CERITA HOROR MIA PENJUAL ROTI

CERITA HOROR MIA PENJUAL ROTI

KASIR4D –  kali ini Mimin akan  cerita horor mia penjual roti membaca dengan seksama ya

Cerita Horor Mia Penjual Roti

Tiap malam biasanya Mia bertugas kulakan roti dan makanan kering lainnya.

Dia ditemani Mas Nanung, kakaknya.

Mia naik sepeda jengki, Mas Nanung naik sepeda lainnya.

Bagian belakang sepeda Mas Nanung terdapat bronjong dari bambu untuk membawa dagangan.

Dari rumah Mia berangkat duluan.

Jalan yang dilalui cukup terang kecuali ada pemadaman listrik, jadi Mia merasa aman.

Setelah melewati jalan raya, suasana lebih ramai.

Mia tidak merasa takut sedikit pun. Mia menuju kampung Ngadiwinatan, Yogyakarta.

Di tempat itu banyak pedagang dari berbagai kecamatan yang berbelanja.

Setelah Mia selesai mengambil barang dagangan, pas Mas Nanung datang. Mia menata barang dagangan.

Kemudian Mas Nanung akan pulang lebih dahulu.

Mia jauh tertinggal karena Mas Nanung ngebut.

Ada beberapa rute yang sering dilewati. Pertama lewat kampung Gedongkiwo.

Di Gedongkiwo ada bangunan lama (tua) yang telah rusak dan tidak terawat terletak di pinggir jalan.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Rute kedua yaitu lewat pemakaman umum Sariloyo. Rute ketiga yaitu kampung bagian selatan.

Mia sering lewat kampung selatan, sedangkan Mas Nanung lewat Gedongkiwo.

Malam itu Mia tidak diberi tugas berbelanja dagangan.

Sebab keesokan harinya Mia akan ujian Nasional alias Ebtanas kelas 3 SMP (tahun 1987).

Jadi, Mia belajar agar sukses menyelesaikan tes. Ibu dan Mas Nanung malam itu berbelanja dagangan.

Seperti biasa, Mas Nanung pulang duluan setelah semua dagangan masuk dalam bronjong.

Ibu menyelesaian pembayaran. Tak lama kemudian ibu pulang.

Ibu lewat Gedongkiwo tapi jalannya berbeda dengan yang sering dilewati Mia dan Mas Nanung.

Sampai di rumah ibu heran karena Mas Nanung belum tiba di rumah.

Mas Nanung lewat jalan dekat rumah tua. Mas Nanung kaget karena bagian stang ada yang menahan dengan kuat tapi yang memegang tidak kelihatan.

“Tidak ada siapa-siapa tapi kok rasanya ada yang memegang stang dan menahannya.

Lagian jalan ini seperti ada pasirnya, membuat sepedaku terpeleset.”

Mas Nanung tidak kuat mengayuh sepeda dan tak bisa melawan makhluk tak kelihatan.

Sepeda ambruk, Mas Nanung terjatuh. Bronjong itu terisi penuh dagangan.

Untuk menegakkan kembali sepedanya cukup sulit.

Karena barang dagangan cukup berat, Mas Nanung mengalami kesulitan untuk menegakkan sepedanya.

Tak lama kemudian lewat beberapa orang. Orang kampung sebelah.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

“Ada apa, Mas?”

“Hmm tadi saya jatuh, Mas.”

“Kami bantu, Mas.”

“Matur nuwun.”

Akhirnya sepeda bisa berdiri tegak, lalu mereka meninggalkan tempat itu.

Sampai di rumah, Mas Nanung langsung minta minum.

“Teh panas, teh panas.”

Mia mengambilkan teh panas. Setelah tenang, Mas Nanung menceritakan kejadian sebelumnya.

“Lo, berarti yang aku lihat tadi kamu. Aku lihat ada kerumunan orang.”

“Aku dibantu orang lewat, Bu.”

“Oalah, berarti kamu kena teror pasir. Beberapa orang juga jatuh di situ dari sepeda karena terpeleset pasir.

Padahal jalan itu padat dan tidak ada pasirnya.”

“Stangku ditahan. Melawan sesuatu yang nggak kelihatan itu memang nggak bakalan menang. Dunia kita beda!”

Pagi harinya Mas Nanung membuktikan ada pasir atau tidak di tempat itu.

Ternyata sama sekali tak ada pasir.

Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor

Updated: Oktober 28, 2024 — 10:48 am

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *