-Kisah Taro – Nafsuku Mode ON

TAROSLOT Nafsuku Mode ON, Saat aku sedang menonton tv dikamarku tiba tiba Tika keluar dari kamar mandi dengan mengenakan baju.tidur yang transparan , waooowww dia habis cuci muka dan bersih bersih siap untuk tidur, dikamar tidur
kami memang ada tv dan kamar mandi dalammnya jadi kami dapat menonton tv dengan tiduran , saat ini Tia
yang sedang tidur disampingku.

Melihat tubuh Tia yang seksi aku sungguh horny, dengan mata tepejam aku mengajak Tia bicara.
Lho kok udah tidur sih??tanyaku

Dengan nada bergumam Tia hanya menjawab ?Hmmmmmmm?

Sambil membuka matanya dan tersenyum kecilnya, uhh membuat burungku semakin tegang tangannya sambil mengelus pipiku kemudian dia mecium pipiku Tidur yang nyenyak yaa..? katanya perlahan.

Lalu ia kembali berbaring dan memejamkan matanya. Tidur! Nah lho? Sial benar. Cuma begitu saja? Aku terbengong beberapa saat.

Tia!..!? aku mengguncang-guncang tubuhnya. Umm.. udah maleem.. Tia ngantuk niih..? Kalau sudah begitu, percuma saja. Dia tidak akan bangun. Padahal aku sedang birahi tinggi dan butuh
pernyaluran. Si ?ujang? masih tegang dan penasaran minta jatah.

Begitulah Tia. Sebagai istri, dia hampir sempurna. Wajah dan fisiknya enak dilihat, sifatnya baik dan menarik. Perhatiannya pada kebutuhanku sehari-hari sangat cukup.

Hanya saja, kalau di tempat tidur dia sangat ?hemat?. Nafsuku terbilang tinggi. Sedangkan Tia, entah kenapa (menurutku) hampir tidak punya nafsu seks.

Tidak heran meskipun sudah lebih setahun kami menikah, sampai saat ini kami belum punya anak. Untuk
pelampiasan, aku terkadang selingkuh dengan wanita lain. Tia bukannya
tidak tahu.

Tapi tampaknya dia tidak terlalu mempermasalahkannya. Nafsuku sulit ditahan. Rasanya ingin kupaksa
saja Tia untuk melayaniku. Tapi melihat wajahnya yang sedang pulas, aku jadi tidak tega. Link Alternatif Depobos

Kucium rambutnya. Akhirnya kuputuskan untuk tidur sambil memeluk Tia. Siapa tahu dalam mimpi, Tia mau memuaskanku? Hehehe.. Esoknya saat jam istirahat kantor, aku makan siang di Citraland Mall. Tidak disangka, disana aku bertemu dengan Andri, sahabatku dan Tia semasa
kuliah dahulu.

Kulihat Andri bersama dengan seorang wanita yang mirip dengannya. Seingatku, Andri tidak punya adik.
Ternyata setelah kami diperkenalkan, wanita itu adalah adik sepupu Andri.

Fitri namanya. Heran juga aku, kok saudara sepupu bisa semirip itu ya? Pendek kata, akhirnya kami makan satu meja. Sambil makan, kami mengobrol. Ternyata Fitri seperti juga Andri, tipe yang mudah akrab dengan orang baru. Terbukti dia tidak canggung mengobrol denganku. Ketika aku menanyakan tentang Joe (suami Andri, sahabatku semasa kuliah), Andri bilang bahwa Joe sedang pergi ke Surabaya sekitar dua minggu yang lalu untuk suatu keperluan. ?Paling juga disana dia main cewek!? begitu komentar Andri.

Aku hanya manggut-manggut saja. Aku kenal baik dengan Joe, dan bukan hal yang aneh kalau Joe ada main
dengan wanita lain disana.

Saat Fitri permisi untuk ke toilet, Andri langsung bertanya padaku.

Van, loe ama Tia gimana?? Baek. Kenapa??

Dari dulu loe itu kan juga terkenal suka main cewek. Kok bisa ya akur

ama Tia??

Aku diam saja.

Aku dan Tia memang lumayan akur. Tapi di ranjang jelas ada masalah. Kalau dituruti nafsuku, pasti
setiap hari aku minta jatah dari Tia.

Tapi kalau Tia dituruti, paling hebat sebulan dijatah empat atau lima kali! Itu juga harus main paksa.
Seingatku pernah terjadi dalam sebulan aku hanya dua kali dijatah Tia.

Jelas saja aku selingkuh! Mana tahan?

?Kok diem, Van?? pertanyaan Andri membuyarkan lamunanku.

?Nggak kok..?

?Loe lagi punya masalah ya??

?Nggaak..?

?Jujur aja deh..? Andri mendesak.

Cerita Sex Nafsuku Memuncak, Kulirik Andri. Wuih, nafsuku muncul. Aku jadi teringat saat pesta di rumah Joe. Karena nafsuku sudah
sampai ke ubun-ubun, maka akal sehatku pun hilang.

?Cerita doong..!? Andri kembali mendesak.

?Mi.., loe mau pesta ?assoy? lagi nggak?? aku memulai. Andri kelihatan kaget.

?Eh? Loe jangan macem-macem ya Van!? kecam Andri.

Aduh.., kelihatannya dia marah.

?Sorry! Sorry! Gue nggak serius.. sorry yaa..? aku sedikit panik.

Tiba-tiba Andri tertawa kecil.

?Keliatannya loe emang punya masalah deh.. Oke, nanti sore kita ketemu lagi di sini ya? Gue juga di
rumah nggak ada kerjaan.?

Saat itu Fitri kembali dari toilet. Kami melanjutkan mengobrol sebentar, setelah itu aku kembali ke
kantor.

Jam 5 sore aku pulang kantor, dan langsung menuju tempat yang dijanjikan. Sekitar sepuluh menit aku
menunggu sebelum akhirnya telepon genggamku berdering.

Dari Andri, menanyakan dimana aku berada. Setelah bertemu, Andri langsung mengajakku naik ke mobilnya.
Mobilku kutinggalkan disana. Di jalan Andri langsung menanyaiku tanpa basa-basi.

?Van, loe lagi butuh seks ya??

Aku kaget juga ditanya seperti itu. ?Maksud loe??

?Loe nggak usah malu ama gue. Emangnya Tia kenapa??

Aku menghela nafas. Akhirnya kuputuskan untuk mengeluarkan uneg-unegku.

?Mi.. Tia itu susah banget.. dia bener-bener pelit kalo soal begitu. Loe bayangin aja, gue selalu
nafsu kalo ngeliat dia. Tapi dia hampir nggak pernah ngerespon.

Kan nafsu gue numpuk? Gue butuh penyaluran dong!

Untung badannya kecil, jadi kadang-kadang gue paksa dia.?

Cerita Sex Nafsuku Memuncak, Andri tertawa. ?Maksudnya loe perkosa dia ya? Lucu deh, masa istri sendiri
diperkosa sih??

?Dia nggak marah kok. Lagi gue perkosanya nggak kasar.?

?Mana ada perkosa nggak kasar?? Andri tertawa lagi. ?Dan kalo dia nggak
marah, perkosa aja dia tiap hari.?

?Kasian juga kalo diperkosa tiap hari. Gue nggak tega kalo begitu..?
?Jadi kalo sekali-sekali tega ya??

?Yah.. namanya juga kepepet.. Udah deh.. nggak usah ngomongin Tia lagi ya??

?Oke.. kita juga hampir sampe nih..?

Aku heran. Ternyata Andri menuju ke sebuah apartemen di Jakarta Barat.
Dari tadi aku tidak menyadarinya.

?Mi, apartemen siapa nih??

?Apartemennya Fitri. Pokoknya kita masuk dulu deh..?

Fitri menyambut kami berdua. Setelah itu aku menunggu di sebuah kursi, sementara Fitri dan Andri masuk
ke kamar. Tidak lama kemudian Andri memanggilku dari balik pintu kamar tersebut.

Dan ketika aku masuk, si ?ujang? langsung terbangun, sebab kulihat Andri dan Fitri tidak memakai
pakaian sama sekali. Mataku tidak berkedip melihat pemandangan hebat itu. Dua wanita yang cantik yang
wajahnya mirip sedang bertelanjang.

bulat di depanku.

Mimpi apa aku?

?Kok bengong Van? Katanya loe lagi butuh? Ayo sini..!? panggil Andri lembut.
Aku menurut bagai dihipnotis. Fitri duduk bersimpuh di ranjang.

?Ayo berbaring disini, Mas Ivan.?

Aku berbaring di ranjang dengan berbantalkan paha Fitri. Kulihat dari
sudut pandangku, kedua bagian bawah payudara Fitri yang menggantung
mempesona.

Ukurannya lumayan juga. Fitri langsung melucuti pakaian atasku, sementara Andri melucuti akaianku
bagian bawah, sampai akhirnya aku benar-benar telanjang. Batang kemaluanku mengacung keras menandakan
nafsuku yang bergolak.

?Gue pijat dulu yaa..? kata Andri.

Cerita Sex Nafsuku Memuncak
Cerita Sex Nafsuku Memuncak

Kemudian Andri menjepit kemaluanku dengan kedua payudaranya yang montok itu. Ohh.., kurasakan pijatan
daging lembut itu pada kemaluanku. Rasanya benar-benar nyaman. Kulihat Andri tersenyum kepadaku.

Aku hanya mengamati bagaimana kedua payudara Andri yang sedang digunakan untuk memijat batang penisku.

?Enak kan, Van?? Andri bertanya.

Aku mengangguk. ?Enak banget. Lembut..?

Fitri meraih dan membimbing kedua tanganku dengan tangannya untuk mengenggam payudaranya. Dia
membungkuk, sehingga kedua payudaranya menggantung bebas di depan wajahku.

?Van, perah susu gue ya?? pintanya nakal.

Aku dengan senang hati melakukannya. Kuperah kedua susunya seperti
memerah susu sapi, sehingga Fitri merintih-rintih.

?Ahh.. awww.. akh.. terus.. Van.. ahh.. ahh..?

Payudara Fitri terasa legit dan kenyal. Aku merasa seperti raja yang dilayani dua wanita cantik.
Akhirnya Andri menghentikan pijatan spesialnya.

Berganti tangan kanannya menggenggam pangkal si ?ujang?.

?Dulu diwaktu pesta di rumah gue, kontol loe belum ngerasain lidah gue ya?? kata Andri, dan kemudian
dengan cepat lidahnya menjulur menjilat si ?ujang? tepat di bagian bawah lubangnya.

Aku langsung merinding keenakan dibuatnya. Dan beberapa detik kemudian kurasakan hangat, lembut, dan
basah pada batang kemaluanku. Si ?ujang? telah berada di dalam mulut Andri, tengah disedot dan
dimainkan dengan lidahnya.

Tidak hanya itu, Andri juga sesekali mengemut telur kembarku sehingga menimbulkan rasa ngilu yang
nikmat. Sedotan mulut Andri benar-benar membuatku terbuai, apalagi ketika ia menyedot-nyedot ujung
kemaluanku dengan kuat.

Enaknya tidak terlukiskan. Sampai kurasakan alat kelaminku berdenyut-denyut, siap untuk memuntahkan
sperma. ?Mi.. gue.. udah mau.. ke.. luar..?

Andri semakin intens mengulum dan menyedot, sehingga akhirnya kemaluank menyemprotkan sperma berkali-
kali ke dalam mulut Andri. Lemas badanku dibuatnya.

Tanganku yang beraksi pada payudara Fitri pun akhirnya berhenti. Andri terus mengulum dan menyedot
kemaluanku, sehingga menimbulkan rasa ngilu yang amat sangat. Aku tidak tahan dibuatnya.

?Aahh.. Andri.. udahan dulu dong..!?

?Kok cepet banget keluar?? ledeknya.

?Uaah.., gue kelewat nafsu sih.. maklum dong, selama ini ditahan terus.?
aku membela diri.

?Oke deh, kita istirahat sebentar.?

Andri lalu menindih tubuhku. Payudaranya menekan dadaku, begitu kenyal rasanya. Nafasnya hangat
menerpa wajahku. Fitri mengambil posisi di selangkanganku, menjilati kemaluanku.

Gairahku perlahan-lahan bangkit kembali. Kuraba-raba kemaluan Andri hingga akhirnya aku menemukan
daging kenikmatannya. Kucubit pelan sehingga Andri mendesah perlahan. Kugunakan
jari jempol dan telunjukku untuk memainkan daging tersebut, sementara jari manisku kugunakan untuk
mengorek liang sanggamanya.

Desahan Andri semakin terdengar jelas. Kemaluannya terasa begitu basah. Sementara itu Fitri terus saja
menjilati kemaluanku. Tidak hanya itu, Fitri mengosok-gosok mulut dan leher si ?ujang?, sehingga
sekali lagi bulu kudukku merinding menahan nikmat.

Kali ini aku merasa lebih siap untuk tempur, sehingga langsung saja aku membalik posisi tubuhku,
menindih Andri yang sekarang jadi telentang. Dan langsung kusodok lubang sanggamanya dengan batang
kemaluanku.

Andri mendesis pendek, lalu menghela nafasnya. Seluruh batang kemaluanku terbenam ke dalam rahim
Andri. Aku mulai mengocok maju mundur. Andri melingkarkan tangannya memeluk tubuhku.

Fitri yang menganggur melakukan matsurbasi sambil mengamati kami berdua yang sedang bersatu dalam
kenikmatan bersetubuh. Andri mengeluarkan jeritan-jeritan kecil, sampai akhirnya berteriak saat
mencapai puncak kenikmatannya, berbeda denganku yang lebih kuat setelah sebelumnya mencapai orgasme. Situs Judi Sbobet

Kucabut batang kemaluanku dari vagina Andri, dan langsung kuraih tubuh Fitri. Untuk mengistirahatkan
si ?ujang?, aku menggunakan jari-jariku untuk mengobok-obok vagina Fitri.

Kugosok-gosok klitorisnya sehingga Fitri mengerang keras. Kujilati dan kugigit lembut sekujur
payudaranya, kanan dan kiri. Fitri meremas rambutku, nafasnya terengah-engah dan memburu.
Setelah kurasakan cukup merangsang Fitri, aku bersedia untuk main course.

Fitri nampaknya sudah siap untuk menerima seranganku, dan langsung mengambil doggy style. Vaginanya
yang dihiasi bulu-bulu keriting nampak sudah basah kuyup.

Kumasukkan kemaluanku ke dalam liang kenikmatannya dengan pelan tapi pasti. Fitri merintih-rintih
keras saat proses penetrasi berlangsung. Setelah masuk seluruh penisku, kudiamkan beberapa saat untuk
menikmati kehangatan yang diberikan oleh jepitan vagina Fitri.

Hangat sekali, lebih hangat dari milik Andri. Setelah itu kumulai menyodok
Fitri maju mundur.

Fitri memang berisik sekali! Saat kami melakukan sanggama, teriakan-teriakannya terdengar kencang.
Tapi aku suka juga mendengarnya. Kedua payudaranya bergelantungan bergerak liar seiring dengan gerakan
kami.

Kupikir sayang kalau tidak dimanfaatkan, maka kuraih saja kedua danging kenyal tersebut dan angsung
kuremas-remas sepuasnya. Nafsuku semakin memuncak, sehingga sodokanku semakin kupercepat, membuat
Fitri semakin keras mengeluarkan suara.

?Aaahh.. Aaahh.. Gue keluaar.. Aaah..? teriak Fitri dengan lantang.Fitri terkulai lemas, sementara aku terus menyetubuhinya. Beberapa saat
kemudian aku merasa mulai mendekati puncak kepuasan.?Fit.. gue mau keluar nih..?

Fitri langsung melepaskan kemaluannya dari kemaluanku, dan langsung mengulum kemaluanku sehingga
akhirnya aku memuntahkan spermaku di dalam mulut Fitri, yang ditelan oleh Fitri sampai habis

Aku berbaring, capek. Nikmat dan puas sekali rasanya. Andri berbaring di sisiku.

Payudaranya terasa lembut dan hangat menyentuh lengan kananku. Fitri masih membersihkan batang
kemaluanku dengan mulutnya.

?Gimana Van? Puas?? Andri bertanya.

?Puas banget deh.. Otak gue ringan banget rasanya.?

?Gue mandi dulu ya?? Fitri memotong pembicaraan kami.

Lalu ia menuju kamar mandi.

?Gue begini juga karena gue lagi pengen kok. Joe udah dua minggu pergi.
Nggak tau baliknya kapan.? Andri menjelaskan.

?Nggak masalah kok. Gue juga emang lagi butuh sih. Lain kali juga gue
nggak keberatan.?

?Huss! Sembarangan loe. Gue selingkuh cuma sekali-sekali aja, cuma pengen balas dendam ama Joe. Dia
suka selingkuh juga sih! Beda kasusnya ama loe!?

Aku diam saja. Andri bangkit dari ranjang dan mengingatkanku.

?Udah hampir setengah delapan malem tuh. Nanti Tia bingung lho!?

Cerita Sex Nafsuku Memuncak, Aku jadi tersadar. Cepat-cepat kukenakan pakaianku, tanpa mandi terlebih dahulu. Setelah pamiit dengan
Fitri, Andri mengantarku kembali ke Citraland.

Disana kami berpisah, dan aku kembali ke rumah dengan mobilku. Di rumah, tentu saja Tia enanyakan
darimana saja aku sampai malam belum pulang. Kujawab saja aku habis makan malam bersama teman.

?Yaa.. padahal Tia udah siapin makan malem.? Tia kelihatan kecewa.

Sebenarnya aku belum makan malam. Aku lapar.

?Ya udah, Ivan makan lagi aja deh.. tapi Ivan mau mandi dulu.? kataku
sambil mencium dahinya.

Tia kelihatan bingung, tapi tidak berkata apa-apa.

-Kisah Taro – Bercinta Disaat Hujan Deras

TAROSLOT Bercinta Disaat Hujan Deras, Pertama kali saya mengenalnya adalah saat pulang dari Jakarta, dia adalah seorang mahasiswi sebuah perguruan tinggi yang berada di kota saya. Wajahnya cantik, manis dan bertubuh mungil dengan kulit putih.

Dasar nasib lagi mujur, tak lama berselang dia pindah kost ke rumah saya jadi mudah bagi saya untuk lebih jauh mengenalnya. Ternyata orangnya supel dan pandai bergaul, sehingga saya tambah berani untuk menyatakan perasaan saya, lagi-lagi saya beruntung dia menerima pernyataan saya, bahagianya saya.

Suatu hari saya ada acara keluar kota, iseng saya mengajaknya pergi, ternyata dia menyambut ajakan saya. Sepanjang jalan menuju luar kota kami ngobrol sambil bercanda mesra, kadang tangan saya iseng pura-pura tak sengaja menyentuh pahanya. Mulanya dia menepis tangan saya, tapi lama kelamaan dia membiarkan tangan saya yang iseng mengelus pahanya yang putih dan gempal.

Saya memberanikan diri mengelus-elus pahanya sampai kepangkal pahanya. Dia tetap diam bahkan seperti menikmati elusan tangan saya.

Saya tarik tangan saya dari rok hitamya lalu bertanya boleh nggak saya menyentuh payudaranya yang membukit dibalik baju berwarna pink.mulanya dia menolak ,saya coba merayunya bahwa saya ingin mengelus walau hanya sebentar. Akhirnya dia mengangguk pelan. Langsung saja tangan saya menyusup kebalik bajunya dan mengusap, mengelus bahkan saat sayaremas susunya yang mungil dan kenyal dia hanya mendesah dan menyandarkan kepalanya pada sandaran jok mobil yang kami kendarai.

Saya permainkan puting susunya dengan dua jari, dia semakin mendesah, sambil tetap menyetir saya tarik reslting celana saya dan saya keluarkan penis saya yang telah menegang sejak tadi bak laras tank baja, saya pegang tangannya dan saya tarik kearah penis saya. Saat tangannya menyentuh penis saya yang besar dan panjang dia tarik kembali tangannya, mungkin kaget karena baru pertama kali.

Dengan sedikit basa basi kembali saya tarik tangannya tuk memegang penis saya, akhinya dia menyerah kemudian mulai mengelus penis saya perlahan.

“Ren, punyamu besar sekali hampir sebesar pergelangan tanganku“ katanya.

“Hmm, susumu juga kenyal sekali“ kata saya sambil menikmati elusan tangannya pada penis saya.

Tak lama kemudian kami sampai di kota tujuan, langsung saya cari tempat untuk menginap setelah itu pergi lagi untuk belanja keperluan selama di kota itu.

Malam harinya kami ngobrol di beranda depan kamar tempat kami menginap sambil nonton tv. Kami duduk berdampingan. Sesekali tangan saya bergerilya ditubuhnya, ternyata dia dibalik baju tidurnya dia hanya memakai cd sehingga tangan saya bisa bebas meremas-remas susunya dan mempermainkan putingnya.

“Aakh, Rendi jangan terlalu keras“ katanya kala saya remas dengan rasa gemas.

“Maaf, habis susumu kenyal banget“ kata saya.

“Iya, tapi sakit“ katanya.

“Iya pelan deh, kita pindah ke dalam yuk“ kata saya berbisik padanya dan mengangguk perlahan.

Sesampainya di dalam saya peluk dia dari belakang, saya ciumi tengkuknya yang putih dengan penuh nafsu, dia bergelinjang kegelian sedangkan kedua tangan saya bergerilya pada tubuhnya.

“Akh, Reennn… shhhhhhhh…“ katanya mendesah.

Tangan saya mulai membuka kancing bajunya satu-persatu dan saya lepas bajunya, hanya tinggal cd nya yang berwarna hitam. Saya kulum bibirnya, dia membalasnya dengan penuh gairah. Tangannya mengusap-usap penis saya sambil sesekali meremasnya sehingga saya merasakan nikmat yang tak terhingga.

“Ukh… teruskan sayang“ kata saya.

“Ikh besar sekali, panjang lagi“ katanya.

“Ssssst…” kata saya sambil mengulum puting susunya yang makin menegang.

Tangan saya kemudian menurunkan cdnya. Saya usap perlahan gundukan daging empuk yang ditumbuhi bulu-bulu hitam halus itu. Dia menggelinjang kegelian dan saya lanjutkan dengan menggelitik belahan memeknya terasa hangat.

“Akh… terus Ren, pelan-pelan…“ katanya sambil meremas penis saya.

Kemudian saya menurunkan kuluman saya pada susunya, lalu ke pusarnya, dia mengangkat pinggangnya keenakan. Saya teruskan ciuman saya pada memeknya dan dia menegang saat lidah saya yang kasar menjilati memeknya yang merah merekah. Dia mengimbangi permainan lidah saya dengan menggoyangkan pinggulnya, dan bibirnya tak henti-henti mendesah.

“Sekarang giliranmu sayang“ kata saya padanya sambil menyodorkan penis saya ke mulutnya.

Perlahan tapi pasti dia mulai menciumi batang kemaluan saya yang sejak tadi menegang, saat dia mulai mengulum penis saya, terbang rasanya menahan rasa nikmat.

Setelah itu saya telentangkan kekasihku yang putih itu, susunya yang mungil menggunung dengan memeknya yang merah merekah dibalik bulu-bulu hitam halus.

Perlahan-lahan saya menaikinya, saya gosok-gosokkan penis saya pada belahan memeknya. Dia meregang sambil mendesah tak karuan merasakan nikmatnya gosokan penis saya. Kemudian saya tekan sedikit demi sedikit penis saya pada memeknya. Pinggulnya naik seakan menyuruh agar penis saya segera dimasukkan pada memeknya.

“Ayo, akh aaaaaaaakh teruskan sayangku” katanya sambil menarik pinggang saya,.

“Iya sayang… aku masukin ya“ kata saya sambil menekan penis saya agar masuk lebih dalam lagi pada lubang memeknya perlahan karena takut dia kesakitan, sempit sekali.

“Aduh… sakit Ren… aaakhh…” katanya.

“Sebentar juga hilang“ kata saya.

Penis saya keluar masuk memeknya yang terasa basah dan hangat. Rupanya ini pengalaman pertama baginya karena ada noda darah pada pangkal pahanya.

“Terus Ren… lebih cepat aachh… ouuchh… nikmat sekali kontolmu yang” katanya berani.

Mungkin karena pengaruh rasa nikmat dari keluar masuknya penis saya yang panjang. Penis saya pun mulai merasakan nikmat dari gesekan dengan dinding dalam memeknya.

“Aaach… terus goyangin pinggulmu sayang“ kata saya padanya, dan dia menuruti perkataan saya menggoyangkan pinggulnya.

Tak lama dia mengerang sambil memeluk saya erat, rupanya dia telah mencapai orgasme. Dia berbaring lemas dibawah saya, sedangkan penis saya masih menancap pada memeknya yang terasa basah.

Terlihat ada air mata pada ujung kelopak matanya, melihat itu saya segera berbisik padanya bahwa saya akan bertanggung jawab atas semua ini.

Barulah dia berubah riang kembali dan saya mulai aktifitas kembali menaik turunkan penis saya dan dia merespon gerakan saya dengan bersemangat. Malam itu kami melakukannya sebanyak 4 kali sampai akhirnya tertidur pulas sampai pagi.

-Kisah Taro – Warung di Tutup, Celana Di Buka

TAROSLOT Warung di Tutup, Celana Di Buka, Perkenalkan Namaku Otong (bukan nama sebenarnya), aku bekerja di sebuah perusahaan cukup terkenal di Jawa Barat, di sebuah kota yang sejuk, dan saya tinggal (kost) di daerah perkampungan yang dekat dengan kantor. Di daerah tersebut terkenal dengan gadis-gadisnya yang cantik & manis. Aku dan teman-teman kost setiap pulang kantor selalu menyempatkan diri untuk menggoda cewek-cewek yang sering lewat di depan kost.

Di sebelah kostku ada sebuah warung kecil tapi lengkap, lengkap dalam artian untuk kebutuhan sehari-hari, dari mulai sabun, sandal, gula, lombok, roti, permen, dsb itu ada semua. Aku sudah langganan dengan warung sebelah.

Kadang kalau sedang tidak membawa uang atau saat belanja uangnya kurang aku sudah tidak sungkan-sungkan untuk hutang. Warung itu milik Ibu Ita (tapi aku memanggilnya Tante Ita), seorang janda cerai beranak satu yang tahun ini baru masuk TK nol kecil. Warung Tante Ita buka pagi-pagi sekitar jam lima, terus tutupnya juga sekitar jam sembilan malam. Warung itu ditungguin oleh Tante Ita sendiri dan keponakannya yang SMA, Krisna namanya.

Seperti biasanya, sepulang kantor aku mandi, pakai sarung terus sudah stand by di depan TV, sambil ngobrol bersama teman-teman kost. Aku bawa segelas kopi hangat, plus singkong goreng, tapi rasanya ada yang kurang.., apa ya..?, Oh ya rokok, tapi setelah aku lihat jam dinding sudah menunjukkan jam 9 kurang 10 menit (malam), aku jadi ragu, apa warung Tante Ita masih buka ya..?, Ah.., aku coba saja kali-kali saja masih buka. Oh, ternyata warung Tante Ita belum tutup, tapi kok sepi.., ?Mana yang jualan?, batinku.

Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna?, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.

Ah kucoba panggil sekali lagi, ?Permisi.., Tante Ita??.

Oh ya.., tungguu?, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

Yang keluar ternyata Tante Ita, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?

O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Otong Tante pake? pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich?.

Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Ita, soalnya biasanya Tante Ita selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Ita tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

Malam gini kok belum tutup Tante..?

Iya Mas Otong, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pake? pakaian dulu?

Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian?, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

Wah ngerepoti Mas Otong kata Tante Ita.., sini biar Tante ikut bantu juga?. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.

Trimakasih lho Mas Otong..??.

Sama-sama..?kataku.

Tante saya lewat belakang saja?.

Saat aku dan Tante Ita berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Ita terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Ita menjerit sambil secara reflek memelukku.

Mas Otong.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante?, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hitam rambut-rambut halus di sekitar vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari burungku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.

Mas Otong.., burungnya bangun ya..??.

Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..?.

Ah tidak apa-apa kok Mas Otong itu wajar..?.

Eh ngomong-ngomong Mas Otong kapan mo nikah..??.

Ah belum terpikir Tante..?.

Yah.., kalau mo? nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kaya? mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Otong.. kebutuhan batin..?.

Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..?, tanyaku usil.

Yah.., Tante tahan-tahan saja..?.

Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Ita.., ough.., pikiranku tambah usil.

Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.

Mas Otong burungnya masih bangun ya..??.

Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Ita meraba burungku.

Wow besar juga burungmu, Mas Otong.., burungnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..??.

Belum..!!?, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

Mas.., boleh dong Tante ngeliatin burungmu bentarr saja..??, belum sempat aku menjawab, Tante Ita sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.

Oh.., sampe? keluar gini Mas..??.

Iya emang kalau burungku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang burungku..??, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Ita.

Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Otong pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Otong..?, kata tante sambil terus mengocok burungku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Ita sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena burungku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.

Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..?, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan burungku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan burungku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi burungku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Ita naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

Mas Otong.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!?.

Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Ita sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.

Ough Mas.., ough..?, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.

Terus Mas.., Maas..?, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.

Kemudian Tante Ita membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

Ayo Mas Otong.., Tante sudah tidak tahan.., mana burungmu Mas.. burungmu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Otong.., burung Mas Otong kalau bangun dongak ke atas ya..??. Aku hampir tidak dengar komentar Tante Ita soal burungku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan burungku dibibir vaginanya.

Aughh..?, teriak tante.

Kenapa Tante..??, tanyaku kaget.

Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..?, aku masukkan kepala burungku di vaginanya, sempit sekali.

Tante.., sempit sekali Tante.??.

Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..?.

Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari burungku amblas.., Tante Ita sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.

Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..?. Agen Maxbet

Begitu juga aku.., walaupun burungku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini burungku sudah amblas dimakan vagina Tante Ita. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Ita. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.

Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Otong..?, katanya sambil merem-melek.

Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..?, burungku tetap di vagina Tante Ita.

Mas Otong sudah mau keluar ya..??. Aku menggeleng. Kemudian Tante Ita telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Ita semakin mendesah, ?Ough.., Mas..?, tiba-tiba Tante Ita memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

Oughh Mas.., aku keluar lagi..?, kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Ita.

Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..??.

Terrsseerraah..?, desah Tante Ita. Ough.., aku percepat gerakanku, burungku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh burungku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam vagina Tante Ita, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Ita orgasme kembali, dia gigit dadaku.

Mas Otong.., Mas Otong.., hebat Kamu Mas?.

Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Ita masih tetap telanjang telentang di atas meja.

Mas Otong.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..?, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

Tante ingin Mas Otong sering bantuin Tante tutup warung?, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Ita, aku di panggil tante.

Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..??, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Ita tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

-Kisah Taro – Wawancara Kerja

TAROSLOT Wawancara Kerja, Pagi itu Manda berdandan lebih lama dari biasanya. Manda, itu namaku, di usiaku yg 31 ini aku sdh lama tdk keluar dan bekerja di dunia selain di rumah tangga. Beberapa tahun Manda hanya mengurus anak dirumah, sehingga terkucilkan dari dunia luar. Kini anakku sdh cukup besar, sehingga bisa kutitipkan ke orang tuaku.

Hari ini penampilanku harus jauh lebih baik dari biasanya..kukenakan sepatu hak tinggi yg lama di lemari. Rambut ku ikat keatas dgn rapi. Kukenakan tank top putih , kusemprotkan sedikit minyak wangi kesukaanku, lalu kudobel dgn blazer. Kugunakan lipstik berwarna pink muda secukupnya, hanya utk membuat bibirku tampak basah.

hmmmm ? masih lumayan jg? ..sambil memegang perutku yg masih rata lalu tanganku menulusuri ke pinggangku.

Kemudian aku berputar melihat pantatku di balut ketat oleh CD g-string warna merah muda. Sengaja kukenakan G-string agar garis CD tdk nampak di rok-ku.

Lalu kemudian aku mencoba menggunakan stocking agar tampak profesional sebelum akhirnya kupakai rok ukuran sepaha warna hitam. ?hari pertama diterima kerja di perusahaan besar, aku tdk boleh gagal ! ?Maka berangkatlah aku naik taxi ke pusat kota.

Suami Manda hanyalah karyawan kecil dgn gaji kecil, selama ini ekonomi keluarga cukup sulit. Dan Manda punya ambisi utk mencari uang sendiri, perdebatan panjang dgn suami mengenai bagaimana istri bekerja dgn penghasilan lebih besar sdh terjadi berkali kali, sampai akhirnya Manda diijinkan.

Banyak janji terucap agar dirinya diijinkan bekerja. Seperti ?Nanti gajiku akan bisa menopang uang makan sehari-hari, dan gajimu buat ditabung membeli mobil atau rumah? ?Nanti aku tdk akan lagi minta uang saku dari kamu? dll dll dll. Karena itu Manda tdk boleh gagal sedikitpun, apalagi setelah diterima kerja dgn gaji 3 kali lipat gaji suaminya.Sesampai di kantor, Manda sdh kebingungan.. aduh aku harus menemui siapa ya.katanya aku akan ditraining hari ini. ?haduuh aku terlambat setengah jam lagi? gara-gara demo demo itu sih?.

Permisi mbak , sy staf marketing baru, hari ini sy akan di training.. dgn pak? siapa ya..sy lupa?
Nama siapa?? tanya front desk officer dgn ketus?
Nama sy Manda?
Oooo Manda? tadi sdh ditunggu sama trainernya setengah jam lalu, tp karena lama nggak muncul di tinggal keluar dulu, hari pertama ya??
Iya betul mbak?
Hari pertama koq udah telat sih..?
Iya tadi jalanan macet mbak..?
Yaah?selamat deeeh..?
Gimana mbak..maksudnya gimana ??
Yaa? gini? dulu pernah jg ada yg telat di hari pertama masa percobaan, langsung dihentikan?

Deg ! Jantungku serasa berhenti sejenak.

Aduuh masak gitu sih mbak?

Ditunggu aja nanti trainernya kembali ya, dia yg menentukan, bukan sy?

Sembari duduk menunggu hampir 2 jam lamanya. Manda terus memutar otak akan apa yg terjadi, membayangkan seribu skenario yg mungkin akan terjadi. Tp satu hal yg paling ia takuti yaitu kalau dia dipecat.Akhirnya muncul seorang bapak di depan kantor, penampilannya cukup macho dgn celana panjang dan T-shirt hitam membuat lengannya dan lekuk otot lengannya keliatan.Dan staf front desk itu menyapanya

siang pak, ini tadi staf baru yg bapak tunggu setengah jam?
sial bener ini staf front desk, pakai bilang tunggu segala?

Segera aku berdiri dan bersalaman.

siang? jawab bapak itu singkat.
mari ikut sy?

Segera ku ambil tasku dan berjalan mengikutinya melalui staf-staf lain turun lift kemudian melewati lorong lorong sepi sampai di sebuah ruangan cukup besar. Ditengahnya ada meja panjang dikelilingi kursi, dan disekeliling ruangan banyak alat kesehatan yg dipajang berputar mengelilingi ruangan.?Duduk? perintah bapak itu. Segera aku duduk. Dia menatapku..dan aku terdiam memandang balik tatapan tajamnya.

Kamu tdk minta maaf ?! kamu membuat sy membuang waktu, waktu itu sangat berharga, apakah kamu menghargai waktu??
ehh..iya..pak..sy minta maaf..tadi sy terlambat karena jalannya macet ada demo?


Tdk perlu menyebutkan alasan! minta maaf secara tulus tdk perlu alasan?
ehh..iya pak maaf..? dgn suara mulai gemetar.
Kamu ingin kerja disini kan? seberapa jauh kamu ingin mempertahankan pekerjaanmu disini? kamu tau, sy sempat berpikir kamu punya potensi, bahkan bisa sy promosikan jadi supervisor dgn gaji 2x lipat sekarang, tp kalau gini? ?


Sy sangat ingin kerja disini pak, sungguh mati sy niat kerja pak, tolong kasih sy kesempatan pak, sy tdk bisa pulang kalau sy gagal pak.. sy sungguh akan malu? mata Manda berkaca-kaca.
Oke, sy kasih kamu kesempatan, tp jangan sia-siakan kesempatan ini, kamu tau nama sy siapa? jabatan sy apa?? sambil tetap berdiri memandang tajam ke Manda.
Ehh.. pak Eko..?


NGAWUURR! nama sy pak HERMAN LUKITO, jabatan sy direktur Marketing, masak kamu lupa nama atasan kamu, kan dulu sdh dikenalkan HRD, wah repot..nama customer bisa bisa kamu lupakan nanti?
tdk pak?sy akan ingat ingat baik baik? Pak Herman hanya memandang terdiam..

Tiba ? tiba

Sy tdk bisa memberi kamu kesempatan lagi, sebaiknya kamu keluar aja?
Paak.. tolong pak?jangan pak?sy harus bekerja disini pak. Sy yakin sy pasti bisa asal dikasih kesempatan?
Kesempatan sdh sy berikan? Kata pak Herman.
Tolong pak sy bersedia melakukan apapun asal jangan dikeluarkan pak?
Kamu yakin ? karena bekerja disini memang membutuhkan tuntutan yg tinggi, di imbangi dgn gaji yg tinggi?
iya pak, sy mohon pak, disuruh apa aja sy siap?
Oke kalau gitu, coba kamu jelaskan dan peragakan cara penggunaan semua produk disini?.Segera Manda berdiri dan mendekati alat peraga yg ada nomor 1, sebuah baju operasi.Pak Herman memandang tubuh Manda dari ujung kaki sampai kepala..?mmm sexy??
?Ini adalah baju operasi yg digunakan ketika pasien akan di operasi?
?Dan ini adalah alat radiologi sejenis rontgen? lanjut Manda.
Sebentar? Manda, kamu lepas blazermu, sy alergi bahan kain seperti blazermu itu bikin hidung sy gatel?
Oh..maaf pak? segera aku melepaskan blazerku dan kusimpan dlm tas.

Hanya menggunakan tanktop dan rok sepaha membuat Manda tampak makin sexy..kulitnya yg putih makin terlihat, bahu dan lengannya tampak menggiurkan, dlm hati pak Herman mengaggumi ibu 1 anak ini.

Ya lanjutkan!?
Baik? ini adalah tiang utk menggantungkan alat infus..ujung atas ini utk mengkaitkan botol infusnya?.Sambil menunjuk ke atas, tampak lekuk badan Manda memang sexy, ketiaknya putih bersih, dan dadanya membusung ketika Manda menggapai ke atas.
Sedangkan ini, adalah kursi utk wanita melahirkan, posisi kaki diletakan di atas sini dan wanita yg akan melahirkan?

Kalau ini , ini adalah temperatur utk mengukur suhu badan, paling akurat bila digunakan di rectal atau di anus?
ini utk memeriksa pap smear..atau memeriksa liang meqi?
STOP !! Sy minta kamu memeragakannya, tdk hanya menunjuk nunjuk dan ngecipris, kamu harus tunjukkan cara penggunaannya agar customer jelas saat kamu presentasi,
Sekarang ulangi dari awal? perintah pak Herman?

Darahnya berdesir melihat body Manda yg mulus dan sexy?pahanya..dadanya..lekuk lengannya..lehernya ?ketiaknya?semua menggiurkan.

Kamu coba peragakan baju operasi itu?
Begini pak ?? sambil memasukkan satu tangannya ke lubang baju hijau itu..
MANA BISA KAYAK GITU !? pak Herman segera berdiri dan menghampiri.Tangannya memegang bahu Manda..meraba kulitnya yg mulus dan empuk..

LIHAT INI..BAGIAN DLM BAJU INI DIRANCANG KHUSUS ! utk langsung menempel kulit sehingga tdk akan jatuh atau tertiup walaupun tanpa diikat, jadi kamu harus lepas bajumu. itu ada tempat ganti? sambil menunjuk pojok ruang yg di tutupi selambu.

Aku berjalan kesana sambil berpikir??aku harus berhasil, aku harus berhasil?tanpa pikir panjang dibalik kelambu itu kulepas tanktopku..kemudian aku berpikir lagi ?Apa BH ku jg harus aku lepas??kalau harus menempel kulit berarti harus dilepas, karena bagian punggungnya terbuka sama sekali.Maka kulepas saja BH itu.

Sementara diluar selambu, pak Herman sedang melihat pemandangan luar biasa.lampu terang dibalik selambu itu malah membuat isi dlm selambu terlihat cukup jelas dari luar.. dari dlm malah tdk bisa melihat keluar. ?Wow?susunya terlihat remang-remang dibalik selambu?mmmm putingnya samar samar keliatan ? susunya kenceng jg keliatannya? guman pak Herman.

Manda keluar dari balik selambu menggunakan baju operasi hijau menempel bagian atas tubuhnya? unsur dingin seperti air pada baju yg menempel kulitnya membuat putingnya menegak.. dan karena baju itu ternyata menempel erat bagian depan tubuhnya, bentuk dan lekuk tubuhnya keliatan sangat jelas. Seperti di cetak atau seperti mengenakan baju tipis yg basah?

Coba kamu jelaskan, apa kelebihannya dan tunjukkan !?

Manda sdh belajar banyak soal produk produk ini, walaupun belum hafal seluruhnya tp dia ingat mengenai kelebihan baju ini..

Ini pak, tdk perlu lama lama mengikat bagian belakangnya? seperti bisa dilihat bagian belakangnya terbuka tanpa tali.. sehingga proses operasi bisa langsung dilakukan? Punggung Manda bisa dilihat jelas oleh Herman, dia jg bisa melihat bekas tali beha yg membekas di punggung Manda.

Lekuk punggungnya mengalir kebawah dan hilang dibalik rok hitam Manda.

Semua ditopang dibagian depan dimana ada gel yg mudah menempel kulit tanpa membuat kulit iritasi? lanjut Manda.

Pak Herman tersenyum tipis melihat lekuk toket Manda, ia bahkan bisa melihat lekuk puting Manda.

Sekarang coba kamu peragakan kursi utk melahirkan itu!?
Ehh..baik pak, sy ganti dulu ya pak??
Tdk perlu, jangan buang waktu?
Ya pak? sembari berusaha naik ke kursi melahirkan yg agak tinggi itu, posisi kursinya miring, sehingga begitu duduk langsung Manda terjatuh tersandar di kursi dan kakinya menggantung.

Tp bukan disitu posisi kaki yg seharusnya. Dia masih harus menaikkan lagi lebih tinggi. Dgn posisi paha menjepit Manda meletakan kakinya lebih tinggi di tempat kaki yg ada ditengah. Manda berusaha menutupi isi roknya dgn cara menekan roknya.

Pak Herman berdiri dan mendekat begitu kaki Manda sdh naik ke posisinya.

Kamu lupa menjelaskan bahwa tangan ibu hamil dapat berpegangan di atas sini, sehingga mempermudah proses melahirkan!? sambil mengarahkan kedua tangan Manda ke atas di atas kepalanya dimana disana ada pegangan.

Mata pak Herman melirik lekuk ketiak Manda yg tampak sexy. Posisinya tampak pasrah tak berdaya.

Dan ini harusnya tombol ini ditekan!? lanjut pak Herman.
Tombol itu mengerakan posisi kaki yg tadinya keduanya ditengah, sekarang melebar..

Eh..? Aku kelabakan ketika tiba tiba kedua kakiku ditarik melebar, dan tampaknya pak Herman tdk berhenti berhenti menekan tombol itu,sampai kedua kakiku terbuka 130 derajat mekangkang.

Rokku yg berusaha kutahan otomatis terdorong naik oleh pahaku sendiri ke arah pinggang, dan bagian bawah rok-ku terdorong sampai ke pantatku.Celana dlm G-stringku pasti keliatan jelas bila pak Herman berputar kearah sini.

Dan benar? pak Herman berjalan santai memutari kursi dan berhenti pas di depan selakanganku yg terexpose.

hmmm? ? sambil memandangi dgn leluasa paha mulus Manda? melihat pori-porinya yg merinding?dan selangkangan Manda, gundukan kecil ditengah yg hanya tertutup kain pas hanya menutup bibir bawah Manda.

Dlm hati pak Herman mengguman ? WOW? sexy sekali? dan apa itu..ada basah-basah di selangkangannya..dan kayaknya ada spot basah di celana dalamnya, apa dia jg terangsang?

Pak Herman melirik ke arah ibu Manda yg sedang menutup matanya.. mungkin ia malu.Segera pak Herman mengeluarkan HP cameranya dan klik.memotret selangkangan Manda lengkap dgn wajah Manda yg sedang menutup wajahnya.

Tanpa menurunkan Manda dari posisinya pak Herman melanjutkan dgn memberikan termometer anus..

sekarang coba peragakan cara penggunaanya, ingat sy mau kamu peragakan !?

Manda membuka matanya dan melihat termometer di tangannya.. ?aduuh ini kan Rectal termometer? pikirnya dlm hati.?apa baiknya aku pura-pura salah aja ya? tp nanti bisa-bisa aku dipecat, kalau aku dipecat bagaimana pembayaran cicilan rumah, mobil, bisa-bisa disita semua, dasar .. semua ini gara-gara suami tak berguna !?

Begini pak? sambil berusaha mengarahkan termometer itu ke ketiaknya dan dijepitnya.
?BUKAAN ! Mana bisa itu dijepitkan disana ! jelas itu salah.. Kamu mau keluar dari pekerjaan ini ? atau kamu mau belajar cara yg benar ??, kalau kamu mau sy akan mengajari cara yg benar.? Pak Herman ingin memastikan apakah dia bisa melanjutkan permainan ini atau tdk.

Manda sambil mengangguk dan memandang pak Herman menjawab dgn suara pelan ?Sy mau belajar pak, sy siap?.

Ini adalah rectal thermometer , kamu lihat ujungnya yg lebih gemuk dari biasanya dan lihat ujungnya yg tercover dgn stainless steel tampak lebih panjang.. sy akan tunjukkan cara pakainya? Sambil pak Herman memegang kedua paha Manda dan mendorongnya mengkangkang lebih lebar.

Pak Herman melirik Manda ingin melihat responnya. Nampaknya Manda sdh pasrah? ia hanya memejamkan mata dan nafasnya tampak lebih cepat, bibirnya dikulum kedalam.

Say harus mendorong celana dlm ini ke samping..ehm..? diselipkannya jari telunjuk dan jari tengahnya ke dlm karet celana dlm g-string Manda, dan kemudian ditariknya kesamping ?WOW !!? dlm hati pak Herman terkagum melihat pemandangan luar biasa dimana tampak rambut-rambut kemaluan Manda ditengahnya nampak dua gundukan bibir meqi Manda yg mengapit sebuah butir itil, ditengahnya keliatan lubang kenikmatan itu, tampak basah, bahkan ada cairan bening mengalir ke bawah melalui tengah-tengah cepitan pantat putih Manda, cairan itu berhenti pas di anus Manda yg berwarna krem muda.

-Kisah Taro – Kenangan Tak Terlupakan

TAROSLOT Kenangan Tak terlupakan, Aku baru saja lulus kuliah dan mendapatkan gelar sarjana S1 untuk bidang Teknik Mesin. Berkat bantuan orang tuaku, aku berhasil mendapatkan panggilan untuk bekerja di sebuah perusahaan mesin di Norwegia karena rekan orang tuaku mempunyai bagian saham di perusahaan tersebut. Aku ingat saat kelulusanku, ternyata Winnie, salah seorang temanku dari Fakultas Hukum juga telah menyelesaikan studinya. Usia Winnie terpaut satu tahun dibawahku dan aku berkenalan dengannya sejak masih tahun pertama dia masuk kampus.

Winnie seorang gadis yang menarik dengan kulit bersih dan wajah yang cantik mulus. Rambutnya bergelombang dan indah. Tubuhnya langsing dengan pinggang yang ramping. Payudaranya montok, padat dan penuh. Sangat proporsional dengan tubuhnya sehingga sangat menggiurkan bagi banyak lelaki. Entah mengapa, Winnie tampaknya sangat memujaku. Aku sendiri kurang menyukai sifatnya karena menurutku Winnie terlalu lincah dan aktif, dan lagi dia bukan tipe gadis yang kusukai. Tapi harus kuakui kalau secara fisik Winnie benar-benar membuatku terpesona. Teman-temanku berkata bahwa aku bodoh karena tidak menanggapi Winnie. Menurut mereka aku cukup tampan, apalagi orang tuaku tergolong berharta. Winnie pun berasal dari keluarga yang berkecukupan. Namun aku biasanya mengabaikan mereka untuk hal yang satu ini.

Malam hari sebelum berangkat ke Norwegia, aku berjalan-jalan dengan motorku untuk melepas stres. Sampai lewat jam 11 malam aku berada di suatu taman kota, yang kebetulan sekali berada di dekat tempat tinggal Winnie. Dan anehnya, saat itu Winnie sendirian melintas di depan taman tersebut, seorang diri saja. Dia hanya memakai T-Shirt dan celana pendek. Dan begitu melihatku, dia langsung menegur dengan riangnya, “Hei, Zal! ngapain lo di sini malem-malem gini? mau ngerampok ya?”
Aku cuma tersenyum sekilas, lalu menjawab, “Nggak.. Lagi ngilangin pusing. Lo sendiri ngapain?”
“Gue baru dari warung di sana, beli handyplast. Tangan gue luka. Nih, liat aja! Cuma luka kecil sih…” katanya sambil menunjukkan luka di tangannya.

Entah kenapa, aku merasa senang melihat luka di tangannya itu. Dan saat itu terlintas suatu pikiran di kepalaku. “Win, temenin gue jalan-jalan yuk, keliling-keliling aja…” Dia tertawa dan langsung setuju! Luar biasa, dia sama sekali tidak takut dan tidak curiga kalau aku punya niat jahat! Lalu dia naik ke motorku, dan aku pun tancap gas membawa dia pergi dari situ. Aku membawanya ke sebuah kawasan industri yang letaknya cukup jauh dari situ dan tempat ini memang sepi sekali. Maklum, tidak ada perumahan di sini, yang ada hanya bangunan pabrik dan sejenisnya.

Dia nampak mulai curiga dan bertanya, “Zal, kita mau kemana nih? Anterin gue balik aja deh, ya?”
Aku berhenti di sebuah bangunan tua di dekat situ dan menjawab, “Anterin pulang? Gue masih pengen sesuatu nih! Gue sebenernya suka ama lo, Win. Gue pusing, soalnya besok gue mau pergi ke luar negri!” (Aku tidak pernah menceritakan tentang rencana kepergianku pada teman-temanku, bahkan teman terdekatku sekalipun).
Winnie tampak kaget, “Ke luar negri? Ngapain Zal?”
“Ada urusan. Makanya, gue bilang ke lo supaya gue nggak penasaran.” jawabku munafik, padahal saat itu aku sangat menginginkan bisa menikmati tubuh Winnie.

Dan benar saja, nampaknya Winnie terjerat. Tidak lama setelah aku menebarkan jeratku, Winnie mulai terpengaruh dan dia menurut saja ketika kuajak dia ke samping bangunan tua itu. Bahkan bangunan itu pada siang hari hampir tidak pernah dikunjungi orang. Hanya lampu jalan saja yang menerangi tempat itu.

Kemudian aku nekat memeluknya dan mencium bibirnya. Saat itu aku merasakan Winnie berusaha menolak, tapi aku terus memaksa sehingga akhirnya Winnie pun membalas pelukanku. Aku dapat mencium harum tubuh Winnie yang semakin merangsangku.

Aku pun dapat merasakan payudara Winnie yang kenyal dan hangat menekan dadaku dan benar-benar terasa nikmat. Winnie yang sudah terpengaruh nafsu bahkan diam saja ketika tangan kiriku meraba dan meremas pantatnya sementara tangan kananku menurunkan celana pendek yang dipakainya. Sementara lidahku beraksi di dalam mulutnya. photomemek.com Winnie ternyata masih kurang pengalaman dalam berciuman, dapat kurasakan caranya membalas ciumanku. Namun, apa peduliku? Aku hanya menginginkan tubuhnya. Besok aku akan pergi ke luar negeri.

Aku melepaskan ciumanku, dan kemudian membuka T-Shirtnya. Seiring dengan itu, kedua payudaranya yang kencang dan memenuhi BH putihnya (bahkan sangat penuh!) berguncang. Aku bertanya kepadanya sambil meremas gumpalan daging miliknya yang kiri, yang masih tertutup BH.
“Win, tetek lo gede banget! Lo pake ukuran berapa sih?”
“Mhh.. gue… pake.. 34C, Zal..” jawabnya.

Selanjutnya aku membaringkannya dan membuka celananya, dan dia memakai celana dalam putih tipis! Dapat kulihat bayangan bulu kemaluannya. Tidak lebat, memang. Aku sangat penasaran, maka aku pun melepaskan celana dalamnya. Winnie merapatkan kedua kakinya, untuk menutupi lubang rahasianya. Semakin penasaran akan keindahan tubuhnya, aku terakhir kali membuka BH-nya. Kedua daging kembar yang kenyal tersebut seperti melompat ketika BH-nya benar-benar terlepas. Besar dan indah sekali. Akan sangat nikmat bila tanganku meremas, mencengkram dan menggenggam gumpalan daging itu.

Sebelum aku beraksi lebih jauh, Winnie memotong, “Lo juga buka dong, Zal! Masa gue aja nih…”Aku turuti permintaannya. Dalam sekejap aku pun bertelanjang bulat di hadapannya. Batang penisku sudah menegang keras sejak tadi. Ukuranku tidaklah panjang, kurang lebih 15 cm. Tapi diameternya cukup besar jika dibandingkan dengan milik teman-temanku. Winnie menyeletuk, “Baru kali ini gue liat punya cowok langsung lho, Zal”.
Aku bertanya, “Lo belum penah main sama orang?”
“Belum.. Gue biasanya onani aja kok”

Aku tak bertanya lebih lanjut. Langsung saja kuraih Winnie dalam pelukanku, dan kuelus sebelah payudaranya dengan tangan kananku. Oh.. Nikmat sekali. Kenyal, padat dan aku bisa merasakan dagingnya yang begitu empuk! Sementara Winnie mengeluarkan suara desahan pelan. Aku mengambil posisi duduk, sementara kupangku Winnie berhadapan denganku. Tangan kananku masih mengelus-elus sebelah payudaranya, sementara mulutku meraih puting yang menonjol dari payudara lainnya. filmbokepjepang.com Putingnya berwarna merah, sedikit tua. Kusedot dengan sangat kuat sehingga Winnie terpekik kecil. “Uhhh… Zal, Lo nyusu ganas banget sihh.. Lo sedot sampe semua isi tetek gue keluar juga, nggak bakal ada air susunya…” komentar Winnie sambil meringis. Di bawah, penisku bersentuhan dengan bibir vaginanya. Hangat dan basah di sana. Aku bisa merasakan pula bulu kemaluannya pada penisku. Sedikit demi sedikit kugerakkan tubuhku agar alat sanggama kami saling bergesek. “Ah… enak sekali rasanya…”

Selang kemudian Winnie lepas kontrol, sehingga dia berbisik di telingaku, “Uh.. Zal, jangan dielus aja dong, remes tetek gue… gue nggak tahan kalo cuma digituin doang!”
“Ah, Lo isep dulu kontol gue deh, Win. Mau kan?”
Winnie mengangguk dan kepalanya menunduk di antara selangkanganku. Kemudian tak lama kurasakan hangat, basah dan geli luar biasa pada penisku. Winnie telah mengulum penisku. Rasanya luar biasa. Aku hanya bisa memegang rambutnya dan merasakan sejuta nikmat pada penisku. Terkadang Winnie menjilat atau menggigit dengan lembut batang penisku sehingga tubuhku bergetar keenakan. Sementara tangannya memijat halus kedua biji penisku. Tak hanya itu, bahkan Winnie juga mengulum kedua biji penisku itu. Dia menyedot dan memainkan lidahnya, membuatku seperti terbang.

Akhirnya merasakan penisku berdenyut-denyut, sehingga aku menghentikan Winnie dan membaringkannya. Aku di atas dan dia di bawah. Tanganku memegang tangannya. Kugesek-gesekkan batang penisku dengan bibir vagina dan klirotisnya sehingga Winnie mengerang merasakan nikmat. Kedua payudaranya berguncang-guncang pelan seirama dengan gerakanku. Gerakanku semakin cepat, dan kurasakan vagina Winnie sangat basah serta mengeluarkan banyak cairan. Winnie bahkan menjerit pelan.

“Win, gue masukin ya?”
Winnie diam saja. Diam artinya setuju kan? Maka aku pun siap tancap, aku mengambil posisi kesukaanku. Aku duduk di bawah sementara dia kupangku, kubuka liang vaginanya dengan kedua jariku, dan kududukkan dia di atasku. Perlahan penisku masuk ke dalam vaginanya. Sebelum selesai, kupaksa dia turun sehingga Winnie mengerang. Penisku seluruhnya berada dalam kehangatan genggaman vaginanya. Ohh.. enak luar biasa di dalamnya. Panas, sempit, dan berdenyut!

Winnie mulai bergerak naik turun di hadapanku. Akh… penisku geli luar biasa. Winnie pun merintih-rintih sambil bergerak. Kedua tangannya bertopang pada bahuku, sementara kedua payudaranya tepat berada di depan wajahku. Bayangkan, kedua daging kenikmatan tersebut melonjak-lonjak di hadapanku. Aku tidak dapat menahan diri, kemudian tangan kananku meraup miliknya yang kiri, kucubit dan kupuntir puting susunya dengan telunjuk dan jempolku. Sementara lidahku menjilati puting susu, areola dan permukaan payudaranya yang lain. Cairan dari vagina Winnie menimbulkan bunyi berkecipak pada persenggamaan kami. Sekali lagi aku mengulum puting susunya dan menyedot sekuat yang kubisa. Kali ini membuat puting susu Winnie tertarik kencang karena gerakan Winnie yang naik turun sementara aku menarik puting susunya.

Winnie mengaduh, “Aduuh… kalo gini ca..caranya, ukh… isi tetek gue… ekh.. bisa brojol.. ah… keluar… ekh… ah… nanti puting gue.. ukh.. ah bisa putussh..”
Mendengar perkataan Winnie tersebut semakin memompa nafsuku. Bahkan saat itu juga terlintas di kepalaku untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Aku tiba-tiba saja mengambil kendali persenggamaan tersebut. Kugenggam, kuremas dan kutarik kedua payudara Winnie ke arahku sehingga posisiku terlentang dan Winnie menindihku! Sekali lagi Winnie mengaduh-aduh dengan kekasaranku tadi. Selanjutnya, dengan masih menggunakan kedua payudaranya sebagai peganganku, aku mendorong Winnie sehingga dia terlentang dengan keras. Kali ini aku yang menindihnya. Pinggangku kugerakkan naik turun dengan kasar dan keras sehingga seakan-akan penisku berusaha mendobrak jebol vaginanya. Kali ini Winnie menjerit cukup keras! Tak sampai disitu, kuraih tubuh Winnie dan kupeluk dengan tangan kiriku. Tangan kananku menggenggam dan memeras payudara kirinya dengan kuat, seperti memeras santan. Aku bisa merasakan isi dari payudaranya di genggamanku.

“Adduhh, Zal! Lo bisa hancurin tetek gue… aduh.. aduh… lepasin dong!”
Aku tidak mempedulikannya. Bahkan aku menggigit bagian bawah payudaranya yang sebelah lagi. Aku berusaha menggigit setiap inci dari payudara tersebut. Tangan kananku pun semakin buas. Bukan hanya memeras, tapi juga menarik dan seakan berusaha mencabut daging kenyal tersebut dari tubuh Winnie. Aku semakin kasar sehingga Winnie menjerit-jerit, dan akhirnya pingsan. Hanya beberapa saat setelah Winnie pingsan, penisku berdenyut-denyut dan memuntahkan cairan nikmat ke dalam rahim Winnie. Aku terkulai lemas dan menindih tubuh Winnie yang telah pingsan. Pinggangku terasa amat pegal dan selangkanganku sedikit ngilu. Tapi aku merasa puas karena tanganku terasa enak. Tanganku telah beroperasi sebebasnya dan sepuasnya pada payudara Winnie. Penisku masih berada di dalam rahimnya, terasa panas.

Kemudian kucabut penisku dan aku memakai bajuku. Kutinggalkan Winnie yang pingsan dalam keadaan telanjang bulat. Sebelum pergi, aku menyentil puting susunya. Besok pagi aku akan berangkat ke Norwegia. Biar saja Winnie menyesali apa yang terjadi. Toh, aku tidak peduli. Hanya saja aku akan terus mengingat kenikmatan yang kuperoleh saat itu.,

-Kisah Taro -Angela Doyan 69

TAROSLOT Angela Doyan 69, Aku, Teddy Sunaryo (nama Samaran), dipanggil singkat Teddy. Setelah kerja 2 tahun lebih, aku dipindahtugaskan ke kota B ini, tidak seramai kota besar asalku, tapi cukup nyaman. Aku dipinjamkan rumah kakak perempuanku yg bertugas mendampingi suaminya di luar negeri. Sekaligus menjaga dan merawat rumahnya, ditemani seorang mbok setengah tua yg menginap, dan tukang kebun harian yang pulang tengah hari.

Dua bulan sudah aku tinggal di rumah ini, biasa-biasa saja. Oya, rumah ini berlantai dua dengan kamar tidur semuanya ada lima, tiga di lantai bawah dan dua di lantai atas. Lantai atas untuk keluarga kakakku, jadi aku menempati lantai bawah. Di samping kamar tidurku ada ruang kerja. Aku biasa kerja disitu dengan seperangkat komputer, internet dan lain-lain.

Suatu ketika, aku kedatangan seorang dokter giri, Suvie, ditemani asistennya, Angela. Mereka mau mengkontrak satu kamar dan garasi untuk prakteknya. Untuk itu perlu direnovasi dulu. Aku menghubungi kakakku melalui sarana komunikasi yang ada, minta persetujuan. Dia membolehkan setelah tanya-tanya ini itu. Maka mulailah pekerjaan renovasi dan akan selesai 20 hari lagi.

Sementara itu, Suvie menugaskan Angela untuk tinggal di kamar tidur yg dikontrak juga, disamping garasi yg hampir siap disulap jadi ruang praktek. Mulailah kisah dua anak manusia berlainan jenis dan tinggal serumah….

Sudah dua minggu Angela tinggal di rumah ini. Dia biasanya membawa makan sendiri, seringkali aku ikut makan bersama dia kalau kebetulan masakan mbok dirasa kurang. Angela berlaku biasa saja mulanya, dan aku tidak berani lancang mendekatinya. Angela berperawakan hampir sama tinggi denganku, tidak gemuk tetapi tidak kurus. Selalu berpakaian tertutup sehingga aku tidak berhasil melihat bagian yang ingin kupandang. Wajahnya cukup manis.

Suatu hari, mbok minta ijin pulang kampung setelah bekerja 9 bulan lebih tanpa menengok anak cucunya. Aku mengijinkan mbok pulang. Mbok akan minta tolong pembantu tetangga menyediakan makanan untuk aku selama mbok pulang.

Nah, pagi hari itu aku mengantar mbok ke setasiun bus dengan mobil kantorku, baru pulang untuk mengambil berkas dan berangkat lagi ke kantor. Angela pergi ke klinik dokter gigi Suvie dengan motor, biasanya jam setengah delapan pagi sudah kabur dan pulang jam lima atau enam petang, bergantung kepada banyaknya pasien. Untuk praktisnya, masing-masing membawa kunci rumah sendiri.

Sore hari setelah mbok pergi itu suasana rumahku sepi. Aku pulang jam empat sore dan sempat melihat-lihat kebun dan mengambil daun-daun kering lalu membuangnya di tempat sampah. Angela baru sampai di rumah sekitar jam setengah enam, tanpa aku tahu. Dia ternyata ada di jendela memandangku bekerja di kebun. Ketika matahari sudah doyong ke Barat, aku baru melihat ke jendela dan nampak Angela tersenyum di baliknya. Segera aku masuk rumah. “Sudah lama kamu datang, Angela?” Dia mengangguk. “Aku melihat kamu bekerja di kebun, suatu pemandangan indah, laki-laki rajin bekerja keras… Kagum aku dibuatnya.”

Aku tertawa sendiri, lalu masuk kamar untuk mandi. Kamar mandiku ada dalam kamar tidur, jadi aku bebas berjalan telanjang masuk keluar atau dengan melilitkan handuk saja, seperti sore itu. Keluar kamar mandi, aku terkejut, karena Angela ada dalam kamar tidurku. “Aku masuk tanpa permisi, maaf ya, kamu marah?” Aku jawab, “ Ah tidak, masak marah sih, disambut perempuan seksi dan manis…? Aku mau tukar baju, kamu mau tetap di sini atau…?” Angela tersipu. “Oh, mau buka handuk, gitu? Aku tunggu di sofa, mau ada perlu sama kamu.” Angela keluar kamar.

Aku mengenakan kaos oblong dan celana boxerku, lalu menghampiri Angela di sofa, duduk di sebelahnya. Dia menjauh. “Kamu sudah mandi, aku belum… nanti kamu nggak betah di dekatku..” Aku cuma senyum saja. “Ada pelu bicara apa, Angela…?” Dia bimbang sebentar, lalu, “Aku mau numpang mandi di kamar mandimu. Ada shower air hangat kan? Water heater di kamar mandiku rusak, mbok belum sempat panggil tukang…” Sambil senyum, aku jawab, “Tentu, silahkan saja, tapi pintu kamar mandi jangan dikunci, sulit membukanya. Tenang, aku tidak akan mengintip kamu mandi, jangan takut…” Angela tertawa, “Tidak ngintip tapi langsung melihat…? Mana ada laki-laki membuang kesempatan.” Aku malu mendengarnya. “Ah, kamu bisa saja…” itu jawabku sambil memegang bahunya. “Tuh, mulai ya,..?” katanya sambil setengah berlari masuk kamarnya mengambil handuk dan lain-lain.

Dua puluh menit berlalu, Angela sudah kembali duduk disampingku. Bau wangi menyergap hidungku. “Eh, Teddy, mau nggak antar aku beli kacang rebus atau goreng di simpang jalan?” Segera aku mengiyakan.

Lima menit kemudian Angela dan aku sudah bergandengan tangan berjalan ke penjual kacang, sekitar 500 meter jauhnya. Sepulangnya, tangan Angela menggandeng lenganku dan aku sempat merasakan buah dada kanannya menyentuh lengan kiriku. Serrr, darahku berdesir, jantungku berdegub kencang. Ibu—ibu di warung dekat situ nyeletuk, “Wah bu dokter sudah punya calon suami… selamat ya?” Angela tertawa kecil. Ibu-ibu itu sudah akrab dengan Angela, mempersilahkan mampir untuk suatu pertanyaan tentang kesehatan giginya. Sempat terdengar Angela melayani salahsatu dari mereka sambil menyoroti mulut si pasien kampung itu dengan batere kecil, lalu menyuruhnya datang ke klinik besok pagi. Semua pertanyaan dijawab dengan ramah. Aku jadi kagum dengan keramahan Angela. Pantes kliniknya ramai setiap hari.

Angela Asiten Dokter Gigi Pulang rumah, aku dan Angela duduk di seputar meja makan sambil menikmati kacang rebus dan goreng. Sementara itu aku tetap mencuri-curi pandang wajahnya, atau turun ke dadanya. Tetap tidak kelihatan apapun. Angela seorang perempuan yang tetap menjaga kesusilaan, pikirku. Jadi, apakah aku bisa menikmatinya, waduh, mengajaknya tidur bersama, pikiranku melayang ke arah hal-hal yang erotis. Angela menyudahi makan kacang karena kenyang, katanya, lalu bangkit pergi ke tempat sikat gigi (wastafel). Aku merapikan meja makan, lalu menyusul Angela untuk sikat gigi di sampingnya.

Tanganku mulai nakal. Aku nekad menyentuh bokongnya, meremas lalu merangkul pinggangnya. Angela seakan kaget, lalu menepis tanganku sambil sedikit menatapku sementara mulutnya masih penuh busa.

Angela berkata, “Jangan mulai nakal… “ Lalu dia membalas mencubit bokongku dan meninju punggungku. “Nih, rasakan, ya…” Dia mencubit berkali-kali dan meninju juga. Lama-lama aku merasa sakit juga, lalu kutangkap tangannya dan kutarik tubuhnya mendekat, tetapi dia berontak dan lari ke sofa. Selesai sikat gigi, aku duduk disebelahnya. “Kamu masih marah, Angela?” Dia menutup matanya, lalu… menubruk dadaku seraya menangis. Aku heran sekali. “Kamu ini…. Kamu ini… bikin aku gemes! Aku jadi nggak tahan lagi. Dadamu basah ya, dengan air mataku. Buka saja kaosmu…” Aku menurut, dia kembali membenamkan wajahnya di dadaku, lidahnya menjilati putingku. Bibirnya menciumi dadaku ke kiri dan ke kanan samapi ke lipatan ketiakku. Ketika lidahnya mau menjilat ketiakku, segera kurapatkan sehingga dia gagal. Wajahnya nampak kecewa. Berbisik, “Kenapa? Nggak mau ya?” Aku jawab, “Nanti kamu nggak tahan baunya, bau keringat laki-laki. Angela, aku ada permintaan…” Angela menjawab lirih, “Minta apa? “ Kujawab, “Mau nggak kamu tidur di kamarku bersama aku?” Angela diam saja, tidak mau menjawab. Wajahnya sudah ditarik menjauh. Aku takut dia marah. Lalu berbisik, “Kalau aku bilang… tidak mau, kamu marah?” Aku jawab, “Aku tetap membujuk sampai kamu mau. Sinar mata dan wajahmu mengatakan kamu mau…”

Tiba-tiba Angela bangkit dan berjalan ke kamarnya. Di pintu masuk kamar, dia memalingkan wajahnya lalu menggapai aku supaya mendekat. Aku segera bangkit, menuju kamarnya. “Kamu saja yang tidur di sini, mau?” Aku menggelengkan kepala. “Kamar mandi untuk kamu kan ada di kamar tidurku,gampang untuk segala keperluan…” Angela tersenyum mengangguk. “Kalau begitu, kamu tunggu di kamar, ya, nanti aku menyusul kamu.” Jantungku hampir berhenti berdetak mendengarnya. (Angela mau lho, tidur denganku…!)

Segera aku berjalan ke kamarku, lalu merapikan ranjang, meletakkan dua handuk melintang di atasnya. Tak lupa mengoleskan krim tahan lama pada kepala kemaluanku, lalu memakai sarung setelah melepaskan semua pakaian.

Belum satu menit, Angela sudah berdiri di depan pintu kamar. Melihat aku memakai sarung, dia berkata, “Kamu ada sarung lagi? Aku ingin memakai. Rasanya praktis ya?” Aku mengangguk lalu membuka lemari pakaian, mengambil sarung lagi, kuserahkan kepada Angela. Dia membawa sarung itu masuk kamar mandi, melirik manis sambil berkata, “Jangan ikut masuk, ya?” Aku tertawa saja, lalu berbaring bertelanjang dada sampai pinggang. Sarung itu menutup bagian bawah setelah pinggang. Angela keluar kamar mandi dengan sarung menutup bagian dada sampai pinggul. Dia meletakkan pakaiannya, termasuk BH dan celana dalam kuning, di meja. Dia melirik lalu tersenyum, “Lihat BH dan celana dalamku? Nih, biar puas melihatnya.” Dia mendekati aku lalu memamerkan BH dan celana dalamnya ke dekat wajahku. Aku mendekatkan hidungku pada celana dalamnya, tetapi dengan cepat dia menariknya sambil tertawa.

Dua detik kemudian, dia merebahkan diri di sebelahku. Aku melihat wajahnya, berpandang-pandangan selama beberapa puluh detik. Kudekatkan bibirku pada pipi, dahi, lalu… ke bibirnya. Dia melumati bibirku, perlahan mulanya. Lalu perlahan membuka mulutnya, sehingga kini mulutku bisa mengisap mulutnya sambil bergoyang ke kiri ke kanan, lalu lidahku bertemu lidahnya. Angela menghembuskan napasnya seperti tersengal, lalu kembali mengisap mulutku bergantian. Lengannya merangkulku, dan kini, yah, benarlah, dadaku bersentuhan dengan buah dada Angela yang kencang mencuat dan berputing keras. Dalam berahi yang makin membara, aku dan Angela sudah tidak memikirkan apa-apa lagi. Tiga gerakan cukuplah melepas sarung-sarung itu, sehingga tubuh Angela yang telanjang bulat sudah nempel erat dengan tubuhku. Dia mendorongku sehingga telungkup di atas tubuhku yang telentang, sambil terus mengisap dan mengisap dan mengisap mulut seraya bergoyang-goyang ke kiri kanan dan buah dadanya menekan menggeser-geser di dadaku. Aku sudah terbawa ke awan yang tinggi. Lenganku merangkul tubuhnya erat-erat, jembut Angela bergesekan dengan jembutku, aduh bukan main nafsuku berbaur dengan nafsu Angela. Kemaluanku yang sudah keras itu bergesekan dengan bibir kemaluan Angela, pahanya bergerak-gerak sebentar menjepit pahaku sebentar menindih dan entah gerakan apa lagi.

Sebelas menit kemudian Angela melepaskan diri, mengangkat tubuhnya sambil memandangku. “Bagaimana rasanya, enak dan nikmat..?” Aku jawab, “Bukan main… Angela, oh ina, buah dadamu.. padat mencuat, aku nikmati sekali. Kamu merasa nggak… jembut kita beradu? Jembutmu yg lebat, menambah nikmatnya….” Belum sempat kalimatku selesai, Angela sudah menindihku lagi, kali ini dia membuka lengannya sehingga lidahku bisa menjilat ketiaknya yang halus tidak berambut. Kuciumi ketiak Angela beberapa saat, dan tubuhnya menggelinjang. “Ohh, Yan… Teddy… geli sekali rasanya…” Aku pindah ke ketiak yang satu lagi, dan Angela kembali menggelinjang. “Kamu doyan ya, menilat ketiak cewek?” Kujawab, “Ketiakmu harum dan indah bukan main. … Siapa bisa tahan membiarkan tidak dicium?” Kujilati terus kedua ketiaknya, dan Angela mengaduh-aduh penuh nikmat. Didadaku masih terasa buah dadanya menggeser-geser. Pinggulnya bergoyang terus, sampai suatu ketika, dia setengah berteriak, “Teddy… aku nggak tahan…. Ayo kamu di atasku…”

Aku memutar tubuhku sehingga kini berada di atas tubuh Angela. Kedua lengannya merangkul punggungku, “Duh,.. tubuhmu sungguh kekar… aku sangat menikmati…. Ohh….” Sekarang aku menindih buah dadanya, sambil mulutku mengisap-isap dan isap mulutnya. Lidah Angela masuk ke dalam mulutku dan kuisap, alu giliran lidahku menelusuri mulutnya. Angela mengggelinjang, lalu membuka kedua pahanya. “Masukkan kemaluanmu…. pelan-pelan ya, besar sekali kemaluanmu… ooohhh… sudah… sudah masuk semuanya… oohh nikmatnya… nikmatttt sekali…..” Pinggulnya bergoyang naik turun makin cepat seiring dengan gerakan naik turun pinggulku.

Terasa kemaluanku dijepit dan disedot kemaluannya. Aku mengeluh, “Angela, kemaluanmu sempit… duhh nikmatnya dijepit dan… disedot kemaluanmu… ooohhh Angela…” Dia menjawab, “Yan… jangan keluar dulu ya…. Aku masih ingin lama nih, menikmati … persetubuhan ini..” Lalu menggelinjang hebat ke kiri ke kanan, mulutnya tertutup rapat dalam mulutku dan mengeluarkan suara lenguhan seorang perempuan yang sedang penuh nikmat.

Gerakan tubuhku dan Angela menimbulkan bunyi kecupak-kecupak saat kemaluanku menembus jembut dan kemaluannya yang sudah basah. Aku bertanya, “Angela, boleh kujilat jembutmu,…kemaluanmu….?” Segera dia menggelengkan kepala, meski mulutnya masih dalam mulutku. “Jangan sekarang,… jangan dilepasss… nanti saja… oohh,… nikmatnya…” Aku menggeserkan tubuh Angela kesamping, supayua dia tidak kepayahan menanggung beban tubuhku. Dia berbaring disampingku sambil lidahnya terjulur minta diisap. “Angela,…. Aku minta ludahmu…” Dia menjulurkan lidahnya, kali ini penuh ludahnya. Segera kuisap dan kusedot mulutnya dan kuisap ludahnya semua. Angela menggelinjang. “Kamu di bawah, mau…” Aku menggeser kembali, telentang di bawahnya. Tubuh Angela seluruhnya menindih tubuhku, buah dadanya kembali bergeser-geser. Kemaluanku berhasil masuk dari bawah, dibantu tangan Angela. Angela mengdesah, “Ooohh… aduhhh… nikmatnya, aduuhh… kemaluanmu memenuhi…. Kemaluanku penuh kemaluanmu, ohhh… terus, Teddy, terus genjot dari bawah…. Oohh…. Ohhh, nikmat sekali, …. “Gerakan tubuh Angela dan aku makin cepat sampai, “ Aku tidak…. Tidak tahan lagi…. Mau keluar…. Oohhh… keluar… Teddy…! Aku sudah keluar…. teruskan, teruskan…. Masih nikmat…. Mau lagi.. Teddy…. Kemaluanmu… nikmat sekali….. adu jembut, nambah nikmat…. Aku mau keluar lagiiiii…! Teddy, aku … nggak tahan, …keluar lagi, sudah dua kali… sekarang kamu dong, semprotkan manimu… ooohhh… ohh… terus Teddy, kamu harus puasss…” Aku bergerak terus, tetapi pengaruh krim tahan lama membuatku tidak gampang keluar.

Angela Asiten Dokter Gigi
Aku berbisik, sambil lidahku menjilati lehernya, “Angela, masih nikmat… atau mau ke kamar mandi dulu, lalu berbaring sambil istirahat 30 menit dan ….. mulai babak kedua…?” Angela berbisik mesra. “Aku mau, Teddy, berkali-kali semalam suntuk bersetubuh dengan kamu…. Sekarang ke kamar mandi dulu… “ Dia beringsut mau turun ranjang, tangannya menggapai tissue lalu mengelap kemaluannya. Llau berjalan beringsut sambil terus memegang tissue di kemaluannya. Aku menyusul dia. Kemaluanku basah dengan air mani Angela, tetapi tidak sampai mengucur.

Di kamar mandi, Angela berbisik, “Teddy, kamu… hebat… sebagai laki-laki, bisa memuaskan aku berkali-kali.” Aku menjawab, “Baru dua kali, Angela… “ Dia tersenyum, berbisik, “Semalam suntuk bisa berapa kali, ya? Aku kepningin terus, berahiku tidak…. tidak terbendung, sudah ditahan berhari-hari. Untung mbok pergi ya, jadi kita bebas ….” Aku menunduk, lalu kuserbu kemaluannya, kuciumi jembutnya, kujilati kemaluannya sampai dia kembali mengeluh nikmat. “Duhh, Teddy, … kamu merangsang lagi… ooh… ohh, aku terangsang… ayo balik ranjang… tapi, aku mau mengisap kemaluanmu dulu… waduh, sudah tegang lagi…” Mulutnya mengulum, mengisap kemaluanku beberapa menit. “Angelaaa…. Sudah, sudah, nanti aku crot dalam mulutmu, saying sekali. Lebih nikmat crot di dalam kemaluanmu…” Angela tertawa, “Nggak kuat ya? Pakai krim lagi? Biar kuat berjam-jam?” Aku mengangguk lalu memeluk tubuh Angela, buah dadanya kembali nempel dipinggangku. “Angela,… merasakan buah dadamu, sungguh nikmat…”

Sampai di ranjang, kembali dia menindihku. “Kamu di bawahku dulu ya… Eh, belum pakai krim?” Aku beringsut ke meja lalu mengoleskan krim di kepala kemaluanku. “Nih, sudah pakai krim. Tidak takut crot dulu, sejam lagi rasanya.” Kembali tubuhku ditindih Angela, mulutnya kembali menyeruput mulutku, buah dadanya bergerak ke kiri kanan di dadaku, aduh nikmat sekali. “Kamu nafsu lagi, Angela?” Dia mengangguk, “Ya, kali ini sampai sejam baru aku keluar…. Ketiga keempat, kelima….”

Aku menikmati posisi begini (sebutannya Woman on top missionary sex) selama sekitar 25 menit, terus menerus menyeruput mulut Angela, menelan ludahnya, merangkul erat tubuhnya, mencengkeram bokongnya yang aduhai, dan seterusnya. Angela juga menikmati perannya, memandang wajahku dengan sayu, menjulurkan lidahnya, masuk ke mulutku seraya menelusuri seluruh rongga mulutku, mengisap, mengisap, menyedot, menyedot, terus menerus. Pinggulnya bergerak ke kiri ke kanan, maka terasalah jembutnya bergesekan dengan jembutku, pahanya kadang-kadang menuruni pahaku supaya kemaluanku bisa menggeser-geser kemaluannya yang sudah basah itu.

Setelah sekitar 25 menit itu, Angela melenguh dan mendorongku supaya bergeser ke samping, lalu berbisik, “Kamu naik ke atas ya… aku sudah nggak tahan, ingin dimasuki kemaluanmu…. Yang lama dan dalam,… jangan cepat-cepat, …. putar pinggulmu, nah gitu….ooh… nikmatnya, Teddy, terus… nikmatttt sekali…. Mauku sih yang lama,…. terus, … sekarang kemaluanmu… benamkan ke dalam kemaluanku, terus….. yang dalam… ohh, ohh, mmm… mmm…” Mulutnya kusedot sedot terus, dan dia membalas sedotanku, jadi cuma bisa mengeluarkan suara … mmm…. mmmm…. ahh… ahhh.. Sementara dadaku menindih buah dadanya, sungguh nikmat sekali. Buah dada yang mencuat dan kencang. Tiap lelaki pasti akan menikmatinya dalam posisiku ini. Aku sendiri mendesah kencang sambil menggerakkan pinggulku, naik turun dan putar-putar. “Tin… ooohh… jembut…. jembut kita…. beradu… nikmat sekali ya…?” Angela mendesah dalam mulutku, mmm… lalu menjawab, “Betul… jembut ketemu jembut…. dadamu menindih buah dadaku… nikmat sekali, Teddyooo… aku nggak tahan lagi… aku mau keluar lagi … Teddyoo…. aku … keluar… crot crot…. Oohhh… nikmatnya….” Lengannya melingkari tubuhku dengan kencang. “Teddy,… tubuhmu… enak sekali kurangkul… kekar, … begitu jantan… nikmat sekali.. jangan lepas dulu ya…. teruskan, Teddyooo… aku masih bisa lagi, … “ Aku gerakkan pinggulku naik turun terus, kurasakan batang kemaluanku disedot dan dijepit kemaluan Angela… Kemaluannya berkedut-kedut… Untung aku pakai krim tahan lama. Siapa sih bisa tahan kemaluannya dijepit dan disedot begitu. Sekitar 12 menit, Angela kembali mengeluh panjang dalam mulutku, lalu pinggulnya mengejang keras dan… terasa lagi cairan hangat membasahi kemaluanku di dalam kemaluan Angela. Dia terengah-engah, sambil mengisap mulutku dia berbisik, “Teddy… aku sudah keluar… empat kali ya?” Aku menjawab, “Ya, baru empat kali. Masih mau empat kali lagi sampai pagi?”

Angela berbisik, “Istirahat dulu yuk, setelah bersih-bersih di kamar mandi. Kamu hebat sekali, ya, belum keluar juga air manimu. Nanti aku mau mengisapnya ya, sisa-sisa air manimu, dalam mulutku, kalau sudah keluar dalam kemaluanku….” Dia menuntunku jalan ke kamar mandi sambil menempelkan buah dadanya di sampingku… Perasaanku sudah tidak karuan, lelaki menghadapi perempuan yang nafsunya besar dan tidak dapat dibendung lagi. Di kamar mandi, Angela mendekatkan wajahnya ke wajahku sambil menjilati pipi dan leherku. “Teddy…. kamu jantan tulen… aku ingin terus dipeluk dan diapakan saja sampai pagi… “ Lalu menyabuni kemaluannya dan mengusap kemaluanku, dan menyirami lalu mengelap dengan handuk. Angela berbisik, “Mau kuisap… kemaluanmu?” Aku menolak, takut ngecrot di kamar mandi, lalu kepeluk dia menuju ranjang lagi.

Kembali dia telungkup di atas tubuhku, lalu berbisik, “Mau main 69?” Aku mau, lalu dia menggeserkan tubuhnya, berbalik arah. Buah dadanya menggeser di dada dan perutku. Mulutku sekarang persis berhadapan dengan jembut dan kemaluannya, yang segera kujilat. Begitu juga dia, mulutnya menelusuri biji kemaluanku, lalu batangnya, dan menjilati kepalanya sebelum mengulum dengan penuh gairah. Dia mendesah ketika merasakan jembutnya kuciumi dan bibir kemaluan yang berwarna merah itu kujilati dengan sama gairahnya. Posisi ini berlangsung selama sekitar 10 menit, ketika aku merasakan puncak kenikmatanku nyaris sampai, lalu kuminta dia balik arah lagi. Kembali mulutku mengisap mulutnya, berbau jembut dan terasa agak asin. Dengan gairah penuh dia mengisap mulutku, menjulurkan lidahnya masuk keluar untuk beradu dengan lidahku. Buah dadanya bergerak kiri kanan di dadaku, nikmat sekali rasanya. Aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan main dengan boneka seks lagi. Kalah nikmat dibandingkan tubuh Angela. Lenganku melingkari punggung Angela, bokongnya kucengkeram dan kuelus. Angela mengerang, “Aku nafsu lagi, Teddy…. kamu begitu pinter… membangkitkan berahiku…”

Dia mendorongku ke samping lalu menarik tubuhku sampai menindih tubuhnya. Kembali kutindih buah dadanya, begitu nikmat. Mulutku mengisap mulutnya, dan kemaluanku masuk ke dalam kemaluannya, jembutku bergesekan dengan jembutnya. Pinggulku naik turun, perlahan lalu tambah kencang. Selang lima menit, Angela sudah kelojotan, mengerang dalam mulutku, lengannya mencengkeram punggungku, pinggulnya bergerak cepat naik turun dan kesamping, dan… Angela menjerit tertahan dalam mulutku. Kemaluannya kembali memuntahkan cairan hangat, kurasakan kemaluanku disiram cairan hangat. Dia sampai puncaknya lagi.

Dalam kondisi seperti itu, dia tetap memeluk aku. “Teddyoo… terus yuk… aku masih bisa keluar lagi. Jangan lepas kemaluanmu, teruskan… 10 menit lagi aku crot… kamu juga kan? Aku merasakan kemaluanmu sudah kedut-kedut. Ayo sama-sama keluar, biar puas bareng…mau?” Aku mendesah sambil terus bergerak pelan, pinggulku naik turun. “Kamu ini, Angela… manis sekali… wajahmu bikin aku nafsu, buah dadamu bikin aku nggak tahan…. Tin, rasanya aku mau keluar nih, mana tahan sih, merasakan nikmatnya semua ini?” Angela senyum mendengar kata-kataku, lalu memandangku. “Aduhai, Teddy… kamu pemuda ganteng… jantan, … pandai membangkitkan nafsu perempuan … ayo terus… aku mau nih…. ooh… nikmatnya…” Tubuh Angela menggelinjang dibawah tubuhku, mulutnya menyedot mulutku, menyedot terus… buah dadanya bergoyang ditindih dadaku.

Aku sudah tidak tahan lagi. Tadi lupa mengolesi krim tahan lama sekembali dari kamar mandi. Tuuhku bergerak naik turun dengan cepat, mengeluarkan bunyi kresek-kresek dan kecupak-kecupak ketika mulutku mengisap mulutnya dan jembutku beradu dengan jembutnya. “Angela,… buah dadamu… bikin akau tidak tahannn… aku mau keluar nih…” Angela mendesah, “Ayo, terus…. Aku juga mau keluar lagi… oohhh…. Teddy… mmm… ouww…. nikmat sekaliii…. “ Aku sampai puncaknya. “Angelaaa…. Aku keluar…. Aku keluar… oohhh… nikmatnya buah dadamu, jembutmu, kemaluanmu… oouww…. “ Maka crot-crot-crotlah air maniku dalam kemaluannya. Aku ingat pesannya supaya disisakan air mani untuk masuk mulutnya. Kuarahkan kemaluanku ke mulutnya dan…. crot-crot lagi dua tetes air mani dalam mulut Angela.

Beberapa menit aku tergolek di atas tubuh Angela, mengatur napas. Angela juga begitu. Angela puas empat kai rasanya, dan aku satu kali. Dia berkata sambil senyum manis, “Teddy, kita sama-sama keluar ya? Sama-sama puas? Besok malam mau lagi? Saban malam… Aku ini perempuan penuh nafsu, ya? Aku sayang kamu, bakal jadi cinta.” Lalu berdua aku ke kamar mandi, membersihkan tubuh, lalu tidur sampai subuh.

-Kisah Taro – Lagi Pengen. . Untung Ada Pembantu

TAROSLOT Lagi Pengen. . Untung Ada Pembantu, Aku seorang wanita karir yang cukup mapan, boleh dibilang karirku sudah mencapai tingkat tertinggi dari yang pernah kuimpikan. Tahun kemudian saya memutuskan keluar dari pekerjaanku yang sangat baik itu, saya ingin memperbaiki rumah tanggaku yang berserakan lantaran selama 5 tahun ini saya dan suami tidak pernah berkomunikasi dengan baik sehingga kami masing- masing memiliki program di luar rumah sendiri-sendiri.


Anak kami satu-satunya sekolah di luar negeri, kesempatan untuk berkomunikasi makin sedikit sampai akibatnya kuputuskan untuk memulai lagi hubungan dengan suamiku dari bawah. Tapi apa boleh buat semua malah berantakan, suamiku memilih cerai ketika saya sudah keluar dari karirku selama 3 bulan.

Aku tak mampu menyalahkannya lantaran akupun tidak begitu antusias lagi setelah mengetahui dia memiliki wanita simpanan, dan itu juga bukan salahnya maupun salahku. Kupikir itu adalah takdir yang harus kujalani.Sekarang usiaku sudah 39 tahun dan saya tidak pernah bermimpi untuk menikah lagi, sehari-hari saya lebih banyak berjalan-jalan dengan teman, kadang-kadamg kami traveling untuk membunuh waktu belaka.

Sejak 3 bulan yang kemudian saya membiarkan salah seorang keponakanku untuk tinggal di rumahku, saya tergerak menolong orang tuanya yang memiliki ekonomi pas-pasan sehingga untuk kost tentu memerlukan biaya yang mahal, sedangkan untuk bayar kuliah saja mereka sudah bekerja mati-matian. Bukti
Keponakanku bernama Ajie, usianya sekitar 22 tahun, kubiarkan ia tinggal di salah satu kamar di lantai 2.

Ajie sangat sopan dan tahu diri, jadi kupikir sangat menguntungkan ada seseorang yang mampu menjaga rumahku sewaktu saya dan teman- sobat traveling. Tapi ternyata Ajie membawa berkah yang lain. Pagi itu saya segan sekali bangun dari ranjang, baru kemarin malam saya kembali dari Thailand dan kebetulan hari itu adalah hari minggu,sehingga saya memutuskan akan tidur sepuas mungkin, semua pembatu libur pada hari minggu, mereka boleh kemana saja, saya tidak peduli asal jangan menganggu tidurku. Aku tergolek saja di ranjang, baju tidurku terbuat dari sutera tipis berwarna putih, kupandangi tubuhku yang mulai gempal, kupikir saya harus mulai senam lagi.

Kulihat jam menyampaikan angka 10. Ah biarlah saya ingin tidur lagi, jadi saya mulai terkantuk-kantuk lagi. Tiba-tiba saya mendengar suara langkah kaki di depan pintu, kemudian terdengar ketukan, saya diam saja, mungkin salah seorang pembantu ingin mengacau tidurku. “Tante…, Tante…”, ooh ternyata suara Ajie.

Mau apa dia? Aku masih diam tak menjawab, kubalikkan badanku sehingga saya tidur telentang, kupejamkan mataku, kedua tangan kumasukkan ke bawah bantal. Ketukan di pintu berulang lagi disertai panggilan. “Persetan!”, pikirku sambil terus memejamkan mata.

Tak lama kemudian saya kaget sendiri mendengar pegangan pintu diputar,
kulirik sedikit melalui sudut mataku, kulihat pintu bergerak membuka pelan, kemudian muncul kepala Ajie memandang ke arahku, saya pura-pura tidur, saya tak mau diganggu. “Tante…?”, Suaranya berbisik, saya diam saja. Kupejamkan mataku makin erat. Beberapa ketika saya tidak mendengar apapun, tapi tiba-tiba saya tercekat ketika merasakan sesuatu di pahaku. Kuintip melalui sudut mata, astaga ternyata Ajie sudah bangun di samping ranjangku, dan matanya sedang tertuju menatap tubuhku, tangannya memegang belahan bawah gaun tidurku, saya lupa sedang mengenakan baju tidur yang tipis apalagi dengan tidur telentang pula.

Hatiku jadi berdebar-debar, kulihat Ajie menelan ludah, pelan-pelan tangannya menyingkap gaunku, hatiku makin berdebar tak karuan. Mau apa dia? Tapi saya terus pura- pura tidur. “Tante…”, Suara Ajie terdengar keras, kupikir ia sedang ingin memastikan apakah tidurku betul- betul nyenyak atau tidak.
Kuputuskan untuk terus pura-pura tidur. Kemudian kurasakan gaun tidurku tersingkap semua sampai leher, kemudian kurasakan tangan Ajie mengelus bibirku, jantungku mirip melompat, saya mencoba damai semoga perjaka itu tidak curiga. Kurasakan lagi tangan itu mengelus-elus ketiakku, lantaran tangan kumasukkan bawah bantal jadi otomatis ketiakku terlihat.

Kuintip lagi…, buseet wajah perjaka itu erat sekali dengan wajahku, tapi saya yakin dia masih belum tahu saya pura-pura tidur, kuatur napas selembut mungkin. Lalu kurasakan tangannya menelusuri leherku, bulu kudukku meremang geli, saya mencoba bertahan,
saya ingin tahu apa yang akan dilakukannya terhadap tubuhku. Tak lama kemudian kurasakan tangannya meraba buah dadaku yang masih tertutup BH, mula-mula ia cuma mengelus-elus, saya tetap diam sambil menikmati elusannya, kemudian kurasakan buah dadaku mulai diremas-remas, saya merasakan mirip ada yg sedang bergolak di dalam tubuhku, sudah lama saya tidak merasakan sentuhan laki-laki.

Sekarang saya sangat merindukan kekasaran seorang pria, saya memutuskan terus diam sampai saatnya tiba.
Sekarang tangan Ajie sedang berusaha membuka kancing BH-ku dari depan, tak lama kemudian kurasakan tangan cuek perjaka itu meremas dan memilin puting susuku. Aku ingin merintih nikmat tapi nanti malah membuatnya takut, jadi kurasakan remasannya dalam diam. Kurasakan tangannya gemetar ketika memencet puting susuku, kulirik pelan, kulihat Ajie mendekatkan wajahnya kearah buah dadaku, kemudian ia menjilat-jilat puting susuku, tubuhku ingin menggeliat merasakan kenikmatan isapannya, saya terus bertahan.

Kulirik puting susuku yang berwarna merah renta sudah berkilat oleh air liurnya, perasaanku campur aduk tidak karuan, nikmat sekali. Mulutnya terus menyedot puting susuku disertai dengan gigitan- gigitan kecil, ajun Ajie mulai menelusuri selangkanganku, kemudian kurasakan jarinya meraba vaginaku yg masih tertutup CD,saya tak tahu apakah vaginaku sudah basah atau belum, yang terperinci jari-jari Ajie menekan-nekan lubang vaginaku dari luar CD, kemudian kurasakan tangannya menyusup masuk ke dalam CD-ku, jantungku berdebar keras sekali, kurasakan kenikmatan menjalari tubuhku.

Jari-jari Ajie sedang berusaha memasuki lubang vaginaku, kemudian kurasakan jarinya amblas masuk ke dalam, wah nikmat sekali. Aku harus mengakhiri sandiwaraku, saya sudah tak tahan lagi,kubuka mataku sambil menyentakkan tubuhku. “Ajie!!! Ngapain kamu?”, Aku berusaha bangun duduk, tapi kedua tangan Ajie menekan pundakku dengan keras.

Tiba-tiba Ajie mencium mulutku secepat kilat, saya berusaha memberontak, kukerahkan seluruh tenagaku, tapi Ajie makin keras menekan pundakku,
malah perjaka itu sekarang menindih tubuhku, saya kesulitan bernapas ditekan oleh tubuhnya yang besar. Kurasakan mulutnya kembali melumat mulutku, lidahnya masuk ke dalam mulutku, saya pura-pura menolak. “Tante…, maafkan saya. Sudah lama saya ingin merasakan ini, maafkan saya tante” Ajie melepaskan ciumannya kemudian memandangku dengan pandangan meminta.
“Kamu kan mampu dengan teman- sobat kau yang masih muda. Tante kan sudah tua” Ujarku lembut.

“Tapi saya sudah tergila-gila dengan tante…, saya akan memuaskan tante sepuas-puasnya”, Jawab Ajie. “Ah kamu…, ya sudahlah terserah kau sajalah”, Aku pura-pura menghela napas panjang, padahal tubuhku sudah tak tahan ingin dijamah olehnya. Kemudian Ajie melepaskan gaun tidurku, sehingga saya cuma memakai celana dalam saja. Lalu Ajie melepaskan pakaiannya, sehingga saya mampu melihat penisnya yang besar sekali,

penis itu sudah menegang keras. Ajie mendekat ke arahku. “Tante diam saja ya”, Kata Ajie. Aku diam sambil berbaring telentang, kemudian Ajie mulai menciumi wajahku, telingaku dijilatinya, saya mengerang-erang, kemudian leherku dijilat juga, sementara tangannya meremas buah dadaku dengan lembut.
Tak lama kemudian Ajie merenggangkan kedua pahaku, kemudian kepalanya menyusup ke selangkanganku.

vaginaku yang masih tertutup CD dijilat dan dihisap-hisapnya, saya menggeliat- geliat menahan rasa nikmat yang luar biasa.
Lalu Ajie menarik CD-ku sampai copot, kedua kakiku diangkatnya sampai pinggulku juga terangkat, sehingga tubuhku menekuk, kulihat vaginaku yang berbulu sangat lebat itu mengarah ke wajahku, punggungku agak sakit, tapi kutahan, saya ingin tahu apa yang akan dilakukannya.

Kemudian Ajie mulai menjilati vaginaku, kulihat lidahnya terjulur menyibak bulu vaginaku, kemudian menyusup ke belahan bibir vaginaku, saya merintih keras, nikmat sekali, clitorisku dihisap- hisapnya, kurasakan lidahnya menjulur masuk ke dalam lubang vaginaku, mulutnya sudah bergelimang lendirku,
saya terangsang sekali melihat kelahapan perjaka itu menikmati vaginaku, padahal kupikir vaginaku sudah tidak menarik lagi.

“Enak Ajie? Bau kan?”, Bisikku sambil terus melihatnya melahap lubangku. “Enak sekali tante, saya suka sekali baunya”, Jawab Ajie, saya makin terangsang.
Tak lama saya merasakan puncaknya ketika Ajie makin dalam memasukkan lidahnya ke dalam vaginaku.


“Ajiee…, aa…, enaakk” Kurasakan tubuhku ngilu semua ketika mencapai orgasme, Ajie terus menyusupkan lidahnya keluar masuk vaginaku. Kuremas-remas dan kugaruk-garuk rambut Ajie.
Kemudian kulihat Ajie mulai menjilat lubang pantatku, saya kegelian, tapi Ajie tidak peduli, ia berusaha membuka lubang pantatku, saya mengerahkan tenaga mirip sedang buang air sehingga kulihat pengecap Ajie berhasil menyusup kesela lubang pantatku, saya mulai merasakan kenikmatan bercampur geli.

“Terus Jie…, aduh nikmat banget, geli…, teruss…, hh…”, Aku mengerang-erang, Ajie terus menusukkan lidahnya ke dalam lubang pantatku, kadang-kadang jarinya dimasukkan ke dalam kemudian dikeluarkan lagi untuk dijilat sambil memandangku. “Enak? Jorok kan?”. “Enak tante…, nikmat kok”, Jawab Ajie, tak lama kemudian saya kembali orgasme, saya tahu lendir vaginaku sudah membanjir. Kucoba meraih penis Ajie, tapi sulit sekali. Aku merasa kebelet ingin pipis, tiba-tiba tanpa mampu kutahan air kencingku memancar sedikit, saya mencoba menahannya.

“Aduh sorry Jie…, nggak tahan mau pipis dulu” Aku ingin bangun tapi kulihat Ajie pribadi menjilat air kencingku yang berwarna agak kuning. Gila! Aku berusaha menghindar, tapi ia malah menyurukkan seluruh mulutnya ke dalam vaginaku. “aa…, jangan Ajie…, jangan dijilat, itu kan pipis Tante”, Aku bangun berjalan ke kamar mandi, kulihat Ajie mengikutiku. “Tante pipis dulu, Ajie jangan ikut ah…, malu”,Kataku sambil menutup pintu kamar mandi, tapi Ajie menahan dan ikut masuk. “Saya ingin lihat Tante”. “Terserah deh”. “Saya ingin merasakan air pipis tante”, Aku tersentak. “Gila kamu? Masak air pipis mau…”, Belum habis ucapanku, Ajie sudah telentang di atas lantai kamar mandiku. “Please tante…”,

Hatiku berdebar, saya belum pernah merasakan bagaimana mengencingi orang, siapa yang mau? Eh sekarang ada yang memohon untuk dikencingi. Akhirnya kuputuskan untuk mencoba. “Terserah deh…” Jawabku, kemudian saya bangun diantara kepalanya, kemudian pelan-pelan saya jongkok di atas wajahnya, kurasakan vaginaku menyentuh hidungnya.


Ajie menekan pinggulku sehingga hidungnya amblas ke dalam vaginaku, saya tak peduli, kugosok- gosok vaginaku di sana, dan sensasinya luar biasa, kemudian lidahnya mulai menjulur kemudian menjilati lubang pantatku lagi, sementara saya sudah tidak tahan. “Awas…, mau keluar” Ajie memejamkan matanya.


Kuarahkan lubang vaginaku ke mulutnya, kukuakkan bibir vaginaku supaya air kencingku tidak memencar, kulihat Ajie menjulurkan lidahnya menjilati bibir vaginaku, kemudian memancarlah air kencingku dengan sangat deras, semuanya masuk ke dalam verbal Ajie, sebagian besar keluar lagi.

Tiba-tiba Ajie menusuk vaginaku dengan jarinya sehingga kencingku tertahan seketika, kenikmatan yang luar biasa kurasakan ketika kencingku tertahan, kemudian vaginaku ditusuk terus keluar masuk dengan jarinya. Kira-kira 1 menit kurasakan kencingku kembali memancar dashyat,
sambil pipis sambil kugosok-gosokkan vaginaku ke seluruh wajah Ajie. Pemuda itu masih memejamkan matanya. Akhirnya kulihat kencingku habis, yang keluar cuma tetes tersisa disertai lendir bening keputihan menjuntai masuk ke dalam verbal perjaka itu, dan Ajie menjilat serta menghisap habis. Aku juga tak tahan, kucium verbal Ajie dengan lahap, kurasakan lendirku sedikit asin, kuraih penis Ajie, kukocok-kocok, kemudian kuselomoti penis yang besar itu.

Kusuruh Ajie nungging diatas wajahku, kemudian kusedot penisnya yang sudah basah sekali oleh lendir bening yang terus-menerus menetes dari lubang kencingnya. Ajie mulai memompa penisnya di dalam mulutku, keluar masuk seperti mulutku adalah vagina, saya tidak peduli, kurasakan Ajie sedang mencelucupi vaginaku sambil mengocok lubang pantatku.
Kuberanikan mencoba menjilat lubang pantat Ajie yang sedikit berbulu dan berwarna kehitam- hitaman. Tidak ada rasanya, kuteruskan menjilat lubang pantatnya, kadang-kadang kusedot bijinya, kadang-kadang penisnya kembali masuk ke mulutku. Tak lama kemudian kurasakan tubuh Ajie menegang kemudian ia menjerit keras.

penisnya menyemburkan air mani panas yang aneka macam di dalam mulutku. Kuhisap terus, kucoba untuk menelan semua air mani yang rada asin itu, sebagian menyembur ke wajahku, ku kocok penisnya, Ajie mirip meregang nyawa, tubuhnya berliuk-liuk disertai erangan-erangan keras. Setelah beberapa lama, akibatnya penis itu agak melemas, tapi terus kuhisap. “Tante mau coba pipis Ajie nggak?” Aku ingin menolak, tapi kupikir itu tidak fair.
“Ya deh… Tapi sedikit aja” Jawabku. Kemudian Ajie berlutut di atas wajahku, kemudian kedua tangannya mengangkat kepalaku sehingga penisnya tepat mengarah kemulutku. Kujilat-jilat kepala penisnya yang masih berlendir. Tak lama kemudian air pipis Ajie menyembur masuk ke dalam mulutku, terasa panas dan asin, sedikit pahit.
Kupejamkan mataku, yang kurasakan kemudian air pipis Ajie terus menyembur ke seluruh wajahku, sebagian kuminum. Ajie memukul-mukulkan penisnya ke wajah dan mulutku. Setelah habis kencingnya, saya kembali menyedot penisnya sambil mengocok juga. Kira-kira 2 menit penis Ajie mulai tegang kembali, keras mirip kayu.

Ajie kemudian mengarahkan penisnya ke vaginaku, kutuntun penis itu masuk ke dalam vaginaku. Kemudian perjaka itu mulai memompa penis besarnya ke dalam vaginaku. Aku merasakan kenikmatan yang bukan main setiap penis itu dicabut kemudian ditusuk lagi.

Kadang Ajie mencabut penisnya kemudian memasukkannya ke dalam mulutku, kemudian kurasakan perjaka itu berusaha menusuk masuk ke dalam lubang pantatku. “Pelan-pelan…, sakit” Kataku,kemudian kurasakan penis itu menerobos pelan masuk ke dalam lubang pantatku, sakit sekali, tapi diantara rasa sakit itu ada rasa nikmatnya. Kucoba menikmati, lama-lama saya yang keenakan, sudah 3 kali saya mencapai orgasme, sedangkan Ajie masih terus bergantian menusuk vagina atau pantatku.

Tubuh kami sudah berkubang keringat dan air pipis, kulihat lantai kamar mandiku yang tadinya kering, sekarang basah semua. “aakkhh…, tante,
tante…, aa” Ajie merengek-rengek sambil memompa terus penisnya di dalam lubang pantatku. Dengan sigap saya bangun kemudian secepat kilat kumasukkan penisnya ke dalam mulutku, kuselomoti penis itu sampai akibatnya menyemburlah cairan kenikmatan dari penis Ajie disertai jeritan panjang, untung tidak ada orang dirumah.

Air maninya menyembur banyak sekali, sebagian kutelan sebagian lagi kuarahkan ke wajahku sehingga seluruh wajahku berlumuran air mani perjaka itu. Kemudian Ajie menggosok penisnya ke seluruh wajahku, kemudian kami berpelukan erat sambil bergulingan di lantai kamar mandi. Kepuasan yang kudapat hari itu benar-benar sangat berarti. Aku makin sayang dengan Ajie. Ada saja sensasi dan cara baru setiap kali kami bercinta.

-Kisah Taro – Di Puasin Mr. P Brondong Samapai Becexs

TAROSLOT Di Puasin Mr.P Brondong Sampai becexs, Jam weker dimeja kamarku berdering pada jam 09 00 pagi, memang aku mensetting pada jam itu, karena tadi sampai terdengar adzan subuh aku masih belum bisa memejamkan mata untuk tidur . Aku menggeliatkan tubuhku terdengar kerotokan pada pinggangku, dengan malas aku bangkit dari tempat tidur… Ups aku lupa kalau aku tadi tidur dengan tubuh telanjang bulat. Kuliat tubuhku dari pantulan cermin besar mmm… dalam usia hampir kepala 4, kulihat tubuhku masih bagus dilihat… buah dadaku yang berukuran bra 36 B masih cukup kenyal, pinggangku masih ramping tak berlemak, pinggul dan pantatku kata mas Seno, almarhum suamiku adalah bagian yang terindah dari tubuhku, sangat seksi dan serasi dengan sepasang kakiku yang panjang… wajahku…?

Kata mas Seno lagi, katanya wajahku lebih pantas dibilang seksi daripada cantik… entahlah penilaian lelaki memang susah dijabarkan oleh perempuan… Sssssshhh… ooohhh… gila, lagi-lagi gairah birahiku meletup dengan tiba2… di depan cermin besar itu aku meremasi buah dada montokku sendiri yang kian mengencang… ammpuuuun… sudah 2 hari 2 malam ini aku sangat menderita karena birahi gila ini… entah berapa belas kali selama 2 hari 2 malam ini aku bermasturbasi…sampe tubuhku benar-benar loyo.

Bahkan pada hari pertama aku sempat melakukan masturbasi di belakang kemudi mobil di tengah keramaian jalan tol, saking ngga ketahan… Semalam, dengan diiringi adegan-adegan syur film bokep koleksi almarhum mas Seno… aku melampiaskan hasrat birahiku secara swalayan, mungkin lebih dari 10 kali sampai pagi menjelang…

Maka betapa jengkelku, sekarang belum setengah jam mataku terbuka, gelegak birahi itu meletup lagi… kali ini aku melawan, aku masuk kamar mandi, kuguyur tubuhku dengan shower air dingin… agak menggigil juga tubuhku… Aku memang wanita berlibido tinggi.

Sejak ABG aku sudah mengenal masturbasi… menjelang lulus SMU aku mengenal persetubuhan dan berlanjut menjadi doyan disetubuhi… Masa kuliahku adalah masa euphoria sex, karena aku kuliah di Bandung sementara orang tuaku di Jakarta… Pada awal masa kuliahku, aku pantas dijuluki pemburu seks … beberapa kali aku diusir dari tempat kost yg berbeda, dengan sebab yg hampir sama… yang aku ingat, sore pulang kuliah diantar teman kuliahku, aku lupa namanya… pokoknya keturunan Arab… Aku lupa bagaimana awal mulanya, aku bisa nyepong kemaluan Arab ganteng itu di dalam kamarku dalam keadaan pintu ngga terkunci dan Ipah pembantu ibu kost yg nyinyir itu nyelonong masuk kamarku utk menaruh pakaianku yg habis diseterikanya… aku tengah terkagum-kagum dengan volume batang kemaluan Arab ganteng yang lebih besar dari lenganku dan minta ampun panjangnya.

Malam itu juga aku disidang dan harus keluar dari rumah kost itu Tapi buatku ga ada masalah karena malam itu si Arab ganteng memberikan tumpangan sementara di rumah kontrakannya… tentu saja gairah birahiku yang binal dimanjakan oleh Arab ganteng itu… sepanjang hari… bahkan sampai beberapa hari aku tinggal di rumah kontrakan si Arab ganteng yang berantakan…

Kejadian yg lain pernah juga tengah malam, lagi seru-serunya ML sama cowok baruku… tiba-tiba pintu didobrak petugas ronda yang rupanya sudah lama memperhatikan kebiasaanku masukin cowok malam-malam… cowokku dengan tengilnya berhasil kabur…

Sementara aku lagi-lagi terpaksa harus cari kost baru lagi… Satu lagi yang ga bakal aku lupa, affairku dengan bapak kost, biar sudah tua tapi ganteng dan handsome dan yang membuatku bertekuk lutut… mmm… aksi ranjangnya boo’… selalu membuatku bangun kesiangan esoknya…

Sayang aku menikmati kencan ranjang dengan bapak kost baru tiga kali keburu ketangkap basah sama istrinya… abis siang bolong bapak itu ngajakin naik ranjang… apesnya lagi aku ga akan mampu menolak, kalo tetekku sudah kena diremasinya… baru mau dua kali aku mendapatkan orgasme… eeh…pintu di ketok-ketok dari luar dan terdengar suara ibu kost memanggil namaku…

Mendengar itu bapak kost yg sedang memainkan batang kemaluannya di liang sanggamaku, jadi gugup dan efeknya justru membuatnya orgasme, untung gak telat nyabut… pejunya berhamburan di atas perutku banyak sekali… bisa ditebak endingnya… aku harus angkat kaki dari rumah kost saat itu juga…

Nasihat sahabat-sahabatku, banyak merubah perilaku seksualku yang liar… Dengan susah payah aku berhasil menekan hasrat birahiku yang memang luar biasa panas dan aku mengumbarnya… awalnya mana sanggup aku menahan seminggu tanpa aktivitas seksual… bakal uring-uringan dan kepala terasa pecah…

Sampai akhirnya aku ketemu dengan mas Seno aktivis mapala kakak kelasku… ngga hanya sosoknya yang jantan… permainan ranjangnyapun luar biasa… permainannya yang agak kasar, mampu membuatku mengerang-erang histeris… Aku ga nyesel, harus married dengan mas Seno karena keburu hamil

Buktinya aku berhasil menyelesaikan kuliah, walaupun sambil mengasuh Astari buah cintaku dengan mas Seno Status ekonomi kamipun tergolong bagus… Sampai akhirnya 5 tahun yg lalu, kecelakaan mobil di jalan tol merenggut mas Seno dari kami berdua…

Selama 5 tahun menjanda, mungkin karena kesibukanku mengurus dan melanjutkan usaha mas Seno yang sedang menanjak pesat dan keberadaan Astari anak tunggalku sudah menginjak usia gadis remaja, aku hanya 2 kali terlibat affair dengan lelaki yg berbeda, itupun juga hanya having fun semata, penyegaran suasana disela-sela kesibukan bisnis… Kehidupan seksualku datar, tanpa gejolak… sesekali aktivitas masturbasi cukup memuaskanku…

Setelah tubuh terasa segar, kukenakan kimono dan keluar kamar…

” Heee… Ron kamu disini ? kok ga sekolah ?” Kudapati Ronie di belakang komputer Astari. Ronie adalah kakak kelas Astari yang hampir setahun ini akrab dengan anak gadisku itu Anak muda yang sopan dan pandai cerminan produk dari keluarga yang cukup baik dan mapan

” Iya tante, saya hari ini kebetulan banyak pelajaran kosong jadi bisa pulang lebih awal dan tadi Tari minta tolong saya nungguin tante yg lagi sakit kali aja butuh apa-apa” Sahut Ronie sopan, membuatku terharu… Lumayan ngobrol dengan Ronie, penderitaanku agak berkurang…

” Ron, kamu bisa mijit ga ? tolongin pijitin tante dong bentar… leher tante kaku…” pintaku ke Ronie tanpa canggung, karena memang kami sudah akrab sekali, bahkan buatku Ronie kaya anakku sendiri Ronie duduk menghadap punggungku pijatan demi pijatan kurasakan… tanpa kusadari sentuhan tangan lelaki muda itu terasa nikmat selayaknya sentuhan lelaki yang tengah membangkitkan birahi perempuan… aku mulai mendesah resah…

Percikan api birahi dengan cepat membakarku tanpa ampun… sementara tanpa kusadari kimonoku sudah semakin melorot, terdesak tangan Ronie yang kini memijit daerah pinggangku, atas permintaanku sendiri untuk memijit lebih turun… uuuhh… dadaku terasa sesak akibat tete’ku yang semakin mengencang…

Aku ingin ada yang meremasinya… Sssshhh ooohhh… gilaaa… ngga tahaann… kupegang kedua tangan Ronie, tangan kiriku memegang tangan kirinya dan tangan kananku memegang tangan kanannya kutarik kedepan melingkari tubuhku dan kutangkupkan di buah dadaku…

” Eehh… tante…?” bisik Ronie bingung dari belakang tubuhku

” Ron… tolong remasi tete’ tante…” desisku resah… merasakan sentuhan tangan lelaki pada buah dadaku yg tengah mengencang… Benar-benar hilang sosok Ronie yg sehari-hari adalah pacar Astari anakku yang ada dibenakku saat itu Ronie adalah lelaki muda bertubuh tegap… Ooouuh… Ronie mulai meremasi kemontokan buah dadaku…

” Yaaaaahh hhh…hhh… enaaaak Ronn ulangi lagi sayaaang oooohhh… ” tubuhku menggeliat resah… kugapai kepala Ronie dan kutarik ke arah tengkukku yang terbuka karena rambutku kusanggul keatas… Ronie tak menolak dan melakukan permintaanku untuk menciumi tengkukku

” Ciumi leher tante… hhhmmm sssshhh yaaahh kecupin sayaaang aaaaccchh… sssshhh ” bisikan dan desah mesraku menuntun Ronie melakukan apa yg kuminta…Aku makin gemas, tubuhku gemetaran hebat… baju kimonoku tinggal menutupi tubuh bawahku karena tali pinggangnya masih terikat

Kubalikkan tubuhku, sejenak kupandangi wajah ganteng Ronie yang matanya terbelalak liar menatap nanar tubuh bagian depanku dengan mimik ngga karuan Kulingkarkan kedua lenganku di lehernya dan dengan penuh gairah kusosot bibir manisnya…

Anak muda ini gelagapan menghadapi liarnya bibirku yang mengulum bibirnya dan nakalnya lidahku yang menggeliat menerobos masuk rongga mulutnya… Tapi insting lelakinya segera mengantisipasi, segera dapat mengatasi seranganku

Baju seragam Ronie dengan cepat kulolosi dan… ooohh… dada yg gempal dan bidang dari salah satu tim inti basket di sekolahnya ini membuat gairahku semakin binal… Kudorong tubuh Ronie untuk rebah disofa… nafas jantannya mulai tak beraturan Mmm… pejantan muda ini mulai mengerang-erang dan tubuhnya menggelepar, tatkala bibir dan lidahku menjelajahi permukaan kulit dadanya, bungkahan dada jantannya kuremas dengan gemas.

Aksi bibir dan lidahku terus melata sampai ke pusarnya… Sssshhh… celananya tampak menggembung besar entah ada apa dibaliknya ? filmbokepjepang.sex jantungku berdegup semakin kencang melihatnya… dan mataku terbelalak dibuatnya, sampai aku harus menahan nafas, ketika retsluiting celana abu-abu itu terbuka… kepala kemaluan jantan menyembul keluar dari batas celana dalamnya…

Aku dengan tergopoh-gopoh karena tak sabar melorotin celana seragam sekalian dengan celana dalam putihnya sampai ke lutut Ronie… Ooooohhh my God ! teriakku dalam hati… menyaksikan batang kemaluan Ronie yang mengacung di antara pahanya… begitu macho, begitu gagah, begitu indah bentuknya… dengan kepala kemaluannya yang besar tampak mengkilat…

Tanganku terasa gemetaran ketika hendak menyentuh nya… Kembali tubuh Ronie menggerinjal kecil ketika tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya… aku makin binal, kudekatkan wajahku untuk mengulum kepala kemaluan yang menggemaskan itu, sambil tetap tanganku bergerak mengocok batang kemaluannya…

Mendadak tubuh tegap itu meregang hebat diiringi erangan keras… dan bibirku yang setengah terbuka dan tinggal beberapa sentimeter dari kepala kemaluan itu merasakan semburan cairan hangat dengan menyebarkan aroma khas yg sangat kukenal dan kurindukan… apalagi kalo bukan peju lelaki… tanganku refleks mengocok batang kemaluan Ronie makin cepat sambil tanganku yang lain mengurut lembut kantung pelirnya…

Sementara kubiarkan peju yang sangat kental itu menyembur wajahku… sesekali kusambut peju itu dengan lidahku… mmmm… rasa peju yg khas itu kembali dikecap oleh lidahku…Terus terang aku sempat kecewa, dengan bobolnya peju Ronie… Tapi beberapa saat batang kemaluan yang masih dalam genggamanku, kurasakan tak menyusut sedikitpun masih tetap keras…

Tanpa buang waktu, aku merangkak diatas tubuh Ronie yang menggelosoh di sofa… dengan posisi tubuhku jongkok mengangkangi tubuh Ronie, di atas kemaluan Ronie… kutuntun batang kemaluan perkasa yang masih belepotan peju itu kearah liang sanggamaku yang sudah basah kuyub dari tadi…

Wooohh… ternyata kepala kemaluan itu terlalu besar untuk masuk ke liang sanggamaku… Akhirnya dengan sedikit menahan perih, akibat otot liang sanggama yang dipaksa membuka lebih lebar kujejalkan dengan sedikit memaksa ke liang sanggamaku yang sudah tak sabar untuk segera melahap mangsanya…

” Iiiiihhh… bantu dorong sayang… Oooooowwwwww…” Aku merengek panjang ketika sedikit demi sedikit amblas juga batang kemaluan Ronie menembus liang sanggamaku diiring rasa perih yang menggemaskan…

” Sssshhh… mmmhh… ayun pinggulmu keatas sayaaang ” kembali aku menuntun pejantan muda ini untuk memulai persetubuhan…

” Aaaww… aahh… ooww pelahan duluuu sayaaang… burung kamu gede banget… perih tauuk ” aku ngedumel manja… ketika Ronie mengayun pinggulnya kuat sekali… Terasa tubuhku bagaikan baterai yang baru dicharge… aliran energi aneh itu mengalir menyebar ke seluruh tubuhku… membuat aku semakin binal memainkan goyangan pinggulku… sementara Ronie ternyata cukup cerdas menyerap pelajaran, bahkan mampu segera mengembangkan… dengan posisi tubuhku diatas, membuatku sangat cepat mencapai orgasme…

Entahlah atau karena besarnya batang kemaluan Ronie yang menyungkal rapat liang sanggamaku, sehingga seluruh syaraf dinding liang sanggamaku rata dibesutnya… Luar biasa ! dalam waktu kurang dari 5 menit setelah orgasmeku yg pertama, kembali aku tak dapat menahan jeritku mengantar rasa nikmatnya peju orgasme yang kedua… dan…

hhwwwoooo… aaaammmpppuuunnn !!!!
Rupanya Ronie tak mampu menahan lebih lama bobolnya tanggul peju nya… tubuhku dihentak-hentaknya kuat sekali… seakan ingin memasukkan seluruh batang kemaluan sepeler-pelernya ke liang sanggamaku… diiringi erangan mirip suara binatang buas sekarat…
Aku menangis menyesal setelahnya, berkali-kali Ronie memohon maaf atas kejadian yang terjadi siang itu…Tapi anehnya gairah seksualku yang meletup-letup tak terbendung itu, mereda setelah kejadian siang itu… Aktivitas berjalan normal kembali, tapi sudah hampir seminggu ini, aku tak pernah melihat Ronie datang ke rumah

” Dia lagi sibuk Ma… dapat tugas antar jemput saudara sepupunya yang masih SD…” Jawab Astari ketika aku menanyakan tentang Ronie yang tak pernah muncul… Terus terang saja, sejak kejadian itu… pikiranku sangat kacau, disisi aku sebagai Mama Astari aku sangat menyesal dan sedih atas kejadian itu, tapi disisi aku sebagai seorang wanita yang masih punya hasrat dan naluri betina yang utuh… aku tak ingin melupakan kejadian itu… bahkan aku berharap kejadian itu terulang lagi…

Hampir sebulan lamanya Ronie tak muncul ke rumah, akupun maklum, Ronie sebagai remaja hijau, tentu mengalami shock dengan kejadian itu… disitulah muncul rasa berdosaku kepada Ronie dan Astari anakku… Tapi jujur sejujurnya ada terselip rasa rinduku memandang wajah anak muda itu… Aku sering mengintip dari balik gordiyn jendela, saat Astari turun dari boncengan Ronnie… kenapa hatiku berdebar-debar dan sedikit desiran birahiku menggelegak…

Pikiranku makin kacau… setelah beberapa kali kulihat Ronnie mulai nongkrong lagi dirumah… kulihat Ronnie masih salah tingkah di depanku, walaupun aku sdh berusaha menetralisirnya iiihhh tapi buat aku… otakku jadi ngeres begitu melihat wajah Ronnie yg innocent…

Betapa tidak… terbayanglah ekspresi wajahnya ketika tengah menyetubuhiku beberapa waktu yang lalu… ekspresi wajahnya yang begitu sensual dimataku pada saat dia melepas semburan spermanya… suara erangan dan nafas birahinya seakan nempel ditelingaku…

Maka kekacauan inilah yang mendorongku menerima tawaran Adrian seorang rekan bisnisku untuk makan siang di sebuah hotel berbintang dan setelahnya akupun tak menolak ketika ia

mengajakku memasuki sebuah president suite di hotel itu, dengan alasan untuk mencari ketenangan membicarakan pekerjaan…

Walaupun yang terjadi kemudian adalah rayuan-rayuan mautnya yang kusambut positif… dari remasan tangan… kecupan bibir… jilatan lidahnya yang nakal pada leherku… desah resahku… remasan gemasku… dan… lolosnya pakaian kami satu persatu… payudaraku yang mengencang akibat remasan tangan dan cumbuan bibirnya… hhmmm… jilatannya pada clitorisku…

Batang kemaluannya yang berbentuk indah, perkasa… memaksa bibirku untuk mengulumnya… ooowww… nikmat hentakan tubuhnya menekan tubuhku… sodokan kejantanannya pada liang sanggamaku mengantarkan kenikmatan orgasmeku dua kali berturut-turut…

2 jam kami melewatkan waktu untuk making love siang itu, kekaguman Adrian atas permainan ranjangku yang begitu hot dan lihay… beberapa kali aku berkencan ranjang dengan Adrian lelaki tinggi besar berstyle dandy… kepuasan sex kuraih dengan sempurna dengan kelihayannya dia memperlakukan perempuan di atas ranjang…

Tapi bayangan sensual wajah bocah innocent bernama Ronnie itu tak juga sirna… Sampai pada suatu malam hujan turun dengan deras… rupanya malam itu Ronnie sedang dirumah, berbincang dengan Astari di ruang tamu… sedangkan aku nonton TV diruang belakang…

” Ma, mas Ronnie mo pulang tuh…” terdengar suara Astari dari belakangku…

” Eh… pulang ? hujannya gede banget, tunggu reda aja jauh lagi rumah Ronnie ” jawabku spontan sambil bangkit dari dudukku berjalan ke ruang depan… kulihat jam memang sudah terlalu malam untuk bertamu…

” Ronn… ujan begini lebat, udah malem lagi… ntar ada apa-apa di jalan… sudah deh Mama kasih kamu nginep disini, tidur di kamar atas, besok subuh Mama bangunin kamu…” ujarku, terdorong rasa sebagai orang tua yg khawatir kepada anaknya… Ronnie menunduk salah tingkah ga berani menolak

” Tapi Ronnie harus telpon rumah dulu tante…” sahutnya pelan… dan akhirnya justru aku yang menelpon kerumah Ronnie memintakan ijin orang tua Ronnie, yang ternyata menyambut baik…

Malam semakin larut, sementara hujan semakin hebat diserta guntur dan kilatan petir… Aku tergolek di ranjang, tak dapat memicingkan mata… Siang tadi kembali Aku melewati kencan ranjang dengan Adrian… tapi… entah kenapa kali ini…
Susah sekali aku mencapai orgasme… sampai 2 kali Adrian menumpahkan spermanya… sedangkan aku tak sekalipun Gilaaa… kenapa justru sekarang wajah bocah itu yang terbayang-bayang di malam dingin ini… iiihhh… birahiku meletup- letup gila… ampuuunn… sekarang bocah itu ada dilantai atas…

Tunggu apa lagi ??? mmmm… bisikan setan aku tak mampu menahan tubuhku yang berjalan manapaki tangga… dan kini aku di depan pintu kamarnya… tanpa mengetuk kubuka pintu… ternyata Ronniepun masih belum tidur…

” Ronnie kamu belum tidur ?” tanyaku gagap… kenapa aku jadi salah tingkah sekarang…?

” Tante juga belum tidur…?” sahutnya… iiihh… jawabannya begitu tegas… aahh… siapa yg menuntunku duduk diranjangnya… mmm… darahku berdesir ketika tahu mata Ronnie menatap dada montokku yg memang tak mengenakan bra, sehingga puting susuku tercetak menonjol dibalik gaun tidurku yg memang berbahan tipis, sehingga semburat kecoklatan aura puting susukupun nampak jelas, kembali aku kehilangan kontrol…

Dan entahlah bagaimana awalnya dan siapa yang mengawali… bibirku sudah dalam lumatan bibir Ronnie… sergapan nafsu birahiku tak dapat kuelakkan dan remasan lembut tangan lelaki muda pada buah dadaku melambungkan gairah seksualku… gelitikan lidah nakalnya pada puting susuku membuat tubuhku menggeliat erotis disertai erangan manjaku… satu demi satu pakaian beterbangan meninggalkan tubuh kami… aku begitu hot dan bergairah mencumbui tubuh pacar anakku itu…

Tapi aku sudah melupakan siapa Ronnie, yang aku tahu Ronnie adalah lelaki muda yang siap memenuhi kebutuhanku ooowww… aku tak menyangka kali ini Ronnie lebih lihay dan lebih berinisiatip melakukan serangan, sampai aku hampir tak percaya ketika Ronnie menyurukkan wajahnya di selangkanganku dan mencumbui bibir kemaluanku…

” Ronnn… sssshhh… kamu piiiinteer sekarangg… ooohh ammpuunn nikmaaaatnyaa…” desahku merasakan nikmat cumbuan lidahnya pada clitorisku, membuat Ronnie tambah semangat… Ketika permainan yang sesungguhnya berjalan… sebagai wanita dewasa yang telah berpengalaman menghadapi gairah lelaki…

Nikmatnya Keluar Di Dalam | Aku dibuat megap-megap menghadapi serangan pejantan muda ini… hajaran batang kemaluannya yang perkasa pada liang sanggamaku tak kenal ampun… membuat aku mengerang merintih bahkan menjerit setengah histeris… untung suara hujan yang lebat di timpa suara guruh meredam suaraku…

Luluh lantak tubuhku dihajar aksi ganas Ronnie… tapi buatku adalah sebuah sensasi seksual yg sangat luar biasa yang mengantarku meraih dua kali kenikmatan orgasme… tubuh telanjang kami terkapar lunglai di ranjang yang kusut spreinya, tak ada sesal kali ini…

“Ronnie jujur sama Tante… setelah waktu itu kamu maen sama perempuan mana…?” tanyaku datar dg nada dingin

” Aaah… nggak, sekali-sekalinya cuma sama Tante ” jawab Ronnie agak gugup menyebut namaku

” Ga mungkin, kamu mendadak bisa begitu canggih mencumbu Tante…?” desakku… dan akhirnya Ronnie menceritakan pengalaman setelah pengalaman seksualnya yang pertama, Ronnie banyak nonton blue film dan otak cerdasnya banyak menyerap gaya dan cara bercinta dari film-film biru yang ditontonnya…

“Mmmmm… kaciaaan… kamu tentunya kangen mencumbu Tante ya sayaang…?” bisikku sambil kudaratkan kecupanku ke bibirnya, tubuhku bergerak menindih tubuh atletis Ronnie, tubuhku direngkuh dan tubuh kami menempel ketat… kuajarkan permainan lembut… mmmm…

Anak pintar ini dengan cepat menguasai permainan baru yg kuajarkan… dengan telaten setiap inchi tubuhku dirambahnya dengan remasan, gerayangan tangannya yang nakal… jilatan dan kecupannya merambah setiap bagian tubuhku yang sensitif… tubuhku menggeliat erotis… kadang menggelepar liar… rintihanku mulai terdengar… tak dapat kutahan desah gelisahku… diselingi jeritan gemas…

” Ayo sayaang…hh hhh… Tante udah ga tahan dengan peju mu…” bisikku lembut, setelah aku nggak tahan lagi merasakan kuluman dan jilatan Ronnie pada clitorisku…

” Aoooouuuhhh… Roooonnn… hhh…hhhh…” suaraku terdengar bergetar memelas… mataku meredup sayu menatap wajah imut Ronnie, manakala liang sanggamaku untuk kesekian kalinya ditembus batang kemaluan bongsor milik Ronnie, namun kali ini Ronnie menekan pelan sekali, sehingga terjadi gesekan nikmaaaaat yang lama sekali… sehingga kedua kakiku yang melingkari pinggangnya seakan mengejang, tak tahan menahan kenikmatan yang luar biasa…

“Enaaak Tante ?” bisiknya lembut sambil tersenyum manis, ketika liang sanggamaku sudah tak ada tempat lagi bagi batang kemaluannya… iiih… menggemaskan bibirnya… aku menjawab dengan mengangkat alis… bibirku kembali menyambar bibir yang menggemaskan itu…

Ciuman dan kuluman panjang dimulai, dorongan gelegak birahi kami memang luar biasa, permainan semakin panas dan semakin liar, ekspresi kami total menyembur tanpa kendali…kembali tubuhku dihentak-hentak oleh tenaga perkasa Ronnie dengan garangnya… jeritan dan rintihanku silih berganti ditimpa dengus nafas birahi ronnie yang mengeros buas…

“Aaaahhhkkk… Roonnnie ssaayaang… aammppuuunn…ooowww… ssshhh… niiikmaaat banggeet ssiih…???” rengekku dengan suara memelas, namun tarian pinggulku dengan gemulai masih dengan sengit mengcounter rajaman batang kemaluan Ronnie di liang sanggamaku sehingga terdengar bunyi berceprotan di selangkanganku… gillaaa susah untuk kuceritakan sensasi malam itu…

“Tante…hhh…hh Ronnie ampiir keluaar peju uu… sssshhh ” desis ronnie dengan suara bergetar… matanya garang menatapku… iiihhh mengerikan, tapi aku sngat menyukai ekspresi ini

” Ayoooo sayaanggg… semburkan peju bareng Tante… ooouuuuhhhh… !!” Ya ammppuuun… mengerikan sekali… tubuhku terguncang-guncang hebat, akibat hentakan tubuh Ronnie menghajar liang sanggamaku pada detik puncak… mulutku menganga lebar tanpa suara, tanganku mencengkeram erat pinggiran ranjang… dan entah apa yang terjadi, karena pada saat itu orgasmekupun meletus dahsyat…

Entah berapa lama suasana hening, hanya suara nafas kami terengah-engah yg terdengar… hujan di luar rupanya sudah berhenti juga…

” Tante… boleh Ronnie pulang sekarang, hujan kayanya sudah berhenti…” suara Ronnie memecah keheningan…

” Hmmm… sebenernya Tante masih pingin meluk kamu, pingin cumbuin kamu sayaaang… ini ditinggal buat Tante aja yah ?” sambil kuremas batang kemaluan yg masih sembab…

“ Titit kamu buat Tante aja ya sayaang… jangan buat orang lain… apalagi buat Astari… awas Tante bisa marah besar ” sambungku dengan nada serius… Ronniepun mengangguk tegas Kuantar Ronnie ke garasi tempat motornya diparkir, kubiarkan tubuhku bugil, telanjang bulat…

Gila… digarasi masih sempat kulakukan oral sex sampai keluar peju nya… kutelan habis peju segar yg menyembur di dalam mulutku… Capek yang luar biasa kurasakan setelahnya, badan rasanya lengket-lengket dan bau gak jelas.

-Kisah Taro – Enaknya Crot di Dalam

TAROSLOT Enaknya Crot di Dalam , Wajahku indo gak tau kenapa aku juga bingung padahal bapakku asli jawa Indonesia dan ibu juga, sejarah ibu ternyata dia pernah menjadi TKI di USA sebagai pembantu rumah tangga, waktu itu dia memnjadi baby sister unutk majikanya, seingkat cerita ibuku hamper 2 tahun tinggal disana dimana pernah diperkosa oleh orang bule.

Karena trauma ibuku langsung pulang keindonesia dan menikah dengan ayahku itulah sejarah kenapa aku kayak orang indo/bule. Okey sorry terlalu panjang pendahuluannya, kita langsung saja ke ceritanya. Kejadian ini bermula dimana saya memiliki pacar yang sangat cemburu dan sayang sama saya, maka saya dianjurkan mengontrak rumah di rumah tantenya yang tentunya berdekatan dengan rumahnya.

Saya bekerja di salah satu perusahaan Asing yang berkecimpung di Akuntan Public yang terkenal dan ternama, maka saya mendapatkan uang yang secukupnya untuk membiayai adik saya 5 orang yang sedang kuliah di Jakarta.

Dan untung saja 3 orang masuk UI dan 2 orang masuk IPB, maka dengan mudah saya bayar uang semesterannya. Sedangkan saya sendiri hanya membutuhkan uang makan dan ongkos, dimana saya tinggal di kawasan Bogor yang terkenal dengan hujannya.

Setelah dua tahun saya mengontrak di rumah yang sampai sekarang juga masih saya tempati, terjadilah kejadian ini. Dimana waktu itu kelima adik saya pulang kampung karena liburan panjang ke Kalimantan, sedangkan saya yang kerja tidak dapat pulang kampung dengan mereka, maka tinggallah saya seorang diri di Jakarta.

Waktu itu tepat hari Sabtu, dimana Om Boyke atau suami Tante Githa ini biasanya kerja pada hari Sabtu, maklum dia adalah pegawai swasta dan sering juga ke lapangan dimana dia bekerja di perminyakan di lepas pantai. Jadi waktu itu Om Boyke ke lapangan dan tinggallah Tante Githa sendirian di rumah.

Tante Githa telah menikah, tetapi sudah lama tidak mendapatkan anak hampir sudah 8 tahun, dan hal itu menjadi pertanyaan siapa yang salah, Tante Githa apa Om Boyke. Okey waktu itu tepatnya malam Sabtu hujan di Bogor begitu derasnya yang dapat menggoda diri untuk bermalas-malas. Secara otomatis saya langsung masuk kamar tidur dan langsung tergeletak.

Tiba-tiba Tante Githa memanggil, ?Jack.. Jack.. Jack.. tolong dong..!?

Saya menyahut panggilannya, ?Ada apaan Tante..??

?Ini lho.. rumah Tante bocor, tolong dong diperbaiki..!? Situs Judi Maxbet

Lalu saya ambil inisiatif mencarikan plastik untuk dipakai sementara supaya hujannya tidak terlalu deras masuk rumah. 10 menitan saya mengerjakannya, setelah itu telah teratasi kebocoran rumah Tante Githa.Kemudian saya merapikan pakaian saya dan sambil duduk di kursi ruang makan.

Terus Tante Githa menawarkan saya minum kopi, ?Nih.., biar hangat..!?

Karena saya basah kuyup semua waktu memperbaiki atap rumahnya yang bocor.

Saya jawab, ?Okelah boleh juga, tapi saya ganti baju dulu ke rumah..? sambil saya melangkah ke rumah samping.

Saya mengontrak rumah petak Tante Githa persis di samping rumahnya.

Tidak berapa lama saya kembali ke rumah Tante Githa dengan mengenakan celana pendek tanpa celana dalam. Sejenak saya terhenyak menyaksikan pemandangan di depan mata, rupanya disaat saya pergi mandi dan ganti baju tadi, Tante Githa juga rupanya mandi dan telah ganti baju tidur yang seksi dan sangat menggiurkan.

Tapi saya berusaha membuang pikiran kotor dari otak saya. Tante Githa menawarkan saya duduk sambil melangkah ke dapur mengambilkan kopi kesenangan saya. Selang beberapa lama, Tante Githa sudah kembali dengan secngkir kopi di tangannya.

Sewaktu Tante Githa meletakkan gelas ke meja persis di depan saya, tidak sengaja terlihat belahan buah dada yang begitu sangat menggiurkan, dan dapat merangsang saya seketika. Entah setan apa yang telah hinggap pada diri saya.

Untuk menghindarkan yang tidak-tidak, maka dengan cepat saya berusaha secepat mungkin membuang jauh-jauh pikiran kotor yang sedang melanda diri saya.

Tante Githa memulai pembicaraan, ?Giman Jack..? Udah hilang dinginnya, sorry ya kamu udah saya reporin beresin genteng Tante.?

?Ah.. nggak apa-apa lagi Tante, namanya juga tetangga, apalagi saya kan ngontrak di rumah Tante, dan kebetulan Om tidak ada jadi apa salahnya menolong orang yang memerlukan pertolongan kita.? kata saya mencoba memberikan penjelasan.

?Omong-omong Jack, adik-adik kamu pada kemana semua..? Biasanya kan udah pada pulag kuliah jam segini,?

?Rupanya Tante Githa tidak tau ya, kan tadi siang khan udah pada berangkat ke Kalimantan berlibur 2 bulan di sana.?

?Oh.. jadi kamu sendiri dong di rumah..??

?Iya Tante..? jawab saya dengan santai.

Terus saya tanya, ?Tante juga sendiri ya..? Biasanya ada si Mbok.., dimana Tante??

?Itu dia Jack, dia tadi sore minta pulang ke Bandung lihat cucunya baru lahir, jadi dia minta ijin 1 minggu. Kebetulan Om kamu tidak di rumah, jadi tidak terlalu repot. Saya kasih aja dia pulang ke rumah anaknya di Bandung.? jelasnya.

Saya lihat jam dinding menunjukkan sudah jam 23.00 wib malam, tapi rasa ngantuk belum juga ada. Saya lihat Tante Githa sudah mulai menguap, tapi saya tidak hiraukan karena kebetulan Film di televisi pada saat itu lagi seru, dan tumben-tumbennya malam Sabtu enak siarannya, biasanya juga tidak.

Tante Githa tidak kedengaran lagi suaranya, dan rupanya dia sudah ketiduran di sofa dengan kondisi pada saat itu dia tepat satu sofa dengan saya persis di samping saya.

Sudah setengah jam lebih kurang Tante Githa ketiduran, waktu itu sudah menunjukkan pukul 23.35.
?Aduh gimana ini, saya mau pulang tapi Tante Githa sedang ketiduran, mau pamitan gimana ya..?? kata saya dalam hati.

Tiba-tiba saya melihat pemandangan yang tidak pernah saya lihat. Dimana Tante Githa dengan posisi mengangkat kaki ke sofa sebelah dan agak selonjoran sedang ketiduran, dengan otomatis dasternya tersikap dan terlihat warna celananya yang krem dengan godaan yang ada di depan mata. Hal ini membuat iman saya sedikit goyang, tapi biar begitu saya tetap berusaha menenangkan pikiran saya.

Akhirnya, dari pada saya semakin lama disini semaking tidak terkendali, lebih baik saya bangunkan Tante Githa biar saya permisi pulang. Akhirnya saya beranikan diri untuk membangunkan Tante Githa untuk pulang. Dengan sedikit grogi saya pegang pundaknya.

?Tan.. Tan..?
Dengan bermalas-malas Tante Githa mulai terbangun. Karena saya dengan posisi duduk persis di sampingnya, otomatis Tante Githa menyandar ke bahu saya. Dengan perasaan yang sangat kikuk, tidak ada lagi yang dapat saya lakukan. Dengan usaha sekali lagi saya bangunkan Tante Githa.

?Tan.. Tan..?
Walaupun sudah dengan mengelus tangannya, Tante Githa bukannya bangun, bahkan sekarang tangannya tepat di atas paha saya.

?Aduh gimana ini..?? gumam saya dalam hati, ?Gimana nantinya ini..??

Entah setan apa yang telah hinggap, akhirnya tanpa disadari saya sudah berani membelai rambutnya dan mengelus bahunya. Belum puas dengan bahunya, dengan sedikit hati-hati saya elus badannya dari belakang dengan sedikit menyenggol buah dadanya.

Aduh.., adik saya langsung lancang depan. Dengan tegangan tinggi, nafsu sudah kepalang naik, dan dengan sedikit keberanian yang tinggi, saya dekatkan bibir saya ke bibirnya. Tercium sejenak bau harum mulutnya.

Pelan-pelan saya tempelkan dengan gemetaran bibir saya, tapi anehnya Tante Githa tidak bereaksi apa-apa, entah menolak atau menerima. Dengan sedikit keberanian lagi, saya julurkan lidah ke dalam mulutnya. Dengan sedikit mendesah, Tante Githa mengagetkan saya. Dia terbangun, tapi entah kenapa bukannya saya ketakutan malah keluar pujian.

?Tante Githa cantik udah ngantuk ya..? Mmuahh..!? saya kecup bibirnya dengan lembut.

Tanpa saya sadari, saya sudah memegang buah dadanya pada ciuman ketiga.

Tante Githa membalas ciuman saya dengan lembut. Dia sudah pakar soal bagaimana cara ciuman yang nikmat, yaitu dengan merangkul leher saya dia menciumi langit-langit mulut saya. 10 menit kami saling berciuman, dan sekarang saya sudah mengelus-elus buah dadanya yang sekal.

?Ahk.. ahk..!? dengan sedikit tergesa-gesa Tante Githa sudah menarik celana saya yang tanpa celana dalam, dan dengan cepat dia menciumi kepala penis saya.

?Ahkk.. ah..!? nikmatnya tidak tergambarkan, ?Ahkk..!?

Saya pun tidak mau kalah, saya singkapkan dasternya yang tipis ke atas. Alangkah terkejutnya saya, rupanya Tante Githa sudah tidak mengenakan apa-apa lagi di balik dasternya. Dengan agak agresif saya ciumi gunung vaginanya, terus mencari klistorisnya.

?Akh.. akh.. hus..!? desahnya.

Tante Githa sudah terangsang, terlihat dari vaginanya yang membasah. Saya harus membangkitkan nafsu saya lebih tinggi lagi.

30 menit sudah kami pemanasan, dan sekarang kami sudah berbugil ria tanpa sehelai benang pun yang lengket di badan kami.

Tanpa saya perintah, Tante Githa merenggangkan pahanya lebar-lebar, dan langsung saya ambil posisi berjongkok tepat dekat kemaluannya. Dengan sedikit gemetaran, saya arahkan batang kemaluan saya dengan mengelus-elus di bibir vaginanya.

?Akh.. huss.. ahk..!? sedikit demi sedikit sudah masuk kepala penis saya.

?Akh.. akh..!? dengan sedikit dorongan, ?Bless.. ss..!? masuk semuanya batang kejantanan saya.

Setelah saya diamkan semenit, secara langsung Tante Githa menggoyang-goyang pinggulnya ke kiri dan ke kanan. Tanpa diperintah lagi, saya maju-mundurkan batang kemaluan saya.

?Akh.. uh.. terus Sayang.., kenapa tidak dari dulu kamu puasin Tante..? Akh.. blesset.. plup.. kcok.. ckock.. plup.. blesset.. akh.. aduh Tante mau keluar nih..!?

?Tunggu Tante, saya juga udah mau datang..!?

Dengan sedikit hentakan, saya maju-mundurkan kembali batang kemaluan saya.
Sudah 15 menit kami saling berlomba ke bukit kenikmatan, kepala penis saya sudah mulai terasa gatal, dan Tante Githa teriak, ?Akh..!?

Bersamaan kami meledak, ?Crot.. crot.. crot..!? begitu banyak mani saya muncrat di dalam kandungannya.
Badan saya langsung lemas, kami terkulai di karpet ruang tamu.

Tante Githa kemudian mengajak saya ke kamar tamu. Sesampainya disana Tante Githa langsung mengemut batang kemaluan saya, entah kenapa penis saya belum mati dari tegangnya sehabis mencapai klimaks tadi. Langsung Tante Githa mengakanginya, mengarahkan kepala penis saya ke bibir vaginanya.

?Akh.. huss..!? seperti kepedasan Tante Githa dengan liarnya menggoyang-goyangkan pinggulnya.
?Blesset.. crup.. crup.. clup.. clopp..!? suara kemaluannya ketika dimasuki berulang-ulang dengan penis saya.

30 menit kami saling mengadu, entah sudah berapa kali Tante Githa orgasme. Tiba saatnya lahar panas mau keluar.

?Crot.., crot..!? meskipun sudah memuncratkan lahar panas, tidak lepas-lepasnya Tante Githa masih menggoyang pantatnya dengan teriakan kencang, ?Akh..!?

Kemudian Tante tertidur di dada saya, kami menikmati sisa-sisa kenikmatan dengan batang kejantanan saya masih berada di dalam vaginanya dengan posisi miring karena pegal. Dengan posisi dia di atas, seakan-akan Tante Githa tidak mau melepaskan penis saya dari dalam vaginanya. Begitulah malam itu kami habiskan sampai 3 kali bersetubuh.

Jam 5 pagi saya ngumpat-umpat masuk ke rumah saya di sebelah, dan tertidur akibat keGithahan satu malam kerja berat. Begitulah kami melakukan hampir setiap malam sampai Om itu pulang dari kerjanya.

Dan sepulangnya adik saya dari Kalimantan, kami tidak dapat lagi dengan leluasa bercinta. Begitulah kami hanya melakukan satu kali. Dalam dua hari itu pun kami lakukan dengan menyelinap ke dapurnya. Kebetulan dapurnya yang ada jendela itu berketepatan dengan kamar mandi kami di rumah sebelahnya.

3 bulan kemudian Tante Githa hamil dan sangat senang. Semua keluarganya memestakan anak yang mereka tunggu-tunggu 8 1/2 tahun. Tapi entah kenapa, Tante Githa tidak pernah mengatakan apa-apa mengenai kadungannya, dan kami masih melakukan kebutuhan kami.

-Kisah Taro – Terpaksa Memuaskan Nafsu Bapak Kost

TAROSLOT Terpaksa Memuaskan Nafsu Bapak Kost, Aaahhh.nyebelin banget sih tuh aki-aki..” gerutu Mona sambil mengunci pintu kamar kostnya. Kembali hari ini ia sebel dengan Pak Mahmud, si bapak kostnya yang sering bersikap genit dan terkadang menjurus kurang ajar terhadap dirinya. Kejadiannya tadi saat dia pulang kantor berpapasan dengan Pak Mahmud yang sedang berusaha memaku sesuatu di dinding.

“Sore pak.. lagi ngapain pak..?” sapa Mona demi kesopanan.

“Eh.. mba Mona dah pulang..” sahut Mahmud dengan mata berbinar.

“Kebetulan aku mau minta tolong sebentar bisa?”Mona yang mau buru-buru ke kamar terpaksa menghentikan langkahnya dan menoleh.

“Apaan pak?” tanyanya sekenanya, kembali ia kesal melihat pandangan mata pak tua itu yang jelalatan ke arah dadanya.

“Ini loh..kamu bisa pasangin lukisan ini ga kepaku yang dah saya pasang itu, takutnya tangganya goyang banget karena berat badan saya, maklum agak gendut gini ribet jadinya” katanya sambil cengengesan dan kembali pandangan matanya menyantap kulit leher Mona yang mulus.

”nanti saya pegangin tangganya”.Mona menyanggupi dan dia menaiki tangga yang memang sudah goyang itu, gadis itu baru sadar pas naik ke pijakan kedua bahwa tangga itu memiliki jarak yang cukup lebar antara pijakan-pijakannya, jadi saat kakinya naik ke pijakan kedua, dirinya yang saat ini menggunakan rok span ketat agak kesulitan dan roknya menjadi tertarik ke atas sehingga pahanya menjadi terbuka. Kejadian itu berulang lagi saat ia ke pijakan ketiga, bahkan jaraknya makin jauh sehingga pahanya makin terbuka lebih lebar.

Mona mengutuk dalam hati, saat melirik Pak Mahmud yang dengan senyum genit dan mesumnya menikmati pahanya yang jenjang dan berkulit mulus bersih itu. Melihat pemandangan indah ini, Pak Mahmud merasa nafasnya sesak sama sesaknya dengan penisnya yang jadi menegang. Sungguh indah bentuk paha gadis ini dan ia dengan bebas bisa melihat dari dekat, ingin rasanya mengelus paha montok nan mulus itu, tapi ia menahan diri.Ia menyerahkan lukisan ke Mona untuk dipasang, tapi karena nyantolinnya masih agak tinggi maka gadis itu harus memasangnya dengan mengangkat tangannya setinggi mungkin, ia tidak sadar bahwa karena gerakannya itu blusnya yang pendek ikut tertarik ke atas sehingga terlihat kulit pinggangnya yang ramping sampai ke perut di bawah dadanya. Dengan sengaja Pak Mahmud menggoyangkan tangganya sehingga memperlama dirinya untuk bisa menikmati pemandangan pinggang berkulit mulus gadis itu. Setelah selesai terpasang, Mona menurunkan kaki kirinya ke pijakan kedua yang ternyata tanpa sepengetahuannya telah dilonggarkan pakunya.Sambil terus menikmati paha Mona yang terbuka kembali, Pak Mahmud bersiap-siap. “Eiiihh…eiihh..” Mona menjerit kecil saat pijakannya lepas dan ia terjatuh ke belakang dan saat itu dengan sigap Pak Mahmud menangkapnya sehingga tidak sampai terjatuh lebih parah.

Merah muka gadis itu karena satu tangan yang menahan dirinya memegang tepat ke pantatnya dan sepertinya ia merasa tangan itu sedikit meremasnya. Dengan cepat ia menjauhkan badannya dari “pelukan” Pak Mahmud yang mengambil kesempatan itu.

“Waduh, untung sempet saya pegangin mba nya, kalo ngga bisa berabe tuh..” ujar Pak Mahmud cengengesan yang masih menikmati hangatnya tubuh dan kenyalnya pantat Mona tadi walau sesaat tadi.

“Mmm..iya pak, makasih..udah kan pak ya..” tukas Mona sambil ngeloyor pergi dengan diikuti pandangan Mahmud yang menikmati gerakan pinggul gadis yang montok itu.

“Hmmm..tunggu aja ntar ya..lo bakal kena ama gua” pikir pria tambun setengah tua ini dalam hati.Sudah banyak planning yang kotor, genit darinya yang memang punya sedikit kelainan seks ini.

Di dalam kamar, Mona masih sebel sama kejadian tadi. Sudah terlalu sering ia mendapat perlakukan atau kata-kata yang menjurus mesum dari bandot tua itu.Tapi ia berusaha menahan diri mengingat bahwa tempat kost ini cukup murah dengan fasilitas yang ada juga ditambah lagi dengan lokasi yang di tengah kota dan dekat ke tempat kerja atau mau ke mana-mana. Maka ia memutuskan untuk tetap bertahan asalkan si mesum itu tidak terlalu kurang ajar.Bila ketemu pasti Mona merasa risih dan agak ngeri ngeliat mata Mahmud yang seperti menelanjangi sekujur tubuhnya, tapi terkadang selain ngeri dan risih gadis itu juga merasakan bangga dan senang karena kecantikan dan tubuhnya menjadi perhatian sampai seperti itu walau Mahmud bukan levelnya untuk bisa menikmati dirinya.Beberapa kali kalau berpapasan sama Mahmud dan berbincang-bincang, selalu saja tangannya tidak pernah diam menjamah,

walau hanya menjamah pundak atau lengannya tetap saja gadis itu merasa risih karena sambil melakukan itu bapak kost itu merayu dengan kata-kata yang kampungan.

“Ahh..udahlah, ga penting juga..mendingan gua mandi” kata Mona dalam hati.Sambil berkaca ia mulai melepas satu per satu kancing blusnya dan melepasnya sehingga bagian atasnya kini hanya tertutup BH biru muda yang susah payah berusaha menutupi payudara berukuran 34D itu. Dengan pinggang yang ramping, maka buah dada itu tampak sangat besar dan indah dan karena Mona rajin ke fitness makin tampak kencang dan padat.Sungguh merupakan idaman bagi semua laki-laki di dunia bagi yang dapat menikmatinya. Lalu ia melanjutkan dengan melepas rok span-nya ke bawah sehingga kini tubuh yang memiliki tinggi 168cm ini hanya ditutupi bra dan cd yang berwarna senada. Body yang akan membuat laki-laki rela untuk mati agar bisa mendapatkannya, memiliki kulit putih asia dan dihiasi dengan bulu-bulu halus nan lembut.Menjanjikan kehangatan dan kenikmatan dunia tiada tara. Mona melepas kaitan bra disusul dengan cd-nya yang segera dilemparkan ke ember tempat baju kotor. Ia memandang sejenak ke cermin, melihat payudaranya seperti “bernafas” setelah seharian dibungkus dengan bra. Gumpalan daging yang kenyal dan padat dengan puting berwarna coklat muda sungguh menggairahkan.“Auuh…” gadis itu sedikit merintih atau tersentak saat ia memegang kedua putingnya, serasa ada aliran listrik menyengat lembut dan menimbulkan rasa sensasi geli pada kemaluannya yang tanpa sadar tangan kirinya turun ke arah vaginanya dan sedikit membelainya.Sambil senyum-senyum sendiri, gadis itu membayangkan dada telanjangnya dan membusung ini selalu menjadi sasaran remasan dari Roy pacarnya yang tidak pernah bosan juga mengulum puting dan menciumi kulit payudaranya yang mulus dan harum itu.

Tidak percuma ia setiap 3 hari sekali memberikan lulur pada tubuhnya, terutama pada payudaranya yang sampai sekarang memiliki aroma yang memabukkan walaupun dalam kondisi berkeringat.Mona menghela nafas panjang menahan gejolak birahi yang timbul, dan sekarang ia merasa ingin dilampiaskan. Padahal baru tadi malam ia berenang di lautan asmara yang menggelora dengan pacarnya. Ia merasa dirinya selalu saja haus akan belaian pacarnya, padahal hampir setiap ketemu mereka bercumbu dengan hot dan yang suka bikin ngiler adalah mengulum penis Roy sampe bisa keluar spermanya. Kini ia membayangkan ukuran penis Roy saja udah bikin deg-degan, ga sabar untuk ketemu dan mengemut-ngemut batang kemaluan yang kokoh itu.

“Huuuh..mending gua mandi aja deh, otak gua jadi kotor nih..” Selesai mandi, sedikit terusir pikiran-pikiran tadi karena sudah tersiram air dingin.

Baca Juga Cerita Sex Ngentot dengan Supporter Cewe
“Loh, kok ga bisa sih nih?” Mona sudah beberapa saat ngga bisa memutar kunci lemari bajunya, ia masih coba terus beberapa saat tapi masih ga bisa juga.

“Duh, mesti minta tolong ama bandot itu dong” keluhnya.Untungnya masih ada baju di keranjang yang belum sempat dimasukkan ke dalam lemari. Tapi setelah memilih-milih, di keranjang baju itu hanya ada underwear 2 pasang dan baju-baju khusus tidur yang tipis dan seksi serta baju dalaman sexy seperti tanktop dan rok mini yang mininya 20 cm dari lutut.Dari pada pakai baju tidur tipis ia memilih rok mini dan tank top yang rendah belahannya. Sebelum ke Pak Mahmud, Mona memilih untuk makan malam dulu di ruang makan bersama, sambil makan ia menyalakan tv dan duduk di ujung sofa.

“Ehh..mba Mona baru makan ya..bapak temenin ya, ga baik cewe seseksi kamu makan sendirian” tiba-tiba si bandot itu muncul, dan langsung menyantap paha Mona yang disilangkan itu, sungguh mulus, lalu ia duduk di samping gadis itu.

“Ia pak..sekalian makan pak…terus sama minta tolong kok lemari baju saya ga bisa dibuka yah?” pinta Mona sambil menggeser menjauh dan berusaha dengan sia-sia menarik turun rok mininya.

“buset tuh mataaaa…abis gua..” katanya dalam hati.

“Ooo gitu, nanti saya periksa deeeh…”

“Makasih ya pak”.Mona buru-buru nyelesaiin makannya, saat tiba-tiba ia merasa dadanya bagian putingnya terasa gatal. Awalnya berusaha ditahan saja tapi makin lama makin meningkat rasa gatalnya, dan bukan itu saja kini ia merasakan hal yang sama pada vaginanya.Ia masih berusaha menahan tapi sudah hampir tidak kuat, duduknya jadi gelisah dan ia berusaha menggoyangkan badannya agar rasa gatal itu hilang bergesekan dengan bahan bra-nya dan ia mempererat silangan kakinya. Tapi rasa gatalnya tidak berkurang, bahkan kini seluruh daging kenyal payudaranya terasa gatal.

“Ouuuhh..” akhirnya Mona tidak tahan dan ia menggaruk sedikit kedua payudaranya dengan tangannya, saat ia menggaruk terasa nyaman sekali karena gatalnya berkurang tapi sulit untuk berhenti menggaruk. Sambil memejamkan matanya karena keenakan menggaruk ia lupa ada Pak Mahmud di situ.

“Kenapa kamu? Kamu kegatelan yaah?”

“Uuuhh… sssshh.. ehm, i… iya pak..” terkejut Mona karena baru ingat ada si bandot di sampingnya, tapi ia terus menggaruk makin cepat dan karena tak tahan ia menggaruk juga ke pangkal pahanya..

“Uuuuuffh.. ssshh…” aliran darah Mona berdesir cepat karena sensasi menggaruknya itu selain menghilangkan rasa gatal juga membuat birahinya tergelitik.

“per.. permisi pak.. uuffh..” sambil terus menggaruk ia mau bangkit dari kursi tapi rasa gatal itu makin menghebat yang akhirnya dia hanya terduduk kembali sambil terus menggaruk

Sedetik ia melihat Mahmud hanya menonton dengan pandangan penuh nafsu setan ke dirinya yang terus menggaruk itu. Gadis itu mengutuk karena ia memberikan tontonan gratis kepada pria tua itu tanpa dapat mencegah.Gerakannya makin cepat dan tidak karuan karena kedua tangannya hanya bisa menggaruk – menggaruk bagian dari 3 bagian tubuhnya yang terserang itu, kini rok mininya sudah tersingkap semua karena ia harus menggaruk liang kemaluannya sehingga memperlihatkan kedua pahanya yang jenjang dan berkulit putih mulus itu.Gadis itu terus merintih-rintih karena kini rasa gatalnya sepertinya tidak bisa digaruk hanya dengan garukan yang masih terhalang kaos dan bh untuk kedua payudaranya dan celana dalam tipisnya untuk vaginanya, tubuhnya serasa lemas karena rasa gatal dan birahinya yang kini membuat vaginanya menjadi basah dan ia merasa putingnya mengeras.

“Misi pak…mau ke kamar dulu niiih..uuhh..” Kata Mona, tapi Pak Mahmud diam saja menghalangi jalan keluarnya. Rasanya ingin marah saja tapi rasa gatal itu menghalangi rasa marahnya.Karena akhirnya ia tidak tahan dan tidak bisa mencegah lagi, dengan serabutan dan cepat ia menarik tali tank topnya kebawah dan menarik turun branya sehingga kini buah dadanya telanjang yang segera ia menggaruk dengan cepat dua gunung indah itu terutama putingnya yang kini sudah mancung dan mengeras, kakinya bergerak blingsatan karena rasa gatal pada vaginanya makin menghebat.Pak Mamud tertawa dalam hati, ia menikmati melihat indahnya pemandangan di depannya itu, betapa buah dada Mona yang berbentuk bulat kencang itu tidak tertutup apapun serta baju Mona yang sudah tidak keruan. Senang ia melihat gadis yang cantik tapi sombong ini kini tampak tidak berdaya.

Rencana awal ini berhasil dengan baik, yang ternyata ia telah mengganti kunci lemari baju Mona dan menaruh bubuk gatal pada pakaian dalam gadis itu dan sengaja memilihkan baju yang seksi tertinggal di luar lemari.Tangan Mona masih bergerak cepat berpindah-pindah mencoba menggaruk 3 bagian tubuh, makin lama makin menghebat dan dari mulutnya meracau tidak jelas. Dengan susah ia berusaha menggaruk vaginanya secara langsung tapi ia kesulitan karena harus menggaruk putingnya.

“Saya bantu ya sayang…” tanpa disuruh ia menarik turun celana dalam tipis Mona, sehingga sekarang terlihat “bibir” bawah tersebut yang dihiasi bulu-bulu halus. Tampak indah sekali dan menggairahkan.

“Nggeeh..ja..gan kurang ooouhh..”ia tidak dapat melanjutkan umpatannya karena ia menikmati garukan pada vaginanya walau ia harus berpindah lagi sambil merintih-rintih terusIa terkejut sesaat ketika tangan Pak Mahmud mengelus-elus pahanya, tapi ia tidak bisa memperdulikannya lagi yang penting ia harus terus menggaruk. Dengan leluasa Pak Mahmud menjelajahi lekuk liku tubuh montok itu tanpa penolakan, kulit pahanya terasa lembut dan daging paha sintal itu terasa kenyal dan hangat dalam usapannya. Karena belaian-belaian yang dilakukannya ini membuat Mona makin menggelinjang karena kini birahinya sudah melonjak.

“Biar ini aku yang bantu yaah..” dengan sigap jari-jari tangannya hinggap di vagina Mona dan menggeseknya dengan liar.

“Ouuuuhh… ss.. stoopp… aiiieh… iyaa… ouuhh” ngga jelas Mona mau ngomong apa, sedetik ia tahu vaginanya sedang diobok-obok oleh orang yang dia sebel, tapi ia tidak tau dan tidak berdaya karena rasa gatal dan nafsunya yang memuncak sehingga dia tidak mampu menolak perbuatan Mahmud.Kini ia fokus menggaruk payudaranya, tidak hanya digaruk tapi juga diremas-remas dan memuntir-muntir putingnya sendiri. Dengan leluasa Mahmud menggesek-gesek bagian tubuh yang paling rahasia milik gadis itu. Hampir 5 menit kini liang vagina itu sudah becek dan menimbulkan bunyi kecipak karena gerakan jari-jari Mahmud yang sudah ahli itu.

“aaahh..jgn dilepas..ohh…pak..” jerit Mona saat tangan Mahmud mengangkat tangannya dari vaginanya yg sudah basah itu dan malah “cuman” mengelus-elus pahanya dan meremas pantatnya.

“Kenapa sayang..? kamu mau aku untuk terus mengobok-obok memek kamu..?” tanya Mahmud.

“Ngeh.. ngeh.. iii yaaa paakk…ouufh..” diantara engahannya

“kamu yakin..??” tanya Mahmud meyakinkan.

“uuhh…ngeh…sssh..” ia hanya mengangguk

“kamu mohon dong sama aku..paaak Mahmud sayang, tolong obok-obok memek saya…please saya mohon”Mendengar perintah itu, sekejap Mona merasa malu dan marah tapi segera terganti kebutuhan body-nya yang sudah terbakar birahi secara aneh itu. Ia berusaha untuk tidak mengucapkan itu dengan terus menggaruk, tapi ia tidak kuat..

“ouuh.. ngeh.. Pa.. Pak Mahmud sssss…. sayaaang, ooh.. tol.. long obok… obok me… nggeh… memek sayaaaa… pleeeeease… uuuff.. saya mohoooonn…” erang Mona. “Tentu sayang…”Lalu dengan sigap jarinya menggerayangi bibir vagina Mona yang becek itu dan menggesek dengan cepat. Mona melenguh penuh nikmat sambil meregangkan badannya, lalu tersentak hebat saat jari itu menusuk masuk dan menemukan klitorisnya

Baca Juga Cerita Sex Ngentot ABG Magang Yang Gatel
“Haaa..ternyata disitu yaaa…” dengan ahli ia memainkan jari itu pada g-spot tsb yang mengakibatkan Mona mendesah-desah. Gadis itu merasakan terbentuknya sensasi orgasme menanjak naik.

“Oouuhh…ja.nggaannn..” ia berusaha menahan dirinya, tapi gerakan jari Mahmud makin menggila dan terus menggila, ia sudah hampir tidak tahan.Sambil menggigit bibirnya dan memejamkan matanya ia berusaha menahan klimaksnya, tidak mengira bahwa dirinya dapat dibuat klimaks oleh Mahmud.

“Ouuuuuuhhhhhh….aaaiiiieeeeeeeeeee…..” dengan teriakan panjang Mona mencapai puncaknya dan tubuhnya menggetar keras.Cairan makin deras membasahii liang vaginanya, ia menikmati setiap detik sensasi luar biasa itu. Tubuhnya makin lemas dan pandangannya nanar. Ia tak mampu menolak saat Mahmud menunduk dan mencium bibirnya yang tipis.

“mmmmmpphhh…..” Mona mengerang dan sulit menolak saat lidah Mahmud memasuki rongga mulutnya dan melilit-lilit lidahnya, bahkan tanpa sadar ia membalas ciuman itu.Sementara tangan Mahmud masih mengocok kencang dan gadis itu merasakan kembali orgasmenya mau menyeruak lagi..apalagi saat ciuman Mahmud berpindah mencium puting kirinya.. “Auukkh..ssttopp..ssssshh…ssshh..” tapi Mona malah membusungkan dadanya mempermudah Mahmud menikmati puting kerasnya.Kini rasa gatalnya sudah terganti dengan desakan nafu setan yang tidak pernah terpuaskan, tangannya yang bebas dituntun oleh Mahmud ke penisnya di balik sarungnya.

“oouuh..bes..bessar banget ppaakk..” gumam Mona tanpa sadar saat merasakan batang hangat yang berdenyut-denyut dalam genggamannya,ia melirik ke arah batang kemaluan Pak Mahmud yang ternyata lebih besar dibanding milik pacarnya, pikiran nafsunya tanpa sadar membayangkan apakah ia mampu untuk mengulum penis itu dalam mulutnya atau membayangkan bagaimana rasanya bila penis itu menyerang vaginanya.Dengan birahinya yang terus membara dan terus dijaga geloranya oleh Mahmud, Mona dengan suka rela mengocok-ngocok penis raksasa Pak Mahmud itu, ia sudah tidak ingat akan bencinya dia terhadap pria tua berumur 60 tahun itu.Mahmud mulai mendesah-desah keenakan di antara kulumannya pada kedua puting Mona.

“aaaaaaannggghhhhh… pppaaaakkhh…… aaaaaaannggghh…” Mona mencapai klimaks sampai dua kali berturut-turut karena kocokan tangan Mahmud, matanya makin nanar dan bibir seksinya menyeringai seperti menahan sakit.

“Sekarang kamu isep punya bapak yaa.. kamu kan jago kalo sama pacar kamu” kata Mahmud menyuruhnya.

“ouuh..ngga ma.. mau.. ap… aauupphhh.. mmmhh..” Mona yang lemas akibat klimaks tadi tak berdaya menolak saat Mahmud menarik lehernya membungkuk ke arah batang “monas” nya, tidak memperdulikan protes Mona yang ia tau hanya pura-pura karena sebenarnya sudah jatuh dalam genggamannya.Kini dengan dengan bibirnya yang seksi dan lidah yang hangat lembut itu mulai mengulum batang kemaluan itu.

“Oooh.. enak sayaaang… kamu memang jago.. sssshh… kamu suka kan..?” tanyanya. “mmmmmpph… sllluurpp.. mmmmmm” hanya itu yang keluar dari mulut Mona, yang dengan semangat memainkan lidahnya menjilati dan menghisap penis Mahmud.Aroma dan rasa dari penis laki-laki itu telah menyihirnya untuk memberikan sepongan yang paling enak.

“Bpak tau..kamu cuman cewek sombong yang sebenarnya punya jiwa murahan dan pelacur…plaakk..!!” Mona tersentak saat pantat bulatnya ditepak oleh Mahmud, mukanya merah dan marah tapi sebenarnya malah membuat dia makin terangsang dan makin cepat ia mem-blow job penis Mahmud.Belum pernah ia merasakan birahinya dibangkitkan dengan cara kasar ini, tapi ia tau bahwa ia sangat menikmatinya.

“Kurang ajar nih aki-aki” gerutunya dalam hati dan ia menggigit gemas ke penis Mahmud yng membuatnya itu mengelinjang dan lidahnya makin cepat menyapu urat di bawah penis itu. “Ayo..sekarang kamu naikin penis aku..” Tanpa berucap Mona mulai menaiki ke atas tubuh tambun Mahmud, dengan deg-degan menanti penis besar itu ia menurunkan pinggulnya dengan dibantu tangan Mahmud yang memegang pinggangnya yang ramping.

“Ooooh..” Mona mengerang saat ujung “helm” penis itu bersentuhan dengan bibir vaginanya dan mulai memasuki liang surga. Kembali ia mengerang menahan sedikit sakit saat baru masuk sedikit, liang vaginanya berusaha mengimbangi diameter penis Mahmud itu.

“Enak kan sayang?”

“Hmmmmm…nggh…” Mona hanya mengerang dan memjamkan mata menunggu penis itu membenam ke dalam vaginanya. Tapi Mahmud hanya menggesek-gesek liang vagina Mona itu dengan ujung kepala “meriamnya”. Gadis itu menggoyang-goyang pinggul seksinya dan berusaha menurunkan badannya, tapi Mahmud tetap menahan pinggulnya sehingga tetap belum dapat “menunggangi” penis Mahmud.

“Hemmm…kenapa sayang? Udah ga sabar yaa ngerasain bapak?”

“Huuh?..nggeeeh…aa..paahh…” Mona ngga tau harus ngomong apa, masih tersisa gengsi pada dirinya.

“Hehehe..masih sok alim uuh..kamu ya..? Kalo kamu mau bapak, kamu harus memohon dengan mengaku diri kamu itu cuman perek murahan dan lakukan dengan seksi..”

“aaahh…sssh..kenapa mes..ti gitu paakk…pleaaase…” Mona sudah benar-benar terangsang dan tidak bisa berfikir jernih lagi, dalam pikirannya kini hanya penis Mahmud saja.

Mahmud mendengus dan seperti hendak memindahkan tubuh Mona di atasanya, merasa perbuatan itu.“Oouuh ooke..okeeh paaak…ngeh, tega bgt sih bapak…oouf paak, tolong masukin kontol ba..ngeehh..bapak ke memekku paak, entotin sayaaa ooh paakk…akkuu..memang cewe murahan yang sok suci..nggeh..pleease..paakk..akuuu mohooon…” pinta Mona memelas sambil meremas-remas kedua payudaranya.

“Hehehehe…kamu tergila-gila ya sama bapak..”

“Iyaa ppaakkh…please..aku ga tahaaan paakk…”

“Kontol pacar kamu ga ada apa-apanya kan?”

“oouuh..jauuh pakkk..punya bapak lebih hebaat dan enaaaakk”

“Hehehe..good…ini dia hadiahnya..”Mahmud lalu menarik ke atas tubuh Mona dan menurunkannya kembali, dengan diiringi erangan Mona merasakan penis itu makin dalam masuknya dan sulit ia menahan diri untuk tidak klimaks yang keempat kalinya. Mona kembali menaikkan badannya dan menurunkan kembali sehingga sudah ¾ penis itu diemut vaginanya.Gerakannya diulangi berkali-kali, awalnya perlahan tapi makin lama makin cepat karena vaginanya sudah bisa “menerima” penis berukuran di atas rata-rata itu. Gadis itu sudah benar-benar dikuasai nafsu birahinya dan ia merasa terbang ke awang-awang merasakan gesekan-gesekan penis Mahmud dengan dinding vaginanya.

Tidak sampai 5 menit Mona sudah merasakan akan keluar lagi.“Ouuh.. gilaaa.. paaakkh.. oouuuhhhhhhhhh..” Mona mencapai klimaksnya lagi dan ia terus bergerak naik turun menunggangi penis yang masih perkasa itu. Buah dadanya yang besar menggantung itu bergerak naik turun mengikuti irama gerakan badannya, dengan nikmat Mahmud meraup gumpalan daging kenyal itu dan meremas-remasnya dengan gemas. Dengan liar ia terus menunggangi penis itu, diiring dengan bunyi “plok..plok..plok..plok..” yang makin cepat akibat beradunya badan Mona dengan perut buncit Mahmud.Hampir 15 menit Mona menikmati hujaman-hujaman penis itu, dalam periode itu Mona sudah mencapai orgasme sampai 4x lagi, ia tidak dapat menahan untuk tidak melenguh dan berteriak nikmat. Pikirannya sulit untuk fokus bahwa ia telah dibuat klimaks oleh seorang laki-laki yang pantas jadi ayahnya. Ia merasa lemah sekali akan nafsu yang menguasainya, tapi sungguh terasa nikmat sekali yang tidak mampu ditolaknya.Mahmud juga sudah hampir mencapai puncaknya, penisnya telah mengeras sampai maksimal dah hal ini juga dirasakan oleh Mona, ia mempercepat gerakan naik turunnya yang menyebabkan buah dada montoknya bouncing naik turun makin cepat.

Baca Juga Cerita Sex Ngentot ABG Didalam Kelas
“Uuuaaahh… gilaaaaa… ooouuuhhh…” akhirnya Mahmud tidak dpt menahan lagi, spermanya muncrat seiring dengan klimaksnya yang ternyata berbarengan dengan klimaks yang sangat kuat dari Mona. Mahmud merasakan dinding vagina Mona yang hangat itu bergetar menambah kenikmatan klimaksnya. Dengan lunglai Mona turun dari tunggangannya dan rebah di samping Pak Mahmud yang juga masih merem melek habis menikmati tubuh gadis cantik dan sexy itu.

“Kamu memang hebat hebat cantik…” kata Mahmud merayunya.

“Cukup pak..ngeh, aku ga tau kenapa bisa kaya gini tadi..ini harusnya gak terjadi, cukup sekali ini terjadi” Mona yang sudah mulai jernih pikirannya, ia kini sangat menyesali bahwa ia menyerahkan dirinya secara sukarela kepada Mahmud.Ia memutuskan untuk pindah kost dan kejadian tadi harus dikubur dalam-dalam, tidak boleh ada yang tahu. Melihat Mona yang mulai membereskan bajunya dan hendak pergi, Mahmud bergerak cepat. Ia memegang leher belakang Mona yang sedang membungkuk hendak mengambil cdnya lalu dengan cepat membenturkannya ke meja kayu yang ada di depan mereka duduk.“uuuugghhh….” kerasnya benturan itu membuat ia setengah pingsan.

“hehehe..ga secepat itu sayang..kamu akan jadi milikku..” Mahmud lalu menarik tangan Mona dan gadis itu pasrah saja dibawa dengan setengah sadar masuk ke kamar Mahmud. Lalu setelah melepas sisa bajunya, ia merebahkan tubuh telanjang yang masih lemas itu ke atas ranjangnya.Lalu ia mengikat kedua pergelangan kaki dan pergelangan tangan Mona ke ujung ranjang besi, sehingga kini tubuh telanjangnya itu dalam posisi kaki yang mengangkang lebar. “uuuh..apa-apaan inih…lepasin paak…”dengan suara masih serak dan lemah Mona berontak dengan percuma, ia mulai takut apa yang hendak dilakukan.Melihat posisi dan kondisi Mona yang menggairahkan itu, Mahmud tidak tahan lagi ia membungkuk lalu menciumi payudara montok dan memainkan lidahnya mengecupi puting Mona yang sebentar saja langsung mengeras.

“Ouuh..pak..! lepasin saya pak…kalo ngga sa… aauupphh… mmbbllllmmmmm…” Mona tidak dapat melanjuntukan omongannya karena ditutup lakban oleh Mahmud.Kini kesadaran Mona sudah mulai pulih, ia masih terus berusaha memberontak untuk melepaskan ikatan kaki dan tangannya tapi ikatan itu sungguh kuat.

Ia mulai takut karena kini ia tidak berdaya dan berada dlm kekuasaan Mahmud.Pandangan matanya mengikuti Mahmud seperti mata kelinci yang sedang ketakutan melihat serigala yang akan memangsa, dan air matanya mulai meleleh di pipinya.

“Eeeiih..kenapa nangis cantik? Aku paling ga suka liat cewe nangis…tapi sekarang kita liat film dulu ya…”ujar Mahmud sambil memasang kabel menghubungkan dari handycam ke tv. Lalu ia mulai menyetelnya.Mata Mona terbelalak kaget saat melihat tayangan video di layar tv, jantungnya serasa akan copot dan kepalanya tiba-tiba pusing mendadak melihat adegan per adegan dari video itu. Ternyata kejadian di sofa ruang tengah tadi semuanya direkam oleh Mahmud dari tempat tersembunyi, terlihat jelas saat ia melihat dirinya mulai merasakan gatal yang menyerang, mulai mencopoti bajunya dan sampai kejadian dia berhubungan sex dengan Mahmud.Perasaannya makin hancur saat ternyata Mahmud tidak hanya merekam dari 1 sudut saja, terdapat 4 handicam tersembunyi yang merekam seluruh kejadian. Bahkan saat ia memohon kepada Mahmud untuk mengobok-obok vaginanya dan pengakuan dia sebagai cewek murahan juga terdengar jelas.Wajah gadis yang cantik itu jadi pucat dan tubuhnya bergetar, ia sudah menduga apa yang akan diminta oleh Mahmud dengan adanya video itu. Perasaannya geram, marah, benci, takut dan lain-lain bercampur aduk, kini ia hanya dapat menangis.

Terlihat jelas bagaimana wajahnya menunjukkan dirinya menikmati setiap detik permainan panas itu dengan aki-aki tambun yang sudah tua.

“Percuma kau menangis.. kini kamu akan merasakan akibatnya karena selama ini menjadi cewek sombong yang sok suci. Bapak tau apa yang kamu lakukan sama pacar kamu selama ini, nah..sekarang kamu harus nurut apa yang bapak mau, kalo ngga bapak jamin film ini akan nyebar kemana-mana, kamu ngerti…??” tegas Mahmud. Mona hanya mengangguk lemah dengan pandangan sayu.

“Sekarang yang aku minta kamu tidak boleh nangis selama kamu melayani saya..bisa..?? kalo tetap nangis kamu akan terima hukuman yang berat..” Kembali Mona hanya mengangguk dan berusaha menahan air matanya. Ia berusaha meyakinkan dirinya bahwa akan ada jalan keluar nantinya. Tanpa sadar ia membayangkan kejadian tadi, dan ia teringat akan ukuran penis Pak Mahmud yang memang di atas rata-rata. Dengan pikiran itu tanpa dapat dicegah terasa desiran-desiran halus di perutnya dan ia merasa putingnya agak mengeras.

“Sayang… yang punya penis si Mahmud itu..” pikirnya. Mona melotot kaget saat Mahmud mengambil sesuatu dari lemari yang ternyata merupakan dildo vibrator yang berukuran panjang. Mahmud kini duduk di ranjang di dekat kakinya yang ngangkang itu, memperlihatkan vaginanya yang terbuka menantang, lalu ia mengusap dengan tangannya yang mengakibatkan Mona terhentak.

“Kayanya udah basah nih..udah siap yah..” goda Mahmud, lalu ia membungkuk dan wajahnya kini sudah di depan liang surga milik gadis cantik itu, tiba-tiba Mona menggelinjang saat lidah Mahmud menciumi dan menjilati vaginanya. Untuk beberapa saat Mona menggelinjang-gelinjang, nafasnya kembali memburu dan pandangan matanya sayu.

“Ngggeehhhhhhhh…!” Mona menjerit dengan mulutnya yang tertutup lakban, saat Mahmud memasukkan dildo ke dalam lubang kemaluannya yang sudah basah dan ngilu itu dan terus mengerang karena dildonya makin dalam ditusukkannya. Kembali ia menggelinjang hebat saat Mahmud menyalakan vibartornyanya.Terasa sakit, tapi setelah beberapa menit rasa sakit itu berangsur-angsur menghilang tergantikan dengan sensasi kenikmatan yang belum pernah ia rasakan atau pernah ia bayangkan. Kini erangannya terdengar seperti rintihan kenikmatan diiringi dengusan nafasnya yang memburu.Mona melenguh panjang dan pelan, merasakan tubuhnya makin panas dan terangsang. Rasa menggelitik di perut bag bawah makin menggila dan menggelora. Dengan rasa malu dan kaget, ia mencapai klimaksnya dengan sensasi yang luar biasa..”

“nngggggghhhhh… mmmmmmmmmmhhhhh…..!!!!”Tubuh montoknya menegang sesaat ketika klimaksnya menyerang, pandangan matanya makin sayu. Tapi dildo itu tetap bergetar seperti mengoyak-ngoyak bag dalam vaginanya, dan rasa nikmat kembali dirasakan makin meningkat, nafasnya memburu dan kini pikirannya sudah tidak terkontrol, nafsu birahinya terus membara karena dildo itu.

“Naah..kamu seneng aja ya ditemenin ama dildo bapak ya…tenang aja, getarannya akan makin keras kok udah saya setting dan bapak colokin ke listrik..hehehe..bapak mau bikin back up untuk film kamu tadi ya..” kata Mahmud, ia hanya ketawa melihat Mona memandangnya dengan tubuh telanjangnya yang menggeliat-geliat, tubuh montok yang tampak berkilat karena keringat.Mahmud makin tertawa karena Mona mengerang lagi karena telah orgasme untuk kesekian kalinya, lalu ia meninggalkan Mona yang terus mengerang-erang karena getaran dildo itu. Tidak terhitung berapa kali Mona dipaksa untuk orgasme, tubuhnya mengkilat karena basah oleh peluhnya, gadis itu merasa lemas sekali tapi dildo yang menancap di vaginanya memaksa dia untuk terus dirangsang.Akhirnya karena tidak kuat lagi, gadis malang itu jatuh pingsan.