TAROSLOT – Bertemu Ibu Kost Yang Kesepian, Sudah hampir setahun Dicky tinggal di tempat kost bu Nora. Bisa tinggal di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Nora di pasar. Waktu itu bu Nora kecopetan, trus teriak dan kebetulan Dicky yang ikut menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Nora.
Trus ngobrol sebentar, kebetulan Dicky lagi cari tempat kost yang baru dan bu Nora mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Nora.
Bu Nora lumayan baik terhadap Dicky, kelewat baik malah, karena sampai saat ini Dicky sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Nora masih adem-adem aja. Mungkin masih teringat pertolongan waktu itu.
Tapi justru Dicky yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret. akhirnya Dicky lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu Nora. Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Dicky masih tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya.
Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Tempat kost itu berupa kamar tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok… tok..tok..tok.. lalu suara bu Nora yang manggil,”Zack…Dicky… ada di dalem gak?” Sontak Dicky bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar nie, pikir Dicky. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja ah, ntar juga bu Nora pergi sendiri.
Setelah masuk kamar mandi kembali terdengar suara bu Nora,” Dicky lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi Dicky menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….” Sesaat tidak ada sahutan, tapi kemudian suara bu Nora jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Dicky tadi gak mengunci pintu.
“busyet dah, terpaksa bener-bener harus mandi nie,”pikir Dicky. Sekitar lima belas menit Dicky di kamar mandi, sengaja mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Nora bosan trus gak jadi nunggu.
Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Nora sepertinya masih menunggu. Akhirnya keluar juga Dicky dari kamar mandi, dengan hanya handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum tadi gak sempet ambil karena terburu-buru.
Bu Nora tersenyum manis melihat Dicky yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi ya Zack…” bu Nora membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu Nora sambil sejenak melirik dada bidang Dicky. “ah ibu bisa aja… biasa aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Dicky sekenanya saja sambil mengambil duduk di pinggiran tempat tidur.
Bu Nora mendekat dan duduk di samping Dicky, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3 bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Nora.
Dicky jadi kikuk,”wahduh… kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret nie…” jawab Dicky dengan sedikit memohon. Bu Nora terlihat sedikit berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di pakai untuk apa sie?” terlihat bu Nora sedikit menyelidik. “hmmm… pasti buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang.
“ah nggak juga kok bu….. saya emang lagi ada keperluan,” jawab Dicky hati-hati melihat raut wajah bu Nora yang kurang senang. “huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya, hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Nora dengan nada kesal.
Waduh nampaknya bu Nora lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan amarahnya ditumpahkan pula sama Dicky. Dengan cepat Dicky menjawab,”tapi saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…”
“hhhhh….”bu Nora menghela nafas,”udahlah Zack, gak apa-apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang-mentang Marni jauh lebih muda ya.” sedikit penjelasan bahwa bu Nora ini istri pertama dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni.
Dan sekarang sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi bersama bu Marni dan bu Nora tampaknya udah mulai kesepian nie “wah kalo masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Dicky kikuk “gak apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara bu Nora sendu.
Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Nora terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie, gawat dong pikir Dicky. “udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu Marni,”Dicky bermaksud menghibur.
“ah kamu Zack… emang ibu masih cantik menurutmu?” bu Nora menatap sendu ke arah Dicky, terlihat dua butir air mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Dicky menghapus air mata itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini dianggurin sie, coba Dicky bisa berbuat sesuatu… busyet… Dicky memaki dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.”
Dengan sedikit gugup Dicky menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur, tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Dicky dalam hati.
Dicky jadi panik, jangan-jangan bu Nora marah dengan ucapan Dicky. Tapi ternyata Dicky salah, karena bu Nora tersenyum, manis sekali dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Dicky bisa aja menghibur…. Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Nora berubah sedih lagi,
”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?” sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Dicky minta penilaian. Terang aja Dicky makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…? Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik banget, seperti masih 30an deh.”
Bu Nora tampaknya senang dengan pujian itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Dicky liat dari mananya bisa bilang begitu?” Dicky jadi cengar cengir,” ….itu penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.” Bu Nora kembali duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Dicky sambil berkata,
” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…” Nafas Dicky terasa sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Nora, matanya indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Dicky mengalihkan pandangan ke arah tubuh bu Nora mencari alasan penilaian tadi, uups baru deh Dicky memperhatikan bahwa bu Nora memakai baju terusan seperti daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya.
Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra yang saling bertumpuk di bahu, pandangan Dicky beralih ke bagian depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu lumayan besar.
Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Sentuhan lembut tangan bu Nora di paha Dicky yang masih dibungkus handuk cepat menyadarkan Dicky. Dengan penuh selidik bu Nora bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang ibu masih 30an…” Dicky sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu lama memandangi tubuh bu Nora,
”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…” Tidak ada jawaban dari mulut bu Nora, hanya pandangan mata yang kini saling beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang kuat, wajah bu Nora makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.
Dicky pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Dicky menyambut bibir merah bu Nora, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh…ciuman terus bertambah dahsyat, bu Nora menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke mulut Dicky, dan dibalas dengan lilitan lidah Dicky sehingga lidah tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan Dicky merambat naik ke bahu bu Nora, dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan dengan lembut Dicky meraba bahu bu Nora sampai ke lehernya…. Kemudian turun ke arah dada, dengan remasan lembut Dicky meremas payudara yang masih terbungkus bra itu.
“hhhhh…hhhh” nafas bu Nora mulai terasa menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu Nora tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Dicky… melingkari pinggang Dicky, mencari lipatan handuk, hendak membukanya… Uupps…. Dicky tersentak dan sadar….,
”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa suasana….” Dicky tertunduk tak berani menatap bu Nora sambil merapikan kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu Nora. Terlihat bu Nora pun agak tersentak, tapi tidak berusaha merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra itu dibiarkan terbuka.
Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Nora terlihat semakin sendu… “mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…” jawab Dicky.
Tanpa menjawab bu Nora bangkit berdiri, namun karena tidak merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot jatuh ke lantai. Dicky terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu Nora. Kemudian dengan tenang bu Nora melangkah ke arah pintu kamar dan menguncinya.
Saat berjalan membelakangi Dicky itu nampak gerakan bokong bu Nora naik turun, dan perasaan Dicky semakin tegang dengan nafsu yang semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Nora berbalik dan melangkah kembali menuju tempat tidur, Dicky tidak melepaskan sedikit pun gerakan bu Nora.
Sampai bu Nora berdiri dekat di depan Dicky dan berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan mengganggu….” Dicky tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di ruangan. Bu Nora kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka bra yang digunakannya.
Dicky mendekat dan duduk di samping bu Nora… hmmm… nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Dicky langsung melahap dengan mulut dan menjilatnya. Bu Nora yang memulai gerakan dengan melingkarkan lengannya ke leher Dicky, menarik wajah dan langsung melumat bibir Dicky dengan nafsu yang membara.
Dicky membalas dengan tidak kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Nora, tangan Dicky meremas payudara montok milik bu Nora. Desahan nafas menderu di seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah beberapa saat, bu Nora mendorong lembut badan Dicky, menyudahi pertempuran mulut dan lidah, dengan nafas yang memburu.
Dicky mendorong lembut tubuh bu Nora, berbaring terlentang dengan kaki tetap menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa menunggu lagi Dicky melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting.
Dengan gemas Dicky menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas payudara kembarannya ………………… “HHHH…. AHHH….MMMH….”suara bu Nora mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin menggairahkan. Dicky melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Nora yang menggelinjang kegelian.
Dicky menghentikan penjelajahan lidah, kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Nora, melepaskan dan membuang ke lantai. Dengan spontan bu Nora mengangkat kaki ke atas tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan rambut-rambut yang tertata rapi.
Dicky mulai kembali aksi dengan menjilati menyusuri paha bu Nora yang halus mulus, terus mendekat ke selangkangan menemui bibir vagina yang mulai mengeluarkan cairan senggama. Tanpa menunggu lama, Dicky menyapu cairan senggama itu dengan lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu Nora dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu Nora mengerang kenikmatan,
”AHHHH…. MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan birahi yang memuncak dari bu Nora membuat Dicky semakin bersemangat dan sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti pemenuhan itu. Setelah beberapa menit Dicky mengeksplorasi liang kewanitaan itu, nampaknya bu Nora tidak sabar lagi menuntut pemenuhan hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh…mmmmh.”
Suara bu Nora ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang. Dengan tenang Dicky menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah mengkilap.
Bu Nora semakin membuka lebar pahanya, besiap menanti pemenuhan terhadap liang wanitanya. Dicky naik ke tempat tidur dan langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Nora yang dengan sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Dicky dan membantu mengarahkannya tepat ke liang vaginanya.
Dengan sekali dorongan penis Dicky amblas sampai setengahnya. Dicky menahan gerakan sebentar menikmati prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Nora,” AHHH….TERUSKAN ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam-dalamnya.
Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang masuk seluruhnya barulah Dicky memompa menaik turunkan pantat dengan irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin menggebu dan hot. Dicky bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Nora mencengkam punggung Dicky, meresapi dorongan dan tarikan penis yang bergerak nikmat di liang senggamanya.
Suara desahan bercampur aduk dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur tubuh,”AH..AH..AH..MMH…MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur dari bibir Dicky dan bu Nora. Sesaat Dicky menghentikan gerakan untuk mencoba mengambil nafas segar, bu Nora memeluk
Dicky dan menggulingkan badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Nora memompa dan menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu Nora memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Dicky lebih dalam.
Dicky tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Nora. Suasana makin membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Nora seperti tak sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak pemenuhan.
Dengan sigap Dicky membalikkan posisi, bu Nora kembali berada di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Dicky meneruskan pertempuran. “Zack…AHH..AH..AH..UH…TERUS ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…ZACK….AHHHHHHHHH… MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Nora mengatup bibirnya menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Dicky merasa vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot zakarnya.
Dicky menikmatinya dengan memutar –mutar pantatnya dan memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Dicky kembali mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas perut bu Nora….
Yang dengan cepat meraih penis Dicky dan mengocoknya sampai air mani itu berhenti muncrat, dengan lembut bu Nora mengusap penis yang mulai turun ketegangannya. Dicky membaringkan tubuhnya disamping bu Nora. Terdiam untuk beberapa saat. Bu Nora bangkit duduk meraih kain di pinggiran tempat tidur dan menyeka sisa air mani di perutnya.
Sbobet Online, Judi Bola, Bandar Togel, Bandar Slot Terbesar , Bandar Slot Terbesar
Kemudian dengan manja membaringkan tubuhnya diatas Dicky. “makasih ya sayang… ini rahasia kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Nora di telinga Dicky. “mmm…baik bu…”belum sempat Dicky menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk bu Nora menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu dong…”ucap bu Nora manja.
“iya sayang….” Balas Dicky, senyum manis merekah di bibir seksi bu Nora. Setelah itu dengan cepat Dicky dan bu Nora merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Dicky, bu Nora berbisik mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar ya… berapa ronde pun dilakoni buat Dicky sayang.”
Sambil berpelukan mesra, Dicky menyanggupi ajakan bu Nora.