MISTERI WARUNG DEPAN RUMAH

MISTERI WARUNG DEPAN RUMAH

KASIR4D – Cerita kali ini Mimin akan menceritakan kisah misteri warung pak sugeng yang berada di depan rumah. Yuk mari kita  membaca dengan seksama ya

Misteri Warung Depan Rumah

Aku Segera Menyeka Air Yang Hampir Lolos Dari Ujung Mata

Aku kembali menyelidik ke segala sisi, tetapi tidak ada sesuatu yang aneh. Suasana sepi membawa hawa mencekam dalam beberapa saat. Memang hanya ada beberapa rumah di sekitar sini dan kebanyakan dari mereka merantau, menyebabkan banyak rumah kosong. Sedangkan di ujung sana, ada anak sungai yang terhubung dengan sungai terbesar di Pulau Jawa, Bengawan Solo.

Sebenarnya, mendengar desis ular bukan sesuatu hal yang baru untukku, karena dulu aku sering bermain di dekat sungai dan sering juga bertemu dengan makhluk melata itu. Namun, kali ini rasanya berbeda, seolah tadi bukan desis ular biasa.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Aku menghela napas panjang, sekali lagi pandangan kuedarkan ke berbagai sisi, mencari sumber suara yang tadi terdengar sangat jelas dan tiba-tiba menghilang saat aku berbalik.

“Aneh.” Aku mengangkat bahu bersamaan dan langsung berbalik masuk ke rumah.

Sebelum menutup pintu, entah kenapa aku tertarik melihat rumah besar itu sekali lagi. Seperti ada energi yang membuatku ingin terus melihatnya.

“Nduk!”

Spontan aku terperanjat saat pundakku di sentuh Ibu.

“Liat apa to kamu?” Ibu mengambil alih gagang pintu, lalu menutup dan mengunci dengan cepat. Sekilas, aku menangkap kekhawatiran di wajah teduh itu.

Tadi aku denger desis ular Bu

“Ular?” Ibu terlihat terkejut. “Tapi kamu ndak papa to?” Seketika tubuhku di bolak-balik oleh Ibu.

“Nggak papa, Bu. Kan cuma denger suaranya, bukan ketemu. Tadi ketemunya malah sama Ayuk dan bener kata Ibu, Ayuk berubah banget.”

Ibu tampak ingin mengatakan sesuatu tapi seperti tertahan, tangan beliau akhirnya turun dari pundakku lalu meraih bungkusan sate di tangan.

“Ayo makan dulu,” ucap Ibu sambil berjalan ke arah meja makan.

Melihat ekspresi beliau, aku semakin yakin kalau ada yang aneh dari warung depan rumah itu. Dan … kenapa Ibu terlihat terkejut tadi saat aku mengatakan ular?

“Nduk!”

Panggilan Ibu membuyarkan lamunan dan membuatku bergegas berjalan ke arah Ibu.

Walau sedang tidak salat, tetapi aku terbiasa bangun subuh. Seperti kali ini, setelah menulis beberapa paragraf untuk artikel yang akan aku kirim ke salah satu redaksi koran, aku menyapu halaman yang kotor oleh daun-daun kering. Padahal kemarin sore baru saja di sapu Ibu, beginilah resiko punya halaman rumah yang di tumbuhi beberapa pohon besar.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

“Ibu ke pasar dulu. Mau di belikan apa, Nduk?”

Aku menoleh ke arah Ibu dan menghentikan aktivitas menyapu. Ibu terlihat cantik dengan daster batik dan jilbab putihnya. Sejenak aku berpikir. “Klepon kayaknya enak, Buk. Sama … ketan juruh bubuk.”

Ibu tersenyum sambil memasukkan dompet ke tas belanja yang terbuat dari anyaman daun pandan. “Ibuk pergi dulu, jangan ke mana-mana. Jaga rumah.”

Aku terbahak. “Siap, Komandan!”

Seakan nostalgia, ketika dulu aku di tinggal pergi Bapak-Ibu dan di beri pesan yang sama seperti sekarang. Setelah Ibu pergi, aku kembali menyapu.

Tak berapa lama, terdengar seperti pintu garasi di buka. Refleks aku menoleh ke arah sumber suara yang berasal dari warung depan rumah.

Pak Sugeng?

Mata Kami Bertemu Beberapa Saat

Sebelum akhirnya ia kembali masuk sambil berteriak memanggil seseorang. Sejurus kemudian, tampak pria berbadan gemuk keluar bersamaan dengan dua temannya. Sejenak kami bertatapan, aku melempar senyum mencoba menyapa, tapi mereka malah saling berbisik lalu segera membuka lebar-lebar pintu garasi yang tadi baru terbuka sedikit oleh Pak Sugeng.

Kenapa, sih, mereka? Apa ada yang aneh dariku? Aku memeriksa pakaian dan jilbab, kayaknya biasa aja. Sesekali memperhatikan mereka yang tampak sibuk di sana, sembari melanjutkan menyapu dan menyiram tanaman.

“Tika!” Panggilan dari belakang membuatku berbalik, ternyata Pak Sugeng. “Sini sebentar!”

“Iya, Pak.”

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Aku bergegas mematikan kran dan beranjak keluar halaman. Langkahku yang tadi begitu semangat tiba-tiba memelan,teringat pesan Ibu kalau tidak boleh ke mana-mana. Ah, tapi ini cuma ke depan rumah. Nggak apa-apa kali, ya? Akhirnya aku tetap mendekat ke arah Pak Sugeng.

“Apa kabar, Pak? Sekarang sudah sukses, ya, Pak.” Basa-basiku saat sudah berada di depan rumah besarnya.

Tubuhnya yang dulu kurus, kini terlihat lebih gemuk walau masih sama hitamnya. Rambutnya pun mulai memutih.

“Hm, ya, sehat. Ibumu mana?”

“Ibu lagi ke pasar, Pak.”

Pandangan Pak Sugeng Tertuju Pada Rumahku

“Sudah sarapan? Mampir, ada Ayuk sama ibunya di dalam.”

“Belum, Pak. Tapi tadi udah titip Ibu kok.”

Pak Sugeng diam saja, dari tadi raut wajahnya sangat datar. Padahal dulu dia sangat ramah dan murah senyum.

“Sambil nunggu ibumu pulang, ngeteh-ngeteh dulu di dalem. Sekalian ambil jatah bulanan sembako buat ibumu.”

Aku sedikit menimbang-nimbang, penasaran juga sama isi rumah mewah ini.

“Ayo!” ucap Pak Sugeng sambil berbalik, ia membuka gerbang dan melangkah mendahului.

Lima menit aja nggak apa-apa kali, ya? Habis itu aku langsung pulang, sebelum Ibu datang.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Saat kakiku bersiap melangkah melewati gerbang besar itu, aku mendengar desis ular persis seperti semalam. Namun, kali ini lebih berisik.

“Astagfirullah!” Aku refleks berjalan mundur.

Pak Sugeng seketika menghentikan langkah dan berbalik menatapku.

“Barusan denger suara ular, Pak?”

Kali ini ekspresi wajah Pak Sugeng sulit di artikan. Seketika ia melangkah dengan cepat ke arah gerbang dan menutupnya keras tepat di depanku.

Aku sangat terkejut dengan reaksinya. Kenapa? Apa ada yang salah dengan ucapanku tadi?

Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *