CERITA MISTERI WARUNG JANDA SEBELAH
KASIR4D – Cerita kali ini Mimin akan menceritakan cerita misteri warung janda sebelah. Yuk mari kita membaca dengan seksama ya
Cerita Misteri Warung Janda Sebelah
Aku hendak bangkit dan berlari mengejar sosok yang kurasa wanita berpakaian serba hitam itu. Namun Ibu buru-buru menarik tanganku. Mencegah agar aku tak beranjak dari tempatku.
“Ora pareng (nggak bagus), Nduk, selesaikan dulu baca doanya, baru nanti apa keperluannya. Ndak enak juga sama orang-orang.”
“Tapi, Bu, tadi ada ….” Aku masih penasaran dengan sosok yang tak sempat aku lihat.
“Ssstttt, ayo lanjut!” Ibu menepuk pundakku agar fokus dengan doa yang sedang di bacakan oleh Pak Ustadz setelah Mas Romi di kuburkan.
Aku menarik napas dalam-dalam, sepertinya tak cukup Allah beri aku cobaan dengan mengambil suamiku begitu cepat. Sekarang mengenai kejanggalan atas kematiannya harus aku cari tahu sendiri.
Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya
Entah kenapa aku yakin sekali kalau janda tanpa anak itu ada hubungannya dengan kematian Mas Romi. Walaupun aku sendiri tidak tahu harus mencari wanita berparas ayu itu ke mana. Aku merasa ada hal janggal yang di tutupi Mbah Yem dan juga Mbak Murti, tapi tujuannya apa, aku pun tak begitu paham.
Cuaca yang tadi terik, kini mendadak gelap. Awan hitam tiba-tiba bergulung berarak menyelimuti area pemakaman. Satu per satu tetesan air langit mendarat di bumi, membasahi setiap apa yang ada di sini.
Satu per satu orang-orang berlarian meneduhkan diri di bangunan tempat menyimpan keranda mayat. Sebagian orang berhamburan ke motor mereka masing-masing dan pergi meninggalkan area pemakaman. Sekarang di sini hanya tinggal aku seorang, meratapi kepergian Mas Romi yang benar-benar membuatku syok seperti orang buta yang kehilangan tongkatnya.
Bagaimana Aku Bisa Hidup Tanpa Mas Romi
Sedangkan selama ini aku selalu bergantung dengannya. Apalagi aku hanya seorang ibu rumah tangga yang hanya mengurus rumah, anak-anak dan suami. Selama ini aku pun belum pernah bekerja. Karena setelah lulus SMA, aku langsung di pinang oleh Mas Romi.
Selain itu aku hanya membantu seadanya saja di ladang, ketika musim tanam dan musim panen. Selebihnya aku tak tahu apa-apa yang di lakukan Mas Romi. Di mana dia jual semangka-semangka itu dan bagaimana prosesnya aku tak tahu. Aku hanya terima beres setelah menjadi u4ng.
Bukan tanpa alasan, kata Mas Romi, kerjaanku hanya di rumah, tidak perlu ikut campur dalam mencari nafkah, karena itu tugas seorang suami. Tugas istri hanya melayani suami. Aku pun menurut apa yang dia katakan. Hingga saatnya dia di ambil Allah, aku kelimpungan, tak tahu apa yang harus aku lakukan nanti.
Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya
“Mas, gimana hidupku nanti tanpa kamu? Gimana aku mau hidupin anak-anak tanpa kamu, Mas?” Aku peluk nisannya yang masih tercium bau cat.
Derai air hujan semakin intens membasahi seluruh tubuhku. Hingga baju yang kukenakan sudah basah seutuhnya dengan air hujan.
“La, sudah, ayo kita pulang!”
Aku mendongak, tampak wajah Nur yang juga terlihat sembab, dia memegangi payung hitam di tangannya.
“Ibu mana?”
“Itu masih berteduh. Kok aneh ya, tiba-tiba turun hujan begini, padahal matahari lagi terik-teriknya.”
Aku lirik ibu, Mbak Yanti dan yang lainnya masih berteduh di bangunan tempat penyimpanan keranda mayat tadi. Mereka melambaikan tangan agar aku mendekat.
Aku yang sudah basah kuyup pun bangkit dan ikut mendekat ke arah mereka.
“Nur, antar Lila pulang, biar dia langsung mandi, takut nanti malah dia masuk angin. Ibu
Sama Yang Lainnya Biar Nunggu Reda
“Nggih, Bu. Ayo La! Kamu pake mantel ya.”
“Nggak usah, Nur, kamu saja, aku udah basah.”
Nur mengangguk, tak banyak protes seperti biasanya. Dia walaupun suka ceplas-ceplos, tapi di alah temanku yang paling perhatian sejak dulu.
Begitu tiba di rumah, aku langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Sementara Nur pun pamit pulang ke rumah terlebih dahulu juga untuk membersihkan diri.
“Nanti setelah mandi, aku ke sini lagi, La.”
“Urusin anak-anak sama suamimu dulu, Nur, kasihan mereka seharian kamu tinggal di sini.”
“Tenang aja, La, Mas Dedi udah terlatih ngurus anak-anak. Malah lihaian dia daripada aku.”
Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya
Aku tersenyum kecil, baru ingat kalau Nur juga pernah jadi TKW selama lima tahun setelah anak pertama mereka lahir. Tak heran memang kalau di desaku ini banyak para wanita yang menjadi TKW di luar negeri. Karena memang sudah turun temurun dari zaman nenek moyang dulu. Mungkin hanya aku salah satunya yang belum pernah keluar negeri untuk mengadu nasib di negeri orang. Entah nanti setelah kepergian Mas Romi, apa pendirianku akan goyah atau tidak.
Usai mandi, aku susul anak-anak di kamar. Ternyata di sana mereka masih terlelap, di temani oleh Bu Sri, guru ngaji mereka. Bu Sri yang rumahnya tidak jauh dari rumahku memang dekat dengan anak-anak. Mereka pun sering main ke rumah Bu Sri.
“Kamu istirahat aja, La. Anak-anak baru saja tidur, nanti kalau udah mau Magrib, biar ibu bangunin.”
“Terima kasih, Bu, sudah bantu jaga anak-anak.”
Nggak Masalah Selagi Ibu Bisa Bantu, Pasti Ibu Bantu
Aku beringsut ke kamarku dan Mas Romi. Masuk ke kamar ini, kembali aku di ingatkan oleh sosok penyayang itu. Bahkan aroma tubuhnya tadi pagi masih tercium di area kamar ini. Lagi-lagi air mataku berderai tanpa di komando.
Malamnya setelah tahlilan malam pertama, Nur memutuskan untuk menginap di rumah, dia tak tega meninggalkanku dalam keadaan kacau. Walaupun ada ibu mertua dan Mbak Yanti yang juga menginap, dia tetap ingin menemaniku.
“Aku pulang bentar, La, ambil HP, tadi aku sengaja tinggal di rumah.”
Aku mengangguk pelan. Kepalaku pun berdenyut karena efek terlalu lama menangis.
Nur pun lantas keluar dari kamar, tak berapa lama terdengar suara motornya menjauh dari are rumah. Namun tiba-tiba, suara motornya kembali terdengar. Wanita itu pun muncul di balik pintu dengan wajah pucat.
“Ed4n, warunge Mbak Murti buka, ramene pol.”
“Hah? Yang bener?”
Bersamaan dengan itu, tiba-tiba tetap pemandian jenazah yang memang belum di kembalikan, berbunyi-bunyi glodek-glodek dengan sendirinya.
“Innalillahi.” Aku dan Nur berucap bersamaan. Mendadak tengkukku meremang. Tandanya jika benda itu berbunyi, ada seseorang yang akan meninggal dunia.
Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor