CERITA MISTERI PETAKA MANCING

CERITA MISTERI PETAKA MANCING

KASIR4D –  kali ini Mimin akan  cerita misteri petaka mancing  membaca dengan seksama ya

Cerita Misteri Petaka Mancing

Liburan sekolah hampir usai, anak-anak pastinya tidak ingin menyiayiakan sisa waktu yang ada untuk bermain atau berekreasi, tak terkecuali bagi Riyan dan Rendi.

Mereka merupakan siswa SD dan teman bermain di kampung Wiro Mulyo. Sore itu mereka bersepakat untuk memancing ikan di Embung Kinanthi.

Tempat ini sangat terjaga alamnya sehingga sangat asri dan air embung yang jernih tak khayal anak-anak itu ingin pergi ke tempat tersebut.

“Mana pancinganmu?” tanya Rendi.

“Ini, Aku juga sudah bawa umpan cacing,” timpal Riyan.

Merekapun berjalan bersama menyusuri jalan setapak dengan kanan kiri pohon beringin dan bambu yang tinggi. Angin mulai bertiup yang semakin lama semakin kencang menyebabkan
dedaunan berjatuhan.

Dari kejauhan tampak seseorang yang menggunakan caping dan cangkul yang di letakkan di bahu kanan.
Riyan : “Siapa itu Ren, jangan-jangan?”

Rendi : “Hus jangan aneh-aneh.”

Tak lama orang

misterius itu berpapasan dengan mereka dan ternyata itu Mbah Pardi. Ia merupakan sesepuh di Desa Wiro Mulyo.

Mbah Pardi : “Le, mau kemana sore-sore?”

Riyan : “Ooh Mbah saya kira siapa, ini mau mancing.”

Mbah Pardi : “Loh ini sudah sore, ini kelihatanya mendung, ayo pulang saja bareng Mbah.”

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Rendi : “Halah sebentar saja kok Mbah, kita sudah biasa kesini.”

Mbah Pardi : “Yasudah jangan lama-lama dan segera pulang sebab di sini daerah keramat.”

Mbah Pardipun meninggalkan mereka berdua. Tak lama setelah itu mereka sampai di Embung Kinanthi. Nampak di sepanjang embung di kelilingi oleh pepohonan rindang berumur ratusan tahun serta bebatuan besar dengan perbukitan yang masih asri.

Riyan : “Pulang wae yok Ren, sudah dua jam kita ndak dapat ikan, ini sudah mau maghrib juga.”

Rendi : “Nanggung kalau kita pulang sebentar lagi pasti dapat.”

Riyan : “Tapi di sini seram, katanya ada penunggu.”

Rendi : “Mitos itu, kalau ada hantunya mana biar aku pukul, haha.” (sambil tertawa).

Tiba-tiba segerombolan kelelawar keluar dari sarangnya mengelilingi langit ditambah suara burung gagak yang bersahutan mendandakan hari akan berganti malam. Apa yang dikatakan Mbah Pardi benar hujan akan turun disertai gerimis dan angin kencang. Dan tiba-tiba umpan milik Rendi disambar sesuatu.

Rendi : “Nah, apa aku bilang dapat ikankan.” (senyum bahagia).

Riyan : “Widih besar pasti itu ikannya.”

Keceriaan mereka tiba-tiba berubah menjadi ketakutan. Apa yang menyambar umpan pancing Rendi ternyata bukan ikan melainkan sesosok wanita dengan rambut panjang dan bertubuh ular. Sosok itu tiba-tiba berdiri di atas air dengan mata merah menandakan ia sedang marah. Rendi dan Riyanpun langsung lari terbirit-birit meninggalkan pancing begitu saja.

Bruuk Rendi

terjatuh karena terpeleset dan kakinya terluka. Rendi : “Aduuuh sakiit.”

Riyan : “Cepat bangun Ren,” sambil membopong Rendi.

Suara cekikian wanita terus terdengar sepanjang mereka berlari, hingga akhirnya mereka
menemui rumah gubuk yang diterangi petromaks.

Riyan : “Tolong-tolong,” sambil gedor pintu. Ternyata itu adalah rumah Mbah Pardi.

Mbah Pardi : “Ada apa?”

Rendi : Tolong Mbah kaki saya terluka.”

Mbah Pardipun mengobati luka Rendi dan memberikan petuah untuk tidak bermain hingga menjelang malam terlebih di hutan karena sangat berbahaya.

Ia juga menceritakan mengenai Embung Kinanthi yang konon dijaga oleh sesosok manusia bertubuh ular besar yang merupakan prajurit Nyai Kinanthi untuk menjaga embung. Sosok itu akan menampakkan diri saat terganggu terlebih saat hari berganti malam. Mbah Pardipun mengantarkan mereka pulang kerumah masing-masing dengan selamat.

Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor

Updated: Oktober 16, 2024 — 11:11 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *