Viral di media sosial KDRT ISTRI SAMPAI MATI kronologi kematian Lisna Manurung alias Mak Kokoh.
Lisna Manurung (30) meninggal dunia tidak wajar di dalam rumahnya pada Jumat (26/12/2023) sekitar pukul 18:30 WIB.
Padahal pada pukul 16:43 WIB, Lisna Manurung masih update status Whatsapp.
Menilik dari akun Facebooknya, Lisna Manurung berusia 30 tahun asal Naga Saribu I, Lintong Nihuta, Humbang Hasundutan, Sumut, meninggalkan dua anak yang masih kecil-kecil.
Adapun postingan @Grasio Manurung ini menarasikan kematian Lisna Manurung penuh dengan kejanggalan.
(Bagaimana kira-kira menurut pandangan kita yang bersaudara ini tentang kematian putri kita yang meninggal ini).
“Ingkon do dohot menurutta PUNGUAN SIANTURI MATANIARI ambil bagian untuk bertanggungjawab dalam hal kasus kematian ito, namboru kita yang mati dengan tidak wajar ini??” sambungnya.
Lalu, di kolom komentar, Grasio Manurung menuliskan kronologis kematian Lisna Manurung alias Mak Kokoh tersebut.
Kronologis dugaan pembunuhan LISNA MANURUNG (mak kokoh)
Di tanggal 12 Agustus 2023 jam 11:33 wib
Dan saya mengkomen status kk itu, dan kkak bilang, dang 10 x beon terjadi jala dang hea au mangalu2 manang na tuise (gk cuman 10× kali ini terjadi sama aku, dan aku gak pernah mengadu sama siapa-siapa).
Dan itu semua ada bukti sama saya, mulai hidung berdarah, dan chat pun ada bukti sama saya, kebetulan pas kk VC saya, saya screen vidio. Saya megang buktinya.
Tanggal 24 Desember kami telponan sama kk, di dalam percakapan kami ini, kk minta saran sama saya. Dek, mau kusuruh dulu abg mu kerja di cabang kalian, gapapa kami jauh untuk sementara, yang penting kerja dia, mumpung di sini bos kalian, biar langsung aku minta sama bos kalian, kalo cuman berharap tanam2an, gak berkembang kami. ya cari suasana lah dulu, biar markoperasi abang mu. gitulah kata kk pas hari Minggu. ya udah gapapa kak, cobalah bilang sama abg, saya bilang gitu.
Dan tanggal 25 Desember 2023 jam 16:25
Kakak nge-WA saya, menanyakan pekerjaan, dan saya tanya, buat siapa ? kerja koperasi. Mulai dari situ mereka sudah cekcok. Dan terakhir saya WA kakak, jam 20.19. Dengan isi chat saya sabar lah kak, berdoa sama Tuhan, semoga berubah hati abg, jangan cepat2 bilang pisah.
Tanggal 26 Desember 2023 jam 16: 43, kakak masih buat status wa : 180/120. Dan saya tidak menanggapi status kakak saya itu.
Jam 18:30 tetangga depan rumahnya menelpon saya pakai telpon suara, mereka sudah dalam keadaan panik, pas mereka ngomong tante,tante tante tante kokoh katanya, trus langsung saya suruh vc, pas di vc saya lihat kk saya sudah dalam keadaan terlentang di dapur, dan kata yang nelpon saya itu kakak jatuh di kamar mandi, dan saya langsung telpon mama, pas mama ke sana dalam jarak waktu setengah jam lebih.
Mama nanya sama Sianturi, ini meninggal karna apa? Sianturi bilang jatuh di
dapur.
Pada malamnya itu mama menangis sambil bertanya apa penyebab meninggalnya kamu boru kuh.
Jadi kami pihak korban, bertanya apakah ada saksi dan bukti bahwasannya kk saya ini gantung diri ?
Apakah kalian bisa menunjukkan saksinya?
Kepala Desanya menjawab ada saksinya.
Dan kami pihak korban bertanya siapa saksinya?
Sementara kepala desanya tidak bisa menghadirkan saksi itu.
Dan Polres menyelidiki ke TKP dan olah TKP penyebab meninggalnya kakak ini,.
Kami pihak korban lemah dalam biaya, karena kebetulan saya sendiri adeknya bertanya sama keluarga berapa biaya otopsi, jawabnya mahal dek, sekitar 50 jt an dan hasilnya keluar 6 bulan. Di situlah kami lemah karna mahalnya otopsi.
Besoknya harapan kami itu tidak dipenuhi pihak Sianturi. Sementara kami pihak korban sudah mencabut laporan penolakan otopsi dan penuntutan kasus ini .
Setelah pulang dari pemakaman, saya langsung menjumpai yang menelpon saya ini, dan bertanya kepada yang menelpon saya ini. Kenapa kk saya dibilang
bunuh diri ?
Padahal kalian pas nelpon saya kalian bilang kk say jatuh di kamar mandi.
Trus yg nelpon menjawab, itunya dibilang jatuh di kamar mandi.
Dan tetangganya yang menelpon saya ini menceritakannya kepada saya.
Begini lah katanya. Suamikuh ketepatan duduk di depan rumah, mendengar suara keributan di rumah mama kokoh (korban), dan lansung pergi ke rumah itu, lalu suamikuh memanggil saya dari depan rumah tersebut, datang lah saya melihatnya, bapak kokoh suda memeluk si korban.
Terus saya bertanya kembali, apakah ada kursi dan kain panjang ditempat itu pas kejadian? Jawabnya TIDAK ADA.
Di situlah timbul kecurigaan kami pihak korban, bahwasannya kk saya ini tidak meninggal akibat gantung diri.
Makanya kami pihak keluarga korban kembali membuat laporan ke polres kasus dugaan Pembunuhan berencana Sama kakakuh ini. Makanya kasus ini kami ingin lanjutkan kembali.
Namun karena ketidak berdayaan biaya maka mama sama saya sendiri tidak sanggup melanjutkan otopsi ke rumah sakit Medan dengan alasan biaya.
“Kronologi langsung dari adik kandung Sundayani Agustina Manurung dari mendiang ito Lisna Manurung,” tulis Grasio Manurung.
“Ok. Amanguda. Nga Mulai Mardalan Proses Hukumna Di Polres HUMBAHAS. Jala Progresna Nungnga Naeng Sahat Tu Proses Penggalian Kubur. Jadi Saran Sian Iba. Ba Ta ikuti Majo Proses Naung Mardalan.
Alana Takkas do Taboto Keluarga Ni Ibototta Tidak Mengeluarkan Sepeserpun Materi Untuk Bantuan Hukum Dari Pengacara, Alani Situasi/Kondisi Ni Keluarga Ni Borutta Na Hurang Mampu Di Materi. Didok Rohakku Nian Support Majo Tabahen Laho Mangurupi Proses Naung Mardalan Nuaeng. Attar Hira Imajo Pandangan Sian Iba Amanguda,”komentar @ Lambok Manurung.
“Nunga Bapa, alai dang adong Dope pergerakan. Sai holan nalalap pertemuan dan pertemuan… Jala dibebani tu keluarga iboto’tta on masalah perihal biaya Lao mangotopsi mendiang iboto’tta na mate i..”balas @Grasio Manurung.
Cobalotto02