CERITA MISTERI GUNUNG ARJUNO

CERITA MISTERI GUNUNG ARJUNO

KASIR4D –  kali ini Mimin akan  cerita misteri gunung arjuno kita  membaca dengan seksama ya

Cerita Misteri Gunung Arjuno

Hari ini adalah hari yang membahagiakan untukku karena aku dan kedua sahabatku akan pergi mendaki untuk pertama kalinya.

Kami sudah mempersiapkan perjalanan ini 3 bulan sebelumnya. Persiapan kami sudah sangat matang, mulai dari mempersiapkan tenda, berbekalan, dan perlengkapan lainnya untuk mendaki.

Kami memutuskan pergi ke gunung Arjuno melalui jalur Sumber Gondo karena menurutin formasi yang ada jalur tersebut sesuai untuk pemula seperti kami.

Alasan lain kami memilih gunung Arjuno karena perjalanannya tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.

Menurut informasi yang kami baca gunung Arjuno bisa ditempuh selama 9,5 jam, maka dari itu kami memutuskan berangkat di sore hari.

Kami berangkat dari rumah Aji pukul 12.00 WIB dan sampai di basecamp gunung Arjumo pukul 15.00 WIB.

Setelah sampai di sana, kami segera mengurus tiket, perizinan, dan mempersiapkan perlengkapan lainnya. Satu jam kemudian yaitu pukul 16.00 WIB kami mulai mendaki.

Perjalanan tidak terasa

menakutkan meski sudah tiga jam kami tidak menemukan satu pun pendaki lain. Baskoro yang memiliki badan lebihkecildaripadaaku dan Aji tentunya lebih cepat lelah.

“Istirahat di sini duluya, pegel nih jalan terus.” ucap Baskoro.

“Dasar lemah.” jawab Aji.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Kami pun memutuskan untuk bersitirahat terlebih dahulu sebelum memasuki Alas Lali Jiwo. Alas Lali Jiwo adalah hutan yang memiliki banyak misteri.

Konon ceritanya Alas Lali Jiwo adalah sebuah hutan yang dapat membuat seseorang lupa diri. Namun, tidak semua orang yang melintasi Alas Lali Jiwo akan lupa diri, hanya orang orang yang memiliki niat jahat dan melanggar peraturan di Alas Lali Jiwo.

Kami memasuki Alas Lali Jiwo pukul 19.00 WIB dan Aji yang menjadi pemimpinnya. Baskoro berada di paling belakang karena merasa lelah dan selalu mengeluh.

Setelah empat jam perjalanan kami melihat seorang laki-laki yang duduk kelelahan di bawah pohon. Aji segera menghampiri dan menanyakan keadaan laki-laki itu.

“Mas, mas kenapa? Mas di sini sendiri?” ucap Aji.

“Saya kelelahan, Mas. Teman saya sudah naik duluan.” ucap laki-laki itu.

Laki-laki itu bernama

mas Cokro dan berasal dari Magetan. Wajahnya sangat pucat dan terlihat sangat kelelahan, maka dari itu kami memberikan sedikit perbekalan yang kami bawa.

Namun, mas Cokro menolaknya dan malah meminta untuk bergabung dengan tim kami. Aku, Aji, dan Baskoro dengan senang hati menerima mas Cokro di tim kami.

Suasana di Alas Lali Jiwo sangat gelap. Perjalanan kami terganggu dengan adanya kabut berwarna putih yang menutupi pandangan. Setelah satu jam berlalu kami berempat berhasil melewati Alas Lali Jiwo.

Tidak lama setelah itu kami mendengar suara ramai-ramai seperti aktivitas di sebuah pasar. Aji yang penasaran dengan suara itu memutuskan untuk mencari tahu sumber suaranya.

“Bentar ya, kalian di sini aja. Aku mau cari sumber suaranya.” ucap Aji.

“Gak usah Ji, kurang kerjaan banget kamu.” ucap Baskoro.

“Ayo ikut Aji aja Bas, nanti ilang dia kalo sendirian.” Ucapku sambil menarik tangan Baskoro.

Ternyata benar kami melihat sebuah pasar yang sangat ramai dikujungi pembeli. Ada yang menjual jajanan pasar seperti lemper, lapis, getuk, onde-onde dan lain sebagainya.

Baskoro yang dari tadi mengeluh kelelahan ia pun meminta untuk beristirahat di pasar tersebut dan membeli tiga buah lemper untuk mengganjal perutnya. Hanya 2 lemper yang ia makan dan satunya ia masukan kedalam tas.

Setelah dirasa cukup berkeliling di pasar, kami kembali melanjutkan perjalanan. Tidak lama kemudian, akhirnya kami sampai di pos 5 yang dinamai Mangkutoromo.

Kita pun segera mendirikan

tenda dan membuat api unggun karena ingin memasak makanan dan untuk menghangatkan tubuh.

Baskoro yang saat itu kelaparan sembari menunggu makanan matang, ia mengambi llemper yang tadi dibeli.

Saat Baskoro mengambil lemper itu Baskoro terkejutk arena lemper yang tadi ia beli, tiba-tiba berubah menjadi batu. Baskoro langsung berlari menemui aku dan Aji untuk melaporkan hal tersebut.

“Ji Ji liatt ji, kamu ingetkan tadi aku beli lemper. Nah ini berubah jadi batu.” ucap Baskoro ketakutan.
“Gak mungkin, ada-ada saja kamu,” ucap Aji.

“Kamu lupa naruh paling Bas.” Ucapku meyakinkan Baskoro.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

setelah lama berpikir, Baskoro pun percaya dengan ucapan kami. Ia memutuskan untuk kembali ke tenda dan tidak memikirkan lempernya lagi.

Tidak lama setelah itu aku dan Aji menyusul Baskoro ke tenda untuk memasak mie instan. Setelah kami semua kenyang kami memutuskan untuk tidur sebentar.

bangun tidur kami langsung melanjutkan perjalanan menuju puncak. Setelah lama berjalan, kami beristirahat sebentar.

Saat istirahat kita bertemu dengan rombongan lain yang berisikan empat orang. Mereka berempat sedang menuju perjalanan ke bawah, kami pun menyapanya dan berkenalan.

“Halo, salam kenal aku Raffi yang di tengah itu Aji yang di tengah ada Baskoro dan satu lagi mas Cokro, nama kalian siapa?” tanyaku.

“Halo, namaku Bimo, yang di tengah itu Ali dan dua belakang itu bernama Dewa, dan Bagus.” Jawab Bimo.

“Omong-omong kalian berani sekali mendaki hanya bertiga apa kalian tidak takut?” tanya Bimo.

“Ha bertiga? kami ada berempat,” jawab Ai.

segera melihat ke belakang dan Mas Cokro masih ada. Kami tidak mengerti, kenapa mereka tidak bisa melihat mas Cokro.

“Kalian itu bertiga, bukan berempat.” tegas Ali.

“Kalian tidak tahu kalau naik gunung Arjuno gak boleh ganjil? Nanti bisa ada yang membuat genap.” ucap Bimo.

Kami sama sekali tidak mengerti mitos di gunung Arjuno mengenai pendaki yang tidak boleh ganjil. Kami kira hal tersebut tidak menjadi masalah.

Bimo pun bercerita mengenai para pendaki yang diharuskan dalam jumlah genap, tidak diperbolehkan dalam angka ganjil. Jumlah pendaki tidak boleh ganjil.

Masyarakat sekitar percaya jika pendaki berjumlah ganjil akan digenapkan makhluk halus dalam gunung.

“Kalian tidak tahu ya, dulu ada seorang pendaki yang naik sendirian tiba-tiba ia tergelincir dan jatuh kedalam jurang. Pada akhirnya ia berhasil ditemukan oleh tim SAR tetapi kata warga setempat ia masih berkeliaran di gunung ini karena belum berhasil sampai ke puncak.” ucap Bimo.

Teman Bimo yang bernama Dewa menyarankan kami untuk menemui ustad Hasyim ia adalah sesepuh desa Singosari, kami harus menemuinya agar kami dilepaskan dari gangguan penunggu gunung Arjuno.

Setelah mendengar cerita dari Bimo dan saran dari Dewa. Kami segera menyelesaikan pendakian dan segera turun.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Setelah aku, Aji, dan Baskoro sampai di bawah, kami langsung bersih-bersih, merapikan peralatan dan seger amencari ustad Hasyim.

Kami akhirnya bertemu ustad Hasyim setelah berkeliling desa. Ternyata ustad Hasyim sudah mengetahui maksud kedatangan kami.

“Kalian bertiga datang menemui saya karena orang keempat dalam rombongan kalian kan.” ucap ustad Hasyim.

“Bagaimana ustad bisa tau, padahal kami baru saja datang menemui ustad?” tanya Aji.

“Ia masih bersama kalian sampai saat ini. Tunggu sebentar ya.” ucap ustad Hasyim.

Ustad Hasyim segera masuk ke rumah. Tidak lama kemudian ia kembali dengan 3 gelas air putih. Kami bertiga diminta untuk memejamkan mata dan membaca surah Al-Fatihah 7 kali. Ustad Hasyim pun, melafalkan doa-doa sembari memegang gelas tersebut.

Setelah selesai membaca doa, ia meminta kami untuk meminumnya. Katanya penunggu gunung Arjuno, akan meninggalkan kami setelah kami keluar dari daerah ini.

Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor

Updated: September 29, 2024 — 9:46 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *