Istrinya Yoga

Begitulah Yoga, sahabatku. Aku dan Yoga di bagian IT sedangkan istrinya Azni di bagian keuangan. Aku dan Yoga jadi teman baik sejak proses penerimaan karyawan di perusahaan ini, sebab aku dan Yoga satu angkatan.

Sedangkan Azni beda 1 tahun dibawahku. Ada sesuatu tentang Azni yang selalu mengganggu tidurku semenjak aku bertemu dengan dia. Saat aku diperkenalkan ke Azni oleh Yoga, aku merasa ada suatu getaran aneh.

Rasanya seperti bertemu dengan seseorang yang sudah sangat aku kenal. Aku rasa Azni pun merasa demikian, sebab saat aku menjabat tangannya, aku dan dia sama-sama terdiam sesaat saling memandang dengan penuh arti.

Setelah beberapa saat aku melepas jabatan tangan tadi dengan berat hati, sebenarnya sih aku masih mau megang, tapi gak enak sama Yoga, terlihat Azni pun agak berat melepas jabatan tanganku. Sejak saat itu ada hubungan aneh antara aku, Yoga dan Azni.

Didepan Yoga, aku dan Azni berlaku biasa saja, seperti layaknya kenalan biasa. Tapi disaat aku bertemu dengan Azni berdua secara tak sengaja disela-sela jam kantor, kami berdua jadi akrab sekali. Tak bisa aku lupakan senyumnya yang selalu terkembang saat bertemu aku, dan antusiasmenya menanggapi obrolan denganku.

Bahkan kadang-kadang Azni berlaku agak manja menanggapi candaanku. Aku yakin sekali Azni merasa kalau aku sangat suka padanya, dan akupun merasa Azni memiliki perasaan yang sama denganku.

Tapi ya apa daya, Azni kan sudah jadi miliki Yoga, sahabatku. Akhirnya aku cuma bisa memendam rasa suka yang aku akui sangat salah. Tapi aku agak kasihan juga sih sama Yoga, terlihat kadang-kadang Azni memaksa Yoga “berubah” mengikuti gayaku.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Memang sih Yoga agak ketingalan jaman, jelas beda sama aku yang masih bujangan. Tapi semua jadi berubah sejak jumat kemarin.

Hari jumat itu Yoga tidak masuk kantor, aku tidak tau kenapa. Sorenya saat jam pulang kantor, turun hujan yang sangat lebat. Aku memang agak terlambat pulang seperti biasa, saat sampai ke lobi, aku melihat Azni sedang duduk menunggu hujan reda.

“Hai Az, nunggu hujan berhenti ?” tanyaku.

“Iya, lebat banget. Mana gak bawa mobil lagi” jawab Azni.

“Yoga kemana ?”

“Oh dia hari ini izin, ke jakarta sampe hari minggu. Ada keperluan sama keluarganya”

“Kok kamu gak ikut ?”

“Males” jawab dia singkat sambil tersenyum nakal.

Akupun ikutan tersenyum. Dasar… “Ya udah bareng aku aja ya, aku anterin pulang”

“Mau sih, tapi sebenernya aku mau ke BIP dulu. Ada yang mau aku beli” kata Azni dengan tatapan agak memelas.

“Ya udah aku anterin juga”

“Bener nih mau nganterin ?” tanya Azni dengan tatapan menyelidik.

“Ah kayak sama siapa aja” kataku sambil menarik tangannya agar mengikutiku. He..he..he.. kalau enggak ada Yoga kadang-kadang aku jadi lupa diri, padahal kalau ada temen yang perhatiin tingkah polah kami berdua bisa gawat kalo beritanya sampe ke telinga Yoga.

Akhirnya aku mengantar Azni ke BIP. Ternyata dia cari buku yang kata temennya bagus. Sepanjang perjalanan aku dan Azni sangat akrab.

Mungkin kalau diperhatikan seperti sepasang kekasih yang sudah lama tidak pertemu. Maklum biasanya kan ada Yoga, jadi harus jaga sikap. Kadang-kadang tanpa sadar tanganku sudah menggandeng tangannya.

Biasanya setelah beberapa saat kami berdua sama-sama tersadar dan melepas gandengan sambil saling tersenyum. Apalagi setelah membeli buku Azni mengajakku melihat-lihat barang di toko-toko lain. Hmm.. rasanya jadi kayak ABG lagi pacaran.

Setelah puas jalan-jalan aku mengajak Azni untuk ngobrol di starbuck yang ada di depan BIP. Aku dan Azni mengobrol dan bercanda tidak ada henti. Jujur saat itu aku sudah lupa kalau Azni sudah menjadi istri sahabatku sendiri.

Aku lebih merasa Azni adalah kekasihku yang sudah lama tidak bertemu. Setelah 1 jam mengobrol akhirnya aku mengajak Azni untuk pulang. Waktu itu aku parkir di basement agak diujung. Sampai di mobil setelah menghidupkan mesin dan AC, aku memandang Azni yang duduk disebelahku.

Tanpa sadar tanganku membelai rambutnya dan berkata. “Az kamu cantik banget…”. Azni cuma tersenyum lebar memandangku. Azni memang wanita yang sangat cantik. Kulitnya putih mulus, rambut lurusnya hitam legam sangat terawat, bibir tipis berwarna merah muda walau tanpa lipstik.. hmmm jujur aku sering menghayal untuk mengecup bibir imut itu.

Badannya sangat seksi dengan lekuk-lekuk menyerupai gitar, ditambah pantat agak tonggeng dan payudara 34B, walaupun tidak besar tapi membuat keseluruhan tubuh Azni sangat proposional, tidak kalah dengan model-model yang biasa muncul di majalah pria dewasa.

Sering aku merasa sangat cemburu kalau membayangkan Yoga menggumuli tubuh montok ini. Kemudian tanpa sadar aku mengecup keningnya. Azni tersenyum makin lebar. Merasa Azni sangat welcome terhadapku, kemudian aku mengecup bibir Azni.

Azni secara otomatis menutup matanya, menikmati datangnya bibirku di bibirnya. Gila, rasanya dasyat, mungkin karena aku sudah membayangkan mengecup bibir mungil itu sejak lama. Awalnya aku cuma mengecup kecil bibir Azni, tapi kemudian aku mulai mengemut bibir bawah Azni.

Azni pun membalas dengan mengemut bibir atasku. Sungguh aku dan Azni sudah tidak memperhatikan kalau bisa saja ada orang yang tiba-tiba lewat dekat mobil kami. Sambil mencium Azni dengan ganas, Tanganku mulai aktif mengelus-elus tubuh Azni.

Dimulai dari punggung kemudian turun kepinggang dan paha Azni. Tangan Azni pun mulai aktif mengelus-elus tubuhku. Tapi saat tanganku menyentuh sisi payudaranya, tangan Azni menekan tanganku untuk meremas payudaranya lebih kencang.

Otomatis akupun mulai meremas payudara Azni dari luar. Azni mulai melenguh menikmati remasan tanganku di payudaranya. Aku mulai melepas kanAzg blouse Azni satu persatu. Setelah empat kanAzg atas Azni terbuka aku mulai meremas payudara Azni di branya.

Tapi karena tidak puas, aku mengangkat bra tersebut dan mulai meremas langsung payudara Azni. Sesekali aku memutar-mutar puting susu Azni yang agak besar tersebut. Azni melenguh makin keras. Bahkan kadang-kadang ciumannya terlepas karena Azni tak mampu menahan nikmatnya remasan tanganku dipayudaranya.

Tangan Aznipun mulai berani mengelus-elus penisku dari luar. Merasa posisiku agak kurang nyaman aku nekat menurunkan posisi tempat duduk Azni menjadi rata sehingga tubuh Azni terlentang dan pidah ke sisi tempat Azni duduk.

Setelah pindah aku menindih tubuh Azni dan meneruskan ciumanku. Setelah beberapa lama aku turunkan ciumanku ke pentil payudaranya. Azni melenguh keras saat aku mengemut pentil besarnya bergantian kiri dan kanan.

Tiba-tiba Azni membuka pahanya sehingga tubuhku bisa tepat diantara selangkangannya. Terasa penisku tepat berada diatas vaginanya. Terasa Azni mulai menggerak-gerakkan pinggulnya sehinga penisku dan vaginanya saling bergesekan walaupun masih dihalangin celana panjangku dan CDnya.

Birahiku pun memuncak dan ikut mengerak-gerakkan pinggulku, menyebabkan gesekan antara vaginanya dan penisku makin hebat.

“Az, cari tempat yang lebih enak yuk” ajakku dengan nafas sedikit ngos-ngosan.

“Boleh, tapi dimana ?” tanya Azni dengan muka merah karena birahi.

“Kita buka kamar hotel aja” jawabku

Ayo..” kata Azni pasrah.

Aku segera bangkit dan membereskan pakaianku. Begitu juga Azni yang payudaranya sudah terbuka lebar akibat perbuatanku. Aku segera mengarahkan mobilku kearah lembang mencari hotel yang enak.

Setelah menentukan pilihan aku memesan kamar. Petugas hotel mempersilakkan kami masuk ke kamar walau dengan wajah sedikit curiga. Terang aja curiga, soalnya kami datang untuk menginap dengan pakaian kantor dan tanpa tas yang mungkin menyimpan pakaian layaknya orang menginap dihotel.

Sampai dikamar aku segera mengunci pintu, sedangkan Azni masuk sebentar ke kamar mandi. Setelah keluar dari kamar mandi, aku memeluk Azni dari belakang saat dia melepas aksesoris yang menempel ditubuhnya.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Az, kamu pasti sudah tau dari dulu kalau aku sayang banget sama kamu” bisikku di telinganya.

“Aku tau kok mas” jawabnya “Aku juga sayang banget sama kamu.

Gak tau kenapa” Lanjut Azni.

Aku membalikkan tubuh Azni sehingga menghadapku. Kemudian aku memeluknya dengan erat. Azni pun terasa sangat erat memelukku. Aku melepas pelukkanku dan mulai mencium bibirnya lagi. Azni membalas ciumanku dengan ganas.

Merasa kurang nyaman berciuman sambil berdiri aku mengangkat tubuh Azni dan merebahkannya di tempat tidur. Akupun menindih tubuh Azni dan meneruskan ciumanku. Satu persatu aku melepas kanAzg Azni hingga lepas.

Kemudian aku melepaskan baju dan branya. Azni membantuku untuk melepaskan baju dan bra dari tubuhnya. Setelah terlepas, aku mengarakan ciumanku ke payudaranya. Bergantian aku mengemut dan memutar-mutar pentil payudaranya.

Sesekali aku remas perlahan sampai agak keras. Azni hanya bisa melenguh pasrah saat aku aktif berkerja merangsang payudaranya. Tangan Azni mulai melepaskan kanAzg kemejaku satu persatu. Akhirnya aku lepas saja kemejaku sehingga aku dan Azni sama-sama bertelanjang dada.

Aku meneruskan ciumanku di payudaranya sambil sesekali meremas-remas pantatnya yang bahenol. Tidak puas-puas aku meremas-remas pantat itu. Akhirnya aku membuka kanAzg roknya dan menurunkan rok dan Azni hingga dia telanjang bulat.

Selesai menurunkan rok Azni akupun membuka celanaku hingga akupun telanjang bulat seperti Azni. Setelah itu aku mencoba membuka paha Azni dan berusaha mencium vaginanya. “Ah.. mau ngapain” tolak Azni saat aku mencoba mencium vaginanya.

Sepertinya Azni belum pernah menerima perlakuan seperti itu sebelumnya.

“Tenang sayang, percaya deh sama aku” jawabku menenangkan Azni.

Aku berusaha membuka pahanya lagi. Walaupun awalnya Azni agak menolak tapi kemudian Azni pasrah mengikuti kemauanku.

Kemudian aku mulai mencium vagina Azni. Tubuhnya sempat terlonjak sesaat. Azni benar-benar kaget terhadap hal yang baru kali ini dialaminya itu.

Tapi kemudian Azni terbiasa, bahkan melenguh setengah teriak saat aku mulai menjilati klitorisnya.

“Ah…ahh..ahh.. aduh mas enak banget” erang Azni saat aku gencar menjilati klitorisnya.

“AKHHH..” teriak Azni tertahan saat aku menghisap klitorisnya yang tidak terlalu besar itu. Tangan Azni makin menekan kepalaku untuk terus menghisap dan menjilati klitorisnya.

“Akh.. mas enak banget mas…” lenguh Azni terus menerus.

Sesaat kemudian tangan Azni menarik tubuhku keatas. Aku tahu Azni sudah tidak tahan agar vaginanya cepat dicoblos oleh penisku. Aku menyejajarkan tubuhku diatas tubuh Azni dan mulai mengarahkan penisku ke vaginanya.

Karena tidak sabar Azni ikut menarik penisku ke arah vaginanya. Saat penisku menyentuh gerbang vaginanya, terasa sudah sangat basah disana. Azni sudah benar-benar sangat terangsang. Aku dorong penisku perlahan.

Vaginanya terasa masih peret. Ya walaupun sudah tidak perawan karena sudah menikah, tapi Azni masih dalam hitungan pengantin baru, diapun belum pernah punya anak, sehingga vaginanya masih terasa kuat mencengkram penisku.

Aku mulai memaju mundurkan penisku, menimbulkan gesekan-gesekan nikmat antara penisku dengan vaginanya. Aku mulai makin gencar menusukkan penisku ke vaginanya. Azni hanya melenguh pasrah sambil menutup matanya menikmati penisku mengobok-obok vaginanya.

“Terus mas, terus. Gagahi aku mas, aku sudah nunggu dari dulu” ceracau Azni menikmati tusukan penisku di vaginanya.

Kemudian aku mengangkat kedua kaki Azni kepundakku. Kemudian aku meneruskan tusukanku. Dengan posisi ini aku lebih mudah mengatur irama tusukanku. Kadang-kadang aku tusuk perlahan, tapi kemudian tiba aku tusuk dengan cepat.

Kadang-kadang lurus, tapi kemudian aku tusuk sisi-sisi vagina yang bisa terjangkau. Azni cuma bisa berteriak-teriak keenakan.

“Gila.. gila, lagi mas…lagi mas..” lenguhnya keenakan.

Kemudian aku bangunkan tubuh Azni dan merubah posisi sehingga Azni ada diatas sedang aku terlentang. Mengerti posisi yang aku inginkan Azni langsung menggerakkan pinggulnya dengan liar sambil tangannya bertumpu pada dadaku.

Tanganku yang bebas meremas-remas payudaranya, menambahkan sensasi but Azni.

“Akh…Akh…Akh…” Azni berteriak agak melengking menikmati gesekan nikmat di kemaluannya. Tiba-tiba tubuh Azni bergetar, Azni telah mencapai puncak orgasmenya.

Tubuhnya kemudian jatuh ketubuhku. Aku yang belum sampai membalik tubuh Azni sehingga tubuh Azni dibawah sedang aku diatas.

“Sebentar ya sayang, aku juga dah dikit lagi” kataku ke Azni yang masih menikmati sisa-sisa orgasmenya.

“Iya mas, terusin aja, masih enak kok” kata Azni. AKu mulai goyangan dan tusukan penisku ke vaginanya. Azni masih melayani dengan menggerak-gerakkan pinggulnya walau tidak sehebat sebelumnya.

“Az aku mau keluar nih” kataku. Azni memelukku erat, Aku mengerti, akupun ingin sekali menumpahkan spermaku ke vagina Azni.

Cret..cret..cret sampai 6 kali aku memuntahkan spermaku ke vagina Azni. Azni yang merasa sperma hangat sudah mengalir divaginanya perlahan mengendurkan pelukannya. Akupun bergeser untuk berbaring disebelah Azni.

Kemudian aku dan Azni pun tertidur kelelahan. Entah berapa lama aku tertidur. Aku terbangun ketika merasa Azni berbaring diatas dadaku sambil mengelus tubuhku.

Akupun mengelus rambutnya yang bagus.

“Mas..” kata Azni. “Ya sayang” jawabku.

“Maaf ya pas kita ketemu aku dah nikah…” kata Azni.

“Trus mas,” lanjut Azni “mas bisa cari cara supaya kita bisa bersama selamanya ?” kata Azni lagi.

“Iya sayang, pasti aku cari carnya” jawabku sambil mengelus rambutnya, walau dalam hati merasa sangsi apakah ada cara itu.,,,,,,,

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Ngintip Pembokat Colmek

Kisah Taro – Halo suhu, jadi gue mau ceritain pengalaman nyeleneh gue pas gue gue berusia 21 tahun, usia yang lagi matang matangnya sama penasaran terutama tentang dunia seks.

Sebelum gue melanjutkan, izinkan gue bercerita sedikit tentang diri gue dan keluarga gue . Nama samamran gue biasa dipanggim Ben. Saat itu gue tinggal di daerah Bogor. Ayah dan Ibu gue bisa dibilang orang yang sibuk banget sampe gue sering ditinggal sendiri dirumah.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Alhasil bokap nyokap gue menyewalah seorang pembokat, awalnya gue gamau karena gue ngerasa ga nyaman kalau ada orang lain tinggal dirumah (you know lah, gue jadi ga bisa nonton bokep di layar tv yang gede sambal coli, hahaha). Tetapi emang mereka tau banget kalau gue bakalan jarang makan sama mandi kalau ga ada yang ngurusin.

Terpilihlah seorang pembokat, sebenernya sih ini masih kenalannya nyokap gue di kampung halamannya. Sebut aja namanya Uwi, umurnya sekitar 35 tahunan. Mbak uwi ini adalah seorang janda yang belum punya anak, nah doi mau bantu jadi pembokat karena sambal nabung uang buat bokap nyokapnya di kampung.

Mbak Uwi ini mempunyai perawakan agak kecil sekitar 155 cm, body nya lumayan sekel dan padat untuk wanita usia segitu yang biasanya udah agak kendor sana sini kalau kagak olahraga.

Mbak Uwi ini waktu dateng pertama kali pake kaos import ala ala dengan motif strip item putih yang kalau gue bilang agak kekecilan, karena toketnya jadi keliatan agak nyembul, pake kutek item, trus celana garis garis pendek trus bawa gembolan tas kayak abis mudick.

Banyaklah temen temen bejad gue yang tau ada pembokat dirumah, terus teman gue telah ngasih ajaran sesat untuk liat si mbak uwi ini telanjang. Itu temen temen bejad gue sampe ngasih tau caranya gimana, ada yang bilang telanjang aja lu depan doi, ngintip doi lagi mandi,sampe ngasih obat biar si mbak uwi ini sange. Mereka bilang pasti pengalaman paling erotis lu deh itu, disamping ngewe sama cewek lu. Kuncinya adalah keberanian, gue langsung bilang aja, goblog lu.

Ya emang kadang gue penasaran sih pengen nyobain aksi bejad itu, bukan karena gue ga puas sama cewek gue. Cuma ya namanya juga anak muda jadi penasaran aja, apalagi kalau abis nonton bokep ngewe sama Maid.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Sekali gue emang pernag hamper ngeliat doi telanjang, mungkin itu ga sengaja kali ya. Waktu itu emang lagi hujan gede banget, nah si mbak uwi ini hujan-hujannya ngangkat jemuran sampe banyak kuyup. Pas lagi doi beresin cucian masukin ke ember, nah doi nungging tuh, gue perhatiin, kok ada yang ada aneh ya, karena doi emang suka pake celana ketat banget, biasanya kan kalau basah ada tuh nyeplak (jiplak) celana dalem tapi ini kaga, kayak bulet aja gitu.

Akhirnya gue perhatiin lagi dah tuh dari depan, sambal gue pura pura bantuin doi. Pas gue liat ke bagian memeknya, duaaaar, kaget gue ternyata belahan memeknya keliatan boi, doi ternyata kaga pake cd. Gue agak ngaceng tuh pas itu, Cuma gue tahan sambal ngobrol ngarol ngidul sama doi.

Emang bener bisikan temen temen bejad gue jadi ngaruh ke gue ngeliat si mbak uwi. Kadang kadang kalau abis nyuci sama jemur baju, doi suka ngejemur di halaman belakang rumah, tepat di bawah jendela kamar gue. Gue menghabiskan banyak waktu menatap Mbak Uwi dari atas, melihat semua dari kepala sama kaki , bertanya-tanya kalau doi telanjang, sampai gue kadang sange sendiri.

Kebetulan letak kamar Mbak Uwi emang di belakang deket halaman belakang, makanya kalau gue lagi ngerokok kedengeran banget doi lagi mandi malah kadang kalau doi pup kedengeran kentutnya. Nah gue penasaran dong ini kok bisa kedengeran banget, apa kaga ada filternya sama sekali ya. Gue carilah celah, emang sih ini kayaknya dinding semua,ternyata ada celah semacam ventilasi gitu di pojokan, ketutupan sama kayu.

entah kenapa akal bulus gue muncul, gue iseng mau ngintip gimana kalau doi lagi mandi.

Sekitar jam 11 siang abis doi nyuci dan ngejemur baju, nah doi siap siap dah tuh mau mandi, Gue pura pura aja nanya, “Mau mandi mbak?” terus doi jawab “Eh iya Den”.

Gue langsung bersiap ambil posisi di tempat celah, gue buka celahnya dan wow, ini sih bukan ngintip lagi tapi kayak liat langsung, Cuma emang spotnya tersembunyi banget.

Masuklah dah tuh si Mbak Uwi ke kamar mandi, doi naruh handuknya, trus doi buka dah celananya, wuih bener dugaan gue, doi emang kaga pernah pake celana dalem. Terus doi ambil posisi dah tuh di wc jongkok.

Buset dah tong, meskipun pembokat tapi jembut nya rapih banget, kayaknya doi suka nyukur jembutnya. beres dah tuh doi kencing, nah cebok dah tuh doi pake air, trus doi ambil kayak semacam sabun gitu, trus di olesin ke memeknya, oh mungkin perawatan biar kaga bau kali ya, pikie gue.

Memeknya emang ga pink kayak memek orang barat atau jepun, tapi tetep kayak belum dower gitu sih. Nah terus doi olesin terus tuh sabun ke memeknya, tapi gue heran kok sabunnya kaga berbusa gitu ya, terus tiba tiba doi kayak ngubah posisinya yang tadinya jongkok, jadi posisiku sekarang terkangkang lebar, kayaknya biar doi bisa lebih gampang untuk mengelus bagian luar memek. Sontan gue kaget,gue kira doi mau ngapain, eh ternyata doi mau colmek tong. Ya mau gak mau gue konak dong ya, tapi gue nikmatin dlu lah ini.

Mbak Uwi langsung pake tangan kirinya untuk mengusap-usap bibir memeknya sambil tangan kanannya mainin itu itil. Gue emang ga bisa denger apa apa kecuali suara keran air ngocor, cuma kalau dari ekspersinya Mbak Uwi kayaknya doi mulai mendesah menikmati colmeknya, jari tengah dan jari manis tangan kiri Mbak Uwi mulai dimasukin ke dalam memek yang telah makin berlendir, sedangkan jari telunjuk tangan kanan dipake buat gesekin itil.

Kayaknya nih pembokat emang udah sering colmek, soalnya gampang banget itu jari keluar masuk lubang memek. Gila kata gue dalam hati, cepet banget tuh bibir memek sampe makin merekah. Doi mainin jari-jarinya di dalam memek, diputar-putar, dicelap celup kayak OREO hingga dalam memek

Sekarang Mbak Uwi masukin tiga jari, ditarik keluar masuk, dikocok-kocokkan makin cepat , terus tangan kanannya mulai ngegosok itu itil kayak lagi main dj. Mbak Uwi makin ngedesah, mengap mengap sambil gigit bibirnya. Trus gue liat matanya kayak orang kesurupan gitu, kebelakang jadi putih semua, sambil badannya bergeter kayak lagi kesengat listrik.

Anjing, kata gue dalam hati, gue niat ngintip mandi malah dapet jackpot cewek colmek. Ga kerasa ternyata kontol gue juga jadi keras sampe ngebentuk di celana jeans gue. “Gue aja belum pernah ngeliat cewek gue colmek” kata gue dalam hati.

Gue coba ngintip lagi kayaknya si mbak uwi ini masih kecapean, karena jadi kayak nyender deket closes gitu. Ga lama kemudoin doi beranjak buka baju terus pake anduk. Trus kayak ambil wudu gitu di pancuran,

“Wah mandi wajib nih” kata gue sambil ketawa.

“udah beres nih shownya kayaknya,” gue langsung beranjak dari situ dan pura pura ngopi sambil dengerin lagu di earphone.

Setelah 15 menit kemudoin gue denger doi mandi, doi pun beres dan ke halaman belakang buat ngejemur. Entah kenapa doi kayak shock gitu ketika ngeliat gue masih ada di tempat yang sama.

“E…Eh den, masih disini?” katanta kayanya sambil malu-malu

“iya mbake, aku lagi ngopi aja nih, sambil nonton seru banget” jawab gue ngeles.

Si mbak uwi pun langsung jemur trus kayak buru buru pamit sambil nunduk kepala gitu, menurut suhu sekalian doi tau ga ya gue ngintip dia colmek ?

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Istri Pasha

Kisah Taro – Sebelumnya perkenalkan, namaku Dicky, aku berasal dari Donggala, Sulawesi Tengah. Tapi sekarang aku sudah pindah ke Jakarta. Kegiatanku sehari-hari adalah gitaris di sebuah band kecil yang meski kusebut pun, kalian pasti tidak akan tahu. Usiaku sekarang menginjak 31 tahun dan sudah berkeluarga serta memiliki 2 orang putra.
Aku mempunyai teman masa kecil, namanya Sigit Purnomo Syamsuddin Said, biasa kupanggil Sigit. Tapi sekarang dia lebih dikenal dengan nama Pasha Ungu. Kami begitu akrab.
Sejak TK sampai SMP, kami satu sekolah dan selalu duduk dalam satu meja. Susah senang pernah kami rasakan bersama, hanya saja ia lebih beruntung karena dikaruniai wajah tampan dan suara yang bagus. Sedangkan aku, membaca doa saja sudah tersedak. Jadilah karier Sigit, atau kusebut Pasha aja biar kalian lebih familier, melesat lebih cepat.
Sebelum bergabung dengan Ungu, Pasha sebelumnya pernah membentuk Band denganku, band iseng untuk mengisi waktu luang. Dia vokalis dan aku gitarisnya. Saat itu, Pasha sudah sering muncul di dunia hiburan Indonesia, baik sebagai model, bintang iklan televisi, maupun sinetron.
Dia juga bergabung dengan beberapa band untuk mengembangkan bakat menyanyinya yang tidak dapat kuimbangi. Hingga akhirnya Pasha pindah ke Jakarta untuk merintis karier bermusiknya, meninggalkanku. Meskipun begitu, hubungan kami tetap terjalin dengan baik. Bahkan ia juga mengajakku untuk ikut pindah agar aku juga bisa memperbaiki nasib.
Sama sepertiku, Pasha juga sudah menikah. Pada tahun 2003, ia mengikat janji suci dengan Okie Calerista Agustina Sofyan atau yang biasa disapa Okie Agustina. Dari pernikahannya ini, Pasha dikaruniai tiga orang anak.
Rumah tangga mereka pernah mendapat cobaan saat terbetik kabar bahwa, Okie telah tidur dengan Idea pasha, gitaris Marvell. Bahkan Pasha sempat meluncurkan bogem mentah pada Idea. Kejadian itu juga sempat melibatkan polisi, karena Idea melaporkan Pasha dengan tuduhan penganiayaan. Tapi tak berlangsung lama, keduanya memutuskan berdamai.
Di akhir tahun 2008, tepatnya pada tanggal 20 November 2008, Okie mengajukan gugatan cerai kepada Pasha di Pengadilan Agama Bogor, Jawa Barat, dengan alasan KDRT. Saat mengajukan gugatan cerai tersebut, Okie sedang dalam keadaan mengandung.
Kemudian pada tanggal 20 Januari 2009, hakim di Pengadilan Agama Bogor, Jawa Barat akhirnya resmi mengabulkan gugatan cerai Okie terhadap Pasha, sehingga dengan demikian perjalanan bahtera rumah tangga yang telah mereka bina selama enam tahun pun, sejak tahun 2003, kini karamlah sudah dan mereka pun akhirnya telah benar-benar resmi berpisah untuk selama-lamanya.
Pasha agak terguncang dengan perceraiannya itu, ia sering curhat kepadaku sambil nangis. Untunglah, setelah sekian lama menduda, ia akhirnya bersiap untuk menikah lagi. Adalah Adelia Wilhelmina yang menjadi pelabuhan hatinya.
Gadis bandung yang berprofesi sebagai pramugari maskapai penerbangan Garuda ini berhasil memikat hati idola para gadis se Indonesia. Meski sempat tersandung kasus KDRT, namun Adelia tidak mempermasalahkan itu dan bersedia saat Pasha melamarnya.
Keseriusan hubungan mereka sudah terlihat sejak keluarga kedua belah pihak melakukan pertemuan. Silaturahmi sekaligus menegaskan keinginan Pasha untuk memperistri Adelia Wihelmina.
Dara kelahiran 22 maret 1989 itu sudah merasa nyaman dan siap bersuamikan seorang publik figur yang pasti privasi mereka akan terganggu. Media pasti akan mengungkit-ungkit sedikit saja persoalan yang terjadi di antara mereka.
Jadilah pada tanggal 27 Maret 2011, Pasha menikah dengan Adelia Wilhelmina, seorang wanita keturunan Sunda-Belanda-Cina dan Semarang yang hangat dan mudah bergaul meskipun kadang-kadang suka jutek jika lagi ngambek. 22 Desember 2011, Pasha dikarunai anak keempat yakni Dewa Hikari Zaidan Ibrahim.
Meskipun sudah beranak, tubuh Adel masih tetap kelihatan terawat dengan baik. Dengan tinggi badan sekitar 160 cm dan berat 60 kg, dia terlihat sedikit gemuk memang, namun padat berisi.
Cerita Artis – Istri-Istri Pasha
Apalagi jika melihat pantatnya yang semok serta toketnya yang padat berisi yang kuperkirakan berukuran 36C, sungguh indah untuk dipandang dan dicicipi. photomemek.com Kulit tubuhnya sangat putih karena dia memang keturunan Cina, dengan bibir yang agak tebal namun sensual, bulu mata yang lentik serta hidung yang mancung, juga rambut yang terpotong pendek untuk menampakkan lehernya yang jenjang.
Sebagai seorang istri seorang public figure, Adel pandai membuat dirinya terlihat cantik dan menarik. Apalagi dengan kebiasaan dia memakai pakaian yang ketat sehingga membentuk lekuk tubuhnya, membuat siapa saja yang melihat pasti akan melotot dibuatnya dan tidak ingin melepaskan pandangannya.
Karena sudah lamanya persahabatan antara aku dan Pasha, maka tidak ada lagi rasa canggung dan sungkan dalam membicarakan berbagai hal, termasuk urusan seks. Pasha sering bercerita bahwa di atas ranjang, Adel melebihi kemampuan Okie. Gadis itu sangat bergairah dan mampu memainkan peranannya dengan baik sehingga kadang-kadang Pasha jadi kewalahan menghadapinya.
Jika sudah kepingin, biasanya Adel suka menggunakan baju tidur di atas lutut dan transparan tanpa menggunakan CD dan Bra. Dan ia tidak sungkan untuk meminta dan langsung meraba kemaluan Pasha untuk kemudian dikulum, dikocok dan disedot-sedot sampai pipinya kempot. Dan setelah senjata Pasha berdiri tegak, maka dengan cepat ia akan mengangkang naik ke atas tubuh sang suami sambil mengarahkan kontol Pasha ke mekinya.
Setelah tepat, dengan pelan ia turunkan pantatnya ke bawah hingga kontol tersebut amblas seluruhnya. Setelah itu, barulah ia bergerak bagai kuda betina liar yang lepas kendali dengan putaran pantat dan pinggul yang erotis disertai rintihan kuat serta kedua tangan memegang rambutnya. Sedangkan tangan Pasha berusaha membuka baju tidur sang istri untuk kemudian berpegangan pada pantat dan pinggul Adel yang bergerak lincah.
Jika kondisi Pasha fit, gerakan tersebut tidak menjadi masalah karena biasanya akan diakhiri dengan jeritan nikmat secara bersamaan. Namun jika sebaliknya, ini menjadi masalah karena baru beberapa goyangan, ia tidak mampu menahan birahi yang ditimbulkan oleh goyangan Adel sehingga ia akan muncrat secara cepat yang berakibat sang istri kecewa.
Meskipun kekecewaan tersebut tidak berlangsung lama, karena biasanya Pasha akan menuntaskan kekecewaan istrinya tersebut beberapa jam kemudian setelah ia beristirahat akibat ejakulasi terdahulu.


Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Berbagai gaya dan posisi juga telah mereka lakukan selama mereka menikah dan itu sangat menyenangkan bagi mereka berdua sehingga mereka terlihat rukun-rukun saja.
Begitu penuturan Pasha kepadaku tentang kehidupan seks dengan istri tercintanya. Aku yang mendengar cerita sahabatku itu hanya bisa manggut-manggut sembari membayangkan apa yang dilakukan Adel dalam memberikan kepuasan kepada suaminya, itu terlihat dan terdengar sangat memukau dan memesonakan hasrat birahiku. Membuatku ingin membuktikannya mengingat hubungan seks antara aku dan istriku tidak sehebat dan seindah mereka, hingga sering mengganggu pikiranku.
Hubungan seks dengan istriku memang tidak sesering mereka dan kurang bervariasi dikarenakan istriku kurang mampu mengekspresikan keinginan seksnya hingga harus aku yang bersifat aktif. Istriku hanya menunggu dan bersikap pasif dan tidak banyak menuntut apakah dia mau puas atau nggak, hingga membuatku pusing memikirkan keinginannya.
Ia hanya sebatas menjalankan kewajibanya sebagai istri tanpa ada intrik-intrik lain yang diinginkannya, hingga jika aku ingin menumpahkan hasrat birahiku, istriku tidak memberikan reaksi apa-apa dan itu membuatku kadang-kadang bosan serta tidak berhasrat untuk bercinta.
Hingga jika sudah begitu sering terbersit dalam pikiranku untuk mencoba kehebatan istri Pasha di atas ranjang, menggumuli tubuh montoknya sampai sepuas-puasnya. putri77.com Namun hasrat tersebut kupendam dan kubuang jauh-jauh dari angan-anganku mengingat nilai persahabatan yang terjadi diantara kami.
Hingga suatu ketika…
Mr. Sange – Kumpulan Cerita Fiksi Artis
Aku baru pulang dari mengisi acara di sebuah cafe saat HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, Pasha memanggil, ”Hallo, ada apa, Git?” aku tetap memanggilnya Sigit, tidak terbiasa dengan panggilan Pasha.
“Dimana posisimu?“ tanyanya.
“Lagi di jalan, ada apa memangnya?” tanyaku.
“Eh, ngapain di jalan? Habis dari mana?”
“Habis dari manggung, lumayan buat beli beras.” selorohku.
Pasha tertawa. “Bisa mampir bentar nggak? Aku tunggu di rumah, ada sesuatu yang ingin kubicarakan.“
“Ok, kalo nggak terjebak macet. Emang ada apa sih, kedengarannya sangat penting sekali?” memang tidak biasanya Pasha bersikap seperti ini.
“Penting sih nggak, pokoknya kamu ke sini aja deh. Kalo kemaleman, kamu bisa tidur di rumahku.”
“OK deh, kebetulan kalo gitu. Aku memang belum berniat pulang ke rumah, soalnya istriku lagi mudik ke Donggala, baru balik tiga hari lagi. Kalau kamu nggak keberatan, aku numpang tiga hari di rumahmu? Boleh?” tanyaku. Dari rumah Pasha ke kantor tempat aku bekerja, jaraknya lebih dekat.
“Itu bisa diatur, pokoknya kamu cepat kesini aja.”
“Sip deh, sampai ketemu nanti.”
“Yooo,”
Hubungan telepon terputus, akupun kembali menikmati perjalanan. Kubelokkan setir motorku menuju rumah Pasha sambil menerka-nerka apa yang akan menjadi pembicaraanku nanti dengannya, dari mulai pembicaraan pribadi sampai hal-hal lain terus menggelayuti pikiranku.
Termasuk juga bayangan tubuh Adelia, istri Pasha, yang selalu bisa memancing gairahku. Bagaimana kah jadinya saat aku tiga hari menginap di rumahnya, serumah dengan wanita cantik yang seksi dan bahenol itu?
Ah, membayangkannya membuat kontolku sedikit mengeras dan menegang. Dan tanpa terasa, aku pun sampai. Pasha sudah menungguku di depan gerbang rumahnya.
“Lama nunggunya?” tanyaku sambil memasukkan motor ke dalam garasi.
“Nggak. Gimana perjalanannya, macet?” kata Pasha, mengajakku masuk ke dalam rumahnya yang mewah.
“Lumayan macet. Emang ada apa sih, kok seperti ada hal yang sangat penting, sampai harus malam ini ketemu?” kuikuti dia menuju ruang tamu.
“Ehm, gini. Kamu tahu kan kalau aku baru ngeluarin album baru?” kata Pasha.
“Iya, trus hubungannya denganku?” aku masih tak mengerti.
”Aku ada tawaran manggung buat kamu. Besok aku ada tour 20 kota, dimulai dari Semarang, dan berakhir di Medan. Kamu mau nggak jadi band pembukanya?”
“Oh, tentu saja!” aku mengangguk, sangat senang dengan tawaran itu.
”Nggak semuanya sih, cuman di kota-kota luar Jawa aja.” tambah Pasha.
”Nggak apa-apa, yang penting aku bisa bawa bandku ke jenjang yang lebih tinggi.” dari cuma band cafe, lalu menjadi band pembuka konser Ungu, bukankah itu sebuah lompatan yang cukup besar?
“Bagus kalo gitu, jadi aku nggak perlu bingung seleksi band-band lain lagi.” kata Pasha lega
”Percayakan kepadaku, kamu pasti tidak akan kecewa!” janjiku kepadanya.
Pasha mengangguk. ”Aku harap begitu. Lagian, dengan ngajak kamu, aku jadi ada teman ngobrol di jalan.”
”Lho, anak-anak Ungu sama kru-kru lain kan banyak? Ngapain ngoborol aja harus sama aku?” aku tidak mengerti.
”Itu kalau untuk urusan musik.” sahut Pasha.
”Oh, begitu.” aku mengangguk mengerti. Pasha hanya mau membagi rahasia pribadinya kepadaku.
Tak berapa lama, datang Adel membawa air minum untuk kami berdua. Wanita cantik berambut pendek itu hanya membalut tubuh sintalnya dengan gaun tidur tipis yang mendekati transparan. Sepintas bisa kulihat ia tidak memakai CD dan Bra saat terkena sorotan lampu ruang tamu.
Melihat itu, aku langsung memalingkan mataku sebentar, aku risih dan sungkan akan keberadaan Pasha di sisiku. Pikiranku langsung teringat omongan Pasha dulu, bila Adel mengenakan pakaian seperti itu, berarti wanita itu ingin bercinta malam ini.
Sambil membungkuk menaruh gelas di atas meja, Adel kemudian nimbrung.
“Serius amat nih ngobrolnya, ada apa memangnya?”
“Biasa, sayang, obrolan antar sesama musisi, apalagi kalau bukan urusan manggung?” kata Pasha menjawab.
“Oh gitu, bagus deh. Asal jangan ngomongin cewek aja, awas kalo itu yang diomongin!” Adel sedikit mengancam sambil tertawa.
“Nggak dong, sayang. Kita murni ngomongin musik, iya nggak, Dick? jawab Pasha sambil melirikku.
“Iya,” jawabku singkat sambil mataku melirik ke arah Adelia yang sedang menaruh gelas di meja. Kini terlihat dengan jelas belahan buah dadanya yang ranum dan menggiurkan, begitu putih dan mulus. Seperti tebakanku, ia memang tidak memakai Bra. Melihat itu, kembali kupalingkan mukaku ke arah lain, menghindari rasa risiku pada Pasha.
“Ayo di minum kopinya, Dick, mumpung masih panas.” tapi Pasha tampaknya tidak keberatan istrinya bersikap seperti itu. Ia tampak biasa saja.
”Aku tinggal dulu ya, silahkan diteruskan ngobrolnya. Aku mau istirahat. Jangan terlalu lama ngobrolnya ya, Pap.” kata Adel sambil melirik nakal ke arah Pasha, kemudian berdiri dan berlenggak-lenggok masuk meninggalkan kami berdua.
“Iya, sebentar lagi juga kelar.” jawab Pasha penuh pengertian.
Melihat keadaan itu, aku hanya tersenyum sambil mataku tak berkedip melihat lekukan tubuh belakang Adel yang berjalan dengan gemulai menuju dapur, bak peragawati yang sedang beraksi di atas cat walk.
Untuk sesaat, aku menelan ludah melihat keindahan tubuh wanita cantik itu, tampak begitu ranum dan menggoda di dalam balutan baju tidur tipisnya. Ah, seandainya istriku yang memilikinya, tidak akan bosan-bosannya aku menindih dan menidurinya. Akan kugenjot dan kusetubuhi dia setiap malam. Ahh…
Lagi enak-enaknya memperhatikan pantat Adel yang besar dan semok seperti pantat bebek itu, aku tersadar, masih ada Pasha yang duduk di sebelahku. Cepat, segera kupalingkan kembali pandanganku.
Kulihat Pasha sedang sibuk menghitung pembagian honorku di atas kertas. Akupun turut larut dalam hitungan tersebut, meskipun pikiranku terus terbayang tubuh indah istrinya. Mereka pasti akan bercinta malam ini. Ahh, membayangkannya membuat adikku perlahan bangkit dan mengeras. Seandainya saja aku yang meniduri Adel, seandainya…
”Ini honormu untuk 8 kota.” Pasha menyerahkan kertas kepadaku, mengagetkanku. Bayangan tubuh mulus Adel langsung lenyap seketika. Kupandangi nilai yang tertera disana dan tersenyum.
”Gimana, masih kurang? Nanti aku kasih bonus kalau kamu tampil bagus.” tambahnya.
”Nggak, nggak usah. Ini sudah lebih dari cukup.” menurutku, uang tidak penting. Tapi kesempatan bisa sepanggung dengan band sekaliber Ungu, itu yang paling penting, sama sekali tidak bisa dinilai dengan uang.
“Baguslah kalo begitu.” Pasha menepuk pundakku, ”Mulai malam ini kamu menginap di sini, nemenin Adel. Besok aku sudah harus berangkat ke Semarang. Tiga hari lagi, susul aku ke Bali. Untuk tiket dan semuanya, biar manajemenku yang menyiapkan.” kata Pasha.
“Ok, maaf kalau aku merepotkan kamu.” jawabku. ”dan terima kasih sudah mau mengajakku!” aku menambahkan.
“Nggak masalah. Oh ya, kamu bisa pake mobilku kalau mau keluar, siapa tahu Adel minta diantar belanja.”
“Beres deh kalau untuk urusan itu,” minta ditemenin tidur pun, aku juga mau! Tambahku dalam hati.
“Baiklah, aku titipkan Adel kepadamu!” jawab Pasha singkat, dia lalu menjabat tanganku dan mengajakku masuk ke dalam untuk beristirahat. Pasha menyuruhku untuk beristirahat di kamar tamu yang berdekatan dengan kamarnya.
Kulihat jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah satu malam. Badanku sudah terasa sangat lelah setelah manggung lama dengan bayaran kecil di cafe tadi. Tapi sebelum tidur, aku minta ijin terlebih dahulu pada Pasha untuk meminjam kamar mandi. Aku ingin mandi sebentar untuk menyegarkan badan agar tidurku bisa pulas dan nyenyak.
”Silakan, anggap saja rumah kamu sendiri.” jawab Pasha sambil menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam.
Sambil mengguyur badanku, kubayangkan kalau Pasha pasti sudah menindih tubuh istrinya sekarang. Betapa nikmatnya bisa memeluk dan menggenjot tubuh mulus Adel yang montok dan menggiurkan. Ah, untung air malam itu begitu dingin hingga kontolku tidak sampai tegang. Aku tidak ingin onani di kamar mandi Pasha. Kalau onani di memek istrinya sih aku mau, hehehe…
Tak sampai 15 belas menit, akupun selesai. Dengan hanya berbalut handuk, aku melangkah pelan menuju kamarku. Dalam keheningan malam, saat aku lewat di depan kamar Pasha, bisa kudengar suara rintihan dan erangan dari dalam. Suara Pasha yang sedang menyetubuhi tubuh mulus sang istri. Segera kutempelkan telingaku ke pintu untuk memastikan.
Terdengar derit ranjang dan juga rintihan maja Adel yang tampak keenakan, membuatku jadi penasaran dibuatnya. Berniat melihat adegan tersebut, mataku segera berkeliling mencari celah untuk mengintip. Ah, itu dia, lubang angin di atas pintu.
Cepat kuambil kursi dari ruang makan dan kutaruh di depan pintu. Perlahan aku naik ke atas kursi tersebut. Dengan mata melotot dan jantung yang hampir berhenti berdetak, kusaksikan tubuh telanjang Adel yang duduk membelakangiku, dengan posisi tubuh Pasha berada di bawahnya, telentang. Mereka sedang woman on top sekarang.
Meskipun lampu kamar disetel redup, namun bisa kulihat dengan jelas, Adel dengan penuh nafsu menggoyang tubuh sintalnya begitu liar. Ia menggenjot naik turun dengan cepat di atas tubuh Pasha yang cuma bisa telentang pasrah.
Wajah Pasha sendiri tidak kelihatan, terhalang oleh tubuh mulus sang istri, hanya tangannya saja yang kelihatan tengah gencar meremas-remas toket Adel yang bulat besar, sambil sesekali terdengar mengerang dan merintih nikmat.
Dari belakang, kulihat memek Adel melahap seluruh kontol Pasha hingga amblas tak bersisa, diiringi dengan rintihan dan remasan tangan pada rambutnya. photomemek.com Sungguh pemandangat yang sangat menggairahkan, hingga tanpa terasa tubuhku bergetar dan kontolku pun ikut bergerak naik seiiring dengan naiknya arus birahiku.
Namun sayang, adegan itu tak lama kulihat, karena beberapa saat kemudian Pasha mengerang keras, kakinya berkelojotan, dan terdengar Adel setengah mengerang sambil berteriak, “Jangan keluar dulu, Pap! Sebentar lagi, jangan keluar dulu!”
“Aku nggak kuat, Say, ahhhh… Nikmatnya goyanganmu… ahhhh!” erang Pasha.
“Tahan dulu, Pap, Aku juga hampiirrr…” jerit Adel.
“Ahh… ahhh… ahhhh…” hanya itu yang terdengar dari mulut Pasha sebagai akhir dari jebolnya pertahanan birahinya, yang ditandai dengan mengangkat pantatnya tinggi-tinggi sambil kedua tangannya meremas bokong Adel yang bulat begitu keras. Terlihat Pasha kelojotan beberapa kali saat ia memuntahkan cairan maninya di dalam memek sang istri.
Adel sendiri terlihat semakin gencar memutar dan menggoyang pantatnya, berusaha untuk mengejar pencapaian puncak yang telah Pasha dapatkan. Namun hingga beberapa saat, dia kelihatannya belum juga mendapatkan puncak yang ia inginkan.
Sedangkan di bawah, Pasha sudah terlihat megap-megap menahan luapan birahi yang baru dirasakannya. Perlahan goyangan Adel pun mengendur seiring dengan mengempisnya kontol Pasha di dalam liang memeknya.
“Pap, kok sudah keluar sih? Mama jadi tanggung hih…” protesnya.
“Kamu sih… goyangnya hebat banget. Aku jadi nggak kuat nahan lama-lama.” Pasha meremas bulatan payudara Adel dengan gemas. ”stirahat dulu, sayang, nanti kita lanjutkan lagi.” ia memelintir kedua putingnya yang tampak basah oleh air liur dan memilinnya pelan. ”Kalaupun nggak sekarang, nanti setelah aku kembali dari tour 20 kota, kita tuntaskan OK?”
Tidak menjawab, masih tampak kecewa, Adel segera turun dari tubuh sang suami.
”Sekarang aku ingin istirahat, besok harus berangkat pagi-pagi. Jangan marah ya, Sayang?” kata Pasha begitu melihat muka Adel yang masih ditekuk.
Masih diam, Adel merebahkan tubuh mulusnya disamping sang suami. Terlihat Pasha masih terengah-engah mengatur nafasnya. Sambil tersenyum kecut, Adel menarik selimut untuk menutupi tubuh mereka yang telanjang. Di sebelahnya, sambil terus menggenggam bulatan payudaranya, Pasha berusaha memejamkan matanya untuk tidur.
Merasa kalau permainan telah berakhir, akupun turun dari kursi dan mengembalikannya lagi ke meja makan. Aku sudah akan kembali ke kamarku saat kudengar handle kamar Pasha terbuka. Aku spontan membeku. Apalagi saat mengetahui siap yang keluar dari sana. Adel. Hanya dengan memakai baju tidur minim, istri Pasha itu berjalan ke arahku.
”Belum tidur, Dick?” sapanya ramah, matanya tampak terpesona menatap tubuh kekarku yang hanya terbaut handuk.
”Ehm, habis dari kamar mandi.” jawabku sedikit gugup. Sementara aku mulai terbawa suasana, membayangkan tubuh mulus Adel yang tadi kuintip -dan sekarang berdiri tepat di depanku- ternyata sungguh-sungguh menciptakan sensasi tersendiri, dan tanpa sadar kejantananku kembali bangun dengan sekeras kerasnya. Duuh, jadi nafsu nih.
Adel tersenyum melihatku, ”Kok kamu malah bengong, Dick?” tanyanya.
Anjrit! Senyumannya malah bikin perasaanku jadi makin tak terkendali, kurasakan libidoku sudah naik ke ubun-ubun. Kulirik istri Pasha itu, kurasakan nafasnya juga sedikit berbeda, lebih cepat dari sebelumnya, dan kulihat wajah putihnya berubah menjadi merah saat menatap ke arah selangkanganku. Adel bisa melihat tonjolan kontolku dengan sangat jelas!
”Eh, maaf!” spontan aku segera menutupinya dengan tangan.
Adel malah tertawa melihatnya, ”Mikirin apa, Dick. Dingin-dingin kok malah ngaceng?” tanyanya dengan mata terus menatap tonjolan penisku, seperti sangat menginginkannya. Sepertinya dia juga sudah terbawa suasana.


Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

”Ehm, bukan apa-apa.” aku berpikir, tidak ada rotan akarpun jadi. Kenapa aku tidak merayu Adel saja? Dia kan seperti gak puas gitu saat main dengan Pasha, siapa tahu bisa kumanfaatkan.
”Jangan bilang gara-gara nglihat tubuhku lho ya,” ancam Adel pura-pura, tapi antara perkataan dan perbuatan sama sekali tidak sama. Dia malah seperti sengaja memajukan dadanya untuk memamerkan payudaranya yang bulat membusung itu kepadaku.
Aku yang mengerti sinyal itu segera bereaksi. Sambil pura-pura mau menggaruk tubuh, sengaja kusentuh ujung teteknya dengan sikutku. ”Emang kalau nglihat kenapa?” tanyaku menantang. Karena kami berdiri berdampingan dan badan Adel agak condong ke arahku, makanya ujung lenganku tepat mengenai ujung cup BH-nya. Ehm, terasa empuk sekali.
Adel sedikit kaget saat menerimanya, “Ihh…” keluar desahannya, tapi sama sekali tidak terlihat marah.
“Sorry, Del. Nggak sengaja… ini mau garuk-garuk lengan, gatal banget.” kilahku, dan sambil tetap menempelkan ujung sikuku ke tonjolan buah dadanya.
Adel diam saja, malah sedikit tersenyum. Bahkan yang ada, dia seperti menekan-nekan bulatan payudaranya, membiarkanku menggeseknya dengan ujung lengan.
”Ehhss…” kami mendesah berbarengan. Entah siapa yang dulu yang memulai, tahu-tahu bibir kami sudah terpaut dan saling mengulum mesra. Pelan-pelan kami saling melumat dan bertukar lidah.
Kunikmati kehangatan bibir istri Pasha itu sambil tanganku mulai turun ke bawah, menjamah lembut kemulusan kulit pahanya yang cuma dibalut rok pendek selutut. Aku sudah tidak ingat lagi pada istriku yang menunggu di rumah, yang penting bagiku saat ini adalah bagaimana melampiaskan libidoku pada Adel.
Nekad, kugeser posisi tanganku lebih ke tengah, menuju pangkal selangkangannya sambil terus kuusap-usap kulit pahanya yang terasa lembut dan hangat. Tangan kananku mencoba untuk memegang tangan Adel yang masih lemas, kugenggam dan sedikit kuremas, kurasakan tangannya sedikit gemetaran. Pelan-pelan kubimbing tangan itu dan kutaruh di atas pangkal pahaku.
Dengan sedikit memekik kaget, Adel tersipu saat tangannya menyentuh rudalku yang sudah mengeras dari tadi. Dan sekali lagi, tidak kulihat ada penolakan darinya. Yang ada, dia mulai mengelus dan meremasnya pelan.
”Dick,” rintih Adel di telingaku. Bibirnya kembali mendekat, minta untuk dicium.
Tidak menyia-nyiakannya, sambil tangan kiriku terus mengelus-elus kulit pahanya, kembali kulumat bibir tipis itu. Kurasakan deru nafas Adel yang semakin memburu, apalagi saat tangan kananku mulai merambat untuk memijit dan meremas-remas tonjolan buah dadanya, semakin lemaslah dia.
Melihat itu, aku jadi semakin bernafsu. Perlahan tangan kiriku aku sorong lebih masuk ke dalam rok Adel. Dia sedikit membuka pahanya untuk memberi kemudahan bagi tanganku. Sementara tangan kananku yang berada di celah gundukan buah dadanya, kini menyelusup masuk ke dalam kaosnya dan lansung mengarah ke dalam isi BH-nya.
Kuremas-remas buah dada Adel dengan lembut sambil kucari-cari putingnya yang mungil, lalu aku pilin-pilin dengan gemas. Kurasakan Adel mulai lebih berani karena kurasakan tangannya yang ada di atas pangkal pahaku mulai meremas penisku dengan lebih keras. Aku yakin dia juga sudah naik nafsunya. Kekecewaan persetubuhannya dengan Pasha seperti ingin dilampiaskannya kepadaku.
”Tenang, Del. Aku pasti akan memuaskanmu!” yakinku dalam hati sambil kuelus-elus pangkal pahanya yang telah melembab. Perlahan juga kuturunkan ciumanku ke arah telinga, terus ke leher, lalu kuangkat kaosnya sampai sebatas leher dan kutarik BH Adel ke atas.
Wow, ternyata susunya begitu putih dan kencang, kelihatan begitu ranum dan sangat menggairahkan. Benda itu mengacung dengan indahnya dengan ukurannya yang lumayan besar. Saat kutangkup dengan tanganku, terasa begitu empuk dan kenyal. Ughh, aku menyukainya. Apalagi ditambah putingnya yang mungil menggiurkan, makin lengkaplah benda itu menggoda nafsuku.
Sambil terus meremas-remas, tanpa membuang waktu, mulutku kuarahkan ke putingnya dan dengan lembut aku jilat dan hisap-hisap. Terdengar desahan kecil keluar dari mulut Adel.
”Sshh… uhhh… enak, Dick!” dan kurasakan kocokan tangannya di penisku semakin mengencang. Malah, tanpa perlu kuperintah, dia dengan pintar segera membuka lilitan handukku hingga keluarlah penisku yang sudah mengeras tajam. Benda itu mendongak seperti menantang siapapun yang berani mengusik tidurnya.
“Hmm… besar sekali, Dick!” lirih Adel suka, matanya tak berkedip menatap batang kemaluanku. Tangannya kembali memegang dan mengocoknya dengan lembut.
”Ehm,” melenguh keenakan, akupun berbisik. “Aku mau tubuhmu, Del.”
Masih tetap memandangi batang penisku, Adel menyahut. “Lakukan, Dick. Aku milikmu malam ini…”
Waduhh, jadi nih… “Makasih, Del.” kataku penuh semangat dan segera aku cium bibirnya pelan sambil aku pelorotkan celana dalamnya tanpa aku melepas roknya – karena situasi tidak memungkinkan untuk bugilin Adel- Pasha bisa bangun sewaktu-waktu. Lalu aku baringkan dia di meja makan. Pelan kugosok-gosokkan penisku ke selangkangannya agar sedikit licin.
”Sshhh… uuuhh…” Adel mulai mendesis-desis. Matanya sayu menatap mataku. Kucari lobang memeknya dan ketika sudah pas, perlahan kumajukan pinggulku hingga terasa ujung penisku melesak masuk sampai sebatas kepala.
“Uuhhh… shhhh… pelan-pelan, Dick!” rintih Adel saat aku sedikit demi sedikit terus mendorong hingga perlahan penisku makin meluncur masuk dan terbenam.
“Uuhhh… enak banget, Dick. Memekku rasanya penuh sama kontol kamu!” racaunya
“Sebentar lagi aku kasih yang lebih enak.” kataku sambil menciumi tonjolan buah dadanya. ”Terima ini, Del! Ughhh…” selesai berkata, segera kuhentakkan pinggulku kuat-kuat.
”Auw!” Adel memekik kaget, tapi langsung tersenyum begitu melihatku yang mulai menyetubuhi tubuh sintalnya. ”Yah… begitu, Dick. Tusuk memekku. Lebih cepat. Lebih dalam. Ughhh!” rintihnya penuh kepuasan.
Aku makin mempercepat ritme goyanganku karena aku juga merasa nikmat. Memek Adel yang sempit bagai menjepit batang penisku, memijitnya lembut hingga aku jadi tak tahan lagi.
“Arghh… shhhh… enak, Dick! Enak banget!” jerit Adel berulang kali. Semakin cepat aku menggoyang, semakin keras juga dia menjerit. Takut kedengaran oleh Pasha, segera kusumpal mulutnya dengan ciuman.
Sepanjang permainan, vagina Adel terus berdenyut-denyut. Benda itu bagai meremas dan menghisap batang penisku. Sungguh nikmat sekali rasanya. Pantas saja Pasha tidak tahan lama. Siapa juga yang sanggup menghadapi memek yang ’hidup’ seperti ini. Untung aku bisa sedikit olah nafas, jadi aku masih bisa mengerem nafsuku.
Berpelukan, terus kugenjot pinggulku maju-mundur. Adel mengimbangi dengan mencium bibirku dan membiarkanku meremas-remas teteknya yang ranum dengan lembut, sesekali juga kupilin-pilin putingnya yang telah mengeras.
Kurasakan jepitan memeknya semakin kencang dan berdenyut-denyut, aku yakin dia sudah mau orgasme. Karena aku juga sudah konak banget, dan melihat situasi yang tidak memungkinkan untuk ngentot lama-lama -takut ketahuan sama Pasha- maka akupun mempercepat sodokan penisku.
”Ssshh… uuuhh… ahhhh…” rintih Adel keenakan. Pelukannya di tubuhku semakin mengerat, rambutku juga dijambaknya kuat-kuat, sambil punggungku dicakarinya saat aku memacu pinggulku semakin cepat. Hingga akhirnya…
“Ssshhhh… aku keluar, Dick! Ssshhh… uuhhhh… ahhhh…” jerit Adel dengan tubuh menggelinjang kesana-kemari. Cairannya menyembur deras membasahi penisku.
“Aku juga, Del! Ughhh… ssshh…” Tak ingin kalah, kutumpahkan air maniku ke dalam memeknya dengan kenikmatan yang tiada terlukiskan oleh kata-kata. Tubuhku terasa melayang sejenak.
Kami terdiam untuk beberapa saat, berusaha untuk meresapi orgasme masing-masing.
Saat kesadaran berangsur-angsur kembali, aku merasa sangat lemas dan kecapekan, tapi sangat puas. Aku segera duduk di kursi makan, sementara Adel tetap berbaring di meja. Kuperhatikan ada cairan putih kental merembes keluar dari celah vaginanya saat aku mencabut pelan penisku.
Kembali kami berciuman. Kulumat bibir tipis Adel dengan lembut sebagai tanda terima.
“Maafkan aku, Del. Aku nggak bisa menahan diri.” kataku berbisik.
”Nggak apa-apa, Dick. Aku juga menginginkannya kok.” kulihat dia tersenyum puas.
Kami kembali berpelukan. Kukecup bibir dan keningnya sebelum akhirnya perlahan aku angkat dia untuk bangkit berdiri, takut ketahuan sama Pasha kalau berada di situ lama-lama.
Kuseka memeknya yang belepotan sperma dengan tisu dan aku pakaikan lagi celana dalamnya. Adel menjilati penisku sebentar hingga bersih saat aku mau memakai lagi handukku. Kemudian kami segera beranjak dan masuk ke kamar kami masing-masing.
Paginya aku bangun agak siang. Kulirik jam di dinding, sudah pukul sepuluh pagi. Rumah terlihat sepi, sepertinya Pasha sudah berangkat. Mungkin dia tidak ingin mengganggu jadi tidak repot membangunkanku. Aku sih gak masalah. Setelah menggeliatkan badan beberapa saat, aku segera meloncat bangun.
Terbayang gimana panasnya persetubuhanku dengan Adel tadi malam. Aku tersenyum saat mengingatnya, betapa aku sangat beruntung sekali bisa merasakan tubuh istri Pasha yang mulus dan montok itu. Tak terasa, aku mulai horny lagi. Penisku pelan-pelan menggeliat dan mengeras mengangguk-angguk.
”Walah, lha kok jadi ngaceng lagi?” pikirku dalam hati. Lagi sendiri, eh ngaceng, ya bakalan repot. Aku yakin Adel sedang mengantarkan Pasha ke bandara saat ini.
Tapi nafsuku rasanya sudah tidak bisa ditahan lagi. Jadi kurebahkan tubuhku kembali ke ranjang dan mulai mengocok penisku biar hasratku cepat tuntas. Nanti kalau Adel pulang, aku bisa minta jatah lagi sama dia. Mumpung Pasha lagi tidak ada di rumah, kami akan ngentot sepuasnya. Itulah yang dikatakan Adel semalam sebelum kami berpisah.
Kubuka celanaku dan pelan-pelan mulai kuurut batang penisku. Rasanya memang tidak senikmat saat masuk ke dalam memek Adel, tapi sudah lumayan untuk meredakan keteganganku.
Tampak dari ujung lubang kontolku lelehan cairan bening yang berbau khas, tanda bahwa birahiku sudah sangat memuncak. Tepat saat itulah, dari luar kamar, kudengar langkah kaki seseorang yang menuju ke dapur dan kemudian sibuk disana. Sepertinya lagi memasak.
”Adel?” aku bertanya dalam hati, girang bukan main. Kalau memang dia sedang ada di rumah, kenapa tidak kumanfaatkan saja. Daripada ngocok sendirian di kamar seperti ini, lebih baik aku menghampirinya untuk meminta jatah kepadanya. Toh Pasha sudah tidak ada di rumah, kami bisa bebas melakukannya.
Berpikir seperti itu, aku lekas bangkit dan membenahi pakaianku. Dengan nafsu menggelegak, aku keluar dari kamar dan menuju ke dapur. Disana, kulihat Adel berdiri membelakangiku.
Dia sepertinya sedang sibuk mengiris-iris sesuatu. Ingin memberinya kejutan, aku sengaja berjalan mengendap-ngendap dan langsung meloncat dan memeluk tubuhnya dari belakang begitu jarak kami sudah dekat. Kulingkarkan tanganku di payudaranya yang bulat besar dan mulai meremas-remas pelan disana.
”Del, aku pengen nih…” bisikku di telinganya, kususupkan mukaku di lehernya yang jenjang dan mulai menjilat lembut disana. Adel sepertinya berganti parfum karena baunya kurasakan sangat berbeda dengan tadi malam. Sambil membuat cupangan di sekitar lehernya, tanganku terus bergerilya di gundukan payudaranya yang kurasa agak sedikit kecil sekarang, rasanya juga tidak sepadat dan sekenyal tadi malam.
Aneh, agak lembek meski kesan empuk masih tetap terasa.
”Ahh… shhh,” Adel merintih pelan. Kudengar suaranya agak sedikit sengau.
”Del, main yuk?” ajakku, yang disambut anggukan kepala olehnya.
Merasa mendapat lampu hijau, aku pun makin mengintensifkan serangan. Sambil terus meremas-remas payudaranya, kugeser tubuh Adel agar menghadap ke arahku, aku ingin mencium bibirnya. Tapi…
”Lho, Okie?” tanyaku kaget saat melihat siapa sebenarnya wanita yang kugumuli itu.
Dia adalah Okie Agustina, istri pertama Pasha. Bagaimana bisa dia ada disini?
Terlalu bernafsu membuatku jadi tidak bisa membedakan mana Adel mana Okie. Ah, dasar bodoh.
Okie tersenyum menatapku, ”Ayo, katanya mau main. Nih aku sudah siap.”
Dia menyodorkan dadanya kepadaku, memintaku untuk meremasnya lagi.
Aku bengong, tak tahu harus berkata apa. Aku benar-benar malu dengan semua ini.
”Ah, m-maaf, Mbak Okie. Aku…” kataku terbata-bata.
Tapi Okie cepat memotong ucapanku. ”Sudahlah, aku nggak keberatan kok. Sebenarnya aku kesini buat minta jatah sama Pasha, tapi karena dia ada acara, terpaksa batal deh.”
”Hah?! T-tapi… kalian kan, sudah bercerai?” gagapku lagi, masih bingung mencerna semua ini.
”Emang kenapa, nggak boleh? Kalau emang kami mau sama mau, trus kamu mau apa. Aku kasih tahu ya, hubungan ranjang kami malah jadi tambah panas setelah kami bercerai. Memang benar kata orang, selingkuh itu sangat nikmat.” jelas Okie sambil tertawa, menampakkan gigi putihnya yang berbaris rapi.
”Lha terus, Adel?” tanyaku lagi.
“Oh, si gatel itu. Dia sih nggak ada masalah. Yang penting aku nggak ganggu rumah tangga mereka. Malah, kami sering main bareng bertiga.” Okie tertawa lagi.
Gila! Aku benar-benar tak menyangka kejadian seperti ini akan terjadi. Kutatap wajah cantik Okie, dan dia kembali tersenyum kepadaku.
”Ayo kalau mau main, mumpung anak-anak pada ikut Adel ngantar Pasha ke bandara. Kalau mereka sudah kembali, kita tidak akan bebas lagi seperti sekarang.” Okie mengerling nakal.
Aku masih bengong. Bahkan saat Okie mulai menarik tanganku dan ditaruhnya lagi ke atas gundukan buah dadanya, aku tetap tidak bereaksi. Aku terlalu terkesima dengan apa yang terjadi.
”Adel sudah cerita semuanya, maka itu dia menyuruhku tinggal di rumah. Dia ingin agar aku juga merasakan kejantananmu.” Sebuah kecupan mendarat di pipiku, lalu bergeser ke bibirku, dan Okie mulai melumat bibirku dengan gemas dan mesra.
Aku yang dipancing seperti itu, tentu saja tidak bisa berdiam diri lebih lama. Apalagi bagiku, kecantikan dan kemolekan tubuh Okie juga tidak kalah dengan Adel. Tidak ada Adel, Okie pun jadi, hahaha… maka, sambil memberanikan diri memeluk tubuhnya, kusambut ciuman mantan istri Pasha itu. Tapi baru saja aku menikmati bibir tipisnya, Okie tiba-tiba mendorong tubuhku, berusaha untuk menghentikan.
”Kenapa?” aku bertanya tidak mengerti. ”Mbak berubah pikiran?”
Okie tersenyum. ”Bukan,” dia kemudian membalikkan badan dan mematikan kompor.
”Biar aman dan lebih leluasa.” jelasnya saat kembali berbalik menghadapku.
Tersenyum membenarkan, aku segera memeluk tubuhnya dan langsung mendaratkan ciuman di bibirnya yang tipis.
”Hmph…” Okie membiarkanku melumat bibir mungilnya. Dengan manja ia memeluk tubuhku dan membalas kecupanku. Kembali kami berciuman dengan panas dan cepat, seakan ingin melepaskan seluruh perasaan yang dari tadi tertahan.
Kedua bibir kami saling beradu dan melumat, hingga air liur kami berjatuhan dan saling menempel. Aku terus mencumbui Okie seperti seorang musafir yang menemukan sebuah oase di padang pasir. Benar-benar nikmat rasanya.
“Kamu suka, Dick?” tanya Okie di sela-sela dengusan nafasnya.
”Ehm, suka sekali, Mbak.” aku mengangguk mantap. ”Bibirmu enak.” kembali kuseruput bibir tipis itu.
Tapi Okie lekas menghindar. ”Aku masih punya yang lebih enak,” katanya dengan senyuman, jari telunjuknya mengusap-usap belahan bibirku.
Aku segera mengangguk. ”Dan aku tahu apa itu,” Selesai berkata, cepat kubopong tubuh kurus Okie hingga membuat wanita cantik itu menjerit pelan.
”Aaoo…” dan dia kembali menjerit ketika aku mendudukannya di atas meja makan, tempat dimana aku dan Adel bercinta tadi malam. Ini membuatku seperti mengalami deja vu, tapi dengan sosok wanita yang berbeda.
Kami kembali berciuman dengan panas. Permainan lidah mulai menghiasi percumbuan kami berdua. Wangi parfum yang tercium dari sekujur tubuh Okie membuat nafsuku kian menggelora. Kini tanganku mulai merambah dan meremasi kedua payudara Okie dari balik kaos putih yang ia kenakan.
Tapi ternyata itupun tidak cukup. Sambil tetap mencium bibirnya, tanganku dengan cekatan membuka kaos itu ke atas hingga payudara Okie yang masih terbungkus BH berwarna hitam terpampang dengan jelas. Aku sedkit terbengong saat melihatnya.
”Kenapa?” tanya Okie sambil jari-jari lentiknya yang berada di selangkanganku mulai mengusap pelan, membuat tonjolan yang ada di sana menjadi semakin keras.
”Payudara mbak bagus,” sahutku singkat.
”Alah, nggak usah bohong. Lebih bagus punya Adel kok, Pasha sering bilang gitu.” tolak Okie, tapi tak urung tetap senang juga mendengar pujianku.
”Nggak bisa dibandingin, mbak. Adel kan masih muda, anaknya juga baru satu. Sedangkan mbak, setelah menyusui tiga anak, dengan payudara masih bulat seperti ini, menurutku itu sudah luar biasa.”
”Sudah ah, nggak usah banyak omong. Mau nyusu nggak?” tanya Okie sambil menyorongkan payudaranya ke mukaku.
Aku tersenyum mengendusnya, “Mau banget!”
Dan seiring jawabanku, Okie segera menarik cup BH-nya ke bawah hingga tonjolan buah dadanya yang kenyal dan padat, dengan puting kecil berwarna coklat kemerahan, terburai keluar, dua-duanya. Senyuman lebar makin terpancar di wajahku.
”Uhh… indah sekali, Mbak.” kataku sambil mengusap dan memelintir pelan putingnya yang sebelah kanan, sementara mulutku mencucup yang sebelah kiri.
“Aah… geli, Dick!” Okie mendesah pelan, tubuh montoknya menggelinjang.
”Kok gede banget sih, mbak?” Kini ganti yang kiri kupijat-pijat, sedang yang kanan kuhisap dan kumasukkan ke dalam mulutku.
”Ughh… ini gara-gara Pasha, suka banget dia ngemutin pentilku, jadinya bengkak gini.” jelas Okie.
Aku berpikir, ”Oh, jadi gitu ya… pantas saja puting Adel juga gede gini.”
Okie tersenyum genit. ”Kamu suka nggak?” tanyanya sambil melirik nakal ke arah kedua payudaranya yang memang kini sedang menganggur.
”Suka dong,” Selesai berucap, puting payudara kanan Okie langsung amblas ke dalam mulutku. Dengan penuh nafsu aku melahap kedua payudara montok itu secara Okie tampak menikmati sekali sedotan dan permainan lidahku pada kedua payudaranya. Belum lagi remasan tanganku yang tak kalah membangkitkan nafsunya.
Sambil menggigit bibir bawahnya untuk menahan geli, wanita cantik beranak tiga itu mengelus-ngelus rambutku dan berbisik, ”Habiskan aja, Dick. Jangan disisakan buat Pasha. Salah sendiri, aku lagi butuh kok malah ditinggal pergi.”
Penuh rasa sayang, dia terlihat seperti sedang menyusuiku.
”Oooh…” desah Okie pelan ketika aku sedikit menggigit puting payudaranya.
”Susumu benar-benar luar biasa, Mbak, padat dan kenyal!” Sambil tetap menikmati kepadatan payudaranya, berlahan tangan kananku merayap turun meraba kedua betis Okie yang kini dalam posisi menjuntai di atas meja.
Permukaan betis mulus tersebut terasa begitu lembut dan halus. Tangan dan jari-jariku terus merayap naik hingga menimbulkan sensasi geli di sekujur tubuh Okie. Apalagi ketika tanganku berlahan masuk ke dalam rok span pendek yang dikenakannya dan terus meraba permukaan pahanya, Okie makin menggelinjang dibuatnya.
Kini jari-jariku telah menyentuh permukaan celana dalamnya yang berenda, kurasakan sedikit lembab disana. “Udah basah, Mbak.” Kataku sambil melepaskan pagutan di putingnya dan tersenyum kecil.
Okie hanya mengangguk pelan dan mendesah. “Aaah…” Rok spannya semakin tinggi terangkat ketika tanganku bergerak liar di dalam celana dalamnya, mulai merabai bulu-bulu halus yang tumbuh disana.
”Aaakh… geli, Dick!” Okie berteriak pelan ketika dengan iseng kutekan klitorisnya.
”Geli tapi enak kan? Hehe,” kudekatkan bibirku ke mulutnya, ingin menciumnya, tapi Okie buru-buru menghentikannya.
”Jangan cuma yang atas, bibir yang ini juga dicium dong.” pintanya sambil menunjuk ke arah selangkangannya dan tersenyum menggoda.
”Hahaha, kamu benar-benar wanita nakal, Mbak.” aku menggeleng-gelengkan kepala, tak kusangka kalau Okie akan sebinal itu. Segera kumasukkan kedua tanganku ke dalam roknya dan menarik turun celana dalam wanita cantik itu. Okie membantu dengan sedikit mengangkat pantatnya dari meja. Setelah berhasil membukanya, aku tersenyum melihat kain mungil yang ada di tanganku.
”G-string?” tanyaku. Melihat modelnya yang begitu tipis dan menerawang, jelas sekali celana dalam merah muda itu tidak dipakai oleh pemiliknya untuk menutupi.
”Iya, hehehe…” angguk Okie tanpa malu, dia memasukkan tangan kanannya ke dalam rok dan mulai mengelus-ngelus permukaan vaginanya yang sudah nampak basah.
”Ayo dong, Dick, buruan dicium.” pintanya memelas.
Aku pun jongkok di depan meja dan membuka lebar-lebar kedua pahanya. Kini terlihatlah dengan jelas lubang kenikmatan Okie dengan bulu-bulu halus yang tumbuh tipis di sekitarnya. Anehnya nampak agak sempit meski ia sudah tiga kali melahirkan. Aku tentu saja senang dengan hal itu.
”Oooh… Dick!” Okie melenguh panjang ketika aku mulai menjilati lubang surganya.
Kepalaku kini telah hilang di dalam rok wanita cantik itu. Tubuh Okie hanya bisa menggelinjang-gelinjang merasakan lidahku yang menari-nari dengan lincah di selangkangannya. Sambil memilin-milin putingnya sendiri, ia terlihat menikmati betul jilatan, sedotan dan kadang tusukan lidahku.
”Aaahh… oooh… aaahh…” kepala Okie mendongak menahan rasa nikmat yang menyerang lubang vaginanya. Suara decakan mulutku yang bertemu dengan biji klitorisnya terdengar semakin jelas, menandakan daerah selangkangan tersebut sudah mulai basah dan membanjir. Aroma wangi cairan memek Okie membuat birahiku semakin membara.
Aku pun semakin semangat melahap lubang kenikmatan itu beserta dengan cairan cinta yang membasahinya. Bulu-bulu lembut yang menutupi areal lubang tersebut sama sekali tidak mengganggu aktifitasku, justru keberadaannya makin menambah sensasi geli-geli nikmat di sekitar wajahku.
Cklek, krieeet…!! tiba-tiba terdengar suara pintu depan yang dibuka, dan sedetik kemudian, disusul suara celoteh anak-anak kecil. Rupanya Adel dan anak-anak Pasha sudah balik dari bandara. Kami begitu menikmati permainan hingga sampai tidak mendengar kedatangan mereka.
Panik, Okie cepat mendorong kepalaku agar keluar dari dalam rok span birunya. Dia langsung meloncat dari posisi duduknya di atas meja dan menyeret tanganku agar mengikutinya.
”Kita pindah ke kamar.” dia berbisik.
Kamarku adalah yang terdekat, jadi kami masuk ke situ. Tepat saat aku menutup pintunya, anak-anak Okie berlarian masuk ke dapur.
”Huft, untung!” aku menghela nafas lega. Begitu juga dengan Okie. Berpandangan, kami kemudian tertawa bersama.
”Gimana, mau dilanjut?” tawar Okie tanpa berusaha menyembunyikan tonjolan buah dadanya yang menggantung indah.
Aku segera menangkup dan meremas-remasnya sambil mengangguk penuh semangat.
”Kenapa tidak?” tanyaku.
”Kunci dulu pintunya.” kata Okie saat aku mulai mencium bibirnya.
”Sudah,” bisikku sambil langsung membekap tubuh sintalnya.
”Ih, kok nggak sabaran banget sih?” kembali Okie melemparkan senyum genitnya.
”Habis tubuh mbak montok banget sih, bikin burungku jadi nggak tahan. Hehehe.”
”Beneran? Mana, coba aku cek dulu…” Setelah mencium pipiku, Okie perlahan mengambil posisi jongkok dan pelan-pelan jari-jari tangannya menari.
Tanpa perlu bersusah payah, ia berhasil memelorotkan celana pendekku berikut dengan celana dalamnya. Kini di hadapannya terpampang sebuah batang tegang yang sudah berukuran besar.
”Jilat dong,” aku meminta.
Mengerlingkan mata, Okie pun melakukannya. Sambil mengocok-ngocok batang penisku, ia mulai menghisap dan mengulumnya. Tak beberapa lama, benda itu sudah keluar masuk dengan lancar di dalam mulutnya. Dengan telaten Okie menjilat dan menghisapnya.
Dia juga bergantian menciumi buah zakarku. Keenakan, aku jadi merem melek dibuatnya. Apalagi sambil Okie mengulum, ia juga menvariasikan dengan kocokan tangan guna memberi waktu baginya untuk menarik nafas. Wanita cantik itu juga sedikit membasahi batang berurat milikku dengan ludah guna memudahkannya melakukan kocokan.
”Cukup, Mbak!” aku mendesah. Kalau diteruskan, bisa-bisa aku muncrat sekarang. Dan aku tidak mau itu terjadi karena aku masih ingin mencicipi nikmat lubang vaginanya. Kupegangi pundak Okie dan kemudian kubantu dia untuk berdiri.
”Kenapa, udah nggak tahan ya?” tebak Okie pintar.
Aku mengangguk mengiyakan. ”Enakan muncrat di memek mbak daripada di mulut.”
Okie langsung tersenyum dan mencubit pinggangku, rupanya ia bisa menangkap maksudku yang sudah ingin melakukan penetrasi.
”Kamu nakal deh,” bisiknya.
”Hehe,” tersenyum, perlahan kudorong tubuh Okie agar rebah di ranjang. Lalu kuangkat rok spannya sampai ke pinggang hingga aku bisa melihat kembali lubang vaginanya. Kuraba-raba sebentar bulu-bulu lembut di sekitar wilayah itu sebelum akhirnya aku menerobos masuk.
”Aaakkh…!” Okie berteriak tertahan ketika kontolku menghujam deras ke dalam belahan memeknya. ”Oohh… oohh… oohh…” desahannya mulai keluar seiring batang penisku yang mulai mengocok perlahan.
”Enak, Mbak?” tanyaku dengan tusukan semakin cepat.
”Enak banget, Dick. Terus. Yang kenceng!” Okie menggunakan kedua tangannya untuk menahan tubuhnya agak tidak bergoncang terlalu keras. ia tidak ingin tautan alat kelamin kami yang sudah menyatu mantab sampai terlepas karenanya.
”Mimik dong. Haus nih kebanyakan menggoyang.” kataku sambil meraba-raba kembali tonjolan buah dadanya.
”Mau netek lagi?” dengan nakal, Okie mempermainkan kedua ujung puting payudaranya.
”Iya, mau mimik…” kataku sambil membenamkan wajah ke belahan payudaranya.
”Aaaoo… geli ah, Dick!” Okie menggelinjang saat puting payudara kanannya amblas ke dalam mulutku. Juga yang kiri. Keduanya bergiliran kuhisap dan kuemut bagai bayi besar yang kehausan.
Sementara di bawah, penisku terus menggenjot keluar masuk hingga membuat lubang memeknya semakin licin dan basah. Wajah Okie sampai jadi memerah dibuatnya. Tapi dia tidak berani berteriak karena menyadari kalau di luar lagi banyak orang. Rupanya dia tidak ingin perselingkuhan kami diketahui oleh anak-anaknya.
Sebagai gantinya, Okie memilih untuk memeluk tubuhku kuat-kuat sebagai pelampiasan rasa nikmatnya. Dia juga mencium bibirku guna meredam desahan dan erangan yang ingin keluar dari mulutnya. Disaat yang bersamaan, genjotan kontolku menjadi semakin kencang dan kuat. Tak perlu waktu lama untuk membawa gairah kami ke puncak yang tertinggi.
”Hmm… memekmu nikmat banget, Mbak…” pujiku jujur.
”Kontol kamu juga nikmat banget, Dick!” balas Okie.
”Oya?” aku menyahut bangga.
”Iya, Dick. Sungguh luar biasa. Terus kocok memekku, Dick… terus! Aaahh…” racau Okie tanpa kelihatan berpura-pura.
Tak terasa sudah hampir sepuluh menitan kontolku mengaduk-ngaduk lubang memeknya, sementara tangan kananku terus dengan nakal meremasi kedua payudaranya.
”Balik dong, Mbak. Pengen masuk dari belakang nih.” pintaku sambil mencabut batang Okie menurut. Ia segera membalikkan tubuhnya dan mengambil posisi menungging. Dia menggunakan kedua tangannya sebagai tumpuan di atas ranjang. Okie menoleh ke belakang saat melihatku yang hanya terdiam sambil menatap nanar ke arah bongkahan pantatnya.
”Kenapa, Dick, ada yang salah?” tanyanya heran.
Sambil mengocok kontolku sendiri, aku menjawab, ”Tidak. Tidak ada,”
Lalu buru-buru kubuka kedua kakinya semakin lebar. Kuperhatikan memek merah Okie yang terekspos bebas sejenak, sedikit mengagumi betapa basah dan indahnya benda itu, sebelum akhirnya… bless!
Kumasuki dengan batang penisku.
”Aaaakkh…!!!” Okie tidak bisa lagi menahan lenguhan panjang yang keluar dari mulutnya saat aku mulai menggenjot tubuh sintalnya. Ia sudah tidak peduli lagi meski bakal ada yang mendengar persetubuhan kami berdua saat itu. ”Ahh… pelan-pelan, Dick!” rintihnya.
Mulut Okie ternganga lebar ketika aku kian mempercepat tusukan pinggulku. Tapi dia tampak mulai bisa menikmatinya, pinggulnya yang lebar mulai bergoyang pelan agar lubang kenikmatannya dapat memberikan jepitan maksimal pada batang penisku.
Tapi sadar kalau waktu yang kami miliki kian menipis sebelum anak-anak curiga dengan ketiadan ibu mereka, aku pun kian mempercepat genjotanku. Aku berusaha menghujam-hujamkan kontolku secepat dan sedalam mungkin, sampai tubuh Okie berguncang-guncang hebat dibuatnya.
Mantan istri Pasha itu terus mendesah-desah. ”Dikit lagi, Dick! Oughh… terus! Lebih dalam… ooh… ooh…”
”Aaaahh… Mbak, memekmu…” Kami mulai meracau tak karuan, menandakan nafsu kami sudah di ambang klimaks. Rasa nikmat yang semakin mendera membuat kami kian sulit menahan teriakan dan desahan yang terus keluar.
”Dick, aku dapeeet…!!” teriak Okie dengan tubuh bergetar dan menggelinjang. Di tengah genjotan kontolku yang semakin menggila, ia mencapai puncak kenikmatannya.
”Tahan, Mbak. Tahan dikit lagi… arghhh!” aku melenguh hebat. Kepalaku terdongak dengan mata terpejam saat spermaku menyembur kencang menyusul Okie yang sudah orgasme duluan.
Kucabut kontolku dan kusuruh dia untuk mengulumnya. ”Mbak, isepin kontolku dong!”
Setelah sedikit menikmati sensasi klimaks yang baru saja melandanya, dengan sigap Okie berjongkok dan memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Sesekali Okie mengocok-ngocok batang tegang itu dengan tangan untuk kemudian mengulumnya kembali. Tak lama kontolku pun menyusut dan mengecil di dalam mulutnya.
Saat itulah, ada ketukan di pintu kamar. ”Hei, buka. Aku mau masuk.” itu suara Adel.
Sementara Okie bersembunyi di balik selimut di atas ranjang, aku segera membuka pintu dengan hanya melongokkan kepala karena tubuhku memang masih telanjang. Adel segera mendorong pintunya dan memeluk tubuhku.
“Ikut dong, pengen nih.” ucapnya sambil memagut mesra bibirku. Okie cuma tersenyum melihat ulah istri muda Pasha.
Waduh-waduh, sepertinya aku harus kerja keras hari ini. Kuat nggak ya?,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Peninggalan Kuno Rumah ibu Nuning

Kisah Taro – “Saya telah memberitahukan tuan dan nyonya kalau rumah ini terlalu banyak misteri. Bukannya tahayul tapi kenyataan. Boleh dibilang tak ada orang yang kuat tinggal di rumah ini. Ya, termasuk saya. Saya dan keluarga hanya bertahan delapan bulan. Sebelum tuan dan nyonya menyesal, sebaiknya dipikirkan terlebih dahulu.” Hariz menatap sepasang suami istri di hadapannya bergantian yang duduk di seberang meja.
Sepasang suami istri di depan Hariz sebenarnya duda dan janda yang dipersatukan dalam ikatan perkawinan. Keduanya menikah enam tahun yang lalu dengan membawa masing-masing anak ke dalam perkawinan mereka. Si suami bernama Lucas (43 tahun) yang membawa dua anak laki-laki yaitu Raymond (23 tahun) dan Daniel (20 tahun). Sementara si istri bernama Hanna (40 tahun) yang membawa satu anak perempuan bernama Adelia (18 tahun).

“Keluarga kami tidak percaya tahayul. Kami lebih percaya pada logika. Bagaimana anda bisa percaya akan adanya tahayul atau hal-hal mistis di jaman internet seperti sekarang ini?” Ucap Lucas sambil tersenyum geli, karena hal-hal seperti ini sangat tidak masuk akal baginya.

Hariz tersenyum miris. Sebenarnya dia merasa tidak tega. Namun sebagai manusia yang masih memerlukan uang, dengan sangat terpaksa Hariz membiarkan rumah penuh misteri miliknya dijual kepada Lucas dan Hanna. Hariz pun menyodorkan dua eksemplar surat perjanjian jual beli kepada Lucas.

“Tanda tangani surat perjanjian ini.” Ucap Hariz lemas. Tanpa berpikir panjang, Lucas pun menandatangani surat perjanjian jual beli tersebut. Setelah Hariz menerima satu eksemplar surat perjanjian jual beli yang telah ditandatangi Lucas, ia pun berkata, “Apakah tuan dan nyonya memiliki putra?”

“Kami memiliki tiga anak, dua putra dan satu putri. Sulung kami sudah menikah dan telah memiliki rumah sendiri. Dua yang lain masih lajang. Mereka masih tinggal bersama kami.” Jawab Hanna.

“Anak laki-laki yang masih serumah … Umurnya berapa?” Suara Hariz terdengar tipis dan was-was.

“Duapuluh tahun.” Suara Lucas lebih dari sedikit tajam. “Kenapa anda menanyakan itu?”

“Oh, tidak apa-apa … Hanya ingin tahu saja.” Haris tergagap sambil menggelengkan kepala. “Rumah ini mungkin akan menguji pernikahan anda.”

Bibir Hanna yang cantik dan mungil langsung melengkung merosot menjadi kerutan. Hanna meletakkan tangan kirinya di tangan kanan Lucas dan meremasnya. Hanna mulai merinding karena merasa ditakut-takuti. Cincin kawin Hanna yang besar menonjol di jari-jarinya yang halus.

“Pernikahan kami solid, Tuan Hariz. Dan ini bukan rumah pertama yang kami beli. Kami pernah tinggal beberapa kali dengan rumah yang katanya menyeramkan. Dan kami baik-baik saja.” Ucap Hanna berusaha menentramkan diri.

“Ya, aku berharap tuan dan nyonya akan tetap solid setelah tinggal di rumah ini.” Kata Hariz yang dalam hatinya sangat menyangsikan ucapannya sendiri. “Mudah-mudahan tuan dan nyonya berjodoh dengan rumah ini.”

“Em … Saya merasa kalau anda ingin mengatakan rumah ini sangat berbahaya bagi keutuhan rumah tangga kami. Sebenarnya bagaimana rumah ini?” Tanya Lucas menjadi penasaran.

“Karena anda sudah menjadi pemilik rumah ini, maka saya akan mengatakan sedikit misteri yang ada di rumah ini.” Hariz menjeda sebentar uraiannya dan langsung saja aura ketegangan menyelimuti mereka. Setelah menghela nafas, Hariz pun melanjutkan penjelasannya, “Rumah ini adalah peninggalan seorang wanita yang bernama Ibu Nuning. Beliau adalah istri dari pejabat kompeni saat kita masih dijajah Belanda. Usia rumah ini sudah lebih 300 tahun. Ya, anda boleh percaya atau tidak, Ibu Nuning selalu menampakkan dirinya di waktu-waktu tertentu.”

“He he he … Kalau Ibu Nuning menemuiku … Aku akan langsung berkenalan dengannya, dan mungkin saya akan mengajaknya berkencan. He he he …” Kata Lucas yang sama sekali tak percaya dengan ucapan Hariz, bahkan meremehkan.

“Aku harap anda tidak bertemu dengannya.” Ucap Hariz sambil bermuka sedih. “Baiklah … Karena transaksi sudah selesai, maka dengan ini saya menyerahkan surat-surat kepemilikan tanah dan bangunan pada anda.” Hariz menyodorkan sebuntel berkas kepemilikan rumah kepada Lucas.

“Terima kasih.” Ucap Lucas sembari menerima berkas-berkas kepemilikan rumah dan tanah yang baru dibelinya.

Hariz kemudian pergi dengan membawa perasaan senang sekaligus sedih. Senang karena Hariz berhasil menjual rumah misteri yang telah menghancurkan keluarga bahagianya. Sedih karena dia merasa berdosa pada Lucas dan Hanna, seolah-olah dia telah mengantarkan keluarga itu ke jurang kehancuran yang paling dalam.​

“Tulang-tulang rumah masih sangat bagus. Kayu jati asli memang sangat tahan lama. Tambah lama tambah keras.” Lucas menatap rumah yang baru saja ia beli dengan senyum puas. Rumah bergaya Belanda kuno tersebut di sebagian besar masih tampak baik. Di titik-titik tertentu perlu perbaikan, namun tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan. Dua menara masih berdiri tegak dan kokoh di kedua sisi rumah. Desain rumah klasik ini selain memiliki nilai artistik yang sangat tinggi juga sangat nyaman untuk ditinggali karena bentuknya yang sangat unik.
“Bagaimana menurutmu, sayang?” Tanya Lucas pada Hanna.

“Aku masih kaget dengan harganya.” Hanna berjalan di samping suaminya. Terdengar bunyi berderak di bawah sepatu ketsnya. Hanna menyelipkan lengan di pinggang Lucas dan meremasnya. “Kita beruntung, sayang.” Hanna mencium pipi Lucas dan kemudian melihat kedua anak mereka yang sedang berjalan mendekat. “Kalian pasti menyukai rumah baru kita.” Lanjut Hanna pada Daniel dan Adelia.

“Wow! Kita tinggal di sini? Rumanya besar sekali.” Ucap Daniel terkagum-kagum. Daniel adalah seorang remaja tampan yang memiliki tubuh sangat ideal. Daniel memang punya badan kekar atletis, dadanya bidang serta otot-otot perutnya membentuk enam kotak mengagumkan. Banyak gadis yang merasa gemas apabila melihat pemuda itu. “Berapa kamar, Bu?” Daniel tidak bisa berpaling dari rumah barunya, memperhatikan aksen sirap sisik ikan tua dan bentuk geometris yang terukir halus di sekitar jendela. Selama dua puluh tahun, dia belum pernah melihat yang seperti ini.

“Ada empat belas ruangan, Daniel.” Hanna kembali meremas pinggang suaminya, kemudian berjalan mendekat dan berdiri di samping putranya. “Enam kamar tidur, tiga kamar mandi, ruang tamu, ruang kerja, perpustakaan, dapur, ruang makan, dan tentu saja, pintu masuk yang megah.”

“Empat belas?” Daniel menatap mata cokelat ibu tirinya yang hangat.

“Sebenarnya belum pasti, masih ada ruangan lain yang belum ibu periksa.” Hanna tersenyum padanya. “Ada kamar di sebelah ruang kerja yang terkunci. Penjualnya bilang dia tidak punya kuncinya.”

“Wow keren …” Kini Adelia bersuara. Sama seperti Daniel, gadis cantik itu terkagum-kagum dengan rumah barunya. Mata Adelia terus memperhatikan sekelilingnya. Adelia merasa takjub dan tanpa sadar mulutnya sedikit menganga.

Sebuah truk pickup melaju di jalan masuk rumah dan diparkir di samping rumah. Kakak Daniel, Raymond, melambai pada Daniel dengan gaya sinis dari kursi pengemudi. Istrinya, Nidya, melambai dan tersenyum pada Daniel juga sangat ramah. Nidya memiliki rambut hitam yang digelung ke atas, dan dia mengenakan t-shirt ketat. Daniel merasakan kurang senang dengan kedatangan Raymond, tetapi selalu mengharapkan kehadiran Nidya.

“Ya … Si brengsek datang!” Gumam Daniel sambil menatap ibu tirinya.

“Kamu tidak boleh begitu sama kakakmu. Sengaja ibu suruh dia datang untuk membantu beres-beres. Kita perlu tenaga.” Hanna menenangkan Daniel sambil memegang bahunya.

“Kenapa? Ngadu lagi? Dasar anak Mami!” Ujar Raymond kasar sambil sengaja menyenggol badan Daniel. Daniel menghela nafas sambil menahan amarah. Dalam hati, Daniel ingin sekali meninju mukanya.

“Dia tidak bersungguh-sungguh. Hanya bercanda.” Nidya berjalan dan memberi Daniel senyum simpatik. “Dia sebenarnya sangat perhatian padamu.” Nidya menepuk bahu kiri Daniel, lalu mengikuti suaminya masuk lebih dalam di rumah itu.

“Dia bersungguh-sungguh.” Bisik Adelia yang kini sedang berdiri di samping Daniel sambil terus menatap serta mengagumi rumah baru mereka. “Ini benar-benar monster, bukan?”

“Raymond atau rumah?” Daniel memandang Adelia, mengagumi senyumnya yang manis dan ramah.

“Keduanya?” Jawab Adelia sambil terkikik pelan.

“Ya, kamu benar.” Sahut Daniel. “Ayo, Adel, ayo kita pilih kamar kita!”

“Oke.” Kata Adelia sambil mengikuti langkah kakaknya.​

Lalu, mereka pun membersihkan rumah sebelum menempatkan barang-barang ke dalam ruangan baru. Mereka senang dengan rumah barunya yang jauh lebih mentereng dibandingkan dengan rumah sebelumnya. Hanna dan Lucas mengambil kamar tidur utama di lantai dua sebagai kamar mereka. Daniel mengambil kamar tidur di lantai dua yang sangat luas, dan bahkan ada bilik lemari. Sedangkan Adelia ingin memiliki ruang yang lebih privasi. Gadis itu mengambil kamar tidur di menara timur, di atas kamar Daniel.
Raymond dan Nidya menyiapkan kamar tidur tamu untuk diri mereka sendiri di seberang lorong dari kamar tidur utama. Pasangan itu berencana menghabiskan akhir pekan di rumah baru orangtuanya. Mereka akan tinggal di sana pada Sabtu malam ini, membantu merapikan barang-barang pada hari Minggu, kemudian pulang pada Minggu malam, kembali ke rumah sederhana mereka di seberang kota.

Rumah itu jelas merupakan produk pada zamannya. Hanya jalan masuk dan ruang tamu di lantai dua yang memiliki tata ruang terbuka. Semua kamar lain tertutup dan terkotak-kotak. Di sekeliling rumah, ada panel kayu yang kaya dengan ukiran dan tatahan yang cantik. Pembangun rumah ini rupanya sangat suka menuangkan detail yang berlebihan. Rumah besar seperti ini tentu saja akan menghabiskan biaya yang tidak sedikit ketika rumah itu dibangun pada tahun 1716.

Hari sudah gelap, akhirnya keluarga itu menikmati pizza yang telah dipesan dan diantar oleh ojeg online. Semuanya makan pizza sambil berbincang-bincang tentang rumah baru mereka. Daniel yang tidak ingin berlama-lama dengan Raymond, pamit untuk mandi di seberang lorong dari kamar tidur barunya. Daniel melangkah memasuki kamar mandi yang lumayan luas itu. Ada shower dan bathtub juga di sana. Daniel pun mulai membersihkan badan yang sudah tak karuan.

Di lantai bawah, Hanna mencuci piring sambil memikirkan kemungkinan perlunya merombak ruang dapur agar lebih representatif. Bagi Hanna dapur adalah dunianya. Masakan apa saja bisa ditangani. Apalagi rendang dan sambaladonya. Tiba-tiba Hanna merasa ada hawa dingin di belakangnya. Hanna pikir Lucas sedang berjalan dan mendekatinya. Tak lama, Hanna latah spontan karena pantatnya ditepuk.

“Hei! Apa yang kamu lakukan, Lucas!” Pekik Hanna setengah kesal sambil terus mencuci piring.

“Apa?” Lucas agak berteriak dari tempat dia yang sedang membersihkan meja makan dengan bantuan Nidya.

Sontak saja, denyut nadi Hanna bertambah cepat dan dia berbalik, tetapi tidak ada seorang pun di belakangnya. Hanna berpikir tidak mungkin Lucas dengan sangat cepat kembali ke tempatnya setelah menepuk pantatnya. Hanna mematikan kran air wastafel dan meletakkan tangannya di pinggul. Ini aneh. Dia berani bersumpah seseorang memukul pantatnya. Hanna menatap lekat ke arah Lucas, sementara pikirannya seperti mengambang di udara.

“Tidak ada, sayang,” Hanna kemudian merespon. Lucas pun kembali membersihkan meja.

Dan sekarang, Hanna masih tertegun. Setengah kesadarannya seakan hilang saat memikirkan kejadian yang baru saja ia alami. Bahkan syaraf-syaraf otaknya seperti menggerakannya. Tanpa sepatah kata pun, Hanna berjalan keluar dari dapur, menyusuri lorong, dan ke atas. Pikiran muncul di benak Hanna bahwa dia harus menggunakan kamar mandi meskipun dia benar-benar tidak tahu apa yang akan dilakukan di sana. Hanna berjalan ke kamar mandi di seberang kamar baru Daniel. Hanna membuka pintu dan menyelinap masuk begitu saja. Hanna bisa mendengar Daniel bernyanyi dengan lembut saat dia menggosok dirinya sendiri. Jantung Hanna berdegup kencang. Hanna membiarkan pintu terbuka di belakangnya dan berjalan ke tirai kamar mandi. Entah apa yang Hanna pikirkan, dia merasa perlu membuka tirai.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“I can’t stop loving you …” Daniel masih terus bernyanyi. Tiba-tiba tirai kamar mandi terbuka dan Daniel memekik bernada tinggi. Dia berbalik untuk melihat ibunya berdiri di sana dengan pandangan jauh di matanya. “Sial, Bu, apa yang ibu lakukan?” Teriak Daniel sembari menutupi kemaluannya dengan kedua tangan.

Jeritan itu menyadarkan Hanna. Dia seperti terbangun dari mimpinya. “Oh, maafkan aku, Daniel. Aku tidak tahu ada orang di sini.” Dia menatapnya dari atas ke bawah. Tubuh remajanya yang sembada dan licin karena air. Dia tidak bisa tidak memperhatikan tubuh Daniel yang atletis. “Aku… um… Ibu kira kamar mandi ini kosong.”

“Apakah ibu tidak mendengarku bernyanyi?” Ucap Daniel sembari membalikkan badan. Lagi-lagi mata Hanna disuguhkan oleh bokong remajanya yang seksi. “Keluar, Bu!!!”

“Tentu saja, maaf. Maafkan ibu, Daniel.” Hanna mundur kembali ke lorong dan menutup pintu.

Itu semua sangat aneh. Tiba-tiba Hanna merasa sangat aneh. Wanita cantik itu berjalan kembali ke tangga dengan perasaan paling aneh yang pernah ia rasakan. Hanna seperti bergerak dalam gaun kolot. Dia seperti orang lain, bukan sebagai diriya. Hanna lalu menatap ke tubuhnya untuk memastikan bahwa dia sebenarnya masih mengenakan t-shirt dan celana jins. Hanna mencoba mengatur nafas. Berusaha mengeyahkan pikiran aneh dari kepalanya. Setelah agak tenang, Hanna pun masuk ke kamarnya lalu merebahkan diri di atas kasur. Pikiran Hanna terasa sangat lelah dan tak lama ia pun tertidur pulas.​

Sesuatu membangunkan Daniel di tengah malam. Matanya terbuka karena silau dengan nyala lampu, padahal sebelum tidur lampu dimatikan. Daniel merasakan udara dingin menyambar kulitnya. Udara malam yang dingin menyelimuti sekitar ruangan. Tirai jendela Daniel berkibar di bawah sinar bulan saat angin sepoi-sepoi bertiup melalui jendelanya yang terbuka. Kapan dia membuka jendela? Dan jika angin bisa membuka jendela pasti angin yang bertiup adalah angin yang besar bukan angin sepoi-sepoi. Daniel melihat ke pintu kamar tidurnya dan melihat pintu itu juga terbuka. Padahal sebelum tidur ia telah menutupnya. Itu aneh.
Bunyi gedebuk terdengar di aula dan bergema ke kamarnya. Itu juga yang membuatnya terbangun. Dan kemudian terdengar suara pukulan yang lain. Tak lama, suara itu menjadi suara ketukan berirama yang stabil. “Itu bukan suara hantaman melainkan suara tamparan,” pikir Daniel dalam hati. Mungkin kakaknya yang menjijikan mencoba mengerjainya. Daniel membuka selimut dan berjalan menuju pintu. Lantai yang halus dan dingin menempel di kakinya. Daniel memeluk dirinya sendiri melawan angin. Di kamarnya sangat dingin.

Begitu sampai di pintu, Daniel mengintip ke aula. Di sebelah kanannya semuanya sunyi di tangga yang menuju ke kamar saudara perempuannya di menara timur juga tak ada apa-apa. Di sebelah kirinya, aula itu memanjang jauh. Melewati tangga besar, sampai ke pintu kamar tidur utama yang tertutup di mana orangtuanya tidur.

“Apa?” Mata Daniel melebar.

Seorang wanita telanjang dengan rambut hitam panjang menjuntai ke bawah, payudara besar, dan perut hamil menyandarkan sikunya di pagar yang menghadap ke tangga besar. Daniel hanya bisa mendengar dengkuran lembut si wanita hamil tersebut. Di belakang si wanita sedang ‘bekerja’ seorang pria muda yang mungkin seumuran Daniel, atau mungkin sedikit lebih tua. Si pemuda mencengkeram pinggul wanita hamil itu dan mendorong kemaluannya keluar masuk organ intim si wanita dengan penis besarnya. Gerakan si pemuda begitu cepat, Daniel mengira si pemuda akan segera klimaks, tetapi sebaliknya, dia malah menabraknya lagi dan lagi. Di lantai, di sekeliling pasangan yang sedang kawin itu berserakan pakaian kuno. Tentu saja, penis Daniel mengeras di bawah piyamanya.

Wanita berambut hitam panjang itu menoleh dan menatap Daniel. Mata hitamnya berkobar ke dalam jiwanya. “Itu dia, sayang. Ooohh…” Si wanita menggertakkan giginya dengan setiap dorongan. “Ikatan dan kontrak yang harus dibuat.” Si wanita berbicara dengan lembut tetapi kata-kata itu terbawa ke lorong panjang menuju Daniel. “Kami membayar dan menerima dan Iblis mengambil haknya.” Seluruh tubuhnya bergoyang luar biasa dengan setiap dorongan keras. Daniel merasakan gairahnya terbakar hanya dengan melihat aktivitas senggama mereka. Daniel tidak mengerti apa yang terjadi pada dirinya. Tapi yang pasti pemuda itu sangat menginginkannya.

“Siapa… Siapa…?” Daniel tergagap. “Kamu siapa?”

“Saya ibu Nuning … Kamu tidak mengenal saya. Tapi kamu bisa seperti kuda pejantan yang hebat jika kamu mau.” Wanita itu tersenyum manis dengan senyum sendu. “Kamu bisa mempunyai semua yang kamu lihat sekarang.”

“Bagaimana?” Daniel memperhatikan buah pantat si wanita yang bergetar karena tumbukan dan lekuk indah punggungnya yang halus.

“Kamu hanya perlu mengatakan bahwa kamu menginginkan saya.” Ibu Nuning menggerutu saat pemuda di belakangnya mempercepat gerakannya. Tidak ada kelembutan di bawah sana. “Katakan kamu akan membayar harga untuk memiliki apa yang kamu inginkan.”

“Aku… aku…” Daniel memang menginginkannya.

“Katakan persetujuanmu, sayang. Kemudian, kamu akan menikmati kesenangan ini.” Ibu Nuning mengejang nikmat saat si pemuda mendengus dan berhenti bergerak. Jelas si pemuda klimaks di dalam tubuh Ibu Nuning. Wanita hamil itu pun mendorong tubuh si pemuda hingga penyatuan tubuh mereka terlepas. Ibu Nuning berdiri si sebelah si pemuda sambil memegang penisnya yang masih tegak dan keras. “Bayar harganya dan kamu bisa mendapatkan apa yang dimiliki pemuda yang manis ini. Selama-lamanya.” Ibu Nuning terus menatap Daniel sambil menyeringai.

“Saya mau kamu.” Daniel tidak tahu berapa harganya, tetapi dia lebih dari bersedia membayar apa pun. “Aku akan membayar harganya.”

“Anak baik.” Kata Ibu Nuning. Dan dengan itu, Ibu Nuning dan pemuda di sebelahnya menghilang, bersama dengan semua pakaian mereka.

“Halo?” Ucap Daniel pelan sembari mengedarkan pandangan.

Tiba-tiba Daniel merasakan kehangatan di penisnya yang kaku. Awalnya terasa menyenangkan, tetapi kemudian dengan cepat menjadi tak tertahankan. Itu sangat panas. Bolanya juga. Segala sesuatu di bawah sana terasa seperti terbakar. Daniel berlari melintasi aula menuju kamar mandi lalu menyalakan pancuran air dingin ke dalam bathtub. Daniel melompat dengan piyamanya yang masih terpasang dan menurunkan pantatnya. Air dingin tidak membantu mendinginkan penisnya yang demam. Penis Daniel bersinar dengan warna kemerahan yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Tak lama Daniel menyaksikan dengan mulut menganga kalau penisnya tumbuh. Dengan setiap denyut nadinya, itu menambah ketebalan dan panjangnya. Urat-urat vena mendefinisikan diri mereka sendiri di sepanjang porosnya. Kepala penis membengkak dan berubah warna menjadi ungu tua. Daniel berusaha untuk tidak hiperventilasi. Setelah beberapa menit, penisnya berhenti tumbuh dan menonjol dari tubuhnya yang atletis dengan proporsi yang mengerikan. Mungkin panjangnya tidak kurang dari 20 sentimeter dan sangat tebal. Cahaya meninggalkan penisnya, lalu menyebar ke bolanya. Sekarang mereka juga tumbuh seiring dengan setiap detak jantungnya. Daniel mengulurkan tangan dan meraih penisnya dengan kedua tangan dan membelai. Dia belum pernah merasakan kesenangan seperti itu sebelumnya. Ketika bolanya berhenti mengembang, bola-bola itu cukup bengkak dan terlihat urat ungu kecil yang bersilangan.

“Ya Tuhan, aku … akan … meledak.” Daniel melepaskan semburan air mani ke tirai kamar mandi dan menyiprat ke lututnya. Itu lebih banyak air mani daripada yang biasa dia hasilkan dalam sebulan penuh. Penisnya menjadi lembut, tetapi itu masih sangat besar.

Daniel membersihkan air mani ke saluran pembuangan, berdiri, dan mematikan pancuran. Masih basah kuyup, Daniel segera keluar dari kamar mandi dan masuk ke aula. Penisnya berayun seperti pendulum di antara pahanya. Daniel berhasil menyeberangi lorong hingga sampai ke kamar tidurnya, menutup pintu di belakangnya, dan membersihkan tubuhnya lalu membaringkan badan yang telanjang di tempat tidur. Daniel melihat ‘perkakas’ miliknya. Daniel sangat ketakutan. Itu terlalu besar. Daniel benar-benar gusar tapi untungnya ia segera tertidur, dan memimpikan mimpi surgawi, menyetubuhi Ibu Nuning dari belakang.​

Semua orang menyukai hari minggu, seperti mereka-mereka yang menantikan sebuah hari kemenangan. Begitu pula dengan Hanna. “Minggu yang cerah membuatku sangat bersemangat, ditambah rumah ini, membuatku semakin bersemangat,” pikir Hanna dalam hati sambil berjalan menyusuri aula lantai dua dengan mengenakan gaun terusan sebatas lutut yang kasual. Ini adalah pagi yang cerah dan sebagian besar keluarga sedang sarapan di ruang makan kecuali Daniel. Daniel belum bangun, yang sangat tidak biasa baginya. Daniel sering menjadi orang pertama yang bangun dan sarapan. Daniel mungkin begadang karena membaca buku atau sesuatu. Hanna mengetuk pintu, tetapi tidak mendapat jawaban.
“Daniel, ibu masuk.” Hanna membuka pintu dan melangkah masuk. Hanna menemukan Daniel berbaring di atas selimut, tengkurap. Pantat seksinya hampir membutakan Hanna di bawah sinar matahari pagi. Hanna terkikik pada dirinya sendiri, betapa seksinya bokong Daniel. Sebenarnya ada keinginan untuk menyentuh bokong Daniel. Namun Hanna menahannya.

“Daniel?” Hanna berjalan ke tempat tidur dan mengguncang bahu Daniel. Lagi-lagi Hanna memperhatikan bokong Daniel yang bulat dan kuat. “Waktunya bangun, sayang.” Ucap Hanna lagi sembari menggoyang-goyangkan bahunya.

“Apa?” Dengan grogi, Daniel menoleh dan mengedipkan mata ke arah ibunya. Dia selalu tahu kalau ibu tirinya adalah wanita cantik, tetapi pada saat itu, Hanna terlihat sangat memikat. Mata Daniel tertuju ke belahan dadanya saat dia membungkuk. Pipi Daniel memanas dan Hanna menatap sambil tersenyum manis. Daniel memandang dada Hanna nanar. Buah dadanya begitu bulat proporsional tercetak dibalik gaun ketat yang ia kenakan.

“Sudah waktunya untuk bangun.” Hanna memperhatikan Daniel yang sedang mengintip gaunnya, tetapi Hanna tidak keberatan. Entah mengapa ada perasaan senang saat Daniel memperhatikan dadanya. “Kita akan berangkat ke gereja dalam satu jam. Kamu harus bersiap-siap dan sarapan dulu sebelum berangkat ke gereja.” Hanna menegakkan tubuh dan mengedipkan mata pada Daniel. “Cepatlah mandi dan berganti pakaian. Bersiaplah segera dan sarapan.” Hanna berusaha keras untuk tidak tertawa saat meninggalkan ruangan. Dia menutup pintu setelah keluar dari kamar.

“Oh, sial!” Daniel baru menyadari setelah Hanna pergi bahwa dirinya telanjang. Dia membalikkan tubuh hingga terlentang. Kontol raksasanya jatuh ke perutnya. “Oh, besar sekali.” Dia melihat ke bawah mengagumi harta warisan leluhurnya yang perkasa. Tapi, bagaimana dia bisa memasukkan semua itu ke dalam celana?

Daniel melompat dari tempat tidur, melakukan yang terbaik untuk menyelipkan monster itu dengan nyaman ke dalam celana dalam, dan mengenakan pakaian gerejanya. Ketika Daniel tiba di lantai bawah, dia menemukan saudara-saudaranya di ruang makan menghabiskan sarapan mereka.

“Si kunyuk baru bangun.” Kata Raymond di antara suapan. Raymond mengenakan setelan yang tidak pas, yang tidak bisa menahan bahunya yang lebar. Dia memakai dasi biru dibalik jasnya.

“Selamat pagi, Daniel.” Nidya memberi Daniel senyum sedih yang mengisyaratkan bahwa dia merasa kasihan pada Daniel, tetapi dia tidak bisa melakukan apa-apa.

“Kenapa kamu berjalan sangat lucu?” Adelia memandang Daniel dari atas ke bawah saat Daniel duduk dan mengambil sarapan untuk dirinya sendiri.

“Hanya pegal-pegal karena kemarin.” Daniel berbohong sambil membalik dasi merahnya di atas bahunya untuk menjauhkannya dari makanan.

“Apakah kamu hernia, bro?” Raymond menertawakan leluconnya sendiri dan menatap istrinya. Nidya terpecah antara mendukung suaminya atau tidak ingin mempermalukan Daniel yang malang lebih jauh. Nidya memilih yang pertama dan tertawa kecil, tetapi tidak melakukan kontak mata dengan salah satu dari mereka.

Baik Adelia dan Nidya sudah mengenakan pakaian gereja mereka. Mata Daniel melihat payudara mereka yang membengkak di bawah pakaiannya. Payudara mereka terlihat begitu menggoda walaupun milik Nidya terlihat lebih besar dari Adelia. Payudara mereka sangat mulia. Kurva yang sempurna benar-benar ada pada setiap dari mereka.

“Apa yang salah sekarang?” Fitur tajam Adelia diperlihatkan dengan ekspresi ingin tahu di wajahnya.

“Tidak ada. Hanya rasa tidak enak di mulutku.” Daniel berusaha menjaga pikirannya tentang Adelia tetap bersih, tetapi segala macam gambaran panas muncul di otaknya. Apakah dia mencukur vaginanya? Seperti apa bokongnya? Tentu, Daniel telah melihatnya dalam pakaian renang beberapa kali, tetapi Daniel tidak pernah benar-benar melihat dalamannya. Daniel benar-benar cemas dengan pikiran kotornya karena mendorong kontol raksasanya membengkak dipenuhi darah. Sebelum menjadi sakit terjepit, buru-buru Daniel membuang pikiran kotornya. “Bagaimana kamu tidur di menaramu?” Sial, sekarang Daniel malah berpikir tentang Adelia yang berbaring telanjang di tempat tidur. Dunia menjadi kacau balau.

“Aku tidur nyenyak seperti bangkai.” Adelia memiringkan kepalanya ke arah Daniel. “Ada apa denganmu hari ini?”

“Tidak ada … Tidak ada apa-apa …” Daniel menggelengkan kepalanya.

“Aku pikir dia akhirnya mencapai pubertas.” Kata Raymond melecehkan.

“Cukup Raymond …!” Lucas masuk ke ruang makan dengan jaket dan dasinya. “Oke, semuanya … Ayo kita berangkat!”

Semua orang kecuali Daniel bangkit dari meja dan membawa piring mereka ke wastafel. Daniel duduk di sana selama lima menit dan perlahan memakan sarapannya sampai penisnya mengempis. Entahlah, Daniel merasa aneh hari ini. Pikirannya selalu kemana-mana jika melihat keindahan wanita yang membuat kontol raksasanya mengeras dan sakit. Mungkin dia memang terlambat mencapai pubertas. Kemudian Daniel memikirkan Ibu Nuning dan rasa dingin langsung menjalari tulang punggungnya. Daniel merasa ada sesuatu yang lain merasuki dirinya. Daniel benar-benar ketakutan.

Akhirnya, Hanna datang untuk menjemputnya. “Kenapa masih di sini? Daniel ayo …!”

“Oh, baik Bu.” Daniel bangkit dan mengikuti Hanna keluar rumah. Lagi-lagi juniornya meronta-ronta ketika melihat gerakan pipi pantat ibu tirinya. Ini aneh. Ini tidak normal. Daniel sangat takut. Dia perlu berbicara dengan seseorang. Pendeta? Tidak mungkin. Ayahnya? Itu akan menjadi aneh. Adik perempuannya? Tidak. Ibu tirinya? Kupu-kupu langsung berterbangan di perut Daniel saat dia berpikir untuk curhat pada ibu tirinya. Daniel tidak yakin mengapa, tapi itu pasti dia.​

Pada Minggu sore, Hanna duduk di lantai ruang perpustakaan membongkar dan mengatur buku. Jeans dan t-shirt yang dia kenakan kotor dan berdebu karena seharian bekerja. Kerjanya berhenti ketika dia menarik sebuah novel yang berjudul ‘Cinta Pertama’ karya Patar Tambunan dari rak buku. Hanna ingat pernah membaca buku tersebut ketika dia masih kuliah. Sebuah kisah cinta antara seorang pria remaja dan seorang wanita yang lebih tua. Sebuah kisah romantis yang manis, yang akan membuat para pembacanya berbunga-bunga. Hanna membuka novel di tangannya dan membuka secara acak lalu membacanya.
“Efek dari sebuah cinta bisa begitu besar. Kerasnya hati seseorang bisa luluh dengan perasaan cinta. Kesedihan yang berlarut pun bisa diredakan dengan cinta. Kasih sayang yang diberikan orang terdekatmu dapat memberikan perubahan yang besar dalam hidupmu. Maka, jagalah seseorang yang kamu sayang dengan sungguh-sungguh. Jaga dia dan berikan kenyamanan untuk melengkapi satu sama lain.”

Antara sadar dan tidak, tiba-tiba Hanna merasa bahwa dia telah pindah ke alam mimpi. Seorang wanita hamil dengan gaun kuno berdiri di sampingnya, menatap buku itu. Si wanita hamil berambut hitam panjang itu berkata, “Itu buku bagus untuk dibaca. Buku itu memberitahu kita bahwa cinta itu penuh pemberian, bukan meminta untuk diberikan. Cinta itu penuh ketulusan, bukan penuh dengan paksaan. Cinta tak pernah membeda-bedakan sifat, raga, jasmani, harta seseorang. Karena cinta hanya keikhlasan dan ketulusan hati kita untuk seseorang.”

Hanna menatap wanita itu dan perasaan tenang menyebar ke seluruh tubuhnya. “Kamu siapa?”

“Nama saya Nuning. Orang memanggilku Ibu Nuning. Bagaimana kabarmu?” Ibu Nuning mengulurkan tangannya.

“Saya … Hanna …” Hanna mengambil tangan Ibu Nuning. Hanna meraih tangan itu dan dengan hati-hati meletakkan bibirnya di buku-buku jari Ibu Nuning. Kulit wanita itu terasa dingin di bibir hangat Hanna. Apakah wanita saling menyapa dengan cara ini bertahun-tahun yang lalu? Hanna tidak berpikir begitu, namun yang pasti Hanna merasa wanita di sampingnya layak diperlakukan demikian.

“Lanjutkan,” kata Ibu Nuning. “Baca bagian lain.”

“Tentu.” Hanna merasa seluruh dunia sudah berkabut. Dia membalik halaman dan membaca. “Waspadalah terhadap cinta wanita; waspadalah terhadap ekstasi itu – candu yang lambat itu. Meskipun bercinta adalah puncak tertinggi dari cinta, kita harus belajar menjadi seorang manusia.”

Ibu Nuning tertawa. Itu adalah suara gemerincing yang indah. Dia memegang perutnya yang bengkak. “Saya senang Dimas saya tidak pernah membaca buku itu. Kita tidak akan memperingatkan anak laki-laki kita dengan kata-kata itu, bukan? Saya yakin dia berusia delapan belas tahun ketika saya membaca ini.”

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Tahun berapa itu?” Hanna melihat kembali ke mata hijau yang memesona itu.

“Saat itu tahun 1716.” Ibu Nuning tersenyum.

“Oh … Lama sekali …” Hanna terperangah.

“Nah, Hanna … Apakah kamu ingin tahu kesenangan yang saya rasakan dengan Dimas saya?” Senyum Ibu Nuning mengembang dan wajahnya yang pucat memancarkan kebahagiaan.

“Saya tidak paham.” Hanna menggelengkan kepalanya, mencoba membersihkan sarang laba-laba dari otaknya.

“Kamu akan mendapatkan seks terhebat jika mau menerima anakmu,” kata Ibu Nuning. “Anakmu adalah surgamu. Dia adalah pasangan sejatimu … Hanna yang manis.”

“Tidak!!!” Hanna menjatuhkan buku itu dan mengacak-acak rambut hitamnya yang panjang. “Tidak, ini salah!!!” Hanna berteriak saat ia benar-benar tersadar.

“Bu … Apakah kamu di sini?” Daniel menjulurkan kepalanya ke ambang pintu perpustakaan.

Hanna mendapati dirinya terbaring di lantai di tengah-tengah semua buku itu. Hanna bangkit lalu duduk dan melihat sekeliling ruangan dengan liar. Ibu Nuning sudah pergi. Apakah Hanna tertidur saat bekerja membersihkan perpustakaan? Sungguh mimpi yang aneh. Keadaan yang benar-benar aneh. Hanna melihat ke putranya yang memiliki garis kekhawatiran yang terukir di dahinya. Lalu berkata, “Ada apa, sayang?”

“Kurasa aku perlu ke dokter.” Daniel melangkah ke perpustakaan dan menutup pintu di belakangnya. Pintunya terkunci otomatis dari dalam. Itu adalah fitur yang aneh untuk perpustakaan. Daniel berdiri tepat di depan ibu tirinya yang masih terduduk di antara buku-buku. “Bu … Aku takut … Ada perubahan pada diriku.” Daniel menunduk menatap ibunya. Garis besar tali bra di bawah t-shirt Hanna membuat Daniel terpesona. Selama ini Daniel tidak pernah benar-benar memperhatikan betapa indahnya payudara yang bulat dan penuh yang Hanna miliki. Daniel pun mengalihkan pandangan dan mencoba untuk tidak menatap, bagaimana payudara Hanna melengkungkan logo di bajunya.

“Tidak ada asuransi, ingat? Mudah-mudahan ketakutanmu tidak membawamu ke dokter.” Hanna berdiri dan membersihkan diri, mengibaskan debu-debu yang menempel. “Katakan pada ibu. Apa masalahmu?”

“Tadi malam aku bermimpi aneh tentang seorang wanita hamil, dan kemudian ini terjadi.” Tanpa ragu Daniel membuka kancing celananya.

“Tunggu, Daniel … Apa yang kamu lakukan …?!” Hanna memekik tetapi langsung terkesiap dan kehilangan akal sehatnya saat Daniel menurunkan celana dan celana dalamnya dan Hanna bisa melihat dengan baik apa yang tergantung di antara kedua kaki Daniel.

“Lihat ini, Bu … Aku sangat takut dengan perubahan kelaminku … Itu sebabnya aku butuh dokter.” Daniel memandang ibu tirinya lekat-lekat.

“Apakah itu nyata?” Hanna ragu-ragu berjalan ke arah putranya. Itu terlihat sangat nyata. Warna kulitnya pas untuk Daniel. Sangat menakjubkan. Sebongkah besar daging bergoyang saat Daniel memindahkan berat badannya dari satu kaki ke kaki lainnya.

“Aku serius Bu … Aku sangat takut …” Daniel melirik sekilas saat Hanna mendekat. Mata Hanna menyipit, dan Hanna bergerak hampir seperti kucing yang sedang berburu. Itu membingungkan Daniel.

“Aku harus menyentuhnya.” Hanna mendekatinya dan mengulurkan tangan kirinya ke daging gemuk setengah lembut milik Daniel. “Hanya untuk memeriksa.” Hanna mengusap ujung jarinya ke bawah dan benda itu tersentak dan tumbuh sedikit. “Oh … Ini sangat nyata.” Hanna menghirup napas dalam-dalam. “Ini sangat nyata.” Di kepalanya Hanna mendengar suara Ibu Nuning. Hanna hanya perlu menerima anaknya dan dia bisa memiliki seks terhebat selamanya.

“Bu … Eh … Lebih baik ibu berhenti sekarang.”

“Tunggu sebentar, sayang …” Hanna perlahan-lahan melingkarkan jari-jarinya di sekitar benda yang sangat besar itu dan meremasnya, menekan jemarinya ke dalam daging yang kenyal itu. Tak lama, beberapa bagian dari otaknya memancarkan lampu peringatan dan memperingatinya. Bayangan moral dan etika terlintas di otaknya. Setelah apa yang terjadi seharusnya ia malu. Hanna pun melepaskan benda keras putranya.

“Maaf, tadi hanya spontanitas.” Ucap Hanna malu. Daniel melihat ke bawah. Penisnya sekarang hampir sepenuhnya keras, kepala ungu dan pembuluh darah menonjol. Hanna pun melanjutkan ucapannya, “Pergi mandi air dingin, Daniel, dan kita akan membicarakannya nanti.” Hanna berjalan cepat ke arah pintu dan mendorongnya. “Dan demi Tuhan, tarik celanamu ke atas.”

Daniel berbalik, menarik celananya, dan bergegas ke pintu. Air mata menggenang di matanya. Daniel sangat bingung dan takut. Daniel membuka pintu dan bergegas ke aula. Pemuda galau itu pun bergerak ke kamarnya dan menjatuhkan dirinya ke atas kasur. Daniel berpikir sesuatu yang sangat tidak biasa pasti memiliki sesuatu yang abnormal di belakangnya. Daniel mencoba menekan kegusarannya agar tidak terjadi kepanikan.

Sementara itu dada Julia naik turun dan dia menggelengkan kepalanya. Apa yang terjadi beberapa hari belakangan ini sungguh diluar nalar. Ditambah kini dengan realitas penis aneh Daniel saat dia memegangnya. Daniel bilang itu perubahan. Hanna cukup yakin perubahan penis tidak secepat itu. Ya Tuhan, kepunyaan Daniel sekarang dua kali ukuran ayahnya. Akhirnya Hanna memutuskan untuk berselancar di internet. Hanna bermaksud mempelajari pertumbuhan kelamin pria.​

—ooo—​
Minggu malam bergulir dan Lucas menemukan Daniel di kamarnya setelah Hanna memberitahukan masalah yang sedang dihadapi Daniel kepadanya. Daniel sedang berbaring di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Astaga, Lucas bisa melihat tonjolan penis lembutnya di celana pendek yang Daniel kenakan. Daniel terperanjat saat Lucas masuk begitu saja ke dalam kamarnya.
“Ibumu memberitahukan kalau kamu mempunyai masalah di kemaluanmu. Bangun, Daniel … Mari kita lihat. Ayah dan ibumu sudah mencari di Google tentang kondisimu dan tidak menemukan apa-apa. Ayah dan ibu berpikir jika terlihat sehat, kita sebut saja ini sebagai lonjakan pertumbuhan yang tidak biasa.”

“Oke, Yah …” Daniel turun dari tempat tidur, berdiri di atas lantai dengan kaki telanjang, dan menjatuhkan celana pendeknya.

Nafas Lukas tersendat-sendat. Lucas bertanya dalam hati, “Bagaimana ini bisa terjadi? Bila benar Daniel mengatakan perubahan. Perubahan ini sangat abnormal. Bagaimana bisa dia mempunyai kontol sebesar itu? Keluargaku tidak pernah menurunkan gen seperti ini.” Dan masih banyak pertanyaan lain yang menguasai Lucas saat itu.

“Aku tahu kalau aku tidak sebesar ini sebelum malam kemarin. Aku mengetahuinya saat penisku terasa panas. Sejak saat itulah dia membesar. Apakah ini normal, ayah?” Tanya Daniel agak malu pada ayahnya.

“Jelas ini tidak normal. Tapi bila punyamu tidak merasa sakit, berarti tidak apa-apa. Kecuali sekarang kamu merasa sakit, kita perlu memeriksanya ke dokter.” Ungkap Lucas sembari memegangi kontol Daniel yang besar dan panjang. Lucas diam-diam merasa iri dengan kepemilikan anaknya.

“Tidak ada rasa sakit. Tapi jadi aneh saja. Karena tiba-tiba dia membesar sendiri.” Kata Daniel. Sebenarnya Daniel sadar kalau penisnya membesar setelah berbicara dengan Ibu Nuning kemarin malam. Tetapi, Daniel tidak yakin kalau Ibu Nuning adalah penyebabnya. Daniel khawatir ada suatu penyakit yang tiba-tiba menyerangnya.

“Seperti kata ayah tadi … Bila tidak sakit, kita bisa menganggap lonjakan pertumbuhan yang tidak biasa. Saran ayah, kamu tidak usah terlalu khawatir dengan perubahan ini. Anggap saja anugerah yang kamu terima.” Ujar Lucas bijaksana.

“Rumah ini sangat besar. Butuh waktu lama bagi kita untuk menemukan …” Nidya berjalan masuk ke kamar Daniel tanpa permisi dan langsung rahangnya turun. Adelia yang berjalan di sebelah Nidya langsung menutup mulut dengan kedua tangannya. Pipi kedua wanita itu dengan cepat memanas dan kemerahan. Keempat mata tertuju pada penis Daniel.

“Apa yang kalian lakukan di sini?!” Teriak Daniel marah bercampur malu, sampai-sampai Daniel lupa menarik celananya.

“Apa… Apa yang terjadi, ayah?” Tanya Adelia yang tidak bisa berpaling dari benda mengerikan di antara kedua kaki Daniel.

“Ayah sedang memeriksa kakakmu yang menganggap punya masalah dengan kemaluannya. Tapi menurut ayah, ini sangat alami.” Lucas segera bergerak menuju pintu dan mencoba menggiring kedua wanita itu kembali ke aula. “Ayah dan Daniel masih perlu mendiskusikannya. Sekarang kalian keluar.”

“Tapi itu …” Adelia dan juga Nidya membiarkan diri mereka didorong keluar ruangan.

“Jangan membuat keributan oke … Kakakmu perlu privasi.” Lucas kemudian menutup pintu, dan suara mereka memudar di lorong.

“Jadi … Bagaimana ini, ayah?” Tanya Daniel dengan nada khawatir.

“Menurut ayah … Untuk beberapa hari ini, kita akan melihat perkembangannya. Apabila kamu merasa baik-baik saja berarti tidak ada masalah. Dan apabila kamu mengalami gangguan atau rasa nyeri, barulah kita ke dokter. Ayah punya feeling kalau perubahanmu tidak akan berdampak apa-apa.” Jelas Lucas.

“Aku harap begitu.” Ucap Daniel masih bernada khawatir.

“Kamu bisa memakai celanamu sekarang.” Lucas memperhatikan Daniel menarik celana pendek dan celana dalamnya, dia berjuang untuk memasukkan barangnya ke dalam pakaiannya.

Tiba-tiba pintu terbuka dan Hanna masuk ke dalam kamar, “Jadi bagaimana keputusannya?” Tanya Hanna kemudian.

Lucas menjawab, “Jadi, sudah diputuskan. Jika itu menyakitkan atau berubah dengan cara apa pun, Daniel akan memberi tahu kita. Jika tidak, ini akan menjadi yang terakhir kita bicarakan.”

“Ya, bagus …” Hanna menatap Daniel sambil tersenyum.

“Kalau begitu … Kita selesai.” Kata Lucas sambil berjalan keluar kamar.

Hanna masih berdiri, “Ibu terpaksa melibatkan ayah karena ibu tidak mengerti dengan masalahmu. Tentu ayahmu lah yang lebih mengerti dengan permasalahanmu. Maafkan ibu ya …”

“Tidak masalah, bu … Ya, ayah benar, aku tidak seharusnya khawatir karena selama ini aku merasa tidak apa-apa.” Jawab Daniel sambil membalas senyuman ibu tirinya.

Hanna berbalik dan berjalan ke pintu dan sebuah pikiran tiba-tiba memasuki pikirannya. Hanna kemudian menatap Daniel yang masih berdiri di sana. “Bergembiralah. Akan jauh lebih buruk jika mereka melihat penismu yang kecil. Kurasa kamu harus bangga mempunyai penis besar. Benar kan?” Hanna tersenyum hangat, senyumnya penuh perhatian, tetapi Hanna berpikir bahwa itu adalah hal yang sangat aneh untuk dia ungkapkan pada Daniel.

“Terimakasih bu …” Daniel mendongak dan tersenyum kembali. “Ya, tentu.”

“Bagus. Kalau begitu, semuanya beres.” Hanna menyelinap keluar pintu dan menutupnya di belakangnya.​

Mimpi menyelinap melewati Daniel saat dia tidur. Mimpinya begitu nyata sehingga ia kalang kabut karena tidak bisa membedakan mana mimpi dan nyata. Berkali-kali, Daniel mendengar bahwa dia telah membayar harganya dan sekarang saatnya untuk mengambil apa yang menjadi miliknya. Daniel terbangun dengan tiba-tiba dan duduk di tempat tidur. Cahaya bulan jatuh melalui jendela kamar tidurnya. Sekali lagi, jendela terkutuk itu terbuka dan gordennya berkibar. Apa yang sedang terjadi? Daniel yakin kalau dia sudah menutupnya. Danial menarik napas dalam-dalam. Daniel bangkit dari tempat tidur dan berniat menutup jendela. Namun Daniel terpana ketika dia melihat bayangan menjulang di dekat jendela yang terbuka. Bayangan itu kemudian melangkah menuju tempat tidur. Darah Daniel menjadi dingin. Bulu kuduknya meremang. Wujud bayangan itu ternyata seorang wanita dalam gaun victoria dengan rambut panjang hitam yang menjuntai di bahunya.
“Halo?” Suara Daniel serak lemah.

“Kamu sudah membayar harganya, sekarang ambil apa yang kamu mau.” Ibu Nuning melangkah ke bawah sinar bulan dan menatap Daniel di tempat tidurnya. Kulit pucatnya hampir bersinar saat dia menjatuhkan gaunnya ke lantai lalu mendekat. Ibu Nuning naik ke atas tempat tidur dan berdiri di atas Daniel dengan telanjang bulat. “Apakah kamu masih ragu? Mereka semua tahu apa yang akan terjadi.”

“Siapa?” Daniel menatap payudara Ibu Nuning yang bengkak dan bulat sempurna. Putingnya gelap dan areolanya melebar. Tatapan Daniel menelusuri perut bundarnya ke rambut segitiga di antara kakinya yang ramping.

“Kau tahu siapa, Daniel.” Ibu Nuning menarik selimut Daniel perlahan dari tempat tidur. Mata hijau Ibu Nuning menyipit saat melihat kejantanan Daniel nyaris tidak tercakup oleh piyamanya. “Kamu siap untukku. Anak baik.” Ibu Nuning membungkuk dan meraih celana Daniel. Berlian kembar di cincin kawin Ibu Nuning menangkap cahaya bulan. Dengan sapuan tangannya dia menarik celana Daniel dan penisnya pun muncul bebas. “Sungguh gada yang bagus, yang kamu miliki sekarang.”

“Saya… perawan… Ibu Nuning.” Daniel mencengkeram seprai di kedua tangan saat Ibu Nuning bergerak di atas tubuhnya.

“Tidak lama lagi, sayang.” Ibu Nuning mengangkangi Daniel dan tangan lembut yang dingin itu bergerak ke bawah untuk meraih kemaluan Daniel. “Sebentar lagi, kamu akan menemukan dirimu dikelilingi oleh wanita-wanita yang patuh. Siapa pun yang kamu inginkan. Kapan pun jika kamu menginginkannya.”

“Kulit Ibu Nuning sangat dingin.” Daniel menggigil saat Ibu Nuning menjatuhkan pinggulnya dan Daniel meluncur ke dalam dirinya. Bagian dalam Ibu Nuning sama dinginnya dengan bagian luarnya.

“Panaskan aku kalau begitu.” Ibu Nuning mengerang dan butuh waktu lama, lambat untuk memantul ke atas dan ke bawah. Payudara dan perutnya bergetar dengan setiap dorongan. Kontol raksasa Daniel timbul tenggelam dalam lubang nikmat Ibu Nuning. “Itu anak yang baik.” Ibu Nuning menangkupkan tangan di payudaranya dan menyandarkan kepalanya ke belakang. Ibu Nuning memutar matanya. Bibirnya yang cantik terbuka. “Oooohhh … Danniiieellll …”

“Apakah… aku… uh… uh… eh… bermimpi?” Ini jauh melampaui fantasi apa pun yang bisa dibayangkan Daniel.

“Tidaaaak!” Ibu Nuning kini menggerakkan pinggulnya maju mundur dan meletakkan tangannya yang dingin di dada Daniel yang bidang. “Sudah waktunya … Daniel … untuk pelepasan …” Pinggul Ibu Nuning berhenti dan seluruh tubuhnya gemetar. Payudaranya yang menjuntai bergetar tepat di atas wajah Daniel. Ketika Ibu Nuning pulih dari orgasmenya, dia kembali memantul lagi naik turun. Kali ini dengan kedua tangan di perutnya yang hamil. “Bagus, Daniel. Sekarang giliranmu.”

Suara dengusan lembut Daniel, Ibu Nuning bergerak lebih cepat, dan tamparan kulit dingin pada kulit hangat memenuhi kamar tidur besar yang gelap. Ibu Nuning ‘mengendarai’ Daniel untuk waktu yang lama.

“Ibu Nuning … Aku aakkkaaann …” Daniel memejamkan matanya rapat-rapat. “Ooooohhhhhhhh.” Daniel datang dan spermanya masuk ke dalam wanita aneh ini. Daniel melenguh pelan, masih menyisakan desahan di mulutnya dan sensasi klimaksnya yang sangat dahsyat barusan. Daniel merasakan kenikmatan luar biasa sampai ia tertidur dengan pulas.

Ketika Daniel membuka matanya. Cahaya pagi keemasan menerobos jendela yang terbuka. Daniel bangkit dari tempat tidur dengan keadaan telanjang. Udara pagi yang segar mulai memenuhi paru-parunya. Daniel menyukai udara segar yang belum tercemar polusi. Dan tiba-tiba saja terdengar ketukan di pintu kamar.

“Waktunya sarapan, Daniel!” Seru Hanna dari balik pintu. Hanna memiliki akal sehat untuk tidak menerobos masuk ke kamar putranya setelah insiden sehari sebelumnya.

“Oke, Bu.” Daniel menjawab panggilan ibu tirinya dengan sedikit berteriak.

Betapa anehnya malam tadi. Daniel melihat ke bawah pada keajaiban penisnya yang kaku dan bertanya-tanya apakah dia punya waktu untuk melemaskannya di kamar mandi sebelum sarapan.​

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Saskia dan Barang Impor

Kisah Taro – Ini kisah real story dan dijamin no repost karena ini pengalam seseorang yang saya kenal. Namun demi privasi Nama tokoh saya akan samarkan. Ini juga thread pertama saya. Jadi mohon maaf jika ada typo atau kekurangan karena saya menulisnya di note hp.
Namanya Saskia Octavia. Wanita yang kini berusia 25 tahun, bertinggi 155cm dan berat 44 cm asli salah satu kota besar di tengah Jawa namun tumbuh besar di Jakarta. Saskia adalah orang yang supel dan pandai bergaul. Sejak SMA ia memiliki banyak teman dan juga dengan parasnya yang ayu dan rambut hitam lurus khas wanita jawa pada umumnya ia pun tak sulit mendapatkan kekasih. Apalagi jika ia tersenyum maka 2 tulang pipinya akan meno jol dan menambah ayu parasnya. Walau hanya memiliki tinggi 155 cm yang bisa dikatakan cukup kecil, namun ia memiliki libido yang sangat besar. Dengan ukuran bra 34B dan tubuh mungilnya, ia pun pandai bersolek dan menarik perhatian pria dengan tampilannya yang sensual. Tak melulu menggunakan pakaian terbuka, namun T-shirt ketat atau daster saja cukup membuat dadanya membulat dan menggiurkan. Ia bangga dan PD akan hal itu.

Saat SMA beberapa kali ia memiliki kekasih, namun ia bisa membatasi gaya pacarannya. Hanya sekedar kissing dan yang paling parah hanya petting. Pengalaman pacaran saat SMA berlanjut di saat kuliah. Ia berkuliah di Kampus swasta cukup ternama di jantung ibukota. Pengalaman pacarannya saat kuliah inilah yang membuka pengalaman-pengalaman menakjubkan selanjutnya. Selama 4 tahun lebih kuliah ia hanya memiliki 1 orang kekasih bernama Bagus. Mereka berpacaran sejak awal kuliah sampai menjelang akhir kelulusan. Tentu anda sudah mengira kenapa bisa ia menjalin kasih sampai selama itu. Yap…. Bagus lah yang mengambil keperawanan Saskia.

Kejadian itu bermula saat setahun mereka sudah memadu kasih. Namun selama itu mereka tidak sampai kelewat batas. Hingga ketika acara kampus mereka mengharuskan untuk menghadiri acara di pantai di ujung barat pulau Jawa. Acara berlangsung meriah dengan adanya musik, beer, serta pesta pantai yang meriah. Ditengah kesadaran yang tinggal setengah akibat beer dan minuman alkohol lainnya, Saskia mengajak Bagus untuk masuk ke dalam kamar. Seperti sudah dikomandoi Seperti biasa, Bagus langsung memeluk dan menjilat leher Saskia. “Aaah….” Saskia semakin horni dengan perlakuan Bagus dan tak ragu untuk mendesah lebih keras. “Oooh… sayang.. aah… iyaa enak sayang…” uuh… terus sayang…” racu mulut Saskia tak karuan. Tiba2 Bagus tiba di daerah paling sensitif bagi Saskia “oooh sayang geliii… aahh.. please sayang…” Bagus dengankesadaran yang tinggal setengah pun lahap menjilati dan menciumi ketiak Saskia lalu menyelipkan tanganya memelintir puting Saskia. Tak kuasa dengan perlakuan Bagus, Saskia pun ambruk ke kasur dan menjadikan Bagus semakin leluasa menjamah tubuh Saskia yang kala itu hanya memakai tanktop hitam dan bra hitam serta hot pants. Dalam sekejap pun Bagus yang sudah 1 tahun berkelana di tubuh Saskia tahu betul tiap lekuk tubuhnya. Dengan mudah ia melepas Bra tanpa melepas tanktop yang saskia kenakan. Bak singa kelaparan ia melahap 2 bukit kembar yang sudah membulat sempurna karena perlakuan bagus. “Oooh sayang geliii… jilaat sayang…” Saskia makin tak karuan sambil mendongak keatas ia mengacak-acak rambut Bagus. Bagus turu ke perut lalu membula Hot Pants yang Saskia kenakan. Tak disangka Saskia sudah “basah” dan aroma vagina Saskia pun menyeruak menambah semangat Bagus mengocok memek Saskia. “Asssh.. shit …. ” “oowwh…” Saskia terus mendesah. Namun tiba2 mulutnya disumpal oleh selangkangan Bagus. Tanpa dikomandoi lagi Saskia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia buka celana pantai Bagus dan menemukan kontol 14cm milik Bagus. Ia lahap dengan semangat. Posisi 69 ini bertahan cukup lama sampai keduanya lelah. Namun tak seperti biasanya, sudah 15 menit lebih keduanya berpacu dalam gairah namun tak kunjung mencapai puncak. Bagus mengambil posisi diantara selangkangan Saskia lalu menggesek-gesekam kontolnya. Dengan kesadaran
yang tinggal setengah Bagus tak kuasa untuk menahan untuk tidak memasukan kontolnya. “Aaaaaakkh….. sakiit sayang” “ooowwh gila lo…” hosh hosh hosh… huuh aaah… teriak dan racau Saskia tak karuan saat keperawanannya hilang” tak ada kenikmatan yang dirasakan Saskia, hanya sakit, perih dan kesal karena keperawanannya direnggut tiba-tiba. tak berlangsung lama pun Bagus memompa Saskia yang hanya tiduran merasakan perasaannya yang tercampur aduk, hanya beberapa menit saja lalu Bagus memuncratkan spermanya di dalam memek Saskia. Entah kekuatan dari mana Saskia tersadar penuh saat itu lalu beteriak “gobbloook lu… !!!!” Lalu dengan wajah panik berlari ke kamar mandi dan bergegas mencuci memeknya dan berusaha mengeluarkan sperma Bagus dari dalam memeknya. Bagus pun mematung dan diam seribu bahasa. Rasa nikmat, puas namun juga rasa bersalah bercampur dalam benaknya saat itu.

Setelah kejadian tersebut hubungan mereka jadi agak renggang namun hanya butuh waktu 1 minggu Saskia dapat menerima kenyataa bahwa keperawanannya sudah hilang oleh pujaan hatinya sendiri. Setelah berdamai dengan dirinya dan memastikan ia masih menstruasi setelah kejadian itu ia pun memaafkan Bagus. Dan hari-hari berikutnya gaya pacaran mereka pun berubah. Saskia seperti menemukan kehidupan baru setelah merasakan sex yang sesungguhnya. Ia sadar bahwa ternyata ia memiliki gairah sexual yang tinggi. Ia pun jadi suka sembunyi2 menonton film porno atau bahkan saat berdua Bagus lalu mempraktekan adegan yang mereka lihat bersama. Saskia pun tak malu kini menyimpan Kondom dalam dompetnya. Karena libidonya yang mudah terbakar dan bergairah entah dalam situasi seperti apapun. Seperti suatu ketika, Saat di kampus ia pernah ijin ke toilet karena tak konsen mendengarlan dosen berbicara karena ia mendapat SMS dari Bagus yang sedang di kantin. Tanpa ragu ia mendatangi Bagus dan mengajaknya masuk ke mobil Bagus lalu ia buka resleting celana Bagus dam ia lahap kontol Bagus. “Oowwh sayaang… you’re the best” desah Bagus yang tertahan karena mereka ada di parkiran Kampus. Kejadian tak berlangsung lama karena memang Bagus tak memiliki endurance yang prima. Saat kontol Bagus audah berkedut-kedut Saskia tahu bahwa sperma Bagus akan keluar dan ia segera ambil tissue untuk menyeka sperma Bagus karena Saskia masih merasa jijik untuk menampung sperma di mulutnya. Namun sebagai wanita baik, Saskia pun memakluminya. Walaupun pada kenyataannya ia merasa ada yang kurang karena tak mendapatkan orgasme.

Saskia mengerti hal tersebut, hingga suatu ketika ia berjumpa dengan pria Bule asal Jerman bernama Andrew. Pertemuan itu terjadi saat Saskia yang menunggu Bagus yang masih ada kelas kuliah malam. Saskia memutuskan untuk menunggu Bagus di Mall dekat kampus mereka. Saat duduk santai di coffee shop perhatiannya teralihkan oleh Andrew yang sedang mencari tempat duduk. “Gilaaa tinggi banget nih bule, kontolnya sepanjang apa yaa..” gumam Saskia dalam hati. Namun lamunan Saskia terpecah saat sang bule menyapa “excuse me. Can sit here” sambil menunjuk bangku di depan Saska. “Ooh aah.. yes sir of course” jawab Saskia terbata-bata karena masih tak menyangka akan disapa Bule ganteng.

Ternyata Andrew pun memiliko tujuan yang sama dengan Saskia. Ia menunggu kolega bisnisnya2 yang terlambat datang karena macet. Hari jum’at pukul 6 sore adalah puncak kegilaan kemacetan ibukota. Merasa memiliki kesamaan nasib, obrolan mereka pun cair. Dan memang Saskia orang yang supel. Ia pun dapat mengimbangi obrolan dari Andrew. Diketahui Andrew berusia 30 tahun dan bekerja di perusahaan minyak. Sudah tinggal di Jakarta selama 1 tahun lebih. Tak terasa sudah 30 menit ditengah asiknya mengobrol ada SMS dari Bagus. Ia memberitahu bahwa kelasnya sudah selesai dan menanyakan posisi Saskia sekarang berada. Saat itu Saskia mengenakam kemeja putin ketat lengan panjanh dengan kancing atas terbuka namun ia mengenakan tanktop hitam didalamnya.

“Sorry sir, my friend will come here to pick up me” kata Saskia pada Andrew. “Ya ok. Nice to meet you Siska” jawab Andrew. “I am Saskia sir. Not Siska” tambah Saskia sambil sedikit tersenyum. “Yaa.. i mean Saskia. Sorry my bad and i am just know you have beautiful smile” kata-kata Andrew membuat Saskia tersipu malu. Lalu dering telepon Andrew berbunyi dan Andrew berdiri untuk menjawab telepo nya. Tepat 1 meter di depan wajah Saskia, ia melihat tonjolan besar di selangkangan Andrew yang kala itu memakai celana formal layaknya pegawai kantoran biasa. 1 menit Saskia disajikan penampakan tonjolan celana Andrew yang membuatnya berimajinasi liar. “Oooh sebesar apakah kontol bule ini?”. “Duuh kok gue jadi horny” . “Gilaa kalo nih bule ML sama gue, memek gue bisa robek kali” pikiran saskia bermacam-macam hanya karena ia disuguhkan tonjolan celana. Iyaa… hanya tonjolan celana !!

Lamunan Saskia pun kembali terpecah saat dering telepon dari Bagus masuk. Saskia entah kenapa jadi salah tingkah sesaat mengambil HP nya dari dalam tas dan tak sengaja menyenggol dompet yang sudah ia siapkan di meja untuk membayar. Saat itu muka Saskia memerah sejadi-jadinya karena 2 lembar kondom keluar dari dalam dompetnya dan jatuh tepat di depan Andrew. Saskia tak kuasa untuk meminta barangnya tersebut kala Amdrew memungutnya lalu ia serahkan dengan santainya pada Saskia disertai senyuman yang dingin seperti menusuk hati asaskia. Sikap dingin seperti itu membuat Saskia seperti terpanah sesaat dan mengagumi sikap Cool Andrew. “How old are you? ” tanya Andrew memecah lamunan Saskia kembali. “Aah.. eeh… dua puluh” “eh twenty” Saskia masih gugup karena sikap Cool Andrew kala itu membuat perasaannya bercampur aduk. “20? 3 month later maybe” kata Andrew yang saat itu melihat KTP Saskia yang tercecer di meja. ” Oh iiyes 3 month again” jawab Saskia sekenanya. “That’s why you need it.” Sambil menyerahkan kondom milik Saskia. Disertai senyum cool nya Andrew
Saat itu pikiran Saskia hanya berfikir untuk lebih lama bersama Andrew namun 5 menit lagi Bagus akan tiba. Sialnya lagi Andrew juga tengah bersiap untuk pergi karena telepon tadi dari koleganya yang mengabarkan sedikit lagi sampai.

Saskia yang sudah mulai kehilangan akal tiba2 seperti mendapat durian runtuh. “Do you wanna meet me more?” Tanya Andrew sambil menyerahkan kartu namanya. “Hmmm iiyess maybe” jawab Saskia malu2. “I am stay at Apartement Pakubuwono. Near here, maybe if you have free time we can meet and chit chat more like this ” kata Andrew. “But if you’re not interested with me. You dont need to contact me. Ok. See you” kata Andrew sambil menyalami Saskia lalu tak disangka tangan Saskia ditarik dan dipeluknya sebagai tanda perpisahan. Kala itu Saskia seakan terbang ke langit ke 7. Dan tak disangka cairan vagina Saskia keluar sedikit tanda ia tak mampu membendung rasa horny karena semenjak tadi berkutat akan imajinasi Kontol dan ketampanan serta sikap cool Andrew.

Tak berapa lama Bagus datang menemui Saskia dan tak disangka Saskia yang tengah horny saat itu langsung mengajak Bagus untuk check in di hotel. Padahal mereka belum pernah melakukannya di hotel. Selama ini TKP nya hanya di rumah Bagus atau rumah Saskia. Karena kondisi yang mendadak dan saat itu kedua TKP tak memungkinkan Saskia mengajak dan menggoda Bagus untuk mencari hotel terdekat guna melampiaskan nafsunya yang tertahan karena imajinasi tentang Andrew. Masih pukul 20.00 namun Saskia sudah tak mampu menahan gairahnya yang tinggi. Masuk hotel lalu ia memutuskan untuk memesan delivery dari salah satu restoran cepat saji sebagai makan malam.

Bagus yang masih capek dan sedikit berkeringat setelah kuliah seharian tal dikasih waktu istirahat setibanya di kamar hotel. “Aasssh.. ahhhh sayang” ” kamu kok agresif banget” “aawwh…” erang Bagus karena Saskia sudah dirasuki setan horny. Ia menjilati dan bermain di leher bagus.. ia jilat disana. Ia kulum bibirnya. Sedikit ia gigit gemas karena rasa hornynya. Tak ketinggalan tangannya mengocok Kontol Bagus yang mulai menegang. Tak puas bermain di daerah atas Saskia beralih ke Kontol Bagus. Bak PSK profesional ia jilat, hisap dan kulum dengan sangat sempurna. Membuat Bagus terbang melayang.

Bahkan saat itu ia praktekan “Deep Throat” untuk pertama kalinya. Seperti akan menelan Kontol Bagus. Dan tiba2 “ooowwhh gilaaa sayanggg gue ga tahan….” “crrot.. croot.. croot” sperma Bagus muntah di dalam mulut Saskia dan sebagian banyak tertelan masuk kerongkongan Saskia. “Aah.. gila lu sayang enak banget” kata Bagus sambil terengah-engah setelah klimaks. Saskia merasa kecewa karena memeknya belum kebagian tusukan Kontol Bagus. Namun Bagus berkata. Istirahat dulu yaa. Abis makan kita lanjut lagi. Namun memang pada kenyataannya Bagus tak pernah mampu melanjutkan ke ronde ke 2. Setelah klimaks ia sudah kecapean dan tertidur. Namun malam itu Bagus mengerti bahwa ia belum memberikan kenikmatan pada Saskia. Setelah makan malam dan mandi membuat keduanya segar kembali.

Ronde ke 2 dimulai dengan Bagus mengambil inisiatif diatas Saskia dengan bermain di area favoritnya. Yaitu gunung kembar setinggi 3400 mdpl dengan luas (B)anget. Puting Saskia ia service sepenuh hati. Ia jilati.. ia hisap bahkan gigit2 manja membuat Saskia mendesah. “Sssshh… pwwh.. yang enak banget yang.. terusss…” tangan Saskia bergerak aktif mencari kontol Bagus dan mengocoknya. Tak puas dengan posisi itu. Saskia Bangkit lalu membuka celana Bagus dan mengulumnya. Bagus pun tak kuasa menaham perlakuan Saskia. Kontolnya mulai berkedut tanda akan memuntahkan spermanya. padahal baru 3 menit dan belum ada penetrasi ke memek Saskia. Sadar akan hal demikian Bagus dengan cepat merubah posisi nya dan siap menusuk memek Saskia. “Aaaah sayaaaang.. uuwwh enak..” racu Saskia saat kontol Bagus menerobos memeknya. Ia pun mengimbangi gerakan Bagus yang memompa dengan penuh nafsu mengejar puncak kenikmatan. Tak mau kalah Saskia ikut menggoyangkan pinggulnya dan meremas kontol Bagus di dalam memeknya. Kembali “Aaah… crooot croot croot” hanya 2 menit penetrasi Bagus tak kuasa menahan spermanya muntah di dalam memek Saskia. Sadar kembali akan keberadaan sperma di dalam rahimnya Saskia menampar Bagus. Entah karena Bagus lupa memakai Kondom atau karena Saskia masih ingin lebih.

Pertemuannya dengan Andrew dilanjut pengalaman sex yang tak begitu memuaskan birahinya adalah pintu gerbang petualangan Saskia “menjelajah dunia”

Selebgram

Kisah Taro – Nino adalah seorang laki-laki berusia 27 tahun yang sangat menyukai fotografi. Hobinya dalam dunia fotografi menjadikan profesinya sebagai fotografer. Hal ini berbeda dengan jurusan kuliahnya yaitu hukum, yang merupakan keinginan kedua orang tuanya. Sekarang Nino yang menguasai teknik-teknik fotografi sudah professional dengan bayaran yang lumayan. Hal ini membuat hidup Nino sudah berkecukupan di usia muda.
Nino mempunyai perawakan yang cukup ideal, tubuh tinggi, badan kekar, wajah tampan. Fisik yang cocok untuk menjadi model majalah pria. Namun Nino tetap konsisten menjadi seorang fotografer disbanding menjadi model. Nino pun pandai bergaul dengan banyak orang, membuat karirnya semakin moncer. Dia juga banyak disukai gadis-gadis , bahkan model fotonya. Namun Nino benar-benar pilih-pilih dalam memilih pacar, dia ingin yang benar-benar perfect, oleh karena itu dia belum mau pacaran.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Sampai suatu hari dia akrab dengan salah seorang model selebgram yang jadi kliennya. Namanya Nadia, seorang calon dokter yang juga selebgram dengan follower ratusan ribu. Nadia adalah keturunan Arab, berwajah cantik dan berhijab. Dia kuliah di fakultas kedokteran di salah satu Universitas di Yogyakarta. Wajahnya yang cantik dan badan yang ideal membuat dia mencoba mengeksplor potensinya dalam bidang lain, yakni modeling. Namun Nadia memilih menjadi selebgram yang mengendorse produk-produk lalu menerima bayaran. Bagi Nadia menjadi selebgram lebih mudah mendapatkan uang daripada menjadi model professional. Selain itu menjadi selebgram juga lebih santai dan fleksibel, sehingga dia dapat menjalankan kuliah kedokteran dengan baik.

Awal perkenalan Nadia dengan Nino adalah saat dikenalkan temannya yang terlebih dahulu menjadi selebgram, yaitu Dian. Seiring dengan seringnya interaksi antara Nadia dan Nino, diam-diam Nadia mulai menyukai Nino. Nadia ingin Nino menjadi pacarnya, bahkan suaminya. Nadia menganggap Nino adalah sosok yang perfect dan ideal untuk mendampinginya. Di kamar Nadia senantiasa memandangi foto Nino dan membayangkan hal-hal erotis bersama Nino. Respon Nino biasa-biasa saja, Nino masih menganggap Nadia teman biasa. Walau Nino menyadari kalau ada gelagat yang berbeda dari Nadia kepadanya. Hal ini berlangsung selama 6 bulan.Sampai di bulan ke-6 Nadia ingin mngungkapkan perasaan yang sebenarnya kepada Nino.

Namun masih ada yang mengganjal dalam diri Nadia, masa sih perempuan menyatakan cinta ke laki-laki, gengsi donk. Lagian menurut Nadia Nino gak peka, nyebelin pokoknya. Atau jangan-jangan memang Nino tidak punya perasaan apa-apa ke Nadia? Bagaimana kalau Nadia ditolak? Pasti hati Nadia hancur. Ah, Nadia punya ide, dia akan minta bantuan ke temannya Dian. Biar Dian dulu yang menanyakan kepada Nino.


“Eh, Nad, kemana aja lo? Gue cariin dari kemarin.” Ujar Dian.

“Yaelah, tinggal whatsapp gue apa susahnya sih” ujar Nadia.

“Gue ada kabar gembira buat lo, Nino katanya mau jadi pacar lo.” Ujar Dian.

“What? Serius lo? Lo kok langsung bilang kalau gue pengen jadi pacar Nino? Gue kan pengen tahu aja dia dah punya cewek atau belum.” Ujar Nadia.

“Yee.. Lo Nad, udah dibantuin bukannya makasih kek,” ujar Dian.

“Eh iya deh maaf. Iya makasih ya lu sukses bantuin gue,” ujar Nadia.

“Nah gitu donk, gue juga seneng temen baik gue udah gak jomblo lagi. Hihi” ujar Dian.

“Terus gue harus ngapain sekarang?” ujar Nadia.

“Ya lo kontak Nino lah. Terus ajak dia jalan.Hihi” ujar Dian

Dian adalah sahabat baik Nadia yang juga seorang selebgram. Wajahnya cantik juga, hanya Dian sudah punya pacar yaitu Toni. Mereka bersahabat dengan sangat dekat, sehingga tak ragu untuk saling bercerita soal hal-hal yang sifatnya pribadi.

“Dian, gue malam minggu ini mau jalan loh sama Nino.” Ujar Nadia.

“Wah, asyik, selamat ya. Gue juga mau jalan kok sama Toni.” Ujar Dian

“Tapi gue bingung nanti ngapain aja? Hihi” ujar Nadia

“Lah kok, emang sebelumnya lo ga pernah pacaran Nad?” tanya Dian penasaran.

“Ya dulu banget pas SMA terakhir pacaran.” Ujar Nadia

“Ya biasa aja kali, lo ngobrol, makan, kalau bisa lo first kiss nanti sama Nino. Hihi” ujar Dian

“Ih lo ada-ada aja” ujar Nadia.


Nino lalu menjemput Nadia dengan motor ninja kepunyaannya. Sore itu Nadia mengenakan pakaian yang cukup ketat dan celana jeans, tak lupa hijabnya senantiasa menambah aura kecantikannya.

“Wow, Nad, kamu cantik banget mala mini. Mau jalan atau pemotretan?” ujar Nino.

“Yee.. Kan biar abang makin cinta sama aku. Hihi.” Ujar Nadia sambil malu-malu.

“Ngomong-ngomong rumah kamu kok sepi Nad, pada kemana?:” tanya Nino.

“Oh, lagi pada ke rumah saudara yang nikahan. Aku baru lusa nyusul mereka.” Ujar Nadia.

Mereka berdua pun pergi, Nadia dibonceng dengan motor Ninja Nino, yang membuat Nadia harus merelakan payudaranya menyentuh punggung Nino. Namun karena sudah cinta Nadia tidak keberatan, malahan sepanjang perjalanan Nadia menggunakan kesempatan ini untuk memeluk Nino. Nino pun langsung ngaceng melihat kelakuan Nadia, dan dia baru tahu ternyata Nadia nakal juga.

Mereka berdua menghabiskan malam minggu dengan menonton film di bioskop, makan lalu mengobrol. Mereka mengobrol tentang kehidupan masing-masing dan lebih saling mengenal lagi. Setelah itu mereka pulang, di tengah perjalanan turun hujan deras. Namun karena Nino lupa bawa jas hujan mereka memaksakan diri untuk menerjang hujan walau kondisi mereka basah kuyup. Untungnya perjalanan tidak terlalu lama.

“Nino kamu basah banget” ujar Nadia.

“Kamu juga basah Nad, hehe” ujar Nino.

“Aku kan bisa langsung ngeringin badan dan ganti baju di rumah. Kamu ke rumah aku dulu aja ya, ada baju cowok kok punya kakakku.” Ujar Nadia.

“Gak usah Nad, ga enak diliat orang.” Ujar Nino.

“Eh ayo, kasian kamu pulangnya kan jauh.” Ujar Nadia.

“Yaudah deh kalau kamu maksa. Makasih ya.” Ujar Nino

Nadia dan Nino masuk ke rumah kosong tersebut. Nadia segera mencari baju kakaknya dan sarung. Sementara Nadia masuk ke kamarnya lalu handukan dang anti baju. Nino pun segera memakai baju pemberian Nadia di kamar mandi dan handukan. Sarung dan kaos oblong, karena basah maka Nino tidak memakai celana dalam. Tentu saja Nino malu kalau harus meminta celana dalam kepada Nadia. Nadia pun sudah memakai baju piyama disertai jilbabnya.

“Say mau minum apa?” ujar Nadia.

“Hhm.. Susu hangat ada?” ujar Nino.

“Mau susu hangat atau susu Nadia?” ujar Nadia menggoda Nino.

“What? Kamu kok nakal sih Nad, hihi. Kirain aku kamu cewek alim.” Ujar Nino.

“Ya, kalau ke pacar sendiri gak apa-apa kan nakal.” Ujar Nadia

“Emang beneran kamu mau ngasih susu kamu buat aku?” ujar Nino

“Hhm.. kasih gak ya? Tapi ada syaratnya.” Ujar Nadia.

“Apa emang?” tanya Nino penasaran.

“Kamu nanti mau ya nikah sama aku, kamu jangan ninggalin aku.” Ujar Nadia.

“What? Say, masa pacaran itu kan masa penjajakan, masa berkenalan, tapi kamu dah ngomongin nikah. Gimana kalau ternyata di tengah masa pacaran kamu gak cocok sama aku?” ujar Nino.

“Say, aku udah merhatiin kamu sejak lama. Aku kagum sama kamu, aku cinta sama kamu. Aku juga nyaman dengan kamu. Usiaku sekarang 24, dah pas kalau buat cewek buat nikah. Kamu 27 juga udah matang, terus kita mau nunggu apa lagi?” ujar Nadia.

“Iya sih, kamu bener juga. Oke deh kalau kamu maunya gitu. Berarti kamu mau ya ngasih susu. Hihi.” Ujar Nino menggoda Nadia.

“Ihh.. Dasar, susu terus fikirannya, aku kasih kamu lemes loh. Hihi” ujar Nadia.

“Yee.. kan kamu yang nawarin duluan.” Ujar Nino.

“Say, boleh aku cium kamu?” ujar Nino

“Boleh say.”Ujar Nadia.

Mereka pun kemudian berciuman, kedua bibir mereka bertemu.Lalu giliran lidah mereka yang bertemu. Gairah mereka mulai naik, perlahan tangan Nino pun mulai menggerayangi punggung dan pantat Nadia.Nadia diam saja dan menikmatinya.

“mmmhh.. mmmuachh.. mmmhhh.. slurp….” Kurang lebih selama 5 menit mereka menikmati French kiss.

“Say, aku sange nih, kamu harus tanggung jawab. Hihi.” Ujar Nino.

“Yaudah say, kita ke kamar yuk!” ujar Nadia dengan genit.

“Serius Nad? Ngapain kita ke kamar?” ujar Nino

“Iihh.. Kamu, ya kita ena-ena lah di kamar. Hihi.” Ujar Nadia.

“Aaawww..” jerit Nadia ketika tiba-tiba Nino menggendongnya masuk kamar. Lalu Nino meletakkan Nadia di kasur dan menutup pintu.

“Sayang, kamu yakin mau melakukan ini?” ujar Nino.

“Iya say, aku sayang kamu. Aku percaya kamu ga akan mengkhianati aku.”

“Kamu mau ga mewujudkan fantasi aku? Ujar Nino kepada Nadia.

“Eh, fantasi apa?” ujar Nadia.

“Aku ingin foto kamu dalam keadaan bugil.” Ujar Nino.

“Oh gitu, ayo, aku dandan dulu yang cantik ya.” Ujar Nadia.

Nadia kemudian membuka celana dan baju piyamanya di depan Nino, lalu menggantinya dengan baju modis yang biasa dia gunakan saat pemotretan. Tak lupa jilbabpun dia ganti dengan yang modis. Nino kaget melihat tubuh Nadia yang putih dan mulus, rasanya tak sabar bagi Nino ingin segera menggumuli Nadia. Namun dia harus bersabar karena saat itu pasti kan tiba, sebentar lagi.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Nadia pun kemudian memakai make upnya dari mulai bedak sampai lipstick.

“Gimana say, cantik gak?” ujar Nadia.

“Seperti biasanya kamu selalu cantik Nad.” Ujar Nino.

“Sekarang aku harus gimana say?” Tanya Nadia.

“Kamu aku foto dengan pose seksi ya.” Ujar Nino.

“Pose seksi kayak gimana say?” ujar Nadia.

“Aku akan pakai timer, nanti kamu pose seolah2 lagi bermesraan dan ngentot sama aku.” Ujar Nino.

“Wow, menggairahkan sekali.” Ujar Nadia.

Lalu mereka pun melakukan pemotretan, pose pertama adalah tangan Nino sedang meremas payudara Nadia yang besar. Pose kedua Nadia sedang memainkan kontol Nino. Pose ketiga Nadia sedang menyepong kontol Nino. Pose keempat Nino sedang menyedot susu Nadia. Pose kelima doggy Style.

“Wah, bagus-bagus hasilnya Nad. Bisa buat bacol aku nih.hihi” ujar Nino.

“Ah sayang, aku sange banget gara-gara pose itu. Kamu harus tanggungjawab.” Hihi

“Yee.. emangnya kamu aja yang sange, aku sange abis kali.” Ujar Nino.

“Ayo donk, aku udah siap nih.” Nadia berada di atas kasur dengan hanya menggunakan bra, celana dalam dan jilbab.

“Ayo” ujar Nino dengan segera membuka seluruh pakainnya sampai bugil.

Mereka berdua pun bergulat di atas kasur, Nino asik menyusu kepada payudara Nadia, sementara Nadia asik mengocok penis Nino yang tegang maksimal.

“Aaahhh.. sayang, susumu benar-benar nikmat, bikin aku tegang maksimal.” Ujar Nino.

“Aaahhhhh… kontolmu juga keras dan besar say, pengen segera dimasukin ke memekku.” Ujar Nadia.

“Say, kulum punyaku donk.” Nadia pun menurut, mereka sekarang melakukan posisi 69.

Nadia mengulum kontol Nino, sementara Nino pun menjilati memek Nadia yang sudah sangat becek. Suara desahan mereka bersahutan secara bergantian di sela-sela aktifitas mereka.

Setelah sekitar 10 menit, Nino kemudian menghentikan kulumannya, ia menaruh kontolnya di depan memek Nadia, bersiap menjebol gawang pacarnya tersebut.

“Kamu udah siap say? Ga akan menyesal kan?” ujar Nino.

“Miliki aku seutuhnya say,” ujar Nadia.

Perlahan-lahan kepala penis Nino mulai memasuki memek Nadia yang sangat sempit.

“Oh, say.. sempit banget say, jepitannya mantap banget.” Ujar Nino keenakan.

“Pelan-pelan say, Oohhh.. perih…”ujar Nadia.

“Tahan dikit say, bentar lagi sampai selaput dara kamu.” Ujar Nino.

Lalu tiba-tiba Nino menghentakan penisnya agak keras.

“Aaaaawwwwwww….. aaaaaahhhhhh. Sakittt………… aaahhh…” Nadia kemudian menjerit sambil menangis.

“Sayang, tahan ya, perawan kamu udah aku ambil sekarang.” Ujar Nino bangga karena telah berhasil memerawani Nadia.

Nino pun mulai memaju mundurkan kontolnya, lalu tangisan Nadia perlahan berubah menjadi desahan kenikmatan.

“aaahhh.. sayang aku mau nyampe..” ujar Nino.

“Aaahhh.. jangan di dalem say…” ujar Nadia.

Nino pun menarik kontolnya keluar dan spermanya menyebur ke perut dan payudara Nadia. Terlihat darah perawan mengalir dari memek Nadia.

“Ohhh.. maaf ya sayang, aku keluar duluan.” Ujar Nino

“Sayang, janji ya kamu gak akan ninggalin aku?” ujar Nadia.

“Iya sayang. Aku janji.”Ujar Nino.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Jasmine dan kisah cinta rahasianya

Kisah Taro – Jam menunjukkan pukul 15:00 ketika Jasmine berjalan di koridor sekolah, menuju gerbang sekolah sambil melihat pesan2 yang ada di hp nya. “Bye, Jasmine! See you Monday!” ucap beberapa temannya seraya menaiki mobil mereka berjalan pulang. Hari Jumat memang melelahkan, namun Jasmine tidak sabar untuk dapat menikmati weekend nya tanpa ada tugas2 sekolah. “Belum dijemput? Mau ikut gue pulang?” tiba2 Adrian muncul disamping Jasmine yang sedang menunggu sopirnya di gerbang sekolah. Jasmine tersipu mendengar ajakan Adrian, maklum, ia adalah salah satu cowok idaman para cewek di sekolah Jasmine, perawakannya sebagai anak basket dan wajah yang tampan menjadi idola setiap anak cewek di sekolah itu.. “Makasih, Adrian. Tapi sopir gue bentar lagi dateng kok…” jawab Jasmine. “Ya udah, gue temenin sampe supir lu dateng deh” jawab Adrian..
Jasmine pun terpesona akan sikap Adrian yang menurutnya begitu ‘gentleman’. “Mimpi apa gue semalem, ditemenin Adrian di Jumat siang begini” pikir Jasmine. Mereka pun duduk berdua di gerbang sekolah dekat pos satpam. Adrian beranjak ke kantin sekolah yang masih buka dan kembali membawa dua buah teh botol dingin untuk mereka. “Thank you… sweet banget sih lu” ujar Jasmine ketika Adrian memberikan teh botol itu kepadanya. “Ah biasa aja, yang sweet itu teh botol nya kali…” canda Adrian, yang disambut tawa oleh Jasmine. Percakapan mereka pun berlanjut:
Adrian: “Weekend ini lu ada acara ga?”
Jasmine: “Engga sih, dirumah aja. Capek gue, seminggu ini kan kita ulangan terus”
Adrian: “Iya juga sih, sama gue juga capek. Gimana kalo besok malem kita refreshing bareng? Lu gue jemput di rumah lu, abis itu kita chill out dimana gitu… mau ga?”
Jasmine: “Serius? Ga ada yang marah lu jalan sama gue?” Jantung Jasmine berdetak semakin keras, tak menyangka Adrian, cowok idaman para cewek di sekolah mereka, mengajaknya berkencan di malam minggu.
Adrian: “Enggak lah, gue lagi ga sama siapa2.. santai aja. Gue emang pingin ajak lu jalan..”
Jasmine: “Wow… oke. Besok malem ya… lu wa gue aja”

Tak lama kemudian sopir Jasmine datang, sembari membuka pintu mobil pak sopir berujar “Sorry saya agak telat, neng. Tadi disuruh ibu anter paket dulu sebelum jemput neng…” Dalam hati Jasmin berujar “gak papa, pak! Untung bapak telat… hehe” Jasmine memasuki mobilnya dengan senyum yang lebar, sementara Adrian melambaikan tangannya kepada Jasmine ketika mobil Jasmine mulai bergerak meninggalkan sekolah. “See you tomorrow!” ujar Adrian, dan Jasmine pun semakin tersenyum lebar.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“I’m home!” ujar Jasmine ketika memasuki rumahnya. Mama Jasmine pun menyambut putrinya dengan senyuman. “Kamu mau makan sore? Ini mama bikin cake coklat, enak lho sambil minum teh..” “Mau ma, tapi Jasmine mau ganti baju dan mandi dulu ya ma..” “Oke deh… mandi dulu sana” ujar mamanya. Jasmine pun bergegas menuju kamarnya. Ia menaruh tas nya di kursi meja belajarnya seraya mengambil hp dari dalam tasnya. Ia melihat ada sebuah pesan wa dari Adrian: ‘Hi, Jasmine… besok jangan lupa kasih tau alamat lu ya, sekitar jam 6 sore gue jemput. Gue tau tempat yang enak banget buat kita ngobrol2. See you!’ Alangkah girangnya Jasmine membaca pesan itu, ia pun membalas ‘Sip, besok gue kasih alamat gue ya… see you’.

Masih mengenakan seragam sekolahnya, Jasmine merebahkan diri ke atas tempat tidurnya sambil memandangi wa dari Adrian tersebut. Ia bertanya2, kenapa ya cowok seganteng Adrian mau jalan sama aku, sementara aku bukan cewek tercantik di sekolah ini. Dengan tubuh yang berisi namun tidak terlalu tinggi serta wajah Jasmine yang merupakan blasteran dari ayahnya yang orang Jawa dan ibunya yang keturunan Chinese, ia bukanlah cewek yang jelek, namun menurutnya masih banyak cewek yang lebih menarik untuk diajak jalan oleh Adrian. Ia pun memandangi foto profil Adrian dengan seksama, wow ganteng juga yah dia. Jasmine ingin memandangi foto Adrian lebih lama, ia pun membetulkan posisi berbaringnya di tempat tidur dengan sempurna, dengan masih mengenakan seragam sekolahnya. Ia membaringkan kepalanya di atas bantal, berbaring dengan posisi terlentang sambil menaikkan kaki kanannya ke atas guling, membuat rok abu2nya tersingkap hingga ke pahanya. Ia terus memandangi foto Adrian. Karena makin penasaran, ia mulai membuka akun instagramnya dan mencari profile Adrian disana. Wah ternyata banyak sekali followers nya dan sebagian besar adalah cewek2 di sekolahnya. Ia menemukan sebuah foto Adrian dengan baju basketnya, penuh dengan keringat karena foto tersebut diambil setelah ia memenangkan sebuah pertandingan basket. Wow, seksi sekali, pikirnya. Ia terus memandangi foto itu, dan tanpa terasa tangan kanannya mulai meraba2 pahanya sendiri dari balik roknya yang tersingkap itu..

Ia terus memandangi setiap foto yang ada di profile Adrian, hingga ia menemukan sebuah foto yang istimewa. Foto Adrian di tepi kolam renang, dengan tubuhnya yang basah habis berenang dan hanya mengenakan celana renang yang sangat pendek. Jasmine pun terbelalak: “Gile.. kok gue gak pernah lihat foto ini sebelumnya ya?!” Jasmine terpesona dengan bentuk tubuh Adrian yang menampakkan dada serta perutnya yang rata, hampir terlihat otot2 sixpacks nya yang menandakan ia rajin berolahraga.. tiba2 ada getaran2 aneh yang Jasmine rasakan di tubuhnya. Ia mulai terangsang melihat foto cowok idamannya yang hampir telanjang itu. Bukan kali pertama Jasmine merasa terangsang, sebagai cewek remaja yang beranjak dewasa ia telah merasakan nafsu birahi yang kerap kali datang di saat2 tertentu, namun ia tidak menyangka akan merasakan nafsu ini ketika melihat foto Adrian, apalagi besok mereka akan bermalam minggu bersama..

Tanpa sadar, rok sekolah Jasmine yang tadinya tersingkap sampai pahanya, kini telah tersingkap sampai pinggangnya. Jasmine pun tetap memandangi foto Adrian dan tangan kanannya bergerak dari meraba2 pahanya hingga sampai ke celana dalamnnya. Jasmine mulai memainkan bibir vaginanya dari luar celana dalamnya. Ia semakin bergairah, dan terasa vaginanya mulai basah.. kemudian matanya tertuju kepada celana renang Adrian yang ketat, dimana terlihat tonjolan yang besar di daerah kemaluannya. “Anjrit, Adrian… penis lu gede banget… gue kepingin… aaaah aaaah..” Jasmine terus mendesah sembari ia melihat tonjolan di celana renang Adrian dan memainkan klitorisnya dari luar celana dalamnya. Merasa kurang puas, Jasmine pun melepaskan rok abu2nya hingga terjatuh ke lantai, kemudian ia pun melepas celana dalam putihnya hingga vaginanya kini tidak dibalut sehelai kain pun.. ia juga membuka kancing kemeja seragam sekolahnya tanpa melepasnya dan menarik beha nya keatas sehingga ia dapat memainkan payudaranya dengan bebas..

“Aaaaaah Adrian, gue mau lu mainin tete gue…..” Jasmine membayangkan Adrian sedang memainkan payudaranya sambil terus mengusap2 puting susunya sendiri. Lalu, sambil memandangi tonjolan besar dibalik celana renang Adrian, Jasmine mulai mengusap2 bibir vaginanya dan memainkan klitorisnya.. “Aaaah aaaaah, Adrian…. gue suka sama lu… gue kepingin lu giniin gue… aaah aaaaaaaaah” desah Jasmine sementara ia mempercepat gerakan jarinya diatas klitoris dan bibir vaginanya yang semakin becek itu.. cairan vaginanya pun mulai menetes membasahi pangkal pahanya… “aaaaaah Adriaaaan… buka celana renang lu… aaaaaah, kocok penis lu di depan gue.. aaaah” Jasmine mulai membayangkan Adrian melepas celana renangnya dan bermasturbasi dihadapannya.. “Adriaaan… masukin. Iya masukin penis lu ke sini…. please Adriaan.. aaaah aaaaaaaaaah”, tidak hanya memainkan klitorisnya, Jasmine pun mulai memasukkan jari tengahnya kedalam lubang kenikmatannya, sambil membayangkan penis Adrian lah yang memasuki vaginanya itu. Ia makin mempercepat gerakan jarinya, sambil mengusap2 klitorisnya dengan cepat, tak lama kemudian… “Aaaaaaaaaaah aaaaaah aaaaaaaaaaaah aaaaaahh enaaaaak bangeeet Adriaaan… I love youuuu Adriaaan. Aaaaaaaah…..” serrrrrrr serrrrrr serrrrrr, vagina Jasmine berdenyut2 sambil mengeluarkan cairan tanda ia mencapai orgasme yang hebat… Setelah itu, ketika badai orgasme mulai mereda, vagina Jasmine masih berdenyut2 pelan, ia masih memandangi foto Adrian sambil mengusap2 payudaranya… “Aaah gila, besok aku akan bermalam minggu dengan cowo ganteng ini..!” pikirnya sambil tersenyum.. tak lama kemudian ia merasa relax, dan tak terasa ia memejamkan matanya hingga hampir tertidur…

“Jasmine!!! Udah mandi belum? Jadi nggak kita makan cake sambil minum teh? Udah mau jam 5 sore loh…!” Tiba2 Jasmine dikejutkan oleh teriakan mamanya dari lantai bawah. Ia terbangun, untung pintu kamarnya dalam keadaan tertutup walaupun tidak terkunci, dan mamanya teriak dari bawah. “Oke maa, sebentar lagi aku turun!” balas Jasmine. Ia menutup akun instagramnya sambil berujar pada foto Adrian “thank you Adrian… see you tomorrow!” Tinggal kemeja sekolah dan beha yang tersisa di tubuhnya, ia kemudian melepasnya dan bergegas menuju ke kamar mandi. Di kamar mandi ia tak lupa membersihkan cairan2 vagina hasil dari orgasmenya tadi.. dan setelah mandi dan berpakaian ia bergegas menuju ke bawah dimana mamanya telah menyiapkan beberapa potong kue dan secangkir teh hangat untuknya. “Yuk sini ngobrol2 sama mama….” ajak mamanya. “Ada cerita apa?” Sambil menikmati sepotong kue Jasmin bercerita “Ma, besok aku mau diajak cowo malam mingguan, boleh ya ma?” Mamanya pun tersenyum lebar dan berujar “Ah, Jasmine… kamu sudah dewasa. Tentu boleh doong… nah coba cerita soal cowok ini ya” mamanya pun mengambil sepotong kue dan duduk di sebelah Jasmine. Jasmine mulai bercerita..

“Namanya Adrian……..”

-bersambung-

Keesokan harinya, Jasmine bangun pagi dengan suasana hati yang riang, karena mengetahui ia akan bermalam minggu bersama Adrian, cowok tampan idaman semua cewek di sekolahnya. Sejak dari pagi ia sibuk memilih baju yang akan ia kenakan sore hari itu, ia tampak sibuk mencoba semua pakaian yang ia punya hingga Rachel, adiknya pun heran. “Cici emang mau keluar sama siapa sih, milih bajunya lama amat…” ujar Rachel. “Lu tau gak sih, kemaren Adrian itu bilang mau ngajakin gue keluar malem ini!” “Hah? Adrian yang terkenal itu? Yang jadi idaman cewek2 sekolah lu?” ujar Rachel tak percaya. Rachel memang tidak bersekolah di sekolah yang sama dengan kakaknya, namun Rachel mengenal Adrian dari sebuah pertandingan basket antar sekolah yang pernah ia tonton. “Iyeee bener yang itu… makanya bantuin gue dong pilih baju yang cocok!” balas Jasmine. “Wow mimpi apa lu ci semalem sampe Adrian mau ngajak lu hehe…” goda Rachel.
Sesuai waktu yang dijanjikan, Adrian pun datang menjemput Jasmine pada pukul 6 sore. “Selamat malam, tante. Saya Adrian, ingin menjemput Jasmine..” sapa Adrian ketika mama Jasmine membukakan pintu untuknya. “Oh ini yang namanya Adrian? Jasmine sudah cerita tentangmu kemarin. Yuk silakan masuk dulu, sebentar tante panggil Jasmine ya..” Tak lama kemudian Jasmine menuruni tangga dengan diikuti Rachel dari belakang, tak lupa Rachel berbisik pada Jasmine “Cie ciee gila ganteng loh dia.. nanti malem cerita ya kalian ngapain aja malam ini.. siapa tau udah dapet first kiss, atau malah lebih. Hihihi” goda Rachel. Jasmine membalas “Ssst apaan sih lu. Jadian juga belom udah mikir yg macem2 aja… udah balik keatas sana!”

“Permisi tante, kami pamit dulu” ujar Adrian berpamitan kepada mama Jasmine. “Silakan.. hati2 dan jangan kemalaman ya…” pesan mama Jasmine sambil tersenyum. Maklum, selama ini Jasmine adalah cewek yang dikenal introvert dan pemalu, baru kali ini mamanya melihat Jasmine berduaan dengan seorang cowok. Tak lama kemudian, Jasmine dan Adrian telah berada di mobil Adrian dan mereka meluncur ke suatu tempat. “Gue ga mau bawa lu ke mall, gue pingin kita makan malem di resto di pinggir danau di Serpong biar kita bisa ngobrol santai ya, abis itu kita bisa jalan2 di pinggir danau” ujar Adrian. Jasmine amat sangat terpukau, ternyata Adrian merupakan cowok yang romantis, bukan seperti cowok2 lain di sekolahnya yang ia kenal.

Sampai di resto tersebut, suasana yang dirasakan memang cukup tenang dan romantis, tidak begitu ramai dengan penerangan lampu kuning temaram membuat suasana semakin relax. Kebetulan malam itu Jasmine memilih terusan panjang berwarna putih yang casual, dimana ia mengenakan tali pengikat pinggang berwarna senada, seolah dia mengenakan rok mini. Memang ketika duduk, paha Jasmine yang putih mulus akan terlihat, namun untung suasana resto pinggir danau tersebut cukup remang2.. Setelah memesan makanan dan santap bersama, mereka mengobrol soal banyak hal, mulai dari kehidupan di sekolah, teman2 sekelas maupun guru2 mereka yang aneh2, hingga hobi dan aktivitas mereka masing2 diluar sekolah.. ketika makanan telah habis dan mereka menikmati minuman masing2, Jasmine memberanikan diri untuk bertanya pada Adrian..

J: Ngomong2, kenapa lu malam ini ngajak gue malam mingguan?
A: Loh emangnya ga boleh?
J: Hehe, bukan gitu. Gue ga nyangka aja cowo kaya lu ngajak gue keluar…
A: Maksud lu?
J: Ya lu tau laah, lu kan anak basket, cewek2 pada ngejar lu semua.. bahkan setau gue lu deket sama Stephanie yang anak cheerleader itu kan?
A: Jujur, gue waktu itu deketin Stephanie karena gue tau lu temenan baik sama Stephanie. Makanya gue deketin dia karena gue mau tau banyak tentang lu..
J: Maksud lu? Jadi lu sama Stephanie bukan…
A: Enggak.. gue emang udah lama suka sama lu sih, Jes… sorry ya gue baru bilang sekarang.
J: (setengah nggak percaya dan tersipu) eh, gak papa kok..
A: So, gimana menurut lu Jes, mau lanjut nggak kita?
J: Maksud lu?
A: Lu mau nggak, jalan lagi sama gue? Tapi cuma sama gue aja…
J: Eh, maksud lu….
A: Iya, lu mau nggak pacaran sama gue? (sambil tersenyum dan meraih tangan Jasmine)
J: (entah getaran apa yang ia rasakan, seluruh tubuhnya serasa merinding..) lu yakin, Ian?
A: Yakin, Jes. Gue suka sama lu..
J: Gue… juga suka sama lu..
A: So is it a yes?
J: Yes it is…. (sambil tersenyum lebar)

Akhirnya resmilah mereka berpacaran. Jasmine tak percaya, cowok yang baru kemaren menemaninya di gerbang sekolah, cowok yang ia lihat foto seksinya sambil masturbasi di atas tempat tidurnya, kini menjadi pacarnya. Ketika Adrian pergi ke kasir untuk membayar makan malam mereka, muncul pikiran2 aneh di benak Jasmine. Wow, sekarang dia jadi pacarku, akankah aku melihat dia seperti di foto kemaren? Akankah aku bisa meraba tubuhnya yang seksi itu? Akankah aku bisa memeluknya, menciumnya, bahkan merasakan apa yang aku rasakan ketika masturbasi sendiri, bersama dia? Tanpa terasa Jasmine merasakan vaginanya mulai basah karena pikiran2 mesumnya sendiri… Ah sudah sudah, pikirnya. First kiss saja belum… sudah mikir yang aneh2.

“Kita jalan2 dulu keliling danau sebelum pulang yuk…” ajak Adrian setelah kembali dari kasir. Jam masih menunjukkan pukul 20:45, belum begitu malam. Jasmine pun menerima ajakan Adrian tersebut. Malam itu langit sangat bersih bersinarkan bulan purnama, minimnya lampu penerangan di sekeliling danau membuat suasana bertambah romantis dan intim. Mereka berjalan menyusuri danau, menjauh dari restoran. Sambil berjalan, Jasmine bertanya pada Adrian..

J: Apa sih yang bikin lu tertarik sama gue?
A: Lu itu pendiam, ga banyak omong atau cari perhatian kaya Stephanie dan temen2 cheerleadernya itu, justru itu yang bikin gue tertarik sama lu selama ini..
J: Tapi… gue kan biasa aja, banyak yang lebih cantik daripada gue kan?
A: Ah enggak, menurut gue lu cantik loh Jes, suer… gue suka banget liat wajah lu yang cantik ini..
J: (tersipu malu).. tapi, banyak yang lebih tinggi dari gue, yang lebih seksi dari gue…
A: Siapa bilang, menurut gue tinggi badan lu sama body lu seimbang kok, gue suka… ini yang menurut gue seksi.. hehe.
J: (semakin tersipu)… ah bisa aja lu..

Akhirnya mereka sampai di seberang danau, nun jauh dari resto tempat mereka makan malam tadi. Sekeliling danau sepi, hanya bersinarkan bulan purnama. Namun mereka dapat memandang satu sama lain dengan jelas. Adrian pun menggandeng Jasmine ke arah kursi taman yang ada di pinggir jalan setapak.. mereka duduk berdua berhadapan. Dengan tetap menggenggam tangan Jasmine, Adrian berkata “Lu jangan minder jadi cewek, gue serius dengan apa yang gue katakan tadi.. menurut gue lu adalah yang tercantik di sekolah, dan gue suka sama karakter lu.. karena itulah gue mau lu jadi pacar gue Jes..” Seolah tak percaya dengan apa yang dikatakan Adrian, Jasmine hanya bisa duduk menatap Adrian dengan rasa bangga, senang, dan pasrah. Getaran2 aneh yang ia rasakan tadi kini pun makin memuncak, apalagi Adrian semakin mendekatkan wajahnya ke Jasmine dan mengecup bibir Jasmine dengan lembut. Jasmine membalas kecupan tersebut dengan mengulum bibir Adrian, sementara tangan mereka merangkul pundak dan leher satu sama lain.. selama 5 menit mereka berciuman dan lidah Adrian mulai beradu dengan lidah Jasmine didalam mulut, tanpa sadar Jasmine mulai mendesah kenikmatan “mmmh… mmmh….”.

Karena mereka duduk saling berhadapan tanpa terasa terusan putih yang dikenakan Jasmine semakin tersingkap hingga mencapai paha bagian atasnya, dan Adrian dapat melihat paha Jasmine yang putih mulus tersebut dibawah sinar bulan purnama. Perlahan Adrian mulai menurunkan tangannya ke pangkuan Jasmine dan mulai meraba pahanya yang mulus.. nafsu birahi telah menyelimuti mereka berdua sehingga Jasmine membiarkan hal itu terjadi. Tanpa terasa Jasmine mengangkangkan kedua kakinya sehingga Adrian dapat meraba paha bagian dalam Jasmine yang mulus hingga menyentuh celana dalamnya.

“Aaaaah… mmmmh… mhhhh, oooh Adrian…” Jasmine terus mengulum bibir dan lidah Adrian sembari merasakan sensasi tangan Adrian yang meraba paha dan celana dalamnya. Tangan Jasmine pun mulai turun ke arah celana jeans Adrian dan meraba tonjolan dari luar celananya. Tonjolan yang kemarin hanya bisa ia lihat di foto sambil masturbasi. “Mmmhhh Jes…. gue suka sama lu Jes… mmmmhh” desah Adrian ketika Jasmine mulai meraba penisnya yang mengeras dari luar celananya. Melihat posisi kaki Jasmine yang mengangkang, Adrian memberanikan diri untuk meraba bibir vagina Jasmine dari luar celana dalamnya. Ternyata celana dalam Jasmine telah basah oleh cairan yang keluar dari vagina Jasmine… Adrian pun memberanikan diri untuk menggesek2 vagina Jasmine… “aaaaaah aaaaaaah aaaah enak Adrian…. mmmhh terus teruuusss… aaaaaahh..” Melihat Jasmine semakin terangsang, Adrian memberanikan diri untuk menyingkap terusan putih Jasmine hingga ke pangkal pahanya, kemudian ia menarik celana dalam putih Jasmine hingga turun ke pahanya… kemudian Adrian dengan leluasa dapat memainkan bibir vagina Jasmine yang basah itu sambil sesekali mengelus2 klitoris Jasmine dengan lembut…. “Aaaaaaaaah mmmmmh mmmmhhhh…. iyaaaa ituu… enak bangeeet….. aaaaaahh Adriaaaan!” Jasmine mendesah2 keenakan. Baru kali ini ada cowok yang memainkan vaginanya karena selama ini ia hanya biasa berfantasi dan masturbasi sendiri… Jasmine pun membuka kancing dan resleting celana jeans Adrian, memelorotkan celana tersebut dan celana dalam Adrian sekaligus, lalu menggenggam penis Adrian yang sudah sangat tegang. Di bawah sinar bulan purnama, Jasmine dapat melihat penis Adrian yang cukup panjang dan tegang tersebut… “Gimana, lu suka ga??” tanya Adrian.. “Suka banget laaah..” jawab Jasmine. Mereka kemudian melanjutkan french kiss mereka sambil memainkan penis dan vagina satu sama lain. Jasmine mengocok penis Adrian dengan lembut, sementara Adrian menggesek2 vagina dan klitoris Jasmine yang basah… “Mmmmmhhh mmmmmmh Jes jago banget lu ngocoknya….. mhhhhh mmmmhh… udh pernah ngocokin cowo ya?” desah Adrian. “Belom, cuma gue pernah lihat lah di filem2 gitu…” jawab Jasmine. Jasmine pun mempercepat kocokannya pada penis Adrian dan Adrian mempercepat gesekan jari2nya pada klitoris Jasmine, membuat mereka berdua semakin mendesah kenikmatan…. “Aaaaaaah aaaaaaaaah aaaaaah mmmmmmhh Jasmineee.. mmmmhhhh enaaaakk…” desah Adrian. “Mmmmmmh aaaah aaaaaaaaaah Adrian… iya ini enak bangeet….” balas Jasmine sambil terus berciuman dengan Adrian…

“Mmmmhh mmmmmh ooohhh Jes gue mau…. mmmhh mau kkkeluaaaarr… aaaah”
“Mmmmmhh aaaaaah aaah iyaaa gggueee jugaa mau aaaah… kkeeluaar… aaah”
Dan tiba2 crooooot crooooot crooooottttttt “Aaaaaaaaaahhh aaaaaaah Jasminneeee gue cinta sama luuu…. aaaaaah” Adrian mencapai orgasme nya dengan kocokan Jasmine di penisnya…
Sssseeerrrrr ssserrrrr crrrttttrtr crrrrrottttt “Aaaaaaaaah aaaaaaaaaah aaaaaaah Adriaaaan guee juga cintaaaa aaaah sama luuu.. aaaaaah aaaaaaah..!” vagina Jasmine berdenyut2 dan mengeluarkan cairan tanda ia mencapai orgasme karena jari2 Adrian yang memainkan klitorisnya.

Mereka pun saling memandang satu sama lain sambil tersenyum lebar dan kemudian mereka berciuman mulut untuk beberapa saat… setelah itu Jasmine menaikkan lagi celana dalamnya dan membetulkan terusannya yang tersingkap ke posisi semula, sedang Adrian memasukkan penisnya kembali ke celana dalam dan mengancingkan kembali celana jeans nya.. “Wah ternyata horny juga ya lu….” canda Adrian pada Jasmine. “Hahaha, ya abis body lu seksi sih…” jawab Jasmine. “Tau dari mana? Kan gue belum buka baju tadi..” tanya Adrian. “Tau doong, kemaren pulang sekolah kan gue liatin foto di instagram lu yang di pinggir kolam renang itu…” jawab Jasmine. “Haha dasar luuu….” ejek Adrian. “Kapan dong gue bisa ngerasain sixpacks lu itu?” tanya Jasmine sambil meraba dada Adrian… “Yang jelas gak di pinggir danau gini lah hehe… eh, by the way minggu depan ortu gue pergi ke luar kota. Rumah gue kosong.. lu mau nggak kalau weekend depan kita…”

“Maaf kak, mengganggu!” tiba2 percakapan mereka terputus oleh sebuah suara yang mendekati mereka. Ternyata itu adalah pelayan resto dari seberang danau tadi. “Sudah jam 22:00 dan resto kami mau tutup, area danau ini harus kami tutup juga…. maaf ya mengganggu malam minggu kakak2 sekalian…” ujar pelayan resto itu setengah menggoda Jasmine dan Adrian.. “Oh nggak papa mas, hehe” jawab Adrian seraya menggandeng Jasmine pergi menuju tempat parkir untuk mengantarkan Jasmine pulang.

Jam menunjukkan pukul 22:25 ketika Jasmine memasuki rumahnya. Tampaknya mamanya sudah tidur. Ketika ia berjalan ke atas dan hendak memasuki kamarnya, tiba2 pintu kamar Rachel terbuka… “Woi, yang baru pulang pacaran..” ejek Rachel. “Ah bikin kaget aja lu.. kok belum tidur?” tanya Jasmine pada adiknya itu. “Belum doong, kan gue mau denger cerita dari lu.. gimana? Adrian nembak? Kalian pacaran?” lanjut Rachel penasaran. “Iye, kita jadian hehe…” jawab Jasmine. “Waaah ayo cerita cerita! Udah first kiss belum? Yuk sini lanjut cerita di kamar gue, biar mama gak bangun!” ujar Rachel sambil menarik Jasmine masuk ke kamarnya.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

Jasmine duduk di kursi meja belajar Rachel dan Rachel berbaring di tempat tidurnya sambil mendengarkan Jasmine bercerita:
“Jadi, kita makan di resto di pinggir danau, lalu dia……………..”

-Bersambung-

Seminggu telah berlalu sejak Adrian menemani Jasmine di pintu gerbang sekolah untuk kemudian mengajaknya bermalam minggu bersama. Teman2 di sekolah mereka belum ada yang tahu bahwa Adrian, cowok ganteng idaman para cewek di sekolah itu, telah menjalin hubungan asmara dengan Jasmine, seorang cewek yang pendiam dan pemalu yang memang telah cukup lama mengagumi Adrian. Setelah kencan pertama mereka berakhir romantis dan bergairah di pinggir danau, hari2 mereka dilalui bersama di sekolah tanpa ada yang mengetahui kisah tersebut, kecuali Rachel, adik Jasmine. Namun hari yang ditunggu telah tiba. Hari Jumat lagi, dimana setelah pulang sekolah Adrian berencana mengajak Jasmine untuk ikut ke rumahnya. Jam menunjukkan pukul 15:00 ketika bel sekolah berbunyi dan semua murid berhamburan keluar kelas. Adrian telah menunggu Jasmine di gerbang sekolah…
A: Akhirnya… Jumat lagi.
J: Iya nih… gak sabar weekend lagi. Ulangan2 banyak banget yak minggu ini.
A: Iya.. pusing gue. Untunglah semua lewat dengan baik..
J: Kita langsung nih?
A: Iya dong… lu udah bilang nyokap lu kan kalo pulang maleman hari ini?
J: Iya, gue bilang mau sekalian ngerjain tugas dan makan malam di rumah lu. Abis itu baru pulang hehe…
A: Mantapp… nanti makan malam kita gojekin aja, ga ada yang masak abis gue sendirian hari ini hehe.
J: Emang ortu lu pada kemana?
A: Weekend ini tuh ada nikahan saudara gue di Semarang, makanya mereka udah berangkat tadi pagi dan baru pulang Minggu sore… gue sendirian deh dirumah..
J: Aaah enak banget… apa gue nginep aja ya di rumah lu?
A: Emang boleh sama nyokap lu?
J: Hmm… belom berani bilang gue haha….

Kemudian mereka memasuki mobil Adrian dan meluncur bersama menuju rumah Adrian. Sesampainya disana, Adrian langsung mengambil minuman segar dari dalam kulkas dan Jasmine menikmati minuman tersebut sambil mengagumi rumah Adrian..

J: bagus juga ya rumah lu. Nyaman banget…
A: Iya.. lumayan lah.. yuk duduk di sofa..

Dengan masih berseragam sekolah lengkap, mereka duduk di sofa ruang tengah dan mulai berciuman. Mereka saling melumat bibir masing2 sambil sesekali saling beradu lidah didalam mulut… “Mmmmhh mmmmmhh ssrrrllppp…” desah Jasmine mulai keenakan.. tangan Adrian pun mulai meraba2 seluruh tubuh Jasmine dan ia memainkan payudara Jasmine dari balik seragam sekolahnya hingga Jasmine merintih keenakan…”oooh mmmmmhh mmmmmhhh.. Adrian…” Jasmine pun tak ingin melewatkan kesempatan berdua ini dan ia mulai melepaskan kancing kemeja seragam Adrian satu persatu. Terlihatlah otot sixpacks Adrian yang selama ini menjadi daya tarik Jasmine kepada pacarnya ini… uuuhh, seksinyaaa pikir Jasmine. Ia pun segera menggerayangi tubuh pacarnya itu sambil terus melumat bibir Adrian. “Mmmmmhh mmmmmmmmh Adriaaan seksi banget sih luu.. mmmmmhh” erangnya.

Jasmine kemudian menaikkan kaki kanannya ke atas sofa agar dapat lebih berhadapan dengan Adrian, membuat kedua belah pahanya mengangkang lebar dan menyibakkan rok seragam abu2nya hingga ke pangkal paha.. Adrian pun tidak melewatkan kesempatan ini dan langsung meraba kedua paha Jasmine hingga meraba celana dalam Jasmine. Ia merasakan bahwa celana dalam Jasmine telah basah oleh cairan vaginanya. “Mmmmmhhh mmmmmh Jes gila lu seksi jugaa… gue pingin banget… mmmhh mmmhhh..” ujar Adrian penuh nafsu sambil menggesek2 vagina Jasmine dari luar celana dalamnya.. “Mmmmmhhh iya gue juga….. mmmmhh pingin… mmmmhh lu masukin… ooooooh kesitu… mmhh” balas Jasmine penuh nafsu.. Jasmine pun segera melepas kemeja seragam Adrian hingga jatuh ke lantai dan mulai meraba seluruh tubuh bagian atas Adrian, hingga menciumi leher, bahu, dada, hingga perut Adrian dengan penuh nafsu.. “Mmmmmhhhhh Jes nikmaaat banget…..: mmmmhhh mhhhhhh” rintih Adrian keenakan.. Tak mau kalah, Adrian pun membuka kancing baju Jasmine dan menggeser beha Jasmine keatas hingga ia dapat memainkan payudara Jasmine yang kini telah telanjang… “Sorry ya, punya gue gak gede….” ujar Jasmine malu. “Wah gila, justru ini yang gue suka Jes… pas banget buat digenggam, enak buat dijilat nih….” balas Adrian sambil langsung menjilat kedua puting susu Jasmine dan meremas2 payudaranya… “ooooooh oooooooh Adriaaaan… mmmmhhh mmmhhhh” erang Jasmine keenakan. Tak sampai disitu, rok Jasmine yang telah tersingkap dan paha Jasmine yang mengangkang lebar memudahkan Adrian untuk menyibak celana dalam Jasmine dan memainkan vagina serta klitoris Jasmine dengan jari2 nya. “Aaaaaaaah mmmmmmhhh mmmmmmhhhhhh iyaaaa iyaaaaa eeehhhhhh aaaaahhh… enaaaakkk…” rintih Jasmine keenakan. Adrian pun membaringkan Jasmine di sofa sambil mengulum bibirnya, sesekali menjilat puting susunya sambil meremas2 payudaranya.. namun jari tangan kanannya terus mengocok memek Jasmine dengan cepat…. hingga tak lama kemudian Jasmine meraih orgasme yang hebat…. “Aaaaaaaaaaah aaaaaaash aaaaaaaaah aaaaaaaaah Aaadiriaaan aaaaaaah…..” crrrrtttttr serrrrttt sererrrrrrrrr cairan vagina Jasmine berhamburan melalui celah bibir vagina Jasmine yang berdenyut2 keras…

Setelah 2 menit menenangkan diri, Jasmine berkata “Lu jago banget sih colmekin gue…. enak banget. Udh berapa cewek yg lu colmekin?” tanyanya pada Adrian. “Baru dua… lu yang ketiga sih.. Yang pertama si Adni, adek kelas kita itu, yang terakhir si Stephanie anak cheerleader temen lu itu Jas….” jawab Adrian… “oooh..” balas Jasmine agak kecewa… “Sama Stephanie lu udah pernah……” “Belum!” jawab Adrian memotong Jasmine… “Gue mau nunggu dengan orang yang gue sayang, dan itu elu Jes…..” Jasmine merasa senang akan jawaban Adrian tersebut… “Mau lanjut di kamar gue gak?” tanya Adrian…. Jasmine mengangguk dengan senyum yang lebar…

Secepat mungkin mereka menuju kamar Adrian yang berada di lantai atas… tanpa sempat berkata apa2 Adrian membaringkan Jasmine diatas tempat tidurnya. Karena kemejanya telah dilepas oleh Jasmine ketika mereka bercumbu di sofa tadi, Adrian dengan cepat melepas celana panjang abu2nya dan celana dalam boxer nya sehingga ia kini telanjang bulat di depan Jasmine yang terbelalak melihat tubuh seksi Adrian beserta penisnya yang sudah tegang itu dihadapannya… “Wow Adriaaan… gila lu, lu seksi banget sih… lu bener2…..” belum selesai Jasmine memuji tubuh Adrian, Adrian langsung lompat diatas tubuh Jasmine dan kembali melumat bibir Jasmine dengan penuh nafsu… “Mmmmmhh mmmmmhhh mmmmhh sssrrrllpppttt mmmhh” suara bibir dan lidah mereka beradu di atas kasur. Sambil berciuman, Adrian menanggalkan kemeja sekolah Jasmine, membuka kaitan beha nya, melepas behanya dan menjatuhkannya ke lantai… kini Jasmine telah bertelanjang dada. Tak sampai situ, Adrian membuka kaitan rok abu2 Jasmine, kemudian melepas rok tersebut dan menjatuhkannya ke lantai. Tak lupa, celana dalam putih Jasmine ia lucuti juga sehingga tampak vagina Jasmine yang memiliki bulu2 halus yang jarang. “Aaaaaah gilaaa… Jasmine lu seksi bangeettt” ujar Adrian memandangi tubuh Jasmine yang telanjang bulat diatas tempat tidurnya..

Dengan posisi Jasmine terlentang dan Adrian berada di atas Jasmine, mereka kembali beradu mulut dan lidah, sambil Adrian meremas2 payudara Jasmine dan sesekali menjilat puting susunya.. Jasmine pun meraih penis Adrian yang sudah amat sangat tegang dan mengocoknya dengan lembut, lama2 Jasmine makin mengarahkan penis Adrian kearah vaginanya yang basah dan mulai menggesek2 kan ujung penis Adrian ke klitorisnya… “Mmmmmmmh aaaaaah aaaaaaah aaaaaaaaah enaaak, Adriaaan gue pingin…. mmmmh” desah Jasmine. “Aaaaaaah mhhhhhhh iya gue aaaaah jugaaa pingin…. mmmmmmhhhh masukinn…. mmmhhh” balas Adrian yang sudah merasakan kehangatan vagina Jasmine di penisnya… Jasmine kemudian mengarahkan penis Adrian menuju liang vaginanya, Adrian mulai mengayunkan pinggulnya perlahan hingga kepala penisnya memasuki liang vagina Jasmine… “mmmmmhh mmmmmh iyaaaa teruusssss” rintih Jasmine seraya Adrian makin memperdalam penetrasi penisnya kedalam vagina Jasmine… “oooooh oooooooih Jas enaaaak banget memek lu…. mmmmmhhh mmmmhhhhh sempit banget…. mmmhhhh aaaaah… “ erang Adrian ketika penisnya sudah masuk setengahnya. Ia terus menaik turunkan pinggulnya…. “Aaaaaah teruussss mmmmmhhh teruuuss masuk lagi…. mmmmh Adriaaan” rintih Jasmine.. Adrian terus menaik turunkan pinggulnya hingga blessss… masuklah seluruh penis Adrian kedalam vagina Jasmine…. “aaaaaaaah…. Jasmine….” erang Adrian, “aaaaaaaaaah pelan2 Adrian…. mmmmhh mmmmhhh” rintih Jasmine sedikit kesakitan, karena penis Adrian telah menembus selaput keperawanan Jasmine… terlihat ada sedikit noda darah mengalir dari vagina Jasmine… “Jes.. gue udah jebolin elu….” ujar Adrian.. “Ga papa Ian… gue sayang sama elu kok…” balas Jasmine. “Gue juga sayang sama elu Jes….” balas Adrian.

Perlahan Adrian mulai menaik turunkan pinggulnya… gerakan itu makin lama makin cepat, dan rasa sakit yang dirasakan Jasmine di awal kini berubah menjadi rasa nikmat yang luar biasa… “Cplok cplok cplok…!” Suara penis Adrian yang bergerak keluar masuk vagina Jasmine yang becek membuat mereka semakin bergairah… Sambil terus mengulum bibir Jasmine dan menjilati kedua puting susunya, Adrian terus mempercepat genjotan penisnya didalam vagina Jasmine. “Aaaaaaah aaaaaaaash aaaaaaaah teruuusss aaaaaah enaaaaaak Adriaaaan aaah aaaaaaaaah” erang Jasmine. “Ooooooh ooooohhh mmmmhhhh ooooohhh ennaaaak banget memeek luuuuu eeeeeh Jess aaaahh…” erang Adrian kenikmatan. Selama 10 menit mereka bersenggama, Adrian hampir mencapai orgasmenya dan ingin mencabut penisnya dari vagina Jasmine, namun justru kedua tangan Jasmine menggenggam erat pantat Adrian dan menahan penis Adrian untuk tetap berada didalam vaginanya… “Aaaaah aaaaah teruusss Adriaaan aaaah…” “Tapi Jes…. aaaah aaaah gue mau… aaaaaah aaaaah keluaaaar…” balas Adrian. “Aaah udaaah ga papaaa aaaaah gue juga… aaaaah udah gak tahaaan aaaaaah teruusss aaaah” lanjut Jasmine. Tak lama kemudian…. croooooooott croooooooottt croooooooootttt “Aaaaaaaaah aaaaaaaaaaaaaaaahhhhh Jaasssminnne aaaaaaaaah” Adrian mencapai orgasme dan menyemprotkan seluruh spermanya didalam vagina Jasmine. Ssserrrrr seeerrrr crrrrtttttt crrrtttt “Aaaaaaah aaaaaaaaaaaah aaaaaaaah Adriaaaan aaaaah…!” Jasmine mencapai orgasmenya secara bersamaan, bibir vaginanya berdenyut2 menjepit penis Adrian yang masih keluar masuk vaginanya itu….

Setelah orgasme yang hebat, mereka berdua menenangkan diri dan berbaring bersebelahan dalam keadaan telanjang bulat di tempat tidur Adrian. Mereka berciuman mulut dan Adrian berkata “I love you, Jes…” Jasmine membalas “I love you too, Ian..” tak lama kemudian mereka tertidur dengan pulas dan puas…

Jam menunjukkan pukul 18:05 ketika mereka tiba2 terbangun. “Wih udah gelap aje…” ujar Adrian sambil membangunkan Jasmine. Mereka saling tersenyum penuh kepuasan ketika menyadari keduanya bangun dengan keadaan telanjang bulat. Jasmine pun segera mengenakan beha, celana dalam, serta seragam sekolahnya yang berserakan di lantai, sementara Adrian mengenakan boxer dan celana panjangnya serta mengenakan kaos yang ia ambil dari lemari bajunya. Kemudian mereka memesan makanan melalui aplikasi online, makan malam bersama sambil mengobrol2 dan tak terasa waktu menunjukkan pukul 19:30.

J: “Kayanya gue harus balik deh”
A: “ Iye, gue anterin… “
J: “Besok masih Sabtu.. rumah lu masih kosong kan?”
A: “Iye… mau kesini lagi? Atau gimana kalau gue yang ke rumah lu?”
J: “Boleh… besok nyokap gue juga pergi kayanya. Tapi ada adik gue Rachel.. ga papa?”
A: “No problem…..”

Tak lama kemudian Adrian mengantarkan Jasmine pulang. Di rumah Jasmine mereka disambut oleh mama Jasmine yang berkata “Nah akhirnya pulang juga anak mama… udah selesai ngerjain tugas barengnya?” “Sudah tante.. sudah beres!” jawab Adrian sambil mengedipkan mata ke arah Jasmine. “Besok Adrian mau lanjut bikin tugas disini ma, boleh kan?” lanjut Jasmine. “Oh boleh dong, tapi besok mama pergi.. apa nggak digangguin adikmu Rachel nanti?” tanya mama Jasmine. “Nggak papa tante, gak masalah kok” jawab Adrian.. kemudian Adrian pun pamit pulang.

(Ilustrasi adik Rachel (kiri) dan kakak Jasmine (kanan))

Ketika Jasmine hendak memasuki kamarnya, tiba2 pintu kamar Rachel terbuka… “Woi, kemana aja lu jam segini baru pulang? Masi pake seragam pula!” tanya Rachel penasaran… “Haha, ya dari rumah Ian lah… dari mana lagi..” jawab Jasmine, kemudian Rachel menarik Jasmine kedalam kamarnya.. “Oke gue harus denger… ngapain aja lu sama dia sampe malem gini?”

“Jadi kita tadi duduk di sofa, terus…..”

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Perpisahan untuk Mantan

Kisah Taro – Namaku vania,usiaku saat ini menjelang 25 tahun ,saat ini aku tinggal di salah satu kota di kota jateng
sebenarnya aku bingung ingin menceritakan hal ini kepada siapa ,namun akhirnya ku putuskan menceritakan pengalaman nyata ku ini di forum ini
cerita ini berawal dari berakhirnya kisah cintaku dengan seseorang bernama irfan yang sebenarnya telah menjalin cinta denganku selama kurang lebih 2 tahun,terus terang hubunganku dengannya sangat berkesan krn irfan adalah tipe pria yang sangat memanjakan aku dan penuh kasih sayang
bahkan selama 2 tahun itu kami tidak pernah melakukan hubungan badan ,paling jauh hanya melakukan petting yaitu irfan menggesekan dan menempelkan kontolnya pada memek ku
meskipun sebenarnya aku ingin sekali irfan memasukan kontolnya tapi dia selalu menahan krn alasanya ingin melakukannya setelah menikah denganku.


Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

namun rencana tinggal rencana krn hubunganku dengan irfan harus berakhir krn ternyata irfan ketahuan selingkuh dibelakangku..
aku yang patah hati dan hancur saat itu,namun disaat kegalauanku aku berkenalan dengan seorang pria bernama heru
mas heru ini sangatlah dewasa,dia adalah salah satu anggota tni yang kebetulan markasnya dekat dengan komplek perumahanku
selain itu perawakannya yang gagah dan atletis itu menjadi daya tarik yang mampu membuatku jatuh cinta padanya
akhirnya kami pun berpacaran dan berniat ke jenjang seriuz
dalam hubungan kami mas heru sangatlah dewasa dan terbuka dia jujur mengenai masa lalunya dan aku pun diminta jujur dengan masa laluku
salah satunya menceritakan masa laluku dengan irfan,memang harus kuakui meski sudah bersama mas heru terkadang bayangan dengan irfan selalu saja tergiang di kepalaku
dengan mas heru yang sudah dewasa aku sering ml dengannya ,jauh beda dengan irfan yang tidak pernah melakukan ml denganku dan paling hanya petting danku kocok kontolnya saja
mengenai permainan seks harus kuakui mas heru ini sangat kuat staminanya,dia selalu membuatku puas,namun sejujurnya jika dibamdingkan kontol irfan masih jauh lebih besar dibanding mas heru
terkadang aku membayangkan jika kontol mas heru yang berukuran biasa saja dpat memuaskanku bagaimana dengan kontol irfan yang luar biasa besar itu
terkadang memek ku tanpa sadar basah jika membayangkan itu semua
hingga akhir aku dan mas heru sepakat utk utk melangkah ke jenjang lebih serius lagi,dia melamarku dan ingin menikahiku dlm beberapa bulan kedepan,sesuai tradisi militer maka sebelum nikah resmi maka ada namanya nikah kantor..dan setelah kami nikah kantor secara administrasi mas heru berkata kepadaku utk jujur jika ada hal yang belum diselesaikan dengan mantan2ku dahulu krn dia tidak mau setelah menikah ada pria lain di hatiku
jujur aku tidak mengatakan yang sesunguhnya pada mas heru krn aku ingin menjaga perasaanya tapi aku berencana utk menemui irfan utk terakhir kalinya dan meminta restu darinya
maka beberapa hari setelah nikah kantor aku pun mencari kontak wa irfan dan menghubunginya lagi
niatku hanya ingin bertemu dan berpamitan utk terakhir kalinya sebelum aku menikah dengan mas heru
dan hari itu pun tiba,setelah beberapa hari aku chat dengan irfan kami janji bertemu di sebuah rumah makan tempat kami dulu pacaran,
awalnya aku begitu canggung bertemu dengan irfan apalagi irfan kali ini jauh lebih tampan dibanding dulu
setelah makan dia mengajaku bernostalgia ke tempat2 yang dulu pernah kami singgahi dan tanpa sadar aku pun memeluk nya di boncengan motornya selama kami di perjalanan,saat itu jalanan begitu sepi dan tanpa sadar tangan irfan menuntun tanganku menyentuh tonjolan kontolnya,aku yang terbawa suasana akhirnya ikut meremas2 kontolnya dan akhirnya irfan menarik tanganku untuk masuk ke dalam jaket dan celananya..alhasil selama perjalanan itu aku mengocok kontol irfan dibalik jaketnya
sungguh ini merupakan hal baru bagiku dimana pengalaman ini begitu eroti menurutku,kontol irfan begitu tegang dan basaah selama perjalanan dan aku juga menjadi sangat bergairah
lalu aku berpkir untuk memberikan kenangan terakhir sebelum aku menikah denga mas heru yaitu mengijinkan irfan merasakan dan menikmati tubuhku

irfan pun membawaku ke menuju tempat kosannya,begitu sampai di kamar kosan irfan langsung mencium bibirku,leherku aku yang diserang dengan begitu nafsunya pun akhirnya bangkit juga birahiku dan melayani semua permainan irfan dengan nafsu
apalagi saat irfan meremas payudaraku dan menciumi kedua putingku,
“aaaahh irfaaann teriakku tertahan manahan nafsu”
irfan tak puas2nya mencium dan menghisap kedua puting payudaraku yang membuat aku meremas2 rambutnya utk terus menjaga kepala irfan tetap di kedua payudaraku
saat itu aku benar2 lupa dengan mas heru,yang ada dipikiranku hanyalah bagaimana bisa memberikan kepuasan kepada irfan…
irfan melucuti semua pakaianku dan dia mulai menciumi seluruh tubuhku dan aku pun tak mau kalah me ciumi leher irfan dan dadanya yang bidang
aaahh yessss teruss irfan..kataku
irfan turun menciumi perutku dan akhirnya lidahnya menyusuri memekku dan dia menjilati memekku
aahhhh..enaaakk irfaann
ini hal yang tidak pernah kami lalukan selama pacaran dulu
lidah irfan begitu lincah menjelajah daerah memekku sungguh rasanya nikmat sekali
tanganku ku pun dituntunnya utk meremas2 kontolnya
kontolnya ternyata sudah demikian tegang dan besar,tanganku tak berhenti mengocok kontol irfan dan aaahhh lidah irfan begitu nikmat di memekku
trussss irfan..terusss syaang aahhhhh
lalu secara refleks aku menarik kontol irfan utk kudekatkan dengan mulutku,perlahan kontol irfan kuciumi ,kujilati cairan percum nya..ahhh sungguh nikmat sekali krn kontol irfan lebih besar dri mas heru
lalu kubuka mulutku dan mulai menghisap kontol irfan
kudengar irfan melenguh keenakan saat kontolnya mulai kuhisap dalam mulutku dan itu menbuat ku semakin beesemangat utk memaju mundurkan kepalaku,memutar2 lidahku di kontolnya
aahhhh..aahhhhh enak vania lenguh irfan
aku semakin kesetanan dan memberikan servis luar biasa pada mantan kekasihku ini dengan cara terus menghisap kontolnya dlam mulutku..
karena aku pun semakin keenakan karena irfan pun makin menggila menjilati memekku dibawah sana,terkadang jarinya pun dimasukan kedlam memekku,awalnya hanya 1 jari namun lama2 menjadi 2 jari dan itu membuat ku semakin terangsang karena rangsangan nikmat yang begitu dahsyat dari irfan
aaahhhhh irfaannn..memek aku diapain sih bisa enak begini???
aku enakin kok syang..sebelum kamu dimiliki orang lain ,jawab irfan

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Bunga di Kubangan Lumpur

Kisah Taro – Selamat siang para sahabat sedulur semua. Kali ini ijinkan ane untuk kembali berkontribusi di forum tercinta ini, sebelumnya ane mohon maaf apabila tulisan ane ini masih berantakan, karena memang ane sebenarnya bukan penulis, hanya hobi membaca saja di sela kesibukan ane di RL. Semua cerita ini adalah fiktif belaka, semua murni dari hasil pemikiran ane yang ane coba gambarkan lewat sebuah tulisan, apabila ada kesamaan nama tokoh, tempat atau kejadian, itu sungguh merupakan suatu kebetulan dan ane mohon maaf sebelumnya apabila pembaca kurang berkenan nantinya. Sekali lagi ane masih menunggu komentar, saran dan masukan dari para suhu disini untuk kemajuan ane dalam menulis di cerita selanjutnya..
Sebelum memulai, Siapkan kopi, rokok dan duduk santai ya hu..

Part 1

Hidup dengan layak dan mempunyai banyak uang seolah sudah menjadi impianku sejak kecil. Dulu aku selalu iri apabila melihat teman – temanku mempunyai mainan baru, lalu aku merengek ke bapak untuk dibelikannya agar aku tidak kalah dengan teman – teman, akan tetapi bapak selalu menolaknya dengan alasan yang sama seperti sebelum – sebelumnya, “Bapak tidak punya uang untuk membeli mainan seperti itu..”. Jadi seakan sudah tertanam dibenakku sejak kecil, kalau nanti punya banyak uang, aku akan bisa membeli apa saja yang aku inginkan. Tetapi harapan untuk hidup layak seakan pupus setelah bapak meninggal, ditambah suamiku yang kabur begitu saja. Sebagai anak semata wayang, seakan menambah beban hidupku semakin berat.

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Kamu jadi berangkat ndhuk?”

Suara ibu terdengar serak disaat aku sibuk mengemasi pakaian kedalam tas. Dan seketika itu kumenghentikan aktifitasku lalu menoleh kearahnya, terlihat ibu duduk dikursi kayu yang seprtinya sudah lama memperhatikanku sejak tadi.

“Iya bu, kapan lagi ada kesempatan yang baik seperti ini, “ jawabku sambil menatap wajah Ibu yang sudah kelihatan mulai keriput

“Apa gak sebaiknya kamu cari kerja yang dekat dengan rumah saja ndhuk? Biar setiap hari bisa pulang,” lanjutnya

Aku hanya tersenyum mendengar pertanyaan ibu, aku bergegas menghampiri ibu dan duduk disampingnya, ku genggam tangan ibu dengan dengan erat,

“Bu, aku ini hanya lulusan SD, mendapat tawaran kerja sebagai pembantu rumah tangga dikota itu sudah luar biasa bu, apalagi setelah bapak meninggal, sebagai anak semata wayang maka kebutuhan sehari – hari akan menjadi tanggung jawabku. Dikota gajinya besar bu,” Suaraku menenangkannya,

“Atau gak sebaiknya kamu menikah lagi saja ndhuk, biar kamu tidak harus bekerja?” tanya ibu lagi

“Kalau masalah itu aku belum memikirkanya bu, aku masih ingin sendiri sekarang,” Suaraku berubah lirih

“Udahlah bu, ibu tidak usah khawatir, doakan saja aku akan meraih sukses di kota,” Aku kembali menatap wajah ibu dengan senyum. Ibu terlihat hanya mengangguk dan sedikit senyum terpaksa di bibirnya, sesaat aku memeluknya dengan erat

“Ya sudah, kamu selalu hati – hati ya ndhuk selama dikota, kalau ada kesempatan pulang, pulanglah.” Ucapnya sambil menatapku teduh dan aku hanya mengangguk.

Memang selama ini aku tinggal hanya berdua bersama ibu, setelah ayahku meninggal ditambah aku bercerai dengan suamiku. Mungkin ibu merasa berat apabila aku tinggal sendiri untuk berangkat ke kota. Aku sendiri sebenarnya tidak tega untuk meninggalkan beliau sendirian dirumah, akan tetapi kebutuhan ekonomi yang mengharuskan aku untuk bekerja, karena selama aku menjadi buruh tani dikampung seakan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari, ditambah ibu yang kini sering sakit – sakitan sehingga aku harus mengeluarkan biaya lebih untuk periksa ke klinik dan membeli obat.

Usiaku kini baru menginjak 21 tahun, aku bercerai dengan suamiku hampir setahun yang lalu, mungkin hal ini seakan sudah biasa terjadi dikampungku. Aku tinggal di sebuah kampung terpencil yang jauh dari kota, memasuki kampung tempatku tinggalpun harus melewati hutan sekitar lima kilometer. Menikah muda dengan anak tetangga seakan sudah menjadi adat kebiasaan dikampung, dan angka perceraianpun juga lebih sering terjadi disini. Mungkin ini akibat dari perkawinan muda yang secara mental belum siap untuk menjalin rumah tangga ditambah ilmu pengetahuan kami sangatlah terbatas. Gedung sekolahpun disini hanya sampai SD. Apabila ada anak yang ingin melanjutkan ke SMP dan ke jenjang yang lebih tinggi, maka harus sekolah dikota yang apabila ditempuh dari kampung sini sekitar satu setengah jam perjalanan dengan sepeda, itupun kita harus melewati jalanan tengah hutan sepanjang lima kilometer.

Kehidupan rata – rata masyarakat dikampung kami bisa dibilang jauh dari layak, rumah kayu dan berlantai tanah adalah tempat tinggal kami sehari – hari, jadi jangankan untuk membangun rumah gedung yang lebih layak, untuk kebutuhan hidup sehari – hari kami sangat pas – pas an. Oleh karena itu, kebanyakan para orang tua memilih mempekerjakan anak – anaknya apabila telah lulus SD untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.

Aku sendiri menikah di usia 18 tahun, dan baru memasuki tahun kedua usia pernikahanku, suamiku pamit untuk merantau keluar pulau dengan harapan kerja disana akan memperoleh gaji yang besar dan kita akan hidup layak. Akan tetapi belum lama dia diperantauan, dia malah menceraikanku dengan alasan sudah menikah lagi disana.

Setelah itu, aku dan ibu bertahan hidup dengan menjadi buruh tani. Sampai suatu waktu ada tawaran dari mbak Narti, tetanggaku. Tawaran bekerja ditempatnya sebagai pembantu rumah tangga dan akupun menyanggupinya. Selama aku pergi ke kota, ibuku akan ditemani bulikku, atau adik dari ibuku yang rumah kami saling berdampingan, sehingga aku sedikit lebih tenang selama aku tidak tinggal dirumah.

Dengan berbekal secarik kertas bertulisan sebuah alamat, aku bertekad untuk berangkat ke kota menemui mbak Narti. Setelah hampir seharian perjalanan yang aku tempuh, akhirnya aku sampai juga di sebuah stasiun pusat kota Surabaya. Semenjak aku kecil nama kota ini hanya bisa kudengar dari cerita teman atau tetangga, dan baru kali ini aku baru bisa menginjakkan kakiku di salah satu kota terbesar di Jawa Timur ini. Panas terik matahari siang ini ditambah lalu lalang kendaraan yang sangat padat disetiap penjuru jalanan seakan menyambutku.

“Disinilah aku akan merubah hidupku,” Gumamku dalam hati,

Tukang ojek menghentikan motornya tepat didepan sebuah rumah mewah dengan pagar minimalis bercat hitam. Dia mengamati sekali lagi secarik kertas yang telah aku berikan untuk memastikan bahwa alamat yang dituju benar,

“Benar, ini mbak rumahnya yang mbak cari,” Ucap tukang ojek itu dengan menunjuk rumah itu

“Oh, baik pak. Terima kasih ya pak.” Ucapku sembari memberikan ongkosnya

Setelah tukang ojek itu berlalu, aku berdiri mematung didepan pagar rumah tersebut. Dari luar terlihat rumah yang begitu megah berlantai dua dengan taman bunga berbagai warna dihalaman rumahnya membuatku berdecak kagum. Pohon – pohon yang rindang berjajar rapi di pinggir taman dan beberapa kolam lengkap dengan air mancur menghiasi pelataran rumah membuat suasana terlihat semakin nyaman.

“Mau cari siapa mbak?” Suara lelaki yang tiba – tiba membuyarkan lamunanku

Pandanganku beralih kesuara itu. Terlihat seorang pria berpakaian seragam scurity didepan pintu pagar berdiri dengan gagahnya segan memperhatikanku.

“Eh..anu pak, apa benar ini rumah ibu Arini?” Kataku dengan sedikit gugup sambil menyerahkan secarik kertas yang berisikan alamat kepada pria itu.

“Kalau benar, saya ini tetangganya mbak Narti, yang beberapa waktu yang lalu saya diminta untuk datang kesini,”

“Oh, mbak ini yang mau bekerja disini ya?” Kata pria ini sambil merhatikan secarik kertas kemudian menatapku ramah

“Iya pak, “ Jawabku singkat dengan mengangguk

“Baik, Mari ikut saya mbak, saya akan panggilkan mbak Narti dulu,” Ucapnya,

Dipersilahkannya aku untuk duduk di sebuah kursi kayu di teras rumah, pria itu berlalu memasuki rumah. Beberapa saat kemudian, seorang wanita keluar dari pintu ruang tamu, aku sangat mengenal wanita ini, dia mbak Narti tetanggaku.

“Wulan, sejak kapan datangnya?” Suara wanita itu dengan sedikit berbinar melihat aku yang sedang duduk di kursi teras

Seketika aku berdiri dan memeluknya untuk beberapa saat.

“Aku kira kamu tidak jadi kesini, karena sudah hampir seminggu aku menunggu kamu tidak ada kabar juga,” Mbak Narti membuka obrolan dan kemudian mempersilahkan aku untuk duduk kembali

“Maafkan Wulan ya mbak, aku harus meyakinkan ibu dulu, awalnya beliau tidak berkenan kalau aku kerja di kota,” Kataku

“Oh iya, gimana kabar ibumu? Sehat?”

“Ya akhir – akhir ini sering sakit – sakitan mbak, mungkin kecapekan karena beliau selalu memaksa untuk bekerja disawah. Aku sebelumnya mau ucapkan terima kasih pada mbak sudah mengabari aku tentang tawaran ini,” Kataku

“Sudah, kita ini tetangga dan harus saling membantu,”

“Kamu sudah benar – benar siap kan untuk bekerja disini?” Tanyanya dengan menatapku lekat

Aku hanya mengangguk tanpa menjawab pertanyaannya,

“Semua penghuni rumah ini sangat lah baik, tinggal kamu mau telaten saja, aku yakin kamu akan betah disini” Jelas mbak Narti

“Aku akan usahakan mbak..”

“Ayo masuk dulu. akan kupertemukan kamu dengan ibu Arini pemilik rumah ini, kebetulan beliau ada dirumah sekarang,” Kata Mbak Narti sambil beranjak dari duduknya dan seketika menggandeng tanganku untuk mengikuti masuk kedalam ruang tamu.

“Kamu duduk dulu ya, aku mau panggilkan ibu Arini,” Katanya sambil berlalu meninggalkanku

Setelah sekitar lima menit kemudian, seorang wanita yang berusia sekitar 45 an tahun keluar dari ruang tengah di ikuti oleh mbak Narti yang berjalan dibelakangnya. Meskipun wanita ini sudah berumur, akan tetapi tubuhnya begitu sangat terawat dan terlihat masih sangat kencang. Aku langsung berdiri dari tempat dudukku dan menyalami wanita ini dengan mencium tangannya,

“Oh, ini yang kamu ceritakan,” Kata bu Arini yang menoleh ke arah mbak Narti, mbak Narti hanya mengangguk dan tersenyum,

“Mari – mari silahkan duduk, kamu ini cantik sekali, siapa namamu ndhuk?” tanyanya

“Aduh, ibu terlalu berlebihan. Nama saya Wulandari bu, dan biasa di panggil Wulan,” jawabku dengan kepala tertunduk menatap kedua tanganku yang saling meremas diatas paha

“Apa benar kamu sudah siap untuk bekerja disini?” Tanyanya lagi, terlihat dari sudut mataku bu Arini kini menatapku, aku tetap menunduk

“Iya bu, saya sudah siap untuk bekerja disini,”

“Baiklah kalau begitu, Narti sudah cerita banyak tentang kamu jadi aku tidak akan bertanya lebih banyak lagi. Kamu bisa bekerja mulai hari ini. Pekerjaannya tidak berat, dan kamu akan tinggal disini. Akan tetapi ibu minta kamu harus serius dengan pekerjaanmu nanti,” Ucapnya sedikit tegas,

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“Oh iya, perbulan kamu minta digaji berapa Wulan?” Tanyanya

Aku terdiam dan sedikit terkejut mendengar pertanyaan ini dari bu Arini, karena sebelumnya mbak Narti juga tidak pernah membahas masalah ini, yang aku tahu dari cerita orang – orang kalau gaji dikota lebih besar dari pada dikampung.

“Em..Kalau masalah itu saya ngikut ibu saja,” Kataku pelan

“Sudah gak papa, sebut nominal saja agar kita sama – sama enak,” Sahutnya dengan suara semakin tegas

“Hm..ba..bagai mana kalau satu juta bu,” Suaraku sedikit gemetar dan semakin menunduk

Karena nominal yang aku sebutkan memang besar menurutku, karena setahuku gaji pembantu rumah tangga waktu itu hanya sekitar 800 ribu, nominal itu sudah sangat besar apa bila dibawa kekampungku.

Aku beranikan diri untuk melirik ke arah bu Arini, dia hanya tersenyum mendengar jawabanku dan aku tak tahu apa maksud dari senyuman itu.

“Baik, aku akan gaji kamu satu juta dengan tambahan bonus lima ratus ribu rupiah per bulan,” Jawabnya

“ma..maksud ibu?, ” Kataku tidak mengerti maksudnnya

“Iya, aku akan berikan satu juta lima ratus ribu per bulannya, asalkan kamu bekerja dengan serius,”

“Apa itu tidak kebanyakan bu, saya disini hanya seorang pembantu,” Jawabku lirih

“Tidak, aku akan berterima kasih bahkan apabila kamu mau menerimanya,” Ucapnya

“Baa..baik bu, saya yang harusnya sangat berterima kasih kepada ibu..”

“Oke, kamu bisa mulainya sekarang, biar Narti akan menjelaskan apa saja tugasmu selama disini,” kata ibu Arini seraya beranjak dari duduknya dan meninggalkan ruang tamu,

“Itu serius mbak, gaji yang diberikan bu Arini kepadaku?” Tanyaku ke mbak Narti dengan heran disaat kita berjalan keruang belakang menuju sebuah kamar yang bersebelahan dengan dapur, yang mana nantinya kamar itu akan aku tempati selama disini. Terlihat mbak Narti hanya tersenyum mendengar pertanyaanku.

“Nominal segitu sangat sedikit sekali kalau disini Wulan, jangan disamakan dengan kampung kita,” Jawabnya enteng

“Dan tugas kamu juga berhubungan dengan orang yang paling disayang oleh ibu Arini, jadi tidak ada artinya nominal segitu buat beliau,” Lanjutnya,

“Maksud mbak? Berhubungan dengan orang yang disayang?” Tanyaku tidak paham maksud perkataannya

“Sini ikut aku,” Ucap mbak Narti langsung menyamber tanganku menuju tangga untuk naik kelantai atas.

“Ibu Arini ini seorang janda, dia adalah seorang pengusaha wanita yang sangat sukses meneruskan usaha mendiang suaminya sehingga dia bisa kaya seperti ini. Dua perusahaan yang dimilikinya sekarang sedang berkembang pesat. Dia punya seorang anak laki – laki, ya paling usianya hampir sama dengan kamu. Tahu sendirilah, bagaimana sayangnya orang tua kepada anak semata wayangnya, toh kamu juga merasakan itu kan.”

“Beberapa waktu yang lalu anaknya ini mengalami kecelakaan yang sangat serius, tulang kaki kiri dan tangan kirinya patah, ditambah beberapa tulang dipunggungnya juga retak, sehingga dia sekarang hanya bisa berbaring ditempat tidur. Kamu disini tidak perlu memasak, karena tugas memasak dan belanja kebutuhan rumah tangga sepenuhnya tugasku. Kamu hanya bersih – bersih rumah sewajarnya, karena tugas utama kamu adalah merawat anak lelakinya ini dan menemani dia di masa penyembuhannya,” Jelas Mbak Narti panjang lebar hingga tak terasa kita sudah berada didepan pintu sebuah kamar,

“Tok..tok..tok..”

Mbak Narti mengetuk pintu kamar itu pelan, kemudian membukanya perlahan. Setelah pintu terbuka, terlihat kamar yang begitu luas dan mewah lengkap dengan kamar mandi didalamnya. Pandanganku terhenti pada seorang pemuda yang tak berdaya terbaring di atas tempat tidur dengan memejamkan mata. Tak lama setelah kami mendekati tempat tidurnya, pemuda itu membuka matanya,

“Maaf mas Bima, telah menggangu istirahatnya,” Ucap mbak Narti pelan, terlihat pemuda itu hanya tersenyum

“Mas, perkenalkan ini pembantu baru rumah ini yang akan merawat dan menemani mas Bima, apapun yang mas Bima perlukan bisa bilang ke dia,” Kata mbak Narti sambil menoleh ke arahku,

“Panggil saya Wulan mas,” Kataku lirih sambil menunduk dengan suara sedikit bergetar

“Namaku Bima, Wulan gak perlu sungkan begitu. Saya akan sangat senang sekali kamu mau merawatku yang sudah tidak berdaya ini, dan anggap saja disini seperti rumah sendiri,” Ucapnya yang seakan tahu kalau aku sedang sangat gugup saat ini.

Aku yang mendengar itu hanya tersenyum, terlihat mbak Narti pun juga demikian.

Seminggu sudah aku bekerja disini, semua penghuni rumah sangatlah baik, termasuk para pekerja yang lain dirumah ini. Ada pak Kardi seorang tukang kebun yang berusia sekitar 50 an tahun, baru beberapa hari aku disini, beliau sudah menganggap aku seperti anaknya sendiri, mas Imam sopir pribadi keluarga ini dan pak Shobirin scurity yang jaga didepan, keduanya denganku sangatlah baik dan ramah.

Tugasku memang tidaklah berat, aku hanya fokus merawat mas Bima, apapun kebutuhannya aku penuhi, termasuk menyuapi makan, menyiapkan obat, memandikannya dengan air hangat dan mengganti baju. Terkadang mas Bima hanya inigin ditemani hanya sekedar untuk teman bercerita.

Sore ini seperti biasanya sudah kupersiapkan se ember air hangat lengkap handuk kecil, aku mau menyeka mas Bima. Dia menyambutku dengan senyum disaat aku memasuki kamarnya,

“Mas, Wulan seka dulu ya, biar mas Bima kembali segar,” Kataku yang sudah duduk disamping ranjangnya, mendengar itu mas Bima hanya mengangguk dengan bertebar senyum.

Ditengah aku menyeka leher dan dada mas Bima dengan lap basah, mas bima Bima membuka obrolan,

“Wulan, aku dengar dari cerita mbak Narti, kamu ini sudah pernah menikah ya?” Tanyanya tiba – tiba

“i..iya mas. Hm..mbak Narti sudah cerita semuanya tentang aku?” Tanyaku dengan tetap menggosok dadanya yang bidang dengan kain lap

“Iya mbak Narti sudah cerita. Kalau boleh tau kenapa kok bisa bercerai? Padahal kamu ini cantik dan aku yakin kamu ini adalah istri yang baik?” katanya yang dari sudut mataku terlihat mas Bima memperhatikanku.

“Wah, mas Bima ini terlalu berlebihan. Aku hanya wanita kampung mas, jauh dari kata cantik. Mungkin karena itu juga suamiku meninggalkanku dan memilih kawin dengan wanita lain,”

“Mas juga baru saja kenal aku kan, kok ya bisa – bisa nya mas nilai aku ini istri yang baik,” lanjutku

“Ya dari tatapan wajah kamu yang teduh, aku sudah menebak itu Wulan..”

“Mas Bima ini pandai ngeramal juga ya..Hehehe.” Candaku, mas Bima hanya tersenyum mendengarnya

kini tanganku hendak menggosok bagian perutnya yang masih ditutupi selimutnya.

“Permisi ya mas,” Kataku lirih sambil menyingkap selimutnya sampai dengan perut bagian bawah.

Aku sedikit terkejut setelah sadar dibalik selimut mas Bima sudah tidak memakai apa – apa. Terlihat dengan begitu jelas rambut kemaluannya bagian atas, dan penisnya sedikit menggembung di balik selimut. Biasanya hari – hari sebelumnya mas Bima masih memakai celana kolor pendek dan itupun penisnya tidak bereaksi ketika aku memandikannya. Melihat itu tubuhku terasa merinding, setelah beberapa saat aku menggosok bagian perut semakin terlihat penis itu berdiri tegak, mas Bima seakan sengaja membiarkan itu agar terlihat olehku. Walaupun masih dibalik selimut, penisnya terlihat sangat besar dan panjang. Sangatlah jauh kalau dibanding dengan batang mantan suamiku. Entah hari ini aku juga lain dari biasanya, nafsu birahiku seakan menyala melihat pemandangan ini.

“Dibuka saja selimutnya gak papa, biar Wulan bisa leluasa bersihkannya” Kata mas Bima tiba – tiba

“Ta..tapi mas..” Kataku gugup dengan nafas yang tersengal,

Kulirik dia hanya tersenyum, lalu tiba – tiba telapak tangan kanannya menyentuh punggungku dengan sedikit diusapkan disana. Diperlakukan seperti itu, perasaanku menjadi campur aduk antara nafsu dan sangat takut.

Memang semenjak aku bercerai, aku sudah tidak pernah dijamah oleh laki – laki, bahkan pikiran untuk kesana sudah nyaris terlupa karena kesibukan mencari uang dengan kerja disawah agar bisa bertahan hidup. Akan tetapi setelah melihat penis mas Bima yang tegak menantang dibalik selimut, hasrat wanitaku seakan ikut menyala, dinding – dinding vaginaku terasa sangat gatal disana bersamaan dengan cairan yang sudah terasa merembes dari liangnnya.

Dengan tangan sedikit gemetar aku singkap selimut yang menutupi tubuh mas Bima, dan benar saja setelah tersingkap terlihat penisnya sudah tegak menantang dengan kerasnya, terlihat urat – urat dibatang penisnya membuatku menelan ludah. Setelah beberapa saat aku mematung melihat itu, tangan kanan mas Bima berpindah ketanganku dan diarahakan ke batang penisnya. Seakan paham akan maksudnya, kini aku genggam batang itu yang sudah sekeras tongkat kayu. Aku elus perlahan dari atas sampai bawah secara berulang dan sesekali aku gelitik lubang ujung penisnya dengan jariku.

“ahhh…..terus Wulan…” Mas Bima mulai mendesah

Setelah beberapa saat kemudian, terasa tangan mendorong punggungku kedepan, sehingga aku sedikit menunduk dan otomatis wajahku semakin medekat dengan batang penisnya. Aku sedikit terkejut, dan terdiam sesaat sambil menoleh kewajahnya,

“Cium itu Wulan…” kata mas Bima dengan nafas tersengal

Mendengar kata – katanya aku sangat terkejut, karena aku memang belum pernah melakukan hal ini dengan mantan suamiku. Selama setelah menikah, suamiku tidak pernah memperlakukanku macam – macam, hanya berciuman bibir beberapa saat, dan di saat terasa vaginaku sudah mulai basah, dengan cepat dihujamkan penisnya kedalam liang vaginaku sampai dia mengalami ejakulasi, lalu setelah itu dia langsung tertidur disampingku. Begitu kehidupan sex ku selama bersama suami, mungkin aku dan suami dikampung saat itu sangatlah kurang pendidikan tentang hubungan sex. Dalam pikiran kami berhubungan suami istri hanya sebatas memasukkan sperma laki – laki kedalam vagina pasangannya dan sudah selesai sampai disitu. Akan tetapi meskipun begitu, aku sangat menikmatinya dengan suamiku saat itu.

“Apa mas, di cium?” Tanyaku heran

“Kamu belum pernah melakukannya?” Mas Bima bertanya dengan mengernyitkan dahi

Mendengar itu, aku hanya menggelengkan kepala. Mas Bima hanya tersenyum melihatku,

Diarahakannya kepalaku lebih dekat hingga ujung bibirku menyentuh ujung penisnya. Kubuka mulutku perlahan bersamaan dengan dorongan tangan mas Bima yang mendorong kepalaku, sehingga batang penisnya mulai menyeruak masuk kedalam mulutku. Aku diamkan disana beberapa saat. Terasa tangannya kini memaju mundurkan kepalaku sehingga otomatis batang penisnya terlihat keluar masuk disana. Seakan paham akan maksunya, kini aku maju mundurkan dengan pelan dan lama – lama semakin cepat,

“Ahhh….Sshhhh, teruss Wulan….” Mas Bima terdengar mulai mendesah

Semakin cepat aku memaju mundurkan kepalaku suara erangan mas Bima semakin terdengar jelas, terkadang dia meringis karena gigiku menyentuh bagian batang penisnya. Disaat aku mengulum penisnya, kini tangannya yang semula mengelus punggungku beralih ke payudaraku. Tangan mas Bima meremas dengan lembut secara bergantian dari luar baju lalu menelusup masuk kedalam dari lubang leher. Merasakan ini tiba – tiba tubuhku terasa terbakar,aku merasa semakin bernafsu. Terlebih ketika jari mas bima memilin puting payudaraku, aku tanpa sadar ikut mendesah, akan tetapi suara desahanku tertahan karena batang penis mas Bima telah memenuhi mulutku,

“Ahhh…arrrghhh…”

Kini aku benar – benar terangsang, bibir vaginaku terasa sangat gatal dan cairan dari liang vaginaku terasa semakin mengalir hingga meleleh di paha atas. Kupercepat ritme kulumanku, setelah beberapa saat mas Bima terasa mengejang, dan pinggulnya sedikit terangkat,

“aaaah…….”

Terdengar suara desahannya begitu jelas disertai semburan sperma keluar dari ujung penisnya terasa didalam mulutku. Karena dia mengejang bersamaan pinggulnya terangkat, maka batang penis itu seakan masuk semakin dalam ditenggorokanku sampai aku tersedak dan terbatuk, beberapa cairannya ikut masuk tertelan. Mas Bima segera melepaskan batang penisnya dari mulutku.

“Kamu gak papa Wulan?” Tanya mas Bima dengan senyum disertai nafas yang masih tersengal

Aku hanya menggelengkan kepala dan ikut tersenyum sambil jariku mengusap ceceran cairan sperma yang keluar dari mulutku.

“Terima kasih ya, aku udah gak kuat lagi Wulan,” Katanya

“Tidak perlu berterima kasih begitu mas, tugasku disini adalah melayani mas Bima. Aku juga minta maaf, karena mungkin ini baru pertama kali mas, “ Kataku, mendengar ini mas Bima hanya tersenyum.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^

Besar Tapi Kecil

Kisah taro – “mak mak minta tolong ambilin handuk ” ucap haryanto anak semata wayang nya kusti atau bisa kita sebut yanto

“iya tunggu sebentar nak ” ucap kusti berjalan mengambilkan handuk”ini handuknya ” kemudian tangan yanto keluar di balik pintu kamar mandi

yanto keluar tubuhnya terbalut handuk berjalan ke kamar nya untuk bersiap siap sekolah..

“nak kalo sudah selesai pakai seragam nya langsung sarapan ya udah mak buatin telor ceplok ini ” ucap kusti di balik pintu kamar anaknya

“iya mak ” jawab yanto

tak lama kemudian yanto keluar mengenakan seragam SMP kebanggaan nya ini..

“mak bapak kemana ??” tanya yanto
“bapak mu lagi di rumah budhe mu tadi padi di telfon ..pakdhe bangun tidur tidak bisa apa2 seperti orang stroke kata budhe ” ucap kusti menemani anaknya makan

Taroslot Bandar Togel Online dan Bandar Slot Terbesar di Indonesia 2021

“walah..ya sudah nanti pulang sekolah tak langsung kerumah budhe dulu ya mak.,.mau lihat kondisi pak dhe seperti apa ” ucap yanto

“iya nak sudah habiskan dulu makanmu langsung berangkat sebelum telat ” ucap kusti sambil menyiapkan tas yanto

“mak aku berangkat dulu…assalamualaikum ”
“wa.alaikum salam ”

tiluling tulingting tiluling tiluling tong “suara nada telfon dari hpnya kusti

” hallo assalamualaikum ”
“wa.alaikum salam ..bu aku mau mengantar kang asep ke rumah sakit dulu sama mbak siti sebelum kang asep lebih parah ” ucap joko suami kusti
“iya pak ..gimna keadaan nya kang asep pak”
tanya kusti
“kang asep tidak bisa apa2 mangka nya mau tak bawa ke RS dulu…yasudah ini mau berangkat …asalamualaikum ”
“wa.alaikum salam.” tut tut tut

siang harinya yanto kerumah budhe siti tapi rumahnya kelihatan sepi di ketuk pintu nya berkali kali tidak ada yang menyaut..yanto akhirnya pulang ingin memberi tahu emaknya kalo rumahnya bude siti sepi

“assalamualaikum mak aku dah pulang”
“wa.alaikum salam ”
“mak rumah bude kok sepi ya…tadi aku mampir dulu kesana ”
“pak dhe asep di bawa ke RS ..tadi bapakmu telfon setelah kamu berangkat ”
“oalah ,.nanti kita ke RS ya mak nengokin pakdhe ”
“iya nak nunggu bapakmu pulang nanti sekalian kesana nya ”

yanto masuk ke kamar mengganti sergamnya dengan baju oblong biasa

oh iya budhe siti dan pak dhe asep ini sangat sayang kepada yanto setiap habis keluar kota atau acara selalu memberikan oleh2 kepada yanto…
anaknya budhe siti sedang bekerja di luar negeri tepatnya di HENGKENG sudah ada 4 tahun belum pulang namanya mbak midah

oh iya budhe siti ini kakak kandung dari joko bapaknya yanto…

habis maghrib yanto dan orang tuanya ke RS menengok asep
mengobrol ini dan itu sampai tak terasa sudah jam 9 lebih yanto yang besok masih sekolah harus pamit pulang,..

3 hari kemudian asep sudah di perbolehkan pulang oleh dokter spesialis nya ..siti menelpon joko untuk menjemputnya dengan mobil carry pick up milik joko yang buat jualan ssayuran…

meski sudah di perbolehkan pulang asep tetap tidak bisa apa2 karena tubuhya sudah stroke harus selalu di terapi kata dokter spesialisnya…

singkat cerita… tiga bulan dari kepulangannya asep ke rumah hari itu hari minggu yanto libur sekolah berencana main ke rumah bude nya ..pagi jam 8 yanto pergi ke rumah bude nya pintu rumah masih tertutup kemudian di ketuk oleh yanto
“tok tok asalamulaikum bude bude ” ucap yanto
kemudian di ketuk lagi dengan keras akhirnya ada jawaban dari bude siti
“wa.alaikum salam iya le bentar ”
tak lama kemudian di buka oleh bude siti ,.yanto kaget saat itu bude siti hanya menggunakan BH khas wanita berumur di desa bawahanya menggunakan celana pendek selutut yang basah ..susu besar bude tak bisa di tutupi oleh bh nya yang sepertinya kekecilan itu membuat yanto terus mengamati nya

“maaf to bude gak dengar …lagi nyuci soalnya ” ucap siti

“kirain sedang ngrontrolin pakhde ke RS ”
“besok jatah kontrol terapi nya le”
“pakdhe sedang apa budhe??”
“langsung ke kamar pak dhe mu aja le …soalnya tdi habis bude suapin sarapan trus bude tinggal nyuci ”
” iya bude ”
“bude lanjut nyucinya ya kalo mau ngeteh ambil saja sendiri di dapur seperti biasa ” ucap bude berjalan ke belakang

yanto berjalan ke kamar pakdhe nya ternyata sedang tidur tak mau mengganggu pak dhe nya tidur yanto ke ruang tamu lagi…

“mending lihatin bude nyuci aja ” pikir yanto

yanto berjalan ke belakang rumah
“pakdhe tidur kok bude”
“oalah malah tidur di bangunin aja le ”
“ngga usah bude …tak disini aja nemani bude nyuci ”
“iya sudah le ”

yanto terus mengamati susu besar bude nya yang sudah berumur itu …umur bude siti sekitar 52 tahunan sedangkan pakdhe asep 54 tahun

siti merasa risih keponakannya yanto melihat diri nya seperti menelanjanginya disisi lain dia terangsang karrna sudah lama tak ada yang menjamah tubuhnya.

Link Terpercaya sebagai berikut : Bandar Togel, Bandar Bola , Agen SBOBET, Bandar Casino Indonesia, Slot Terpercaya, Bandar Slot Online , Taroslot

Silahkan di Add Contact Kami ya Bosku

WHATSAPP : +62822-7690-5650
TELEGRAM : +6282110686901
LINE : 82116524506
TWITTER : @tarosl0t

Terima Kasih ^^