. Aku terpaksa berjinjit karena kontol itu terasa seolah membelah memekku karena besarnya. Terasa memekku sesak kemasukan kontol besar dan panjang itu.

Kedua tangannya dengan erat memegang pinggulku dan dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Terdengar ‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal pahanya berbenturan dengan pantatku. “Aarrgghh.., aarrgghh..!Budd.., aku nyampe..!” Aku lemas ketika nyampe lagi untuk kesekian kalinya.

Rupanya dia juga tidak dapat menahan pejunya lebih lama lagi. “Aarrgghh.., neng”, kata nya sambil menghunjamkan kontolnya sedalam-dalamnya. “Budd.., sstt, sstt..” kataku karena berulangkali ketika merasa tembakan pejunya dimemekku. “Aarrgghh.., neng, enaknya!” bisiknya ditelingaku. “budd.., sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dientot buddiii”, jawabku karena nikmatnya nyampe. Dia masih mencengkeram pantatku sementara kontolnya masih nancep dimemekku. Beberapa saat kami diam di tempat dengan kontolnya yang masih menancap di memekku. Kemudian dia membimbingku ke shower, menyalakan air hangat dan kami berpelukan mesra dibawah kucuran air hangat.

Setelah selesai aku keluar duluan, sedang dia masih menikmati shower. Selesai dengan rambut yang masih basah dan masih bertelanjang bulat, aku keluar dari kamar mandi. Hari dah mulai gelap. Aku menyiapkan makan malem sambil tetep bertelanjang bulat. Masakanku tadi siang kuangetin lagi, demikian juga nasinya. Diapun keluar kamar bertelanjang bulat juga, sepertinya dia masih mau sekali lagi. Kami nyantap makanan sambil ngobrolin kenikmatan yang baru kami nikmati. “Budi pengalaman sekali ngegarap tubuhku, sampe aku klojotan berkali2, biasanya garap siapa Budd?. “Iya neng, biasanya aku suka maen ma pembantu2 aja yang pengen kugarap, baru sekali ini maen ma yang punya rumah. jauh lebih nikmat lah ma neng, neng mana cantik, putih, mulus lagi”.

Setelah makan, aku ngajak duduk di sofa. dia memintaku duduk di pangkuannya. Aku menurut saja. Sambil mengobrol, aku dimanja dengan belaiannya. Diraihnya daguku, dan diciumnya bibirku dengan hangatnya, aku mengimbangi ciumannya. Dan selanjutnya kurasakan tangannya mulai meremas gemes toketku, kemudian tangannya menelusuri antara dada dan pahaku. Nikmat sekali rasanya, tapi aku sadar bahwa sesuatu yang aku duduki terasa mulai agak mengeras. Ohh, langsung aku bangkit.

Aku bersimpuh di depannya dan ternyata kontolnya sudah mulai ngaceng, walau masih belum begitu mengeras. Kepala kontolnya ku raih, ku belai dan sebelum penuh ngacengnya langsung aku kulum kontolnya. Tapi hanya bisa sesaat, sebab dengan cepatnya kontolnya makin membengkak dan dia mulai menggeliat dan berdesis menahan kenikmatan permainan lidahku dan membuat mulutku semakin penuh. “Budi hebat ya sudah ngaceng lagi, kita lanjut yuk budd”, kataku yang juga sudah terangsang. Rupanya dia makin tak tahan menerima rangsangan lidahku. Maka aku ditarik dan diajak ke kamar.

Aku berbaring diranjang yang masih berantakan sisa pertempuran seru tadi. Kakiku ditahannya sambil tersenyum, diteruskan dengan membuka kakiku dan dia langsung menelungkup di antara pahaku. “Aku suka melihat memek neng” ujarnya sambil membelai bulu jembutku. Aku merasakan dia terus membelai jembutku dan bibir memekku. Kadang-kadang dicubit pelan, ditarik-tarik seperti mainan. Aku suka memekku dimainkan berlama-lama, aku terkadang melirik apa yang dilakukannya. Seterusnya dengan dua jarinya membuka bibir memekku, aku makin terangsang dan aku merasakan makin banyak keluar cairan dari memekku. Dia terus memainkan memekku seolah tak puas-puas memperhatikan memekku, kadang kadang disentuh sedikit itilku, membuat aku penasaran. Tak sadar pinggulku mulai menggeliat, menahan rasa penasaran. Maka saat aku mengangkat pinggulku, langsung disambut dengan bibirnya. Terasa dia menghisap lubang memekku yang sudah penuh cairan. Lidahnya ikut menari kesana kemari menjelajah seluruh lekuk memekku, dan saat dihisapnya itillku dengan ujung lidahnya, cepat sekali menggelitik ujung itilku, benar benar aku tersentak. Terkejut kenikmatan, membuat aku tak sadar berteriak..“Aauuhh!!”. Benar benar hebat dia merangsangku, dan aku sudah tak tahan lagi. “Ayo dong Budd, aku pingin dientot lagi” ujarku.

Dia langsung menempatkan tubuhnya makin ke atas dan mengarahkan kontol gedenya ke arah memekku. Aku masih sempat melirik saat dia memegang kontolnya untuk diarahkan dan diselipkan di antara bibir memekku. Kembali aku berdebar karena berharap. Dan saat kepala kontolnya telah menyentuh di antara bibir memekku, aku menahan nafas untuk menikmatinya. Dan dilepasnya dari pegangan saat kepala kontolnya mulai menyelinap di antara bibir memekku dan menyelusup lubang memekku hingga aku berdebar nikmat. Pelan-pelan ditekannya dan dia mulai mencium bibirku lembut. Kali ini aku lebih dapat menikmatinya. Makin ke dalam.. Oh, nikmat sekali. kontolnya semakin masuk. Belum semuanya masuk, Dia menarik kembali seolah akan dicabut hingga tak sadar pinggulku naik mencegahnya agar tidak lepas.

Beberapa kali dilakukannya sampai akhirnya aku penasaran dan berteriak-teriak sendiri. Setelah dia puas menggodaku, tiba tiba dengan hentakan agak keras, dipercepat gerakan mengenjotnya hingga aku kewalahan. Dan dengan hentakan keras serta digoyang goyangkan, tangan satunya meremas toketku, bibirnya dahsyat menciumi leherku. Akhirnya aku mengelepar-gelepar. Dan sampailah aku kepuncak.

Tak tahan aku berteriak, terus Dia menyerangku dengan dahsyatnya, rasanya tak habis-habisnya aku melewati puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak kuat aku meneruskannya. Aku memohon, tak kuat menerima rangsangan lagi, benar benar terkuras tenagaku dengan orgasme berkepanjangan. Akhirnya dia pelan-pelan mengakhiri serangan dahsyatnya. Aku terkulai lemas sekali, keringatku bercucuran. Hampir pingsan aku menerima kenikmatan yang berkepanjangan. Benar-benar aku tidak menyesal ngentot dengan dia, dia memang benar-benar hebat dan mahir dalam ngentot, dia dapat mengolah tubuhku menuju kenikmatan yang tiada tara.

Lamunanku lepas saat pahanya mulai kembali menjepit kedua pahaku dan dirapatkan, tubuhnya menindihku serta leherku kembali dicumbu. Kupeluk tubuhnya yang besar dan tangannya kembali meremas toketku. Pelan-pelan mulai dienjotkan kontollnya. Kali ini aku ingin lebih menikmati seluruh rangsangan yang terjadi di seluruh bagian tubuhku. Tangannya terus menelusuri permukaan tubuhku. Dadanya merangsang dadaku setiap kali bergeseran mengenai pentilku. Dan kontolnya dipompakan dengan penuh napsu, bibirnya menjelajah leher dan bibirku. Ohh, luar biasa. Lama kelamaan tubuhku yang semula lemas, mulai terbakar lagi. Aku berusaha menggeliat, tapi tubuhku dipeluk cukup kuat, hanya tanganku yang mulai menggapai apa saja yang kudapat.

Dia makin meningkatkan cumbuannya dan memompakan kontolnya makin cepat. Gesekan di dinding memekku makin terasa. Dan kenikmatan makin memuncak. Maka kali ini leherku digigitnya agak kuat dan dimasukkan seluruh batang kontolnya serta digoyang-goyang untuk meningkatkan rangsangan di itilku. Maka jebol lah bendungan, aku mencapai puncak kembali. tiba tiba dia dengan cepat mengenjot lagi. Kembali aku berteriak sekuatku menikmati ledakan orgasme yang lebih kuat, aku meronta sekenaku. Gila, batinku, dia benar-benar membuat aku kewalahan. Kugigit pundaknya saat aku dihujani dengan kenikmatan yang bertingkat-tingkat.

Sesaat dia menurunkan gerakannya, tapi saat itu dibaliknya tubuhku hingga aku di atas tubuhnya. Aku terkulai di atas tubuhnya. Dengan sisa tenagaku aku keluarkan kontollnya dari memekku. Dan kuraih batang kontolnya. Tanpa pikir panjang, kontol yang masih berlumuran cairan memekku sendiri kukulum dan kukocok. Dan pinggulku diraihnya hingga akhirnya aku telungkup di atasnya lagi dengan posisi terbalik. Kembali memekku yang berlumuran cairan jadi mainannya, aku makin bersemangat mengulum dan menghisap sebagian kontolnya.

Dipeluknya pinggulku hingga sekali lagi aku orgasme. Dihisapnya itilku sambil ujung lidahnya menari cepat sekali. Tubuhku mengejang dan kujepit kepalanya dengan kedua pahaku dan kurapatkan pinggulku agar bibir memekku merapat ke bibirnya. Ingin aku berteriak tapi tak bisa karena mulutku penuh, dan tanpa sadar aku menggigit agak kuat kontolnya dan kucengkeram kuat dengan tanganku saat aku masih menikmati orgasme.

“Neng, aku mau ngecrot di dalam memek neng ya”, katanya sambil menelentangkan aku. “Ya, Bud”, jawabku. Dia menaiki aku dan dengan satu hentakan keras, kontolnya yang besar sudah kembali menyesaki memekku. Dia langsung mengenjot kontolnya keluar masuk dengan cepat dan keras. Dalam beberapa enjotan saja tubuhnya pun mengejang. Pantat kuhentakkan ke atas dengan kuat sehingga kontolnya nancap semuanya ke dalam memekku dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya muncrat dalam beberapa kali semburan kuat.

Herannya, ngecrotnya yang ketiga masih saja pejunya keluar banyak, memang luar biasa staminanya. Dia menelungkup diatasku sambil memelukku erat2. “Neng, nikmat sekali ngentot sama neng, memek neng kuat sekali cengkeramannya ke kontolku”, bisiknya di telingaku. “Ya bud, aku juga nikmat sekali, tentu saja cengkeraman memekku terasa kuat karena kontol Budi kan gede banget. Rasanya sesak deh memekku kalau Budi neken kontolnya masuk semua”. “Sayangnya aku kudu balik neng, kudu nyiapin dagangan sayur buat besok lagi. Suaminya blom pulang ya neng”. “Ah dia kalo dah kerja ya lupa ma aku Budd. Kalau ada kesempatan, aku dientot lagi ya bud”, jawabku.

-Kisah Taro – Memuaskan Nyonya Majikan

TAROSLOT Memuaskan Nyonya Majikan, Aku benar-benar lemas mendengar keputusan pihak manajemen perusahaan hari ini, Bulan lalu perusahaan sudah menyampaikan rencananya untuk mengurangi sejumlah karyawan, termasuk pengemudi. Hari ini aku tahu aku termasuk yang kena PHK.

Istriku tak banyak bicara ketika kutunjukkan surat pemutusan hubungan kerja itu. Ia hanya memandangi bayi kami yang baru berusia 3 bulan. Terbayang di benak kami bagaimana cara menghidupi bayi ini tanpa pekerjaan. Pesangon yang tak seberapa jumlahnya pasti tak akan bertahan lama.

Selama seminggu penuh aku menyibukkan diri dengan iklan lowongan pekerjaan di koran dan mendatangi berbagai macam perusahaan untuk mencari kerja. Hasilnya nihil. Untungnya sorenya istriku membawa kabar gembira.

Pak Sulaiman, lelaki tua yang tinggal tak jauh dari rumah kami kena stroke. Ia harus istirahat total dan berhenti menyupir untuk majikan nya. Kata istriku, majikan pak Sulaiman butuh supir baru segera. Istriku mengangsurkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat majikan Pak Sulaiman.

Esok paginya aku langsung meluncur ke rumah Pak Tan, mantan majikan Pak Sulaiman. Rumah Pak Tan luar biasa besar dan mewah. Pembantu Pak Tan membukakan pintu gerbang dan mempersilakan aku menunggu di beranda. Sejenak kemudian Pak Tan menemuiku. Ia seorang lelaki Cina tua, bos sebuah perusahaan peralatan masak di Surabaya.

“Kamu tetangga Pak Sulaiman?” Tanya Pak Tan.
“Benar, Pak. Nama saya Andi”
“Kamu kelihatan muda sekali. Berapa umurmu?” Tanya Pak Tan.
“24tahun, Pak”
“Sudah lama jadi supir?”
“3 tahun, Pak”

“Oke, Andi. Langsung saja. Kamu akan menjadi supir pribadi istri saya. Istri saya adalah Area Manager perusahaan. Ia harus banyak berkeliling ke cabang-cabang perusahaan di kota-kota lain di Jawa Timur dan di Indonesia,” jelas Pak Tan. “Gaji tiga bulan pertama Rp 1,2 juta. Setuju?”

“Setuju, Pak”
“Kamu mulai kerja hari ini!” kata Pak Tan.

Cerita Sex Memuaskan Nyonya Majikan

Cerita Sex Memuaskan Nyonya Majikan
Cerita Dewasa Mesum – Seminggu sudah aku menjadi supir Nyonya Tan. Dari karyawan kantor, aku tahu nama Nyonya Tan adalah Yena, sebuah nama yang elok. Di kantor, para karyawan demikian segan dan hormat padanya, dan tak pernah ada yang bicara buruk tentang perempuan luar biasa ini.

Di mobil, ketika tak sedang menelepon, Bu Yena tak banyak bicara. Seperti pagi ini dalam perjalanan ke Malang, menuju ke kantor cabang. Ia hanya bicara beberapa patah kata bilamana aku terlalu cepat atau terlalu pelan mengemudi.

Kami sampai di Malang sebelum tengah hari. Bu Yena majikan ku langsung memimpin rapat para karyawan. Aku sendiri langsung menuju warung makan di depan kantor. Setelah 3 jam menunggu, perutku mulas. Pasti itu karena sambal pecel lele yang kumakan di warung tadi. Aku mencari WC. Kata karyawan kantor, WC supir ada di bagian belakang. Aku segera menyelinap ke belakang mencari WC yang dimaksud, melewati lorong-lorong sempit tumpukan stok barang perusahaan.

Setelah selesai dengan urusanku di kamar kecil, aku bermaksud kembali ke depan melewati lorong-lorong sempit itu. Dinding salah satu lorong itu ternyata adalah kaca salah satu ruang kantor. Tirai dinding kaca itu terbuka sedikit, dan tak sengaja dari celah kecil itu aku melihat sebuah adegan seru, yang sudah pasti bukan kegiatan kantoran pada umumnya.

Seorang lelaki muda sedang asyik memeluk, mencium dan dengan lidahnya menelusuri dada perempuan yang aku kenal betul, yakni Bu Yena. di atas sebuah sofa di ruang kantor kepala pemasaran cabang Malang.

Bagian atas blus Bu Yena majikan ku terbuka lebar, menampakkan dadanya yang penuh di balik BH yang terurai sebelah. Bu Yena tampak begitu menikmati itu. Kepalanya terdongak dengan mata terpejam bibirnya terbuka. Kalau tak ada dinding kaca ini, aku pasti bisa mendengar desah-desah nikmatnya. Aku terpaku menikmati adegan kecil di celah sempit itu.

Tak sengaja lututku menyentuh tumpukan stok barang pecah belah. Setumpuk piring jatuh berhamburan, menimbulkan suara yang pasti terdengar dari dalam ruangan. Kulihat aksi Bu Yena dan lelaki itu terhenti seketika. Aku lari menjauh, tak perlu repot-repot menata ulang piring-piring yang berserakan.

Satu jam kemudian Bu Yena keluar dari kantor dan minta balik ke Surabaya. Aku tak berani banyak bicara dalam mobil. Bu Yena juga tidak, tapi ia kelihatan santai sekali. Aku bertanya-tanya dalam hati apakah ia tahu aku mengintipnya tadi. Dua puluh menit kemudian, masih dalam perjalaan balik ke Surabaya, ia mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

“Andi, berapa umurmu?” Tanya Bu Yena tiba-tiba.
“24 tahun, bu”
“Sudah menikah?”
“Sudah, Bu. Saya punya bayi usia 3 bulan”

Tiba-tiba Bu Yena melemparkan satu amplop tebal ke kursi di sebelahku. Sejumlah lembaran seratus ribuan tampak dari ujung amplop yang terbuka.

“Itu untuk kamu dan anakmu. 5 juta rupiah!” kata Bu Yena.
“Untuk saya?” tanyaku heran.
“Ya, untuk kamu,” tegas Bu Yena.
“Wah, untuk apa ini, ya, bu?” tanyaku tak mengerti. Aku melihatnya dari kaca spion. Bisa kulihat Bu Yena majikan ku tersenyum dari kaca itu.

“Ini uang tutup mulut. Aku tahu kamu mengintip aku sedang bermesraan dengan Alex tadi. Tidak boleh ada yang tahu ini. Kalau Pak Tan tahu, itu berarti dari kamu. Dan kau pasti akan kehilangan pekerjaan. Kunci mulutmu dengan uang 5 juta itu, dan kau tetap bisa bekerja. Faham?” ujar Bu Yena tegas.

Aku terdiam sejenak. Kuberanikan bicara, “Ibu tidak perlu memberi saya uang itu. Saya akan tutup mulut. Ibu bisa pegang kata-kata saya” “Tidak! Ambil saja! Dan jangan bicara lagi!” itulah kalimat terakhir bu Yena. Selebihnya, ia tidak bicara lagi. Besoknya aku menyetorkan uang ke tabunganku tanpabilang-bilang istriku. Dan selanjutnya, aku menutup mulut rapat-rapat. Hari-hari berjalan seperti biasa, tak banyak yang berubah.

Yang sedikit berubah adalah suasana di dalam mobil. Belakangan ini Bu Yena kerap kali bergeser tempat duduk. Kalau biasanya ia duduk tepat di belakangku, kali ini ia lebih sering bergeser ke kiri. Ia acap kali mencuri pandang ke arahku dari duduknya di mobil. Entah kenapa ia begitu. Yang jelas aku tak pernah berani menatapnya dari balik spion.

Pagi ini aku mengantar Bu Yena ke bandara Juanda. Ia akan bertugas memeriksa cabang Bali selama seminggu. Jadi, selama seminggu ini aku akan stand-by di kantor Pak Tan sebagai sopir cadangan. Tapi selepas siang sebuah sms masuk ke HP-ku. Itu dari Bu Yena. Bunyinya, : Sopir cabang Bali sakit. Kamu ke Bali siang ini. Sudah saya kirim uang buat beli tiket pesawat. Kamu langsung ke kantor Cabang Denpasar”. Cerita Mesum Ngentot Dengan Nyoya Majikan

Segera aku mendapatkan uang tiket dan alamat kantor Cabang Denpasar dari kantor Surabaya. Senang juga rasanya naik pesawat untuk pertama kalinya. 4 jam kemudian aku sudah berada di Kantor Cabang Denpasar. “Saya lebih nyaman kalau kamu yang nyupir,” kata Bu Yena begitu duduk di kursi belakang di mobil Cabang Denpasar. “Kamu banyak tahu jalan-jalan di Denpasar, kan?” tanya Bu Yena.

“Ya, Bu. Saya menempuh SMA saya di sini,” kataku.
“Baiklah, langsung ke Hotel Santika Kuta Beach,” perintah Bu Yena.

Setelah check-in di hotel, aku sempat membawakan barang ke kamar Bu Yena, sebuah kamar cottage tepat di pinggir pantai Kuta. “Ini uang buat cari hotel kecil di sekitar sini. Mobil kamu bawa. HP-kamu mesti stand-by. Kalau saya perlu keluar, saya akan telepon,” kata bu Yena.

“Baik, bu!”

Aku mendapatkan hotel kecil tak jauh dari Santika Kuta Beach. Jam tujuh malam kurang sedikit, sehabis mandi, dan mengenakan t-shirt, teleponku bergetar. Bu Yena kirim SMS. “Charger saya ketinggalan di mobil. Bisa kau antar ke hotel?” demikian bunyi SMS itu. Aku segera beranjak. Ketika sampai di hotel, SMS Bu Yena datang lagi, “Kamu sudah sampai hotel? Bisa langsung antar charger ke kamar saya?”

Dengan charger di tangan, aku bergerak ke bagian belakang hotel dan mencari cottage bu Yena. Di malam hari suasana cottage itu syahdu benar, dengan tanaman rindang, lampu redup di seputaran cottage dan deburan ombak laut tak jauh dari cottage. Aku mengetuk pintu cottage.

“Masuk saja, tidak dikunci!” terdengar suara Bu Yena. Aku tak berani langsung masuk. Ragu aku berdiri di depan pintu.
“Masuk, Andi!” suara Bu Yena agak meninggi, setengah memerintah.

Aku mendorong pintu. Bu Yena berdiri di dekat jendela yang menghadap ke pantai dengan segelas soft-drink dengan rambut terurai dan senyum manis. Berdebar aku melihatnya. Tank-top merah ketat yang dikenakan membiarkan lekuk-lekuk dadanya terlihat jelas. Belahan dada yang indah itupun tidak tersembunyikan. Aku menatap kakinya yang jenjang. Shorts putih yang teramat pendek itu menyajikan sepasang paha mulus yang kencang.

“Ini chargernya, Bu Yena. Saya taruh sini, ya!” kataku gugup. Bu Yena berjalan menghampiriku. Ya ampun! Cara berjalan itu, demikian menggetarkan dada. Seksi nian orang satu ini. “Kamu kelihatan gugup,” ujar Bu Yena tenang, menatapku dengan pandangan penuh. Tak pernah ia memandangku sedemikian rupa sebelumnya.

“Lihat sekeliling. Sebuah kamar yang nyaman dengan lampu redup, dan suara debur ombak. Sempurna sekali, bukan?” kata Bu Yena dalam kerlingnya. Aroma farfum mahal itu menyergap hidungku. Aku tak tahu Bu Yena bicara apa, tapi aku menjawabnya.

“Ya, benar. Sempurna,” kataku. Aku mundur beberapa langkah. Bu Yena makin dekat ke arahku.
“Apa yang kau pikirkan sekarang?” tanya Bu Yena. Wajahnya tak jauh dari wajahku,
“Saya….eh…saya, harus segera balik. Saya tidak ingin mengganggu kesempurnaan suasana ini,” kataku.

“Begitu?” kata Bu Yena pelan, meletakkan gelas di meja di sebelahnya. “Kalau begitu, balikkan badan dan tutup pintu itu,” katanya kemudian. Aku menuruti perintahnya. Aku membalikkan badan, dan menutup pintu.

“Tidak, begitu, Andi. Tutup dari dalam, bukan dari luar!” ujar Bu Yena.
Aku terkejut. “Dari dalam? Maksud Ibu?””

“Ya, dari dalam. Dan kau tetap di sini. Kita cuma berdua di kamar yang romantis ini. Tidak bisakah kau lihat ranjang itu? Tidak kah kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini? Tidak bisakah kau lihat betapa aku menginginkanmu?”

Aku diam terpaku. Tapi ada benda yang mulai terasa mekar di selangkanganku. Bu Yena mendekatiku dan mengalungkan kedua tangannya ke leherku. “Pangil aku Yena saja. Bawa aku ke ranjang itu. Aku ingin kamu cumbui aku. Bercintalah denganku. Aku pingin sekali!” Belum sempat aku mengucapkan sepatah kata.

Bibir Yena telah mendarat di bibirku. Dilumatnya aku dengan rakus dan beringas. Entah kenapa aku tak lagi ragu. Kubalas lumatan bibir itu dengan tak kalah beringas. Sungguh manis dan segar bibir itu. Yena segera melepas kaosku dan melepas tank-topnya sendiri, membiarkan dada indahnya telanjang.

Aku segera menyergap dada indah itu. Kukulum dan kuhisap habis-habisan puting susu Yena. Aku yakin itu yang ia suka dan ia mau sekarang. Dan aku benar. Ia mengerang dan mendesah dan membiarku aku mengeksplorasi dada dan lehernya dengan bibir dan lidahku.

Kukulum lembut puting merah jambu itu dan kurema-remas dengan ritme yang embut pula. Tubuh Yena bergetar hebat. Dengan ciuman bertubi-tubi dan dorongan dadanya pula, ia menggerakkan aku ke arah ranjang dan menindihku dengan gencar, masih dengan ciumannya yang makin beringas.

“Susuku. Aku mau kau hisap putingku lagi. Telusuri sekujur dadaku. Buat aku nikmat. Buat aku melayang, Andi!”
“Kau akan dapatkan yang kau mau, Yena” kataku tersengal.

Kuberi Yena jilatan-jilatan rakus di puting dan seputaran susunya. Ia membalasanya dengan gerakan yang sangat terlatih dan terampil. Dibalasnya aku dengan menghisap dan menggigit kecil putingku. Dan debur ombak pantai Kuta seperti mendadak membimbing Yena untuk memintaku melepaskan celana pendek yang dikenakan itu, dan ia tak sabar membantu aku melepaskan celana jeansku.

“Lepas celanaku, Andi. Lepas dan beri aku kejantananmu,” Yena mendesah ketika mulai kuraih celana itu untuk kulorotkan. Tempik indah dan manis perempuan Cina itu menyembul dengan kerumunan rambut halus yang menyemut di sekitarnya.

“Kamu mau aku menggerayangi ini dengan lidahku?” tanyaku.
“Itu yang aku mau. Do it!” kata Yena.

Ia membantu dirinya sendiri terlentang dan meraih kepalaku. Kubenamkan wajahku di tempik Yena dan kumainkan lidahku, merangsek sedalam mungkin ke seantero vagina yang basah dan lapar itu. Yeni merintih, mengerang, mendesah dan mengaduh nikmat. “Ohhhh! ooouhhhh! Ouuuhhhh, Andiiiii! That’s good. Terussss. Terusss. Ouuuh!” Yena terus mengerang di antara debur ombak pantai. Cerita Dewasa Memuaskan Nyonya Majikan

Sejenak kemudian, ia mengangkat kepala dan meraih penisku. “Sekarang kau harus merasakan balasanku,” seloroh Yena. Ia menelan bulat-bulan penisku dan mengulumnya penuh nikmat. Iapun menarik penisku maju mundur mulai dari kecepatan rendah, sedang dan kecepatan tinggi dengan jepitan mulutnya. Aku terengah-engah dibuatnya. Sungguh ahli perempuan ini memberikan kenikmatan pada penisku. Benar-benar mabuk aku dibuatnya.

Tak sabar lagi aku. Libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Aku menindihnya, menyerang susunya sekali lagi dan membuat Yena menggelinjang liar di tempat tidur itu. Yena lebih tak sabar lagi. Ia membetot penisku dan membantuku mencari tempik basahnya.

“Senangkan aku, bahagiakan aku, Andi. Aku mau kamu sejak pertama aku melihat kamu!
“Kamu terlalu banyak meminta, Yena,” kataku.

Kubenamkan penisku ke dalam vaginanya yang basah menantang. Kupompa dengan penuh kelembutan dengan gerakan yang kusesuaikan dengan debar nafas Yena. Kubiarkan penisku mencari titik-titik nikmat di vagina Cina seksi ini. Kuberi ia bonus gigitan-gigitan kecil di puting dan sekujur susunya. Ini membuat Yena senang bukan main. Tak bisa kujelaskan rintihan, desahan dan erangan Yena.

Aku dan Yena bercinta semalam suntuk. Yena hanya memberiku istirahat sejenak sebelum ia mulai menyerang aku lagi. Ia punya banyak teknik permainan yang membuatku terperangah. Dan ia selalu meminta, meminta dan meminta. Ini membuat aku harus mengimbanginya terus, berapa kalipun ia memintanya.

Kami berada di Bali seminggu penuh. Yena pintar bikin alasan untuk tidak perlu datang ke kantor cabang. Ia hanya mau aku mencumbunya terus dan terus tiada habis. Pada malam terakhir sebelum balik ke Surabaya, aku dan Yena bercinta di dalam sleeping-bag selepas tengah malam di pantai yang sunyi.

Begitu balik ke Surabaya, Yena terus minta aku memuaskannya : di kamar rumahnya ketika Pak Tan dan seisi rumah sedang keluar, dan di mana saja. Kami pergi ke hotel di Malang, Jogja, Madiun, Jakarta bahkan Singapura. Sering pula Yena minta aku mencumbunya di dalam mobil dan dimana saja ia menjadi horny.

-Kisah Taro – Kebinalan Adik Ipar Dibalik Kesopanannya –

TAROSLOT Kebinalan Adik Ipar Dibalik Kesopanannya, Usiaku sudah hampir mencapai tiga puluh lima, ya? sekitar 3 tahunan lagi lah. Aku tinggal bersama mertuaku yang sudah lama ditinggal mati suaminya akibat penyakit yang dideritanya. Dari itu istriku berharap aku tinggal di rumah supaya kami tetap berkumpul sebagai keluarga tidak terpisah.

Di rumah itu kami tinggal 7 orang, ironisnya hanya aku dan anak laki-lakiku yang berumur 1 tahun berjenis kelamin cowok di rumah tersebut, lainnya cewek. Jadi? begini nih ceritanya. Awal September lalu aku tidak berkerja lagi karena mengundurkan diri. Hari-hari kuhabiskan di rumah bersama anakku, maklumlah ketika aku bekerja jarang sekali aku dekat dengan anakku tersebut.

Hari demi hari kulalui tanpa ada ketakutan untuk stok kebutuhan bakal akan habis, aku cuek saja bahkan aku semakin terbuai dengan kemalasanku. Pagi sekitar pukul 9 wib, baru aku terbangun dari tidur. Kulihat anak dan istriku tidak ada disamping, ah? mungkin lagi di beranda cetusku dalam hati.

Saat aku mau turun dari tempat tidur terdengar suara jeritan tangis anakku menuju arah pintu. seketika itu pula pintu kamar terbuka dengan tergesanya. Oh? ternyata dia bersama tantenya Rosa yang tak lain adalah adik ipar ku, rupanya anakku tersebut lagi pipis dicelana. Rosa mengganti celana anakku, ?Kemana mamanya, Sa??? tanyaku.

?Lagi ke pasar Bang? jawabnya ?Emang gak diberi tau, ya?? timpalnya lagi. Aku melihat Rosa pagi itu agak salah tingkah, sebentar dia meihat kearah bawah selimut dan kemudian salah memakaikan celana anakku. ?Kenapa kamu?? tanyaku heran ?hmm Anu bang?? sambil melihat kembali ke bawah.

?Oh? maaf ya, Sa?? terkejut aku, rupanya selimut yang kupakai tidur sudah melorot setengah pahaku tanpa kusadari, aku lagi bugil. Hmmm? tadi malam abis tempur sama sang istri hingga aku kelelahan dan lupa memakai celana hehehe?. Agen Judi Maxbet

Anehnya, Rosa si adik ipar ku hanya tersenyum, bukan tersenyum malu, malah beliau menyindir ?Abis tempur ya, Bang. Mau dong?? Katanya tanpa ragu ?Haaa?? Kontan aja aku terkejut mendengar pernyataan itu. Malah kini aku jadi salah tingkah dan berkeringat dingin dan bergegas ke toilet kamarku.

Dua hari setelah mengingat pernyataan Rosa kemarin pagi, aku tidak habis pikir kenapa dia bisa berkata seperti itu. Setahu aku tuh anak paling sopan tidak banyak bicara dan jarang bergaul. Ah? masa bodoh lah, kalau ada kesempatan seperti itu lagi aku tidak akan menyia-nyiakannya.

Gimana gak aku sia-siakan, Tuh anak mempunyai badan yang sangat seksi, Kulit sawo matang, rambut lurus panjang. Bukannya sok bangga, dia persis kayak bintang film dan artis sinetron seksi. Kembali momen yang kutunggu-tunggu datang, ketika itu rumah kami lagi sepi-sepinya. Istri, anak dan mertuaku pergi arisan ke tempat keluarga almahrum mertua laki sedangkan iparku satu lagi pas kuliah. Hanya aku dan Rosa si adik ipar di rumah.

Sewaktu itu aku ke kamar mandi belakang untuk urusan ?saluran air?, aku berpapasan dengan Rosa yang baru selesai mandi. Wow, dia hanya menggunakan handuk menutupi buah dada dan separuh pahanya. Dia tersenyum akupun tersenyum, seperti mengisyaratkan sesuatu. Selagi aku menyalurkan hajat tiba-tiba pintu kamar mandi ada yang menggedor.

?Siapa?? tanyaku
?Duhhhh? kan cuma kita berdua di rumah ini, bang? jawabnya.
?Oh iya, ada apa, Sa??? tanyaku lagi
?Bang, lampu di kamar aku mati tuh?
?Cepatan dong!!?

?Oo? iya, bentar ya? balasku sambil mengkancingkan celana dan bergegas ke kamar Rosa si adik ipar ku .

Aku membawa kursi plastik untuk pijakan supaya aku dapat meraih lampu yang dimaksud.

?Sa, kamu pegangin nih kursi ya?? perintahku ?OK, bang? balasnya.
?Kok kamu belum pake baju?? tanyaku heran.
?Abisnya agak gelap, bang??
?ooo?!??

Aku berusaha meraih lampu di atasku. Tiba-tiba saja entah bagaimana kursi plastik yang ku injak oleng ke arah Rosa. Dan? braaak aku jatuh ke ranjang, aku menghimpit Rosa si adik ipar ku ..

?Ou?ou?? apa yang terjadi. Handuk yang menutupi bagian atas tubuhnya terbuka.
?Maaf, Sa?
?Gak apa-apa bang?

