-Kisah Taro – Godaan Janda Panas -Kisah Taro-

TAROSLOT Godaan Janda Panas, Namaku Yudha, sungguh pengalamanku kali ini sangat konyol sekali dan sangat tak pernah aku duga dan aku rencanakan. Semua seakan terjadi karena waktu yang tepat dan mungkin karena keberuntungan yang berpihak kepadaku karena banyak yang mengejarnya namun tak ada satupun yang diterimanya. Sebut saja namnya Cindy. Janda kembang sebelah rumah yang sangat menggoda. Tubuhnya sangat seksi sekali, payudaranya montok, pantatnya yang bahenol, dCindymbah dengan wajahnya yang sangat menggairahkan membuat orang-orang dikomplek tempat tinggalku selalu mengejar-ngejar cintanya. Namun sayang dari semua yang mengejarnya tidak ada yang bisa mendapatkannya.


Karena umurku yang masih muda, aku memanggilnya tante Cindy. Memang tante Cindy ini jika dirumah dia selalu berpakaian sangat menarik. Dengan kaos strit dan rok pendek membuat semua mata lelaki melihatnya. Meski sudah mempunyai satu anak, tubuh tante Cindy masih sangat bahenol dan terawatt dengan kulitnya yang putih bersih. Tante Cindy mempunyai usaha warung kecil-kecilan dan menyediakan kopi juga. Sehingga setiap malam warungnya selalu dipenuhi oleh orang-orang tua yang betah memandangi tubuh seksi tante Cindy itu. Kalau aku pas beli rokok diwarung tante Cindy, aku pun juga melirik tubuh bahenol tante Cindy, sungguh menggoda sekali.
Hingga akhirnya suatu malam hujan turun sangat lebat sekali. Aku saat itu sedang santai dikamar sambil dengerin music dan bermain game, teman game ku hanyalah rokok. Ketika aku mengambil bungkus rokokku, ternyata isi rokokku sudah habis lalu dengan cepat aku melihat jam. Dan waktu itu waktu menunjukkan jam 9 malam hujanpun sudah mukai reda, segera aku mengambil uang dan segera berlari menuju ke warung tante Cindy. Setelah sampai diwrung tante Cindy, terlihat warungnya sangat sepi sekali gak seperti biasanya yang sangat ramai dengan pembeli. Mungkin karena hujan tadi jadi para mata keranjang yang biasa nongkrong di warung Cindy pada males keluar. Dan aku panggil-panggil tante Cindy.
“Tante.., Tante.., Dik Krisna.., Dik Krisna”, lho kok kosong, warung ditinggal sepi seperti ini, kali saja lupa nutup warung.
Ah kucoba panggil sekali lagi, “Permisi.., Tante Cindy?”.
“Oh ya.., tungguu”, Ada suara dari dalam. Wah jadi deh beli rokok akhirnya.

Yang keluar ternyata Tante Cindy, hanya menggunakan handuk yang dililitkan di dada, jalan tergesa-gesa ke warung sambil mengucek-ngucek rambutnya yang kelihatannya baru selesai mandi juga habis keramas.

“Oh.., maaf Tante, Saya mau mengganggu nich.., Saya mo beli rokok gudang garam inter, lho Dik Krisna mana?
“O.., Krisna sedang dibawa ama kakeknya.., katanya kangen ama cucu.., maaf ya Mas Yudha Tante pake’ pakaian kayak gini.. baru habis mandi sich”.

“Tidak apa-apa kok Tante, sekilas mataku melihat badan yang lain yang tidak terbungkus handuk.., putih mulus, seperti masih gadis-gadis, baru kali ini aku lihat sebagian besar tubuh Tante Cindy, soalnya biasanya Tante Cindy selalu pakai baju kebaya. Dan lagi aku baru sadar dengan hanya handuk yang dililitkan di atas dadanya berarti Tante Cindy tidak memakai BH. Pikiran kotorku mulai kumat.

“Malam gini kok belum tutup Tante..??”
“Iya Mas Yudha, ini juga Tante mau tutup, tapi mo pakek pakaian dulu?
“Oh biar Saya bantu ya Tante, sementara Tante berpakaian”, kataku. Masuklah aku ke dalam warung, lalu menutup warung dengan rangkaian papan-papan.

“Wah ngerepoti Mas Yudha kata Tante Cindy.., sini biar Tante ikut bantu juga”. Warung sudah tertutup, kini aku pulang lewat belakang saja.
“Trimakasih lho Mas Yudha..?”.
“Sama-sama..”kataku.
“Tante saya lewat belakang saja”.

Saat aku dan Tante Cindy berpapasan di jalan antara rak-rak dagangan, badanku menubruk tante, tanpa diduga handuk penutup yang ujung handuk dilepit di dadanya terlepas, dan Tante Cindy terlihat hanya mengenakan celana dalam merah muda saja. Tante Cindy menjerit sambil secara reflek memelukku.
“Mas Yudha.., tolong ambil handuk yang jatuh terus lilitkan di badan Tante”, kata tante dengan muka merah padam. Aku jongkok mengambil handuk tante yang jatuh, saat tanganku mengambil handuk, kini di depanku persis ada pemandangan yang sangat indah, celana dalam merah muda, dengan background hCindym rambut-rambut halus di sekCindyr vaginanya yang tercium harum. Kemudian aku cepat-cepat berdiri sambil membalut tubuh tante dengan handuk yang jatuh tadi. Tapi ketika aku mau melilitkan handuk tanpa kusadari Penisku yang sudah bangun sejak tadi menyentuh tante.


“Mas Yudha.., Penisnya bangun ya..?”.
“Iya Tante.., ah jadi malu Saya.., habis Saya lihat Tante seperti ini mana harum lagi, jadi nafsu Saya Tante..”.
“Ah tidak apa-apa kok Mas Yudha itu wajar..”.
“Eh ngomong-ngomong Mas Yudha kapan mo nikah..?”.
“Ah belum terpikir Tante..”.
“Yah.., kalau mau nikah harus siap lahir batin lho.., jangan kayak mantan suami Tante.., tidak bertanggung jawab kepada keluarga.., nah akibatnya sekarang Tante harus bersetatus janda. Gini tidak enaknya jadi janda, malu.., tapi ada yang lebih menyiksa Mas Yudha.. kebutuhan batin..”.
“Oh ya Tante.., terus gimana caranya Tante memenuhi kebutuhan itu..”, tanyaku usil.

“Yah.., Tante tahan-tahan saja..”.
Kasihan.., batinku.., andaikan.., andaikan.., aku diijinkan biar memenuhi kebutuhan batin Tante Cindy.., ough.., pikiranku tambah usil.
Waktu itu bentuk sarungku sudah berubah, agak kembung, rupanya tante juga memperhatikan.
“Mas Yudha Penisnya masih bangun ya..?”.
Aku cuma megangguk saja, terus sangat di luar dugaanku, tiba-tiba Tante Cindy meraba Penisku.
“Wow besar juga Penismu, Mas Yudha.., Penisnya sudah pernah ketemu sarangnya belom..?”.
“Belum..!!”, jawabku bohong sambil terus diraba turun naik, aku mulai merasakan kenikmatan yang sudah lama tidak pernah kurasakan.

“Mas.., boleh dong Tante ngeliatin Penismu bentarr saja..?”, belum sempat aku menjawab, Tante Cindy sudah menarik sarungku, praktis tinggal celana dalamku yang tertinggal plus kaos oblong.
“Oh.., sampe’ keluar gini Mas..?”.
“Iya emang kalau Penisku lagi bangun panjangnya suka melewati celana dalam, Aku sendiri tidak tahu persis berapa panjang Penisku..?”, kataku sambil terus menikmati kocokan tangan Tante Cindy.
“Wah.., Tante yakin, yang nanti jadi istri Mas Yudha pasti bakal seneng dapet suami kaya Mas Yudha..”, kata tante sambil terus mengocok Penisku. Oughh.., nikmat sekali dikocok tante dengan tangannya yang halus kecil putih itu. Aku tanpa sadar terus mendesah nikmat, tanpa aku tahu, Tante Cindy sudah melepaskan lagi handuk yang kulilitkan tadi, itu aku tahu karena Penisku ternyata sudah digosok-gosokan diantara buah dadanya yang tidak terlalu besar itu.
“Ough.., Tante.., nikmat Tante.., ough..”, desahku sambil bersandar memegangi dinding rak dagangan, kali ini tante memasukkan Penisku ke bibirnya yang kecil, dengan buasnya dia keluar-masukkan Penisku di mulutnya sambil sekali-kali menyedot.., ough.., seperti terbang rasanya. Kadang-kadang juga dia sedot habis buah salak yang dua itu.., ough.., sesshh.

Aku kaget, tiba-tiba tante menghentikan kegiatannya, dia pegangi Penisku sambil berjalan ke meja dagangan yang agak ke sudut, Tante Cindy naik sambil nungging di atas meja membelakangiku, sebongkah pantat terpampang jelas di depanku kini.

“Mas Yudha.., berbuatlah sesukamu.., cepet Mas.., cepet..!”.

Tanpa basa-basi lagi aku tarik celana dalamnya selutut.., woow.., pemandangan begini indah, vagina dengan bulu halus yang tidak terlalu banyak. Aku jadi tidak percaya kalau Tante Cindy sudah punya anak, aku langsung saja mejilat vaginanya, harum, dan ada lendir asin yang begitu banyak keluar dari vaginanya. Aku lahap rakus vagina tante, aku mainkan lidahku di clitorisnya, sesekali aku masukkan lidahku ke lubang vaginanya.
“Ough Mas.., ough..”, desah tante sambil memegangi susunya sendiri.
“Terus Mas.., Maas..”, aku semakin keranjingan, terlebih lagi waktu aku masukkan lidahku ke dalam vaginanya, ada rasa hangat dan denyut-denyut kecil semakin membuatku gila.
Kemudian Tante Cindy membalikkan badannya telentang di atas meja dengan kedua paha ditekuk ke atas.

“Ayo Mas Yudha.., Tante sudah tidak tahan.., mana Penismu Mas.. Penismu sudah pengin ke sarangnya.., wowww.., Mas Yudha.., Penis Mas Yudha kalau bangun dongak ke atas ya..?”. Aku hampir tidak dengar komentar Tante Cindy soal Penisku, aku melihat pemandangan demikian menantang, vagina dengan sedikit rambut lembut, dibasahi cairan harum asin demikian terlihat mengkilat, aku langsung tancapkan Penisku dibibir vaginanya.

“Aughh..”, teriak tante.
“Kenapa Tante..?”, tanyaku kaget.
“Udahlah Mas.., teruskan.., teruskan..”, aku masukkan kepala Penisku di vaginanya, sempit sekali.
“Tante.., sempit sekali Tante.?”.
“Tidak apa-apa Mas.., terus saja.., soalnya sudah lama sich Tante tidak ginian.., ntar juga nikmat..”.
Yah.., aku paksakan sedikit demi sedikit.., baru setengah dari Penisku amblas.., Tante Cindy sudah seperti cacing kepanasan gelepar ke sana ke mari.
“Augh.., Mas.., ouh.., Mas.., nikmat Mas.., terus Mas.., oughh..”.

Begitu juga aku.., walaupun Penisku masuk ke vaginanya cuma setengah, tapi sedotannya oughh luar biasa.., nikmat sekali. Semakin lama gerakanku semakin cepat. Kali ini Penisku sudah amblas dimakan vagina Tante Cindy. Keringat mulai membasahi badanku dan badan Tante Cindy. Tiba-tiba tante terduduk sambil memelukku, mencakarku.

“Oughh Mas.., ough.., luar biasa.., oughh.., Mas Yudha..”, katanya sambil merem-melek.
“Kayaknya ini yang namanya orgasme.., ough..”, Penisku tetap di vagina Tante Cindy.
“Mas Yudha sudah mau keluar ya..?”. Aku menggeleng. Kemudian Tante Cindy telentang kembali, aku seperti kesetanan menggerakkan badaku maju mundur, aku melirik susunya yang bergelantungan karena gerakanku, aku menunduk dan kucium putingnya yang coklat kemerahan. Tante Cindy semakin mendesah, “Ough.., Mas..”, tiba-tiba Tante Cindy memelukku sedikit agak mencakar punggungku.

“Oughh Mas.., aku keluar lagi..”, kemudian dari kewanitaannya aku rasakan semakin licin dan semakin besar, tapi denyutannya semakin terasa, aku dibuat terbang rasanya. Ach rasanya aku sudah mau keluar, sambil terus goyang kutanya Tante Cindy.
“Tante.., Aku keluarin dimana Tante..?, di dalam boleh nggak..?”.
“Terrsseerraah..”, desah Tante Cindy. Ough.., aku percepat gerakanku, Penisku berdenyut keras, ada sesuatu yang akan dimuntahkan oleh Penisku. Akhirnya semua terasa enteng, badanku serasa terbang, ada kenikmatan yang sangat luar biasa. Akhirnya spermaku aku muntahkan dalam vagina Tante Cindy, masih aku gerakkan badanku rupanya kali ini Tante Cindy orgasme kembali, dia gigit dadaku.
“Mas Yudha.., Mas Yudha.., hebat Kamu Mas”.

Aku kembali kenakan celana dalam serta sarungku. Tante Cindy masih tetap telanjang telentang di atas meja.

“Mas Yudha.., kalau mau beli rokok lagi yah.., jam-jam begini saja ya.., nah kalau sudah tutup digedor saja.., tidak apa-apa.., malah kalau tidak digedor Tante jadi marah..”, kata tante menggodaku sambil memainkan puting dan clitorisnya yang masih nampak bengkak.

“Tante ingin Mas Yudha sering bantuin Tante tutup warung”, kata tante sambil tersenyum genit. Lalu aku pulang.., baru terasa lemas sakali badanku, tapi itu tidak berarti sama sekali dibandingkan kenikmatan yang baru kudapat. Keesokan harinya ketika aku hendak berangkat ke kantor, saat di depan warung Tante Cindy, aku di panggil tante.

“Rokoknya sudah habis ya.., ntar malem beli lagi ya..?”, katanya penuh pengharapan, padahal pembeli sedang banyak-banyaknya, tapi mereka tidak tahu apa maksud perkataan Tante Cindy tadi, akupun pergi ke kantor dengan sejuta ingatan kejadian kemarin malam.

Kisah Taro – Diajari Sex Sama Tante Sangean

TAROSLOT Diajari Sex Sama Tante Sangean, Saat ini tinggal seorang karyawan yg baru bekerja di kota. Pemuda itu ganteng namun pendiam. aku lihat dari bodinya sepertinya dia aktif olah raga.Karena aku juga sering lihat dia pulang memakai celana pendek dan sepatu olahraga. Pagi ini dia terlihat habis olahraga jadi pasti di kamarnya dia sedang mandi. penghuni kamar lain pulang kampung karena yg lain mahasiswa pulang liburan. Jadi kami hanya berdua. Wahhh …. kesempatan nih.

Karena hari ini dirumah sepi membuat diriku makin kesepian tdk ada teman bicara. Sopir dan pembantuku pulang karena ada keperluan pribadi. Sedangkan tukang kebunku tdk menginap karena rumah dia dekat dengan rumahku. Aku tdk keberatan mereka pulang karena masih ada anak kost yg tinggal jadi tdk ada masalah aku sendirian. aku Penasaran dan ingin cari teman obrolan. aku cari alasan untuk ketemu pria itu, aku iseng dan bertanya tentang laptopku. Maka aku menuju ke kamarnya.

Karena di rumah sepi dan lagi santai aku hanya mengenakan lingerie warna hitam kesukaanku. Jika dilihat pasti kelihatan dalamannya.pria manapun yg melihat pasti akan terangsang. Aku tak ambil pusing. Jika dia memang pri sejati tak ada salahnya bercinta dengan pemuda ini. Perjaka lagi. hehehe .. senyumku dalam hati. Ternyata pintunya kamarnya tdk terkunci. Pelan-pelan kuketuk pintunya kubuka pintunya dan akupun masuk dengan rasa penasaran.

Rupanya dia sedang di kamar mandi dan dia tdk menyadari kehadiranku. Kemudian aku masuk. Terlihat dia sedang berdiri menghadap bak mandi. Tubuhnya dalam keadaan telanjang sepertinya mau mandi. Secara keseluruhan dia terlihat gagah. Akhirnya kudatangi dia. Terlihat matanya terpejam menikmati apa yg sedang dilakukannya. Dari gerakan pada lengannya kutahu dia sedang mengocok ‘penis’nya. Segera kutujukan mataku ke arah selangkangannya.

Cerita Sex Diajari Sex Sama Tante Sangean
Apa yg kulihat saat itu bikin aku kagum, bahkan membuat nafasku sesak tersengal-sengal. Tangannya sedang menggenggam ‘penisnya’nya, yg kelihatan besar dan panjang sekali. Ujung kepala ‘penis’nya bulat, terlihat keras dan mengkilat. Seperti orangnya warnanya juga cokelat tua agak kehitam-hitaman. Dia mengocok-ngocok ‘penis’nya yg mengagumkan itu. Rupanya dia sedang mandi dan membersihkan penisnya. woww ini gua suka, lelaki yg rajin membersihkan penisnya. Gerakan membersihkan penisnya seperti masturbasi membuat aku kedalam khayalan kenikmatan. Dan ku juga terbawa untuk memejamkan mataku. Terbayangkan olehku hal yg tdk-tdk yg juga membuatku terangsang. Jadi ingin aku merasakannya. ahhhh pasti nikmat.

Kurasa sesuatu yg menggelegak dalam diriku. Sekali lagi aku sampai menelanludah. Lalu kuberanikan diriku untuk menyapanya, …

“Randi Besar amat sih penismu?” Dia terlihat sangat terkejut. Tersipu-sipu ia berkata, …
“Aduh Tante kok ada di sini … !” Segera kutenangkan dia, …
“Gpp, Gpp kok.” Lalu aku mendekati dia sambil mengulurkan tanganku ke arah ‘penisnya’ aku berkata, …
“Coba Tante lihat dong! Ukurannya kok sampai segede ini sih?” Malu-malu dia berusaha menghindar, tapi terpegang juga olehku ‘barang kepunyaan’nya.

Setelah terpegang dia tdk terus berontak, malah dibiarkannya aku mengusap-usap ‘alat kejantanan’nya itu. Setelah aku usap-usap dia terlihat sudah mulai mampu menguasai diri lagi. Malah rupanya keberaniannya timbul. Dengan gaya lugunya dia bertanya, …

“tangan tante lembut sekali”
“Eh ngomong-ngomong mau diterusin nggak?” Dengan manis dan lugu bengong, …
“setengah bertanya”Maksud Tante.”
“Mau saya bantuin nggak?” Terlongo dia memandangku dan bertanya, …
“Emangnya bantu apa tante?” Sambil tersenyum genit aku berkata kepadanya, …
“Kalau kamu mau, tak bantu bersihin penismu … !” Bukan pakai sabun, tapi pakai lidah tante. Dijamin enak loh …. kataku.

Dia tdk perlu menjawabnya toh tetap aja aku akan memaksanya. Karena aku sudah memegang penisnya. Lalu kulepas dasterku.

“Kebetulan aku belum mandi, sekalian mandi disini boleh dunk”. Mandi asik bareng dia pasti asik.
“Kamu mau aku ajarin nggak?” kataku setengah bertanya. Kalaupun di bilang tdk mau, tetap akan aku paksa. Karena aku sudah tak tahan lagi.
“Ajarin apa tante” …Tak perlu aku jawab akhirnya kugarap penisnya
“Aduh tante, geli banget dan enakkk!” Erang Randi.
“Panggil aja aku Neng aja ya”. Kedua lengannya mengencang menygga tubuhnya, sampai terlihat otot-ototnya menonjol gagah.
“Randi! Randi! Besar amat ya kepunyaan kamu ini, kataku.

Beberapa saat hening tanpa ada suara, sementara aku terus mengocok-ngocok lembut ‘barang kepunyaan’ Randi. Sampai akhirnya terdengar lagi Randi bertanya, …

“Tante, katanya kalau orang bule seneng ngemutin pake mulut yah?” Pertanyaan ini kurasa semakin menjurus dan membuatku terusik oleh keinginan terpendam yg ada di hatiku.

Dengan singkat kujelaskan padanya, …

“Ah bukan orang bule aja, orang Indonesia juga mau.” Emang kamu pikir aku nggak mau.

Bodohlah aku jika tdk mau melumat penismu. Perjaka lagi. Ya iyalah …. rasanya beda gitu loh …. yg biasa aku pegang …. Berkahku hari ini aku sebentar lagi merasakan sperma perjaka …. woowwwww … pasti nikmat … Sambil sesekali penisnya aku cepit dengan susuku dan kugesek-kesekan sambil kuciumi dan kujilati ujung penisnya.

“Sarat sebagai laki-laki ya ITU-nya bisa bangun, besar, panjang, keras samakuat.” AKu sedikit menggurui. Kembali Randi nampak bersemangat, …
“Oh kalau itu sih Randi mampu … Aku membisikkan kesediaanku. Lalu Randi berkata dengan penuh keseriusan, …
“Aduh mau tante, !” Pada saat bibirku mendarat di atas ‘kepala kemaluan’nya dan mengecupnya Randi mendesah, …
“Aduh geli tante, enak.” Apalagi waktu mulai kujilat-jilat dengan lidahku, ia betul-betul merasakan nikmatnya.

Tubuhnya mengejang keras, …

“Aduh Tante geli sekali.” Begitu kumasukkan ‘ujung kemaluan’nya yg seperti ‘topi baja’ itu ke mulutku, lalu mulai aku kulum, Randi mengerang panjang. Karena keenakan dia sampai menekan kepalaku ke bawah. Dipenuhi oleh ‘ukuran kejantanan’ lelaki yg sebesar itu aku sampai sulit bernafas. Untung aku sudah cukup berpengalaman dalam hal ’seks oral,’ sehingga dengan mudah aku bisa menyesuaikan gerakan bibir, lidah dan mulutku.

Ketika ujung ‘tongkat kejantanan’nya menyentuh langit-langit mulutku, aku merasakan lonjakan gairah yg membawa nikmat.Manis sekali anak ini, akupun jadi semakin menyukainya. Langsung kuperhebat emutanku, sampai aku sendiri semakin terangsang. Sewaktu aku sudah mulai hanyut, ternyata masih juga kudengar permintaan Randi. “Neng,” … panggilnya, … “Tante.”

Karena sudah terangsang dari tadi, terutama setelah mulai mengemut ‘penisnya’, beberapa usapan saja sudah cukup untuk membawaku ke puncak rasa jasmaniku. Aku mengaduh, merintih dan mengerang sambil terus menjilati ‘barang kepunyaan’ Randi. Laki-laki itu sampai melihat aku dengan pandangan agak heran. Tapi tdk kuperdulikan lagi dirinya. Terus aku emuti ‘penis’ Randi di mulutku, sampai gelora rasaku mereda. Setelah itu yg aku sadar adalah betapa pegalnya rahang mulutku, karena dari tadi mengemuti kepunyaan Randi dengan tanpa henti.

Sedikit-sedikit mulai ada rasa jengkel juga karena daya tahan kejantanan lelaki itu kuat sekali. Hampir aku sentak dia ketika sekali lagi kudengar suaranya berbicara kepadaku.

“aaahhhh,” … katanya, …
”tante.”
“Saya hampir keluar tante.” Rasa gairah semakin merangsang diriku, semakin keras juga aku mengemut dan mengisap ‘alat kemaluan’ Randi.

Hingga akhirnya seluruh tubuh Randi mengejang keras, begitu juga batang kejantanannya di mulutku.

“Ahh … ahh … tante … tante … ahh … Aduhhh … aaahhhhh …,” … Randi mengerang keras dan panjang.

Rupanya dia sedang mengalami puncak kenikmatannya di mulutku. Semburan demi semburan sperma Randi memasuki rongga mulutku. Inilah sperma rasa perjaka, benar-benar nikmat apalagi masih hangat.

Banyak sekali, kental, dan asin rasanya. Supaya tdk terselak kutelan sebisa-bisanya. Tapi setelah aku tdk tahan lagi kubiarkan sebagian tertumpah dari mulutku dan terjatuh ke tubuh Randi. Kujilati sperma yg menempel di tubuhnya hingga tak tersisa. Beberapa saat kemudian keadaan mulai mereda. Kudengar suara nafas Randi lembut. Alat ‘kejantanan’nya yg masih berada dalam genggamanku ternyata masih keras juga. Sengaja tdk aku keluarkan semua spermanya agar dapat menikmati lebih lama di vaginaku.

Ber-oral seks di kamar mandi membuat kami kedinginan aku merasakan sperma pemuda lebih nikmat menghilangan rasa dingin. Penisnya masih aja tetap ngaceng sehingga ini membuat aku ingin menungganginya dan memasukkan dalam vagina. Lalu kuambil handuk yg sudah kubasahi dengan air panas dan kubersihkan seluruh tubuhnya.

Kutarik tangannya dan menuntunnya kembali ke kamar tidur. Kuarahkan supaya ia duduk di atas ranjang, lalu aku menelungkup di hadapannya. Kedua tanganku mulai mengusap-usap ‘batang kejantanan’ Randi. Ukurannya memang luar biasa. Tadi dalam keadaan Randi berdiri, kalau ‘batang keras’nya ditegakkan sepertinya panjangnya sampai ke pusarnya. Sekarang dalam keadaan dia duduk panjangnya jelas meliwati pusarnya itu.

Bibirnya kukulum,

”Hmmmhhhh… hmmhhhhhh…” dia mendesah-desah.

Setelah puasmelumat bibir dan lidahnya, aku mulai bergerak ke bawah, menciumi dagunya, lalu lehernya makin kebawah lalu kuciumi dadanya.

“Hmmmhhhhhh… aduuhhh enak ..” rintihnya.

Dia terus mendesah sementara aku mulai menciumi perutnya, lalu pusarnya, sesekali dia berteriak kecil kegelian. Akhirnya penisnya yg sudah ngaceng berat kupegang dan kukocok-kock,

“Ahhhhh… Hhhh…. Hmmhmh… Ohhh …” dia cuman bisa mendesah doang. penisnya langsung kukenyot-kenyot, sementara dia meremas-remas rambutku saking enaknya,
“Ehmm… Ehmm…” Mungkin sekitar 5 menitan aku ngemut penisnya, kemudian aku bilang,
“Randi… sekarang giliran kamu yach?” Gantian apa tante? Dia setengah tersentum. Gantian jilati vaginau” kataku.

Dia cuma tersenyum, lalu bangkit sedangkan aku sekarang yg ganti tiduran. Dia mulai nyiumin bibirku. kemudian mulai menciumi leherku sementara tangannya meraba-raba toketku dan diremasnya.

“Hmhmhhm… Hmhmhmh…” ganti aku yg mendesah keenakan.

Apalagi ketika dia menjilati pentilku yg tebal dan berwarna coklat tua. Setelah puas melumat pentilku bergantian, dia mulai menjilati perutku dan kemudian langsung menciumi vaginaku dengan penuh napsu, otomatis pahaku mengangkang supaya dia bisa mudah menjilati vagina dan it ilku.

“Ahh.. Ahhhh…” aku mengerang dan mendesah keras keenakan. Sesekali kudengar “slurrp… slurrp…” dia menyedot vaginaku yg sudah mulai basah itu.
”Ahhhh… om… Enak …” desahan ku semakin keras saja karena merasa nikmat, seakan tdk peduli kalau terdengar orang di luar. Napsuku sudah sampe ubun-ubun, dia kutarik untuk segera menancapkan penis besarnya di vaginaku yg sudah gatel sekali rasanya, pengen digaruk pake penis.

Tak sabar aku melihat, segera aku pingin merasakan nikmatnya penis gedenya. Kemudian aku pegang penisny da kumasukkan ke dalam vagina dan setelah itu kunaiki dia.

Auwwww …… luar biasa enaknyaaa …. Ahhhhhhh … setengah berteriak aku merasakan kenikmatan. Sambil duduk di ujung tempat tidur. Kugenjot vaginau dan Aksiku kubarengi dengan teriakan-teriak keras khas kenikmatan yg membuat aku mandi keringat.

Lama di atas staminaku drop juga, lalu kumimta dia ganti posisi. Kucabut penisnya kemudian aku terlentang. Pelan-pelan dia memasukkan penisnya ke dalam vaginaku dengan satu enjotan keras dia menancapkan seluruh penisnya dalam vaginaku.

“Uh… uhhh…. Ahhhhhhh…nikmat banget” desahku ketika dia mulai asyik menggesek-gesekkan penisnya dalam vaginaku.

Aku menggoyang pinggulku seirama dengan keluar masuknya penisnya di vaginaku. Dia mempercepat gerakannya. Gak lama dienjot aku sudah merasa mau nyampe,

“Ah…… sepertinya mau… ahhh…” dia malah mempergencar enjotan penisnya divaginaku,
“Bareng nyampenya ya, aku juga dah mau keluar”, katanya terengah.

Kakiku kunaikkan ke pundaknya yg kokoh hingga penisnya terasa mentok menyentuh rahimku. Nikmat yg kurasakan sungguh luar biasa. Dari penyebab awalnya dimana norma sopan dan adab tak lagi dijadikan batasan membuat aku juga bisa berlaku saenakku, kini kurenggut kepala nya yg berambut cepak itu. Kudekatkan ke wajahku dan kukenyoti bibirnya sambil kukasari kepalanya. Vaginaku yg gatalnya semakin nggak ketulungan membuat aku jadi buas, binal dan liar… suatu peristiwa yg tak pernah terjadi saat aku bersanggama dengan suamiku selama ini. Mungkin ini pengaruh dari tubuhnya yg atletis itu, atau aroma keringatnya yg maskulin itu, atau nikmatnya dientot dengan penisnya yg dahsyat itu? aku tak tahu….

Aku menggelinjang-gelinjang dengan sangat hebatnya. Aku berteriak histeris tertahan sebagai wujud pelampiasan nafsu birahiku yg tak terkendali ini. Aku ingin dipuaskan sejadi-jadinya. Aku berguling ke atas. Dengan rambutku yg telah lepas terurai dari ikatannya dan dengan keringat yg semakin membasah mengucur dari tubuhku, aku tumpakin tubuh nya. Aku desakkan habis-habisan vaginaku ke penisnya untuk menggaruk lebih keras kegatalan birahi di dalamnya. Aku sangat gelisah dan resah menunggu hadirnya orgasmeku.

Setiap kali aku mendongak dan menyibakkan rambutku kemudian kembali menunduk histeris. Tangan-tanganku mencekal bukit otot di dadanya hingga kuku-kukuku menancap dalam ke dagingnya. Randi seakan tak mau kalah. Dia membenamkan wajah tampannya ke payudaraku untuk menyusui kedua belah payudaraku yg ranum itu sepuasnya. Sementara di bawah sana, rasa gatal yg sangat nikmat mendesaki vaginaku.Aku tahu ini sebagai tanda bahwa tak akan lama cairan birahiku akan tumpah ruah. Aku sudah demikian lupa diriku. Enjotan penisnya makin cepat saja, sampe akhirnya,

“Randi, aku nyampe aah”, badanku mengejang karena nikmatnya, terasa vaginaku berdenyut meremas penisnya sehingga diapun menyodokkan penisnya dengan keras,
“ahhh, aku aah”, terasa semburan pejunya yg deres divaginaku.

Akhirnya kami sama-sama mencapai kepuasan puncak kami. Cairan hangat yg menyemprot dari penis Aldi ke dalam vaginaku langsung disambut dengan muntahan berlimpah cairan birahi vaginaku. Aku langsung tersungkur sementara kedutan-kedutan penisnya belum sepenuhnya usai.

Untuk sesaat kami memang beristirahat. Namun nafsu birahi yg masih berakar kuat di tubuh kami masing-maisng mendorong kami untuk melakukannya lagi dan lagi. Siang hari itu kami habiskan bak pengantin baru. Kami bercinta sepuasnya dalam berbagai gaya, diakhiri dengan doggy style yg spektakuler di ranjangku.

Sebelum tertidur Randi sempat memandangku mesra. Katanya lirih, …

“tante, Terima kasih!” Akupun tidur di ranjang bersamanya. Sambil kupegang penis dan bersandar dadanya.

Kami berpelukan dengan mesranya, sambil dia mencium rambutku. Indah sekali.

Sebelum tengah malam kami terbangun. Saat aku terbangung pemandangan tubuh telanjang Randi, yg sebagiannya telah terbungkus selimut, mengantarku ke dunia mimpi. Sekali lagi aku tdk bisa membiarkan penis ngaceng dibiarkan begitu saja. Tentuk saja mulutku gatel untuk ngemut dan jilat. Sebelum dia sempat bertanya lebih jauh lagi kuminta ia terlentang di ranjang.

Kesempatan ini tak kusiakan untuk menggarapnya sekali lagi. Tak sempat dia menolak kuemut dan kumainkan penisnya dengan tanganku. Setelah itu malam ini kita bertempur lagi dengan suasana lebih romantis yg menggairahkan.Karena aku mengajak dia bercinta di halaman dalam rumahku. Sungguh suasana yg tdk pernah aku lakukan. Di bawah sinar bulan aku beraksi sesuka hati, sementara dia pasrah pada apa yg aku lakukan termasuk mengajari gaya favourtiku Doggy style, woman on top dan kuda liar kulakukan dan dia hanya bisa menurut apa yg aku perintahkan. Bagiku yg penting aku menikmati kepuasan, sesuatu yg lama tdk aku dapatkan.

Bahkan kali ini lebih special karena bercinta dan merasakan sperma dengan seorang perjaka. Sungguh suatu kenikmatan yg tiada tara. Walaupun aku harus menuntunnya, tapi aku puas menikmati penis dan sperma seorang pemuda. Perjaka lagi. Malam ini aku menikmati pergumulan di taman rumahku.

Akhirnya kami sama-sama terkapar dan telanjang dengan peluh dan keringat keluar deras, walaupun sebetulnya hawanya dingin. Beberapa kali ke depan setdknya aku akan menikmati dan merasakan bercinta dengan daun muda ini.

Kisah Taro – Celaka, Saya Salah Masuk Kamar Mandi

TAROSLOT Celaka, Saya Salah Masuk Kamar Mandi, Awаl mulа dаri cerita ini adalah saat Diana уаng ѕаlаh mаѕuk tоilеt. Pаdа hаri itu tераtnуа раdа hаri ѕеnin аwаl mаѕuk kеrjа. kеbеtulаn hаri реrtаmа kеrjа Diana diреruѕаhааn dimаnа роѕiѕinуа bеkеrjа ѕеbаgаi staff Administrasi. Sеbаgаi staff Administrasi gаji уаng ditеrimа Diana ngаk bеgitu bеѕаr, wаlаuрun dеmikiаn diа dеngаn ѕеnаng hаti mеnjаlаnkаn tugаѕnуа. Kеbеtulаn ѕааt itu Diana ѕеdаng mеnуiарkаn bеbеrара lароrаn untuk dibеrikаn kераdа Mаnаgеrnуа.

Lароrаn itu bеriѕi lароrаn keuangan bulаnаn уg аkаn diѕеrаhkаn untuk rараt nаnti ѕоrе, ditеngаh kеѕibukаnуа itu tibа-tibа ѕаjа diа mеrаѕа ѕаkit реrut уg bеgitu mеnggаngunуа. Lаlu dеngаn ѕеgеrа Dianaрun bеrgеgаѕ mеnuju kе tоilеt. Kаrеnа Diana udаh ngаk kuаt untuk mеnаhаn ѕаkit реrutnуа, Dianaрun tаk ѕеmраt mеlihаt lаgi tuliѕаn уg mеnunjukkаn bаhwа itu tоilеt untuk Priа аtаu Wаnitа.

Diа-рun mаѕuk bеgitu ѕаjа dеngаn buru-buru, Tеtарi bеgitu mаѕuk di dаlаm tоilеt tеrѕеbut, diа tеrkеjut mеlihаt ѕеоrаng lаki-lаki bеrtubuh kekar ѕеdаng buаng аir kесil didаlаm tоilеt itu. dаn Priа ituрun ѕаmа tеrkеjutnуа dеngаn Diana kеtikа diа mеnоlеh kе аrаhnуа.

Uрѕѕѕѕ… kаmu ngараin diѕini Din, kаmu ѕаlаh mаѕuk tоilеt dеh, inikаn tоilеt Priа” tеgurnуа kераdа Diana,

Dianaрun tеrkеjut, tеrnуаtа kеtikа itu ѕаng Mаnаgеr ѕеdаng buаng аir kесil. Tаnра di ѕеngаjа jugа kеduа mаtа Diana mеnuju kеаrаh Pеniѕ уаng tеrѕеliр ditеngаh ritѕliting уаng ѕеdаng diреgаng оlеh ѕаng Mаnаgеr. Uрѕѕѕѕ…tеrlihаtlаh Pеniѕ Mаnаgеr itu уg bеlum dimаѕukkаn kе сеlаnаnуа.

Wаjаh Dianaрun ѕеkеtikа mеmеrаh kаrеnа mаlu, kеmudiаn Dianaрun mеmbuаng mukаnуа dаn ѕеgеrа ingin ѕеgеrа bеrbеgаѕ mеninggаlkаn tоilеt Priа itu.

Buѕееttt !!! gаrа-gаrа ѕаkit реrut mаlаh ѕаlаh mаѕuk tоilеt рriа” Uсар Diana dаlаm hаti.

Tарi Mаnаgеr ituрun tidаk ingin mеmbuаng kеѕеmраtаn tеrѕеbut. Dеngаn сераtnуа tаngаn Diana ditаrik dаn bеrkаtа, Udаh Diana di ѕini аjа ѕаmа Om, lаlu tubuhnуа diѕаndаrkаn kе аrаh tеmbоk.

Din, udаh lаmа аku ingin mеnikmаti kеindаhаn tubuhmu” ѕаmbil mеnguѕар rаmbutnуа Diana, Pаѕti kаmu jugа реrnаh mеndеngаr bаhwа di kаntоr ini уg раling реrkаѕа аdаlаh аku, dаn ѕеkаrаng tibа ѕааtnуа kitа mеnсоbа ара уаng kаmu dеngаr dаri tеmаn-tеmаn itu…

Mеndеngаr uсараn mаnаgеrnуа itu Diana mеrаѕа kаgеt bаngеt. Hinggа Diа ngаk mеnуаngkа bаhwа Mаnаgеr уg ѕаngаt dihоrmаti kаrеnа kеbijаkаnnуа, mеmiliki hаti уаng dеmikiаn bеjаtnуа.

“Tарi Pаk, ѕауа lаgi ѕаkit реrut, lаgiаn Bараk kаn Mаnаgеr ѕауа, mаѕа Bараk tеgа mеlаkukаn hаl mеѕum kераdа ѕауа”? uсар Diana mеуаkinkаn Mаnаjеrnуа,
“Oh… jаngаn kuаtir Din, сumа bеntаr аjа kоk… kаtа Mаnаgеr ѕаmbil mеmbukа kаnсing ѕtеlаn аtаѕ уаng diраkаi Diana”.
“Jа…Jа… Jа… Jаngаn Pаk, tоlоng jаngаn !!! ingаt раk kitа di kаntоr,” tеriаk Diana
Tоlоооооооооооооооооnnnnnggggggg………………………… ! ! ! Jеrit Diana kеmbаli

Kеlihаtаn Diana bеrоntаk kаrеnа tаngаn Mаnаgеr mulаi mаѕuk kе dаlаm BH уаng di раkаi Diana bеrukurаn 35 B. dаn Brеt… Brеt… bаju Diana tеrlihаt udаh rоbеk, lаlu dеngаn ѕеkаli Dintаkаn tаrikаn BH Dianaрun tеrbukа dаn jаtuh kе lаntаi. Wаlаu udаh bеruѕаhа mеndоrоng-dоrоng tubuh Mаnаgеr tеrѕеbut, tеtар ѕаjа tеnаgа сеwеk kаlаh dеngаn tеnаgа соwоk. nаmun nаfѕu Mаnаgеr уg udаh ѕеmikiаn buаѕ tеruѕ mеnсеngkеrаm tubuh muluѕ Diana уаng hаnуа tеrѕiѕа mеngеnаkаn сеlаnа dаlаm dаn tеruѕ mеnghimрitnуа kе tеmbоk tоilеt tеrѕеbut.

Kаrеnа mеrаѕа уаkin bаhwа Diana udаh ngаk biѕа lаri lаgi dаri ѕаnа, Dianaрun hаnуа biѕа раѕrаh tаnра реrlаwаnаn. Diana hаnуа biѕа mеlihаt kераlа Mаnаgеr itu di bаgiаn dаdаnуа уаng ѕеdаng mеnghiѕар-hiѕар рuting ѕuѕunуа уаng mоntоk. реrѕiѕ ѕереrti bауi уаng lаgi mеnуuѕu kе ibunуа. kаrеnа еfеk dаri рuting itu ѕаngе, mаkа Diana tibа-tibа bеrgаirаh tinggi. Diana mеnguѕар-nguѕар bаgiаn реniѕ Mаnаgеr tеrѕеbut.

Sеmеntаrа ѕаng Mаnаgеr udаh mеlераѕkаn сеlаnа dаlаm tуре Hiрѕtеr уаng di раkаi Diana. bеrikut ѕаng mаnаgеr mеmbukа jugа ѕеmuа раkаiаnnуа. hinggа kini kеduаnуа ѕаmа-ѕаmа dаlаm kеаdааn bugil di WC. Sаng Mаnаgеr mеngаngkаt kе аtаѕ dikit kаki kаnаn Diana lаlu dеngаn реrlаhаn diа mеmаѕukkаn Pеniѕnуа kе lubаng mеmеk Diana.

Brеѕѕѕ… Crеkk… Crеkkk.. Bесеk ѕuаrа уаng tеrdеngаr

Sераruh dаri реniѕ itu mаѕuk dеngаn ѕеmрurnа kе lubаng wаnitа уаng tеrnуаtа udаh ngаk lаgi реrаwаn. Diana tеrbеliаk kаgеt mеrаѕаkаn bеѕаrnуа Pеniѕ itu di dаlаm lubаng mеmеknуа. Tеtарi Sаng Mаnаgеr tеruѕ ѕаjа mеndоrоng mаju-mundur Pеniѕnуа ѕаmbil mеnсiumi bibir Diana уаng imut itu. Tеrаѕа оlеh Diana Pеniѕ уаng bеѕаr itu kеluаr mаѕuk bеrkаli-kаli ѕаmраi mаtа Diana tеrреjаm-реjаm mеrаѕаkаn ѕаkit саmрur еnаk уаng tiаdа duаnуа.

Sаng Mаnаgеr ѕаdаr bаhwа mеrеkа bеrdаnѕа di WC umum, tаkut kеlihаtаn оlеh оrаng lаin, Hаniерun di аjаk mаѕuk kе dаlаm kаmаr tоilеt. Kini роѕiѕi Diana di rubаh mеnjаdi Dоggу Stуlе dеngаn tаngаn bеrреgаngаn kе bаgiаn аtаѕ klоѕеt dаn раntаtnуа di hаdараn kе Mаnаgеr. Tаnра mеnunggu lаmа ѕаng mаnаgеr mulаi kеmbаli mеmаinkаn Ritmе kе lubаng mеmеk Diana уаng аduhаi.

Crееkk…. Crеk…. Crееk… Tеrdеngаr bесеk lаgi dаri ѕuаrа mеmеk Diana уаng реnuh dеngаn lеndir.

Sаng Mаnаgеr dеngаn аѕуik mеlаkukаn ѕеx itu. Tаngаn kаnаnnуа ѕаmbil mеmеgаngi рuting ѕuѕunуа Diana, TIbа-tibа ѕаjа Diana bеrkаtа !

“Bараk duduk аjа di аtаѕ klоѕеt ini, biаr ѕеkаrаng аku уаng аktif. “Pаndu Diana”.

Sаng Mаnаgеr ituрun mеngаnggukkаn kераlаnуа. Kini роѕiѕi Diana di аtаѕ dеngаn роѕiѕi duduk di аtаѕ раngkuаn ѕаng Mаnаgеr. Kеduа mаtа Mаnаgеr di реjаmkаn di ѕааt Diana уаng аktif ѕаmbil mеrеmаѕ-rеmаѕ buаh dаdа Diana.

Pеniѕnуа ѕаngаt kuаt, kеrаѕ dаn kоkоh. Wаlаu udаh bеrkаli-kаli dituѕukkаn dаri dераn dаn bеlаkаng tеtар ѕаjа bеlum mеnуеmburkаn саirаn ѕреrmа kе tubuh Diana, Sеlаng bеbеrара mеnit Diana mеrаѕа сареk bеrаdа di роѕiѕi аtаѕ, Diana mеnсоbа mеnсаbut Mеmеknуа dаri bаtаng kоntоl tеrѕеbut. Kini Diana bеrfоkuѕ mеngulum kоntоl itu.

Ouhhh… Sѕѕѕѕhhhhhhhhh….. Aаааhhhhhhh……

Kаli ini gаntiаn Sаng Mаnаgеr уаng mеngеrаng kеnikmаtаn, wаjаh Mаnаgеr nаmраk mеnеgаng dаn diа mеrаngkul bаdаn Diana dеngаn ѕаngаt еrаt. Diana ѕаdаr ini аdаlаh рunсаk dаri оrgаѕmе ѕеоrаng lаki-lаki tарi Diana tidаk mеnghirаukаnnуа, tеruѕ ѕаjа mеnghiѕар bаtаng реniѕ itu ѕаmраi munсrаt.

Crrоооt…. Crоооtt…. !!!

Tеrѕеmburlаh ѕреrmа mаѕuk kе dаlаm mulut Diana уg ngаk biѕа dihаlаngi lаgi. Diana рun mеminum ѕеmuа ѕреrmа уаng kеluаr itu dаn mеnjilаtinуа ѕаmраi bеrѕih. Sеjаk реriѕtiwа di tоilеt itu. Kаmi bеrduа ѕеring mеlаkukаn hubungаn intim. Hinggа ѕаmраi ѕеkаrаng Diana mеnjаdi iѕtri mudа ѕаng mаnаgеr tеrѕеbut.

Kisah Taro – Gairah sang Penyanyi

TAROSLOT Gairah sang Penyanyi, Aku tugas ke kota Semarang untuk ngurusin kerjaanku, aku ngebut ngerjain kerjaan sampe ampir gak tidur supaya kerjaan cepet beres dan aku bisa santai disana, kebetulan hari ini malming, jadi pas bener. kerjaan selesai, malming pula.

Malem itu di lingkungan komplex perusahaan ada hajatan, daripada bengong di hotel aku kesana aja, siapa tau dapet kenalan amoy cantik kan. setting ruangannya adalah dengan meja bundar dan beberapa kursi mengelilinginya. Karena kenal dengan panitia hajatan, aku dikasih meja yang dekat dengan panggung sehingga bisa menikmati hiburan yang sedang berlangsung.

Hiburan malam itu adalah dangdutan, ya lumayan lah dalam hatiku berkata, dari pada suntuk terus capek di hotel. Penyanyinya juga enak-enak dipandang, lumayan cantik-cantik sexy pula. Ada satu orang yang menarik perhatianku, Anaknya manis juga, kutaksir umurnya sekitar 26 tahunan. Dia pake dress mini ketat warna hitam bercorak garis-garis berwarna hijau tua yang membungkus toket dan badannya sampe paha. Toketnya Merangsang juga si ngeliatnya. Apalagi dia pinter banget ngegoyang pinggulnya mengiringi irama dangdut yg sedang dinyanyikannya.

“Pak, minat ni kliatannya ma yang nyanyi”,
kata panitia hajatan melihat aku menatap tanpa kedip ke penyanyi yang sedang goyang dipentas.

“Ah, bapak tau aja”.

“Ya tau lah pak, natapnya aja tanpa kedip. Ntar kalo dia dah selesai nyanyi saya suruh nemenin bapak ya. Tanya aja ma anaknya, kalo dia mau ya bawa aja pak”.

Hebat banget ni servis panitia ke aku, padahal aku cuma tamu biasa, mungkin karena dateng dari head office jadi dapet fasilitas. Tuh penyanyi nyanyi beberapa lagu, dari dangdut brubah ke lagi pop terus ke lagu cinta, suaranya mendayu2, goyangannya gak seseru goyang dangdutnya.

Akhirnya slesai juga dia nyanyi. Dia menghilang ke balik panggung, tapi tak lama kemudian menghampiri aku diantar si panitia tadi.

“Om mo ditemenin ya”.

“Iya, kamu dah gak nyanyi lagi?”

“Udah selesai nyanyinya kok om, om siapa?”

aku menyebut namaku,

“kamu siapa”.

“Ina om”.

“kamu seneng nyanyi ya?”

“Ya seneng nyanyinya ya seneng honornya”.

“Mangnya buat apa honornya?”

“Ya buat kebutuhan sehari-hari lah om, kan kerjaanku ya ini om”.

“Kita keluar yuk, cari tempat santai buat ngobrol”.

“Boleh om”.

“Gak buru2 mesti pulang kan?”

“Ya enggak lah om, kan aku bebas, lagian tadi pamitnya nyanyi dan biasanya nyanyi kan ampe malem banget. Mangnya om mo bawa Ina kemana sih”.

“Jalan aja yuk”.

Aku ngajak Ina keluar, cari taksi, menuju ke pub deket hotelku. Disana kita ngobrol aja sembari dengerin live music yang diabawakan oleh band setempat. aku pesen minuman beralkohol,

“kamu gak apa kan kalo minumannya ada alkoholnya dikit”.

“Gak apa om, tapi jangan banyak2, ntar Ina mabuk lagi”

Aku seneng melihat wajah cantiknya yang masi tampak penyanyi banget, matanya yang menawan, hidungnya mancung dan bibirnya yang imut merah merekah. Rambutnya yang tergerai sampe ke bahu diwarnai kepirangan, yang ngetrend dikalangan para amoy.

“Na, kamu cantik deh”.

“Om mulai deh gombalnya”.

“beneran, cantik, mirip penyanyi banget deh”.

“canda ku”

“Om suka kan ma penyanyi kaya Lina”.

“Suka banget”.

“Sering jalan ma penyanyi ya ditempat om sana?”.

“Suka juga”.

“Om ngapain kalo ngajak penyanyi?”

“Ya jalan aja, denger musik, minum2″.

“Cuma itu aja?”

“Mangnya kamu mo diajak kemana, ya udah ayuk deh”.

Aku mengajaknya meninggalkan pub menuju ke hotel. Dia diem aja waktu kuajak masuk ke kamarku.

“Kamu suka ya pacaran dikamar”. Dia mengangguk,.

“Ma sapa?pacar kamu?” Kembali dia ngangguk.

“Sampe maen?” anggukan kembali.

“Sering?”

“Tiap malming om”.

“Trus hari ini kok enggak?”

“Dia lagi ke ibu kota”.

“Ngapain”.

“Ngurus kerjanya”.

“Kok kamu mau di ajakin maen?”

“Maen gituan lah”

“abis dia maksa si om”.

“Trus”.

“Ya keterusan om, abis enak si”.

“Trus kok mau aku ajak ke kamar”.

“Ina pengen ngerasain maen ma om om, kata temen Ina nikmatnya beda kalo maen ma om om”.

aku memeluknya dan mencium bibirnya. Ina menyambut ciumanku, lidah kami saling melilit. Sementara berciuman aku mengelus2 punggungnya, terus sampe kepinggangnya yang terbuka karena dress pendek. kuelus2 pinggangnya, aku mencoba memasukkan tanganku menuju memeknya, tidak susah karena dressnya yang sangat mini dan ketat hampir kelihatan pantatnya. Ku elus lembut dan kuteken masuk tanganku masuk kedalam memeknya dari luar cd. Ina malah sengaja menggesek2kan memeknya ke tanganku dan menggoyang-goyangkan pinggulnya.

“Om, rasanya ada yang ngeganjel de, om punya besar ya”.

“Liat ja ndiri”. Dia memegang kontolku

Ina duduk disofa, aku duduk disebelahnya, aku mencium bibirnya lagi, dia menyambut ciumanku dengan napsu juga, tangannya mulai mengelus selangkanganku. aku gak mo kalah, toketnya yang baru numbuh pun kuremas pelan. Dia rupanya dah gak sabaran,

“Ina pengen liat kontol om, kayanya gede banget deh”.

“Buka ja”.

Diapun membuka ban pinggangku, kemudian kancing celanaku dilepas dan ritsluiting diturunkan. Segera tangannya merogoh kedalam cdku.

“Wuih om gedenya, kirain kontol cowok Ina dah gede banget, gak taunya kontol om lebi gede lagi. Pasti om kuat ngentotnya ya”.

“Kok kamu tau si, mangnya pernah maen ma om om?”.

“Kata temen om, dia pernah di entot ma om yang kontolnya kata dia gede banget, ampe lemes udahannya, si om gak puas2nya ngentotin temen Ina tu”. kontolku diremes dan dikocoknya pelan. kontolku yang masih ngaceng dengan kerasnya di kocok-kocok. Dia sepertinya napsu juga liat kontolku.

“Keras banget om”, katanya sambil makin keras meremas kontolku dan terus dikocok2.
ngacengnya sudah keras banget. Aku udah gak sabar pengen merasakan kontolku keluar masuk memeknya. Aku menyuruhnya melepas celanaku sedang aku melepas bajuku, sehingga aku dah berbugil ria. Aku memeluknya serta mencium bibirnya. Diapun menghisap2 bibirku sedang tanganku mulai meremas2 toketnya yang sudah mulai mengeras dari luar dress. Tanganku nyelip kedalam branya dan memlintir pentilnya yang imut, yang juga sudah mengeras.

“Na sudah napsu ya, pentilnya sudah keras. memek kamu pasti udah basah ya Na”, kataku lagi.

“Terus dikocok Na” desisku. Aku sekarang berbaring.
kontolku mulai dijilat, dikocok sambil diremas biji pelernya.

“Ina isep ya kontol om”,
katanya sambil menurunkan kepalanya dan memasukkan kontolku ke mulutnya.

“Ohh sshh, nikmat banget Na”
erangku. Dia menjilati kepala kontolku, diisep sambil terus dikocok2. Sesekali dimasukan sedalam mungkin kedalam mulutnya sambil dikenyot.

“Oohh, enak banget Na”
teriakku keenakan. Dia berhenti menghisap kontolku tapi terus dikocok2.

“Isep lagi Na, isep lagi, enak banget”
kataku. Kembali kontolku dikocok sambil dipelintir pelan.

“sshh, ohh, eennaakk bbannggett Na. enak banget, terus Na”, desisku. Dia terus melakukan aktivitas tangannya.

“Na isep lagi donngg..jangan pake tangan aja..ayo donk Na” pintaku.

Dia hanya tersenyum dan mulai menghisap lagi. Kali ini benar benar hot isapannya, kepalanya bergoyang kekiri kanan dan naik turun berkali kali sementara tangannya terus mengocok dan memutar batang kontolku.

“Na aku mau keluarr nih” kataku. Badanku mulai menegang. Dia terus menghisap kontolku sambil terus memutar dan mengocok batang kontolku yang makin menegang keras.

“Terus Na, isep terus” jeritku. Dia terus menghisap kontolku dan akhirnya

“ccrreett.. ccrreett.. ccrreett..”, pejuku muncrat dimulutnya.

kontolku terus dihisapnya. Aku ngecret 5 kali didalam mulutnya. pejuku diludahkan dan dia membersihkan mulutnya yang belepotan sisa pejuku. Aku duduk disebelahnya dan mencium pipinya

“Makasih ya Na, enak banget deh” kataku sambil mencium pipinya lagi.

“Mulut atas aja dah segini enaknya, apalagi yang bawah ya”.

“. Ya udah om istirahat dulu, Ina mau ambil minum dulu, mas mau minum apa?” tanyanya sambil membuka lemari es.

“Apa aja deh, nanti juga aku minum” jawabku.

Dia mengambil aqua botol dari lemari es, dibukanya tutupnya dengan pembuka botol yang tersedia dan dituangnya ke dua gelas. Aku dan dia minum segelas langsung tandas.

“Cape ya om. Tadi pejunya ngecrotnya banyak si”.

“aku kan rutin minum jamu2an pasak bumi Na, jadi kalo dah ngaceng susah banget rebahnya. Bawaannya mau tegak terus. Kalo tegak terus kan kudu dimasukin kan”.

“Sekarang dah pengen maen ama Ina”, tanyanya menggoda.

“Istirahat dulu ya Na”. Aku segera menedu ramuan jamuku.

“Buat persiapan ngerjain Ina ya om”.

“He eh. kamu dah pengalaman maen ama cowok kamu ya Na?”.

“Iya om, skarang Ina pengen ngerasain kontol gede om kluar masuk memek Ina”.
Aku memeluk pinggangnya serta mencium lehernya.

“Sshh” dia mendesis.

Aku meraba toketnya, kuremasnya pelan. Dia mulai mengerang. Dia kutelentangkan diranjang, bibirnya kulumat. Dia balas mencium dengan penuh napsu. kontolku dielus dan dikocok lagi, sampe keras sekali. Aku terus meremas toketnya dan mulai menjilati lehernya lalu turun dan terus turun mencium belahan dadanya.

“teruuss, buka dressku om, bbuukkaa!” katanya setengah berteriak.

Aku terus turun menciumi belahan dadanya sambil gosok2 selangkangannya.

“aayyoo om buka!” teriaknya.

Kembali aku mencium bibirnya. Dia membalas ciumanku dengan penuh napsu. Aku menjilati telinganya. toketnya kembali kuremas2. Tanganku satunya terus menggosok selangkangannya.

“Buka donk, sshh, Ina udah ngga tahan nih” desahnya.

Aku terus saja melakukan aktivitasku.

“Om jahil ya” katanya sambil mencium bibirku dengan hot.
kontolku mulai diremas dan dikocok.

“Isep Na. aku pengen diisep lagi”, kataku sambil sedikit menarik kepalanya mendekati kontolku.

Dia terus mengocok sementara mulut dan lidahnya terus menghisap dan menjilat kontolku. Aku tidak tahan lagi, segera dia kutelentangkan, sambil mencium lehernya. toketnya kuremasa dan tangan satunya meraba selangkangannya.

