Arsip Tag: Cerita Bokep

Kisah Taro – Reni Mahasiswi Bringas

TAROSLOT Reni Mahasiswi Bringas, Kisah Seks Mahasiswi ini terjadi beberapa waktu yang lalu. Semuanya bermula ketika penerimaan mahasiswa baru di kampusku. O iya, aku adalah salah satu mahasiswa di salah satu perguruan tinggi ternama di kotaku. Saat itu, maklumlah namanya juga senior, maka semua mahasiswa baru baik itu mahasiswa baru cowok maupun cewek tunduk atas semua perintahku.

Pada hari kedua orientasi pengenalan kampus, aku berkenalan dengan seorang mahasiswa baru yang bernama Reny dan berasal dari luar pulau. Anaknya imut-imut, manis dan lucu, membuatku sangat tertarik kepadanya. Berbagai cara pun kucoba untuk melakukan pendekatan, sehingga berhasil menjadikannya pacar.

Singkat cerita, setelah dua bulan pacaran aku mengajak dia jalan-jalan ke rumahku yang kebetulan lagi kosong. Setelah sampai di rumah, kami bercerita sebentar, mulai dari hal-hal yang berbau kampus hingga menyentuh masalah seks. Ternyata ia melayaniku dengan semangat, sampai pikiranku pun melayang ke hal-hal yang tidak-tidak. Aku berusaha memancingnya terus dengan menambah bumbu-bumbu cerita, dan dia pun terangsang. Perlahan-lahan kudekatkan tubuhku padanya dengan hati-hati, takut siapa tahu dia menolak. Diluar dugaan, dia tidak menghindar, maka kucoba lebih jauh lagi dengan cara menciumnya. Ternyata dia membalas kecupanku dengan penuh nafsu. Aku menjadi lebih berani lagi.

Aku berusaha untuk membuka baju dan celana panjang yang ia pakai. Ohh betapa indahnya bentuk tubuhnya ketika kulihat hanya menggunakan penutup buah dada dan celana dalam putihnya. Aku pun tidak tahan lagi, sambil mengulum bibirnya yang basah, aku pun membuka seluruh pakaianku. Dia terkejut dan takjub ketika melihat batang kemaluanku yang besar telah tegang.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Dia membuka penutup dada dan celana dalamnya dan memegang batang kemaluanku sambil berkata, “Kak, besar sekali punyamu, aku kok ingin mencobanya..!”
Sambil menahan nafsu, aku membaringkan Reny ke lantai.

Awalnya kami hanya bergelut dengan saling berpelukan saja, tetapi keinginan untuk melakukan yang lebih dari itu pun tidak dapat kami bendung lagi. Hingga pikiran sehat dan rasa ingin memeperlakukan Reny selayaknya wanita yang baik pun sirna saat itu. Kami saat itu sudah dilingkupi oleh keinginan birahi yang sangat tinggi.
“Ren.., aku ingin mencium milikmu, boleh kan..?” tanyaku merayunya.
“Oh.., Kak.. Lakukan saja, aku sudah tidak tahan lagi..!” jawabnya sambil tangannya mencoba memegang batang kemaluanku yang sudah berdiri tegak itu.

Kami saling melakukan oral seks dengan posisi 69. Kegiatan kami yang satu itu berlangsung hingga 10 menit, dan kami pun terhenti bersamaan karena rupanya sama-sama menginginkan hal yang lebih lagi.

Setelah itu aku mulai memasukkan batang kemaluanku ke dalam liang keperawanannya secara perlahan-lahan. Dia meringis menahan sakit yang teramat sangat, tapi tidak berusaha untuk menolakku. Aku pun bertambah semangat untuk mengocok liang keperawanannya dengan cepat sambil menggoyangkan pinggulku.

Setelah 15 menit kami bermain cinta, aku mengajaknya terbang ke alam nikmat.
Aku mendengarnya mendesis, “Ssshh.. ahh.. Kak.., nikmat sekali.., teruuss.. Kaak.. sepertinya ada yang mau keluaarr..”
Aku berpikir bahwa dia sudah mencapai orgasme yang pertama, terus saja aku mengocoknya dan tiba-tiba, “Kakk.. aku keluar..!” dan memuncratlah cairan kental berwarna putih kemerah-merahan, tanda bahwa keperawanannya telah kutembus.

Sampai empat kali dia mengalami orgasme. Dia kulihat mengalami lemas lunglai, sedangkan aku sendiri belum. Lama-kelamaan daya tahanku mulai berkurang juga. Sambil menahan rintihan kenikamatan, aku merasa spermaku sudah saatnya dikeluarkan. Aku pun mengeluarkan batang kemaluanku dari dalam liang kewanitaannya sambil mengerang.

“Aaahh.. Reny.. kamu betul-betul hebat sayang..!” dan cairan putih kental dari dalam batang kemaluanku tertumpah di wajahnya.
Dia kemudian menjilati batang kemaluanku yang besar itu sambil tersenyum puas.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setelah bersih dari cairan sperma dan cairan kewanitaannya, aku pun mengecup bibirnya dengan hangat. Kami kembali melakukan percintaan sambil berpelukan di bawah lantai. Tidak terasa kami pun tertidur pulas.

Setelah terbangun, aku melihat Reny masih tertidur pulas di lantai. Aku duduk sebentar di sofa. Tiba-tiba aku teringat pengalaman masa lalu saat aku berumur 15 tahun. Aku mempunyai seorang tante yang bernama persis dengan nama pacarku ini. Ya, nama tanteku juga Reny. Waktu itu aku dan tante tinggal serumah, karena ayah dan ibuku lagi keluar kota untuk mengurus pernikahanpamanku.

Karena takut tidur sendiri, maka tanteku minta tolong agar aku menemaninya di kamarnya, kebetulan di kamar tanteku ada dua buah tempat tidur yang letaknya bersampingan. Malam itu entah karena kelelahan, aku dan tanteku lupa memasang anti nyamuk elektrik, dan bisa ditebak seluruh badanku diserbu nyamuk yang memang tidak tahu diri.

Tengah malam aku terbangun karena tidak tahan akan serangan nyamuk yang tidak tahu diri itu. Aku berbalik ke arah tanteku dan melihat dia tertidur pulas sekali. Karena kamar itu hanya diterangi lampu pijar 10 watt, maka samar-samar aku dapat melihat tubuh molek tanteku yang terbaring merangsang. O ya, walaupun sudah berumur 26 tahun, tanteku mempunyai wajah yang masih sangat muda dan cantik. Entah karena nafsu, aku memberanikan diri menghampiri tanteku. Kulihat daster yang dipakainya tersibak di bagian selangkangannya.

Aku mencoba mengintip dan melihat gundukan kecil dari balik celana dalamnya. Ah, betapa aku ingin melihat yang ada di balik celana dalam itu.
Tiba-tiba tanteku terbangun, “Hei.., apa yang kamu lakukan..?”
Karena terkejut, aku pun menjawab asal-asalan, “Tadi aku melihat tikus tante..”
Tante Reny menjerit sambil memelukku, “Ahh.., dimana tikusnya..?”
Sambil terbata-bata karena gugup, aku menjawab bahwa tikusnya sudah lari. Aku pun kembali ke tempat tidur dan akhirnya tertidur pulas hingga pagi hari.

Keesokan harinya, saat sarapan aku lihat tanteku tersenyum-senyum sendiri, tapi aku takut untukmenanyakannya. Aku merasa, kalau tanteku itu sepertinya mengetahui kelakuanku tadi malam, tapi karena memang aku masih merasa tidak enak dengan tanteku, maka aku pun diam saja.

Malam harinya aku sengaja tidak tidur agar bisa mengambil kesempatan seperti malam sebelumnya. Dan saat itu pun tiba. Tepat tengah malam, saat kulihat tanteku tertidur pulas, aku mengendap ke tempat tidurnya dan mencoba mengintip. Astaga, yang kulihat bukan lagi celana dalam putih yang biasa dipakainya, melainkan gundukan kecil yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Sambil membayangkan yang tidak-tidak, aku tidak menyadari bahwa celanaku sudah merosot turun. Ya, tanteku ternyata tidak tidur.
“Masih belum tidur, De..?” tanyanya.
Aku pun sadar karena tenyata tante Reny memegang batang kemaluanku dan berkata, “Wah.., sudah besar yaa..?”

“Ihh.., geli tante..!” jawabku mencoba menghindari pegangan tangannya di kemaluanku.

Tidak hanya itu saja, karena kemudian tanteku bagun dari tempat tidurnya dan langsung mengulum kemaluanku yang sudah jelas berdiri dengan tegaknya. Dia mengulum, hingga aku meringis menahan rasa nikmat dan sedikit kesakitan, karena memang tanteku terlalu bernafsu mengulum kemaluaku, hingga sempat giginya menyentuh batang rudalku. Tante Reny kemudian membuka seluruh pakaiannya dan menyuruhku untuk naik ke atas. Dia membimbingku untuk menindihnya.

“De.., ayo naik..! Tante tahu kok kamu juga ingin kan..?” katanya manis mencoba membujukku.
Aku pun naik dan tanteku membimbing batang kemaluanku yang saat itu masih belum terlalu besar masuk ke dalam liang kewanitaannya sambil mengerang.
“Ayo.. De.., kamu pasti bisa. Jangan diam begitu dong..! Gerakkan maju mundur. Ayoo, yahh.. begitu.., ahh enak De..!” katanya kesetanan.
Benar-benar aku mencoba mengerahkan segala kekuatan dan keahlian yang kudapat dari beberapa kali menonton film porno untuk menerapkannya pada perbuatan kami itu.

“Terus De.., terus.., tante merasa enak..!” katanya memuji goyangan tubuhku dan rudalku yang mencoba memuaskan gairah kenikmatan tanteku.
Aku pun merasa keenakan dan akhirnya, “Crutt.. crutt.. crutt..!” air maniku pun keluar.
“Wah.., belum apa-apa sudah keluar. Tapi tidak apa-apa.., wajar kok bagi pemula..”
“O ya.. tante.., normalnya berapa lama baru air mani keluar..?” tanyaku tanpa malu-malu lagi.
“Satu jam..” katanya sambil tersenyum simpul.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kami terus saja melakukan hal itu dalam berbagai macam gaya. Aku tentu saja menikmatinya, karena itu merupakan pengalaman seks pertamaku. Agen Judi Online

Setelah malam itu, kami beberapa kali melakukan hubungan seks sampai daya tahanku betul-betul teruji. Kami melakukan diantaranya di kamar mandi, sofa dan tentu saja kamar tanteku. Memang saat-saat bersama tanteku dulu, merupakan kenangan yang indah untuk kehidupan seksku.

Aku terus saja melamun sampai kudengar suara Reny menegurku, ” Kak.., antarkan aku pulang..!” katanya sambil merangkul diriku.
“Eh, Reny.., kamu sudah bangun..?” tanyaku terbata-bata karena kaget.
“Kak.., lain kali kita bikin lagi yaa..?” pintanya manja.
“Iyalah.., nanti. Enakkan..?” tanyaku lagi.
“Iya.. Kakak hebat mainnya, Reny sampai ketagihan..!” katanya sambil merangkul tubuhku dengan erat dan kemudian mencium pipi kananku.
“Iya dong.., siapa dulu..!” balasku juga sambil mencim keningnya.
Hanya sebentar setelah percumbuan kami yang indah itu, kami berpakaian kembali dan membersihkan ruangan itu yang sempat agak berantakan. Kemudian aku pun mengantar Reny pulang dan tersenyum puas.

Kisah Taro – Di Buat Melayang-Layang Bersama Nyai

TAROSLOT Di Buat Melayang-Layang Bersama Nyai, Kisah Seks Enak Terus terang, semuanya terjadi secara tidak sengaja. Pada waktu itu aku membeli buku tentang indera ke-enam atau “bawah sadar”, tadinya sekedar iseng waktu berada di suatu toko buku. Inti buku itu mengajarkan begini. Kalau kita menginginkan sesuatu maka kita harus mencoba menvisualisasikannya.

Suatu saat apa yang kita visualisasikan itu akan terjadi, akan terlaksana. Mimpi? Bukan. Sebab untuk mencapai indera ke-enam seseorang justru tidak boleh tertidur, tetapi perlu menurunkan gelombang listrik di-otaknya dari gelombang beta menjadi alfa. Caranya? Gampang sekali.. Kita cukup memejamkan mata, membayangkan menuruni tangga spiral dengan minimal 10 gigi.

Saat anda membayangkan ini, gelombang listrik di otak anda akan menurun frekuensinga dari 13 cycle atau lebih perdetik, menjadi 8-13 cycle per detik. Kelihatannya mudah tetapi butuh latihan, jadinya ya sukar.. He. He.. Nah di saat itulah kita memasuki bawah sadar (unconsciousness)

Apa keinginnan saya? Lha ini yang kurang ajar. Aku ingin nangkring di tubuh Nyai Rara (waktu muda panggilannya Neng Rara). Nyai Rara adalah ibu kostku. Kenapa Nyai? Pertama, kemungkinan hamil nol persen. Pada usia 48 tahun biasanya wanita sudah masuk masa menopause. Yang kedua, ditanggung bersih, sehat tak mungkin kena penyakit “kotor” seperti gonorrhoe, syphilis, HIV dsb. Yang ketiga, gratis tidak perlu bayar, karena sama-sama menikmati. Untuk wanita, bersebadan dengan orang usia lebih muda akan menambah hormon estrogen, hormon khas wanita. Kalau wanita kekurangan hormon ini akan menderita osteoporosis, yaitu tulang menjadi rapuh, mudah patah.

Meskipun sudah kepala empat, tapi jangan meremehkan kecantikannya. Wajah Nyai masih terlihat ayu. Kulit kuning langsat, tubuh langsing semampai. Secara legendaris, wanita sunda sangat rajin memelihara wajah dan tubuhnya. Mandi lulur sudah seperti prosedur tetap mingguan. Membedaki wajah dengan berbagai ramuan menjadi rutinitas harian. Itu sebabnya tidak hanya wajah dan tubuhnya yang mengesankan. Bau badannya juga sedap dengan aroma lembut. Lalu kalau mau tahu seperti siapa? Seperti siapa ya..? Nah kira-kira seperti itu.. Diana Lorenza, janda beranak satu dari Heru Kusuma.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sudah tiga tahun aku tinggal di kost milik keluarga Padmadireja (suami Nyai Rara), pensiunan wedana di salah satu kabupaten di Jawa Barat. Keluarga Pak Padma-Nyai Rara ini mempunyai putera dua orang, semua sudah berkeluarga dan tinggal di Jakarta. Tinggalah Bapak–Ibu semang kostku ini dibantu seorang PRT dan seorang supir. Semua karyawan ini pulang sore.

Sudah seminggu aku latihan meditasi, belum ada hasil. Tambah tiga hari lagi, meskipun hampir putus asa. Tiba-tiba.., pada hari ke sebelas..

Malam itu sudah pukul 10, pintu kamarku diketuk orang.

“Mas Agus.. Mas Agus”
“Ya.. Nyai”
“Tolong kerokin ibu sebentar ya..”

Pucuk dicinta, ulam tiba, burung dahaga, apem menganga.., hatiku berjingkrak bukan main.

“Sebentar Bu, saya ganti pakaian dulu”

Kamar-kamar yang dipakai kost letaknya di belakang rumah utama, dipisahkan oleh satu kebun kecil. Ada enam kamar, membentuk huruf U mengelilingi kebun. Masing-masing kamar berpenghuni satu orang. Kebetulan waktu itu masa liburan, namun karena aku harus mengejar “deadline” penyelesaian skripsi, terpaksa aku tidak dapat mudik. Hiya khan, masak sudah jadi mahasiswa PTN terkenal seantero dunia rela di-DO.

Singkat cerita aku sudah duduk di tepi tempat tidur di kamar Nyai. Duduk dengan bersimpuh, ya.. seperti “pengerok” professional itu. Badan Nyai dalam posisi tengkurap di depan saya. Punggungnya yang putih, mulus tanpa penutup apapun. Hanya tali BH sudah dilepas, tetapi buah dadanya masih sedikit terlihat, tergencet di bawahnya.. Leher Nyai terlihat jenjang, putih, dengan rambut yang panjang sampai ke pinggang, disibakkan ke samping.

Punggung ke bawah ada sejenis kain sarung yang diikatkan sekenanya secara longgar. Ke bawah, kain itu hanya menutupi sampai lipatan lutut. Di bawahnya betis yang halus, kencang.

Wajah Nyai menghadap ke samping di mana saya duduk. Sesekali meraba lutut saya, entah apa maksudnya. Pemandangan ini mampu dan makin mengeraskan burungku yang sejak dari kamar tidurku mulai melongok, eh.. bangun menggeliat (Jawa: ngaceng). Dalam waktu 15 menit seluruh punggung Nyai sudah aku keroki. Suasana sekitar kamar hening, hanya degub jantungku yang makin mengeras.

Burungku, pelan tapi pasti makin menegang juga. Aku diam, Nyai juga demikian. Mau ngomong apa aku? Bicara tentang Pak Padma..? Ah sama aja bicara tentang kompetitor. Toh malam ini aku yang akan menjadi “Mas Padma”, akan menumbuk padi di lumbung Nyai. Mau ngomong anak-anak Nyai? Yang akan ditengok Pak Padma yang sore tadi berangkat? Ngapain toh sebentar lagi aku akan menganggap Nyai ini ibarat pacarku.

“Pinggangnya juga ya Mas..”
“Ya.. Ya.. Bu..”, jawabku seperti terbangun dari lamunan berahi.

Aku tarik kain yang menutupi pinggang Nyai. Ya ampun.. Rupanya Nyai sudah melepas celana dalamnya. Kini di depan mataku ada pemandangan yang.. Waduh.. Ada gambaran parit sempit di tengah tulang pinggang memanjang ke bawah.. Terus.. Ke bawah, berujung di satu celah sempit di antara dua bukit pantat yang putih padat.. Menggemaskan.. Aku bayangkan.. Apa yang ada di depan pantat itu..

Tiba-tiba Nyai membalikkan badannya..

“Depan ya Mas..”

Dengan mata terbelalak kaget, kini aku melihat pemandangan yang luar biasa, yang belum pernah kulihat selama 24 tahun berada di kolong langit. Seorang wanita dengan kulit langsat telanjang bulat, dengan lingkaran perut pinggang ramping, buah dada masih lumayan besar, meskipun sudah rebah ke samping.

Di tengan buah dada yang ber “pola” tempurung, terlihat puting besar warna hitam dikelilingi area hitam kecoklatan..

Di bawah pusar ada rambut yang mula-mula jarang tetapi semakin ke bawah semakin lebat, sepeti gambaran menara “Eiffel” dengan ujung runcingnya menuju pusar..

Di pangkal tumbuhnya rambut terdapat gundukan vagina yang pinggir kiri dan kanannya tumbuh rambut, bak gambaran hutan kecil.. Ampun mana tahan.. Mau pecah rasanya penisku menahan tekanan akumulasi cairan di pembuluh darah penisku.

“Nyai Aku nggak tahan lihat begini..?”
“Maksudnya, Mas Agus sudah capai..?”
“Enggak Nyai.. Burung saya sudah.. Nggak bisa.. Nggak bisa.. Saya nggak tahan lagi..!”
“Lho, kok baru bilang sekarang.. Ayo naik..”, sambil berkata demikian tangan kanannya melambai, mempersilakanku menaiki perutnya..

Seperti kucing kelaparan, aku segera mengangkangi perut Nyai, aku mau mencium pipinya, lehernya, mau melumat bibirnya. Tetapi gerakanku membungkuk terganjal burungku yang keras dan sakit waktu tertekuk. Malah ketika kupaksakan dan terus tertindih perutku, pertahanan katupnya jebol. Karena tiba-tiba.., crut.. crut.. crut.. Dari burungku tersembur, memancar air mani, yang disertai rasa nikmat. Ejakulasi!! Semburan air maniku mengenai dada Nyai, leher dan perutnya.

Setelah menyembur, burungku sedikit kendur, aku peluk leher Nyai, aku kulum dengan berapi-api bibirnya. Rupanya Nyai merespons dengan penuh gairah juga. Aku gigit dengan lembut bibirnya, sesekali aku sedot lidahnya. Lima menit lamanya, baru aku tersadar.

“Maaf Nyai, air mani saya tadi..”
“Ah, nggak apa-apa, itu tandanya Mas Agus masih “jejaka ting-ting”, nanti sebentar juga bangun lagi.”, sambil berkata demikian, Nyai mencium lagi bibirku. Tentu saja aku membalasnya dengan lebih bernafsu.

Kecuali bibirku melumat bibir Nyai, tanganku juga meraba buah dada Nyai. Memang sudah tidak gempal, tapi masih “berisi” 80 persen. Kedua tanganku masing-masing meraba, memeras-meras, memilin-milin puting Nyai. Kadang saking gemasnya cengkeraman tanganku ke buah dadanya agak keras, menyebabkan Nyai meringis menggeliat. Begitu juga bila puting Nyai aku pilin agak kuat, nyai bereaksi..

“Enak, enak.. Tapi sakit Mas.. Jangan keras-keras.. Yang (maksudnya Sayang)..”

Tanpa terasa saat aku menggulati tubuh Nyai, mendekami dada, perut, menekan vagina Nyai dengan penisku, terasa burungku mulai menggeliat lagi. Makin lama makin keras.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Nyai.. Burung saya.. Nyai mau.. Lagi..?”
“Nah, apa khan.. saya bilang, ayo.. lagi, tapi ‘ntar.. Yang, aku bersihkan badanku dulu ya.. ya..”

Nyai masuk ke kamar mandi dalam di ruang tidur. Keluar dari kamar rambutnya terlihat sedikit basah, sebagian terjurai di lengan. Ya.. Tuhan.. Cantik sekali dewi ini..

Aku pun juga masuk juga ke kamar mandi, membersihkan bagian badan yang terkena air mani. Keluar dari kamar mandi dalam keadaan telanjang bulat, terlihat burungku tegak, keras mendongak ke atas membentuk sudut 45 derajat dengan garis horizontal. Batangnya besar, warna kehitaman dengan tonjolan pembuluh darah membujur, sebagian melintang. Seperti tongkat ukiran. Ujungnya, gland penis, besar, kemerahan, membentuk topi baja yang mengkilat. Antara gland penis dan batang terlihat leher penis yang dangkal. Rasanya aku mau berkelahi dengan membawa senjata golok.

Waktu Nyai melihat aku dan memperhatikan penisku..

“Hei.. Gede buanget.. Hebat buanget.. Pasti nikmat buanget..” Aku menyahuti tiruan iklan itu, dengan meletakkan ibu jari tangan kananku di depan bibirku..
“Sssstt..” Tentu saja Nyai senyum atas jawaban spontanku. Agen Judi Online

Langsung akau naiki perut Nyai. Dengan lutut menahan badan, aku sedikit menunduk, memegang penisku. Segera kumasukkan ke liang vagina Nyai. Aku takut kalau nanti terlambat masuk ke vagina, maninya tersembur lagi keluar. Nyai maklum juga kelihatannya. Kupegang penisku, kepalanya kuhadapkan di depan vagina Nyai, lalu kudorong masuk. Bless.. Lega sekali rasanya. Kalau nanti muncrat, ada di dalam liang vagina Nyai..

Lalu aku rebahkan tubuhku ke depan dengan bertumpu pada kedua sikuku. Bertemulah dadaku dengan buah dada Nyai, bibirku dengan bibir Nyai. Kedua tanganku memegang pipi Nyai, Nyai kucium mesra, lalu kucucuk-cucukkan bibirku pada bibirnya, eh.. menirukan burung yang bercumbu. Sesekali tanganku meremas buah dadanya, memilin putingnya, terkadang mulutku turun ke bawah, menghisap puting buah dada Nyai, bergantian kanan dan kiri

Akan halnya penisku waktu kumasukkan ke liang vaginanya, rasanya memasuki ruang kosong, berongga. Tetapi setelah itu rasanya ada kantong yang menyelimuti. Permukaan kantong itu bergerigi melintang, pelan-pelan kantong itu “meremas “penisku. Tak ingin cepat berejakulasi maka kutarik penisku, kantong vagina itu tidak “mengejar”nya. Kumasukkan lagi seperti tadi, terasa masuk ruang kosong, sebentar liang vagina mulai meremas, kutarik lagi. Begitu beberapa kali. Terkadang penisku agak lama kutarik keluar, sampai tinggal “topi bajanya” yang ada di antara ‘labia mayora’-nya. Terus begini Nyai mencubitku..

“Masukkan lagi Yang..”

Gerakkan in-out ini makin cepat, “pengejaran” penis oleh sekapan kantong vagina juga makin cepat.

Di samping itu di pintu masuk, bibir luar (labia mayora) dan bibir dalam (labia minora) juga ikut “mencegat” penisku.

Makin cepat aku keluar-masukkan penisku, Nyai terlihat makin menikmati, demikian juga aku sendiri. Ibarat mendaki gunung hampir tiba di puncaknya.

Kecepatan penisku memompa vaginanya semakin bertambah cepat, denyut nadiku semakin bertambah, nafas juga semakin cepat. Terlihat juga wajah Nyai semakin tegang menanti puncak orgasme, nafasnya terlihat juga semakin kencang.

Cairan di liang vagina Nyai juga terasa semakin banyak, ibarat oli untuk melicinkan gesekan penisku. Peluhku mulai menetes, jatuh bercampur peluh Nyai yang tercium sedap dan wangi.

Makin cepat, makin tinggi.., tiba-tiba penisku terasa disekap rongga vaginanya dengan kuat.. Kuat sekali dengan denyutan yang cepat tetapi dengan amplitudo yang rendah.

Orgasme! Nyai mencapai orgasme. Di saat itu lengan Nyai memeluk leherku kuat sekali, sedang tungkainya memeluk pantatku dengan kencang.

“Aihh..”, terdengar desah kepuasan keluar dari bibir Nyai.

Beberapa menit kemudian lubang penisku terasa jebol, cairan menyemprot keluar entah berapa cc. Nikmat.., nikmat sekali.. Nikmat luar biasa.

Orgasme Nyai terjadi lebih dulu dari ejakulasiku. Kalau saja Nyai masih bisa hamil, kata dokter anak yang lahir nanti adalah pria.

Saya masih tetap memeluk Nyai sambil mengendurkan nafas.

Pelan-pelan penisku mulai mengendur, mengkerut. Tapi rupanya Nyai merespons.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Paha dan tungkainya diselonjorkan (diluruskan). Maksudnya memberi jalan agar penisku keluar.

“Terima kasih Yang, terima kasih Mas Agus.. Mas hebat sekali..”, bisiknya.
“Kau cantik sekali Nyai, secantik bidadari..”, balasku

Badanku kurebahkan di samping badan Nyai, memeluk Nyai yang tidur telentang. Kami tidur dalam keadaan telanjang, hanya ditutupi selimut.

Nikmatnya Nyai, nikmatnya wanita, nikmatnya dunia.

Kisah Taro – Jeritan Tante Jenita

TAROSLOT Jeritan Tante Jenita, Kisah Seks Jeritan Tante Aq mendapat kisah yang asyik dan tak bisa terlupakan padahal kisah itu terjadi kira kira 1 tahun yang lalu tapi rasanya baru kemarin aq rasakan, cerita ini berkisah tentang istri dari pamanku dimana pamanku baru saja melangsungkan pernikahannya walaupun bisa dikata telat, karena umurnya suah rada tua.

Pamanku terbilang orang sukses karena dalam bisnisnya lancer semua, mungkin sebab itu pamanku sibuk ke bisnisnya sampai lupa pendamping hidupnya, sudah disarankan kepada keluarganya dan dipilihakn wanita tapi selalu saja ada pertimbangan yang khusus dari paman sendiri, minta ini minta itu dan pada suatu saat paman membawa wanita yang sangat cantik.

Namanya Jenita seperti namanya dia juga cantik, tak cantik pula dia juga supel kepada kami, dia berusia 24 tahun dan saat itu ia bekerja sebagai sekretaris di perusahaan teman pamanku itu.

Kemudian kami bercakap-cakap, ternyata Jenita memang enak untuk diajak ngobrol. Dan aq melihat sepertinya pamanku tertarik sekali dengannya, karena aq tahu matanya tidak pernah lepas memandang wajah Jenita.

Tapi tidak demikian halnya dengan Jenita. Ia lebih sering memandangku, terutama ketika aq berbicara, tatapannya dalam sekali, seolah-olah dapat menembus pikiranku. Aq mulai berpikir jangan-jangan Jenita lebih menyukaiku.

Tapi aq tidak dapat berharap banyak, soalnya bukan aq yang hendak dijodohkan. Tapi aq tetap saja memandangnya ketika ia sedang berbicara, kupandangi dari ujung rambut ke kaki, rambutnya panjang seperti gadis di iklan sampo, kulitnya putih bersih, kakinya juga putih mulus, tapi sepertinya dadanya agak rata, tapi aq tidak terlalu memikirkannya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tidak terasa hari sudah mulai malam. Kemudian sebkamum mereka pulang, pamanku mentraktir mereka makan di sebuah restoran chinese food di dekat rumahnya di daerah Sunter. Ketika sampai di restorant tersebut, aq langsung pergi ke wc dulu karena aq sudah kebelet. Sebkamum aq menutup pintu, tiba-tiba ada tangan yang menahan pintu tersebut. Ternyata adalah Jenita.

“Eh, ada apa nit?”

“Enggak, aq pengen kasih kartu nama aq, besok jangan lupa telpon aq, ada yang mau aq omongin, oke?”

“Kenapa enggak sekarang aja?”

“Jangan, ada paman kamu, pokoknya besok jangan lupa.”

Setelah acara makan malam itu, aq pun pulang ke rumah dengan seribu satu pertanyaan di otakku, apa yang mau diomongin sama Jenita sih.

Tapi aq tidak mau pikir panjang lagi, lagipula nanti aq bisa-bisa susah tidur, soalnya kan besok harus masuk kerja.

Besoknya saat istirahat makan siang, aq meneleponnya dan bertanya langsung padanya.

“Eh, apa sih yang mau kamu omongin, aq penasaran banget?”

“Eeee, penasaran ya, Ton?”

“Iya lah, ayo dong buruan!”

“Eh, slow aja lagi, napsu amet sih kamu.”

“Baru tahu yah, napsu aq emang tinggi.”

“Napsu yang mana nih?” Jenita sepertinya memancingku.

“Napsu makan dong, aq kan bkamum sempat makan siang!”

Aq sempat emosi juga rasanya, sepertinya ia tidak tahu aq ini orang yang sangat menghargai waktu, terutama jam makan siang, soalnya aq sambil makan dapat sekaligus main internet di tempat kerjaq, karena saat itu pasti bosku pergi makan kkamuar, jadi aq bebas surfing di internet, gratis lagi.

“Yah udah, aq cuma mau bilang bisa enggak kamu ke apartment aq sore ini abis pulang kerja, soalnya aq pengen ngobrol banyak sama kamu.”

Aq tidak habis pikir, nih orang kenapa tidak bilang kemarin saja.

Lalu kataq, “Kenapa enggak kemarin aja bilangnya?”

“Karena aq mau kasih surprise buat kamu.” katanya manja.

“Ala, gitu aja pake surprise segala, yah udah entar aq ke tempat kamu, kira-kira jam 6, alamat kamu di mana?”

Lalu Jenita bilang, “Nih catet yah, apartment XXX (edited), lantai XX (edited), pintu no. XXX (edited), jangan lupa yah!””Oke deh, tunggu aja nanti, bye!”

“Bye-bye Ton.”

Setelah telepon terputus, lalu aq mulai membayangkan apa yang akan dibicarakan, lalu pikiran nakalku mulai bekerja.

Apa bisa aq menyentuhnya nanti, tetapi langsung aq berpikir tentang pamanku, bagaimana kalau nanti ketahuan, pasti tidak enak dengan pamanku. Lalu aq pun mulai tenggelam dalam kesibukan pekerjaanku.

Tidak lama pun waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, sudah waktunya nih, pikirku. Lalu aq pun mulai mengendarai motorku ke tempatnya.

Lumayan dekat dari tempat kerjaq di Roxymas. Sesampainya di sana, aq pun langsung menaiki lift ke lantai yang diberitahukan. Begitu sampai di lantai tersebut, aq pun langsung melihatnya sedang membuka pintu ruanganya.

Langsung saja kutepuk pundaknya, “Hai, baru sampe yah, nit..”

Jenita tersentak kaget, “Wah aq kira siapa, pake tepuk segala.”

“Kamu khan kasih surprise buat aq, jadi aq juga mesti kasih surprise juga buat kamu.”

Lalu ia mencubit lenganku, “Nakal kamu yah, awas nanti!”

Kujawab saja, “Siapa taqt, emang aq pikirin!”

“Ayo masuk Ton, santai aja, anggap aja rumah sendiri.” katanya setelah pintunya terbuka.

Ketika aq masuk, aq langsung terpana dengan apa yang ada di dalamnya, kulihat temboknya berbeda dengan tembok rumah orang-orang pada umumnya, temboknya dilukis dengan gambar-gambar pemandangan di luar negeri. Dia sepertinya orang yang berjiwa seniman, pikirku. Tapi hebat juga kalau cuma kerja sebagai sekretaris mampu menyewa apartment. Jangan-jangan ini cewek simpanan, pikirku.

Sambil aq berkeliling, Jenita berkata, “Mau minum apa Ton?”

“Apa saja lah, asal bukan racun.” kataq bercanda.

“Oh, kalau gitu nanti saya campurin obat tidur deh.” kata Jenita sambil tertawa.

Sementara ia sedang membuat minuman, mataq secara tidak sengaja tertuju pada rak VCD-nya, ketika kulihat satu persatu, ternyata lebih banyak film yang berbau porno. Aq tidak sadar ketika ia sudah kembali, tahu-tahu ia nyeletuk, “Ton, kalo kamu mau nonton, setel aja langsung..!”

Aq tersentak ketika ia ngomong seperti itu, lalu kubilang, “Apa aq enggak salah denger nih..?”

Lalu katanya, “Kalo kamu merasa salah denger, yah aq setelin aja sekarang deh..!”

Lalu ia pun mengambil sembarang film kemudian disetelnya. Wah, gila juga nih cewek, pikirku, apa ia tidak tahu kalau aq ini laki-laki, baru kenal sehari saja, sudah seberani ini.

“Duduk sini Ton, jangan bengong aja, khan udah aq bilang anggap aja rumah sendiri..!” kata Jenita sambil menepuk sofa menyuruhku duduk.

Kemudian aq pun duduk dan nonton di sampingnya, agak lama kami terdiam menyaksikan film panas itu, sampai akhirnya aq pun buka mulut, “Eh nit, tadi di telpon kamu bilang mau ngomong sesuatu, apa sih yang mau kamu ngomongin..?”

Jenita tidak langsung ngomong, tapi ia kemudian menggenggam jemariku, aq tidak menyangka akan tindakannya itu, tapi aq pun tidak berusaha untuk melepaskannya.

Agak lama kemudian baru ia ngomong, pelan sekali, “Kamu tau Ton, sejak kemarin bertemu, kayaknya aq merasa pengen menatap kamu terus, ngobrol terus. Ton, aq suka sama kamu.”

“Tapi khan kemarin kamu dikenalkan ke Paman aq, apa kamu enggak merasa kalo kamu itu dijodohin ke Paman aq, apa kamu enggak lihat reaksi Paman aq ke kamu..?”

“Iya, tapi aq enggak mau dijodohin sama Paman kamu, soalnya umurnya aja beda jauh, aq pikir-pikir, kenapa hari itu bukannya kamu aja yang dijodohin ke aq..?” kata Jenita sambil mendesah.

Aq pun menjawab, “Aq sebenarnya juga suka sama kamu, tapi aq enggak enak sama Paman aq, entar dikiranya aq kurang ajar sama yang lebih tua.”

Jenita diam saja, demikian juga aq, sementara itu film semakin bertambah panas, tapi Jenita tidak melepaskan genggamannya.

Lalu secara tidak sadar otak pornoku mulai bekerja, soalnya kupikir sekarang kan tidak ada orang lain ini. Lalu mulai kuusap-usap tangannya, lalu ia menoleh padaq, kutatap matanya dalam-dalam, sambil berkata dengan pelan, “Jenita, aq cinta kamu.”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Ia tidak menjawab, tapi memejamkan matanya. Kupikir ini saatnya, lalu pelan-pelan kukecup bibirnya sambil lidahku menerobos bertemu lidahnya. Jenita pun lalu membalasnya sambil memkamukku erat-erat.

Tanganku tidak tinggal diam berusaha untuk meraba-raba buah dadanya, ternyata agak besar juga, walaupun tidak sebesar punyanya bintang film porno. Jenita menggeliat seperti cacing kepanasan, mendesah-desah menikmati rangsangan yang diterima pada buah dadanya.

Kemudian aq berusaha membuka satu persatu kancing bajunya, lalu kuremas-remas payudara yang masih terbungkus BRA itu.

“Aaaaahhh, buka aja BH-nya Ton, cepat.., oohh..!”

Kucari-cari pengaitnya di belakang, lalu kubuka. Wah, ternyata lumayan juga, masih padat dan kencang, walaupun tidak begitu besar. Langsung kusedot-sedot putingnya seperti anak bayi kehausan.

“Esshh.. ouww.. aduhh.. Ton.. nikmat sekali lidahmu.., teruss..!”

Setelah bosan dengan payudaranya, lalu kubuka skamuruh pakaiannya sampai bugil total.

Ia juga tidak mau kalah, lalu melepaskan semua yang kukenakan.

Untuk sesaat kami saling berpandangan mengagumi keindahan masing-masing. Lalu ia menarik tanganku menuju ke kamarnya, tapi aq melepaskan pegangannya lalu menggendongnya dengan kedua tanganku.

“Aouww Ton, kamu romantis sekali..!” katanya sambil kedua tangannya menggelayut manja melingkari leherku.

Kemudian kuletakkan Jenita pelan-pelan di atas ranjangnya, lalu aq menindih tubuhnya dari atas, untuk sesaat mulut kami saling pagut memagut dengan mesranya sambil berpkamukan erat.

Lalu mulutku mulai turun ke buah dadanya, kujilat-jilat dengan lembut, Jenita mendesah-desah nikmat. Tidak lama aq bermain di dadanya, mulutku pelan-pelan mulai menjilati turun ke perutnya, Jenita menggeliat kegelian.

“Aduh Ton, kamu ngerjain aq yah, awas kamu nanti..!”

“Tapi kamu suka khan? Geli-geli nikmat..!”

“Udah ah, jilati aja memek aq Ton..!”

“Oke boss.., siap laksanakan perintah..!”

Langsung saja kubuka paha lebar-lebar, tanpa menunggu lagi langsung saja kujilat-jilat klitorisnya yang sebesar kacang kedele.

Jenita menggoyang-goyangkan pinggulnya dengan liar seakan-akan tidak mau kalah dengan permainan lidahku ini.

“Oohh esshhh aaouuw uuhh teeruss.., lebih dalemm, oohhh.. nikmat sekali..!”

Agak lama juga aq bermain di klitorisnya sampai-sampai terlihat banjir di sekitar vaginanya.

“Ton, masukkin aja titit kamu ke lobang aq, aq udah enggak tahan lagi..!”

Dengan segera kuposisikan diriku untuk menembus kemaluannya, tapi ketika kutekan ujung penisku, ternyata tidak mau masuk. Aq baru tahu ternyata dia masih perawan.

“Jenita, apa kamu tidak menyesal perawan kamu aq tembus..?”

“Ton, aq rela kalau kamu yang ngambil perawan aq, bagi aq di dunia ini cuma ada kita berdua aja.”

Tanpa ragu-ragu lagi langsung kutusuk penisku dengan kuat, rasanya seperti ada sesuatu yang robek, mungkin itu perawannya, pikirku.

“Aduh sakit Ton, tahan dulu..!” katanya menahan sakit.

Aq pun diam sejenak, lalu kucium mulutnya untuk meredakan rasa sakitnya. Beberapa menit kemudian ia terangsang lagi, lalu tanpa buang waktu lagi kutekan pantatku sehingga batang kemaluanku masuk semuanya ke dalam lubangnya.

“Pelan-pelan Ton, masih sakit nih..!” katanya meringis.

Kugoyangkan pinggulku pelan-pelan, lama kelamaan kulihat dia mulai terangsang lagi. Lalu gerakanku mulai kupercepat sambil menyedot-nyedot puting susunya. Kulihat Jenita sangat menikmati sekali permainan ini.

Tidak lama kemudian ia mengejang, “Ton, aa.. aqu.. mau kkamuarr.., teruss.. terus.., aahh..!”

Aq pun mulai merasakan hal yang sama, “nit, aq juga mau kkamuar, di dalam atau di luar..?”

“Kkamuarin di dalem aja Sayang… ohhh.. aahh..!” katanya sambil kedua pahanya mulai dijepitkan pada pinggangku dan terus menggoyangkan pantatnya.

Tiba-tiba dia menjerit histeris, “Oohh… sshh… sshh… sshh…”

Ternyata dia sudah kkamuar, aq terus menggenjot pantatku semakin cepat dan keras hingga menyentuh ke dasar liang senggamanya.

“Sshh.. aahh..” dan, “Aagghh.. crett.. crett.. creet..!”

Kutekan pantatku hingga batang kejantananku menempel ke dasar liang kenikmatannya, dan kkamuarlah spermaq ke dalam liang surganya.

Saat terakhir air maniku kkamuar, aq pun merasa lemas. Walaupun dalam keadaan lemas, tidak kucabut batang kemaluanku dari liangnya, melainkan menaikkan lagi kedua pahanya hingga dengan jelas aq dapat melihat bagaimana rudalku masuk ke dalam sarangnya yang dikelilingi oleh bulu kemaluannya yang menggoda. Kubelai bulu-bulu itu sambil sesekali menyentuh klitorisnya.

“Sshh.. aahh..!” hanya desisan saja yang menjadi jawaban atas perlaqanku itu.

Setelah itu kami berdua sama-sama lemas. Kami saling berpkamukan selama kira-kira satu jam sambil meraba-raba.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Lalu ia berkata kepadaq, “Ton, mudah-mudahan kita bisa bersatu seperti ini Ton, aq sangat sayang pada kamu.”

Aq diam sejenak, lalu kubilang begini, “Aq juga sayang kamu, tapi kamu mesti janji tidak boleh meladeni paman aq kalo dia nyari-nyari kamu.”

“Oke bossss, siap laksanakan perintah..!” katanya sambil memkamukku lebih erat.

Sejak saat itu, kami menjadi sangat lengket, tiap malam minggu selalu kami bertingkah seperti suami istri. Tidak hanya di apartmentnya, kadang aq datang ke tempat kerjanya dan melaqkannya bersama di WC, tentu saja setelah semua orang sudah pulang.

Kadang ia juga ke tempat kerjaq untuk minta jatahnya. Katanya pamanku sudah tidak pernah mencarinya lagi, soalnya tiap kali Jenita ditelpon, yang menjawabnya adalah mesin penjawabnya, lalu tak pernah dibalas Jenita, mungkin akhirnya pamanku jadi bosan sendiri.

Aq Dengan Calon Istri Pamanku sering jalan-jalan ke Mal-Mal, untungnya tidak pernah bertemu dengan pamanku itu. Sampai saat ini aq masih jalan bersama, tapi ketika kutanya sampai kapan mau begini, ia tidak menjawabnya. Aq ingin sekali menikahinya, tapi sepertinya ia bukan tipe cewek yang ingin punya kkamuarga. Tapi lama-lama kupikir, tidak apalah, yang penting aq dapat enaknya juga.

Kisah Taro – Aku Di Hamili Temen Suamiku

TAROSLOT Aku Di Hamili Temen Suamiku, Kisah Seks Temen Suamiku Aku lihat keluargaku dan keluarga Kokoku sangat bahagia dengan lahirnya cucu pertama mereka, apalagi karena bayi pertamaku ini adalah laki-laki yang punya arti penting dalam tradisi chinese. Walaupun aku masih merasa letih akibat dari proses melahirkan yang panjang, aku bersyukur bisa tetap melahirkan dengan proses alami. Tetapi bagaimanapun kebahagiaanku terasa belum lengkap karena ayah biologis dari anakku tidak bisa mendampingi aku saat aku mempertaruhkan nyawa melahirkannya ke dunia.

Memang betul, anak yang baru saja kulahirkan bukanlah berasal dari benih koko atau suamiku sendiri tapi dari benih mas Indra, seorang pria pribumi yang merupakan partner bisnis suamiku dan sudah berkeluarga.

Aku sempat khawatir apakah anakku nantinya akan lebih mirip bapak biologisnya dibadingkan dengan ibunya, karena kalau hal ini terjadi maka perselingkuhanku akan langsung ketahuan. Tapi ketakutanku ternyata tidak beralasan karena mata anakku tetap sipit dan berkulit putih walaupun beberapa bagian wajahnya lebih mirip mas Indra dari pada Koko. Aku berharap akan bertemu mas Indra nanti di jam besuk untuk memperlihatkan kepadanya bahwa anak biologisnya itu sehat-sehat saja.

Dalam kegembiraannya Koko dan mertua perempuanku mengatakan bahwa mereka berharap aku melahirkan 2 sampai 3 anak lagi agar rumah tidak sepi katanya. Aku hanya tersenyum kecut karena aku tidak begitu yakin apakah mas Indra masih mau menghamiliku lagi ? Bahkan aku juga tidak tahu apakah aku masih punya kesempatan untuk bercinta dengan mas Indra lagi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Namaku Syeni, usiaku saat itu 29 tahun, aku keturunan Chinese yang masih totok dan aku sekarang jadi ibu rumah tangga yang sehari-hari bertugas merawat kedua mertuaku karena suamiku yang umurnya jauh lebih tua dariku masih serumah dengan orang tuanya. Aku baru menikah satu tahunan dengan Koko dari perjodohan antar keluarga. Sebenarnya bukan aku tidak mampu mencari pacar sendiri untuk jadi suamiku tetapi kebanyakan pacarku tidak sesuai dengan selera orang tuaku yang cukup kolot sehingga akhirnya aku “terlambat kawin”.

Menurut orang-orang wajahku sangat khas oriental dengan kulit yang putih bersih, rambutku hitam lurus panjang sampai melewati bahu. Walaupun badanku tidak bisa dibilang langsing, tapi juga tidak bisa dibilang gemuk karena tidak ada lipatan-lipatan lemak pada tubuhku. Keistimewaanku adalah ukuran dadaku yang ekstra besar tapi padat demikian juga dengan pinggulku dan bulatan pantatku yang agak besar. Bila koko sudah memintaku berpakaian yang seksi, maka sangat sulit melarang laki-laki untuk tidak melihatku dengan pikiran jorok mereka.

Sebelum menikah, pergaulanku cukup bebas dalam artian aku selalu tidur dengan pacar-pacarku sejak masih di SMA. Tidak kurang dari lima orang cowok pernah meniduri aku, masing-masing antara satu sampai dua tahunan lama berhubungannya. Tentu saja tidak banyak yang tahu reputasiku kecuali bekas cowok-cowokku itu sendiri karena orang lain tahunya aku adalah gadis yang baik dan aktivis gereja. Malahan dari lima orang cowok yang pernah meniduri aku, tiga diantaranya justru aku yang merenggut keperjakaan mereka.

Menikah dengan Kokoku sekarang seolah-olah hukuman bagi pergaulan bebasku sebelumnya, ruang gerakku menjadi sangat terbatas karena hampir tidak bisa keluar rumah kecuali untuk belanja atau ke gereja. Belanja keperluan keluarga sudah terlalu melelahkan bagi mertuaku, sehingga aku bisa pergi sendiri karena koko juga tidak mau mengantar. Kalau ke gereja apalagi, Kokoku dan keluarganya sangat paranoid dengan gereja terutama pendeta-pendetanya tapi untungnya mereka tidak melarangku untuk ikut aktivitas gereja terutama yang tidak harus keluar sumbangan.

Setelah setahun menikah, aku belum memperlihatkan tanda-tanda akan hamil padahal kedua mertuaku terus-terusan bertanya karena menganggap kesempatan untuk anaknya sudah semakin sempit. Aku menjadi cukup stress memikirkannya karena kalau diperiksa ke dokter semuanya baik-baik saja. Apakah ini karena dulu aku pernah menggugurkan kandunganku sampai lima kali ? Tentu saja aku tidak pernah bisa menceritakan hal ini ke dokter kandunganku. Malah aku bersyukur dokterku tidak bisa menemukan bekas-bekas aborsi yang pernah aku lakukan.

Dari setiap hubungan dengan kelima orang pacarku, masing-masing pernah membuatku hamil. Nafsu berahiku yang sangat besar sering membuatku lupa tempat dan waktu untuk minta segera disetubuhi kepada pacar-pacarku. Akibatnya ada beberapa persetubuhan yang memaksa pacarku melepaskan spermanya di dalam tanpa memakai pengaman. Tentu saja hanya aku sendiri yang tahu berapa kali aku pernah melakukan aborsi, bahkan sebagian besar cowokku tidak tahu bahwa mereka telah membuatku hamil karena aku keburu memutuskan hubungan dengan mereka. Hanya pada kehamilan pertama saja yang diketahui cowokku karena saat itu juga aku sendiri panik dan terjebak dalam kebingungan yang berlarut-larut sampai usia kandunganku hampir tiga bulan sebelum akhirnya bisa digugurkan.

Aku kenal dengan mas Indra karena diperkenalkan oleh Kokoku sebelum kami menikah. Mas Indra merupakan partner bisnis Kokoku sejak lama, mereka mendirikan perusahaan sama-sama yang terus berjalan sampai sekarang. Sejak pertama kali bertemu aku punya perasaan aneh tentang mas Indra, bukan perasaan buruk malah sebaliknya yaitu aku tertarik kepada mas Indra sebagai wanita terhadap pria. Kenapa aku bilang aneh karena aku biasanya tidak pernah tertarik kepada pria beristri dan aku juga sebenarnya tidak pernah tertarik pada pria pribumi.

Umur mas Indra lebih tua dari koko, sangat ramah dan penuh perhatian, selalu mendengar lawan bicaranya tanpa pernah meremehkannya walaupun ternyata dia lebih benar. Hal ini sangat berbeda dengan kokoku yang tidak pernah menanggapiku kalau pendapatku sudah dianggapnya salah. Secara fisik walaupun sudah umur 40an, mas Indra juga terlihat seksi dengan bulu-bulu tangannya yang lebat. Sedangkan kumis dan jenggotnya yang lebat tapi beruban menunjukkan kematangannya dengan asam garam kehidupan.

Tekanan mertua dan suami ditambah rahasia masa lalu yang tidak bisa aku ceritakan pada siapapun membuat aku sering sakit-sakitan sampai akhirnya aku bisa berkomunikasi dengan mas Indra.

Awalnya sederhana saja, aku memang sengaja mencari dan meng-add akun mas Indra di FBku. Rasa ketertarikanku pada mas Indra membuatku nekat ingin lebih mengenal dia dan berusaha bisa berkomunikasi. Ternyata mas Indra sama sekali tidak keberatan berkomunikasi denganku dengan catatan jangan sampai diketahui oleh kokoku karena dia tahu persis adat buruknya. Oleh karena itu kami hanya menggunakan identitas asli saat menggunakan akun fesbuk tetapi untuk chatting masing-masing sudah punya nama samaran lain

Awalnya aku hanya berkomunikasi untuk berbasa basi saja atau bertanya-tanya seputar pekerjaan kokoku supaya aku bisa lebih mengerti dia. Kokoku benar-benar terlalu malas untuk menerangkan pekerjaannya sendiri kepadaku karena aku Cuma lulusan SMA dibandingkan dia yang lulusan S1 perguruan tinggi ternama dan S2 dari luar negeri. Tapi lama kelamaan aku mulai berani curhat ke mas Indra, tentu saja awalnya hanya untuk hal-hal sepele tapi lama kelamaan karena jawaban-jawaban dari mas Indra begitu menyejukkan aku mulai memasuki daerah pribadi.

Seperti keluhanku saat bersetubuh dengan koko sampai kepada kehidupan seksku di masa lalu. Sebenarnya sih aku “terjebak” oleh kecerdikan mas Indra yang mulai melihat bahwa pengalaman seksku lebih baik dari pada kokoku. Tapi karena dia tidak pernah menghakimi sama sekali perbuatanku, maka aku malah merasa benar-benar telah menemukan teman curhatku. Tentu saja aku belum berterus terang bahwa aku pernah melakukan aborsi, bahkan sampai lima kali, karena aku belum berani menebak reaksinya terhadap hal yang satu ini.

Chatting di internet memang memungkinkan orang untuk melewati batas-batas yang hampir tidak mungkin dilakukan di dunia nyata oleh orang-orang yang sebenarnya saling asing sama sekali. Awalnya aku yang mencoba memancingnya untuk “menaikkan status” menjadi berpacaran di dunia maya karena toh sekarang kami sudah menggunakan nama samaran masing-masing. Ternyata mas Indra bersedia saja selama kami menambah beberapa kode “pengaman” untuk mencegah akun masing-masing diterobos orang lain.

Jadilah kami mulai berpacaran di dunia maya, seperti pacaranku sebelumnya aku merasa bebas untuk “berhubungan seks” dengan pacarku termasuk yang di dunia maya kali ini. Apabila aku belum orgasme setelah disetubuhi koko, aku minta mas Indra untuk memuaskanku sampai orgasme melalui persetubuhan ala chatting. Apabila mas Indra bilang “aku remas remas payudaramu”, maka aku meremas-remas payudaraku dengan membayangkan mas Indra yang melakukannya. Biasanya hanya sampai mengelus-elus vaginaku saja oleh chattingannya mas Indra, aku sudah bisa orgasme.

Aku benar-benar mulai tergila-gila dengan mas Indra dan benar-benar mulai menganggap bahwa aku ini adalah pacar gelapnya dia. Untuk semakin memudahkan komunikasi kami, mas Indra lalu mengajarkanku untuk memanfaatkan webcam dari netbookku sehingga sekarang kami bisa saling melihat satu dengan lainnya. Tanpa malu-malu aku sering tampil di depan webcam mulai dari berpakaian seksi, berpakaian minim, bertelanjang bulat sampai beronani. Tentu saja hal itu hanya bisa aku lakukan saat koko sedang tidak ada di rumah, sedangkan mertuaku tidak mungkin bisa memergokiku karena kamarku ada di lantai 2.

Bercumbu di dunia maya lama kelamaan mulai tidak cukup buatku, aku mulai menginginkan bercinta sungguhan dengan mas Indra. Saat aku sampaikan keinginanku ini, ternyata mas Indra pun punya keinginan yang sama. Walaupun begitu ternyata sangat sulit menemukan waktu yang pas untuk bertemu karena mas Indra ingin persetubuhan yang pertama harus penuh kesan bukan persetubuhan singkat di mobil misalnya. Hal ini membuatku hampir menjadi putus asa karena waktu yang tersedia bagiku amat terbatas yaitu saat aku ke pasar atau ke gereja.

Tapi akhirnya kesempatan itu datang juga, karena suatu hal Koko tidak bisa pergi ke Singapura untuk membeli obat buat mertuaku sehingga dia memintaku yang pergi ke sana. Kesempatan ini tidak aku sia-siakan, aku sekalian membujuk Koko untuk membiarkan aku berobat menyuburkan kandunganku di Singapura, terserah itu dilakukan di rumah sakit atau ke shinshe yang ada di sana. Dasar kalau sudah hoki, ternyata mertuaku sangat mendukung bahkan ikut mencarikan informasi mengenai klinik yang bisa aku datangi. Akhirnya aku dapat ijin untuk pergi ke Singapura selama lima hari karena memang perawatannya sendiri memerlukan proses pengambilan sampel sebelum dan saat memasuki masa suburku.

Aku mengatur jadwal kepergianku bersama-sama dengan mas Indra, tentu saja tanpa sepengetahuan Koko. Kami akan menginap di hotel yang sama tetapi berbeda kamar, mas Indra sendiri menyiapkan dua kamar untuk berjaga-jaga dari semua kemungkinan. Penerbangan kami tadinya akan dibuat berbeda, tetapi mas Indra khawatir kalau ada sesuatu menimpaku karena aku tidak pernah benar-benar pergi sendiri ke luar negeri sehingga akhirnya kami menggunakan penerbangan yang sama.

Pada hari H sesampainya di bandara aku segera bergegas ke business lounge seperti yang diminta mas Indra karena dia sudah menunggu di sana. Setelah cipika cipiki kami mencoba mengobrol, ternyata semua jadi kikuk lagi tidak selancar waktu ngobrol chatting di internet tapi akhirnya mas Indra berhasil mencairkan suasana dengan gurauan-gurauannya. Walaupun kami berusaha bersikap sewajar mungkin tapi tidak bisa dipungkiri tetap terlihat ada suasana kemesraan di antara kami. Sebagian orang di sana sering melirik kami dengan pandangan heran karena melihat pasangan pribumi sawo matang berbaju kasual dengan Chinese putih yang sangat sipit yang berbaju seksi.

Akhirnya waktu untuk boarding tiba, sebelum kami berjalan ke boarding lounge mas Indra tiba-tiba berbisik padaku untuk melepas celana dalamku di toilet business lounge sebelum naik pesawat. Mukaku sampai merah merona karena jengah mendengarnya dan sempat protes karena aku sudah memakai rok mini yang tinggal 1/3 paha kalau sedang duduk tapi mas Indra keukeuh pada permintaannya. Walaupun aku tidak mengerti tujuannya tetapi aku turuti juga kemauan mas Indra yang menungguku melepas celana dalamku di luar pintu toilet dengan senyuman nakal.

Entah bagaimana caranya mas Indra bisa mengatur kami duduk berdampingan di pesawat padahal waktu check-in kami terpisah dan kami duduk di baris yang memang hanya ada dua kursi saja. Aku kembali terheran-heran saat mas Indra mengambil selimut yang tersedia di bagasi cabin dan memakainya untuk menutupi pahaku yang hanya tertutup rok mini. Pikirku mungkin mas Indra tidak terbiasa berjalan dengan wanita yang berpakaian seksi karena istri dan anak perempuan mas Indra sehari-harinya pakai jilbab. Hal itu berbeda dengan Kokoku yang selalu menginginkan aku berpakaian seseksi mungkin, apalagi karena payudaraku sangat besar dan bulat membuat dia selalu membelikan aku baju-baju yang membuat kelebihan ukuran dadaku semakin terlihat. Agen Judi Online

Di dalam pesawat aku mulai berani bergelendotan manja dengan mas Indra yang membalasnya dengan kecupan-kecupan kecil di pipi dan bibirku. Jantungku mulai berdebar kencang membayangkan apa yang akan kami lakukan selama beberapa malam ke depan tanpa gangguan siapapun. Setelah pesawat take-off tangan mas Indra mulai masuk kebalik selimut yang menutup pahaku. Sekarang aku jadi mengerti tujuan mas Indra menyuruhku membuka celana dalam dan kemudian menutupinya dengan selimut. Tanpa kusadari kulit wajahku kembali merah merona dan nafasku mulai memburu, padahal tangan mas Indra baru memijat-mijat pahaku saja.

“Hhhhhhhh ….” Aku mendesah pelan sekali saat tangan mas Indra mulai mengusap-usah pangkal pahaku.

Secara naluriah aku membuka pahaku selebar yang memungkinkan di kursi pesawat dan merubah posisi dudukku agak sedikit melorot pada sandaran kursi supaya seluruh bagian vaginaku lebih mudah dijangkau.

“Ahhhh …mmmassshhhhh….” Aku mendesah tertahan sambil memeluk tangan mas Indra ketika kelentitku mulai diusap-usap jari tangannya dan mebuat cairan vaginaku mulai membasahi lubang senggamaku.
“Masukin massh… ohhh…masukiiiinnnn …aja…massshhhh…” Erangku karena sudah tidak tahan lagi kalau jari-jari mas Indra hanya menggesek di luar lubang senggamaku saja.

CLEEPPP ….. kurasakan salah satu jari mas Indra sudah masuk ke dalam liang senggamaku
Srrtt..srrttt ….srrrtt … dengan cepat jari itu keluar masuk liang senggamaku di balik selimut.

“A…a…a….a…” aku berusaha bertahan sekuat tenaga supaya tidak mengeluarkan jeritan kenikmatanku hingga akhirnya tanpa sadar aku menggigit-gigit lengan mas Indra yang dari tadi sudah aku peluk.
“Ooohhh Tuhaann ….oohh Tuhann … nikmat sekali…ohhhh …” Gumamku saat kurasakan orgasmeku hampir tiba.

“Oucccchhhhhhhh…..masss….ahhhhhh….” Tanpa sadar aku menggeliat di kursi saat orgasmeku datang dan membuat selimutnya melorot walapun mas Indra masih sempat menariknya kembali.
“Aduuuh enak sekali mas … terima kasih ya …” Kataku sambil membantu mas Indra membersihkan jari-jari tangannya yang belepotan oleh cairan vaginaku sampai ke punggung dan telapak tangannya.

Aku juga sempat mencubit mas Indra karena cemburu ketika seorang pramugari mencoba bermain mata dengannya sambil memasukkan jarinya kedalam bibirnya walaupun mas Indra hanya menanggapinya dengan senyum ramah biasa. Mungkin pramugari itu bisa menduga apa yang dilakukan mas Indra kepadaku dari balik selimut yang menutupiku.

Fantasiku mulai melayang ke mana-mana, bayangkan saja dalam waktu kurang dari 5 menit dan hanya dengan jari tangannya saja mas Indra bisa membuatku orgasme. Padahal selama ini setiap cowok yang sudah meniduri aku jarang sekali yang bisa membuatku orgasme. Aku jadi makin tidak sabar ingin segera berhubungan badan dengan mas Indra, kata beberapa temanku penis orang pribumi rasanya lain dan gaya mereka bercinta juga berbeda. Dari pengalamanku berhubungan badan dengan Koko maupun kelima pacarku yang semuanya Chinese, semua rasanya sama saja kalau sudah di dalam liang senggamaku walaupun ukuran penisnya beda-beda.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Beberapa menit kemudian pesawat sudah mendarat di Changi Airport dan kembali saat kami jalan berdua menuju imigrasi orang-orang sering memandang kami dengan pandangan ganjil atau senyum nakal. Waktu aku tanya ke mas Indra apakah dia melihat seperti yang aku lihat atau itu hanya perasaanku saja karena pertama kalinya kami bepergian bersama. Mas Indra menjawab bahwa dia juga melihat apa yang aku lihat, menurutnya selain perbedaan ras penampilan kami memang jauh berbeda. Mas Indra berpenampilan dewasa dan kalem, sedangkan aku terlihat seksi dan nakal karena mungkin sudah dibiasakan oleh Kokoku.

Saran dari mas Indra adalah aku merubah sedikit penampilanku agar kami tidak jadi terlalu mencolok. Walaupun tidak dikatakannya langsung, aku juga mengerti bahwa dia tidak ingin aku dianggap sebagai wanita bayaran yang mendampingi pengusaha atau pejabat pribumi yang sedang berlibur.

Tanpa terasa kami sudah sampai di hotel Grand Hyatt di Scotts Road yang biasa di pakai Koko kalau dia ke Singapore. Kamar-kamar kami selain berbeda juga berada di tower yang terpisah dengan lift sendiri-sendiri. Mas Indra sudah memperhitungkan semuanya dengan cukup teliti karena dia tahu betul sifat Kokoku. Mas Indra juga sudah membeli SIM Card lokal untuk kami pakai berkomunikasi satu sama lain selama di Singapore.

Begitu sampai ke kamar aku mulai gelisah karena sangat kangen dengan mas Indra, apalagi dengan kejadian di pesawat tadi. Tapi mas Indra pesan bahwa aku jangan mengontak dia tapi harus menunggu dia yang mengontak aku karena dia belum mempersiapkan HPku untuk diisi nomor lokal tadi.
Ting…toooooong … tiba-tiba bel kamarku berbunyi

Ternyata mas Indra yang ada di luar pintu. Aku segera membukakan pintu untuknya dan menyambutnya dengan gembira karena benar-benar tidak menyangka mas Indra akan ke kamarku secepat ini.

Hhhhhhmmmmmpppphhhh …. Aku langsung mencium bibirnya dengan penuh rasa rindu sampai lupa menutup pintu kamarku.

“Kok lama sekali datangnya …. ?” Kataku manja setelah kami selesai berciuman, padahal aku sendiri baru saja meletakkan koper dan bersih-bersih sedikit tapi belum sempat ganti baju.
“Saya tadi harus cari tahu dulu siapa pemilik benda ini …” jawab mas Indra sambil memperlihatkan celana dalam hitam transparan yaitu celana dalam yang aku copot di Cengkareng.

Rupanya mas Indra berhasil mencomotnya dari tasku tanpa aku ketahui.

“Aduuuuh kok jadi ada di sana sih ?” Mukaku langsung berubah merah karena malu.

Waktu aku berhasil merebutnya malahan mas Indra kembali memelukku dengan satu tangannya sedangkan tangan yang lain langsung merogoh masuk kedalam rok miniku yang tentu saja masih belum memakai celana dalam lagi. Aku segera melepas rok miniku itu sehingga sekarang bagian bawahku sudah telanjang. Mas Indra langsung meresponnya dengan melepaskan celana yang dipakainya dan kemudian celana dalamnya.

“Iiiiiihhhhhhhh …. !!!” Spontan aku berteriak kaget waktu melihat penis mas Indra yang sudah mengacung ke arahku.

Penis mas Indra ukurannya biasa-biasa saja, tapi yang sangat berbeda adalah warnanya yang hitam kemerahan dan bentuknya yang pipih bukan bulat. Di sekeliling penisnya terlihat banyak urat-urat pembuluh darah yang menggelembung sehingga penis itu seperti batang pohon yang dililit oleh akar-akar bahar disekelilingnya. Aku merasakan liang senggama di vaginaku berkontraksi dan mulai lembab karena bentuk penis Indra yang sebenarnya agak menyeramkan bagiku tetapi mulai membangkitkan gairah berahiku dengan seketika.

“Kenapa sayang ?” Tanya mas Indra keheranan.
“Aku belum pernah lihat penisnya pri … eh … seperti ini” Jawabku kagok
“Maksudnya belum pernah liat penis orang pribumi ya ?” Canda mas Indra
“Mau cicipin sekarang ?”
“Mauuuuu ….” Kataku manja sambil mencium mas Indra, sedangkan tangan kananku memegang penisnya.

Vaginaku semakin lembab oleh cairan dan mulai terasa berdenyut-denyut karena aku terangsang sendiri saat menggenggam penis mas Indra. Ketika menggenggam penisnya yang pipih, aku seperti sedang memegang ikan lele yang besar yang berontak ingin lepas.

“Masukkin langsung aja masss …. Aku udah ga tahan pengen diijut” kataku memakai istilah dalam bahasa sunda jalanan untuk bersetubuh.

Tanpa menunggu lagi mas Indra langsung mendorong tubuhku ke dinding kamar hotel, kemudian dengan menekuk kedua lututnya penisnya mulai diarahkan vaginaku untuk mencari lubang senggamanya. Kepala penis mas Indra aku pegang dengan jari-jariku untuk membantunya mencapai liang senggamaku. Terus terang aku belum pernah bersetubuh sambil berdiri dengan cowok-cowokku sebelumnya, apalagi dengan Kokoku.

“Aaaaahhhhhh ……” Aku mendesah saat kepala penisnya masuk kedalam liang senggamaku, mas Indra tidak langsung memasukkan seluruh batangnya tapi memutar-mutar dulu kepala penisnya seolah-olah ingin mengenali situasinya dulu.

BLESSSSSSSS ……

Pelan-pelan batang penis mas Indra masuk ke dalam liangku sampai masuk seluruhnya dengan mulus karena vaginaku benar-benar sudah siap menerima tamu.

“Adddddaaaawwwwwwww …..auhhhhhh…aaaahhhhhh ….” Aku mengerang kenikmatan.

Sambil tangannya menyangga kedua pantatku, mas Indra meluruskan kembali kakinya yang tadi ditekuk sehingga otomatis aku terangkat ke atas seperti melayang dan terasa nikmat sekali. Kemudian aku diminta untuk melingkarkan kaki di pinggulnya sedangkan tanganku memeluk lehernya.

Mas Indra mulai memompa penisnya keluar masuk vaginaku dengan gerakan pelan sambil sedikit menekan sehingga aku merasa sedang dipaku di dinding dengan penis sebagai pasaknya. Cairan vaginaku mengalir dengan derasnya sampai keluar dan membasahi bulu kemaluan kami berdua.

“Ahhh ….ahhhh …hehhhh…hehhhh…ahhhh…ahhh” aku terus mengeluarkan desah nikmat mengikuti irama gerakan penisnya dengan mata sipitku yang terpejam.

Pakaian bagian atasku yang masih lengkap dengan BH karena belum kulepas mulai kusut dan basah oleh keringat, pakaian mas Indra juga sudah mulai acak-acakan. Posisi bersetubuh kami memang hanya melekatkan tubuh pada bagian pinggul kebawah sehingga tidak terlalu mengganggu.

“Aduuuhhhh massshh … enak sekali ….ahhhh ….enak terusshhh…shhhh…” Aku mulai meracau bersamaan denga semakin memuncaknya rasa nikmatku.
“Aaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhh ………masssssssss…….akuuuu…dappppaaaaaaaattt” aku menjerit saat orgasmeku meledak dengan tiba-tiba.

Kaki dan tanganku langsung menjepit tubuh mas Indra dengan kencang, mukaku terasa memerah dan mata sipitku tiba-tiba melotot saat mencapai puncak kenikmatanku dari penis orang pribumi pertamaku.

Setelah klimaks orgasmenya berlalu, aku langsung merasa lemas sehingga kakiku tidak kuat lagi menjepit pinggangnya dan terjuntai lemas. Mas Indra menghentikan pompaannya, kemudian memelukku dan menyandar kepalaku di bahunya lalu aku dibopongnya ke ranjang dengan penisnya masih ada di dalam vaginaku.

“Uuuuuuuuhhhhhhhhhhh …..” aku melenguh nikmat saat penis mas Indra terlepas dari vaginaku setelah membaringkanku di tempat tidur.

Dengan telaten mas Indra melepas baju dan BH yang tersisa, kemudian dia melepaskan juga bajunya sendiri sehingga sekarang kami berdua sudah telanjang bulat. Aku lihat penis mas Indra masih tegak melengkung ke atas dan berkilat-kilat terkena cahaya dari layar TV. Rupanya mas Indra masih belum ejakulasi, padahal biasanya cowok-cowokku ejakulasi duluan sebelum aku orgasme atau paling tidak bersamaan datangnya.

Kakiku direntangkannya lebar-lebar dengan satu tangannya sedangkan tangannya yang lain mengocok-ngocok penisnya sambil diarakan ke liang senggamaku.
BLESSSSS ….. dengan sekali genjotan pada pinggulnya seluruh batang penisnya langsung masuk ke dalam vaginaku sampai kepangkalnya.

“Auuuuuhhhhhhhhhhhhh…..Masshh …pelan-pelan” jeritku karena merasa sedikit ngilu pada vaginaku akibat persetubuhan kami yang sambil berdiri tadi.

Dengan lembut mas Indra mulai menggerakkan penisnya maju mundur di dalam liang senggamaku yang belum terlalu basah setelah tadi rehat untuk mengulum penis itu tadi. Walaupun begitu bukan berarti kenikmatannya berkurang, apalagi mas Indra memang sangat telaten mencari-cari area di dalam rongga liang senggamaku yang lebih sensitif apabila disentuh dengan penisnya.

“Aduh mas enak sekali di situ ….ohhhh ….ohhhh….oohhhhhhh” Reaksi spontanku terhadap titik sensitif yang disentuh penisnya juga menjadi sangat membantu mas Indra untuk mengerti kebutuhanku.

Tanpa harus menunggu lama vaginaku mulai basah lagi …

CROK…. CROK …. CROK …. CROK ….CROK ….mulai terdengar bunyi nyaring dari cairan vaginaku yang terpompa keluar oleh gerakan penis mas Indra.

“Ohhhhhh….enak sekali…ahhhh….ahh…..ahh….” Aku terus mendesah nikmat

Mas Indra menaikkan kakiku ke bahunya dan merubah posisi badannya menjadi setengah berjongkok sehingga pinggulku otomatis agak terangkat juga. Dalam posisi ini tanpa ampun mas Indra memompakan penisnya dengan sangat cepat membuatku tubuhku bergoyang-goyang sesuai irama pompaannya. Penisnya terasa melesak sangat dalam ke arah rahimku membuatku ingin meraung raung kenikmatan kalau tidak malu sama mas Indra, akhirnya aku meremas-remas dan menggigit-gigit bantal yang ada di kepalaku sebagai pengalihannya.

“Arrrrkkkhhhhh ….arrrkkkkkhhhh ….arrrkkkkhh …” Akhirnya aku hanya mengeluarkan erangan tertahan dengan badan yang melenting-lenting di ranjang.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

CROK…CROK …CROK….CROK …CROK … Bunyi becek dari vaginaku semakin keras terdengar

“AAAAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH……” Aku melolong kenikmatan saat aku kembali mendapat orgasme. Mataku yang sipit membelalak sejenak sebelum berputar sampai hanya kelihatan putih matanya saja.

Pompaan penis mas Indra makin lama makin pelan mengikuti redanya puncak orgasmeku, kakiku juga diturunkan dari bahunya lalu tubuhnya direbahkan sambil menindih tubuhku.

“Kamu bisa menikmatinya sayang ?” Bisik mas Indra sambil mencium bibirku dan mengecup-ngecup pipi serta leherku “Aku belum keluar lhooo…”
“Enak sekali mas, benar-benar merupakan pengalaman yang sama sekali baru” Jawabku sambil membalas ciuman dan kecupannya.

“Mas mau minta Syeni ngapain supaya mas bisa keluar ?” Aku menawarkan bantuan agar mas Indra bisa ejakulasi.

Mas Indra minta kami merubah posisi dengan aku ada di atasnya tanpa melepaskan penis dari vaginaku terlebih dahulu. Akhirnya sambil berciuman kami berguling di ranjang sampai posisi kami berbalik di sisi lainnya. Aku lihat bed cover tempat kami bersetubuh sebelumnya sudah basah oleh cairan vaginaku sehingga meninggalkan noda yang cukup lebar.

“Ahhhh ….” Aku mendesah pelan saat payudaraku dicium dan diremas oleh mas Indra.

Dengan lahap putting payudaraku di hisap-hisapnya, sedangkan payudaraku yang lainnya di remas-remas dengan tangannya. Payudaraku sangat besar, sehingga telapak tangan mas Indra yang sudah lebarpun hanya bisa meremas tidak sampai setengah bagiannya.

Sambil menikmati permainan mas Indra pada payudaraku dalam kondisi setengah tengkurap aku mulai bergerak memaju mundurkan pinggulku untuk menggesekan penis Indra dalam lubang seggamaku.

“Ohhhhh….shhhhh…” Aku kembali mendesah menikmati hasil dari pergerakanku sendiri.

Makin lama aku aku bergerak makin cepat dan diimbangi oleh mas Indra dengan gerakan pinggulnya yang menekan penisnya makin kedalam saat gerakan mundurku membuatku menjerit-jerit nikmat.

“AAAAHHHH ….AHHHHH…..AHHHHHH ….AAmmmpppphhhhhh” Jeritanku kadang disumpal mas Indra dengan ciumannya, mungkin dia khawatir jeritanku “mengganggu” tamu-tamu lain.

Aku kemudian diminta untuk mengambil posisi dengan badan yang lebih tegak seperti sedang menaiki kuda sehingga gerakanku sekarang adalah naik turun. Mas Indra tetap mengimbangiku dengan menaikkan pinggulnya untuk menyambut setiap gerakan turunku yang membuat seolah penisnya menancap dalam-dalam tembus sampai jantungku. Belum lagi aktivitas tangannya yang meremas payudaraku, mempermainkan putingnya atau mempermainkan kelentiku.

“Mass…enak mashhh…. Kontolnya enak sekali….mashhh kontolnyaaaahhh”

Aku meracau dengan pilihan kata-kata yang sudah tidak terkontrol lagi. Maklum sebagai orang yang berasal dari keluarga cina totok, aku hanya bergaul dengan buruh pribumi level bawah di toko atau perusahaan kami yang pilihan bahasanya sering kali kasar.

“Ohhhh….ohhhhh…ohhhhh….ohhhh…..”

Gelombang orgasme terasa mulai muncul lagi sehingga aku mulai mempercepat gerakanku. Butir-butir keringat mulai muncul di sekujur tubuhku membuat tubuhku menjadi kuning berkilatan. Rambutku yang asalnya panjang terurai sampai ke punggung mulai acak-acakan menutupi sebagian mukaku sampai ke dadaku.

“Mass….aaakkkuuu udaaah mau dappaaatthhhh …..”

Teriakku dengan tubuh mulai bergetar karena diterjang gelombang orgasme yang begitu nikmat.

“Syeniii….saya juga akan keluarrrr ….” Sambut mas Indra sambil menahan pinggulku dibawah dan dia sendiri melentingkan tubuhnya untuk membuat penisnya tertancap dalam-dalam.
“Ouuhhhhh …keluarkan semua pejunya masshhh ….untukkuu…..” Keluarnya air mani di dalam tubuhku seperti bonus bagi kenikmatan sebelumnya.

SROOOOTTT….SROOOTTT ….SROOOTTTT ….SROOOTTT….SROOOOTTT …srrrt …srrttt…srttt
Lima semprotan air mani yang kuat aku rasakan membanjiri rahimku diikuti beberapa semprotan kecil sesudahnya.

Untuk sejenak aku seperti tidak sadarkan diri, tidak ada yang bisa aku ingat selain kenikmatan puncak yang sedang aku rasakan sekarang. Orgasme yang dibarengi dengan semprotan air mani mas Indra merupakan orgasme pamungkas yang sempurna bagiku.

Setelah berahiku mulai reda badanku ambruk di atas tubuh mas Indra yang segera memelukku dengan mesranya. Rambutku yang acak-acakan dirapikannya dan kemudian menciumi aku dengan hangat.

“Syeni, kamu sangat luar biasa …. Saya benar-benar dipuaskan oleh kamu” Bisik mas Indra kepadaku dengan suara yang mesra.
“Mas Indra juga hebat sekali…aku sangat menikmati ijutannya bikin ketagihan” Jawabku malu-malu dengan nafas masih belum teratur.
“Apalagi semprotan pejunya juga sangat enak, nikmat sekali ….” Lanjutku sambil tersenyum manis.
“Kamu mau aku cariin pil anti hamil untuk berjaga-jaga ?” Mas Indra berbalik tanya seperti teringat sesuatu setelah aku bicara soal semprotan air maninya di dalam tubuhku tadi.
“Ga usah mas, malah lebih baik kalau aku bisa punya anak dari mas …” Kataku manja hingga jadi malu sendiri dan membenamkan mukaku di dadanya.

Mas Indra kemudian mengangkat mukaku dan memandangku dengan lembut tapi terlihat serius “Syeni kamu pikirkan baik-baik dulu, jangan sampai omongan kamu itu hanya bawaan emosi karena kita habis bercinta”

“Tapi saya tidak keberatan kalau Syeni memang ingin dibuahi dengan benihku “ Lanjut mas Indra

Aku hanya mengangguk sebagai jawabannya karena tekadku sudah bulat, bahkan sebelum pergi ke sini aku memang sudah bertekad untuk punya anak dari mas Indra saja dari pada dibilang tidak subur oleh keluarga kokoku.

“Aaaahhhhhhhhhhhhhh ….” Aku kembali mendesah saat mas Indra melepas penisnya yang mulai lunak kembali.

Dia kemudian mengambil handuk kecil dari kamar mandi yang sudah di beri air hangat, dengan lembut dibasuhnya vaginaku dengan handuk hangat tadi sampai bersih baru dia membersihkan penisnya sendiri. Setelah membuka bed cover yang basah oleh keringat kami dan cairan vaginaku, kami berbaring kembali di ranjang dengan tetap bertelanjang bulat. Saat itu kami pergunakan untuk “lebih mengenal” perabotan masing-masing yang sebelumnya dipergunakan.

Bulu vaginaku yang hitam tipis dan berbentuk pohon palm merupakan favorit mas Indra selain kelentitku yang panjang. Mas Indra juga bisa menebak bahwa aku udah pernah hamil lebih dari dua bulan sebelum digugurkan hanya dari bentuk putingku yang memang sudah membesar dan berwarna lebih gelap saat aku masih perawan. Aku hanya bisa mengiyakan dan minta maaf karena tidak berterus terang sebelumnya sambil jantungku jadi berdebar takut perasaan mas Indra jadi berubah terhadapku. Mas Indra ternyata tidak marah, hanya dia berpesan kalau memang ingin serius tentang dihamili olehnya, maka dia tidak ingin aku menggugurkan kandungannya lagi.

Saat aku bertanya mengenai kenapa penisnya berbeda dengan penis-penis yang pernah aku kenal apakah ada hubungan dengan ras. Dia bilang perbedaan utama adalah karena sebagai muslim penisnya sudah disunat sejak kecil sehingga pertumbuhannya berbeda dengan penis-penis yang tidak disunat atau disunat setelah dewasa. Penis cowok-cowokku memang ujungnya tertutup kulit saat sedang tidak berereksi sedangkan kepala penis mas Indra langsung terbuka dengan lekukan miring dilehernya sehingga menjadi batas yang jelas dengan batang penisnya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku coba kulum penis mas Indra sampai berereksi lagi sehingga sekarang aku bisa melihat dari dekat benda yang tadi membuatku meraung-raung kenikmatan. Tanpa sadar aku terhanyut untuk menghisap dan menjilati kepala penis mas Indra sampai mas Indra akan mendapat ejakulasi lagi. Dia minta aku untuk menelan seluruh air maninya dan tentu saja aku mau melakukannya dengan senang hati walaupun sebelumnya aku tidak pernah mau kalau disuruh melakukannya oleh cowokku yang pertama dan juga Kokoku.

Mas Indra bukan hanya sekedar berbeda rasa penisnya, tapi juga berbeda dalam gaya bercintanya yang selalu mengutamakan kepuasanku terlebih dahulu. Dia juga membuat aku tetap punya harga diri walaupun hanya sebagai pacar gelapnya atau wanita simpanannya. Padahal selama ini aku selalu diperlakukan tak lebihnya sebagai obyek pemuas syahwat bagi cowok-cowok yang meniduriku. Pada saat aku memang membutuhkan hal itu tidak terlalu terasa, tapi sangat menyakitkan pada saat mereka membutuhkanku karena umumnya mereka tidak mau tahu apakah aku sudah siap dipenetrasi atau tidak.

Selama di Singapore kami bercinta sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari, saat bercinta di pagi hari kami sepakat untuk mengeluarkan air maninya di luar supaya saat diperiksa di klinik tidak masuk ke dalam medical recordku. Tapi untungnya metoda terapi mereka tidak melarang aku bercinta selama menjalankan pengobatan.

Beberapa teknik bercinta kilat juga kami coba praktekkan walaupun sebenarnya tidak perlu kalau melhat situasi selama kami di sana, tapi mas Indra yakin bahwa setelah kembali ke Bandung kesempatan untuk bercinta memang akan sangat terbatas. Bercinta di mobil atau di motel-motel short time akan menjadi sering kami lakukan dan mas Indra ingin memastikan bahwa aku bisa mencapai orgasme sedikitnya satu kali.

Sesaat setelah mendarat di bandara Cengkareng, mas Indra kembali mengajakku bercinta di hotel Bandara sebanyak dua kali untuk memastikan pembuahanku dengan benihnya karena saat itu aku memasuki fase masa suburku sebelum akhirnya kami pulang dengan menumpang travel yang berbeda. Begitu aku sampai rumah Koko langsung menyetubuhiku tanpa memperdulikan apakah aku sedang kelelahan atau tidak. Tiga malam selanjutnya seperti siksaan bagiku karena Koko terus menerus ingin menyetubuhiku, katanya untuk memanfaatkan masa efektif terapi yang aku jalani.

Akhirnya memang aku hamil dan naluriku meyakini bahwa benih jabang bayiku adalah mas Indra bukan suamiku. Aku dan mas Indra masih sering bertemu untuk bercinta sampai kandunganku berusia 8 bulan, pengelola motel sering memandang kami dengan heran melihat ada wanita hamil besar masih sewa short time di motelnya dia. Walaupun begitu keluarga suamiku menjadi sangat gembira dan tidak ada kecurigaan sama sekali bahwa benih cucunya berasal dari orang lain … mitra bisnis suamiku sendiri.

Kisah Taro – Skandal Perselingkuhan Majikanku

TAROSLOT Skandal Perselingkuhan Majikanku, Kisah Seks Skandal Perselingkuhan Majikanku Lima bulan sudah aku bekerja sebagai seorang pembantu rumahtangga di keluarga Pak Rahadi. Aku memang bukan seorang yang makan ilmu bertumpuk, hanya lulusan SD.

Tetapi karena niatku untuk bekerja memang sudah tidak bisa ditahan lagi, akhirnya aku pergi ke kota Surabaya, dan beruntung bisa memperoleh majikan yang baik dan bisa memperhatikan kesejahteraanku.

Sering terkadang aku mendengar kisah tentang nasib beberapa orang pembantu rumah tangga di kompleks perumahan.

Ada yang pernah ditampar majikannya, atau malah bekerja seperti seekor sapi perahan saja.

Ibu Rahadi pernah bilang bahwa beliau menerimaku menjadi pembantu rumahtangganya lantaran usiaku yang relatif masih muda.

Beliau tak tega melihatku luntang-lantung di kota metropolis ini. “Jangan-jangan kamu nanti malah dijadikan wanita panggilan oleh para calo WTS yang tak bertanggungjawab.” Itulah yang diucapkan beliau kepadaku.

Usiaku memang masih 18 tahun dan terkadang aku sadar bahwa aku memang cantik, berbeda dengan para gadis desa asalku.

Pantas saja jika Ibu Rahadi berkata begitu terhadapku.

Namun akhir-akhir ini ada sesuatu yang mengganggu pikiranku, yakni tentang perlakuan Mas Doni terhadapku.

Mas Doni adalah anak bungsu keluarga Bapak Rahadi. Dia masih kuliah di semester 6, sedangkan kedua kakaknya telah berkeluarga.

Mas Doni baik dan sopan terhadapku, hingga aku jadi rikuh bila berada di dekatnya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sepertinya ada sesuatu yang bergetar di tubuhku. Jika aku ke pasar, Mas Doni tak segan untuk mengantarkanku.

Bahkan ketika naik mobil aku tidak diperbolehkan duduk di jok belakang, harus di sampingnya. Ahh.. Aku selalu jadi merasa tak nikmat.

Pernah suatu malam sekitar pukul 20.00, Mas Doni hendak membikin mie instan di dapur, aku bergegas mengambil alih dengan alasan bahwa yang dilakukannya pada dasarnya adalah tugas dan kewajibanku untuk bisa melayani majikanku.

Tetapi yang terjadi Mas Doni justru berkata kepadaku, “Nggak usah, Santi. Biar aku saja, agak apa-apa kok..”

“Nggak.. nggak apa-apa kok, Mas”, jawabku tersipu sembari menyalakan kompor gas.

Tiba-tiba Mas Doni menyentuh pundakku.

Dengan lirih dia berucap, “Kamu sudah capek seharian bekerja, Santi. Tidurlah, besok kamu harus bangun khan..”

Aku hanya tertunduk tanpa bisa berbuat apa-apa.

Mas Doni kemudian melanjutkan memasak. Namun aku tetap termangu di sudut dapur.

Hingga kembali Mas Doni menegurku.

“Santi, kenapa belum masuk ke kamarmu.

Nanti kalau kamu kecapekan dan terus sakit, yang repot kan kita juga. Sudahlah, aku bisa masak sendiri kalau hanya sekedar bikin mie seperti ini.”

Belum juga habis ingatanku saat kami berdua sedang nonton televisi di ruang tengah, sedangkan Bapak dan Ibu Rahadi sedang tidak berada di rumah.

Entah kenapa tiba-tiba Mas Doni memandangiku dengan lembut. Pandangannya membuatku jadi salah tingkah.

“Kamu cantik, Santi.”
Aku cuma tersipu dan berucap,

“Teman-teman Mas Doni di kampus kan lebih cantik-cantik, apalagi mereka kan orang-orang kaya dan pandai.”

“Tapi kamu lain, Santi. Pernah tidak kamu membayangkan jika suatu saat ada anak majikan mencintai pembantu rumahtangganya sendiri?”

“Ah.. Mas Doni ini ada-ada saja. Mana ada cerita seperti itu”, jawabku.

“Kalau kenyataannya ada, bagaimana?”

“Iya.. nggak tahu deh, Mas.”

Kata-katanya itu yang hingga saat ini membuatku selalu gelisah. Apa benar yang dikatakan oleh Mas Doni bahwa ia mencintaiku? Bukankah dia anak majikanku yang tentunya orang kaya dan terhormat, sedangkan aku cuma seorang pembantu rumahtangga? Ah, pertanyaan itu selalu terngiang di benakku.

Tibalah aku memasuki bulan ke tujuh masa kerjaku. Sore ini cuaca memang sedang hujan meski tak seberapa lebat.

Mobil Mas Doni memasuki garasi.

Kulihat pemuda ini berlari menuju teras rumah.

Aku bergegas menghampirinya dengan membawa handuk untuk menyeka tubuhnya.

“Bapak belum pulang?” tanyanya padaku.

“Belum, Mas.”

“Ibu.. pergi..?”

“Ke rumah Bude Mami, begitu ibu bilang.”

Mas Doni yang sedang duduk di sofa ruang tengah kulihat masih tak berhenti menyeka kepalanya sembari membuka bajunya yang rada basah.

Aku yang telah menyiapkan segelas kopi susu panas menghampirinya.

Saat aku hampir meninggalkan ruang tengah, kudengar Mas Doni memanggilku.

Kembali aku menghampirinya.

“Kamu tiba-tiba membikinkan aku minuman hangat, padahal aku tidak menyuruhmu kan”, ucap Mas Doni sembari bangkit dari tempat duduknya.

“Santi, aku mau bilang bahwa aku menyukaimu.”

“Maksud Mas Doni bagaimana?”

“Apa aku perlu jelaskan?” sahut Mas rizal padaku.

Tanpa sadar aku kini berhadap-hadapan dengan Mas Doni dengan jarak yang sangat dekat, bahkan bisa dikatakan terlampau dekat.

Mas Doni meraih kedua tanganku untuk digenggamnya, dengan sedikit tarikan yang dilakukannya maka tubuhku telah dalam posisi sedikit terangkat merapat di tubuhnya.

Sudah pasti dan otomatis pula aku semakin dapat menikmati wajah ganteng yang rada basah akibat guyuran hujan tadi.

Demikian pula Mas Doni yang semakin dapat pula menikmati wajah bulatku yang dihiasi bundarnya bola mataku dan mungilnya hidungku.

Kami berdua tak bisa berkata-kata lagi, hanya saling melempar pandang dengan dalam tanpa tahu rasa masing-masing dalam hati.

Tiba-tiba entah karena dorongan rasa yang seperti apa dan bagaimana bibir Mas Doni menciumi setiap lekuk mukaku yang segera setelah sampai pada bagian bibirku, aku membalas pagutan ciumannya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kurasakan tangan Mas Doni merambah naik ke arah dadaku, pada bagian gumpalan dadaku tangannya meremas lembut yang membuatku tanpa sadar mendesah dan bahkan menjerit lembut.

Sampai disini begitu campur aduk perasaanku, aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan nikmat yang berlebih tapi pada bagian lain aku merasakan takut yang entah bagaimana aku harus melawannya.

Namun campuran rasa yang demikian ini segera terhapus oleh rasa nikmat yang mulai bisa menikmatinya, aku terus melayani dan membalas setiap ciuman bibirnya yang di arahkan pada bibirku berikut setiap lekuk yang ada di dadaku dijilatinya.

Aku semakin tak kuat menahan rasa, aku menggelinjang kecil menahan desakan dan gelora yang semakin memanas.

Ia mulai melepas satu demi satu kancing baju yang kukenakan, sampailah aku telanjang dada hingga buah dada yang begitu ranum menonjol dan memperlihatkan diri pada Mas Doni.

Semakin saja Mas Doni memainkan bibirnya pada ujung buah dadaku, dikulumnya, diciuminya, bahkan ia menggigitnya.

Golak dan getaran yang tak pernah kurasa sebelumnya, aku kini melayang, terbang, aku ingin menikmati langkah berikutnya, aku merasakan sebuah kenikmatan tanpa batas untuk saat ini.

Aku telah mencoba untuk memerangi gejolak yang meletup bak gunung yang akan memuntahkan isi kawahnya.

Namun suara hujan yang kian menderas, serta situasi rumah yang hanya tinggal kami berdua, serta bisik goda yang aku tak tahu darimana datangnya, kesemua itu membuat kami berdua semakin larut dalam permainan cinta ini.

Pagutan dan rabaan Mas Doni ke seluruh tubuhku, membuatku pasrah dalam rintihan kenikmatan yang kurasakan.

Tangan Mas Doni mulai mereteli pakaian yang dikenakan, ia telanjang bulat kini.

Aku tak tahan lagi, segera ia menarik dengan keras celana dalam yang kukenakan. Tangannya terus saja menggerayangi sekujur tubuhku.

Kemudian pada saat tertentu tangannya membimbing tanganku untuk menuju tempat yang diharapkan, dibagian bawah tubuhnya.

Mas Doni terdengar merintih.

Buah dadaku yang mungil dan padat tak pernah lepas dari remasan tangan Mas Doni.

Sementara tubuhku yang telah telentang di bawah tubuh Mas Doni menggeliat-liat seperti cacing kepanasan. Hingga lenguhan di antara kami mulai terdengar sebagai tanda permainan ini telah usai.

Keringat ada di sana-sini sementara pakaian kami terlihat berserakan dimana-mana.

Ruang tengah ini menjadi begitu berantakan terlebih sofa tempat kami bermain cinta denga penuh gejolak.

Ketika senja mulai datang, usailah pertempuran nafsuku dengan nafsu Mas Doni.

Kami duduk di sofa, tempat kami tadi melakukan sebuah permainan cinta, dengan rasa sesal yang masing-masing berkecamuk dalam hati. “Aku tidak akan mempermainkan kamu, Santi.

Aku lakukan ini karena aku mencintai kamu. Aku sungguh-sungguh, Santi. Kamu mau mencintaiku kan..?” Aku terdiam tak mampu menjawab sepatah katapun.

Mas Doni menyeka butiran air bening di sudut mataku, lalu mencium pipiku. Cerita Seks Skandal Perselingkuhan

Seolah dia menyatakan bahwa hasrat hatinya padaku adalah kejujuran cintanya, dan akan mampu membuatku yakin akan ketulusannya.

Meski aku tetap bertanya dalam sesalku, “Mungkinkah Mas Doni akan sanggup menikahiku yang hanya seorang pembantu rumahtangga?”

Sekitar pukul 19.30 malam, barulah rumah ini tak berbeda dengan waktu-waktu kemarin.

Bapak dan Ibu Rahadi seperti biasanya tengah menikmati tayangan acara televisi, dan Mas Doni mendekam di kamarnya.

Yah, seolah tak ada peristiwa apa-apa yang pernah terjadi di ruang tengah itu.

Sejak permainan cinta yang penuh nafsu itu kulakukan dengan Mas Doni, waktu yang berjalanpun tak terasa telah memaksa kami untuk terus bisa mengulangi lagi nikmat dan indahnya permainan cinta tersebut.

Dan yang pasti aku menjadi seorang yang harus bisa menuruti kemauan nafsu yang ada dalam diri.

Tak peduli lagi siang atau malam, di sofa ataupun di dapur, asalkan keadaan rumah lagi sepi, kami selalu tenggelam hanyut dalam permainan cinta denga gejolak nafsu birahi.

Selalu saja setiap kali aku membayangkan sebuah gaya dalam permainan cinta, tiba-tiba nafsuku bergejolak ingin segera saja rasanya melakukan gaya yang sedang melintas dalam benakku tersebut.

Kadang aku pun melakukannya sendiri di kamar dengan membayangkan wajah Mas Doni.

Bahkan ketika di rumah sedang ada Ibu Rahadi namun tiba-tiba nafsuku bergejolak, aku masuk kamar mandi dan memberi isyarat pada Mas Doni untuk menyusulnya.

Untung kamar mandi bagi pembantu di keluarga ini letaknya ada di belakang jauh dari jangkauan tuan rumah.

Aku melakukannya di sana dengan penuh gejolak di bawah guyuran air mandi, dengan lumuran busa sabun di sana-sini yang rasanya membuatku semakin saja menikmati sebuah rasa tanpa batas tentang kenikmatan.

Walau setiap kali usai melakukan hal itu dengan Mas Doni, aku selalu dihantui oleh sebuah pertanyaan yang itu-itu lagi dan dengan mudah mengusik benakku:

“Bagaimana jika aku hamil nanti? Bagaimana jika Mas Doni malu mengakuinya, apakah keluarga Bapak Rahadi mau merestui kami berdua untuk menikah sekaligus sudi menerimaku sebagai menantu? Ataukah aku bakal di usir dari rumah ini? Atau juga pasti aku disuruh untuk menggugurkan kandungan ini?” Ah.. pertanyaan ini benar-benar membuatku seolah gila dan ingin menjerit sekeras mungkin.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Apalagi Mas Doni selama ini hanya berucap: “Aku mencintaimu, Santi.” Seribu juta kalipun kata itu terlontar dari mulut Mas Doni, tidak akan berarti apa-apa jika Mas Doni tetap diam tak berterus terang dengan keluarganya atas apa yang telah terjadi dengan kami berdua.

Akhirnya terjadilah apa yang selama ini kutakutkan, bahwa aku mulai sering mual dan muntah, yah.. aku hamil! Mas Doni mulai gugup dan panik atas kejadian ini.

“Kenapa kamu bisa hamil sih?” Aku hanya diam tak menjawab.

“Bukankah aku sudah memberimu pil supaya kamu nggak hamil. Kalau begini kita yang repot juga..”

“Kenapa mesti repot Mas? Bukankah Mas Doni sudah berjanji akan menikahi Santi?”

“Iya.. iya.. tapi tidak secepat ini Santi. Aku masih mencintaimu, dan aku pasti akan menikahimu, dan aku pasti akan menikahimu. Tetapi bukan sekarang. Aku butuh waktu yang tepat untuk bicara dengan Bapak dan Ibu bahwa aku mencintaimu..”

Yah.. setiap kali aku mengeluh soal perutku yang kian bertambah usianya dari hari ke hari dan berganti dengan minggu, Mas Doni selalu kebingungan sendiri dan tak pernah mendapatkan jalan keluar.

Aku jadi semakin terpojok oleh kondisi dalam rahim yang tentunya kian membesar.

Genap pada usia tiga bulan kehamilanku, keteguhkan hatiku untuk melangkahkan kaki pergi dari rumah keluarga Bapak Rahadi.

Kutinggalkan semua kenangan duka maupun suka yang selama ini kuperoleh di rumah ini.

Aku tidak akan menyalahkan Mas Doni.

Ini semua salahku yang tak mampu menjaga kekuatan dinding imanku.

Subuh pagi ini aku meninggalkan rumah ini tanpa pamit, setelah kusiapkan sarapan dan sepucuk surat di meja makan yang isinya bahwa aku pergi karena merasa bersalah terhadap keluarga Bapak Rahadi.

Hampir setahun setelah kepergianku dari keluarga Bapak Rahadi, Aku kini telah menikmati kehidupanku sendiri yang tak selayaknya aku jalani, namun aku bahagia.

Hingga pada suatu pagi aku membaca surat pembaca di tabloid terkenal.

Surat itu isinya bahwa seorang pemuda Doni mencari dan mengharapkan isterinya yang bernama Santi untuk segera pulang.

Pemuda itu tampak sekali berharap bisa bertemu lagi dengan si calon isterinya karena dia begitu mencintainya.

Aku tahu dan mengerti benar siapa calon isterinya.

Namun aku sudah tidak ingin lagi dan pula aku tidak pantas untuk berada di rumah itu lagi, rumah tempat tinggal pemuda bernama Doni itu.

Aku sudah tenggelam dalam kubangan ini.

Andai saja Mas Doni suka pergi ke lokalisasi, tentu dia tidak perlu harus menulis surat pembaca itu.

Mas Doni pasti akan menemukan calon istrinya yang sangat dicintainya.

Agar Mas Doni pun mengerti bahwa hingga kini aku masih merindukan kehangatan cintanya. Cinta yang pertama dan terakhir bagiku.

Kisah Taro – Nafsuku Sulit ditahan

TAROSLOT Nafsuku Sulit ditahan, Kisah Seks Nafsuku Sulit ditahan saat Aku sedang menonton tv dikamar, saat itu juga Zira baru keluar dari kamar mandi dengan menggunakan pakaian baju tidur, dan dia sebelum tidur selalu menyempatkan diri untuk cuci muka, kamar tidur kami memang dilengkapi dengan kamar madni dalam dan TV, sehingga kami bisa tidur sambil tiduran, saat ini Zira sedang berbaring disampingku dan dia mau memejamkan mata untuk tidur.

“Zira! Kok langsung tidur sih?”

“Mm..?”
Zira membuka matanya.

Lalu ia duduk dan menatapku. Kemudian ia tersenyum manis. Woow.. burungku semakin mengeras.

Zira mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Tangannya yang lembut halus membelai wajahku.

Jantungku berdetak cepat.

Kurangkul tubuhnya yang mungil dan hangat.

Terasa nyaman sekali. Zira mencium pipiku. “Cupp..!”

“Tidur yang nyenyak yaa..” katanya perlahan.

Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.

“Zira! Faayy..!” aku mengguncang-guncang tubuhnya.

“Umm.. udah maleem.. Zira ngantuk niih..”

Kalau sudah begitu, percuma saja.

Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh pernyaluran.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Si “ujang” masih tegang dan penasaran minta jatah.

Begitulah Zira. Sebagai istri, dia hampir sempurna.

Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik.

Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup.

Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat “hemat”.

Nafsuku terbilang tinggi.

Sedangkan Zira, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks.

Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak.

Untuk pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain.

Zira bukannya tidak tahu.

Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya.

Nafsuku sulit ditahan.

Rasanya ingin kupaksa saja Zira untuk melayaniku.

Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega.

Kuciumrambutnya.

Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Zira.

Siapa tahu dalam mimpi, Zira mau memuaskanku? Hehehe.. Agen Judi Online

Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall.

Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Ami, sahabatku dan Zira semasa kuliah dahulu.

Kulihat Ami bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya.

Seingatku, Ami tidak punya adik.

Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Ami. Fita namanya.

Heranjuga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja.

Sambil makan, kami mengobrol.

Ternyata Fita seperti juga Ami, tipe yangmudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku.

Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Ami, sahabatku semasa kuliah), Ami bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar duaminggu yang lalu untuk suatu keperluan.

“Paling juga disana dia main cewek!” begitu komentar Ami.

Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan halyang aneh kalau Joe ada main dengan wanita lain disana.

Saat Fita permisi untuk ke toilet, Ami langsung bertanya padaku. “Van, loe ama Zira gimana?”

“Baek. Kenapa?”

“Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur ama Zira?” Aku diam saja.

Aku dan Zira memang lumayan akur.

Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti setiap hari aku minta jatah dari Zira.

Tapi kalau Zira dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali!

Itu juga harus main paksa.

Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Zira.

Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?

“Kok diem, Van?” pertanyaan Ami membuyarkan lamunanku.

“Nggak kok..”

“Loe lagi punya masalah ya?”

“Nggaak..”

“Jujur aja deh..” Ami mendesak.

Kulirik Ami.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe.

Karena nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

“Cerita doong..!” Ami kembali mendesak.

“Mi.., loe mau pesta “assoy” lagi nggak?” aku memulai. Ami kelihatan kaget.

“Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!” kecam Ami. Aduh.., kelihatannya dia marah.

“Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..” aku sedikit panik.

Tiba-tiba Ami tertawa kecil.

“Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemulagi di sini ya? Gue juga di rumah nggak ada kerjaan.”

Saat itu Fita kembali dari toilet.

Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke kantor.

Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan.

Sekitar sepuluh menit aku menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering.

Dari Ami, menanyakan dimana aku berada.

Setelahbertemu, Ami langsung mengajakku naik ke mobilnya.

Mobilku kutinggalkan disana.

Di jalan Ami langsung menanyaiku tanpa basa-basi.

“Van, loe lagi butuh seks ya?”

Aku kaget juga ditanya seperti itu. “Maksud loe?”

“Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Zira kenapa?”

Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.

“Mi.. Zira itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu.

Loe bayangin aja, gue selalu nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon.

Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh enyaluran dong!

Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.”

Ami tertawa. “Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri diperkosa sih?”

“Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.”

“Mana ada perkosa nggak kasar?” Ami tertawa lagi. “Dan kalo dia nggak marah, perkosa aja dia tiap hari.”

“Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..”

“Jadi kalo sekali-sekali tega ya?”

“Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Zira lagi ya?”

“Oke.. kita juga hampir sampe nih..”

Aku heran. Ternyata Ami menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat. Dari tadi aku tidak menyadarinya.

“Mi, apartemen siapa nih?”

“Apartemennya Fita. Pokoknya kita masuk dulu deh..”

Fita menyambut kami berdua.

Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fita dan Ami masuk ke kamar.

Tidak lama kemudian Ami memanggilku dari balik pintu kamar tersebut. Dan ketika aku masuk, si

“ujang” langsung terbangun, sebab kulihat Ami dan Fita tidak memakai pakaian sama sekali.

Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu.

Dua wanita yang cantik yang wajahnya mirip sedang bertelanjang bulat di depanku.

Mimpi apa aku?

“Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!” panggil Ami lembut.

Aku menurut bagai dihipnotis. Fita duduk bersimpuh di ranjang.

“Ayo berbaring disini, Mas Ivan.”

Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fita. Kulihat dari sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fita yang menggantung mempesona.

Ukurannya lumayan juga.

Fita langsung melucuti pakaian atasku, sementara Ami melucuti pakaianku bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang.

Batang kemaluanku mengacung keras menandakan nafsuku yang bergolak.

“Gue pijat dulu yaa..” kata Ami.

Kemudian Ami menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan daging lembut itu pada kemaluanku.

Rasanya benar-benar nyaman.

Kulihat Ami tersenyum kepadaku.

Aku hanya mengamatibagaimana kedua payudara Ami yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.

“Enak kan, Van?” Ami bertanya.

Aku mengangguk. “Enak banget. Lembut..”

Fita meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya.

Dia membungkuk, sehingga kedua payudaranyamenggantung bebas di depan wajahku.“Van, perah susu gue ya?” pintanya nakal.

Aku dengan senang hati melakukannya.

Kuperah kedua susunya seperti memerah susu sapi, sehingga Fita merintih-rintih.

“Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..” Payudara Fita terasa legit dan kenyal.

Aku merasa seperti raja yangdilayani dua wanita cantik.

Akhirnya Ami menghentikan pijatan spesialnya.

Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si “ujang”.

“Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?” kata Ami, dan kemudian dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si “ujang” tepat di bagian bawah lubangnya.

Aku langsung merinding keenakan dibuatnya.

Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan basah pada batang kemaluanku. Si “ujang” telah berada di dalam mulut Ami, tengah disedot dan dimainkan dengan lidahnya.

Tidak hanya itu, Ami juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang nikmat.

Sedotan mulut Ami benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung kemaluanku dengan kuat.

Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan sperma.

“Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..”

Ami semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluankumenyemprotkan sperma berkali-kali ke dalam mulut Ami.

Lemas badankudibuatnya.

Tanganku yang beraksi pada payudara Fita pun akhirnya berhenti.

Ami terus mengulum dan menyedot kemaluanku, sehinggamenimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

“Aahh.. Ami.. udahan dulu dong..!”

“Kok cepet banget keluar?” ledeknya.

“Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.” aku membela diri.

“Oke deh, kita istirahat sebentar.”

Ami lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya.

Nafasnya hangat menerpa wajahku. Fita mengambil posisi diselangkanganku, menjilati kemaluanku.

Cerita Lainnya: Cerita Mesum Hot Saat Aku Nikmati ML dengan Satpam
Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali.

Kuraba-raba kemaluan Ami hingga akhirnya aku menemukan daging kenikmatannya.

Kucubit pelan sehingga Ami mendesah perlahan.

Kugunakan jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk mengorek liang sanggamanya.

Desahan Ami semakin terdengar jelas.

Kemaluannya terasa begitu basah.

Sementara itu Fita terus saja menjilati kemaluanku.

Tidak hanya itu, Fita mengosok-gosok mulut dan leher si “ujang”, sehingga sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku, menindih Ami yang sekarang jadi telentang.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang kemaluanku.

Ami mendesis pendek, lalu menghela nafasnya.

Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim Ami.

Aku mulai mengocok maju mundur.

Ami melingkarkan tangannya memeluk tubuhku.

Fita yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam kenikmatan bersetubuh.Ami mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme.

Kucabut batang kemaluanku dari vagina Ami, dan langsung kuraih tubuh Fita.

Untuk mengistirahatkan si “ujang”, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fita.

Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fita mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur payudaranya, kanandan kiri.

Fita meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu.

Setelah kurasakan cukup merangsang Fita, aku bersedia untuk main course. Cerita Seks Nafsuku

Fita nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style.

Vaginanya yang dihiasi bulu-bulu keriting Nampak sudah basah kuyup.

Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti.

Fita merintih-rintih keras saat proses penetrasi berlangsung.

Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fita.

Hangat sekali, lebih hangat dari milik Ami.

Setelah itu kumulai menyodok Fita maju mundur.

Fita memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang.

Tapi aku suka juga mendengarnya.

Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan kami.

Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan langsung kuremas-remas sepuasnya.

Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat Fita semakin keras mengeluarkan suara. “Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..” teriak Fita dengan lantang.

Fita terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya.

Beberapa saat kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.

“Fit.. gue mau keluar nih..”

Fita langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fita, yang ditelan oleh Fita sampai habis.

Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya.

Ami berbaring di sisiku.

Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku.

Fita masih membersihkan batang kemaluanku dengan mulutnya.

“Gimana Van? Puas?” Ami bertanya.

“Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.”

“Gue mandi dulu ya?” Fita memotong pembicaraan kami.

Lalu ia menuju kamar mandi.

“Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi.

Nggak tau baliknya kapan.” Ami menjelaskan.

“Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih.

Lain kali juga gue nggak keberatan.”

“Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, Cuma pengen balas dendam ama Joe.

Dia suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!”

Aku diam saja. Ami bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.

“Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Zira bingung lho!”

Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamit dengan Fita, Ami mengantarku kembali ke Citraland. Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Zira menanyakan darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.

“Yaa.. padahal Zira udah siapin makan malem.” Zira kelihatan kecewa. Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.

“Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.” Kataku sambil mencium dahinya.

Zira kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.

Kisah Taro – Terlalu Enak Buat Dilupakan

TAROSLOT Terlalu Enak Buat Dilupakan, Kisah ini merupakan pengalaman pribadi yang sangat berkesan sekali bagi saya. Kisah ini terjadi beberapa tahun yang lalu. Awalnya bermula pada pertengahan masa-masa kuliah saya di sebuah Perguruan Tinggi ternama di Jakarta

Bukan apa, selama ini entah kenapa selalu timbul rasa penasaran dalam diri saya untuk ingin mengungkapkan semua yang pernah terjadi pada diri saya.

Secara kebetulan saya bertemu dengan seorang teman sekerja dan menyarankan untuk menceritakan kembali pengalaman saya ini.

Terus terang saya baru tahu ada site semacam ini di Internet.

Saya sangat tertarik dan ingin membagi cerita pada seluruh pembaca.

Tentang kenyataan yang ada dan mungkin sering terjadi disekeliling kita.

Kelebihan dan kekurangan dari isi cerita ini adalah menurut yang saya alami.

Terserah apapun tanggapan dari para pembaca.

Dan ucapan terima kasih saya kepada 17tahun bila cerita sederhana ini dimuat.

Sebutlah nama saya Fandy tetapi teman-teman biasa memanggil saya Andy saja.

Saya mengenal sex bisa dikatakan belum terlalu lama juga.

Baru mulai semester 3 semasa duduk dibangku kuliah dulu (saat itu usia saya baru 20 tahun).

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kali pertama keperjakaan saya terenggut oleh Mbak Rara (salah seorang karyawati XX di kampus yang sempat menjadi kekasih saya selama kurang lebih 2 tahun).

Semenjak itu sex bagi saya seolah sudah menjadi salah satu kebutuhan utama sehari-hari.

Saya seolah terjebak dengan keindahan fantasi kenikmatan surgawi yang Mbak Rara berikan dan ajarkan kepada saya.

Hubungan saya dengan Mbak Rara bisa dibilang lumayan lama juga, dan malahan sampai beberapa kali membuahkan kehamilan. Meski begitu Mbak Rara selalu saja menggugurkannya.

Hal ini terjadi berulang sampai lima kali. Gila memang, tetapi entah kenapa Mbak Rara justru sangat menikmati hasil perbuatan saya selama hampir kurang lebih 2 tahun hubungan asmara kami itu berlangsung.

Saya tidak tahu apakah itu termasuk suatu penyimpangan perilaku atau bukan.

Yang jelas setiap kali terjadi kehamilan dengan bangga ia memberitahukannya kepada saya dan mengatakan bahwa saya adalah pria paling hebat yang pernah dikenalnya.

Bagi saya sendiripun Mbak Rara adalah segala-galanya.

Meski secara fisik ia lebih tua hampir 5 tahun dibanding usiaku, namun itu tidak menjadi beban dan halangan bagi saya untuk mengasihi dan menyayanginya sebagai layaknya seorang kekasih.

Kuakui saya bukanlah pria pertama dalam kehidupan cintanya, tetapi itu bukan masalah karena saya sangat mencintainya.

Memang meski secara resmi kami belum menikah namun untuk masalah sex kami sudah melakukannya sebulan semenjak pertama kali saling berkenalan.

Bercinta dengannya seakan tak pernah bosan.

Sex menurutnya adalah suatu keindahan yang setiap saat harus bisa dinikmati.

Ibarat nasi, 2 atau 3 hari saja rutinitas intim itu tertunda pasti keesokan harinya Mbak Rara langsung uring-uringan tanpa alasan yang jelas.

Kalau sudah demikian hanya ada satu obat paling manjur untuk mengatasinya.

Meredamnya dengan buaian-buaian kenikmatan surgawi.

Menurutnya saya adalah pria yang paling berharga dan paling menggairahkan dalam hidupnya.

Saat itu sudah begitu besar keyakinan dan perasaan cinta saya terhadapnya dan kukira begitu pula sebaliknya.

Dan tak pernah terlintas sekalipun di benak saya hubungan indah ini akan berakhir begitu saja.

Sampai suatu ketika, kebetulan saya ada suatu keperluan mendadak yang sangat penting dan harus ke Bandung selama hampir 2 minggu.

Mbak Rara melepas kepergianku dengan berat hati. Ia tak akan sanggup bila terlalu lama berpisah denganku.

Saya sendiri sangat memaklumi perasaannya. Bagaimanapun selama ini tiada hari tanpa kami lewati bersama-sama.

Saya ingin mengajaknya turut serta namun itu berarti ia harus bolos kerja.

Aku tak menginginkan itu jika ia sampai kena teguran lagipula saat itu saya tak meragukan kesetiaannya.

Namun kenyataannya tanpa pernah kuduga sama sekali Mbak Rara melakukan kesalahan besar dan membuat geger karena tertangkap basah sedang melakukan hubungan intim dengan salah seorang dosen senior.

Hanya sehari sebelum kedatanganku pulang.

Fatalnya mereka melakukannya justru disalah satu ruang kantor ketika pegawai yang lain sedang mengikuti rapat rutin mingguan.

Memalukannya lagi kejadian tersebut sempat menjadi tontonan gratis beberapa orang mahasiswa yang kebetulan mengetahui kejadian mesum tersebut.

Terus terang saya sangat kecewa, malu dan sakit hati dengan perbuatannya tersebut.

Saya benar-benar tidak menyangka Mbak Rara tega menghianati saya dan berselingkuh dengan orang lain. Saya merasa benar-benar telah tertipu dengan perasaan saya sendiri.

Padahal saya sangat menyayangi Mbak Rara sebagaimana layaknya seorang kekasih bahkan calon istri.

Saya tidak pernah menghianati cinta saya kepadanya, karenanya ini benar-benar sangat menusuk perasaan.

Akhirnya karena terlanjur malu mereka berdua menikah hanya kurang dari 1 minggu semenjak kejadian memalukan tersebut.

Mbak Rara setengah mati berusaha meminta maaf kepadaku atas segala perbuatannya.

Dia mengaku khilaf dan meminta pengertianku.

Meski dengan berat hati apapun alasannya saya berusaha memaafkan dan mengikhlaskan semuanya.

Saya berusaha untuk tak menemuinya lagi.

Hal ini terasa terlalu sangat menyakitkan. Namun anehnya, hanya 2 hari menjelang pernikahannya entah kenapa aku merasa begitu cemburu dan ingin sekali berjumpa dengannya.

Seolah tahu akan perasaan dan keinginanku, Mbak Rara ternyata memang telah menunggu kedatanganku.

Tidak perlu saya ceritakan detilnya, yang jelas saat itu kembali terulang kemesraan yang biasa kami lakukan sebelum kejadian tak mengenakkan tersebut.

Bahkan saking rindunya saya sampai menyebadaninya berulang-ulang kali tanpa henti selama beberapa jam.

Apalagi bila melihat kemolekan dan kemulusan kulit tubuhnya yang tergeletak pasrah telanjang bulat diatas ranjang begitu mempesona penglihatanku.

Membuat gairah birahiku terus bergelora seakan tak pernah padam.

Kenikmatan demi kenikmatan kami raih dan entah sudah berapa kali kami berdua saling menyemburkan cairan kenikmatan.

Rintihan dan erangan kepuasan berulang kali terdengar lembut dari mulut mungilnya yang indah. Kedua bibir merahnya selalu digigitnya gemas setiap kali kuberhasil memberinya seteguk demi seteguk anggur kenikmatan.

Seakan pengantin baru hampir sepanjang siang sampai sore kami berdua menikmati indahnya surga dunia meskipun hanya sesaat itu saja.

Kusadari sepenuhnya bahwa kemungkinan ini adalah terakhir kalinya kami dapat tidur bersama.

Satu yang tak bisa kulupakan hingga detik ini dan sampai kapanpun juga, hasil perbuatan kami tersebut ternyata kembali membuahkan kehamilan.

Hanya saja kali ini Mbak Rara sama sekali tidak menggugurkannya sebagai bukti rasa kasihnya kepadaku.

Beruntung suaminya tidak pernah curiga dengan kehadiran anak laki-laki pertama mereka yang mukanya sangat mirip sekali denganku. Saat ini usianya hampir menginjak 4,5 tahun.

Hampir 3 minggu kemudian setelah pernikahan mereka kami mulai jarang bertemu apalagi bertatap muka.

Di kampus pun Mbak Rara seakan berusaha menghindar bila melihat kedatanganku. Aku berusaha mengerti atas semua sikapnya karena bagaimanapun juga ia sekarang telah menjadi milik orang lain.

Aib yang ia alami dulu seolah menjadi trauma yang memalukan baginya. Hari-hari yang biasanya selalu indah ceria seakan berubah dan berbalik 180 derajat.

Saya sering melamun dan dilanda rasa cemburu yang berlebihan. Ingin marah tetapi entah kepada siapa.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Pada dasarnya saya bukanlah orang pendendam, sehingga sedikitpun tidak ada keinginanku untuk membalas semua perbuatannya.

Hanya saja rutinitas sex yang biasanya saya lakukan hampir setiap hari bersama Mbak Rara seakan terhenti total.

Hal ini ternyata sangat mengganggu pikiran dan baru saya sadari setelah sekitar 3 minggu kebiasaan rutin tersebut terhenti.

Bagaimanapun saya adalah laki-laki normal yang sebelumnya sudah terbiasa melakukan rutinitas sexual.

Saya kira pembaca pasti mengerti apa yang saya maksudkan.

Itulah kenyataannya, pada mulanya saya sering merasa pusing tanpa sebab, sering sampai tidak bisa tidur dan yang paling menyiksa bila alat kelelakian saya hampir setiap saat sering tegang sendiri.

Kalo sudah begitu bisa sehari semalam saya tidak bisa tidur sama sekali. Saya sendiri bukanlah pria yang senang bermasturbasi atau onani.

Sejak dulu bisa dikatakan hanya sekali atau dua kali saja saya melakukannya sebelum mengenal Mbak Rara.

Setelah itu paling sering justru Mbak Rara sendiri yang melakukannya bila ia sudah tak sanggup lagi melayaniku atau kalau kebetulan dia sedang kepingin melakukan oral sex.

Aku hanya tersenyum geli dan mengiyakan permintaannya yang sedikit diluar kebiasaan.

Karena terus terang saya lebih senang mengeluarkan air mani saya didalam liang vaginanya.

Mungkin karena saat itu saya merasa hanya Mbak Rara saja satu-satunya wanita didalam hidup ini yang paling kucintai, saya mengira hanya Mbak Rara sajalah yang memiliki (maaf) liang vagina paling nikmat di dunia. Lucu memang.

Dan setiap kali bahkan sampai kapanpun saya akan selalu teringat atas segala keindahan dan pesona sexual yang dimilikinya.

Bercinta dan bersetubuh dengannya membuatku benar-benar merasa sangat berharga dilahirkan sebagai seorang laki-laki.

Saya merasa bangga dan bahagia bisa melihatnya merintih merasakan kenikmatan yang kuberikan dan membuatnya orgasme hingga berkali-kali. Mbak Rara sangat menyukai perlakuanku setiap kali aku memuasinya.

Mungkin saja dia termasuk golongan wanita yang hiperaktif, karena apapun bentuk kenikmatan yang sedang dirasakannya ketika orgasme selalu diekspresikan seketika itu juga.

Menjerit, memekik, menggeliat bahkan kadang sampai menendang-nendang.

Bila sedang mencapai puncak Mbak Rara seakan seperti terkencing-kencing dan begitu hebat tubuhnya menggeliat sambil menyemprotkan cairan kemaluannya.

Terkadang saya nggak pernah habis pikir bila Mbak Rara sedang berada di puncak gejolak birahinya.

Bila sedang orgasme cairan yang disemburkannya relatif sangat banyak untuk ukuran wanita seperti dia.

Mungkin jauh lebih banyak dibanding semburan air mani pria manapun juga. Dan uniknya Mbak Rara sanggup melakukannya berkali-kali.

Bila sedang terangsang paling tidak saya harus mengulang menyetubuhinya maksimal sebanyak 7-8 kali dalam setiap permainan.

Mbak Rara selalu memuntahkan cairan orgasmenya sampai menyembur keluar dari liang vaginanya. Persis seperti air mancur kecil.

Waktu itu saya tidak tahu apa setiap wanita memang begitu adanya bila sedang orgasme.

Bila sudah demikian dengan sabar terpaksa saya harus mencabut keluar batang penis saya dari jepitan liang vaginanya agar cairan kewanitaannya bisa tumpah keluar.

Kalau tidak, rasanya seperti sedang berada di dalam kolam renang air panas.

Dengan manja Mbak Rara mencium bibir saya mesra lalu segera beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan kemaluan dan selangkangannya yang basah.

“Mmm ..cupp .. kau hebat sekali Andy .. mm ..sebentar sayang .. aku ke kamar mandi dulu yaa .. cupp ..”, bisiknya penuh kemesraan setelah orgasme pertamanya selesai.

Ia tertawa kecil melihat alat kelelakianku yang basah berlendir terkena semburannya.

Sementara diatas sprei juga tampak mulai basah tersiram cairan orgasmenya yang luar biasa banyaknya.

“Oooh .. kau luar biasa sekali Rara .. benar-benar membuatku terangsang ..”, ujarku takjub.

“O yaa .. mm ..sabar sayang .. tunggu saja giliranmu ..mm ..cupp .. aku juga menginginkan semburanmu Andy ..hh .. aku ingin benih kita benar-benar menyatu sayang ..mm ..”, bisiknya genit.

Dua menit kemudian ia kembali lagi keatas ranjang dan menyuruhku langsung menyetubuhinya seperti semula. Demikian berulang-ulang saya selalu melakukannya sampai sebanyak 4-5 kali dan begitu pula ia selalu membersihkan diri ke kamar mandi setiap kali selesai orgasme. Selebihnya biasanya Mbak Rara hanya bisa terbaring lemas kelelahan diatas kasur. Agen Judi Online

Ia memang sangat sensitif dan mudah sekali orgasme.

Setiap kali alat vitalku menekan kedalam dan merangsang dinding vaginanya, paling tidak selama kurang lebih 2-3 menit Mbak Rara sudah mencapai klimak dan cairan orgasmenya langsung menyemprot keluar mengguyur batang kelelakianku.

Karena itu, setiap kali menyetubuhinya harus saya lakukan secara perlahan-lahan. Jangan sampai penis saya menggesek liang vaginanya terlalu cepat.

Waktu sudah menjelang sore ketika ia kembali mencapai klimak, .. kucabut keluar alat kejantananku yang liat dan panjang dari dalam jepitan liang vaginanya.

Mbak Rara sontak menggeliat dan mengejan sambil mengangkat pinggulnya keatas.

Aku segera bergeser sedikit ke sisi kanan tubuhnya.

Dan .. Pyuurr .. untuk kelima kalinya cairan orgasmenya menyemprot keluar dari sela-sela celah vaginanya membasahi selangkangannya sendiri dan sebagian sprei tempat tidur.

“Fuuhh .. kau keluar lagi Rara .. nikmat ya sayang ..”. “Aaahh ..Andy ..nngghh ..uuwwhh ..oohh ..”, pekiknya keras setengah tertahan sebelum akhirnya pinggulnya terhempas kembali keatas ranjang..

Sejenak kuusap seluruh batang kejantananku yang basah kuyub dengan selimut, lalu dengan bernafsu kuarahkan kembali kepala penisku yang semakin mengkilat ke liang vagina Mbak Rara yang mulai menutup rapat lagi.

“Aaww ..uuhh .. Andy ..”, rintihnya nikmat sambil memelukku lagi.

Aku kembali mengayuh naik turun menggoyang tubuhnya. Memberikannya kenikmatan.

Mbak Rara hanya menatapku pasrah melihatku kembali menyetubuhinya seakan ingin membuat dirinya orgasme berulang-ulang kali tanpa henti.

” Su ..sudah Andy .. a ..aku lemas sekali .. aku bisa keluar lagi ..oohh .. ja ..jangan .. jangan sekarang Andy .. ooww .. ooww ..uuhh .. yaahh .. “, rintihnya lemas menahan nikmat ketika hanya dalam 2 menit cairan orgasmenya yang panas kembali menyembur dan seolah mendorong kepala penisku keluar.

Untuk kesekian kali kembali kucabut batang kelelakianku dari jepitan rapat liang vaginanya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Dan .. pyuur .. cairan orgasme Mbak Rara langsung tumpah keluar membasahi bibir kemaluan dan selangkangannya lagi.

Sebagian besar langsung meresap kedalam sprei tempat tidurnya yang semakin basah lembab berair.

“Wooww .. kau luar biasa sekali Rara .. mm .. kau cepat sekali keluar sayang ..”, ujarku takjub.

“Nngg ..hh ..su ..sudah Andy .. aku lemas sekali .. oohh .. ayo dong Andy sekarang giliranmu .. beri aku semburanmu sayang ..”, rintihnya lemas.

“Mmm .. sebentar lagi sayang .. kau menggairahkan sekali Rara .. hh ..aku ingin melihatmu orgasme sekali lagi ..”, ujarku gemas sambil kubenamkan kembali batang penisku yang besar dan panjang ke dalam liang vaginanya.

“Nngghh .. ja ..jangan Andy ..a..aaku lemas sekali ..aaww ..”, rintihnya kecil ketika batang kelelakianku kembali menembus dan membelah liang vaginanya sampai menekan peranakannya.

” Ooohh Rara .. ahh .. nikmat sekali sayang ..”, erangku keenakan merasakan gesekan lembut dinding vaginanya yang basah dan rapat. ” A.. ahh ..Andy .. a..aku bisa pingsan sayang .. nngghh .. ja ..jangan teruskan Andy ..aaww .. oohh .. duh gusti .. uuhh .. ooww .. ooww yaahh ..”, pekiknya nikmat ketika begitu singkat ia kembali orgasme entah untuk kesekian kalinya. “Wooww .. Rarai .. kau luar biasa sekali sayang .. mm .. oohh .. vaginamu mudah sekali terangsang sayang..”, ujarku gemas melihatnya kembali mereguk anggur kenikmatan.

Kurasakan cairan kewanitaannya yang menyembur hebat berusaha mendorong batang kelelakianku keluar.

” Aahh .. A..andy .. su ..sudah ..sudah sayang .. aku sudah lemas sekali ..”, rintihnya semakin lemah. Kupandangi wajah cantiknya yang berkeringat.

Terlihat rona-rona kenikmatan yang amat sangat terbayang di wajahnya.

Bibir merahnya yang mungil sedikit megap-megap mengatur napas.

Aku tersenyum bahagia melihatnya. Kukecup lembut bibirnya yang hangat dan mengajaknya bercumbu untuk sesaat. “Andy .. kenapa kau belum juga keluar sayang .. oohh ..berapa lama lagi aku harus menunggumu sayang .. a ..aku sudah lemas sekali Andy ..”, bisiknya masih kelelahan.

“Fuuhh .. nanti saja sayang .. kita istirahat dulu ..”, ujarku penuh kasih sayang. Aku jadi tak tega melihatnya. “Andy .. jangan begitu sayang .. lakukanlah .. aku juga ingin melihatmu puas ..ayo dong sayang .. jangan bersikap begitu ..”, bisiknya mesra. “Tapi kau masih letih Rara .. kau bisa keluar lagi nanti ..”, ujarku khawatir. “Hehh .. lakukanlah Andy .. aku tak peduli sayang .. atau ..atau aku akan meng-onani alat vitalmu ..”, ujarnya nakal. “Wooww ..kau nakal sekali Rara .. tadi kau minta berhenti .. mm ternyata kau masih kurang puas juga sayang .. mm cupp ..ok .. kau ingin melihatku puas juga sayang ..”, bisikku penuh gairah. Mbak Rara tersenyum gemas lalu mencubit pinggulku mesra. “He-eh .. Andy .. kau tahu aku sangat menyukainya sayang .. semburan hangatmu yang mm ..”, bisiknya lembut penuh gairah.

Selama kurang lebih 3 menit aku kembali menggoyang pinggul turun naik menyetubuhinya.

Dinding vaginanya yang hangat dan lembut seakan meremat-remat hebat pertanda Mbak Rara akan segera orgasme kembali. “Andy ..ooh ..Andy ..duh gusti .. aku mau keluar lagi .. ooh .. oohh ja ..jangan terlalu cepat sayang .. a..a ..aku.. ooww ..oww ..uuww ..”, pekiknya kuat menahan rasa nikmat. ” Keluarkanlah Rara .. yaahh .. aku ingin merasakan semburanmu ..sshh ..” “A..andy .. sekaraang ..sekarang .. aakkhh .. oowwhgk “, teriaknya tertahan. Secepat kilat kucabut batang kelelakianku dari jepitan dinding vaginanya yang rapat lalu kugeser tubuhku kebawah sehingga mukaku kini persis berada diatas selangkangannya.

Jemari tangan kananku secepat kilat meraih dan memlintir daging clitorisnya. Dan .. Pyuurr .. Kembali Mbak Rara memuntahkan keluar cairan orgasmenya yang bening.

Begitu kuat semprotannya hingga sebagian besar sampai mengenai dan menyiram mukaku. Dengan cepat mulutku menangkap cairan kenikmatannya dan langsung kutelan nikmat.

Terasa hangat dan encer.

Mmm .. tiada yang lebih nikmat dan indah kecuali merasakan seutuhnya air surgawinya. Kerongkonganku yang tadinya agak kering kini sedikit terasa lebih segar dan basah.

Kukecup dan kukulum gemas pentil daging clitorisnya yang kemerahan.

Sementara ujung lidahku menggapai masuk kedalam liang kemaluannya sembari menyedot sisa-sisa cairan orgasmenya yang masih merembes keluar.

Kali ini Mbak Rara benar-benar lemas tak berdaya.

Napasnya semakin megap-megap karena nikmat luar biasa yang dirasakannya.

Selangkangannya benar-benar basah kuyub oleh cairan orgasme yang berulangkali ia semburkan.

“Mmm .. aku menyukai rasanya sayang .. aah .. kau menikmatinya Raraku sayang ..”, ujarku puas melihatnya tak berdaya. “A..andy .. a..a..aku su..sudah tak kuat lagi sayang .. oohh ..a..aku seperti terkuras Andy ..”, rintihnya lemas. ” Aku tahu sayang .. sekarang tidurlah .. kau kelihatan capek sekali ..”, ujarku mesra. “Ka ..kau bagaimana sa..sayang ..”, bisiknya setengah bingung melihatku masih belum terpuaskan. ” Sudahlah Rara .. tidak apa-apa ..tidurlah ..”, kataku pelan.

Kupeluk mesra tubuh telanjangnya yang basah berkeringat dan menina bobokkannya. Kubelai dan kuremas lembut kedua buah payudaranya secara bergantian.

” Oohh ..Andy ..aku akan memuasimu setelah ini sayang .. mmhh ..hh ..hh..”, rintihnya perlahan sambil mengatur napas. ” Sudahlah Rara .. tidurlah dulu .. nanti setelah segar kau boleh memuasi aku ..Ok ..!”, bisikku penuh kasih sayang.

Rara mencium bibirku sampai lama sekali sebelum akhirnya kemudian ia jatuh terlelap saking lelahnya.

Wajahnya yang cantik terlihat sedikit pucat, namun tampak rona kepuasan yang tak terhingga terbayang disitu.

Mulutnya yang indah merekah terlihat tersenyum. Senyum kepuasan.

Demikianlah tentang kisah yang kualami, suatu kenikmatan yang tak bisa kulupakan.

Apabila anda seorang wanita yang sedang membutuhkan seseorang dan ingin merasakan sesuatu yang lain atau senang berfantasi sex melaui telepon, boleh berkenalan dengan saya dan ditunggu emailnya. Mungkin kita bisa saling berbagi pengalaman. Thanks.

Kisah Taro – Riza Teriak Keenakan

TAROSLOT Riza Teriak Keenakan, Kisah Seks Keenakan Sejak Pertemuanku Dengan Riza di Kereta Api | Aku kebetulan ada tugas di Jakarta, berangkat tanggal 1 Februari 2001. Aku pergi ke sana naik kereta eksekutif. Ah enaknya udara AC di kereta, begitu duduk aku langsung ngantuk. Tapi tidak disangka di sampingku ternyata duduk seorang cewek yang bukan main cantiknya.

“Selamat siang Mbak?” kataku basa-basi.
“Siang Mas,” jawab si cewek.Setelah meletakkan tas di rak atas kepala, aku pun duduk di samping si cantik itu. Biar lebih detail aku perinci penampilan si cewek ini. Wajah mirip Tia Ivanka dan bodinya mirip Nafa Urbach, kulit putih hidung mancung, alis mata tebal (bukan buatan lho), bibir sensual, dagu indah, leher jenjang. Terus ukuran dadanya, aku belum kelihatan karena dia memakai blazer warna hitam.

Sambil menghabiskan waktu di perjalanan, aku baca majalah favoritku, majalah bola Liga Italia. Emang sih aku ini termasuk maniak bola.

Eh rupanya majalahku ini pembawa keberuntungan, karena si cewek cantik itu ternyata tertarik dengan bacaanku ini.

“Mas, seneng bola ya?” tanya si cantik.

“Iya Mbak, kok tanyanya gitu, apa Mbak juga seneng olahraga bola,” tanyaku juga.

Dan ternyata memang dia senang bola jadi kami ngobrol banyak tentang bola.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Mas kerja apa di Jakarta?” tanya si cantik.

“Saya kerja di kantor pengacara,” kataku.

Pembicaraan kami semakin jauh dan dia menawarkan untuk janjian pergi hari Sabtu malam Minggu di Jakarta. Nah ini dia deh, aku langsung saja tangkap peluang untuk tahu lebih jauh tentang si cantik ini.

Malam itu ternyata kereta yang kunaiki baru sekitar jam 7:00 malam kurang tiba di Jakarta.

“Mas pulangnya naik apa, kalo nggak dijemput ikut saya aja,” kata si cantik itu.

“Saya belum tau deh naik apa, ya naik taksi aja kan banyak,” kataku.

“Udah ikut aja saya, nanti biar diantar supir saya,” desak si cantik lagi.

Akhirnya aku dari Gambir naik mobil si cantik. Setelah sampai di ujung gang aku minta turun di situ.

“Oke ya sampai ketemu, besok saya akan telepon kamu,” kataku pada si cantik.

“Malam Mas, sampai besok ya,” balasnya.

Paginya aku harus bangun pagi-pagi karena mau pergi ke kantor atasanku. Nah setelah selesai meeting di kantor, aku langsung telepon cewek cantik kemarin.

“Hallo, bisa bicara dengan Riza,” kataku.

“Dari siapa ini,” tanya sebuah suara wanita.

“Ini dari Sony, teman Riza dari Malang,” kata aku supaya si Riza tidak lupa.

“Hi Mas, apa kabar, dan gimana acara kami malam ini,” jawab Riza.

“Saya sih udah siap jemput kamu sekarang,” kataku.

“Ya langsung aja Mas kalau gitu.”

Aku langsung meluncur ke rumah Riza. Gila benar, ternyata rumah si Riza ini besar dan mobilnya selusin.

“Wah kamu malam ini beda sekali ya, kelihatan lebih sederhana tapi tetep wah..” kataku sambil jelalatan melihat badannya yang ternyata wah wah wah.

“Ah Mas Sony bisa saja, saya kan emang begini ini,” kata Riza merendah.

“Gini-gini juga bikin pusing saya nih,” kataku menggoda.

Eh ternyata si cantik itu mencubit lenganku.

“Mas Sony juga paling bisa deh, kemarin katanya karyawan biasa, kok mobilnya Mercy yang baru.”

“Oh itu, itu mobil dinas kok?” kataku.

“Ah Mas ini bisa aja, masak mobil dinas Mercy baru sih..” katanya sambil mencubitku.

Malam itu kami ke restoran mewah. Selesai makan kami ke pub.

“Mas, kalo Riza minum banyak, nggak pa-pa kan?” tanya si cantik.

“Untuk kesehatan sih jangan, tapi kalau sekali-sekali terserah kamu, masak saya melarang, nanti kamu bilang emangnya elu siapa.”

“Nggak maksudnya Mas Sony nggak pa-pa ngeliat Riza minum banyak.”

“Oh itu sih oke, saya ini nggak banyak ngatur dan ‘possesive’ ke cewek, yang penting jangan reseh ya!” kataku ke Riza sambil kupegang dan belai kepalanya.

“Kalo gitu kita minum aja Tequila,” teriak Riza.

“Aduh ampun deh, kalo minum itu, nanti kalau saya juga teler siapa yang anter,” tanyaku.

“Ya kita nggak usah pulang, kita nginep aja di hotel sebelah.”

“Hah, kamu serius nih..”

“Iya bener, kenapa sih, kok kamu belum ngerti juga kalo saya dari kemarin di kereta udah memperhatikan kamu,” kata Riza sambil menggalayut ke badanku.

Uh mati deh aku, disosor sama cewek cantik yang umurnya cukup jauh di bawahku.

“Ya kalo kamu bilang gitu saya ikut aja, tapi kamu nggak nyesel dan emang sadar kan ambil keputusan ini,” kataku sekali lagi untuk meyakinkan diriku sendiri.

“Yes darling, I’ve decided and never regret,” kata Riza sambil memelukku dengan sebelah tangannya.

Dan malam itu aku minum mungkin sekitar 12 gelas kecil Tequila, dan Riza menenggak tidak kurang dari 6 gelas. Kami berdua sudah mulai tinggi karena kebanyakan minum.

“Vi, pulang aja ya, mumpung saya masih bisa nyetir.”

“Iya deh pulang aja, biar bisa lamaan berduaan sama Mas Sony,” jawab Riza manja.

Di mobil Riza sudah tidak bisa menahan diri lagi.

“Mas, Riza nggak tahan nih.”

“Kamu mau muntah ya,” tanyaku.

“Bukan.. bukan itu, tapi itu tuh, nggak tahan itu,” tangannya dengan jahil menunjuk-nujuk ke pangkal pahaku.

“Riza buka ya,” katanya dan tanpa menunggu aba-aba, tangannya segera menggerayangi reitsleting celanaku dan mengeluarkan batang kemaluanku yang masih setengah tidur.

Dengan perlahan tapi pasti, dilahapnya seluruh batanganku ke dalam mulutnya yang seksi. Dimainkannya ujung batangku dengan lidahnya. Aku merasakan batangku mengeras dan semakin mengeras.

“Vi, aduh gimana nih sekarang, kamu tanggung jawab lho,” kataku menggodanya.

“Ya udah deh cari aja hotel,” kata Riza sambil terus mengocok batangku, dan dengan tangan satunya dia meremas-remas payudaranya sendiri.

Hotel pun pilihannya jatuh di Hotel ****(edited) Menteng Prapatan. Kami berdua naik ke kamar sudah agak sempoyongan tapi ditegak-tegakkan supaya kelihatannya sehat.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Setibanya di kamar Riza menyempatkan menelepon ke adiknya.

“Vin, ini aku nginep di Hyatt ****(edited) kamar 900, bilangin bokap ya!”

Aku begitu datang dari kamar mandi mengenakan handuk saja, langsung ditubruk dan handuknya ditarik si cantik yang ganas itu. Sambil mencium dada, perut dan sekujur tubuhku, Riza dengan tergesa-gesa melepas bajunya dan melemparkannya ke penjuru kamar.

Begitu terlepas BH yang menutupi dadanya yang padat itu, terlihat payudaranya yang putih padat dengan putingnya yang terlihat kecil mencuat karena terangsang.

Disambarnya batanganku yang sudah tegang karena melihat keganasan dan tubuh Riza yang indah itu. Sambil menaik-turunkan mulutnya mengikutipanjangnya batangku, tangan kanan Riza mengusap dan mempermainkan klitoris dan sekitar bulu kemaluannya sendiri, serta sesekali terdengar erangan dari mulutnya yang terus menghisap batangku.

Capek dengan kegiatannya, si cantik itu menjatuhkan badannya ke tempat tidur sambil mengangkat kedua kakinya ke atas. Tangan kirinya membelai rambut kemaluannya sendiri, dan tangan kanannya mempermainkan lipatan-lipatan kulit klitoris di kemaluannya. Aku melihat Riza seperti itu, langsung ikut membelai bulu kemaluannya yang halus.

Kujilat putingnya yang menonjol kecil tapi keras, kujelajahi perutnya yang kencang, kumainkan ujung lidahku di sekitar pusarnya. Dan terdengar erangan Riza,

“Egghh, uhh..” Langsung kuhujamkan ujung lidahku ke lubang kemaluannya yang sudah basah, dengan kedua jempolku, kudorong ke atas lipatan klitorisnya, kupermainkan ujung lidahku di sekitar klitoris itu,

“Uuhh, egghh, ahh..” teriak Riza.

Karena tidak tahan lagi, langsung saja kumasukan batang kemaluanku yang dari tadi sudah sangat keras.

Dan ternyata basahnya kemaluan Riza tidak mengakibatkan rasa licin sama sekali, karena lubangnya masih terasa sempit dan sulit ditembusnya.

Begitu terasa seluruh batang kemaluanku masuk di dalam jepitan lubang kemaluan Riza, perlahan-lahan kupompa keluar dan masuk lubangnikmat itu. Belum terlalu lama aku memompa kemaluan Riza, tiba-tiba,

“Aaahh, uugghh..” teriak Riza, rupanya dia sudah orgasme. Aku mempercepat gerakan dan teriakan Riza semakin menjadi-jadi, lalu kuhentikan tiba-tiba sambil menekan dan memasukkan batang kemaluanku sedalam-dalamnya kelubang kemaluannya.

“Oh.. Oh.. Oh.. that was so nice darling, let’s make another,” katanya.

Kubalikkan badannya telungkup ke tempat tidur, dan dari belakang kupompa lagi keluar masuk lubang kemaluannya yang ketat itu, kurebahkan badanku menempel ke punggung Riza dan kugerakkan pinggulku secepatnya.

“Uh.. uh.. uh.. uh.. aduh Mas enak sekali.. aahh..” teriak Riza lagi karena orgasme yang kedua.

Tapi kali ini aku tidak stop, karena aku juga sudah merasakan denyutan yang memuncak di sepanjang batangku. Dan dengan kecepatan penuh kupompa keluar masuk lubang kemaluan ketat itu.

Diiringi erangan yang semakin menjadi-jadi dari Riza, akhirnya aku juga mencapai klimaksnya.

Paginya karena hari Minggu, aku tidak terlalu resah untuk bangun pagi. Apalagi aku sekarang sedang menginap di ****(edited) bersama Riza. Waktu aku bangun kulihat jam di meja samping tempat tidur, eh baru jam 8:00 pagi.

Kepala masih nyut-nyutan, dan kamar masih gelap sekali, tapi aku tetap bangun dan ke kamar mandi.

Setelah sikat gigi dan “nyetor saham”, aku langsung ke tempat tidur lagi dan masuk ke balik selimut.

“Emm, Mas kok pagi-pagi sudah bangun sih. Uuhh.. tangan kamu tuh dingin, jangan nempel-nempel dong!” kata Riza protes.

Tapi tanpa menghiraukan protes Riza, aku tetap menempelkan badanku ke badan Riza yang juga telanjang bulat.

Dari belakang kupeluk badannya yang padat berisi, dengan tangan kananku, kuraba buah dadanya yang menonjol.

Aku memainkan jari-jariku di sekitar putingnya yang terasa menonjol kecil. Kurasakan badan Riza menggeliat sedikit tapi kemudian diam kembali.

Kulanjutkan lagi rabaanku ke daerah perut menuju rambut-rambut halus di sekitar kemaluannya.

Perlahan-lahan kuusap-usap rambut-rambuit itu, dan di balik rambutnya kuraba dan mainkan klitoris Riza.

“Emm, ehh, Mas, uhh, Mas, ya itu di situ enak, terus ya,” kata Riza tiba-tiba.

Tanpa terasa, batangku mulai mengeras lagi. Tidak pikir lama-lama langsung kutempelkan pinggulku ke pantat Riza.

Terasa batang kemaluanku tepat di belahan pantat Riza. Tanganku tetap kumainkan di daerah kemaluannya, dan aku bisa merasakan kemaluannya mulai basah. Segera kuarahkan ujung batangku ke lubang kemaluan Riza.

“Aghh..” erang Riza saat ujung batangku agak dengan paksa menusuk ke liang kemaluannya.

Kugenjot batang kemaluanku sampai akhirnya..

“Akhh..” erang Riza rupanya dia sudah sampai.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Riza melepas batang kemaluanku dari lubang kemaluannya, dan memintaku untuk tidur terlentang.

Lalu dengan perlahan lagi, dia naik ke atas badanku dan mulai memasukkan batang kemaluanku yang tadinya sudah hampir mencapai puncaknya.

Riza menghadap ke arahku, sehingga terlihat wajahnyayang cantik serta buah dadanya yang menonjol besar.

Pinggul Riza meliuk-liuk menimbulkan rasa enak dan ngilu di sepanjang dan ujung batang kemaluanku yang terjepit erat di antara kemaluan Riza. Kuraih buah dada Riza dan kuremas-remas.

“Ohh, yes, yes, yah terus Mas, oouhh enaknya, ya..” teriak Riza sambil menggeleng-gelengkan kepalanya secara membabi buta.

Kisah Taro – Tante Rossa & Diriku Terbawa Birahi

TAROSLOT Tante Rossa & Diriku Terbawa Birahi, Namaku Fadil usiaku baru menginjak 17 tahun dan aku sebentar lagi akan duduk dibangku kuliah, aku akan menceritakan pengalamanku ketika kehilangan keperjakaanku waktu masih duduk dibangku SMA kelas 2.

Wajahku biasa-biasa aja ngak ada yang istimewa, namun aku memiliki kelebihan mungkin agak luar biasa dibandingkan dengan orang kebanyakan yaitu mempunyai kontol yang lumayan besar lebih kurang 18 cm dengan diameter 4,5 cm. Padahal waktu tidur adek kecil ku itu Cuma 6 cm.

Kisah ini berawal dari adanya hajatan dirumah nenekku yang dari ibu, kebetulan adik ibuku menikah. Semua keluarga dari ibu bermalam dirumah nenek mulai dua hari sebelum pesta dilangsungkan.
Rumah nenekku tidak terlalu besar sedangkan keluarga dari ibuku semua berjumlah 14 orang beserta anak-anaknya yang ikut kerumah nenekku, semua datang sekeluarga hanya tanteku yang bernama Tante Rossa datang sendiri karena suaminya sedang tugas keluar kota dan belum mempunyai anak. Tante Rossa usianya sekitar 36 tahun wajahnya cantik dan tubuhnya sedikit gemuk namun padat terawat maklum orang kaya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Karena dirumah udah penuh, maka tante Rossa mau menginap di losmen dekat rumah nenekku, aku mengantarnya naik motor, kemudian tanteku memilih kamar VIP yang full AC, malam itu aku pulang dan bermalam dirumah nenekku.
Pagi harinya aku disuruh mengantarkan makanan ke tante Rossa, aku pergi mengantar seorang diri dan kebetulan tante lia baru bangun dari tidurnya.
“Masuk Fadil..”katanya sambil membukakan pintu kamar nya
“Baik tante”, jawabku sambil masuk dan meletakkan makanan diatas meja dalam kamarnya.
“Tante terlambat bangun nih… habis semaleman tante ngak bisa tidur… kayaknya losmen ini serem deh Fadil, jadi tante agak takut jadinya..”, dia bercerita
“Eh… tunggu dulu ya… tante mau mandi dulu trus mau bonceng sama rano ke Rumah Ibu, tante males mau naik becak”, sambungnya.
“baik tante..”, jawabku.

Tante Rossa masuk kek amar mandi sedangkan aku duduk di kursi yang tersedia di dalam kamar losmennya.
Suara air mengguyur badannya kudengar, dan tiba-tiba otak kotorku berjalan ketika kulihat lobang kunci kamar mandinya.

Aku berjalan pelan-pelan menuju kamarmandinya terus aku mengintip kedalam, kulihat tanteku lagi menyabuni seluruh tubuhnya dan aku terpana melihat tubuhya yang mulus dengan buah dada yang besar dan kulihat lagi bulu vaginanya yang rapi, mungkin tante Rossa rajin merawat dan mencukur bulu vaginanya, aku menelan ludah dan otomatis kontolku langsung menegang.

Agak lama aku mengintip tante Rossa mandi sambil nafasku ngos-ngosan ngak tahu kenapa sampai akhirnya tante Rossa selesai aku cepat-cepat duduk kembali dikursi sambil pura pura SMS. Seolah-olah ngak terjadi apa-apa.

“Hayo SMS sama pacarnya ya ?” Tiba-tiba terdengar suara tante Rossa didepan ku
“eh enggak tante…masih belum punya pacar “jawabku gugup, maklum orang berbuat salah pasti pikirannya kalut
“Fadil… kamu keluar dulu ya… tante mau ganti baju trus kita berangkat, biar tante mau makan dirumah ibu aja”, kata tanteku.
Aku keluar dari kamarnya dan menunggu diruang loby sampai akhirnya tanteku datang dan kami berdua berangkat kerumah nenek. Agen Judi Online

Malam harinya sekitar jam 9 malam tante lia minta diantarkan ke losmen lagi, dan tante Rossa cerita sama ibuku bahwa tante Rossa agak ketakutan tidur sendiri di losmen. Dia meminta aku untuk menemaninya, dan ibuku mengizinkannya, jadilah aku malam itu menginap di losmen menemani tante Rossa. Berhubung tempat tidurnya single bed maka aku tidur dibawah.

Tante lia tiduran sambil menerima telpon dari mas Agus suaminya, dari omongannya tante Rossa cerita lagi ditemani aku karena takut keadaan losmen yang seram ini menurutnya. Sekitar jam 11 malam aku bangun pingin pipis habis hawa AC membuat ku mau pipis, aku pergi kekamar mandi dan malai pipis… serr… lega rasanya. Setelah aku membasuk kontolku mataku tertuju pada celana dalam berwarna crem yang ada digantungan di kamar mandi.

Iseng aku memegangnya dan kuperiksa celana dalam itu, lalu karena penasaran kucium celana dalam itu pas dibagian yang menutupi lobang vaginanya, kuhirup aromanya dan serr… darahku mengalir deras dan detak jantungku deg-deggan langsung aja aku horny saat itu, kuulang ulang mencium CD itu dan aku tambah horny saja. Kontolku tegak setegak-tegaknya.

Dalam pikiranku berkata, wah berarti tante Rossa saat ini tidur ngak pake CD dan ketika keluar dari kamar mandi mataku otomatis tertuju pada bawah pusar tante Rossa yang saat itu terlentang dengan dengkuran yang halus, namun tidak dapat kulihat dengan jelas karena lampu kamar yang redup. Malam itu aku ngak bisa tidur, terbayang tubuh tante Rossa yang lagi mandi juga terbayang Cdnya juga terbayang yang lain-lainnya dengan kontolku yang tegak ngak tidur-tidur… sialan… umpatku dalam hati.

Kulirik jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, namun mataku ngak bisa terpejam, tiba-tiba aku dengar suara:

“Fadil…o… Fadil.”
Aku pura-pura ngak mendengar.
“Ran…Fadil”, kali ini suaranya agak keras dan kayak orang gemetaran.
“Iya tante Rossa ada apa?”, tanyaku sambil pura-pura lemas.
“Tolong Fadil tante pinjam selimutnya, ngak tahu nih tante kedinginan..”, balasnya.
Aku bangun dan berjalan menghampirinya sambil menyerahkan selimut yang aku jadikan alas”, kamu tidur diatas aja rano disamping tante…”
“Iya tante…”, jawabku, tetapi dadaku tambah deg-degan, maklum otakku mulai ditumbuhi hal-hal porno.
“Sini selimutnya berduain biar kamu ngak kedinginan”, katanya, seperti kerbau dicucuk hidungnya aku nurut aja memepetkan badanku kedekat tante, maklum selimutnya kecil jadi untuk berdua harus mepet.

Tante Rossa miring membelakangiku sedang aku masih terlentang, kudengar nafasnya teratur dengan halus menandakan dia terlelap lagi, aku menghadap tanteku dan tak sengaja kontolku menyentuh pantatnya, ada desiran aneh didarahku dan rasa hangat dikemaluanku, aku sengaja menyentuhkan kemaluanku di pantatnya dan rasa hangat itu kembali menjalar, semakin kudekatkan dan semakin menempel aku makin merasakan kehangatan itu, aku berhati-hati sekali takut tante Rossa terbangun aku menyingkapkan daster bagian belakang tante Rossa keatas,

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

oww… terlihat jelas buah pinggulnya yang kembar sangat mulus, maklum belum punya anak, dan diantara dua belah pantatnya aku liat ada sebuah gundukan berbulu dengan garis memanjang ditengahnya. Pikiranku makin tak karuan dan kulihat penisku, nampak diujungnya mengeluarkan cairan bening yang lincin langsung kuoleskan keseluruh ujung kepala penisku.

Kisah Seks Tante Rossa – Perlahan aku sentuhkan penisku ke gundukan berbulu milik tante Rossa, “ohh…”, aku merintih perlahan merasakan sensasi sentuhan penisku pada vagina tante Rossa, kugerakkan sedikit pantatku untuk menekan vagina tante Rossa, namun aku tidak tahan menahan sesuatu yang hendak meledak keluar dari dalam penisku dan croot… croot… croooot… aku keluar… kupejamkan mataku untuk menikmatinya,

Kulihat spermaku banyak tumpah dibulu vagina dan paha bagiaan dalam tante lia, karena takut tante Rossa terbangun maka aku segera tidur, dengan senyum penuh kepuasan.

“Fadil…bangun udah jam 8 pagi”, sayup kudengar ada orang membangunkanku, aku segera membuka mata dan melihat tante Rossa sudah selesai mandi. Tante Rossa memakai handuk yang dililitkan didadanya sambil tersenyum tante lia menghampiriku dan duduk disebelahku:

“Fadil tadi malam kamu mimpi ya..?”
“Eng…”, belum sempat aku menjawab tante lia meneruskan bicaranya.
“Berarti sekarang kamu sudah aqil balig, kamu harus mandi wajib, tadi pagi di paha dan pantat tante banyak kena tumpahin sperma kamu”, kata tante Rossa.
“Maaf tante… Fadil ngak sengaja”, jawabku spontan karena terkejut, “mati aku… Duh malunya…”, bathinku dalam hati.

“Nah lihat ku… burung kamu bangun mulai tadi…”, kata tante lia sambil matanya melihat kebawah peruntuku.
Astagaaaaaa… Rupanya semalam aku lupa memasukkan burungku kedalam sangkarnya dan mulai pagi tadi dilihat sama tante Rossa.
“Maaf tante…”, kataku dengan malu-malu sambil menarik celanaku dan memasukkan batangku kedalam Cdku, tiba- tiba.
“Jangan dimasukkan dulu rano…! rano kan sudah dewasa sekarang… namun rano belum diketahui rano itu sempurna apa tidak…”, kata tante Rossa.


“Sempurna gimana tante..??”, tanyaku sambil menggeruntukan dahiku, untuk yang ini aku memang ngak tahu, bukan pura pura ngak tahu.
“Kadang ada orang yang sukanya sesama jenisnya sendiri, trus ada yang impoten akhirnya ditinggal pergi sama istrinya, jadi tante pingin tahu Fadil sempurna apa tidak, kamu keluarin lagi deh burungnya!”, perintah tante Rossa, Akupun spontan mengeluarkan lagi penisku dari dalam celanaku yang kebetulan masih kaku.

Kulihat Tante Rossa menelan ludah sedikit melirik kepenisku, dan tante lia berkata “Fadil diam aja ya nanti, Fadil pejamkan mata aja kalau takut sakit, ini Cuma tes aja koq…”
“Baik tante.” Kisah Seks Tante

Aku memejamkan mata, dan aku rasakan tante lia naik keatas tubuhku tanpa melepas handik yang dipakainya, dan kurasakan penisku tertempel oleh benda berbulu dan basah sehingga aku merasa sedikit geli dan terkejut .

“Emm..”, aku berguman sambil terpejam.
“Kenapa rano…sakit..??”, agak berbisik suara tante lia dengan nafas sedikit bernafsu.
“Enggak tante…ngak apa-apa.”

Ada sedikit gerakan yang dilakukan tante Rossa sehingga vaginanya menekan penisku kearah atas trus kebawah dan itu berlangsung beberapa saat, aku merasakan geli yang luar biasa dan aku menggigit bibir bawahku supaya tidak bersuara, aku membuka sedikit mataku ingin melihat wajah tante Rossa, ternyata tante Rossa memejamkan matanya juga sambil menggigit bibirnya juga, gesekan antara vagina tante Rossa dan penisku makin licin sehingga berbunyi “tet… pret… pret… pret…” setiap tante Rossa memaju mundurkan vaginanya diatas penisku.

Kemudian tante Rossa berhenti bergerak, dan dengan nafas agak tak teratur bilang:
“Fadil… sekarang tes terakhir ya…”
“iya tante… Fadil siap”.

Aku merasakan jari tante Rossa memegang penisku bagian tengahnya, sesaat kemudian aku merasakan kepala penisku menyeruak suatu lubang yang agak lebar sehingga gampang masuknya, aku merasakannya sambil memejamkan mata dan menikmatinya.

Ketika baru sepertiga masuk aku merasakan ujung penisku membentur semacam dinding yang berlobang kecil sekali, dan lobang itu kayaknya seperti cincin, kepala penisku terarah kesana dan kurasakan pemilih lobang itu yaitu tante Rossa berusaha untuk memasukkan kepala penisku kelobangnya namun agak kesulitan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kurasakan tekanan tante Rossa makin kuat terhadap penisku dan sepertinya kulit kepala penisku terkupas oleh cincin itu rasanya nyilu nyilu enak sehingga aku keluar suara.
“aakh…”
Tante Rossa menghentikan gerakannya .
“Gimana rano… Sakit..??”
“Enggak tante ngak apa apa…”
Tiba-tiba kurasakan lobang cincin itu berkedut-kedut dan meremas perbatasan antara kepala penisku dan batangnya, tadi mungkin kepalanya sudah melewati cincin itu, dan sepertinya kepala penisku diempot oleh benda didalam vagina tante lia.
“Akh… akh…”, tiba-tiba tante lia bersuara.

Kembali kurasakan jepitan cincin itu makin kuat dan penisku sepertinya tersiram air hangat didalam vagina tante Rossa, akupun kehilangan kendali merasakan jepitan itu dan tidak dapat menahan sesuatu yang akan keluar dari dalam penisku dan aku terpekik akh… Crooot…croot..crot… Sekitar 4 kali cairan itu menyemprot kedalam vagina tante Rossa.

Penisku masih tertanam didalam vagina tante Rossa beberapa saat kuliahat tante lia masih memejamkan matanya…
“Udah tante tesnya…??”, tanyaku.
“Emm udah… Fadil, ternyata kamu laki-laki yang normal”, jawabnya sambil mengangkat pantatnya melepaskan penisku divaginanya, trus tante lia berjalan ke kamar mandi.

Aku melihat kearah penisku, disana ternyata banyak berlepotan cairan berwarna putih, ada yang kental ada yang bening sebagian lagi ada di bulu-buluku yang masih halus, aku berpikir dalam hati.
Seandainya tes ini dilakukan setiap hari, mungkin aku tidak adak menolaknya…

Kisah Taro – Nakalnya Tante Temanku

TAROSLOT Nakalnya Tante Temanku, Mirwan sedang berdua saja dengan Kakak dan Tantenya. Kondisi dirumahnya hanya mereka bertiga soalnya Suami Tantenya Sedang keluar kota. Aku sering sekali bermain2 kerumah Mirwan soalnya aku terpesona dengan Tantenya Dan Kakaknya. Ketika aku main2 kesana selalu saja aku Sange berat saat melihat Kakak Dan Tantenya yang manwan sekali sewaktu dirumah hanya mengunakan Baju ketat dan Hotpants Sepangkal Paha.

Tantenya adalah seorang Model Majalah Dewasa Yang cukup Terkenal, Jadi tidak perlu heran dengan bentuk tubuhnya yang proposional dan montok. Sedangkan Kakaknya adalah Seorang Pns yang sangat Cantik dan Montok sekali Dari Payudara sampai Pantatnya semua Padat dan Bahenol Ingin sekali aku ngentot dengan mereka berdua, Jadi aku mencari saat yang tepat untuk melakukan itu semua

Pagi itu, aku memutuskan untuk mendatangi Rumah Mirwan dan bermain dengannya kulihat Tante Viona Sedang dikamarnya, Lalu aku pura2 lewat dengan maksud ingin melihat tantenya sedang ngapain rupanya aku silap melihat Tante Viona sedang Telanjang Lalu ingin pergi mandi tetapi pintu kamarnya terbuka sedikit jadi membisakan aku untuk masuk.

“Heii!! Siapa ituu diluar?” Teriak Tante Viona membuatku terkejut dan sibuk pura2 tidak tau apa2
“Iyyah.. Tan ada apa yah?” Jawabku polos
“Sini kamu masuk, dan Kunci pintunya” kata tante viona marah kepadaku, lalu aku masuk dan mengunci pintunya
“Kamu ngintip Tante telanjang ya?? Kurang Ajar banget Kamu!” Kata tante Viona sambil menutup tubuhnya dengan handuk

Aku hanya diam merunduk tanpa kata aku takut Tante Viona memberitahu Orangtuaku, Aku bisa malu

“Kamu udah berani yah ngitip2 Tante, Kamu Coli yah tadi? Banyangi tante?”
“Ahhh Nggak Tan! Nggak! ” kataku membela diri
“Itu Buktinya Batang kamu tegang tuh?, Tante mau lihat!” katanya
“Jangan tan! Nggak!”


“Udah buruan buka! Jangan sampe tante Teriak kalau kamu mau perkosa Tante nih?” ancam tante dan akhirnya aku pasrah, Aku turunkan celana Boxerku dan kukeluarkan Kontolku dari Celana dalamku.
“Aihhh Besar Banget! Sini coba tante pegang keras nggak?” ktanya aku hanya pasrah membiarkan tangan hangatnya meremas2 kontolku dan mengelusnya
“Tante suka sama kontol besar yah?” kataku
“Pasti sayang, Tapi kamu jangan macem2 yah!” kata tante viona sambil mengurut2 kontolku sambil menghirup aroma kejantananku

“Sayang Tante Horny nih sama batang kamu, Kamu mau nggak ngasih batang kamu buat tante Pake?” tanya tante dengan memelas
“Beneran nih tan? Tapi Aku nggak jago banget goyang” kataku
“Iyah ntar tante goyanggin, kamu bakal puas deh. Maukan?” kata tante manarikku ke ranjangnya yang wangi sekali membuatku semakin berdebar
“Yaudah aku mau tan, Jadi aku harus ngapain sekarang?”
“Kamu buka semua pakaian kamu, sekarang!” Pinta tante viona sambil membuka handuknya dan memampangkan tubuhnya yang bener2 sexy dimataku, aku melotot melihatnya dengan keadaan telanjang, Tiba2 kontolku langsung tegak berdiri
“Aduhh sayang, Kontol kamu nakal banget yah tau aja yang mana sexy” kata tante

Lalu aku telentang diatas ranjang Tante viona Dan Tante Viona Mengelus lagi kontolku, dan terasa sangat hangat sekali dan basah rupanya Tante Viona sudah mengulum kontolku naik turun, Terasa banget hisapan bibir Lihay Tante Viona

“Aakhh Tante..Aakkhh” desahku
“Iyah sayang, Mmmhh ssruupp niikmati yh” kata tante memperkencang Hisapannya dan emutannya sampai badanku naikdibuatnya menahan geli kepala kontolku dijilatnya
“Santai aja sayang, Mmmhh..Ssruupp…Sshuupp” jawabnya sambil menghentikan permainan bibirnya dan ditariknya aku berdiri lalau tante viona Tidur dengan membuka lebar pahanya dan membelah bibir memeknya seperti siap dientot

Kudekati Tubuh Tante Viona dan kutempelin degan kontolku lalu kugesek2 dengan kepala kontolku yang sudah memerah, Tante Viona hanya mengerang dan mengigit bibirnya menikmati gesekan rangsangan. Batang kontolku sudah mulai masuk kedalam lubang mekinya Tante Viona Terasa basah dan becek sekali kusentak2 sedikit agar masuk kedalam. Tante Viona Mengerang2 kenikmatan ketika kepala kontolku menerobos masuk

Akhirnya Masuk juga seluru batang kontolku ditelan memek tante viona seutuhnya !Blesshhh! Tante Viona Memekik dan Mengelinjang karena menahan sakit tapi nikmat.
“Ohh.. Ohh.. Enakkhh.. Terusshh..,” rancau tante viona
“Hihh.. Hihh.. Tantee…Aahkk enakhh..” desahku
“Konthollsshh.. Kamuhh.. eenakk.. Ouhh..,” rancau Tante Viona
“Tante sukahh.. Hihh.. Ouhh.. Ouhh.. Ooohh..Ooohhh”
“Enak..yah dientot…ginii?” kataku sambil mempercepat hentakan enjotanku sampai Tante Viona menahan nikmatanya
“Ooohh Andrii! Andrii…aahkk Aahhkk aaahkkk! Gilaa enaakk…Aahhkk,”
“Tantee kita ganti posisi yuk? Aku pengen digoyang sama tante”
“Yahh.. Iyahh.. ooohh…” katanya sambil bangkit terus mengesek krlistorisnya

Tante Viona bangkit dan menelentangkan tubuhku lalu dia mengesek lagi kontolku dibibir memeknya dan terus dimasukan lagi !BLEESSSHHH! Masuk lagi kontolku langsung dipompa naik turun Oleh Tante Viona Terasa sekali enaknya seperti kontolku mentok rahimnya memeknya terus menjepit dan mempompa…

“Enakhh.. Ahhkk.. Aahhkk.. Ohh.. Memmek.. Gatell bangett.. entott dari bawah ndri.. Ohh..,” rancau tante vio
“Enakkhh.. Banget.. memek Tante… Jepit terus” kataku sambil memnekan kedalam lagi kontolku sambari mengimbangi irama entotan Tante Viona
“Aahhkk…Yeess..Yeess..Aakkkhh sakiitt…Eennnakk Ndrii tannte muncratt!!!” katanya menekan dalam2 memeknya dikontolku dan memeluk tubuhku erat2
“Iyahh.. Tann.. Masih.. Serethh.. Ohh.. Njepithh..,”

Karena aaku belum mencapai puncak juga, jadi aku baringkan kembali tante dibawah kemudian aku diatas dengan cepat aku enjot lagi memknya..

“Aahkkk..aahkkk…Aahhkkk Anndriii!! Lagii laggii” Rancau Tante Ketagihan
“Ohh.. eenakk.. Samahh.. Enaknyahh, .. Memek Tante emang paling enak,” kataku
“Aahkk Laagii, Aahkk..Eenakk..eennakk”
Aku terus memompa kontolku maju mundur dimemeknya semakin cepat dan kuat sampai akhirnya Aku pun tidak kuat lagi mencapai Pertahananku Dan Muncratlah Spermaku didalam Memek Tante Viona
“Aakkuu Keluuuaarrrrrrrr!! Akkkuu Croott didalam yahhh Tannnn..Aaahhhhkkkkk!”
“Iyah…Sayaang…aahh.. Sayanghh.. Ohh.. Yesshh..,” akupun melemas dan berbaring diatas tubuh Tante Viona lalu dengan sigap Tante Viona membaliku lagi dan mengarah ke Kontolku

Tante Mengocok Kontolku yang sudah lemas dan dimasukan kedalam mulutnya lagi lalu disedot2 dan diurut dengan mulutnya sampai aku tak sadar kalau kontolku kembali mengeras lagi, lalu tante mengatakan sesuatu sambil menghisap kontolku

“Sayang kamu entot mulut Tante Dong! maju mundurin”
“Okee Tante Sayang!”
Tante Viona mendiamkan mulutnya dan maju mundurkan dari bawah dan menyodokan kontolku dimulutnya Tante Viona

“Plokk.. Plokk.. Plokk.. Plokk..,”

“Hahh.. Hahh.. Hahh.. Ohh.. Tekan lebihh.. Dalamhh,” pinta Tante Vio
“Aahkk tantee Sdott lagii, Aahhkk Ennakk”
“Lagihh.. Ohohh.. Ahh.. Ahh..,”
“Ennak kan sayang, mmmhh Mmmhh Srruuppp”
“Yeshh.. Yeshh.. Terusshh.. Ohh.. Ohh..,”

Aku bangkit dengan posisi duduk dan tante masih terus menghisap naik turun kontolku terus dijilat batangku dan kepala kontolku, Aku iseng memainkan payudara tante vio yang mengelantung sambil kumainkan Putingnya yang Coklat menantang dan sudah mengeras sekali

“Ohh.. Nddriii.. Nakalhh kamuhh.. Ohh.. Enakhh..,” Tante meracau semakin menggila.

Lalu aku berpikir untuk memainkan Anal Tante Vio yang masih rapet pasti enak bener nih, lalu kusruh Tante Vio Menungging dan kuposisikan kepala kontolku didepan mulut duburnya yang bersih dan mulus

“Ahh.. Janngan sayang, Dubur sakiit… Ouhh..,” erangnya.

Aku tak perduli lagi dengan katanya, sambil kutekan masuk kontolku kedalam duburnya tapi tanganku bermain2 didalam memknya dan kugobok2 lubang itu bersamaan dengan tusukan diduburnya

“Tahan sedikit ya tante, Ntar bakal enak kok”
“Iyyah sayang, Pelan yahh….Ooohhhuu” katanya menahan sakit

Kontolku kepaksa masuk kedalam lubang itu perlahan2 kepalanya syudah masuk lalu kukeluarkan, Kedua kalinya Kumasukanlagi Akhirnya Batangnya sudah masuk kedalam dan kuenjot beberapa kali lalu kukeluarkan lagi terasa sekali duburnya menjepit kontolku dengan kuat aku semakin terangsat dan menghentakan tusukan terakhir kedalam !JLEEEBBBB!

“AAAAAAHHHHHHKKKKKK SAAKIIITTT!~!!!”
“Sakit Tan?.. Ahh..?” tanyaku mengehentikan tusukan ku
“Terus sayanghh..AAAHKHKKK Kamuhh terusshh ajahh.. Ohh..” katanya sambil memaju mundurkan pelan2 pantatnya aku tak tinggal diam juga mengikuti irama pantatnya!

Tak sampai 10 menit penetrasi didalam pantatnya Sih Tante pu nterangsang kembali. Pantatnya kembali bergerak-gerak dengan luwes membalas gerakanku. Kugoyang semakin cepat sampai Tubuh Tante Vio Terpelanting2 kedepan. aku tak menyiakan sesuatu yang bergelantung ku remas2 kuat2.

dengan kuat tenaga kuentot lagi, dan kugoyang kencang2 duburnya sampai Membuat Tante Vio Mengerang kesakitan karena sempit sekali duburnya

“Urghh.. Urghh.. saakit.. pelannn.. Sakitt.. aaahh” rancaunya menahan
“Iyah tan, Jepit lagii tan… Bentar lagi aku muncratt” racau Mas Dharma.
“Iyahh sayang..Laggii laggii laggii”
“Aaaahhkkk akku keluarrr Tannntee”

Aku sampai Muncrat dianus dan memeknya sampai 5x. aku terbaring lemas dianjang dengan pelukan tante tapi tanganya terus memainkan kontolku yang sudah lemas