Anehnya Rosa tidak segera menutup handuk tersebut aku masih berada diatas tubuhnya, malahan dia tersenyum kepadaku. Melihat hal seperti itu, aku yakin dia merespon. Kontan aja barangku tegang. Kami saling bertatap muka, entah energi apa mengalir ditubuh kami, dengan berani kucium bibirnya, Rosa hanya terdiam dan tidak membalas.

?Kok kamu diam??
?Ehmm? malu, Bang?

Aku tahu dia belum pernah melakukan hal ini. Terus aku melumat bibirnya yang tipis berbelah itu. Lama-kelamaan ia membalas juga, hingga bibir kami saling berpagutan. Kulancarkan serangan demi serangan, dengan bimbinganku Rosa mulai terlihat bisa meladeni gempuranku. payudara miliknya kini menjadi jajalanku, kujilati, kuhisap malah kupelintir dikit.

?Ouhh? sakit, Bang. Tapi enak kok?

?Sa? tubuh kamu bagus sekali, sayang? ouhmmm? Sembari aku melanjutkan kebagian perut, pusar dan kini hampir dekat daerah kemaluannya. Rosa si adik ipar ku tidak melarang aku bertindak seperti itu, malah ia semakin gemas menjambak rambutku, sakit emang, tapi aku diam saja.

Sungguh indah dan harum memeknya Rosa, maklum ia baru saja selesai mandi. Bulu terawat dengan potongan tipis. Kini aku menjulurkan lidahku memasuki liang vaginanya, ku hisap sekuatnya sangkin geramnya aku.

?Adauuu?. sakiiit? tentu saja ia melonjak kesakitan.
?Oh, maaf Sa?
?Jangan seperti itu dong? merintih ia
?Ayo lanjutin lagi? pintanya
?Tapi, giliran aku sekarang yang nyerang? aturnya kemudian Tubuhku kini terlentang pasrah. Rosa langsung saja menyerang daerah sensitifku, menjilatinya, menghisap dan mengocok dengan mulutnya.

?Ohhh? Sa, enak kali sayang, ah??? kalau yang ini entah ia pelajari dari mana, masa bodo ahh?!!

?Duh, gede amat barang mu, Bang?

?Ohhh?.?
?Bang, Rosa sudah tidak tahan, nih? masukin punya mu, ya Bang?

?Terserah kamu sayang, abang juga tidak tahan? Rosa kini mengambil posisi duduk di atas tepat agak ke bawah perut ku. Ia mulai memegang kemaluanku dan mengarahkannya ke lubang vaginanya. semula agak sulit, tapi setelah ia melumat dan membasahinya kembali baru agak sedikit gampang masuknya.

?Ouuu?ahhhhh?.? ? seluruh kemaluanku amblas di dalam goa kenikmatan milik Rosa.
?Awwwh, Baaaang?.. akhhhhh? Rosa mulai memompa dengan menopang dadaku. Tidak hanya memompa kini ia mulai dengan gerakan maju mundur sambil meremas-remas payudara nya.

Hal tersebut menjadi perhatianku, aku tidak mau dia menikmatinya sendiri. Sambil bergoyang aku mengambil posisi duduk, mukaku sudah menghadap payudaranya.Rosa semakin histeris setelah kujilati kembali gunung indahnya.

?Akhhhh? aku sudah tidak tahan, bang. Mau keluar nih. Awwwhhh???

?Jangan dulu Sa, tahan ya bentar? hanya sekali balik kini aku sudah berada diatas tubuh Rosa genjotan demi genjotan kulesakkan ke memeknya. Rosa terjerit-jerit kesakitan sambil menekan pantatku dengan kedua tumit kakinya, seolah kurang dalam lagi kulesakkan.

?Ampuuuun?? ahhhh? trus, Bang?
?Baaang? goyangnya cepatin lagi, ahhhh? dah mau keluar nih?

Rosa tidak hanya merintih tapi kini sudah menarik rambut dan meremas tubuhku.

?Oughhhhh? abang juga mau keluar, Zzhaa? kugoyang semangkin cepat, cepat dan sangat cepat hingga jeritku dan jerit Rosa membahana di ruang kamar.

Erangan panjang kami sudah mulai menampakan akhir pertandingan ini.

? ouughhhhh?. ouhhhhhh?
?Enak, Baaaangg?.?
?Iya sayang?. ehmmmmmm? kutumpahkan spermaku seluruhnya ke dalam vagina Rosa dan setelah itu ku sodorkan kontol ke mulutnya, kuminta ia agar membersihkannya.
?mmmmmmuaaachhhhh?? dikecupnya punyaku setelah dibersihkannya dan itu pertanda permainan ini berakhir, kamipun tertidur lemas.

Kesempatan demi kesempatan kami lakukan, baik dirumah, kamar mandi, di hotel bahkan ketika sambil menggendongku anakku, ketika itu di ruang tamu. Dimanapun Rosa si adik ipar ku siap dan dimanapun aku siap.