Arsip Tag: Cerita Bercinta

Kisah Taro – Ceritaku Dengan Lara Waktu Di Kapal

TAROSLOT Ceritaku Dengan Lara Waktu Di Kapal, Setiap Ciptaan Tuhan yang ada dalam diri kita dan seluruh ciptaan di bumi ini patut disyukuri.Kekurangan dan tidak kesempurnaan merupakan hal yang wajar’tiada kesempurnaan untuk hamba Tuhan”,berpikir realistis karena tidak ada manusia yang sempurna,contohnya aku inilah salah satu cerita semoga kalian tahu.

Boleh dibilang saya merupakan laki-laki yang beruntung. Karena terus terang saja saya tidak mempunyai penampilan fisik yang sangat baik, walaupun tidak jelek-jelek sekali.

Kulit saya yang cukup gelap, badan saya yang cukup atletis, dan yang pasti batang kemaluan saya yang cukup ukurannya. Tapi mungkin karena secara naluri saya sangat senang melayani orang lain, sehingga akhirnya saya menjadi seperti sekarang ini dengan segala kelebihan yang saya miliki.

Awal cerita ketika tahun 2015, saya berangkat dari kampung halaman saya dengan menumpang salah satu kapal milik PELNI, KM Rinjani. Karena waktu itu saya diterima sebagai seorang mahasiswa sebuah perguruan tinggi di kota Yogyakarta, kota yang sekarang menjadi tempat tinggal saya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sebagai seorang mahasiswa baru dari keluarga yang berkecukupan, saya sangat bangga, apalagi untuk berangkat ini saya dibekali cukup uang dan tiket di kelas satu. Dan juga saya diperbolehkan untuk mampir di rumah paman yang tinggal di Jakarta dan jalan-jalan di sana sebelum daftar ulang sebagai mahasiswa baru di Jogja.

Ketika naik kapal pada hari keberangkatan, hati ini terasa senang sekali. Saya langsung menuju kamar saya, kamar kelas satu, yang pasti sudah terbayang akan sangat enak rasanya. Tapi saya kaget sekali, karena di dalam kamar sudah ada seorang wanita, yang terus terang saja ada sedikit rasa senang juga karena wanita tersebut tersenyum dengan manisnya ketika melihat saya agak terkejut.

“Oh maaf, mungkin Mbak ini salah kamar..?” tanya saya agak ragu.
Sebab setahu saya tidak mungkin, sudah sering bepergian dengan kapal laut, dalam satu kamar harusnya hanya ada satu jenis kelamin, kalau laki-laki ya laki-laki semua, atau kalau perempuan ya perempuan semua.

Tapi setelah dicocokkan ternyata nomer tiket kami sama, artinya kami satu kamar. Wah, terus terang saja saya agak canggung juga rasanya, tapi di balik kecanggungan saya ada rasa senang juga lho. Karena wanita yang satu ini cukup cantik juga dan bodinya cukup menggairahkan. Dan karena saya sering sekali nonton film porno, langsung saya membayangkan kalau nanti malam kami akan tidur berdua dan berpelukan dengan saling mengelus-elus ‘pusat’ kenikmatan masing-masing.

Pada waktu pemeriksaan tiket, tanpa ragu dia langsung mengatakan bahwa saya adalah adik sepupunya, jadi oleh petugas kami tidak dipindahkan. Wah, tambah senanglah hati ini. Dan sejak itu kami banyak sekali ngobrol-ngobrol. Dari sini juga saya tahu kalau dia adalah pegawai sebuah bank swasta di Jakarta, bernama Lara, suaminya seorang dosen sebuah perguruan tinggi di jakarta, dan yang lebih hebat lagi dia tidak sesuai dengan umurnya yang sudah 35 tahun, dan sudah beranak dua.

Setelah makan siang kami masih melanjutkan obrolan kami tentang berbagai hal di anjungan depan kapal. Kapal sudah semakin jauh dari daratan, jarum jam sudah pukul dua, hawa terasa agak panas, mata mulai mengantuk diterpa angin laut, akhirnya kami memutuskan untuk beristirahat saja. Tanpa sadar Lara menggandeng tangan saya ketika kami berjalan menuju kamar, karena agak canggung, tangannya saya lepaskan. Lara agak kaget tapi dia malah tersenyum manja.

Memang pada waktu itu saya sering menonton film porno dan juga sering beronani, tapi melakukan hubungan seks saya balum pernah sama sekali. Jadi hati ini rasanya deg-degan luar biasa, karena ketika berjalan di lorong kapal yang kebetulan saya berada di belakangnya, saya melihat pantatnya yang bulat yang terbalut celana jeans ketat dan rambutnya yang panjang sepunggung dan diikat, sehingga terlihat jenjang belakang lehernya yang putih dan mulus.

“Oooh! Indah sekali!” jerit batin saya.
Pada waktu itu saya ingin memeluknya dari belakang dan ingin langsung mencium lehernya itu, tapi sekali lagi hati ini rasanya canggung sekali, boleh dibilang saya takut!

Ketika kami bersama-sama masuk kamar Lara langsung menuju kamar mandi, katanya dia sudah kegerahan dan sebelum tidur siang ingin mandi dulu. Saya langsung rebahan di tempat tidur sambil membayangkan tubuh Lara yang pasti sintal dan menggairahkan kalau dilihat dari pantatnya yang bulat. Tanpa sadar tangan kiri saya sudah memegang batang kemaluan yang mulai mengeras.

Tetapi tiba-tiba ada suara dari balik pintu kamar mandi, “Mas Andi, tolong ambilkan handuk saya di dalam koper dong.”
Saya terkejut setengah mati, karena pikir saya Lara sudah keluar dari kamar mandi. Ketika mengambil handuk, saya melihat pakaian dalamnya yang bagus-bagus dan super mini.
“Oooh..!” batin ini semakin menjerit.
Karena sebagai seorang laki-laki normal, pasti siapa saja tidak akan tahan dengan momen seperti ini.

Pintu saya ketuk untuk memberikan handuknya, dan ketika pintu dibuka, betapa kagetnya saya karena Lara berdiri di depan pintu hanya dengan celana dalam yang sangat mini dengan bordiran yang apik dan sangat jelas sekali terlihat gunungan hitam di selangkangannya seperti akan meletus. Saat melihat saya tertegun dengan handuk di tangan, dengan cueknya Lara menarik tangan saya untuk mandi bersama.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Pada waktu itu saya hanya seperti robot yang bergerak hanya kalau disetel untuk bergerak. Karena terus terang saja, waktu itu pikiran saya seakan tidak percaya dengan apa yang sedang ada di hadapan saya. Ternyata tubuh Lara lebih indah daripada apa yang saya bayangkan, dan lebih hebat lagi lebih cantik dalam keadaan telanjang.

Tanpa sadar saya melepaskan celana dalam Lara, dan tubuhnya saya sirami dengan air dari shower. Lara melenggak-lenggokkan pantatnya yang bulat ketika air shower saya arahkan ke pantatnya. Dan ketika saya arahkan ke punggung, Lara meliuk-liukkan tubuhnya dengan sangat erotis. Tiba-tiba Lara membalikkan tubuhnya dan langsung melahap bibir saya, dengan kencang dihisap dan disedot.
Tapi tiba-tiba Lara berhenti dan marah, “Hey, dicopot dong bajunya!”
Saya hanya dapat terawa kecil karena bersamaan dengan itu Lara pun dengan bergairahnya mencopot kaos dan celana panjang saya yang mana celana dalamnya langsung ikut terlepas.

“Wow, lucu sekali bentuk batang kamu Andi..?” Lara bertanya dengan manjanya.
“Lho apa punya suami kamu nggak lucu tuh..?” saya balik tanya dan Lara hanya tertawa dengan ujung kemaluan saya yang sudah berada di dalam mulutnya.

Gila! Lara benar-benar luar biasa, mungkin karena dia sudah bersuami dan sudah punya anak pula. Dan baru kali ini saya merasakan betapa nikmatnya apa yang selama ini selalu saya tonton di film dan selalu saya bayangkan siang dan malam. Dengan gemasnya Lara mengelus-elus buah zakar dan menghisap-hisap kepala penis saya dengan lembutnya.

Tidak terasa sudah lama sekali Lara menghisap batang penis dan akhirnya, “Hey, capek nih jongkok terus. Gantian dong..!”

Lara lalu saya gendong ke arah tempat tidur, lalu saya rebahkan dengan kakinya yang putih mulus terkulai di lantai. Kaki Lara saya angkat perlahan-lahan, sambil memberikan sedikit sensasi di talapak kaki. Lara kegelian dan mengelinjang, kemudian saya mulai menyerang payudaranya yang memang tidak begitu besar tapi cukup menggoda.

Ujung penis saya gosok-gosokkan di lubang vaginanya sambil menghisap-hisap puting payudara Lara. Saya semakin menikmati permainan ketika Lara mulai mengerang-ngerang keenakkan. Dan ketika pinggulnya mulai digerak-gerakkan ke atas dan ke bawah saya mulai menyadarai kalau Lara minta dicoblos liang vaginanya. Tapi saya sengaja untuk mempermainkan ujung penis di mulut vagina Lara.

“Ayo Andi, dimasukkan saja, jangan cuma diluar begitu dong..!” akhirnya Lara benar-benar tidak tahan.
Lalu saya mulai menekan panis saya untuk masuk ke dalam vagina Lara. Uuuhhh..! Hangat dan enak sekali rasaya. Lara sambil mengerang keenakkan mangangkat pantatnya, sehingga penis saya semakin dalam masuknya. Aaahhh..! Semakin enak saja rasanya. Akhirnya saya tahu kalau berhubungan seks itu sangat enak rasanya.

Ketika pantat Lara diturunkan, tiba-tiba penis saya terlepas dari lubangnya. Lara menaikkan lagi pantatnya, dan ketika diturunkan lagi terlepas lagi. Begitu dan seterusnya hingga Lara marah-marah karena ternyata saya hanya diam saja.
“Ayo dong Andi kamu goyang juga pantatmu maju mundur. Ayo… dongg..!”

Saya semakin tahu kalau behubungan seks bukan saja enak tetapi juga menyenangkan. Pantat Lara mulai diam dan pantat saya mulai digerakkan. Perlahan-lahan saya masukkan batang penis yang sudah sangat tegang ini, dan saya tarik lagi dengan satu hentakan keras.

Perlahan-lahan lagi saya masukkan dan saya tarik lagi dengan satu hentakan keras. Lara merem melek ketika saya masukkan, dan Lara mengerang keras ketika saya tarik. Begitu terus saya lakukan hingga akhirnya Lara bangun dan memeluk saya.

Dengan mesranya saya menggendong dan mencium bibir Lara. Tapi saya terkejut ketika tiba-tiba Cyndi menggoyang dengan keras sekali pantatnya, diputar-putar pantatnya pada gendongan saya, dan pada saat itu saya semakin kaget ketika tiba-iba pula lubang vaginanya terasa mengecil lalu dengan kerasnya Lara berteriak, “Annddiii..!” dan keringat kecil-kecil mulai keluar di atas keningnya.

Sekali lagi, dari sinilah saya benar-benar tahu bahwa berhubungan seks itu enak sekali, menyenangkan, dan yang lebih menyenangkan lagi kalau kita dapat membawa pasangan kita ke puncak kenikmatan. Karena pada saat kita melihat pasangan kita menggelinjang keenakkan pada saat itu pula hati ini akan terasa plong.

Kembali Lara marah, karena dia sudah kelelahan sementara batang kemaluan saya masih berdiri tegak. Dan yang pasti saya belum ejakulasi. Tapi sambil mengecup bibir Lara dengan lembut saya katakan kalau saya sudah sangat senang diperkenalkan dengan hubungan seks yang sebenarnya, dan saya sudah sangat puas melihat dirinya puas dan senang dengan permainan saya.

Akhirnya kami mandi bersama, dan di kamar mandi kami masih mengulangi permainan-permainan yang lebih menyenangkan lagi. Hampir setiap saat dan setiap kesempatan di kapal kami melakukannya lagi dan lagi. Ketika sampai di Jakarta, dia memberikan alamat dan nomer teleponnya dan berharap sekali kalau saya mau mampir ke rumah atau kantornya.

Beberapa kali Lara pernah saya hubungi dan beberapa kali kami pernah berjumpa, hingga akhirnya sekarang kami tidak pernah lagi berjumpa karena terakhir kali saya hubungi alamatnya sudah pindah.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Entah dimana kamu Lara, tapi yang jelas aku selalu merindukan kamu, karena kamu telah memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga tentang bagaimana berhubungan seks dan memuaskan pasangan main.

Kisah Taro – Aroma Melisa Yang Menggoda

TAROSLOT Aroma Melisa Yang Menggoda, Saat siang hari aku sedang jalan-jalan kepusat perbelanjaan untuk menenangkan diri dan….yaaa..sam bilt lihat-lihat cewek cantik.Begitu aku lagi liat kiri kanan..eee..tak taunya seseorang menubrukku .Wanita ini sepertinya habis belanja banyak dan tergesa-gesa hingga tak tahunya menubruk orang. Begitu bertabrakan…aku langsung membantu memberesi barang-barangnya yang berserakan.Tak lupa kuucapkan permintaan maafku padanya karena tak sengaja menabraknya….walau sebenarnya dialah yang harus minta maaf padaku.

“Maaf ..mbak…nggak sengaja nih…”kataku padanya.
“ya…nggak apa-apa lagi….oya..kamu Andy kan….”katanya padaku.
“iya..saya Andy….dan mbak siapa ya…kok tahu nama saya”
“kamu nggak ingat sama aku ya…teman SMA kamu…yang suka jahilin kamu….”katanya padaku.
“siapa ya….eeeee….maaf …Melisa ya….Si Bunga SMA “
“Tepat sekali ….tapi tadi kok kamu manggilin aku mbak seh…”
“Maaf deh….abis aku nggak tau siapa kamu..”
“kenapa..lupa ya sama aku….atau emang udah dilupain ya…”
“ya..gimana ya..kamu cantik banget ..beda dengan yang dulu..”kataku sedikit memujinya.
“ak kamu ….biasa aja kok…”katanya sambil tersipu malu.
“oh ya….kita kekafe yuk..buat ngerayain pertemuan kita ini…
“ok deh…tapi kamu yang traktir aku ya…abis aku lagi bokek nih”kataku padanya
“ya..nggak masalah lagi….”

Aku dan rani pergi kekafe langgananya Melisa.Sampai disana ..kami memilih meja yang paling pojok.Suasana didalam kafe ini sangat sejuk dan nyaman…membuat orang yang berada didalamnya betah untuk duduk berlama-lama.

“Gimana kabar kamu sekarang andy…..udah berkeluarga ya…”tanya rani padaku.
“aku seh baik-baik aja….masih sendiri lagi….masih kepengen bebas”
“kalau kamu gimana….udah bekeluarga ya….”tanyaku padanya.
“aku udah married….udah 3 tahun”
“asyik dunk….trus suami kamu mana…kok pergi sendirian ….nggak takut digodain sama lelaki iseng”
“ah kamu..biasa aja lagi….laki aku lagi keLN…urusan bisnis katanya”
eh…ayo makan..kok didiamin aja nih”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

kamipun akhirnya menyantap hidangan yang telah tersedia.Habis makan,kami jalan-jalan dan pulang kerumah masing-masing Beberapa hari kemudian….Melisa mengirim SMS keHP ku….isinya mengajak aku untuk main kerumahnya.SMSnya kubalas….dan aku tanyakan dimana alamat rumahnya..Beberapa menit kemudian…Melisa membalas SMSku dan menyebutkan alamat rumahnya.

Aku berangkat kerumah Melisa…sibunga SMA.Tak lama kemudian ..aku sampai didepan rumah mewah.Kubaca kembali alamat yang diberikan oleh Melisa dan kucocokkan dengan nomor rumah yang tertera didepan pintu…pass..memang benar ini rumahnya.Kutekan bel yang ada didepanku.Beberapa saat kemudian …pintu pagar terbuka dengan sendirinya.Aku masuk, pintu pagarpun ikut tertutup dengan sendirinya.Aku berjakan menuju teras depan dan Melisa telah menungguku disana.

“Hii..gimana kabar kamu sekarang….”sapanya padaku.
“Baik saja nih….kamu gimana…kok sepi amat seh…pada kemana nih”
“iya nih…nggak ada siapa-siapa nih dirumah…jadi kesepian..makanya aku undang kamu kesini ..buat nemenin aku…”
“nggak salah nih..ntar suami kamu marah lagi”
“ah..nggak apa-apa lagi…. dia lagi diLN sekarang nih…”
“yuk ..masuk….kita ngobrol didalam aja deh”

Kamipun masuk kedalam rumahnya Melisa.Wah….benar-benar mewah nih rumah..semua perabotannya sangat mengagumkan.
“mari..silahkan duduk….jangan malu -malu..anggap saja seperti rumah sendiri”
“Thank’s….”dan akupun duduk
“oya..mau minum apa nih….panas..dingin atau yang hangat..”kata siNyonya rumah.
“jadi bingung nih ..milihnya …”kataku padanya.
“ya…kalau yang panas…teh sama kopi…trus kalau mau yang dingin..ada soft drink..”balas siMelisa
“trus kalau aku milih yang hangat gimana”tanyaku lagi.
“ya…ada deh…”kata rani sedikit genit.
“ok deh…kalau gitu..aku minta yang hangat aja deh”kataku coba menggodanya
“ah..kamu ini bisa aja….ntar kalau aku kasih kamu nggak susah nanti”
“ya..tergantung yang ngasih dunk…”

Melisa bangkit dari duduknya ….”bentar ya …aku kebelakang dulu” Ia pergi meninggalkanku diruang tamu yang mewah itu.Melisa kembali lagi keruang tamu dengan membawa dua gelas jus orange .Dia meletakkannya datas meja.

“Lho..tadi katanya yang hangat..kok yang itu seh”kataku padanya.
“yang hangat ntar….so pasti aku kasih deh”
Akupun duduk kembali.
“Mel…rumah kamu bagus banget deh….semuanya kamu punya…so pasti kamu bahagia dong dengan suami kamu….”
“ah ..siapa bilang..dari luarnya saja aku keliatan bahagia”katanya mulai serius
“memang semuanya aku punya ..tapi khan itu nggak menjamin aku bahagia”
“bayangin aja deh ..dalam satu bulan ..palingan suamiku 3 hari ada dirumah”
“selebihnya
..ya kesana kemari ..ngurusin bisnis keluarganya yang segudang itu…jadi
kamu bisa bayangin deh..betapa aku sangat kesepian..”

Melisa mulai menceritakan semua keluhan yang ada dalam dirinya.Kucoba memahami setiap jalan ceritanya sambil sesekali mataku nakal melirik bagian tubuhnya yang sangat menggairahkan sekali.Saat itu,Melisa mengenakan kaos yang cukup ketat sekali sehingga mencetak seluruh lekuk tubuhnya yang sangat indah itu.Dibalik kaos ketat lengan pendek itu …sepertinya Melisa tak mengenakan Bra…itu terlihat dari tonjolan kecil dipuncak dadanya yang padat dan berisi .Perlahan terasa sesuatu bergerak nakal dari balik celana yang kukenakan.

Melisa bangkit dari duduknya dan pindah disampingku.Tercium bau harum parfumnya yang sangat mengundang gairah.
“Dy..aku kangen banget deh sama kamu….”katanya padaku
“oya…”kataku padanya.
“iya nih….apalagi sama…….”katanya terputus.
“sama apa seh Mel…..”
“sama…..sama ini nih….”katanya sambil meletakkan tangannya diatas gundukan batang kejantananku.
Kontan saja aku terkejut mendengar penuturannya yang begitu spontan.walau sebenarnya aku juga menginginkannya.

Karena tak ada kata-kata yang keluar dari mulutku,Melisa tak memindahkan tangannya dari atas selangkanganku..malah sebaliknya dia mengelus pelan batang kejantananku yang masih tersembunyi dibalik celana panjang yang kukenakan.

Perlahan ..mukaku dan muka Melisa makin mendekat.Melisa memejamkan matanya sambil merekahkan bibirnya padaku.Kukecup bibirnya yang merah itu.Mulutku bermain dimulutnya yang mungil dan seksi. Sesekali lidahku berpilin dengan lidahnya .Melisa sangat bergairah sekali menyambut ciuman bibirku dibibirnya.

Sementara itu tanganku tak tinggal diam.Kucoba meraba dua bukit kembar yang tumbuh didadanya. Begitu hangat ,padat dan berisi Terasa sangat halus sekali kulit dadanya Melisa.Dua puncak dadanya yang mulai mengeras tak luput dari remasan tanganku.Dan tangan Melisa semakin liar begerilya diatas gundukan batang kejantananku yang mulai mengeras.

Melisa beranjak dari tempat duduknya .Perlahan ia mulai membuka satu persatu pakaian yang melekat ditubuhnya.Hingga akhirnya tak sehelai benangpun yang menempel ditubuhnya.Kuperhatikan tubuhnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.Begitu sangat sempurna sekali.Dua gundukan bulat menggantung didadanya ditambah dengan bukit kecil yang ditumbuhi bulu hitam yang lebat menandakan kalau Melisa type wanita haus seks.

Melisa kembali duduk bersimpuh dihadapanku.Kali ini ia mulai membuka celana panjang yang masih kukenakan.Begitu celanaku terbuka ..nongollah batang kejantananku yang mulai mengeras dibalik celana dalamku.Namun tak berselang lama celana dalamkupun telah terbuka dan tinggallah penisku yang tegak bak torpedo yang siap meluncur.

Tangannya yang halus itu mulai membelai batang kejantananku.Lama kelamaan ukurannya makin membesar .Melisa mulai menjilat ujung kepala penisku .Mulutnya yang mungil itu menjiltai permukaan kulit batang kejantananku hingga sampai kedua buah biji pelerku.Beberapa saat lamanya Melisa menikmati batang kejantananku dengam ciuman-ciuman yang sangat menggetarkan persendianku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sementara kedua tanganku meremasi kepalanya .Hingga sesuatu terasa berdenyut dibatang kejantananku Sesuatu yang ingin muncrat dari ujung kepala penisku.Aku semakin kuat menjambak rambutnya Melisa dan menekannya kedalam hingga ujung kepala penisku menyentuh ujung tenggorokannya.

“Akhhh..Mel..aku mau keluar nih”erangku padanya

Beberapa detik kemudian spermaku tumpah didalam mulutnya Melisa.Tanpa merasa jijik sedikitpun Melisa menelan setiap tetes spermaku.Dan sambil tersenyum..Melisa menjilati sisa- sisa sperma yang masih tersisa dibatang kemaluanku.

Beberapa saat kamipun istirahat setelah aku mencapai orgasme yang pertama. .Kemudian aku berdiri dan mengangkat tubuh montok Melisa dan merebahkannya diatas sofa yang empuk .Kini tiba saatnya bagiku untuk memulai babak permainan berikutnya.Aku membuka kedua kaki Melisa lebar-lebar.Kudekatkan wajahku kepermukaan perutnya yang datar.Dengan penuh nafsu ..aku menjilati setiap permuakaan kulit perutnya yang halus itu.Melisa menggelinjang hebat merasakan jilatan bibirku dipermukaan kulit perutnya yang ramping.

Melisa merasakan dirinya seolah terbang kesorga kenikmatan saat ujung-ujung lidahku mengelitik organ-organ sensitifnya.Ia melupakan sejenak bayangan suaminya yang saat ini sedang berada diluar negri.Baginya ,kenikmatan yang kuberikan padanya tak ada bandingnya dengan limpahan materi yang diberikan oleh suaminya.Desahan…erangan dan jeritan Melisa makin menbuatku bersemangat menusuk-nusuk permukaan Vaginanya dengan ujung lidahku.

“Sayang….cepet dunk masukin punyamu kememek aku….udah nggak kuat nih”rengeknya padaku.

Akupun memenuhi permintaan Melisa yang sudah tidak tahan menunggu batang kejantananku yang tegang dan mengeras untuk masuk kedalam vaginanya Melisa. Aku memegang batang kejantananku dan mengocoknya sebentar kemudian mengarahkannya kelubang vagina Melisa.

Aku mulai maju mendorong pantatnya Melisa.Beberapa kali kucoba selalu meleset.Mungkin karena ukuran senjataku yang cukup besar hingga sulit untuk menembus lubang vaginanya yang rapet.Namun setelah beberapa kali mencoba,akhirnya batang kejantananku masuk menembus lubang memeknya Melisa.

Tanpa membuang waktu lagi,kugerakkan pantatku maju mundur menusuk memeknya Melisa.Dengan penuh nafsu,Melisa menikmati gerakan Penisku yang maju mundur menusuk vaginanya.Desiran dan desahan beriringan keluar dari mulutnya yang mungil itu.Melisa mengimbangi gerakanku dengan memaju mundurkan pantatnya yang bahenol itu.
Sekitar tiga pulu menit berlalu,Melisa merasakan akan mencapai klimaks.

Melisa mengangkat pantatnya dan menggelinjang hebat.Wajahnya berubah ganas,matanya mendelik saat puncak kenikmatan itu datang.Aku tahu kalau Melisa akan mencapai klimaknya.Kupercepat gerakan pantatku menusuk vaginanya sampai akirnya puncak kenikmatanna datang.Melisa mendekap erat tubuhku,Vaginanya berkedut-kedut menjepit batang kejantananku.Cairan hangat dan kental merembesi dinding vaginanya.Orgasme yang beruntun telah dialami Melisa sibunga SMA.

Untuk beberapa saat ..kubiarkan Melisa menikmati sisa -sisa orgasmenya ,sebelum kami melanjutkan permainan yang berikutnya.Perlahan Melisa bangkit dari tidurnya dan duduk diatas sofa empuk itu.Akupun duduk disampingnya. Tanganku singgah digundukan vagina yang ditumbuhi rambut halus itu. Kubelai perlahan untuk
membangkitkan kembali gairah wanita cantik yang ada disampingku ini. Perlahan terdengar desahan lembut dari mulut Melisa. Sementara itu mulutku tak lepas dari dua puncak mungil didadanya.

Merasa sudah tepat saatnya bagiku untuk menuntaskan permainan ini…kuangkat Melisa dan kududukkan ia diatas pahaku.Posisinya kini tepat berada diatas pangkuanku,sehingga dua buah dadanya yang padat membusung tepat berada didepan mulutku.Kugosok-gosok ujung penisku kemulut vaginanya.Kutekan ujung penisku hingga amblas masuk kedalam Vaginanya.Kudiamkan perlahan,kunikmati beberapa saat kontolku bersarang dalam memeknya Melisa.

Perlahan kugerakkan pantatku naik turun menusuk lubang kemaluannya Melisa.Gerakanku makin lama semakin cepat membuat tubuh Melisa bergoyang-goyang diatas pangkuanku.Terdengar erangan kenikmatan dari mulut rani.Beberapa kali ia harus memekik kecil tak kala penisku yang makin membesar menyentuh ujung rahimnya.Sementara dua buah gundukan didadanya bergoyang -goyang tak karuan .Kedua tanganku meraih dua gundukan itu dan meremasnya perlahan.

Beberapa menit kemudian terasa sesuatu menyesak dalam batang kejantananku.Mungkin tiba saatmya bagiku untuk orgasme.Dengan diiringi desahan panjang secara bersamaan…aku dan Melisa mencapai orgasme. Kusemprotkan spermaku yang hangat didalan vagina Melisa.Beberapa saat kemudian Melisapun menyusul.Cairan hangat merembesi dinding Vaginanya yang hangat itu.Aku memcabut batang kejantananku dari dalam vaginanya Melisa.

Dengan cepat Melisa jongkok diselangkanagnku dan menjilat sisa-sisa sperma yang masih menempel dipenisku. Sesaat kemudian Melisa tersenyum padaku.Senyum penuh kepuasam …yang tak pernah ia dapatkan dari suaminya tersayang.Aku bangkit dan mengenakan kembali pakaianku.Kulihat jam ditanganku sudah menunjukkan jam sepuluh malam Akupun pamit pada Melisa.

Namun sebelum aku pergi meninggalkam rumah Melisa…ia memberikan sesuatu buatku sebagai hadiah.Sebuah Handphone terbaru dan motor besar .Semula aku menolak pemberiannya …namun ia berharap sekali aku menerima pemberiannya itu. Demi menghibur hatinya Melisa..kuterima hadiah yang bagiku cukup besar sekali.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kupergi meninggalkan Melisa dengan membawa Handphone dan sebuah motor besar. Hadiah yang mungkin lebih kecil jika dibandingkan dengan kenikmatan seks yang kudapatkan hari ini… dan bahkan akan kudapatkan hari-hari berikutnya bersama wanita cantik yang pernah menjadi Bunga SMA.

Kisah Taro – Tanteku Sekaligus Guru Seks ku

TAROSLOT Tanteku Sekaligus Guru Seks ku, Sebelum aku menikah, pengalaman seksualku cukup banyak, sebagian besar pasti berisiko tinggi seperti itu. Antara lain: dengan dosen, dengan teman adikku, dengan pacar teman, dengan adik pacar, dan masih banyak lagi. Semua itu mungkin dipengaruhi oleh pengalaman pertamaku, perjakaku direnggut oleh perempuan yang masih terhitung tanteku sendiri, sepupu jauh ibuku.

Itu terjadi ketika aku berumur 17 tahun, kelas 2 SMU. Sudah lama sekali, tapi kesannya yang mendalam membuat aku tidak akan pernah bisa lupa. Aku bahkan bisa mengingatnya dengan detil, dan kenangan itu selalu membuat aku terangsang.

Aku memanggilnya Tante Lala. Orangnya baik, supel dan enak diajak ngobrol. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Yang jelas, kulitnya putih mulus dan body-nya mantap. Waktu itu umurnya sekitar 25 sampai 30 tahun, punya satu anak laki-laki yang masih kecil.

Keluarga Tante Lala tinggal di Surabaya. Dia sendiri tinggal di Jakarta selama satu tahun untuk mengikuti suatu pendidikan. Selama di Jakarta, dia tinggal di rumah kami. Kebetulan rumah kami cukup besar, dan ada satu kamar kosong yang memang disediakan untuk tamu.

Sebenarnya Tante Lala itu bukan type perempuan yang nakal. Setahuku dia termasuk perempuan baik-baik, dan rumah tangganya pun kelihatan rukun-rukun saja. Tapi yang jelas dia kesepian selama tinggal di Jakarta. Dia butuh sex. Kebetulan di sini boleh dibilang cuma aku cowok yang dekat dengan dia. Jadi, kukira wajar kalau akhirnya affair itu terjadi. Lagipula, kukira Tante Lala memang termasuk perempuan yang besar nafsu sex -nya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sejak peristiwa yang pertama, kami seperti ketagihan. Kami ML kapan saja, setiap ada kesempatan. Di kamar, di dapur, di kamar mandi, di hotel, di mana saja. Demi menyalurkan nafsuku yang seakan tak pernah surut pada Tante Lala, aku bahkan jadi sering bolos ataupun kabur dari sekolah, dan tanteku yang manis dan sexy itu selalu siap meladeniku.

Akibatnya, tahun itu aku tidak naik kelas. Semua orang kaget, hanya Tante Lala yang maklum. Dia bilang, walaupun aku tidak naik kelas, tapi aku “lulus” sebagai laki-laki. Harus kuakui, Tante Lala adalah guruku yang terbaik dalam hal yang satu itu.

Untungnya affair itu tidak berlanjut sampai ketahuan orang. Begitu Tante Lala kembali ke Surabaya, boleh dibilang hubungan kami berakhir, walaupun di awal-awal sesekali kami masih melakukannya (kalau Tante Lala datang ke Jakarta).

Aku lupa, Tante Lala mengikuti pendidikan apa di Jakarta. Dia kursus sore hari dan pulangnya sudah agak malam, sekitar jam 8. Oleh karena itu, aku mendapat tugas menjemput naik motor. Awalnya sebel juga jadi “tukang ojek” begitu. Untung cuma 2 kali seminggu. Tapi, lama-lama aku malah senang.

Kami cepat sekali menjadi akrab. Tante Lala tidak canggung-canggung lagi memeluk pinggangku bila kami berboncengan naik motor. Sesekali aku dapat merasakan tonjolan buah dadanya yang menekan empuk punggungku. Itu makanya aku jadi senang. Waktu itu terus terang aku belum punya pacar, jadi bersentuhan dengan perempuan adalah pengalaman yang sangat menyenangkan bagiku.

Hari itu aku berulang tahun yang ke 17. Pagi-pagi sebelum berangkat sekolah, orang tua dan adikku memberi selamat. Cuma Tante Lala yang tidak. Aku jadi sebel. Apakah aku betul-betul cuma dianggap sebagai “tukang ojek” selama ini? Tapi ternyata dia memilih cara lain. Ketika aku sedang membereskan tas sekolahku di dalam kamar, Tante Lala masuk. Kukira dia mau memberi ucapan selamat, tapi ternyata tidak juga. Dia bilang, seharusnya sweet seventeen dirayakan secara khusus. “Nggak ada uang,” jawabku asal-asalan. Tante Lala mengusap pipiku.

“Nanti sore kita rayain berdua,” katanya, suaranya pelan sekali. “Tante mau kasih kado spesial buat kamu.”

Aku jadi deg-degan. Di sekolah, pikiranku ngelantur tidak karuan, ulanganku jadi jeblok banget. Aku penasaran, apa betul Tante Lala mau memberi kado spesial. Entah kenapa, aku mulai membayangkan yang bukan-bukan.

Karena tidak sabar, ketika jam istirahat aku ke telepon umum di seberang jalan. (Waktu itu belum ada HP). Di rumah cuma ada Tante Lala dan si Mbok. Aku hampir-hampir tidak bisa ngomong waktu denger suara Tante Lala yang merdu. Dengan lugu, akhirnya aku berterus terang bahwa aku penasaran. Kata Tante Lala,

“Selama ini kamu baik sekali sama Tante. Jadi, kamu boleh minta apa pun yang kamu mau.” “Kalau Tante sendiri mau kasih apa?” tanyaku. “Ya nanti dong!” “Nggak sabaran nih!” “Pulang aja sekarang kalau nggak sabar. Bisa kabur, kan?” “Tapi nanti aku ada ulangan!” “Ya udah, terserah kamu!”

Aku jadi tambah penasaran. Obrolan di telepon membuat pikiranku bertambah jorok. Entah bagaimana, feeling-ku mengatakan bahwa Tante Lala “naksir” aku. Maka, tanpa berpikir panjang lagi, aku langsung pulang saat itu juga. Kukebut motorku.

Tante Lala tersenyum ketika membukakan pintu. “Si Mbok baruuuuu aja ke pasar!” katanya tanpa kutanya, seperti memberi isyarat bahwa situasi rumah benar-benar aman untuk kami. Aku jadi tambah deg-degan. Pikiran jorokku bertambah. Lebih-lebih saat itu Tante Lala mengenakan daster yang potongannya rada sexy.

“Kadonya mana?” tanyaku tidak sabar. “Nanti dulu dong!” jawab Tante Lala. Lalu aku disuruh menunggu di ruang duduk keluarga, sementara dia masuk ke kamar. Aku duduk di sofa sambil membuka sepatu. Tidak lama, Tante Lala keluar kamar, tapi aku tidak melihat dia membawa kado. Sambil memandangi dia berjalan ke arahku, aku berpikir, “Ngapain dia tadi masuk kamar?” Aku menemukan jawabannya beberapa saat kemudian, ketika kelihatan olehku kedua puting susunya membayang di balik daster. Rupanya di kamar tadi dia cuma membuka BH. Lalu, mana kadonya?

“Merem dong!” kata Tante Lala sambil duduk di sebelahku. Aku menurut, kupejamkan mataku. Jantungku semakin bergemuruh. Kurasakan kelelakianku mulai bangkit, anuku mulai mengeras. Lebih-lebih ketika kurasakan nafas Tante Lala dekat sekali dengan mukaku. Aku ingin membuka mata, tetapi takut. Maka aku terus memejamkan mata rapat-rapat, sampai kurasakan Tante Lala mengecup pipiku. Lembut sekali. Kiri dan kanan.

“Itu kadonya?” tanyaku memberanikan diri beberapa saat kemudian. Tante Lala tersenyum. “Itu kado spesial dari Tante,” katanya lembut. “Tapi kalau kamu mau yang lain, kamu boleh minta. Apapun yang kamu mau….” “Aa…aa…aku… tidak berani…” jawabku terbata-bata. “Padahal kamu kepingin sesuatu?” dia mendesak sambil merapatkan body-nya.

Aku semakin deg-degan. Tonjolan toketnya yang montok menekan lembut lenganku. Aku tidak berani membalas tatapan matanya. “Bilang dong…” suara Tante Lala semakin lembut. Wajahnya semakin dekat, aku jadi semakin tidak berani mengangkat wajah. Sampai tiba-tiba kulihat tangannya merayap… meraba selangkanganku!

Aku terkejut, bercampur malu karena ketahuan saat itu aku sudah “ngaceng”. Aku tidak tahu bagaimana ekspresi Tante Lala waktu itu, karena aku tetap belum berani melihat wajahnya, tetapi yang jelas dia malah memijit-mijit tonjolan batang kemaluanku yang tentu saja jadi semakin keras.

“Tante… aku…” Aku semakin tidak enak hati, sementara nafsuku semakin tinggi. “Vaaan, kamu udah gede sekarang….,” bisik Tante Lala. “Udah 17 tahun, udah dewasa…” “Maksud Tante, aku boleh….” “Kamu boleh apapun yang kamu mau, Sayang!”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Berkata begitu, Tante Lala menerkam mulutku dengan bibirnya. Aku sejenak terkejut dengan serbuan ganas mulut Tante Lala yang kian binal melumat-lumat mulutku, mendesak-desaknya ke dalam dengan buas. Sementara jemari kedua tangannya menggerayangi seluruh bagian kulit tubuhku, terutama pada bagian punggung, dada, dan selangkanganku. Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang.

Kini aku berani membalas ciuman buas Tante Lala. Nampaknya Tante Lala tidak mau mengalah, dia bahkan tambah liar lagi. Kini mulut Tante Lala merayap turun ke bawah, menyusuri leher dan dadaku. Kemeja seragamku entah kapan dibukanya, tahu-tahu sudah teronggok di lantai. Beberapa cupangan yang meninggalkan warna merah menghiasi leher dan dadaku. Lalu dengan liar Tante Lala membawaku turun ke karpet, dibukanya celana panjang abu-abuku, demikian pula celana dalamku dilucutinya dengan gerakan tergesa-gesa. Aku menjadi telanjang bulat.

“Oohhh…. Ivaaan…., Tante nggak nyangka, punyamu bagus juga….” seru bergairah Tante Lala sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, sesekali dibarengi dengan menyedot-nyedot. Sementara tangan kanannya mengocok-ngocok batang kejantananku, sedang jemari tangan kirinya meremas-remas buah kemaluanku. Aku hanya mengerang-erang merasakan sensasi yang nikmat tiada taranya.

Pada satu kesempatan, aku berhasil mencopot daster Tante Lala, sehingga dia tinggal mengenakan celana dalam saja. Aku sangat terkejut saat melihat ukuran buah dadanya. Luar biasa besarnya. Bulat, montok, masih sangat kencang walaupun dia sudah beranak satu. Nafsuku jadi semakin tidak terkendali. Tanpa malu-malu, aku merintih-rintih sembari mengatakan bahwa aku merasa enak luar biasa.

Sampai akhirnya kulihat Tante Lala menurunkan celana dalamnya sendiri. Dia bugil di hadapanku! Aku sempat berpikir waras, kami tidak boleh melakukan semua ini! Tapi waktu itu Tante Lala sudah menduduki kedua pahaku yang mengangkang. Kemaluannya yang berbulu rimbun tepat menempel di batang kemaluanku. Aku menelentang pasrah.

“A..a..aku… tttakut, Tante…,” kataku ketika kurasakan Tante Lala mulai menyusup-nyusupkan batang penisku ke dalam lubang vaginanya yang basah. Tante Lala tidak peduli, kurasakan ujung batang penisku sudah masuk. Tapi bagaimanapun Tante Lala mengalami kesulitan karena aku masih setengah hati.

Tante Lala menciumi mukaku. Bibirku dilumatnya kembali, lalu lidahnya menjulur-julur menjilat-jilat. Sementara itu, tangan kanannya terus berusaha menjejal-jejalkan batang penisku ke dalam lubang surgawi miliknya.

“Ivan, please..,” desahnya di telingaku. “Kamu udah gede, kamu udah boleh, Van…”

Entah bagaimana, nafsuku kembali berkobar. Batang kemaluanku yang tadinya mulai agak kendor karena aku ketakutan, kini kembali menegang keras. Tante Lala kegirangan, mukaku diciuminya dengan gemas. Pinggulnya bergerak-gerak sementara tangan kirinya terus menuntun batang kemaluanku memasuki vaginanya. Uhhh, nikmat luar biasa. Aku menggigit bibir. Sleeeppp… terasa batang kemaluanku melesak semakin dalam. Inci demi inci, sampai akhirnya masuk semua. Tante Lala merintih pelan menyebut namaku, “Ivvvaaaannnn…..”

Tanteku yang manis itu mulai menggoyang-goyangkan pinggulnya. Maju, mundur, kiri, kanan, berputar-putar. Nikmatnya sungguh tidak terkatakan. Batang penisku serasa disedot dan dipelintir-pelintir. Aku belum pernah merasakan surga dunia senikmat itu, maka aku tidak tahan. Baru beberapa goyangan, tanpa dapat kucegah sedetikpun, aku “muncrat”.

Air maniku menyembur-nyembur entar berapa kali, menyirami vagina Tante Lala yang kurasakan berkedut-kedut. Itulah untuk pertama kalinya aku mencapai orgasme yang sesungguhnya, setelah sekian lama aku hanya dapat merasakannya dengan “ngocok” di kamar mandi.

Aku tidak tahu bagaimana perasaan Tante Lala waktu itu. Aku juga belum mengerti bahwa waktu itu dia sangat kecewa karena birahinya tidak mencapai puncak. Yang jelas, kami sama-sama terdiam untuk beberapa saat. Perasaanku tidak karuan. Menyesal, takut, malu, campur aduk jadi satu.

Tiba-tiba Tante Lala menangis sesenggukan. Aku jadi semakin tidak enak hati. Dengan sok gentle, aku memeluk tubuhnya yang telanjang dari belakang. Aku meminta maaf dan berusaha membujuk. Tapi kata Tante Lala, dia justru malu telah menjerumuskan aku.

“Tapi aku nggak nyesel kok, Tante…,” kataku. Tante Lala memalingkan mukanya menatapku. “Betul?” tanyanya. Aku mengangguk. Entah kenapa, tahu-tahu “anu”ku berdiri lagi. Kulihat muka Tante Lala memerah, dia pasti dapat merasakan karena batang penisku yang menegang itu menempel rapat pada pantatnya. Dia lalu membalikkan tubuhnya dan kami berpelukan. Entah siapa yang memulai, kami lalu berciuman bibir. Nafsuku berkobar-kobar lagi.

Tante Lala mengajakku masuk ke kamar. Dengan tubuh bugil, kami berangkulan menuju kamar Tante Lala di belakang. Tiba di sana, Tante Lala rebah duluan di atas ranjang. Aku menyusul. Dua-tiga kali Tante Lala masih bertanya lagi, apakah betul aku tidak menyesal dan tidak menganggapnya sebagai perempuan murahan.

Lalu kami berciuman bibir, lama dan penuh nafsu. Kurasakan batang kemaluanku sudah luar biasa keras, aku siap untuk meniduri tanteku sekali lagi. Tapi kata Tante Lala, kali ini aku harus sabar. Aku harus bisa membuat Tante Lala mencapai puncak kenikmatan seperti yang tadi kualami. Maka, dia mengajariku segala macam teknik merangsang birahi perempuan.

Dimulai dari berciuman. Dia mengajariku cara-cara memainkan mulut dan lidah. Setelah kuikuti, ternyata memang lebih enak. Lalu dia menyuruhku menciumi lehernya. Aku berhasil membuat sebuah cupangan, tapi Tante Lala lekas-lekas mengingatkan bahwa cupangan di leher akan mudah ketahuan orang. Maka, dia minta aku mencupang toketnya. Tanpa diminta pun, aku akan dengan senang hati melakukan itu.

Toketnya itu luar biasa bagus. Putih, besar, bulat, kencang dan padat. Aku mencium dan meremas-remas seperti tanpa rasa puas. Dan aku jadi tambah bernafsu karena perbuatanku itu membuat Tante Lala menggelepar-gelepar keenakan. Dia bahkan jadi seperti tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. Mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata jorok, di tengah-tengah desahan dan rintihannya.

Aku sebenarnya sudah sangat tidak sabar, ingin segera memasukkan senjataku lagi ke dalam lubang surgawi Tante Lala. Tapi Tante Lala belum memberi isyarat untuk itu. Dia malah memintaku mencumbui selangkangannya dulu.

“Sini, Sayang…, ciumin ini Tante …,” pintanya sambil berbaring telentang dan membuka kedua belah pahanya lebar-lebar.

Tanpa membuang waktu lagi, aku terus menyerudukkan mulutku pada celah vagina Tante Lala yang merekah minta diterkam. Benar-benat lezat. Vagina Tante Lala mulai kulumat-lumat tanpa karuan lagi, sedangkan lidahku menjilat-jilat deras seluruh bagian liang vaginanya yang telah dibanjiri lendir. Berulangkali kugelitik kelentitnya dengan ujung lidah sambil kukenyot dalam-dalam.

Rambut kemaluan Tante Lala lebat dan rindang. Cupangan merah pun kucap pada seluruh bagian daging vagina Tante Lala yang menggairahkan ini. Tante Lala hanya menggerinjal-gerinjal kegelian dan sangat senang sekali nampaknya. Kulirik tadi, Tante Lala terus-menerus melakukan remasan pada buah dadanya sendiri sambil sesekali memelintir puting-putingnya. Berulang kali mulutnya mendesah-desah dan menjerit kecil saat mulutku menciumi mulut vaginanya dan menarik-narik daging kelentitnya.

“Ooohhhhh, Ivvvaaannn…, enak banget, Sayaaang… Teruuss…., teruuuuussssss….. Please…, yaaaahhhhhh “

Beberapa menit kemudian, aku merayap lembut menuju perut Tante Lala, dan terus merapat di seluruh bagian buah dadanya. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Kembali kubuat beberapa cupangan di buah dadanya.

Berulang kali jemariku memilin-milin gemas puting-puting susu Tante Lala secara bergantian, kiri dan kanan. Aku kini benar-benar tidak tahan lagi untuk menyetubuhi Tanteku. Tanpa menunggu komando dari Tante Lala, aku membimbing masuk batang kemaluanku pada liang vaginanya.

Tapi Tante Lala masih sempat mengubah posisi. Seperti yang pertama, kembali dia berada di atas. Ternyata itu memang disengaja oleh Tante Lala karena posisi begitu lebih menguntungkan aku. Aku jadi lebih tahan, sebaliknya Tante Lala akan cepat mencapai orgasme.

Benar saja. Tante Lala langsung menggenjot cepat karena rupanya dia sudah sangat keenakan dan hampir mencapai puncak. Aku menelentang saja sembari meremas-remas toket montoknya yang bergelantungan terkontal-kantil. Sesekali aku mengangkat pantat mengikuti komando Tante Lala. Tidak begitu lama, Tante Lala mengajakku segera membalik posisi.

“Ooouhkk.. yeaaah… ayoo.. ayooo… genjot Vaaannn..!” teriak Tante Lala saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar vaginanya. Dalam posisi di atas, gerakanku lebih leluasa. Aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku. Tante Lala hanya berpegangan pada kedua tanganku yang terus meremas-remas sepasang buah dadanya. Kedua kakinya mengangkang lebar, pinggulnya terangkat-angkat seirama dengan hunjaman batang kemaluanku.

“Blesep… sleeep… blesep..!” suara senggama yang sangat indah mengiringi dengan alunan lembut. Tante Lala mendesah, mengerang, dan merintih-rintih.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Aaaarghh…, enak sekali, Ivaaannnn….., Tante suka kontol kamuhhh… Terus, Sayaaang…, teruuuussssss….., ssssshhhhhh….., aaaaarrggghhhhh….”

Aku semakin bersemangat, kusodok-sodokkan batang penisku semakin kuat dan cepat. Itulah nikmat bersetubuh yang pertama kali kurasakan. Aku masih belum bisa bertahan lama saking enaknya. Hanya beberapa menit, puncak klimaks itu kucapai dengan sangat sempurna, “Creeet… crooot… creeet..!”

Pada saat hampir bersamaan, tubuh Tante Lala mengejang, pinggulnya terangkat tinggi-tinggi.

“Oooorrrrgghh.. sssssshhhhh… aaarrrgghhhh..,” seru Tante Lala menggelepar-gelepar ketika menggapai puncak kenikmatannya. “Tanteeehhh.…….” “Oooohhhh, Ivaann…. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. “Hm-mm, Tante juga, mimpi di surga… Peluk Tante, Sayang…”

Selanjutnya, dengan batang kemaluan yang masih tetap menancap erat pada vagina Tante Lala, aku jatuh tertidur. Tante Lala juga. Kami baru terbangun ketika si Mbok pulang dari pasar.

Kisah Taro – Selingkuh Dengan Tetanggaku Yang Montok

TAROSLOT Selingkuh Dengan Tetanggaku Yang Montok, Manusia memang ditakdirkan untuk tidak pernah puas terhadap apa yang dicapainya. Mulai dari pendidikan, kekayaan, jabatan sampai dengan keluarga. Hal ini bisa berdampak pisitif dalam memotivasi diri untuk berprestasi, namun juga dapat menjadi faktor yang bisa menyebabkan manusia menjadi depresi, apalagi jika membandingkan dirinya dengan orang lain yang lebih sukses, baik itu keluarga, teman maupun.. tetangga anda sendiri.

Namaku Rio, usia 30 tahun, dan saat ini tinggal di sebuah perumahan sederhana (bukan real estate) di kawasan Bekasi Barat. Rumah di kompleks perumahanku tentu saja tipe-tipe kecil yang sebagian besar bertipe 36 dan 45. Namun dengan penghasilanku yang lumayan aku bisa membuat rumahku yang mungil menjadi terlihat indah dan asri. Boleh dibilang rumahku merupakan rumah terindah di kompleks itu.

Aku menempati rumah ini sejak lima tahun yang lalu, dulunya sendiri saja, namun sejak satu tahun lalu aku menikah dan kini tinggal berdua dengan Lia, isteriku. Lia adalah seorang wanita yang cantik dan penuh perhatian, sekilas tidak ada yang kurang darinya. Apalagi dia juga bekerja sebagai Manajer Marketing di sebuah perusahaan farmasi, jadi keluarga kami secara keuangan tidak punya masalah.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kehidupan perkawinanku yang selama ini kuanggap bahagia itu ternyata semu belaka. Sialnya, hal itu disebabkan seperti kata pepatah di atas:”Rumput tetangga selalu lebih hijau”.

Aku mempunyai tetangga baru, sepasang suami isteri dengan satu anak yang masih bayi. Suaminya seorang pelaut (anak buah kapal) dan isterinya ibu rumah tangga. Pada awalnya aku tidak terlalu peduli dengan kehadiran tetangga baru itu, walaupun ketika mereka datang memperkenalkan diri ke rumah aku sedikit terpukau dengan sang isteri yang punya body seksi dan montok. Pada saat itu aku merasa keterpukauanku hanyalah hal biasa saja.

Namun waktu berkata lain. Ternyata setelah berinteraksi dengan Vera, begitu nama tetanggaku yang montok itu, aku mulai merasa ada daya tarik yang muncul dari wanita itu. Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Vera namun tidak dimiliki Lia, isteriku.

Pertama tentu saja body-nya yang montok, dengan dada yang menjulang dan pantat yang besar namun padat. Walaupun Lia juga seksi, namun ukuran buah dadanya cuma 34 B. Kalau Vera kutaksir mungkin antara 36 B atau 36 C. Apalagi pantatnya yang bahenol itu tak kalah merangsang dibanding pantat”Inul”, membuat pria penasaran untuk meremasnya.

Kedua, wajah Vera yang sensual. Kalau urusan cantik, pasti aku pilih Lia, namun ketika aku melihat wajah Vera, maka aku membayangkan bintang film BF. Mungkin pengaruh dari bibirnya yang agak tebal dan matanya yang nakal. Setiap kulihat bibir itu berbicara, ingin rasanya aku merasakan ciuman dan kulumannya yang membara.

Ketiga adalah selera berbusananya, terutama selera pakaian dalamnya. Pertama kali aku melihat jemuran pakaian di belakang rumah mereka, aku langsung tertarik pada pakaian dalam Vera yang dijemur. Model dan warnanya beraneka macam, mulai dari celana dalam warna hitam, biru, merah, hijau sampai yang transparan.

Modelnya mulai dari yang biasa-biasa saja sampai model G-string. Motifnya dari yang polos sampai yang bermotif bunga, polkadot, gambar lucu sampai ada yang bergambar bibir. Wah.. Lia tidak suka seperti itu, menurutnya kampungan dan seperti pelacur jalanan. Padahal sebagai lelaki kadang kita ingin sekali bermain seks dengan perempuan jalanan.

Tiga hal itulah yang membuat aku selalu menyempatkan untuk curi-curi pandang pada Vera dan tak lupa melihat jemuran pakaiannya untuk melihat koleksi pakaian dalamnya yang”jalang” itu.

Suatu hari, sepulang dari kantor, aku mampir ke Supermarket dekat kompleks sekedar membeli makanan instan karena isteriku akan pergi selama dua hari ke Bandung. Tak disangka di supermarket itu aku bertemu Vera dengan menggendong bayinya. Entah kenapa jantungku jadi berdegup keras, apalagi ketika kulihat pakaian Vera yang body-fit, baik kaos maupun roknya. Seluruh lekuk kemontokan tubuhnya seakan memanggil birahiku untuk naik.

“Hai.. Mbak, belanja juga?” sapaku.
“Eh.. Mas Rio, biasa belanja susu”, jawabnya dengan senyum menghiasi wajah sensualnya.
“Memang sudah enggak ASI ya?” tanyaku.
“Wah.. Susunya cuma keluar empat bulan saja, sekarang sudah tidak lagi”.
“Hmm.. Mungkin habis sama Bapaknya kali ya.. Ha-ha-ha..” candaku.
Vera juga tertawa kecil, “Tapi enggak juga, sudah dua bulan bapaknya enggak pulang”.
“Berat enggak sih Mbak, punya suami pelaut, sebab saya yang ditinggal isteri cuma dua hari saja rasanya sudah jenuh”.
“Wah.. Mas baru dua hari ditinggal sudah begitu, apalagi saya. Bayangkan saya cuma ketemu suami dua minggu dalam waktu tiga bulan”.

Aku merasa gembira dengan topik pembicaraan ini, namun sayang pembicaraan terhenti karena bayi Vera menangis. Ia kemudian sibuk menenangkan bayinya.

“Apalagi setelah punya bayi, tambah repot Mas”, katanya.
“Kalau begitu biar saya bantu bawa belanjaannya”, aku mengambil keranjang belanja Vera.
“Terima kasih, sudah selesai kok, saya mau bayar terus pulang”.
“Ohh.. Ayo kita sama-sama”, kataku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Aku segera mengambil inisiatif berjalan lebih dulu ke kasir dan dengan sangat antusias membayar semua belanjaan Vera.

“Ha.. Sudah bayar? Berapa? Nanti saya ganti”, kata Vera kaget.
“Ah.. Sedikit kok, enggak apa sekali-kali saya bayarin susu bayinya, siapa tahu dapat susu ibunya, ha-ha-ha..”, aku mulai bercanda yang sedikit menjurus.
“Ihh.. Mas Rio!” jerit Vera malu-malu. Namun aku melihat tatapan mata liarnya yang seakan menyambut canda nakalku.

Kami berjalan menuju mobilku, setelah menaruh belanjaan ke dalam bagasi aku mengajaknya makan dulu. Dengan malu-malu Vera mengiyakan ajakanku.

Kami kemudian makan di sebuah restauran makanan laut di dekat kompleks. Aku sangat gembira karena semakin lama kami semakin akrab dan Vera juga mulai berbaik hati memberikan kesempatan padaku untuk “ngelaba”. Mulai dari posisi duduknya yang sedikit mengangkang sehingga aku dengan mudah melihat kemulusan paha montoknya dan tatkala usahaku untuk melihat lebih jauh ke dalam ia seakan memberiku kesempatan.

Ketika aku menunduk untuk mengambil garpu yang dengan sengaja aku jatuhkan, Vera semakin membuka lebar kedua pahanya. Jantungku berdegup sangat kencang melihat pemandangan indah di dalam rok Vera. Di antara dua paha montok yang putih dan mulus itu aku melihat celana dalam Vera yang berwarna orange dan.. Brengsek, transparan!

Dengan cahaya di bawah meja tentu saja aku tak dapat dengan jelas melihat isi celana dalam orange itu, tapi itu cukup membuatku gemetar dibakar birahi. Saking gemetarnya aku sampai terbentur meja ketika hendak bangkit.

“Hi-hi-hi.. Hati-hati Mas..”, celoteh Vera dengan nada menggoda.

Aku memandang wajah Vera yang tersenyum nakal padaku, kuberanikan diri memegang tangannya dan ternyata Vera menyambutnya.

“Hmm.. Maaf, saya cuma mau bilang kalau Mbak Vera.. Seksi sekali”, dengan malu-malu akhirnya perkataan itu keluar juga dari mulutku.
“Terima kasih, Mas Rio juga.. Hmm.. Gagah, lucu dan terutama, Mas Rio pria yang paling baik yang pernah saya kenal”.

“O ya?”, aku tersanjung juga dengan rayuannya, “Gara-gara saya traktir Mbak?”
“Bukan cuma itu, saya sering memperhatikan Mas di rumah, dan dari cerita Mbak Lia, Mas Rio sangat perhatian dan rajin membantu pekerjaan di rumah, wah.. Jarang lho Mas, ada pria dengan status sosial seperti Mas yang sudah mapan dan berpendidikan namun masih mau mengepel rumah”.

“Ha-ha-ha..” aku tertawa gembira, “Rupanya bukan cuma saya yang memperhatikan kamu, tapi juga sebaliknya”.
“Jadi Mas Rio juga sering memperhatikan saya?”
“Betul, saya paling senang melihat kamu membersihkan halaman rumah di pagi hari dan saat menjemur pakaian”.
“Eh.. Kenapa kok senang?”.
“Sebab saya mengagumi keindahan Mbak Vera, juga selera pakaian dalam Mbak”, aku berterus terang.

Pembicaraan ini semakin mempererat kami berdua, seakan tak ada jarak lagi di antara kami. Akhirnya kami pulang sekitar jam 8 malam. Dalam perjalanan pulang, bayi Mbak Vera tertidur sehingga ketika sampai di rumah aku membantunya membawa barang belanjaan ke dalam rumahnya.

Mbak Vera masuk ke kamar untuk membaringkan bayinya, sementara aku menaruh barang belanjaan di dapur. Setelah itu aku duduk di ruang tamu menunggu Vera muncul. Sekitar lima menit, Vera muncul dari dalam kamar, ia ternyata sudah berganti pakaian. Kini wanita itu mengenakan gaun tidur yang sangat seksi, warnanya putih transparan. Seluruh lekuk tubuhnya yang montok hingga pakaian dalamnya terlihat jelas olehku.

Sinar lampu ruangan cukup menerangi pandanganku untuk menjelajahi keindahan tubuh Vera di balik gaun malamnya yang transparan itu. Buah dadanya terlihat bagaikan buah melon yang memenuhi bra seksi yang berwarna orange transparan. Di balik bra itu kulihat samar-samar puting susunya yang juga besar dan coklat kemerahan. Perutnya memang agak sedikit berlemak dan turun, namun sama sekali tak mengurangi nilai keindahan tubuhnya. Apalagi jika memandang bagian bawahnya yang montok.

Tak seperti di bawah meja sewaktu di restoran tadi, kini aku dapat melihat dengan jelas celana dalam orange transparan milik Vera. Sungguh indah dan merangsang, terutama warna hitam di bagian tengahnya, membayangkannya saja aku sudah berkali-kali meneguk ludah.

“Hmm.. Tidak keberatan kan kalu saya memakai baju tidur?”, tanya Vera memancing.

Sudah sangat jelas kalau wanita ini ingin mengajakku selingkuh dan melewati malam bersamanya. Kini keputusan seluruhnya berada di tanganku, apakah aku akan berani mengkhianati Lia dan menikmati malam bersama tetanggaku yang bahenol ini.

Vera duduk di sampingku, tercium semerbak aroma parfum dari tubuhnya membuat hatiku semakin bergetar. Keadaan kini ternyata jauh di luar dugaanku. Kemarin-kemarin aku masih merasa bermimpi jika bisa membelai dan meremas-remas tubuh Vera, namun kini wanita itu justru yang menantangku.

“Mas Rio mau mandi dulu? Nanti saya siapkan air hangat”, tanya Vera sambil menggenggam tanganku erat.

Dari sorotan matanya sangat terlihat bahwa wanita ini benar-benar membutuhkan seorang laki-laki untuk memuaskan kebutuhan biologisnya.

“Hmm.. Sebelum terlalu jauh, kita harus membuat komitmen dulu Mbak”, kataku agak serius.
“Apa itu Mas?”
“Pertama, terus terang aku mengagumi Mbak Vera, baik fisik maupun pribadi, jadi sebagai laki-laki aku sangat tertarik pada Mbak”, kataku.

“Terima kasih, saya juga begitu pada Mas Rio”, Vera merebahkan kepalanya di pundakku.
“Kedua, kita sama-sama sudah menikah, jadi kita harus punya tanggung jawab untuk mempertahankan keutuhan rumah tangga kita, apa yang mungkin kita lakukan bersama-sama janganlah menjadi pemecah rumah tangga kita”.

“Setuju, saya sangat setuju Mas, saya hanya ingin punya teman saat saya kesepian, kalau Mas Rio mau kapanpun Mas bisa datang ke sini, selagi tidak ada suami saya. Tapi saya sekalipun tidak akan meminta apapun dari Mas Rio, dan sebaliknya saya juga ingin Mas Rio demikian pula, sehingga hubungan kita akan aman dan saling menguntungkan”.

“Hmm.. Kalau begitu tak ada masalah, saya mau telpon ke rumah, supaya pembantu saya tidak kebingungan”.
“Kalau begitu, Mas Rio pulang saja dulu, taruh mobil di garasi, kan lucu kalau Mas Rio bilang ada acara sehingga tidak bisa pulang, sementara mobilnya ada di depan rumah saya”.
“Oh.. Iya, hampir saya lupa”.

Aku segera keluar dan pulang dulu ke rumah, menaruh mobil di garasi dan mandi. Setelah itu aku mau bilang pada pembantuku kalau aku akan menginap di rumah temanku. Namun tidak jadi karena pembantuku ternyata sudah tidur.

Aku segera datang kembali ke rumah Vera. Wanita itu sudah menungguku di ruang tamu dengan secangkir teh hangat di atas meja. Pahanya yang montok terpampang indah di atas sofa.

“Wah.. Ternyata mandi di rumah ya? Padahal saya sudah siapkan air hangat”.
“Terima kasih, Mbak Vera baik sekali”.

Wanita itu berjalan menutup pintu rumah, dari belakang aku memandang kemontokan pantatnya yang besar dan padat. Kebesaran pantat itu tak mampu dibendung oleh celana dalam orange itu, sehingga memperlihatkan belahannya yang merangsang. Seperti tak sadar aku menghampiri Vera, lalu dengan nakal kedua tanganku mencengkeram pantatnya, dan meremasnya.

“Uhh..”, Vera agak kaget dan menggelinjang.
“Maaf”, kataku.
“Tidak apa-apa Mas, justru.. Enak”, kata Vera seraya tersenyum nakal memandangku. Senyum itu membuat bibir sensualnya seakan mengundangku untuk melumatnya.
“Crup..!”, aku segera menciumnya, Vera membalasnya dengan liar.

Aku tak tahu sudah berapa lama bibir itu tak merasakan ciuman laki-laki, yang jelas ciuman Vera sangat panas dan liar. Berkali-kali wanita itu nyaris menggigit bibirku, lidahnya yang basah meliuk-liuk dalam rongga mulutku. Aku semakin bernafsu, tanganku menjalar di sekujur tubuhnya, berhenti di kemontokan pantatnya dan kemudian meremas-remas penuh birahi.

“Ohh.. Ergh..”, lenguh Vera di sela-sela ciuman panasnya.

Baca Juga : Calon Pengantin Wanita Yang Berselingkuh Ayah Mertua Di Saat Resepsi Pernikahan

Dengan beberapa gerakan, Vera meloloskan gaun tidurnya hingga terjatuh di lantai. Kini wanita itu hanya mengenakan Bra dan CD yang berwarna orange dan transparan itu. Aku terpaku sejenak mengagumi keindahan pemandangan tubuh Vera.

“Wowww.. Kamu.. Benar-benar seksi Mbak”, pujiku ,”Buah dada Mbak besar sekali”
“Hi-hi-hi.. Punya Lia kecil ya? Paling 34 A, iya kan? Nah coba tebak ukuran saya?”, tanyanya seraya memegang kedua buah melon di dadanya itu.
“36 B”, jawabku.
“Salah”
“36 C”.
“Masih salah, sudah lihat aja nih”, Vera membuka pengait Bra-nya, sehingga kedua buah montok itu serasa hampir mau jatuh. Ia membuka dan melempar bra orange itu kepadaku.
“Gila.. 36 D!”, kataku membaca ukuran yang tertera di bra itu.
“Boleh saya pegang Mbak?”, tanyaku basa-basi.
“Jangan cuma dipegang dong Mas, remas.. Dan kulum nih.. Putingnya”, kata Vera dengan gaya nakal bagaikan pereks jalanan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Wanita itu menjatuhkan tubuh indahnya di atas sofa, aku memburunya dan segera menikmati kemontokan buah melonnya. Kuremas-remas dua buah dada montok itu, kemudian kuciumi dan terakhir kukulum puting susunya yang sebesar ibu jari dengan sekali-kali memainkannya di antara gigi-gigiku. Vera menggelinjang-gelinjang keenakan, napasnya semakin terdengar resah, berkali-kali ia mengeluarkan kata-kata jorok yang justru membuatku semakin bernafsu.

“Ngentot, enak banget Mas..” jeritnya, “Ayo Mas.. Saya sudah kepingin penetrasi nih!”.

Aku yang juga sudah sangat bernafsu segera menjawab keinginan Vera. Dengan bantuan Vera aku menelanjangi diriku sehingga tak tersisa satupun busana di tubuhku. Vera sangat gembira melihat ukuran penisku yang lumayan panjang dan besar itu.

“Ohh.. Besar juga ya..” jeritnya.

Ia benar-benar bertingkah bagaikan perek murahan, namun justru itu yang kusuka. Wanita itu segera membuka CD orange sebagai kain terakhir di tubuhnya. Kulihat daerah bukit kemaluannya yang ditumbuhi rambut-rambut liar, dengan segaris bibir membelah ditengah-tengahnya. Bibir yang merah dan basah, sangat basah. Ingin rasanya aku menikmati keindahan bibir kenikmatan Vera, namun ketika aku ingin melaksanakannya ia menampikku.

“Sudah, nanti saja, masih ada babak selanjutnya, sekarang ayo kita selesaikan babak pertama”.

Vera duduk mengangkang di atas sofa. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar mempersilakan kepadaku untuk melakukan penetrasi kenikmatan sesungguhnya. Aku pun segera menyiapkan senjataku, mengarahkan ujung penisku tepat di depan liang vagina Vera dan perlahan tapi pasti menekannya masuk.

Sedikit-demi sedikit penisku tenggelam dalam kehangatan liang Vera yang basah dan nikmat. Ketika hampir seluruh batang penisku yang berukuran 20 cm itu memasuki vagina, aku mencabutnya kembali. Kemudian kembali memasukkannya perlahan.

“Enghh.. Gila kamu Mas, kalau begini sebentar saja saya puas”, jerit Vera keenakan.
“Tak apa Mbak, silahkan orgasme, kan masih ada babak selanjutnya”, tantangku. Kini kutambah rangsangan dengan meremas dan memilin puting susunya yang besar.
“Ohh.. Ohh.. Benar-benar enak Mas”, Vera memejamkan matanya.
Pada penetrasi kelima, Vera menjerit, “Sudah Mas, jangan tarik lagi, saya mau.. Mau.. Oh..!”

Dinding vagina Vera melejat-lejat seakan memijit batang penisku dalam kenikmatan birahi yang sedang direguknya.

“Oh.. Saya sudah sekali Mas”, katanya sambil menarik nafas.
“Mas mau puas dulu atau mau lanjut babak kedua?”, tanya Vera.
“Terserah Mbak”, kataku. Aku sih pasrah saja.
“Sini, saya emut saja dulu”.
“Hmm.. Boleh juga, Lia belum pernah oral dengan saya”, aku mencabut penisku dari dalam vagina Vera yang basah dan menyodorkannya ke Vera.

Wanita itu menjilati ujung penisku dengan lidahnya seakan membersihkannya dari cairan vaginanya sendiri, kemudian dengan sangat bernafsu ia memasukkan penisku ke dalam mulutnya. Bibir seksi Vera terlihat menyedot-nyedot penisku seakan menyedot spermaku untuk keluar. Ia kemudian mengocok penisku dalam mulutnya hingga birahiku mencapai puncaknya.

“Oh.. Saya mau keluar nih, gimana?”, aku bingung apakah aku harus mengeluarkan spermaku ke dalam mulutnya atau mencabutnya.

Namun Vera hanya mengangguk dan terus mengocoknya pertanda ia tak keberatan jika aku memuntahkan spermaku ke dalam mulutnya.

Akhirnya aku mencapai orgasme dan memuntahkan semua spermaku ke dalam mulut Vera. Wanita itu tanpa segan-segan menelan seluruh spermaku. Sungguh lihai wanita ini memuaskan birahi laki-laki!

Kami duduk sebentar dan minum air dingin, kemudian Vera mengangkangkan kakinya kembali.

“Nah.. Sekarang babak kedua Mas, kalau mau jilat dulu silahkan, tapi utamakan yang ini ya”, Vera menunjuk ke arah klitorisnya yang agak besar.
“Oke Mbak, saya juga sudah biasa kok”, seruku.

Sejurus kemudian aku sudah berada di hadapan bibir kemaluan Vera yang baru saja aku nikmati. Sebelum kujilat terlebih dahulu kubelai bibir itu dari ujung bawah hingga klitoris. Kusingkap rambut-rambut kemaluannya yang menjalari bibir itu.

“Sudah gondrong nih Mbak”, seruku.
“Oh iya, habis mau dicukur percuma juga, enggak ada yang lihat dan jilat”, jawabnya nakal, “Besok pagi saya cukur deh, tapi janji malamnya Mas Rio datang lagi ya..”.
“Oke.. Pokoknya setiap ada kesempatan saya siap menemani Mbak Vera”.

Aku kemudian asyik menjilati dan menciumi labium mayora dan minora Vera. Cairan vagina Vera sudah mulai mengalir kembali pertanda ia sudah terangsang kembali. Desahan Vera juga memperkuat tanda bahwa Vera menikmati permainan oralku. Dengan nakal aku memasukkan jari telunjuk dan tengahku ke dalam vaginanya dan kemudian mengobok-obok liang becek itu.

“Yes.. Asyik banget.. Say sudah siap babak kedua Mas”, seru Vera.

Aku sendiri sudah terangsang sejak melihat keindahan selangkangan Vera, jadi penisku sudah siap menunaikan tugas keduanya. Vera menungging di atas sofa.

“Sekarang doggy-style ya Mas..”

Aku sih iya saja, maklum.. Sama enaknya..

Sejurus kemudian kami sudah terlibat permainan babak kedua yang tak kalah seru dan panas dengan babak pertama, hanya kali ini aku memuntahkan sperma di dalam vaginanya.

Malam masih begitu panjang. Kami masih menikmati dua permainan lagi sebelum kelelahan dan mengantuk. Vera begitu bahagia, dan aku sendiri merasa puas dan lega. Mimpiku untuk menikmati tubuh montok tetanggaku terlaksana sudah. Bahkan kini setiap waktu jika Lia dinas ke luar kota maka Vera secara resmi menggantikan posisi Lia sebagai isteriku. Asyik juga.

Namun sebagai imbalannya aku mencarikan dan menggaji pembantu rumah tangga di rumah Vera. Betapa bahagianya Vera dengan bantuanku itu, ia semakin sayang padaku dan berjanji akan melayaniku jauh lebih memuaskan dibanding pelayanan kepada suaminya.

Kisah Taro – Bertemu Ibu Kost Yang Kesepian

TAROSLOT Bertemu Ibu Kost Yang Kesepian, Sudah hampir setahun Dicky tinggal di tempat kost bu Nora. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Nora di pasar. Waktu itu bu Nora kecopetan, trus teriak dan kebetulan Dicky yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Nora.

Trus ngobrol sebentar, kebetulan Dicky lagi cari tempat kost yang baru dan bu Nora mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Nora.

Bu Nora lumayan baik terhadap Dicky, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Dicky sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Nora masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu.

Tapi justru Dicky yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Dicky lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Nora. Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Dicky masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Nora yang manggil,”Zack…Dicky… ada di dalem gak?” Sontak Dicky bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Dicky. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Nora pergi sendiri.

Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Nora,” Dicky lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Dicky menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….” Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Nora jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Dicky tadi gak mengunci pintu.

“busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Dicky. Sekitar lima belas menit Dicky di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Nora bosan trus gak jadi nunggu.

Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Nora sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Dicky dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.

Bu Nora tersenyum manis melihat Dicky yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu Nora membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Nora sambil sejenak melirik dada bidang Dicky. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Dicky sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.

Bu Nora mendekat dan duduk di samping Dicky, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Nora.

Dicky jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Dicky dengan sedikit memohon. Bu Nora terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Nora sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.

“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Dicky hati-hati melihat raut wajah bu Nora yang kurang senang. “huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Nora dengan nada kesal.

Waduh nampaknya bu Nora lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Dicky. Dengan cepat Dicky menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”

“hhhhh….”bu Nora menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.” sedikit penjelasan bahwa bu Nora ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni.

Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Nora tampaknya udah mulai kesepian nie “wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Dicky kikuk “gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Nora sendu.

Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Nora terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Dicky. “udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Dicky bermaksud menghibur.

“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Nora menatap sendu ke arah Dicky, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Dicky menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Dicky bisa berbuat sesuatu… busyet… Dicky memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”

Dengan sedikit gugup Dicky menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Dicky dalam hati.

Dicky jadi panik, jangan-jangan bu Nora marah dengan ucapan Dicky. Tapi ternyata Dicky salah, karena bu Nora tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Dicky bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Nora berubah sedih lagi,

”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Dicky minta penilaian. Terang aja Dicky makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”

Bu Nora tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Dicky liat dari mananya bisa bilang begitu?” Dicky jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.” Bu Nora kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Dicky sambil berkata,

” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…” Nafas Dicky terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Nora, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Dicky mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Nora mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Dicky memperhatikan bahwa bu Nora memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya.

Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Dicky beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sentuhan lembut tangan bu Nora di paha Dicky yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Dicky. Dengan penuh selidik bu Nora bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…” Dicky sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Nora,

”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…” Tidak ada jawaban dari mulut bu Nora, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Nora makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.

Dicky pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Dicky menyambut bibir merah bu Nora, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Nora menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Dicky, dan dibalas dengan lilitan lidah Dicky sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.

Dengan naluri yang alami, tangan Dicky merambat naik ke bahu bu Nora, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Dicky meraba bahu bu Nora sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Dicky meremas payudara yang masih terbungkus bra itu.

“hhhhh…hhhh” nafas bu Nora mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Nora tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Dicky… melingkari pinggang Dicky, mencari lipatan handuk, hendak membukanya… Uupps…. Dicky tersentak dan sadar….,

”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Dicky tertunduk tak berani menatap bu Nora sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Nora. Terlihat bu Nora pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka.

Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Nora terlihat semakin sendu… “mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Dicky.

Tanpa menjawab bu Nora bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Dicky terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Nora. Kemudian dengan tenang bu Nora melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya.

Saat berjalan membelakangi Dicky itu nampak gerakan bokong bu Nora naik turun, dan perasaan Dicky semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Nora berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Dicky tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Nora.

Sampai bu Nora berdiri dekat di depan Dicky dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan mengganggu….” Dicky tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Nora kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya.

Dicky mendekat dan duduk di samping bu Nora… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Dicky langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya. Bu Nora yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Dicky, menarik wajah dan langsung melumat bibir Dicky dengan nafsu yang membara.

Dicky membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Nora, tangan Dicky meremas payudara montok milik bu Nora. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Nora mendorong lembut badan Dicky, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.

Dicky mendorong lembut tubuh bu Nora, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Dicky melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting.

Dengan gemas Dicky menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Nora mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Dicky melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Nora yang menggelinjang kegelian.

Dicky menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Nora, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Nora mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi.

Dicky mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Nora yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Dicky menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Nora dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Nora mengerang kenikmatan,

”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu Nora membuat Dicky semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu. Setelah beberapa menit Dicky mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Nora tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…mmmmh.”

Suara bu Nora ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang. Dengan tenang Dicky menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap.

Bu Nora semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Dicky naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Nora yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Dicky dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.

Dengan sekali dorongan penis Dicky amblas sampai setengahnya. Dicky menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Nora,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya.

Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Dicky memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot. Dicky bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Nora mencengkam punggung Dicky, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya.

Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Dicky dan bu Nora. Sesaat Dicky menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Nora memeluk

Dicky dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Nora memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Nora memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Dicky lebih dalam.

Dicky tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Nora. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Nora seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan.

Dengan sigap Dicky membalikkan posisi, bu Nora kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Dicky meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Nora mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Dicky merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.

Dicky menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Dicky kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Nora….

Yang dengan cepat meraih penis Dicky dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Nora mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Dicky membaringkan tubuhnya disamping bu Nora. Terdiam untuk beberapa saat. Bu Nora bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Dicky. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Nora di telinga Dicky. “mmm…baik bu…”belum sempat Dicky menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Nora menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Nora manja.

“iya sayang….” Balas Dicky, senyum manis merekah di bibir seksi bu Nora. Setelah itu dengan cepat Dicky dan bu Nora merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Dicky, bu Nora berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Dicky sayang.”

Sambil berpelukan mesra, Dicky menyanggupi ajakan bu Nora.

Kisah Taro – Tante Mia Sungguh Menggoda

TAROSLOT Tante Mia Sungguh Menggoda, Aku berasal dari desa dan memutuskan pergi merantau ke Jakarta disaat umurku tujuh belas tahun, orang tuaku yang panik akan keadaanku jadi aku dititipkan di rumah Mia, Mia merupakan tanteku ini masih berumur 29 tahun mempunyai suami yang super sibuk dengan bisnisnya.

Karena Ekonomi Keluargaku sedang tidak memadai akhirnya aku tidak dapat meneruskan kuliah, Tanteku sempat memintaku untuk meneruskan kuliahku dengan dibiayaiin mereka, namun aku menolak. Alasanku tidak ingin merepotkan mereka dan aku ingin coba bekerja. padahal aku sangat ingin kuliah.

Disaat Aku coba kirim cv kebeberapa perusahaan, dan beberapa perusahaan memanggilku.. disaat itu om melarangku saat aku ingin pergi interview, katanya,

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

”kamu gak usah dateng om sudah urus kerjaan buatmu dikantor tante diva.” akhirnya aku bekerja dikantor tante diva, setiap hari aku harus berangkat kerja naik mobil bersama tante, maklum aku gak bisa nyetir mobil jadi tante yg nyetir, dikantornya tante seorang manager yg sangat dihormati.

Aku sangat suka masturbasi, koleksi film bokepku banyak dari yg indonesia, bule, korea, jepang, china, india sampe arabpun ada.hehehe setiap 2 hari sekali aq masturbasi sambil nonton bokep, paling sering dipagi hari ketika bangun tidur kontol aq tegang..hehe sampai akhirnya tante diva tau ketika aq sedang asyik mengkocok kontolku.

Tante masuk kamarku untuk memanggilku sarapan.

“van sarapan dulu, ehhh kamu lagi asyik yak?!”, ujarnya sambil tersenyum dan dia menutup pintu kamarku lagi sambil berkata,

“selesein dulu tuch sampe keluar..” aq kaget setengah mati dan sangat malu sekali.. aq lupa.mengunci pintu kamar rupanya semalam. aq sangat heran karena.tante tidak memarahiku tp malah tersenyum..dan seharian itu kerjaanku jadi kacau karena masih malu banget sm tanteku.

Selesai makan malam aq langsung buru.buru masuk kamar. keesokan harinya aku terbangun ketika spermaku keluar karena aq mimpi.basah, dan kontol aq masih tegang serta berdenyut-denyut..rasanya pagi itu aq ingin masturbasi lagi.

Kucari hp ku dan kunyalakan film bokep jepang..kuusap-usap kontol aq yg masih dibungkus CD..sesekali kumasukan tangan kedalam CD untuk mengkocok-kocok kontolku.

Ketika tanganku sedang asyik mengkocok tiba-tiba terdengar suara tante diva,

” van keluarin aja kontolnya biar tante yang kocokin.

”pintanya manja.. spontan aq tersentak kaget.

“udah kamu gak perlu malu sm tante, tante juga lagi horny karena udara pagi ini dingin banget.” tante diva mendekatiku dan duduk dikasurku sambil tangannya menarik CD ku dan kontolku mencuat keluar karena udah tegang sedari tadi.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“jangan tante nanti ketauan om…!!”, ujarku..

“gpp van, om tidak ada dirumah, dia tadi jam 5 berangkat ke papua untuk urusan kantorny”

Tanpa banyak bicara lagi tante diva langsung mengulum kontol aq..disedot-sedot kepala kontol aq…dijilati dari testis, batang dan kepala kontolnya…uggghhhh bigini yakk rasanya dioral…nikmat banget.

Melihatku merem melek keenakan permainan lidah tante diva makin belingsatan..dia sangat nafsu banget kulumin kontolku..dihisapnya dalam-dalam kontolku… aaakkkkhhhh…gila nikmat banget banget tante…ujarku.. tak mau kalah dengan permainan tante diva.

Tanganku mulai berani memegang payudara tante diva yg berukuran 34b, tidak terlalu besar tp masih padat berisi dan kenyal.. kuselipkan tanganku masuk dalam piyama yg tante diva kenakan..rupanya dia tidur tidak mengenakan bra.

Kuusap-usap puting kanannya..tanganku yg 1 lagi membelai rambutnya yg halus dan lembut sebahu panjangnya. kupilin-pilin putingnya yg mulai mengeras dan kuremas dengan lembut… aq semakin bergairah dibuatnya dan kuangkat tubuhnya agar aq bisa mencium bibirnya yg tipis.

Kukulum bibirnya, kuhisap-hisap lidahnya.. eehhmmmm…hmmm..gumam tanteku.. tanganku terus bergerilya kali ini kedua payudaranya bisa kuremas-remas..kujepit kedua putingnya dan kugesek-gesek dengan ujung jariku.. aaahhhh…desahnya menggoda…terus vannn…enak banget, katanya…kuciumi lehernya telinganya terus turun ke payudaranya… aq hisap kuat putingnya.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Sssssllllluuuurrrrppppp….ssssshhhhh….begitu terdengar suara hisapanku.. aaaaakkkkhhhhhhh….nikmat banget vaaannnn….kamu hebat banget!! lengkuhnya..sambil matanya terpejam menikmati jilatanku…tangan kiriku kuselipkan masuk CD tante diva,kucari itilnya, rupanya tante diva udah sangat terangsang.

Memeknya basah banget.. foreplay kamu hebat…terusin van, puasin tante hari ini..ujarnya manja.. tanpa ragu kupijit-pijit lembut itilnya yg mungil..kutekan kebawah keatas..tante diva jd belingsatan.. tubuhnya mengeliat.

Jariku kumainkan disekeliling itilnya..sesekali kumasukan jari tengahku keliang memeknya yg udah basah banget…kulepasin semua piyama tante diva dan CD nya hingga telanjang bulat, kubuka kakinya lebar-lebar lalu kujilatin memeknya.

Kisah Taro – Bercinta Dengan Pak Sopir Bus Pariwisata

TAROSLOT Bercinta Dengan Pak Sopir Bus Pariwisata, Bisa dibilang aku maniak sex. Fantasiku untuk melakukan sex di luar pernikahan sangatlah liar. Awal aku mengenal sex bebas itu karena pacarku waktu itu. Kami masih duduk di bangku SMA dan dia mengajak aku untuk petting di toilet sekolah. Rasanya sungguh nikmat sampai akhirnya kami jadi sering melakukan sex bebas dimanapun kami merasa aman untuk melakukannya. Sekarang kamu sudah tidak bersama lagi. Ternyata pacarku menghamili wanita lain dan tidak lama lagi akan segera menikah.

Cerita sex ini terjadi sekitar 1 bulan yang lalu saat aku mengikuti tour ke luar kota. Aku memilih untuk duduk di baris ke dua di belakang sopir, namanya Rudi. Tubuhnya gelap layaknya sopir pada umumnya,perutnya cukup buncit dan mukanya sedikit berewokan. Aku Saat itu aku menggunakan pakaian yang kebesaran dengan celana hotpans jeans sehingga terlihat seperti tidak menggunakan celana. Selama perjalanan,aku mendapati Pa Rudi menatapku dari kaca spion mobil. Aku membalasnya dengan senyum

Akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Semua peserta tour turun dari bus dan aku turun di urutan terakhir. Lagi-lagi kulihat Pa Rudi menatapku dari kaca spion. Aku cukup risih dibuatnya. Setelah turun dari bus,panitia memberikan pengumuman. Aku sibuk mengibas-ngibas bajuku karena kepanasan. Aku sadar Pa Rudi masih menatapku dari dalam bus. Aku berusaha mengabaikan.

Saat acara tour sudah berlangsung,aku merasa bosan dan mengantuk. Aku berusaha kabur dari keramaian dan menuju ke dalam bus. Aku melihat Pa Rudi sedang tidur, saat pintu bus kubuka Pa Rudi terbangun dan melihat aku naik ke dalam bus. Pikiranku langsung menjadi nakal,ingin mengerjai Pa Rudi. Aku pura-pura menjatuhkan barang dan membungkuk tepat mengarah ke mukanya. Dengan pakaianku yang kebesaran, paakaian dalamku terlihat jelas saat membungkuk. Aku melihat Pa Rudi berusaha menelan ludah melihatnya.

“Ada yang ketinggalan ya?” tanya Pa Rudi berusaha menyembunyikan kegugupannya.
“Enga kok Pa,acaranya bosen dan bikin ngantuk. Jadi mendingan kabur aja ke bus,mau numpang tidur.” jawabku sambil mengedipkan sebelah mata pada Pa Rudi.

Aku duduk di tempatku dan menutup kaca dengan kain gorden karena silau. Kursiku kuturunkan ke belakang agar enak untuk aku tidur,kedua kakiku kunaikan. Paha mulusku terlihat jelas,Pa Rudi memperhatikanku lewat kaca spion. Aku tersenyum nakal padanya lalu memejamkan mata. Aku tidak benar-benar tidur,karena aku tau ada Pa Rudi bersamaku di dalam bus.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Kudengar Pa Rudi berusaha menutup kain gorden di sekitar tempat dudukku. Aku sepertinya tau maksudnya,dan aku berusaha menyingkapkan baju kebesaranku sehingga pakaian dalamku yang berwarna merah terlihat jelas. Aku merasakan Pa Rudi mendekatiku,jantuungku berdegup cukup kencang dibuatnya.

Aku membuka mata,Pa Rudi terlihat kaget mendapati aku terbangun. Dengan cepat Pa Rudi menciumku dengan buas dan memegang kedua tanganku dengan kuat. Aku tidak berontak. Kunikmati lumatan bibirnya yang kasar. Pa Rudi mulai mengendurkan pegangannya dan beranjak memegang kedua bukit kembarku. Aku melepaskan ciumannya,menatapnya dan berdesah nikmat.

“ough”. Pa Rudi semakin bernafsu mendengarnya,meremas buah dadaku lebih keras.

Aku kembali berdesah dengan lebih keras sehingga Pa Rudi kembali menciumku dengan penuh nafsu. Tali Bhku dilepaskannya dan mulutnya mulai menyusuri leherku lalu ke buah dadaku. Aku merasakan kenikmatan,Pa Rudi menjilati putingku dan membuat bagian bawahku menjadi lembab. Kuarahkan tangannya ke celanaku dan dengan senang hati Pa Rudi meraba memekku dari luar.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Tanpa basa-basi,Pa Rudi membuka celana hotpansku. Ia cukup terkejut melihat celana dalamku yang berenda,sehingga dalamnya sudah langsung terlihat jelas olehnya. Ia kembali melumat buat dadaku sambil tangannya meremas-remas memekku.

“oughh,nikmat”

Pa Rudi meneruskan jilatannya ke bagian perutku,lalu membuka celana dalamku. Dijilatinya memekku dengan penuh nafsu. Aku semakin tidak karuan, tanaganku tanpa sadar meremas-remas rambutnya. Aku hampir mencapai orgasme dibuatnya.

“oughh,aku sampai sayang!!” bisikku lemas.

Pa Rudi berusaha menarik kepalaku dan mengarahkan tanganku ke bagian celananya yang terlihat sudah penuh sesak. Aku merabanya dari luar,dengan tidak sabar,Pa Rudi membuka celananya sendiri dan mengeluarkan kontolnya yang sudah mengaceng. Cukup besar dan panjang. Aku menolak ketika Pa Rudi memintaku untuk menjilati kontolnya.

Akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Semua peserta tour turun dari bus dan aku turun di urutan terakhir. Lagi-lagi kulihat Pa Rudi menatapku dari kaca spion. Aku cukup risih dibuatnya. Setelah turun dari bus,panitia memberikan pengumuman. Aku sibuk mengibas-ngibas bajuku karena kepanasan. Aku sadar Pa Rudi masih menatapku dari dalam bus. Aku berusaha mengabaikan.

Saat acara tour sudah berlangsung,aku merasa bosan dan mengantuk. Aku berusaha kabur dari keramaian dan menuju ke dalam bus. Aku melihat Pa Rudi sedang tidur, saat pintu bus kubuka Pa Rudi terbangun dan melihat aku naik ke dalam bus. Pikiranku langsung menjadi nakal,ingin mengerjai Pa Rudi. Aku pura-pura menjatuhkan barang dan membungkuk tepat mengarah ke mukanya. Dengan pakaianku yang kebesaran, paakaian dalamku terlihat jelas saat membungkuk. Aku melihat Pa Rudi berusaha menelan ludah melihatnya.

“Ada yang ketinggalan ya?” tanya Pa Rudi berusaha menyembunyikan kegugupannya.
“Enga kok Pa,acaranya bosen dan bikin ngantuk. Jadi mendingan kabur aja ke bus,mau numpang tidur.” jawabku sambil mengedipkan sebelah mata pada Pa Rudi.

Aku duduk di tempatku dan menutup kaca dengan kain gorden karena silau. Kursiku kuturunkan ke belakang agar enak untuk aku tidur,kedua kakiku kunaikan. Paha mulusku terlihat jelas,Pa Rudi memperhatikanku lewat kaca spion. Aku tersenyum nakal padanya lalu memejamkan mata. Aku tidak benar-benar tidur,karena aku tau ada Pa Rudi bersamaku di dalam bus.

Kudengar Pa Rudi berusaha menutup kain gorden di sekitar tempat dudukku. Aku sepertinya tau maksudnya,dan aku berusaha menyingkapkan baju kebesaranku sehingga pakaian dalamku yang berwarna merah terlihat jelas. Aku merasakan Pa Rudi mendekatiku,jantuungku berdegup cukup kencang dibuatnya.

Aku membuka mata,Pa Rudi terlihat kaget mendapati aku terbangun. Dengan cepat Pa Rudi menciumku dengan buas dan memegang kedua tanganku dengan kuat. Aku tidak berontak. Kunikmati lumatan bibirnya yang kasar. Pa Rudi mulai mengendurkan pegangannya dan beranjak memegang kedua bukit kembarku. Aku melepaskan ciumannya,menatapnya dan berdesah nikmat.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“ough”. Pa Rudi semakin bernafsu mendengarnya,meremas buah dadaku lebih keras. Cerita Seks Mantap

Aku kembali berdesah dengan lebih keras sehingga Pa Rudi kembali menciumku dengan penuh nafsu. Tali Bhku dilepaskannya dan mulutnya mulai menyusuri leherku lalu ke buah dadaku. Aku merasakan kenikmatan,Pa Rudi menjilati putingku dan membuat bagian bawahku menjadi lembab. Kuarahkan tangannya ke celanaku dan dengan senang hati Pa Rudi meraba memekku dari luar.

Tanpa basa-basi,Pa Rudi membuka celana hotpansku. Ia cukup terkejut melihat celana dalamku yang berenda,sehingga dalamnya sudah langsung terlihat jelas olehnya. Ia kembali melumat buat dadaku sambil tangannya meremas-remas memekku.

“oughh,nikmat”.

Pa Rudi meneruskan jilatannya ke bagian perutku,lalu membuka celana dalamku. Dijilatinya memekku dengan penuh nafsu. Aku semakin tidak karuan, tanaganku tanpa sadar meremas-remas rambutnya. Aku hampir mencapai orgasme dibuatnya.

“oughh,aku sampai sayang!!” bisikku lemas.

Pa Rudi berusaha menarik kepalaku dan mengarahkan tanganku ke bagian celananya yang terlihat sudah penuh sesak. Aku merabanya dari luar,dengan tidak sabar,Pa Rudi membuka celananya sendiri dan mengeluarkan kontolnya yang sudah mengaceng. Cukup besar dan panjang. Aku menolak ketika Pa Rudi memintaku untuk menjilati kontolnya

Pa Rudi kembali melumat payudaraku dan aku meremas-remas rambutnya. Ku rasakan aku hampir sampai. Aku mengelijang hebat ketika Pa Rudi menggigit kecil putingku. Pa Rudi mempercepat genjotannya sambil menciumku yang rasanya ingin berteriak karena nikmat. Kulihat Pa Rudi hampir mencapai klimaks dan aku berusaha melepaskan kontolnya dari dalam memekku. Kucium bibirnya sambil kukocok kontolnya. Kuambil tissue dari dalam tasku agar muncratan air mmaninya tidak kemana-mana.

“ouhhh,ouhhh” bibirnya kembali melumat bibirku dengan nafsu.

Setelah dirasa semua air maninya keluar,aku kembali menggunakan pakaian dalamku dan celana hotpansku. Pa Rudi mengucapkan terima kasih padaku sambil tangannya kembali meremas buah dadaku. Aku bergegas turun dari bus dan mencari toilet untuk membersihkan memekku dari genjotan Pa Rudi.

Kisah Taro – Jeritan Histeris Tante Ghina

TAROSLOT Jeritan Histeris Tante Ghina, Sudah dari aku kecil aku tinggal bersama nenekku, aku juga bersama nenekku tinggal om-om dan tante-tanteku (anak-anak dari nenekku). dan omku yang ketiga sudah menikah dengan seorang wanita yang bernama Ghina yang kupanggil dengan sebutan Tante Ghina. Tante Ghina orangnya cantik, wajah dan tubuhnya cukup sexy dan orangnya mudah bergaul, terutama denganku.

Oh ya, namaku adalah Rezha, masih sekolah di SMA waktu itu. Semula omku tersebut tinggal bersama kami, dan aku yang saat itu sedang menikmati masa remaja kira-kira umur 16 tahun sering melihat Tante Ghina sedang bercumbu dengan suaminya, dan kadang-kadang di depanku Tante Ghina mengusap penis omku, sebut saja Om Wahyu. Batang kemaluanku yang saat itu sedang remaja-remajanya langsung menjadi tegang, dan setelah itu aku melakukan onani membayangkan sedang bersetubuh dengan Tante Ghina.

Setelah mereka menikah 1 tahun, akhirnya mereka pindah dari tempat nenek kami dan membeli rumah sendiri yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah nenek kami. Kalau Tante Ghina hendak pergi, biasanya dia memanggilku untuk menjaga rumahnya, takut ada maling. Suatu hari aku dipanggil oleh Tante Ghina untuk menjaga rumahnya.

Ketika aku datang, dia sedang ada di kamar dan memanggilku, “Rezha, masuk ke kamar..!” teriaknya.
“Ya Tante..” jawabku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Ternyata di dalam kamar, tante sedang memakai BH dan celana dalam saja, aku disuruh mengaitkan tali BH-nya. Dengan tangan gemetaran aku mengaitkan BH-nya. Rupanya Tante Ghina tahu aku gemetaran.
Dia bertanya, “Kenapa Rezha gemetaran..?”
“Enggak Tante,” jawabku.
Tapi tante cepat tanggap, dipeluknya tubuhku dan diciumnya bibirku sambil berkata, “Rezha, Tante ada perlu mau pergi dulu, ini Tante kasih pendahuluan dulu, nanti kalau Tante pulang, Tante akan berikan yang lebih nikmat.”
“Ya Tante.” jawabku.

Kepalaku terasa pusing, baru pertama kali aku menyentuh bibir seorang wanita, apalagi wanita cantik seperti Tante Ghina. Lalu aku ke kamar mandi melakukan onani sambil membayangkan tubuh Tante Ghina.

Kira-kira jam 3 sore, tante pulang dan aku menyambutnya dengan penuh harap. Tante Ghina langsung masuk kamar, sedangkan aku menunggu di ruang tamu, kira-kira 10 menit kemudian, dia memanggil pembantunya untuk disuruh ke supermarket untuk membeli sesuatu, jadi tinggallah di rumah aku dan Tante Ghina saja.

Setelah pembantunya pergi, Tante Ghina menutup pintu dan menggandengku untuk masuk ke kamarnya.
Lalu Tante Ghina berkata, “Rezha, seperti yang kujanjikan, aku akan meneruskan pendahuluan tadi.”
Aku diam saja, gemetar menahan nafsu.
Tiba-tiba Tante Ghina mencium bibirku, dan berkata, “Balaslah Rezha, hisap bibirku..!”
Aku menghisapnya, dan terasa bibirnya sangat enak dan bau tubuhnya wangi, karena dia memakai parfum Avon yang merangsang, aku menjadi salah tingkah.

Tiba-tiba dia memegang batang kemaluanku, aku sangat kaget.
“Wah punyamu sudah tegang dan besar Rezha,” sahut Tante Ghina.
Lalu Tante Ghina berkata lagi, “Apakah kamu pernah berhubungan sex dengan wanita?”
Aku menjawab sambil gemetar, “Jangankan berhubungan sex, mencium wanita saja baru kali ini.”
Tante Ghina tersenyum dan berkata, “Hari ini Tante akan ajarkan cara berhubungan sex dengan seorang wanita.”
Lalu Tante Ghina membuka bajunya sehingga telanjang bulat, lalu dipegangnya tanganku dan dibawanya ke buah dadanya yang cukup besar.

Sambil gemetaran aku memegang buah dadanya dan memegang putingnya.
Tante Ghina mendesis merasakan kenikmatan usapanku dan berkata, “Terus Rezha.., terus..!”
Lalu dengan memberanikan diri aku mencium putingnya, dan Tante Ghina bertambah mendesis. Dibukanya celana pendekku dan CD-ku, sehingga aku juga menjadi telanjang bulat sepertinya. Penisku dielus-elusnya sambil berkata, “Rezha, punyamu besar amat, lebih besar dari punya Om Wahyu.”

Setelah puas menghisap puting buah dada tante, aku mencium pusarnya, dan akhirnya sampai di vaginanya.
“Ayo Rezha, cepat hisap punyaku..!”

Aku memberanikan diri mencium kemaluannya dan menjilat-jilat dalamnya, sedangkan tante tambah mendesis.
Tante berkata, “Sabar Rezha, Tante kepingin mencium punya Rezha dulu.”
Lalu dia membaringkanku di tempat tidur dan mulai mencium biji kemaluanku dan menghisap penisku perlahan-lahan. Serasa dunia ini melayang, alangkah nikmatnya, baru pertama kali batang kemaluanku dihisap oleh seorang wanita cantik, apalagi oleh Tante Ghina yang sangat cantik.

Penisku semakin membesar, dan rasanya seperti mau kencing, tetapi rasanya sangat nikmat, ada yang mau keluar dari kemaluanku.
Aku menjerit, “Tante, Tante.., lepas dulu, aku mau kencing dulu.”
Tetapi rupanya tante sudah tahu apa yang mau keluar dari kemaluanku, malah dia semakin kuat menghisap penisku. Akhirnya meletuslah dan keluarlah air maniku, dengan mesranya Tante Ghina menghisap air maniku dan menjilat-jilat penisku sampai bersih air maniku.

Batang kemaluanku terkulai lemah, tetapi nafsuku masih terasa di kepalaku.
Lalu tante berkata, “Tenang Rezha, ini baru tahap awal, istirahat dahulu.”
Aku diberi minum coca-cola, setelah itu kami berciuman kembali sambil tiduran. Tanpa kusadari kemaluanku sudah membesar lagi dan kembali aku menghisap buah dadanya.
“Tante.., aku sayang Tante.”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Lalu tante berkata, “Ya Rezha, Tante juga sayang Rezha.”
Lalu aku menjilat vagina tante sampai ke dalam-dalamnya dan tante menjerit kemanjaan.
“Ayo Rezha.., kita mulai pelajaran sex-nya..!”
Penisku yang sudah tegang dimasukkan ke dalam liang kemaluan Tante Ghina yang sudah licin karena air vaginanya.

Perlahan-lahan batang kemaluanku amblas ke dalam lubang kemaluan tante, dan tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Aduh terasa nikmatnya, dan kembali kami berciuman dengan mesranya.
Lalu aku berkata kepada Tante Ghina, “Tante.., kalau tahu begini nikmatnya kenapa enggak dulu-dulu Tante ajak Rezha bersetubuh dengan Tante..?”
Tante hanya tersenyum manis. Terasa penisku semakin mengembang di dalam vagina Tante Ghina, tante semakin mendesis.
Tante mengoyang-goyangkan pantatnya sambil berkata, “Rezha.., Tante kepengen keluar nih..!”
Kujawab, “Keluarin saja Tante, biar Tante merasa nikmat..!”

Tidak lama kemudian tante menjerit histeris karena orgasme dan mengeluarkan air kemaluannya, penisku masih tegang rasanya.
Dengan lembut aku mencium tante dan berkata, “Tante sabar ya, Rezha masih enak nih..,”
Kemudian aku semakin memperkuat tekanan batangku ke liang tante, sehingga tidak lama setelah itu aku memuncratkan air maniku di dalam vagina Tante Ghina bersamaan dengan keluarnya cairan tante untuk kedua kalinya. Terasa tubuh ini menjadi lemas, kami tetap berpelukan dan berciuman. Setelah istirahat sebentar, kami mandi bersama saling menyabuni tubuh kami masing-masing, dan kami berjani untuk melakukannya lagi dilain waktu.

Setelah peristiwa itu, setiap malam aku selalu terkenang akan vagina Tante Ghina, sehingga rasanya aku ingin tidur bersama Tante Ghina, tetapi bagaimana dengan Om Wahyu. Rupanya nasib baik masih menemaniku, tiba-tiba saja Om Wahyu dipindahkan tugasnya ke Bandung, dan untuk sementara Tante Ghina tidak dapat ikut karena Om Wahyu tidurnya di mess. Sambil mencari kontrakan rumah, Tante Ghina tinggal di Jakarta, tetapi setiap Sabtu malam Om Wahyu pulang ke Jakarta.

Atas permintaan Tante Ghina, setiap malam aku menemaninya, aku harus sudah ada di rumah Tante Ghina jam 8 malam. Untuk tidur malam, aku disiapkan sebuah kamar kosong, tapi untuk kamuflase saja, sebab setelah pembantunya tidur aku pindah ke kamar Tante Ghina. Tentunya Tante Ghina sudah siap menyambutku dengan pelukan mesranya, dan kami bercumbu sepanjang malam dengan nikmatnya dan mesranya. Kalau waktu pertama kali aku hanya menghisap kemaluannya, sekarang kami sudah saling menghisap atau gaya 69. Lubang kemaluan Tante Ghina sudah puas kuciumi, bahkan sekarang bukan saja lubang vagina, tetapi juga lubang anus, rasanya nikmat menghisapi lubang-lubang tante. Penisku juga dihisap tante dengan ketatnya dan terasa ngilu ketika lubang kencingku dihisap Tante Ghina, tapi nikmat.

Setelah kami saling menghisap, akhirnya barulah kami saling memasukkan kemaluan kami, dan kali ini tante berada di atasku. Batang kemaluanku yang sudah tegang dan berdiri tegak dimasukkan ke kemaluan tante, aduh nikmatnya. Lalu aku menghisap buah dada tante sambil menggoyang-goyangkan pantatku. Kira-kira sepuluh menit, tante mengeluarkan air maninya sambil menjerit nikmat, namun aku belum mengeluarkan air maniku. Lalu aku bertukar posisi, sekarang tante di bawah, aku yang di atas. Karena tante sudah keluar, terasa mudah memasukkan kemaluanku ke dalam vagina tante, dan kembali kami berpacu dalam nafsu.

Sambil mencium bibir Tante Ghina, aku berkata, “Tante… Tante.., kenapa sih lubang Tante enak banget, punyaku terasa dijepit-jepit lubang Tante yang lembut.”

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Sambil tersenyum tante menjawab, “Rezha.., batang kamu juga enak, kalau dengan Om Wahyu Tante hanya bisa orgasme sekali, tetapi dengan kamu bisa berkali-kali.”
Kembali aku menekan batang penisku erat-erat ke liang kemaluan tante sambil mengoyang-goyangkan pantatku, dan akhirnya aku menjerit, “Tante.., Tante.., aku keluar..!”
Alangkah nikmat rasanya.

Perlahan-lahan aku mengeluarkan batang kemaluanku dari liang senggama tante. Setelah itu kembali kami berciuman dan tidur sambil berpelukan sampai pagi. Ketika bagun pagi-pagi aku kaget, karena aku tahu di sampingku ada Tante Ghina yang tidak memakai apa-apa, nafsuku timbul kembali. Kubangunkan Tante Ghina dan kembali kami bersetubuh dengan nikmatnya, dan akhirnya kami mandi bersama-sama.

Selama hampir 1 bulan lamanya kami seperti sepasang suami istri yang sedang berbulan madu, kecuali hari Sabtu dan Minggu dimana Om Wahyu pulang. Pengalaman ini tidak akan terlupakan seumur hidupku, walaupun sekarang aku sudah beristri dan mempunyai 2 orang anak. Kadang-kadang Tante Ghina masih mengajak aku bersetubuh di hotel. Tetapi sejak aku beristri, perhatianku kepadanya agak berkurang, lagipula usia Tante Ghina sudah bertambah tua.

Kisah Taro – Hasrat Sex Tante Belum Terpuaskan

TAROSLOT Hasrat Sex Tante Belum Terpuaskan, Namaku Arga Aku tinggal bersama tanteku dibanten karena orang tuaku sedang ada urusan kerja di Eropa, Jadi aku tinggal dengan tanteku saja. Lagipula Tante Orang yang baik denganku. Namanya Elsa Bertubuh Sexy dan Hot walaupun sudah berumur 36 tahun, Payudara berukuran 36B dan Pantat yang masih padat dan bulat Semua orang banyak yang tertarik dengna tubuh Tante Elsa Yang semok
Oh ya, Tante Elsa Seorang Janda Yang ditinggal suaminya 3tahun karena Suaminya Selingkuh

Sudah daridulu aku suka sekali dengan tubuh Tante Elsa yang molek sudah sering sekali aku melihat Tante Elsa hanya mengunakan BH dan CD saja dirumah tapi takada niatku untuk menyetubuhinya, Tapi kemarena aku pertama kalinya melihat tubuh tanteku tak memakai Pakaian sama sekali. Indah sekali tubuhnya yang putih dan mulus belum ada yang kendor dimanapun

Hari minggu pagi aku sedang nongkrong dirumah temanku, Tante Elsa Menelfonku untuk pulang kerumahnya sekarang karena dirumah lagi tidak ada orang karena pembantunya semua sudah pulang kampung. ketika mendengar perintah itu aku langsung menghidupkan mobilku

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ada apaa tan? kok nyuruh Arga pulang??” aku bertanya penasaran.

“Arga Temenin Tante dirumah yah? Mbok semua pada pulang kampung barusan” Elsa membalas sapaanku.

“Walah Kirain ada apa, yauda takut ntar ada apaapa sama tante” aku jawab sekenanya sambil masuk ke ruang keluarga.

“Arga Kamu udah makan? Kok langsung baring disofa sih?” Dari dapur tante menanyakan aku.

“Belum sih tan, ntar Arga masak sendiri aja” jawabku singkat.

“yakin? yauda ntaran yah tante mandi dulu, kamu jangan tidur.” katanya

Sekitaran 10menitan aku sudah mendengarkan percikan Air jatuh kelantai aku langsung bergegas kedapur dan mempersiapkan rencanaku yang sudah dari dulu ingin kulakukan
Disamping kamar mandi ada lubang ventilasi yang menghadap ke arah bak mandi sehingga tante tidak akan sadar kalau sedang kuintip

kulihat tante sedang menghusap payudaranya dan selangkangannya oh telihat jelas belahan memeknya dengan ditumbuhi Bulu Kemaluan yang jarang, tubuh mulus dan putih tante
Aku mengocok penisku yang sudah dari tadi menegang, aku mengerang “Aah Sshh”

Kulihat tanteku melentingkan tubuhnya ke belakang, sambil tangan kanannya semakin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya Tante Elsa ini sudah mencapai orgasmenya. Lalu dia berbalik dan mengguyurkan air ke tubuhnya.

Aku langsung pergi ke ruang keluarga dan menyalakan televisi. Aku tepis pikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak bisa. Tubuh molek Tante Elsa, membuatku tergila-gila. Aku jadi membayangkan Tante Elsa berhubungan badan denganku. Sampai membuat penisku masih mengacung tegak tak bisa diturunkan jadi aku hanya mennutupnya dengan tanganku

“Lho Fir, kamu lagi apa tuh kok tanganmu ditaruh terus diatas celana malah ada yang gerak2 lagi”
“Ohh.. Eehh Nggak papa kok tan, Ini cuman lagi susah tidur aja” kataku mengelak.

Ketika Aku tidur siang dikamar Tante, Aku merasahkan seperti penisku sedang basah tetapi hanget aku diam saja lama kelamaan seperti ada yang menyapu-nyapu kepala kontolku. aku tersentak bangun kulihat Tante Elsa yang sedang rakus mengulum kontolku

“Eee..eh tan? tante ngapain? Aah” Tanyaku sedikit mengerang karena jilatan tante.

“Kamu sukaa kan Arga?? Sruppt Srupppht Semakin Ganas menghisap penisku” Kata tante sambil dengan pelan melepaskan pegangannya yang telah membuat Mr. P menegang 90%.

“Iii..yahh sih tapikan..” tanpa banyak alasan tante membuka bajunya dan branya. Payudara yang sekal sekali pentilnya masih merah kecoklatan dan dikocoklah penisku dengan payudaranya yang padat itu

Sungguh nikmat sekali ketika tante menjepit payudaranya dibatangku hanget sekalii, sesekali kepala penisku disedot sedot mmebuat aku geli nikmat

“Sudahlah tante, gak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok kalau tante tadi pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.

“Lho, jadi kamu..” Tante kaget dengan mimik setengah marah.

“Iya, tadi Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante gak marah kan?” agak takut juga aku kalau dia marah.

Tante diam saja dan suasana jadi hening selama lebih kurang 10 menit. Sepertinya ada gejolak di hati tante. Lalu tante bangkit dan membuka lemari pakaian, dengan tiba-tiba dia melepas blaser dan mengurai rambutnya.

Tante Elsa membuka celananya dan CDnya

“Ayoo cepat puasinn tante, sudah lama memek tante tidak ada yang jamah”Tante Elsa berbaring sambil membuka pahanya lebar meyakinkanku.

“Emm.., Tante yakin nih mau disetubuhin sama Arga” Aku semakin salah tingkah.

“Yakin dong, tantekan tau kalau punyamu Besar dan Keras” tante Ninik merengek perlahan.

aku naik kerangjang dan tunduk diantara dua pahanya, kuciumi aroma memeknya yang khas Kujilati perlahan bibir kemaluannya yang sudah basah daritadi, kumainkan Biji kedelenya dengan lidahku dengan cepat.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Oohh Arga Pelan saja, Ssshhh Sayangg jangan galak gitu dong tante nggak kuatt”

“Shh.. ohh…ssshhh ooohh” tante mulai melenguh pelan ketika aku sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.

“Ahh..Aaahh Sshhtt Aahh” erangan tante keras sekali, sambil tubuhnya dilentingkan ke kebelakang.

Aku menghisap pelan pelan memeknya, kusedot semua cairan wanitanya yang nikmat. dia mengelinjang setelah 10 aku merajahi mekinya akhirnya Tante Elsapun orgasmee

Semakin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau pula omongan tante Ninik.

“Ahh..Argan..shh..Argan Ooo…hhh Aa…ahh…hkkk.” tante mengerang dengan keras.

Setelah dia selesai dengan Orgasmenya Tante fita bangkit dan mendorongku tidur diranjang, dia menghadap kearah kontolku dan mulai mengulumnya lagi tangan kanannya mengocok Penisku dan tangan kirinya asik mengelus memeknya yang masih gatal karena orgaasme hebat

“Argan, kok kamu belum keluar juga. Wah selain besar ternyata kuat juga ya.” tante heran karena belum ada tanda-tanda mau keluar sesuatu dari Mr.Pku.

Setelah vagina tante basah, tante melebarkan kedua pahanya. Aku berdiri sambil memegang kedua pahanya. Aku gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan pelan. PErlakuanku ini membuat tante semakin bergerak dan meracau tidak karuan.

“Tantee Aku masukin yah aku udah nggak tahan nih ” Kataku.
“Cepetann Argan tante juga pengen ngerasain kontol besarmu” tante langsung memohon agar aku secepatnya memasukkan Kontolku.

Dengan pelan aku dorong kontolku, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lalu perlahan aku dorong lagi hingga sepenuhnya batangku sekarang sudah tertancap di vaginanya. Aku hentikan aktifitasku ini untuk menikmati moment yang sangat enak.

“Arga nikmat banget.. kamu pintar ahh.. shh” tante berbicara sambil merasa keenakan.
Lalu dengan hentakan lembut kumaju mundurkan kontolku didalam vaginaa sempitnya.
“Ahh..Aaah auuu Enakk Aaahh” kami berdua melenguh.
Perlahan dan semakin kencang dia menggoyangkan pinggul dan pantatnya dengan gerakan memutar. Aku juga mengimbanginya dengan sodokan ke depan.

“Plok.. plok.. plokk” suara benturan pahaku dengan selangkagan tante Elsa semakin menambah rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami melakukan gaya tersebut, lalu tiba-tiba tante mengerang keras “Ahh.. Arga tante Sampaii lagi kamu buat”

Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kali ini tubuhnya bergerak ke depan dan merangkul tubuhku. Aku kecup kedua payudaranya. dengan kontolku masih menancap dan dijepit Vagina yang berkedut dengan keras.

“Tante, aku mau keluar nih, di mana?” aku bertanya ke tante.
“Di dalam aja Fir, tante juga mau lagi nih” sahut tante sambil tubuhnya digerakkan naik turun.

Urutan vaginanya yang rapat dan ciuman-ciumannya akhirnya pertahananku mulai bobol.

“Arghh.. tante aku nyampai”.
“Aku juga Argan. ahh” tante juga meracau.
ku terus semprotkan cairan hangat ke vagina tante. setelah delapan semprotan tante dan aku bergulingan di kasur. Sambil berpelukan kami berciuman dengan mesra.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Akhirnya kami berpagutan sekali lagi dan berpelukan erat sekali. Rasanya seperti tidak mau melepas perasaan nikmat yang barusan kami raih. Lalu kami mandi bersama, dan sempat melakukannya sekali lagi di kamar mandi.

Kisah Taro – Bercinta Dengan papa Tiri

TAROSLOT Bercinta Dengan papa Tiri, Perkenalkan namaku Mitha, usiaku 16 tahun. Aku sekarang duduk di kelas II SMU di Medan. Aku punya pengalaman pertama merengkuh surga dunia. Tetapi semua itu kulakukan dengan papa tiriku. Pengalamanku ini sebagai referensi buat teman-teman yang lain. Aku tahu kalau perbuatan ini salah, tetapi aku tidak tahu bagaimana menghentikannya.

Baiklah, ceritaku begini. Suatu hari aku mendapat pengalaman yang tentunya baru untuk gadis seukuranku. Oya, aku gadis keturunan Cina dan Pakistan. Sehingga wajar saja kulitku terlihat putih bersih dan satu lagi, ditaburi dengan bulu-bulu halus di sekujur tubuh yang tentu saja sangat disukai lelaki. Kata teman-teman, aku ini cantik lho.

Memang siang ini cuacanya cukup panas, satu persatu pakaian yang menempel di tubuhku kulepas. Kuakui, kendati masih ABG tetapi aku memiliki tubuh yang lumayan montok. Bila melihat lekuk-lekuk tubuh ini tentu saja mengundang jakun pria manapun untuk tersedak. Dengan rambut kemerah-merahan dan tinggi 167 cm, aku tampak dewasa. Sekilas, siapapun mungkin tidak percaya kalau akuadalah seorang pelajar. Apalagi bila memakai pakaian casual kegemaranku. Mungkin karena pertumbuhan yang begitu cepat atau memang sudah keturunan, entahlah. Tetapi yang jelas cukup mempesona, wajah oval dengan leher jenjang, uh.. entahlah.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

Pagi tadi sebelum berangkat ke sekolah, seperti biasanya aku berpamitan dengan kedua orangtuaku. Cium pipi kiri dan kanan adalah rutinitas dan menjadi tradisi di keluarga ini. Tetapi yang menjadi perhatianku siang ini adalah ciuman Papa. Seusai sarapan pagi, ketika Mama beranjak menuju dapur, aku terlebih dahulu mencium pipi Papa. Papa Robi (begitu namanya) bukan mencium pipiku saja, tetapi bibirku juga. Seketika itu, aku sempat terpaku sejenak. Entah karena terkejut untuk menolak atau menerima perlakukan itu, aku sendiri tidak tahu.

Papa Robi sudah setahun ini menjadi Papa tiriku. Sebelumnya, Mama sempat menjanda tiga tahun. Karena aku dan kedua adikku masih butuh seorang ayah, Mama akhirnya menikah lagi. Papa Robi memang termasuk pria tampan. Usianya pun baru 38 tahun. Teman-teman sekolahku banyak yang cerita kalau aku bersukur punya Papa Robi.

“Salam ya sama Papa kamu..” ledek teman-temanku.
Aku sendiri sebenarnya sedikit grogi kalau berdua dengan Papa. Tetapi dengan kasih sayang dan pengertian layaknya seorang teman, Papa pandai mengambil hatiku. Hingga akhirnya aku sangat akrab dengan Papa, bahkan terkadang kelewat manja. Tetapi Mama tidak pernah protes, malah dia tampak bahagia melihat keakraban kami.

Tetapi ciuman Papa tadi pagi sungguh diluar dugaanku. Aku memang terkadang sering melendot sama Papa atau duduk sangat dekat ketika menonton TV. Tetapi ciumannya itu lho. Aku masih ingat ketika bibir Papa menyentuh bibir tipisku. Walau hanya sekejab, tetapi cukup membuat bulu kudukku merinding bila membayangkannya. Mungkin karena aku belum pernah memiliki pengalaman dicium lawan jenis, sehingga aku begitu terkesima.

“Ah, mungkin Papa nggak sengaja..” pikirku.
Esok paginya seusai sarapan, aku mencoba untuk melupakan kejadian kemarin. Tetapi ketika aku memberikan ciuman ke Mama, Papa beranjak dari tempat duduknya dan menuju kamar. Mau tidak mau kuikuti Papa ke kamar. Aku pun segera berjinjit untuk mencium pipi Papa. Respon Papa pun kulihat biasa saja. Dengan sedikit membungkukkan tubuh atletisnya, Papa menerima ciumanku. Tetapi setelah kucium kedua pipinya, tiba-tiba Papa mendaratkan bibirnya ke bibirku. Serr.., darahku seketika berdesir. Apalagi bulu-bulu kasarnya bergesekan dengan bibir atasku. Tetapi entah kenapa aku menerimanya, kubiarkan Papa mengulum lembut bibirku. Hembusan nafas Papa Robi menerpa wajahku. Hampir satu menit kubiarkan Papa menikmati bibirku.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Baik-baik di sekolah ya.., pulang sekolah jangan keluyuran..!” begitu yang kudengar dari Papa.
Sejak kejadian itu, hubungan kami malah semakin dekat saja. Keakraban ini kunikmati sekali. Aku sudah dapat merasakan nikmatnya ciuman seorang lelaki, kendati itu dilakukan Papa tiriku, begitu yang tersirat dalam pikiranku. Darahku berdesir hangat bila kulit kami bersentuhan.
Begitulah, setiap berangkat sekolah, ciuman ala Papa menjadi tradisi. Tetapi itu rahasia kami berdua saja. Bahkan pernah satu hari, ketika Mama di dapur, aku dan Papa berciuman di meja makan. Malah aku sudah berani memberikan perlawanan. Lidah Papa yang masuk ke rongga mulutku langsung kuhisap. Papa juga begitu. Kalau tidak memikirkan Mama yang berada di dapur, mungkin kami akan melakukannya lebih panas lagi.

Hari ini cuaca cukup panas. Aku mengambil inisiatif untuk mandi. Kebetulan aku hanya sendirian di rumah. Mama membawa kedua adikku liburan ke luar kota karena lagi liburan sekolah. Dengan hanya mengenakan handuk putih, aku sekenanya menuju kamar mandi. Setelah membersihkan tubuh, aku merasakan segar di tubuhku.

Begitu hendak masuk kamar, tiba-tiba satu suara yang cukup akrab di telingaku menyebut namaku.
“Vin.. Vin.., Papa pulang..” ujar lelaki yang ternyata Papaku.
“Kok cepat pulangnya Pa..?” tanyaku heran sambil mengambil baju dari lemari.
“Iya nih, Papa capek..” jawab papa dari luar.
“Kamu masak apa..?” tanya papa sambil masuk ke kamarku.
Aku sempat kaget juga. Ternyata pintu belum dikunci. Tetapi aku coba tenang-tenang saja. Handuk yang melilit di tubuhku tadinya kedodoran, aku ketatkan lagi. Kemudian membalikkan tubuh. Papa rupanya sudah tiduran di ranjangku.
“Ada deh..,” ucapku sambil memandang Papa dengan senyuman.
“Ada deh itu apa..?” tanya Papa lagi sambil membetulkan posisi tubuhnya dan memandang ke arahku.

“Memangnya kenapa Pa..?” tanyaku lagi sedikit bercanda.
“Nggak ada racunnya kan..?” candanya.
“Ada, tapi kecil-kecil..” ujarku menyambut canda Papa.
“Kalau gitu, Papa bisa mati dong..” ujarnya sambil berdiri menghadap ke arahku.
Aku sedikit gelagapan, karena posisi Papa tepat di depanku.
“Kalau Papa mati, gimana..?” tanya Papa lagi.
Aku sempat terdiam mendengar pertanyaan itu.
“Lho.., kok kamu diam, jawab dong..!” tanya Papa sambil menggenggam kedua tanganku yang sedang memegang handuk.

Aku kembali terdiam. Aku tidak tahu harus bagaimana. Bukan jawabannya yang membuatku diam, tetapi keberadaan kami di kamar ini. Apalagi kondisiku setengah bugil. Belum lagi terjawab, tangan kanan Papa memegang daguku, sementara sebelah lagi tetap menggenggam tanganku dengan hangat. Ia angkat daguku dan aku menengadah ke wajahnya. Aku diam saja diperlakukan begini. Kulihat pancaran mata Papa begitu tenangnya. Lalu kepalanya perlahan turun dan mengecup bibirku. Cukup lama Papa mengulum bibir merahku. Perlahan tetapi pasti, aku mulai gelisah. Birahiku mulai terusik. Tanpa kusadari kuikuti saja keindahan ini.

Nafsu remajaku mulai keluar ketika tangan kiri Papa menyentuh payudaraku dan melakukan remasan kecil. Tidak hanya bibirku yang dijamah bibir tebal Papa. Leher jenjang yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu pun tidak luput dari sentuhan Papa. Bibir itu kemudian berpindah ke telingaku.

“Pa..” kataku ketika lidah Papa masuk dan menggelitik telingaku.
Papa kemudian membaringkan tubuhku di atas kasur empuk.
“Pa.. nanti ketahuan Mama..” sebutku mencoba mengingatkan Mama.
Tetapi Papa diam saja, sambil menindih tubuhku, bibirku dikecupnya lagi. Tidak lama, handuk yang melilit di tubuhku disingkapkannya.

“Mitha, tubuh kamu sangat harum..” bisik Papa lembut sambil mencampakkan guling ke bawah.
Dalam posisi ini, Papa tidak puas-puasnya memandang tubuhku. Bulu halus yang membalut kulitku semakin meningkatkan nafsunya. Apalagi begitu pandangannya mengarah ke payudaraku.
“Kamu udah punya pacar, Vin..?” tanya Papa di telingaku.

Aku hanya menggeleng pasrah.
Papa kemudian membelai dadaku dengan lembut sekali. Seolah-olah menemukan mainan baru, Papa mencium pinggiran payudaraku.

“Uuhh..,” desahku ketika bulu kumis yang dipotong pendek itu menyentuh dadaku, sementara tangan Papa mengelus pahaku yang putih. Puting susu yang masih merah itu kemudian dikulum.
“Pa.. oohh..” desahku lagi.
“Pa.. nanti Mamm..” belum selesai kubicara, bibir Papa dengan sigap kembali mengulum bibirku.
“Papa sayang Mitha..” kata Papa sambil memandangku.

Sekali lagi aku hanya terdiam. Tetapi sewaktu Papa mencium bibirku, aku tidak diam. Dengan panasnya kami saling memagut. Saat ini kami sudah tidak memikirkan status lagi. Puas mengecup putingku, bibir Papa pun turun ke perut dan berlabuh di selangkangan. Papa memang pintar membuatku terlena. Aku semakin terhanyut ketika bibir itu mencium kemaluanku. Lidahnya kemudian mencoba menerobos masuk. Nikmat sekali rasanya. Tubuhku pun mengejang dan merasakan ada sesuatu yang mengalir cepat, siap untuk dimuntahkan.

Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar

“Ohh, ohh..” desahku panjang.
Papa rupanya tahu maniku keluar, lalu dia mengambil posisi bersimpuh di sebelahku. Lalu mengarahkan tanganku ke batang kemaluannya. Kaget juga aku melihat batang kemaluannya Papa, besar dan tegang. Dengan mata yang sedikit tertutup, aku menggenggamnya dengan kedua tanganku. Setan yang ada di tubuh kami seakan-akan kompromi. Tanpa sungkan aku pun mengulum benda itu ketika Papa mengarahkannya ke mulutku.

“Terus Vin.., oh.. nikmatnya..” gumamnya.
Seperti berpengalaman, aku pun menikmati permainan ini. Benda itu keluar masuk dalam mulutku. Sesekali kuhisap dengan kuat dan menggigitnya lembut. Tidak hanya Papa yang merasakan kenikmatan, aku pun merasakan hal serupa. Tangan Papa mempermainkan kedua putingku dengan tangannya.

Karena birahi yang tidak tertahankan, Papa akhirnya mengambil posisi di atas tubuhku sambil mencium bibirku dengan ganas. Kemudian kejantanannya Papa menempel lembut di selangkanganku dan mencoba menekan. Kedua kakiku direntangkannya untuk mempermudah batang kemaluannya masuk. Perlahan-lahan kepala penis itu menyeruak masuk menembus selaput dinding vaginaku.

“Sakit.. pa..” ujarku.
“Tenang Sayang, kita nikmati saja..” jawabnya.
Pantat Papa dengan lembut menekan, sehingga penis yang berukuran 17 cm dan berdiameter 3 cm itu mulai tenggelam keseluruhan.

Papa melakukan ayunan-ayunan lagi. Kuakui, Papa memang cukup lihai. Perasaan sakit akhirnya berganti nikmat. Baru kali ini aku merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Pantas orang bilang surga dunia. Aku mengimbangi kenikmatan ini dengan menggoyang-goyangkan pantatku.
“Terus Vin, ya.. seperti itu..” sebut Papa sambil mempercepat dorongan penisnya.
“Papa.. ohh.., ohh..” renguhku karena sudah tidak tahan lagi.
Seketika itu juga darahku mengalir cepat, segumpal cairan putih meleleh di bibir vaginaku. Kutarik leher Papa hingga pundaknya kugigit keras. Papa semakin terangsang rupanya. Dengan perkasa dikuasainya diriku.

Vagina yang sudah basah berulangkali diterobos penis papa. Tidak jarang payudaraku diremas dan putingku dihisap. Rambutku pun dijambak Papa. Birahiku kembali memuncak. Selama tiga menit kami melakukan gaya konvensional ini. Tidak banyak variasi yang dilakukan Papa. Mungkin karena baru pertama kali, dia takut menyakitiku.

Kenikmatan ini semakin tidak tertahankan ketika kami berganti gaya. Dengan posisi 69, Papa masih perkasa. Penis Papa dengan tanpa kendali keluar masuk vaginaku.
“Nikmat Vin..? Ohh.. uhh..” tanyanya.


Terus terang, gaya ini lebih nikmat dari sebelumnya. Berulangkali aku melenguh dan mendesah dibuatnya.
“Pa.. Mitha nggak tahan..” katakuku ditengah terjangan Papa.
“Sa.. sa.. bar Sayang.., ta.. ta.. han dulu..” ucap Papa terpatah-patah.
Tetapi aku sudah tidak kuat lagi, dan untuk ketiga kalinya aku mengeluarkan mani kembali.
“Okhh.. Ohkk.. hh..!” teriakku.

Lututku seketika lemas dan aku tertelungkup di ranjang. Dengan posisi telungkup di ranjang membuat Papa semakin belingsatan. Papa semakin kuat menekan penisnya. Aku memberikan ruang dengan mengangkat pantatku sedikit ke atas. Tidak berapa lama dia pun keluar juga.

“Okhh.. Ohh.. Ohk..” erang Papa.
Hangat rasanya ketika mani Papa menyiram lubang vaginaku.
Dengan peluh di tubuh, Papa menindih tubuhku. Nafas kami berdua tersengal-sengal. Sekian lama Papa memelukku dari belakang, sementara mataku masih terpejam merasakan kenikmatan yang baru pertama kali kualami. Dengan penis yang masih bersarang di vaginaku, dia mencium lembut leherku dari belakang.

“Vin, Papa sayang Mitha. Sebelum menikahi Mamamu, Papa sudah tertarik sama Mitha..” ucap Papa sambil mengelus rambutku.

Mama dan adikku, tiga hari di rumah nenek. Selama tiga hari itu pula, aku dan Papa mencari kepuasan bersama. Entah setan mana yang merasuki kami, dan juga tidak tahu sudah berapa kali kami lakukannya. Terkadang malam hari juga, walaupun Mama ada di rumah. Dengan alasan menonton bola di TV, Papa membangunkanku, yang jelas perbuatan ini kulakukan hingga sekarang.