Bunga di Kubangan Lumpur

Kisah Taro – Selamat siang para sahabat sedulur semua. Kali ini ijinkan ane untuk kembali berkontribusi di forum tercinta ini, sebelumnya ane mohon maaf apabila tulisan ane ini masih berantakan, karena memang ane sebenarnya bukan penulis, hanya hobi membaca saja di sela kesibukan ane di RL. Semua cerita ini adalah fiktif belaka, semua murni dari hasil pemikiran ane yang ane coba gambarkan lewat sebuah tulisan, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu sungguh merupakan suatu kebetulan dan ane mohon maaf sebelumnya apabila pembaca kurang berkenan nantinya. Sekali lagi ane masih menunggu komentar, saran dan masukan dari para suhu disini untuk kemajuan ane dalam menulis di cerita selanjutnya..
Sebelum memulai, Siapkan kopi, rokok dan duduk santai ya hu..

Part 1

Hidup dengan layak dan mempunyai banyak uang seolah sudah menjadi impianku sejak kecil. Dulu aku selalu iri apabila melihat teman – temanku mempunyai mainan baru, lalu aku merengek ke bapak untuk dibelikannya agar aku tidak kalah dengan teman – teman, akan tetapi bapak selalu menolaknya dengan alasan yang sama seperti sebelum – sebelumnya, “Bapak tidak punya uang untuk membeli mainan seperti itu..”. Jadi seakan sudah tertanam dibenakku sejak kecil, kalau nanti punya banyak uang, aku akan bisa membeli apa saja yang aku inginkan. Tetapi harapan untuk hidup layak seakan pupus setelah bapak meninggal, ditambah suamiku yang kabur begitu saja. Sebagai anak semata wayang, seakan menambah beban hidupku semakin berat.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Kamu jadi berangkat ndhuk?”

Suara ibu terdengar serak disaat aku sibuk mengemasi pakaian kedalam tas. Dan seketika itu kumenghentikan aktifitasku lalu menoleh kearahnya, terlihat ibu duduk dikursi kayu yang seprtinya sudah lama memperhatikanku sejak tadi.

“Iya bu, kapan lagi ada kesempatan yang baik seperti ini, “ jawabku sambil menatap wajah Ibu yang sudah kelihatan mulai keriput

“Apa gak sebaiknya kamu cari kerja yang dekat dengan rumah saja ndhuk? Biar setiap hari bisa pulang,” lanjutnya

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan ibu, aku bergegas menghampiri ibu dan duduk disampingnya, ku genggam tangan ibu dengan dengan erat,

“Bu, aku ini hanya lulusan SD, mendapat tawaran kerja sebagai pembantu rumah tangga dikota itu sudah luar biasa bu, apalagi setelah bapak meninggal, sebagai anak semata wayang maka kebutuhan sehari – hari akan menjadi tanggung jawabku. Dikota gajinya besar bu,” Suaraku menenangkannya,

“Atau gak sebaiknya kamu menikah lagi saja ndhuk, biar kamu tidak harus bekerja?” tanya ibu lagi

“Kalau masalah itu aku belum memikirkanya bu, aku masih ingin sendiri sekarang,” Suaraku berubah lirih

“Udahlah bu, ibu tidak usah khawatir, doakan saja aku akan meraih sukses di kota,” Aku kembali menatap wajah ibu dengan senyum. Ibu terlihat hanya mengangguk dan sedikit senyum terpaksa di bibirnya, sesaat aku memeluknya dengan erat

“Ya sudah, kamu selalu hati – hati ya ndhuk selama dikota, kalau ada kesempatan pulang, pulanglah.” Ucapnya sambil menatapku teduh dan aku hanya mengangguk.

Memang selama ini aku tinggal hanya berdua bersama ibu, setelah ayahku meninggal ditambah aku bercerai dengan suamiku. Mungkin ibu merasa berat apabila aku tinggal sendiri untuk berangkat ke kota. Aku sendiri sebenarnya tidak tega untuk meninggalkan beliau sendirian dirumah, akan tetapi kebutuhan ekonomi yang mengharuskan aku untuk bekerja, karena selama aku menjadi buruh tani dikampung seakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, ditambah ibu yang kini sering sakit – sakitan sehingga aku harus mengeluarkan biaya lebih untuk periksa ke klinik dan membeli obat.

Usiaku kini baru menginjak 21 tahun, aku bercerai dengan suamiku hampir setahun yang lalu, mungkin hal ini seakan sudah biasa terjadi dikampungku. Aku tinggal di sebuah kampung terpencil yang jauh dari kota, memasuki kampung tempatku tinggalpun harus melewati hutan sekitar lima kilometer. Menikah muda dengan anak tetangga seakan sudah menjadi adat kebiasaan dikampung, dan angka perceraianpun juga lebih sering terjadi disini. Mungkin ini akibat dari perkawinan muda yang secara mental belum siap untuk menjalin rumah tangga ditambah ilmu pengetahuan kami sangatlah terbatas. Gedung sekolahpun disini hanya sampai SD. Apabila ada anak yang ingin melanjutkan ke SMP dan ke jenjang yang lebih tinggi, maka harus sekolah dikota yang apabila ditempuh dari kampung sini sekitar satu setengah jam perjalanan dengan sepeda, itupun kita harus melewati jalanan tengah hutan sepanjang lima kilometer.

Kehidupan rata – rata masyarakat dikampung kami bisa dibilang jauh dari layak, rumah kayu dan berlantai tanah adalah tempat tinggal kami sehari – hari, jadi jangankan untuk membangun rumah gedung yang lebih layak, untuk kebutuhan hidup sehari – hari kami sangat pas – pas an. Oleh karena itu, kebanyakan para orang tua memilih mempekerjakan anak – anaknya apabila telah lulus SD untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aku sendiri menikah di usia 18 tahun, dan baru memasuki tahun kedua usia pernikahanku, suamiku pamit untuk merantau keluar pulau dengan harapan kerja disana akan memperoleh gaji yang besar dan kita akan hidup layak. Akan tetapi belum lama dia diperantauan, dia malah menceraikanku dengan alasan sudah menikah lagi disana.

Setelah itu, aku dan ibu bertahan hidup dengan menjadi buruh tani. Sampai suatu waktu ada tawaran dari mbak Narti, tetanggaku. Tawaran bekerja ditempatnya sebagai pembantu rumah tangga dan akupun menyanggupinya. Selama aku pergi ke kota, ibuku akan ditemani bulikku, atau adik dari ibuku yang rumah kami saling berdampingan, sehingga aku sedikit lebih tenang selama aku tidak tinggal dirumah.

Dengan berbekal secarik kertas bertulisan sebuah alamat, aku bertekad untuk berangkat ke kota menemui mbak Narti. Setelah hampir seharian perjalanan yang aku tempuh, akhirnya aku sampai juga di sebuah stasiun pusat kota Surabaya. Semenjak aku kecil nama kota ini hanya bisa kudengar dari cerita teman atau tetangga, dan baru kali ini aku baru bisa menginjakkan kakiku di salah satu kota terbesar di Jawa Timur ini. Panas terik matahari siang ini ditambah lalu lalang kendaraan yang sangat padat disetiap penjuru jalanan seakan menyambutku.

“Disinilah aku akan merubah hidupku,” Gumamku dalam hati,

Tukang ojek menghentikan motornya tepat didepan sebuah rumah mewah dengan pagar minimalis bercat hitam. Dia mengamati sekali lagi secarik kertas yang telah aku berikan untuk memastikan bahwa alamat yang dituju benar,

“Benar, ini mbak rumahnya yang mbak cari,” Ucap tukang ojek itu dengan menunjuk rumah itu

“Oh, baik pak. Terima kasih ya pak.” Ucapku sembari memberikan ongkosnya

Setelah tukang ojek itu berlalu, aku berdiri mematung didepan pagar rumah tersebut. Dari luar terlihat rumah yang begitu megah berlantai dua dengan taman bunga berbagai warna dihalaman rumahnya membuatku berdecak kagum. Pohon – pohon yang rindang berjajar rapi di pinggir taman dan beberapa kolam lengkap dengan air mancur menghiasi pelataran rumah membuat suasana terlihat semakin nyaman.

“Mau cari siapa mbak?” Suara lelaki yang tiba – tiba membuyarkan lamunanku

Pandanganku beralih kesuara itu. Terlihat seorang pria berpakaian seragam scurity didepan pintu pagar berdiri dengan gagahnya segan memperhatikanku.

“Eh..anu pak, apa benar ini rumah ibu Arini?” Kataku dengan sedikit gugup sambil menyerahkan secarik kertas yang berisikan alamat kepada pria itu.

“Kalau benar, saya ini tetangganya mbak Narti, yang beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk datang kesini,”

“Oh, mbak ini yang mau bekerja disini ya?” Kata pria ini sambil merhatikan secarik kertas kemudian menatapku ramah

“Iya pak, “ Jawabku singkat dengan mengangguk

“Baik, Mari ikut saya mbak, saya akan panggilkan mbak Narti dulu,” Ucapnya,

Dipersilahkannya aku untuk duduk di sebuah kursi kayu di teras rumah, pria itu berlalu memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, seorang wanita keluar dari pintu ruang tamu, aku sangat mengenal wanita ini, dia mbak Narti tetanggaku.

“Wulan, sejak kapan datangnya?” Suara wanita itu dengan sedikit berbinar melihat aku yang sedang duduk di kursi teras

Seketika aku berdiri dan memeluknya untuk beberapa saat.

“Aku kira kamu tidak jadi kesini, karena sudah hampir seminggu aku menunggu kamu tidak ada kabar juga,” Mbak Narti membuka obrolan dan kemudian mempersilahkan aku untuk duduk kembali

“Maafkan Wulan ya mbak, aku harus meyakinkan ibu dulu, awalnya beliau tidak berkenan kalau aku kerja di kota,” Kataku

“Oh iya, gimana kabar ibumu? Sehat?”

“Ya akhir – akhir ini sering sakit – sakitan mbak, mungkin kecapekan karena beliau selalu memaksa untuk bekerja disawah. Aku sebelumnya mau ucapkan terima kasih pada mbak sudah mengabari aku tentang tawaran ini,” Kataku

“Sudah, kita ini tetangga dan harus saling membantu,”

“Kamu sudah benar – benar siap kan untuk bekerja disini?” Tanyanya dengan menatapku lekat

Aku hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaannya,

“Semua penghuni rumah ini sangat lah baik, tinggal kamu mau telaten saja, aku yakin kamu akan betah disini” Jelas mbak Narti

“Aku akan usahakan mbak..”

“Ayo masuk dulu. akan kupertemukan kamu dengan ibu Arini pemilik rumah ini, kebetulan beliau ada dirumah sekarang,” Kata Mbak Narti sambil beranjak dari duduknya dan seketika menggandeng tanganku untuk mengikuti masuk kedalam ruang tamu.

“Kamu duduk dulu ya, aku mau panggilkan ibu Arini,” Katanya sambil berlalu meninggalkanku

Setelah sekitar lima menit kemudian, seorang wanita yang berusia sekitar 45 an tahun keluar dari ruang tengah di ikuti oleh mbak Narti yang berjalan dibelakangnya. Meskipun wanita ini sudah berumur, akan tetapi tubuhnya begitu sangat terawat dan terlihat masih sangat kencang. Aku langsung berdiri dari tempat dudukku dan menyalami wanita ini dengan mencium tangannya,

“Oh, ini yang kamu ceritakan,” Kata bu Arini yang menoleh ke arah mbak Narti, mbak Narti hanya mengangguk dan tersenyum,

“Mari – mari silahkan duduk, kamu ini cantik sekali, siapa namamu ndhuk?” tanyanya

“Aduh, ibu terlalu berlebihan. Nama saya Wulandari bu, dan biasa di panggil Wulan,” jawabku dengan kepala tertunduk menatap kedua tanganku yang saling meremas diatas paha

“Apa benar kamu sudah siap untuk bekerja disini?” Tanyanya lagi, terlihat dari sudut mataku bu Arini kini menatapku, aku tetap menunduk

“Iya bu, saya sudah siap untuk bekerja disini,”

“Baiklah kalau begitu, Narti sudah cerita banyak tentang kamu jadi aku tidak akan bertanya lebih banyak lagi. Kamu bisa bekerja mulai hari ini. Pekerjaannya tidak berat, dan kamu akan tinggal disini. Akan tetapi ibu minta kamu harus serius dengan pekerjaanmu nanti,” Ucapnya sedikit tegas,

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Oh iya, perbulan kamu minta digaji berapa Wulan?” Tanyanya

Aku terdiam dan sedikit terkejut mendengar pertanyaan ini dari bu Arini, karena sebelumnya mbak Narti juga tidak pernah membahas masalah ini, yang aku tahu dari cerita orang – orang kalau gaji dikota lebih besar dari pada dikampung.

“Em..Kalau masalah itu saya ngikut ibu saja,” Kataku pelan

“Sudah gak papa, sebut nominal saja agar kita sama – sama enak,” Sahutnya dengan suara semakin tegas

“Hm..ba..bagai mana kalau satu juta bu,” Suaraku sedikit gemetar dan semakin menunduk

Karena nominal yang aku sebutkan memang besar menurutku, karena setahuku gaji pembantu rumah tangga waktu itu hanya sekitar 800 ribu, nominal itu sudah sangat besar apa bila dibawa kekampungku.

Aku beranikan diri untuk melirik ke arah bu Arini, dia hanya tersenyum mendengar jawabanku dan aku tak tahu apa maksud dari senyuman itu.

“Baik, aku akan gaji kamu satu juta dengan tambahan bonus lima ratus ribu rupiah per bulan,” Jawabnya

“ma..maksud ibu?, ” Kataku tidak mengerti maksudnnya

“Iya, aku akan berikan satu juta lima ratus ribu per bulannya, asalkan kamu bekerja dengan serius,”

“Apa itu tidak kebanyakan bu, saya disini hanya seorang pembantu,” Jawabku lirih

“Tidak, aku akan berterima kasih bahkan apabila kamu mau menerimanya,” Ucapnya

“Baa..baik bu, saya yang harusnya sangat berterima kasih kepada ibu..”

“Oke, kamu bisa mulainya sekarang, biar Narti akan menjelaskan apa saja tugasmu selama disini,” kata ibu Arini seraya beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang tamu,

“Itu serius mbak, gaji yang diberikan bu Arini kepadaku?” Tanyaku ke mbak Narti dengan heran disaat kita berjalan keruang belakang menuju sebuah kamar yang bersebelahan dengan dapur, yang mana nantinya kamar itu akan aku tempati selama disini. Terlihat mbak Narti hanya tersenyum mendengar pertanyaanku.

“Nominal segitu sangat sedikit sekali kalau disini Wulan, jangan disamakan dengan kampung kita,” Jawabnya enteng

“Dan tugas kamu juga berhubungan dengan orang yang paling disayang oleh ibu Arini, jadi tidak ada artinya nominal segitu buat beliau,” Lanjutnya,

“Maksud mbak? Berhubungan dengan orang yang disayang?” Tanyaku tidak paham maksud perkataannya

“Sini ikut aku,” Ucap mbak Narti langsung menyamber tanganku menuju tangga untuk naik kelantai atas.

“Ibu Arini ini seorang janda, dia adalah seorang pengusaha wanita yang sangat sukses meneruskan usaha mendiang suaminya sehingga dia bisa kaya seperti ini. Dua perusahaan yang dimilikinya sekarang sedang berkembang pesat. Dia punya seorang anak laki – laki, ya paling usianya hampir sama dengan kamu. Tahu sendirilah, bagaimana sayangnya orang tua kepada anak semata wayangnya, toh kamu juga merasakan itu kan.”

“Beberapa waktu yang lalu anaknya ini mengalami kecelakaan yang sangat serius, tulang kaki kiri dan tangan kirinya patah, ditambah beberapa tulang dipunggungnya juga retak, sehingga dia sekarang hanya bisa berbaring ditempat tidur. Kamu disini tidak perlu memasak, karena tugas memasak dan belanja kebutuhan rumah tangga sepenuhnya tugasku. Kamu hanya bersih – bersih rumah sewajarnya, karena tugas utama kamu adalah merawat anak lelakinya ini dan menemani dia di masa penyembuhannya,” Jelas Mbak Narti panjang lebar hingga tak terasa kita sudah berada didepan pintu sebuah kamar,

“Tok..tok..tok..”

Mbak Narti mengetuk pintu kamar itu pelan, kemudian membukanya perlahan. Setelah pintu terbuka, terlihat kamar yang begitu luas dan mewah lengkap dengan kamar mandi didalamnya. Pandanganku terhenti pada seorang pemuda yang tak berdaya terbaring di atas tempat tidur dengan memejamkan mata. Tak lama setelah kami mendekati tempat tidurnya, pemuda itu membuka matanya,

“Maaf mas Bima, telah menggangu istirahatnya,” Ucap mbak Narti pelan, terlihat pemuda itu hanya tersenyum

“Mas, perkenalkan ini pembantu baru rumah ini yang akan merawat dan menemani mas Bima, apapun yang mas Bima perlukan bisa bilang ke dia,” Kata mbak Narti sambil menoleh ke arahku,

“Panggil saya Wulan mas,” Kataku lirih sambil menunduk dengan suara sedikit bergetar

“Namaku Bima, Wulan gak perlu sungkan begitu. Saya akan sangat senang sekali kamu mau merawatku yang sudah tidak berdaya ini, dan anggap saja disini seperti rumah sendiri,” Ucapnya yang seakan tahu kalau aku sedang sangat gugup saat ini.

Aku yang mendengar itu hanya tersenyum, terlihat mbak Narti pun juga demikian.

Seminggu sudah aku bekerja disini, semua penghuni rumah sangatlah baik, termasuk para pekerja yang lain dirumah ini. Ada pak Kardi seorang tukang kebun yang berusia sekitar 50 an tahun, baru beberapa hari aku disini, beliau sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri, mas Imam sopir pribadi keluarga ini dan pak Shobirin scurity yang jaga didepan, keduanya denganku sangatlah baik dan ramah.

Tugasku memang tidaklah berat, aku hanya fokus merawat mas Bima, apapun kebutuhannya aku penuhi, termasuk menyuapi makan, menyiapkan obat, memandikannya dengan air hangat dan mengganti baju. Terkadang mas Bima hanya inigin ditemani hanya sekedar untuk teman bercerita.

Sore ini seperti biasanya sudah kupersiapkan se ember air hangat lengkap handuk kecil, aku mau menyeka mas Bima. Dia menyambutku dengan senyum disaat aku memasuki kamarnya,

“Mas, Wulan seka dulu ya, biar mas Bima kembali segar,” Kataku yang sudah duduk disamping ranjangnya, mendengar itu mas Bima hanya mengangguk dengan bertebar senyum.

Ditengah aku menyeka leher dan dada mas Bima dengan lap basah, mas bima Bima membuka obrolan,

“Wulan, aku dengar dari cerita mbak Narti, kamu ini sudah pernah menikah ya?” Tanyanya tiba – tiba

“i..iya mas. Hm..mbak Narti sudah cerita semuanya tentang aku?” Tanyaku dengan tetap menggosok dadanya yang bidang dengan kain lap

“Iya mbak Narti sudah cerita. Kalau boleh tau kenapa kok bisa bercerai? Padahal kamu ini cantik dan aku yakin kamu ini adalah istri yang baik?” katanya yang dari sudut mataku terlihat mas Bima memperhatikanku.

“Wah, mas Bima ini terlalu berlebihan. Aku hanya wanita kampung mas, jauh dari kata cantik. Mungkin karena itu juga suamiku meninggalkanku dan memilih kawin dengan wanita lain,”

“Mas juga baru saja kenal aku kan, kok ya bisa – bisa nya mas nilai aku ini istri yang baik,” lanjutku

“Ya dari tatapan wajah kamu yang teduh, aku sudah menebak itu Wulan..”

“Mas Bima ini pandai ngeramal juga ya..Hehehe.” Candaku, mas Bima hanya tersenyum mendengarnya

kini tanganku hendak menggosok bagian perutnya yang masih ditutupi selimutnya.

“Permisi ya mas,” Kataku lirih sambil menyingkap selimutnya sampai dengan perut bagian bawah.

Aku sedikit terkejut setelah sadar dibalik selimut mas Bima sudah tidak memakai apa – apa. Terlihat dengan begitu jelas rambut kemaluannya bagian atas, dan penisnya sedikit menggembung di balik selimut. Biasanya hari – hari sebelumnya mas Bima masih memakai celana kolor pendek dan itupun penisnya tidak bereaksi ketika aku memandikannya. Melihat itu tubuhku terasa merinding, setelah beberapa saat aku menggosok bagian perut semakin terlihat penis itu berdiri tegak, mas Bima seakan sengaja membiarkan itu agar terlihat olehku. Walaupun masih dibalik selimut, penisnya terlihat sangat besar dan panjang. Sangatlah jauh kalau dibanding dengan batang mantan suamiku. Entah hari ini aku juga lain dari biasanya, nafsu birahiku seakan menyala melihat pemandangan ini.

“Dibuka saja selimutnya gak papa, biar Wulan bisa leluasa bersihkannya” Kata mas Bima tiba – tiba

“Ta..tapi mas..” Kataku gugup dengan nafas yang tersengal,

Kulirik dia hanya tersenyum, lalu tiba – tiba telapak tangan kanannya menyentuh punggungku dengan sedikit diusapkan disana. Diperlakukan seperti itu, perasaanku menjadi campur aduk antara nafsu dan sangat takut.

Memang semenjak aku bercerai, aku sudah tidak pernah dijamah oleh laki – laki, bahkan pikiran untuk kesana sudah nyaris terlupa karena kesibukan mencari uang dengan kerja disawah agar bisa bertahan hidup. Akan tetapi setelah melihat penis mas Bima yang tegak menantang dibalik selimut, hasrat wanitaku seakan ikut menyala, dinding – dinding vaginaku terasa sangat gatal disana bersamaan dengan cairan yang sudah terasa merembes dari liangnnya.

Dengan tangan sedikit gemetar aku singkap selimut yang menutupi tubuh mas Bima, dan benar saja setelah tersingkap terlihat penisnya sudah tegak menantang dengan kerasnya, terlihat urat – urat dibatang penisnya membuatku menelan ludah. Setelah beberapa saat aku mematung melihat itu, tangan kanan mas Bima berpindah ketanganku dan diarahakan ke batang penisnya. Seakan paham akan maksudnya, kini aku genggam batang itu yang sudah sekeras tongkat kayu. Aku elus perlahan dari atas sampai bawah secara berulang dan sesekali aku gelitik lubang ujung penisnya dengan jariku.

“ahhh…..terus Wulan…” Mas Bima mulai mendesah

Setelah beberapa saat kemudian, terasa tangan mendorong punggungku kedepan, sehingga aku sedikit menunduk dan otomatis wajahku semakin medekat dengan batang penisnya. Aku sedikit terkejut, dan terdiam sesaat sambil menoleh kewajahnya,

“Cium itu Wulan…” kata mas Bima dengan nafas tersengal

Mendengar kata – katanya aku sangat terkejut, karena aku memang belum pernah melakukan hal ini dengan mantan suamiku. Selama setelah menikah, suamiku tidak pernah memperlakukanku macam – macam, hanya berciuman bibir beberapa saat, dan di saat terasa vaginaku sudah mulai basah, dengan cepat dihujamkan penisnya kedalam liang vaginaku sampai dia mengalami ejakulasi, lalu setelah itu dia langsung tertidur disampingku. Begitu kehidupan sex ku selama bersama suami, mungkin aku dan suami dikampung saat itu sangatlah kurang pendidikan tentang hubungan sex. Dalam pikiran kami berhubungan suami istri hanya sebatas memasukkan sperma laki – laki kedalam vagina pasangannya dan sudah selesai sampai disitu. Akan tetapi meskipun begitu, aku sangat menikmatinya dengan suamiku saat itu.

“Apa mas, di cium?” Tanyaku heran

“Kamu belum pernah melakukannya?” Mas Bima bertanya dengan mengernyitkan dahi

Mendengar itu, aku hanya menggelengkan kepala. Mas Bima hanya tersenyum melihatku,

Diarahakannya kepalaku lebih dekat hingga ujung bibirku menyentuh ujung penisnya. Kubuka mulutku perlahan bersamaan dengan dorongan tangan mas Bima yang mendorong kepalaku, sehingga batang penisnya mulai menyeruak masuk kedalam mulutku. Aku diamkan disana beberapa saat. Terasa tangannya kini memaju mundurkan kepalaku sehingga otomatis batang penisnya terlihat keluar masuk disana. Seakan paham akan maksunya, kini aku maju mundurkan dengan pelan dan lama – lama semakin cepat,

“Ahhh….Sshhhh, teruss Wulan….” Mas Bima terdengar mulai mendesah

Semakin cepat aku memaju mundurkan kepalaku suara erangan mas Bima semakin terdengar jelas, terkadang dia meringis karena gigiku menyentuh bagian batang penisnya. Disaat aku mengulum penisnya, kini tangannya yang semula mengelus punggungku beralih ke payudaraku. Tangan mas Bima meremas dengan lembut secara bergantian dari luar baju lalu menelusup masuk kedalam dari lubang leher. Merasakan ini tiba – tiba tubuhku terasa terbakar,aku merasa semakin bernafsu. Terlebih ketika jari mas bima memilin puting payudaraku, aku tanpa sadar ikut mendesah, akan tetapi suara desahanku tertahan karena batang penis mas Bima telah memenuhi mulutku,

“Ahhh…arrrghhh…”

Kini aku benar – benar terangsang, bibir vaginaku terasa sangat gatal dan cairan dari liang vaginaku terasa semakin mengalir hingga meleleh di paha atas. Kupercepat ritme kulumanku, setelah beberapa saat mas Bima terasa mengejang, dan pinggulnya sedikit terangkat,

“aaaah…….”

Terdengar suara desahannya begitu jelas disertai semburan sperma keluar dari ujung penisnya terasa didalam mulutku. Karena dia mengejang bersamaan pinggulnya terangkat, maka batang penis itu seakan masuk semakin dalam ditenggorokanku sampai aku tersedak dan terbatuk, beberapa cairannya ikut masuk tertelan. Mas Bima segera melepaskan batang penisnya dari mulutku.

“Kamu gak papa Wulan?” Tanya mas Bima dengan senyum disertai nafas yang masih tersengal

Aku hanya menggelengkan kepala dan ikut tersenyum sambil jariku mengusap ceceran cairan sperma yang keluar dari mulutku.

“Terima kasih ya, aku udah gak kuat lagi Wulan,” Katanya

“Tidak perlu berterima kasih begitu mas, tugasku disini adalah melayani mas Bima. Aku juga minta maaf, karena mungkin ini baru pertama kali mas, “ Kataku, mendengar ini mas Bima hanya tersenyum.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Besar Tapi Kecil

Kisah taro – “mak mak minta tolong ambilin handuk ” ucap haryanto anak semata wayang nya kusti atau bisa kita sebut yanto

“iya tunggu sebentar nak ” ucap kusti berjalan mengambilkan handuk”ini handuknya ” kemudian tangan yanto keluar di balik pintu kamar mandi

yanto keluar tubuhnya terbalut handuk berjalan ke kamar nya untuk bersiap siap sekolah..

“nak kalo sudah selesai pakai seragam nya langsung sarapan ya udah mak buatin telor ceplok ini ” ucap kusti di balik pintu kamar anaknya

“iya mak ” jawab yanto

tak lama kemudian yanto keluar mengenakan seragam SMP kebanggaan nya ini..

“mak bapak kemana ??” tanya yanto
“bapak mu lagi di rumah budhe mu tadi padi di telfon ..pakdhe bangun tidur tidak bisa apa2 seperti orang stroke kata budhe ” ucap kusti menemani anaknya makan

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“walah..ya sudah nanti pulang sekolah tak langsung kerumah budhe dulu ya mak.,.mau lihat kondisi pak dhe seperti apa ” ucap yanto

“iya nak sudah habiskan dulu makanmu langsung berangkat sebelum telat ” ucap kusti sambil menyiapkan tas yanto

“mak aku berangkat dulu…assalamualaikum ”
“wa.alaikum salam ”

tiluling tulingting tiluling tiluling tong “suara nada telfon dari hpnya kusti

” hallo assalamualaikum ”
“wa.alaikum salam ..bu aku mau mengantar kang asep ke rumah sakit dulu sama mbak siti sebelum kang asep lebih parah ” ucap joko suami kusti
“iya pak ..gimna keadaan nya kang asep pak”
tanya kusti
“kang asep tidak bisa apa2 mangka nya mau tak bawa ke RS dulu…yasudah ini mau berangkat …asalamualaikum ”
“wa.alaikum salam.” tut tut tut

siang harinya yanto kerumah budhe siti tapi rumahnya kelihatan sepi di ketuk pintu nya berkali kali tidak ada yang menyaut..yanto akhirnya pulang ingin memberi tahu emaknya kalo rumahnya bude siti sepi

“assalamualaikum mak aku dah pulang”
“wa.alaikum salam ”
“mak rumah bude kok sepi ya…tadi aku mampir dulu kesana ”
“pak dhe asep di bawa ke RS ..tadi bapakmu telfon setelah kamu berangkat ”
“oalah ,.nanti kita ke RS ya mak nengokin pakdhe ”
“iya nak nunggu bapakmu pulang nanti sekalian kesana nya ”

yanto masuk ke kamar mengganti sergamnya dengan baju oblong biasa

oh iya budhe siti dan pak dhe asep ini sangat sayang kepada yanto setiap habis keluar kota atau acara selalu memberikan oleh2 kepada yanto…
anaknya budhe siti sedang bekerja di luar negeri tepatnya di HENGKENG sudah ada 4 tahun belum pulang namanya mbak midah

oh iya budhe siti ini kakak kandung dari joko bapaknya yanto…

habis maghrib yanto dan orang tuanya ke RS menengok asep
mengobrol ini dan itu sampai tak terasa sudah jam 9 lebih yanto yang besok masih sekolah harus pamit pulang,..

3 hari kemudian asep sudah di perbolehkan pulang oleh dokter spesialis nya ..siti menelpon joko untuk menjemputnya dengan mobil carry pick up milik joko yang buat jualan ssayuran…

meski sudah di perbolehkan pulang asep tetap tidak bisa apa2 karena tubuhya sudah stroke harus selalu di terapi kata dokter spesialisnya…

singkat cerita… tiga bulan dari kepulangannya asep ke rumah hari itu hari minggu yanto libur sekolah berencana main ke rumah bude nya ..pagi jam 8 yanto pergi ke rumah bude nya pintu rumah masih tertutup kemudian di ketuk oleh yanto
“tok tok asalamulaikum bude bude ” ucap yanto
kemudian di ketuk lagi dengan keras akhirnya ada jawaban dari bude siti
“wa.alaikum salam iya le bentar ”
tak lama kemudian di buka oleh bude siti ,.yanto kaget saat itu bude siti hanya menggunakan BH khas wanita berumur di desa bawahanya menggunakan celana pendek selutut yang basah ..susu besar bude tak bisa di tutupi oleh bh nya yang sepertinya kekecilan itu membuat yanto terus mengamati nya

“maaf to bude gak dengar …lagi nyuci soalnya ” ucap siti

“kirain sedang ngrontrolin pakhde ke RS ”
“besok jatah kontrol terapi nya le”
“pakdhe sedang apa budhe??”
“langsung ke kamar pak dhe mu aja le …soalnya tdi habis bude suapin sarapan trus bude tinggal nyuci ”
” iya bude ”
“bude lanjut nyucinya ya kalo mau ngeteh ambil saja sendiri di dapur seperti biasa ” ucap bude berjalan ke belakang

yanto berjalan ke kamar pakdhe nya ternyata sedang tidur tak mau mengganggu pak dhe nya tidur yanto ke ruang tamu lagi…

“mending lihatin bude nyuci aja ” pikir yanto

yanto berjalan ke belakang rumah
“pakdhe tidur kok bude”
“oalah malah tidur di bangunin aja le ”
“ngga usah bude …tak disini aja nemani bude nyuci ”
“iya sudah le ”

yanto terus mengamati susu besar bude nya yang sudah berumur itu …umur bude siti sekitar 52 tahunan sedangkan pakdhe asep 54 tahun

siti merasa risih keponakannya yanto melihat diri nya seperti menelanjanginya disisi lain dia terangsang karrna sudah lama tak ada yang menjamah tubuhnya.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Kisah Mahasiswi Praktek kerja Lapangan

Kisah Taro – Di hari keberangkatan, Novi bergegas menuju kampus dahulu untuk mengambil surat-surat yang dibutuhkan dan ongkos yang memang telah dipersiapkan pihak kampus sebagai pemacu mahasiswanya dapat bekerja optimal selama program tersebut. Novi kemudian berangkat dengan menggunakan Bus menuju lokasi pabrik teh pada malam hari sabtu dan sampai di terminal bus kota tujuan pada pagi buta hari minggu, lalu ia melanjutkan dengan kendaraan elf menuju kawasan pabrik tersebut da akhirnya sampai di kawasan pabrik tersebut menjelang siang.

Novi : “hmmm udaranya lumayan seger nih, beda sama di kota” katanya.

“semoga gue betah disini selama 1,5 bulan”

Sebelum sampai di kawasan pabrik, ia telah mengontak pak Ardi dan telah dijemput di tempat yang telah mereka setujui. Setelah turun dari elf, Novi pun lalu bertemu Pak Ardi karena telah saling mengenal dan ia tak menyangka kalau Pak Ardi itu masih muda, sekitar usia menjelang 30 tahun.

Mereka berdua lalu segera menuju rumah dinas Pak Ardi dan Novi lalu mengistirahatkan badan setelah dari semalam naik bus.

Ardi : “gimana dek, perjalanannya kesini?? Capek ya?”

Novi : “iya pak lumayan, dari malem baru sampe sekarang hehe”

Ardi : “ah jangan panggil bapak ah, masih usia 28 juga hehehe, panggil aja abang atau mas, gapapa”

Novi : “hmmm yaudah deh tapi kalau pas nanti praktik nanti panggil bapak aja yaa. Sungkan sama

Pegawai yang lain bang hehe”

Ardi : “oooh iya gapapa gapapa”

Dari perbincangan itu Novi baru tau kalu ardi itu sudah menikah dan tak lama setelah menikah ia harus ditugaskan ke pabrik teh ini, karena ardi dan istrinya berdomisili di Jakarta, mau tak mau ardi harus meninggalkan istrinya demi tugas yang telah diemban ini. Ardi sendiri sekarang menjabat sebagai kepala bidang administrasi disini. Ia hanya diizinkan pulang ke rumahnya tiap 4 bulan dan hanya diizinkan selama 1 minggu cutinya.

Ardi : “dek Novi capek gak?? Mau disiapkan minum dulu sebelum saya antar ke rumah dinas buat

adek?”

Novi : “ah takut ngerepotin bang pake disiapin minum segala”

Ardi : “ah gak papa kok. Keliatannya capek sekali adek ini. Diambilin ya? Teh manis hangat gapapa?

Masih dingin disini soalnya hehe”

Novi : “ iya deh gapapa bang” Novi pun mau

Ardi : “ oke tunggu dulu ya dek, aku siapkan dulu”

Akhirnya ardi menyiapkan minuman untuknya dan novi berupa teh manis hangat, setelah selesai, Novi dan ardi pun melanjutkan perbincangannya sambil meminum teh manisnya. Akan tetapi setelah hampir 20 menit bercengkrama, Novi merasa sangat mengantuk dan ia menganggap ini efek dari kecapekan yang diakibatkan perjalanan jauh, akan tetapi ia merasa tak kuat lagi dan tiba-tiba saja ia tertidur di sofa tamu milik ardi. Ardi ternyata menyiapkan jebakan berupa obat tidur yang melebihi dosis yang memang ia persiapkan untuk Novi.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Yap, memang ardi sudah kepincut dengan Novi melalui foto profil Whatsapp chatting dengan Novi terkait administrasi praktek lapangnya dan ia sudah lama tidak pulang ke rumah bertemu istri yang baru dinikahinya, lalu ia punya niat untuk membuat Novi menjadi budak seks nya selama ia melakukan kegiatan praktek lapang ini di pabrik teh itu.

Tak lama setelah ia mengecek Novi apakah benar sudah sangat terlelap, ia pun lalu membopong Novi ke kasur kamar tidurnya, tak pakai basa basi, ardi langsung membuka celana jeans milik Novi dan membuka seluruh pakaian dan celananya sendiri hingga telanjang bulat, terlihat novi masih memakai celana pendek dan ia langsung melepaskan hingga terlihat celana dalam pink Novi. Ardi memainkan jari jarinya di dalam celana dalam itu dan mulutnya langsung mencium bibir Novi yang sudah tidak sadarkan diri. Ardi yang posisinya berada di samping Novi mencium bibir Novi dan memainkan jarinya diantara celana dalam Novi. Sudah merasa memek Novi sudah agak basah, ia pun berpindah posisi menindih Novi dengan sebelumnya melepas celana dalam Novi hingga terlihatnya miss V yang sedikit berbulu dan kelihatannya masih rapat. Setelah memasukkan penisnya ke dalam miss V Novi, ia pun menyadari kalau ternyata Novi sudah tidak perawan terlihat dari mudahnya ia memasukkan dan mengeluarkan penisnya maju mundur dan tidak ada darah keluar.

Ardi : “bangsat emang kelakuan remaja jaman sekarang, muka alim gak menentukan perawan apa

enggak “ ardi sambil tertawa pelan.

Sambil maju mundur penisnya didalam memompa miss V Novi, ia lalu membuka kancing kemeja biru Novi dan terlihat lah pemandangan tanktop biru muda juga yang dibungkus bra putih untuk menutupi payudara berukuran 34 B yang sangat menggoda milik Novi. Ardi lalu melepas bra putih Novi tanpa melepas tanktopnya dan terlihat lah puting susu yang masih coklat muda dengan payudara yang putih berukuran 34 B yang sangat menggoda, ardi lalu sambil memompa miss V Novi, ia menggigit puting kanan Novi yang masih dibalut tanktop dan meremas payudara sebelah kiri dengan tangannya, Novi yang tidak sadar karena obat tidur yang melebihi dosis, dibuat tak berdaya oleh ardi yang sangat bebas menjamah tubuhnya tanpa ia sadari.

Selama hampir 1 jam ardi memompa miss V Novi dan ia sudah klimaks ingin mengeluarkan spermanya, ia lalu memuncratkan sperma nya di rambut dan muka Novi. Lalu ia pun lemas tertidur sambil menghisap puting susu milik Novi. Pukul 15:00 Novi tiba-tiba terbangun karena efek obatnya sudah selesai, dan ia sangat kaget karena tiba tiba ia diperkosa, dan alangkah lebih kaget setelah ia melihat di puting kiri nya Pak Ardi yang ia jadikan pembimbing terlihat tidur bersamanya dan ia menangis sejadi-jadinya hingga ardi terbangun.

Ardi : “hey dik, sudah bangun ya? Hehe”

Novi : “bapak, kenapa bapak tega melakukan ini ke saya !!!!” novi menangis

Ardi : “habisnya saya sudah lama gak dapat jatah istri dan kamu seksi sekali sih pas aku liat fotonya”

Novi : “ bapaaak kenapa saya dibuat begini paaaaak !!!!!!!”

Lalu Ardi pun mengancam Novi dengan cara menindihnya, lalu ia mengucapkan.

Ardi : “hey mahasiswi gak tau diri!!! Kamu pokoknya tidak boleh lapor ke pihak siapapun mau itu

kampus atau keluargamu!! Aku tadi sambil ngentot kamu saya sudah memotret dan

memvideokan adegan seks nya!! Kalau kamu lapor, nanti tentu akan saya sebarkan foto dan

video ini dan mungkin kampus juga akan malu dengan mahasiswi nya seperti ini!!”

Novi : tertegun dengan ancaman itu

Ardi : “oleh karena itu, kamu harus buat perjanjian dengan saya, kamu selama 1,5 bulan ini di sini,

harus menjadi budak seks bagi saya, dan juga mungkin bagi pekerja disini atau warga sini

mungkin, mengerti !!! “

Novi : mengangguk kecil dan tetap menangis

Mendengar seperti itu, ardi lalu pun menyuruh Novi untuk berpakaian kembali dan ia mengantarkan Novi ke rumah dinasnya yang akan ia tempati selama 1,5 bulan. Ardi berpesan besok senin sebagai hari pertama mulai kegiatan, Novi akan berada di satu ruangan dengan Ardi dan dia bisa bebas melakukan apa pun terhadap Novi. Sebelum meninggalkan rumah dinas Novi, ardi tiba tiba memeluk Novi dari belakang dan memainkan kedua payudara Novi yang sudah banyak gigitan ardi tadi siang sambil memaksa Novi menoleh agar ardi dapat menciumnya. Setelah puas memainkan payudara Novi, ia lalu pamit meninggalkan Novi yang lemas dan bingung hal apa yang akan didapatinya hari esok.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Suhunya Ternyata Cupu

Kisah Taro – Nama saya BAGOES SUPRIYATNA (26) berprofesi sebagai Perwira menengah dalam Hal keamanan sejak Lulus sekolah, tentunya sebuah keBanggaan dalam keluarga. Apalagi semenjak merebaknya Sistim Kerja Outsourcing dan Karyawan Kontrak, tentunya memiliki pendapatan UMR KOTA serta menanggung Biaya Pendidikan Universitas Adik perempuan ku tentu mendapat Respect tinggi dikeluarga besar ku.

Ayah ku seorang Jurnalis salah satu Surat Kabar sedangkan Ibu ku adalah Ibu Rumah tangga, secara suku aku terlahir dari campuran Jawa dari ayah Serta Sunda dari Ibu.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Tak heran keGagahan Ayah serta Manisnya wajah ku diwariskan dari Ibu ku, setidaknya itulah yang digambarkan oleh Mantan maupun para wanita sempat dekat dengan Ku. Kehidupan ku berjalan Normal, terbiasa Kerja keras hingga mendapat Kepercayaan Pengawalan mengisi Uang di ATM. Rutinitas yang semakin melambungkan Profesi ku.

Tak heran, sebagai SENIOR disalah satu Guard Tersohor diNegri ini aku sudah bisa diHampir samakan dengan Level Komandan. Apalagi diTunjang dengan penampilan serta postur tubuh atletis. Tak heran, andai aku iseng atau sedang jail masyarakat awam tentunya percaya dengan penampilan ku yang selalu rambut cepak kalau aku ini Perwira.

Tapi seUmur hidup ku tak pernah bermain main apalagi mempermainkan Wanita………

Hingga Suatu saat, jalan Hidup serta Karir ku yang tengah memuncak mau tak mau Kantor Pusat menempatkan ku diKantor Wilayah Yogyakarta. Awalnya ku pikir akan membosankan berada disana, terlebih lagi aku sebenarnya Sudah nyaman berada diBandung.

DiBandung sendiri aku cukup dekat bersama Junior ku yang terjun langsung keLapangan, terutama disaat saat mereka butuh Anggota Extra memasuki wilayah wilayah Kabupaten yang rawan BEGAL. Tapi kali ini, aku ditugaskan Kantor Pusat untuk Mengisi sementara Sebagai Anggota Extra Pngamanan diKota Yogyakarta.

“Siap, Mohon Izin lapor pak…….” Saat ku menghadap atasan ku bernama Pak Haryanto diKantor baru ku wilayah Yogya.

“Siap, Silahkan duduk Gus …..” Ucapnya dengan nada santai tapi tetap terdengar tegas.

“Sebelumnya saya berterima kasih kamu udah mau beberapa bulan ini membantu kantor cabang kita…… Saya juga ga nyangka, kamu akan seFormal ini…… Hehehehe…..” Ucap pak Haryanto yang kalau digambarkan Mirip Mas Adam Suami Pedangdut Inul Dara*.

“Izin komandan, hari pertama saya agak tegang mendapat kabar situasi disini tak Kondusif……” Kata ku, yang sebenarnya masih segan kepada Beliau.

“Semua ini bukan sepenuhnya salah mereka Gus, Mereka lapar….. Belum lagi diTambah biyaya hidup yang semakin mahal pasca setelah Pandemi……” Ucap Pak Haryanto yang dengan Bijak menilai makin maraknya Aksi Begal belakangan ini.

“Tapi dengan pengalaman dan Keterampilan mu, saya yakin kamu bisa mengambil Tindakan Melumpuhkan kawanan BEGAL mereka dengan Cepat…….” Ucap pak Haryanto lebih lanjut.

“Terima Kasih atas kepercayaannya pak, setelah pulihnya Tim Inti Semoga kita bisa lebih solid lagi……”

“Yo wes Gus, capek aku serius terus ngobrol serius sama kamu….. Mau ngopi??? Ngrokok apa nih……” Ucap Pak Haryanto yang meski sepintas Seram tapi nyatanya ia type Lelaki Familyman.

Obrolan perkenalan ku dengan Pak Haryanto atau akrab ia minta aku memanggil ku Pak Yanto, berujung menjadi seperti pembicaraan Sahabat Profesional. Benar benar Pak Har tak percaya bahwa aksi kawanan BEGAL belakangan ini akan menjadi senekat ini…….. Hingga berani Melukai bahkan menyerang dengan senjata rakitan guna merampok Uang yang diAmanahkan kepada kami untuk pengawalan.

Singkat cerita, beberapa hari saat aku ditugaskan tak ada hal hal yang dikhawatirkan terjadi disana. Apalagi kami sudah berkordinasi bersama Polres maupun Polsek dibeberapa titik RAWAN Serta sempat terjadi penyerangan BEGAL diwilayah terakhir beberapa Minggu lalu terjadi penyerangan.

Sekitar 2 orang dari Kantor, ditambah 1 perwakilan Polres dan 1 Operator bersama kami menjadi TIM dalam pengamanan isi Keuangan MESIN ATM saat itu. Dalam tim KK yang kadang mengalami pergantian, kami sudah layaknya Keluarga yang siap perang.

Sampai suatu hari, terjadilah sebuah kejadian yang dimana semenjak saat itu merubah Jalan Hidup ku. Semua itu bermula saat Kendaraan dinas Tim kami, yang kebetulan berada diBelakang Kendaraan Sedan Mewah AUDI Keluaran terbaru.
Kemudian dilalui sekelompok anak Muda Ugal ugalan mengenakan Sepeda motor Matic bising, yang membawa Sajam serta Senjata Benda Tumpul.

Melihat gerombolan anak muda bersama kelompoknya mulai memepet Sedan Mewah yang sempat kami Puji tersebut, Naluri Insting kami berkata bahwa tindak kejahatan akan terjadi didepan mata. Hingga tiba tiba……

“PRANG!!!!” Pukul 21.30 Malam itu, salah satu Pemuda yang bersama kelompok berandalan memecahkan Kaca Belakang Sedan mewah yang berada didepan kami.

“Siap tempur cuk…..” Ucap Mas Bayu, yang saat itu perwakilan dari Polsek bersama Tim Kami berada 1 mobil Dinas yang kebetulan Mobil Dinas dengan berbahan Bakar Solar.

“Yoon, ni kamu bekel ini….. Begitu sedan depan berhenti kamu langsung menepi ke kiri….. Dor aja jangan takut kalau mereka nyerang mobil kita…..” Ucap Pak Bayu, sambil menahan geram menyerahkan Pistol kepada Yono.

“Siap Pak…..” Ucap Yono yang sempat mngelami penyerangan kawanan BEGAL seperti gerombolan yang berbuat onar didepan kami.

“Ikuti terus Yon, Korban kayaknya Panik……” Ucap Bayu, melihat sedan didepan kami melaju makin cepat sambil terus dipepet motor kawanan berandalan.

Saat dipersimpangan jalan……

“PRAAAANG!!!” kali ini Kaca Belakang Sedan tersebut salah satu pemuda pecahkan dengan Stick Base Ball.

“Aaaaaaawwwwhhh……!!” Teriak histeris Seorang Wanita, yang seketika Yono langsung memepet keKiri Mobil korban.

Berbekal Kamera CCTV serta Pengalaman Pait Tim Security, tanpa tembakan peringatan berTiga Kami keluar Pintu Mobil Panter lalu Melepaskan beberapa Tembakan Gerombolan Begal malam itu.

“Cover!! Cover…..!!!! Selamatkan Korban…..!!!” Pinta ku kepada kedua rekan ku, setelah Menumbangkan beberapa anak JAMET yang mengacungkan dan merusak mobil korban.

“Tetap menunduk mba…..!!!” Saat kusadari sepintas wanita didalam sedan Itu adalah Wanita Muda.

Sesuai amanah atasan ku diKantor, berbekal keahlian menembak dengan Peluru tajam Tak kurang dari 7 tembakan ku lepaskan keArah bahu dan lengan mereka. Gerombolan BEGAL Berkedok pemuda ugal ugalan, tumbang bergeletakkan diAspal seketika.

“Korban Selamat Korban Selamat……” Kata ku saat dengan cepat Gadis Cantik itu dalam keadaan Sadar, serta menutup kedua telinganya dengan kedua tangannya.

“10 Menit Regu bantuan Tiba…..” Ucap Pak Bayu, sambil terus mengarahkan senapan Laras panjang kearah gerombolan BEGAL yang kini Merintih kesakitan.

Mendengar hal itu, Masyarakat sekitar langsung Menghakimi belasan pemuda yang terkapar ditengah jalan. Belum lagi sisanya yang kalang kabut melarikan diri tanpa mengenakan Helm, tentu saja hal itu Viral. Karna dalam 1 Tindakan, malam itu Puluhan Anggota Geng serta Belasan Begal kami berantas.

“Gus….!! Kamu diminta nyusul Pak Har Nemuin Pak Kapolres sekaligus diTunggu keluarga Korban…..” Ucap Pak Bayu lewat sambungan Telfon lewat sambungan telfon.

“Siap pak laksanakan…..” Ucap ku, yang seharusnya malam itu menyerahkan Laporan atas tindakan kami malam itu.

Setibanya diRumah sakit, Rupanya Mas Bayu menceritakan kronologi Awal sesuai Fakta dan Bukti Rekaman Kamera diDash Board Mobil dinas Kami. Lebih dalam Mas Bayu menjelaskan kepada Pak Har Atasan ku, Atasannya diKantor, serta Anggota Keluarga Korban yang Rupanya Keturunan NINGRAT, bahwa Saat kejadian Sayalah orang pertama yang Melindungi Korban.

Adalah Sosok mantan Putri Indonesia baru ku ketahui bernama AYUMI MAHARANI (23) yang Aktif diKaryawan Kantor Pemda, yang Semalam hampir menjadi Korban lalu langsung Ku Lindungi sebelum melepaskan Rentetan tembakan melumpuhkan Puluhan Kawanan Begal bersama Tim ku Semalam.

Secara langsung malam itu juga Bapak SOEKARTHO WIRYOSO, mengapresiasi sekaligus mengatakan berhutang Budi kepada kami berEmpat. Terlebih lagi Video itu begitu VIRAL diMedia Sosial, Karna kawanan BEGAL tersebut sudah sangat meresahkan Beberapa Minggu belakangan ini.

Komandan Bagoes adalah julukan baru ku, saat kamera ponsel merekam jelas bagaimana aku pasang badan diluar Pintu Mobil Sang Putri, lalu memberondong beberapa kali kawanan BEGAL yang kami kira kawanan pemuda ugal ugalan malam itu.

Tak heran, Wakil Rakyat pun menangguhkan Jenis Senapan serta Peluru tajam untuk Perwira yang berpatroli Malam. Apalagi Tingkat pengangguran semakin tinggi Pasca Pandemi belakangan ini.

Ku acuhkan Viralnya aksi Heroik ku malam itu, apalagi undangan beberapa Stasiun TV serta Reality Show yang menjanjikan Komisi cukup Tinggi. Bukannya Saya Sombong Coy…..

Karna setelah kejadian itu, Pak Karto berhubungan Baik dan mencari tau Bibit, Bebet, Bobot keluarga ku diBandung yang sebenarnya Biasa saja.

Awalnya, aku sendiri tak begitu paham dan acuh mengenai garis keturunan Ningrat diJawa. Setelah mengenal Pak Karto, aku baru paham mengapa mereka ini termasuk dalam golongan Keturunan keluarga Ningrat. Karna selain memiliki kekayaan yang Fantastis, ketiga putra putri Pak Karto yang usianya menjelang kepala 6 namun terlihat sangat Bugar. Memiliki Background Pendidikan yang paling Minimal S2 dibidangnya.

Tak heran Sedan Mewah keluaran Pabrikan Jerman menjadi kendaraan sehari hari Ayumi yang sesuai penuturan Pak Karto menjadi Sosok Introvert.

Hingga Ayah dan Ibu dibandung melangsungkan pertemuan di Yogya bersama keluarga Pak Karto, bagai mendapat Bintang Jatuh saat Ayah dan Ibu ku membahas perjodohan ku dengan Ayumi yang ku selamatkan malam itu.
Senang?? Pasti….. Bahagia?? Ya jangan ditanya ……. Namun disinilah letak awal kesalahan ku sesungguhnya yang terbuai akan masuk menjadi anggota keluarga Ningrat pak Karto………

Saat pertemuan keluarga Inti ku bersama keluarga Pak Karto, selain berkenalan dengan Bu Oktavia (39) Mantan Senam Trainer yang Awet muda serta selisih umur tak begitu Jauh dengan Putra Pertamanya. Belakangan tergambar kecantikan Bu Octavia Ibu Tiri dari Ayumi ini keCantikan Wajahnya mirip Fan** Ghas* secara wajah, Tinggi serta membentuk bagai Influencer gym Anind* Hida*** …..

Kemudian Saat itu aku diPerkenalkan kepada kakak Dari Ayumi bernama Helina Damayanti kakak kedua Ayumi. Secara Wajah yang hampir mirip dengan sang Ibu Tiri, namun kakak Kandung lebih cenderung mirip Aktor Senior pemeran Zaenab……….

Beruntung sekali SuBhakti (26) Buisness Property, suami dari Herlina Damayanti (25) berProfesi Dokter Gigi. Karna selain istrinya cantik, Subakti kini berprofesi super sibuk sebagai Kontraktor Properti disalah satu Kota Besar. Dalam hati ku berpikir, tak heran andai Herlina kini belum sempat memiliki keturunan. Karna, mungkin mereka sibuk dengan karir mereka masing masing.

Dalam perjamuan makan malam keluarga ku atas undangan Pak Karto, disana juga keluarga ku dikenalkan kepada Sosok anak Sulung Pak Karto bernama Soeseno (29) tak terlalu ku ingat nama tengahnya namun nama diakhiri Mangku Negoro…….

Sekuat tenaga ku menahan Tawa mendengar Nama serta melihat Sosok Suseno, dalam ejaan Soeseno yang mengingatkan ku Tokoh Kartun yang ga pernah Tamat DORAEMON. Prilaku dan Wajah dari Suseno ini percis banget dengan tokoh SUNEO…..!!!!

Jadi gak perlu heran lah, sama tingkah tengil Soeseno yang kuliah diLuar Negri (tapi belum lulus lulus) dan punya Pacar yang ia kenalkan berUsia belia umur 22 tahun bernama Kartika ini bisa dibilang mudah ku tebak MANJA hanya dengan melihat Orangnya.

Sepintas ku lihat Kartika ini bagai aktris Ari** Ta*** secara body, namun lebih tinggi dan lebih muda. Apalagi ia cantik Alami tanpa Make up. Tak heran diAcara ini siSuneo eh Soeseno mengenalkan calonnya kepada sang Ayah.

Hingga puncak perjamuan sebelum hidangan pembuka dimulai, sosok AYUMI MAHARANI 23 Tahun turun bergabung terlihat sangat Anggun malam itu. Jujur saja dalam hati ku masih belum percaya andai ia mau diJodohkan oleh ayahnya agar menikah dengan ku……..

Seminggu kemudian, Karna Silau dengan kecantikan Ayumi serta Harta Melompah Pak Karto. Ku setujui Acara pernikahan ku bersama Ayumi diGelar……

Saat sebelum menikah, hanya dua kali aku Jelan berdua dengan Ayumi. Pertama saat makan malam berdua, kedua kalinya saat kami memilih dekorasi, menu, dan fitting pakaian acara resepsi nanti. Itupun tak begitu Intens kami mengobrol atau mengenal sifat kami satu sama lain, atau bahasa simplenya Kagak ada ngedate atau pacaran dulu Lah…..

Apalagi kami sama sama sibuk dengan Aktifitas kami masing masing, sampai tanpa sadar semua telah diatur oleh EO Weeding pilihan Pak Karto.

“Uda Goooes!!!! Jangan banyak mikir!!! Kalu lu ga mau, biar saya gantikan…… Mantan PUTRI INDONESIA Lho Goes…. Kapan lagi….” Pendapat OB kantor, yang masih remaja Karna ku bingung dengan semua bisa jadi secepat ini

“Atau, Aku mau deh sama Bu Okta…… Uuuh…. Pasti jarang banget tuh disentuh Pak Karto yang sibuk terus keluar Negri……” Ucap Mono, teman dekat ku di Yogya yang Emang rasa Somplak otaknya setelah melihat foto foto Instagram keluarga pak Karto.

Kebanyakan teman teman ku juga heran kenapa aku bisa dekat dengan Mono, yang mereka tau level Mesumnya sudah Melebihi Tingkat DEWA…….

“Elu ya emang Nafsu Nooo……. Tapi masalahnya Bu Oktanya mau engga Ama elu……????? Bhahaahahaha……” Ucap ku, mulai bercanda dengannya.

“Nah ini…… Ini….. Jangan macem macem Ama aku Goes, ga kuat pake ini……” Sambil mengacungkan lengan bagai batang penis.

“Ya berarti aku pakai ini…….Bhahaahahahahahhaa…….” Sambil menunjukkan kepala yang hanya ditumbuhi rambut 1 cm.

Bersama Mono aku tertawa terbahak bahak membayangkan kepalanya yang gundul, ia masukkan keVagina Bu Okta……. Dasar Bocah Guendeng…. Mungkin itulah yang biasa umpatan Guyonan Yono.

Siswono (20), adalah karyawan paling Junior OB dikantor ku bekerja. Selain fans berat, ia sudah ku anggap teman baik ku. Penulis cerita ku ini adalah salah satu sahabat dekat, namun seiring karir ku melesat kami jarang berbicara hal hal kritis sekaligus Kocak seperti bersama Mono kini.

Menggapa disebut Mono, Karna banyak karyawan suka jadikan karyawan baru ini objek Candaan. Sikapnya yang cuek dan suka melucu membuat rekan rekan kerja yang rata rata Maskulin dan Sangar betah melepas stress stelah mengawal uang berjumlah Ratusan Juta Bahkan sampai Milyaran Rupiah dijalan, Tak heran kami akhiri dengan bersenda gurau bersamannya saat kembali keKantor ini.

Hanya satu hal yang sulit terganti saat ku berbicara dan nongkrong bersama Penulis, ia lah berbicara serta membahas sesuatu hal yang KRITIS, Sesuatu hal yang tak pernah ku mengalaminya……… Apalagi diKota ini, bisa ku hitung dengan jari orang orang yang ku kenal baik selain Pak Har dan si Mono ini……

Gemulai lekuk tubuh benar benar sempurna, siapa mengira dibalik pakaian hijab ataupun pakaian sederhananya yang sehari hari mengenakan kebaya sederhana. Tonjolan Payudara serta Bongkahan pantatnya begitu sempurna……

Awalnya ku kira Tonjolan Payuradara maupun Pinggulnya hanyalah pembawaan dari pakaian dalamnya semata, namun kali ini…….

“Ayo dong guus…… Tunggu apalagi……??” Pintanya lembut menarik lembut tangan ku agar merasakan kulit tubuhnya.

Pelan perlahan hingga terasa talapak tangan ku ini mendarat mulus diPerutnya yang Ramping. Benar benar tak akan ku percaya Calon Mertua ku Bu Okta ini, memiliki tubuh yang sempurna meski warna kulitnya tak sePutih dan secerah kedua Putri tirinya.

Karna mungkin paham aku sama sekali belum pernah punya pengalaman Sex, kedua lengannya melingkar keleher kekar ku sembari mulai sedikit berjinjit agar bisa mulai mencumbu bibir ku.

‘aaaah, sungguh lembut Cumbuan calon mertua tiriku ini….. Bahkan lebih lembut dan terasa menggairahkan ketimbang Cumbuan Mantan kekasih ku Tira……’ ucap ku dalam hati.

Setelah bibir tebal sexynya melumat bibir ku mesra, Bu Okta mendorong perlahan diriku hingga terduduk diBangku setelah dengan lihai ia menurunkan celana training yang ku kenakan, hingga penis ku melompat keluar dari balik Kolor yang ku kenakan. Kembali kami berciuman mesra sambil kini ia melepas bra yang ia kenakan.

Lebih dari itu, kedua tangan ku hanya berani perlahan menurunkan celana dalam yang ia kenakan sambil fokus mengimbangi lumatan Bibirnya……

Setelah kami berdua bertelanjang, terasa dengan lembut tangan mulus berwarna kuning Langsat mendorong tubuh ku agar duduk diBangku. Manis senyum Bu Okta mengembang, sambil berusaha ia mengangkangi diatas pangkuan ku…….

Lalu selanjutnya, sambil menahan bibir ku dengan jari telunjuknya ia mulai mengarahkan penis ku agar tenggelam didalam Vaginanya……

“Aaaahhh……..” Desah ku keluar saat berkali kali proses Penis ku mulai membelah liang kawinnya.

Lembut beliau mendorong dada ku agar punggung ku bersandar, lalu ia kembali bergerak naik turun perlahan agar Vaginanya benar benar menelan semua batang penis ku………

“Hmmfftt emmmfftt……. Hmmmfftt……..” Cumbuan kembali ia berikan keBibir ku, setelah seutuhnya Penis ku tertelan diVaginanya….

“Guuuusss…… Ibu mulai yaaaah….” Ucapnya Lirih, lalu belum sempat ku Jawab ucapan wanita yang mengambil perjaka ku ini ia mulai bergoyang erotis sehingga kedua payudaranya melonjak naik turun dihadapan wajah ku.

“Aaaah……. Buu…. Bagus ga kuat ……” Ucap ku lirih, sambil memandang Wajah Ayunya serta kedua payudaranya yang bergerak naik turun dihadapan wajah ku.

“Lepasin guuus…… Lepasin sayaaaang, keluarin semuanya jangan ragu diDalem memek ibu ……..” Ucapnya lirih sambil menatap wajah ku penuh nafsu.

Hingga tak lama kemudian ………

“Baguuus keluar Bu…….” Sambil memeluk erat tubuhnya merapat pada ku, dan…..

“Jrrrrooth… Croooth….. Croooth…….” Terasa banyak dan kental sperma ku berhamburan.

Pelukan erat ku ditubuh Bu Oktavia terasa menjadi selembut bisa guling dikamar ku, saat ku buka mata perlahan rupanya ini adalah MIMPI BASAH KU bulan ini.

‘sial….!! Apa ini gara gara guyon mesum sama siMono kemarin sore ya …??’ pikir ku dalam hati, saat berfikir entah mengapa bukan Ayumi calon Istri ku atau Herlina yang tubuhnya bisa dibilang bersaing dengan sexynya dengan Bu Okta.

Apalagi ia belum melahirkan setelah hampir Satu Tahun menikah….

Segera ku tunaikan Mandi Besar setelah Mimpi basah, setelah Mandi ku tunaikan Ibadah Sholat Subuh dan berDoa akan kelancaran Acara pernikahan ku Pagi itu. Benar benar tak habis pikir, bagaimana bisa aku mimpi basah bersama Calon Mertua Tiri ku yang memang pandai menjaga kecantikan diUsia tak muda lagi.

Setelah melaksanakan prosesi Ijab Kabul yang menegangkan, serta terasa lega MENANDATANGANI buku nikah dan beberapa dokumen yang tak sempat ku Baca. Senyum Manis mengembang serta perlakuan mesra Ayumi kepada ku sepanjang Acara Pesta Resepsi pernikahan terasa begitu indah. Siapa menduga, setelah hampir 5 tahun fokus ku tempa tubuh serta waktu untuk karir. Kini Saat pesta pernikahan ku bersama Ayumi, terasa begitu Puncak Manis kehidupan ku.

Kedua orang tua ku terlihat Bangga dan Bahagia tentunya, meskipun tak sempat diHadiri beberapa Anggota keluarga besar diBandung. Namun Doa serta Rasa Bahagia mereka sampaikan kepada kami berdua.

Kecerdasan Ayumi, terasa begitu mengagumkan Dimata ku saat acara ia bisa memberi arahan terbaik kepada Event Organizer. Begitu pula sikapnya yang lembut kepada kedua Orang tua ku, saat acara sungkeman. Tapi betapa sialnya Penis ku tak mau Kompromi saat ku Sungkeman kepada Ibu Mertua Tiri ku Oktaviana…….!!!

“Shiit……!!!” Mudah mudahan Tamu serta orang orang sekitar tak menyadari perubahan drastis diArea Selangkangan ku …….

“Dingin ya Mas, Ampe berasa ada yang tegang gitu…….” Bisik Ayumi, sepertinya sadar akan perubahan diselangkangan ku.

“Bukan dingin….. Malah panas liat kamu secantik ini……” Kata ku berkilah yang padahal aku teringat mimpi ku subuh tadi memangku tubuh Ibu Mertua Tiri ku.

“Tahan ya sayang, kamu lupa ya aku ini lagi dapet…….” Bisik Ayumi kepada ku, namun sikapnya sangat mesra dengan memeluk tubuh ku.

Kehangatan sikap Istri ku Ayumi yang tak pernah pacaran dengan ku, benar benar membuat hati ku luluh saat itu. Apalagi bisa dibilang, dalam lingkaran kehidupan ku sehari hari sangat sulit berkomunikasi atau bahkan bertemu Wanita Secantik perwakilan Putri Indonesia ini.

Hingga acara usai, ku Manfaatkan berolah raga melatih tubuhku saat Istri ku Ayumi sepertinya tak bisa menjalani malam pertama pernikahan dengan ku. Suasana malam pengantin, jauh lebih terasa seperti acara pendekatan kepadanya. Malam itu, banyak hal yang ku pelajari mulai dari Makanan Favorite serta hal hal yang ia sukai dari Istri ku ini.

Benar benar malam yang indah yang saat itu ku pikir awal dari memiliki Ayumi SeUtuhnya………. Serta merasakan Nikmatnya Sex seperti cerita cerita mereka yang sudah lebih dulu menikah dari ku.

Seperti biasa, meski tak terdengar Adzan Subuh saat itu aku bangun pagi lalu menunaikan Sholat Subuh. Ku selimuti Istri ku Ayumi, sebelum beranjak dari Ranjang pengantin kami yang bertabur Bunga. Setelah melaksanakan Ibadah Sholat Subuh, dari kamar pengantin ku beranjak berolah raga lari pagi.

Benar benar bahagia rasanya sebelum Matahari benar benar bersinar sudah berlari mengelilingi Mansion Mewah Ayah Karto pagi itu. Apalagi cukup banyak Kandungan Gizi serta Protein yang ku jadikan Otot setelah semalam cukup banyak ku Konsumsi.

Saat ku kembali keMansion Mewah keluarga Mertua ku, tak langsung saat itu ku kembali keKamar pengantin. Melainkan aku berjalan menuju lokasi Ruang Private Gym keluarga yang terletak dekat Kolam renang.

Namun saat ku Melangkah melalui Kamar Bilas……..

“Aaah, iyaaah … terush…… Garuk memek Via disitu sama lidah kamu…..” Desah lirih samar terdengar, yang tentunya membuat ku merinding tak karuan.

Apalagi andai dilihat sepintas, salah satu Bilik kamar bilas disana Jelas seperti tak ada orang didalam sana. Masa iya sih Hantu merintih keEnakan pagi pagi….. Pikir ku dalam hati.

Setelah ku lepas sepatu lari dan ku sembunyikan, mengendap ngendap ku berjalan memutar guna bisa mengintip siapa gerangan diBilik Kamar Bilas melalui Ventilasi. Saat kedua mata ku terbuka sangat lebar melalui celah kecil diVentilasi……

Sungguh benar benar terasa mimpi Pagi itu sambil berdiri menungging, Mama mertua ku Oktavia tengah Asyik merintih keEnakan merasakan ‘perlakuan special’ seorang pria yang berjongkok dibelakangnya.

‘gila…… Tubuh Mama mertua jauh lebih Indah ketimbang dari mimpi basah ku kemarin…….’ pikir ku, sambil lekat lekat memandang kedua Payudaranya yang sekal membulat.

“Eeemmh…… Ssshhh aaaah……..” Wajah Ayunya khas Wanita Jawa, kuning Langsat Kini kembali merintih keEnakan saat gerakan dibawah sana semakin liar.

Jelas ku lihat ia Sambil kedua tangannya bertumpu Kedinding, malah menggerakkan Pinggulnya yang indah membulat Lembut meliuk Naik Turun, maju mundur perlahan mengikuti gerakan pria yang tengah merangsangnya sambil memejamkan mata kearah ku mengintip.

Benar benar Cantik Mertua tiri ku ini, pantas saja ia yang berprofesi menjadi Pelatih Senam kini diNikahi Bapak Mertua ku yang kaya raya.

Selanjutnya samar terlihat kedua tangan pria yang sepertinya tengah tenggelam dibelahan Pantat Membentuk kencang Sempurna, kini sepitas samar berusaha menggapai sepasang Payudara Sekal Sempurna milik Mama mertua ku Oktavia yang sedari tadi bergerak tanpa Arah.

Hingga beberapa menit kemudian, Ia terlihat jelas dari tempat ku mengintip melenguh Panjang, merintih, bergetar tubuhnya sambil mendesah panjang yang belakangan ku tau ia mengalami Orgasme.

Bergerak mundur ku saat itu, Karna terasa keringat ku semakin banyak membasahi tubuh ku. Lalu ku menenangkan diri berusaha meredakan Konak ku setelah mengintip tadi….. Benar benar Indah, lebih Indah dari gambaran mimpi ku….. Apalagi membayangkan lekuk Tubuh yang kulihat dengan ‘mata telanjang’ dari celah kecil tadi, benar benar tanpa sadar aku akhirnya menelan ludah.

Setelah beberapa menit berlalu dan fokus dengan Aktifitas ku hari ini, aku mengenakan sepatu lalu berjalan menuju tempat Gym yang tersedia diMansion Mertua ku ini. Tapi……..

“Heh Guuus!!!! Dah bangun ….??? Hebat kamu Habis malam Pertama masih Kuat Olah Raga……” Sapa Bapak Mertua ku, yang membuat ku Pucat serta lutut ku tiba tiba terasa meleleh seperti melihat Hantu.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Kenapa Guus??? Kq kayak liat hantu gitu sih…..” Tanya Bapak Mertua ku sambil berhenti menggunakan Mesin Tread meal.

“Ohh …. Ga apa apa pak, saya kagum….. Ternyata Bapak Masih sebugar ini…….” Kata ku berusaha memujinya.

“Ya harus dong, masa Bapak kalau sama yang Muda……” Uacpnya sambil melangkah mendekati ku.

“JADI…….” Ucap ku meninggikan Suara, sambil melihat lengkapnya alat olah raga disana.

“BAPAK UDAH LAMA, Membangun Private Gym disini……” Kata ku, sambil kepala ku terasa pusing memikirkan Siapa tadi yang bersama Mama mertua ku?????

“Yaaa lumayan guss, sebenarnya kebanyakan ini semua Hadiah dari rekan rekan bisnis bapak…..” Ucapnya, sambil berjalan kearah ku menjauh dari lokasi bilas dan kolam renang.

“Kamu mandi Keringat Gusss….?? Emang tadi olah raga dimana???” Ucap Bapak Mertua ku Pak Karto, saat sadar Mandi keringat ku sudah mengering.

“Tadi setelah sholat subuh saya langsung Joging keliling Komplek pak……” Ucap ku kepada beliau sambil berharap cemas, bagaimana andai keributan besar terjadi diPagi ini.

“Mantab kamu, semoga kamu dan Ayumi segera beri Bapak cucu ya…. Jangan kayak siBhakti sama Herlina….. Masa lama banget ngasih Bapak Cucu…..” Ucap Bapak Mertua ku, sambil mulai mengangkat Barbel 8 KG dengan Kedua Tangan Kekarnya, tak bisa ku bayangkan apa jadinya telapak tangan itu Menggampar habis habisan Wajah Manis Ibu Mertua ku.

“Ia pak, Insya Allah mudah mudahan ya pak….. Lebih bagus kalau Nanti bisa berbarengan Ayumi dan Kakaknya Herlina Hamilnya Pak……” Kata ku berharap ia turut mendoakan, sambil ku berusaha agar Bapak tetap betah berOlah raga pagi ini bersama ku. Lalu……

“Amiin…… Mama juga doakan kalian cepat Isi ya nak…. Supaya Rumah ini makin rame…..” Ucap Ibu mertua ku, berjalan mengenakan pakaian Olah raga ketat serta terlihat sedikit keringat diDahinya.

Benar benar pandai beliau bermain Sandiwara, lalu sepintas ku lihat sosok pemuda remaja seperti mengintip kearah kami bertiga.

“Kenapa nak??? kq liat Priyanto kayak kaget gitu…… Hihihi…..” Ucap Ibu mertua ku Karna mungkin melihat reaksi ku yang kaget saat itu.

‘apa ia bocah itu selingkuhan Mama mertua ku…..??’ pikir ku dalam hati.

“Maklum dong Ma….. DiMansion mewah ini pasti Bagus belum tau siapa saja penghuninya……” Ucap Bapak mertua ku, yang terlihat kembali Fokus berOlah Raga Karna tak sadar dan melihat apa yang ku Intip tadi.

“Oh, jadi Priyanto bagian keluarga kita ya Pak……” Tanya ku kepada bapak.

“Ia itu, putra keDua Bu Lasmi….. Sebelum berangkat sekolah, pagi pagi ia rutin membantu Ibu Lasmi Art disini…….” Ujar Ibu Mertua ku, sambil menuangkan Air Mineral untuk Bapak.

“Ya sudah ma, nanti sekalian kamu kenalkan keluarga Art diRumah kita. Bisa berabe kalo sampe DiTinju Baguss Karna salah paham mereka ada diRumah ini…… Hehehehe…….. ” Ucap Bapak mertua ku, yang sebenarnya terlihat Kekar dan Segar untuk Usianya.

Didalam hati ku benar benar heran, mengapa Ibu mertua ku ini Selingkuh darinya…..??? Apa sih yang kurang dari beliau……?? Apa iya dia tadi bergumul ria diBilik kamar bilas samam bocah seumuran Priyanto…..???

Hingga jujur saja saat itu mood ku hilang menerka nerka pikiran Mertua ku yang Cantik dan berbody bahenol bagai gitar Spanyol ini…..

Apalagi kepala ku semakin pusing saat Ibu mertua tiri ku ini, berjalan didepan ku sehingga jelas terpampang Bongkahan Pantat yang menyerupai Angka Delapan namun posisi miring ……

‘astaga guuus….. Sabar…. Sabar……!!!’ ucap ku dalam hati sambil mengurut penis ku dari luar celana yang ku kenakan.

Setelah berkenalan dengan Priyanto dan Bibi Lasmi keluarga art Mansion Mewah ini, dengan alasan lupa membawa ponsel aku pamit undur diri menuju kamar pengantin. Sepintas terdengar suara lirih tawa lembut Ibu Mertua Tiri ku bersama Bi Lasmi, tak ku hiraukan hal itu yang penting aku harus segera menenangkan diri.

Karna terlihat belum ada tanda tanda Istri ku terjaga dari tidurnya, setelah mandi dan sarapan aku berpamitan kepada Bapak dan Ibu mertua ku yang Sexy akan keberangkatan ku menemui Orang Tua ku serta Keluarga dari Bandung diVilla Bapak mertua ku. Karna kebetulan tak jauh dari Komplek Perumahan ini.

Sesuai amanah yang ia berikan kepada ku, Bapak sangat takut dan tak rela hal serupa terjadi kepada setiap anggota keluarganya. Selain beliau menilai diri ku Kayak, laporan pak Bayu akan sikap ku yang taat Agama menjadikan keputusannya Bulat menjodohkan ku dengan Putri Bungsunya yang Introvert.

Ku akui Hidup ku kini berubah bagai Cinderella, apalagi Bisnis serta Harta Bapak mertua ku ini, ku rasa tak akan habis hingga diBagikan kepada Cucunya kelak. Walaupun ada hal ku dapati saat pagi tadi selsai Joging pagi hari…….

Saat Istri ku menyusul keVilla keluarga ku Istirahat di Yogya…..

“Ya ampun Maas, aku ini Istri mu sayang …… Kenapa ga bangunin aku lho, jadi barengan kita keSininya……” Ucap Istri ku Ayumi, yang terlihat Cantik Pagi itu saat menyusul ku keVilla Orang tua dan keluarga ku berIstirahat.

“Kamu tadi tidur pules banget, Keliatan kecapean sayang….. Mama tega aku bangunin kamu, apalagi kamu masih ‘dapet’ kan….??” Kata ku, yang saat itu melihat Expresi Istri ku seperti tertegun dengan alasan ku tak membangunkannya..

Adalah penggalan perasaan Janggal atau sesuatu yang menggangu hati ku saat itu, namun tetap ku mencoba berfikir Positif kepada Istri ku Ayumi yang cantik jelita. Setelah berbelanja Oleh oleh dan mengantar kedua Orang Tua ku menuju Stasiun, kami pun berpisah setelah mengantarkan Istri ku keRumah teman baiknya.

“Bener ga apa apa aku ga sampe masuk kedalam….??”

“Ga apa apa mas, lagi pula kamu takutkan Office Boy mu itu keburu ganti Shift jam kerja……” Ucapnya lembut serta senyumnya mengembang saat itu, hmm….. Mimpi apa aku bisa menikahi Wanita Secantik Bidadari ini.

“Mas, kq bengong…..??” Tanya Ayumi, saat aku memandanginya penuh kekaguman.

“Ah, ga apa apa ga apa …..” Kata ku, yang seingat ku sahabatnya Hesty ini tak kalah cantiknya dengan Istri ku ini.

“Aku masih terpesona sama kecantikan kamu…..” Ucap ku apa adanya.

“Kamu ini mas, dari semalem…. Pinter banget ngrayu aku….. Hihihi….” Kata Istri ku mengambil tas serta Ponselnya.

“Kalau gitu, aku pamit dulu ya mas…..” Tambahnya sambil mencium Punggung tangan ku..

Lalu ia turun dari mobil, melambaikan tangan sebelum mengetuk Rumah Mewah Hesty yang ku pikir sama sama Tajirnya dengan Keluarga Istri ku ini. Mulai ku lajukan kendaraan roda empat menuju Kantor, meskipun sebenarnya jalan dari Komplek perumahan Elit Hesty Asing bagi ku jika ku lalui menuju Kantor ku berada..

Hingga saat ku lewati Ruko perkantoran ……….

‘itu kan Herlina…… Ngapain dia disini ya……” Pikir ku dalam Hati yang andai digambarkan kecantikan Herlina memang seperti Mau** Koesna*** pemeran tokoh Zaenab.

Namun bodynya, kakak ipar ku jauh berisi diBagian Payudara dan Pinggulnya. Kalau ku ingat ingat, saat ini sang Dokter seharusnya berada diJam kerja sekarang. Tapi, kenapa ada diRuko Perkantoran Property??

Karna penasaran, ku tepikan kendaraan ku keKiri dan ku perhatikan melalui Spion. Dan tiba tiba…….

Terlihat jelas, sosok pria Chinese dengan pakaian Perlente dan Bertubuh Atletis datang menghampirinya dengan senyum mengembang. Yang membuat kedua mata ku terbelalak serta terkejut, dengan cepat dalam beberapa detik dia menCium Kening Herlina Kakak Ipar ku……!!!!

Lembut terlihat jelas kakak ku mendorong tubuh kekarnya namun sambil tersenyum manja……..

Sampai Akhirnya ia berjalan berdua masuk kedalam gedung Ruko tersebut.

Lagi lagi Jantung ku berdebar cepat, berfikir siapa gerangan Pria tersebut. Andai dibandingkan dengan Bakthi Suaminya. Lelaki tadi ku rasa memang lebih muda, setelah berpikir dan ku amati bentuk bangunan Ruko tersebut. Lebih baik ku parkirkan Mobil setelah ku amati ada gang sempit yang bisa ku manfaatkan menyelinap masuk kedalam.

Tak banyak kesulitan ku memanjat gedung Ruko 3 lantai tesebut, apalagi diluar sisi gedung ada Blower yang dipasang diluar menjorok kearah gang yang bisa ku jadikan pijakan.

Setelah ku masuk melalui Jendela lantai 2………

“Aaaaah……aaah iyaaaah Mike…… Teruush….. Nikmaaath……” Kedua telinga ku mendengar jelas Rintihan suara Herlina kakak Ipar ku disalah satu Ruangan dilantai 3 yang seperti Tempat Tinggal.

Setelah membuka lebih lebar arah suara dari pintu yang tak tertutup rapat, kedua mata ku diSajikan pemandangan Dokter Cantik berhijab dan berbody Sexy ini berbaring Pasrah mengangkang dengan Rok longgarnya tersikap hingga Pinggang diatas Kursi sofa segi Empat.

Pria Chinese yang sempat ia sebut bernama Mike, kini tengah berjongkok diantara selangkangan atau tepatnya Vagina Herlina kakak Ipar ku tak mengenakan T – Shirt yang awal ku lihat saat menjemput Herlina ia kenakan.

KeDua kalinya, kali ini ku lihat Anggota keluarga Istri ku main ‘Gila’ dibelakang Pasangannya……

‘gila…..!! Keluarga macam apa mereka ini sebenarnya……..’ pikir ku dalam hati.

Lalu kembali mengintip kedalam, saat kembali terdengar Rintihan serta celoteh Helina dari dalam ruangan tersebut…….

“Awh…..aaaaaah……. Aaaaah …….” Jerit dan desahan Herlina terdengar Jelas, sambil sesekali ia melihat kearah Mike yang menusuk Vaginanya dengan jari Telunjuk dan Tengah cukup kasar.

“Enak mama Service gue Ama siBakhti……?? Enak mana……?? Jawab Her!!!!” Ucap Mike sambil terus bergerak mencolok Vagina Herlina lebih cepat lagi.

“Enaaaaks kamuuu Mikke….. Aaaaaaahh…….” Ucap Lina sambil bergetar Karna tak tahan merasakan Rangsangan yang Mike berikan.

“Hehehe….. Nih, gue kasih Double nikmat Karna udah jawab jujur….. Hap…..!!” Sambil Terus mengorek Vagina Lina dengan Jarinya, kini dengan rakus Mike mencaplok area atas yang belakangan ku tau itu Area Kloritisnya.

Jelas ku lihat Lina semakin bergerak liar tak karuan diatas kursi sofa tanpa sandaran tersebut, Karna aku semakin tersihir dan semakin penasaran. Kali ini aku menyelinap masuk, tanpa peduli lagi resiko apa yang akan terjadi andai mereka tau keberadaan ku diRuangan ini.

Apalagi saat ini tindakan ku Ilegal dan tentunya melanggar Hukum……..

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Mantan Terindah

Kisah Taro – Kisah ini sedikit ada hubungannya dengan tempat dimana aku dulu bertemu Yuni. Aku kadang-kadang masih nongkrong di tempat dulu aku bertemu dengannya dengan harapan bisa bertemu dengannya. Saat aku duduk di sana dan berharap untuk bertemu lagi dengannya, peristiwa ini terjadi.

Selagi duduk-duduk di halte sambil baca koran dan sesekali memperhatikan sekelilingku, ternyata sudah ada wanita setengahbaya duduk di sebelahku. Kelihatannya baru pulang kerja. Tidak sulit untuk membuka percakapan.

Kusapa dia dan setelah ngobrol beberapa saat aku tahu namanya Windy, umurnya empat puluhan, tubuh mungil 155 cm, kulit agak gelap, rambut tebal agak lurus. Berasal dari Nusa Tenggara Barat, sekarang tinggal di Ciputat. Secara umum dari keadaan fisiknya paling tinggi kunilai 6,5.

Rasa penasaran dan fantasi tentang kuda Sumbawa yang sangat terkenal serta iklan khasiat susu kuda liar dari Nusa Tenggara tiba-tiba saja memenuhi benakku.

Dengan memutar otak aku berpikir bagaimana caranya aku dapat merasakan tubuhnya. Orangnya tidak cantik memang, tapi karena ingin merasakan sensasi naik kuda Sumbawa aku jadi cari akal untuk mengarahkan pembicaraan dan membuka jalan.

“Eiihh, lapar juga..”, kataku bergumam agak keras seolah-olah berbicara sendiri.

Ia menatapku sejenak, tanpa mengeluarkan komentar. “Nggak lapar?” tanyaku padanya.

“Nggak tuh, saya biasanya makan malam nanti setelah jam sembilan malam”, katanya.

“Mau temani aku makan?” kataku memintanya.

Sekilas dia melihat jam tangannya, dan akhirnya, “Boleh, tapi saya tidak ikut makan”.

Kami berjalan ke warung tenda Soto Betawi, tempat aku dulu juga pernah makan dengan Yuni. Kutawari makan, tetapi kembali dia menolaknya.

“Aku minum sajalah”, katanya.

Sambil makan kembali kami ngobrol. Kini aku tahu dia bekerja pada sebuah hotel berbintang. Aku lupa apa namanya dalam dunia perhotelan, yang jelas dia bertugas membantu chef untuk menyiapkan pesanan makanan dari kamar hotel. Aku masih juga berpikir bagaimana mengarahkan pembicaraan kami, tapi belum ketemu juga caranya.

“Sudah yuk, sudah mulai gelap tuh. Aku mau pulang, takut kemalaman dan kelihatannya mau hujan”, ia mengajak keluar warung setelah kami selesai makan.

Kami kembali ke halte dan duduk diatas bangku semen. Aku sudah kehabisan akal bagaimana cara mengajaknya main kuda-kudaan. Aku sudah gelisah. Akhirnya kuputuskan tembak langsung saja. Untung-untungan.

Kalau dapat ya aku untung, kalau ditolak bahkan didamprat atau dimaki ya buntung. Paling kalau dimaki, tinggalin pulang saja. Toh dia juga tidak tahu alamatku, hanya tahu namaku saja.

“Yan, jangan marah ya! Aku mau ngajak kamu check in..”, kataku dengan suara berbisik di dekat telinganya.

Gila juga aku, sudah ngajak orang yang baru kenal untuk check in, bilang jangan marah lagi. Gambling cing! Ia nampak terkejut. Mungkin shock mendengar ajakanku. Ia menatapku dengan ekspresi yang sulit untuk kutafsirkan. Antara kaget, marah dan bertanya-tanya.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Apa..?” katanya dengan nada tinggi.

“Ke hotel di dekat sini yuk”, kataku. Kali ini dengan mantap. Kepalang basah.

“Nggak, emangnya saya apaan..”, katanya tajam sambil menatapku.

Kubalas tatapannya dengan sedikit senyum. Kutunggu reaksi berikutnya. Ia tidak beranjak dari tempat duduknya. Kepercayaan diriku mulai timbul, peluang fifty-fifty! Kami saling berdiam diri. Kusenggol lengannya dan kuajak lagi.

“Ayolah..”, rayuku.

“Ti.. Dak..!”

“Ngapain di sini kalau begitu?” kataku memancing agar dia marah.

“Suka-suka orang dong”, katanya dengan tenang dan senyum sinis.

“Tuh, mobilnya sudah datang”, kataku sambil menunjuk ke arah mikrolet yang menuju ke arah rumahnya.

“Entar aja. Kenapa sih dari tadi sibuk ngurusin aku terus?” tanyanya ketus.

Aku diam saja. Tapi melihat situasinya, peluang meningkat jadi 70:30. Setengah jam lebih berlalu dan kami masih di situ. Berdiam diri dan memandang ke arah deretan kemacetan lalu lintas di depan kami. Aku sengaja menunggu sampai dia pulang atau menyerah. Toh pada jam-jam begini jalan masih macet juga.

“Benar nih, nggak mau..”, pancingku.

Windy diam saja sambil memainkan tali tasnya.

“Ya sudah aku mau pulang, sudah gelap”, kataku sambil berdiri.

Ia kelihatan ragu-ragu. Aku semakin yakin dapat menguasai keadaan. Aku masih berdiri sambil pura-pura melihat ke arah mikrolet yang mendekat.

“To.. Anto..”, dia memanggilku pelan. Aku menoleh dan kulihat air mukanya masih menampakkan keraguan.

“Kenapa..?” tanyaku sambil duduk di sebelahnya lagi. Kutatap dia dan ia mengangguk pelan.

“Tapi sebentar saja ya, aku nanti pulangnya kemalaman nggak dapat kendaraan”, katanya lemah.

Aku menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya keras-keras.

“Akhirnya..”, kataku dalam hatii.

Kami berjalan berdampingan. Kusentuh tangannya dengan jariku. Ia menoleh dan tersenyum kecil. Tidak berapa lama kami sudah berada di dalam kamar hotel.

Aku membuka sepatu dan kemejaku lalu membaringkan badan ke atas ranjang yang empuk. Lumayan, dari tadi duduk di bangku semen yang keras. Rasanya ada kenikmatan tersendiri bisa memenangkan situasi ini. Windy ikut membaringkan tubuhnya disampingku.

“Kamu tadi kok begitu gigih ngajakin aku tidur di sini sih?” tanyanya memecah kesunyian.

“Namanya juga usaha, kali-kali aja berhasil. Ternyata kan..”.

“Iya sih, aku tadinya ragu-ragu. Tapi melihat kegigihanmu aku mulai berpikir lain. Sudah tiga tahun aku tidak pernah melakukannya lagi.

Selama ini tidak ada yang tertarik padaku, maklum sudah tua dan kendor. Kalaupun ada yang naksir, paling-paling duda yang sudah di atas lima puluhan. Kamu sendiri masih muda kenapa begitu gigih merayuku?”

“Jujur saja, aku belum pernah naik kuda Sumbawa dan minum susu kuda liar yang fresh, dan sekarang aku bisa merasakannya”, kataku menggodanya.

“Hussh, .. Kebanyakan berkhayal dan termakan iklan kamu ini”, katanya sambil tertawa.

“Aku mandi dulu, badanku terasa lengket”, katanya kemudian.

Ia membuka pakaiannya. Meskipun dia membuka pakaiannya di dalam kamar sehingga aku bisa melihatnya secara utuh seluruh tubuhnya, namun karena bentuk tubuhnya yang sudah kendor dan jika dinilai secara obyektif sebenarnya tidak menarik, maka adik kecilku belum bereaksi. Pantat dan payudaranya sudah turun, tapi perutnya lumayan, masih datar.

Kembali fantasi tentang kuda Sumba dan susu kuda liar melintas. Adrenalinku mulai naik. Kususul dia ke kamar mandi setelah aku membuka celana dan celana dalamku yang kulemparkan saja ke lantai kamar. Kubuka pintu kamar mandi, Windy terkejut. Ia sedang menikmati guyuran shower dan tangannya sedang menyabuni selangkangannya.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Kupeluk dia dari samping dan kuciumi belakang telinganya. Kuremas payudaranya. Kurapatkan selangkanganku di pinggangnya. Ia menggelinjang. Di bawah siraman shower kami saling berpelukan dan berciuman. Ciumannya tidak dalam.

Kucoba untuk melumat bibirnya. Ia hanya membalas saja tanpa berusaha untuk mengambil inisiatif lainnya. Kujilat dan kulumat puting payudaranya. Meskipun payudaranya sudah kendor, namun putingnya yang besar masih keras dan kenyal.

Windy selesai mandi dan kubiarkan ia keluar dari kamar mandi duluan. Aku masih menyabuni tubuhku dan mulai mengocok penisku. Tentu saja sekedar pemanasan. Alangkah konyolnya jika ada sasaran tembak namun peluru ditembakkan sembarangan percuma.

Setelah selesai mandi, aku keluar kamar mandi dengan hanya dibalut handuk dan ternyata Windy sedang tiduran terlentang.

Sebelah kakinya ditekuk ke atas dan lututnya dilipat. Saya menikmati pemandangan itu dan kejantananku mulai mengeras. Kuterkam tubuhnya dan kuciumi telinga, leher dan payudaranya. Handuk di tubuhku terlepas dengan sendirinya. Windy memegang penisku sambil memelukku, nafasnya menderu.

“Anto.. Tapi tolong puasin saya malam ini, saya sudah lama tidak merasakan nikmatnya kepuasan bercinta.. Ohh..”.

Kulumat bibirnya dengan rakus, tangannya bergerak ke bawah dan sebentar kemudian sibuk mengocok penisku.

Aku melepas lumatanku pada bibirnya. Kedua tanganku mengusap payudaranya dengan gerakan melingkar di bawahnya menuju ke arah puting tanpa menyentuh putingnya. Kemudian gantian punggungnya kuusap dengan usapan ringan sampai dia merasa kegelian.

“Ohh.. Anto.. Nikmat To..!!”

Windy menancapkan mulutnya di dadaku dengan keras kemudian mengisap dan mengigitnya. Ketika mulutnya dilepas tampak bekas kemerahan daerah gigitannya tadi. Lidahnya kemudian mencari putingku dan menjilatinya.

“Ooohh.. Windy.., Eeeihh.. Nikmat..”.

Kedua tangannya meremas remas pantatku. Windy mengangkangkan kakinya sehingga kaki dan pinggangku bisa dijepitnya. Windy menatapku tajam, sebelah tangannya menggantung dileherku, nafasnya memburu. Ia memejamkan matanya, kucium kening, pipi dan kujilati daun telinganya.

“Windy aku akan memuaskanmu terlebih dahulu baru nanti kuambil bagianku..”.

“Terimakasih To.. Ohh..”.

Kulumat payudaranya dan tangan kananku meremas remas panyudaranya yang lain, sedangkan tangan kiriku menyusup di antara kedua pahanya, memainkan memeknya.

“Ouuoh.. To.. Nikmatnya.. Anto..”.,

Tangannya memainkan penisku dan buah pantatku.

Oh.. Aku tidak tahan lagi.., Anto sayy.. Oh.. Aku tidak kuat. Ssshh..”.

Kakinya yang terangkat dan mengangkang membuatku semakin bernafsu. Windy mengangkat pantatnya. Kupegangi kedua belah pahanya dan semakin kubuka kakinya lebar-lebar. Terlihatlah belahan memeknya agak kehitaman dengan bagian dalam yang kemerahan, dihiasi rambut tipis.

“Aahh..”, Windy melenguh panjang, badannya goyang kekanan kekiri, kuberikan rangsangan tambahan. Kujilati pusar dan perutnya, lalu ke paha dan betisnya. Kugigit dekat pangkal pahanya sampai memberkas merah.

“Too.. A n t o.. Kamu.. Oh.., sudah.. Aku enggak tahan..”.

Ditariknya kepalaku ke atas dan didekapkan ke dadanya kemudian diraihnya penisku dan diarahkan ke memeknya yang becek, dan.. Blesshh..

“Ouuhh.. Ohh..”.

Kutekan pantatku perlahan dan akhirnya masuklah semua penisku ke dalam memeknya.

“Aahh.. To Ayo.. To Berikan aku..”.

Windy menaikan pantatnya dan aku menekan lagi pelan-pelan, terus berlangsung beberapa lama, kian lama kian cepat.

“Aku mau keluar..” Windy memekik.

Aku semakin kencang mengocok memeknya dengan penisku. Dia diam sejenak sambil memegang lenganku.

“Sudah Yan?”

“Sebentar lagi.. Ohh..”

Tiba-tiba digerakannya pantatnya naik turun agak memutar dengan cepat, batangku terasa mau patah.

“Ah..”. Windy meremas remas payudaranya dan menjambak rambutnya sendiri dan matanya terpejam. Jepitan kaki di pinggangku menguat. Dinding memeknya terasa menebal sehingga lubangnya menjadi lebih sempit.

Ia memelukku dan mengulum bibirku, “An.. To.. Aku.. Hggkk.., Ahh.. Nikmatt..” Windy bergerak liar.

Kutekankan penisku dalam-dalam dan kurasakan denyutan di dinding memek serta dasar rahimnya. Kurebahkan tubuhku ke atas tubuhnya. Ia masih terus menciumiku dengan lembut. Kubiarkan penisku terendam dalam cairan memeknya.

“Kamu belum keluar ya..?” Ia mendesah.

Kami diam sejenak. Kuberikan kesempatan untuknya beristirahat dan mengatur nafasnya. Matanya masih tertutup. Sejenak kurangsang memeknya dengan gerakan pada otot kemaluanku. Ia mendesah dan membuka matanya. Dikalungkannya kedua tangannya pada leherku.

“Sayyang.. Kini giliranku..” kataku berbisik. Ia mengangguk dan tersenyum.

Kugerakkan lagi pantatku naik turun dan memutar. Perlahan-lahan dan semakin lama semakin cepat. Kurasakan memeknya lebih becek dari semula, namun aku tidak mau menghentikan permainan untuk mengeringkannya.

Gesekan kulit penis dengan dinding memeknya masih terasa nikmat. Gairahnya mulai bangkit lagi. Iapun mengimbangi gerakanku perlahan-lahan.

Setelah beberapa saat kemudian gerakannyapun juga semakin cepat. Kuangkat pantatku sampai tinggal kepala penisku saja yang menyentuh bibir memeknya, dengan gerakan cepat dan bertenaga kuhempaskan lagi ke bawah. Badannya terguncang.

Kurapatkan pahanya, kemudian kakiku menjepit kedua kakinya. Aku menurunkan tempo permainan sambil beristirahat sejenak. Sesaat kemudian kukembalikan pada tempo semula. Aku hanya menarik turunkan penisku sampai setengahnya saja. Jepitan memeknya lebih terasa. Kurasakan aliran darah di penisku semakin cepat.

“.. Windy.. Aku mau keluar..”.

“Tunggu.. Kita bareng.. A.. Nnto..”

Kukangkangkan kakinya kembali. Kedua betisnya kujepit di ketiakku. Dalam posisi demikian maka memeknya terbuka lebar sekali.

“Anto..”. Tubuh Windy menegang.

“Windy aku juga.. Mau.. Ohh..”.

“Ahh.. Nikmatt”.

Cairan memeknya bertambah banyak, sementara itu ujung penisku berdenyut denyut. Tubuhnya bergerak seperti kuda Sumbawa yang melonjak-lonjak liar.

“Windy.. Oh.. Kukeluarkan.. Dimana..?”

“Di dalam saja.. Aku sedang dalam masa tidak subur..”

Dan kemudian.. Crot.. Crot.. Crot.. kutumpahkan spermaku di dalam guanya sampai menetes-netes keluar.

“Tahan sebentar.. Ahh..”.

Iapun mendapatkan orgasmenya setelah berusaha sesaat sebelum penisku berhenti menyemprotkan pelurunya. Kutekankan lagi penisku, denyutan pada otot-otot kemaluan kami saling memberikan kenikmatan ekstra. Aku berguling ke samping. Kami berpelukan dengan badan bersimbah keringat.

“Makasih To.. Yach”, Windy lagi melumat bibirku.

Kubalas dengan ganas, tetapi ia melepaskan lumatannya dan berkata “Sudah malam, lain kali pasti akan kuberikan lagi”.

“Terima kasih kuda Sumbawaku. Terima kasih kasih untuk susu kuda liarku”, kataku.

Selama beberapa bulan kemudian, setiap dua minggu sekali ia menelponku untuk mengajak berpacu. Sengaja kubiarkan dia yang meminta. Bukannya aku tidak butuh, namun aku berpikir kadang-kadang bisa saja tiba-tiba aku mendapatkan pengalaman bersama wanita lain, sehingga biar Windy saja yang aktif meminta kupacu. Setiap kali bertemunya, fantasi kuda Sumbawa selalu ada dalam pikiranku.,

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^