“Masukin om. Ina udah ngga tahan lagi” desisnya.

Aku melepaskan dress nya. Dia mengangkat tangannya keatas supaya aku mudah melepaskannya. Kemudian kancing celananya kubuka dan kutarik celananya kebawah. Dia mengangkat pantatnya untuk mempermudah lepasnya celananya.

“Wah kamu merangsang sekali Na”, kataku sambil menciumi belahan toketnya.

CDnya sudah basah karena lendir yang keluar dari memeknya sejak dia ngemut kontolku. Tanganku menjalar kebelakang punggungnya dan melepas kaitan branya, gak lama kemudian CDnya menyusul. Dia juga dah telanjang bulat seperti aku. Aku memandangi tubuh telanjangnya yang masih kencang, Toketnya baru menyembul dihiasi dengan sepasang pentil imut yang berwarna pink. Jembutnya yang halus, lumayan lebat mengitari memeknya yang juga erwarna pink, tembem, siap menjepit koktolku kalo aku mencoblosnya. toketnya langsung kuisep,

“iisseepp pentilnya, om” desahnya.

Kemudian dia mendorong kepalaku kebawah,

“Jilat memek Ina om”, desahnya keenakkan karena aku sudah menjilati itilku dan menumpangkan kaki kirinya kepundakku.

Aku terus menjilati memeknya dan memasukan lidahku dalam-dalam.

“tteerruuss om, yang dalem. Oohh Ina uuddaahh mmauu klluuaarr nniihh” jeritnya sambil terus menekan kepalaku. Aku terus menghisap dan menjilati memeknya.

“Ina nyampe om, isep tteerruuss memek Ina” , dia bergetar dan menggelinjang menikmati jilatan-jilatan lidahku di memeknya.

dia yang sedang telentang langsung kunaiki. Aku mengesek-gesekan kontolku di memeknya, langsung saja napsuku bangkit lagi

“masukin om, mmaasuukiin dong” desahnya berulang kali.

Aku membalikkan tubuhnya dan sehingga dia tengkurap. Perut bawahnya kuganjang bantal yang ada di dipan, kakinya kurenggangkan dan aku langsung menusukkan kontolku ke memeknya. Terasa sekali memeknya ketat sekali menjepit kepala kontolku, maklum aja kata dia baru sekali ini memeknya kemasukan kontol segede kontolku.

“aahh om, eennaakk baannggeett” desahnya,

“memek Ina kudu nganga lebar banget mo nelen kontol om, gede banget sih”. Aku menggenjotnya semakin cepat. Karena napsunya yang sudah bangkit lagi, dia merasakan sudah akan nyampe.

Aku terus memompa kontolku keluar masuk memeknya dengan cepat dan keras.

“Terus om, enjot Ina yang keras om, ach” desisnya,

“bener temen Ina, nikmat banget deh dienjot kontol segede kontol om”.

Akhirnya dia nggak tahan lagi dan “Om, Ina nyampee, aahh”, jeritnya,
badannya sampe bergetar saking nikmatnya. Aku masih saja menggenjot memeknya beberapa lama, kemudian aku mencabut kontolku, diakusuruh nungging dan kontol kembali kusodokkan ke dalam memeknya dengan keras, langsung ambles semuanya. Nikmat sekali rasanya. Kembali aku mengenjotkan kontolku dari belakang keluar masuk memeknya dengan keras. Berulang kali aku mengenjot kontolku sehingga mentok di memeknya.

“Na. aku mau ngecret” jeritku.

“Bareng ya om, Ina keluar”,

dia menjerit panjang sementara aku makin memperkeras enjotanku. Akhirnya

“Na, aku mau ngecret”, jeritku dan pejuku kembali muncrat, kali ini membanjiri memeknya. Terasa sekali semburan pejuku beberapa kali dimemeknya.

Dia telungkup dan aku menindihnya. Aku kemudian telentang, dia juga. Liar sekali ya ni penyanyi amoy, baru sekali ini aku ngentotin penyanyi yang liar kayak gini. Gak apa2 si, yang penting kan nikmat banget. Tak lama kemudian aku tertidur, diapun tertidur juga.

Ketika dia terbangun, dia segera menuju ke kamar mandi dan membersihkan diri dibawah shower. Aku mengikutinya dan memeluknya dari belakang. Dibawah shower kita saling berpelukan, saling menyabuni. toket dan kontol menjadi sasaran, mulanya dielus, akhirnya diremes2. kontolku keras lagi karena terus saja diremas dan dikocoknya. Aku duduk diatas toilet, kontolku sudah tegak mengacung keras. Dia duduk membelakanginya, kaki dikangkangkan dan mengarahkan kontolku ke memeknya. Terasa sekali, perlahan kontolku mulai lagi menyesaki memeknya. Aku menyodokkan kontolku dari bawah keluar masuk memeknya.

“Om, genjot yang cepet om”, rintihnya saking nikmatnya.

Pinggulnya digoyang dengan liar mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya. Aku meremas2 toketnya sambil menarik tubuhnya kebelakang. Aku mencium bibirnya dan dia membalas ciumanku. Cukup lama aku menyodok memeknya pada posisi itu sampai akhirnya dengan sodokan yang lebih cepat dan keras aku ngecret di memeknya. Diapun nyampe bersamaan dengan muncratnya pejuku.

“Sst om”

jeritnya dan aku memeluk dia dengan erat. Hingga beberapa saat aku masih memeluknya, dia menikmati sensasi itu dengan berciuman lembut.

“Trim’s ya om, om sudah membawa Ina ke surga kenikmatan”, katanya.

“aku juga merasa nikmat sekali ngenjot kamu. memek kamu jauh lebih nikmat dari memeknya penyanyi laen yang perna aku entotin, mana kedutannya kerasa banget lagi”, kataku memuji.

Selesai maen dan mandi, aku pesen sarapan dari room service. Aku pesen nasi goreng buat aku dan dia serta 2 cangkir teh panas manis. Karena room service melayani pesanan 24 jam, sebentar saja pesananku dah dianter, maklum masih pagi buta, jadi gak ada tamu laen yang pesen rupanya. Selesai makan aku duduk di sofa dan mengajaknya duduk disebelahku.

Kemudian kucium bibirnya, dia membalas ciumanku dan menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku. Aku mengemut lidahnya dan aku sudah mulai meremas2 toket imutnya, pentilnya kuplintir2. Diperlakukan seperti itu napsunya bangkit kembali. pentilnya kuemut,

” Om terruss emut pentil Ina om. enak”.

Dia segera menyambar kontolku, diremas2, dikocok2 sampai akhirnya menegang lagi.

“Om hebat deh, baru ngecret dimemek Ina, dikocik bentar dah ngaceng lagi, keras banget lagi, terusin diranjang yuk”, katanya sambil bangun.

Aku tidak membawanya ke ranjang tapi menelentangkannya di sofa.

“Buat variasi ya Na”,

kataku sambil mulai mengelus itilnya. Pahanya otomatis mengangkang dan diletakkan dipundakku ketika itilnya kukilik2 dengan jari, memeknya mulai basah lagi.

“Om, kalau gini terus Ina rasanya mau pingsan kenikmatan”.

Kemudian aku mulai menjilati memeknya. Aku tau kalo dijilat memeknya pasti napsunya lebih berkobar2 lagi.

“aduhhh Ina nggak kuat, 0m, masukkin om”.

Dia mengangkat kakinya dan mengangkang lebar2. Aku segera mengamblaskan kontolku ke memeknya. memeknya berkedut2 ketika kemasukan kontolku yang keras itu.

“Enjot yang keras om”, teriaknya lagi.

“Na, memek kamu kedutannya kenceng banget, enak banget Na”,

kataku sambil memompa kontolku keluar masuk memeknya, makin lama makin cepat. Diapun semakin aktif memutar-mutar pinggulku mengiringi keluar masuknya kontolku di memeknya, ditekannya pantatku dengan kakinya yang melingkari pinggangku dengan keras hingga kontolku rasanya masuk semakin dalam dimemeknya.

“Enak om”, lenguhnya lagi.

Aku terus mengenjot sambil meremas toketnya, sesekali kuemut pentilnya. sampai akhirnya

“Ooom”

jeritnya sambil menjepitkan pahanya kuat2. kontol terus kusodokan makin cepat dan akhirnya..Crot.. croot..croot.. Terasa sekali muncratnya pejuku dimemeknya.

“Nikmat sekali om”.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,