MISTERI PERKEBUNAN ANGKER

 MISTERI PERKEBUNAN ANGKER

MISTERI PERKEBUNAN ANGKER

KASIR4D – Cerita kali ini Mimin akan menceritakan tentang cerita misteri misteri perkebunan angker, Yuk mari kita  membaca dengan seksama ya.

Alur cerita misteri perkebunan angker

Desa Sindang Hulu, 1953.
Sebagian limpahan anugerah Tuhan terhampar di salah satu desa terpencil di pedalaman Sumatera. Terang saja di bilang begitu, karena desa ini wilayahnya subur, sungai besar dengan airnya yang bersih mengalir di batas desa, udara dan alamnya indah, di kelilingi hutan belantara yang tampak seperti melindungi dari dunia luar. Kira-kira gambarannya seperti itu.

Bukan termasuk desa yang berada di dataran tinggi, tapi udaranya cukup sejuk walau berada gak jauh dari bentangan garis khatulistiwa.

Sebagian besar penduduknya bekerja dengan bertani atau berkebun, di tunjang dengan tanah subur dan air berlimpah, hasilnya mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup. Hasil tani dan kebun nantinya akan di jual ke kota, atau di tukar dengan barang-barang kebutuhan lain yang belum bisa mereka hasilkan sendiri.

Kejadian Aneh Di Desa

Desa ini gak terlalu besar, jumlah penduduknya hanya puluhan kepala keluarga, gak sampai ratusan. Sehingga mungkin masing-masing orang yang tinggal di situ kenal satu sama lain.

Letak satu rumah dengan rumah lain berjarak cukup jauh, masing-masing memiliki halaman luas dengan pepohonan di dalamnya.

Warganya lebih banyak berjalan kaki kalau bepergian ke mana pun, tapi kalau jaraknya cukup jauh mereka akan menggunakan seped. Gerobak yang di tarik sapi atau kerbau akan dan bisa menjadi alat tansportasi kalau harus membawa barang bawaan cukup banyak, hasil kebun dan tani contohnya.

Secara keseluruhan, Desa Sindang Hulu ini bisa di bilang desa yang penduduknya hidup damai dan tentram, dengan alamnya yang indah.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

~Pada suatu malam,~
Bulan yang sebelumnya menerangi dengan pantulan sinarnya, kini tertutup awan kusam. Makanya, Yudar memutuskan untuk menyalakan lagi obor di tangan karena suasana jadi gelap total.

Rumah-rumah penduduk yang di lintasi hanya kelihatan seperti lukisan hitam, lampu templok yang biasanya di pasang di teras sudah dalam keadaan mati.

Sekitar jam setengah satu lewat tengah malam, Yudar sedang dalam perjalanan pulang setelah berkunjung dari rumah Umay, temannya. Sebenarnya, rumah Umay yang letaknya di desa sebelah, gak terlalu jauh dari rumah Yudar, hanya kira-kira setengah jam bersepeda jaraknya.

Tapi karena kebetulan tadi ketika mau pulang rantai sepedanya putus, terpaksa Yudar harus berjalan kaki.

Yudar Berjalan Kaki Ke Rumahnya

“Ayoklah, aku antar saja kau, Dar. Dari pada harus jalan kaki, kan.”
Sebenarnya Umay sudah menawarkan untuk mengantar pulang dengan berboncengan menggunakan sepedanya, tapi Yudar gak mau, tetap bersikukuh ingin pulang jalan kaki saja.

“Gak apa, May. Tenang saja. Lihat itu bulan bersinar dengan terangnya, gak akan gelap lah di jalan, hehe.” Jawab Yudar menolak tawaran Umay.

Begitulah, akhirnya Yudar benar pulang berjalan kaki, meninggalkan sepedanya di rumah Umay.

Sunyi, sepi, gak ada suara sama sekali, apa lagi di ujung desa. Jalan tanah yang membelah pemukiman sama sekali gelap, tanpa penerangan, hanya cahaya redup malam yang membuat mata jadi terbiasa mengikuti alurnya.

Sudah kira-kira setengah jam Yudar berjalan kaki, hanya tinggal beberapa puluh meter lagi sebelum memasuki wilayah hutan. Bukan merupakan hutan yang rindang, tapi cukup membuat sebagian besar penduduk harus berpikir ulang untuk melintasinya ketika hari sudah gelap.

Baca Juga >>> Kasir4D : Agen Togel, Bandar Togel , Casino Online terpercaya

Hutan ini lebih banyak berisi pepohonan kapas dan rindang bambu, akan menimbulkan suara riuh seram ketika bergerak di terpa sepoi angin.

Keangkeran Di Hutan Perkebunan Kapas

Di dalam hutan akan di temui sungai cukup besar, kalau mau menyeberang harus menaiki jembatan kayu yang melintang di atasnya.

Jembatan kayu ini sangat kokoh, sudah puluhan tahun jadi penghubung dua desa, dapat di lalui juga oleh gerobak/kereta yang di tarik Kerbau atau sapi.

Nah, sungai inilah sebenarnya yang jadi batas antara desa Umbulan Batu tempat tinggal Umay dan sindang hulu tempat tinggal Yudar.

Menyeka keringat, Yudar menarik nafas panjang lalu menghelanya, ketika langkah kaki mulai masuk wilayah hutan pada akhirnya. Sudah beberapa kali dia memaki diri dalam hati kenapa harus sampai berada di dalam situasi seperti ini, situasi mencekam dan mulai menakutkan, berjalan kaki di tengah malam.

Tapi nasi sudah menjadi bubur, gak lagi bisa mengubah alur.
Jalanan desa yang tadinya melintas di depan rumah-rumah penduduk, kini sudah berubah, kanan kiri hanya terlihat pepohonan rapat menghias kelu malam.

Ketakutan Yudar Di Hutan

Coba untuk mengabaikan sekitar, Yudar terus melangkah. Api dari obor yang dia genggam, bergeliat bergoyang tertiup pergerakan angin, cahayanya menghasilkan bayangan dari objek apa pun yang ada di hadapan.

Tiba – tiba dia meihat ada yang terbang, di atas kepalanya berwarna putih yudarpun merasa ketakutan dan kaget melihat itu tersebut. Dan merasakan ada yang menggikuti dia, Dia pun langsung pergi bergegas menuju ke rumahnya.

Yudar berjalan dengan cepat dan harus
Balik kerumah secepat mungkin ya bosku,
Di apun masih berputar – putar di perkebunan hutan itu. Dan tidak bisa menemukan jalan keluar, Sudah hampir 5jam, di hutan perkebunan tersebut.

Meninggalnya Yudar Di perkebunan

Tiba-tiba yudar ada yang memanggil dia dari belakang ternyata, itu iblis yang wajahnya berwarna merah dan mata keluar. Iblis itu mendekati yudar dan yudar tidak mau berdiam dan dia langsung lari Secepat-
cepatnya. Setelah itu dia masuk kelubang, paret yang dalam, kepala yudar pun pecah dan banyak menggeluarkan banyak darah, Dan yudar pun meninggal dunia kerena itu perkebunan itu angker.

Agen Togel, Bandar Togel, Casino Online, Agen Judi Online, Slot Online Terpercaya, Slot gacor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *