Kisah Tengah Malam

Pesugihan Tuyul (1)​

Kisah Taro – Pikir Ajeng, kamar praktik dukun itu biasa lekat dengan hiasan dinding berkesan mistis, pencahayaan temaram, aroma apek debu bercampur kemenyan, dan tikar dengan satu-dua kendi di atasnya. Dugaannya salah, kecuali cahaya temaram dari lampu petromak yang tersemat di dinding. Ruang ini tidak kotor, tidak pula diisi pajangan aneh-aneh, atau kendi berisi bakaran menyan. Hanya ruang petak biasa, yang berada di kamar terakhir sebelum dapur, pada kontrakan tiga petak di ujung gang.

Matanya mengelilingi ruangan. Mengamati dengan rinci. Kamar ini ga mencerminkan kamar dukun, apa kakek ini ternyata dukun palsu? ucapnya dalam hati. Suara berat dari Mbah Darwis seketika membuyarkan pengamatannya, juga prasangka.

“Lagi susah duit, ya, Nduk?” tanya Mbah Darwis, sembari menyulut sebatang rokok kretek. Respon tanpa suara Ajeng sampai membuat suara tembakau kering yang terbakar pun terdengar nyaring.

Dia tahu aku lagi kesusahan. Memang dukun betulan kakek ini. Setelah mengatasi kekagetannya, Ajeng mengangguk. “Iya, Mbah. Udah seret banget dompet saya, sampe bingung besok makan apa,” jawab Ajeng. Suaranya pun dibuat memelas.

Mbah Darwis menghembuskan asap rokok ke udara. Asap mengepul di depan Ajeng. “Mau cari pesugihan yang bagaimana, Nduk?” tanyanya lagi.

“Kok Mbah tahu saya cari pesugihan?”

“Yo tahu, Nduk. Semua yang kemari carinya sama seperti kamu.” Mbah Darwis pun memberi secarik kertas kepada Ajeng. Sebuah kartu nama. Ajeng merasa percuma melihat kartu nama itu, karena temaramnya cahaya menyulitkannya. “Itu nama Mbah, Darwis Dwiadi. Siapa tahu ada yang butuh nanti. Ada nomornya di situ, jadi ndak usah lewat Asep lagi nanti.”

“Mbah tahu saya kenal Mbah lewat Asep?” Lagi-lagi, Ajeng terkejut dengan kemampuan Mbah Darwis dalam menebak. Hatinya semakin yakin, bahwa Mbah Darwis adalah dukun yang sakti.

“Yo, tahu. Tamu yang pertama datang ke sini, semuanya dari Asep. Wong si Asep itu calo Mbah. Tapi komisinya mahal, jadi lain kali langsung ke Mbah saja, ya? Lumayan duitnya buat beli selopan rokok, daripada buat Asep.” Mbah Darwis tertawa terbahak-bahak, hanya untuk batuk heboh akibat tersedak asap. Kelimpungan, pria uzur itu meraba sekitarnya. “Banyuku, mana banyuku. Nah, ini dia.”

Ajeng garuk-garuk kepala. Agaknya, dia mengerti maksud si Mbah, karena sebelum Asep mengantarnya ke kontrakan ini, pria pengangguran yang suka nongkrong di terminal itu juga meminta komisi jasa. Karena tidak punya uang untuk mengupah Asep, maka Ajeng menawarkan jasa goyang lidah plus sedot vacuum untuk kejantanannya. Untungnya Asep mau. Jadilah mereka bertransaksi di bilik WC umum. Setelahnya, Ajeng pun diantar ke Mbah Darwis.

“Mbah bisa kenalkan ke beberapa jenis pesugihan. Tapi semua tergantung maharnya,” ucap Mbah Darwis.

“Iya, Mbah. Saya ngerti.”

Ajeng cepat-cepat membuka kancing kemejanya. Baru sampai pada kancing ketiga, Mbah Darwis sigap memegang lengannya. Gerakan Ajeng sempat terhenti, tapi dia mulai preteli kancingnya lagi.

“Woeee… berhenti, Nduk!” sentak si Mbah, “Kamu mau apa, to?”

Penuh keheranan, Ajeng pun menuruti. Alisnya naik, seraya dia berkata, “Bayar mahar, Mbah?”

“Lhooo… aku ini lagi puasa syahwat, Nduk! Harus sepuluh purnama. Ini kamu selesai buka baju, tongkat pusaka Mbah naik! Batal nanti puasanya.” Setelah selesai bersungut-sungut, Mbah Darwis melanjutkan, “Lagian kamu kenapa maharinnya pakai badan? Kamu ndak punya uang sama sekali?”

“Loh, saya pikir Mbah udah tahu saya mau bayar mahar pakai apa,” jawab Ajeng, “Lagian kan tadi pas Mbah nanya saya lagi susah duit, saya iyain tuh kirain Mbah ngerti kalau saya bisa bayar maharnya pakai cara lain.”

“Woooeee… cah gendeng! Sudah, sudah… pakai lagi kancingnya.”

Mbah Darwis pun menunduk saat Ajeng mengancingkan kemeja. Dibantu pendar cahaya petromak, sesekali Mbah Darwis curi-curi pandang ke Ajeng. Wuaduh, susune guede, cok! Coba kalau aku ndak lagi puasa, ucapnya dalam hati, lalu dia menggeleng sendiri.

Setelah Ajeng selesai dengan salah pahamnya, Mbah Darwis pergi ke dapur, lalu kembali sambil menenteng kantong kresek. Bunyi denting kaca terdengar dari dalamnya. Ajeng berasumsi, itu adalah bunyi denting botol yang beradu. Mbah Darwis kembali duduk bersila di peraduannya, lalu mengeluarkan tiga buah botol sirup kosong.

“Wis, pilih, Nduk,” ucap si Mbah, memberi intruksi.

“Ini apa, Mbah?”

“Ini pesugihan paling gampang buat kamu. Isinya tuyul. Soal mahar, nanti saja kalau kamu sudah sukses.” Mbah Darwis mengacungkan dua jari ke Ajeng, dan memastikan perempuan itu melihatnya. “Dua puluh juta, yo, Nduk. Ojo lali, lho.”

Ajeng menelan ludah saat Mbah Darwis menyebut harga. Seumur hidupnya saja, dia belum pernah pegang uang sebanyak itu. Apalagi memikirkan harus memberinya ke orang lain. Tapi karena sedang kepepet, Ajeng tak ambil pusing. Lagipula, belum tentu juga dia dikasih tuyul betulan. Tapi kalaupun iya, Ajeng bisa kabur saja dan melupakan kewajiban membayarnya.

“Baiknya… saya pilih yang mana, Mbah?” tanya Ajeng. Dia sedang tertegun, memandangi tiga botol sirup kosong di hadapannya.

Mbah Darwis tampak berpikir. Pria uzur itu memainkan janggutnya. Lama. Setelah memandangi dengan mata memicing pada botol kaca di tengah, dia pun menyodorkan botol itu ke Ajeng. “Ini yang paling susah diatur, tapi paling mantul kerjanya, Nduk,” jawabnya.

“Mantul?”

Sambil mengacungkan jempol, si Mbah membalas, “Mantap betul, Nduk. Wilayah operasionalnya luas, jam kerjanya lama. Kalau kamu bisa bikin dia nurut, cepet sugihnya kamu, Nduk! Cepet juga bayar mahar ke Mbah, nanti.”

“I-iya, deh. Saya ambil ini aja.” Ajeng pun mengambil botol yang disodorkan padanya. Lalu, Mbah Darwis memberi beberapa wejangan seputar pesugihan tuyul. Perempuan itu mendengarkan dengan seksama.

Dari keterangan Mbah Darwis, tuyul itu enggan memberitahu nama aslinya, jadi dia meminta dipanggil Ades saja. Umurnya sudah empat puluh tahun, tapi jika disamakan dengan hitungan umur manusia, Ades masih anak-anak. Jam terbangnya tinggi. Sudah tak terhitung banyaknya tokoh terkenal yang pernah memakai jasanya. Tapi sebagai jin kecil, egonya terlalu tinggi. Ini membuat Ades jadi susah diatur, karena semakin lama dia semakin ngelunjak. Mintanya jadi macam-macam. Rata-rata, alasan majikan-majikan sebelumnya ketika mengembalikan Ades adalah karena sudah tidak mampu menuruti permintaan tuyul itu.

“Makanya, Nduk. Kamu yang telaten sama dia.” Mbah Darwis lalu menatap Ajeng, lama. Pria tua itu pun mencondongkan badannya. Ia berbisik ke Ajeng, “Dan jangan beri dia apapun melebihi yang Mbah syaratkan untuk kamu kasih. Jangan! Kalau kamu bisa sanggup, nanti dia nurut sendiri. Ngerti, Nduk?”

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Ajeng mengangguk. Setelah komat-kamit sambil usap-usap botol, Mbah Darwis pun meniup tutup botol itu. Dalam satu ayunan tangan, si Mbah meminta Ajeng pergi. Setelah salim, perempuan itu pamit, keluar dari kontrakan Mbah Darwis. Setelah keluar gang, Ajeng kembali melongok ke kontrakan itu. Dirinya masih takjub akan nuansa mistis yang tercipta di ruang praktik Mbah Darwis, terlebih hanya karena cahaya temaram dari lampu petromak.

Sementara itu, sepeninggal Ajeng, Mbah Darwis menggerutu. Bukan hanya karena tidak dapat pemasukan, tapi juga karena lagi-lagi harus ganti bohlam di ruang praktiknya. Bohlam ruang itu tiba-tiba konslet tepat sebelum Ajeng datang ke kontrakannya.

Mbah Darwis terkekeh saat melihat lampu petromak yang masih menyala. “Untung ada ini,” ucapnya.

Ajeng gembira bukan kepalang saat tahu kalau botol pemberian Mbah Darwis berisi tuyul betulan. Begitu sampai rumah, di meja makannya sudah menghampar belasan lembar campuran uang seratus ribu dan lima puluh ribu. Sementara sesosok bocah berkulit pucat sedang duduk di kursi samping meja. Tentu saja Ajeng tidak pernah melihat bocah itu sebelumnya, karena bahkan tidak ada bocah manusia yang mempunyai dua benjolan menyerupai tanduk di kepala gundulnya. Dua benjolan itu terletak di sisi kiri dan kanan kepala, tepatnya di atas telinga.

Baru dibawa pulang saja sudah kerja. Boleh juga ini tuyul. Ajeng langsung meraup lembaran uang di atas meja, lalu memasukkannya ke tas selempang yang dia bawa. Setelahnya, didorong spontanitas akibat euforia, perempuan itu mengusap kepala si tuyul. Tapi tidak lama, karena begitu Ajeng sadar kalau dia sedang berinteraksi dengan jin, dia langsung menarik tangannya.

“Ih, lagi dong, Mah!” ucap tuyul itu. Ternyata dia menikmati usapan tangan Ajeng pada kepalanya.

“Mah? Kamu manggil aku ‘mamah’?” tanya Ajeng, keheranan.

“Iya. Mamah. Kan Ades sekarang ikut Mamah.”

Langsung deket gini juga. Aku optimis dia jadi cepat nurut, nih. “Anak pinter! Iya, aku mamah kamu, sekarang. Kita kerja sama, ya. Kamu mau apa sebagai imbalan kerja, Des?”

“Mau nenen, Mah!”

Ajeng terkesiap. Seperti yang Mbah Darwis bilang, kalau tuyul memang meminta menyusu pada majikannya sebagai salah satu syarat memelihara. Tapi membuktikan secara langsung perkataan si Mbah adalah pengalaman yang berbeda dari bayangannya.

Ragu-ragu, Ajeng membuka kancing kemeja. Pelan dan lama. Justru itu membuat Ades merasa tak sabar. Raut marah mulai membentuk di muka pucatnya. Ajeng jadi merasa seperti terancam, jadi dia mempercepat preteli kancingnya. Setelah menyingkap bra, Ajeng lalu menyodorkan payudara kanan ke Ades. Tanpa basa-basi, tuyul itu langsung mencaplok puting payudara Ajeng, lalu menyedotnya dalam tempo yang lambat, tapi membuat nyaman.

Jelas Ajeng langsung menggelinjang. Nafsunya serentak bangkit. Belum ada lelaki yang menjamah putingnya selama empat bulan terakhir, dan setelah sekian lama rangsangan itu datang dari… tuyul? Aku pasti sudah gila, pikirnya. Beruntungnya, puting Ajeng masih mengeluarkan ASI. Kondisinya yang secara biologis masih jadi seorang ibu muda jadi faktor utama. Seharusnya, saat ini Ajeng masih menyusui bayinya yang masih berusia sembilan bulan.

Empat bulan lalu, Ajeng diceraikan oleh mantan suaminya. Penyebabnya, karena perempuan itu ketahuan selingkuh. Mantan suaminya seorang pelaut, dan itu berdampak pada dia yang jadi jarang pulang. Akibatnya, Ajeng yang punya libido tinggi jadi sering merasa kesepian.

Sebenarnya, banyak lelaki yang mengincar Ajeng. Perempuan itu punya badan yang molek, dengan payudara yang semakin mengkal setelah melahirkan. Rupanya juga manis, dengan dandanan khas perempuan Jawa yang sudah terpapar modernisasi kota. Warna kulitnya tidak putih, tapi halus karena sering kena lulur. Kemolekan badannya terlengkapi dengan rambut hitam bergelombangnya yang dipotong seleher, menunjukkan leher mulus yang menggiurkan mata.

Justru dengan sumber daya seberkualitas itu, jadi sia-sia jika tidak ada yang mengolahnya. Banyak yang tergiur, tapi hanya satu yang nekat untuk mendekat. Orang itu adalah tetangga Ajeng, seorang pria paruh baya yang selalu merayu dan menggombalinya di setiap ada kesempatan. Setelah sekian tanggal gajian, Ajeng luluh juga. Lalu, di sesi selingkuh kesekian kali, Ajeng digrebek warga bersama dengan mantan suaminya yang pulang diam-diam. Setelah melalui sidang sosial, selingkuhannya dibawa ke kantor polisi, sementara Ajeng ditalak tiga saat itu juga.

Setelah cerai, Ajeng tidak punya apa-apa. Harta tidak dibagi, hak asuh anak dimenangkan suami, dia pun diusir dari rumah mantan suaminya. Mau pulang ke rumah, tapi orangtua tidak menerima. Katanya, bikin malu keluarga.

Luntang-lantung, Ajeng terpaksa menjual mas kawin yang dia bawa sebelum diusir. Jumlahnya memang lumayan, tapi hanya cukup untuk beberapa bulan. Itupun dengan mengirit pengeluaran, diluar biaya listrik, air, dan kontrakan.

Maka, inilah dia. Memutuskan untuk melakukan pesugihan, sebelum uang di dompetnya yang tinggal recehan itu habis tak bersisa. Untung dia dikenalkan Asep ke Mbah Darwis. Lumayan, cuma modal blow job dan janji belaka, Ajeng dapat tuyul hebat sebagai penopang kondisi finansialnya.

Jadi, apa salahnya kalau si tuyul mau menyusu padanya? Toh, Ajeng juga menikmati uang yang tuyul itu bawa, juga hisapan pada putingnya saat menyusui. Makanya, Ajeng merubah posisi. Demi alasan kenyamanan, Ajeng memangku si tuyul, sedangkan dia duduk di kursi. Sesekali, Ajeng mendesah keenakan akibat hisapan si tuyul yang tak kunjung usai.

“Mmhhh… Ades, pelan-pelan aja, ga apa-apa…”

Sedari tadi, mata Ajeng memang tidak lepas dari penis si tuyul yang menggelantung bebas. Berbeda dengan penggambaran di media, tuyul di pangkuannya ini hadir dalam rupa telanjang. Perawakannya seperti manusia mini. Badannya kecil tapi perutnya buncit. Di selangkangannya, menggantung seonggok penis yang dalam kondisi lemasnya saja ukurannya hampir sebesar rata-rata penis orang dewasa.

Ajeng menelan ludah. Naluri binalnya perlahan bangkit. Ingin rasanya dia menggenggam penis itu, lalu mengocoknya perlahan. Atau mengulum dan menjilati seluruh permukaannya. Tapi dia masih tahan ide gilanya. Akal warasnya masih bekerja dengan baik.

Setelah kira-kira lima menit si tuyul menyusu, akhirnya dia lepas kulumannya. Lalu, tuyul itu merayap ke wajah Ajeng, mencium pipinya dengan lembut. “Makasih, Mah! Ades mau cari uang dulu, ya? Tapi nanti malem nyusu lagi, ya?” ucapnya, sebelum menghilang bagai asap menguar di udara.

Ajeng langsung melemas. Badannya gemetar dalam takut bercampur semangat. Sekarang, dia resmi melakukan pesugihan dengan tuyul, sesuatu yang dirinya belum sepenuhnya bisa percaya. Tapi senyum Ajeng melebar ketika melihat lembaran uang di tasnya.

Dia yakin, tidak lama lagi dia akan jadi orang kaya.

Sudah dua minggu Ajeng melakoni pesugihan tuyul. Selama itu pula, pundi-pundi uang yang dia dapat dari hasil patroli Ades mencapai puluhan juta rupiah. Benar kata Mbah Darwis, wilayah operasional Ades sangat luas. Tuyul itu bisa berhari-hari pergi entah kemana, lalu pulang pada suatu malam dengan tumpukan uang di kasur Ajeng.

Tiap kali pulang, Ades selalu minta menyusu. Awalnya, Ajeng cuma risih terhadap hasratnya sendiri saat sedang menyusui si tuyul. Pikirnya, bisa-bisanya dia terangsang oleh tuyulnya sendiri. Tapi Ajeng tidak bisa berbohong pada dirinya, kalau tiap kali Ades sedang menyusu sambil dia pangku, Ajeng sering curi-curi memperhatikan penis si tuyul. Sesering dirinya menelan liur saat melihat, sesekali, ukuran penis si tuyul jadi membesar.

Maka, pada suatu malam Jum’at yang sepi, psikis Ajeng sampai pada batasnya. Dirinya tidak tahan lagi. Setelah memastikan bahwa Ades sedang tidak ada, Ajeng mulai bermasturbasi. Dia merebah pada kasur dan bertelanjang bulat, lalu menggesekkan kemaluannya pakai jari.

“Mmmhhh… ooohhh… Ades, kontol kamu gede banget… uuuhhh…”

Ajeng Kinanti, perempuan muda yang baru berumur 26, sedang bermasturbasi sambil berfantasi tentang tuyulnya. Dalam benaknya, dia sedang memainkan penis si tuyul, mengocoknya perlahan sembari menikmati hisapan Ades pada putingnya. Di fantasinya, Ajeng tentu punya nyali untuk menggenggam penis Ades. Hal yang belum pernah dia lakukan saat dia terjaga di kehidupan nyata.

“Uuuhh… Mamah mau keluar, Mamah udah basah banget… kamu juga, ya? Keluarin aja di tangan Mamah, ga apa-apa…”

Ajeng mengerang. Badannya mengangkat dan punggungnya meliuk saat orgasmenya datang. Meski sedang orgasme, tapi dia tidak berhenti menggesek klitorisnya. Berusaha menggapai lebih, dan lebih nikmat lagi. Sedikit lagi, dan orgasme susulannya pun dapat dia sambut dengan…

“Aauuuhhh… Mamah pipis, Sayang! Mamah pipis enak, ahhhh…”

Air bening yang keluar deras dari lubang kencingnya pun bercipratan ke segala arah. Membasahi sekitar. Ajeng langsung ambruk ke kasur, tapi lantas tidak membuatnya cepat terlelap. Ajeng masih berusaha mengatur napasnya. Tersengal dan memburu.

Yang Ajeng tidak tahu adalah, bahwa sebagai jin, Ades punya pilihan untuk tidak menampakkan diri di depan manusia. Saat Ajeng bermasturbasi tadi, sebenarnya Ades ada di ruangan yang sama. Di sudut gelap kamar, Ades sembunyi. Penisnya tegak sempurna karena pertunjukan masturbasi Ajeng membangkitkan nafsunya, dan kini Ades tidak melihat Ajeng sebagai majikan lagi; melainkan sebagai perempuan kesepian yang butuh penis untuk merogoh bagian terdalam pada kemaluannya.

Dalam persembunyiannya, tuyul itu terus mengamati Ajeng, bahkan setelah perempuan itu larut dalam lelap. Dia pun mengulas senyum.

Sebuah senyum yang jahat dan mengerikan.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Lidya putri kaya yang polos jatuh dalam dunia kenikmatan

Kisah Taro – “Pelajaran kali ini sampai disini, jika ada pertanyaan silahkan” Kata dosen yang selesai memberikan ceramah selama 2 jam.Aku yang bosan dengan pelajarannya karena semuanya terlalu serius, apalagi hari ini aku mengikuti 3 kelas.
“Hah… kurang konsentrasi nie, rasanya malas untuk masuk kelas lagi” Kata Lidya dalam hatinya.

Oya perkenalkan nama ku Lidya noviana, umurku sekarang sudah 19tahun, sekarang lagi kuliah semester 3. Masih single belum pernah pacaran sama sekali, karena nyokap sama bokap sangat ketat menjaga pergaulanku. Aku termasuk mahasiswi cantik di kampus, dan banyak yang sering mengungkapkan perasaan padaku tp aku menolak semua. Ya karena orang tuaku tidak menyukai hubungan pacaran setengah-setengah yang belum ada rencana masa depan serius. Oya orang tuaku sangatlah kaya, tapi mereka juga sangatlah jarang berada dirumah karena pekerjaan yang padat. Sehari-hari kegiatanku cuma kuliah, pergi mall belanja-belanja barang kesukaanku, dan pulang rumah. Btw teman-teman kampusku tidaklah tau kalo aku anak orang yang sangat kaya, karena aku kalo dikampus orangnya pendiam dan kurang bergaul.

Aku yang lagi ngelamun, dikagetkan teriakan teman perempuan ku dikelas “wah ceweknya berani ya, itu kok bisa ga pake baju dijalan kayak orang gila aja sayang banget padahal cantik”. Aku yang penasaran, akhirnya memberanikan diri buat membaur, disana ada laki laki yang lagi menyetel film di hp tp dikagetkan sama teriakan perempuan dibelakangnya jadi banyak yang berkumpul karena penasaran. “Woy pagi pagi sudah nyetel bokep aja roy! Hahaha… ” Suara teman-teman ganknya roy menertawakanya.

“Bosen gue dengerin pelajaran pak Tri, kagak hafal gue sama materinya. Mending dengerin desahan bokep bikin tegang, haha… ”

Roy, teman kampusku ini terkenal playboy dan suka berganti ganti pacar ,kalo kekampus sering pake sepeda motor RX-king model lama. Banyak yang tidak menyukai roy dia orangnya mesum, suka main kekerasan, dan juga sering malak.

Aku yang sedang melihat film di hpnya, kaget dengan apa yang kulihat. Wajahku saat ini sangatlah merah dan panas, jantungku juga berdetak kencang. Aku yang tidak tau kenapa dikagetkan oleh suara Roy “hallo Lidya cantik, wajahmu merah banget. Belum pernah lihat bokep ya?”

“Apa urusanmu! Huh.. ” Aku yang panas dingin, keluar kelas dengan kesal. “Hmm apanya yang bagus ngelihat bokep!” Marahku dalam hati.

Aku yang kesal binggung mau kemana, tanpa sadar berjalan ke bangunan yang masih kosong.

“Uhh ahh sodokkk terus mas….. Dikittt lagi aku mau keluar”

“Huff huff,… non saya juga mau keluar, bentar lagi… Kelu..arin dima..na…. ”

“Dallleeeemmmm ajaaa mass… ”

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Aaaaaahhhhh ahhh” Suara desahannya keduanya semakin keras.

“Banyak banget keluarnya mass, saya capek banget”

“Hehe iya non, saya sudah nyimpen peju buat nikmatin non sampe puas” Senyum mesum sie laki laki.

“Non, susu nya kenyel banget. Saya ga bosan ngeremesnya”sahut laki laki itu sambil memilin milin puting susu yang merah muda

“Iyaaaa..aku sering disuruh olaraga mas sama pacar jadi badanku bisa terawat.”

“Pacarmu betul banget non .Saya suka sekali badannya non, sering aja olaraga. Apalagi olaraganya bareng saya sama temen temen dijamin badan non terawat, hahahah”

“Suara siapa itu ya?” Lidya yang penasaran sama desahan suara perempuan dan laki laki, berjalan pelan-pelan menghampiri ruangan dipojok bangunan kosong dan membuka sedikit pintu untuk mengintip. ” Omg mereka lagi ngelakuin kayak film di bokep itu, eh bukannya itu mang urip!? Yang kerja dikantin… Eh itu bunga, bukannya dia tadi ke kantin mau makan kok bisa disini… ”

“Aaahhh” Lidya yang panas dingin, ngeluarin cairan di selangkangannya. Seketika badannya bergetar menjadi lemas tapi juga ada perasaan lega yang menyenangkan.

Suara teriakan Lidya, terdengar sampai keruangan sana. “Siapa itu!?” Tanya mang urip. Lidya yang mendengar suara mang urip langsung bergegas kabur ke arah luar dan pergi meninggalkan bangunan kosong secepat mungkin.

Nonton Juga : Bokep Indo

“Hah,..ahhh..haaa, untung ngak ketahuan”

“Duhh, kok aku bisa kencing sie. Celana dalem ku jadi basah gini, ga enak pakainya.”

Lidya yang sudah tenang bergegas ke kamar mandi dan melepaskan celana dalamnya yang basah “basah banget, kayaknya udah ga bisa dipakai ni celana dalam tapi gimana ya aku pake rok mini masa lepas”

“Gpp deh, sisa 1 kelas lagi terus pulang” Lidya yang sudah membuat keputusan akhirnya membungkus celana dalam nya di kresek dan membuangnya ditempat sampah.

Saat menuju kelas, Lidya yang berjalan tanpa celana dalam terasa dingin di bawahnya. Jantungnya berdetak kencang, selangkangannya sedikit demi sedikit mengeluarkan cairan bening menetes ke pahanya.

“Semoga ga ada yang lihat, semoga ga ada yang lihat, semoga……… ” Lidya mengulang ulang ucapannya didalam hati seperti mantra..

Sampai dikelas Lidya langsung duduk dipojok dan melepas tas nya untuk menutupi pahanya. Teman sekelasnya datang satu persatu, Roy dan kawan kawannya pun duduk didepan kursi Lidya.

Akhirnya dosenpun datang melakukan pembahasan materi yang rumit.

“Hmm,mmh dingin banget” Lidya yang tidak memakai celana dalam membuat selangkangannya semakin banjir cairan bening,
perasaan liar yang belum pernah dirasakan sebelumnya memberikan sensasi tersendiri…

“Ahh… Hhaa,mmmm” Desahan desahan kecilnya membuat konsentrasi nya mulai menghilang, yang dirasakannya sekarang hanya untuk vaginanya yang ingin dituntaskan…

Tanpa disadari Lidya, kaki nya mulai membuka untuk merasakan angin yang lebih dan membuat perasaannya yang semakin liar. Lidya ingin merasakan vaginanya dilihat teman teman sekelasnya saat ini, adegan adegan bunga dan mang urip menjadi semakin jelas dan membuatnya semakin liar. Tas untuk menutupi roknya dia singkirkan kesamping, dengan mata sayu Lidya menarik roknya semakin naik dan naik. Vaginanya sempit dan berbulu halus semakin nampak jelas, tangan liar Lidya mulai liar mengusap usap vaginanya.

Roy yang memang tidak konsentrasi dikelas, kebiasaannya hanya menikmati pemandangan mahasiswi-mahasiswi yang cantik untuk dijadikan objek pemuas. Termasuk Lidya mahasiswi yang memiliki banyak penggemar. tapi yang tidak disangka-sangka, Lidya yang setiap harinya tidak pernah berperilaku buruk sekarang sedang bermasturbasi dikelas! Tanpa membuang waktu, Roy langsung merekam Lidya saat bermasturbasi.

“Ckckck.., primadona kampus ternyata punya jiwa Exibisionis dikelas, vaginanya masih rapet mulus… Hehe… Lidya.. ” Roy yang menatap keindahan tersebut mulai memikirkan rencana untuk menikmati primadona sekolah…

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Menggoda Istri Setia

Kisah Taro – Di sebuah kolam renang hotel bintang 5 pagi yang cerah di bawah terik matahari, pasangan suami istri berenang dengan riang. Suami mereka adalah seorang pria tampan dengan tubuh cenderung biasa2 saja, sedangkan istrinya adalah seorang wanita cantikyang mempesona dengan lekuk tubuh yang menggoda. Mereka menikmati momen santai mereka ketika seorang pemuda, bergabung dengan mereka.

Pemuda itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari tubuh istri. Mata penuh kekaguman dan nafsu mengikuti setiap gerakan lekuk tubuhnya yang menggoda. Ia tertarik pada kecantikan yang memancar dari pasangan suami istri tersebut.

Saat mata mereka bertemu, sang istri menyadari ketertarikan pemuda itu dan rasa ingin tahu yang timbul di dalam dirinya. Dalam hati, ia merasa tergoda oleh pandangan tak berkedip sang pemuda.

Sambil tersenyum, istri mengajak pemuda itu berbicara. Mereka berbagi tawa dan cerita, semakin mendekat satu sama lain. Di antara percakapan mereka yang penuh keintiman, pasangan suami istri tersebut merasakan gairah yang tumbuh di antara mereka.

Setelah bbrp menit berlalu pemuda itu pun naik ke atas.

Tanpa berkata apa pun, sang suami menarik istrinya ke tepi kolam yang lebih sepi. Mereka saling menatap dengan keinginan liar di mata mereka. Suami memegang tubuh istri dengan penuh nafsu, meraba setiap lekukannya dengan lembut.

Dengan berani, Cersex istri membiarkan dirinya tenggelam dalam nafsu yang membakar. Pemuda itu melihat semuanya, tetapi bukannya terkejut atau malu, ia merasa dirinya juga terlibat dalam ritual gairah ini.

Suami dan istri terlibat dalam sebuah tarian sensual yang membawa mereka ke puncak kenikmatan. Mereka mengeksplorasi tubuh satu sama lain dengan penuh hasrat, berbagi keintiman yang membara di bawah sinar matahari.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Cinta dan nafsu menguasai mereka seolah tidak ada esok. Mereka berbagi saat-saat intim yang tak terlupakan di tepi kolam renang, menikmati sensasi yang hanya bisa dirasakan dalam kesempatan yang langka seperti ini.

Setelah pertemuan penuh gairah mereka di kolam renang, pasangan suami istri tak bisa menahan keinginan untuk melanjutkan eksplorasi intim mereka di dalam kamar tidur yang pribadi. Dengan nafsu membara di matanya, mereka memasuki kamar, hati mereka berdegup kencang penuh antisipasi.

Suami dengan lembut mendorong istrinya ke arah pintu, tubuh mereka bersatu ketika bibir mereka bertemu dalam ciuman yang penuh api. Rasa keinginan satu sama lain menghidupkan dorongan primitif di dalam mereka. Pakaian dilepas dengan terburu-buru, meninggalkan mereka terbuka dalam suasana yang membara di ruangan itu.

Mereka bergerak menuju tempat tidur, tangan mereka menjelajahi setiap inci kulit telanjang, mengeksplorasi kontur yang begitu akrab namun selalu mengejutkan. Dengan setiap sentuhan, keinginan mereka semakin membesar, keinginan yang tidak bisa dipenuhi.

Saat mereka berbaring di tempat tidur, tubuh mereka terjalin, mereka memulai perjalanan kenikmatan dan keintiman. Mereka mengeksplorasi setiap celah dan menikmati tarian gairah, desahan kenikmatan memenuhi ruangan itu. Waktu seolah berhenti ketika mereka menyerahkan diri pada irama memabukkan tubuh mereka yang bergerak dalam keselarasan sempurna.

Dengan setiap gerakan dan setiap belaian, mereka merayakan intensitas hubungan mereka, keinginan mereka bergabung menjadi sebuah simfoni kenikmatan. Keintiman yang mereka bagikan menjadi bukti ikatan yang dalam yang mereka miliki, ikatan yang melampaui batas fisik dan menjangkau kedalaman jiwa mereka.

Di dalam ruang tidur itu, tubuh mereka bergerak bersatu, menemukan kepuasan dan kenikmatan dalam pelukan satu sama lain. Mereka tenggelam dalam kenikmatan itu, meninggalkan semua hambatan dan menyerahkan diri pada insting-isting yang mencengkeram mereka.

Saat tubuh mereka saling terjalin dan mereka mencapai puncak gairah mereka, ledakan kenikmatan merambat melalui diri mereka, meninggalkan mereka terengah-engah dan puas. Mereka terbaring terlilit dalam dekapan satu sama lain, menikmati cahaya setelah hubungan intim mereka, cinta dan keinginan mereka terjalin dalam momen yang abadi.

Di tengah momen keintiman mereka, sang suami tiba-tiba sadar bahwa pintu tidak tertutup dengan baik…

“Sial pasti terganjal sepatuku….” Dia terkejut saat menyadari bahwa pemuda yang mereka temui di kolam renang sedang memandang dari luar.

Namun, dalam momen kejutan itu, sang suami merasa sebuah keinginan tak terduga melintas di pikirannya.

Dalam keadaan yang penuh gairah dan keberanian, suami dengan cepat memutuskan untuk mengizinkan si “peeping tom” untuk melihat apa yang mereka lakukan. Ia merasa terangsang oleh pikiran untuk berbagi kenikmatan dengan orang lain, meskipun dalam keadaan yang tidak biasa ini.

Dengan rasa gugup namun penuh dengan keinginan, suami melirik pemuda itu ia tetap diam dan menikmati pertunjukan yang akan datang. Suami melihat ekspresi campur aduk pada wajah pemuda itu, yang pada saat yang sama terkejut namun juga tergoda dengan tawaran yang tak terduga ini.

Dalam suasana yang penuh keintiman dan ketegangan, pasangan suami istri terus menjalani momen intim mereka. Mereka terus memperlihatkan adegan panas dan memikat, dengan suami secara sadar memberikan perhatian ekstra kepada pemuda tersebut. Ia memastikan bahwa pemuda itu dapat melihat setiap sentuhan dan desahan yang memenuhi ruangan itu.

Keberadaan pemuda itu memberikan tambahan sensasi dalam momen intim mereka. Suami merasakan kepuasan ganda dari memuaskan istrinya dan memberikan kesenangan voyeuristik kepada orang lain. Istri, meskipun sedikit bingung dan takut, merasakan suaminya berbeda dari kemarin2.

Di tengah momen keintiman mereka, istrinya masih belum menyadari bahwa mereka sedang diintip oleh orang lain. Tanpa sadar, ia terus memperlihatkan keindahan tubuhnya yang semakin memanas.

Dalam keadaan yang terus meningkat, istri mulai meliuk-liukkan tubuhnya dengan semakin bergairah. Ia merasakan getaran gairah yang semakin kuat dari setiap sentuhan suaminya, dan ini memicu hasratnya untuk memberikan kenikmatan yang tak terbatas.

Istri merasa sensasi kulitnya terbakar ketika tangan suaminya menyentuh setiap lekuk tubuhnya. Kekasihnya yang ahli dalam menyentuh dan membelai memicu reaksi bawaan yang mendorongnya ke puncak kesenangan. Payudara putih dan montok istrinya tidak pernah luput dari remasan tangannya.

Dia tidak menyadari betapa matanya sedang menjadi pusat perhatian yang tak terlihat. Keberadaan si “peeping tom” memberikan kegembiraan tersendiri bagi suaminya yang menikmati pertunjukan ini, meskipun tanpa sepengetahuan istrinya.

Dalam ekstase kenikmatan, sang istri semakin terbuai oleh nafsu yang menggelora. Ia bergerak dengan semakin liar, melompat-lompat dengan tubuhnya yang indah dan memikat. Setiap gerakan dipenuhi dengan gairah yang membara, tanpa menyadari bahwa pandangan mata penuh nafsu sedang menatapnya dari balik tembok.

Suami, sambil menikmati pertunjukan yang terjadi di hadapannya, melihat kepuasan dan kepuasan yang tak terelakkan dalam wajah istri. Dia bersemangat menyaksikan bagaimana istri yang tak tahu sedang memancarkan gairahnya dengan segala yang dia miliki.

Namun, suami juga merasakan sentuhan rasa bersalah yang berkecamuk di dalam dirinya. Meskipun dia menikmati momen ini, dia menyadari bahwa menjaga privasi dan batasan dalam hubungan mereka sangat penting. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk membicarakan hal ini dengan istri setelah momen intim mereka berakhir.

Setelah momen intim yang penuh gairah, sang istri merasa tidak puas karena suaminya mencapai puncak terlebih dahulu. Rasa kecewa dan frustrasi memenuhi hatinya saat ia merasa kebutuhan dan keinginannya tidak terpenuhi sepenuhnya.

Dengan perasaan campur aduk, istri merasakan gelombang emosi yang kuat. Kekecewaan tersebut membuatnya bereaksi dengan emosi yang tinggi, dan tanpa sadar, perdebatan meletus antara mereka.

Kedua pasangan itu saling berhadapan, saling melemparkan kata-kata yang penuh emosi. Istri merasa terabaikan dan tidak dihargai, sedangkan suami merasa disalahpahami dan tertekan. Keintiman yang seharusnya mempererat ikatan mereka sekarang menjadi sumber ketegangan dan pertikaian.

Dalam momen itu, suasana tegang memenuhi ruangan. Istri, dengan tegas, menyampaikan kekecewaannya tentang kejadian tersebut. Suami, yang juga merasakan perasaan bersalah, mencoba menjelaskan bahwa kejadian tersebut tidak bermaksud untuk melukai hati istri.

Namun, perasaan dan emosi saling bertabrakan, menyulitkan mereka untuk mencapai titik kesepakatan. Pertengkaran mereka mengguncang hubungan yang sudah terjalin lama, dan keduanya harus mencari jalan untuk memperbaiki dan memperkuat kembali ikatan yang ada.

Sekarang, orang yang tadinya mengintip sudah pergi. Sang istri kembali ke kolam renang dan bertemu lagi dengan orang yang tadinya mengintip tubuh indahnya. Orang tersebut memperkenalkan dirinya sebagai David. David terus menatap tubuh istri yang kini mengenakan bikini tipis berwarna putih, dan dia melihat puting istri yang terlihat karena bra yang basah. Sang istri tidak menyadari hal itu dan terus berbicara dengan David. Dia pun melihat bahwa David sedang ereksi dibalik celana renangnya dan dia juga melihat bahwa penisnya lebih besar dari penis suaminya.

Setelah perkenalan mereka, David dan istri yang tidak menyadari tatapan David terus berbincang di tepi kolam renang. Mereka membicarakan topik-topik ringan seperti liburan, cuaca, dan kegiatan sehari-hari. David, meskipun sibuk menekan keinginannya, berusaha tetap menjaga sikap sopan dan tidak menunjukkan ketertarikannya yang tidak pantas.
Namun, perasaan gelisah dalam diri David semakin memuncak. Ia merasa tertarik pada istri tersebut dan dalam benaknya timbul fantasi-fantasi yang menggoda.

“Oh ya kita belum kenalan…” David menjulurkan tangannya.

“Agnes…”

“David…”

“Suami kamu mana. Kok ga diajak berenang sekalian?”

“Dah tidur dia…kecapean…”

“lah..kecapean kyk habis ngapain…” David memancing obrolan menuju topik yg lebih hangat..

“Biasalah…pengantin baru…hehehehe…” Agnes tanpa sadar menyambut obrolan panas David.

“Ohh pengantin baru…pasti lg hot2nya ya.. Ya wajarlah… hehehe… Cewe gw juga lagi diatas lg tidur siang…kecapean juga…abis 2 ronde…hehehe” David yg tau apa yg terjadi antara agnes dan suaminya memancing Agnes.

David mengundang Agnes untuk minum di sebuah kafe yang terletak dekat kolam renang. Dengan rasa ingin lebih memandang tubuhnya, David menyuguhkan minuman yang tanpa sepengetahuannya mengandung obat perangsang. Dia berharap efek obat tersebut akan membuat istri tersebut semakin tergoda dan terbuka pada keinginannya.

Saat mereka duduk berdua, David dengan cermat mengamati setiap gerakan tubuh istri tersebut. Warna bikini putih yang menutupi tubuhnya dengan tipis tidak dapat menyembunyikan keindahan dan daya tariknya. Setiap kali istri tersebut bergerak atau tersenyum, David merasa semakin terpikat oleh kecantikannya. Dia menggumamkan pujian-pujian tersembunyi yang membuat istri tersebut semakin tersenyum.

Efek obat perangsang mulai bekerja secara perlahan. Istri tersebut merasakan denyutan yang tak terduga di dalam tubuhnya. Kepala dan pikirannya menjadi semakin terbang. Dia merasakan gairah yang membara dan keinginan yang sulit untuk ditahan. Meskipun sedikit terkejut dengan perasaan ini, dia juga merasa terangsang oleh David yang tampak begitu tertarik padanya.

Percakapan mereka menjadi semakin penuh gairah dan berani. David menggunakan keahliannya dalam membawa percakapan ke tingkat yang lebih intim, merayu istri tersebut dengan kata-kata penuh nafsu. Istri tersebut merasa perlawanan dalam dirinya melemah dan gairah semakin mendominasi.

“Vid kepala gue kykny kurang enak nih kyk vertigo…Bisa tolong ke kamar gue ga.. Ga bawa hp lagi nih..*** bs nelp laki gue…”

“Bolehh… kamar no brp…”

“1610”

Tanpa lebih lama lagi, David berkata bahwa dia akan mengantarkan Agnes menuju ke kamarnya.

Agnes tdk sadar bahwa dia sedang dibawa menuju ke kamar yg bertuliskan 1609 dan bukan 1610.

David, dipenuhi oleh nafsu melihat agnes dalam pengaruh obat perangsang, membawa Agnes ke kamarnya tanpa persetujuan eksplisit darinya. Dalam keadaan gairah yang meningkat, Agnes tidak mampu menahan godaan David. Setiap langkah, kegembiraan David semakin bertambah, dan tindakannya menjadi semakin impulsif.

Tangannya yg merangkul tubuh Agnes dalam bautan bikini tipis itu mengambil kesempatan sedikit mengelus paha Agnes bagian atas. Agnes yg sudah dalam pengaruh obat tdk sadar bahwa tubuhnya sedang diraba. Sesekali naik menyentuh pinggiran payudaranya.

Saat masuk ke dalam kamar, niat David menjadi jelas. Agnes, masih dalam pengaruh afrodisiak, merasa terjepit antara sensasi yang luar biasa melintas dalam tubuhnya dan konflik batin. Pikirannya berjuang untuk memproses situasi ini, dan persetujuannya menjadi kabur.

Di dalam kamar, nafsu David mengambil alih saat dia menekan Agnes ke dinding, bibirnya mencari bibir Agnes dalam sebuah ciuman yang penuh nafsu. Agnes, tubuhnya merespons rangsangan itu, merasa dirinya menyerah pada gairah yang semakin memuncak. Rintangan awalnya memudar ketika gelombang kenikmatan melintasi tubuhnya, mengaburkan penilaian.

Tangan David menjelajahi tubuh Agnes, melacak kontur kulitnya, sementara Agnes sendiri berjuang antara hasratnya sendiri dan kebingungan yang melingkupinya. Pernapasan Agnes menjadi cepat, dan tubuhnya bereaksi terhadap sentuhan David, memperkuat intensitas pertemuan mereka.

Di bawah pengaruh afrodisiak, Agnes merasakan sensasi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Saat tangan David menjelajahi tubuhnya, setiap saraf di tubuhnya seakan menyala dengan kenikmatan. Batasan yang sebelumnya menahannya larut, dan ia menyerah pada sensasi yang luar biasa yang memenuhi dirinya.

Tubuh agnes penuh nafsu saat ditidurkan di ranjang. David pura2 keluar membuka menutup pintu. Kamar terisi desahan dan rintihan, sebuah simfoni gairah bergema di udara. Agnes, terbelah antara persetujuannya yang samar dan kenikmatan yang meluap, membiarkan dirinya terbawa oleh arus sensasi yang melanda dirinya.

“Sayang….” Agnes mendesah sambil meremas sendiri payudaranya.

ketika kabut gairah agak memudar, perasaan cemas menyelubunginya.

Agnes melihat yg ada di kamar bukan lah barang2nya dan suaminya tdk ada…

“Ini diman….mmmfff hmmm….” Kata2 Agnes terpotong oleh kuluman dibibirnya…

Payudara montoknya diremas oleh David dari belakang oleh tangan kanan David dan tangan kirinya memelintir puting payudara sebelah kiri Agnes

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Berselebew di Gunung

Kisah Taro – “tok..tok..tok” suara pintu kamarku yang sedari tadi diketuk entah oleh siapa, mungkin ibu atau juga adik aku tidak peduli karena rasa kantuk yang masih tersisa di kantung mata ini hasil begadang semalaman, padahal aku sudah kuliah dan masih memiliki banyak tugas yang harus dikerjakan. Ya aku Bagas sudah kuliah di semester 3, yang mana artinya tugas sudah mulai banyak dan menumpuk, tapi ya mau gimana lagi, sikap malas ku yang sudah melekat susah untuk dihilangkan, jika tidak karena ibu ku rasa malas ku ini sudah pada tingkat akhir.

“kak.. bangun kak.. dinda capek disuruh ibu bangunin kakak…!!” ucap dinda adikku yang manis ini

“iya iya.. entar lagi kakak bangun.. kakak tau jam kakak sendiri..” sungut ku karena dari tadi dia menggangu jam tidurku yang berharga, walau aku sadar sih kalau sudah telat

“ihh kakak susah banget sih dibilangi!! Ngeselin banget sihh… aku bilangin ibu ya” ucap dinda sembari masuk kedalam kamarku, ya, itu adalah senjata andalan dinda, mengadu pada ibu karena dia tahu aku tidak mungkin untuk membantah beliau

“iya iya kakak bangun sekarang… emang apa sih yang ga boleh?? Huhhh..” ucapku yang semakin kesal karena dia

“ihh kakak udah tua juga masih nyusahin adiknya aja.. ngeselin banget sih jadi kakak..” sungut nya yang mulai menggoyang-goyangkan badan ku yang masih berbaring

“iya dinda cantik.. kakak bangun nihh..” aku sedikit memujinya agar dia tidak semakin kuat menggoyang badan ku yang masih agak lemas

“apaansih muji-muji… sok banget tauuu…” balasnya yang sekarang mulai mencubit badanku

“iya iya ini kakak udah bangun… bawelll…” sedikit kesal juga karena pujian ku tidak ampuh seperti biasanya hahaha

“apaan bangun masih tiduran gitu hah?? Udah bangun cepet dinda gamau telat karena bangunin kakak aja nihh..” kata-katanya sedikit memotivasiku untuk bangun karena bagaimana pun aku tidak mau dinda kena masalah karena aku

“iya udah kakak bangun… tapi cium dulu dong..” goda ku padanya sambil mulai duduk di atas kasur empuk kesayangan ku ini

“ihh apaan sih godain dinda mulu… jiji banget nyium kakak..” ucapnya yang membuatnya semakin manis dan imut . duh kalau bukan adikku mungkin aku akan mudah jatuh hati padanya hehehe

“yakin nih gamau cium kakak? Kakak tidur lagi loh nanti..” ancam ku sedikit menggodanya

“cuph.. udah ayo bangun sekarang… S E K A R A N G!!..” ucapnya lagi dengan tegas

“hahaha.. makasih dinda adik kakak yang paling cantik..” ucapku kemudian mulai bangkit, dan dinda pun kulihat sudah berjalan keluar kamar. Aku selalu berpikir untuk selalu melindungi dinda, karena bagaimana pun dia adalah adikku satu-satu nya yang paling ku sayangi, dia adalah permata keluarga yang tidak boleh sampai rusak oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Aku tidak akan bisa memaafkan diriku sendiri apabila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan terjadi padanya, mungkin aku juga akan menggila bila ia sampai terluka atau tersakiti, jujur aku paling benci apabila melihat dia menangis, sama seperti mama apabila ia terluka maka aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Walau aku sendiri sering bermain liar dengan wanita, tapi itu juga bukan karena paksaan, aku paling anti dengan yang namanya pemaksaan atau bahasa kasarnya pemerkosaan, karena siapapun yang berbuat dan aku mengenalnya maka tinjuku tidak akan segan mendarat dimuka siapapun itu. Karena pernah suatu ketika saat aku masih kelas 2 sma

“tuh lihat si sartika cakep banget bangsat… pengen gua entotin tuh meki nya pasti ketat banget… uuu” ucap seseorang, disaat aku sedang merokok dikamar mandi

“body nya pasti legit banget tuh.. wangi wangi tuh pasti seluruh badannya… ahhahaha” ucap seseorang

“kalau gua sih pengen gua gamparin tuh pantatnya sampai merah… pengen gw doggy sampe mampus dia tuhh..” timpal kawannya

“nahh.. gini aja, kalian tau kan dia anak broken home?” Tanya salah satu dari mereka

“iya tau.. terus kenapa?..” Tanya seseorang, dan dari suaranya aku seperti kenal, ya dia adalah bardi, salah satu bajingan tengik yang jika ada aku atau teman dekatku maka dia akan menciut dan terlihat seperti orang bodoh, tapi jika dihadapan orang lain, terkhusus cewek dan adik kelas maka gaya nya jadi setinggi langit seolah dia hebat, karena bagaimanapun aku dan kawanku selalu membela seangkatan dari adik kelas jika terjadi perselisihan, karena aku dan kawanku 3 orang memiliki julukan “FOUR HORSE MAN” karena kami berempat selalu memimpin setiap gerakan fisik jika ada yang bersitenggang baik secara internal maupun jika ada masalah eksternal seperti masalah dengan sekolah lain.

“biasanya anak broken home itu ga punya tempat mengadu jika ada masalah…” ucap bardi

“terus hubungannya apa?” ucap kawannya yang ada disitu

“gimana kalau kita perkosa dia sehabis pulang sekolah… dia juga kurang akrab sama kawannya yang lain karena dia sering murung sendiri… jadi kalau kita perkosa dia nggak mungkin bisa ngelawan… dia ga punya tempat berlindung.. karena setau gua dia juga sendirian ngekos ga tinggal bareng ibu ayah nya karena pisah…” kata bardi yang ingin mempengaruhi kawannya dengan niat jahatnya

“ahh lu serius lu… nanti gimana kalau kenapa-napa..” ujar mereka yang masih memiliki keraguan

“iya.. gimana kalau dia bunuh diri karena tambah beban masalah..??” timpal yang satu lagi

“udah lu santai aja… kalau dia mau mati ya biar mati.. tapi sebelum itu kita harus nikmatin tubuhnya dulu… gimana?” rayu bardi kepada mereka untuk membulatkan tekad

“ah tapi lu jangan salah dulu bar.. dia cukup sering ngobrol bareng bagas.. mungkin mereka dekat lagi..” ucap seseorang

“lu takut sama bagas? Kalau dia sendiri kita berempat dia bisa apa? Gua sebenarnya berani sama dia.. tapi kawan-kawannya pada kompak banget, makanya dia jadi sok kuat gitu.. padahal gada apa-apanya…” ucap bardi yang sedikit memancing emosi ku.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Aku sebenarnya sudah sedikit naik pitam, tapi aku berusaha untuk tidak gegebah yang akan membuat masalah yang malah akan menyudutkan ku nantinya, jadi aku sebisa mungkin untuk tidak ketahuan sudah menguping pembicaraan mereka, aku tidak boleh terlalu naïf untuk saat ini, harus bersabar karena jika mereka melaksanakan rencana mereka maka aku akan memiliki alasan kuat untuk menghajar mereka tanpa ampun nantinya.

“ah kalau gitu gua nggak ikutan dahh… susah urusannya kalau dah gini.. gua gamau karena nafsu belaka malah jadi tombak balik ke diri gua” ucap orang tadi
“ah payah lu.. cupu banget.. jauh-jauh aja lu kontol..” maki bardi padanya dan

“bugh” aku mendengar suara pukulan yang sedikit keras dari arah mereka

“pergi lu dasar cupu… gua pukul juga lu nanti anjing…” bardi mengusir orang itu, ia kesal nanti rencananya gagal karena perkataan orang tadi

“jadi gimana? Kalian berdua ikut nggak? Kalau masalah bagas serahin sama gua.. santai aja..” ucap bardi dengan lagak sok jagoan

“oke kalau gitu… gua ikut..” ucap mereka berdua serempak

“nahh… nanti jam 3 pulang sekolah kita tungguin di kelas gua, biasanya dia pulang paling akhir karena suka sendiri dan sepi gitu.. nanti begitu sepi baru kita gas..” kata bardi yang sudah menyusun rencana nya

“oke kalau gitu.. nanti kita datang sepulang sekolah…” kata mereka berdua

Lalu mereka pun bubar untuk balik ke kelas masing-masing, dan pas bertepatan dengan habisnya rokok ku yang dari tadi ku hisap… lalu aku pun juga bergegas untuk kembali ke kelas karena tidak mau membolos terlalu banyak mata pelajaran, karena bertepatan ini jam ganti pelajaran

“oi cunguk darimana aja lo” ujar wijaya, biasa ku panggil jaya. Perawakannya seperti orang lokal bercampur tionghoa, soal bentuk wajah lebih dominan lokal, tapi soal otak sudah dipastikan seperti orang-orang cina diluar negeri sana, sangat encer namun tajam. Ciri-ciri orang tionghoa yang melekat padanya hanyalah matanya yang cukup sipit, karena kulitnya tidak terlalu putih seperti yang lain. Jaya ini orang yang paling dekat denganku dan yang paling bisa kupercaya, bukan berarti dua lainnya tidak dekat dank u percaya juga, tapi karena jaya sudah bersamaku sedari sd dulu. Tidak seperti kami yang cukup liar bermain cewe, jaya tipe orang yang lebih kalem apalagi jika dia sedang memiliki pacar bisa dipastikan seratus persen tidak akan menyentuh wanita bayaran, makanya aku bisa percaya segala hal padanya

“iya lo dari mana aja gas … cabut kaga ngajak-ngajak..” timpal mada, nah mada adalah teman dekatku dengan badan yang cukup besar, mirip seperti cerita dulu yaitu gajah mada. Badannya besar namun tidak hanya lemak, karena dibalik lemaknya yang terlihat empuk itu ada otot yang kuat sehingga lemaknya bisa dibilang sepeti perisai, karena soal tenaga mada ini belum ada bandingnya, aku pun mengakui jika kami sama-sama serius dan hanya mengandalkan tenaga tanpa skill maka bisa dipastikan aku akan kalah, bisa dikatakan dia adalah badak kebanggaan kami

“hahaha… nanti gada yang amanin nama gua pas absensi kalau lu semua pada ikut men..” ucapku agar mereka tidak semakin banyak bertanya

“halah bacot ngentod.. bilang aja gamau bagi rokok lu tod..” ucap chritian, ya dia adalah kawan dekatku yang beda agama, dia sendiri yang Kristen dan sangat cocok dengan kami, karena kami semua satu frequensi. Dia biasa dipanggil tian, anak seorang pastor tapi tidak memiliki sedikitpun cerminan jiwa kerohanian dalam dirinya bahkan si bangsat satu ini juga sama liar nya dengan kami, di balik mukanya yang terlihat polos, tersembunyi jati dirinya yang merupakan Bandar bokep dan pk, sejauh kami berteman dia sudah memerawani 3 orang gadis, ya lebih banyak dari kami, karena diantara kami dia adalah yang paling pintar merayu cewek, dia adalah buaya sesungguhnya.

“alah sia anjing… gua juga sering bayari mulut lu make rokok ngntod..” maki ku padanya

Ya kami sering memaki satu sama lain, tapi itu yang menjadi lem perekat diantara kami berempat. Yang ku suka dari mereka adalah mereka saling menghargai dengan sangat satu sama lain, seperti menghargai pasangan kawan atau sebagainya. Mereka juga tidak mudah tersinggung, makanya aku nyaman bercanda dengan mereka.

Kami berempat dikenal sebagai “Four Horse Man” karena kami berdiri Cuma berempat tidak memiliki anggota lain, tidak seperti geng lain yang ada disekolahan seperti biasa. Namun para pentolan sekolah kami yang lain juga tetap berada dibawah perintah kami, ya bisa dibilang kami tidak membentuk geng resmi karena beberapa alasan, karena kami tidak mau memancing keributan yang akan tersulut bila ada geng dalam sebuah sekolah, namun jika ada yang berani bergesekan kami juga tidak akan segan untuk mendobrak seluruh penantang yang sok jago. Kami dikenal juga sebagai kuda hitam karena kami sering seperti anomali spontan yang bisa mengobrak-abrik sebuah geng sekolahan yang cukup besar. Namun kami memang bukanlah yang terkuat saat ini, karena di beberapa sekolah lain ada rumor bahwa pentolan mereka mampu menggunakan ki atau aura, dalam kasus ini ki bisa dikatakan seperti cadangan tenaga saja agar tidak mudah lelah sedangkan pengguna aura adalah mereka yang mampu menambah kekuatan sampai melewati batas manusia normal, bahkan ada rumor mengatakan bahwa pengguna aura kelas menengah – keatas bisa menggunakan mode tempur apalah yang aku sendiri tidak paham, oleh karena itu aku memilih untuk tidak percaya, satu-dua hal yang kupercayai adalah tinju ku dan teman-teman ku. Berbeda dengan ku, mereka bertiga justru percaya akan hal yang tidak masuk akal begituan, juga mungkin karena kebetulan orang tua mereka juga pengguna aura, begitulah kesimpulan dari apa yang mereka sampaikan kepadaku. Mereka juga berencana saat kuliah nanti akan mulai mempelajari sistem dan penggunaan aura. Huuhh sungguh pemikiran yang bodoh, ucapku selalu dalam hati

“hahaha… yaudah yaudah… itu pak budiman dah masuk men…” ucap jaya, lalu kami pun duduk ditempat masing-masing. Kebetulan pak diman ini adalah guru yang tergolong santuy, jadi di pelajarannya kami sering memanfaatkan waktu untuk tidur apalagi ini adalah jam terakhir hehehe…

Seusai kelas kami pun bangun, itupun dibangunkan oleh teman kami yang lain. Kami sebenarnya tidak bisa digolongkan sebagai murid bodoh, karena bagaimanapun aku adalah seorang mantan juara OSN tingkat provinsi pelajaran fisika, jaya justru jagoan MTK karena dia setengah tionghoa yang dikenal jago MTK, sedangkan dua lagi selalu masuk 10 besar ranking kelas, dan kami berempat adalah tim inti basket sekolah, jadi guru tidak terlalu mempermasalahkan kenakalan kami, karena salah satu slogan tidak tertulis di sekolah ini adalah “boleh nakal tapi tidak boleh bodoh”.

“dah ayok ke warkop cuyy..” ajak mada, warkop merupakan tempat tongkrongan kami, karena di bagian belakang ada halaman rindang tempat biasa kami merokok dan duduk-duduk sambil mengobrol, lagi pula pemilik warkop ini sudah dekat lama dengan kami sejak smp.

“yaudah ayok.. gua juga seret banget nih.. pengen ngudud sambil ngopi..” timpal tian

“yudah kuy men..” ajakku, lalu kami pun berangkat ke warkop yang paling berjarak 50 meter dari sekolah. Sembari kami mengobrol dan sambil minum, ngudud, dan ngemil, aku pun mengeluarkan hp ku untuk melihat pesan dari pacar ku annissa. Pacar kami semua terbilang akrab, karena mereka juga kadang maau kumpul di tempat ini, kecuali tian karena dia sedang malas pacaran katanya. Saat aku chattingan aku melihat kearah jam dan melihat jam 15.12 , ASTAGA aku baru ingat tentang sartika, dia adalah anak pendiam karena masalah keluarga, tapi kami cukup akrab karena aku merasa sedikit iba padanya, karena aku masih bisa merasakan hangat keluarga jadi ada rasa kasihan dan ingin menemani nya lagi pula dia anak yang pintar dan aku suka berteman dengan orang yang pintar.

“menn, aku balik ke sekolah dulu ya..” ucapku pada kawan ku untuk sekedar izin tanda menghargai persahabatan kami
“ehh, kenapa gas? Ada yang ketinggalan?” Tanya tian padaku, aku sebenarnya enggan bercerita karena nanti ini akan melebar kemana-mana apalagi kami sama-sama benci dengan namanya rapist (pemerkosa), jadi aku ingin menangani ini sendiri tanpa melibatkan mereka

“ee anu tii.. buku yang gua pinjam ketinggalan” bohongku dengan logis agar mereka tidak curiga. Aduh aku padahal harus buru-buru malah tertahan karena pertanyaan temanku

“ohh.. yaudah.. tapi lu masih balik kesini kan? Entar lu cabut sendiri lagi ninggalin kita…” Tanya mada

“iya iya gua masih balik kesini… sanss…” jawab ku sekena nya

“ohh yaudah hati-hati men…” ucap mereka.

Lalu akupun berlari secepat mungkin ke sekolah ku, dengan perasaan harap-harap cemas dan yang membuatku sedingkit jengkel adalah karena aku harus melewati lika-liku gang kecil ini, brengsek maki ku. Sesampai nya di sekolah aku langsung berlari ke arah kelas, melihat pintu yang tertutup aku menjadi semakin cemas karena biasanya pintu dikunci/ditutup jam 5 an saat semua guru sudah pulang, dengan emosi yang semakin memuncak langsung ku terjang pintu itu sekuat tenaga dengan kaki ku…

“MANA KALIAN BANGSATTT11!!!…” maki ku, tapi yang justru ku dapati adalah kelas begitu kosong dan hening. Sial dimana mereka… saat itu aku langsung teringat toilet lama yang tidak dipakai tempat ku merokok tadi, yang memang jarak ke toilet itu agak terpisah dari sekolah, dengan nafas yang memburu aku langsung berlari kearah toilet sana

“hahaha enak banget toketnya cukk… lembut gini meski masih dari luar baju” ucap teman bardi

“gua bilang juga apa… ga akan nyeselkan hahaha…” ucap bardi senang

“lihat nih gw remes-remes toket nya..” ucap bardi sambil memasukkan tangannya kedalam baju sekolah sartika, saat itu sartika tidak menunjukkan ekspresi apa-apa karena ia memang sudah mengalami tekanan dan depresi yang cukup hebat karena masalah keluarga, dan sekarang di tambah dia mau diperkosa oleh bardi dkk, sartika hanya pasrah dan mungkin berharap ini berlalu dan ia bisa mati dengan tenang, wajahnya memang tidak mengeluarkan ekspresi tapi air matanya tetap menetes deras tanpa ada sesengukan terdengar dari mulutnya. Ia hanya ingin berlalu dan mati.

“KONTOLLL!!! SINI KALIAN KONTOLLL!!!…” teriakku dari jarak yang sudah 15 meter dan berlari cepat ke arah mereka, tanpa aba-aba aku langsung melompat dan..

“bugh” satu tunjangan kaki ku tepat mengenai muka teman bardi yang paling depan, entah apa yang terjadi padanya aku hanya melihat ceceran darah yang cukup deras dari arah mukanya dan dia terkujur tak bergerak

“ehh… gas.. ini ga seperti yang lu lihat.. kami cuma mau bercanda doang sama sartika” ucap bardi sambil mundur kebelakang

“bro.. hajar… nanti gua back up…” ujar bardi pada kawannya yang satu lagi, bagai robot yang diperintah kawannya maju tanpa berpikir sedikit pun

“bugh… dak.. dak.. duphh…” empat pukulan ku masuk semua kearah wajah teman bardi, yang tak ku kenal namanya ini

“arrrghhh… sakit bangett… kontol sakit bangeettt…” ucap kawanya tersebut

“kontolll!!!… ‘bugh.. bugh.. dapp…daphh’…” maki ku sambil kupukul wajah dan badannya, dia pun tersungkur tapi masih sadarkan diri. Namun tiba-tiba…

“bakhhh…” terdengar cukup nyaring suara yang dihasilkan, suara yang terjadi karena bardi memukul kepala bagas dengan cukup keras menggunakan balok kayu sisa, bagas sempat oyong sebentar namun dia menggigit lidahnya agar kesadarannya cepat kembali dan tidak terjatuh

“hah..hah.. awww…” ucapku sambil menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri untuk merileks kan otot tegang apalagi habis terkena pukulan kayu tersebut. Tidak berapa lama bardi kemudian mengayunkan kembali baloknya ke kepala bagas

“mati lu kontolll!!!” teriak bardi sembari mengayunkan dengan kekuatan penuh

“tapphh…” kayu tersebut barhasil ku tahan dengan satu tangan

“sekarang lu yang mati kontolll” geram ku sambil ku tarik kerahnya dan ku arah kan kepalanya ke lutut ku

“duughh” terdengar nyaring lalu kepala nya sempoyongan kebelakang mau jatuh, saat mau jatuh ku tangkap rambutnya dan ku tarik kearah ku

“bugh…bugh..bugh..bugh..bugh” begitu terus kupukuli wajah nya sampai benar-benar memerah oleh darah yang muncrat, bahkan matanya pun sudah mengeluarkan darah yang cukup kental.

“aarrrrgggghhh… arrgghhh” pekik bardi yang berusaha melindungi wajahnya namun sia-sia karena tubuhnya sudah terlanjur lemas duluan

“gas.. ampun gass.. gua minta maaf… jangan pukulin gua lagi… gua bakal tanggung jawab” mohonnya dengan rengekan anak kecil, sangat berbeda dengan gaya nya saat berbicara di kamar mandi tadi. Aku tarik rambutnya kebelakang agar wajahnya mendongak kearah ku, dan dengan tatapan tajam dan penuh amarah…

“lu mau gua berhenti?… ‘bugghhh’…. Lu mau gua berhenti?…’bughh’… gua Tanya lu mau gua berhenti ga KONTOLLL…” Tanya ku dengan tinju yang tetap menghantam wajahnya

“iyaa.. hokhh.. tolong berhenti gass.. gua bisa mati kalau lu pukulin gini terus…” ucapnya dengan muka yang penuh darah, matanya sudah tidak ada yang sanggup terbuka, dan hidungnya sudah benar-benar parah

“kalau sartika tadi mohon berhenti emang lu mau berhenti hahh??… lu harus mati bajingannn….” Maki ku yang sudah kalap karena terlampau emosi melihat binatang ini

Ku teruskan pukulan ku ke arah wajahnya, ingin rasanya ku bunuh saja bajingan tengik ini namun entah kenapa tiba-tiba emosi ku serasa sirna, saat ku sadari ada sepasang tangan mendekapku yang melingkar dibadan ku dari punggung ke arah dada, seketika aku merasa sejuk dan langsung ku lepas cengkraman tanganku dari rambut bardi yang entah masih hidup atau sudah mati, karena aku benar-benar menggunakan seluruh tenaga ku karena niatku tadi adalah membunuhnya , entah kenapa secara reflek dan tiba-tiba semua emosiku dengan mudahnya runtuh dan jiwaku kembali tenang, ahh… memang kekuatan sejati wanita adalah menjinakkan jiwa liar pria

“udah cukup… cukup gass… jangan jadi pembunuh karena aku” aku mengenali suara ini, suara kartika terdengar jelas dengan nada getir dalam isak nya

“udah gas… jangan dilanjutin ya… aku gamau kamu bunuh dia karena aku..” sambung sartika yang berderai air mata, terasa basah dipunggungku, dan ya memang aku paling lemah dengan tangisan wanita, apalagi wanita yang dekat dengan ku dan memiliki perhatian ku

Perlahan ku turunkan tanganku dan melemaskan kepalanku. Ku pegang tangannya dan kubalikkan tubuhku ke arahnya sambil menatapnya dengan lekat, tampak begitu banyak emosi yang tersirat di wajahnya, mulai dari marah,sedih,kecewa,pasrah,dan yang lain sehingga sangat sulit ku artikan. Ku peluk tubuhnya dengan niat agar dia tenang dan tetap kuat, aku sangat sedih melihat keadaannya apalagi ku lihat bajunya yang sudah berantakan akibat bajingan tadi, lalu mulai ku rapikan bajunya dan kembali kupeluk dengan erat, kudekap kepalanya agar bersandar bebas dan dalam di dadaku dalam pelukan. Ku elus rambutnya dengan tangan kiri ku karena tangan kananku penuh darah. Tak perlu menunggu lama, 3 orang teman dekatku tadi sudah datang bersama beberapa guru beserta kepala sekolah, mungkin karena aku kelamaan dan terjadi beberapa keributan sehingga teman dan guru ku datang. Setelah menjelaskan semua kejadian, aku tetap mendapat hukuman berupa skorsing selama 1 minggu, namun orang tua ku tidak menyalahkanku namun menguatkanku karena apa yang ku lakukan itu benar, para guru juga sebenarnya mendukungku namun peraturan tetaplah peraturan, aku melanggar peraturan berkelahi disekolah, ya jadi harus terima. Ketiga orang tadi dikeluarkan dari sekolah dan mereka dirawat di rumah sakit karena 2 diantaranya benar-benar kritis.

“huuhhh… jadi teringat kejadian dulu” gumamku dalam hati, entah apa sekarang yang terjadi dengan sartika karena aku sudah lama tidak mendengar kabarnya, duh jadi rindu padahal karena masalah ini aku jadi sedikit ribut dengan pacarku saat itu karena ketahuan aku memeluk sartika saat itu, tapi ya sudah lah aku tidak menyesal, karena itu demi memberi sartika kekuatan mental kok hehehe…

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Gara-gara Dating App

Kisah Taro – Alarmku bergema memenuhi seisi kamar kosanku. Dengan malas aku meraih HP-ku di meja dan mematikan alarmnya. Aku melihat jam di layar HP-ku.

10.00

Kalau hari ini adalah hari biasanya, aku akan langsung terburu-buru bangkit dari tidurku, lalu bersegera memakai pakaianku, menggunakan jilbab yang tinggal langsung pakai, lalu berangkat ke kampus tanpa sedikitpun memikirkan kalau aku belum mandi.

Aku baru saja selesai wisuda kemarin. Hari-hari yang penuh kesibukan, dan sekarang aku hanya berbaring malas di kosan tanpa tau hari ini akan kemana karena sudah tidak ada kegiatan lagi.

Aku membuka instagram dan melihat-lihat story temanku. Semuanya hanya berisi ucapan selamat wisuda… membosankan. Tiba-tiba saja ada notifikasi pesan dari temanku. Aku membuka pesan itu dan kaget melihat foto yang dikirim temanku tersebut.

Aca yang sedang setengah telanjang dipeluk oleh lelaki kekar dari belakang. Muka lelaki itu tidak terlihat jelas di foto karena tertutupi HP yang digunakan untuk foto selfie di kaca. Sedangkan Aca dengan rambut panjangnya sedang mencium pipi laki-laki itu sehingga hanya setengah wajahnya saja yang terlihat di foto tersebut.

“Gila lu, Ca. Itu siapa?” tanyaku
“Dari dating app, hehe” jawab Aca
“Kamu habis gituan?” tanyaku lagi
“Iya, hehe. Enak ternyata, Fir.” jawab Aca
“Istighfar, Ca. Ya ampun. Itu juga kenapa ada foto? Muka lu keliatan, muka dia kagak. Kalau kesebar gimana?”
“Gapapa lah, Fir. Kan aku ga pake kerudung di foto, jadi ga keliatan mirip. Aman lah kalau itu.”

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Aku kembali melihat ke foto tersebut. Benar, Aca dengan kerudung di kehidupan sehari-hari dan Aca yang tidak memakai kerudung di foto tersebut terlihat berbeda. Aca benar-benar terlihat cantik di foto tersebut. Mungkin karena memang dia melepas kerudung jadi terlihat lebih cantik. Jadi iri dengan dia.

Ah, nggak lah. Aku juga cantik kok kalau lepas kerudung.

Aku pun bergegas ke depan kaca dan segera menyisir rambutku rapih. Memakai sedikit make-up. Lalu mengambil foto selfie di kaca. Setelah itu aku membandingkannya dengan foto yang Aca kirim.

… Aca memang lebih cantik.

Aku menghela nafas dan langsung menjatuhkan badan ke kasur lagi. Aku tidak secantik Aca. Padahal Aca baru cerita dia main dating app 2 hari yang lalu, dan semalam dia sudah tidur dengan seorang cowok kekar seperti itu.

Cersex Karena aku penasaran, aku melihat kembali foto tersebut. Lelaki itu benar-benar kekar. Bahunya sangat lebar, dadanya bidang, perutnya… kotak-kotak seperti artis di film-film. Dari rambutnya, meskipun wajahnya tertutup HP, aku yakin wajahnya sangat tampan. Dan baru aku sadari, di lehernya terdapat tato kupu-kupu. Sungguh menggoda. Tangannya juga yang sangat kekar sedang menggenggam payudara Aca di foto tersebut.

Payudara.

Dengan segera aku langsung pergi ke depan kaca dan membuka baju tidurku. Lalu melihat tubuhku di kaca, lebih tepatnya melihat ke arah payudaraku. Lalu, aku membandingkannya dengan punya Aca di foto. Punyaku lebih besar!! Jauh lebih besar!

Aku langsung melompat kegirangan dan tertawa-tawa besar di kamar. Kalau ada yang melihatku pasti mereka akan menganggapku gila. Dan pasti mereka akan melihat payudaraku yang memantul-mantul karena cukup besar haha.

Dengan semangat aku langsung mendownload dating app di hp-ku. Lalu setelah mendownloadnya, aku mulai mendaftarkan diriku di sana.

Nama: Fira Saraswati
Umur: 22 Tahun
Tinggi: 165cm
Berat: 55kg
Bio: Gabut nih habis wisuda

Foto…

Aku ga punya foto yang bagus. Aku langsung mengobrak-abrik galeriku mencari foto yang bagus untukku. Tapi sayangnya aku tidak tahu harus pakai yang mana. Dan aku baru terpikir sesuatu. Apa aku tidak usah pakai kerudung saja ya, agar terlihat lebih cantik. Atau bahkan…

Aku langsung berdiri di depan kaca lalu memakai baju tidurku lagi, tetapi kali ini aku hanya mengkancingkannya setengah badan saja agar belahan payudaraku terlihat. Lalu aku mengarahkan kamera HP ku ke sana.

“Cukup bagus,” pikirku

Tiba-tiba saja aku kepikiran hal lain. Aku langsung membuka lemari pakaianku dan mengeluarkan baju-bajuku dari sana. Seingatku, aku masih menyimpan baju itu, tetapi tak pernah kupakai karena tentu saja itu terlalu mengumbar aurat.

Setelah beberapa menit aku mengobrak-abrik lemari pakaianku, akhirnya aku menemukan baju yang aku cari-cari. Sebuah cropped tank top yang belahan dadanya cukup terbuka lebar. Aku langsung memakai baju itu, tetapi begitu aku memakainya aku merasakan baju itu sudah cukup sempit.

Aku melihat diriku di kaca. Payudaraku terlihat sangat padat dan besar. Belahannya juga terlihat sangat menggoda. Bajunya hanya menutupi hingga 3/4 payudaraku. Sisanya di bawah terlihat keluar dari baju ini. Lekukan perut dan pinggang juga terlihat sangat indah. Mungkin karena kekecilan, baju ini jadi terlihat lebih seksi.

Aku pun langsung memfoto diriku yang seksi ini di kaca. Namun, saat aku melihat hasilnya, tidak cukup memuaskan. Mungkin karena celanaku masih menggunakan celana tidur. Aku pun mencoba mengingat-ingat celana apa yang cocok dengan baju ini, tetapi tidak terpikirkan satupun oleh ku.

Tiba-tiba saja sebuah ide muncul di kepalaku. Aku langsung membuka celanaku dan tanpa memakai celana, aku langsung mengambil foto diriku. Aku melihat hasilnya, dan sangat cocok baju ini dengan celana dalamku.

Setelah mendapatkan banyak foto bagus, aku langsung memasangnya di profil dating app ku. Dan perjalanan dating app ku pun dimulai

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Kisah Taro – Siang itu cuaca kampus sedikit sepi karena memang saat itu adalah minggu jeda setelah ujian semester, tidak seperti biasanya saat banyak mahasiswa nongkrong menghabiskan waktu kosong jam mata kuliah.

Aku duduk sendirian di taman, disebelah abang es doger yang sedang asik bermain dengan serutan es nya. Aku terdiam, melamun, sambil memainkan HP melihat status facebook teman-teman, sesekali melihat ke sekitar. Seketika mataku tertuju pada sosok wanita yang sepertinya aku kenal. Kuperjelas pandangan mataku, dan ternyata benar, wanita itu adalah Dita, teman satu angkatanku namun kami berbeda kelas.

Sebagai seorang introvert yang memiliki dunia sendiri, tak peduli sama dunia luar dan sering menjadi pendengar saja, ingin rasanya untuk menghampiri Dita, namun selalu minder dan takut. Yasudah saya basa-basi saja memandangnya lalu tersenyum.

Tak disangka ternyata justru dia yang menghampiriku dengan penuh senyum. Kita pun duduk berdua di taman kampus itu. Taman yang sering menjadi saksi bisu mahasiswa yang sering berdiskusi, bercengkerama, dan saling sapa. Bahkan taman itu menjadi saksi pemberontakan mahasiswa terhadap ketua BEM yang dipandang semena-mena.

“halloo,, kok tumben sendirian disini?” tanyaku padanya mencoba membuka percapakan dengan terpaksa.

Dita sambil tersenyum simpul menjawab “iya, habis kerja kelompok sama teman tadi, trus duduk sebentar disini, kamu ngapain disini kok sendirian aja?”

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“kalau aku memang sukanya begini, sendiri, menikmati kesepian di tengah keramaian, walau kadang sedih juga ga punya pasangan, hahaha” sambil tertawa aku menjawab sekedar memecah kekakuan.

Obrolan kami pun berlanjut mulai dari ngomongin kuliah, dosen, sampai nggosipin teman kuliah. Siang telah tiba, kami pun berpisah. Kami melanjutkan obrolan melalui media SMS kala itu. Dari tingkah laku dan percakapan yang aku tangkap, sepertinya Dita memiliki sedikit rasa padaku. Semoga tebakanku benar, apabila memang benar itulah kesempatanku untuk kembali mengarungi asmara setelah beberapa bulan putus dari mantan.

Hari-berganti hari, dan suatu saat kuberpikir tibalah waktunya aku mengungkapkan rasa sayangku padanya. Kuajak dia ke pantai, menikmati pemandangan laut yang sejuk, angin yang sepoi-sepoi, laut yang biru. Perjalanan serasa mendebarkan saat dia mulai memelukku dari belakang, payudaranya yang kenyal membuatku terngsang.

Sesaimpainya di pantai, kita bercengkrama seperti layaknya orang berpacaran. Dan akhirnya kuberanikan diri mengungkapkan apa yang ada di dalam hati ini.

“Dit, kayanya aku suka deh sama kamu.” Ungkapku kepadanya, dengan sedikit rasa gugup takut untuk mendapatkan kalimat penolakan.

“kalau kamu suka, kenapa bisa suka? terus gimana?” Tanya Dita memberi jawaban singkat.

Aku pun bingung bukan kepalang, apa maksud perkataan Dita, langsung ku jawab saja “yaaaa.. ga tau, aku merasa nyaman, nyambung ngobrol sama kamu.” Timpaku tanpa embel-embel apapun.

Hening, tanpa balasan apapun, diskusi kami pun buntu, akhirnya kami pulang dengan sedikit rasa penasaran di kepala. Berboncengan pulang pun tidak seperti semula, jarak badanku dan badannya menjadi jauh. Ku hantar dia ke kosan dekat kampus, lalu aku pun bergegs pulang menaiki sepeda motor tua peninggalan simbah yang dulu mantan tentara.

Sesampainya di rumah, barulah aku paham, dan merasa bodoh sekali aku, kenapa tidak aku bilang maukah dia jadi pacarku. Mungkin itu yang dimaksud Dita dengan pertanyaan tadi. Berbagai macam pikiran ruwet berkecamuk di kepala. Ku pikir sudahlah, mungkin memang dia tidak tertarik padaku. SMS terkhir malam itu kepadanya hanyalah “Met istirahat ya… nice dream..” Kalimat template seorang lelaki kepada wanita yang disayanginya.

Keesokan harinya, aku buka SMS yang masuk dari Dita, penasaran langsung kubuka dan isinya hanya sebait kalimat “coba buka facebook”

Langsung kubuka facebook ku, muncul notifikasi dipojok kanan atas, dengan judul “request of relationship”. Langsung aku klik setuju, dan muncul di timeline Facebook bahwa aku telah berpacaran dengan Dita. Hati ini sungguh riang gembira.

“terima kasih ya sudah mau menjadi pacarku” tulis ku dalam pesan singkat

“iya.. i love you sayang” jawabnya pun juga singkat.

Hari-hari berikutnya kamipun berpacaran seperti orang kebanyakan, antar-jemput dan kencan setiap hari. Setiap berboncengan, pelukannya yang hangat dan payudaranya yang selalu menempel di punggungku selalu membuatku bernafsu. Entah kenapa aku selalu bergetar, mungkin karena ini pertama kalinya aku berani berpacaran sampai sedekat ini. Sebelumnya hanyalah cinta monyet ala anak SMA.

Sedikit perawakan Dita, sehari-hari dia berhijab, dengan badan tinggi semampai, hitam manis dengan ukuran dada mungkin 34 B. Perawakannya yang agak bungkuk membuatku semakin penasaran dengan kehidupan seksnya. Aku baca dari beberapa artikel di internet, ciri-ciri wanita yang hypersex adalah badannya sedikit bungkuk. Hanya saja aku tidak berani membuktikannya. Biarkan saja nanti waktu yang akan menjawab.

Suatu hari, setelah jam mata kuliah, aku ajak Dita makan siang, di warung langganan di dekat kampus. Setelah itu kuajak dia untuk beristirahat sebentar di kos teman. Kebetulan aku memiliki teman yang kos nya sering kosong, dan aku sering mampir untuk istirahat sejenak.

Sampai di kosan, kami berdua pun rebahan, kunci pintu, lalu kami berbicang-bincang. Namanya juga lagi berduaan, setan pun datang dan aku mulai peluk dia dari belakang.

Aku ciumin punggungnya, dia pun mulai bergerak-gerak manja, sambil berkata “iihh,, apa sih, geli tauuk”

“gapapa sih, cuman peluk aja boleh kan” aku coba menenangkan.

Semakin dia menolak, aku semakin bersemangat untuk menjamah tubuhnya.

Aku buka kerudungnya, dan ku mulai mencium bagian belakang telinganya. Dia mendesah keenakan, aku pun balik tubuhnya, hingga kamipun bertatapan muka.

“I love you sayang” ku bilang sambil menatap matanya. Lalu aku mulai cium bibirnya, kulimat bibirnya.

“mmmpphhhh” dia mendesah seakan tak mau melepas ciumanku

Aku jamah payudaranya yang tersembunyi dibalik bra berwarna jingga. Aku remas-remas, sungguh indah dan kenyal. Inilah kali pertama aku menjamah tubuh wanita.

Desahannya semakin keras “mmmpphhh… enakk sayang” dia mengerang keenakan.

“kamu cantik banget sayang” ujarku semakin bernafsu.

“mmmpphhh… aaacchhh…. terus sayang” rintihnya kepadaku

Akupun semakin liar melumat bibirnya. Kita saling menarik lidah ditengah kamar yang redup.

Sungguh dia begitu bernafsu, aku beranikan diri untuk membuka bajunya, lalu kutarik BH nya, kutarik di bagian belakang, payudara bulat kenyal menyembul dengan indah.

Aku pun mulai untuk menjilati putingnya, sambil meremas disebelahnya.

“aaachh,,,mmmphhhhh,, enak banget sayang.. terus sayang” Dita berujar kepadaku sambil menjambak rambutku.

“memekku basah sayang” Dita mulau mencengkeramku erat-erat

Aku mulai menjelajahi bagian vaginanya yang mulai basah, kujilat lembut aromanya sangat membuatku bernafsu.

“aaahhhh sayanggg.. tersuuuuss sayang… enak bangeeet sayang… aaachh.. mmmpphh” Dita mendesah keenakan.

Kulihat Dita sangat menikmatinya, matanya merem melek sambil menjambak rambutku. Saat itu yang ada di pikiranku hanya membuatnya agar puas. Pengalaman pertamaku bergumul dengan seorang wanita.

Aku beralih kembali menciumnya, dengan tanganku memainkan vaginanya, aku gesek-gesekkan jariku ke clitorisnya. Kugesekkan lambat, semakin kencang, kencang sampai dia menjerit.., “aaaaahhhh sayaangg.. pelan pelan sayaang” Dita berkata sambil gemetar tubuhnya.

“sekarang kencengin sayang… digesek yang kenceng, sudah becek memek aku” dia merintih keenakan,

Vaginanya basah, badannya bergetar, dan ciumannya kepadaku semakin kencang.

Saat itu aku paham bahwa Dita sudah mencapai klimaks, lalu dia lemas, memelukku hangat. Kita bertalanjang sambil berpelukan berdua, hanya keringat yang melapisi sentuhan kulitku dan kulitnya.

“terima kasih ya sayang, baru kali ini aku mencapai klimaks. I love you so much” Dita berkata kepadaku

“iya sayang, aku senang kamu bisa klimaks” balasku kepadanya.

“kamu gimana sayang? Aku kocokin ya? Atau aku kulum penis kamu?” Dita menawarkan diri untuk melayaniku juga. Namun aku tolak

“Gak usah sayang, kamu kan capek, udah yuk kita bobo sebentar” aku menjawab dengan hati penuh perasaan penasaran. Di dalam hati aku berkata bahwa sebenarnya aku ingin memasukkan penisku ke vaginanya. Namun niat itu kuurungkan mengingat saat itu waktu dan tempat tidak memungkinkan.

Ini benar-benar pengalaman ku yang luar biasa pertama kalinya, mungkin Dita lebih berpengalaman soal seks.

Kami terlelap hingga petang menjelang, kami beberes kembali dan kuantarkan dia ke kosan, sampai di depan pintu saja karena kos dia khusus wanita.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Brondong lasak

Kisah Taro – Gue Thomas. Saat ini duduk di kelas 11 alias kelas 2 SMA. Perawakan ku tinggi 170 dengan berat badan ideal karena gue rajin jogging dan olah raga basket. Sampai saat ini gue belum punya pacar. Gak tau kenapa, gue lebih tertarik sama tante2 paruh baya. Menurut gue mereka itu menggairahkan apalagi yang gundukan dadanya besar dan pantatnya yang menggoda. Enak dipandang. Satu lagi yang buat gue suka sama tante2 karena mereka minim risiko.. he….he… Risiko yang gue maksud disini risiko duit keluar. Bahkan terkadang kita yang dibelanjain sama mereka. Beda kalau dekat sama yang sebaya. Mereka minta beli in ini lah, itu lah. Pergi nonton lah atau nongkrong di tempat tempat mahal. Terus kita juga terbebas dari risiko dimintai tanggung jawab. Mau tembak dalam pun bebas, asal sesuai kesepakatan…he….

Pagi itu gue disuruh nyokap buat anterin ponakan gue ke sekolah. Biasanya nyokap gue yang anterin dia ke sekolah. Namun, pagi ini karena nyokap ada keperluan, makanya gue yang anterin ponakan.

“Thomas, tolong mama anterin Nayla ke sekolah ya. Mama ada perlu sebentar ke rumah tante Ida. Lagian sekolah kamu kan searah dengan sekolahannya Nayla.”

Walaupun agak dongkol, tapi gue gak berani nolak perintah nyokap.

“Ayo Nayla, pergi sekolahnya sama om.”

“Horeee…. Nayla naik motor gedenya om Thomas.”

Ponakan gue emang suka sekali kalo gue ajak jalan jalan naik motor CBR 150 Cc. Berangkatlah gue ke sekolah ponakan gue. Tak sampai 15 menit gue dah sampai di sekolah Nayla. Rame Orang tua yang nganterin anaknya sekolah di pagi itu. Terutama ibu ibu. Pagi itu hujan agak deras, jadi jalan di depan sekolahan Nayla agak macet. Di depan gerbang sekolah gue melihat ibu ibu mengenakan gamis bunga warna biru. Jilbab ibu tersebut cukup lebar sampai menutupi pantatnya. Tapi karena terkena hujan, jilbab tersebut nempel ke tubuh tante tersebut dan memperlihatkan payudaranya yang bulat dan pantatnya yang padat. Aku tersenyum kepada tante tersebut untuk menghilangkan kekikukan ku karena ketahuan menikmati lekukan tubuhnya.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Bel tanda pertukaran jam pelajaran berdering. Gue sama Yono langsung cabut pakai CBR gue karena setelah ini mata pelajaran kimia yang gue mumet banget klo ngikuti pelajarannya. Ditambah lagi guru kimianya yang udah tua dan gak menarik sama sekali. Gue parkir CBR gue di sebuah kedai kopi langganan. Gue masuk dan langsung pesan menu.

“Cappucino cincau satu gelas uni.”

“Ok Thomas, makannya apa?”

“Nasi goreng sea food aja deh ni.”

“Loe pesan apa Yon?”

“Ntar dek gampang.” Yono langsung sibuk dengan hp nya. Main FF.

Tak jauh dari warung kopi langganan gue, gue liat tante tante berhijab sedang kewalahan menghidupkan motor N Max nya. Gue langsung samperin dan ternyata itu tante yang gw ketemu di sekolahan ponakan gue tadi pagi. Pucuk di cinta, ulam pun tiba. Bisik gue dalam hati. Tante itu terus berusaha mengengkol motor N Maxnya. Sontak aja susunya yang gede bergoyang goyang ingin diremas.

“Assalamu ‘Alaikum Tan, gimana motornya?”

“Gak tau nih, dari tadi sulit distarter.”

“Maaf Tan, boleh saya coba starter nya?”

“Silakan.”

Si tante mempersilakan gue untuk starter motornya. Setelah beberapa kali gue starter ternyata motornya tetap gak bisa hidup.

“Kayaknya ada masalah dengan busi nya Tan. Tadi motornya terendam air ya Tan?”

“Iya kayaknya dek. Tadi banyak genangan air.”

“Ya udah, Thomas bawa dulu motor tante ke bengkel dekat sana. Tante bisa nya tau dulu sambil minum di warung.”

Gue mendorong motor si tante ke bengkel yang tak jauh dari TKP. Sebenarnya dengan mengeringkan busi motor, masalahnya selesai. Tapi gue mau tepe dulu ama si tante.

“Motornya harus ditinggal dulu Tan.”

“O… gitu, tapi tante mau jemput anak tante ke sekolah nih.”

“Anak tante biar Thomas yang jemput.”

“Oh tante baru ingat, kita tadi ketemu di sekolah anak tante kan?”

“Siapa nama kamu tadi?”

“Thomas tante” jawab gue simpel sambil mengulurkan tangan.

“Mira.” Jawab tante simpel sambil menyambut uluran tangan gue.

“Minum dulu Tan, biar badannya hangat.”

“Kayaknya kapan kapan deh. Tante mau pesan gojek aja, buat jemput anak tante.”

“Gak usah Tan. Biar Thomas yang jemput. Ayo naik motor Thomas.”

Si tante naik motor gue dan gue langsung tancap gas ke sekolahan di tengah hujan yang masih gerimis gerimis basah

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Anak Desa yang Terjebak di Ibukota

Kisah Taro – Pagi itu aku terbangun hari ini adalah acara penyambutan mahasiswa baru.. seperti biasa aku bersiap-siap menggunakan kemeja putih dan celana hitam.. mungkin bukan pakaian yang baru tapi masih bisa untuk dipakai.. segera aku ke kampus menggunakan transportasi onlineSetelah sampai kampus aku dan beberapa mahasiswa/mahasiswi kami dikumpulkan menjadi beberapa kelompok untuk acara penyambutan mahasiswa baru tersebut, Kami pun ikut berbaris.. tapi ternyata aku dipanggil oleh seseorang katanya aku disuruh bertemu panitia penyambutan untuk persiapan pemanggilan mahasiswa dengan nilai masuk terbaik dan aku disuruh memberikan sambutan untuk acara penyambutan tersebut. Acara pun dimulai dari sambutan rektor hingga dekan masing masing fakultas .. tibalah saat pemanggilan lulusan terbaik.
Pembawa acara : ya untuk selanjutnya mari kita sambut mahasiswa dengan nilai terbaik El sandy Surawijaya dari Fakultas Hukum.
Aku pun maju terlihat beberapa orang melihatku … kemudian aku memberikan sambutan dari mahasiswa terbaik yang sudah aku persiapkan…. Setelah acara penyambutan selesai, aku merasa lapar akupun menuju kantin Setelah sampai kantin ternyata aku melihat mahasiswi yang cantik kemarin tadi beserta temannya duduk mereka melihat sejenak merekan melihat ke arahku dan kemudian melanjutkan ngobrol lagi, Aku kemudian melihat lihat menu yang ada di kantin dan memilih nasi goreng dan es teh manis.. saja Kemudian aku mencari tempat duduk yang suasana kantin saat itu agak ramai .. kemudian ada lambaian tangan yang terlihat seperti menyuruhku mendekat.. ternyata lambaian tangan tersebut berasal dari mahasiswi cantik aku melangkah ke arah mereka terlihat ada bangku kosong di sebelah temannya

…… : sini aja “ kata dia
…… : iya sini aja “ kata temennya

aku mengangguk dan segera duduk bersama mereka, kemudian wanita cantik yang tersebut mengulurkan tangannya dan berusaha berkenalan

Mira : eh kenalin nama gw Mira “ katanya
L : iya hanna namaku EL Sandy Panggil aja EL “ sambil ikut menjulurkan tangan
Mira : iya gw tau kok lu kan mahasiswa dengan nilai terbaik oh ya kenalin juga temen temenku ini nisa“ menujuk teman disebelahnya
Nisa : Gw Anisa panggil aja Nisa “ Sambil mengulurkan tangannya

Bisa aku tebak kalo Nisa ini tergolong orang yang cantik tapi cuek

Mira : dan ini Hana “ menunjuk temannya yang duduk disebelahku
Hana : Hana “ Sambil terlihat senyum dengan malu malu

Kalo Hana wanita terlihat seperti pemalu akan tetapi feelingku mengatakan kalau Hanna bukan orang yang pemalu

Dari ketiga mahasiswi tersebut masing masing memiliki ciri cirinya sendiri , yang paling cantik yaitu Mira kulitnya putih bersih badannya juga bagus, meskipun aku tidak pernah tau ukuran BH tapi aku bisa melihat dadanya besar, kemudian ada Nisa yang menurutku juga cantik untuk badan lebih bagus mira tapi Nisa gak kalah bagus…. Aku bisa melihat bokongnya yang sexy sekali, dan yang terakhir Hanna yang kalo menurutku dia ini mempunya badan yang sangat menarik karena baik dada dan bokongnya sama sama besar dan seksi bodynya pun sangat sexy … kulitnya mungkin lebih putih dari Mira tapi untuk wajahnya pun menurutku sangat menarik.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Mira : kita bertiga satu kosan bareng”
Nisa : iya bener tuh “ kata nisa
Mira : maaf ya kemaren gw nyelak antrian elo “
L : ehh ternyata kamu … iya gapapa Mir.. santai…” Jawabku
Nisa : Kita juga masuk di FH lho “
L : eh serius brarti samaan donk hehehh “ jawabku
Nisa : iya tapi kayaknya lu gak sekelas sama gw dan mira, tapi setau gw lu sekelas sama Hana iya gak han?
Hana : eh iya “ terlihat bengong melihatku
L : oohhh baru tau aku kamu liat dimana emang ? ”
Nisa : ada di papan Pengumuman situ tuh” sambil menunjuk sebuah papan pengumuman
L: ohhh gitu makasih deh atas infonya ”
Mira : Eh btw lo asalnya dari mana gw liat penampilan lo kayaknya gak kaya orang sini
L : iya mir aku dari kampung di daerah jawa barat deket gunung c*remai
Mir : oh pantes agak beda

Setelah perbincangan tersebut kami hanya mengobrol biasa yang tapi Hanna dari tadi hanya terdiam sambil menatapku …. dilanjutkan dengan makan bersama, setelah kami makan aku mau pulang Mira dan Nisa menyalami aku dan aku melihat Hana menatapku dengan sedikit mengigit bibirnya sambil menyalami aku. Aku yang gak ngerti lanjut pulang .. sampe di kos aku mengingat kejadian hari ini lalu bergumam “beruntungnya aku kenal dengan 3 wanita cantik hari ini “ dalam lamunanku aku tertidur..

Besok pagi aku terbangun hari ini adalah acara penyambutan mahasiswa baru di fakultas masing masing.. seperti biasa aku bersiap-siap menggunakan kemeja putih dan celana hitam.. dan segera berangkat menuju ke kampusku

Hana : Selamat Pagi EL “ sapa Hanna tersenyum
L : iya selamat pagi Hanna “ jawabku

Tumben hanna menyapa duluan bukannya dia pemalu ya .. pikirku saat itu

Hana : yuk EL baris “ sambil menarik tanganku
L : eeh iya iya “ jawabku terheran

kamipun berbaris di dekat fakultas kami yang sudah disiapkan oleh panitia untuk orientasi fakultas atau perkenalan fakultas kami dibagi menjadi 5 kelas dimana aku dikelas C bersama dengan Hana dan mira serta Nisa di kelas A yang membuat kami berpisah pada barisan kami masing masing kamipun diajak berkeliling fakultas dan diperkenalkan satu persatu setelah itu acara selesai dan kami dipebolehkan untuk istirahat datang mira dan nisa menagajaak aku dan hana untuk makan .

Mira : makan yuk”
Nisa : yuk ikut Hana EL”
Hana : yuk
L: Yuk

Akhirnya kami berempat pun makan, kami memesan makanan ya, saat kami makan Hana pun bertanya kepadaku

Hana : EL kamu ngekos juga ? dimana?
L : aku nge kos han di daerah xxxx
Hanna : ohh lumayan jauh juga ya….
L : iya han aku cari kos yang murah .. tapi tempatnya lumayan kok kata ibu kos dulu itu rumahnya ibu kos Cuma katanya ibu kos mau pindah makanya baru di jadiin kos an, lumayan ada 4 kamar, tapi baru aku aja yang nge kos
Hanna : oh gitu boleh donk aku sekali kali nanti main
L : eh hmmm ya boleh aja Han hehhehe
Mira dan Nisa : kita juga boleh main kan EL
L : iyaa kalian juga boleh kok

kami pun melanjutkan makan kami setelah selesai kami pun menuju barisan kami masing masing sebelum pergi, Nisa sempat meminta nomor hape dan ID L*ne ku

Nisa : eh EL minta nomor Lne kamu donk L : oh nomor aku 08xxxxxxxxxx lne aku @xxxxxxxx

Hari itu diakhiri dengan sambutan terakhir dari dekan fakultasku yang di tepuk tangani oleh seluruh mahasiswa akhirnya kamipun di persilahkan untuk pulang. saat di kosanku ada sebuah panggilan masuk ke Hapeku dan akupun mengangkatnya

Hanna : Halo EL ini aku Hana lagi sibuk gak?

L : nih aku mau keluar cari makan Han ada apa?

Hanna : ohh gitu eh makan bareng yuk aku berangkat ya ..”

Belum sempat aku menjawab telpon sudah ditutup oleh Hanna,Kemudian aku mencoba menelpon balik tapi tidak ada jawaban mungkin sudah di jalan pikirku akhirnya aku menunggu di kos an akhirnya aku menunggu lumayan lama akhirnya ada telpon dari Hanna

Hanna : halo EL kos an kamu yang mana aku udah di depan jln xxxxxxxx
EL : oh masuk aja kedalam Hann terus perempatan pertama belok kiri nah kos an aku yang paling pojok jalan itu rumah warna putih
Hanna : Oh okee…

Gak berapa lama terdengar suara kendaraan di depan kos an aku…. Terdengar suara panggilan . “Permisi “ Aku kemudian keluar dan membuka pintu terlihat Hanna di depan pagar, kemudia Hanna melihatku dan tersenyum…

Hanna : hai EL ..
L : hai Han

Kemudian aku menghampiri Hanna dan membuka pagar dan aku berkata

L : yuk Han aku udah lapar nih
Hanna : gak disuruh aku masuk dulu nih hihihih
L : eehhh maaf kamu mau masuk dulu ?
Hanna : hahaha nggak EL kamu polos banget sih, yuk berangkat naik mobilku tuh

Aku bisa melihat mobil Hnd J*zz terparkir didepan kos an aku …

L : eh tapi aku gak bisa nyetir Han…
Hanna : udah tenang aja ada aku …

Kami berdua pun pergi berangkat aku pun teringat sesuatu

L : eh Han kita mau makan dimana
Hanna : di Hnms*

Pikiranku langsung teringat kalau makan direstoran pasti mahal …

L : eh maaf Han aku kurang kayaknya duitnya
Hanna : udah gapapa tenang ada aku
L : yaudah han aku anggep utang ya nanti aku ganti
Hanna : iyaaa…

Setelah sampai terlihat pelayan yang menggunakan pakaian jepang menanyakan

Pelayan : untuk berapa orang mas
Hanna : 2 orang mba
Pelayan : baik bu tunggu 10 menit ya mejanya sedang disiapkan

Sejujurnya aku baru kali ini makan di restoran seperti ini kemudian pelayan tersebut datang kembali dan mengantar kami menuju sebuah meja yang tersedia aku bisa melihat sebuah panci dan besi sebuah seperti tempat membakar berwarna kuning di tengah meja dan datanglah pelayan menyalakan api. Kemudian aku duduk dan bertanya ..

L : menunya dimana ? kamu mau makan apa Han ?..
Hanna : hahahah kamu lucu deh ini kita makanannya ambil sendiri masak sendiri tuh bahan bahannya ..

Sambil menunjuk sebuah meja panjang yang di dalamnya banyak daging daging dan sayur sayuran kemudian aku dan Hanna mengambil yang kami mau dan mulai masak dan makan sampai kenyang .. cukup banyak makanan yang kami makan .. setelah kenyang kami pun keluar dan kekasir yang ternyata harganya cukup mahal tetapi menurutku sepadan dengan makanan dan pelayanan yang diberikan… Setelah itu kami berniat pulang kemudian hanna pun bertanya

Hanna : El kamu udah punya pacar belom …
L : heh ? nggak ada , belum pernah pacaran aku …
Hanna : oh aku kira kamu udah punya pacar… hehehe, eh btw kamu udah siap buat besok
L : eh udah kok udah disiapin ..
Hanna : ohhh .. aku belom nih kamu mau bantu aku gak untuk nyiapin
L : oh yaudah ayo

Setelah itu kami berangkat ke sebuah supermarket untuk mencari bahan bahan untuk kuliah besok kemudian kami pulang menuju Kosan setelah sampai Hana tidak langsung pulang tapi dia ingin main ke kosanku dulu katanya, aku sempat ragu tapi aku kemudian memperbolehkannya

Hanna : EL aku boleh main ke kosanmu
L : eee… iya deh ” jawabku agak sedikit gugup

Aku dan Hanna masuk ke dalam kos an aku di ruang tengah yang lumayan lebar karena emang bekas rumah pemilik kos an … kami berdua pun duduk di ruang tengah menonton, Hana mulai memegang tanganku terasa sedikit hangat Hana mulai menggerakan badannya terlihat beberapa kali Payudaranya Bergoyang saat dia berubah posisi duduk.. aku tidak fokus untuk menonton.. sesekali aku melirik kearrah payudara milik Hana .. Hana yang menyadari itu semakin membuka ancing bajunya dengan alasan panas .., semakin terlihat bongkahan payudaranya yang sangat besar dan indah serta mulus .. lalu Hana pun berkata

Baca Juga : Foto Bokep Jepang
Hanna : kamu gak nafsu liat aku ? ” menggodaku
L : ehhh ?? maaf gimana ? ” jawabku dengan kagert
Hanna : hahahha gapapa gapapa makasih ya udah bantuin
L : Iya …
Hanna : aku mau nagih utang kamu tadi …
L : eh lho aku belom ada uang Han
Hanna : gapapa aku gak minta uang kok
L : trus apa yang kamu minta
Hanna : sini aku bisikin

Aku pun mendekatkan kupingku untuk mendengarkan Hana

Hanna : aku tau daritadi kamu liatin aku … sekarang aku minta kamu cium aku .

Aku terkaget mendengar hal tersebut tapi belum sempat aku membalas sekarang Hanna menjilat telinga aku dan mencium leherku …… aku sempat kaget dengan perlakuan hanna ,, tapi tidak tau kenapa tubuh ini terasa terdiam dan seperti ada sengatan kenikmatan yang mengalir ke otakku saat dia mulai menyedot leherku .. dan menjilati leherku ….. mlihatku hanya bisa terdiam Hanna bertambah ganas mennyedot leherku dan kemudian mulai mengarahkan bibirnya ke bibir aku …. Aku masih terdiam Hanna mulai menciumi bibirku dan kemudian berusaha memasukan lidahnya ke dalam mulutku …. Sengatan yang aku rasakan semakin bergejolak dalam fikiranku.. kemudian Hanna mulai melenguh “hmmphhh…. Ahhh… hmppphh “sambil menciumku dan mulai mengarahkan tanganku ke arah payudaranya … yang sangat besar itu secara reflek aku memegang dan meremas payudara yang sangat besar itu terasa BH nya me menutupi payudara yang kenyal di dalamnya kemudian tanganku diarahkan untuk masuk kedalam bajunya dan diarahkan menuju ke dalam Bhnya kemudian terasa gundukan payudara yang sangat besar dan rasanya kenyal dan lembut serta serasa hangat di dalamnya …. Hanna semakin melenguh hebat .. hmmphhhh….. ahhh…. Hmpphhh…aaaahhhhhh….. aku terhanyut dalam nafsuku tapi pikiranku kembali tersadar dan segera berusaha melepaskan hanna …. Hanna yang sudah terlihat sedikit lemas hanya bisa membiarkan aku melepaskan ciumanku dan genggaman tangaku di payudaranya … eku melihat ekspresi hanna yang terlihat memerah dan seperti menginginkan sesuatu … terlihat sangat sexy…. Kemudian hanna kembali mencoba memeluk aku dan berusaha menciumi bibirku lagi akan tetapi aku hanya bisa menahannya agar tidak sampai bibirku tapi aku terkejut karena tangan hanna mulai meraba selangkangan aku .. sehingga reflek aku melenguh kaget “ eeeehhh” lalu berkata sempat aku ingin melawan mendorong hanna dengan keras akan tetapi aku teringat dia adalah temanku aku tidak mungkin setega itu untuk mendorong Hanna aku hanya bisa berkata

L : Jangan Hanna Jangan ….. !!!

Tanpa mendengarkanku Hanna terus menggesekan tangannya kemudian berusaha untuk membuka celanaku tapi aku kembali menahan Hanna supaya dia tidak membukanya ….. kemudian aku berusaha untuk berdiri …. Tapi malah membuka mempermudah hanna membuka celanaku terlihatlah aku menggunakan celana dalam terlihat sekali tonjolan besar di celana dalamku yang membuat Hanna semakin ganas … mendekatiku..dan mendorongku kebawah … kemudian Hanna mulai menaiki tubuhku terlihat payudara Hanna yang sangat besar menggantung bebas … kemudian Hanna mulai membuka baju dan Bhnya yang berwarna putih kemudian mengarahkan payudaranya kearah wajahku …. dan menggesekan ke wajahku kemudian Hanna berkata . “ Buka mulutmu “ ketika aku ingin menjawab Han jangan hann hmmpphhhh … payudaranya segera dimasukan ke mulutku lidahku yang bersusaha untuk ngomong malah menggesek payudara hanna yang sangat besar hingga hanna pun melenguh ….. kemudian hanna mulai mengarahkan tanganku ke selangkangan miliknya dan berusaha membuka celana miliknya terasa sekali basah di celana dalamnya … terasa seperti cairan hangat ….. tangan hanna pun berasaha memajukan dan memundurkan tanganku yang berada di selangkangannya sambil melenguh lenguh “ ahhhhh” “ahhhhh” “ahhhh” terasa erangan Hanna sempat aku merasa terhanyut dalam nafsu bersama Hanna tapi pikiranku kembali tersadar ketika Hanna mulai melenguh panjang dan terlihat bokongnya yang sexy terlihat naik “aaaaaahhhhhhh” kemudian terlihat hanna terkulai lemas di atasku kemudian tertidur lemas …. Akan tetapi badannya tetap panas … aku yang kembali tersadar segera bangun dan membawa Hanna ke dalam kamar ku dan ku baringkan di kasur aku sebeneranya sangat bernafsu melihat tubuh Hanna yang sangat sexy akan tetapi aku masih teringat kalau Hanna adalah temanku … aku tak mau menghancurkan hubungan pertemananku dengan Hanna …. Akhirnya aku menutup pintu kamarku dan berusaha tidur di ruang tengah sebenarnya ada kamar lain yang bisa aku pakai tapi aku tidak mau memakainya

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Fantasi Ngentot di Kantor

Kisah Taro – Nama panggilanku Sari. Aku berusia 25 tahun dan bekerja di sebuah perusahaan swasta di Surabaya pada posisi yang cukup menyenangkan baik secara status maupun secara ekonomi. Aku seorang blasteran Jawa-Jepang, namun secara fisik, banyak orang mengira aku keturunan Chinese karena warna kulitku putih dan mataku tidak lebar. Rambutku pendek seleher.
Aku tergolong wanita yang kurus dengan tinggi badan 176 cm dan berat 59 kg. Namun aku merasa memiliki bentuk tubuh yang bagus, dengan kaki yang panjang, dan payudara yang tidak besar namun padat dan kencang. Sejak remaja, kehidupan seksualku tergolong cukup ‘bebas’ untuk orang Indonesia. Selama aku cocok dan dia cocok, aku easy going sajalah. Mungkin sikap ini juga yang membuatku belum mendapatkan pasangan ‘resmi’ hingga sekarang, tapi.., peduli amat? aku toh enjoy aja dengan ini semua.

Waktu itu akhir bulan Juni 99. Karena akhir bulan, seperti biasa aku sibuk membaca dan mengevaluasi laporan hasil kerja anak buahku, dan menuliskan laporan untuk atasanku. Karena waktu sudah sangat sempit, aku memutuskan untuk bekerja overtime sampai selesai. Gedung perkantoran tempatku bekerja tergolong pelit, mereka mematikan lampu dan listrik utama setelah lewat pukul enam sore. Karena itu aku menyewa sebuah ruang khusus yang memang disediakan gedung itu untuk orang-orang yang ingin lembur. Ruangan itu kecil sekali, sekitar 3×3 meter, tidak berjendela, sehingga terkesan seperti dikurung dalam sebuah kotak korek api, dan AC-nya tidak begitu dingin. Namun karena tuntutan karier, ya sudahlah, aku langsung menginput data ke dalam notebook untuk diemailkan pada kantor pusat. Tak terasa, aku sudah bekerja hingga pukul delapan malam.

Karena AC yang kurang bagus, aku merasa kegerahan dan haus. Aku ingat, di luar bilik kecil ini, di dekat lift, ada sebuah dispenser air minum, aku segera berdiri dan keluar dari ruang itu untuk mengambil air minum. Ketika aku membuka pintu, aku melihat seorang pria sedang mengambil air di dispenser itu. Nah, aku lega bahwa ternyata dispenser itu bekerja. Aku segera menghampiri dispenser itu, mengambil gelas, dan menuangkan air ke gelasku. Pria yang sedang minum tadi tersenyum menyapaku, aku tersenyum balik, sekedar ramah tamah basa-basi. Pria itu berbadan besar, tingginya sekitar 180-an lebih tinggi dariku yang tergolong jangkung. Ia tidak terlalu kurus atau gemuk, meskipun tidak juga berbentuk seperti binaragawan. Tubuhnya terbungkus rapi oleh kemeja Kenzo warna hijau muda dan di lehernya terikat dasi bercorak ramai khas Gianni Versace. Wajahnya pun biasa saja, tampang orang pengejar karir di usia pertengahan duapuluhan.

“Sedang lembur juga, Mbak?”, Tanyanya mencoba mencairkan suasana sepi.
“Iya, biasa, Mas, akhir bulan. Pas hari Jumat lagi.”
“Oh, pasti lagi nyelesaikan progress report yah?
“Iya, untung udah selesai barusan.”
“Wah, baguslah. Eh, omong-omong, Mbak kantornya di lantai berapa?”.
“Di lantai sebelas, di PT (perusahanku). Kalau Mas?”.
“Saya di lantai delapan, di PT (perusahaannya).””Oh, wajarlah kalau kita nggak pernah ketemu”.
“Haha, iya, rupanya ada gunanya juga lembur. Kita bisa saling kenal.” Pria itu berkesan begitu sopan dan ramah, matanya sedari tadi memandang hanya ke mataku, tidak ke arah kemejaku yang dua kancing atasnya terbuka, sehingga nampak putihnya kulit dadaku mengintip keluar.
“Oh iya, kita belum kenalan, Namaku Ditto.” Katanya sambil mengulurkan tangannya mengajak berjabatan tangan.
“Aku Sari.” Jawabku sambil tersenyum semanis yang aku bisa.
“Sari pulang nanti naik apa?”.
“Oh, aku bawa mobil sendiri. Kalau kamu?”.
“Aku naik mobil juga.., Eh, Sari keberatan nggak kalau kita makan malam bareng setelah ini?”.
Wah, orang ini ‘direct’ juga yah? pikirku kegirangan.
“Boleh aja, apa Ditto nggak ada yang nungguin di rumah?”.
“Ah, belum kok.” Jawabnya sambil mengerdipkan mata kiri dan tersenyum manis.
“OK, aku akan beres-beres dulu yah!”, Kataku sambil melangkah balik ke bilikku.

Aku segera mengemasi notebook dan kertas-kertas kerjaku secara terburu-buru. Ada yang aneh di pikiranku. Aku merasakan ada gairah yang mendorongku untuk berhubungan lebih intim dengan Ditto. Padahal orangnya biasa saja, kulitnya rada gelap, rambutnya cepak, wajahnya biasa saja meski ukuran tubuhnya memang cukup besar untuk ukuran orang sini. Tapi cara dia bicara, cara dia tersenyum, cara dia memandang mataku, benar-benar hangat, namun tidak nakal atau kurang ajar. Nyatanya, ia tidak berusaha mencuri pandang ke arah yang tidak-tidak seperti pria lainnya yang pernah ketemu aku. Hmm.. Kira-kira apakah dia ada keinginan untuk bercumbu denganku atau tidak yaa?
Selagi aku asyik mengkhayalkannya, terdengar ketukan di pintu.
“Masuk!” Kataku sambil berharap bahwa itu adalah Ditto.

Ternyata benar, Ditto berdiri di pintu itu sambil menenteng tas notebook di tangan kanannya. Dasinya telah dilepas, dan kancing bajunya terbuka yang di atasnya, sehingga nampak rambut-rambut halus di situ.
“Gimana, udah selesai?”, Tanyanya.
“Iya, udah, tapi sewa overtime nya sampai jam sepuluh nih, jadi masih rugi kalau aku tinggalkan sekarang!” Aku mencoba mengajak bercanda.
“Haha, pelit juga kamu, Sar! Boleh aku masuk?”.
“Silakan aja, asalkan kamu nggak keburu pulang”.
“Ah, nggak kok, ini kan Jumat, biasanya juga pulang telat”.
“Biasanya kemana aja kalau Jumat malam?”.
“Paling-paling pergi sama teman-teman main badminton atau basket”.
“Oh, seru dong? Apa sekarang nggak ditungguin teman-temannya?”.
“Ah, mendingan juga di sini nemenin Reni. Sekali-kali boleh kan ganti suasana?”Kami kembali tertawa-tawa.

Ia duduk di meja kerja, sementara aku duduk di kursi kerjaku yang tadi.
“Wah, panas sekali di sini.., AC-nya kurang bagus yah?” Katanya sambil menggulung lengan bajunya ke atas, dan membuka satu lagi kancing baju di dadanya. Aku menahan diri untuk tidak melihat ke arah rambut-rambut di dadanya.
“Sar, kamu nggak panas pakai blazer di ruang kaya gini?” Tanyanya dengan nada yang terkesan wajar, meski mungkin saja tujuannya nakal.
“Well, sebenarnya iya sih.., boleh nggak aku copot blazernya?”
“Hahaha, kok pakai minta izin segala sih? Memangnya aku Papa mertua kamu?”.

Humornya membuatku tertawa geli, tapi juga sekaligus membuatku ingin berbuat lebih jauh dengannya. Maka aku berdiri dari kursi, dan melepaskan blazerku dengan gaya yang aku buat-buat agar nampak seksi. Aku menunggu apa reaksi dia kalau dia melihat bahwa ternyata kemeja yang aku kenakan ini tidak berlengan, sehingga kehalusan bahuku bebas dilihatnya.
“Wah, ternyata nggak ada lengannya toh?, Bisa-bisa nanti orang hanya menempelkan selembar kain saja di bawah blazer”. Candanya mengomentari.
“Sialan, aku kira kamu akan bilang aku seksi, Dit!”, Jawabku menggoda.
“Hah? wah, kalau itu sih.., apa kamu masih kurang yakin? sampai-sampai aku perlu meyakinkan diri kamu lagi?”
“Hihihi, ada-ada saja. Tapi thanks lho!”, Kataku sambil mengerdipkan mata.

Lalu dengan gaya yang kocak ia menceritakan bahwa seorang pialang saham ulung akan lebih merasa tersanjung bila dipuji atas kepandaiannya memasak daripada atas kepiawaiannya menganalisis saham. Wow, aku jadi merasa tersanjung juga karena itu berarti dia mengakui keindahanku.
Tiba-tiba dia berkata lagi, “Kamu nggak minta dipijitin sekalian, Sar? Kan kalau di film-film semi, adegan cewe buka blazer dilanjut dengan adegan pijit itu trus berlanjut dengan adegan yang biasanya disensor?”.

Ya ampun.., caranya begitu jantan sekali dan sama sekali nggak kurang ajar.., Aku jadi luluh juga dibuatnya, dan aku jadi rela untuk menyerahkan tubuhku padanya.., meski sebenarnya akulah yang menginginkannya.
Aku segera menjawab, “Terserah deh, tapi nggak usah disensor juga nggak apa-apa kok”.
“OK deh, itu berarti adegan yang disensor itu bisa aja dilakukan nanti?”Katanya, sambil berdiri di belakang kursiku dan mulai memijit bahuku.

Kami terdiam sejenak, ia memijit bahuku lewat kemejaku. Rasanya mantap juga, tapi tali bra yang kukenakan terasa menyakitkan sedikit. Dan dia bukannya tak tahu itu, ia menyingkapkan kemeja tanpa lenganku ke bawah, sehingga kini pundakku terpampang di hadapannya.
“Huh, tali ini menggangguku memamerkan keahlianku memijit!” Katanya sambil menyingkirkan tali bra ku ke samping, aku jadi merasa begitu seksi, ditelanjangi perlahan-lahan seperti ini membuat pikiranku jadi aneh-aneh.
“mm.., nikmat sekali Ditt..”, Kataku sambil menikmati pijitannya yang memang nikmat dan membuatku menggeliat-geliat sedikit.

Tangannya dengan mantap memijiti pundak dan leherku, membuatku merasa begitu rileks, dan terus terang saja.., terangsang. Tiap kali jemarinya yang hangat itu menyentuhku, rasanya begitu nikmat hingga aku mengerang keenakan.
“mm.., mm.., aduuh, enaknyaa.., boleh juga tangan kamu, Dit!”
“Eh, rintihannya jangan dibuat-buat gitu dong! Nanti aku jadi ingin mijit bagian yang lain!”. Ia membuatku jadi makin terangsang dengan pilihan katanya yang selalu di luar perkiraanku.
“Berarti kalau aku merintih-rintih yang dibuat-buat, kamu pijit bagian yang lain yah?”
“OK! Setuju!” Candanya dengan nada seperti orang sedang rapat kampung. “Aahh.. mmhh.., Ohh..” Rintihku aku buat-buat sambil bercanda.

Tiba-tiba tangannya langsung turun meremas kedua payudaraku yang masih terbungkus bra itu. Tangannya diam di situ, dan dia bilang, “Tuh kan? apa aku bilang? kalau kamu buat-buat gitu, tanganku jadi memijit bagian yang lain!” Katanya sambil bercanda.., padahal aku sudah mabuk kepayang dan ingin tangannya segera meremas kedua payudaraku.
“Udahlah Dit.., sekarang kita mulai aja deh”, Kataku dengan nada serius.
“Baiklah, Saya juga ingin melakukannya sejak tadi, kalau kamu yang minta oke lah!”, Katanya.

Ia pun langsung menurunkan bra-ku ke bawah, hingga kedua susuku kini terbuka lebar. Ia memutar kursiku hingga kami kini berhadapan. Ia berlutut di depanku, matanya menatap mataku yang telah sayu terlanda birahi. Aku menggerakkan tanganku untuk melepas kacamata minusku, namun ia menghalanginya.
“Nggak apa-apa, Sar.., Aku senang melihat kamu dengan kaca mata itu.., seksi sekali!” Katanya sambil mengedipkan mata kiri.

Tanpa banyak kata, ia lalu memajukan kepalanya dan mengulum bibirku, aku terpejam ketika merasakan lidahnya menerobos mulutku. Aku agak terkejut ketika ia melepaskan bibirnya dari bibirku. Belum sempat aku membuka mata, aku sudah merasakan jilatan lidahnya membasahi leherku yang jenjang, merambat menyusuri bahuku.., hangat sekali rasanya.
“Nngg..”, Aku mulai merintih pelan sambil menengadahkan kepalaku. Sementara lidahnya melingkar-lingkar mengolesi leherku, turun ke belahan dadaku.., menari-nari di situ.., uhh.., aku semakin tak karuan rasanya.
“Augh, cium yang aku mesra..!” Aku meracau tak karuan.
“Wah.., ketahuan nih, udah pengen yaa?”, Godanya nakal. Aku sudah kesetanan, segera kudekap kepalanya dan kutarik mendekati dadaku, dan kubusungkan kedua dadaku agar ia segera mengulum puting susuku. Dia malah berkata lagi, “Iya, iya aku tahu maksudnya kok.., sslurp”.
“Uhgkk”, Mulutnya menangkap puting susuku yang kanan, lidahnya menjilat-jilat lembut, aduuh.., rasanya gelii dan nikmaat sekali.., aku menggelinjang-gelinjang menahan geli yang luar biasa, lidahnya seperti melingkar-lingkari puting susuku dengan cepat namun lembut. Begitu gelinya hingga punggungku terlepas dari sandaran kursi dan melengkung seperti busur panah.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Kini lidahnya berpindah ke puting susuku yang kiri, mengait-ngaitnya.., Aduuhh aku semakin lupa daratan, Aku nggak tahu kenapa, tapi jilatan Ditto rasanya begitu berbeda, benar-benar membuatku seperti melayang-layang kegelian, rasanya seluruh badanku kehilangan energi.., lemas sekali, tapi terasa nikmaat sekali. Puting susuku yang kanan kini dipilin-pilinnya.

Uhhff.., Kedua puting susuku yang sensitif ini menjadi bulan-bulanan mulut rakus Ditto, aku merintih dan mengerang sebisaku, keringatku mulai menetes, rasanya sulit sekali untuk bernafas teratur, tiap kali menarik nafas selalu terhenti oleh rasa geli yang menyengat puting susuku.
Tiba-tiba ia berhenti. “Sar, naik ke meja dong?”, Katanya sambil mendirikan tubuhku. Karena sudah terangsang tak karuan, aku menurut saja ketika ia menelentangkan tubuhku di meja kantor, kemejaku telah terbuka kancingnya, namun ia tidak melepasnya, hanya menyingkirkan ke kiri kanan. Aku sempat tertegun melihat kemeja Ditto masih tampak rapi, hanya celananya saja yang terlihat menonjol karena desakan kejantanannya. Aku tertegun juga ketika melihat kedua pentil susuku terlihat kemerahan, berdenyut denyut dan mencuat tinggi sekali. Aku segera kembali terpejam ketika mulut rakusnya kembali menyerang kedua susuku. Puting-putingku dijilat, dihisap, digigit, dan aku tak tahu diapakan lagi.., rasanya luar biasa geli dan nikmat. Aku hanya bisa telentang di meja itu sambil terengah-engah dan menggelinjang menahan serbuan birahi.
“Ahhkk.., sshh.., mmh..”, Aku mendesah dan meracau tak karuan. Sementara tangan kananku mulai gatal dan menyusup kebalik rok mini dan celana dalamku, menggosok-gosok bibir kelaminku yang rupanya telah lembab dan basah sekali dari tadi.

Kini Ditto memilin-milin kedua puting susuku dengan jari-jarinya, dan lidahnya menyusuri perutku yang langsing, menjilati pusarku. Lidahnya mendarat di tempat-tempat tak terduga yang memberiku sensasi yang luar biasa selain pilinan jarinya pada puting susuku. Paha bagian dalamku tak luput dari jilatan-jilatannya yang mesra dan buas. Disingkapkannya rok miniku ke atas, lalu jemarinya kembali ke puting susuku seolah tak membiarkan mereka istirahat. Digigitnya karet celana dalamku, secara refleks aku merapatkan kaki dan mengangkat punggungku agar ia mudah melepaskannya. Aku tak tahu diapakan, tapi celana dalamku segera lepas. Secara sukarela aku mengangkangkan kedua tungkaiku lebar-lebar agar ia bisa memandangi kewanitaanku yang telah membanjir karena ulahnya.

Ditto melepaskan kedua putingku, lalu menekan pahaku keluar, agar ia lebih bebas lagi memandangi kewanitaanku. Aku hanya terengah-engah memandangi langit-langit dalam keadaan terangsang sekali. Akhirnya aku mampu menarik nafas panjang, karena kedua putingku tak lagi menerima sengatan birahi darinya. Tapi tiba-tiba kurasakan hawa dingin di kewanitaanku, ia meniup-niupnya, memberiku rasa geli yang aneh.., membuatku semakin tak tahan lagi, ingin ia segera menancapkan kejantanannya ke tubuhku.
“Ohh.., cepatlahh Dittoo.., ayo.., kamu hebat.. deh!”.
“Sar.., badan kamu indah sekali.., luar biasa.., cantik sekali”.
“Please, lakukan sesuatu..” Aku merintih memintanya segera menyelesaikannya.”Ahhgg..”, Aku menjerit dan menggelinjang hebat ketika lidahnya tiba-tiba menyayat clitorisku dengan cepat dan tajam. Lalu kewanitaanku seperti diselimuti oleh sesuatu yang basah, panas, dan lunak, terhisap-hisap, dan clitorisku tersayat-sayat oleh sesuatu.

Karuan saja aku makin tak tahan, menggeliat-geliat tak karuan, punggungku terangkat-angkat dari meja itu, mataku tak mampu kubuka, nafasku kian terasa berat, rasanya gelii sekali.., nikmat tak terkira, “Oohh.., Dittoo.., uuhh.., enaak sekalii.., sshh.., kamu apain akuu.., aduuhh”.
Rintihanku kian tak terkendali, aku segera memlintir-mlintir kedua puting susuku untuk menambah kenikmatan, meremas kedua susuku yang kenyal, sementara Ditto tak henti mengirimkan kehangatan birahi lewat bibir kewanitaanku. Jilatan dan hisapan mulut Ditto kian buas menerpa kewanitaanku. Apalagi ketika jarinya ditusukkannya ke dalam liang kewanitaanku, dan menari-nari di dalamnya.., Aduuh.., benar-benar tak terperi nikmatnya.

Tusukan jari Ditto menyentuh tempat yang tepat.., berkali-kali.., Aduhh.., terasa seluruh energiku seperti terhisap ke tempat itu.., terkumpul di situ.., lalu meledak.
“Aahhgg Dittoo.., uhh..”, Aku segera mencapai klimaks. Orgasme yang luar biasa sekali.., merenggut sebagian kesadaranku.., hingga kini aku terkulai lemas. Aku mencoba mengatur nafas.., tapi sia-sia.., kenikmatan ini benar-benar membuatku terbang melayang. Aku terpejam, merasakan nikmatnya diriku terombang-ambing ke alam tak sadar.., menggumam.
“mmhh.., Ditto.., nikmat sekali.., hh”.
“Sari, mau istirahat dulu?”.
“Ngghh.., nggak.., langsung aja, goyang yang cepat! sekarang!”, Aku tak mampu mengontrol pilihan kataku lagi, birahiku telah menguasai diriku.
“Well, baik kalau begitu..”, Itu kata terakhir yang kudengar dari Ditto, lalu sambil hanya dapat memandangi langit-langit aku merasa pahaku dikangkangkan, tiba-tiba.., sspp.., Kejantanannya mengisi tiap rongga di liang kewanitaanku ini.
“Aduuhh.., Ohh.., terusin sayangghh.., deeper..”, Aku merintih tak karuan ketika ia mulai menggerakkan tubuhnya. Ia berdiri sementara aku telentang di meja, jelas ia sangat leluasa menggerakkan tubuhnya, kejantanannya terasa menyodok dan menggerus-gerus seluruh bagian dalam kewanitaanku dengan buas dan garangnya.

Aku tak mampu bergerak membalas karena masih lemas oleh orgasme yang pertama tadi.., namun persetubuhan ini rasanya lebih hebat lagi.., rasa-rasanya seluruh tubuhnya memasuki liang kewanitaanku, aku hanya memejamkan mata, menggeliat, merintih. “Uhh..”. Sodokan-sodokan kejantanannya terasa kian dalam menerobos dasar kewanitaanku telapak-telapak tangannya yang kasar tak henti meremas dan memegang kedua susuku.

Beberapa menit kemudian, Ditto tiba-tiba menarik kejantanannya dari kewanitaanku, lalu dengan begitu cepat membalikkan tubuhku hingga kini badanku tengkurap di meja, namum kakiku menjuntai ke lantai, puting susuku terasa geli merasakan dinginnya meja kantor itu, aku hanya terengah.

Ditto menikamkan kejantanannya lagi ke lubang kewanitaanku dari belakang.., “Uffhh..”, sensasi yang berbeda lagi.., ia mengocok tubuhku keras sekali hingga meja itu bergoyang-goyang, saat itu juga, aku merasakan klimaks menyambar tubuhku.., kewanitaanku serasa mengejang, menggigit kejantanan Ditto, kedua tanganku mencengkeram ujung meja kuat-kuat, tubuhku menegang, dan aku merasakan adanya gelombang kenikmatan yang menyapu jiwaku, merenggut tenagaku, aku menjerit tertahan “Ahkk!”. Lalu aku merasakan nikmat yang luar biasa dan tubuhku serasa lemas sekali.
“Aduuh.., Ditt.., Enakk sekali.., hh”.
“Tahan sebentar, ya Sari.., bisa kan?”, Jawabnya sambil mempercepat gerakannya.
“Ahhkk.., sakit.., pelan-pelan dongg..”, Kewanitaanku terasa ngilu.
“Sebentar saja yang.., sebentaar lagii”.
“Ohh.., Uhhg.., Ngg..”, Aku mengerang-erang menahan ngilu, namun rasa sakit itu tak bertahan lama ketika tiba-tiba kehangatan kembali mengalir lewat kewanitaanku. Aku serasa melambung lagi oleh orgasme yang ketiga, ketika sperma Ditto menyembur menghangatkan sudut-sudut liang kewanitaanku. Kali ini, kenikmatan itu mengantarkanku ke alam tak sadar untuk beberapa saat.

Cukup lama aku tertelungkup di meja itu, terengah-engah, dibanjiri keringat, lemas sekali seperti setengah pingsan. Yang dapat kurasakan hanya rasa nikmat dan kepuasan tiada tara, aku sempat melihat Ditto melemparkan tubuhnya ke kursi kerja, lalu memejamkan matanya.

Beberapa saat kemudian, aku tersadar. Dengan sisa tenagaku aku mencoba berdiri dan merapikan kemejaku yang telah kusut tak karuan karena habis bersetubuh tanpa melepaskan pakaian. Tak kukenakan kembali celana dalamku karena telah sedikit basah oleh cairan kenikmatanku ketika foreplay tadi.

Kukenakan kembali blazerku, kulihat Ditto sedang berdiri bersandar di pintu tanpa ada kusut sedikitpun di kemejanya, namun wajahnya tampak berseri-seri.
“Sari, udah jam sepuluh seperempat!”.
“Iya, sudah waktunya pulang nih”.
“Nah, dengan begini kamu nggak rugi kan?”.
“Apanya yang nggak rugi?”.
“Kan bayar sewa ruang overtimenya sampai jam sepuluh!?”.

Kami tertawa-tawa lagi. Lalu berjalan menuju tempat parkir mobil kami di lantai lima. Di lift, sebenarnya ingin juga sekedar berpelukan atau berciuman, tapi sayang sekali satpam gedung ikut berada di lift, senyam senyum memandangi wajah-wajah kami yang kusut meski berseri-seri. Semenjak itu, aku masih beberapa kali lagi melakukannya dengan Ditto, sampai ia dipindah tugaskan menjadi kepala pemasaran di daerah lain. Dan aku?

Well.., Ia memang luar biasa, tapi availability ialah segalanya, bukan? Aku kembali mengejar karier, sambil bertualang dari satu pelukan ke pelukan lain para pria (dan kadang-kadang wanita) yang aku taklukkan dengan tubuhku.

Owwww….yesss…nooo….ahhhhh…cukup sekian Cerita Sex Dewasa Kerja Lembur kiriman dari sari. Thank ceritanya

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel , Agen Sbobet , Slot Terpercaya

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Kisah Taro – Lisa si Pacar Binal

Kisah Taro – Lisa si Pacar Binal – Namaku Deny usiaku 18 th saat ini, perawakan ku normal saja tidak ada yang istimewa dariku atau kebanyakan orang biasa menyebutku sebagai nerd walaupun begitu aku memiliki seorang pacar namanya Lisa dia sangat cantik, usianya sama denganku. Kami sudah pacarana selama 6 bln dan dia tinggal bersamaku. Orang tuanya sangat membebaskannya.

oh ya ngomong-ngomong saat ini kita sedang mengadakan party perayaan rumah baru kita, ya sebenarnya ini rumah pertamaku dari hasil kerja kerasku, cukup hebat bukan? Anak SMA membeli sebuah rumah. Aku memiliki pekerjaan sebagai web development, digital designer, app developer, ya bisa dibilang aku sangat ahli dibidang IT. Ok balik ke party.

Saat ini kami sedang minum-minum bersama aku, pacarku dan 3 kawanku, Bobo, Rio, dan Beni. Mereka ber 3 adalah teman dekat dari pacarku dan kini menjadi temanku juga.

“Den bir nya habis nih, beli lagi den”

dia yang menyuruhku untuk membeli bir adalah Beni, dia memiliki perawakan yang sangat besar dariku atau bisa dibilang dia seperti seorang laki-laki maskulin yang berotot, umurnya 20 th. Dia pernah tidak naik kelas sebanyak 2x.

“eh, masih kurang ya, aku pikir cukup, hehe”

“mana cukup 2 botol, kita aja ber 5 apalagi lu kan ga minum, beli lagi muh”

“beli lagi 4 aja den, kamu masih ada uang kan? Kalo masih tolong beliin ya”

Dia pacarku, serpti yang aku duga dia sangatlah cantik, memiliki rambut Panjang yang serta kulit yang putih seperti keturuna eropa dengan pakean mini skirt dan kaos putih polosnya. Aku sama sekali tidak bisa menolak permintaanya, tapi lihatlah aku hanyalah laki-laki biasa yang memiliki wanita cantik sepertinya

“masih kok say, ya udah aku pergi keluar dulu ya”

“iya hati-hati dijalan, ga usah terlalu buru-buru, hihi”

Aku tidak tau apa maksunya itu, hanya saja aku tidak enak meninggalkan pacarku terlalu lama bersama teman-temannya, bukan maksudku curiga hanya saja… gimanaya… sulit rasanya menjelaskan.
aku pun keluar dari rumah dan.

‘ah sial! aku lupa dompetku’

Akupun kembali ke rumah.

Saat aku membuka pintu rumah aku melihat pacarku sedang memeluk leher Beni, aku tidak lihat secara pasti apa yang terjadi karena tubuh beni yang besar menghalangi pandanganku belum lagi si Rio yang tampaknya berdiri dibelakang pacarku, tidak terlalu jelas tapi dia terlihat seperti memeluk pacarku entahlah posisi pergelangan tangannya terlihat sedikit diatas, dan si Bobo, dia terlihat lebih jelas karena dia ada di samping, tangannya sangat jelas memainkan penisnya dari luar celana jeans nya sedangkan satu lengannya seperti… ahh …

“eh! Sayang kok balik” sapa pacarku dari balik badan Beni

tampkanya pacarku sedikit terkejut dengan kedatangan ku, dia sudah melepas pelukan dileher Beni, dan yang lainnya juga berhenti.

“eh.. apa ya tadi, aku lupa-“

‘sial! kok aku jadi gugup gini’ batinku

“-oh iya aku lupa bawa dompet, jadi..aku ambil dulu”
“iya.. silahkan”

‘kok situasinya jadi canggung gini’
akupun pergi kekamarku dan mengambil dompetku, aku langsung pergi mengarah pintu keluar, entah kenpa hatiku sangat berat.
sebelum aku keluar aku dicegat oleh pacarku

“ayang..” pacarku datang menghampiriku
“ada apa say?”

“ehmm…-“ dia menatap mataku dengan imutnya”-hihi, ga apa-apa, lain kali jangan sampe lupa lagi ya”
“eh, iya”

“ya udah hati-hati ya”
aku pun hanya mengangguk dan meninggalkan rumah.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021


Sementara itu dirumahnya Deny

‘buset hapir aja ketahuan-’ batinku
‘-untung badannya Beni besar, padahal lagi asik-asiknya tadi’

akupun melihat keluar jendela untuk memastikan kalo Deny sudah benar benar pergi. Ga ada siapa-siapa kayaknya udah pergi.

akupun berjalan mendekati 3 pria buas yang sudah siap tempur ini.

“hihi, yuk lanjut lagi”
“Lis, ngapain berhenti tadi, harusnya lanjut aja lu nyium gw” jawab Beni yang lagi duduk di atas sofa

“ish.. kasian tau dia”
“bilang aja lu takut ketahuan”
“ga apa Ben, kan kita bisa manfaatin tu bocah” jawab Rio
“bener juga lu ya, lumayan tajir juga tu bocah”
“ish kalian ini” jawabku pura-pura kesal
“Lisa cium dong” serobot Bobo sambil memainkan payudaraku dan menciumku dengan buas

aku menerima perlakuannya dengan senang hati

“woe kudanil main serobot aja lu, lis jongkok terus jalan kearah gw”
“eh enak aja emang gw anjing apa”
“memek lu mau disodok ga?”
“mau-mau”

Ya seperti inilah tingkah laku mereka, walaupun begitu aku dan mereka sudah berteman semnjak sd dan aku justru suka dengan kelakuan mereka.

Akupun mengikuti perintah Beni. Aku melai berjongkok dan berjalan mendekati Beni, tanpa di aba-aba aku buka resleting celananya dan aku keluarkan kontol beni dari dalam boxernya. Aku jilat bagian bawahnya agar lebih basah dan mencium unjungnya, lalu aku beri air ludah dan mulai ku kocok dengan tangaku. Kudekatkan hidungku ke kontol Beni.

‘ahh… aromanya enak banget’

ukuran penis Beni bisa dibilang 7x lebih besar dari punya pacarku, panjangnya kira-kira 30 cm dan bukan hanya Panjang tapi juga sangat besar bahkan saat dipegang hanya jari tengahku yang menyentuh ibu jari.

Aku mulai jilat bagian atas dan mulai kumasukan kedalam mulutku. Aku memainkan kontol Beni di dalam mulutku.

sedangkan aku bisa merasakan ada yang memainkan memek ku dengan jari-jarinya tak luput juga dengan payudaraku. aku tidak tau siapa yang melakukan apa, yang sudah pasti Ria atau Bobo.

“stop dulu” tampaknya Beni mengangkat kepalaku, saat sedang diangkat terdengar suara “plop” dari mulutku.

“ahh..”

“buka baju sama branya dulu”

akupun menuruti printah Beni dan membuka keduanya sedangkan beni membuka celana Jeansnya.

Tanpa kusadari ternyata Bobo dan Rio sudah telanjang dan hanya menggunakan boxer mereka.

“Lis buka celana dalamnya” printah dari Rio

Aku pun membuka celana dalamku.

“roknya juga?”
“ga usah, biarin aja, biar kelihatan sexy”
“hihi, kalo gitu tolong dicolok dong” sambil memegang pantatku dan ku buka lebar lebar dengan kedua tanganku.

“fuh, mantap banget ni lonte”
“hihi..”

Rio pun menyolok-nyolok memek ku, bias aku rasakan jari-jemari Rio bermain di dalam memekku rasanya nikmat sekali “ahh..ehmmm”. Rio mulai mendekatkan wajahnya ke pantatku, lalu dia menjilat lubang pantatku dan sesekali dia menyolok lubang pantatku dengan lidahnya. Rasanya agak geli-geli enak.

“ahh..ehmm.. boo, mainini payudaraku dong” akupun meminta Bobo memainkan payudaraku, rasanya aku ingin digrepe oleh banyak orang.

Diremas remasnya payaudaraku dan digigitnya pentilku,

‘ahh nikmat banget’

“woe cukup, giliran gw sekarang”

Aku ditarik oleh Beni dan duduk diatasnya dengan membelakanginya. Seperti sebuah kail, kontolnya ada didepan memek ku menjulang tinggi seperti Menara pisa. Aku lalu memegang ujung kontolnya dengan kedua tanganku, aku mengelusnya secara perlahan lalu aku beri air liur agar makin licin. Lalu aku menggesek-gesekan batang kontolnya di bibir memekku.

“ahh…. Ehmm.. huh..” suaraku yang sudah tidak tahan pngin di entot

Aku pun sedikit lebih berdiri agar bias memainkan ujung kontolnya di bibir memekku, mengeseknya, dan terkadang memasukan ujungnya dan mengeluarkannya kembali. Dan bless sekarang semuanya sudah masuk didalam. Rasanya seperti penuh, hamper taka da ruang yang tersisa di dalam memekku. Aku lalu bertumpu kepada kedual lututku dan mulai menggenjot.

plok plok plok begitulah suara benturan pantatku dengan pahanya.

“ahh… enak banget Ben”
“enakan mana sama punya cowoklu?”
“ahh..ehmm.***h usah bahas diah…dia ga ada apa-apanya”
“hahah… dasar cewek binal, demen banget lu ya di entot orang lain”
“kanh..ahh..kahlian yangh ngajarin”

plok plok plok

Beberapa menitpun berlalu.

“ahh…akuh mau keluar” aku mulai memeprcepat genjotannya. Beni juga membantuku dengan menggunakan kedua tangannya yang besar buat menggerakan pinggulku.

“ah terus Lis”

PLOK PLOK PLO suara makin keras saja

Aku mempercepat genjotanku dan bless, aku bisa merasakan cairan kewanitaannu keluar dan membasahi pantatku. Aku masih belum melepaskan kontolnya Beni, lagian dia belum keluar.

“hah…hahh..hah..” desahanku
“woe belum selesai” Rio datang mendekatiku
“yang bilang selesai siapa..huh…khan lanjut lagi..hihi”

Mulutku langsung disoror oleh Rio dan kami berciuman sangat ganas, bisa aku rasakan air liurku yang bercampur dengan air liurnya keluar dari pingirian bibirku. Setelah selesai berciuman, dia mengeluarkan kontolnya dari dalam boxer. Ukurannya juga tak kalah besar dengan punya Beni.

Sebelum aku mulai aku cium dulu ujungnya lalu aku cium baunya.

‘ahh.. baunya bikin nagih lagi hihi…’

“woe gw belum crot nih” protes Beni
“hihi.. kan tinggal di genjot aja dari belakang Ben, lagian punyamukan udah didalem”
“ganti posisi dulu” ajak Beni

Beni mulai berdiri sambal mengangkat pinggulku, penisnya masih menancap di memekku. Kini aku berdiri sambil nungging. Beni langsung mulai mengenjot memekku dari belakang plok plok plok suara benturan pantantku dengan pahanya membuatku makin bernafsu. Bobo yang sedari tadi hanya menonton saja aku panggil untuk mendekatiku, aku keluarkan kontolnya dari dalam boxer, kontolnya yang besar dan gemuk berwarna agak gelap kecoklanan aku kocok pake tangan kiriku dan dia juga memainkan payuradarku dengan tangannya.

Sedangkan Rio mendekatkan kontolnya ke wajahku

“Sedot lis”

Cukup sulit untuk berkonsentrasi karena aku lagi ngocokin kontolnya Bobo, akhirnya aku hanya melakukan dengan lembut.

“enak dan lembut banget lis” puji rio
“Mmmm” aku tidak bisa bicara dengan jelas

Lalu Kepalaku di pegang dengan kedua tangannya, tampaknya aku tau ini, aku melepas kocokan Bobo dan berpegangan pada paha Rio

Mulutku disodok dengan kontolnya yang besar dan Panjang, bisa aku rasakan kontolnya sampai krongkonganku. Digenjotnya mulutku dengan ganasnya.

Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online

gryok gryok gryok suara paduan ari liurku yang ada didalam kerongkonganku yang di obok-obok oleh Rio

‘ahhh gila, aku udah ga tahan’

Mememku juga rasanya enak banget. Kontolnya Beni yang besar dan Panjang terus ngebol-bol memek akuh…

‘ahhh aku mau keluar lagi..’

“ah gw udah mau keluar nih”
“gw juga nih ben”
“eh.. gw belum”
“Lu entaran aja bo”

Beni dan Rio menggerakn pinggul mereka dengan cepat.

plok plok plok, gryok gryok gryok suaranya perbadu satu sama lain

“ahh gw keluar nih”
“gw juga”

‘ahh gw juga’ batinku

Kepalaku dipaksa untuk menelan semua kontolnya Rio lebih dalam hingga hidungku menyentuh perutnya, samahalnya dengan Beni, dia juga memasukan penisnya lebih dalam didalam memeku, hingga membentur rahimku.

Crot crot crot

‘ahhh enakya’

Bisa aku rasakan didalam rahimku penuh dengan spermanya Beni sedangkan dialam krongkonganku penuh dengan spermanya Rio.

Rio menarik keluar penisnya, bisa akurasakan sisa-sisa sperma dari ujung penisnya saat melewati lidahku.

glek glek

“ahh…“

Beni juga menarik kontolnya dari memekku, ketika ditarik tidak ada seperma yang tersisa, tampaknya semuanya masuk kedalam rahimku. Hal yang belum pernah aku lakukan ke pacarku, yaitu crot sampai ke Rahim.

Beni tidak memberikanku istirahat dia langsung memasukan jari-jarinya kedalam memekku, dan mulau mengobok-oboknya

bryok bryok bryok

“ahh…Beni ahh..”
“ayo keluarin sperma gw” Beni semakin ganas mengoboknya, hingga akhirnya aku dibuat pipis olehnya

‘ah sial aku mau pipis’

Beni tidak membiarkan ku pipis, dia tetep mengobok-oboknya, sampai-sampai air kecingku bertebaran dimana-mana. Air kencingku juga bercampur dengan seperma milik Beni. Ketika Beni sudah merasa puas dia berhenti memainkan memekku diakhiri dengan kencing yang deras dari memekku.

“wih kayak air mancur” kata bobo
“buset banjir ini tempat”

Kakiku merasa lemas akupun berpengangan dengan Rio.

“haha biarin”
“ahh…hah…Beniiii! karpetnya basahkan jadinya”
“besok dijemur”
“entar Deny liat gimana?”
“bialng aja si bobo pipis”
“eh enak aja, masak gw pipis di sini” balas Bobo
“ihh ngeselin..ah!”

Beni malah nyolok memek ku lagi

“udah diem lu, juga lu seneng kan!”
“Beniii!kamu ini”

Beni mulai memainkan memekku dan dia juga memplintir klitorisku.

“aw Benii! stop”
“bilang ga, lu senengkan diginin?”
“ah…-“ dia mnyentil klitorisku “-i..iya gw seneng, tapi jangan disini ya”
“ya udah, kita lanjut dikamar lu”
“iyadeh”

walapun terkadang mereka suka memainkanku, tapi aku menikmati prilaku mereka, hihi ..

“gw kapan bos?” Bobo yang dari tadi tidak dapet kesempatan ingin ngewein aku udah ga sabarin nih, hihi
“oh iya kamu belum ya Bo, yaudah yuk ngentot dikamar”
“entar dulu gw belum puas” srobot Beni
“gw juga bo, gw mau crot didalem memeknya” Rio juga ya, hihi aduh aku direbut nih.
“yah terus gw kapan dong?”
“entar juga lu dapet”
“hihi, yaudah bobo tunggu dulu ya aku mau dientot mereka dulu nih, nanti aku kasi kok tenang aja”
“yahh..ya udah deh”
“lu kan bisa dapet mulutnya, gw mau sodok anusnya”

wih, semua lubangku langsung full, aku ecited banget nih

“haha okeh bos”
“ya udah bobo pake mulutku aja dulu, entar aku kasi deh crot didalem memekku”
“yowes”

Sebenarnya aku tidak tau apakah aku punya waktu buat ngentot lagi, aku kahwatir kalo Deny pulang, belum lagi karpet ruang tamu masih basah ada noda spermanya lagi. Yang terjadi biarlah terjadi, entar pikir belakangan, yang penting aku ngentoto dulu.

“main dikamar yuk” ajakku pada mereka
“ya udah yuk lagian sofanya terlalu kecil buat Sandwich”
“kan tadi gw bilang”

Akhirnya kamipun ngentot dikamar, sebenarnya ini kamarku dengan Deny.

Rio sudah tiduran di atas kasaur lalu aku naik di atasnya, aku kocok penisnya sebentar lalu aku gesek-gesekan di luar bibir memekku lalu aku masukin kedalam dengan mudah karena memeku sudah sangat basah. Aku goyangkan pinggulku agar Rio meras enak, lalu aku ditari olehnya dan bibirku dicium olehnya.

Sedangkan Beni sudah siap memsaukan penisnya kedalam anusku. Anusku diberi ludah olehnya lalu digosok-gosok dan dia mencoba memasukan penisnya, penisnya masuk dengan gampang. Itu karena kita bertiga emang sangat sering buat ngentoto, belum lagi semua laki-laki di kelas sudah pernah singgah di mememkku.

“ahh… enak banget Ben-“ mereka berduapun mulai menggenjot memeku dan anusku dengan seirama “-boo penismu sini aku hisap”
“nih hisap”

Akupun menghisap kontolnya Bobo, kontolnya memiliki warna coklat agak gelap hampir seperti coklat batangan, Bobo memilki keturunan orang timur usianya sama denganku. Walaupun begitu kontolnya jauh lebih besar dari pacarku, dan kontol Bobo juga gemuk.

“Lis lihat sini”
“ehmm..ahhh..kahmu rekam?”
“iya, isep lagi”
“ah.. ehmm..kok pake hape kuh?”
“mau aku kirim ke Deny, tenang aja ga full body kok”
“tapikan kontolmu keliatan”
“bilang aja ini coklat batangan”
“hihi, ada-ada aja kamu, yang ada coklat jumbo”

Sambil mengikuti keinginan Bobo, kami melanjutkan kasmaran ini dengan ditutup crot didalam.


Sementara itu Deny sedang berjalan mencari warung yang menjual bir pada malam hari

Cari dimana ya?
Lagian tadi itu apa sih? Ah kayaknya mereka tadi lagi bercanda aja, kan mereka emang dah biasa gitu.

Aku hanya berjalan tanpa arah karena aku sendiri tidak tau harus kemana. Aku berjalan lumayan lama aku lihat ada warung di depan masih buka.

“bu belanja”
“iyaa” suara ibu dagang dari dalam
“jual bir bu?”
“jual dik”
“ya udah beli 4 bu ya”
“tapi ibu ga ada pelastik besar dik”
“ow…boleh bawa sekalian kratnya bu”
“ya boleh, tapi inget beso dikembaliin ya”
“iya bu”

Setelah selesai melakukan transaksi aku pulang dengan susah payah, yah mau bagaimana lagi, badanku tidaklah atletis aku sangat kesulitan membawa krat bir ini pulang.

‘huh.. Tampaknya perjalanan pajang ini’

Di tengah perjalanan hp ku berbunyi.

Aku letakan krat bir itu lalu aku buka hp ku. Ternyata pesan dari pacarku, sebuah video.

Pacarku selalu megirim sesuatu kepadaku ketika kami tidak bersama, terkadang berupa foto, voice, dan seperti sekarang ini, videof.

Aku buka video itu.

emmm…mmm….muchmm suara dalam video

Hem.. Lisa lagi ngapain sih, keliatannya lagi ngemut sesuatu, videonya juga kurang jelas terlalu di zoom ke wajah lisa. Yang di emut juga ketutupan tangan lisa, tapi… Kayaknya itu seperti coklat atau dodol ya.

“emmm… Ah… Hihi” Lisa melepas emutannya
“gimana enak?” kayaknya suaranya Bobo
“iya enak banget, hihi”
“isep lagi, entar lagi mau keluar”
“ngumm… Mmmm…huh…emmm… Muchmmm..”

Entah apa yang aku tonton, yang aku lihat cuma Lisa seperti mengemut dodol itu sangat… Sangat… Terlihat lapar. Tangannya juga ga henti hentinya seperti menggosok dodol itu, buat apa ya? Biar hanget kali.

Durasi videonya cuma 1 menit 50 detik.

Tak beberapa lama, lisa melepas emutannya dan hanya menggosok dodol itu.

‘hmm.. Ujung dodolnya seperti ada benjolan’ batinku

“ah.. Lis keluar nih.. Ahh.. Terima susunya lis”
crot crot crot ehh.. Keluar susu? Dodol jenis apa itu?
“ahh.. Bobo, keluarnya banyak banget.. Ahh..”

Susu kental itu muncrat dengan sangat banyak di wajah Lisa, susu itu juga ngalir ke bibir Lisa. Kedua tangan Lisa mengusap wajahnya dengan perlahan lalu dijilatnya.

‘eh.. Tunggu dulu yang megang dodolnya siapa? Bobo? Bobo yang suapin? Lagian itu dodol apa bukan sih?’

Tak berhenti disana Lisa lalu meraih dodol itu dan dihisapnya.

Dan videopun berakhir.

Apa-apan ini, aku tau kalao pacarku sering kirim yang aneh aneh.. Tapi…
Ah sudah lah aku lanjut bawa pulang bir nya aja.

PING

Huh apalagi.

“tolong sekalian beli cemilan ya” pesan dari Lisa


Setelah selesai berbelanja Deny akhirnya pulang

Akhirnya sampai juga. Aku membeli beberapa cemilan juga, mudah-mudahan ini cukup karena aku membelinya diwarung tadi.

Sebelum aku membuka pintu aku lihat lampu kamar menyala, apa emang menyala dari tadi ya?

Akupun masuk kerumah. Di ruang tamu cuma ada Beni yang lagi ngerokok di sofa. Dia cuma pake celana jeans nya aja, ga pake baju.

“Yang lain mana Ben?”
“fiuhhh hahh..-” menghembuskan asap rokoknya “-WOE Birnya dateng”

Cklek suara pintu

Keluarlah Rio dengan pakea yang sama seprti Beni, hanya menggunakan jaler jeans nya

“udah pulang den, Yuk buka birnya” sambil mengambil krat bir yang kubawa

‘ga, gw belum pulang’ maunya jawab gitu, konyol banget pertanyaannya udah jelas-jelas gw dirumah.

“eh, sayang udah pulang” keluarlah Lisa dengan baju kaos tanpa lengan berwarna hitam, dan… sedikit terlihat bercak putih, agak samar sih, mungkin sedikit kotor.

Lisa masih pake mini skirt yang tadi.. Ya jelaslah emang nya apa yang gw pikirin, ganti pakean pas gw pergi, tapi atasannya kok diganti.

“iya say, baru aja pulang”
“hemm”
“kamu kok ganti baju sayang?”
“oh.. Itu.. tadi ketumpahan jus”
“ow” aku melangkanh mendekati meja tamu dan telapak kakiku terasa basah ketika menginjak karpet, karena aku merasakan kakiku terasa aneh aku mengangkatnya.

“oh.. ya sayang, tadi tu jusnya tumpah disini, dikarpet ini, banyak banget, trus.. Truss sampe kena baju ku”
“eh. Ah..ya..ehm” jawabku bingung

‘eh kan aku ga ada tanya.’

Kok baunya aga amis ya, jus apa sih? Jus sirsak? Kok ada bercak putih banyak.

“woit bro, hehe udah pulang rupanya” Bobo keluar dari kamarku hanya menggunakan boxernya saja.

‘udah pulang rupanya’ cich, kok semua bilang hal yang sama, emang nya kenapa gw pulang.

Kok dia pake boxer aja?

“bo, kok lu pake boxer aja?”
“gerah cuy, lagian gw kan dah sering kaya gini, kaya lu ga kenal gw aja”

Bukan itu masalahnya. Masalahnya lu keluar dari kamar gw pake boxer aja.

“kalo gerah kan tinggal hidupin ac aja”
“wih… Ga kepikiran gw, pinter juga lu”

‘lunya yang ketololan kali’

Aku tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, aku ingin menanyakan kenapa mereka berdua, tidak, kenapa mereka bertiga ada dikamarku, dan soal vodeo itu juga, tapi sebelum aku bertanya, Beni menunjukan sesuatu yang mengejutkan.

“woe Lis, cd lu ketinggalan nih”
“what!! Sini bawa-” lisa merebut cdnya dari tangan Beni “ish..”
“santailah, ga usah kasar gitu ngambil nya”
“nemu dimana?” tanya Lisa dengan tanpang kesal
“di bawah meja tadi”

Kok bisa…, kenapa cdnya lisa ada di bawah meja. Aku hanya bisa menatap Lisa dengan bingung.

“emm.. Sayang tadi itu aku ketoilet mau pipis tapi tapi pas aku mau buka cd pipis ku keluar duluan jadinya cd aku basah. . . . . . . . . . .-”

‘eh hubungan nya’

“-ah iya kan karena basah terus aku pikir ga usah pake, ehm, terus si bobo jatuhin jus ke karpet-”
“kok gw” protes Bobo di sela-sela penjelasan Lisa.

Lisa hanya membalas dengan menatap bobo melanjutkan kisahnya

“-karena kita kan baru pindah ya sayang jadi belum punya lap, jadi aku pake deh cd aku”

“ah…gitu..ya..”

Ya bener bisa jadi kaya gitu, betul, betul, karena belum punya lappel atau lap biasa jadi mau ga mau Lisa pake cd nya…. Bukan nya cd nya basah, mungkin cuma sedikit. Hem, kejadian yang kompleks.

“oh iya say tadi itu video apa ya?”
“video?… Oh video tadi, itu si Bobo ngasik coklat”
“ow aku kira dodol”
“dodol, hem boleh juga ya” suaranya sedikit pelan
“Kenapa say?”
“eh ga kok, oh ya di dalam dodolny maksudku coklatnya ada susu kental manis gitu, jadi harus di kocok-kocok gitu pake tangan sama dibuat leleh dikit pake mulut, aku jilat-jilat didalam terus tak sedot-sedot, tak kocok lagi, terus crot deh, unik ya coklatnya”
“eh.. Coklat nya aneh”
“iya cuma bobo aja yang punya”
“terus coklat nya masih?”
“…. Coklat nya habis”
“Kamu habisin sendiri say? Itukan banyak”
“eng.enga kok, kita bagi bagi makannya”

“wanjirr, coklat gw di bagi-bagi” celetuk Bobo yang sedang minum bir dengan yang lain.
“hahaha, jijik gw” balas Beni
“huh, asem”

“Kok asem, kan enak tau punya nya Bobo”

‘punya nya?’

“coklat udah kadarluasa, asem” balas Rio

‘ow coklat maksudnya’

Tampaknya banyal hal yang terjadi pas aku ga ada.

‘oh iya tadi lisa bilang pake cd lap, berarti dia ga pake cd dong’

Ga mungkin tadi kan dia habis dari kamar, pasti ganti cd. Selain itu tadi mereka ngapain ya di kamar… Tanya entar aja dah yang penting pesta dulu.


Pestapun berlanjut, Deny dan yang lain minum tentu saja Deny hanya meminum es jeruk. Mereka juga memakan snack yang dibeli oleh Deny.

“Apaan nih, snack nya kok rasanya aneh gini”
“kadaluarsa njirr”
“wah parah”
“hehe kayaknya gw salah beli”

Mereka bercingkraman cukup lama sampe bir mereka tinggal sedikit.


“Woe Den, keluar minum sama gw” panggil Beni dari halaman belakang rumah

“Tapi gw ga bisa minum Ben”
“Dikit doang, liat ni birnya sisa dikit, buat lo ni”
“ehh, di bagi dua ya” duh gimana ni, belum pernah minum gw
“cihc, udah cepetan sini! Duduk duduk sama gw diluar”
“Iy, iya deh”

Akhirnya aku mengikuti kemauannya.
Aku hanya duduk dan diam.

“nih, sisa setangah gelas aja”
“eh iya”

Aku meminumnya sedikit demi sedikit.

‘ah rasanya sedikit pahit’

Aku dan Beni tidak banyak bicara, dia hanya menghisap batang rokoknya. Hubungan ku dengan Beni tidak terlalu dekat, dia hanya ku anggap sebagai kakak dari pacarku, umurnya juga lebih tua dari ku.

“uchh” aku sedikit mual ketika meminumnya
“cemen amat lu”
“hehe” aku meminumnya lagi sedikit
“hahaha lu kaya orang ngopi”
“ga apa sedikit-sedikit aja”
“ya ga apa, yang penting lu habisin”

Kami pun cuma diam berdua, cukup lama dan sedikit canggung.

*ahh.. *

Tiba-tiba saja aku mendengar suara seperti mendesah.

ahh..ahhh

‘Suara apa to?’

Aku tengok ke belakang tidak ada siapa-siapa di ruang tamu.

‘kemana Lisa sama yang lain?’

Aku lalu berdiri ingin mencari mereka.

“woe kemana lo”
“em, mau kedalem”
“ngapain! Duduk sini temenin gw ngrokok dulu, bir lu aja belum habis”

Akupun duduk kembali. Akhirnya aku hanya menghiruakan suara tersebut, aku putuskan untuk menghabiskan bir ku.

‘sial minum bi raja kok lama’ aku kesal terhadap diriku karena tidak mampu menghabiskannya sangat cepat.

ahh.. Iyah.. terus..

Suara itu lagi, suaranya sangat kecil, aku tidak tau pasti tapi kayaknya dari dalem rumah.

“dah mulai rupanya” celetuk Beni

Aku hanya diam melanjutkan minum ku.

PLOK PLOK PLOK

suaranya sangat jelas dan suara desahannya juga masih terdengar samar-samar sampe sekarang.

‘Suara apa sih, aku keganggua banget sama suaranya’

PLOK PLOK PLOK

“wih ganas” celetuk Beni lagi

Jantungku berdetak kencang, aku tidak tau apa yang terjadi tapi tampaknya ada hubungannya dengan Lisa, aku tidak begitu yakin.

ahhh….

Tanganku bergetar memegang gelas ini, aku sudah tidak mampu lagi melanjutkannya. Aku hanya ingin mencari Lisa, pacarku.

Aku meletakan glass ku dan berdiri perlahan

“Ben.. Aku mau kedalem cari Lisa ya”

cklek

“ahh… Enaknya, ben balik yuk” suara Rio yang ada di ruang tamu, tampaknya habis keluar dari kamarku
“wih bray gimana lancer?”
“lancer bro”

“asyik, yuk balik, Bobo mana?”
“tuh di belakang”
“oit hehehe, sgerrr..” suara Bobo yang baru aja datang
“sialan si kudanil, udah puas lu?” Tanya Beni
“udah dong, yuk balik”
“Gw balik dulu den”
“thanks partynya den”
“hehehe nih-” Bobo menyerahkan foto Lisa saat kelas 6 SD, difoto itu Lisa sedang mandi bersama teman-teman SD nya

“-gw balik dulu den, thanks ya enak banget tadi”

“huh, ya”

Sumpah aku tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Setelah mereka pergi aku masuk kedalam rumah, aku tidak menemukan Lisa, aku pun masuk ke kamar.

Aku syok dengan apa yang aku lihat, mini skirt yang Lisa kenakan ada dibawah tempat tidur, tempat tidur juga porak poranda dengan Lisa yang setengah bugil berbaring lemas di atasnya. Lisa tidur dengan posisi ngangkang memperlihatkan dengan jelas area kewanitaannya, walaupun ditutupi oleh selembar tisu.

Hatiku berdegup semakin tak beraturan, lenganku bergetar, kakiku mati rasa. Aku memaksakan diri untuk mendekat. Aku panggil namanya perlahan.

“Lis, Lisa”

Suaraku bergetar saat memanggil namnya, aku dekatika dan ku elus wajahnya yang terlihat berminyak dan brantakan.

“Lis, sayang, bangun sayang-”

Nafasku sungguh berat

“-huh.., huh..,” matanya mulai kebuka “ehm, ahh..-” matanya yang sayu menatapku dengan senyumannya yang indah

“-Deny sayang, kenapa kok kamu ngangis?”

‘Eh, nangis? Kapan aku nangis’

Aku sungguh malu saat itu, wajahku pasti memerah.

Aku usap air mataku.

“ga sayang… Kamu kok tidurnya,,, glek telanjang?”
“ow ini, aku kepanasan”
“Kalo panas kan bisa hidupin ac”
“hihi.. iya kamu bener, tolong hidupin dong-” aku hanya diam menatanya

“-kenapa lagi? Hemm, sebelum aku kaya gini mereka itu didalem cuma liat foto-foto aja, kan ga mungkin juga aku telanjang didepan mereka, aku tuh kaya gini pas mereka udah pergi-” aku hanya mendengarkannya saja “-ya udah yuk kita bobok aja, udah malem”

Aku hanya mengangguk.

Aku letakan foto yang diberikan Bobo di atas meja lalau aku mengambil rimot ac dan menghidupkannya. Aku liat Lisa juga merapikan tempat tidurnya dan, mengambil tisu yang ada di area kewanitaannya, sebelum mengambil dia sedikit mengelapnya.

“itu tisu buat apa?”
“aku tadi ngerasa sedikit basah jadi aku taruh tisu” Lisa menjawab tanpa melirikku

Akupun tidur berbaring di samping Lisa.

Aku ingin bertanya mengenai suara-suara aneh yang aku dengar, kira-kira apa ya menurut pacarku. Tapi tampaknya dia sudah tidur jadi aku urungkan niatku. Akupun juga tidur dengan aroma kamar yang tercium amis.

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^