TAROSLOT – Bercinta Dengan Guru Bahasa Indonesiaku, Saat ini aku dapat berlatih di universitas yang aku minati, julukan aku Rendi, saat ini aku bermukim di Yogyakarta dengan sarana yang amat baik. Aku pikir aku lumayan asian buat bertugas sembari berlatih jadi aku berpendapatan besar.
Mulai dari reuni SMA aku di Jakarta. Sehabis itu, aku berjumpa dengan guru bahasa Indonesia aku, kita berdialog dengannya. Nyatanya Ms. Santi sedang amat bugat serta amat menarik. Penampilannya luar lazim, menggunakan rok kecil kencang, gamis tank maksimum alhasil lekuk badannya nampak sedemikian itu bening. Nyata ia sedang belia sebab kala aku di sekolah menengah ia merupakan guru paling muda yang membimbing di sekolah kita. Sekolah aku cuma terdiri dari 2 kategori, beberapa besar anak didik merupakan wanita. Aku berdialog lumayan lama dengan Ms. Santi, kita warnanya tidak mengetahui kalau durasi berjalan kilat alhasil para pengunjung wajib kembali. Kemudian kita berjalan mengarah gapura sembari berjalan melampaui ruang kategori tempat aku berlatih kala aku sedang di sekolah menengah.
Seketika Ms. Santi ingat kalau tasnya terabaikan di ruang kategori alhasil kita terdesak kembali ke kategori. Pada durasi itu nyaris jam 2 simpati malam, meninggalkan kita seorang diri. Lampu di tengah alun- alun didiamkan. Sesampainya di kategori, Ms. Santi mengutip tasnya, kemudian aku ingat gimana rasanya di kategori dengan sahabat. Benak aku sirna kala Santi memanggil aku.
Mengapa Rendi?
Ah… tidak apa- apa, saya menanggapi.( Sesungguhnya, atmosfer yang hening serta amat mengerikan membuat kemauan aku meluap paling utama kala terdapat Santi disebelah aku, membuat batin aku senantiasa berdebar- debar).
“ Mari, Rendi, mari kembali, saya hendak kehilangan pemindahan” tutur Bunda Santi.
Lebih bagus bunda turut saja ke mobil aku, aku jawab dengan raguragu.
Dapat kasih, Rendi.
Aku tidak terencana mengatakan perasaan aku pada Ms. Santi kalau aku menyukainya, Oh Tuhan, apa yang aku jalani, di dalam batin aku. Warnanya situasinya berkata suatu yang lain, Ms. Santi senyap serta langsung pergi dari kategori. Aku belingsatan serta berupaya memohon maaf. Bunda Santi nyatanya berpisah dari suaminya di Australia, tuturnya suaminya kembali ke negaranya. Aku terkesima dengan statment Ms. Santi. Kita menyudahi sejenak di depan kantornya serta setelah itu Nyonya Santi mengutip kunci serta berangkat ke kantornya, aku pikir kenapa tiba ke kantornya malam ini. Aku jadi terus menjadi mau ketahui serta masuk serta berarti buat membawanya kembali namun Ms. Santi menyangkal. Aku merasa tidak lezat kemudian menunggunya, aku melekap pundak Nyonya Santi, dengan kilat Santi mau menyangkal namun terdapat peristiwa tidak tersangka, Santi mengesun aku serta aku menanggapi.
Ohh, alangkah baiknya saya, kemudian saya kilat menciumnya dengan seluruh hasratku yang tersembunyi. Warnanya Ms. Santi tidak ingin takluk, ia menciumku dengan kemauan besar buat menginginkan kehangatan dari seseorang laki- laki. Saya dengan terencana melewati dadanya yang besar, Bunda Santi terengah- engah supaya kecupan kita jadi lebih panas serta setelah itu terdapat peperangan yang amat menggembirakan. Santi memainkan tangannya ke arah batang selangkangan aku alhasil aku amat terangsang. Setelah itu aku memohon Ny. Santi buat melepaskan bajunya, satu untuk satu kancing bajunya dibuka dengan halus, aku memandang dengan penuh antusias. Nyatanya perkiraan aku itu salah, dada kecil yang aku pikir nyatanya amat besar serta bagus, bra itu merupakan renda gelap dengan bentuk yang amat subbagian.
Jadi tidak adem, aku mengesun lehernya serta saat ini Ms. Santi separuh bugil, aku tidak mau lekas menelanjanginya, jadi aku lama- lama menikmati keelokan badannya. Aku melepas pakaian aku alhasil badan aku yang kokoh serta atletis membangkitkan antusiasme Ms. Santi, Rendi Aku pikir Bunda mau bercinta dengan kalian saat ini… Rendi, tutup pintunya dahulu, ia berbisik dengan suara sedikit bergetar, bisa jadi menahan hasrat yang pula mulai naik.
Tanpa diberitahu 2 kali, sedini cepat saya lekas menutup pintu depan. Pasti jadi kondisi yang nyaman serta teratasi. Sehabis itu aku kembali ke Ms. Santi. Saat ini aku nongkrong di depannya. Menggosok rok mininya serta meregangkan kakinya. Astaga, alangkah lembut kedua pukang. Basisnya nampak terkulai dibungkus celana gelap amat sedikit. Sembari mengesun pahanya, tangan aku menelusuri selangkangannya, meremas gohong serta klitorisnya yang pula besar. Lidah aku naik ke atas. Bunda Santi berjalan dengan gembira sembari mendesah halus. Kesimpulannya jilatan aku hingga di akar pahanya.
Baca juga: Kenikmatan Bercinta Dengan Pacar Kakak
Apa yang kalian mau, bro, ia menanya dengan halus sembari menggenggam kapal aku eraterat.
Ooo oh.. oh.., desing kecapekan Ms. Santi kala lidahku mulai main di gohong kesenangannya. Ia nampak aman walaupun sedang dibatasi oleh busana dalam.
Aku tingkatkan serbuan itu. Aku membebaskan celana. Saat ini rahasianya terdapat di depan mataku. Kemerahan dengan klitoris besar cocok dengan impian aku. Di dekat rambutnya tidak sedemikian itu tebal. Lidah aku setelah itu diputar di bibir kemaluannya. Peresmian itu mulai masuk ke dalam dengan aksi melingkar yang membuat Santi lebih aman, hingga ia wajib mengangkut pinggulnya. Aahh, kalian amat cerdas. Berlatih dari mana hh
Tanpa sungungan Santi mengesun bibirku. Setelah itu tangannya memegang celana aku yang muncul sebab batang dari selangkangan yang berdiri, meremasnya buat sedangkan durasi. Alangkah halus ciumannya, walaupun sedang polos. Aku mengulurkan lidah serta membawakannya di dalam mulutnya. Saya menggelikan lidahnya hingga ia nampak semacam ia ingin. Awal mulanya Santi kelihatannya memberontak serta membebaskan diri, namun aku tidak membiarkannya berangkat. Mulutku semacam melekat di mulutnya. Uh, kalian berpengelaman sekali. Dengan siapa? Kekasih Kamu?, Beliau menanya di antara kecupan kecil yang berapi- api serta mulai buas. Aku tidak menanggapi. Tanganku mulai main dengan kedua payudaranya yang menarik. Janganlah goda saya, saya membebaskan bra. Saat ini ia bugil dada. Tidak puas, aku langsung merendahkan rok mininya. Saat ini ia bugil. Alangkah senangnya memandang badannya. Putih padat, cepat serta lembut.
Tidak seimbang. Kalian pula wajib bugil… Ms. Santi melepaskan bajuku, celanaku, serta kesimpulannya celana dalamku. Batang berdiri dari selangkangan aku langsung timbul. Tanpa diperintahkan kita jatuh ke lantai, berguling, silih menumpang bertumpukan. Aku memandang ke dasar di selangkangannya, mencari dasar kesenangannya. Tanpa maaf mulut serta lidah aku melanda wilayah itu dengan buas. Ms. Santi mulai menghasilkan jeritan menahan menahan kenikmatan. Nyaris 5 menit kita menikmati perlombaan. Berikutnya aku merangkak naik. Sorong poros ke mulutnya.
Isaplah ibuu… Tanpa menunggu balasan, saya lekas meletakkan batang selangkanganku ke mulut mungilnya. Awal mulanya kira- kira sulit, namun lambat- laun ia dapat membiasakan supaya tidak lama sehabis batang akar pukang masuk ke gerong mulutnya. Apalagi, terdapat kenikmatan tidak tara… Sepanjang ini, gimana dengan suami yang main seks?, aku menanya sembari meremas payudaranya. Bunda Santi tidak menanggapi. Ia justru melepas batangku dari mulutnya serta kembali mengesun bibirku dengan penuh antusiasme. Tanganku bergantian memainkan kedua payudaranya yang elastis serta selangkangan berair. Aku ketahui, ia sudah rancu. Tetapi saya terencana membiarkannya jadi penasaran sendiri.
Namun lambat- laun aku tidak kuat pula, batang perlengkapan kemaluan aku pula mau lekas mendongkrak lubang kenikmatan. Setelah itu dengan kilat aku memusatkan batang aku mengarah selangkangannya. Kala mulai mendobrak lubang kenikmatan, aku merasa badan Santi lebih bergetar. Ohh, ia mendesah kala sedikit untuk sedikit batang kemaluanku masuk ke lubang memeknya. Sehabis seluruh batang aku masuk, aku lekas bergoyang- goyang di atasnya. Aku lebih terangsang oleh jeritan kecil, memekik serta 2 buah dada yang berasosiasi dengan bergetar.
3 menit sehabis aku berayun, Santi mencocokkan kakinya ke pinggang aku. Pinggulnya terangkat. Kayaknya ia hendak orgasme. Aku tingkatkan energi sorong batang selangkangan aku. Ooo ahh hmm sshhh, santi mendesah dengan badan bergetar menahan kebahagiaan pucuk yang ia miliki. Aku membiarkan ia menikmati orgasme buat sedangkan durasi. Saya mengesun pipinya, jidat, serta semua mukanya yang berkeringat. Saat ini Ms. Santi berputar. Naik di atas meja… saat ini kita main di atas meja ok! Aku menata badannya serta Ms. Santi bagi. Ia saat ini bertumpu pada siku serta kakinya. Apa style ini?, Tanyanya.
Sehabis sedia, aku mulai tingkatkan serta mengguncangkan badannya dari balik. Bunda Santi berteriak lagi serta mendesah pada kenikmatan tidak tara, yang bisa jadi tidak sempat didapatnya dari suaminya. Sehabis ia orgasme 2 kali, kita rehat.
Jenuh?, Aku menanya. Kamu seorang diri. Hingga saya mau memusnahkan tulangku.
Tetapi ini lezat, bu…, saya menanggapi sembari kembali buat meremas payudaranya yang menggemaskan.
Betul, aku letih. Tetapi bantu lagi, aku mau masuk supaya mani aku pergi. Di mari aku tidak kuat lagi dengan batang selangkangan aku. Saat ini Ms. Santi terdapat di atas, kataku sembari membiasakan letaknya.
Aku tiduran serta ia bersandar di pinggang aku. Aku membimbing tangannya buat menggenggam batang aku buat masuk ke selangkangannya.
Sehabis merambah badannya, saya turun cocok dengan ototku dari dasar. Ms. Santi kaget menjajaki aksen ayunan aku yang terus menjadi kilat serta kilat. Payudaranya yang berasosiasi dengan ayunan menaikkan antusiasme aku. Terlebih diiringi dengan erangan serta jeritan saat sebelum orgasme. Kala ia menggapai orgasme, saya tidak memiliki apa- apa. Aku lekas mengganti posisi ke style konvensional. Bunda Santi berserah serta saya menembaknya dari atas. Dekat puncak aku tingkatkan gelombang serta kecekatan perlengkapan kemaluan selangkangan. Oh Santi, aku mau pergi dari mari ahh.. Tidak lama sehabis itu mani aku bersimbur ke lubang kenikmatan. Ms. Santi yang setelah itu beliau pula menjajaki puncak. Kita berpelukan akrab. Saya merasakan lubang kenikmatan sedemikian itu hangat mencubit batang kemaluanku. 5 menit lagi kita bebas semacam itu.
Kita berciuman, silih dekap serta meremas bokong satu serupa lain. Semacam puas puas merasakan kenikmatan yang terkini saja kita rasakan. Sehabis itu kita berbenah serta kembali ke rumah aku sebab Santi wajib berangkat membimbing esok harinya serta aku dapat menjemput petang hari.
Petang datang, Bunda Santi aku jemput dengan mobil aku. Kita makan di plaza serta sehabis berakhir makan kita mengarah ke mobil kita di tempat parker mall. Di tempat parkir itu kita berperan lagi, aku mulai mengesun lehernya. Bunda Santi mendongak sembari menutup matanya, serta tanganku mulai meremas payudaranya. Napas Santi terus menjadi terengah- engah, serta tangan aku masuk di antara pahanya. Celana dalamnya berair, serta jariku menyapu bagian yang membayang. Uuuhh… mmmhh… Ms Santi mengguncangnya, tetapi antusiasme aku sudah datang di ubunubun serta aku sudah membuka menuntut busana serta rok mininya.
Aaahh…! Ms Santi dalam posisi yang menantang di bangku balik mengenakan bra merah serta CD merah. Aku lekas mengesun putingnya yang besar serta sedang terbungkus bra subbagian, bergantian kiri serta kanan. Tangan Santi mengelus bagian balik kepala aku serta tertahan- tahan membuat aku terus menjadi tidak sabaran. Saya melepas celana dalamnya, serta busut kemaluannya timbul. Aku lekas menimbun kepala aku di tengah 2 pukang. Ehhh, mmmhh… Tangan Santi meremas bangku mobil aku serta pinggulnya bergerak kala bibir kemaluannya dipeluk. Sesekali lidahku beranjak ke perutnya serta menjilatnya lama- lama.
Ooohh… aduuhh… Bunda Santi mengangkut punggungnya kala lidahku menyelinap di antara bagian kelaminnya yang sedang amat cepat. Lidah aku beranjak dari atas ke dasar serta bibir perlengkapan kemaluan mulai terbuka. Sesekali lidahku menyapu klitorisnya yang membuat badan Bunda Santi meloncat serta nafas Bunda Santi semacam lagi dikisahkan. Tanganku naik ke dadanya serta meremas 2 busut di dadanya. Putingnya membengkak serta membeku. Kala aku menyudahi menjilati serta mengisap, Santi tergeletak terengah- engah, matanya tertutup. Aku bergegas membuka seluruh busana aku, serta penis aku diulurkan ke lelangit, aku membaringkannya di pipi Santi. Mmmhh, mmmhh… Ooohhm… Kala Ms. Santi membuka bibirnya, saya menekan kepala penisku, saat ini ia mulai menghirup. Tanganku bergantian meremas dadanya serta membelai kemaluannya. Oouuuh, Ny. Santi, enaknyaa ahhh, saya memekik.
Bunda Santi lalu mengisap batang aku sedangkan tangannya menyikat lubang kenikmatannya yang pula sudah terhenti sebab ia terangsang buat mencermati batang selangkangan aku yang sedemikian itu besar serta kokoh untuknya. Nyaris 20 menit ia mengisap batang kemaluanku serta lekas aku merasakan suatu di dalam batang mau melompat pergi. Bunda Santi… ooohh… ohhhh, saya berteriak. Ia paham kalau bila aku mau pergi, hingga ia menguatkan hisapnya serta sembari menekan lubang kenikmatannya, aku memandang ia berkedut serta matanya tertutup, kemudian… Creet.., suuurr… ssuuur..
Oughh… Rendi… lezat… erangan terhambat sebab mulutnya diisi oleh batang selangkanganku. Serta sebab isapannya sangat kokoh, aku kesimpulannya tidak kuat dentuman serta sembari memegangi kepalanya, aku menumpahkan surai aku ke dalam mulutnya, Crooot, croott, crooot, banyak curahan aku di mulutnya.
Aaahkk… ooough, saya bilang puas. Saya sedang belum merasa lesu serta sedang sanggup lagi, saya hendak naik ke atas badan Bunda Santi serta bibirku memusnahkan bibirnya. Aroma penisku terdapat di mulut Ny. Santi serta aroma mulut Nyonya Santi di mulutku, beralih kala lidah kita terangkai. Dengan tangan, saya menggesek kepala penisku ke antara di selangkangan Ms. Santi, serta sesaat setelah itu merasakan tangan Santi menekan pantatku dari balik. Ohm, masukannnlahhh… augh… masuklah
Lambat- laun selangkanganku mulai menerobos ke dalam gohong kemaluannya serta Ms. Santi terus menjadi mendesah dalam napasnya. Lekas kepala penisku ditahan kembali oleh suatu yang elastis. Dengan satu tahap, obati halangan. Ms. Santi berteriak sedikit. Saya menekan lebih dalam serta mulutnya mulai berkicau, Ups, bro… yeah, kemudian, kemudian… mmmhh, oh yeah, baik… Rendi
Aku melingkarkan tangan aku di punggung bunda aku, kemudian membalikkan kedua badan kita alhasil Nyonya Santi saat ini bersandar di pinggul aku. Nampak penisku melekat ke akar ayam kepunyaannya. Tanpa butuh diajari, Ms. Santi lekas menggerakkan pinggulnya, sedangkan jari- jariku bergantian meremas serta menyapu payudaranya, klitoris serta pinggulnya, serta kita pula berkompetisi buat menggapai pucuk.
Sehabis sebagian durasi, aksi pinggul Ms Santi jadi terus menjadi edan serta ia menundukkan tubuhnya dengan bibir kita sirna cair. Tangannya mencapai rambutku, serta kesimpulannya pinggulnya menyudahi tersentak. Terasa semacam larutan hangat di semua batang selangkangan aku. Sehabis badan Santi tenang, aku mendorongnya ke punggungnya, serta sembari menekannya, aku mengejar pucuk orgasme aku sendiri. Kala aku menggapai puncak, Bunda Santi nyata merasakan basut air aku di lubang kenikmatannya, serta ia meringik lemas serta merasakan orgasme keduanya. Buat durasi yang lama kita senyap, terengah- engah, serta badan kita yang berair oleh keringat sedang beranjak bersama- sama bergeseran, merasakan kenikmatan orgasme.